Anda di halaman 1dari 59

CONTOH LAPORAN LENGKAP KEPERAWATAN KOMUNITAS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa

Indonesia untuk meningkatkan kemampuannya mencapai derajat kesehatan yang optimal

sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang dimaksud Undang-Undang Dasar 1945.

Arah kebijakan pembangunan di Indonesia telah mengalami pergeseran menuju

paradigma sehat. Paradigma sehat merupakan upaya kesehatan yang lebih mengutamakan

tindakan promotif, preventif dan tidak mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Paradigma sehat adalah suatu kebijakan pembangunan kesehatan dalam ranngka mencapai

visi Indonesia sehat 2011, dimana diproyeksikan tentang keadaan masyarakat mayoritas hidup

dalam lingkungan yang sehat, berperilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau

pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata serta berada pada derajat kesehatan yang

optimal.

Keperawatan adalah salah satu bagian integral dari pelayanan kesehatan di Indonesia,

memiliki konstribusi yang nyata dalam pembangunan kesehatan terutama dalam mendukung

kebijakan pemerintah melalui paradigma sehat menuju visi Indonesia sehat 2011. Perawatan

kesehatan masyarakat/komunitas merupakan perpaduan antara praktek keperawatan dan

praktek kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk menunjang dan memulihkan kesehatan

populasi. Kegiatan praktek ini dilakukan secara menyeluruh dan tidak terbatas pada

sekelompok umur dan diagnosa tertentu serta dilaksankan secara berkelanjutan.

Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat, berbagai upaya kesehatan

telah diselengarakan. Salah satu bentuk upaya kesehatan tersebut adalah pelayanan kesehatan

melalui Puskesmas dan Rumah sakit sebagai tempat rujukan.


Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan untuk meningkatkan dukungan

masyarakat secara aktif dan dinamis dalam berbagai upaya kesehatan mayarakat dan

mendorong kearah kemaandirian dalam memecahkan kesehatan dengan penuh tanggung

jawab.

Dalam rangka turut serta mendukung kebijakan pemerintah tentang kesehatan

tersebut maka Program Profesi Ners Universitas Islam Makassar sebagai salah satu institusi

pendidikan kesehatan memiliki tanggung jawab dalam rangka mempersiapkan tenaga

kesehatan/keperawatan yang berkualitas dimasa depan melalui praktik keperawatan

komunitas. Kegiatan merupakan Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu bidang pengabdian

masyarakat.

Praktik keperawatan komunitas juga merupakan suatu bentuk pengembangan dari

praktik klinik keperawatan bagi mahaiswa yang diarahkan pada pengalaman nyata penerapan

Primary Health Care.

Dipilihnya daerah dusun bonto kadatto sebagai tempat keperawatan komunitas karena

merupakan salah satu bentuk aplikatif mata ajaran Asuhan Keperawatan Komunitas pada

Program Profesi Ners Universitas Islam Makassar disamping itu pula untuk melihat secara

nyata pola perilaku kebiasaan hidup sehat pada msyarakat, dengan tujuan untuk merubah

perilaku dan meningkatkan pengetahuan tentang pola hidup sehat dari tidak tahu menjadi

tahu, dan juga memberikan pengetahuan kepada masyarakat dalam bentuk penyuluhan-

penyuluhan atau mempraktikkan secara langsung bagaimana cara mengatasi penyakit yang

berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang tidak sehat, penyakit infeksi yang dapat

membahayakan kesehatan masyarakat sendiri.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dalam program Profesi Ners Departemen Komunitas di harapkan mahasiswa mampu

memberikan asuhan keperwatan komunitas dan keluarga sesuai konsep dan teori keperawatan

komunitas.

2. Tujuan Khusus

Dalam program Profesi Ners Departemen komunitas di harapkan mahasiswa mampu :

1. Mengidentifikasi data yang diperlukan

2. Mengumpulkan data dengan menggunkan metode/ strategi yang sesuai

3. Menganalisa data yang diperlukan

4. Menentukan masalah kesehatan dan masalah keperawatan

5. Menetapkan prioritas kebutuhan kesehatan dan masalah keperawatan berdasarkan kriteria

tertentu

6. Melaksanakn rencana keperawatan

7. Melakukan evaluasi keperawatan.

C. Manfaat Praktik
1. Dapat menerapkan ilmu pengetahuan keperawatan, khususnya keperawatan komunitas
2. Dapat bekerja sama dengan masyarakat menemukan masalah kesehatan serta pemecahan

masalah kesehatan

3. Dapat membina hubungan yang baik antara institusi pendidikan keperawatan, instistusi

pelayanan kesehatan serta masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan

4. Dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya kesehatan secara

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

D. Waktu pelaksanaan Praktik


Pelaksanaan praktik dimulai 15 Februari 2015-15 Maret 2015
E. Tempat pelaksanaan Praktik
Praktik Perawatan komunitas di tempatkan di Dusun Bonto Kadatto, Desa Bontolangkasa

selatan Kec. Bontonompo, Kab. Gowa.

BAB II
HASIL PENDATAAN

A. Data Demografi

Pendataan dilakukan di Dusun Panaikang selama 3 hari dari tanggal 22 s/d 24 Februari

2016 yang dilakukan oleh Mahasiswa program Profesi Ners Universitas Islam Makassar

(UIM) sebanyak 11 orang. Dusun Bonto Kadatto termasuk dalam wilayah Desa

Bontolangkasa selatan yang terdiri dari 4 dusun, dusun Bonto Kadatto, dusun Borong Kanan,

dan dusun Alerang, dusun Tamalangape.

Dusun Panaikang terdiri dari 204 KK, dan jumlah jiwa secara keseluhan di dusun

Bonto kadatto adalah sekitar 700 jiwa dan pada saat pendataan kelompok mendata 191 KK

dengan 581 jiwa yang terdiri dari 45 anak usia bayi-balita, 125 orang usia 6-12 tahun, 112

orang usia 13-21 tahun, 237 orang usia 22-55 tahun, dan 33 orang usia lansia (> 55). Hal ini

terjadi karena pada saat pendataan ada keluarga yang tidak berada ditempat

B. Persiapan Dan Pelaksanaan

Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal, maka

melalui Praktek Keperawatan Komunitas Mahasiswa Program Profesi Ners UIM di dusun

Bonto Kadatto, akan menerapkan konsep-konsep keperawatan komunitas yang didalamnya

dilakukan pendekatan keperawatan keluarga sebagai dasar dalam pemberian pelayanan

kesehatan utama pada masyarakat.

Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan Dusun Bonta Kadatto

didesa Bontolangkasa selatan terdiri dari beberapa tahap kegiatan meliputi survey wilayah
binaan, pengkajian awal (pengumpulan dan pengolahan data), pembinaan Kelompok Kerja

Kesehatan (POKJAKES) yang anggotanya terdiri dari kader kesehatan, tokoh masyarakat,

tokoh agama, pemuda, dan kalangan pelajar, yang nantinya akan bersama sama dengan

mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan meliputi baksos yaitu membersihkan mesjid, kantor

desa, dan TPU.

Kegiatan keperawatan komunitas yang akan dilaporkan adalah tahap persiapan dan

pelaksanaan. Persiapan meliputi persiapan kemasyarakatan dan persiapan tekhnis sedangkan

tahap pelaksanaan terdiri dari pengkajian, perencanaan, implementasi, evaluasi.

1. Persiapan

a. Persiapan Kemasyarakatan

Pada tahap awal, kelompok mahasiswa melakukan pertemuan dengan kepala Dusun

Bonto Kadatto dan Desa Bontolangkasa selatan, serta identifikasi tokoh masyarakat, tokoh

agama, kader kesehatan, yang dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2016. Setelah

mengidentifikasi tokoh masyarakat, kelompok mahasiswa melakukan pendekatan dan

membina hubungan saling percaya dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan tentang

tujuan Praktek Keperawatan Komunitas Mahasiswa Program Profesi Ners FIK-UIM di

Dusun Bonto Kadatto, Desa Bontolangkasa Selatan, Kec. Bontonompo, Kab. Gowa.

Tanggal 19 Februari 2016, pihak mahasiswa mengadakan pertemuan dengan tokoh

masyarakat, tokoh agama, kader kesehatan guna membahas rencana pertemuan awal dan

mengidentifikasi tokoh masyarakat yang akan diundang pada pertemuan awal.


