Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

SENAM HIPERTENSI PADA LANSIA

Untuk Menyelesaikan Tugas Profesi Keperawatan Gerontik


Program Profesi Ners

Disusun Oleh:
Kelompok 5 & 6

Andini Arianti,S.Kep 11194692110093

Devi Cahyana,S.Kep 11194692110095

Haniah,S.Kep 11194692110102

Irfani Fikri,S.Kep 11194692110104

Muhammad Jamaludin,S.Kep 11194692110109

Ni Kadek Dwi Eva Lestari,S.Kep 11194692110110

Normaliyanti,S.Kep 11194692110115

Sylvi Wulandari,S.Kep 11194692110134

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS/ TUGAS : Senam Hipertensi Pada Lansia


KELOMPOK : 5&6
NAMA ANGGOTA KELOMPOK : 1. Andini
Arianti
2. Devi
Cahyan
a
3. Haniah
4. Irfani
Fikri

Banjarmasin, Desember 2021

Menyetujui,

Program Studi Profesi Ners


Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia
Banjarmasin
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)

Herlina Sucianingsih,S.Kep.,Ns Hj. Latifah, Ns., M. Kep


NIP. 198705122010012015 NIK.

Mengetahui,
Ketua Jurusan Profesi Ners
Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia Banjarmasin

Mohammad Basit, S.Kep., Ns., MM


NIK. 1166102012053

ii
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS/ TUGAS : Senam Hipertensi Pada Lansia


KELOMPOK : 5&6
NAMA ANGGOTA KELOMPOK : 9. Andini
Arianti
10. Devi
Cahyan
a
11. Haniah
12. Irfani
Fikri

Banjarmasin, Desember 2021

Menyetujui,

Program Studi Profesi Ners


Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia
Banjarmasin
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)

Herlina Sucianingsih,S.Kep.,Ns Hj. Latifah, Ns., M. Kep


NIP. 198705122010012015 NIK.

Mengetahui,
Ketua Jurusan Profesi Ners
Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia Banjarmasin

Mohammad Basit, S.Kep., Ns., MM


NIK. 1166102012053

iii
iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (TYME) karena
dengan rahmat, karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan pendahuluan
dan asuhan keperawatan ini.
Adapun laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan gerontik ini disusun
guna memenuhi tugas profesi keperawatan stase gerontik agar bisa tercapai
sistem pembelajaran semester ini.
Dalam rangka pembuatan laporan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Camat Sungai Tabuk 2 yang telah memberikan kesempatan bagi mahasiswa
melaksanakn praktik di wilayah sungai tabuk
2. Kepala puskesmas yang telah memberikan kesempataan bagi mahasiswa
melaksanakan praktik di wilayah kerja puskesmas sungai tabuk 2
3. Pembimbing akademik yang telah memberikan arahan dan masukan dalam
proses praktik keperawatan gerontik
4. Pembimbing klinik yang telah memberikan arahan kepada mahasiswa terkait
program pelaksanaan asuhan keperawatan gerontik
5. Pembakal yang telah memberikan dukungan kepada mahasiswa terkait
program pelaksanaan asuhan keperawatan gerontik
6. Kader yang telah memberikan ijin kepada mahasiswa terkait program
pelaksanaan praktik asuhan keperawatan gerontik
7. Masyarakat wilayah RT 03 yang telah memberikan dukungan kepada
mahasiswa terkait program pelaksanaan asuhan keperawatan gerontik
sehingga dapat melaksanakannya dengan baik
8. Anggota kelompok stase keperawatan gerontik kelompok pertama
Penulis menyadari dalam pembuatan laporan kegiatan terapi aktivitas
kelompok tentunya masih banyak kekurangan. Guna memperbaiki laporan
pendahuluan dan asuhan keperawatan gerontik ini agar menjadi lebih baik, maka
peyusun sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang membaca
laporan ini.

