BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa
sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang dimaksud Undang-Undang Dasar 1945.
paradigma sehat. Paradigma sehat merupakan upaya kesehatan yang lebih mengutamakan
tindakan promotif, preventif dan tidak mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Paradigma sehat adalah suatu kebijakan pembangunan kesehatan dalam ranngka mencapai
visi Indonesia sehat 2011, dimana diproyeksikan tentang keadaan masyarakat mayoritas hidup
dalam lingkungan yang sehat, berperilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata serta berada pada derajat kesehatan yang
optimal.
Keperawatan adalah salah satu bagian integral dari pelayanan kesehatan di Indonesia,
memiliki konstribusi yang nyata dalam pembangunan kesehatan terutama dalam mendukung
kebijakan pemerintah melalui paradigma sehat menuju visi Indonesia sehat 2011. Perawatan
praktek kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk menunjang dan memulihkan kesehatan
populasi. Kegiatan praktek ini dilakukan secara menyeluruh dan tidak terbatas pada
telah diselengarakan. Salah satu bentuk upaya kesehatan tersebut adalah pelayanan kesehatan
masyarakat secara aktif dan dinamis dalam berbagai upaya kesehatan mayarakat dan
jawab.
tersebut maka Program Profesi Ners Universitas Islam Makassar sebagai salah satu institusi
komunitas. Kegiatan merupakan Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu bidang pengabdian
masyarakat.
praktik klinik keperawatan bagi mahaiswa yang diarahkan pada pengalaman nyata penerapan
Dipilihnya daerah dusun bonto kadatto sebagai tempat keperawatan komunitas karena
merupakan salah satu bentuk aplikatif mata ajaran Asuhan Keperawatan Komunitas pada
Program Profesi Ners Universitas Islam Makassar disamping itu pula untuk melihat secara
nyata pola perilaku kebiasaan hidup sehat pada msyarakat, dengan tujuan untuk merubah
perilaku dan meningkatkan pengetahuan tentang pola hidup sehat dari tidak tahu menjadi
tahu, dan juga memberikan pengetahuan kepada masyarakat dalam bentuk penyuluhan-
penyuluhan atau mempraktikkan secara langsung bagaimana cara mengatasi penyakit yang
berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang tidak sehat, penyakit infeksi yang dapat
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dalam program Profesi Ners Departemen Komunitas di harapkan mahasiswa mampu
memberikan asuhan keperwatan komunitas dan keluarga sesuai konsep dan teori keperawatan
komunitas.
2. Tujuan Khusus
tertentu
C. Manfaat Praktik
1. Dapat menerapkan ilmu pengetahuan keperawatan, khususnya keperawatan komunitas
2. Dapat bekerja sama dengan masyarakat menemukan masalah kesehatan serta pemecahan
masalah kesehatan
3. Dapat membina hubungan yang baik antara institusi pendidikan keperawatan, instistusi
BAB II
HASIL PENDATAAN
A. Data Demografi
Pendataan dilakukan di Dusun Panaikang selama 3 hari dari tanggal 22 s/d 24 Februari
2016 yang dilakukan oleh Mahasiswa program Profesi Ners Universitas Islam Makassar
(UIM) sebanyak 11 orang. Dusun Bonto Kadatto termasuk dalam wilayah Desa
Bontolangkasa selatan yang terdiri dari 4 dusun, dusun Bonto Kadatto, dusun Borong Kanan,
Dusun Panaikang terdiri dari 204 KK, dan jumlah jiwa secara keseluhan di dusun
Bonto kadatto adalah sekitar 700 jiwa dan pada saat pendataan kelompok mendata 191 KK
dengan 581 jiwa yang terdiri dari 45 anak usia bayi-balita, 125 orang usia 6-12 tahun, 112
orang usia 13-21 tahun, 237 orang usia 22-55 tahun, dan 33 orang usia lansia (> 55). Hal ini
terjadi karena pada saat pendataan ada keluarga yang tidak berada ditempat
melalui Praktek Keperawatan Komunitas Mahasiswa Program Profesi Ners UIM di dusun
didesa Bontolangkasa selatan terdiri dari beberapa tahap kegiatan meliputi survey wilayah
binaan, pengkajian awal (pengumpulan dan pengolahan data), pembinaan Kelompok Kerja
Kesehatan (POKJAKES) yang anggotanya terdiri dari kader kesehatan, tokoh masyarakat,
tokoh agama, pemuda, dan kalangan pelajar, yang nantinya akan bersama sama dengan
mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan meliputi baksos yaitu membersihkan mesjid, kantor
Kegiatan keperawatan komunitas yang akan dilaporkan adalah tahap persiapan dan
1. Persiapan
a. Persiapan Kemasyarakatan
Pada tahap awal, kelompok mahasiswa melakukan pertemuan dengan kepala Dusun
Bonto Kadatto dan Desa Bontolangkasa selatan, serta identifikasi tokoh masyarakat, tokoh
agama, kader kesehatan, yang dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2016. Setelah
membina hubungan saling percaya dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan tentang
Dusun Bonto Kadatto, Desa Bontolangkasa Selatan, Kec. Bontonompo, Kab. Gowa.
masyarakat, tokoh agama, kader kesehatan guna membahas rencana pertemuan awal dan
tokoh agama pemuda serta kader kesehatan untuk menghadiri pertemuan MMD II
b. Persiapan Teknis
anggota kelompok dalam melakukan pendataan dan pembagian tugas, mempersiapkan format
Bontolangkasa selatan.
