Anda di halaman 1dari 4

PERILAKU TERAPEUTIK

DALAM PERSPEKTIF PSIKONEUROIMUNOLOGI

Cara Pandang Baru Dunia Keperawatan


Oleh

Suraying

Jadilah perawat yang bermata elang dan berjemari bidadari yang selalu peka
terhadap kebutuhan pasien dan lemah lembut dalam memberikan pelayanan apakah
implikasi pernyataan diatas ? apakah selama ini perawat belum menunjukkan jati dirinya sebagai profesi
sense of caring sebagaimana Florence Nightingale yang selalu memberi pelayanan dengan lemah
lembut ? dan kemudian timbul pertanyaan mendasar dalam benak saya, mengapa profesi perawatan
selama ini selalu menjadi sorotan utama publik dalam pelayanan kesehatan ? masih ingatkah kita terhadap
peristiwa fenomologis sepuluh Mei 2006 kemarin, yakni kasus pemukulan oleh keluarga pasien terhadap
mahasiswa Akper Pamekasan di Zaal C RSU Pamekasan yang hanya disebabkan oleh mispersepsionis
keluarga pasien terhadap peran edukator mahasiawa sebagai calon perawat professional ? Barangkali
bagi sebagian mahasiswa peristiwa ini menjadi pengalaman trauma psikologis yang membuat mereka
enggan untuk memberikan pengabdian profesinal terbaiknya bagi dunia keperawatan, namun menurut
hemat penulis rasanya tidak berlebihan jika hal ini disikapi secara arif dan bijaksana oleh semua pihak
terutama dalam upaya peningkatan perilaku terapeutik perawat selama memberikan pelayan keperawatan,
karena mutu pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan, bahkan
menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan di mata masyarakat. Hal ini terjadi
karena keperawatan merupakan kelompok profesi dengan jumlah terbanyak, paling depan dan terdekat
dengan penderitaan orang lain, kesakitan, kesengsaraan yang dialami klien.
Suatu kajian baru dalam penelitian psikologi kesehatan yang menarik adalah psikoneuroimunologi
yang berperan dalam pemahaman tentang efek perilaku terpeutik pada fungsi-fungsi tubuh dan
perkembangan penyakit. Psikoneuroimunologi adalah sebuah studi tentang interaksi antara sistem
kekebalan, sistem saraf pusat, dan sistem endogrin (Ader dalam Prokop, 1991). Dengan bahasa yang
agak berbeda, Brannon dan Feist (2000) mengatakan bahwa psikoneuroimunologi adalah kajian
interdisipliner yang memfokuskan pada interaksi antara perilaku, sistem saraf, sistem endogrin, dan sistem
kekebalan

Menurut As Hornby (1874) terapeutik merupakan kata sifat yang dihubungkan dengan seni dari
penyembuhan, disamping itu dapat juga diartikan bahwa terapeutik adalah segala sesuatu yang
memfasilitasi proses penyembuhan. Kemampuan terapeutik berarti seseorang telah mampu
mengkomunikasikan perkataan, perbuatan, atau ekspresi yang memfasilitasi proses penyembuhan.
Keperawatan merupakan suatu proses interpersonal yang terapeutik dan signifikan. Inti dari asuhan
keperawatan yang diberikan kepada klien adalah hubungan perawat klien yang bersifat professional
dengan penekanan pada bentuknya interaksi aktif antara perawat dan klien. Salah satu indicator dari mutu
pelayanan keperawatan itu adalah apakah pelayanan keperawatan yang diberikan itu memuaskan pasien
atau tidak. Pasien sebagai pengguna jasa pelayanan keperawatan menuntut pelayanan keperawatan yang
sesuai dengan haknya, yakni pelayanan keperawatan yang bermutu dan paripurna
Klien menghargai perawat sebagai seorang yang memiliki kwalitas diri, sikap, cara, dan
kepribadian yang spesifik, serta selalu berada dengan klien dan bersedia setiap saat untuk menolong klien.
Perawat diharapkan perannya untuk selalu berada disamping tempat tidur klien, siap setiap saat ketika
diperlukan, cepat tanggap terhadap keluhan, dan turut merasakan apa yang dialami klien (empati). Klien
menginginkan perawat yang melayaninya memiliki sikap baik, murah senyum, sabar, mampu berbahasa
yang mudah dipahami, serta berkeinginan menolong dengan tulus dan mampu menghargai klien dan
pendapatnya. Mereka mengharapkan perawat memiliki pengetahuan yang memadai tentang kondisi
penyakitnya sehingga perawat mampu mengatasi setiap keluhan yang dialami oleh individual klien. Namun
klien sering mengeluh bila perilaku caring yang diberikan dirasa tidak memberikan nilai kepuasan bagi
dirinya, sehingga dapat menimbulkan kecemasan bagi klien itu sendiri. Sekarang yang menjadi
pertanyaan, dimanakah pentingnya ilmu psikoneuroimunologi bagi perawat ?
Berdasarkan konsep psikoneuroimunologi kecemasan merupakan stressor yang dapat
menurunkan sistem imunitas tubuh. Hal ini terjadi melalui serangkaian aksi yang diperantai oleh HPA-aksis
(Hipotalamus, Pituitari, dan Adrenal). Stress yang akan merangsang hipotalamus untuk meningkatkan
produksi CRF (Corticotropin Releasing Faktor). CRF ini selanjutnya akan merangsang kelenjar pituitary
anterior untuk meningkatkan produksi ACTH (Adreno Cortico Tropin Hormon). Sehingga hormon ini yang
menstimulasi kortek Adrenal untuk meningkatkan sekresi kortisol, kortisol inilah yang selanjutnya akan
menekan sistem imun (Guiton & Hall, 1996). Padahal imun ini yang berfungsi melindungi tubuh dari
berbagai patogen.
Asuhak keperawatan bermutu yang diberikan oleh perawat dapat di capai apabila perawat dapat
memperlihatkan sikap caring kepada klien. Dalam memberikan asuhan perawat menggunan keahlian,
kata-kata yang lemah lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu berada di samping klien. caring
merupakan pengetahuan kemanusiaan, inti praktik keperawatan yang bersifat etik dan fisolofikal, oleh
karena itu ia harus tumbuh dalam diri perawat dan berasal dari hati perawat yang paling dalam sehingga
dapat memberikan motivasi bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.

Perawat yang paham perilaku terapeutik telah menyadari bahwa interaksi dirinya dengan klien
harus mempercepat proses penyembuhan. Secara psikoneuroimunologi interaksi terapeutik ini akan
memicu proses adaptasi yang menghasilkan ketahanan tubuh yang lebih baik akhirnya akan mempercepat
proses penyembuhan. Namun sebaliknya perilaku perawat yang kasar, judes, dan sering mengabaikan
kebutuhan dasar klien akan menyebabkan proses penyembuhan terhambat. Di dalam tubuh ada sel yang
namanya makrofag, diambil dari kata makro (besar) dan fag (pemakan). Itu adalah sel yang berfungsi
memakan sel lain yang tidak normal, sekresi pengeluaran makrofag ini tergantung dari kondisi psikis
seseorang, dalam kondisi cemas dapat memicu adanya stressor. Dalam keadaan seperti ini makrofag
tidak tersekresi maka sel sel asing yang tidak normal (patogen) tidak termakan sehingga kondisi seperti
ini dapat menimbulkan penyakit baru.
Keberhasilan perilaku terapeutik antara perawat dan klien sangat menentukan keberhasilan
tindakan yang diharapkan. Disamping itu, hubungan professional yang baik antara perawat-klien dapat
menghindari, memprediksi, dan mengantisipasi berbagai penyulit yang mungkin terjadi. Namun jika
perilaku perawat yang kurang terapeutik akan menghasilkan sikap /perilaku klien yang tidak patuh terhadap
seluruh prosedur keperawatan dan prosedur medis. Misalnya menolak pasang infus, menolak minum obat,
menolak untuk di kompres, akhirnya pasien akan meninggalkan rumah sakit dan mencari jasa pelayanan
yang bermutu di tempat lain. Kurangnya komunikasi antar perawat dengan klien salah satu alasan keluhan
umum klien di rumah sakit, pasien sering tidak puas dengan kualitas dan jumlah informasi yang diterima
dari perawat. Oleh sebab itu sudah saatnya kepuasan pasien menjadi bagian integral dalam misi dan
tujuan profesi keperawatan karena semakin meningkatnya intensitas kompetensi global dan domestik,
serta berubahnya preferensi dan perilaku dari pasien untuk mencari pelayanan jasa keperawatan yang
lebih bermutu. Pelayanan keperawatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa kesehatan utama,
keberadaan dan kwalitas pelayanan keperawatan yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan
dari penerima jasa pelayanan tersebut
Di samping itu, berbagai peran di atas seyogyanya menjadi fokus perhatian perawat ketika
menolong klien lewat tahapan dalam hubungan profesionalnya (Nurachmah,2000). Akhirnya dengan
segala keterbatasan sebagai manusia, profesi keperawatan selalu dituntut untuk menebar senyum,
kesabaran dan karya mulia bagi pasien dalam keadaan apapun, meskipun profesi kita kadang terlupakan
oleh mereka. Tetapi percayalah, perjuangan insane keperawatan akan sampai pada suatu masa dimana
kita benar-benar dihargai sebagai sebuah profesi yang professional.
http://suraying.blogspot.co.id/2013/01/potret-keperawatan-di-masadepan.html

Anda mungkin juga menyukai