Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN KASUS SEMINAR LENGKAP

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny.H DENGAN KASUS CA


MAMAE DI RUANG ZAAL BEDAH RSUD PALEMBANG BARI

Clinical Instructur : Nove Sadriah, S.Kep., Ners

Disusun Oleh:

1. Monica Ayu Stevani S.Kep 22221074


2. Muhammad Ikhlas Kesatria P S.Kep 22221075
3. Muhammad Lutfi Ricky Pratama, S.Kep 22221076
4. Mutiara Fransiska,S.Kep 22221077
5. Nila Wahyuni,S.Kep 22221078
6. Nira Kurnia Wati,S.Kep 22221079

PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN,

INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI

MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2021/2022

1
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kasus Lengkap ini diajukan oleh:

Kelompok : Kelompok 4

Program Studi : Profesi Ners

Judul Kasus : Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny. H Dengan


kasus CA Mamae Di Ruang Zaal Bedah RSUD
Palembang BARI

Telah diperiksa, disetujui dan dipertahankan untuk dilakukan Seminar Kasus


Lengkap

Paembang, November 2021

Pembimbing Institusi Pendidikan Clinical Instructur

IKesT Muhammadiyah Palembang RSUD Palembang Bari

Apriyani,S.Kep.,Ns.,M.Kep Nove Sadriah, S.Kep., Ners

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan laporan kasus kelompok ini dengan judul
“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny.H Dengan kasus CA Mamae
Di Ruang Zaal Bedah RSUD Palembang Bari”. Penulisan laporan
kasus ini dilakukan dalam rangka tugas Profesi Ners di Institut Ilmu
Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah Palembang.

Dalam penyusunan laporan kasus ini kami menyadari bahwa masih


banyak kekurangan maka dari itu kami sangat membutuhkan kritik dan
saran yang membangun. Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:

1. Ibu Dr.Makiani,SH., MM., MARS, selaku Direktur RSUD Palembang


Bari.

2. Bapak Dr. Alfarobi, M.Kes, selaku Wakil Direktur Umum RSUD


Palembang Bari.
3. Bapak Muhammad Taswin,S.SI., Apt., MM., M.Kes, selaku Direktur
Poltekkes Kemenkes Palembang.
4. Bapak Bembi Farizal,S. ST. Pi., MM, selaku Ka Bag Diklat RSUD
Palembang Bari.
5. Ibu Hj. Masrianah, S.Kep., Ners., M.Kes, selaku Ka Bag Keperawatan
RSUD Palembang Bari.
6. Ibu Bety Maryanti,SKM., M.Kes, selaku Ka Sub Bag Kerjasama &
Pendidikan RSUD Palembang Bari.
7. Bapak Heri Shatriadi CP,S. Pd., M.Kes. Selaku Rektor Institut
Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah Palembang.
8. Ibu Maya Fadillah,S.Kep., Ns., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu

v
Kesehatan Institut Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah
Palembang.
9. Bapak Yudi Abdul Majid, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program
Studi Ilmu Keperawatan.
10. Ibu Apriyani,S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Penanggung jawab Stase
Keperawatan Dasar Profesi pada Profesi Ners Institut Ilmu Kesehatan
dan Teknologi Muhammadiyah Palembang.
11. Ibu Nove Sadriah S.Kep., Ns., selaku CI Di Ruang Zaal Bedah RSUD
Palembang Bari.
Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari akademik maupun lahan praktik, sangat sulit untuk
menyelesaikan laporan kasus ini. Semoga laporan kasus ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu kedepannnya.Aamiin.

Palembang, November2021

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i

HALAMANPENGESAHAN...........................................................................ii

KATAPENGANTAR......................................................................................iii

DAFTARISI......................................................................................................v

BABI PENDAHULUAN.................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................1

B. RumusanMasalah..............................................................................................4

C. Tujuan 4

BABII TINJAUAN PUSTAKA......................................................................4

A. KonsepIntranatal...............................................................................................4

1. Definisi 4

2. Etiologi 4

3. AnatomiFisiologi..............................................................................................5

4. Pathway 7

5. ManifestasiKlinis..............................................................................................7

6. Pemeriksaanpenunjang......................................................................................8

7. Penatalaksanaan................................................................................................8

B. KonsepKetuban Pecah Sebelum Waktunya(KPSW)......................................10

1. Definisi 10

2. Etiologi 10

3. Patofisiologi 11

4. Tandadangejala...............................................................................................12

5. Komplikasi 12

vii
6. Faktor-Faktoryangmempengaruhi KPSW.......................................................14

7. Caramenentukan KPSW.................................................................................24

8. DampakKPSW................................................................................................19

BABIIIPROFIL RUMAHSAKIT DAERAHPALEMBANGBARI.........21

A. SejarahRumah Sakit........................................................................................21

B. Visi, Misi, dan Moto.......................................................................................22

C. FasilitasPelayanan...........................................................................................22

BABIV ASUHAN KEPERAWATAN.........................................................25

A. Perioritas DiagnosaKeperaawatan..................................................................46

B. AnalisaMasalahKeperawatan..........................................................................46

C. Intervensi Keperawatan...................................................................................48

D. Implementasi dan Evaluasi.............................................................................50

BABV PEMBAHASAN................................................................................57

BABVI PENUTUP........................................................................................61

A. Kesimpulan.....................................................................................................61

B. Saran 62

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................63

viii
3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana seltelah


kehilangan pengendalian dan fungsi nomal, seingga mengalami
pertumbuhan yang tidak normal, cepat, serta tidak terkendali. Sel-
sel tersebut membelah diri lebih cepat dari sel normal dan
berakumulasi, yang kemudian membentuk benjolan atau massa
(Putra, 2015).

Menurut data WHO (World Health Organization ) Kanker


payudara adalah bentuk kanker paling umum pada wanita.2,1juta
wanita terkena kanker payudara pada tahun 2018. Sebanyak
630.000 di antaranya meninggal karena kurangnya pengetahuan
akan penyakit ini dan kurangnya biaya pengobatan (WHO,2019).
Para penderita kanker payudara kebanyakan dating kerumah sakit
untuk melakukan perawatan telah masuk kedalam stadium lanjut,
penyebabnya yaitu kurangnya pengetahuan dan tidak melakukan
deteksi dengan SADARI (Periksa Payudara Sendiri), sehingga
kasus ini terus mengalami peningkatan (Irawan, 2018).

Badan Internasional untuk Penelitian Kanker WHO


memperkirakan bahwa padatahun 2040 jumlah kanker payudara
yang di diagnosis akan mencapai 3,1 juta, dengan peningkatan
terbesar di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah
(WHO,2019). Angka kejadian penyakit kanker di Indonesia
(136.2/100.000 penduduk) berada pada urutan 8 di Asia
2
Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke23 (Globocan,2018). Angka
kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara
yaitu sebesar 42,1 per 100.000 penduduk penduduk dengan rata-
rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk (Kemenkes RI, 2019).

Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi tumor/kanker di


Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per 1000
penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada
tahun 2018. Prevalensi kanker tertinggi adalah di provinsi DI
Yogyakarta 4,86 per 1000 penduduk, diikuti Sumatera Barat 2,47
per 1000 penduduk dan Gorontalo 2,44 per 1000 penduduk
(Riskesdas, 2018).

Pada penderita kanker payudara aspek psikologis pasien


dipengaruhi oleh perubahan citra tubuh, konsep diri, dan hubungan
sosial. Dampak psikososial yang dialami penderita kanker
payudara yaitu distres yang akan memengaruhi kualitas hidup
pasien. Pemicu stres pada penderita kanker payudara berasal dari
tergganggunya fungsi tubuh, keputusasaan, ketidakberdayaan, dan
perubahan perubahan citra diri (Utami, 2017).

