Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

SENAM HIPERTENSI PADA LANSIA

Untuk Menyelesaikan Tugas Profesi Keperawatan Gerontik


Program Profesi Ners

Disusun Oleh:
Kelompok 2

Azna Yuliana 11194692110094


Made Adhitya Affanda 11194692110106
Mitha Ariani 11194692110108
Nola Cristina Natalia.P 11194692110112
Raihana 11194692110117
Safril 11194692110121
Sri Suryaningsih 11194692110123
Yulia Puspita Sari 11194692110128

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS/ TUGAS : Senam Hipertensi Pada Lansia


KELOMPOK : 2
NAMA ANGGOTA KELOMPOK : 1. Azna
Yuliana
2. Made
Adhitya
Affanda
3. Mitha
Ariani
Banjarmasin, November 2021

Menyetujui,

Program Studi Profesi Ners


Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia
Banjarmasin
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)

M. Fitri Priyadi, Amd. Kep Angga Irawan, Ns., M. Kep


NRPTT. 01.5.2016.2.4.05 NIK.1166092011044

Mengetahui,
Ketua Jurusan Profesi Ners
Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia Banjarmasin

Mohammad Basit, S.Kep., Ns., MM


NIK. 1166102012053

i
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS/ TUGAS : Senam Hipertensi Pada Lansia


KELOMPOK : 2
NAMA ANGGOTA KELOMPOK : 1. Azna
Yuliana
2. Made
Adhitya
Affanda
3. Mitha
Ariani
Banjarmasin, November 2021

Menyetujui,

Program Studi Profesi Ners


Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia
Banjarmasin
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)

M. Fitri Priyadi, Amd. Kep Angga Irawan, Ns., M. Kep


NRPTT. 01.5.2016.2.4.05 NIK.1166092011044

Mengetahui,
Ketua Jurusan Profesi Ners
Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia Banjarmasin

Mohammad Basit, S.Kep., Ns., MM


NIK. 1166102012053

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (TYME) karena
dengan rahmat, karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan pendahuluan
dan asuhan keperawatan ini.
Adapun laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan gerontik ini disusun
guna memenuhi tugas profesi keperawatan stase gerontik agar bisa tercapai
sistem pembelajaran semester ini.
Dalam rangka pembuatan laporan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Camat Sungai Tabuk 2 yang telah memberikan kesempatan bagi mahasiswa
melaksanakn praktik di wilayah sungai tabuk
2. Kepala puskesmas yang telah memberikan kesempataan bagi mahasiswa
melaksanakan praktik di wilayah kerja puskesmas sungai tabuk 2
3. Pembimbing akademik yang telah memberikan arahan dan masukan dalam
proses praktik keperawatan gerontik
4. Pembimbing klinik yang telah memberikan arahan kepada mahasiswa terkait
program pelaksanaan asuhan keperawatan gerontik
5. Pembakal yang telah memberikan dukungan kepada mahasiswa terkait
program pelaksanaan asuhan keperawatan gerontik
6. Kader yang telah memberikan ijin kepada mahasiswa terkait program
pelaksanaan praktik asuhan keperawatan gerontik
7. Masyarakat wilayah RT 02 yang telah memberikan dukungan kepada
mahasiswa terkait program pelaksanaan asuhan keperawatan gerontik
sehingga dapat melaksanakannya dengan baik
8. Anggota kelompok stase keperawatan gerontik kelompok pertama
Penyusun menyadari dalam pembuatan laporan pendahuluan dan asuhan
keperawatan keluarga tentunya masih banyak kekurangan. Guna memperbaiki
laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan gerontik ini agar menjadi lebih
baik, maka peyusun sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak
yang membaca laporan ini.

