Oleh :
NOFIA RINI
NIM. P00320017083
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
i
HALAMAN PERSETUJUAN
NOFIA RINI
NIM. P00320017083
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
Indriono Hadi,S.Kep,Ns,M.Kes
NIP. 197003301995031001
ii
HALAMAN PENGESAHAN
NOFIA RINI
NIM. P00320017083
Telah Dipertahankan Pada Seminar Hasil Karya Tulis Ilmiah di depan TIM
Tim Penguji :
Mengetahui :
Indriono Hadi,S.Kep,Ns,M.Kes
NIP. 197003301995031001
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
KOTA KENDARI
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil ciplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Nofia Rini
RIWAYAT HIDUP
iv
I. INDENTITAS
4. Agama : Islam
8. E-mail : nofiarini345@gmail.com
II. PENDIDIKAN
v
MOTTO
Jadilah pribadi yang tekun, Di dunia ini tidak ada yang sempurna
Tahap demi tahap, bisa anda lalui Dengan proses pengulangan yang nantinya
“Nofia Rini”
vi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. D DENGAN DIAGNOSA MEDIS DM
TIPE II DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DI RUANG
ANGGREK RSUD KOTA KENDARI
Email: nofiarini345@gmail.com
ABSTRAK
Pendahuluan: Diabetes mellitus merupakan suatu gangguan metabolism karbohidrat,
protein dan lemak yang ditandai oleh hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa
dalam darah yang terjadi akibat kelainan sekresi insulin atau menurunnya kerja dari
insulin. Tujuan: Mendeskripsikan pengkajian keperawatan pada Ny. D dengan luka
ganggren ditelapak kaki kanan dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas. Metode:
Metode yang digunakan adalah studi kasus, studi kasus merupakan rancangan
penelitian yang mencakup satu unit secara intensif misalnya satu klien atau dua klien.
Hasil: Kekuatan otot pada pasien sebelum dan sesudah dilakukan latihan ROM
berdasarkan hasil penelitian mengalami perbedaan dan peningkatan yang signifikan.
Pembahasan: Gangguan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam gerakan fisik dari
satu atau lebih ekstremitas secara mandiri. faktor penyebab terjadinya gangguan
mobilitas fisik, antara lain kerusakan integritas struktur tulang, perubahan
metabolisme, ketidakbugaran fisik, penurunan kendali otot, dan adanya luka
ganggren pada pasien diabetes mellitus tipe II. Simpulan: . Pada akhir evaluasi
semua tujuan dapat dicapai walaupun belum keseluruhan karena adanya kerja sama
yang baik antara pasien, keluarga, dan tim kesehatan. Hasil evaluasi pada Ny. D
sudah sesuai dengan harapan masalah teratasi sebagian.
vii
KATA PENGANTAR
kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmatnya, penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. D
Ruang Anggrek RSUD Kota Kendari”. Karya tulis Ilmiah ini diselesaikan guna
lalui dalam rangka perampungan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karna itu,
dengan penuh kerendahan hati, pada kesempatan ini patutlah kiranya penulis
2. Bapak Indriono Hadi S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan.
3. Ibu Lena Atoy.,SST.,MPH selaku pembimbing satu yang telah banyak memberi
saya masukan, wawasan, inspirasi, dan semangat serta membimbing saya dengan
sabar.
4. Ibu Rusna tahir, S.Kep.,Ns.M.Kep selaku pembimbing dua yang telah banyak
memberi saya masukan, wawasan, inspirasi, dan semangat serta membimbing saya
dengan sabar.