Kualitas hidup yang baik sangat diperlukan agar seseorang


mampu mendapatkan status kesehatan yang baik dan
mempertahankan fungsi atau kemampuan fisik seoptimal mungkin,
seseorang yang memiliki kualitas hidup yang baik maka akan
memiliki keinginan kuat untuk sembuh dan dapat meningkatkan
derajat kesehatannya. Sebaliknya, ketika kualitas hidup menurun
maka keinginan untuk sembuh juga menurun (Haryati & Sari,
2019)
3

Dengan perubahan kualitas hidup yang terjadi pada pasien, asuhan


keperawatan dilakukan berdasarkan model keperawatan Virginia
henderson.Modelkeperawataniniberfokuspadakeseimbanganfisiologisden
ganmembantupasiendalamkeadaansehatmaupunsakitsehinggadapatmenig
katkankualitashiduppasienyangbertjuanmengembalikankemandirian,
kemampuan dan pengetahuan terhadap kondisi yang
dialami(Desmawati,2019).

B.RUMUSAN MASALAH

Bedasarakan latar belakang laporan ini maka ruymusan laporan


ini adalah asuhan keperawatan asuhan keperawatan pasien ny.H
dengan kasus ca mamae di ruang rawat inap bedahrumah sakit umum
daerah palembang bari

C.TUJUAN

Mahasiswa dapat melakukan ppengkajian pada secara konperensif


dan dan gambaran melakukan bagaimana asuhan keperawatan ,
impementasi , intervensi dan evaluasi yang sesuai dengan dishcahrge
planning sesuai dengan kebutuhan pada pasien yang mengidap ca
mamae
4

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. PENGERTIAN
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara
yang terus tumbuh berupa ganda.Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk
benjolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol,
sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain.
Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di
atas tulang belikat.Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-
paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal: 39-40)
Ketika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh dan berkembang
dengan tidak terkendali, inilah yang disebut kanker payudara.Sel-sel tersebut
dapat menyerang jaringan sekitar dan menyebar ke seluruh tubuh.Kumpulan
besar dari jaringan yang tidak terkontrol ini disebut tumor atau benjolan.Akan
tetapi, tidak semua tumor merupakan kanker karena sifatnya yang tidak
menyebar atau mengancam nyawa.Tumor ini disebut tumor jinak.Tumor yang
dapat menyebar ke seluruh tubuh atau menyerang jaringan sekitar disebut
kanker atau tumor ganas. Teorinya, setiap jenis jaringan pada payudara dapat
membentuk kanker, biasanya timbul pada saluran atau kelenjar susu
(www.pitapink.com, situs resmi Yayasan Kanker Payudara Jakarta).

B. ETIOLOGI
Belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui, para
peneliti telah mengidentifikasi sekelompok faktor resiko. Riset lebih lanjut
tentang faktor-faktor resiko akan membantu dalam mengembangkan strategi
yang efektif untuk mencegah kanker payudara. Faktor-faktor resiko
mencakup:
 Tinggi melebihi 170 cm
5

Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker


payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja
membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang
diantaranya berubah ke arah sel ganas.

 Riwayat kanker payudara


Terjadi malignitas sinkron di payudara lain karena mammae adalah organ
berpasangan
 Anak perempuan dari ibu dengan kanker payudara (herediter)
 Menarke dini
Resiko Ca payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi
sebelum usia 12 tahun.
 Nulipara dan usia maternal
Lanjut saat kelahiran anak pertama. Wanita yang melahirkan setelah usia 30
tahun lebih berisiko mengalami kanker payudara.
 Menopause pada usia lanjut (setelah usia 50 tahun).
 Riwayat penyakit payudara jinak
 Kontrasepsi oral
 Mengkonsumsi alkohol setiap hari
 Hormon
Diduga tidak adanya keseimbangan estrogen sehingga dapat menyebabkan
carcinoma mammae. Oleh sebab itu carcinoma mammae lebih banyak
perempuan dibandingkan dengan laki-laki
 Pernah menjalani operasi ginekologi misalnya tumor ovarium
 Pernah mengalami radiasi didaerah dada.
 Pernah mengalami operasi pada payudara kelainan jinak atau tumor ganas
mammae
6

 Disebabkan oleh tumor yang terjadi karena trauma yang berulang-ulang iritasi
yang berjalan kronis oleh karena rangsangan oleh bahan-bahan kimiawi, zat
pewarna, sinar radioaktif
 Obesitas pasca maunopause

C. PATOFISIOLOGI
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan cirri-
ciri: proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti
pengaruh struktur jaringan sekitarnya.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan
proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan
menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-
organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama
dalam intinya.Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah
terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di
antar sel-sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
1. Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi bourgeois
lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada
manusia.
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa
merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas.Hal ini tergantung dari sifat,
jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai
karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen
lain, kerentanan jaringan dan individu.
2. Fase in situ: 1-5 tahun
7

pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous
yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna,
kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
3. Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane
sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.
Waktu antara fase ke-3 dan ke-4 berlangsung antara beberpa minggu sampai
beberapa tahun.
4. Fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-
tempat lain bertambah.

D. MANIFESTASI KLINIS
Pasien biasanya datang dengan benjolan/massa di payuidara, rasa sakit,
keluar cairan dari puting susu, kulit sekung (lesung), retraksi atau deviasi putting
8

susu,   nyeri tekan atau rabas khususnya berdarah, dari putting. Kulit Peau d’
orange, kulit tebal dengan pori-pori yang menonjol sama dengan kulit jeruk, dan
atau ulserasi pada payudara keduanya merupakan tanda lanjut dari penyakit.
Tanda dan gejala metastasis yang luas meliputi pembesaran kelenjar getah
bening, nyeri pada daerah bahu, pinggang, punggung bagian bawah, atau pelvis,
batuk menetap, anoreksi atau berat badan yang turun, gangguan pencernaan,
pusing,  penglihatan yang kabur dan sakit kepala.
Ca payudara dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudara tetapi
mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan
payudara terdapat.Ca payudara umumnya terjadi pda payudara sebelah
kiri.Umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan keras dengan batas yang tidak
teratur.Keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi
pada saat menstruasi biasanya berhubungan dengan penyakit payudara jinak.
Metastasis ke kulit dapat dimanifestasikan adanya Ca payudara pada tahap lanjut

E. KOMPLIKASI
Komplikasi potensial dari Ca payudara adalah limfederma.Hal ini terjadi
jika saluran limfe untuk menjamin aliran balik limfe ke sirkulasi umum tidak
berfungsi dengan adekuat.Jika nodus eksilaris dan sistem limfe diangkat, maka
sistem kolateral dan aksilaris harus mengambil alih fungsi mereka.Apabila
mereka diinstruksikan dengan cermat dan didorong untuk meninggikan,
memasase dan melatih lengan yang sakit selama 3-4 bulan. Dengan melakukan
hal ini akan membantu mencegah perubahan bentuk tubuh dan mencegah
kemungkinan terbukanya pembengkakan yang menyulitkan.