Tanggal 13 Februari 2016, dilakukan penyebaran undangan kepada tokoh masyarakat,

tokoh agama pemuda serta kader kesehatan untuk menghadiri pertemuan MMD II

b. Persiapan Teknis

Persiapan tehnis yang dilakukan kelompok mahasiswa meliputi mengorganisir

anggota kelompok dalam melakukan pendataan dan pembagian tugas, mempersiapkan format

pengkajian, serta mengidentifikasi wilayah Lingkungan dusun Bonto Kadatto, Desa

Bontolangkasa selatan.

2. Pelaksanaan

Tahap perlaksanaan terdiri atas pengkajian, perencanaan, implementasi, & evaluasi.

a. Pengkajian

1. Pengumpulan data

Tahap pengumpulan data yang dilakukan meliputi :

a) Melakukan pengumpulan data dengan cara mengunjungi masing-masing rumah penduduk,

wawancara langsung kepada pihak keluarga, pemeriksaan fisik bagi anggota keluarga yang

sedang sakit, serta observasi kondisi rumah dan lingkungan sekitarnya. Kegiatan

pengumpulan data ini dilakukan tanggal, 22 – 24 Februari 2016 (pagi dan sore).

b) Melakukan tabulasi data dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan, yaitu tanggal 25

Februari- 28 Februari 2016.

2. Hasil Tabulasi Data

Setelah pengumpulan data dilakukan, maka data tersebut akan ditabulasi dalam bentuk tabel.

Adapun hasil tabulasi disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :


Data Demografi

Tabel 1
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
Dusun Bonto Kadatto 2016

No Umur Frequency Percent


1 usia 0-5 136 11,7
2 usia 6-12 184 15,9
3 umur 13-21 155 13,4
4 usia 22-54 575 49,6
5 usia .55 109 9,4
Total 1159 100.0
Sumber Data primer, 2009

Diagram 1
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
Di RW 05 kelurahan Tamparan Keke, Kota Makassar 2009

Tabel 2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Di dusun pamanjengan 2011

No Jenis kelamin Frequency Percent


1 Laki-laki 602 51,03
2 Perempuan 557 48,06
Total 1159 100.0
Sumber data ; Primer 2009

Diagram 2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Di RW 05 Kelurahan Tamparan Keke,Kota Makassar 2009
Berdasarkan table di atas, penduduk terbanyak adalah laki-laki sebanyak 602 jiwa Sedangkan

untuk perempuan sebanyak 557 jiwa, Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di wilayah dusun

pamanjengan begitu padat dimana yang terbanyak adalah laki-laki.

Tabel 3
Distribusi KK Berdasarkan Agama
Di Dusun pamanjengan 2011

No Agama Frequency Percent


1 Islam 289 97,9
2 Kristen 6 2,1
Total 295 100.0
Sumber data ; Primer 2009

Diagram 3
Distribusi KK Berdasarkan Agama
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar 2009

Berdasarkan tabel diatas dari 295 KK sebagian besar KK di desa pamanjengan beragama

islam Sebanyak 289( 97,9%) KK dan selebihnya adalah beragama kristen sebanyak 6 (2,1%)

KK.
Tabel 4
Distribusi KK Berdasarkan Suku
Di Dusun pamanjengan 2011

No Suku Frequency Percent


1 Bugis 30 10,17
2 Makassar 199 67,46
3 Bugis - makasaar 51 17,28
4 lain-lain 15 5.09
total 295 100,0

Sumber data ; Primer 2009

Diagram 4
Distribusi KK Berdasarkan Suku
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009

Berdasarkan tabel diatas sebagian besar KK desa pamanjengan yang terbanyak adalah suku

makassar Sebanyak 199 (67,46%)KK dan selebihnya adalah adalah suku bugis sebanyak30

(110,17%) KK, bugis – Makassar 51 (17,28%) dan lain-lain( toraja,bima, mandar) sebanyak

15 (5,09%) KK.

Tabel 5
Distribusi KK Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga
Di Dusun pamanjengan 2011
No Tingkat pendidikan Frequency Percent
1 Tidak sekolah 50 16,94
2 SD 105 35,6
3 SLTP 56 18,9
4 SMA 68 23.05
5 AK/PT 16 5,42
Total 295 100.0
Sumber data ; Primer 2009

Diagram 5
Distribusi KK Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009

Berdasarkan table di atas, dari 295 KK sebagian besar kepala keluarga berpendidikan SD

yaitu 105 KK ( 35,6 % ), sedangkan penduduk yang memiliki pendidikan tinggi menempati

jumlah yang terkecil yaitu 16 KK ( 5,42 % ). Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan

penduduk dalam menerima informasi yang akan mempegaruhi perubahan perilaku yang

berkaitan dengan kesehatan.

Tabel 6
Distribusi KK Berdasarkan Tingkat pekerjaan kepala keluarga
Di Dusun pamanjengan 2011

No Pekerjaan Frequency Percent


1 PNS 19 6,44
2 PETANI 97 32,88
3 IRT 25 8,5
4 Swasta 102 34,6
5 Tidak bekerja 15 5,06
6 lain- lain 37 12,52
Total 295 100
Sumber data ; Primer 2009

Diagram 6
Distribusi KK Berdasarkan Tingkat pekerjaan kepala keluarga

Di RW 05
Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009

Berdasarkan tabel diatas sebagian besar penduduk bekerja petani sebanyak 97 orang ( 32,88

% ), tetapi masih ada penduduk yang tidak bekerja sebesar 15 orang ( 5,06 % ) jadi

kemungkinan untuk pemeliharaan kesehatan dapat meningkat.

Data Lingkungan Fisik

Tabel 7
Distribusi KK Berdasarkan Kepemilikan Rumah
Di Dusun pamanjengan 2011

No Kepemilikan rumah Frequency Percent


1 Milik sendiri 210 71,19
2 Kontrak 10 3,39
3 Numpang 75 25,42
Total 295 100.0
Sumber data ; Primer 2007
Diagram 7
Distribusi KK Berdasarkan Kepemilikan Rumah
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Berdasarkan tabel diatas, berdasarkan kepemilikan rumah, sebagian besar penduduk dusun

pamanjengan memiliki rumah sendiri sebanyak 210 ( 71,19 % ) sedangkan yang lainnya

numpang sebanyak 75 (25,42%) KK dan kontrak rumah sebanyak 10 (3,39%). Hal ini

menunjukkan bahwa dari 295 KK hanya 252 KK yang memiliki rumah baik itu rumah milik

sendiri, numpang maupun kontrak, sedangkan 43 KK ada yang tidak memiliki rumah dan

tinggal serumah KK yang lain.

Tabel 8
Distribusi KK Berdasarkan Jenis Rumah
Di Dusun pamanjengan 2011

No Jenis Rumah Frequency Percent


1 Permanen 135 53,57
2 semi permanen 33 13,09
3 Panggung 84 33,34
Total 252 100.0
Sumber data ; Primer 2009

Diagram 8
Distribusi KK Berdasarkan Jenis Rumah
Di RW V Kelurahan Tamparang Keke makassar, Kota Makassar,2009
Berdasarkan

tabel diatas sebagian besar Kepala Keluarga di dusun pamanjengan memiliki Rumah

permanen 135 ( 52,57 % ) KK dan selebihnya panggung sebanyak 84 (33,34%) KK dan

rumah semi permanen sebanyak 33 (13,09%) KK.

Tabel 9
Distribusi KK Berdasarkan Keberadaan Ventilasi Rumah
Di desa pamanjengan 2011

No Ventilasi Frequency Percent


1 Ada 229 90,87
2 Tidak ada 23 9,13
Total 252 100.0
Sumber data ; Primer 2009
Diagram 9
Distribusi KK Berdasarkan Keberadaan Ventilasi Rumah
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009

Berdasarkan tabel diatas sebagian besar Rumah Kepala Keluarga di dusun pamanjengan

memiliki Ventilasi sebanyak 229( 90,87% ) KK dan selebihnya tidak memiliki ventilasi

sebanyak 23 (9,13%) KK. Hal ini menunjukkan bahwa ada resiko terjadinya penyakit saluran
pernapasan (asma, TBC, ISPA, dll) dikarenakan sirkulasi udara yang tidak terjadi di dalam

rumah akibat adanya rumah yang tidak memiliki ventilasi.