5. Ibu Dian Yuniar S, SKM, M.Kep Selaku dosen penguji I, ibu Dr. Lilin Rosyanti,
viii
Selaku dosen penguji III yang telah memberikan saran dan masukkan untuk
Gunarso dan Ibunda Halisa, serta kakakku yang tersayang Muhammad Halil dan
Nur Fatma serta Adikku Rahmat Muliadin yang telah memberikan semangat dan
ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Terima kasih untuk setiap tetesan
keringat yang tidak dapat penulis ganti dengan apapun, terimakasih sudah menjadi
orang tua dan saudara yang baik untuk penulis selama ini.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati Penulis menyadari bahwa Karya Tulis
Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, olehnya saran dan kritikan yang sifatnya
kontruktif sangatlah penulis harapkan untuk membantu perbaikan Karya Tulis Ilmiah
Nofia Rini
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN KEASLIAN PENULISAN vi
HALAMAN RIWAYAT HIDUP v
HALAMAN MOTTO vi
HALAMAN ABSTRAK vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan Penulisan 6
D. Manfaat Penulisan 7
x
E. Instrumen Studi Kasus 32
F. Metode Pengumpulan Data 32
G. Lokasi dan Waktu 33
H. Analisa dan Penyajian Data 33
I. Etika Studi Kasus 33
A. Pengkajian 36
B. Pembahasan 54
C. Keterbatasan Studi Kasus 57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 58
B. Saran 58
DAFTAR PUSTAKA 60
LAMPIRAN 62
xi
DAFTAR TABEL
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tidak menghasilkanc ukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau
glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin
penting, menjadi salah satu dari empat penyakit tidak menular prioritas yang
menjadi target tindak lanjut oleh para pemimpin dunia (Kemenkes RI, 2019).
peningkatan kadar glukosa dalam darah yang terjadi akibat kelainan sekresi
terutama pada organ mata, organ ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah
(Wahyuni, 2019).
1
menggunakan insulin secara efektif yang kemudian mengakibatkan
banyak di temukanya itu lebih dari 90-95%, diabetes mellitus tipe 2 biasanya
terjadi pada orang yang lebih tua dari 40 melitus. Sekitar 90% dari pasien
dengan usia yang lebih tua, obesitas, riwayat keluarga DM, riwayat DM
kenaikan gula darah pada selama masa kehamilan. Gangguan ini biasanya
terjadi pada minggu ke-24 kehamilan dan kadar gula darah akan Kembali
sedikitnya terdapat 463 juta orang pada usia 20-79 tahun di dunia mendertia
pada tahun 2019 atau setara dengan angka prevalensi sebesar 9,3% dari total
penduduk menjadi 19,9% atau 111,2 juta orang pada umur 65-79 tahun.
Angka diprediksi terus meningkat hingga mencapai 578 juta tahun 2030 dan
2
Riset Dasar Kesehatan (Riskesdas) yang dilaksanakan pada tahun
berumur di atas 15 tahun berdasarkan diagnosis dokter sebesar 2%. Angka ini
darah meningkat dari 6,9% pada 2013 menjadi 8,5% pada tahun 2018. Angka
ini menunjukkan bahwa baru sekitar 25% penderita diabetes yang mengetahui
kejadian penyakit. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah ras,
Adapun faktor risiko yang dapat dimodifikasi yaitu berat badan lebih atau
obesitas, kurangnya aktifitas fisik, hipertensi, diet tidak sehat dan tidak
3
Gejala kronik diabetes mellitus yaitu kesemutan, kulit terasa panas
atau seperti tertusuk tusuk jarum, rasa kebas di kulit, kram, kelelahan, mudah
mengantuk, pandangan mulai kabur, gigi mudah goyah dan mudah lepas,
(Fatimah, 2016).
riwayat ulkus atau amputasi serta kelainan kuku berat (Kartika, 2017).
pasien Diabetes Mellitus, angka amputasi 30%, angka mortalitas 32% dan
tersering Clostridium. Bakteri ini akan menghasilkan gas, yang disebut gas
pasir, tertusuk duri, lecet akibat sepatu atau sandal sempit dan bahan yang
keras. Luka terbuka menimbulkan bau dari gas gangren, dapat mengakibatkan
4
lukosa pada darah karena selain tidak memiliki efek sampingyang
memberikan asuhan pada klien dengan Diabetes Melitus. Peran tersebut dapat
(edukasi) pada awal dan seterusnya tentang penyakit diabetes mellitus dengan
bebas.