F. JENIS KANKER PAYUDARA


1. Karsinoma insitu
9

Karsinoma insitu artinya adalah kanker yang masih berada pada tempatnya,
merupakan kanker dini yang  belum menyebar atau menyusup keluar dari
tempat asalnya.
2. Karsinoma duktal
Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju
puting susu. Sekitar 90% kanker payudara merupakan karsinoma duktal.
3. Karsinoma lobuler
Karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, biasanya terjadi
setelah menopause.
4. Karsinoma invasive
Karsinoma invasive adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan
lainnya, biasanya terinkalisir (terbatas pada payudara) maupun melastatik
(menyebar kebagian tubuh lainnya).
5. Karsinoma meduler
Kanker ini berasal dari kelenjar susu.

G. KLASIFIKASI  TNM KANKER PAYUDARA


1. Tumor primer (T)
a. Tx: Tumor primer tidak dapat ditentukan
b. To: Tidak terbukti adanya tumor primer
c. Tis:
 Kanker in situpaget dis pada papila tanpa teraba tumor
 Kanker intraduktal atau lobuler insitu
 Penyakit raget pada papila tanpa teraba tumor
d. T1: Tumor < 2 cm
 T1a: Tumor < 0,5 cm
 T1b: Tumor 0,5 – 1 cm
 T1c: Tumor 1 – 2 cm
e. T2: Tumor 2 – 5 cm
10

f. T3: Tumor diatas 5 cm


g. T4: Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding
thorax atau kulit. Dinding dada termasuk kosta, otot interkosta, otot
seratus anterior, tidak termasuk otot pektoralis
 T4a: Melekat pada dinding dada
 T4b: Edema kulit, ulkus, peau d’orange, nodul satelit pada daerah
payudara yang sama
 T4c: T4a dan T4b
 T4d: karsinoma inflamatoris mastitis karsinomatosis
2. Nodus limfe regional (N)
a. Nx: Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan
b. N0: Tidak teraba kelenjar aksila
c. N1: Teraba pembesaran kelenjar aksila homolateral yang tidak melekat.
d. N2: Teraba pembesaran kelenjar aksila homolateral yang melekat satu
sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya.
e. N3: Terdapat pembesaran kelenjar mamaria interna homolateral
3. Metastas jauh (M)
a. Mx: Metastase jauh tidak dapat ditentukan
b. M0: Tidak ada metastase jauh
c. M1: Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula
H. STADIUM KANKER PAYUDARA
Pentahapan Kanker Payudara dibagi menjadi 4, yaitu:
 Tahap 0: Kanker insitu dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya
didalam payudara yang normal
 Tahap I: Terdiri atas tumor yang kurang dari 2 cm, tidak mengenai nodus
limfe dan tidak terdeteksi adanya metastasis.
 Tahap II: Terdiri tas tumor yang lebih besar dari 2 cm tetapi kurang dari 5
cm dan tidak terdeteksi adanya metastasis.
11

 Tahap III: Terdiri atas tumor yang lebih besar dari 5 cm atau tumor
dengan sembarang ukuran yang menginvasi kulit atau dinding dengan
nodus limfe terfiksasi positif dalam area klavikular dan tanpa bukti adanya
metastasis.
 Tahap IV: Teridri atas tumor dalam sembarang ukuran dengan nodus
limfe normal atau kankerosa dan adanya metastasis jauh.

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium meliputi:
a. Morfologi sel darah
b. Laju endap darah
c. Tes faal hati
d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau
plasma
e. Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang
keluar spontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar
dari ekskoriasi
2. Mammagrafi
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi secara
dini.Memperlihatkan struktur internal mammae untuk mendeteksi kanker
yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal.Mammografi pada
masa menopause kurang bermanfaat karean gambaran kanker diantara
jaringan kelenjar kurang tampak.
3. Ultrasonografi
Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada
mammae ultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit dengan
kista. kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm.
4. Thermography
12

Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae atau
mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena
peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.

5. Xerodiography
Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara pembuluh-
pembuluh darah dan jaringan yang padat.Menyatakan peningkatan sirkulasi
sekitar sisi tumor.
6. Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas,
dengan cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap
massa dan berguna klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi terapi.
7. CT. Scan
Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain
8. Pemeriksaan hematologi
Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah
dengan sendimental dan sentrifugis darah.

J. PENATALAKSANAAN
1. Pencegahan
Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya
benjolan di payudaranya.Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan
sendiri.Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa
menstruasi.Sebelum menstruasi, payudara agak membengkak sehingga
menyulitkan pemeriksaan. Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :
a. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada
payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak
terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput,
13

lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau
keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.
b. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua
payudara.
c. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa
lagi.
d. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala,
dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan
telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara.
Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan pada
ketiak kiri.
e. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar
susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan
mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat
digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada
sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin
dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara
sempurna. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan
2. Pembedahan
a. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran)
Mulai dari lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan
jaringan yang luas dengan kulit yang terkena) sampai kuadranektomi
(pengangkatan seperempat payudara), pengangkatan atau pengambilan
contoh jaringan dari kelenjar limfe aksila untuk penentuan stadium; radiasi
dosis tinggi mutlak perlu (5000-6000 rad).
b. Mastektomi total
Dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe
dilateral otocpectoralis minor.
c. Mastektomi radikal yang dimodifikasi
14

Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksila


d. Mastektomi radikal
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya, seluruh
isi aksila.
e. Mastektomi radikal yang diperluas
Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria
interna.
3. Non pembedahan
a. Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada
kanker lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe,
aksila, kekambuhan tumor local atau regional setelah mastektomi.
b. Kemoterapi
Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.
c. Terapi hormon dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen,
coferektomi adrenalektomi hipofisektomi.(Smeltzer, dkk. 2002. hal: 1596-
1600).
15

BAB III

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PALEMBANG BARI

A. Sejarah Rumah Sakit


Rumah Sakit Palembang Bari merupakan Rumah Sakit Umum Daerah
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Palembang. RSUD ini berdiri
diatas lahan seluas 4561 m² dengan luas bangunan mencapai hingga
1611752m².

Pada awal berdiri di tahun 1986 sampai dengan 1994 dahulunya


merupakan gedung Poliklinik/Puskesmas Panca Usaha, kemudian diresmikan
menjadi RSUD Palembang Bari tanggal 19 Juni 1995 dengan SK Depkes
Nomor 1326/Menkes/SK/XI/1997 lalu ditetapkan menjadi Rumah Sakit
Umum Daerah kelas C pada tanggal 10 November 1997. Berdasarkan
Kepmenkes RI Nomor : HK.00.06.2.2.4646, RSUD Palembang Bari
memperoleh status Akreditasi penuh tingkat dasar pada tanggal 7 November
2003 kemudian ditahun berikutnya 2004 dibuat Master Plan oleh Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Pembangunan gedung dimulai pada tahun 2005 yakni Gedung Bedah


Central dan dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya (2006) pembangunan
Gedung Bank Darah. Pada tahun 2007 dilanjutkan dengan pembangunan :
Gedung Administrasi, Gedung Pendaftaran, Gedung Rekam Medik, Gedung
Farmasi, Gedung Laboratorium, Gedung Radiologi, Gedung Perawatan VIP,
dan Cafetaria. Pada 5 februari 2008, berdasarkan Kepmenkes RI Nomor :
YM.01.10/III/334/08 RSUD Palembang BARI memperoleh status Akreditasi
penuh tingkat lanjut serta Ditetapkan sebagai BLUD-SKPD RSUD
Palembang Bari berdasarkan Keputusan Walikota Palembag No. 915 tahun
2008 penetapan RSUD Palembang Bari sebagai SKPD Palembang yang
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD) secara penuh.
16

Adapun pembangunan yang dilaksanakan pada tahun 2008 meliputi Gedung


Poliklinik (3lantai), Gedung Instalasi Gawat Darurat, Gedung Instalai
Gizi(Dapur), Gedung Loundry, Gedung VVIP, Gedung CSSD, Gedung ICU,
Gedung Genset dan Gedung IPAL.

