Disusun Oleh:
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2021/2022
1
HALAMAN PENGESAHAN
Kelompok : Kelompok 4
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan laporan kasus kelompok ini dengan judul
“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny.H Dengan kasus CA Mamae
Di Ruang Zaal Bedah RSUD Palembang Bari”. Penulisan laporan
kasus ini dilakukan dalam rangka tugas Profesi Ners di Institut Ilmu
Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah Palembang.
v
Kesehatan Institut Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah
Palembang.
9. Bapak Yudi Abdul Majid, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program
Studi Ilmu Keperawatan.
10. Ibu Apriyani,S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Penanggung jawab Stase
Keperawatan Dasar Profesi pada Profesi Ners Institut Ilmu Kesehatan
dan Teknologi Muhammadiyah Palembang.
11. Ibu Nove Sadriah S.Kep., Ns., selaku CI Di Ruang Zaal Bedah RSUD
Palembang Bari.
Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari akademik maupun lahan praktik, sangat sulit untuk
menyelesaikan laporan kasus ini. Semoga laporan kasus ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu kedepannnya.Aamiin.
Palembang, November2021
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
HALAMANPENGESAHAN...........................................................................ii
KATAPENGANTAR......................................................................................iii
DAFTARISI......................................................................................................v
BABI PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. RumusanMasalah..............................................................................................4
C. Tujuan 4
A. KonsepIntranatal...............................................................................................4
1. Definisi 4
2. Etiologi 4
3. AnatomiFisiologi..............................................................................................5
4. Pathway 7
5. ManifestasiKlinis..............................................................................................7
6. Pemeriksaanpenunjang......................................................................................8
7. Penatalaksanaan................................................................................................8
1. Definisi 10
2. Etiologi 10
3. Patofisiologi 11
4. Tandadangejala...............................................................................................12
5. Komplikasi 12
vii
6. Faktor-Faktoryangmempengaruhi KPSW.......................................................14
7. Caramenentukan KPSW.................................................................................24
8. DampakKPSW................................................................................................19
A. SejarahRumah Sakit........................................................................................21
C. FasilitasPelayanan...........................................................................................22
A. Perioritas DiagnosaKeperaawatan..................................................................46
B. AnalisaMasalahKeperawatan..........................................................................46
C. Intervensi Keperawatan...................................................................................48
BABV PEMBAHASAN................................................................................57
BABVI PENUTUP........................................................................................61
A. Kesimpulan.....................................................................................................61
B. Saran 62
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................63
viii
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
B.RUMUSAN MASALAH
C.TUJUAN
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. PENGERTIAN
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara
yang terus tumbuh berupa ganda.Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk
benjolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol,
sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain.
Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di
atas tulang belikat.Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-
paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal: 39-40)
Ketika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh dan berkembang
dengan tidak terkendali, inilah yang disebut kanker payudara.Sel-sel tersebut
dapat menyerang jaringan sekitar dan menyebar ke seluruh tubuh.Kumpulan
besar dari jaringan yang tidak terkontrol ini disebut tumor atau benjolan.Akan
tetapi, tidak semua tumor merupakan kanker karena sifatnya yang tidak
menyebar atau mengancam nyawa.Tumor ini disebut tumor jinak.Tumor yang
dapat menyebar ke seluruh tubuh atau menyerang jaringan sekitar disebut
kanker atau tumor ganas. Teorinya, setiap jenis jaringan pada payudara dapat
membentuk kanker, biasanya timbul pada saluran atau kelenjar susu
(www.pitapink.com, situs resmi Yayasan Kanker Payudara Jakarta).
B. ETIOLOGI
Belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui, para
peneliti telah mengidentifikasi sekelompok faktor resiko. Riset lebih lanjut
tentang faktor-faktor resiko akan membantu dalam mengembangkan strategi
yang efektif untuk mencegah kanker payudara. Faktor-faktor resiko
mencakup:
Tinggi melebihi 170 cm
5
Disebabkan oleh tumor yang terjadi karena trauma yang berulang-ulang iritasi
yang berjalan kronis oleh karena rangsangan oleh bahan-bahan kimiawi, zat
pewarna, sinar radioaktif
Obesitas pasca maunopause
C. PATOFISIOLOGI
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan cirri-
ciri: proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti
pengaruh struktur jaringan sekitarnya.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan
proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan
menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-
organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama
dalam intinya.Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah
terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di
antar sel-sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
1. Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi bourgeois
lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada
manusia.
