Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sejarah dunia membuktikan bahwa kebangkitan sebuah bangsa


tidak lepas dari keikut sertaan para pemuda untuk membangun bangsanya.
Begitu pula di Indonesia, Sejarah mencatat bahwa pemuda berperan
penting membawa perubahan. Pemuda menjadi salah satu peran sentral
dalam masa terbentuknya Indonesia dan masa kemerdekaan Indonesia,
Pemuda menjadi pilar yang membawa Indonesia menjadi kokoh sekarang
ini. Goresan sejarah ini menunjukan bahwa peran pemuda sangat besar
dalam menjemput kesuksesan sebuah bangsa di masa sekarang dan di masa
yang akan datang.
Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanaka oleh
semua komponen bangsa. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadara, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap orang. Dampak yang diharapkan terjadi peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setingi-tingginya ( sistem Kesehatan Nasional
tahun 2009). Pelaksanaan pembangunan kesehatan harus dilakukan secara
berkesinambungan agar dapat meningkatkan satatus kesehatan masayarakat.
Upaya untuk meningkatkan derejat kesehatan yang setinggi-tingginya yang
tersirat dalam UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan. Pada awalnya
hanya menitikberatkan pada upaya kuratif kemudian secara berangsur-
anngsur berkembang kearah keterpaduan upaya kesehatan untuk seluruh
masyarakat dengan mengikutsertakan masyarakat secara luas yang
mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative yang bersifat
terpadu dan berkisinambungan. Ada banyak upaya atatau program
kesehatan untuk masyarakat yang dibuat pemerintah, salah satunya dalam
sector sanitasi adalah program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM) atau dikenali juga


dengan nama Community Lead Total Sanitation ( CLTS ) merupakan
program pemerintah dalam rangka memperkuat upaya pembudayaan hidup
bersih dan sehat, mencegah pelayanan penyakit berbasis lingkungan,
meningkatkan kemampuan masyarakat serta mengimplementasikan
komitmen pemerintah untuk meningkatkan akses air minum dan sanitasi
dasar berkesinambungan dalam pencapaian Millenium Deveploment Goals
( MDGs ) tahun 2019. Upaya sanitisai berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 3 Tahun 2014 yang disebut Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS ), Cuci Tangan
pakai Sabun, Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga, Pengamanan
Sampah Rumah Tangga dan Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (Kemenkes
RI, 2014) adalah pendekatan dengan prose fasilitasi yang sederhana yang dapat
merubah sikap lama, dimana kewajiban sanitasi menjadi tanggung jawab
masyarakat, dengan satu kepercayaan bahwa kondisi bersih, nyaman dan sehat
adalah kebutuhan alami manusia. Pendekatan yang dilakukan dalam STBM
diharapkan dapat menimbulkan kesadran masyarakat bahwa sanitasi merupakan
masalah bersama dan akan berdampak kepada semua masyarakat, sehingga
pemecahan masalah harus dilakukan bersama. Strtegi Nasional STM merupakan
acuan dalam penyusunan perencanaan,pelaksanaan, pemantauan , serta evaluasi
yang terkait dengan sanitasi.

Kesehatan lingkungan yang kurang baik merupakan masalah utama


dari timbulnya gangguan penyakit, misalnya: penularan penyakit, baik
antara anggota keluarga maupun kepada orang lain. Pencemaran lingkungan
seperti pembuangan sampah, air kotor mencemari sumber air minum,
keracunan-keracunan dan lain-lain. Dan kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang perumahan sehat atau rumah yang memenuhi syarat kesehatan .