Pada tahun 2009 RSUD Palembang Bari ditetapkan sebagai Rumah


Sakit Tipe B berdasarkan Kepmenkes RI Nomor : 241/MENKES/SK/IV/2009
tentang peningkatan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari milik
pemerintah kota palembang provinsi sumatera selatan tanggal 2 april 2009.
Adapun pembangunan gedung yang berlangsung ditahun 2009 meliputi :
Gedung Kebidanan, Gedung Neonatus, Gedung Rehabilitasi Medik serta
Gedung Hemodialisa. Selanjutnya pembangunan gedung yang berlangsung
ditahun 2010-2011 meliputi: Perawatan Kelas I, II, III, Kamar Jenazah,
Gedung ICCU, Gedung PICU, Workshop dan Musholah.

Selain meningkatkan status Rumah sakit, RSUD Palembang Bari juga


memberikan layanan yang bermutu dan mementingkan keselamatan pasien,
ini terlihat dari hasil akreditasi yang sudah mencapai tahap akhir yaitu Status
Tingkat Paripurna pada tahun 2015 lalu.

B. Visi, Misi, dan Motto RSUD Palembang Bari


1. Visi

Menjadi Rumah Sakit unggul, Amanah dan Terpercaya di Indonesia.

2. Misi

a. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang berorientasi pada


keselamatan dan ketepatan sesuai standar mutu yang berdasarkan
pada etika dan profesionalisme yang menjangkau seluruh lapisan
17

masyarakat.
b. Meningkatkan mutu manajemen sumber daya kesehatan.
c. Menjadikan RSUD Palembang Bari sebagai Rumah Sakit pendidikan
dan pelatihan di Indonesia.

3. Motto
Kesembuhan dan Kepuasan pelanggan adalah kebahagiaan kami.

C. Fasilitias Pelayanan
1. Janji layanan RSUD Palembang Bari
a. Unit Gawat Darurat
Dalam waktu kurang dari 5 menit, anda sudah mulai kami layani.
b. Unit Pendaftaran
Sejak pasien datang sampai dengan dilayani di loket pendaftaran tidak
lebih dari 10 menit.
c. Unit Rawat Jalan
Pasien sudah di jalani paling lambat 30 menit setelah mendaftar di loket
pendaftaran.
d. Unit Laboratorium
Pemeriksaan cito dan sederhana, hasil jadi kurang dari 3 jam.
e. Unit Radiologi
Pelayanan foto sederhana dilaksanakan kurang dari 3 jam.
f. Unit Farmasi
Obat jadi diserahkan maksimal 30 menit sejak resep diterima. Obat
racikan diserahkan maksimal 60menit sejak resep diterima.
18

D. Pelayanan Rawat Jalan

1. Poliklinik Spesialis Bedah

2. Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam

3. Poliklinik Spesialis Kebidanan Dan Penyakit Kandungan

4. Poliklinik Spesialis Terpadu

5. Poliklinik Spesialis Anak

6. Poliklinik Spesialis Mata

7. Poliklinik Spesialis THT

8. Poliklinik Spesialis Kulit Dan Kelamin

9. Poliklinik Spesialis Syaraf

10. Poliklinik Spesialis Jiwa

11. Poliklinik Spesialis Jantung

12. Poliklinik Sub Spesialis Rehabilitasi Medik

13. Poliklinik Sub Spesialis Psikologi

14. Poliklinik Gigi Dan Mulut

15. Poliklinik Paru–Paru


16. Graha Eksekutif Rawat Jalan
19

E. Instalasi Rawat Darurat

1. Dokter Jaga & Perawat Jaga 24 jam

2. Ambulance 24 jam

F. Pelayanan Rawat Inap

1. Rawat Inap Kebidanan dan Penyakit Kandungan

2. Rawat Inap Neonatus/NICU

3. Rawat Inap PICU/Pediatric Intensive Care Unit

4. Rawat Inap Penyakit Anak

5. Rawat Inap Bedah

6. Rawat Inap Laki-Laki

7. Rawat Inap Perempuan

8. Rawat Inap VIP dan VVIP

9. Rawat Inap Perawatan Kelas I dan kelas II

10.Rawat Inap ICU

11.Rawat Inap ICCU

G. Pelayanan Penunjang

1. Farmasi/Apotek 24 jam

2. Instalasi Laboratoriuam Klinik

3. Instalasi Radiologi

4. Instalasi Bedah Sentral

5. Instalasi Gizi
20

6. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit

7. Instalasi Pemeliharaan Lingkungan

8. Central Sterilized Suplay Departement (CSSD)

9. Instalasi Laundry

10. Hemodialisa

11. Instalasi Rehabilitas Medik


21

BAB IV PENGKAJIAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny.H DENGAN KASUS CA


MAMAE DI RUANG ZAAL BEDAH RSUD PALEMBANG BARI

Tempat Praktek : Ruang Bedah RSUD Palembang Bari


Tanggal Praktek : 15 November 2021
Nama Pengkaji : M. Lutfi Ricky pratama
Pengkajian Dilakukan Tanggal 16 November 2021 jam 15:00 WIB

I. Identitas Klien
Inisial Klien : Ny. H No RM : 38-15-68
Usia : 22 tahun Tgl. Masuk : 15 November 2021
Jenis : Perempuan Tgl. Pengkajian : 16 November 2021
Kelamin
Alamat : Jl.kemas Rindo Tgl Operasi : 16 November 2021
NO 1531. RT jam 11:00
28 RW 07
No telepon : _ Sumber informasi : Pasien dan
Keluarga
Status : Menikah Keluarga terdekat : Suami
Agama : Islam Alamat & No telp : Jl. kemas Rindo
NO 1531. RT 28
RW07
Suku : Palembang Diagnosa Medis : Ca Mamae
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT
Lama bekerja : -

II. Riwayat Kesehatan


1. Status Kesehatan Saat Ini
Keluhan utama : Pasien mengatakan nyeri luka operasi pada
payudara sebelah kanan
22

Faktor Predisposisi : Ca mamae

Faktor Presipitasi : Saat menggerakkan tubuh

2. Riwayat Kesehatan Saat Ini (PQRST)


Data Subjektif : -Pasien mengatakan nyeri luka operasi pada
payudara sebelah kanan
-Pasien mengatakan nyeri saat menggerakkan
tubuh
Data Objektif : -Pasien tampak meringis
- P : Nyeri bertambah saat menggerakkan tubuh
dan nyeri berkurang saat tirah
baring/istirahat.
-Q : Seperti di iris-iris
-R : Mamae dextra
-S : Skala nyeri 4 (1-10)
-T : Nyeri sering di rasakan

Masalah keperawatan:
Nyeri Akut

3. Riwayat Kesehatan Terdahulu


a. Penyakit yang pernah dialami:
1) Kecelakaan : Tidak ada
2) Operasi (jenis dan waktu) : Tidak ada
3) Penyakit (kronis dan akut) : tidak ada
4) Riwayat terapi : Tidak ada
b. Alergi (obat, makanan, plester, dsb) :
Pasien mengatakan tidak ada alergi terhadap obat, makanan, dsb.
c. Kebiasaan
23

Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya


a. Merokok : - - -
b. Kopi : - - -
c. Alkohol : - - -
d. Obat-obatan yang digunakan
Jenis Lamanya Dosis
- - -

4. Riwayat Keluarga
a. Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang sakit / ada penyakit
yang sama diderita dengan pasien

5. Catatan Penanganan Kasus (Dimulai saat pasien di rawat di ruang rawat


sampai pengambilan kasus kelolaan)

III. Pengkajian Keperawatan (12 Domain NANDA)

Intruksi: Beri tanda cek () pada istilah yang tepat/ sesuai dengan data-data di
bawah ini. Gambarkan semua temuan abnormal secara objektif, gunakan
kolom data tambahan bila perlu.