Tabel 9
Distribusi KK Berdasarkan Cahaya Matahari yang masuk dalam rumah
Di dusun pamanjengan 2011

No Cahaya matahari Frequency Percent


1 Masuk 222 88,09
2 Tidak masuk 30 11,9
Total 252 100.0
Sumber data ; Primer 2009

Diagram 10
Distribusi KK Berdasarkan Cahaya Matahari yang masuk dalam rumah
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009

Berdasarkan tabel diatas sebagian besar Kepala Keluarga di dusun pamanjengan cahaya

matahari masuk dalam rumah sebanyak 222( 88,09 % ) dan sebagian rumah KK cahaya

matahari tidak masuk ke dalam rumah karena tidak memilki ventilasi dan letak ventilasi yang

salah serta pepohonan yang menutupinya, sehingga mengakibatkan timbulnya penyakit-

penyakit yang beresiko seperti penyakit saluran pernapasan (asma, TBC dll) akibat

lingkungan rumah dan sekitarnya yang kurang bersih.


Tabel 10
Distribusi KK Berdasarkan Kebersihan Rumah
Di dusun pamanjengan 2011

NO Kebersihan rumah Frequency Percent


1 Bersih 112 44,44
2 Tidak bersih 140 55,56
Total 252 100.0
Sumber data ; Primer 2009

Diagram 11
Distribusi KK Berdasarkan Kebersihan Rumah
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009

Berdasarkan tabel

diatas sebagian besar Kepala keluarga di dusun pamanjengan Yang lingkungan rumahnya tdk

bersih sebanyak 140 ( 55,56 % ) sehingga beresiko timbulnya berbangai penyakit yang

berhubungan dengan lingkungan yang kotor seperti DBD, Diare, gatal-gatal, dsb.

Tabel 11
Distribusi KK Berdasarkan Pemanfaatan halaman
Di dusun pamanjengan 2011

No Pemanfaatan halaman Frequency Percent


1 Ya 87 34,52
2 Tidak 165 65,48
Total 252 100.0
Sumber data ; Primer 2009

Diagram 11
Distribusi KK Berdasarkan Pemanfaatan halaman
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009

Berdasarkan tabel diatas sebagian besar Kepala Keluarga di dusun pamanjengan k tidak

memanfaatkan lingkungan rumahnya sebanyak 165( 65,48 % ) karena malas dan kurang

mengetahui untuk memanfaatkannya.

Tabel 12
Distribusi KK Berdasarkan Jenis Pemanfaatan halaman
Di dusun pamanjengan 2011

No Jenis pemanfaatan halaman Frequency Percent


1 Berkebun 26 29,89
2 Taman 61 70,11
Total 87 100.0
Sumber data ; Primer 2009

Diagram 12
Distribusi KK Berdasarkan Jenis Pemanfaatan halaman

Di RW 05 Kelurahan
Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Berdasarkan tabel diatas Dari 87 KK di dusun pamanjengan yang memiliki halaman sebagian

besar dimanfaatkan menjadi taman 61( 70,11% ), hal ini terjadi karena situasi dan kondisi

lingkungan tempat tinggal yang memungkinkan untuk pemanfaatan halaman.

Tabel 13
Distribusi KK Berdasarkan Sumber air Minum
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009

No Sumber air Minum Frequency Percent


1 Sumur gali 36 14,3
2 Sumur pompa 48 19
3 Air gallon 153 60,7
4 Air hujan 15 6
Total 252 100.0
Sumber data ; Primer dan sekunder 2009

Diagram 14
Distribusi KK Berdasarkan Sumber air Minum
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009

Berdasarkan tabel diatas sebagian besar keluarga di dusun pamanjengan menggunakan air

galon untuk keperluan minum yaitu sebanyak 153( 60,7 % ) dan yang sebagian kecil

menggunakan air hujan sebanyak 15 (6%), hal ini dikarenakan karena kondisi air di sumur
gali dan sumur pompa mengandung zat kapur yang mengeluarkan bau yang kurang layak

untuk dikomsumsi.

Tabel 14
Distribusi KK Berdasarkan Pengelolaan Air Minum
Di dusun pamanjengan 2011

No Pengelolaan air minum Frequency Percent


1 Dimasak 102 34,58
2 Tidak dimasak 193 65,42
Total 295 100.0
Sumber data ; Primer 2009
Diagram 14
Distribusi KK Berdasarkan Pengelolaan Air Minum
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 295 KK di dusun pamanjengan masih banyak

yang mengelola air minum dengan cara tidak dimasak sebanyak 193 (65,42%), Hal ini terjadi

karena banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi air galon yang lebih praktis.

Tabel 15
Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Air
Di dusun pamanjengan 2011

No Kondisi Air Frequency Percent


1 Jernih 54 21,43
2 Keruh 21 8,33
3 Bau,berasa,jernih 177 70,24
Total 252 100.0
Sumber data ; Primer 2009
Diagram 15
Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Air
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kondisi air dari 252 rumah KK di dusun pamanjengan

ada yang keruh sebanyak 21 (8,33%) dan kondisi air yang bau,berasa dan jernih sebanyak 177

(70,24%), hal ini terjadi akibat pergantian musim dari kemarau ke hujan.

Tabel 16
Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Tempat Penampungan Air
Di dusun pamanjengan 2011

No Tempat penampungan air Frequency Percent


1 Ada jentik 89 35,32
2 Tidak ada jentik 163 64,68
Total 252 100.0
Sumber data ; Primer 2009

Diagram 16
Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Air
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 252 rumah KK terdapat 89 tempat penampungan

air yang memiliki jentik, ini disebabkan karena lingkungan rumah dan sekitar yang tidak

terpelihara sehingga memicu timbulnya resiko penyakit lingkungan seperti DBD.

Data Sistem Pembuangan Sampah

Tabel 17
Distribusi KK Berdasarkan Tempat penampungan sampah
Di dusun pamanjengan

No Penampungan sampah Frequency Percent


1 Kumpul,bakar 161 63,89
2 Ditimbun 19 7,54
3 Sembarangan 72 28,57
Total 252 100.0
Sumber data ; Primer 2009

Diagram 17
Distribusi KK Berdasarkan Tempat penampungan sampah
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Dari tabel diatas sebagian besar KK melakukan pembuangan sampah dengan dikumpul dan di

bakar sebanyak 161 ( 63,89% ) tapi masih banyak juga KK Yang membuang sampah di

sembarang tempat (tanah kosong) sebanyak 72(28,57%), hal ini terjadi karena kebiasaan

masyarakat yang kurang tepat sehingga menimbulkan pencemaran yang beresiko terjadinya

ISPA dan Diare.

Tabel 18
Distribusi KK Berdasarkan Keberadaan jamban
Di dusun pamanjengan 2011

No Keberadaan jamban Frequency Percent


1 Ya 237 94,05
2 Tidak 15 5,95
Total 252 100.0
Sumber data ; Primer 2009

Diagram 18
Distribusi KK Berdasarkan Keberadaan jamban
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari tabel diatas menunjukkan ada sekitar 15 (5,95%) rumah KK yang tidak memiliki jamban

sendiri hanya numpang sama Kepala Keluarga yang serumah dengan KK tersebut.

Tabel 19
Distribusi KK Berdasarkan Jenis Jamban
Di dusun pamanjengan 2011

No Jenis Jamban Frequency Percent


1 leher angsa 235 93,25
2 Wc Duduk 17 6,75
Total 252 100.0
Sumber data ; Primer 2009

Diagram 19
Distribusi KK Berdasarkan Jenis Jamban
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009

Dari tabel diatas terdapat 235 (93,25%) rumah KK di dusun pamanjengan yang menggunakan

jenis jamban yang leher angsa sedangkan rumah KK memiliki jenis jamban duduk sebanyak

17 (6,75%).
Tabel 20
Distribusi KK Berdasarkan Kepemilikan Jamban
Di dusun pamanjengan 2011

No Kepemilikan Jamban Frequency Percent


1 Milik sendiri 237 94,05
2 Milik bersama 4 1,59
3 Numpang 11 4,36
Total 252 100.0
Sumber data ; Primer 2009

Diagram 20
Distribusi KK Berdasarkan Kepemilikan Jamban
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009

Dari tabel

diatas

menunjukkan masih ada rumah KK yang tidak memiliki jamban sendiri sebanyak 15(5,95%).

