Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PKLT KELOMPOK 3 DESA WAWOSUNGGU

OLEH

KELOMPOK 3

1. EVA HARYANA RAHAYU (P0031)


2. ARSY NOER ISLAMI (P00312017002)
3. SIPRA JULIANINGSIH (P00341018040)
4. DEWI MUTMAINNA (P00320018060)
5. ELSA HAMID RUNDU (P0031018060)
6. SAMSIAH BADU (P00324019092)
7. AYU FEBRIANI (P00324019055)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANAN

PRODI D-IV

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan merupakan salah salah satu unsur
penting dalam meningkatkan kesejahteraan umum yang harus
diwujudkan. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional, diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Untuk mencapai pembangunan nasional tersebut, pembangunan di
bidang kesehatan diarahkanuntuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan secara optimal dan fasilitas pelayanan kesehatan
dapat berfungsi dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas kepada masyarakat salah satunya harus didukung oleh
sumber daya manusia kesehatan yang kompeten, memadai dan
tersebar merata di seluruh Indonesia.
Berlandaskan Dasar Pembangunan Kesehatan dan untuk
mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2025, ditetapkan 4 (empat) Misi
Pembangunan Kesehatan, yaitu: menggerakkan pembangunan
nasional berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian masyarakat
untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatkan upayakesehatan
yang bermutu, merata dan terjangkau serta meningkatkan
danmendayagunakan sumber daya kesehatan. Sesuai dengan Misi
Pembangunan Kesehatan, maka institusi pendidikan tenaga
kesehatan mempunyai peranan yangsangat strategis dalam
menyiapkan atau mendidik tenaga kesehatan yangbermutu. Tenaga
kesehatan yang bermutu sebagai bagian dari sumber daya manusia
harus mempunyai kompetensi yang memenuhi standar profesinya
dalam menyelenggarakan pembangunan dan pelayanan kesehatan
kepada
masyarakat
Poltekkes Kemenkes Kendari merupakan salah satu unit
pelaksana teknis BPPSDMK yang bertujuan untuk menyediakan
tenaga kesehatan yang mencukupi, baik jumlah, jenis, serta mutunya.
Poltekkes Kemenkes Kendari sebagai salah satu institusi pendidikan
tenaga kesehatan jenjang pendidikan tinggi berkewajiban menyiapkan
mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang berkemampuan secara
akademik dan/atau profesional. Dengan hal tersebut, mahasiswa dan
lulusan Poltekkes Kemenkes Kendari diharapkan dapat menerapkan,
mengembangkan, menciptakan ilmu pengetahuan/ teknologi dan atau
seni, menyebarluaskan dan mengupayakan manfaat yang dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat serta memperkaya kebudayaan
nasional.Hal ini sejalan dengan Visi Poltekkes Kemenkes Kendari
"Menjadi Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan yang unggul,
Menghasilkan Lulusan Professional, Mandiri, Inovatif, Kompetetif,
Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Naha Esa, dan
berwawasan Kemaritiman di Indonesia pada Tahun 2028“.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan bagian yang
tidakterpisahkan dari sistem program pendidikan dan pengajaran serta
merupakanwadah yang tepat untuk mengaplikasikan pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang diperoleh pada proses belajar mengajar.
Dalam rangka peran profesionalkesehatan, maka upaya
pengembangan tenaga kesehatan diarahkan menjadi tenaga
kesehatan pada sektor publik dan sektor swasta secara terpadu.
Praktik Kerja Lapangan Terpadu (PKLT) merupakan pengamalan
IPTEK yang sudah dipelajari, menuntun mahasiswa kepada pola kerja
interdisiplin dan terpadu yang dilandasi upaya penanggulangan
masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Kegiatan PKLT ini
merupakan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan
program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
yangmelibatkan mahasiswa di empat jurusan yaitu Keperawatan,
Kebidanan, Gizi, dan Teknologi Laboratorium Medis. PKLT dengan
GERMAS merupakan salah satu proses belajarmengajar yang
dilakukan di luar kelas untuk mengaplikasikan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan yang diperoleh pada proses belajar mengajar
didalam kelas kepada masyarakat yang membutuhkan
dalam upaya menyukseskan program kesehatan dari berbagai
interdisiplin ilmu.
Pelaksanaan PKLT dilakukan dengan pendekatan
interprofessional education collaborative practice (IPE-CP) yang
bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kesehatan profesional di
masa datang yang mampu bekerja dalam tim sehingga dapa
meningkatkan kesehatan komunitas, sehingga dengan program ini
diharapkan mahasiswa mampu bekerjasama dengancara
berkolaborasi antara mahasiswa interdisiplin ilmu, mahasiswa dengan
masyarakat, dan mahasiswa dengan stakeholder. Mahasiswa dapat
menerapkanilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah dan perbedaan
antara ilmu yangdipelajari dan kenyataan di lapangan serta mampu
berperan serta dalam kegiatan kemasyarakatan dan dalam
memotivasi masyarakat untuk berperan serta dalam programkebijakan
pemerintah di bidang kesehatan yaitu GERMAS