Sedangkan perkembangan ilmu dan teknologi juga akan mengganggu


keadaan kesehatan lingkungan. Pada umumnya masyarakat baru sadar dan
memperhatikan masalah kesehatan ketika sudah menderita penyakit,
padahal ini merupakan salah satu dampak dari kesehatan lingkungan yang
sudah terganggu.
Kegiatan Pengabdian masyarakat merupakan suatu rangkaian
kegiatan belajar yang harus diikuti oleh mahasiswa Program Studi
Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Program Studi Kesehatan
Lingkungan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ibnu Sina Batam. Hal ini
dilaksanakan agar mahasiswa dapat mengetahui masalah-masalah
kesehatan yang ada didalam keluarga serta masalah kesehatan lingkungan
di masyarakat, dimana mahasiswa langsung turun ke lapangan untuk
mencari data-data yang kemudian diolah, diidentifikasi, dan dianalisa serta
ditentukan besarnya masalah yang selanjutnya dilakukan perencanaan
untuk memberikan intervensi yang tepat terhadap masalah tersebut. Pada
kegiatan Pengabdian Masyarakat kali ini mengambil wilayah kerja di UPT
Puskesmas Tanjung Balai tepatnya di pulau Setunak Desa Tulang
Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Karimun.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan Pengabdian Masyarakat ini adalah:


a) Membantu Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dalam menyusun kebijakan,
perencanaan dan program yang berkaitan dengan kegiatan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, baik yang dilakukan dosen maupun
mahasiswa.
b) Meningkatkan kemampuan SDM (dosen dan mahasiswa) baik kualitatif
maupun kuantitatif dalam melakukan kegiatan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat.
c) Menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, dan seni langsung
kepada masyarakat termasuk identifikasi, penanganan masalah dan tindakan
perbaikan yang berkesinambungan.
d) Merancang dan membangun model kerjasama dalam bidang penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat baik dengan instansi pemerintah, swasta,
perorangan maupun lembaga kemasyarakatan lainnya.
e) Memperoleh informasi tentang suatu daerah baik dari sisi
Geografis,Kesehatan lingkungan dan masyarakatnya, Ekonomi, Sosial
budayanya yang di peroleh dari data – data yang didapat di daerah tersebut.

1.3 Hasil Yang Diharapkan


a. Bagi Mahasiswa
1. Menguatkan jiwa kepemimpinan dan kepemudaan
Melalui program pengabdian masyarakat ini banyak hal yang harus
Mahasiswa jadikan pembelajaran,berhadapan dengan Tokoh dan
petinggi wilayah di Kecamatan,Bersosialisasi kepada masyarakat,
belajar menghargai perbedaan sehingga dapat dengan cepat
beradaptasi, fleksibel, dan dinamis dengan memegang teguh karakter
sebagai seorang pemimpin dan Mahasiswa yang bijaksana dan penuh
perhitungan dalam bertindak.

2. Memperluas Wawasan dan Menambah Pengetahuan


Program Pengabdian Masyarakat ini akan menambah pengetahuan
dan wawasan berkaitan dengan permasalahan - permasalahan baik
sosoial,budaya,ekonomi dan masyarakat khususnya terkait
permasalahan kesehatan masyarakat dan lingkungan . Pengetahuan
yang ditransfer baik dari ilmu yang didapat maupun dari data yang
bersumber dari daerah tersebut menghasilkan program kerja yang
dilakukan dengan kegiatan diskusi akan memberi masukan yang
positif dan signifikan dalam upaya pengembangan diri mahasiswa
agar menjadi manusia Indonesia yang kompeten, kritis, profesional,
berkarakter, dan berdaya saing.

b. Bagi Masyarakat
Masyarakat terlibat secara langsung dan tidak langsung karena
menjadi objek penelitian lingkungannya dan permasalahan –
permasalahan yang ditemui akan disosialisasikan ke masyarakat
kembali. Penanggulangan atau intervensi yang dilakukan dalam
rangka perbaikan yang akan dirasakan langsung oleh masyarakat
tersebut.Perubahan tingkat yang lebih baik diarahkan untuk
masyarakat agar mampu melakukan dan mempertahankan secara
berkesinambungan.

