DISUSUN OLEH:
IDA SUSILA
NIM: 16010013
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PEKANBARU MEDICAL CENTER
TA. 2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Hari/tanggal :
Waktu : 30 menit
Tempat/ruang :
Sasaran : Siswi SMA N2 Pnagkalan Kuras
Pelaksana : Ida Susila
Topik Penkes : Deteksi dini kanker payudara (pemeriksaan payudara sendiri)
A. LATAR BELAKANG
Kanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel yang abnormal terbentuk pada
payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak beraturan. Kanker payudara
dapat menyebar ke organ lain seperti paru-paru, hati, dan otak melalui pembuluh
darah. Kelenjar getah bening aksila ataupun supraklavikula membesar akibat dari
penyebaran kanker payudara melalui pembuluh getah bening dan tumbuh di kelenjar
getah bening. Tanda yang muncul pada stadium dini yaitu teraba benjolan kecil di
payudara yang tidak terasa nyeri. Gejala saat penyakit memasuki stadium lanjut
semakin banyak seperti timbul benjolan pada payudara, nyeri saat payudara ditekan,
bentuk, ukuran atau berat payudara berubah karena pembengkakan, pembesaran
kelenjar getah bening di ketiak atau timbul benjolan kecil dibawah ketiak, bentuk
puting susu tertarik ke dalam dan berubah warna yang tadinya warna merah muda
menjadi kecoklatan, keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu pada
wanita yang sedang tidak hamil (Priyoto, 2015).
Data WHO tahun 2013, prevalensi kanker payudara di dunia sebanyak 12,7 juta
kasus. Data WHO tahun 2013, angka kematian kanker payudara di dunia sebanyak
521 ribu kasus. Kanker payudara adalah penyakit kanker yang menempati urutan
teratas pada wanita di dunia dan meningkat secara teratur pada beberapa negara
berkembang. Sebagian besar kasus kanker payudara terdiagnosa pada stadium akhir
(WHO, 2017). Data American Cancer Society (ACS) tahun 2015, sekitar 40.290
wanita meninggal karena kanker payudara. Tahun 2012 di negara berkembang,
memiliki angka kematian akibat kanker payudara yang tinggi yaitu terdapat 324,300
kematian (Kementerian Kesehatan RI Pusat Data dan Informasi Kesehatan, 2015).
Kanker payudara di Indonesia tahun 2013, terdapat 19,731 kematian (Kementerian
Kesehatan RI Pusat Data dan Informasi Kesehatan, 2015). Berdasarkan Sistem
Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia tahun 2014, jumlah pasien rawat jalan
maupun rawat inap yang mengidap kanker payudara berjumlah 12.014 orang. Penyakit
kanker payudara di Poli Onkologi RSUD Arifin Ahcmad Provinsi merupakan penyakit
terbanyak pertama dan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Angka kejadian
kanker payudara pada tahun 2016 tercatat 356 kasus baru, sedangkan pada bulan
Januari sampai Agustus tercatat 277 yang didiagnosa kanker payudara (Rekam Medis
RSUD Arifin Achmad, 2017). Jumlah penderita kanker payudara di Provinsi Riau
yaitu 894 orang (Kemenkes, 2015). Data rekam medis RSUD Arifin Ahmad pada
tanggal 1 Januari 2017 sampai tanggal 14 Febuari 2018, pasien penderita kanker
payudara berjumlah 2.810 orang dengan indeks kematian sebanyak 59 orang. Pada
usia 45-65 tahun jumlah tertinggi penderita kanker payudara sebanyak 1.625 orang
dengan indeks kematian sebanyak 38 orang.
B. TUJUAN
1. TIU (Tujuan Instruksional Umum) :
Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta mampu memahami tentang pemeriksaan
payudara sndiri.
E. METODE
1.Jenis model pembelajaran : Pertemuan (tatap muka)
Landasan teori : Ceramah, diskusi, praktek.
2.Langkah pokok : a. menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. mengajukan masalah
F. MEDIA
1. Power point
2. Leaflet
3.Video
4. LCD Proyektor
G. PROSES KEGIATAN
Tahap Kegiatan Kegiatan Peserta Media
kegiatan Pemateri/Penyuluh
Pendahuluan -Memberi salam Menjawab salam Leaflet
-Memperkenalkan diri Memperhatikan Power Pont
-Membuka penyuluhan Memperhatikan LCD proyektor
-Menjelaskan materi secara Memperhatikan
umum
-Menjelaskan TIU dan TIK Memperhatikan
H. SETTING TEMPAT
Leader : Peserta :
I. PENGORGANISASIAN
Moderator : Ida Susila
Mengawali dan Mengawasi jalannya diskusi yang menjadi tanggung
jawabnya agar berjalan sesuai dengan topiknya.