Tabel 21
Distribusi KK Berdasarkan Tempat pembuangan limbah
Di dusun pamanjengan 2011

No Tempat pembuangan limbah Frequency Percent


1 Selokan 247 98,02
2 Sembarangan 5 1,98
Total 252 100.0
Sumber data ; Primer 2009

Diagram 21
Distribusi KK Berdasarkan Tempat pembuangan limbah
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari tabel diatas sebagian besar rumah KK telah membuang limbahnya ke selokan sebanyak

247 (98,02%), namun masih ada rumah KK sebanyak 5 ( 1,98 % ) yang membuang air

limbahnya secara sembarangan tanpa dibuang ke saluran khusus untuk pembuangan air

limbahnya, hal ini dapat menyebabkan lingkungan kurang bersih dan berbau.

Tabel 22
Distribusi KK Berdasarkan Penghasilan KK
Di dusun pamanjengan 2011

No Penghasilan per bulan Frequency Percent


< 500.000 91 30,85
500.000-1 juta 84 28,45
> 1 juta 93 31,52
>2 juta 12 4,07
Dll 15 5,08
Total 295 100.0
Sumber data ; Primer 2009

Diagram 22
Distribusi KK Berdasarkan Penghasilan KK
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa penghasilan per bulan KK di dusun pamanjengan

adalah kurang dari Rp 500.000 sebanyak 91 (30,85%), hal ini terjadi karena pekerjaan KK

yang tidak menentu sehingga mempengaruhi terhadap kemampuan keluarga untuk penyediaan

dana kesehatan dan pemeliharaan kesehatan menjadi rendah, keadaan ini juga berdampak

pada penyediaan gizi keluarga.

Data Kondisi kesehatan umum


Tabel 23
Distribusi KK Berdasarkan Tempat mendapatkan informasi
Di dusun pamanjengan 2011

No Tempat mendapatkan informasi Frequency Percent

1 Penyuluhan di PKM `119 40,34


2
TV Radio 176 59,66
Total 295 100.0
Sumber data ; Primer 2009

Tabel 23
Distribusi KK Berdasarkan Tempat mendapatkan informasi
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar KK di dusun pamanjengan memperoleh

informasi kesehatan dari TV/radio sebanyak 176 (59,66 % ) dan sebanyak 119 (40,43%) KK

yang memperoleh informasi kesehatan melalui penyuluhan di PKM, maka dari data tersebut

perlu lebih ditingkatkan penyuluhan pada masyarakat terkhusus warga dusun pamanjengan

berkaitan dengan lingkungan rumah dan sekitarnya serta dampak dari lingkungan yang tidak

terpelihara.

Tabel 23
Distribusi KK Berdasarkan Tempat periksa kesehatan
Di dusun pamanjengan 2011

No Tempat memeriksa kesehatan Frequency Percent


1 Puskesmas 230 77,96
2 DR praktik 25 8,47
3 Perawat,mantri 17 5,76
4 RS 19 6,44
5 Dukun 4 1,37
Total 295 100.0
Sumber data ; Primer dan sekunder 2009

Diagram 23
Distribusi KK Berdasarkan Tempat periksa kesehatan
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar KK di dusun pamanjengan sebanyak

230 ( 77,95 % ) mengatakan sarana kesehatan yang paling sering dikunjungi adalah

puskesmas karena letaknya yang tidak terlalu jauh dan gratis, hal ini menunjukkan bahwa

masih kurangnya pengetahuan masyarakat terkhusus dusun pamanjengan dalam hal prosedur

pengobatan kesehatan dimana masyarakat menganggap bahwa hanya pengobatan di

Puskesmas yang gratis di RS tidak.

Tabel 24
Distribusi KK Berdasarkan Kepemilikan KMS Bagi bayi dan balita
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009

No KMS Frequency Percent


1 Ya 125 91,9
2 Tidak 11 8,1
Total 136 100.0
Sumber data ; Primer dan sekunder 2009
Diagram 25
Distribusi KK Berdasarkan Kepemilikan KMS Bagi bayi dan balita
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa ada 136 bayi balita di dusun pamanjengan dimana

yang tidak memiliki KMS sebanyak 11 (8,1%), hal ini terjadi karena kurangnya motivasi dan

perhatian ibu terhadap pertumbuhan dan perkembangan kesehatan bayi balitanya.

Masalah kehamilan dan KB


Tabel 25
Distribusi Ibu Hamil yang Mendapat imunisasi TT
Di dusun pamanjengan 2011

No Mendapat imunisasi TT Frequency Percent


1 Ya 19 90,48
2 Tidak 2 9,52
Total 21 100.0
Sumber data ; Primer 2009

Diagram 25
Distribusi Ibu Hamil yang Mendapat imunisasi TT
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 21 ibu hamil di desa pamanjengan terdapat 2

(9,52%) ibu hamil yang belum mendapat imunisasi TT karena masih dalam kondisi hamil

muda.

Tabel 26
Distribusi Ibu hamil Berdasarkan Penyakit yang diderita
Di dusun pamanjengan 2011

Penyakit yang diderita ibu


No hamil Frequency Percent
1 Hipertensi 8 38,09
2 Tidak menderita penyakit 13 61,91
Total 21 100.0
Sumber data ; Primer 2009

Diagram 26
Distribusi Ibu hamil Berdasarkan Penyakit yang diderita
Di RW 05 Kelurahan Tamparang
Keke, Kota Makassar, 2009

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 21 ibu hamil di dusun pamanjengan terdapat 8 (

38,09 % ) ibu hamil mempunyai keluhan yang berhubungan dengan kehamilannya yaitu

hipertensi, hal ini terjadi karena faktor usia kehamilan serta faktor ekonomi, faktor psikologis

ibu hamil dalam menunggu kelahiran anaknya.

Tabel 27
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Tempat periksa kesehatan
Di dusun pamanjengan 2011

Tempat memeriksa
No Frequency Percent
kesehatan
1 Bidan 9 42,86
2 Puskesmas 12 57,14
Total 21 100.0
Sumber data ; Primer 2009

Diagram 27
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Tempat periksa kesehatan
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 21 ibu hamil di dusun pamanjengan terdapat

sebanyak 12 ( 57,14% ) ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di puskesmas.

Tabel 30
Distribusi KK Berdasarkan PUS Yang KB
Di dusun pamanjengan 2011

No PUS Yang KB Frequency Percent


1 Ya 128 49,24
2 Pernah KB tapi saat ini
27 10,38
tidak
3 Tidak pernah 105 40,38
Total 260 100.0
Sumber data ; Primer 2009
Diagram 30
Distribusi KK Berdasarkan PUS Yang KB
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009

Dari data diatas menunjukkan bahwa dari 295 KK di dusun pamanjengan terdapat

sebanyak 260 PUS sedangkan selebihnya sebanyak 35 KK tidak bisa dikategorikan sebangai

PUS karena ada KK yang janda, Duda serta belum menikah. Sehingga dari 260 PUS terdapat

sebanyak 128 (49,24%) PUS yang menjadi akseptor KB, sedangkan terdapat 105 (40,38%)

PUS yang tidak mengikuti program KB. Hal ini terjadi karena kurangnya informasi dan

pengetahuan tentang KB.

Tabel 30
Distribusi PUS yang KB Berdasarkan Jenis Kontrasepsi
Di dusun amanjengan 2011

No Jenis Kontrasepsi Frequency Percent


1 Pil 19 14,84
2 Suntik 94 73,43
3 Susuk 9 7,04
4
Dll 6 4,69
Total 128 100.0
Sumber data ; Primer 2009

Diagram 30
Distribusi KK Berdasarkan PUS Yang KB
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009

Dari table di atas menunjukkan bahwa dari 128 PUS di dusun pamanjengan terdapat sebanyak

94 (73,43 %) PUS yang menggunakan alat kontrasepsi jenis suntik (3 bulan) sedangakan jenis

kontrasepsi jenis lainnya sebanyak 6 (4,69%) PUS yang menggunakan. Hal ini terjadi karena

kurangnya informasi dan pengetahuan masyarakat terkhusus PUS di dusun pamanjengan

tentang jenis KB.