2. Pelaksanaan
a. Pengkajian
1. Pengumpulan data
wawancara langsung kepada pihak keluarga, pemeriksaan fisik bagi anggota keluarga yang
sedang sakit, serta observasi kondisi rumah dan lingkungan sekitarnya. Kegiatan
pengumpulan data ini dilakukan tanggal, 22 – 24 Februari 2016 (pagi dan sore).
b) Melakukan tabulasi data dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan, yaitu tanggal 25
Setelah pengumpulan data dilakukan, maka data tersebut akan ditabulasi dalam bentuk tabel.
Tabel 1
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
Dusun Bonto Kadatto 2016
Diagram 1
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
Di RW 05 kelurahan Tamparan Keke, Kota Makassar 2009
Tabel 2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Di dusun pamanjengan 2011
Diagram 2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Di RW 05 Kelurahan Tamparan Keke,Kota Makassar 2009
Berdasarkan table di atas, penduduk terbanyak adalah laki-laki sebanyak 602 jiwa Sedangkan
untuk perempuan sebanyak 557 jiwa, Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di wilayah dusun
Tabel 3
Distribusi KK Berdasarkan Agama
Di Dusun pamanjengan 2011
Diagram 3
Distribusi KK Berdasarkan Agama
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar 2009
Berdasarkan tabel diatas dari 295 KK sebagian besar KK di desa pamanjengan beragama
islam Sebanyak 289( 97,9%) KK dan selebihnya adalah beragama kristen sebanyak 6 (2,1%)
KK.
Tabel 4
Distribusi KK Berdasarkan Suku
Di Dusun pamanjengan 2011
Diagram 4
Distribusi KK Berdasarkan Suku
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar KK desa pamanjengan yang terbanyak adalah suku
makassar Sebanyak 199 (67,46%)KK dan selebihnya adalah adalah suku bugis sebanyak30
(110,17%) KK, bugis – Makassar 51 (17,28%) dan lain-lain( toraja,bima, mandar) sebanyak
15 (5,09%) KK.
Tabel 5
Distribusi KK Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga
Di Dusun pamanjengan 2011
No Tingkat pendidikan Frequency Percent
1 Tidak sekolah 50 16,94
2 SD 105 35,6
3 SLTP 56 18,9
4 SMA 68 23.05
5 AK/PT 16 5,42
Total 295 100.0
Sumber data ; Primer 2009
Diagram 5
Distribusi KK Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Berdasarkan table di atas, dari 295 KK sebagian besar kepala keluarga berpendidikan SD
yaitu 105 KK ( 35,6 % ), sedangkan penduduk yang memiliki pendidikan tinggi menempati
jumlah yang terkecil yaitu 16 KK ( 5,42 % ). Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan
penduduk dalam menerima informasi yang akan mempegaruhi perubahan perilaku yang
Tabel 6
Distribusi KK Berdasarkan Tingkat pekerjaan kepala keluarga
Di Dusun pamanjengan 2011
Diagram 6
Distribusi KK Berdasarkan Tingkat pekerjaan kepala keluarga
Di RW 05
Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar penduduk bekerja petani sebanyak 97 orang ( 32,88
% ), tetapi masih ada penduduk yang tidak bekerja sebesar 15 orang ( 5,06 % ) jadi
Tabel 7
Distribusi KK Berdasarkan Kepemilikan Rumah
Di Dusun pamanjengan 2011
pamanjengan memiliki rumah sendiri sebanyak 210 ( 71,19 % ) sedangkan yang lainnya
numpang sebanyak 75 (25,42%) KK dan kontrak rumah sebanyak 10 (3,39%). Hal ini
menunjukkan bahwa dari 295 KK hanya 252 KK yang memiliki rumah baik itu rumah milik
sendiri, numpang maupun kontrak, sedangkan 43 KK ada yang tidak memiliki rumah dan
Tabel 8
Distribusi KK Berdasarkan Jenis Rumah
Di Dusun pamanjengan 2011
Diagram 8
Distribusi KK Berdasarkan Jenis Rumah
Di RW V Kelurahan Tamparang Keke makassar, Kota Makassar,2009
Berdasarkan
tabel diatas sebagian besar Kepala Keluarga di dusun pamanjengan memiliki Rumah
Tabel 9
Distribusi KK Berdasarkan Keberadaan Ventilasi Rumah
Di desa pamanjengan 2011
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar Rumah Kepala Keluarga di dusun pamanjengan
memiliki Ventilasi sebanyak 229( 90,87% ) KK dan selebihnya tidak memiliki ventilasi
sebanyak 23 (9,13%) KK. Hal ini menunjukkan bahwa ada resiko terjadinya penyakit saluran
pernapasan (asma, TBC, ISPA, dll) dikarenakan sirkulasi udara yang tidak terjadi di dalam