c. Bagi Universitas
1. Capaian baik bagi Stikes
Keikutsertaan mahasiswa dalam program ini akan menambah catatan
prestasi Stikes yang nantinya akan menjadi motivasi bagi pencapaian
yang lebih besar lagi sehingga menjadi Stikes yang patut untuk
diperhitungkan.
2..Membawa iklim kondusif bagi suasana akademis di kalangan
mahasiswa
Selama program ini, mahasiswa secara aktif terlibat dalam diskusi,
pemecahan masalah dengan pendekatan-pendekatan sesuai bidang
ilmu masing-masing. Sehingga Kegiatan ini mengharuskan
mahasiswa untuk berpikir kritis, menganalisa, dan mengamati
berbagai fenomena yang ditemui untuk nantinya diambil poin-poin
yang dianggap potensial untuk dikembangkan dan diaplikasikan di
lingkungan masyarakat kampus. Dengan demikian, mahasiswa dapat
mengembangkan budaya akademis sebagai intelektual muda.
1.4. Sasaran
Adapun yang menjadi sasaran penelitian kelompok adalah masyarakat
Dusun Setunak Desa Tulang Kecamatan Tg. Balai wilayah Kerja UPT
PuskesmasTanjung Balai Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun.

1.5. Metode Pelaksanaan


Memberikan penyuluhan kesehatan tentang Sanitasi Dasar dan
Kesehatann Lingkungan serta sosialisasi pemanfaatan sarana IPAL
Komunal di masyarakat Dusun Setunak Desa Tulang Kecamatan Karimun,

1.6. Materi Penyuluhan


Materi penyuluhan yang diberikan kepada masyarakat adalah “Sanitasi
Dasar Lingkungan yang Sehat “

AnggaranBiaya
Adapun dana yang dibutuhkan sebesar Rp. 2.683.000 ( Dua Juta Enam Ratus
Delapan Puluh Tiga Ribu Rupiah) dengan rincian sebagai berikut :

NO HAL HARGA JUMLAH TOTAL

1 Spanduk Rp.75.000 1 Rp. 75.000

2 Drum Plastik Rp.200.000 3 Rp.600.000

3 Pipa 3 inci Rp. 150.000 3 Rp.450.000

4 Vilox Rp. 30.000 4 Rp.120.000

5 Lem Pipa Paralon Rp.50.000 1 Rp .50.000

6 Kloset Rp.150.000 2 Rp.600.000

7 albo Rp.25.000 6 Rp150.000

8 semen Rp 65.000 3 Rp195.000

Total Rp.2.240.000

Terbilang : Dua Juta Dua Ratus empat puluh Ribu Rupiah


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Permasalahan di Daerah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil

Sekitar tujuh persen area daratan muka bumi ini terdiri atas pulau-

pulau kecil. Dari jumlah tersebut Indonesia berkontribusi besar terhadap jujlah

pulau-pulau kecil di dunia, tidak kurang dari 17.000 pulau-pulau kecil

(Tahir,2010). Karakteristik pulau-pulau kecil tersebut menyebabkan menjadi

salah satu kawasan yang rentan (vurnerable). Kerentanan merupakan salah

satu aspek yang mendapat perhatian banyak pihak. Negara-negara kelompok

Small Island Depelopment State (SIDS) memberikan perhatian yang serius

terhadap kajian kerentanan pulau-pulau kecil (SOPAC,2005). Mereka bekerja

sedara kontiniu mengembangkan indeks kerentanan lingkungan dan indeks

lainnya yang menggambarkan istatus negara-negara kepulauan (Tahir,2010).

Sekitar 60% dari populasi duniaberdiam di kawasan selebar 60 km

daripantai dan diperkirakan akan meningkat menjadi 75% pada tahun 2025.

Dari 23 megapolitan di dunia 16 diantaranya terletak di kawasan pesisir dan

pulau-pulau kecil. Termasuk Indonesia, adalah negara kepulauan dengan

jumlah yang tidak kurang dari 17.000 pulau.