Leader : Ida Susila
Sebagai pemateri, (menyampaikan materi tentang bagaimana nurtisi
yang bai pada pasien penderita kanker payudara) “menyampaikan
materi kepada audiens bagaimana agar audiens mengerti dan bisa
menerima penyampaian materi.
Notulen : Ida Susila
Pembuat laporan hasil penyuluhan.
Fasilitator : Ida Susila
Memfasilitasi selama penyuluhan dan mendorong audiens untuk fokus
kepada leader serta memicu audiens untuk bertanya.
Dokumentasi : Ida Susila
Mendokumentasikan selama proses penyuluhan
Observer : Ida Susila
mengopservasi jalannya penyuluhan
J. EVALUASI
Evaluasi yang diberikan berupa pertanyaan terbuka, antara lain:
K. LAMPIRAN
1. Materi deteksi dini kanker payudra (SADARI)
2. Leaflet
Ida Susila
Lampiran
Menurut Savitri, dkk (2015), adanya gejala kanker payudara atau tidak setiap
wanita sebaiknya mendeteksi kanker payudara secara rutin. Deteksi yang dilakukan
sedini mungkin dapat membantu pengobatan kanker dengan lebih cepat. Deteksi
rutin yang bisa dilakukan antara lain :
a. Definisi SADARI
SADARI adalah pemeriksaan yang dilakukan pada wanita dengan menggunakan
cermin untuk deteksi dini kanker payudara yang bertujuan untuk mengetahui
kemungkinan besar adanya benjolan yang berkembang menjadi kaker ganas (Olfah et al.,
2013).
b. Tujuan SADARI
Tujuan utama SADARI adalah membantu wanita dalam melakukan deteksi secara
dini kemungkinan terjadinya kanker payudara dengan mengamati payudara dari depan,
sisi kiri, dan sisi kanan (Olfah et al., 2013).
c. Siapa yang harus melakukan SADARI
Inspeksi :
Palpasi :
1) Minta sisiwi untuk berbaring di kasur (lihat gambar 2.4a).
2) Dengan meletakkan sebuah bantal di bawah punggung pada sisi yang
akan diperiksa akan membuat jaringan ikat payudara menyebar,
sehingga dapat membantu pemeriksaan payudara (lihat gambar 2.4a).
3) Letakkan lengan kiri ibu ke atas kepala. Perhatikan payudaranya untuk
melihat apakah tampak sama dengan payudara sebelah kanan dan
apakah terdapat lipatan atau lekukan (lihat gambar 2.4a).
4) Gunakan permukaan tiga jari tengah Anda (lihat gambar 2.4a),
lakukan palpasi payudara dengan menggunakan teknik spiral. Mulai
pada sisi terluar payudara. Tekan jaringan ikat payudara dengan kuat
pada tulang rusuk setelah selesai tiap satu putaran dan secara
bertahap pindahkan jari-jari Anda menuju areola. Lanjutkan sampai
semua bagian selesai diperiksa. Perhatikan apakah terdapat benjolan
atau nyeri (lihat gambar 2.4b).
6) Ulangi langkah kelima (lihat gambar 2.5) pada payudara sebelah kiri.
7) Untuk mempalpasi bagian pangkal payudara kanan, minta ibu mengangkat
lengan kanannya. Tekan sisi luar dari otot pektoralis sambil Pemeriksaan
mammogram secara teratur bisa menemukan kanker dini pada stadium
awal. Mammogram juga memiliki keterbatasan. Mammogram mungkin
tidak dapat mendeteksi beberapa jenis kanker tertentu. Mammogram masih
menjadi alat yang sangat efektif dan sangat berguna untuk
mengurangipenderitaan dan kematian akibat kanker payudara.
8) bertahap menggerakkan jari-jari ke pangkal ketiak untuk memeriksa
apakah terdapat pembesaran kelenjar getah bening (lihat gambar
2.6). Penting untuk melakukan palpasi pada pangkal payudara karena
disini biasanya terdapat kanker.
9) Ulangi langkah ketujuh (lihat gambar 2.6) untuk payudara sebelah kiri.
Leaflet SADARI