Banjarmasin, Oktober 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................i


LEMBAR PRSETUJUAN .............................................................................ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................iii
DAFTAR ISI ...............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................1
B. TUJUAN .................................................................................................2
BAB II TARGET DAN LUARAN ..................................................................3
A. TARGET .................................................................................................3
B. LUARAN .................................................................................................3
BAB III METODE PELAKSANAAN .............................................................4
A. KEGIATAN .............................................................................................4
B. WAKTU PELAKSANAAN .......................................................................4
C. METODE.................................................................................................4
D. MEDIA ....................................................................................................4
E. KEPANITIAAN ........................................................................................4
BAB V RINCIAN BIAYA ..............................................................................5
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................6
A. KESIMPULAN ........................................................................................6
B. SARAN ...................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................7
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lanjut usia (lansia) berdasarkan undang-undang kesejahteraan
lanjut usia No. 13 tahun 1998, lanjut usia adalah penduduk yang telah
mencapai usia 60 tahun ke atas baik pria maupun wanita, produktif dan
ataupun yang tidak lagi produktif (Kemenkes RI, 2017). Proses penuaan
(aging) bukanlah suatu penyakit, melainkan proses degeneratif yang
bersifat alamiah/ fisiologis. Sehingga lambat laun akan menimbulkan
sejumlah perubahan kumulatif diikuti dengan penurunan kemampuan
berbagai organ, fungsi dan sistem tubuh untuk beradaptasi dalam
menghadapi rangsangan baik dari dalam maupun luar tubuh/lingkungan
(Sulaiman & Anggriani, 2018).
Saat ini indonesia telah mengalami pergeseran demografi ditandai
dengan peningkatan jumlah populasi lansia. Jumlah presentase lansia
saat ini mencapai 9,60% atau sekitar 26,64 juta jiwa (Badan Pusat
Statistik, 2018). Peningkatan jumlah penduduk lansia masih terus
berlanjut dan diprediksi akan mencapai 48,2 juta jiwa pada tahun 2030
(Kemenkes, 2019). Peningkatan jumlah penduduk lansia tersebut
memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah
peningkatan jumlah populasi tua menginterpretasikan terjadinya
peningkatan angka usia aharapan hidup (UHH) di indonesia yang juga
dapat diartikan sebagai salah satu penanda keberhasilan pembangunan
dibidang kesehatan (Nurfitri et al 2016). Sedangkan dampak negatif yang
juga perlu menjadi perhatian akibat peningkatan jumlah populasi lansia
adalah meningkatnya angka kesakitan akibat penyakit degeneratif
(kemenkes, 2019).
Berdasarkan data Riskesdas (2018), semakin tinggi rentang usia
seseorang semakin tinggi penderita hipertensi di rentang usia tersebut.
Lansia mudah terkena hipertensi karena terjadinya penurunan fungsi-
fungsi tubuh pada lansia. Lansia mudah terkena hipertensi karena terjadi
penebalan dari struktur pembuluh darah arteri pada bagian tunika intima
dan tunika media menjadi kaku serta terjadinya aterosklerosis. Lansia
yang terkena hipertensi memerlukan berbagai macam perawatan dan

1
pengobatan baik pengobatan secara farmakologis maupun non
farmakologis. Pengobatan hipertensi yang umum diketahui masyarakat
adalah dengan terapi farmakologis, sedangkan untuk pengobatan non
farmakologis belum banyak diketahui oleh masyarakat.
Salah satu jenis olahraga yang dapat dilakukan sebagai terapi
nonfarmakologis hipertensi adalah senam hipertensi. Senam hipertensi
merupakan senam yang dirancang secara khusus untuk lansia
dengan penyakit Hipertensi. Senam ini dilakukan minimal 2 kali dalam 1
minggu dengan durasi minimal 30 menit. Senam hipertensi dapat
membantu mengelola stress, memperkuat otot jantung, menjaga
elastisitas pembuluh darah, dan menurunkan berat badan (Elviana et al.,
2021).
Berdasarkan penelitian bahwa senam hipertensi pada lansia
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tekanan darah lansia. Senam
hipertensi lansia dapat menjadi alternatif senam yang dapat diberikan
pada lansia yang mengikuti program Prolanis maupun kegiatan olahraga
lain (Sumartini et al., 2019). Menurut hasil penelitian Kazeminia et al
(2020), ini menunjukkan bahwa olahraga menyebabkan penurunan yang
signifikan pada sistolik dan diastolic tekanan darah. Dengan demikian,
olahraga teratur dapat menjadi bagian dari rencana perawatan untuk
lansia hipertensi.