Banjarmasin, Desember 2021

Penulis

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................i


LEMBAR PRSETUJUAN ............................................................................ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................iii
DAFTAR ISI ...............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................1
B. Tujuan ........................................................................................2
BAB II TARGET DAN LUARAN .................................................................3
A. Target .........................................................................................3
B. Luaran.........................................................................................3
BAB III METODE PELAKSANAAN ...........................................................4
A. Kegiatan ....................................................................................4
B. Waktu Pelaksanaan ..................................................................4
C. Metode........................................................................................4
D. Media .........................................................................................4
E. Kepanitiaan ................................................................................4
BAB V RINCIAN BIAYA .............................................................................5
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................6
A. Kesimpulan ...............................................................................6
B. Saran ..........................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................7
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lanjut usia (lansia) berdasarkan undang-undang kesejahteraan
lanjut usia No. 13 tahun 1998, lanjut usia adalah penduduk yang telah
mencapai usia 60 tahun ke atas baik pria maupun wanita, produktif dan
ataupun yang tidak lagi produktif (Kemenkes RI, 2017). Proses penuaan
(aging) bukanlah suatu penyakit, melainkan proses degeneratif yang
bersifat alamiah/ fisiologis. Sehingga lambat laun akan menimbulkan
sejumlah perubahan kumulatif diikuti dengan penurunan kemampuan
berbagai organ, fungsi dan sistem tubuh untuk beradaptasi dalam
menghadapi rangsangan baik dari dalam maupun luar tubuh/lingkungan
(Hakim, 2020).
Saat ini indonesia telah mengalami pergeseran demografi ditandai
dengan peningkatan jumlah populasi lansia. Jumlah presentase lansia
saat ini mencapai 9,60% atau sekitar 26,64 juta jiwa (Badan Pusat
Statistik, 2018). Peningkatan jumlah penduduk lansia masih terus
berlanjut dan diprediksi akan mencapai 48,2 juta jiwa pada tahun 2030
(Kemenkes, 2019). Peningkatan jumlah penduduk lansia tersebut
memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah
peningkatan jumlah populasi tua menginterpretasikan terjadinya
peningkatan angka usia aharapan hidup (UHH) di indonesia yang juga
dapat diartikan sebagai salah satu penanda keberhasilan pembangunan
dibidang kesehatan (Nurfitri et al 2016). Sedangkan dampak negatif yang
juga perlu menjadi perhatian akibat peningkatan jumlah populasi lansia
adalah meningkatnya angka kesakitan akibat penyakit degeneratif
(kemenkes, 2019).
Berdasarkan data Riskesdas (2018), semakin tinggi rentang usia
seseorang semakin tinggi penderita hipertensi di rentang usia tersebut.
Lansia mudah terkena hipertensi karena terjadinya penurunan fungsi-
fungsi tubuh pada lansia. Lansia mudah terkena hipertensi karena terjadi
penebalan dari struktur pembuluh darah arteri pada bagian tunika intima
dan tunika media menjadi kaku serta terjadinya aterosklerosis. Lansia
yang terkena hipertensi memerlukan berbagai macam perawatan dan

1
pengobatan baik pengobatan secara farmakologis maupun non
farmakologis. Pengobatan hipertensi yang umum diketahui masyarakat
adalah dengan terapi farmakologis, sedangkan untuk pengobatan non
farmakologis belum banyak diketahui oleh masyarakat.
Salah satu jenis olahraga yang dapat dilakukan sebagai terapi
nonfarmakologis hipertensi adalah senam hipertensi. Senam hipertensi
merupakan senam yang dirancang secara khusus untuk lansia
dengan penyakit Hipertensi. Senam ini dilakukan minimal 2 kali dalam 1
minggu dengan durasi minimal 30 menit. Senam hipertensi dapat
membantu mengelola stress, memperkuat otot jantung, menjaga
elastisitas pembuluh darah, dan menurunkan berat badan (Rahmasari,
2021).
Berdasarkan penelitian bahwa senam hipertensi pada lansia
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tekanan darah lansia. Senam
hipertensi lansia dapat menjadi alternatif senam yang dapat diberikan
pada lansia yang mengikuti program Prolanis maupun kegiatan olahraga
lain (Sumartini et al., 2019). Menurut hasil penelitian Hariawan (2021), ini
menunjukkan bahwa olahraga menyebabkan penurunan yang signifikan
pada sistolik dan diastolic tekanan darah. Dengan demikian, olahraga
teratur dapat menjadi bagian dari rencana perawatan untuk lansia
hipertensi.