Tabel 9
Distribusi KK Berdasarkan Cahaya Matahari yang masuk dalam rumah
Di dusun pamanjengan 2011
Diagram 10
Distribusi KK Berdasarkan Cahaya Matahari yang masuk dalam rumah
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar Kepala Keluarga di dusun pamanjengan cahaya
matahari masuk dalam rumah sebanyak 222( 88,09 % ) dan sebagian rumah KK cahaya
matahari tidak masuk ke dalam rumah karena tidak memilki ventilasi dan letak ventilasi yang
penyakit yang beresiko seperti penyakit saluran pernapasan (asma, TBC dll) akibat
Diagram 11
Distribusi KK Berdasarkan Kebersihan Rumah
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Berdasarkan tabel
diatas sebagian besar Kepala keluarga di dusun pamanjengan Yang lingkungan rumahnya tdk
bersih sebanyak 140 ( 55,56 % ) sehingga beresiko timbulnya berbangai penyakit yang
berhubungan dengan lingkungan yang kotor seperti DBD, Diare, gatal-gatal, dsb.
Tabel 11
Distribusi KK Berdasarkan Pemanfaatan halaman
Di dusun pamanjengan 2011
Diagram 11
Distribusi KK Berdasarkan Pemanfaatan halaman
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar Kepala Keluarga di dusun pamanjengan k tidak
memanfaatkan lingkungan rumahnya sebanyak 165( 65,48 % ) karena malas dan kurang
Tabel 12
Distribusi KK Berdasarkan Jenis Pemanfaatan halaman
Di dusun pamanjengan 2011
Diagram 12
Distribusi KK Berdasarkan Jenis Pemanfaatan halaman
Di RW 05 Kelurahan
Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Berdasarkan tabel diatas Dari 87 KK di dusun pamanjengan yang memiliki halaman sebagian
besar dimanfaatkan menjadi taman 61( 70,11% ), hal ini terjadi karena situasi dan kondisi
Tabel 13
Distribusi KK Berdasarkan Sumber air Minum
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Diagram 14
Distribusi KK Berdasarkan Sumber air Minum
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar keluarga di dusun pamanjengan menggunakan air
galon untuk keperluan minum yaitu sebanyak 153( 60,7 % ) dan yang sebagian kecil
menggunakan air hujan sebanyak 15 (6%), hal ini dikarenakan karena kondisi air di sumur
gali dan sumur pompa mengandung zat kapur yang mengeluarkan bau yang kurang layak
untuk dikomsumsi.
Tabel 14
Distribusi KK Berdasarkan Pengelolaan Air Minum
Di dusun pamanjengan 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 295 KK di dusun pamanjengan masih banyak
yang mengelola air minum dengan cara tidak dimasak sebanyak 193 (65,42%), Hal ini terjadi
karena banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi air galon yang lebih praktis.
Tabel 15
Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Air
Di dusun pamanjengan 2011
ada yang keruh sebanyak 21 (8,33%) dan kondisi air yang bau,berasa dan jernih sebanyak 177
(70,24%), hal ini terjadi akibat pergantian musim dari kemarau ke hujan.
Tabel 16
Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Tempat Penampungan Air
Di dusun pamanjengan 2011
Diagram 16
Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Air
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 252 rumah KK terdapat 89 tempat penampungan
air yang memiliki jentik, ini disebabkan karena lingkungan rumah dan sekitar yang tidak
Tabel 17
Distribusi KK Berdasarkan Tempat penampungan sampah
Di dusun pamanjengan
Diagram 17
Distribusi KK Berdasarkan Tempat penampungan sampah
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Dari tabel diatas sebagian besar KK melakukan pembuangan sampah dengan dikumpul dan di
bakar sebanyak 161 ( 63,89% ) tapi masih banyak juga KK Yang membuang sampah di
sembarang tempat (tanah kosong) sebanyak 72(28,57%), hal ini terjadi karena kebiasaan
masyarakat yang kurang tepat sehingga menimbulkan pencemaran yang beresiko terjadinya
Tabel 18
Distribusi KK Berdasarkan Keberadaan jamban
Di dusun pamanjengan 2011
Diagram 18
Distribusi KK Berdasarkan Keberadaan jamban
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari tabel diatas menunjukkan ada sekitar 15 (5,95%) rumah KK yang tidak memiliki jamban
sendiri hanya numpang sama Kepala Keluarga yang serumah dengan KK tersebut.
