Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tujuan Nasional Indonesia adalah memajukan kesejahteraan bangsa, yang

berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu sandang, pangan, pendidikan,

kesehatan, lapangan kerja dan ketentraman hidup. Tujuan pembangunan

kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap

penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal

berada di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-

sama. Strategi Nasional Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang tertuang

pada Renstra (Rencana Strategi) 2010-2014 menyatakan tujuan utama adalah

terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna

dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya(DepKes,2008).

Upaya pembenahan hidup sehat di masyarakat memerlukan dukungan

Sumber Daya Kesehatan , diantaranya tenaga kesehatan yang berkualitas dan siap

pakai dimana pun dia berada untuk memecahkan masalah kesehatan yang ada di

tengah- tengah masyarakat.

Tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu

untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga

akan terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi

1
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi

serta sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum. (Kemenkes RI, 2014).

Proses pendidikan Sarjana Masyarakat ditujukan antara lain untuk

menghasilkan Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) dengan penguasaan ilmu

yang memadai serta memilki keterampilan dalam memprioritaskan solusi masalah

kesehatan dalam masyarakat. Sarjana Kesehatan Masayakat harus berpotensi

menjadi tenaga kesehatan yang mempunyai kemampuan professional yang tinggi,

sehingga berperan dalam proses pengembangan ilmu dan pemecahan masalah

kesehatan masyarakat.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara ( STIKes- SUMUT)

sebagai salah satu penyelenggara pendidikan nasional dan khususnya dalam

bidang ilmu kesehatan masyarakat, menyelenggarakan proses belajar mengajar di

kelas maupun dilapangan sebagai upaya mempersiapkan anak didiknya menjadi

sarjana yang siap pakai dan mampu mengembangkan keahliannya dimanapun

berada.

Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) merupakan salah satu cara untuk

mempersiapkan mahasiswa agar dapat lebih terampil mengidentifikasi masalah-

masalah kesehatan, menganalisa, membuat skala prioritas masalah dan mampu

mencari pemecahannya secara terpadu. Oleh karena itu, dengan memberikan

kesempatan pada mahasiswa untuk menerapkan pengetahuan secara langsung

kemasyarakat dalam bentuk praktek dapat berdampak nyata dalam pengembangan

ilmu demi meningkatkan status kesehatan masyarkat

2
Pada dasarnya, PBL didesain untuk mencoba memahami dan

mengungkapkan status kesehatan masyarakat dengan segala faktor serta mencoba

melakukan intervensi pemecahan masalah kesehatan yang di temukan. Intervensi

kesehatan masyarakat tersebut akan memberi pemahaman pada mahasiswa

mengenai hal – hal yang harus dipertimbangkan dalam melakukan sebuah

intervensi kesehatan masyarakat pada kondisi yang sebenarnya.

Berdasarkan data sekunder yang didapatkan dari puskesmas desa

Kutalimbaru, kasus ISPA, influenza dan diare merupakan penyakit yang termasuk

kedalam 10 kasus penyakit terbanyak di Desa Kutalimbaru, serta berdasarkan

hasil observasi dan penyebaran kuesioner oleh mahasiswa PBL kelompok 12

terdapat beberapa masalah di Dusun III Lau Serini Desa Kutalimbaru yaitu :

Banyaknya nyamuk dan lalat akibat kepemilikan ternak, masalah PHBS dalam

rumah tangga seperti mencuci tangan tanpa sabun dan air bersih, merokok dalam

rumah dan tentang pemberantasan jentik nyamuk.

Berdasarkan hasil rembuk desa yang dilakukan pada tanggal 06 Maret

2018, yang menjadi prioritas masalah di lingkungan tersebut adalah masalah

PHBS dalam rumah tangga khususnya masalah mencuci tangan tanpa sabun dan

air bersih, merokok dalam rumah dan tentang pemberantasan jentik nyamuk.

Yang dirasa dapat meningkatkan angka kejadian ISPA, influenza dan diare di

lingkungan tersebut. Oleh karena itu untuk mengurangi masalah tersebut

dibutuhkan kerjasama dan peran serta mahasiswa dan masyarakat untuk

mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, dengan mengadakan kegiatan

penyuluhan tentang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, gotong royong

3
bersama masyarakat, dan sosialisasi dengan menggunakan poster tentang langkah-

langkah mencuci tangan yang di tempel di rumah-rumah warga.