B. TUJUAN

1) Memberikan pengalaman nyata kepada mahasiswa dalam


memahamietik pelayanan kesehatan yang melibatkan interdisipliner
berbagai profesidi bidang kesehatan.
2) Memberikan pengalaman pada mahasiswa dalam memahami tugas
dantanggung
jawab masing masing profesi dalam memberikan
pelayanankesehatan.
3) Memberikan pengalaman membangun komunikasi antar profesi
dalammemberikan
pelayanan kesehatan masyarakat.
4) Memberikan pengalaman membina kerjasama yang kompeten
dalam timkesehatan
dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat.
5) Memberikan pengalaman pada mahasiswa dalam menggunakan
konsep problem
solving cycle dengan pendekatan praktik kerjasama serta
membuatpenggunaan

C. MANFAAT

1. Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang sudah diperoleh di
bangku kuliah secaranyata di wilayah lokasi IPE-CP
b. Mahasiswa dapat pengalaman yang berharga terutama dalam
penyelenggaraan tahap-tahap manajemen selama IPE-CP serta
memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam
menanggulangi masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
c. Dapat bekerjasama dengan berbagai bidang profesi, baik
sesama mahasiswamaupun dengan instansi terkait baik lintas
program maupun lintas sektoral dalam rangka menanggulangi
masalah kesehatan di tingkat kecamatan atau desa
2. Pemerintah

Dengan adanya IPE-CP diharapkan hasil temuan dilokasi IPE-CP


dapat menjadimasukan bagi pemerintah untuk merencanakan
program kesehatan dimasa yang akan datang.

3. Masyarakat

a. Dapat menambah pengetahuan masyarakat dalam bidang


kesehatan danterinovasi untuk bertindak sesuai dengan perilaku
hidup bersih dan sehat.
b. Dapat meminimalisir permasalahan yang ditemukan masyarakat.
c. Dapat meningkatkan potensi masyarakat mengenal masalah
kesehatannya sendiri dan merencanakan pemecahannya

4. Perguruan Tinggi

Implementasi social accountability, yaitu misi sosial institusi


pendidikan untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat
melalui program pendidikan PKL- Terpadu yang secara tidak
langsung melalui peran serta mahasiswa maupun penyiapan
mahasiswa untuk bisa menjadi profesional kompeten di masa
datang sehingga dapat berkontribusi bagi peningkatan community
health outcomes.
BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PKLT