1. Peningkatan Kesehatan
Pengetahuan tentang penyakit/perawatan:
Pasien dan keluarga tidak mengetahui cara perawatan luka operasi..
Masalah keperawatan: Kurang pengetahuan

2. Nutrisi
a. Mulut
Trismus ( - ), Halitosis ( - )

Bibir : lembab (√), pucat ( ), sianosis ( ), labio/palatoskizis ( ),


stomatitis ( )

Gusi : ( - ), plak putih ( - ), lesi ( - )


24

Gigi : Normal( √ ), Ompong ( - ), Caries ( - ), Jumlah gigi :


Lengkap

Lidah: Bersih ( √ ), kotor/ putih ( - ), jamur ( - )

b. Leher
Kaku Kuduk ( - ) Simetris ( √ ), Benjolan ( - ) Tonsil ( - )

Kelenjar Tiroid : Normal ( √ ), pembesaran ( - )

Tenggorok : Normal ( √ ), kesulitan menelan ( - ), dll

Kebutuhan Nutrisi dan Cairan

BB sebelum sakit: 55 kg BB sakit: 55 kg

Program Diit RS : -

Makanan yang disukai : Bakso

Selera makan : Pasien mengatakan nafsu makan

Alat makan yang digunakan : Piring, sendok, dan cangkir

Pola makan( 3x/ hari) : 3x/ hari

Porsi makan yang dihabiskan : 1 porsi

Pola Minum : 7 (gelas/hari) jenis air minum : air


putih

Intake Makanan : 3x sehari

Intake Cairan : 900 ml dan setiap hari

c. Abdomen
Inspeksi : Bentuk : simetris ( √ ), tidak simetris ( - ), kembung (
- ), asites ( - ),

Palpasi : massa ( - ), nyeri ( - )


25

Kuadran I :-

Kuadran II :-

Kuadran III :-

Kuadran IV :-

Auskultasi : bising usus 15x/mnt

Perkusi : Timpani ( √ ), redup ( )

BAB : Frekuensi 1x/hari

Konsisitensi:. lendir ( - ), darah ( - ), ampas ( - )

Konstipasi ( - )

Data Tambahan :

Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

3. Eliminasi dan Pertukaran


a. BAK :
b. Warna: kuning
c. Konsistensi: mencukupi dari kebutuhan
d. Frekuensi: 4 x/ hari
e. Urine Output : 500 cc
f. Penggunaan Kateter: -
g. Vesika Urinaria : Membesar ( ) Nyeri tekan ( )
h. Gangguan : Anuaria ( ), Oliguria ( ), Retensi Uria ( ), nokturia
( ), Inkontinensia Urin ( ), Poliuria ( ), Dysuria ( )

Jalan nafas : Sputum ( - ), warna sputum ( - ) konsisitensi (-)

Batuk ( - ) frekuensi: (-)

Dada
26

Bentuk : Simetris (√ ), Barrel chest/dada tong ( ), pigeon chest/dada


burung ( ) benjolan ( ), dll tidak ada

Paru-paru:

Inspeksi : RR 20 x/ menit

Palpasi : Normal ( √ ), ekspansi pernafasan ( - ), taktil fremitus ( - )

Perkusi : Normal/ Sonor( √ ), redup/pekak ( - ), hiper sonor ( - )

Auskultasi: irama ( - ), teratur ( √ ),

Suara nafas: vesicular ( √ ), bronkial ( - ), Amforik ( - ), Cog Wheel


Breath Sound ( - ) metamorphosing breath sound ( - )

Suara Tambahan: Ronki ( - ), pleural friction( - )

Data Tambahan: tidak ada

Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

4. Aktivitas/Istirahat
Kebiasaan sebelum tidur (tidak ada):
Kebiasaan Tidur siang : 3 jam/hari
Skala Aktivitas:

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4

Makan/minum √

Mandi √

Toileting √

Berpakaian √

Mobilitas di tempat tidur √

Berpindah √
27

Ambulasi/ROM √

0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan
alat, 4: tergantung total

Persendian:

Nyeri Sendi ( - ), pergerakan sendi: Baik

ROM ( Range Of Motion):

Kekuatan Otot : Baik

Kelainan Otot:tidak ada

Tonus/aktifitas

Aktif ( ) Tenang ( √ ) Letargi ( ) Kejang ( )

Menagis keras ( ) lemah ( ) melengking ( ) Sulit menangis ( )

Ekstremitas
Amelia ( ), Sindaktili ( ), Polidaktili ( ) normal (√ )
Reflek Pat0logis :
Babinsky : (√ ), ( )
Kernig : (√ ), ( )
Brudzinsky : (√ ), ( )

Reflek Fisiologis

Biceps : (√ ), -( )
Triceps : ( √ ), ( )
Patella : (√ ), ( )

Jantung
Inspeksi : ictus cordis/denyut apeks ( ), normal( √ ) melebar ( )
Palpasi : kardiomegali ( ) normal (√ )
28

Perkusi : redup ( ), pekak ( ) normal (√ )


Auskultasi : HR 85 x/mnt. Aritmia ( ),Disritmia ( ) , Murmur ( )
Mandi : 2x/hari
Sikat gigi : 2x/hari
Ganti Pakaian : 2x/hari
Memotong kuku : pernah
DATA TAMBAHAN : Tidak ada
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

5. Persepsi/Kognitif
Kesan Umum
Tampak Sakit: ringan ( ),sedang(√ ), berat ( ), pucat ( ), sesak ( ),
kejang ( )

1. Kepala
a. Fontanel anterior Lunak ( ), Tegas( √ ), Datar ( ), Menonjol
( ), Cekung ( )
b. Rambut : warna hitam mudah dicabut ( ), ketombe ( √ ), kutu
( )

2. Mata
Mata : jernih ( √ ), mengalir, kemerahan ( ), sekret ( )
Visus : 6/6 ( √ ), 6/300 ( ), 6/ tak terhingga ( ),
Pupil : Isokor (√ ), anisokor ( ), miosis ( ), midriasis ( ),
reaksi terhadap cahaya : kanan Positif ( √ ), negatif ( ),kiri negatif ( )
positif ( √ ),
alat bantu : kacamata ( - ), Softlens ( - )

Conjungtiva : merah jambu ( - ), anemis ( √ )

Sklera: Putih ( √ ), Ikterik ( - )

3. Bibir, Lidah
29

a. Bibir : normal ( √ ) sumbing ( ) Sumbing langit-langit/palatum


( )
b. Lidah : bersih (√ ), kotor/ putih ( ), jamur ( )

4. Telinga, Hidung, Tenggorok


a. Telinga : Normal ( √ )Abnormal ( ) Sekret( )
b. Hidung : Simetris ( √ )Asimetris ( ) Sekret ( ) Nafas cuping
hidung ( )
c. Tenggorok : Tonsil( √ ), radang( )
Data Tambahan: Tidak ada
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