1.2. Kompetensi PBL

Kegiatan mahasiswa selama pelaksanaan Pengalaman Belajar Lapangan

(PBL) adalah sebagai berikut :

1. Kompetensi analisa Situasi

Kompetensi yang diharapkan analisa situasi ini adalah :

a. Mampu mengenal sosio demografi, karateristik masyarakat dan

permasalahan kesehatan,

b. Mampu memahami program pokok puskesmas,

c. Mampu memahami mekanisme kerja puskesmas,

d. Mampu mengidentifikasi permasalahan di puskesmas,

e. Mampu mengidentifikasi permasalahan kesehatan masyarakat

2. Kompetensi penyusunan instrument

Kompetensi yang diharapakan dari penyusunan instrument ini adalah :

a. Mampu membuat instrumen pengumpulan data karakteristik

masyarakat, sosio demografi dan permasalahan kesehatan

b. Mampu menyusun parameter untuk mengukur program pokok

puskesmas

3. Kompetensi pengumpulan data dan analisis data

Kompetensi yang diharapakan dari pengumpulan data dan analisis data ini

adalah :

4
a. Mampu mengumpulkan dan menganalisis data sosio demografi,

karakteristik masyarakat dan permasalahan kesehatan

b. Mampu mengumpulkan dan menganalisis program kelompok

puskesmas

c. Mampu mengumpulkan dan menganalisis permasalahan kesehatan

masyarakat

d. Mampu menghitung indikator pencapaian kerja puskesmas (angka

prevalensi penyakit, cakupan gizi, KIA, KB, Imunisasi, Angka

Kematian, dll)

4. Kompetensi perencanaan pelaksanaan program intervensi

Kompetensi yang diharapakan dari perencanaan pelaksanaan program

intervensi adalah :

a. Melakukan rembuk desa

b. Merumuskan pemacahan masalah

c. Menentukan prioritas masalah

5. Kompetensi pembuatan laporan kelompok

kompetensi yang diharapakan dan pembuatan laporan kelompok ini adalah

mampu membuat laporan kelompok

6. Kompetensi seminar PBL

Kompetensi yang diharapkan dari seminar adalah mampu

mempersentasikan dan mempertanggung jawabkan laporan PBL dan

menyerahkan laporan akhir ke dosen pembimbing, dinas kesehatan terkait

dan puskesmas.

5
1.3. Manfaat PBL

Manfaat dari kegiatan PBL mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Sumatera Utara adalah :

1.3.1. Bagi mahasiswa STIKes SUMUT:

1) Mampu menganalisis situasi lokasi PBL dan mengidentifikasi

masalah kesehatan

2) Mampu menentukan prioritas masalah dan alternativ

pemecahannya

3) Mampu mengembangkan program intervensi untuk memecahkan

masalah kesehatan yang ada pada masyarakat

4) Memiliki pengalaman belajar di masyarakat sehinggan terbentuk

sikap tanggap dan peduli terhadap permasalahan kesehatan pada

masyarakat

5) Dapat menerapkan ilmunya serta menambah pengetahun dan

pengalaman untuk mempersiapkan diri sebagai Sarjana Kesehatan

Masyarakat

1.3.2. Bagi masyarakat Dusun III Lau Serini Desa Kutalimbaru Kecamatan

Deli Serdang

Sebagai bahan masukkan bagi masyarakat Dusun III Lau Serini

desa Kutalimbaru kecamatan Deli Serdang agar bisa mengetahui akar

permasalahan kesehatan yang terjadi di masyarakat dan dapat

menyelesaikannya secara mandiri dan bagi aparat kelurahan dapat menjadi

6
masukan dan mengambil kebijakan bersama serta partisipatif dalam

membangun desa.

1.3.3. Bagi Puskesmas Desa Kutalimbaru Kecamatan Deli Serdang

Sebagai bahan masukan dalam pengambilan keputusan prioritas

program kesehatan yang ada di puskesmas dan sebagai bahan masukan

dalam mengatasi masalah masalah kesehatan masyarakat serta sebagai

sumbangan pikiran dalam rangka perbaikan pelayanan sistem kesehatan

masyarkat

Anda mungkin juga menyukai