Tabel 31
Distribusi PUS Berdasarkan Alasan Tidak Menggunakan Kontrasepsi
Di dusun pamanjengan 2011

Alasan Tidak Menggunakan


No Kontrasepsi Frequency Percent
1 Takut 12 11,43
2 Agama 3 2,87
3 Dilarang suami 14 13,33
4 Tidak tahu manfaat 19 18,09
5 Ingin anak 57 54,28
Total 105 100.0
Sumber data ; Primer 2009

Diagram 31
Distribusi PUS Berdasarkan Alasan Tidak Menggunakan Kontrasepsi
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari table di atas menunjukkan bahwa dari 105 PUS yang tidak menggunakan Kontrasepsi di

dusun pamanjengan sebagian besar karena ingin anak sebanyak 57(54,28%) dan selebihnya

karena tidak tahu tentang manfaat kontrasepsi sebanyak 19 (18,09%). Hal ini terjadi karena

kurangnya informasi dan pengetahuan masyarakat terkhusus PUS di dusun pamanjengan

tentang penggunaan kontrasepsi.

Data Penyakit keluarga dalam 1 tahun terakhir


Tabel 32
Distribusi penduduk Berdasarkan keluhan kesehatan saat ini
Di RW V Kelurahan Tamparang Keke Makassar , 2009

No keluhan kesehatan saat ini Frequency Valid Percent


1 Deman 73 46,5
2 Sesak 7 4,46
3 Rematik 6 3,8
4 Sakit kepala 6 3,8
5 TBC 1 0,63
6 Maag 7 4,46
7 Batuk 19 12,1
8 Hipertensi 6 3,8
9 Gatal 4 2,55
10 Flu 13 8,3
11 lain-lain 15 9,55
Total 157 100.0
Sumber data ; Primer 2009
Diagram 32
Distribusi penduduk Berdasarkan keluhan kesehatan saat ini

Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009

Dari table di atas menunjukkan bahwa dari 1159 jiwa di dusun pamanjengan terdapat 157

jiwa yang memiliki masalah kesehatan pada saat pendataan seperti sakit kepala

,Hipertensi,dan rematik 6 (3,8%), lain-lain 15 (9,55%), TBC 1 (0,63%), maag 7 (4,46%),

sesak 7 (4,46%), demam 73 (46,5%),gatal 4 (2,55) . Hal ini terjadi karena factor lingkungan

sendiri dan sekitar yang tidak terpelihara sehingga terjadi berbagai macam masalah kesehatan

tersebut.
Data Kesehatan bayi dan Balita

Tabel 33
Distribusi Bayi Balita Berdasarkan Pemberian Asi 0-2 thn
Di dusun pamanjengan 2011

Pemberian ASI 0-2 thn


No Frequency Percent
1 Ya 76 76,77
2 Tidak 23 23,23
Total 99 100.0
Sumber data ; Primer 2009

Diagram 33
Distribusi Bayi Balita Berdasarkan Pemberian Asi 0-2 thn
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat 99 bayi balita di dusun pamanjengan dimana

dari 99 bayi balita tersebut terdapat bayi balita yang tidak di beri ASI oleh ibunya pada umur

0-2 tahun sebanyak 23 (23,23%), hal ini terjadi karena kurangnya perhatian akibat banyaknya

aktifitas ibu, kurangnya motivasi ibu dalam hal menyusui anaknya serta kurangnya

pengetahuan dan informasi tentang manfaat pemberian ASI.

Tabel 34
Distribusi Bayi Balita Berdasarkan PMT
Di dusun pamanjengan 2011

No PMT Frequency Valid Percent


1 Ya 86 86,87
2 Tidak 13 13,13
Total 99 100.0

Sumber data ; Primer 2009


Diagram 34
Distribusi Bayi Balita Berdasarkan Pemberian makanan tambahan
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009

Dari table di atas menunjukkan bahwa dari 99 bayi balita di dusun pamanjengan terdapat

sebanyak 86 (86,87 %) yang telah mendapatkan PMT berupa bubur kacang ijo, telur, dan

buah - buahan sedangkan terdapat 13 (13,13%) bayi balita yang tidak mendapatkan PMT, hal

ini diakibatkan karena kurang motivasi dan perhatian pada ibu terhadap pertumbuhan dan

perkembangan bayi dan balitanya.

Tabel 35
Distribusi Bayi Balita Berdasarkan Pemberian vitaminA setiap 6 bulan
Di dusun pamanjengan 2011

Pemberian vitaminA setiap 6


No Frequency Percent
bulan
1 Ya 63 63,63
2 Tidak 36 36,37
Total 99 100.0
Sumber data ; Primer 2009
Diagram 35
Distribusi Bayi Balita Berdasarkan Pemberian vitaminA setiap 6 bulan
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009

Dari table di atas menunjukkan bahwa dari 99 bayi balita di dusun pamanjengan terdapat

sebanyak 63 (63,63 %) yang telah mendapatkan vitamin A di Posyandu, sedangkan terdapat

36 (36,37%) bayi balita yang tidak mendapatkan vitamin A, hal ini diakibatkan karena kurang

motivasi dan perhatian pada ibu terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balitanya.

Tabel 37
Distribusi Bayi Balita Berdasarkan Pemberian Imunisasi
Di dusun pamanjengan 2011

Imunisasi
No Frequency Percent
1 Lengkap 69 69,7
2 Tidak lengkap 30 30,3
Total 99 100.0

Sumber data ; Primer 2009

Diagram 37
Distribusi Bayi Balita Berdasarkan Pemberian Imunisasi
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 99 Bayi Balita di dusun pamanjengan terdapat

sebanyak 30 (30,3%) bayi balita yang tidak mendapat imunisasi secara lengkap, hal ini

terjadi karena ada bayi balita yang belum memenuhi kriteria pemberian jenis imunisasi

(umur) serta kurangnya motivasi dan perhatian ibu terhadap pertumbuhan dan perkembangan

bayi balitanya.

Tabel 38
Distribusi lansia Berdasarkan Tempat pemeriksaan kesehatan
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009

No Tempat pemeriksaan kesehatan Frequency Percent


1 Puskesmas 73 66,97
2 Dr Praktek 17 15,6
3
Tidak berobat 19 17,43
Total 109 100.0
Sumber data ; Primer 2009

Diagram 38
Distribu
si lansia
Berdasa
rkan
Tempat
pemerik
saan
kesehata
n
Di RW
05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari data tersebut diatas menunjukkan bahwa dari 109 jiwa lansia terdapat sebanyak 19

(17,43%) yang tidak berobat jika ada masalah kesehatan, hal ini terjadi karena kurangnya

motivasi dan pemahaman keluarga dalam menangani masalah kesehatan lansia.

Data Masalah lansia


Tabel 39
Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia Lansia
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009

No Usia lansia Frequency Percent


1 55-59thn 52 47,7
2 60 – 69thn 44 40,37
3 >70 thn 13 11,93
Total 109 100.0
Sumber data ; Primer 2009
Diagram 39
Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia Lansia
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 1159 jiwa di dusun pamanjengan terdapat lansia

sebanyak 109 jiwa, dimana berdasarkan klasifikasi umur lansia yang terbanyak pada umur 55-

59 tahun sebanyak 52 (47,7 %) jiwa lansia sedangkan lansia yang berumur >70 tahun

sebanyak 13 (11,93%) jiwa.

BAB IV

PEMBAHASAN
Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan

hubungan kerjasama antara perawat dengan klien / keluarga atau masyarakat untuk mencapai

tingkat kesehatan yang optimal (Carpenito, 1995).

Konsep keperawatan komunitas yang profesional mangacu pada ilmu dan kiat

keperawatan yang di tujukan pada masyarakat terumatama kelompok-kelompok yang berisiko

tinggi terhadap terserangnya penyakit atau akibat proses penuaan.Peran serta aktif masyarakat

sangat mempengaruhi proses penerapana asuhan keperawatan di masyarakat itu sendiri.

Pengkajian yang dilakukan sangat tergantung pada respon masyarakat, terutama dalam

memberikan informasi yang valid dan akurat.

Melalui pengkaderan serta melibatkan pihak terkait baik pemerintah setempat, tokoh

masyarakat, tokoh agama dapat diperoleh data yang sangat mendukung proses pemberian

asuhan langsung pada masyarakat.

Tahapan proses keperawatan komunitas pada dasarnya sama dengan tahapan pada

proses keperawatan yang meliputi: Pengkajian, Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi

Pembahasan inipun mengacu pada analisis SWOT (Strength/kekuatan, Weakness/kelemahan,

Opportunity/kesempatan dan Threat/ancaman).

