Anda di halaman 1dari 9

Nama : Annisya Syahrani

NPM : 182103024
Mata Kuliah : Pengorganisasian Sosial
Jurusan : Pendidikan Masyarakat
Dosen : Ahmad Hamdan, M.Pd.

LEMBAR JAWABAN UAS SEMESTER GENAP 2021


1. Pengorganisasian sosial atau pengorganisasian masyarakat pada dasarnya adalah
proses membangun kekuatan dengan melibatkan konstituen sebanyak mungkin
melalui proses menemu kenali ancaman, potensi, organisasi, birokrasi, dan daya
dukung lainnya untuk mengambil tindakan secara sadar dalam mencapai
perubahan yang lebih baik. Jelaskan maksud pernyataan tersebut! Bagaimana
strategi dan proses mengorganisasikan masyarakat untuk mencapai perubahan
yang lebih baik bagi masyarakat!
Jawab:
Dalam pengorganisasian sosial atau pengorganisasian masyarakat tidak hanya
terfokus kepada bagaimana caranya masyarakat mampu terorganisir dan berdaya, tetapi
juga harus memperhatikan proses-proses lain seperti potensi masyarakat, organisasi,
birokrasi, ancaman, dan daya dukung lainnya. Hal ini menjadi elemen penting sehingga
masyarakat dapat diorganisasikan dengan baik bila hal-hal tersebut juga di kenali lebih
awal pada proses pengorganisasian kepada masyarakat atau sosial. Sehingga dalam
proses mengorganisasikan masyarakat agar mencapai perubahan yang lebih baik perlu
diperhatikan beberapa aspek agar masyarakat memiliki kemauan untuk ikut
berpartisipasi dan proses pengorganisasian bisa lebih terarah tanpa ada kesalahan dan
perasaan terasingi selama menjalankan kegiatan.
Adapun proses pengorganisasian masyarakat sebagaimana yang dikemukakan oleh
Saul Gallerman (dalam Hanizar et al., 2014), yaitu terdiri dari melaksanakan pemikiran
rencana dan tujuan, menetapkan tugas-tugas pokok, membagikan tugas pokok ke dalam
beberapa bagian, membagikan sumber daya manusia dan petunjuk bagiannya, dan
mengevaluasi hasil dari proses penerapan pengorganisasian.
Sedangkan menurut Dirjen KP3K (2006, hlm.15) proses pengorganisasian masyarakat
yang benar harus (a) sesuai dengan budaya dan kebiasaan sosial masyarakat; (b)
menjunjung tinggi hak dan martabat masyarakat; (c) melibatkan masyarakat baik di
dalam perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan; (d) mengutamakan pendapat
masyarakat; (e) dan terus melaksanakan secara berkelanjutan atau kontinu.
Menurut T Hani Handoko (dalam Sunaryanti, 2014) langkah-langkah dalam proses
pengorganisasian dapat ditunjukkan dalam 3 langkah, yaitu:
a. Merinci seluruh kegiatan yang harus dilaksanakan.
b. Membagi pekerjaan keseluruhan menjadi beberapa bagian yang dapat dilakukan oleh
satu orang masing-masing secara adil.
c. Mengadakan serta mengembangkan proses untuk mengatur pekerjaan para anggota
sehingga dapat menjadi kesatuan yang sesuai dan harmonis.
Referensi:
Dirjen KP3K. (2006). Panduan Pembelajaran Mandiri Pengorganisasian Masyarakat.
PT Bina Marina Nusantara.
Hanizar, D. S., Masluyah, & Wahyudi. (2014). Pengelolaan Program Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 3(11), 1–13.
Sunaryanti, S. . H. (2014). Pengorganisasian Sebagai Fungsi Manajemen. Jurnal
Keperawatan, 6(16), 56–59.
2. Jelaskan bagaimana perspektif pengorganisasian masyarakat era covid. Bagaimana
proses pemberdayaan dapat berlangsung sehingga masyarakat tetap dapat
mengembangkan potensinya (sertakan dengan kajian teori tidak hanya pendapat
sendiri).
Jawab:
Pengorganisasian masyarakat di era Covid-19 diperlukan dalam mengorganisasikan
masyarakat agar turut serta mengikuti berbagai macam rangkaian seperti penyuluhan,
ikut serta pelaksanaan hidup bersih, dan pencegahan Covid-19. Selain itu pemahaman
akan pelaksanaan vaksin Covid-19 yang banyak pro dan kontra di masyarakat menambah
perspektif baru sehingga pengorganisasian di era covid pun perlu dilaksanakan. Dengan
adanya pengorganisasian masyarakat, lingkungan tempat tinggal akan lebih terkoordinir
mengingat pergerakan virus Covid-19 sulit dihindarkan sehingga perlu adanya partisipasi
masyarakat untuk menjadi pelaku pencegahan virus ini dalam membantu pemerintah
pusat dan daerah.
Proses pemberdayaan masyarakat di era Covid-19 dilakukan agar masyarakat mampu
berdaya secara mandiri dalam mencegah penularan Covid-19, dengan proses atau
tahapan-tahapan yaitu pendataan kesehataan warga di lingkup RT/RW/Desa, mendata
potensi penularan Covid-19 dan potensi wilayah, melakukan musyawarah masyarakat,
menyusun rencana kegiatan masyarakat, dan pelaksanaan kegiatan (Kemenkes RI, 2020
hlm.5).