Berbagai potensi masalah yang saling terkait dan tumpang tindih seperti

sebuah rantai makanan, terutama antara kondisi lingkungan sebagai faktor

risiko dengan kesehatan masyarakat pesisir dan pulau kecil antara lain

ketersediaan air bersih dalam jumlah yang cukup dan kualitas baik, limbah

cair dan padat dan sanitasi dasar, dimana permasalahan lain di ekosisitem

pesisir dan pulau-pulau kecil antara lain:

1. Perubahan iklim dunia (global climate change)

2. Ekosistem-ekosistem yang rapuh (fragile ecosystems)

3. Erosi tanah, degradasi kualitas lahan karena pencemaran


4. Terbatasnya sumber daya air tawar

5. Lmbah yang tidak diolah dan langsung dibuang ke lingkungan

6. Permasalahan kritis pada kesehatan masyarakat.

2.2 Ruang Lingkup Sanitasi Dasar

Adapun yang menjadi bagian dalam sanitasi dasar adalah :

1. Penyediaan Air Bersih

Berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014

tentang Kesehatan Lingkungan, kualitas lingkungan yang sehat ditentukan

melalui pencapaian atau pemenuhan Standar Baku Mutu Kesehatan

Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan. Air merupakan salah satu media

lingkungan yang harus ditetapkan Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan

dan Persyaratan Kesehatan dimana untuk keperluan hygiene dan sanitasi

meliputi parameter fisik, biologi dan kimia.Air tersebut digunakan untuk

pemeliharaan kebersihan perorangan seperti mandi dan sikat gigi, serta untuk

keperluan cuci bahan pangan, peralatan makan, dan pakaian. Selain itu air

untuk keperluan Higiene dan Sanitasi dapat digunakan sebagai air baku air

minum.

Sedangkan syarat kesehatan air bersih untuk keperluan Higiene dan

Sanitasi adalah:

1. Air dalam keadaan terlindung dari sumber pencemaran, binatang pembawa

penyakit, dan tempat perkembangbiakan vector

a. Tidak menjadi tempat perkembangbiakan vector dan binatang pembawa

penyakit

b. Jika menggunakan container sebagai penampung air harus dibersihkan

secara berkala minimum 1 kali dalam seminggu.

2. Aman dari kemungkinan kontaminasi


a. Jika air bersumber dari sarana air perpipaan, tidak boleh ada koneksi

silang dengan pipa air limbah di bawah permukaan tanah

b. Jika sumbesr air tanah non perpipaan, sarananya terlindung dari sumber

kontaminasi baik limbah domestic maupun industri.

c. Jika melakukan pengolahan air secara kimia, maka jenis dan dosis

bahan kimia harus tepat.

2. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Musibah banjir yang terjadi hamper setiap tahun di perkotaan tidak

sepenuhnya akibat drainase yang buruk. Salah satu penyebab banjir adalah

produksi limbah kota berupa sampah rumah tangga sudah terlampau tinggi

hingga sulit diatasi. Hal ini mempengaruhi saluran air atau drainase menjadi

tersumbat karena sampah.Ditambah lagi, fenomena pemanasan global yang

diakibatkan salah satunya produksi methana (CH4) dari sampah dan limbah

organik yang tidak diolah.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 81 tahun 2012 bahwa sampah rumah

tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah

tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik. Termasuk sampah

sejenis sampah rumah tangga yang berasal dari kawasan komersial, kawasan

industri, kawasan khusus, fasilitas social, fasilitas umum dan atau fasilitas

lainnya. Bila sampah tersebut tidak diolah secara maksimal, tentu akan banyak

menimbulkan masalah, disamping mengganggu dari segi estetika, juga dapat

mengganggu kesehatan, seperti diare, muntaber, penyakit kulit serta gangguan

pernafasan.

3 Pengelolaan Limbah Rumah Tangga

Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin pesat dan diiringi dengan

semakin merebaknya pemukiman akan berpengaruh terhadap jumlah buangan

limbah cair yang ditimbulkan oleh aktifitas dalam rumah tangga. Kondisi
perairan di kota-kota besar mempunyai kondisi yang sangat memprihatinkan.

Pecemaran air sungai yang meningkat khususnya pada sungai-sungai yang

melintasi perkotaan dan permukiman yang padat. Hal itu disebabkan karena

sampai saat ini system pengolahan dan pembuangan limbah rumah tangga

masih menggunakan cara tradisional yaitu mengalirkan secara langsung melalui

saluran pembuangan menuju ke roil utama kota dan berakhir di pantai atau laut

sebagai saluran pembuangan akhir, akibatnya terjadinya kerusakan lingkungan

pada tempat-tempat pembuangan limbah rumah tangga sungai, rawa-rawa dan

perairan pantai. Demikian pula pencemaran pada sumur-sumur penduduk

beserta sumber air lainnya sebagai akibat rembesan limbah rumah tangga baik

dari saluran pembuangan maupun dari badan-badan air yang telah

tercemar.Oleh karena itu peran serta masyarakat serta industri atau kegiatan

yang menghasilkan limbah harus menerapkan pembangunan berwawasan

lingkungan demi terciptanya pembangunan berkelanjutan yang berwawasan

lingkungan hidup. Pebangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan

merupakan upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup,

termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin

kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi

masa depan.