Berdasarkan hasil asuhan keperawatan komunitas melalui pendekatan proses

keperawatan didapatkan beberapa hasil yang meliputi :

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan dasar utama dari proses keperawatan, berguna untuk

menentukan aktivitas keperawatan dan sumber data bagi profesi lain.

Pada tahap pengkajian, yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas menurut teori

Anderson adalah data inti yang terdiri atas data demografi : umur , pendidikan, jenis kelamin,

pekerjaan, agama, nilai-nilai keyakinan serta riwayat timbulnya komunitas dan mengkaji sub

sistem yang mempengaruhi komunitas, seperti lingkungan fisik perumahan, pendidikan


kesehatan, keamanan dan keselamatan politik, kebijakan pemerintah terkait kesehatan,

pelayanan kesehatan yang tersedia, sistem komunikasi , ekonomi dan realisasi.

Pengkajian dilaksanakan dengan menggunakan metode wawancara dan observasi

langsung berdasarkan format pengkajian/kuesioner yang disusun berdasarkan prioritas

masalah yang telah disepakati dalam pertemuan dengan pemerintah setempat, masyarakat,

dan tokoh agama. Pengkajian dilakukan pada seluruh kepala keluarga yang ada di Dusun

Pamanjengan.

Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor pendukung dan

penghambat pengkajian.

1. Strenght / Kekuatan :

a. Adanya dukungan positif dari Masyarakt/ keluarga yang dimintakan data ( Masyarakat cukup

kooperatif ).

b. Adanya Kader yang berperan aktif dalam pengumpulan data, terutama berperan dalam

pemahaman bahasa daerah.

c. Dukungan dari Pemerintah, Kecamatan, Kelurahan dan dari PKM dusun pamanjengan

d. Adanya dukungan dari kepala desa,tokoh masyarakat,tokoh agama, dan para remaja mesjid di

dusun amanjengan

2. Weekness / Kelemahan :

a. Tingkat pekerjaan Penduduk yang rata-rata buruh bangunan serta wiraswasta sehingga

memungkinkan pada saat pendataan tidak berada di tempat.

b. Bahasa : Masih ditemukan masyarakat setempat tidak menguasai bahasa indonesia.

c. Pendidikan yang rendah yang menghambat pemahaman masyarakat terhadap pertanyaan

yang diberikan.

3. Opportunity / Kesempatan

a. Kebutuhan masyarakat akan petugas kesehatan


b. Kebutuhan masyarakat tentang pendidikan kesehatan.

c. Keinginan masyarakat untuk hidup sehat atau berperilaku hidup sehat

4. Threat / Ancaman

a. Keakuratan pengkajian dari pengumpul data secara mendalam.

b. Jawaban hasil pendataan yang memungkinkan, tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya

B. Masalah kesehatan dan Diagnosa keperawatan

Masalah kesehatan adalah keadaan dimana masyarakat mengalami keadan terancam pada

suatu keadaan masalah kesehatan, kurang sehat serta krisis ( Baylon And Maglaya, 1995 ).

Diagnosa Keperawatan merupakan penilaian atau kesimpulan yang diambil dari pengkajian

keperawatan ( Carpenito, 1995 ).

Berdasarkan hasil pengkajian muncul 3 Masalah kesehatan dan 3 masalah Keperawatan,

hal ini dimungkinkan karena kesadaran masyarakat sudah meningkat tentang kesehatan dan

prosentasi penyebab masalah ini tidak terlalu tinggi.

C. Perencanaan

Setelah merumuskan diagnosa, maka intervensi dan aktivitas keperawatan perlu


ditetapkan untuk mengurangi atau menghilangkan dan mencegah masalah keperawatan yang
terdiri dari :
1) Menentukan prioritas masalah
2) Menetapkan tujuan umum dan tujuan khusus
3) Menetapkan Kriteria evaluasi dan Standar
4) Merumuskan intervensi dan aktivitas keperawatan
Jadi rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai tiap
tujuan khusus. Perencanaan memberi alasan ilmiah berdasarkan literature, hasil penelitian dan
pengalaman praktik.

Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor pendukung dan
penghambat Perencanaan keperawatan komunitas.
A. Strength / Kekuatan

a. Dukungan dari Pemerintah, kelurahan, Kecamatan, dan dari PKM dusun pamanjengan
b. Adanya Kader posyandu yang berperan aktif dalam perencanaan kegiatan.

c. Adanya dukungan dari Tokoh - tokoh masyarakat / Agama.

B. Weekness / Kelemahan

a. Kurangnya sponsor dana yang dapat bertanggung jawab untuk beberapa kegiatan yang

membutuhkan pembiayaan besar sehingga beberapa metode tepat guna disiapkan untuk

mengahdapi kendala dana tersebut

b. Kurang disiplinnya masyarakat, mahasiswa dan pihak yang terkait sehingga waktu

pelaksanaan kegiatan pernah tidak sesuai dengan jadwal yang disepakati.

C. Opertunity / Kesempatan

a. Banyaknya waktu luang dari masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan yang direncanakan.

b. Bantuan dari Puskesmas dan pihak terkait yang diwujudkan dalam kerja dalam beberapa

kegiatan yang telah direncanakan.

D. Threat / Ancaman

a. Kemungkinan peran serta aktif masyarakat dalam pelaksanaan nantinya akan berkurang

berhubungan dengan kesibukan dalam bidang ekonomi sebagai buruh harian dan lain

sebagainya.

D. Implementasi

Implementasi disesuaikan dengan rencana tindakan dan sebelum melaksanakan tindakan yang
sudah direncanakan, dalam melaksanakan tindakan harus benar-benar melakukan kontrak
waktu dengan masyarakat agar seluruh rangkaian kegiatan dapat berjalan dengan baik.
Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor pendukung dan

penghambat implementasi.
1. Masalah kesehatan I : Resiko timbulnya penyakit menular (diare,) berhubungan dengan

kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat

kesehatan

a. Strenght / Kekuatan :

1) Adanya dukungan dari Pemerintah setempat dan tokoh masyarakat /Agama, Kader, dalam

memotivasi masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan

2) Bantuan dari puskesmas dusun amanjengan

3) Kemauan / motivasi dari masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan.

b. Weekness / Kelemahan

1) Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan penyakit yang diderita kepelayanan

kesehatan (Puskesmas) setempat.

2) Terhambatnya beberapa kegiatan - kegiatan karena pendanaan yang kurang, dan keinginan

partisipasi masyarakat dalam hal ini tidak ada dengan alasan ekonomi

3) Kurangnya partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam kegiatan minggu bersih juga menjadi

hambatan

c. Opportunity / Kesempatan

1) Sejalan dengan beberapa kegiatan program pemerintah dan Puseksmas, misalnya imunisasi)

d. Threat / Ancaman

1) Tidak adanya tindak lanjut terutama dari masyarakat karena beberapa perencanaan

membutuhkan dana swadaya masyarakat

2) Tidak adanya tindak lanjut dengan Pemerintah setempat dan pihak Puskesmas setempat.
2. Masalah kesehatan II : Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia di dusun

pamanjengan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara

kesehatan lansia

a. Strenght / Kekuatan

1) Adanya program pemerintah dan puskesmas untuk memberikan bantuan dalam perawatan

lansia.

b. Weekness / Kelemahan

1) Kurangnya partisipasi masyarakat untuk melaporkan keadaan kesehatan lansia.

2) Adanya persepsi masyarakat tentang penyakit yang diderita lansia adalah hal yang biasa dan

tidak perlu ditangani.

c. Opportunity / Kesempatan

1) Sejalan dengan beberapa kegiatan dari program pemerintah dan puskesmas, misalnya,

program pemeriksaan kesehatan lansia.

d. Threat / Ancaman

1) Tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat yang masih kurang untuk selalu mengontrol

kondisi kesehatan lansia secara teratur pada fasilitas-fasilitas kesehatan yang tersedia.

2) Kurangnya petugas kesehatan melakukan kunjungan rumah.