Referensi:
Kemenkes RI. (2020). Pedoman Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pencegahan
COVID-19 di RT/RW/Desa. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
3. Kita melihat wilayah Ciamis, memiliki banyak potensi wisata yang belum maksimal
pengelolaannya, sehingga belum banyak orang yang mengetahui akan indahnya
destinasi wisata tersembunyi di Ciamis. Pertanyaannya adalah:
a. Bagaimana peran Anda sebagai mahasiswa Pendidikan Masyarakat dalam
memberdayakan masyarakat daerah sekitar wisata Ciamis.
b. Bagaimana cara Anda mengorganisasikan masyarakat untuk mengembangkan
potensi wisata Ciamis.
c. Buat rancangan proposal untuk membantu mengembangkan potensi wisata di
wilayah Ciamis (silahkan pilih daerah mana saja atau tempat wisata mana saja
yang Anda ketahui dan menurut Anda potensial untuk dikembangkan).
d. Lampirkan hasil revisi mini riset dan jurnal yang sudah di share di Classroom
dan hal-hal yang perlu diperbaiki pada saat perkuliahan terakhir MK
Pengorganisasian Sosial tahun akademik 2020/2021.
Jawab:
a. Dalam hal pemberdayaan masyarakat daerah sekitar wisata daerah Ciamis tentu
menjadi suatu hal yang potensial. Daerah wisata bisa menjadi salah satu tempat yang
tepat untuk dilakukan pemberdayaan. Maka dari itu sebagai mahasiswa Pendidikan
Masyarakat perlu untuk mengidentifikasi masyarakat disekitar tempat wisata agar
mereka mampu berdaya. Bisa dengan mengadakan program ekowisata untuk
memperkenalkan tempat wisata tersebut dengan mengajak masyarakat sekitar untuk
turut serta dalam memanfaat tempat wisata dengan menyediakan tempat-tempat
istirahat yang ramah lingkungan sehingga warga masyarakat sekitar tempat wisata
bisa lebih berdaya, atau memberikan pelatihan kepada warga sekitar dalam
memanfaatkan potensi alam lainnya agar dapat bermanfaat sebagai oleh-oleh khas
wisata tersebut.
b. Cara untuk mengorganisasikan masyarakat untuk mengembangkan potensi wisata di
Ciamis dengan cara mengidentifikasi potensi wilayah serta permasalahan yang ada
disana, lalu bekerja sama dengan tokoh masyarakat untuk menciptakan kawasan
Curug Tujuh Cibolang menjadi objek wisata yang lebih baik dan lebih berkembang.
c. Proposal di halaman selanjutnya.
d. Hasil revisi di lampirkan di file lain (terpisah)
PROPOSAL PELATIHAN MENGOLAH SUMBER DAYA ALAM KOPI KEPADA
WARGA SEKITAR WISATA ALAM CURUG TUJUH CIBOLANG KECAMATAN
PANJALU, CIAMIS

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki potensi wilayah wisata alam yang sangat besar mengingat wilayah
alam di Indonesia yang sangat melimpah. Menurut Adhikrisna (dalam Istiyanti, 2020) sektor
pariwisata memberikan kontribusi yang cukup besar untuk pendapatan PDB nasional. Wisata
alam di Indonesia sangat diminati oleh banyak masyarakat umumnya secara internasional,
nama Indonesia sebagai tujuan destinasi bagi wisatawan mancanegara adalah hal yang patut
dibanggakan.
Membahas tentang wisata alam, Kabupaten Ciamis yang merupakan salah satu
kabupaten di provinsi Jawa Barat memiliki salah satu destinasi wisata alam yang cantik dan
letaknya berada di Desa Sandingtaman, Kecamatan Panjalu, yaitu Curug Tujuh Cibolang.
Curug Tujuh Cibolang ini memiliki 7 curug yang berbeda di setiap tingkat, yaitu ada Curug
Satu, Curug Dua, Curug Tiga, Curug Cibolang, Curug Simantaja, Curug Cileutik, dan Curug
Cibuluh.
Disamping itu, wisata alam Curug Tujuh Cibolang ini berada di atas gunung yang mana
jalan untuk sampai ke Curug dari pintu masuk harus berjalan kaki sepanjang 1 km. Suasana
yang dingin dan asri menjadi kesempatan bagi masyarakat sekitar untuk membuka usaha
warung kopi, serta jasa ojek.
Kondisi sosial masyarakat sekitar wisata Curug Tujuh Cibolang, mayoritas membuka
usaha warung kopi, pusat oleh-oleh, usaha toilet umum, dll. Masyarakat sekitar wisata sangat
terbuka dengan kehadiran para wisatawan, banyak dari mereka pun ramah dan
berpenghasilan petani, pekebun, dan pedagang di sekitar wilayah wisata alam Curug Tujuh
Cibolang.
Selain itu, wilayah di sekitar wisata alam Curug Tujuh Cibolang yang merupakan
pegunungan ini yang terdapat sumber daya alam yaitu perkebunan kopi. Dari hal tersebut,
masyarakat desa bisa menjadikan kopi asli wilayah tersebut sebagai oleh-oleh asli wisata
alam Curug Tujuh Cibolang atau sebagai menu minuman yang khas dari wisata alam Curug
Tujuh Cibolang tersebut.
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara meningkatkan keterampilan warga masyarakat sekitar wisata Curug
Tujuh Cibolang dalam mengolah sumber daya alam lokal kopi sebagai oleh-oleh?

2. Bagaimana cara agar sumber daya lokal daerah Desa Sandingtaman dapat lebih khas dan
dikenal oleh wisatawan luas?
3. Bagaimana metode yang efisien dalam mengolah kopi lokal sebagai oleh-oleh khas
wisata Curug Tujuh Cibolang?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari proposal ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan keterampilan warga masyarakat sekitar wisata Curug Tujuh
Cibolang dalam mengolah sumber daya alam lokal kopi sebagai oleh-oleh.
2. Untuk menjadikan sumber daya lokal sekitar tempat wisata dapat lebih khas dan dikenal
wisatawan luas.
3. Untuk mengetahui metode yang efisien dalam mengolah kopi lokal sebagai oleh-oleh
khas wisata Curug Tujuh Cibolang.

D. Indikator Keberhasilan Program


Dari pelaksanaan program yang dilakukan indikator keberhasilan program ini yaitu:
1. Adanya perubahan pola pikir warga masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam
lokal sekitar tempat wisata.
2. Keterampilan warga masyarakat dapat lebih berkembang dalam menjadikan Curug Tujuh
Cibolang sebagai destinasi wisata yang baik.

E. Manfaat
Adapun manfaat dari proposal program ini, yaitu:
1. Bagi Mahasiswa
Proposal ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi mahasiswa khususnya
mahasiswa jurusan Pendidikan Masyarakat dalam mengorganisasikan masyarakat
sebagai upaya pemberdayaan masyarakat di kawasan wisata alam, khususnya wisata
alam Curug Tujuh Cibolang.

2. Bagi Masyarakat
Proposal ini diharapkan mampu memberikan pemahaman baru kepada masyarakat
mengenai pelatihan pemanfaatan sumber daya alam lokal sekitar tempat wisata Curug
Tujuh Cibolang dan memberikan wawasan serta pengalaman baru dalam program ini.

F. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran


1. Lokasi
Daerah wisata Curug Tujuh Cibolang terletak di Dusun Sanding, Desa
Sandingtaman, Panjalu, Kabupaten Ciamis. Objek wisata alam Curug Tujuh Cibolang ini
memiliki pesona keindahan yang sangat menarik untuk dikunjungi. Curug Tujuh
Cibolang ini adalah curug dengan tujuh buah air terjun yang tersebar dalam beberapa
tingkat dengan jarak yang berdekatan. Jarak objek wisata Curug Tujuh Cibolang dari
pusat kota Kabupaten Ciamis yaitu sejauh 35 km. Untuk wisatawan yang ingin
berkunjung ke objek wisata ini bisa menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat,
dan untuk angkutan umum bisa menggunakan angkutan jurusan Panjalu-Ciamis dari
Terminal Ciamis, atau jurusan Bandung-Kawali via Panjalu. Untuk menempuh ke tempat
wisata Curug Tujuh Cibolang dari pintu masuk harus berjalan kaki sejauh 1 km ke Curug
Satu.

Gambar 1. Peta Letak Objek Wisata Curug Tujuh Cibolang Kabupaten Ciamis

2. Sasaran
Sasaran program ini yaitu masyarakat Desa Sandingtaman sekitar tempat wisata
alam Curug Tujuh Cibolang yakni laki-laki dan perempuan usia produktif (25-45 tahun)
sebanyak 25 warga dari total jumlah penduduk Desa Sandingtaman. Prioritas utama dari
program ini yaitu para pedagang dan warga yang membuka usaha di sekitar objek wisata
Curug Tujuh Cibolang.