4..Jamban Keluarga dan WC Komunal

Jamban keluarga merupakan suatu bangunan yang digunakan untuk

tempat membuang dan mengumpulkan kotoran/najis manusia yang lazim

disebut kakus atau WC, sehingga kotoran tersebut disimpan dalam suatu tempat

tertentu dan tidak menjadi penyebab atau penyebar penyakit dan mengotori

lingkungan pemukiman. Kotoran manusia yang dibuang dalam praktek sehari-

hari bercampur dengan air, maka pengolahan kotoran manusia tersebut pada

dasarnya sama dengan pengolahan air limbah. Oleh sebab itu pengolahan
kotoran manusia, demikian pula syarat-syarat yang dibutuhkan pada dasarnya

sama dengan syarat pembuangan air limbah.

Tinja dan limbah cair merupakan bahan buangan yang timbul karena

adanya kehidupan manusia, selain air hujan sebagai salah satu komponen

lmbah cair yang timbul secara alamiah dan aktifitas alam.Tinja dan limbah cair

berhubungan erat dengan masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Masalah yang ada akan dapat dieliminasi, ditekan atau dikurangi apabila fator

penyebab masalah dikurangi derajat kandungannya, dijauhkan, atau dipisahkan

dari kontak dengan manusia. Sebagai contoh, agar tidak berperan sebagai

sumber penularan penyakit, tinja haurs dibuang dengan cara citampung serta

diolah pada satu lubang dalam tanahbak tertutup yang tidak terjangkau oleh

binatang pengganggu, seperti lalat, tikus dan kecoak.

Buangan limbah cair yang bersumber dari rumah tangga jika tidak

dikelola dengan baik, dapat memberikan dampak negatif pada

lingkungan.Untuk mengurangi dampak negaif tersebut maka perlu suatu upaya

pengelolaan limbah cair yang tepat dan optimal sebelum dibuang ke

lingkungan, salah satunya dapat dilakukan dengan membangun WC atau

jamban dan tangki septik (septic tank) dalam skala komunal, karena dengan

cara ini sangat efektif untuk menurunkan tingkat pencemaran dan melindungi

ekosistem perairan. Perencanaan tangki septic komunal sebagai wujud dari

instalasi pengolahan air limbah dalam skala kecil merupakan elemen yang

sangat esensial untuk memperlancar sanitasi masyarakat dalam

mempertahankan stabilitas ekosistem lingkungan.


BAB III
KONDISI WILAYAH

A. Kondisi Desa
1. Sejarah Desa
Desa Tulang adalah sebuah kampung yang diakui keberadaannya sejak
zaman Pemerintahan Hindia Belanda. Menurut cerita Desa Tulang telah dihuni
penduduk lebih kurang sejak tahun 1820 dibuktikan dengan adanya makam-
makam terdahulu yang masih jelas terlihat tulisannya. Desa Tulang yang
sebelumnya hanyalah sebuah kampung yang bernama Kampung Pasir.
Kampung Pasiritu sendiri menurut cerita orang-orang tua bahwa di zaman dulu
adalah pulau tempat pembuangan mayat korban perang.Sehingga membusuk
dan berserakan tulang belulang di sepanjang pinggiran muara sungai (yang
sekarang bernama Sungai Tulang ), sehingga pada suatu hari Kampung tersebut
dinamakan Kampung Tulang.

