Disusun Oleh:
Kelompok 2
Menyetujui,
Mengetahui,
Ketua Jurusan Profesi Ners
Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia Banjarmasin
i
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
Mengetahui,
Ketua Jurusan Profesi Ners
Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia Banjarmasin
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (TYME) karena
dengan rahmat, karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan pendahuluan
dan asuhan keperawatan ini.
Adapun laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan gerontik ini disusun
guna memenuhi tugas profesi keperawatan stase gerontik agar bisa tercapai
sistem pembelajaran semester ini.
Dalam rangka pembuatan laporan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Camat Sungai Tabuk 2 yang telah memberikan kesempatan bagi mahasiswa
melaksanakn praktik di wilayah sungai tabuk
2. Kepala puskesmas yang telah memberikan kesempataan bagi mahasiswa
melaksanakan praktik di wilayah kerja puskesmas sungai tabuk 2
3. Pembimbing akademik yang telah memberikan arahan dan masukan dalam
proses praktik keperawatan gerontik
4. Pembimbing klinik yang telah memberikan arahan kepada mahasiswa terkait
program pelaksanaan asuhan keperawatan gerontik
5. Pembakal yang telah memberikan dukungan kepada mahasiswa terkait
program pelaksanaan asuhan keperawatan gerontik
6. Kader yang telah memberikan ijin kepada mahasiswa terkait program
pelaksanaan praktik asuhan keperawatan gerontik
7. Masyarakat wilayah RT 02 yang telah memberikan dukungan kepada
mahasiswa terkait program pelaksanaan asuhan keperawatan gerontik
sehingga dapat melaksanakannya dengan baik
8. Anggota kelompok stase keperawatan gerontik kelompok pertama
Penyusun menyadari dalam pembuatan laporan pendahuluan dan asuhan
keperawatan keluarga tentunya masih banyak kekurangan. Guna memperbaiki
laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan gerontik ini agar menjadi lebih
baik, maka peyusun sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak
yang membaca laporan ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lanjut usia (lansia) berdasarkan undang-undang kesejahteraan
lanjut usia No. 13 tahun 1998, lanjut usia adalah penduduk yang telah
mencapai usia 60 tahun ke atas baik pria maupun wanita, produktif dan
ataupun yang tidak lagi produktif (Kemenkes RI, 2017). Proses penuaan
(aging) bukanlah suatu penyakit, melainkan proses degeneratif yang
bersifat alamiah/ fisiologis. Sehingga lambat laun akan menimbulkan
sejumlah perubahan kumulatif diikuti dengan penurunan kemampuan
berbagai organ, fungsi dan sistem tubuh untuk beradaptasi dalam
menghadapi rangsangan baik dari dalam maupun luar tubuh/lingkungan
(Sulaiman & Anggriani, 2018).
Saat ini indonesia telah mengalami pergeseran demografi ditandai
dengan peningkatan jumlah populasi lansia. Jumlah presentase lansia
saat ini mencapai 9,60% atau sekitar 26,64 juta jiwa (Badan Pusat
Statistik, 2018). Peningkatan jumlah penduduk lansia masih terus
berlanjut dan diprediksi akan mencapai 48,2 juta jiwa pada tahun 2030
(Kemenkes, 2019). Peningkatan jumlah penduduk lansia tersebut
memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah
peningkatan jumlah populasi tua menginterpretasikan terjadinya
peningkatan angka usia aharapan hidup (UHH) di indonesia yang juga
dapat diartikan sebagai salah satu penanda keberhasilan pembangunan
dibidang kesehatan (Nurfitri et al 2016). Sedangkan dampak negatif yang
juga perlu menjadi perhatian akibat peningkatan jumlah populasi lansia
adalah meningkatnya angka kesakitan akibat penyakit degeneratif
(kemenkes, 2019).
Berdasarkan data Riskesdas (2018), semakin tinggi rentang usia
seseorang semakin tinggi penderita hipertensi di rentang usia tersebut.