B. Tujuan
1. Umum
Setelah dilakukan penjelasan tentang senam hipertensi selama 15
menit dan senam hipertensi bersama lansia selama 30 menit,
diharapkan masyarakat lansia mampu memahami dan mengerti
tentang cara menjaga kesehatan dengan melakukan senam
hipertensi terhadap lansia.
2. Khusus
Setelah dilakukan senam hipertensi selama 30 menit diharapkan
masyarakat lansia dapat:
a. Mengetahui manfaat senam hipertensi
b. Menjelaskan kontraindikasi senam hipertensi
c. Cara melakukan senam hipertensi

2
BAB II
TARGET DAN LUARAN

A. Target
Target yang ingin dicapai melalui edukasi ini adalah sebagai berikut.
1. Setelah dilakukan penjelasan senam hipertensi dan pelaksanaan
senam hipertensi mereka dapat mengetahui pentingnya informasi
tentang cara senam hipertensi terhadap lansia yang mengalami
hipertensi.
2. Peseta lansia mampu melakukan gerakan senam hipertensi yang telah
diajarkan dan dilakukan bersama-sama mahasiswa
3. Menujukkan kepada masyarakat Banjarmasin tentang kepedulian
mahasiswa/i Universitas Sari Mulia dengan pemberian Pendidikan
Kesehatan kepada masyarakat.

B. Luaran
Luaran yang diharapkan melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini
adalah sebagai berikut
1. Menambah pengetahuan dalam memahami pentingnya memberikan
informasi cara menjaga kesehatan dengan senam hipertensi terhadap
lansia.
2. Bahan ajar mendemonstrasikan gerakan senam hipertensi dan
memberikan poster gerakan senam hipertensi kepada peserta lansia.

3
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Kegiatan
Senam hipertensi merupakan senam yang dirancang secara khusus
untuk lansia dengan penyakit Hipertensi. Senam ini dilakukan minimal
1 kali dalam 1 minggu dengan durasi minimal 30 menit. Senam hipertensi
dapat membantu mengelola stress, memperkuat otot jantung, menjaga
elastisitas pembuluh darah, dan menurunkan berat badan (Elviana et al.,
2021). Senam hipertensi mudah dilaksanakan dan gerekan yang ringan
tetapi membuat bagian seluruh badan tergerak.

B. Waktu Dan Tempat


Hari dan Tanggal : 13 Desember -24 Desember 2021
Pukul : pagi 10.00 – selesai dan sore 15.30 – selesai
Tempat : Halaman rumah warga RT 03 Desa Paku Alam

C. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi

D. Media
1. Pengeras Suara
2. Leaflead

E. Kepanitiaan
1. Ketua Pelaksana : Muhammad Jamaaludin
2. Pemateri : Sylvi Wulandari, Devi C
3. Pemandu Senam : Ni Kadek Dwi Eva Lestari
4. Moderator,pembawa acara : Andini Arianti, Haniah
5. Fasilitator,Operator : Irfani Fikri, Normaliyanti
6. Dokumentasi,Humas : Semua Anggota

4
5
BAB IV
RINCIAN BIAYA

Rinian Biaya dalam acara ini sebagai berikut :

No Nama Barang Banya Satuan Jumlah


k
1 Leaflead 30 Rp.2000 Rp. 60.000
2 Aqua 40 Rp.500 Rp. 20.000
6 Biaya tak terduga - Rp.50.000 Rp. 50.000
Total Rp. 130.000

BAB V

6
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebelum diberikan senam hipertensi pada lansia, sebagian besar yaitu
tekanan grade 2 sebanyak 20 lansia
2. Setelah diberikan senam hipertensi pada lansia selama 2 kali dalam 3
minggu dengan waktu 15 – 20 menit. Hampir seluruh lansia memiliki
tekanan darah grade 2.
3. Ada perubahan tekanan darah setelah diberikan senam hipertensi
pada lansia di desa paku alam RT 03.