A. Gambaran Geografi
Desa Wawosunggu, Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe
Selatan, merupakan salah satu desa yang terletak dalam wilayah
Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Su;awesi
Tenggara, yang awalnya merupakan gabungan dari Desa Panambea
Barata yang secara territorial telah memenuhui syarat-syarat untuk
dimekarkan sehingga terbentuklah Desa Wawosunggu tepat pada tanggal
20 April tahun 2000 dengan kepala Desa yang dijabat oleh bapak Halip
Lakunda selama tiga periode dan selanjutnya diadakan pemilihan kepala
desa secara demokrasi sehingga terpilihlah bapak Darwis yang menjabat
hingga lima tahun dari priode jabatan beliau kemudian terpilihlah bapak
Saharuddin hingga saat ini. Berdasarkan letak gografisnya, posisi Desa
Wawosunggu Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan berada di
bagian Utara dari Kabupaten Konawe Selatan.
Luas wilayah Desa Wawosunggu Kecamatan Moramo Kabupaten
Konawe selatan ± 0,5 X 10 atau sekitar 500 km 2 yang pada umumnya
merupakan wilayah lautan, dari letak geografis tersebut pengembangan
komoditi perikanan di daerah ini menjadi sumber pencaharian masyarakat
pada umumnya di Desa Wawosunggu Kecamatan Moramo Kabupaten
Konawe Selatan. Potensi tersebut merupakan asset daerah yang
membutuhkan kepedulian dalam hal pemberdayaan dan peningkatan
taraf hidup.
Desa Wawosunggu Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe
Selatan merupakan Desa yang devenitif dan sebagian daerahnya telah
mengalami pemekaran.Jimlah dusun di Desa Wawosunggu Kecamatan
Moramo Kabupaten Konawe Selatan berjumlah tiga Dusun, Adapun dari
sisi karakteristik masyarakat Desa Wawosunggu Kecamatan Moramo
Kabupaten Konawe Selatan tersebut merupakan Desa yang memiliki
Karakteristik masyarakat religious.
Berdasarkan dokumen kantor Desa Wawosunggu Kecamatan
Moramo Kabupaten Konawe Selatan, diperoleh data mengenai batas-
batas wilayah sebagai berikut:
- Desa Wawosunggu Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan,
sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Lapuko.
- Desa Wawosunggu Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan,
sebelah Utara berbatasan dengan Laut strering.
- Desa Wawosunggu kecamatan Moramo Kabupaten Konawe selatan,
sebelah Barat berbatasan dengan Desa Panambea Barata
- Desa Wawosunggu Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe selatan,
sebelah Timur berbatasan dengan Desa Rambi-rambia.

B. Gambaran Demografi
Jumlah warga di Desa Wawosunggu Kecamatan Moramo
Kabupaten Konawe Selatan ini sebanyak 550 jiwa dan memiliki kurang
lebih 154 kepala keluarga.Mayoritas penduduknya bekerja sebagai
nelayan.

C. Gambaran Fasilitas Sarana dan Prasarana Umum


Adapun fasilitas sarana dan prasarana umum yang ada di Desa
Wawosunggu Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan di uraikan
sebagai berikut:
1. Sarana dan Prasarana Desa
a. Balai desa : 1 Unit
2. Sarana dan Prasarana keagamaan
a. Masjid : 1 Unit
3. Sarana dan Prasarana Pendidikan
a. TK :-
b. SD : 1 Unit
c. SMP :-
d. SMA :-
4. Sarana Kesehatan
a. Perawat : -
b. Bidan :-
5. Sarana Non Kesehatan
a. Kader : 6 Orang
6. Prasarana Kesehatan
a. Posyandu : 1 unit
BAB III

HASIL PENGUMPULAN DATA

A. Data Kesehatan Masyarakat


Data kesehatan masyarakat Desa Wawosunggu Kecamatan
Moramo Kabupaten Konawe Selatan di dapatkan dari Survey Mawas Diri
(SDM) yang dilakukan selama 2 hari yaitu dari tanggal 26mei 2021
sampai dengan tanggal 27 mei 2021. Untuk data sekunder didapatkan
dari Profil Puskesmas Moramo tahun 2021.

Tabel 3.1 Baseline Data Sekunder di Desa wawosunggu Kecamatan


Moramo Kabupaten Konawe Selatan tahun 2021

No variabel Cakupan/ prevalensi/ keterangan


kondisi
2019 2020 2021
Data umum
1 Jumlah penduduk 541 537 551
Jumlah kepala keluarga 153 153 154
Kesehatan lingkungan
Prevalensi diare
Prevalensi malaria
Prevalensi demam
berdarah
Prevalensi ISPA
Pemanfaatan kepemilikan
78 86 127
sarana air bersih
Kondisi sarana air bersih
2 Pemanfaatan/ kepemilikan
17 56 84
jamban
Pengelolaan sampah 49 5 28
Kondisi rumah sehat
Pengelolaan limbah cair 49 19 51
Gambaran partisipasi
masyarakat
Tingkat pengetahuan
tentang kesehatan
lainnya
3 Data kebidanan
Jumlah ibu hamil 16 7
Jumlah ibu bersalin 14 8
Bayi baru lahir 14 8
Balita 64 51
Pasangan usia subur 93 93
Wanita usia subur 141
Akseptor KB 57
Ibu nifas 12 10
ASI eksklusif 1 1
Data gizi
Jumlah balita 47 55 50
Jumlah posyandu 1 1
4 Gizi buruk/gizi kurang/ anak
7 9
pendek
Jumlah kader 5 5 5
Lainnya… poswindu 5 5 5
Data keperawatan
Angka kesakitan
(infeksi/non infeksi)
10 penyakit terbanyak
5 Lainnya……..
Lain lain
Dasa wisma
Posyandu 6 6
Lainnya……..