3. Masalah kesehatan III : Risiko terjadinya penyakit pada bayi/balita di dusun amanjengan

berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya gizi pada bayi/balita

a. Strenght / Kekuatan

1) Adanya posyandu setiap sekali sebulan


2) Adanya keinginan dan kesadaran masyarakat untuk mengikuti anjuran yang telah diberikan

pada saat penyuluhan, setelah memotivasi ibu-ibu membawa anaknya ke Posyandu untuk

menimbang dan mendapatkan imunisasi pada bayi/balitanya

3) Adanya dukungan Puskesmas untuk terus melaksanakan kegiatan posyandu dan imunisasi

4) Adanya Kader kesehatan yang berperan aktif dalam setiap kegiatan.

b. Weekness / Kelemahan

1) Kurangnya ibu atau masyarakat membawa anaknya ke posyandu untuk dilakukan imunisasi

karena takut anaknya akan sakit.

c. Opportunity / Kesempatan

1) kurangnya kesempatan ibu dalam mengurus anakanya disebabkan oleh adanya kesibukan ibu

2) Kesediaaan masyarakat / ibu untuk membawa bayi / balitanya dalam kegiatanPosyandu.

3) Adanya dukungan dari pemerintah terkait kesehatan.

d. Threat / Ancaman

1) Tingkat pendidikan rata – rata penduduk yang rendah

2) Kesibukan ibu-ibu dalam bekerja untuk menambah pendapatan keluarga sehingga tidak

mempunyai waktu yang lebih banyak untuk memperhatikan kesehatan anak khususnya

penyediaan waktu luang untuk membawa anaknya setiap bulan ke Posyandu untuk ditimbang

dan memperoleh imunisasi.

3) Kurangnya petugas kesehatan melakukan kunjungan rumah.

E. Evaluasi

Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan

kepada masyarakat.. Evaluasi dilakukan baik dari respon verbal, non verbal maupun

psikomotornya.
1. Rencana kegiatan mahasiswa selalu mendapat respon positif dari masyarakat.

2. Pada pelaksanaan kegiatan (implementasi) biasanya masyarakat kurang berespon

berhubungan dengan kurangnya kesadaran.

3. Rata-rata penduduk sudah mulai merasakan arti pentingnya kesehatan terbukti dari

terjadi perubahan terhadap meningkatnya kesadaran masyarkat dan meningkatnya

pengetahuan masyarakat tentang prilaku sehat. Di tunjang pula dengan lingkungan

yang sudah mulai bersih , pemanfaatan air bersih, dll.

4. Kegiatan yang berhasil dilaksanakan umumnya karena dukungan dari kader setempat,

tokoh masyarakat, pemerintah terkait, puskesmas dan swadana mahasiswa sendiri.

5.

F. Tindak Lanjut

1. Kepada instansi yang terkait agar lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat

terhadap upaya pelayanan kesehatan dan dapat memenuhi fasilitas sarana pelayanan

kesehatan

2. Kepada masyarakat agar lebih memanfaatkan sarana kesehatan untuk meningkatkan

derajat kesehatannya

3. Kepada kader kesehatan sekiranya dapat lebih meningkatkan peran serta aktifnya

dalam turut serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

4. Untuk Puskesmas sebagai garis Depan Pelayanan kesehatan masyarakat untuk lebih

meningkatkan pelayanan terutama terhadap kelompok-kelompok yang berisiko, dalam

hal ini yang mungkin belum terjamah adalah kesehatan lansia.


Analisa Data

No Data Subyektif Data obyektif Masalah kesehatan

1 LINGKUNGAN FISIK 1. Yang tidak memiliki Resiko timbulnya


Lingkungan fisik yang ventilasi 28,1 %. penyakit menular
kurang sehat di RW 05
2. Rumah yang (diare, DHF, ISPA)
Tamparang Keke. pencahayaan matahari berhubungan dengan
yang tidak masuk kurangnya
31,3%. pengetahuan
3. Lingkungan rumah masyarakat dalam
yang kurang bersih memelihara
55,6%. lingkungan yang
4. Pengelolaan air minum memenuhi syarat
yang tidak di masak 1%. kesehatan
5. Kondisi air yang keruh
6,9%.
6. Tempat penampungan
air yang berentik 10%.
7. Yang membuang
sampah di semarang
tempat 1,3%.
8. Yang tidak mempunyai
jamban 6,3%.
9. Kepemilikan jamban
milik bersama 15,6%.
10. Yang membuang
limbah sembarangan
9,4%.

2 USIA LANJUT 1. Jumlah lansia 39 orang Resiko terjadinya


Sebagian besar lansia di RW
2. Lansia yang mengalami peningkatan angka
05 mengalami keluhan keluhan penyakit 70% kesakitan pada lansia
berbagai penyakit. (Hipertensi, rematik, di RW 05 Tamparang
ketarak) . Keke berhubungan
3. Upaya lansia untuk dengan kurangnya
mengobati penyakit : pengetahuan
non medis (12,8%), masyarakat dalam
medis (87,2%). memilihara kesehatan
4. Tidak aktifnya lansia.
posyandu lansia.
3 BAYI – BALITA 1. Jumlah bayi/balita 53 Risiko terjadinya
Kurangnya pemahaman orang. penyakit pada
masyarakat tentang 2. 22,6% bayi/balita tidak bayi/balita di RW 05
kesehatan ibu dan anak lengkap imunisasinya. Tamparang Keke
3. Bayi/balita yang tidak berhubungan dengan
memiliki KMS 3,8%. kurangnya
4. Bayi/balita yang tidak pengetahuan ibu
mendapatkan ASI tentang pentingnya
18,9% gizi pada bayi/balita

Penapisan Masalah

Kriteria penapisan
T

Untuk
Kemungkinan Untuk

Dengan
Sesuai Dengan Peran

Jumlah Yang Beresiko

Diagnosa keperawatan

Pendidikan Kesehatan

Sumber Daya Tempat

Sumber Daya Waktu


Program pemerintah
komunitas
Perawat Komunitas

Minat masyarakat
Besarnya Resiko

Kemungkinan
diatasi
Sesuai
Resiko timbulnya
penyakit 5 4 4 4 4 5 5 5 4

Resiko terjadi
penigkatan angka
5 3 5 3 4 4 5 4 3
kesakitan pada lansia

Risiko terjadinya
penyakit pada 5 4 2 4 4 4 4 5 3
bayi/balita
KETERANGAN POINT.1 : Sangat sesuai (5), Sesuai (4 ), Cukup sesuai (3), Kurang
sesuai(2), Sangat Kurang sesuai (1)
POINT 2 : Sangat Banyak ( 5), Banyak (4), Cukup Banyak (3), sedikit
(2), sedikit sekali (1)
POINT 3 : Sangat serius( 5),Serius ( 4), cukup Serius (3), Kurang
serius ( 2), Sangat tidak serius (1)
POINT 4 : Sangat Memungkin ( 5), Memungkinkan ( 4),Cukup memungkinkan ( 3), Kurang memungkinkan
( 2), tidak memungkinkan (1)
POINT 5 : Sangat berminat ( 5), berminat ( 4), cukup berminat (
3),kurang berminat ( 2), tidak berminat ( 1)
POINT 6 : Sangat Mudah ( 5), Mudah ( 4), Cukup Mudah ( 3), Agak
sulit ( 2),Sulit sekali ( 1)
POINT 7 : Sangat sesuai ( 5), Sesuai ( 4),Cukup sesuai ( 3), Kurang
sesuai ( 2), Tidak Sesuai ( 1)
POINT 8 : Sangat Tersedia ( 5), Tersedia ( 4), Cukup Tersedia ( 3),
Kurang Tersedia ( 2), Tidak tersedia ( 1)
Prioritas Masalah

1. Resiko timbulnya penyakit menular (diare, DHF, ISPA) berhubungan dengan


kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memilihara lingkungan yang
memenuhi syarat kesehatan di tandai dengan :

a) Yang tidak memiliki ventilasi 28,1 %.


b) Rumah yang pencahayaan matahari yang tidak masuk 31,3%.
c) Lingkungan rumah yang kurang bersih 55,6%.
d) Pengelolaan air minum yang tidak di masak 1%.
e) Kondisi air yang keruh 6,9%.
f) Tempat penampungan air yang berentik 10%.
g) Yang membuang sampah di semarang tempat 1,3%.
h) Yang tidak mempunyai jamban 6,3%.
i) Kepemilikan jamban milik bersama 15,6%.
j) Yang membuang limbah sembarangan 9,4%.