6. Persepsi Diri
Perasaan klien terhadap penyakit yang di deritanya : Klien mengatakan
ingin segera pulang
Persepsi klien terhadap dirinya : Klien yakin pasti bisa sembuh
Konsep diri : Klien menagatakan bahwa semua akan baik- baik saja dan
akan bisa melakukan aktivitas sehari-hari lagi
Tingkat kecemasan : Pasien tidak merasa cemas
Citra Diri/Bodi image : Klien menerima dengan baik dengan keadaannya
sekarang
Data tambahan: Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

7. Peran Hubungan
Budaya : Indonesia
Suku : Palembang
Agama yang di anut : Islam
Bahasa yang digunakan : Palembang dan bahasa indonesia
(aktif)
Masalah sosial yang penting : Tidak ada masalah
30

Hubungan dengan orang tua : Baik


Hubungan dengan saudara kandung : Baik
Hubungan dengan lingkungan sekitar : Baik
Data Tambahan: Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

8. Seksualitas Dan Reproduksi


Genitalia dan Anus

Laki-laki

Penis : normal/ada ( - ), Abnormal ( - )

Scrotum dan testis : normal ( - ), hernia ( - ), hidrokel ( - )

Anus : normal/ada ( - ), atresia ani ( - )

Perempuan

Vagina : sekret ( - ), warna ( - )

Anus : normal/ada ( √ ), atresia ani ( - )

Riwayat kehamilan dan kelahiran : Normal

Data Tambahan: Tidak ada

Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

9. Toleransi/Koping Stress
GCS : 15 composmentis
E: 4
V: 5
M:6
Data Tambahan : Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
31

10. Prinsip Hidup


Budaya :
 Budaya yang diikuti pasien dengan
aktifitasnya
 Masalah terkait budaya
Spritual / Religius :
 Aktifitas ibadah dan kegiatan keagamaan
yang biasa dilakukan sehari-hari : Shalat
 Aktifitas ibadah dan kegiatan keagamaan
yang sekarang tidak dapat dilaksanakan :
Shalat
 Pasien merasa sangat gelisah akibat ibadah
yang tertingal akibat sakit
 Pasien akan mengganti sholat yang
tertinggal akibat sakit setelah sehat
 Pasien yakin sakit yang diderita adalah
sakit yang diturunkan tuhan untuknya
Psikologis :
 Pasien merasa tidak cemas
 Cara pasien agar tidak cemas ialah dengan
cara berdoa kepada tuhan
 Pasien berencana setalah pulang dan sehat
akan melakukan kegiatan yang manfaat dan
menjalani hidup lebih sehat
 Pasien yakin rencana akan terlaksanakan
seteleh sehat
 Setelah datang ke RS pasien baru mengetahui
tentang penyakit yang dialami
Sosial :
32

 Pasien aktif dalam bermasyarakat


dilingkungan sekitar
 pasien tidak ada masalah social
Data Tambahan : Tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

11. Keselamatan/Perlindungan
Tingkat Kesadaran : Composmentis (√ ), Apatis ( - ), Somnolen ( - ),
Sopor ( -),Soporocoma ( - ) Coma ( - )
TTV : Suhu 36,6O C, Nadi 80 x/min, TD 120/ 80 mmHg, RR 20/min
Warna kulit :
Sianosis ( - ), Ikterus ( - ), eritematosus rash ( - ), discoid lupus ( - ),
oedema ( - ), Bula ( - ), Ganggren ( - ), nekrotik jaringan ( - ),
Hiperpigmentasi ( - ) Echimosis ( - ), Petekie ( - )
Turgor Kulit : Elastis ( √ ), tidak elastis ( - )
Data Tambahan :
Terdapat luka operasi pada payudara sebelah kanan, Balutan luka terlihat
sedikit kotor, luka post op tampak agak mengering.
Tanda –tanda infeksi :
Dolor : Ada nyeri, Kalor : Suhu 36,6O C, Tumor : Tidak ada
pembengkakan, Rubor : Tidak ada kemerahan abnormal, Funsio lasea :
Tidak ada perubahan fungdi hanya ada nyeri.
Masalah Keperawatan : Resiko Infeksi

12. Kenyamanan
P : Nyeri bertambah saat menggerakkan tubuh dan nyeri berkurang saat
tirah baring/istirahat.
Q : Seperti di iris-iris
R : Mamae dextra
S : Skala nyeri 4 (1-10)
T : Nyeri sering di rasakan
33

Data Tambahan: Tidak ada


Masalah keperawatan: Nyeri akut

Terapi :
Tanggal terapi : 16 November 2021

Nama Cara Golongan Kontra


No Dosis Indikasi
Terapi Pemberian Obat Indikasi
1 RL 20 t/m IV Kristaloid Mengembalikan
/ keseimbangan
NSAID elektrolit
2 Ketorolac 3x1 Oral Anti Untuk meredakan Pasien dengan
inflamasi nyeri atau kondisi luka
peradangan pada dinding
lambung, asma,
penyakit ginjal
parah.
3 Ceftriaxone 2x1 Inj. IV Antibiotik Untuk mengatasi Pasien dengan
mg berbagai infeksi riwayat alergi
bakteri dalam terhadap obat
tubuh ceftriaxone.

Pemeriksan Penunjang (Laboratorium, Radiologi, Ekg dll).


 Laboratorium : (15 November 2021)
a. Hemoglobin = 12.0 g/dl, Eritrosit = 4.62 g/dl, Leukosit = 6.3 g/dl,
Trombosit = 270 g/dl, Hematokrit = 37%.
34

ANALISA DATA

Masalah
Data/Problem Etiologi
Keperawatan
35

DS : Adanya operasi pada mamae dextra Nyeri akut


- Pasien mengatakan
Terputusnya kontinuitas jaringan
nyeri luka operasi pada
payudara sebelah
kanan.
Merangsang tubuh mengeluarkan
- Pasien mengatakan nyeri
prostaglandin, histamine, serotonin
saat menggerakkan
tubuh

Impuls dikirim ke thalamus korteks


DO :
serebri
- Pasien tampak meringis
- P : Nyeri bertambah
saat menggerakkan
tubuh dan nyeri Nyeri

berkurang saat tirah


baring/istirahat.
- Q : Seperti di iris-iris
- R : Mamae dextra
- S : Skala nyeri 4 (1-10)
- T : Nyeri sering di
rasakan
36

DS : Faktor penyebab (life style), Resiko Infeksi


- Pasien mengatakan genetik, karsinogen. lingkungan
nyeri luka operasi pada
payudara sebelah kanan
Mendesak jaringan sekitar
DO :
- Balutan luka terlihat
sedikit kotor Menekan jaringan pada mamae
- Luka post op tampak
agak mengering
- Ttv : Mamae membengkak
TD : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit Massa tumor mendesvak keluar
T : 36,6O C
- Tanda –tanda infeksi
Dolor : Ada nyeri Intervensi bedah (pembedahan)

Kalor : Suhu 36,6O C


Tumor : Tidak ada
pembengkakan Insisi jaringan (terputusnya

Rubor : Tidak ada jaringan)

kemerahan abnormal
Funsio lasea : Tidak
ada perubahan fungdi Dapat terjadi infeksi

hanya ada nyeri.

Resiko
Infeksi
37

DS : Penatalaksaan operatif Kurang


- Pasien mengatakan Pengetahuan
Post pembedahan
tidak mengetahui cara
perawatan pada luka Luka insisi
operasi nya.
Prosedur perawatam

DO : Kurang terpapar informasi


- Pasien tampak
bingung cara Kurang
perawatan luka pengetahuan
operasi nya.