Desa Tulang sendiri menurut informasi yang beredar di masyarakat, di


mana pada waktu itu Menteri Dalam Negeri memberikan intruksi kepada
seluruh Pimpinan Kecamatan termasuk Kecamatan Karimun yang saat itu untuk
segera melaporkan nama-nama desa dan kelurahan yang ada di wilayah kerja
masing-masing agar kemudian diterbitkan Surat Keputusan oleh Departemen
Dalam Negeri tentang Nama-nama Desa diseluruh Indonesia.

Untuk Wilayah Desa Tulang diambil dari sebagian kecil wilayah


Kecamatan Karimun yaitu pulau pulau kecil yang tidak berpenghuni selain Pulau
Tulang itu sendiri diantaranya adalah ( Pulau Tanjung Sembilan, Pulau Kenipan,
Pulau Setunak, Pulau Nangka, Pulau Sungkup, Pulau Kambing, Pulau Ibau, Pulau
Nipah, Pulau Rengat, Pulau Dua, Pulau Sunti, Pulau Ketam, Pulau Melokot,
Pulau Tembuan, Pulau Ringgis, Pulau Tikus, Pulau Belembang, Pulau Lalang,
Pulau Batu 1, Pulau Batu 2 dan Pulau Batu 3 ).

Dari kesimpulan di atas terlihat jelas bahwa nama “Tulang” mempunyai


makna historis yang mendalam untuk masyarakat Desa Tulang sendiri,nama itu
muncul dengan sendirinya yang disebabkan sejarah.Dari nama tersebut oleh
masyarakat Desa Tulang telah mensyukuri dan terbukti menjadi rahmat untuk
masyarakat Desa Tulang itu sendiri
2.Demografi Desa
2.1. Jumlah Penduduk dan Usia.
2.1.1. Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk Desa Tulang Kecamatan Karimun Pada Januari
tahun 2018 sebanyak 1454 jiwa. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk
Desa Tulang

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel : 2.2

Data Kependudukan

Kependudukan
No. DESA Jumlah Penduduk Luas Wilayah
(km)
1 2 3 4
1. Tulang 1454 Jiwa 151, 52 km2

Sumber Data : Monografi Desa Tulang Januari 2018

2.1.2. Tingkat Usia


Tingkat Usia Penduduk Desa tulang Kecamatan Karimun pada
Januari tahun 2018 sebagian besar Usia 15 - 65 tahun sebanyak 970 jiwa.
Untuk lebih jelasnya jumlah Penduduk Tingkat Usia dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :

Tabel : 2.3

Tingkat Usia

No. Tingkat Usia Jumlah


1 2 3
1. Usia 0 – 15 Tahun 354 Jiwa
2. Usia 15 – 65 Tahun 970 Jiwa
3. Usia 65 Tahun ke-atas 130 Jiwa
Sumber Data : Profil Desa Tulang Januari 2018
Grafik : 2.1

Jumlah Jiwa Berdasarkan Tingkat Usia

1000
0 - 15 Tahun
500
15 - 65 Tahun
0 65 Tahun ke atas

JUMLAH JIWA BERDASARKAN TINGKAT USIA

Sumber Data : Monografi Desa tulang Januari 2018

Dilihat dari data kependudukanawal tahun 2018, jumlah Kepala


Keluarga (KK) adalah :432 KK dan jumlah penduduk Desa Tulang
secara keseluruhan adalah : 1454 jiwa yang terdiri dari laki-laki : 756
orang dan perempuan : 698 orang.

2.2. Letak dan Luas Wilayah.


Desa Tulang terdiri dari 8 (delapan) Rukun Tetangga (RT)
dan 4 (empat) Rukun Warga (RW) dan 2 (dua) Dusun terletak di
titik koordinat N 09◦ 33’ 03.9” dan E 103◦ 42◦ 02.5” dengan luas
wilayah ± 151, 52 km2 , yang berbatasan dengan wilayah sebagai
berikut :
a. Sebelah Utara : Kelurahan Sungai Lakam Barat/ Kel. Baran.
b. Sebelah Selatan : Desa Tanjung Batu Kecil Kecamatan Buru/ Desa
Gemuruh Kecamatan Kundur Barat.
c. Sebelah Barat : Desa Tanjung Medang Kecamatan Rangsang.
d. Sebelah Timur : Desa Parit.