oleh kelemahan karena berkurangnya atau hilangnya protein tubuh dan juga
5
suatu keadaan ketika invidu mengalami atau berisiko mengalami keterbatasan
B. Rumusan Masalah
6
C. TujuanPenulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
aktivitas.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
7
b. Bagi Peneliti
kanan.
c. BagiInstitusi
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bagi umat manusia di penjuru dunia, bahkan bagi pasien DM penyakit ini
9
2. Klasifikasi
Keadaan ini disebabkan oleh kerusakan sel β pancreas baik oleh proses
insulin oleh sel β pankreas dan atau ganguan fungsi insulin (resistensi
10
c. Diabetes pada kehamilan (gestational diabetes)
(Kartika, 2017).
3. Etiologi
2019).
meningkat pada usia 65 tahun keatas tetapi sekarang usia 20 tahun keatas
11
Diabetes Melitus (IDDM) dan Non Insulin Dependent Diabetes Melitus
12
terutama yang bersumber di hati. Efek ini juga diimbangi oleh berbagai
insulin, namun karena sel-sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu
mellitus tipe 2 dapat juga terjadi produksi glukosa hepatik yang berlebihan
2016).
Hiperglikemia awalnya terjadi pada fase setelah makan saat otot gagal
gangguan sekresi insulin yang sudah ada dan disebut dengan fenomena
13
disebabkan oleh resistensi insulin perifer yang dikombinasi dengan
a. Hipoglikemia
tepat.
b. Ketoadosis Diabetik
dengan hiperglikemia berat dengan kadar glukosa serum lebih dari 600
mg/dl.
14
6. Diagnosis Diabetes Melitus
darah dan tidak dapat ditegakkan hanya atas dasar adanya glukosuria saja.
glukosa dengan cara enzimatik dengan bahan darah plasma vena untuk
darah sewaktu >200 mg/dl, glukosa darah puasa>126 mg/dl sudah cukup
riwayat abortus berulang, melahirkan bayi> 4000 gr, kolesterol HDL <=
15
7. Penatalaksanaan
1) Diet
2019).
16
3) Pendidikan Kesehatan
(Fatimah, 2016).
1. Definisi
pembuluh darah besar arteri pada bagian tubuh sehingga suplai darah
mendapat pasokan darah yang cukup atau akibat infeksi bakteri yang
berat. Kondisi serius ini umumnya terjadi ditungkai, jari kaki, atau jari
tangan, namun juga bias terjadi pada ototserta organ dalam. Gangren
(Putra, 2019).
17
Menurut (Dr. Tjin Willy, 2018), gangren terbagi dalam beberapa jenis
yaitu:
a. Gangren kering, kulit kering dan mengerut dengan warna kulit cokelat,
biru, atau hitam adalah ciri gangrene kering. Gangren ini terjadi
perifer
yang tidak sadar saat mengalami luka di kaki. Gangren basah juga bias
aliran darah ke organ dalam tubuh, seperti usus atau empedu. Gangren
2. Klasifikasi
18
Tabel 2.1: Klasifikasi luka ganggen berdasarkan Wagner-Meggit.
Derajat
Simptom pada kaki seperti nyeri
0
Derajat
Gangren Superfisial
1
Derajat
Gangren dalam
2
Derajat
Gangren sampai mengenai tulang
3
Derajat
Gangren telapak kaki
4
Derajat
Gangren seluruh kaki
5
3. Etiologi
b. Infeksi
19
c. Luka
4. Penatalaksanaan
a. Kontrol Mekanik
1) Mengistrahatkan kaki
4) Mobilisasi
b. Kontrol Luka
4) Amputasi
c. Kontrol infeksi
20
1) Terapi anti mikroba empiric pada saat awal terjadinya luka
d. Kontrol vascular
e. Kontrol Metabolik
penyembuhan luka
3) Pengendalian komorbiditas
f. Kontro lEdukasi
1. Pengkajian
21
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal proses
a) Usia
dengan overweight.