B. Identifikasih Masalah Kesehatan


Berdasarkan data yang didapatkan dari SMD dan data sekunder
yang didapatkan dari Puskesmas Moramo. Selanjutnya dilakukan
identifikasi terhadap 20 kepala keluarga dan mengambil 5 kepala keluarga
yang mempunyai masalah kesehatan di dapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 3.2 Identifikasi Masalah Kesehatan

No. Masalah Penyebab (Etiologi)


Kesehatan/Diagnosa
Komunitas
1. PHBS 1. Tidak ada tempat pembungan
sampah
2. Tidak tersedia jamban
3. Merokok dalam rumah
4. Saluran limbah tidak ada
2. Hipertensi Konsumsi garam berlebih

3. Kurangnya Konsumsi Buah Jarak tempuh menuju pasar jauh


dan Sayur
4. DM Faktor keturunan

C. Prioritas Masalah Kesehatan


Berdasarkan hasil Identifikasi masalah yang dilakukan, ditemukan
beberapa permasalahan yang perlu untuk diselesaikan.Tetapi perlu
dilakukan penentuan prioritas penyelesaian masalah karena tidak
memungkinkan untuk dilakukan pemecahan masalah secara
sekaligus.Untuki itu digunakan metode pembobotan untuk menentukan
prioritas masalah.

Tabel 3.3 Prioritas Masalah Kesehatan

N Masalah A B C D E F G H I J Total Prioritas


o. Kesehatan/Diagn
osa Komunitas
1. Hipertensi 5 4 3 2 3 4 3 2 3 2 31 2
2. Perilaku Hidup 5 5 4 2 1 5 4 2 3 1 32 1
Bersih dan Sehat
3. Diabetes Melitus 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 26 4
4. Kurangnya 5 4 4 1 1 5 4 2 3 1 30 3
Konsumsi Buah
dan Sayur
Pembobotan : A = Risiko Terjadi
1. Sangat rendah B = Risiko Keparahan
2. Rendah C = Potensial Untuk Pendidikan Kesehatan
3. Cukup D = Minat Masyarakat
4. Tinggi E = Sesuai Dengan Program Pemerintah
5. Sangat Tinggi F = Tempat
G = Waktu
H = Fasilitas Kesehatan
I = Dana
J = Sumber Daya
Dari tabel diatas didapatkan 4 masalah kesehatan yang akan di
pecahkan,yaitu :
1. Masalah PHBS
2. Masalah Hipertensi
3. Masalah Kurangnya Konsumsi sayur dan buah
4. Masalah Diabetes Melitus
D. Rencana Intervensi Kesehatan
Setelah melakukan prioritas masalah, maka dilakukan rencana
intervensi kesehatan yang sesuai dengan masalah kesehatan, yang mana
diuraikan sebagai berikut:

Tabel 3.4 Rencana Intervensi Kesehatan

No. Masalah Kesehatan/Diagnosa Rencana Intervensi


Komunitas
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Edukasi masalah
PHBS
2. Hipertensi Edukasi terkait
hipertensi dan resiko
hipertensi
3. Kurangnya konsumsi buah dan sayur Edukasi pentingnya
konsumsi buah dan
sayur
4. Diabetes Melitus Edukasi terkait
Diabetes Melitus

E. Planning Of Action (POA)


Setelah merencanakan intervensi kesehatan untuk masalah
kesehatan, maka disusunlah Planning Of Action (POA) untuk
perencanaan kegiatan yang berkaitan dengan intervensi kesehatan yang
berkaitan.