B. Tujuan
1. Umum
Setelah dilakukan penjelasan tentang senam hipertensi selama 15
menit dan senam hipertensi bersama lansia selama 30 menit,
diharapkan masyarakat lansia mampu memahami dan mengerti
tentang cara menjaga kesehatan dengan melakukan senam
hipertensi terhadap lansia.
2. Khusus
Setelah dilakukan senam hipertensi selama 30 menit diharapkan
masyarakat lansia dapat:
a. Mengetahui manfaat senam hipertensi
b. Menjelaskan kontraindikasi senam hipertensi
c. Cara melakukan senam hipertensi

2
BAB II
TARGET DAN LUARAN

A. Target
Target yang ingin dicapai melalui edukasi ini adalah sebagai berikut.
1. Setelah dilakukan penjelasan senam hipertensi dan pelaksanaan
senam hipertensi mereka dapat mengetahui pentingnya informasi
tentang cara senam hipertensi terhadap lansia yang mengalami
hipertensi.
2. Peseta lansia mampu melakukan gerakan senam hipertensi yang telah
diajarkan dan dilakukan bersama-sama mahasiswa
3. Menujukkan kepada masyarakat Banjarmasin tentang kepedulian
mahasiswa/i Universitas Sari Mulia dengan pemberian Pendidikan
Kesehatan kepada masyarakat.

B. Luaran
Luaran yang diharapkan melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini
adalah sebagai berikut
1. Menambah pengetahuan dalam memahami pentingnya memberikan
informasi cara menjaga kesehatan dengan senam hipertensi terhadap
lansia.
2. Bahan ajar mendemonstrasikan gerakan senam hipertensi dan
memberikan poster gerakan senam hipertensi kepada peserta lansia.

3
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Kegiatan
Senam hipertensi merupakan senam yang dirancang secara khusus
untuk lansia dengan penyakit Hipertensi. Senam ini dilakukan minimal
2 kali dalam 1 minggu dengan durasi minimal 30 menit. Senam hipertensi
dapat membantu mengelola stress, memperkuat otot jantung, menjaga
elastisitas pembuluh darah, dan menurunkan berat badan (Elviana et al.,
2021). Senam hipertensi mudah dilaksanakan dan gerekan yang ringan
tetapi membuat bagian seluruh badan tergerak.

B. Waktu Dan Tempat


Hari dan Tanggal : 08 November- 27 November 2021
Pukul : pagi 10.00 – selesai dan sore 15.30 – selesai
Tempat : Halaman rumah warga RT 02 Desa Paku Alam

C. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi

D. Media
1. Pengeras Suara
2. Poster

E. Kepanitiaan
1. Ketua Pelaksana : Safril
2. Pemateri : Azna Yuliana
3. Pemandu Senam : Yulia Puspita Sari
Nola Christina Natalia. P
4. Moderator,pembawa acara : Raihana
5. Fasilitator,Operator : Mitha Ariani dan Sri Surya Ningsih
6. Dokumentasi,Humas : Made Adhitya Affanda

4
5
BAB IV
RINCIAN BIAYA

Rinian Biaya dalam acara ini sebagai berikut :

No Nama Barang Banya Satuan Jumlah


k
1 Poster 30 Rp.2000 Rp. 60.000
2 Aqua 40 Rp.500 Rp. 20.000
6 Biaya tak terduga - Rp.50.000 Rp. 50.000
Total Rp. 130.000

BAB V

6
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebelum diberikan senam hipertensi pada lansia, sebagian besar yaitu
tekanan grade 2 sebanyak 20 lansia
2. Setelah diberikan senam hipertensi pada lansia selama 4 kali dalam 3
minggu dengan waktu 15 – 20 menit. Hampir seluruh lansia memiliki
tekanan darah grade 2.
3. Ada perubahan tekanan darah setelah diberikan senam hipertensi
pada lansia di desa paku alam RT 02.