aktifitas fisik yang sedikit oleh karena itu biasanya dialami pegawai
c) Keluhan Utama
d) Riwayat Penyakit
22
Riwayat penyakit ini biasanya yang dominan adalah munculnya sering
buang air kecil (poliuria), sering lapar dan haus (polidipsi dan
1) Penyakit pancreas
3) Gangguan hormonal
Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan dan kaki baik kanan
dan kanan untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan, atau
spastic.
g) Kemampuan Mobilitas
23
i) Riwayat Kesehatan keluarga
diabetes, karena kelainan gen yang mengakibatkan tubuh ini tak dapat
pada keturunan.
j) Pemeriksaan Fisik
2. Tingkat kesadaran
3. Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah
b) Frekuensi nadi
c) Frekuensi pernapasan
d) Suhu tubuh
5. Kulit
a) Warna
b) Kelembaban
c) Suhu
d) Tekstur
e) Turgor
24
6. Kuku
7. Rambut
8. Kepala
a) Kulitkepala
b) Tulangtengkorak
c) Wajah
9. Mata
a) Skelara
c) Pupil
10. Telinga
a) Lubangtelinga
b) Gendang telinga
c) Pendengaran
11. Hidung
13. Leher
15. Dada
16. Asksila
18. Abdomen
25
19. Ginjal
2. Masalah Keperawatan
d) Infeksi
e) Intoleransi aktivitas
klien susah beraktivitas karena sakit pada kaki kanan akibat diabetes
26
3. Implementasi Keperawatan
4. Evaluasi
yaitu:
a) Evaluasi formatif
b) Evaluasi Somatif
menggunakan SOAP
1. Pengertian
27
seperti berdiri, berjalan dan bekerja. Adapun sistem tubuh yang berperan
dalam kebutuhan aktivitas antara lain: tulang, otot dan tendon, ligamen,
sistem saraf dan sendi. Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan
hidup.
secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan
dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena
tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang
3. Jenis Latihan
dan sendi.
28
c. Latihan anaerobik seperti angkat besi menambah kekuatan otot jangka
pendek.
badan atau kemampuan olahraga. Latihan fisik yang sering dan teratur
2 dan obesitas.
hari.
tubuh.
dilarang beraktivitas.
29
e. Usia dan status perkembangan. Kemampuan atau kematangan fungsi
BAB III
Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus yang
aktivitas klien.
secara intensif misalnya satu klien atau dua klien. Meskipun jumlah subyek
studi kasus. Rancangan dari studi kasus bergantung pada keadaan kasus
30
diabetes mellitus dengan adanya gangren pada telapak kaki kanan sebelah
31
C. Fokus Studi
dengana danya gangren pada kaki sebelah kanan pasien yang dimulai dari
pasien.
32
7. Evaluasi adalah langkah terakhir dari proses keperawatan yang merupakan
kebutuhan.