Jarak dari pusat Pemerintahan Desa ke Pusat Pemerintahan


Kecamatan ± 20 Km, ke Kabupaten ± 40 Km dan Provinsi ± 60 Km
dapat ditempuh melalui jalur laut dengan kendaraan Speed Bot.
2.3. Topografi dan Jenis Tanah
Desa Tulang Kecamatan Karimun Merupakan Daerah
Pesisir yang sebagian besar wilayahnya dikelilinggi oleh lautan dan
pohon bakau, oleh karena itu sebagian besar tanah daerah ini
mengandung lahan gambu
2.4. Iklim
Desa Tulang Kecamatan Karimun pada umumnya termasuk
daerah tropis dan lembab. Intensitas penyinaran matahari selalu
tinggi dan sumber daya air yang cukup banyak sehingga
menyebabkan penguapan yang menimbulkan awan tebal yang dapat
menyebabkan curah hujan yang cukup tinggi.

3. Keadaan Sosial
3.1. Mayoritas Agama
Penduduk Desa Tulang adalah salah satu Desa yang mayoritas
penduduknya beragama Islam, hanya sebahagian kecil saja yang
beragama Budha.

1. Peta Wilayah
1.1. Peta Wilayah Administrasi Pemerintahan Desa Tulang

Desa Parit

Desa Tulang Kecamatan Karimun

Dusun I dde
RT : 01/RW : 01
Desa Tulang

P.batu P.Tikus P.Tg.Sembilan RT : 02/RW : 01


RT : 01/RW : 02
P.Batu P.Sungkup RT : 02/RW : 02
P.Du
P.Sunti
a
P.Nipah P.Ibau

Pulau P.Rengat
Kenipan
Pulau
P.Kambing Ketam

P.Semakung Pulau Dusun II


RT : 02/RW : 04
Setuna
P.Tembuan kRT : 01/RW : 04 Sungai SIkop

P.Nangke

Desa Tg Batu Kecil

P.Lalat

Desa Tg Hutan

Desa Gemuruh

Keterangan :

Batas RT

Batas Dusun

Batas Desa
BAB IV
Hasil dan Pembahasan

1.1 Gambaran Permasalahan


Gambaran permasalahan yang ada di masyarakat kecamatan Karimun

Khususnya Desa Setunak antara lain:

1. Sumber Air Bersih

Masyarakat yang berada di pesisir laut memiliki air yang kurang bagus ,

air berwarna dan keruh Kebanyakan masyarakat mendapatkan sumber air

bersih melalui air bersih yang dikelola desa atau PAMSIMAS, tapi

beberapa sumber air bersih yg dikelola itu belum menjangkau sampai

kepelosok

2. Sampah

Masih banyak sampah masyarakat yang belum di kelola dengan baik

akibatnya lingkungan masyarakat menjadi kotor dan sumber bau serta

penyakit.

3. Limbah Rumah Tangga

Limbah rumah tangga masyarakatpun belum banyak yang dibuang dengan

tempat yang khusus, masih banyak yang dibuang sembarangan dan

mengakibatkan lingkungan rumah yang kotor dan tidak nyaman.

4. Jamban dan WC Komunal

Ada beberapa rumah warga di setunak yang mayoritas masyarakatnya

membuang tinja dilaut atau tempat terbuka yang mengharapkan tinja

terbawa oleh air laut pasang.Pemerintah belum memberikan bantuan sarana

wc komunal untuk dipergunakan oleh masyarakat secara maksimal.


4.2 Upaya Kesehatan

Sebelum melakukan intervensi dan pemecahan masalah, maka

kelompok kami akan melakukan rencana kegiatan selanjutnya yang bertujuan

mengedukasi masyarakat khususnya pada masyarakat sekitar pengguna

komunal berupa:

1. Gotong royong membersihkan lingkungan sekaligus mengedukasi warga

untuk rutin dalam menjaga dan membersihkan lingkungan. Memberikan

pemahaman bahwa lingkungan yang sehat lebih baik, aman dan nyaman

bagi kesehatan. Memotivasi masyarakat agar menjadikan semangat gotong

royong menjadi budaya yang sangat berarti dan penting demi terciptanya

lingkungan masyarakat yang sehat.