2. Risiko terjadinya penyakit pada bayi/balita di RW 05 Tamparang Keke


berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya gizi pada
bayi/balita di tandai dengan :

a) Jumlah bayi/balita 53 orang.


b) 22,6% bayi/balita tidak lengkap imunisasinya.
c) Bayi/balita yang tidak memiliki KMS 3,8%.
d) Bayi/balita yang tidak mendapatkan ASI 18,9%
3. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia di RW 05
Tamparang Keke berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat
dalam memilihara kesehatan lansia di tandai dengan :

a) Jumlah lansia 39 orang


b) Lansia yang mengalami keluhan penyakit 70% (Hipertensi, rematik, ketarak) .
c) Upaya lansia untuk mengobati penyakit : non medis (12,8%), medis (87,2%).
d) Tidak aktifnya posyandu lansia.

Perencanan Keperawatan Komunitas

Diagnosa
No Keperawatan Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Har
Komunitas
1 Resiko timbulnya Setelah dilakukan Warga K.I.E 1. Berikan penyuluhan Sab
masyarakat
penyakit : diare, tindakan tentang dampak 21
RW 05
Tamparang
DHF, ISPA keperawatan Keke pembuangan sampah 200
berhubungan selama 2 kali yang tidak sehat dan
dengan pertemuan pengolahan sampah
kurangnya diharapkan yang benar.
pengetahuan masyarakat RW 05 2. Diskusikan dengan
masyarakat mampu : warga tentang dampak
dalam a) Mengidentifikasi yang ditimbulkan bila
memilihara jenis sampah sampah berserakan.
kesehatan b) `memisahkan 3. Diskusikan cara
lingkungan yang sampah kering dan pengleloaan sampah
sehat basah yang sehat.
c) Membuang 4. Melakukan kerja bakti
sampah sesuai massal bersama dengan Min
dengan jenis dan seluruh warga RW 05 : 22
tempat yang sehat RT C,RT A dan RT B 200
d) Memilihara 5. Berikan reinforcement Min
lingkungan yang terhadap kemampuan 1 M
sehat warga mengelola 200
sampah yang benar.
2 Risiko terjadinya Setelah di lakukan Ibu yang K.I.E 1.Memberikan Min
penyakit pada tindakan mempunyai penyuluhan tentang 23
bayi/balita di RW keperawatan bayi/balita pentingnya gizi pada 200
05 Tamparang selama 1 kali bayi/balita.
Keke pertemuan ibu – 2.Diskusikan dengan
berhubungan ibu dapat warga tentang nutrisi
dengan meningkatkan pada bayi/balita.
kurangnya kesehatan 3.Memberikan
pengetahuan ibu bayi/balita reinforcement kepada
tentang kader dan ibu – ibu atas
pentingnya gizi keberhasilannya.
pada bayi/balita.

3 Resiko terjadinya Setelah di lakukan Lansia dan K.I.E 1. Berikan penyuluhan Rab
peningkatan tindakan kader tentang terjadinya 4M
angka kesakitan keperawatan posyandu proses manua dan 200
pada lansia di sebanyak 1 kali lansia hipertensi.
RW 05 kegiatan di 2. Aktifkan posyandu Rab
Tamparang Keke harapkan lansia Ma
berhubungan masyarakat mampu 3. Lakukan pelatihan kader 200
dengan memberikan posyandu lansia.
kurangnya perawatan pada 4 Berikan kenang-
pengetahuan lansia. kenangan alat posyandu
masyarakat lansia.
dalam 5 Berikan reinforment
memilihara kepada lansia dan kader
kesehatan lansia posyandu lansia.

Pelaksanaan Keperawatan Komunitas

No Diagnosis Tanggal Implementasi Evaluasi


1 Resiko 22/02/09 Kerja bakti di RT Evaluasi struktur:
timbulnya
penyakit : diare, C, RW 05
DHF, ISPA a. Kegiatan telah
berhubungan direncanakan 2
dengan minggu sebelum
kurangnya kegiatan
pengetahuan dilaksanakan
masyarakat b. Kegiatan kerja bakti
dalam dikoordinir oleh
memilihara ketua RW 05 dan
kesehatan ketua RT C
lingkungan
yang sehat
Evaluasi proses

a. Kegiatan berlangsung
kurang lancar
b. Kegiatan dihadiri
01/02/09 oleh 5 orang
c. Kegiatan kerja bakti
Kerja bakti di RT difokuskan pada parit
dan sekitar
A, dan RT B. RW pembuangan sampah
RT C
05

Evaluasi hasil

Lingkungan tampak bersih


dan parit menjadi lancar

Evaluasi struktur:

a. Kegiatan telah direncanakan


2 minggu sebelum kegiatan
dilaksanakan
b. Kegiatan kerja bakti
dikoordinir oleh ketua RW
05 dan ketua RT A dan RT B
Evaluasi proses

a. Kegiatan berlangsung
kurang lancar
b. Kegiatan dihadiri oleh 8
orang
c. Kegiatan kerja bakti
difokuskan pada parit dan
sekitar pembuangan sampah
RT A dan B
Evaluasi hasil

Lingkungan tampak bersih


dan parit menjadi lancar
2 Risiko 23/02/09 Penyuluhan Evaluasi struktur
tentang gizi bayi
terjadinya
dan balita dan
penyakit pada posyandu RT C, a. Kegiaatan
RW 05 Tamparan direncanakan
bayi/balita di
keke bersama – sama
RW 05 dengan kader
posyandu 1 minggu
Tamparang
sebelum acara.
Keke b. Materi penyuluhan
sertanleaflet telah di
berhubungan
persiapkan 1 hari
dengan sebelum pelaksanaan.
c. Tempat dipersiapan
kurangnya
sebelum acara
pengetahuan dimulai.
d. Masyarakat
ibu tentang
diinformasikan jauh
pentingnya gizi hari sebelum acara di
mulai.
pada
bayi/balita.
Evaluasi proses

a. Acara berjalan
dengan tertib dan
lancar.
b. Acara dihadiri oleh
ibu – ibu balita yaitu
59 orang.
c. 20% ibu – ibu balita
ertanya tentang
kondisi anaknya.
d. Kendala : kurangnya
kesadaran ibu – ibu
tentang pentingnya
posyandu di mana
mahasiswa harus
dour to dour
mengingatkan para
ibu tentang posyandu.
e. Selama penyuluhan
ibu- ibu
memperhatikan
dengan baik materi
yang di bawakan.
f. Tempat duduk
terbatas sehingga
banyak ibu – ibu
yang berdiri.

Evaluasi Hasil

a. Ibu – ibu mengerti


dan memahami
tentang tumbuh
kembang.

3 Resiko 4-3-09 Penyuluhan Evaluasi struktur :


terjadinya tentang proses
peningkatan terjadinya manua
angka kesakitan dan hipertensi a. Kegiatan
pada lansia di direncanakan
RW 05 bersama- sana kader
Tamparang posyandu 1 minggu
Keke sebelum acaranya.
berhubungan b. Materi penyuluhan
dengan dan leaflet telah
kurangnya dipersiapkan 1 hari
pengetahuan sebelum pelaksanaan.
masyarakat c. Tempat di persiapan
dalam sebelum acara
memilihara dimulai.
kesehatan lansia d. Masyarakat
dinformasikan jauh
hari sebelum acara
dimulai.

Evaluasi Proses

a. Acara berjalan tertip


dan lancar.
Pengaktifan b. Acara dihadiri lansia
posyandu lansia sebanyak 60 orang.
dan pengobatan c. 25% lansia bertanya
lansia tentang kondisi
penyakitnya.
d. Tempat duduk
terbatas sehingga
banyak lansia yang
berdiri.

Evaluasi Hasil

Lansia mengerti tentang


proses menua dan penyakit
hipertensi

Evaluasi struktur:

Undangan telah disebarkan 1


hari sebelum acara
dilaksanakan.

Evaluasi Proses :
a. Acara berjalan tertip
dan lancar.
b. Acara dihadiri lansia
sebanyak 60 orang.
c. Tempat duduk
terbatas sehingga
banyak lansia yang
berdiri.
d. Acara dimulai jam
09.00 – 12.30 Wita.
e. Acara di hadiri oleh
kader 3 orang, kepala
puskesmas dan bidan.

Evaluasi Hasil

Para lansia mengatakan


senang karena posyandu
lansia sudah aktif lagi dan
ada pengobatan gratis.

Anda mungkin juga menyukai