B. Saran
1. Bagi lansia yang telah mengetahui bahwa adanya penurunan tekanan
darah diharapkan untuk melakukan secara rutin senam hipertensi.
2. Bagi pelayanan kesehatan diharapkan agar lebih aktif dan
meningkatkan program kesehatan serta memotivasi, memfasilitasi dan
mendukung khususnya untuk kegitan senam hipertensi agar dapat
dijadikan program rutin, karena salah satu olahraga yang memiliki
banyak manfaat untuk kesehatan tubuh lansia. Terutama pada klien
hipertensi
3. Bagi institusi keperawatan Memberikan edukasi berupa pendidikan
kesehatan tentang manfaat senam hipertensi terhadap penurunan
tekanan darah kepada lansia agar pengetahuan lansia meningkat
sehingga sikap senam secara teratur dapat dijalankan lansia.
4. Bagi masyarakat, diharapkan dapat menjalankan senam hipertensi
secara rutin guna untuk meningkatkan kesehatan khususnya pada
lansia yang menderita penyakit hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA

7
Depkes. Lansia yang sehat, lansia yang jauh dari demensia.2016. Diunduh dari
http://www.depkes.go.id/article/view/16031000003/menkes-lansia-
yangsehat-lansia-yang-jauh-dari-demensia.html. 20 Oktober 2016.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Analisis Lansia di Indonesia. Pusat


Data dan Informasi. Jakarta Selatan: Kementerian Kesehatan RI; 2017.

Sulaiman & Anggriani. (2018). Efek Postur Tubuh Terhadap Keseimbangan


Lanjut Usia Di Desa Suka Raya Kecamatan Pancur Batu. Jurnal Jumantik,
3(2), 127-140.

Sumartini, N. P., Zulkifli, Z., & Adithya, M. A. P. (2019). Pengaruh Senam


Hipertensi Lansia terhadap Tekanan Darah Lansia dengan Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara Kelurahan Turida Tahun 2019.
Jurnal Keperawatan Terpadu, 1(2), 47–55

Kazeminia, M., Daneshkhah, A., Jalali, R., Vaisi-Raygani A.. Salari, N.,
Mohammadi., M. (2020).The Effect Of Exercise On The Older Adult’s Blood
Pressure Suffering Hypertension: Systematic Review And Meta-Analysis
On Clinical Trial Studies :International Journal of Hypertension, 107, 2411-
2502

8
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
SENAM HIPERTENSI TERHADAP TEKANAN DARAH
LANSIA DENGAN HIPERTENSI
Untuk Menyelesaikan Tugas Profesi Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ners

Disusun Oleh:
KELOMPOK 2

Azna Yuliana 11194692110094


Made Adhitya Affanda 11194692110106

Mitha Ariani 11194692110108

Nola Cristina Natalia.P 11194692110112

Raihana 11194692110117

Safril 11194692110121

Sri Suryaningsih 11194692110123

Yulia Puspita Sari 11194692110128

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2021
A. Latar Belakang Masalah

Salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi selain Pendidikan dan


penelitian adalah kegiatan Pengabdian dan Pelayanan kepada
Masyarakat,hal ini berdasarkan pada pasal 20 UU No.20 Tahun 2003
tentang system Pendidikan Nasional (UU Diknas) dan berdasarkan pasal
24 UU Diknas yang menyatakan bahwa adanya otonomi oleh Perguruan
Tingi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat
penyelenggaraan Pendidikan tinggi,penelitian ilmiah dan pengabdian
kepada masyarakat. Tri Dharma Perguruan Tinggi itu sendiri merupakan
tiga sumber utama pendapatan institusi.
Indonesia sebagai Negara berkembang selalu berupaya
melakukan peningkatan derajat kesehatan masyarakat,karena
pemerintah memiliki kewajiban terhadap kesejahteraan masyarakat salah
satunya melalui peningkatan kesehatan. Contoh upaya peningkatan
derajat kesehatan adalah pemberian sosialisasi tentang pentingnya
menjaga kesehatan tekanan darah tinggi (hipertensi) pada lansia dengan
menggunakan senam hipertensi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi
adalah kondisi ketika tekanan darah pada dinding arteri mengalami
peningkatan. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah
sistolik ≥ 140 mmHg dan tekaan darah distolik ≥90 mmHg (Riskesdas
2018).
Menurut data World Health Organizatoin (WHO) pada tahun 2017
menyatakan bahwa 1,13 miliar orang di seluruh dunia menderita
hipertensi. Menurut Riskesdas tahun 2018 penderita hipertensi di
Indonesia mencapai 8,4%, Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah
pada penduduk prevalensi penderita hipertensi di Indonesia adalah sekita
34,1%, sedangkan pada tahun 2013 hasil prevalensi penderita hipertensi
di Indonesia adalah sekitar 25,8%. Hasil prevalensi dari pengukuran
tekanan darah tahun 2013 hingga tahun 2018 dapat dikatakan mengalami
peningkatan yaitu sekitar 8,3%. Data dari Riskesdas tahun 2018 juga
mengatakan bahwa prevalensi hasil pengukuran darah pada penderita
hipertensi tertinggi terdapat pada provinsi Kalimantan Selatan dengan
prevalensi penderita sekitar 44,1% atau lebih tinggi dari rata-rata
prevalensi hasil pengukuran darah di Indonesia (Kemenkes, 2019).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar tahun 2018
cakupan kejadian hipertensi tertinggi dari 24 Puskesmas yaitu di
Puskesmas Sungai Tabuk 2 (34,04%) (Dinkes kabupaten banjar, 2018).