3. Kondisi Sosial dan Ekonomi Sasaran


Masyarakat di sekitar objek wisata alam Curug Tujuh Cibolang mayoritas berprofesi
sebagai pedagang, petani, dan pekebun. Dan beberapa diantaranya sangat mengandalkan
objek wisata alam ini sebagai mata pencaharian utama. Warga masyarakat di sekitar
objek wisata pun sangat ramah dan terbuka terhadap wisatawan baik lokal maupun
internasional, dan banyak dari mereka membuka usaha seperti oleh-oleh, toilet umum,
warung kopi, dan sebagainya. Masyarakat Desa Sandingtaman secara ekonomi masih
dalam taraf menengah ke bawah dengan penghasilan tidak menentu dan rata-rata
penghasilan kurang dari Rp.700.000,00 per bulan.

4. Permasalahan yang Dihadapi Masyarakat Sasaran


Permasalahan utama di Desa Sandingtaman adalah masih banyaknya warga yang
kurang memanfaatkan sumber daya alam sekitar untuk dijadikan peluang untuk ladang
usaha. Disamping itu, pendidikan warga yang rendah dan masih banyaknya
pengangguran, menjadi salah satu permasalahan utama Desa ini. Desa Sandingtaman
merupakan lokasi yang strategis untuk memasarkan hasil komoditas alam di wilayah
objek wisata Curug Tujuh Cibolang. Pemanfaatan lahan dan memaksimalkan pengolahan
komiditi lokal diharapkan mampu menciptakan ladang usaha baru dan menjadikan
masyarakat sekitar lebih berdaya.

G. Metode Pelaksanaan
1. Identifikasi Masalah
Dari beberapa uraian di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai
berikut:
a. Kurangnya minat masyarakat untuk mengolah komoditi lokal untuk dijadikan oleh-
oleh khas obyek wisata Curug Tujuh Cibolang.
b. Kurangnya pelatihan kepada masyarakat untuk mengolah komoditi lokal kopi untuk
dijadikan oleh-oleh khas wisata Curug Tujuh Cibolang.
c. Belum adanya informasi lebih terkait pengolahan komoditi lokal di sekitar wilayah
obyek wisata Curug Tujuh Cibolang.

2. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan atau memahami
permasalahan-permasalahan yang perlu diselesaikan. Dalam hal ini wilayah wisata alam
Curug Tujuh Cibolang perlu memperhatikan masyarakat sekitar sehingga analisis
kebutuhan yang perlu dilakukan yaitu mengidentifikasi wilayah yaitu Desa
Sandingtaman, kemudian memahami dan menganalisis yang diperlukan oleh masyarakat,
dan bekerja sama bersama para tokoh masyarakat di wilayah Desa Sandingtaman dalam
upaya memperbaiki wisata alam Curug Tujuh Cibolang menjadi lebih baik lagi.

3. Penetapan Khalayak Sasaran


Penetapan sasaran yaitu berdasarkan masyarakat yang berusia produktif baik laki-laki
maupun perempuan yang bersedia mengikuti program untuk memanfaatkan kembali
sumber daya alam lokal dan komoditi lainnya di Desa Sandingtaman sekitar wisata
Curug Tujuh Cibolang, Panjalu, Ciamis.

4. Penyusunan Program
Susunan program pelatihan ini yaitu terdiri dari tahap perencanaan, tahap persiapan,
tahap pelaksanaan, dan evaluasi.
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini dilakukan perencanaan dengan membentuk dan survei ke tempat
lokasi tempat pelaksanaan program.
b. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan dilakukan kesepakatan dan sosialisasi bersama penduduk dan
tokoh masyarakat sekitar wisata Curug Tujuh Cibolang, dan menyusun jadwal serta
membeli perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan.
c. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan terdiri dari proses pelatihan, dan pengaplikasian. Dalam
tahap ini proses dilakukan dengan memberikan pengenalan mengenai komoditi lokal
di wilayah tersebut, lalu kemudian masuk ke proses pengelolaan untuk menjadikan
kopi sebagai oleh-oleh khas wisata alam Curug Tujuh Cibolang dengan
mengolahnya menjadi kopi bubuk, atau kue berbahan dasar kopi dan sebagainya.
d. Tahap evaluasi
Pada tahap ini dilakukan evaluasi berupa pemberian solusi dan perbaikan terhadap
program yang dilaksanakan apakah dirasa sesuai dengan rencana atau ada yang
kurang dalam proses pelaksanaan program.

H. Penutup
Demikian proposal program pelatihan ini dibuat. Program ini tidak dapat berjalan dengan
baik tanpa adanya dukungan dan kontribusi bersama dari Bapak/Ibu warga masyarakat.
Maka dari itu dimohon kesediaan dan dukungan Bapak/Ibu untuk turut serta demi
terselenggaranya program ini. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima
kasih.

Anda mungkin juga menyukai