Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

FIBROADENOMA

DISUSUN OLEH:

IDA SUSILA

PRODI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PEKANBARU MEDICAL CENTER

TA. 2020/2021
1. KONSEP DASAR

a. Pengertian
Fibroadenoma adalah suatu tumor jinak yang merupakan
pertumbuhan yang meliputi kelenjar dan stroma jaringan ikat (Brunner &
Suddath, 2001)
Fibroadenoma Mammae adalah tumor jinak dengan karakter tidak
nyeri, dapat digerakkan, berbatas tegas dan berkonsistensi padat kenyal
(Price, 2006 (dalam alini 2018). Fibroadenoma Mammae adalah tumor
jinak yang paling sering terjadi pada wanita usia muda.
Fibroadenoma Mammae merupakan neoplasma jinak yang sering
ditemukan pada wanita muda. Fibroadenoma Mammae ditandai dengan
didapatkannya benjolan bulat atau benjolan-benjolan yang konsistensinya
kenyal, dan tidak melekat pada jaringan sekitarnya serta amat mudah
untuk digerakkan. Biasanya Fibroadenoma Mammae tidak disertai rasa
nyeri. Neoplasma jinak ini jarang sekali atau tidak lagi ditemukan pada
masa menopause (Sjamsuhidajat, 2010).
b. Klasifikasi Fibroadenoma Mammae
1) Common Fibroadenma
Common fibroadenoma memiliki ukuran 1-3 cm, biasa juga
disebut dengan simpel fibroadenoma. Ini biasanya sering ditemukan
pada wanita rentang umur muda antara 21-25 tahun. Benjolan yang
teraba biasanya berbentuk oval atau bulat, halus, tegas, dan
bergerak sangat bebas. Dari seluruh kasus sekitar 80%
fibroadenoma yang terjadi adalah fibroadenoma tunggal.
2) Giant Fibroadenoma
Giant fibroadenoma memiliki ukuran dengan diameter besar
dari 5 cm. Secara keseluruhan kejadian giant fibroadenoma sekitar
4% dari seluruh kasus fibroadenoma. Giant fibroadenoma biasanya
sering ditemui pada wanita hamil dan menyusui. dengan ukuran
yang besar sehingga terjadi pembesaran massa enkapsulasi
payudara yang cepat, serta dapat merusak bentuk payudara yang
menyebabkan ukuran payudara tidak simetris karena ukurannya
yang besar, sehingga perlu dilakukan pemotongan dan
pengangkatan pada tumor ini.
3) Juvenile Fibroadenoma
Fibroadenoma mammae dapat dibedakan secara histologi:
a) Fibroadenoma Pericanaliculare merupakan kelenjar berbentuk
bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis.
b) Fibroadenoma intracanaliculare merupakan jaringan ikat yang
mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar
berbentuk panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang
sempit atau menghilang.
c. Etiologi
Penyebab Fibroadenoma Mammae sampai saat ini masih belum
diketahui secara pasti, akan tetapi berdasarkan hasil penelitian ada
beberapa faktor risiko yang mempengaruhi munculnya tumor ini:
1) Umur
Umur adalah salah satu faktor yang menentukan insiden atau
frekuensi terjadinya Fibroadenoma Mammae. Fibroadenoma
Mammae biasanya terjadi pada wanita usia muda < 30 tahun.
2) Riwayat Perkawinan
Riwayat perkawinan berperngaruh Karen dihubungkan dengan
status perkawinan dan usia perkawinan, paritas dan riwayat menyusui
anak.
3) Paritas dan Riwayat Menyusui Anak
Penurunan paritas (kelahiran hidup yang dimiliki oleh
perempuan) meningkatkan kejadian terjadinya Fibroadenoma
Mammae, terutama meningkat pada kelompok wanita nullipara
(seorang ibu yang belum pernah melahirkan bayi untuk pertama kali).
Serta pengalaman menyusui juga memiliki peran penting dalam
perlindungan terhadap risiko inseden Fibroadenoma Mammae.
4) Penggunaan Hormon
Diperkirakan bahwa fibroadenoma mammae bisa terjadi karena
kepekaannya teradap peningkatan hormon estrogen. Pemakaian
kontrasepsi yang komponen utamanya adalah estrogen merupakan
faktor risiko yang meningkatkan kejadian Fibroadenoma Mammae.
Obesitas
Berat badan yang berlebihan (obesitas) dan IMT yang lebih dari
normal merupakan faktor risiko terjadinya Fibroadenoma Mammae.
Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all diketahui bahwa IMT > 30
kg/m2 meningkatkan risiko kejadian Fibroadenoma Mammae
(OR=2.45,CI 95% 1.04-3.03) artinya wanita dengan IMT > 30 kg/m2
memiliki risiko 2,45 kali menderita Fibroadenoma Mammae
dibandingkan wanita dengan IMT < 30 kg/m2.
5) Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga dengan kanker payudara pada keluarga tingkat
pertama dilaporkan oleh beberapa peneliti berhubungan dengan
peningkatan risiko tumor ini.
6) Stress
Stress berat dapat meningkatkan produksi hormon endogen
estrogen yang akan meningkatkan kejadian Fibroadenoma Mammae.
d. Manifestasi Klinis
1) Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan,
pada penampang tampak jaringan ikat berwarna putih, kenyal
2) Nyeri terkadang dirasakan
3) Ada bagian yang menonjol ke permukaan
4) Ada penekanan pada jaringan sekitar
5) Ada batas yang tegas
6) Bila diameter mencapai 10 – 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa
( Giant Fibroadenoma)
7) Memiliki kapsul dan soliter
8) Benjolan dapat digerakkan
9) Pertumbuhannya lambat
10) Mudah diangkat dengan lokal surgery
11) Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian

e. Pemeriksaan Penunjang
1) SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
2) Pemeriksaan laboratorium : darah rutin, gula daeah, enzim (alkali
fosfotose, LDH), sitologi pada cairan putting susu
3) Mammografi
Mamografi adalah suatu pemeriksaan untuk mammae (payudara)
dengan menggunakan sinar x-ray dosis rendah. Dipakai untuk
mendeteksi dini tumor payudara pada wanita, tanpa disertai keluhan
atau yang disertai keluhan. Keluhan seperti adanya benjolan pada
payudara, cairan yang tidak normal keluar dari puting payudara atau
adanya nyeri pada payudara (sebelum atau sesudah menstruasi -
untuk menyingkirkan bahwa nyeri yang ditimbulkan bukan
dikarenakan sindroma pre menstrual).
4) Biopsi
Biopsi bedah dilakukan dibawah anastesi lokal. Biopsi
mencakup eksisi lesi dan mengirimkannya ke laboraturium untuk
dilakukan pemeriksaan patologis.
Bila ukuran tumor tidak terlalu besar, maka semua benjolan
diangkat dengan cara operasi yang dilakukan dalam pembiusan total,
disebut biopsi eksisi. Bila tumor ukurannya besar, biasanya diambil
sampel dari benjolan yang ada, disebut biopsi insisi. Setelah
dilakukan biopsi, jaringan tumor dikirim untuk pemeriksaan patologi
anatomi (PA) untuk penentuan tumor jinak atau ganas (kanker). Bila
hasil PA jinak maka dengan pengangkatan tumor berarti pengobatan
sudah selesai. Namun bila hasilnya adalah kanker , harus dilanjutkan
oleh operasi kedua yaitu dengan tindakan bedah kuratif yaitu
mastektomi radikal (pengangkatan payudara dengan sebagian besar
kulitnya, m.pektoralis mayor dan minor, serta semua kelenjar ketiak
sekaligus).
f. Penatalaksanaan Medis
1) Insisi permukaan, dilakukan pada tumor dengan ukuran lebih besar
dari 5 cm.
2) Eksisi tumor dengan anastesi lokal ataupun umum. Ini dilakukan untuk
tumor yang berukuran < 5 cm. selanjutnya specimen operasi periksa
potologis. Bila penderitanya muda dengan lesi kecil, diagnosa dapat
dibuat dengan aspurasi jarum halus bila penderita tidak menginginkan
biopsi dengan eksisi. Fibroadenoma yang lebih besar dari 3 cm harus
diangkat karena dapat menyebabkan nyeri dan tumbuh terus.

2. ASUHAN KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai