BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sanitasi menurut World Health Organization (WHO) merupakan upaya
pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang akan menimbulkan
hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan, dan daya tahan
hidup manusia. Kondisi sanitasi di Indonesia merupakan salah satu aspek
penting yang menjadi perhatian, terutama di daerah pedesaan (Bappenas,
2015).
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) atau dikenal juga dengan
nama Community Led Total Sanitation (CLTS) merupakan program
pemerintah dalam rangka memperkuat upaya pembudayaan hidup bersih dan
sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan
kemampuan masyarakat, serta mengimplementasikan komitmen pemerintah
untuk meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar berkesinambungan.
STBM terdiri dari 5 pilar yaitu stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS),
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Pengelolaan Air Minum Dan Makanan
Rumah Tangga (PAMMRT), Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (PSRT),
dan Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga (PALRT). Strategi Nasional
STBM memiliki indikator outcome yaitu menurunnya kejadian penyakit
berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku
(Kemenkes, 2014)
Pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk mencapai target
Millennium Development Goals sektor Air Minum dan Sanitasi, yaitu
menurunkan separuh dari proporsi penduduk yang belum mempunyai akses
air minum dan sanitasi dasar pada Tahun 2015. Pemerintah Indonesia
melaksanakan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yaitu
salah satu program nasional (Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah) untuk
meningkatkan akses penduduk perdesaan dan peri-urban terhadap fasilitas air
minum dan sanitasi yang layak dengan pendekatan berbasis masyarakat.
(Satterthwaite D, 2016)
2
B. Tujuan
Adapun tujuan dalam analisis program puskesmas ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hasil analisis program STBM yang dilakukan
oleh Puskesmas Kartasura.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui hasil pelaksanaan program pengendalian STBM yang
telah diakukan Puskesmas Kartasura.
b. Mengetahui kendala yang dihadapi untuk melaksanakan program
STBM di Puskesmas Kartasura.
c. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam
pelaksanaan program STBM di Puskesmas Kartasura.
d. Untuk mengetahui upaya atau kegiatan yang telah dilaksanakan oleh
Puskesmas Kartasura terhadap STBM.
C. Manfaat
1. Mengetahui hasil pelaksanaan program pengendalian STBM yang telah
diakukan Puskesmas Kartasura.
2. Mengetahui kendala yang dihadapi untuk melaksanakan program STBM di
Puskesmas Kartasura.
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam
pelaksanaan program STBM di Puskesmas Kartasura.
4. Untuk mengetahui upaya atau kegiatan yang telah dilaksanakan oleh
Puskesmas Kartasura terhadap STBM.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KOMUNITAS
1. Pengertian
Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal disuatu
wilayah yang sama, serta memiliki kegiatan dan mata pencaharian yang
sama untuk memenuhi kebutuhan hidup utama secara bersama.
Keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan profesional
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan terutama pada
kelompok risiko tinggi untuk meningkatkan status kesehatan komunitas
dengan menekankan upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit
serta tidak mengabaikan kuratif dan rehabilitatif (Kholifah, 2016).
2. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas
a. Tujuan Keperawatan Komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk
pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-
upaya sebagai berikut.
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap
individu, keluarga, dan kelompok dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan
atau isu kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga,
individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami;
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah
tersebut;
c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan;
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi;
5
B. PUSKESMAS
1. Pengertian
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya (Kholifah, 2016).
Menurut Peraturan KemenKes No.75 Tahun 2014, puskesmas
merupakan fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
7
4. Peran Puskesmas
Peran puskesmas yakni bertanggung jawab atas satu wilayah
administrasi pemerintahan, yakni kecamatan atau bagian dari kecamatan.
Di setiap kecamatan harus terdapat minimal satu puskesmas. Untuk
membangun dan menentukan wilayah kerja puskesmas, faktor wilayah,
kondisi geografis, dan kepadatan/jumlah penduduk merupakan dasar
pertimbangan (Kemenkes RI, 2016).
Selain itu, puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat
(Kementrian Kesehatan RI, 2017)
C. PUSKESMAS KARTASURA
9
1. Letak Geografis
a. Letak Umum
Kecamatan Kartasura terletak di dataran tinggi, dengan tinggi 121m
diatas permukaan laut, dengan luas wilayah 1.923 Ha.
Jarak dari Barat ke Timur _+ 8,0 Km
Jarak dari Barat ke Selatan -+ 5,0 Km
Jarak dari ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten Sukoharjo 23,00
Km kabupaten Sukoharjo yang luas wilayahnya terkecil, tapi letaknya
sangat strategis karena berbatasan langsung dengan 2 kabupaten, 1
Kota madya dan 1 kecamatan.
Batas- batas Kecamatan :
- Sebelah utara : Kabupaten Karanganyar.
10
3. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Puskesmas Kartasura di gambarkan dalam bentuk
bagan berikut.
13
terhadap dua pilar yaitu ODF (Open Defecation Free) dan CTPS
(Cuci Tangan Pakai Sabun).
c. Plan of Action ( POA ) tahun 2019
1) Pelatihan kader STBM dengan sasaran kader kesehatan
2) Penggandaan blangko pendaftaran STBM
3) Penggalangan komitmen tim percepatan STBM dengan
sasaran linsek
4) Sosialisasi STBM kepada kelompok masyarakat dengan
sasaran warga/masyarakat
5) Pertemuan monev STBM dengan sasaran kader kesehatan
6) Kampanye CTPS dengan sasaran kader/masyarakat
7) Pengambilan & pengiriman sampel DAMIU dengan sasaran
DAMIU
8) Verifikasi desa STBM dengan sasaran petugas pusesmas
d. Hambatan tercapainya program STBM
Hambatan belum tercapainya STBM di 12 desa cakupan
puskesmas Kartasura dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1) Cakupan wilayah yang luas
Cakupan wilayah yang terlalu luas, yang seharusnya hanya 2-
3 desa tetapi 12 desa wilayah cakupan sehingga progam-
progam yang sudah dibuat dirasa kurang mecakup wilayah-
wilayah tersebut.
2) Kurangnya SDM
Terbatasnya sumber daya manusia yang ada atau tim kesling
sehingga membuat pelaksanaan program yang kurang
maksimal. Tim kesling hanya tiga orang sedangkan jumlah
penduduk di 12 desa wilayah Kartasura ±109 ribu jiwa.
3) Sulitnya mengubah perilaku masyarakat
Masyarakat yang rata-rata menengah ke atas menjadikan
prilakunya sulit untuk dirubah dan diarahkan.
4) Kurangnya antusias masyarakat
21
No Jenis Pelayanan
1 IGD (Instalasi Gawat Darurat)
2 Pendaftaran dan Rekam Medis
3 MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)
4 Poliklinik Gigi
5 Poliklinik Umum
6 Farmasi
7 Laboratorium
8 KIA (Kesehatan Ibu & Anak)
9 Poned
10 Ruang Gizi
23