Tabel 3.5 Planning Of Action (POA) Intervensi Masalah Kesehatan


Keluarga Dan Individu

No Masalah Tujuan Rencana Sasaran Waktu Tempat Dana PJ


kesehatan kegiatan
/diagnosa
komunitas
1. PHBS Agar Edukasi Warga 16.00 Rumah Dana kel
dapat dusun 1 WITA Kepala kelo o
mena Dusun mpok m
mbah 1 po
penget k
ahuan
klien
dan
keluar
ga
menge
nai
pentin
gnya
penera
pan
perilak
u
hidup
bersih
dan
sehat
2. Hipertensi Agar Edukasi Warga 16.00 Rumah Dana kel
dapat dusun 1 WITA Kepala kelo o
mena Dusun mpok m
mbah 1 po
penget k
ahuan
klien
dan
keluar
ga
tentan
g
hiperte
nsi dan
resiko
hiperte
nsi.
Serta
dapat
mena
mbah
penget
ahuan
terkait
cara
peraw
atan
hiperte
nsi,
pengo
batan
tradisio
nal.
3. Konsumsi Agar Edukasi Warga 16.00 Rumah Dana kel
Buah dan dapat dusun 1 WITA Kepala kelo o
sayur mena Dusun mpok m
mbah 1 po
penget k
ahuan
klien
dan
keluar
ga
menge
nai
pentin
gnya
konsu
msi
buah
dan
sayur
4. DM Agar Edukasi Warga 16.00 Rumah Data kel
dapat dusun 1 WITA Kepala kelo o
mena Dusun mpok m
mbah 1 po
penget k
ahuan
klien
dan
keluar
ga
terkait
makan
an
yang
dapat
di
konsu
msi
oleh
klien
dan
cara
melaku
kan
diet
yang
benar.

F. Pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa I (MMD - I)


Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) dilaksanakan pada tanggal
31 mei 2021 yang bertempatan di Balai Desa Wawosunggu Kelurahan
Moramo Kabupaten Konawe Selatan. MMD I dihadiri oleh Kepala desa
Wawosunggu, Sekretaris Desa Wawosunggu, Ketua BPD Wawosunggu,
Kader Desa Wawosunggu, Kepala Dusun I,II dan III desa Wawosunggu,
Ketua RT 1,2,3,4,5,dan 6, Warga Desa Wawosunggu, Mahasiswa
Kordinator Desa Wawosunggu sebagai Wakil Dosen Pembimbing dan
Mahasiswa PKLT Poltekkes Kemenkes kendari yang berada di Desa
wawosunggu.
Dalam MMD I Mahasiswa menjelas mengenai kegiatan yang telah
dilaksanakan sebelum pelaksanaan MMD I, memaparkan Profil
Kesehatan masyarakat Desa Wawosunggu, dan menjelaskan intervensi
kesehatan yang akan dilaksanakan di Desa Wawosunggu oleh
mahasiswa dalam kegiatan intervensi kesehatan.
Hasil dari MMD I adalah terjadinya kesepakatan antara seluruh
aparat desa dan masyarakat desa Wawosunggu dengan Mahasiswa,
terkait kegiatan intervensi kesehatan.

G. Pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa II (MMD - II)

Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) dilaksanakan pada tanggal


9 juni 2021 yang bertempatan di Balai Desa Wawosunggu Kelurahan
Moramo Kabupaten Konawe Selatan. MMD I dihadiri oleh Kepala desa
Wawosunggu, Sekretaris Desa Wawosunggu, Ketua BPD Wawosunggu,
Kader Desa Wawosunggu, Kepala Dusun I,II dan III desa Wawosunggu,
Ketua RT 1,2,3,4,5,dan 6, Warga Desa Wawosunggu, Mahasiswa
Kordinator Desa Wawosunggu sebagai Wakil Dosen Pembimbing dan
Mahasiswa PKLT Poltekkes Kemenkes kendari yang berada di Desa
wawosunggu.
Dalam MMD I Mahasiswa menjelas mengenai kegiatan yang telah
dilaksanakan sebelum pelaksanaan MMD II, memaparkan hasil Intervensi
yang telah dilakukan oleh mahasiswa di setiap dusun, serta
menginformasikan kepada seluruh warga terkait hasil pemeriksaan
kesehatan gratis yang telah dilakukan oleh mahasiswa dan hasil terkait
keluarga binaan yang dilakukan pada keluarga yang mangalami masalah
kesehatan.
Hasil dari MMD II adalah terjadinya peningkatanpengetahuan
masyarakat mengenai masalah kesehatan yang ada di desa
Wawosunggu Kecamata Moramo Kabupaten Konawe Selatan.

BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Pelaksanaan Kegiatan
PKL terpadu dengan konsep IPE-IPC dilaksanakan mulai tanggal
24 mei 2021 - 11 juni 2021. Adapun rincian kegiatan yang dilkukan
kelompok 3 antara lain:
- Hari ke-1yaitu tanggal 24 mei 2021 seluruh mahasiswa mengikuti
penerimaan di Balai Desa Lapuko Kecamatan Moramo kabupaten
Konawe Selatan dan di Desa Wawosunggu.
- Hari ke-2 yaitu tanggal 25 Mei 2021 seluh mahasiswa PKLT
berkumpul di rumah kepala desa untuk melakukan Rapat Pembagian
Wilayah Kerja masing-masing kelompok dan melihat batasan-batasan
wilayah kerja masing-masing kelompok yang di perlihatkan langsung
oleh masing-masing ketua RT Desa Wawosunggu.
- Hari ke-3 dan 4yaitu tanggal 26 - 27 mei 2021 kelompok melakukan
pendataan masyarakat sesuai dengan wilayah kerja yang telah di
bagikan.
- Hari ke-5yaitu tanggal 28 mei 2021 kelompok 3 mengikuti Rapat
Tabulasi di rumah Kepala Desa bersama semua kelompok serta
melakukan Senam Sore bersama Warga Desa Wawosunggu
- Hari ke-6yaitu tanggal 29 mei 2021 kelompok 3 melakukan
penyusunan materi presentase mengenai masalah kesehatan yang di
dapatkan.
- Hari ke-7yaitu tanggal 30 mei 2021 kelompok 3 mengikuti rapat
persiapan kegiatan MMD I di rumah Kepala desa Wawosunggu.
- Hari ke-8yaitu tanggal 31 mei 2021 kelompok 3 menghadiri
Musyawarah Masyarakat Desa I (MMD - I) di Balai Desa
Wawosunggu.
- Hari ke-9yaitu tanggal 1 juni 2021 senam sore bersama masyarakat
Desa wawosunggu di rumah kepala desa.
- Hari ke-10yaitu tanggal 2 juni 2021 melakukan rapat intervensi
komunitas, serta evaluasi individu dan keluarga di rumah kepala desa
serta senam sore
- Hari ke-11yaitu tanggal 3 juni 2021 kelompok 3 dan 4 melakukan
intervensi komunitas di rumah kepala dusun I desa Wawosunggu.
- Hari ke-12yaitu tanggal 4 juni 2021 kelompok 3 melakukan bimbingan
kelompok dan menjadi panitia dalam pelaksanaan lomba untuk anak-
anak sekolah dasar Desa Wawosunggu.
- Hari ke-13 yaitu tanggal 5 juni 2021 pemeriksaan kesehatan gratis
untuk masyarakat desa Wawosunggu
- Hari ke-14 yaitu tanggal 6 juni 2021 melakukan senam sore bersama
masyarakat desa Wawosunggu.
- Hari ke-15 dan 16 yaitu tanggal 7-8 juni 2021 tidak ada kegiatan yang
dilakukan (liburan kelompok bersama warga desa)
- Hari ke-17 yaitu tanggal 9 juni 2021 pelaksanaan Musyawarah
Masyarakat Desa II (MMD-II) di balai desa Wawosunggu. Serta
penutupan kegiatan.
- Hari Ke-18 yaitu tanggal 10 juni 2021 tidak ada kegiatan yang
dilakukan.
- Hari ke-19 yaitu tanggal 11 juni 2021 hari kepilangan seluruh
mahasiwa dan penarikan yang dilakukan di balai desa Lapuko
Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan.

B. Faktor Penghambat dan Penunjang Dalam Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan intervensi yang dilakukan dalam rangka memecahkan


masalah kesehatan di desa Wawosunggu Kecamatan Moramo Kabupaten
Konawe Selatan masih memiliki Kendala dan juga hambatan.Berikut ini
adalah tabel kegiatan intervensi beserta faktor penghambat yang ada di
desa Wawosunggu Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan.
1. Komunitas
Tabel 4.6 Faktor Penghambat dan Penunjang Pelaksanaan
Kegiatan Komunitas
No Kegiatan Sasaran Faktor Faktor
. Penghambat Penunjang
1. Musyawarah Warga Kurangnya Adanya
dusun 1 dusun 1 antusias warga dukungan dari
desa dalam mengikuti kader,kepala
wawosunggu kegiatan desa dan kepala
dusun I
2. Penyuluhan Warga - Kurangnya - Adanya
Masalah dusun 1 antusias dukungan
Kesehatan desa warga dari
Wawosungg mengikuti kader,kepala
u kegiatan desa dan
- Kurangnya kepala dusun
media(in I
focus) - Adanya
leaflet yang
dibuat oleh
mahasiswa