B. Saran
1. Bagi lansia yang telah mengetahui bahwa adanya penurunan tekanan
darah diharapkan untuk melakukan secara rutin senam hipertensi.
2. Bagi pelayanan kesehatan diharapkan agar lebih aktif dan
meningkatkan program kesehatan serta memotivasi, memfasilitasi dan
mendukung khususnya untuk kegitan senam hipertensi agar dapat
dijadikan program rutin, karena salah satu olahraga yang memiliki
banyak manfaat untuk kesehatan tubuh lansia. Terutama pada klien
hipertensi
3. Bagi institusi keperawatan Memberikan edukasi berupa pendidikan
kesehatan tentang manfaat senam hipertensi terhadap penurunan
tekanan darah kepada lansia agar pengetahuan lansia meningkat
sehingga sikap senam secara teratur dapat dijalankan lansia.
4. Bagi masyarakat, diharapkan dapat menjalankan senam hipertensi
secara rutin guna untuk meningkatkan kesehatan khususnya pada
lansia yang menderita penyakit hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA

7
Depkes. Lansia yang sehat, lansia yang jauh dari demensia.2016. Diunduh dari
http://www.depkes.go.id/article/view/16031000003/menkes-lansia-
yangsehat-lansia-yang-jauh-dari-demensia.html. 20 Oktober 2016.
Hakim, L. N. (2020). Perlindungan Lanjut Usia Pada Masa Pandemik Covid-19.
Info Singkat, XII (10/II/Puslit/Mei/2020).
Hariawan, H., & Tatisina, C. M. (2020). Pelaksanaan Pemberdayaan Keluarga
Dan Senam Hipertensi Sebagai Upaya Manajemen Diri Penderita
Hipertensi. Jurnal Pengabdian Masyarakat Sasambo, 1(2), 75-79.
Kazeminia, M., Daneshkhah, A., Jalali, R., Vaisi-Raygani A.. Salari, N.,
Mohammadi., M. (2020).The Effect Of Exercise On The Older Adult’s Blood
Pressure Suffering Hypertension: Systematic Review And Meta-Analysis
On Clinical Trial Studies :International Journal of Hypertension, 107, 2411-
2502
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Analisis Lansia di Indonesia. Pusat
Data dan Informasi. Jakarta Selatan: Kementerian Kesehatan RI; 2017.
Rahmasari, N., Asnawati, A., & Muttaqien, F. (2021). Literature Review:
Pengaruh Olahraga Aerobik terhadap Fungsi Endotel Penderita Hipertensi.
Homeostasis, 4(2), 417-426.
Sulaiman & Anggriani. (2018). Efek Postur Tubuh Terhadap Keseimbangan
Lanjut Usia Di Desa Suka Raya Kecamatan Pancur Batu. Jurnal Jumantik,
3(2), 127-140.
Sumartini, N. P., Zulkifli, Z., & Adithya, M. A. P. (2019). Pengaruh Senam
Hipertensi Lansia terhadap Tekanan Darah Lansia dengan Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara Kelurahan Turida Tahun 2019.
Jurnal Keperawatan Terpadu, 1(2), 47–55

8
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
SENAM HIPERTENSI TERHADAP TEKANAN DARAH
LANSIA DENGAN HIPERTENSI
Untuk Menyelesaikan Tugas Profesi Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ners

Disusun Oleh:
KELOMPOK 5 & 6

Andini Arianti,S.Kep 11194692110093


Devi Cahyana,S.Kep 11194692110095
Haniah,S.Kep 11194692110102
Irfani Fikri,S.Kep 11194692110104
Muhammad Jamaludin,S.Kep 11194692110109
Ni Kadek Dwi Eva Lestari,S.Kep 11194692110110
Normaliyanti,S.Kep 11194692110115
Sylvi Wulandari,S.Kep 11194692110134

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2021
A. Latar Belakang Masalah

Salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi selain Pendidikan dan


penelitian adalah kegiatan Pengabdian dan Pelayanan kepada
Masyarakat,hal ini berdasarkan pada pasal 20 UU No.20 Tahun 2003
tentang system Pendidikan Nasional (UU Diknas) dan berdasarkan pasal
24 UU Diknas yang menyatakan bahwa adanya otonomi oleh Perguruan
Tingi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat
penyelenggaraan Pendidikan tinggi,penelitian ilmiah dan pengabdian
kepada masyarakat. Tri Dharma Perguruan Tinggi itu sendiri merupakan
tiga sumber utama pendapatan institusi.
Indonesia sebagai Negara berkembang selalu berupaya
melakukan peningkatan derajat kesehatan masyarakat,karena
pemerintah memiliki kewajiban terhadap kesejahteraan masyarakat salah
satunya melalui peningkatan kesehatan. Contoh upaya peningkatan
derajat kesehatan adalah pemberian sosialisasi tentang pentingnya
menjaga kesehatan tekanan darah tinggi (hipertensi) pada lansia dengan
menggunakan senam hipertensi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi
adalah kondisi ketika tekanan darah pada dinding arteri mengalami
peningkatan. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah
sistolik ≥ 140 mmHg dan tekaan darah distolik ≥90 mmHg (Riskesdas
2018).
Menurut data World Health Organizatoin (WHO) pada tahun 2017
menyatakan bahwa 1,13 miliar orang di seluruh dunia menderita
hipertensi. Menurut Riskesdas tahun 2018 penderita hipertensi di
Indonesia mencapai 8,4%, Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah
pada penduduk prevalensi penderita hipertensi di Indonesia adalah sekita
34,1%, sedangkan pada tahun 2013 hasil prevalensi penderita hipertensi
di Indonesia adalah sekitar 25,8%. Hasil prevalensi dari pengukuran
tekanan darah tahun 2013 hingga tahun 2018 dapat dikatakan mengalami
peningkatan yaitu sekitar 8,3%. Data dari Riskesdas tahun 2018 juga
mengatakan bahwa prevalensi hasil pengukuran darah pada penderita
hipertensi tertinggi terdapat pada provinsi Kalimantan Selatan dengan
prevalensi penderita sekitar 44,1% atau lebih tinggi dari rata-rata
prevalensi hasil pengukuran darah di Indonesia (Kemenkes, 2019).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar tahun 2018
cakupan kejadian hipertensi tertinggi dari 24 Puskesmas yaitu di
Puskesmas Sungai Tabuk 2 (34,04%) (Dinkes kabupaten banjar, 2018).

Berdasarkan data tabulasi dari praktek mahasiswa Profesi Ners


Universitas Sari Mulia Banjarmasin di Desa Paku Alam RT 02 pada Bulan
Oktober-November 2021 total lansia yang terdata berjumlah 55-59 tahun
65%, 60-69 tahun 18 % dan >70 tahun 18%, tercatat angka kejaidan
penyakit tertinggi yaitu Hipertensi (59%) dan yang kedua adalah stroke
(29%).
Lansia yang terkena hipertensi memerlukan berbagai macam
perawatan dan pengobatan baik pengobatan secara farmakologis
maupun non farmakologis. Pengobatan hipertensi yang umum diketahui
masyarakat adalah dengan terapi farmakologis. Dapat menggunakan
pemberian antihipertensi seperti beta blocker, vasodilalator, diuretik,
antagonis kalisium dan lain-lain. Akan tetapi terapi farmakologi ini, sering
kali tidak dilakukan secara teratur karena berbagai faktor seperti kurang
pengetahuan, jarak ke fasilitas kesehatan, tingginya harga obat dan
kurangnya kedisiplinan pasien. Sedangkan pengobatan secara
nonfarmakologi yaitu dengan menerapkan pola hidup sehat yaitu teratur
berolahraga, mengontrol berat badan dan menjaga pola makan dengan
mengurangi asupan garam (Nazir, et.al., 2019). Salah satu jenis olahraga
yang dapat dilakukan sebagai terapi nonfarmakologis hipertensi adalah
senam hipertensi
Manfaat senam hipertensi adalah untuk meningkatkan aliran darah dan
pasokan oksigen ke dalam otot-otot dan rangka yang aktif khususnya
terdapat otot jantung sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Setelah
beristirahat pembuluh darah akan berdilatasi atau meregang, dan aliran
darah akan turun sementara waktu, sekitar 30-120 menit kemudian akan
kembali pada tekanan darah sebelum senam. Jika melakukan olahraga
secara rutin dan secara terus menerus, maka pembuluh darah akan lebih
elastis dan penurunan tekanan darah akan berlangsung lebih lama.
Sehingga dengan melebarnya pembuluh darah, tekanan darah akan
menurun setelah melakukan aktifitas olahraga (Nurjanah, 2020).
.
Berdasarkan penelitian bahwa senam hipertensi pada lansia
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tekanan darah lansia. Senam
hipertensi lansia dapat menjadi alternatif senam yang dapat diberikan
pada lansia yang mengikuti program Prolanis maupun kegiatan olahraga
lain (Sumartini et al., 2019). Menurut hasil penelitian Kazeminia et al
(2020), ini menunjukkan bahwa olahraga menyebabkan penurunan yang
signifikan pada sistolik dan diastolic tekanan darah. Dengan demikian,
olahraga teratur dapat menjadi bagian dari rencana perawatan untuk
lansia hipertensi.