Lansia mudah terkena hipertensi karena terjadinya penurunan fungsi-
fungsi tubuh pada lansia. Lansia mudah terkena hipertensi karena terjadi
penebalan dari struktur pembuluh darah arteri pada bagian tunika intima
dan tunika media menjadi kaku serta terjadinya aterosklerosis. Lansia
yang terkena hipertensi memerlukan berbagai macam perawatan dan
1
pengobatan baik pengobatan secara farmakologis maupun non
farmakologis. Pengobatan hipertensi yang umum diketahui masyarakat
adalah dengan terapi farmakologis, sedangkan untuk pengobatan non
farmakologis belum banyak diketahui oleh masyarakat.
Salah satu jenis olahraga yang dapat dilakukan sebagai terapi
nonfarmakologis hipertensi adalah senam hipertensi. Senam hipertensi
merupakan senam yang dirancang secara khusus untuk lansia
dengan penyakit Hipertensi. Senam ini dilakukan minimal 2 kali dalam 1
minggu dengan durasi minimal 30 menit. Senam hipertensi dapat
membantu mengelola stress, memperkuat otot jantung, menjaga
elastisitas pembuluh darah, dan menurunkan berat badan (Elviana et al.,
2021).
Berdasarkan penelitian bahwa senam hipertensi pada lansia
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tekanan darah lansia. Senam
hipertensi lansia dapat menjadi alternatif senam yang dapat diberikan
pada lansia yang mengikuti program Prolanis maupun kegiatan olahraga
lain (Sumartini et al., 2019). Menurut hasil penelitian Kazeminia et al
(2020), ini menunjukkan bahwa olahraga menyebabkan penurunan yang
signifikan pada sistolik dan diastolic tekanan darah. Dengan demikian,
olahraga teratur dapat menjadi bagian dari rencana perawatan untuk
lansia hipertensi.
B. Tujuan
1. Umum
Setelah dilakukan penjelasan tentang senam hipertensi selama 15
menit dan senam hipertensi bersama lansia selama 30 menit,
diharapkan masyarakat lansia mampu memahami dan mengerti
tentang cara menjaga kesehatan dengan melakukan senam
hipertensi terhadap lansia.
2. Khusus
Setelah dilakukan senam hipertensi selama 30 menit diharapkan
masyarakat lansia dapat:
a. Mengetahui manfaat senam hipertensi
b. Menjelaskan kontraindikasi senam hipertensi
c. Cara melakukan senam hipertensi
2
BAB II
TARGET DAN LUARAN
A. Target
Target yang ingin dicapai melalui edukasi ini adalah sebagai berikut.
1. Setelah dilakukan penjelasan senam hipertensi dan pelaksanaan
senam hipertensi mereka dapat mengetahui pentingnya informasi
tentang cara senam hipertensi terhadap lansia yang mengalami
hipertensi.
2. Peseta lansia mampu melakukan gerakan senam hipertensi yang telah
diajarkan dan dilakukan bersama-sama mahasiswa
3. Menujukkan kepada masyarakat Banjarmasin tentang kepedulian
mahasiswa/i Universitas Sari Mulia dengan pemberian Pendidikan
Kesehatan kepada masyarakat.
B. Luaran
Luaran yang diharapkan melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini
adalah sebagai berikut
1. Menambah pengetahuan dalam memahami pentingnya memberikan
informasi cara menjaga kesehatan dengan senam hipertensi terhadap
lansia.
2. Bahan ajar mendemonstrasikan gerakan senam hipertensi dan
memberikan poster gerakan senam hipertensi kepada peserta lansia.
3
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Kegiatan
Senam hipertensi merupakan senam yang dirancang secara khusus
untuk lansia dengan penyakit Hipertensi. Senam ini dilakukan minimal
2 kali dalam 1 minggu dengan durasi minimal 30 menit. Senam hipertensi
dapat membantu mengelola stress, memperkuat otot jantung, menjaga
elastisitas pembuluh darah, dan menurunkan berat badan (Elviana et al.,
2021). Senam hipertensi mudah dilaksanakan dan gerekan yang ringan
tetapi membuat bagian seluruh badan tergerak.
C. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
D. Media
1. Pengeras Suara
2. Poster
E. Kepanitiaan
1. Ketua Pelaksana : Safril
2. Pemateri : Azna Yuliana
3. Pemandu Senam : Yulia Puspita Sari
Nola Christina Natalia. P
4. Moderator,pembawa acara : Raihana
5. Fasilitator,Operator : Mitha Ariani dan Sri Surya Ningsih
6. Dokumentasi,Humas : Made Adhitya Affanda
4
5
BAB IV
RINCIAN BIAYA
BAB V
6
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebelum diberikan senam hipertensi pada lansia, sebagian besar yaitu
tekanan grade 2 sebanyak 20 lansia
2. Setelah diberikan senam hipertensi pada lansia selama 4 kali dalam 3
minggu dengan waktu 15 – 20 menit. Hampir seluruh lansia memiliki
tekanan darah grade 2.
3. Ada perubahan tekanan darah setelah diberikan senam hipertensi
pada lansia di desa paku alam RT 02.
B. Saran
1. Bagi lansia yang telah mengetahui bahwa adanya penurunan tekanan
darah diharapkan untuk melakukan secara rutin senam hipertensi.
2. Bagi pelayanan kesehatan diharapkan agar lebih aktif dan
meningkatkan program kesehatan serta memotivasi, memfasilitasi dan
mendukung khususnya untuk kegitan senam hipertensi agar dapat
dijadikan program rutin, karena salah satu olahraga yang memiliki
banyak manfaat untuk kesehatan tubuh lansia. Terutama pada klien
hipertensi
3. Bagi institusi keperawatan Memberikan edukasi berupa pendidikan
kesehatan tentang manfaat senam hipertensi terhadap penurunan
tekanan darah kepada lansia agar pengetahuan lansia meningkat
sehingga sikap senam secara teratur dapat dijalankan lansia.
4. Bagi masyarakat, diharapkan dapat menjalankan senam hipertensi
secara rutin guna untuk meningkatkan kesehatan khususnya pada
lansia yang menderita penyakit hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
7
Depkes. Lansia yang sehat, lansia yang jauh dari demensia.2016. Diunduh dari
http://www.depkes.go.id/article/view/16031000003/menkes-lansia-
yangsehat-lansia-yang-jauh-dari-demensia.html. 20 Oktober 2016.
Kazeminia, M., Daneshkhah, A., Jalali, R., Vaisi-Raygani A.. Salari, N.,
Mohammadi., M. (2020).The Effect Of Exercise On The Older Adult’s Blood
Pressure Suffering Hypertension: Systematic Review And Meta-Analysis
On Clinical Trial Studies :International Journal of Hypertension, 107, 2411-
2502
8
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
SENAM HIPERTENSI TERHADAP TEKANAN DARAH
LANSIA DENGAN HIPERTENSI
Untuk Menyelesaikan Tugas Profesi Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ners
Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
Raihana 11194692110117
Safril 11194692110121
B. Tujuan
1. Umum
Setelah dilakukan penjelasan tentang senam hipertensi selama 15
menit dan senam hipertensi bersama lansia selama 30 menit,
diharapkan masyarakat lansia mampu memahami dan mengerti
tentang cara menjaga kesehatan dengan melakukan senam
hipertensi terhadap lansia.