1. Observasi
33
2. Wawancara
1. Lokasi
2. Waktu
Studi kasus ini telah dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2021 s/d 4 Maret
2021
1. Analisa Data
kedalam pola, kategori dan satu uraian dasar, sehingga dapat ditemukan
34
2. Penyajian Data
Data yang akan disajikan pada penelitian atau studi kasus ini yakni dalam
bertentangan dengan kode etik. Tujuan penelitian harus etis dalam arti hak
1. Prinsip Manfaat
c. Risiko
35
2. Prinsip menghargai Hak Asasi Manusia
c. Informed Consent
3. Prinsip keadilan
36
cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada
37
BAB IV
A. Pengkajian
1. Biodata
Nama Nn. A
Jenis kelamin Perempuan
Pekerjaan Belum bekerja
38
Hubungan dengan pasien Anak
Alamat Btn Mahkota
2. Riwayat Kesehatan
kanan
4. Riwayat Keluarga
5. Pemeriksaan Fisik
39
a. Tanda-tanda vital
2) Pernapasan : 20x/menit
3) Nadi : 82x/menit
1) Berat badan : 50 Kg
c. Kepala
6) Alopesia : Tidak
d. Mata
3) Ptosis : Tidak
5) Diplopia : Tidak
6) Photohobia : Tidak
40
7) Nystagmus : Tidak
8) Nyeri : Tidak
e. Telinga
2) Secret : Tidak
4) Tinnitus : Tidak
5) Nyeri : Tidak
f. Hidung
2) Perdarahan : Tidak
4) Nyeri : Tidak
g. Mulut
41
h. Leher
i. Thoraks
1) Paru-paru
d) Dispnea : Tidak
2) Jantung
a) Iktuskordis : Normal
c) Palpitasi : Normal
j. Abdomen
4) Peristaltic : Normal
42
6) Nyeri tekan : Tidak ada
k. Payudara
l. Genitalia
2) Leukorrhea : Tidak
3) Perdarahan : Tidak
3) Memori : Lambat
4) Orientasi : Lambat
5) Konfusi : Menurun
6) Kesimbangan : Menurun
kanan
8) Refleks :
43
a) Refleks tendon
b) Reflek spatologis
c) Tanda meningeal
o. Ekstremitas
1) Ekstremitas atas:
44
e. Luka : Tidak ada
2) Ekstremitas Bawah
c. Atropi : Kelumpuhan
45
Jumlah jam tidur malam ± 7-8 jam 2-5 jam
Kebiasaan konsumsi obat
Tidak ada Tidak
tidur/penenang
Kegiatan pengantar tidur Tidak ada Tidak ada
Perasaan waktu bangun Baik Gelisah
Kesulitan memulai tidur Baik Ya
Mudah terbangun Tiak Ya
Nyeri, proses
Penyebab gangguan tidur Tidak ada
penyakit
Perasaan mengantuk Ada Ya, ada
46
setelah beraktivitas
Pergerakan lambat Tidak lambat Lambat
7. Klasifikasi Data
8. Analisa Data
47
kanannya Peningkatan
- Klien mengatakan tidak Glukosa Darah
bisa melakukan aktivitas
sehari-hari Sirkulasi Darah ke
- Klien mengatakan merasa Sel Lambat dalam
lemah dan letih setelah Tubuh di Jaringan
beraktivitas Perifer
D0: Gangren Diaebetik
- Klien Nampak lemah
- Klien Nampak dibantu oleh Gangguan
keluarga Mobilitas Fisik
- Aktivitas klien namapak
dibantu oleh keluaraga
- Nampak luka pada kaki
kanan pasien
- Pergerakan klien terbatas
- Tanda-tanda Vital:
TD: 130/80
Pernapasan:20x/menit
Nadi : 82x/menit
Suhu: 36,60C
48
9. Rencana Keperawatan
49
dengan alat bantu
- Fasilitasi melakukan
pergerakan, jika perlu
- Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
3. Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
- Anjurkan melakukan
melakukan mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan
50
10. Implementasi dan Evaluasi
51
Hasil: Keluarga klien belum mengerti cara TD: 130/80 mmHg
melakukan ROM pasif dan aktif P: 20x/menit
N: 82x/menit
S: 36,60C
2. Rabu, 3 Maret 1. Menentukan batasan pergerakan sendi adan S:
2021/ 13:00 efeknya terhadap fungsi sendi - Klien mengatakan nyeri
Hasil: pergerakan sendi klien masih pada kaki kanannya
terbatas dan sulit untuk menggerakkan kaki karena luka gangren
kanannya karena luka gangren O:
2. Mendukung latihan ROM aktif, sesuai - KU. Lemah