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. Nyeri akut
2. Resiko infeksi
3. Kurang pengetahuan

PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN

1. Nyeri akut
2. Resiko infeksi
3. Kurang pengetahuan

DIAGNOSA KEPERAWATAN (PES)

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik


2. Resiko infeksi dengan faktor resiko prosedur invasif
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
38

RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. H
Umur : 22 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
No Diagnosa Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawat
an
1. Nyeri akut NOC : kontrol nyeri NIC : Manajemen Nyeri
berhubunga Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Lakukan pengkajian nyeri 1.
n dengan selama 3 x 24 jam, diharapakan nyeri dapat komprehensif yang meliputi lokasi, yang sangat penting bertujuan
agen cedera berkurang atau teratasi karakteristik, onset/durasi, untuk menentukan keefektifan
fisik Indikator A T intervensi untuk mengendalikan
frekuensi, kualitas, intensitas atau
Nyeri yang 2 5 rasa nyeri dan memantau status
beratnya nyeri dan faktor pencetus
dilaporkan perdarahan karena nyeri yang
Panjangnya 3 5
konsisten atau meningkat, dapat
episode nyeri
Ekspresi nyeri 2 5 mengidentifikasikan perdarahan

wajah berlanjut.
Indikator : 2. Ajarkan penggunaan teknik non
2.
1. Berat farmakologis misalnya teknik
nyeri yag dirasakan pasien
relaksasi nafas dalam
39

2. Cukup berat
3. Sedang 3. Dukung istirahat atau tidur yang 3.
4. Ringan adekuat untuk membantu pasien sekaligus mengurangi
5. Tidak ada penurunan nyeri nyeri

4. Kolaborasi dengan dokter untuk


4.
peresepan obat analgesik
rasa nyeri (mode kerja obat
tergantung pada obat spesifik
yang digunakan).
2. Risiko NOC : Kontrol Risiko : Proses Infeksi NIC : Perawatan Daerah Sayatan
infeksi Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1. Periksa daerah sayatan terhadap 1. Untuk mengetahui kondisi
dengan selama 3 x 24 jam, diharapakan risiko
kemerahan, bengkak daerah sayatan
faktor resiko infeksi dapat teratasi dengan kriteria hasil :
2. Monitor penyembuhan di daerah
prosedur Indikator A T
Mengidentifikasi 2 5 sayatan 2. Untuk mengetahui proses
invasif
faktor risiko infeksi penyembuhan di daerah sayatan
Mengidentifikasi 3 5 3. Bersihkan daerah sekitar sayatan 3. Untuk mencegah terjadinya
tanda dan gejala dengan pembersihan yang tepat infeksi pada daerah sayatan
infeksi 4. Monitor sayatan untuk tanda dan 4. Untuk mengetahui jika terjadi
Mencuci tangan 2 5
Indikator :
40

1. Tidak pernah menunjukkan


gejala infeksi infeksi
2. Jarang menunjukkan
5. Arahkan pasien dan keluarga 5. Agar pasien dan keluarga
3. Kadang-kadang menunjukkan
cara merawat luka insisi termasuk mengetahui cara perawatan luka
4. Sering menunjukkan
tanda dan gejala infeksi insisi dan tanda gejala infeksi.
5. Secara konsisten menunjukkan.

3. Kurang NOC : Pengetahuan : Promosi Kesehatan NIC : Edukasi Kesehatan


pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Untuk mengetahui
1. Kaji tingkat pengetahuan klien
berhubunga selama 2 x 24 jam, diharapakan pasien dan tingkat pengetahuan klien tentang
terkait perawatan pada luka operasi.
n dengan keluarga mengetahu cara perawaran luka perawatan luka operasi.
2. Ajarkan pada pasien dan keluarga
kurang operasi nya dengan kriteria hasil : 2. Agar pasien dan
informasi yang diperlukan mengenai
terpapar Indikator A T keluarga mengetahui cara
Peencegahan dan 2 5 cara perawatan pada luka operasi
informasi perawatan pada luka operasi.
pengendalian infeksi 3. Ajarkan klien untuk mengubah
Perilaku untuk 3 5 perilaku dan selalu menjaga
3. Untuk mencegah
mencegah cedera kebersihan diri dan kondisi luka
terjadi resiko infeksi pada luka
yang tidak disengaja operasi dipertahankan tetap kering.
Indikator : operasi.
1. Tidak ada pengetahuan
41

2. Pengetahuan terbatas
3. Pengetahuan sedang
4. Pengetahuan banyak
5. Pengetahuan sangat banyak

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama Pasien : Ny. H

Umur : 22 Tahun

N DIAGNOSA Hari, Tgl IMPLEMENTASI Hari, Tgl EVALUASI PARAF


O & Jam & Jam
1. Nyeri akut Selasa, 16 1. Melakukan pengkajian nyeri Selasa, 16 S:
berhubungan November komprehensif yang meliputi lokasi, November - Pasien mengatakan nyeri luka operasi
dengan agen pukul karakteristik, onset/durasi, pukul 19:40 pada payudara sebelah kanan sedikit
42

cedera fisik 19:30 frekuensi, kualitas, intensitas atau WIB berkurang.


WIB beratnya nyeri dan faktor - Pasien mengatakan masih nyeri saat
pencetus. menggerakkan tubuh

2. Mengajarkan penggunaan teknik O:

non farmakologis misalnya teknik S:3


A:
relaksasi nafas dalam
3. Mendukung istirahat atau tidur
Indikator Awa Tujuan Akhir
yang adekuat untuk membantu
l
penurunan nyeri Nyeri yang 2 5 3
4. Berkolaborasi dengan dokter untuk dilaporkan
peresepan obat analgesik Panjangnya 3 5 4
episode
nyeri
Ekspresi 2 5 4
nyeri
wajah
P : Intervensi dilanjutkan
1. Anjurkan penggunaan teknik non
farmakologis misalnya teknik
43

relaksasi nafas dalam


2. Dukung istirahat atau tidur yang
adekuat untuk membantu
penurunan nyeri
3. Kolaborasi dengan dokter untuk
peresepan obat analgesik
2. Risiko infeksi Selasa, 16 Selasa, 16 S:
1. Memeriksa daerah sayatan
dengan faktor November November - Pasien mengatakan nyeri luka operasi
terhadap kemerahan, bengkak
resiko prosedur pukul pukul 20:00 pada payudara sebelah kanan sedikit
2. Memonitor penyembuhan di
invasif 19:45 WIB berkurang
daerah sayatan
WIB
3. Membersihkan daerah sekitar
O:
sayatan dengan pembersihan yang
- Balutan luka terlihat tidak kotor lagi
tepat
- Luka post op tampak agak mengering
4. Memonitor sayatan untuk tanda
- Ttv :
dan gejala infeksi
TD : 122/85 mmHg
5. Mengarahkan pasien dan
N : 85x/menit
keluarga cara merawat luka insisi
RR : 20x/menit
termasuk tanda dan gejala infeksi
T : 36,5O C
44

- Tanda –tanda infeksi


Dolor : Ada nyeri
Kalor : Suhu 36,5O C
Tumor : Tidak ada pembengkakan
Rubor: Tidak ada kemerahan
abnormal
Funsio lasea : Tidak ada perubahan
fungsi hanya ada nyeri
A:
Indikator Aw Tuj Akhir
al uan
Mengidentifikasi 2 5 3
faktor risiko
infeksi
Mengidentifikasi 3 5 4
tanda dan gejala
infeksi
Mencuci tangan 2 5 4

P : Intervensi dilanjutkan
45

1. Monitor penyembuhan di
daerah sayatan
2. Bersihkan daerah sekitar
sayatan dengan pembersihan yang
tepat
3. Monitor sayatan untuk tanda
dan gejala infeksi
4. Arahkan pasien dan keluarga
cara merawat luka insisi termasuk
tanda dan gejala infeksi