2. Khusus
Setelah dilakukan senam hipertensi selama 30 menit diharapkan
masyarakat lansia dapat:
d. Mengetahui manfaat senam hipertensi
e. Menjelaskan kontraindikasi senam hipertensi
f. Cara melakukan senam hipertensi
F. Seting
KETERANGAN :
1. : Moderator
2. : Pamateri dan
Pemandu
3. : Peserta
G. Struktur Pelaksana
1. Ketua Pelaksana : Safril
2. Pemateri : Azna Yuliana
3. Pemandu Senam : Yulia Puspita Sari
Nola Christina Natalia. P
4. Moderator,pembawa acara : Raihana
5. Fasilitator,Operator : Mitha Ariani dan Sri Surya Ningsih
6. Dokumentasi,Humas : Made Adhitya Affanda
H. Alat
1. Pengeras Suara
2. Poster
I. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
Tahap Kegiatan
No Waktu Sasaran Media
Kegiatan Penyuluhan
cara senam
senam
terhadap
lansia yang
mengalami
hipertensi
2. Senam
hipertensi
pada lansia
bersama-
sama
mahasiswa
praktek
stase
gerontik
3. Penutup 5 1. Melakukan Masyarakat Kata/
menit evaluasi Lansia kalimat
2. Menyampa
ikan
kesimpulan
materi
3. Mengakhiri
pertemuan
2. PROSES
Peran perawat dalam senam hipertensi ini, membantu mensimulasikan
dan mengajarkan gerakan senam hipertensi kepada lansia yang sesuai
dengan literature, sehingga senam yang diajarkan bisa diterapkan dan
dilakukan secara rutin dan mandiri. Saat proses pelaksanaan senam
hipertensi beberapa lansia sudah bisa mengikuti gerakan dengan baik
dan benar.
3. HASIL
Lansia tampak antusias dengan diadakanya senam hipertensi, dimana
kegiatan seperti ini pertama kali dilakukan oleh mahasiswa yang
berpraktik di Desa Paku Alam khususnya RT 02. Beberapa lansia
mengatakan bahwa kegiatan senam hipertensi sangat bermanfaat bagi
mereka untuk meningkatkan derajat kesehatan. Kegiatan ini juga
menjadi wadah berkumpulnya masyarakat dan lansia sehingga
terjadinya interkasi sosial yang baik .
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. Lansia yang sehat, lansia yang jauh dari demensia.2016. Diunduh dari
http://www.depkes.go.id/article/view/16031000003/menkes-lansia-
yangsehat-lansia-yang-jauh-dari-demensia.html. 20 Oktober 2016.
Kazeminia, M., Daneshkhah, A., Jalali, R., Vaisi-Raygani A.. Salari, N.,
Mohammadi., M. (2020).The Effect Of Exercise On The Older Adult’s Blood
Pressure Suffering Hypertension: Systematic Review And Meta-Analysis
On Clinical Trial Studies :International Journal of Hypertension, 107, 2411-
2502.
Rizki, M (2016). Hubungan Tingkat Pendidikan dan Aktivitas Fisik dengan Fungsi
Kognitif pada Lansia di Kelurahan Darat. Tesis FK USU.
Yunding, J., Megawaty, I., Aulia., A. (2021) Efektivitas Senam Lansia Terhadap
Penurunan Tekanan Darah: Literature Review. BORNEO NURSING
JOURNAL (BNJ), 3 (1), 23-33.
Lampiran 1. Materi Penyuluhan
A. Definisi
Menurut fatmah Yunding (2021), Senam lansia merupakan
olah raga yang ringan, mudah dilakukan dan tidak memberatkan
pada lansia. Senam lansia yang dilakukan secara teratur dapat
menurunkan tekanan darah tinggi. Hal ini disebabkan karena
aktivitas fisik akan mengurangi lemak tubuh, dimana lemak tubuh
ini berhubungan dengan tekanan darah tinggi . Senam hipertensi
merupakan olah raga yang salah satunya bertujuan untuk
meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen kedalam otot-otot
dan rangka yang aktif khususnya terhadap otot jantung (Totok &
Rosyid, 2017).