B. Tujuan
1. Umum
Setelah dilakukan penjelasan tentang senam hipertensi selama 15
menit dan senam hipertensi bersama lansia selama 30 menit,
diharapkan masyarakat lansia mampu memahami dan mengerti
tentang cara menjaga kesehatan dengan melakukan senam
hipertensi terhadap lansia.
2. Khusus
Setelah dilakukan senam hipertensi selama 30 menit diharapkan
masyarakat lansia dapat:
d. Mengetahui manfaat senam hipertensi
e. Menjelaskan kontraindikasi senam hipertensi
f. Cara melakukan senam hipertensi

C. Kriteria Klien Dalam Terapi


Masyarakat lansia yang mengalami hipertensi

D. Waktu Dan Tempat Kegiatan


1. Hari dan Tanggal : 13 Desember- 24 Desember 2021
2. Pukul : pagi 10.00 – selesai dan
sore 15.30 – selesai
3. Tempat : Halaman rumah warga RT 03 Desa
Paku Alam
E. Seting

KETERANGAN :

1. : Moderator
2. : Pamateri dan
Pemandu
3. : Peserta

F. Struktur Pelaksana
1. Ketua Pelaksana :Muhammad Jamaludin
2. Pemateri : Sylvi Wulandari, Devi c
3. Pemandu Senam : Ni Kadek Dwi Eva Lestari
4. Moderator,pembawa acara : Andini Arianti, Haniah
5. Fasilitator,Operator : Irfani Fikri, Normaliyanti
6. Dokumentasi,Humas : Semua Anggota

G. Alat
1. Pengeras Suara
2. Leaflead

H. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
I. Langkah-langkah Kegiatan
No Tahap Waktu Kegiatan Sasaran Media
Kegiatan Penyuluhan

1. Pembukaan 15 1. Mengucap Masyarakat Kata/


menit kan salam lansia kalimat
2. Memperke
nalkan diri
3. Menyamp
aikan
tujuan
senam
hipertensi
dan pokok
materi
4. Menyamp
aikan
pokok
pembahas
an
5. Kontrak
waktu
2. Pelaksanaan 30 1. Mendome Masyarakat Poster
menit nstrasikan Lansia
cara
senam
senam
terhadap
lansia
yang
mengalam
i
hipertensi
2. Senam
hipertensi
pada
lansia
bersama-
sama
mahasisw
a praktek
stase
gerontic
3. Penutup 5 1. Melakuka Masyarakat Kata/
menit n evaluasi Lansia kalimat
2. Menyamp
aikan
kesimpula
n materi
3. Mengakhi
ri
pertemua
n

K. Laporan Hasil Kegiatan


1. INPUT
Tempat pelaksaan dilakukan senam hipertensi pada lansia di halaman
rumah warga RT 03 dan Polindes Desa Paku Alam.

2. PROSES
Peran perawat dalam senam hipertensi ini, membantu mensimulasikan
dan mengajarkan gerakan senam hipertensi kepada lansia yang sesuai
dengan literature, sehingga senam yang diajarkan bisa diterapkan dan
dilakukan secara rutin dan mandiri. Saat proses pelaksanaan senam
hipertensi beberapa lansia sudah bisa mengikuti gerakan dengan baik
dan benar.
3. HASIL
Lansia tampak antusias dengan diadakanya senam hipertensi, dimana
kegiatan seperti ini pertama kali dilakukan oleh mahasiswa yang
berpraktik di Desa Paku Alam khususnya RT 03. Beberapa lansia
mengatakan bahwa kegiatan senam hipertensi sangat bermanfaat bagi
mereka untuk meningkatkan derajat kesehatan. Kegiatan ini juga
menjadi wadah berkumpulnya masyarakat dan lansia sehingga
terjadinya interkasi sosial yang baik .
DAFTAR PUSTAKA