3. Kurang Selasa, 16 Selasa, 16 S:


1. Mengkaji tingkat pengetahuan klien
pengetahuan November November - Pasien mengatakan sudah sedikit
terkait perawatan pada luka operasi.
berhubungan pukul pukul 20:25 mengetahui cara perawatan pada
2. Mengajarkan pada pasien dan
dengan kurang 20:10 WIB luka operasi nya.
keluarga informasi yang diperlukan
terpapar WIB O:
mengenai cara perawatan pada luka
informasi - Pasien sudah tampak sedikit
operasi
mengetahui cara perawatan luka
3. Mengajarkan klien untuk mengubah
operasi nya.
perilaku dan selalu menjaga
46

A:
kebersihan diri dan kondisi luka
Indikator Awal Tuj Akhir
operasi dipertahankan tetap kering
uan
Peencegaha 2 5 3
n dan
pengendalia
n infeksi
Perilaku 3 5 4
untuk
mencegah
cedera yang
tidak
disengaja

P : Intervensi Dilanjutkan

1. Ajarkan pada pasien dan keluarga


informasi yang diperlukan
mengenai cara perawatan pada luka
operasi
47

2. Ajarkan klien untuk mengubah


perilaku dan selalu menjaga
kebersihan diri dan kondisi luka
operasi dipertahankan tetap kering.
48

BAB V
PEMBAHASAN

Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian
dan fungsi nomal, seingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat, serta tidak
terkendali. Sel-sel tersebut membelah diri lebih cepat dari sel normal dan berakumulasi,
yang kemudian membentuk benjolan atau massa Pasien biasanya datang dengan
benjolan/massa di payuidara, rasa sakit, keluar cairan dari puting susu, kulit sekung
(lesung), retraksi atau deviasi putting susu,   nyeri tekan atau rabas khususnya
berdarah, dari putting. Kulit Peau d’ orange, kulit tebal dengan pori-pori yang
menonjol sama dengan kulit jeruk, dan atau ulserasi pada payudara keduanya
merupakan tanda lanjut dari penyakit. (Putra, 2015).
Berikut diagnosa yang didapatkan dari kasus yang kami bahas ialah yang
pertama nyeri berhubungan dengan agen cidera biologis , dimana intervensi yang
diberikan Nursing Interventions Classification (NIC) : manajemen nyeri, intervensi
yang dilakukan dengan cara lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, berikan
informasi mengenai nyeri, penyebab nyeri, dan lamanya nyeri yang dirasakan,
bantu keluarga dalam mencari dan menyediakan dukungan, ajarkan metode
farmakologi dan relaksasi untuk menurunkan nyeri, gunakan tindakan pengontrol
nyeri sebelum nyeri bertambah berat, dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk
membantu menurunkan nyeri, libatkan keluarga dalam modalitas penurun nyeri jika
memungkinkan. Dimana dengan dilakukannya asuhan keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan nyeri persalinan pasien dapat diatasi dengan indikator yang di ambil dari
Nursing Intervention Clafication (NOC ) Kontrol nyeri, indikatornya berupa
mengenali kapan nyeri terjadi, menggambarkan faktor penyebab, menggunakan
tindakan pencegahan, menggunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa analgesik.

Implementasi yang dilakukan pada diagnosa pertama nyeri berhubungan


dengan agen cidera biologis berupa, melakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif, memberikan informasi mengenai nyeri, penyebab nyeri, dan lamanya
nyeri yang dirasakan, membantu keluarga dalam mencari dan menyediakan
49

dukungan, mengajarkan metode farmakologi untuk menurunkan nyeri,


menggunakan tindakan pengontrol nyeri sebelum nyeri bertambah berat, mendukung
istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu menurunkan nyeri, melibatkan
keluarga dalam modalitas penurun nyeri jika memungkinkan. Untuk evaluasinya
masalah keperawatannya belum teratasi sehingga planning masih dilanjutkan dengan
melakukan implementasi, Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif,
membantu keluarga dalam mencari dan menyediakan dukungan, serta mendukung
istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu menurunkan nyeri.

Obat merupakan sebuah terapi yang primer tersusun atas subtansi zat kimia
yang digunakan dalam proses diagnosis, penyembuhan, atau perbaikan dan
pencegahan terhadap proses penyakit serta berpengaruh terhadap organ tubuh secara
biologis. Obat adalah sejenis terapi primer yang memiliki hubungan erat dengan
proses penyembuhan sebuah penyakit (Potter & Perry, 2009)

Pemberian obat pada pasien dengan post op ca mamae sama saja seperti
prosedur standar pemberian obat tidak ada hal signifikan antara SOP dan tindakan di
lapangan hanya saja jenis obat yang diberikan berbeda sesuai dengan kebutuhan dan
keluhan yang dialami pasien. Perawat sebagai petugas pelayanan kesehatan turut
serta dan mampu melaksanakan tahap merawat, proses penyembuhan , usaha
rehabilitasi dan pencegahan suatu penyakit dibawah pengawasan dokter atau kepala
ruangan. Pemberian obat selalu berdasarkan resep yang diorder oleh dokter dan
farmasi agar tidak terjadi kesalahan yang berakibat fatal ke pasien.

Pemberian obat selalu menitik beratkan pada 5 prinsip benar dalam


pemberian obat. Yaitu benar pasien, benar dosis, benar jenis obat, benar waktu
pemberian, dan benar cara pemberian, pada saat dilapangan pun 5 prinsip benar
dalam pemberian obat selalu di jadikan pedoman dan patokan dalam pemberian obat
karena jika tidak teliti kita akan melaksanakan kesalahan yang berakibat fatal.

Tidak ada perbedaan pemberian obat sesuai SOP dan pemberian obat pada
saat tindakan langsung di lapangan karena perawat di tuntut untuk selalu handal
dalam pemberian obat. Pemberian obat pun melalui beberapa cara, ada yang melalui
50

oral, sublingual, injeksi, dll. Semua tindakan pemberian obat dilaksanakan sesuai
standar operasi (SOP) tidak ada yang berbeda dari SOP yang dipelajari sebelumnya.
BAB IV

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pelaksanaan dan penerapan asuhan


keperawatan pada Ny. H dengan CA Mamae di Rumah Sakit
Umum Daerah Palembang Bari dapat diambil kesimpulan bahwa
secara umum pelaksanaan asuhan keperawatan baik dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,
pelaksanaan keperawatan, evaluasi keperawatan dan
dokumentasi keperawatan pada karsinoma mamae sudah sesuai
dengan teori dan prosedur yang ada.

B.Saran

1. Penulis

Lebih meningkatkan wawasan, pengetahuan dan pengalaman


yang lebih banyak lagi sehingga dapat menerapkan dan
mengaplikasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan CA
mamae dengan ilmu-ilmu terkini.

2. Institusi pendidikan

Sebagai referensi bagi pendidikan keperawatan tentang


pengetahuan penyakit CA mamae

3. Masyarakat( keluarga,pasien )

Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya


pemeriksaan dini/ SADARI untuk pencegahan kanker
payudara sedini mungkin secara mandiri.

4. Bagi Rumah Sakit

Meningkatkan mutu dan kualitas layanan yang prima melalui

42
perawat yang profesional, trampil dan bermutu dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasie

43
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth.2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media


Aesculapius

Carpenito Lynda Juall.2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. jakarta : EGC

Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk


perencanaan dan  pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC

44

Anda mungkin juga menyukai