Berdasarkan data tabulasi dari praktek mahasiswa Profesi Ners


Universitas Sari Mulia Banjarmasin di Desa Paku Alam RT 02 pada Bulan
Oktober-November 2021 total lansia yang terdata berjumlah 55-59 tahun
65%, 60-69 tahun 18 % dan >70 tahun 18%, tercatat angka kejaidan
penyakit tertinggi yaitu Hipertensi (59%) dan yang kedua adalah stroke
(29%).
Lansia yang terkena hipertensi memerlukan berbagai macam
perawatan dan pengobatan baik pengobatan secara farmakologis
maupun non farmakologis. Pengobatan hipertensi yang umum diketahui
masyarakat adalah dengan terapi farmakologis. Dapat menggunakan
pemberian antihipertensi seperti beta blocker, vasodilalator, diuretik,
antagonis kalisium dan lain-lain. . Akan tetapi terapi farmakologi ini, sering
kali tidak dilakukan secara teratur karena berbagai faktor seperti kurang
pengetahuan, jarak ke fasilitas kesehatan, tingginya harga obat dan
kurangnya kedisiplinan pasien. Sedangkan pengobatan secara
nonfarmakologi yaitu dengan menerapkan pola hidup sehat yaitu teratur
berolahraga, mengontrol berat badan dan menjaga pola makan dengan
mengurangi asupan garam (Nazir, et.al., 2019). Salah satu jenis olahraga
yang dapat dilakukan sebagai terapi nonfarmakologis hipertensi adalah
senam hipertensi
Manfaat senam hipertensi adalah untuk meningkatkan aliran darah dan
pasokan oksigen ke dalam otot-otot dan rangka yang aktif khususnya
terdapat otot jantung sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Setelah
beristirahat pembuluh darah akan berdilatasi atau meregang, dan aliran
darah akan turun sementara waktu, sekitar 30-120 menit kemudian akan
kembali pada tekanan darah sebelum senam. Jika melakukan olahraga
secara rutin dan secara terus menerus, maka pembuluh darah akan lebih
elastis dan penurunan tekanan darah akan berlangsung lebih lama.
Sehingga dengan melebarnya pembuluh darah, tekanan darah akan
menurun setelah melakukan aktifitas olahraga (Hermawan, 2017).
.
Berdasarkan penelitian bahwa senam hipertensi pada lansia
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tekanan darah lansia. Senam
hipertensi lansia dapat menjadi alternatif senam yang dapat diberikan
pada lansia yang mengikuti program Prolanis maupun kegiatan olahraga
lain (Sumartini et al., 2019). Menurut hasil penelitian Kazeminia et al
(2020), ini menunjukkan bahwa olahraga menyebabkan penurunan yang
signifikan pada sistolik dan diastolic tekanan darah. Dengan demikian,
olahraga teratur dapat menjadi bagian dari rencana perawatan untuk
lansia hipertensi.