Tabel 19
Distribusi KK Berdasarkan Jenis Jamban
Di dusun pamanjengan 2011
Diagram 19
Distribusi KK Berdasarkan Jenis Jamban
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari tabel diatas terdapat 235 (93,25%) rumah KK di dusun pamanjengan yang menggunakan
jenis jamban yang leher angsa sedangkan rumah KK memiliki jenis jamban duduk sebanyak
17 (6,75%).
Tabel 20
Distribusi KK Berdasarkan Kepemilikan Jamban
Di dusun pamanjengan 2011
Diagram 20
Distribusi KK Berdasarkan Kepemilikan Jamban
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari tabel
diatas
menunjukkan masih ada rumah KK yang tidak memiliki jamban sendiri sebanyak 15(5,95%).
Tabel 21
Distribusi KK Berdasarkan Tempat pembuangan limbah
Di dusun pamanjengan 2011
Diagram 21
Distribusi KK Berdasarkan Tempat pembuangan limbah
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari tabel diatas sebagian besar rumah KK telah membuang limbahnya ke selokan sebanyak
247 (98,02%), namun masih ada rumah KK sebanyak 5 ( 1,98 % ) yang membuang air
limbahnya secara sembarangan tanpa dibuang ke saluran khusus untuk pembuangan air
limbahnya, hal ini dapat menyebabkan lingkungan kurang bersih dan berbau.
Tabel 22
Distribusi KK Berdasarkan Penghasilan KK
Di dusun pamanjengan 2011
Diagram 22
Distribusi KK Berdasarkan Penghasilan KK
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa penghasilan per bulan KK di dusun pamanjengan
adalah kurang dari Rp 500.000 sebanyak 91 (30,85%), hal ini terjadi karena pekerjaan KK
yang tidak menentu sehingga mempengaruhi terhadap kemampuan keluarga untuk penyediaan
dana kesehatan dan pemeliharaan kesehatan menjadi rendah, keadaan ini juga berdampak
Tabel 23
Distribusi KK Berdasarkan Tempat mendapatkan informasi
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar KK di dusun pamanjengan memperoleh
informasi kesehatan dari TV/radio sebanyak 176 (59,66 % ) dan sebanyak 119 (40,43%) KK
yang memperoleh informasi kesehatan melalui penyuluhan di PKM, maka dari data tersebut
perlu lebih ditingkatkan penyuluhan pada masyarakat terkhusus warga dusun pamanjengan
berkaitan dengan lingkungan rumah dan sekitarnya serta dampak dari lingkungan yang tidak
terpelihara.
Tabel 23
Distribusi KK Berdasarkan Tempat periksa kesehatan
Di dusun pamanjengan 2011
Diagram 23
Distribusi KK Berdasarkan Tempat periksa kesehatan
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar KK di dusun pamanjengan sebanyak
230 ( 77,95 % ) mengatakan sarana kesehatan yang paling sering dikunjungi adalah
puskesmas karena letaknya yang tidak terlalu jauh dan gratis, hal ini menunjukkan bahwa
masih kurangnya pengetahuan masyarakat terkhusus dusun pamanjengan dalam hal prosedur
Tabel 24
Distribusi KK Berdasarkan Kepemilikan KMS Bagi bayi dan balita
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa ada 136 bayi balita di dusun pamanjengan dimana
yang tidak memiliki KMS sebanyak 11 (8,1%), hal ini terjadi karena kurangnya motivasi dan
Diagram 25
Distribusi Ibu Hamil yang Mendapat imunisasi TT
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 21 ibu hamil di desa pamanjengan terdapat 2
(9,52%) ibu hamil yang belum mendapat imunisasi TT karena masih dalam kondisi hamil
muda.