Depkes. Lansia yang sehat, lansia yang jauh dari demensia.2016. Diunduh dari
http://www.depkes.go.id/article/view/16031000003/menkes-lansia-
yangsehat-lansia-yang-jauh-dari-demensia.html. 20 Oktober 2016.
Hernawan, T., Rosyid, F. (2017). Pengaruh Senam Hipertensi Lansia Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi Di Panti Wreda
Darma Bhakti Kelurahan Pajang Surakarta. Jurnal Kesehatan, Issn 1979-
7621, Vol. 10, No.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Analisis Lansia di Indonesia. Pusat
Data dan Informasi. Jakarta Selatan: Kementerian Kesehatan RI; 2017.
Kazeminia, M., Daneshkhah, A., Jalali, R., Vaisi-Raygani A.. Salari, N.,
Mohammadi., M. (2020).The Effect Of Exercise On The Older Adult’s Blood
Pressure Suffering Hypertension: Systematic Review And Meta-Analysis
On Clinical Trial Studies :International Journal of Hypertension, 107, 2411-
2502.
Rizki, M (2016). Hubungan Tingkat Pendidikan dan Aktivitas Fisik dengan Fungsi
Kognitif pada Lansia di Kelurahan Darat. Tesis FK USU.
Sulaiman & Anggriani. (2018). Efek Postur Tubuh Terhadap Keseimbangan
Lanjut Usia Di Desa Suka Raya Kecamatan Pancur Batu. Jurnal Jumantik,
3(2), 127-140.
Sumartini, N. P., Zulkifli, Z., & Adithya, M. A. P. (2019). Pengaruh Senam
Hipertensi Lansia terhadap Tekanan Darah Lansia dengan Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara Kelurahan Turida Tahun 2019.
Jurnal Keperawatan Terpadu, 1(2), 47–55.
Yunding, J., Megawaty, I., Aulia., A. (2021) Efektivitas Senam Lansia Terhadap
Penurunan Tekanan Darah: Literature Review. BORNEO NURSING
JOURNAL (BNJ), 3 (1), 23-33.
Nurjanah, U., Purwaningsih, W., & Silvitasari, I. (2020). Manfaat Senam
Ergonomik Untuk Penurunan Tekanan Darah Tinggi Dengan Media Buku
Saku (Doctoral Dissertation, Universitas'aisyiyah Surakarta).
Lampiran 1. Materi Penyuluhan
A. Definisi
Hariawan (2020), Senam lansia merupakan olah raga yang
ringan, mudah dilakukan dan tidak memberatkan pada lansia. Senam
lansia yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan tekanan darah
tinggi. Hal ini disebabkan karena aktivitas fisik akan mengurangi lemak
tubuh, dimana lemak tubuh ini berhubungan dengan tekanan darah tinggi.
Senam hipertensi merupakan olah raga yang salah satunya bertujuan
untuk meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen kedalam otot-otot
dan rangka yang aktif khususnya terhadap otot jantung (Totok & Rosyid,
2017).
Senam hipertensi merupakan olah raga yang salah satunya
bertujuan untuk meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen kedalam
otot-otot dan rangka yang aktif khususnya terhadap otot jantung. Senam
atau berolah raga kebutuhan oksigen dalam sel akan meningkat untuk
proses pembentukan energi, sehingga terjadi peningkatan denyut
jantung, sehingga curah jantung dan isi sekuncup bertambah. Dengan
demikian tekanan darah akan meningkat. Setelah berisitirahat pembuluh
darah akan berdilatasi atau meregang, dan aliran darah akan turun
sementara waktu, sekitar 30-120 menit kemudian akan kembali pada
tekanan darah sebelum senam. Jika melakukan olahraga secara rutin dan
terus menerus, maka penurunan tekanan darah akan berlangsung lebih
lama dan pembuluh darah akan lebih elastis. Mekanisnme penurunan
tekanan darah setelah berolah raga adalah karena olahraga dapat
merilekskan pembuluh pembuluh darah. Sehingga dengan melebarnya
pembuluh darah tekanan darah akan turun (Pebrian, 2021).
B. Manfaat
Untuk meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru serta
membakar lemak yang berlebihan ditubuh karena aktifitas gerak untuk
menguatkan dan membentuk otot dan beberapa bagian tubuh lainya
seperti : pinggang, paha, pinggul, perut dan lain lain. Meningkatkan
kelenturan, keseimbangan koordinasi, kelincahan, daya tahan dan
sanggup melakukan kegiatan-kegiatan dan olahraga lainnya. Olahraga
seperti senam hipertensi mampu mendorong jantung bekerja secara
optimal, dimana olahraga mampu meningkatkan kebutuhan energi oleh
sel, jaringan dan organ tubuh, dimana akibatnya dapat meningkatkan
aliran balik vena sehingga menyebabkan volume sekuncup yang akan
langsung meningkatkan curah jantung sehingga menyebabkan tekanan
darah arteri meningkat, setelah tekanan darah arteri meningkat akan
terlebih dahulu, dampak dari fase ini mampu menurunkan aktivitas
pernafasan dan otot rangka yang menyebabkan aktivitas saraf simpatis
menurun, setelah itu akan menyebabkan kecepatan denyut jantung
menurun, volume sekuncup menurun, vasodilatasi arteriol vena, karena
menurunan ini mengakibatkan penurunan curah jantung dan penurunan
resistensi perifer total, sehingga terjadinya penurunan tekanan darah
(Ufla, 2021).