B. Tujuan
1. Umum
Setelah dilakukan penjelasan tentang senam hipertensi selama 15
menit dan senam hipertensi bersama lansia selama 30 menit,
diharapkan masyarakat lansia mampu memahami dan mengerti
tentang cara menjaga kesehatan dengan melakukan senam
hipertensi terhadap lansia.
2. Khusus
Setelah dilakukan senam hipertensi selama 30 menit diharapkan
masyarakat lansia dapat:
d. Mengetahui manfaat senam hipertensi
e. Menjelaskan kontraindikasi senam hipertensi
f. Cara melakukan senam hipertensi

C. Kriteria Klien Dalam Terapi


Masyarakat lansia yang mengalami hipertensi

D. Daftar Peserta Terapi


No Nama Usia
1
2
3
4
5
6
7
8
9
No Nama Usia
10
11
12
13
14
15

E. Waktu Dan Tempat Kegiatan


1. Hari dan Tanggal : 08 November- 27 November 2021
2. Pukul : pagi 10.00 – selesai dan
sore 15.30 – selesai
3. Tempat : Halaman rumah warga RT 02 Desa
Paku Alam

F. Seting

KETERANGAN :

1. : Moderator
2. : Pamateri dan
Pemandu
3. : Peserta

G. Struktur Pelaksana
1. Ketua Pelaksana : Safril
2. Pemateri : Azna Yuliana
3. Pemandu Senam : Yulia Puspita Sari
Nola Christina Natalia. P
4. Moderator,pembawa acara : Raihana
5. Fasilitator,Operator : Mitha Ariani dan Sri Surya Ningsih
6. Dokumentasi,Humas : Made Adhitya Affanda

H. Alat
1. Pengeras Suara
2. Poster

I. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi

J. Langkahh Langkah Kegiatan

Tahap Kegiatan
No Waktu Sasaran Media
Kegiatan Penyuluhan

1. Pembukaan 15 1. Mengucapk Masyarakat Kata/


menit an salam lansia kalimat
2. Memperken
alkan diri
3. Menyampai
kan tujuan
senam
hipertensi
dan pokok
materi
4. Menyampai
kan pokok
pembahasa
n
5. Kontrak
waktu
2. Pelaksanaan 30 1. Mendomen Masyarakat Poster
menit strasikan Lansia
Tahap Kegiatan
No Waktu Sasaran Media
Kegiatan Penyuluhan

cara senam
senam
terhadap
lansia yang
mengalami
hipertensi
2. Senam
hipertensi
pada lansia
bersama-
sama
mahasiswa
praktek
stase
gerontik
3. Penutup 5 1. Melakukan Masyarakat Kata/
menit evaluasi Lansia kalimat
2. Menyampa
ikan
kesimpulan
materi
3. Mengakhiri
pertemuan

K. Laporan Hasil Kegiatan


1. INPUT
Tempat pelaksaan dilakukan senam hipertensi pada lansia di halaman
rumah warga RT 02 dan Polindes Desa Paku Alam.

2. PROSES
Peran perawat dalam senam hipertensi ini, membantu mensimulasikan
dan mengajarkan gerakan senam hipertensi kepada lansia yang sesuai
dengan literature, sehingga senam yang diajarkan bisa diterapkan dan
dilakukan secara rutin dan mandiri. Saat proses pelaksanaan senam
hipertensi beberapa lansia sudah bisa mengikuti gerakan dengan baik
dan benar.
3. HASIL
Lansia tampak antusias dengan diadakanya senam hipertensi, dimana
kegiatan seperti ini pertama kali dilakukan oleh mahasiswa yang
berpraktik di Desa Paku Alam khususnya RT 02. Beberapa lansia
mengatakan bahwa kegiatan senam hipertensi sangat bermanfaat bagi
mereka untuk meningkatkan derajat kesehatan. Kegiatan ini juga
menjadi wadah berkumpulnya masyarakat dan lansia sehingga
terjadinya interkasi sosial yang baik .
DAFTAR PUSTAKA

Depkes. Lansia yang sehat, lansia yang jauh dari demensia.2016. Diunduh dari
http://www.depkes.go.id/article/view/16031000003/menkes-lansia-
yangsehat-lansia-yang-jauh-dari-demensia.html. 20 Oktober 2016.