Tabel 26
Distribusi Ibu hamil Berdasarkan Penyakit yang diderita
Di dusun pamanjengan 2011
Diagram 26
Distribusi Ibu hamil Berdasarkan Penyakit yang diderita
Di RW 05 Kelurahan Tamparang
Keke, Kota Makassar, 2009
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 21 ibu hamil di dusun pamanjengan terdapat 8 (
38,09 % ) ibu hamil mempunyai keluhan yang berhubungan dengan kehamilannya yaitu
hipertensi, hal ini terjadi karena faktor usia kehamilan serta faktor ekonomi, faktor psikologis
Tabel 27
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Tempat periksa kesehatan
Di dusun pamanjengan 2011
Tempat memeriksa
No Frequency Percent
kesehatan
1 Bidan 9 42,86
2 Puskesmas 12 57,14
Total 21 100.0
Sumber data ; Primer 2009
Diagram 27
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Tempat periksa kesehatan
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 21 ibu hamil di dusun pamanjengan terdapat
Tabel 30
Distribusi KK Berdasarkan PUS Yang KB
Di dusun pamanjengan 2011
Dari data diatas menunjukkan bahwa dari 295 KK di dusun pamanjengan terdapat
sebanyak 260 PUS sedangkan selebihnya sebanyak 35 KK tidak bisa dikategorikan sebangai
PUS karena ada KK yang janda, Duda serta belum menikah. Sehingga dari 260 PUS terdapat
sebanyak 128 (49,24%) PUS yang menjadi akseptor KB, sedangkan terdapat 105 (40,38%)
PUS yang tidak mengikuti program KB. Hal ini terjadi karena kurangnya informasi dan
Tabel 30
Distribusi PUS yang KB Berdasarkan Jenis Kontrasepsi
Di dusun amanjengan 2011
Diagram 30
Distribusi KK Berdasarkan PUS Yang KB
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari table di atas menunjukkan bahwa dari 128 PUS di dusun pamanjengan terdapat sebanyak
94 (73,43 %) PUS yang menggunakan alat kontrasepsi jenis suntik (3 bulan) sedangakan jenis
kontrasepsi jenis lainnya sebanyak 6 (4,69%) PUS yang menggunakan. Hal ini terjadi karena
Tabel 31
Distribusi PUS Berdasarkan Alasan Tidak Menggunakan Kontrasepsi
Di dusun pamanjengan 2011
Diagram 31
Distribusi PUS Berdasarkan Alasan Tidak Menggunakan Kontrasepsi
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari table di atas menunjukkan bahwa dari 105 PUS yang tidak menggunakan Kontrasepsi di
dusun pamanjengan sebagian besar karena ingin anak sebanyak 57(54,28%) dan selebihnya
karena tidak tahu tentang manfaat kontrasepsi sebanyak 19 (18,09%). Hal ini terjadi karena
Dari table di atas menunjukkan bahwa dari 1159 jiwa di dusun pamanjengan terdapat 157
jiwa yang memiliki masalah kesehatan pada saat pendataan seperti sakit kepala
sesak 7 (4,46%), demam 73 (46,5%),gatal 4 (2,55) . Hal ini terjadi karena factor lingkungan
sendiri dan sekitar yang tidak terpelihara sehingga terjadi berbagai macam masalah kesehatan
tersebut.
Data Kesehatan bayi dan Balita
Tabel 33
Distribusi Bayi Balita Berdasarkan Pemberian Asi 0-2 thn
Di dusun pamanjengan 2011
Diagram 33
Distribusi Bayi Balita Berdasarkan Pemberian Asi 0-2 thn
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat 99 bayi balita di dusun pamanjengan dimana
dari 99 bayi balita tersebut terdapat bayi balita yang tidak di beri ASI oleh ibunya pada umur
0-2 tahun sebanyak 23 (23,23%), hal ini terjadi karena kurangnya perhatian akibat banyaknya
aktifitas ibu, kurangnya motivasi ibu dalam hal menyusui anaknya serta kurangnya
Tabel 34
Distribusi Bayi Balita Berdasarkan PMT
Di dusun pamanjengan 2011
Dari table di atas menunjukkan bahwa dari 99 bayi balita di dusun pamanjengan terdapat
sebanyak 86 (86,87 %) yang telah mendapatkan PMT berupa bubur kacang ijo, telur, dan
buah - buahan sedangkan terdapat 13 (13,13%) bayi balita yang tidak mendapatkan PMT, hal
ini diakibatkan karena kurang motivasi dan perhatian pada ibu terhadap pertumbuhan dan
Tabel 35
Distribusi Bayi Balita Berdasarkan Pemberian vitaminA setiap 6 bulan
Di dusun pamanjengan 2011
Dari table di atas menunjukkan bahwa dari 99 bayi balita di dusun pamanjengan terdapat
36 (36,37%) bayi balita yang tidak mendapatkan vitamin A, hal ini diakibatkan karena kurang
motivasi dan perhatian pada ibu terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balitanya.
Tabel 37
Distribusi Bayi Balita Berdasarkan Pemberian Imunisasi
Di dusun pamanjengan 2011
Imunisasi
No Frequency Percent
1 Lengkap 69 69,7
2 Tidak lengkap 30 30,3
Total 99 100.0
Diagram 37
Distribusi Bayi Balita Berdasarkan Pemberian Imunisasi
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 99 Bayi Balita di dusun pamanjengan terdapat
sebanyak 30 (30,3%) bayi balita yang tidak mendapat imunisasi secara lengkap, hal ini
terjadi karena ada bayi balita yang belum memenuhi kriteria pemberian jenis imunisasi
(umur) serta kurangnya motivasi dan perhatian ibu terhadap pertumbuhan dan perkembangan
bayi balitanya.