2. Keluarga
Tabel 4.7 Faktor Penghambat dan Penunjang Pelaksanaan
Kegiatan KK Binaan
No Kegiatan Sasaran Faktor Faktor Penunjang
. Penghambat
1. Pelaksanaa Klien dan Klien menerima 1. Jarak antara
n intervensi Keluarga konseling dan rumah klien
pada KK: edukasi tapi dengan posko
keluarga Hariano susah untuk dekat
dan Individu menerangkannya sehingga
KK karena kurangnya mudah di
media kunjungi
2. Klien tidak
menolak
dilakukan
kunjungan
berulang
2. Pelaksanaa Klien dan Klien menerima 1. Jarak antara
n intervensi keluarga konseling dan rumah klien
pada KK: edukasi tapi dengan posko
keluarga Ludin susah untuk dekat
dan individu menerangkannya sehingga
KK karena kurangnya mudah di
media kunjungi
2. Klien tidak
menolak
dilakukan
kunjungan
berulang

3. Pelaksanaa Klien 1. Klien 1. Klien tidak


n intervensi KK: menerima menolak
pada Wadala konseling dan dilakukan
keluarga edukasi tapi kunjungan
dan individu susah untuk berulang
KK menerangkann 2. Klien merasa
ya karena senang bila
kurangnya sering di
media kunjungi
2. Klien tinggal
sendiri
4. Pelaksanaa Klien 1. Klien Klien tidak
n intervensi KK: menerima menolak
pada Lapoe konseling dan dilakukan
keluarga edukasi tapi kunjungan
dan individu susah untuk berulang
KK menerangkann
ya karena
kurangnya
media
2. Klien tinggal
sendiri
3. Klien susah
untuk
dikunjungi
karena klien
jarang berada
di rumah
5. Pelaksanaa Klien dan Klien menerima 1. Klien tidak
n intervensi kluarga konseling dan menolak
pada KK: edukasi tapi dilakukan
keluarga Amrin susah untuk kunjungan
dan individu menerangkannya berulang
KK karena kurangnya 2. Klien merasa
media senang bila
sering di
kunjungi
3. Keluarga klien
mendukung
dan mau
bekerja sama
terhadap
intervensi
yang diberikan

C. Rencana Tindak Lanjut

Berikut ini merupakan rencana tindak lanjut terhadap masalah


kesehatan yang ada di desa Wawosunggu.

1. Komunitas
Tabel 4.8 Rencana Tindak Lanjut Komunitas

No Masalah Kesehatan Rencana Tindak Lanjut


.
1. PHBS a. Diharapkan warga desa
Wawosunggu melakukan gotong
royong bersama satu kali sebulan
untuk kebersihan lingkungan
b. Diharapkan warga desa
Wawosunggu tidak merokok di
dalam rumah
c. Diharapkan warga desa
wawosunggu tidak membuang
sampah lagi ke laut
d. Diharapkan warga desa
wawosunggu melakukan
pembakaran sampah setidaknya
sekali seminggu
2. Hipertensi a. Diharapkan warga desa
Wawosunggu untuk mengurangi
mengkonsumsi makanan yang
tinggi garam/asin
b. Diharapkan warga desa
Wawosunggu yang mengalami
hipertensi untuk mengontrol
tekanan darahnya ke posyandu
setiap bulan
3. Kurangnya konsumsi a. Diharapkan warga desa
buah dan sayur Wawosunggu untuk menanam
sayuran seperti kelor dan papaya
yang mudah tumbuh untuk
memenuhi kebutuhan sayur
b. Diharapkan warga wawosunggu
untuk rajin mengkonsumsi buah
yang mudah di dapatkan seperti
pisang, papaya dll seminggu sekali
4. Diabetes Melitus a. Diharapkan warga desa
Wawosunggu untuk menjaga pola
makan dan mengurangi konsumsi
glukosa
b. Diharapkan warga desa
Wawosunggu yang mengalami
Diabetes Melitus untuk mengontrol
gula darah setiap bulannya di
puskesmas terdekat.