Senam hipertensi merupakan olah raga yang salah satunya
bertujuan untuk meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen
kedalam otot-otot dan rangka yang aktif khususnya terhadap otot
jantung. Senam atau berolah raga kebutuhan oksigen dalam sel
akan meningkat untuk proses pembentukan energi, sehingga
terjadi peningkatan denyut jantung, sehingga curah jantung dan isi
sekuncup bertambah. Dengan demikian tekanan darah akan
meningkat. Setelah berisitirahat pembuluh darah akan berdilatasi
atau meregang, dan aliran darah akan turun sementara waktu,
sekitar 30-120 menit kemudian akan kembali pada tekanan darah
sebelum senam. Jika melakukan olahraga secara rutin dan terus
menerus, maka penurunan tekanan darah akan berlangsung lebih
lama dan pembuluh darah akan lebih elastis. Mekanisnme
penurunan tekanan darah setelah berolah raga adalah karena
olahraga dapat merilekskan pembuluh pembuluh darah. Sehingga
dengan melebarnya pembuluh darah tekanan darah akan turun
(Totok & Rosyid, 2017).
B. Manfaat
Untuk meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru serta
membakar lemak yang berlebihan ditubuh karena aktifitas gerak untuk
menguatkan dan membentuk otot dan beberapa bagian tubuh lainya
seperti : pinggang, paha, pinggul, perut dan lain lain. Meningkatkan
kelenturan, keseimbangan koordinasi, kelincahan, daya tahan dan
sanggup melakukan kegiatan-kegiatan dan olahraga lainnya. Olahraga
seperti senam hipertensi mampu mendorong jantung bekerja secara
optimal, dimana olahraga mampu meningkatkan kebutuhan energi oleh
sel, jaringan dan organ tubuh, dimana akibatnya dapat meningkatkan
aliran balik vena sehingga menyebabkan volume sekuncup yang akan
langsung meningkatkan curah jantung sehingga menyebabkan tekanan
darah arteri meningkat, setelah tekanan darah arteri meningkat akan
terlebih dahulu, dampak dari fase ini mampu menurunkan aktivitas
pernafasan dan otot rangka yang menyebabkan aktivitas saraf simpatis
menurun, setelah itu akan menyebabkan kecepatan denyut jantung
menurun, volume sekuncup menurun, vasodilatasi arteriol vena, karena
menurunan ini mengakibatkan penurunan curah jantung dan penurunan
resistensi perifer total, sehingga terjadinya penurunan tekanan darah
(Rizki, 2016).
C. Kontraindikasi
Lansia yang tidak diperbolehkan ikut senam adalah lansia yang tidak bisa
bergerak dan beraktivitas, lansia dengan gangguan berjalan seperti
stroke, dan lansia yang aktivitasnya dibatasi seperti menderita penyakit
jantung.
D. Lamanya Senam Hipertensi
Hasil penelitian Rizki M (2016), juga menunjukkan bahwa
olahraga senam hipertensi lansia dengan tekanan darah khususnya
pada lansia cukup efektif dalam menurunkan tekanan darah yang
dilakukan 6 kali berturutturut. Senam dilakukan 3 hari selama 3
minggu dengan hasil rata-rata penurunan tekanan darah sistolik
adalah 11,26 mmHg dan rata-rata penurunan tekanan darah
diastolik adalah 18,48 mmHg.
Peneliti berpendapat bahwa senam hipertensi lansia dapat
menurunkan tekanan darah sistolik adalah 14,67 mmHg dan
tekanan darah diastolik adalah 4,46 mmHg. Hasil wawancara
dengan responden didapatkan mereka merasa lebih segar, bugar
dan sehat setelah melakukan senam hipertensi lansia, yang
dibarengi dengan menggunakan obat tradisional dan obat
farmakologi diberikan 1 kali seminggu (Sumartini, 2019).
E. Gerakan Senam Hipertensi
Menurut Kemenkes (2018), Gerakan senam dimulai dari :
10
(..............................................)
Daftar Hadir Peserta
“Senam Hipertensi Pada Lansia Dengan Hipertensi”
Stase Gerontik Profesi Ners
Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
(..............................................)