Tabel 38
Distribusi lansia Berdasarkan Tempat pemeriksaan kesehatan
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Diagram 38
Distribu
si lansia
Berdasa
rkan
Tempat
pemerik
saan
kesehata
n
Di RW
05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari data tersebut diatas menunjukkan bahwa dari 109 jiwa lansia terdapat sebanyak 19
(17,43%) yang tidak berobat jika ada masalah kesehatan, hal ini terjadi karena kurangnya
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 1159 jiwa di dusun pamanjengan terdapat lansia
sebanyak 109 jiwa, dimana berdasarkan klasifikasi umur lansia yang terbanyak pada umur 55-
59 tahun sebanyak 52 (47,7 %) jiwa lansia sedangkan lansia yang berumur >70 tahun
BAB IV
PEMBAHASAN
Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan
hubungan kerjasama antara perawat dengan klien / keluarga atau masyarakat untuk mencapai
Konsep keperawatan komunitas yang profesional mangacu pada ilmu dan kiat
tinggi terhadap terserangnya penyakit atau akibat proses penuaan.Peran serta aktif masyarakat
Pengkajian yang dilakukan sangat tergantung pada respon masyarakat, terutama dalam
Melalui pengkaderan serta melibatkan pihak terkait baik pemerintah setempat, tokoh
masyarakat, tokoh agama dapat diperoleh data yang sangat mendukung proses pemberian
Tahapan proses keperawatan komunitas pada dasarnya sama dengan tahapan pada
A. Pengkajian
Pada tahap pengkajian, yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas menurut teori
Anderson adalah data inti yang terdiri atas data demografi : umur , pendidikan, jenis kelamin,
pekerjaan, agama, nilai-nilai keyakinan serta riwayat timbulnya komunitas dan mengkaji sub
masalah yang telah disepakati dalam pertemuan dengan pemerintah setempat, masyarakat,
dan tokoh agama. Pengkajian dilakukan pada seluruh kepala keluarga yang ada di Dusun
Pamanjengan.
Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor pendukung dan
penghambat pengkajian.
1. Strenght / Kekuatan :
a. Adanya dukungan positif dari Masyarakt/ keluarga yang dimintakan data ( Masyarakat cukup
kooperatif ).
b. Adanya Kader yang berperan aktif dalam pengumpulan data, terutama berperan dalam
c. Dukungan dari Pemerintah, Kecamatan, Kelurahan dan dari PKM dusun pamanjengan
d. Adanya dukungan dari kepala desa,tokoh masyarakat,tokoh agama, dan para remaja mesjid di
dusun amanjengan
2. Weekness / Kelemahan :
a. Tingkat pekerjaan Penduduk yang rata-rata buruh bangunan serta wiraswasta sehingga
yang diberikan.
3. Opportunity / Kesempatan
4. Threat / Ancaman
b. Jawaban hasil pendataan yang memungkinkan, tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
Masalah kesehatan adalah keadaan dimana masyarakat mengalami keadan terancam pada
suatu keadaan masalah kesehatan, kurang sehat serta krisis ( Baylon And Maglaya, 1995 ).
Diagnosa Keperawatan merupakan penilaian atau kesimpulan yang diambil dari pengkajian
hal ini dimungkinkan karena kesadaran masyarakat sudah meningkat tentang kesehatan dan
C. Perencanaan
Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor pendukung dan
penghambat Perencanaan keperawatan komunitas.
A. Strength / Kekuatan
a. Dukungan dari Pemerintah, kelurahan, Kecamatan, dan dari PKM dusun pamanjengan
b. Adanya Kader posyandu yang berperan aktif dalam perencanaan kegiatan.
B. Weekness / Kelemahan
a. Kurangnya sponsor dana yang dapat bertanggung jawab untuk beberapa kegiatan yang
membutuhkan pembiayaan besar sehingga beberapa metode tepat guna disiapkan untuk
b. Kurang disiplinnya masyarakat, mahasiswa dan pihak yang terkait sehingga waktu
C. Opertunity / Kesempatan
a. Banyaknya waktu luang dari masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan yang direncanakan.
b. Bantuan dari Puskesmas dan pihak terkait yang diwujudkan dalam kerja dalam beberapa
D. Threat / Ancaman
a. Kemungkinan peran serta aktif masyarakat dalam pelaksanaan nantinya akan berkurang
berhubungan dengan kesibukan dalam bidang ekonomi sebagai buruh harian dan lain
sebagainya.
D. Implementasi
Implementasi disesuaikan dengan rencana tindakan dan sebelum melaksanakan tindakan yang
sudah direncanakan, dalam melaksanakan tindakan harus benar-benar melakukan kontrak
waktu dengan masyarakat agar seluruh rangkaian kegiatan dapat berjalan dengan baik.
Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor pendukung dan
penghambat implementasi.