2. Mengumpulkan masyarakat pada tempat khusus yaitu Balai Pertemuan

Desa untuk kemudian dilakukan kegiatan penyuluhan tentang sanitasi atau

kesehatan lingkungan. Penyuluhan ini juga bertujuan mengubah kebiasaan-

kebiasaan yang belum memenuhi syarat kesehatan terhadap aspek-aspek

sarana sanitasi seperti penyediaan air bersih, pengelolaan sampah rumah

tangga, mengelola limbah rumah tangga serta bagaimana melakukan

aktifitas BAB dan sarananya yang memenuhi syarat kesehatan.

Memberikan penyuluhan dan pemahaman pada pekerja pembuatan arang

agar menggunakan masker agar terhindar dari asap dan debu juga

menyarankan menggunakan sepatu septi agar kaki terlindungi dari benda

tajam dan sampah yang ada di lokasi pembakaran arang serta menjelaskan

dampak negative dariasap dan debuarang tersebut. Memberi pemahaman

agar warga menyadari akan pentingnya mengutamakan keselamatan dalam

bekerja, mengutamakan kesehatan untuk diri sendiri sehingga timbul

kesadaran untuk merubah kebiasaan kurang aman yang selama ini

dilakukan dalam bekerja. Menjelaskan juga kepada warga yang bekerja di


dapur arang akan dampak yang akan dialami jika tidak merubah kebiasaan

atau prilaku yang salah, yakni penyakit akibat kerja.

Selain penyuluhan, kelompok juga memberikan pemahaman tentang

pemanfaatan sarana IPAL dan memberikan masukan agar masyarakat

menggunakannya secara maksimal sekaligus menjaga sarana IPAL yang

sudah di berikan oleh pemerintah. Pemberian leaflet kepada warga yang

mengikuti penyuluhan sebagai bahan untuk menambah wawasan dan

pemahaman tentang sanitasi dasar lingkungan.

Adapun kegiatan intervensi ini belum dilaksanakan dikarena situasi


yang idak memungkinkan akibat wabah corana sehingga menjadi kendala
kami untuk melakukan kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) di
desa tersebut.
BAB V

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Selama berjalannya program Pengalaman Belajar Lapangan , Mahasiswa


akan terlibat dalam aktivitas kepemudaan, pengembangan masyarakat, diskusi
kelompok, kegiatan-kegiatan sosial dan pengabdian pada masyarakat daerah .
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan di desa Setunak adalah masalah akses
sanitasi dasar yaitu sumber air, pengelolaan sampah, limbah rumah tangga dan
masalah jamban Ipal komunal yang belum mememuhi syarat kesehatan.
Upaya yang dilakukan dengan memberikan penyuluhan kepada warga
tentang pentingnya Prilaku Hidup Bersih dan Sehat sehingga warga sadar dan
peduli akan pentingnya kesehatan lingkungan yang ada di sekitarnya. Selain itu
kami juga memberikan edukasi kepada warga untuk menjaga kebersihan
lingkungan dengan bergotong royong dalam membuat jamban septik tank
komunal sederhana sebagai percontohan bagi warga.
6.2 Saran
Dari pengalaman sebagai belajar lapangan (PBL) maka kami memiliki
beberapa saran sebagai berikut:
1. Diharapkan peran pengawasan dari Puskesmas untuk memiliki data yang
valid tentang data kependudukan yang belum memiliki akses sanitasi
dasar yang sehat sehingga dapat memberikan informasi langsung kepada
Desa terkait masalah sanitasi dasar tersebut.
2. Diharapkan peran Desa untuk menghimbau selalu masyarakat untuk
melaksanakan arahan arahan yang sudah diberikan petugas puskesmas
demi terwujudnya masyarakat yang peduli lingkungan sehat.
3. Diharapkan juga kepada warga untuk selalu memotivasi budaya hidup
bersih dan sehat yang berkesinambungan sehingga menjadi citra positif
bagi masyarakat Buru.

Anda mungkin juga menyukai