Hernawan, T., Rosyid, F. (2017). Pengaruh Senam Hipertensi Lansia Terhadap


Penurunan Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi Di Panti Wreda
Darma Bhakti Kelurahan Pajang Surakarta. Jurnal Kesehatan, Issn 1979-
7621, Vol. 10, No.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Analisis Lansia di Indonesia. Pusat


Data dan Informasi. Jakarta Selatan: Kementerian Kesehatan RI; 2017.

Kazeminia, M., Daneshkhah, A., Jalali, R., Vaisi-Raygani A.. Salari, N.,
Mohammadi., M. (2020).The Effect Of Exercise On The Older Adult’s Blood
Pressure Suffering Hypertension: Systematic Review And Meta-Analysis
On Clinical Trial Studies :International Journal of Hypertension, 107, 2411-
2502.

Rizki, M (2016). Hubungan Tingkat Pendidikan dan Aktivitas Fisik dengan Fungsi
Kognitif pada Lansia di Kelurahan Darat. Tesis FK USU.

Sulaiman & Anggriani. (2018). Efek Postur Tubuh Terhadap Keseimbangan


Lanjut Usia Di Desa Suka Raya Kecamatan Pancur Batu. Jurnal Jumantik,
3(2), 127-140.

Sumartini, N. P., Zulkifli, Z., & Adithya, M. A. P. (2019). Pengaruh Senam


Hipertensi Lansia terhadap Tekanan Darah Lansia dengan Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara Kelurahan Turida Tahun 2019.
Jurnal Keperawatan Terpadu, 1(2), 47–55.

Yunding, J., Megawaty, I., Aulia., A. (2021) Efektivitas Senam Lansia Terhadap
Penurunan Tekanan Darah: Literature Review. BORNEO NURSING
JOURNAL (BNJ), 3 (1), 23-33.
Lampiran 1. Materi Penyuluhan
A. Definisi
Menurut fatmah Yunding (2021), Senam lansia merupakan
olah raga yang ringan, mudah dilakukan dan tidak memberatkan
pada lansia. Senam lansia yang dilakukan secara teratur dapat
menurunkan tekanan darah tinggi. Hal ini disebabkan karena
aktivitas fisik akan mengurangi lemak tubuh, dimana lemak tubuh
ini berhubungan dengan tekanan darah tinggi . Senam hipertensi
merupakan olah raga yang salah satunya bertujuan untuk
meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen kedalam otot-otot
dan rangka yang aktif khususnya terhadap otot jantung (Totok &
Rosyid, 2017).
Senam hipertensi merupakan olah raga yang salah satunya
bertujuan untuk meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen
kedalam otot-otot dan rangka yang aktif khususnya terhadap otot
jantung. Senam atau berolah raga kebutuhan oksigen dalam sel
akan meningkat untuk proses pembentukan energi, sehingga
terjadi peningkatan denyut jantung, sehingga curah jantung dan isi
sekuncup bertambah. Dengan demikian tekanan darah akan
meningkat. Setelah berisitirahat pembuluh darah akan berdilatasi
atau meregang, dan aliran darah akan turun sementara waktu,
sekitar 30-120 menit kemudian akan kembali pada tekanan darah
sebelum senam. Jika melakukan olahraga secara rutin dan terus
menerus, maka penurunan tekanan darah akan berlangsung lebih
lama dan pembuluh darah akan lebih elastis. Mekanisnme
penurunan tekanan darah setelah berolah raga adalah karena
olahraga dapat merilekskan pembuluh pembuluh darah. Sehingga
dengan melebarnya pembuluh darah tekanan darah akan turun
(Totok & Rosyid, 2017).
B. Manfaat
Untuk meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru serta
membakar lemak yang berlebihan ditubuh karena aktifitas gerak untuk
menguatkan dan membentuk otot dan beberapa bagian tubuh lainya
seperti : pinggang, paha, pinggul, perut dan lain lain. Meningkatkan
kelenturan, keseimbangan koordinasi, kelincahan, daya tahan dan
sanggup melakukan kegiatan-kegiatan dan olahraga lainnya. Olahraga
seperti senam hipertensi mampu mendorong jantung bekerja secara
optimal, dimana olahraga mampu meningkatkan kebutuhan energi oleh
sel, jaringan dan organ tubuh, dimana akibatnya dapat meningkatkan
aliran balik vena sehingga menyebabkan volume sekuncup yang akan
langsung meningkatkan curah jantung sehingga menyebabkan tekanan
darah arteri meningkat, setelah tekanan darah arteri meningkat akan
terlebih dahulu, dampak dari fase ini mampu menurunkan aktivitas
pernafasan dan otot rangka yang menyebabkan aktivitas saraf simpatis
menurun, setelah itu akan menyebabkan kecepatan denyut jantung
menurun, volume sekuncup menurun, vasodilatasi arteriol vena, karena
menurunan ini mengakibatkan penurunan curah jantung dan penurunan
resistensi perifer total, sehingga terjadinya penurunan tekanan darah
(Rizki, 2016).