1. Masalah kesehatan I : Resiko timbulnya penyakit menular (diare,) berhubungan dengan
kesehatan
a. Strenght / Kekuatan :
1) Adanya dukungan dari Pemerintah setempat dan tokoh masyarakat /Agama, Kader, dalam
3) Kemauan / motivasi dari masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan.
b. Weekness / Kelemahan
2) Terhambatnya beberapa kegiatan - kegiatan karena pendanaan yang kurang, dan keinginan
partisipasi masyarakat dalam hal ini tidak ada dengan alasan ekonomi
3) Kurangnya partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam kegiatan minggu bersih juga menjadi
hambatan
c. Opportunity / Kesempatan
1) Sejalan dengan beberapa kegiatan program pemerintah dan Puseksmas, misalnya imunisasi)
d. Threat / Ancaman
1) Tidak adanya tindak lanjut terutama dari masyarakat karena beberapa perencanaan
2) Tidak adanya tindak lanjut dengan Pemerintah setempat dan pihak Puskesmas setempat.
2. Masalah kesehatan II : Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia di dusun
kesehatan lansia
a. Strenght / Kekuatan
1) Adanya program pemerintah dan puskesmas untuk memberikan bantuan dalam perawatan
lansia.
b. Weekness / Kelemahan
2) Adanya persepsi masyarakat tentang penyakit yang diderita lansia adalah hal yang biasa dan
c. Opportunity / Kesempatan
1) Sejalan dengan beberapa kegiatan dari program pemerintah dan puskesmas, misalnya,
d. Threat / Ancaman
1) Tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat yang masih kurang untuk selalu mengontrol
kondisi kesehatan lansia secara teratur pada fasilitas-fasilitas kesehatan yang tersedia.
3. Masalah kesehatan III : Risiko terjadinya penyakit pada bayi/balita di dusun amanjengan
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya gizi pada bayi/balita
a. Strenght / Kekuatan
pada saat penyuluhan, setelah memotivasi ibu-ibu membawa anaknya ke Posyandu untuk
3) Adanya dukungan Puskesmas untuk terus melaksanakan kegiatan posyandu dan imunisasi
b. Weekness / Kelemahan
1) Kurangnya ibu atau masyarakat membawa anaknya ke posyandu untuk dilakukan imunisasi
c. Opportunity / Kesempatan
1) kurangnya kesempatan ibu dalam mengurus anakanya disebabkan oleh adanya kesibukan ibu
d. Threat / Ancaman
2) Kesibukan ibu-ibu dalam bekerja untuk menambah pendapatan keluarga sehingga tidak
mempunyai waktu yang lebih banyak untuk memperhatikan kesehatan anak khususnya
penyediaan waktu luang untuk membawa anaknya setiap bulan ke Posyandu untuk ditimbang
E. Evaluasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan
kepada masyarakat.. Evaluasi dilakukan baik dari respon verbal, non verbal maupun
psikomotornya.
1. Rencana kegiatan mahasiswa selalu mendapat respon positif dari masyarakat.
3. Rata-rata penduduk sudah mulai merasakan arti pentingnya kesehatan terbukti dari
4. Kegiatan yang berhasil dilaksanakan umumnya karena dukungan dari kader setempat,
5.
F. Tindak Lanjut
terhadap upaya pelayanan kesehatan dan dapat memenuhi fasilitas sarana pelayanan
kesehatan
derajat kesehatannya
3. Kepada kader kesehatan sekiranya dapat lebih meningkatkan peran serta aktifnya
4. Untuk Puskesmas sebagai garis Depan Pelayanan kesehatan masyarakat untuk lebih
Penapisan Masalah
Kriteria penapisan
T
Untuk
Kemungkinan Untuk
Dengan
Sesuai Dengan Peran
Diagnosa keperawatan
Pendidikan Kesehatan
Minat masyarakat
Besarnya Resiko
Kemungkinan
diatasi
Sesuai
Resiko timbulnya
penyakit 5 4 4 4 4 5 5 5 4
Resiko terjadi
penigkatan angka
5 3 5 3 4 4 5 4 3
kesakitan pada lansia
Risiko terjadinya
penyakit pada 5 4 2 4 4 4 4 5 3
bayi/balita
KETERANGAN POINT.1 : Sangat sesuai (5), Sesuai (4 ), Cukup sesuai (3), Kurang
sesuai(2), Sangat Kurang sesuai (1)
POINT 2 : Sangat Banyak ( 5), Banyak (4), Cukup Banyak (3), sedikit
(2), sedikit sekali (1)
POINT 3 : Sangat serius( 5),Serius ( 4), cukup Serius (3), Kurang
serius ( 2), Sangat tidak serius (1)
POINT 4 : Sangat Memungkin ( 5), Memungkinkan ( 4),Cukup memungkinkan ( 3), Kurang memungkinkan
( 2), tidak memungkinkan (1)
POINT 5 : Sangat berminat ( 5), berminat ( 4), cukup berminat (
3),kurang berminat ( 2), tidak berminat ( 1)
POINT 6 : Sangat Mudah ( 5), Mudah ( 4), Cukup Mudah ( 3), Agak
sulit ( 2),Sulit sekali ( 1)
POINT 7 : Sangat sesuai ( 5), Sesuai ( 4),Cukup sesuai ( 3), Kurang
sesuai ( 2), Tidak Sesuai ( 1)
POINT 8 : Sangat Tersedia ( 5), Tersedia ( 4), Cukup Tersedia ( 3),
Kurang Tersedia ( 2), Tidak tersedia ( 1)
Prioritas Masalah
Diagnosa
No Keperawatan Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Har
Komunitas
1 Resiko timbulnya Setelah dilakukan Warga K.I.E 1. Berikan penyuluhan Sab
masyarakat
penyakit : diare, tindakan tentang dampak 21
RW 05
Tamparang
DHF, ISPA keperawatan Keke pembuangan sampah 200
berhubungan selama 2 kali yang tidak sehat dan
dengan pertemuan pengolahan sampah
kurangnya diharapkan yang benar.