2. Keluarga dan Individu


Tabel 4.9 Rencana Tindak Lanjut Keluarga Dan Individu Binaan

No. Keluarga/Individu Rencana Tindak Lanjut


Keluarga Bpk Hariono
1. An. Putri Edukasi keluarga dan pengukuran
BB/TB
An. Nirma sari Edukasi keluarga dan pengukuran
BB/TB
Keluarga Bpk Ludin
2. Ny. Isnawati Edukasi keluarga dan
pemeriksaan glukosa darah
Keluarga Ny. Wadala
3. Ny. Wadala Edukasi dan pengukuran tekanan
darah
Keluarga Ny. Lapoe

4. Ny. Lapoe Edukasi dan pengukuran tekanan


darah
Keluarga Bpk. Amrin
5. Ny. Norma Edukasi keluarga dan pengukuran
tekanan darah
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Selama kelompok 3 melakukan Praktek Kerja Lapangan Terpadu
di wilayah desa Wawosunggu Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe
Selatan begitu banyak pelajaran dan ilmu yang didapatkan baik itu dari
tokoh masyarakat ataupun dari teman-teman mahasiswa dari jurusan gizi,
analis, kebidanan dan keperawatan lainnya. Tempat praktek yang kami
jalani merupakan tempat masyarakat yang memiliki sebagian besar
aktivitasnya berada di laut dan tingkat kesehatan yang cukup baik, ada
beberapa masalah kesehatan yang kami temui dari data sekunder yaitu
puskesmas dan kader, serta kami telah melakukan pendataan di
dapatkan dari 20 kepala keluarga yang kami data ada 5 keluarga yang
menjadi keluarga binaan kami dengan masalah kesehatan seperti
Hipertensi, PHBS, kurangnya Konsumsi Buah dan Sayur, Diabetes
mellitus. Hal tersebut tidak terlepas dari pemicu yang sangat tinggi
sehingga sulitnya menurunkan angka kejadian masalah tersebut dalam
jangka waktu yang cukup pendek.
Penyebab terjadinya peningkatan angka kejadian hipertensi yaitu
dari tidak adanya petugas kesehatan yang berada di desa tersebut dan
jarak menuju pelayanan kesehatan cukup jauh diamana warga harus
menggunakan katinting untuk menyebrangi lautan dan menggunakan
angkutan umum untuk ke puskesmas yang berada di Desa Lapuko
Kecamatan Moramo sehingga masyarakat tidak pergi mengkontrol
tekanan darah secara teratur serta kebiasaan masyarakat yang tidak
mengkontrol konsumsi garam. PHBS disebabkan kebiasaan prilaku
sehari-hari dan pengetahuan masyarakat tentang kurangnya prilaku hidup
bersih dan sehat.Kurangnya Konsumsi Buah dan Sayur disebabkan
karena tidak adanya pasar di desa tersebut, serta tidak ada inisiatif dari
sebagian masyarakat untuk menanam sayur serta kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya konsumsi buah dan
sayur.Diabetes Melitus disebabkan karena turunan kelurga dan kurang
mengntrol konsumsi glukosa.
Semua rencana yang kami susun mengacu pada masalah
Keluarga/Individu di desa Wawosunggu Kecamatan Moramo Kabupaten
Konawe Selatan hal ini akan membaik jika masyarakat dapat merubah
kebiasaan dan melakukan anjuran yang telah kami berikan selama
melakukan binaan di desa Wawosunggu.
B. Saran
1. Bagi masyarakat
 Diharapkan masyarakat memahami dan mampu menurunkan
resiko terjadinya Hipertensi
 Diharapkan masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang
sehat dan dapat memanfaatkan pekarangan rumah dengan
baik
 Diharapkan masyarakat mampu mengolah sampah dengan
bijak
 Diharapkan masyarakat bisa memenuhi kebutuhan sayur dan
buah
 Diharapkan masyarakat mampu mengontrol makanan tidak
berlebihan garam dan juga glukosa
2. Bagi Mahasiswa
 Diharapkan mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan
yang telah diperoleh di bangku perkuliahan
 Diharapkan mahasiswa dapat menjadi fasilitator antara
masyarakat dalam kegiatan berbasis IPE-IPC selanjutnya
3. Bagi Poltekkes Kemenkes Kendari
 Agar dapat menjadi acuan dan referensi untuk kegiatan PKLT
selanjutnya
 Agar dapat menjadi bahan masukan untuk perpustakaan

Anda mungkin juga menyukai