jadwal yang teratur dan terencana - Aktivitas klien Nampak
Hasil: Kaki kanan dan kanan (5) dibantu keluarga
3. Melakukan ROM pasif atau ROM dengan - Pergerakan klien
bantuan terbatas
Hasil: jika klien dibantu dapat melakukan - Klien mengatakan
semua ROM belum mampu
4. Menginstruksikan pasien/keluarga cara beraktivitas
melakukan latihan ROM pasif adan ROM A:
aktif - Masalah belum teratasi
Hasil: Keluarga klien mampu mengerti P:
52
cara melakukan ROM pasif dan aktif - Intervensi dilanjutkan
seperti leher, jari tangan, pergelangan kaki TTV:
dan lutut. TD: 150/90 mmHg
P: 20x/menit
N: 94x/menit
S: 36,50C
3. Kamis, 4 Maret 1. Menentukan batasan pergerakan sendi adan S:
2021/ 10:00 efeknya terhadap fungsi sendi - Klien mengatakan
Hasil: pergerakan sendi klien sudah mulai mampu beraktivitas
membaik untuk menggerakkan kaki sedikit, masih dibantu
kanannya karena luka gangren oleh keluarga
2. Mendukung latihan ROM aktif, sesuai O:
jadwal yang teratur dan terencana - KU. Sedang
Hasil: Semua ROM dapat dilakukan pasien - Aktivitas klien Nampak
3. Melakukan ROM pasif atau ROM dengan dibantu keluarga
bantuan - Pergerakan sendi klien
Hasil: klien dapat melakukan semua ROM mulai meningkat
4. Menginstruksikan pasien/keluarga cara - Klien mengatakan
melakukan latihan ROM pasif adan ROM mampu beraktivitas
aktif A:
53
Hasil: Keluarga klien mengerti cara - Masalah teratasi
melakukan ROM pasif dan aktif seperti sebagian
leher, jari tangan, pergelangan kaki dan P:
lutut. - Intervensi dilanjutkan
oleh perawat ruangan
TTV:
TD: 160/90 mmHg
P: 20x/menit
N: 88x/menit
S: 36,40C
54
B. Pembahasan
Beberapa hal yang perlu dibahas dan diperhatikan dalam penerapan kasus
sejauh mana keberhasilan yang dicapai akan diuraikan sesuai dengan proses
evaluasi.
1. Pengkajian
a) Identitas klien
Pada tinjauan kasus dan teori tidak ada terdapat kesenjangan antara
penulis tidak ada kesulitan untuk mendapatkan data dari klien sendiri,
1) Keluhan utama
Pada keluhan utama dan tinjauan teoritis serta tinjauan kasus tidak
4) Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran
composmentis
b. Head to toe
5) Diagnosa Keperawatan
56
tinjauan kasus ditemukan 1 diagnosa keperawatan yaitu
b. Intervensi Keperawatan
Kesehatan pasien.
keadaan klien.
c. Implementasi
d. Evaluasi
57
dalam melakukan asuhan keperawatan untuk mencapai hasil
mobilitas fisik dapat teratasi dengan kriteria hasil kekuatan otot pada
telapak kaki kanan meningkat yaitu pada ekstremitas kanan dari skala 2
menjadi.
lengkap
58
BAB V
A. Kesimpulan
adanya kerja sama yang baik antara pasien, keluarga, dan tim Kesehatan.
Hasil evaluasi pada Ny. D sudah sesuai dengan harapan masalah teratasi
Sebagian.
2. Kekuatan otot pada pasien sebelum dan sesudah dilakukan latihan ROM
B. Saran
berikut:
59
2. Perawat sebagai petugas pelayanan Kesehatan mempunyai pengetahuan,
keteramplan yang cukup serta dapat bekerja sama dengan tim Kesehatan
diabetes mellitus.
pengetahuan.
60
DAFTAR PUSTAKA
27(2), 74–79.
Kemenkes RI. (2019). Hari Diabetes Sedunia Tahun 2019. Pusat Data Dan Informasi
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1073
61
Riskesdas. (2018). Laporan Riskesdas 2018 Sulawesi Tenggara. In Jakarta.
Wahyuni, R. (2019). Hubungan Pola Makan Terhadap Kadar Gula Darah Penderita
http://jurnal.stikeswhs.ac.id/index.php/medika
RI.
62
LAMPIRAN
63
lempiran 1 Dokumentasi Penelitian
64
Lampiran 2 Surat Keterangan Bebas Pustaka
65
Lampiran 3 Lembar Informed Consent
66