pengetahuan masyarakat RW 05 2. Diskusikan dengan
masyarakat mampu : warga tentang dampak
dalam a) Mengidentifikasi yang ditimbulkan bila
memilihara jenis sampah sampah berserakan.
kesehatan b) `memisahkan 3. Diskusikan cara
lingkungan yang sampah kering dan pengleloaan sampah
sehat basah yang sehat.
c) Membuang 4. Melakukan kerja bakti
sampah sesuai massal bersama dengan Min
dengan jenis dan seluruh warga RW 05 : 22
tempat yang sehat RT C,RT A dan RT B 200
d) Memilihara 5. Berikan reinforcement Min
lingkungan yang terhadap kemampuan 1 M
sehat warga mengelola 200
sampah yang benar.
2 Risiko terjadinya Setelah di lakukan Ibu yang K.I.E 1.Memberikan Min
penyakit pada tindakan mempunyai penyuluhan tentang 23
bayi/balita di RW keperawatan bayi/balita pentingnya gizi pada 200
05 Tamparang selama 1 kali bayi/balita.
Keke pertemuan ibu – 2.Diskusikan dengan
berhubungan ibu dapat warga tentang nutrisi
dengan meningkatkan pada bayi/balita.
kurangnya kesehatan 3.Memberikan
pengetahuan ibu bayi/balita reinforcement kepada
tentang kader dan ibu – ibu atas
pentingnya gizi keberhasilannya.
pada bayi/balita.
3 Resiko terjadinya Setelah di lakukan Lansia dan K.I.E 1. Berikan penyuluhan Rab
peningkatan tindakan kader tentang terjadinya 4M
angka kesakitan keperawatan posyandu proses manua dan 200
pada lansia di sebanyak 1 kali lansia hipertensi.
RW 05 kegiatan di 2. Aktifkan posyandu Rab
Tamparang Keke harapkan lansia Ma
berhubungan masyarakat mampu 3. Lakukan pelatihan kader 200
dengan memberikan posyandu lansia.
kurangnya perawatan pada 4 Berikan kenang-
pengetahuan lansia. kenangan alat posyandu
masyarakat lansia.
dalam 5 Berikan reinforment
memilihara kepada lansia dan kader
kesehatan lansia posyandu lansia.
a. Kegiatan berlangsung
kurang lancar
b. Kegiatan dihadiri
01/02/09 oleh 5 orang
c. Kegiatan kerja bakti
Kerja bakti di RT difokuskan pada parit
dan sekitar
A, dan RT B. RW pembuangan sampah
RT C
05
Evaluasi hasil
Evaluasi struktur:
a. Kegiatan berlangsung
kurang lancar
b. Kegiatan dihadiri oleh 8
orang
c. Kegiatan kerja bakti
difokuskan pada parit dan
sekitar pembuangan sampah
RT A dan B
Evaluasi hasil
a. Acara berjalan
dengan tertib dan
lancar.
b. Acara dihadiri oleh
ibu – ibu balita yaitu
59 orang.
c. 20% ibu – ibu balita
ertanya tentang
kondisi anaknya.
d. Kendala : kurangnya
kesadaran ibu – ibu
tentang pentingnya
posyandu di mana
mahasiswa harus
dour to dour
mengingatkan para
ibu tentang posyandu.
e. Selama penyuluhan
ibu- ibu
memperhatikan
dengan baik materi
yang di bawakan.
f. Tempat duduk
terbatas sehingga
banyak ibu – ibu
yang berdiri.
Evaluasi Hasil
Evaluasi Proses
Evaluasi Hasil
Evaluasi struktur:
Evaluasi Proses :
a. Acara berjalan tertip
dan lancar.
b. Acara dihadiri lansia
sebanyak 60 orang.
c. Tempat duduk
terbatas sehingga
banyak lansia yang
berdiri.
d. Acara dimulai jam
09.00 – 12.30 Wita.
e. Acara di hadiri oleh
kader 3 orang, kepala
puskesmas dan bidan.
Evaluasi Hasil