C. Kontraindikasi
Lansia yang tidak diperbolehkan ikut senam adalah lansia yang tidak bisa
bergerak dan beraktivitas, lansia dengan gangguan berjalan seperti
stroke, dan lansia yang aktivitasnya dibatasi seperti menderita penyakit
jantung.
D. Lamanya Senam Hipertensi
Hasil penelitian Rizki M (2016), juga menunjukkan bahwa olahraga
senam hipertensi lansia dengan tekanan darah khususnya pada lansia
cukup efektif dalam menurunkan tekanan darah yang dilakukan 6 kali
berturutturut. Senam dilakukan 3 hari selama 3 minggu dengan hasil rata-
rata penurunan tekanan darah sistolik adalah 11,26 mmHg dan rata-rata
penurunan tekanan darah diastolik adalah 18,48 mmHg.
Peneliti berpendapat bahwa senam hipertensi lansia dapat
menurunkan tekanan darah sistolik adalah 14,67 mmHg dan tekanan
darah diastolik adalah 4,46 mmHg. Hasil wawancara dengan responden
didapatkan mereka merasa lebih segar, bugar dan sehat setelah
melakukan senam hipertensi lansia, yang dibarengi dengan
menggunakan obat tradisional dan obat farmakologi diberikan 1 kali
seminggu (Sumartini, 2019).
E. Gerakan Senam Hipertensi
Menurut Kemenkes (2018), Gerakan senam dimulai dari :

1. Jalan ditempat 2x8


2. Tepuk tangan 2x8
3. Tepuk jari dan 2x8
4. Jalin tangan 2x8
5. Adu sisi kelingking 2x8
6. Adu sisi jempol 2x8
7. Ketuk lengan atas 2x8 bergantian kiri dan kanan
8. Ketuk lengan bawah 2x8 bergantian kiri dan kanan
9. Tekan jari keatas dan kebawah 2x8
10. Buka dan mengepal jari 2x8
11. Tepuk lengan atas 2x8
12. Tepuk bahu 2x8
13. Tepuk perut 2x8
14. Tepuk pinggang 2x8
15. Tepuk samping paha 2x8
16. Jinjit kaki 2x8
Lampiran 2. Poster Senam Hipertensi
Lampiran 3. Daftar Hadir Panitia Dan Peserta

Daftar Hadir Panitia


“Senam Hipertensi Pada Lansia Dengan Hipertensi”
Stase Gerontik Profesi Ners
Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia

No Nama Panitia TTD


1

10

Banjarmasin, Desember 2021


Mengetahui,
Ketua Pelaksana

(..............................................)
Daftar Hadir Peserta
“Senam Hipertensi Pada Lansia Dengan Hipertensi”
Stase Gerontik Profesi Ners
Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia
Lampiran 5. Foto Kegiatan
Senam Hipertensi pada Lansia

Anda mungkin juga menyukai