C. Kontraindikasi
Lansia yang tidak diperbolehkan ikut senam adalah lansia yang tidak bisa
bergerak dan beraktivitas, lansia dengan gangguan berjalan seperti
stroke, dan lansia yang aktivitasnya dibatasi seperti menderita penyakit
jantung.
D. Lamanya Senam Hipertensi
Hasil penelitian Rizki M (2016), juga menunjukkan bahwa
olahraga senam hipertensi lansia dengan tekanan darah khususnya
pada lansia cukup efektif dalam menurunkan tekanan darah yang
dilakukan 6 kali berturutturut. Senam dilakukan 3 hari selama 3
minggu dengan hasil rata-rata penurunan tekanan darah sistolik
adalah 11,26 mmHg dan rata-rata penurunan tekanan darah
diastolik adalah 18,48 mmHg.
Peneliti berpendapat bahwa senam hipertensi lansia dapat
menurunkan tekanan darah sistolik adalah 14,67 mmHg dan
tekanan darah diastolik adalah 4,46 mmHg. Hasil wawancara
dengan responden didapatkan mereka merasa lebih segar, bugar
dan sehat setelah melakukan senam hipertensi lansia, yang
dibarengi dengan menggunakan obat tradisional dan obat
farmakologi diberikan 1 kali seminggu (Sumartini, 2019).
E. Gerakan Senam Hipertensi
Menurut Kemenkes (2018), Gerakan senam dimulai dari :

1. Jalan ditempat 2x8


2. Tepuk tangan 2x8
3. Tepuk jari dan 2x8
4. Jalin tangan 2x8
5. Adu sisi kelingking 2x8
6. Adu sisi jempol 2x8
7. Ketuk lengan atas 2x8 bergantian kiri dan kanan
8. Ketuk lengan bawah 2x8 bergantian kiri dan kanan
9. Tekan jari keatas dan kebawah 2x8
10. Buka dan mengepal jari 2x8
11. Tepuk lengan atas 2x8
12. Tepuk bahu 2x8
13. Tepuk perut 2x8
14. Tepuk pinggang 2x8
15. Tepuk samping paha 2x8
16. Jinjit kaki 2x8
Lampiran 2. Poster Senam Hipertensi
Lampiran 3. Daftar Hadir Panitia Dan Peserta

Daftar Hadir Panitia


“Senam Hipertensi Pada Lansia Dengan Hipertensi”
Stase Gerontik Profesi Ners
Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia

No Nama Panitia TTD


1

10

Banjarmasin, November 2021


Mengetahui,
Ketua Pelaksana

(..............................................)
Daftar Hadir Peserta
“Senam Hipertensi Pada Lansia Dengan Hipertensi”
Stase Gerontik Profesi Ners
Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia

No Nama Alamat TTD


1

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19
20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

Banjarmasin, November 2021


Mengetahui,
Ketua Pelaksana

(..............................................)

Lampiran 5. Foto Kegiatan


Senam Hipertensi pada Lansia (Hari Jum’at ke-1)
Senam Hipertensi pada Lansia (Di Polindes)
Senam Hipertensi pada Lansia (Hari Jum’at ke-2)
Senam Hipertensi pada Lansia (Hari Jum’at ke-3)

Anda mungkin juga menyukai