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa
merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas.Hal ini tergantung dari sifat,
jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai
karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen
lain, kerentanan jaringan dan individu.
2. Fase in situ: 1-5 tahun
7
pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous
yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna,
kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
3. Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane
sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.
Waktu antara fase ke-3 dan ke-4 berlangsung antara beberpa minggu sampai
beberapa tahun.
4. Fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-
tempat lain bertambah.
D. MANIFESTASI KLINIS
Pasien biasanya datang dengan benjolan/massa di payuidara, rasa sakit,
keluar cairan dari puting susu, kulit sekung (lesung), retraksi atau deviasi putting
8
susu, nyeri tekan atau rabas khususnya berdarah, dari putting. Kulit Peau d’
orange, kulit tebal dengan pori-pori yang menonjol sama dengan kulit jeruk, dan
atau ulserasi pada payudara keduanya merupakan tanda lanjut dari penyakit.
Tanda dan gejala metastasis yang luas meliputi pembesaran kelenjar getah
bening, nyeri pada daerah bahu, pinggang, punggung bagian bawah, atau pelvis,
batuk menetap, anoreksi atau berat badan yang turun, gangguan pencernaan,
pusing, penglihatan yang kabur dan sakit kepala.
Ca payudara dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudara tetapi
mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan
payudara terdapat.Ca payudara umumnya terjadi pda payudara sebelah
kiri.Umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan keras dengan batas yang tidak
teratur.Keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi
pada saat menstruasi biasanya berhubungan dengan penyakit payudara jinak.
Metastasis ke kulit dapat dimanifestasikan adanya Ca payudara pada tahap lanjut
E. KOMPLIKASI
Komplikasi potensial dari Ca payudara adalah limfederma.Hal ini terjadi
jika saluran limfe untuk menjamin aliran balik limfe ke sirkulasi umum tidak
berfungsi dengan adekuat.Jika nodus eksilaris dan sistem limfe diangkat, maka
sistem kolateral dan aksilaris harus mengambil alih fungsi mereka.Apabila
mereka diinstruksikan dengan cermat dan didorong untuk meninggikan,
memasase dan melatih lengan yang sakit selama 3-4 bulan. Dengan melakukan
hal ini akan membantu mencegah perubahan bentuk tubuh dan mencegah
kemungkinan terbukanya pembengkakan yang menyulitkan.
Karsinoma insitu artinya adalah kanker yang masih berada pada tempatnya,
merupakan kanker dini yang belum menyebar atau menyusup keluar dari
tempat asalnya.
2. Karsinoma duktal
Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju
puting susu. Sekitar 90% kanker payudara merupakan karsinoma duktal.
3. Karsinoma lobuler
Karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, biasanya terjadi
setelah menopause.
4. Karsinoma invasive
Karsinoma invasive adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan
lainnya, biasanya terinkalisir (terbatas pada payudara) maupun melastatik
(menyebar kebagian tubuh lainnya).
5. Karsinoma meduler
Kanker ini berasal dari kelenjar susu.
Tahap III: Terdiri atas tumor yang lebih besar dari 5 cm atau tumor
dengan sembarang ukuran yang menginvasi kulit atau dinding dengan
nodus limfe terfiksasi positif dalam area klavikular dan tanpa bukti adanya
metastasis.
Tahap IV: Teridri atas tumor dalam sembarang ukuran dengan nodus
limfe normal atau kankerosa dan adanya metastasis jauh.
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium meliputi:
a. Morfologi sel darah
b. Laju endap darah
c. Tes faal hati
d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau
plasma
e. Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang
keluar spontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar
dari ekskoriasi
2. Mammagrafi
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi secara
dini.Memperlihatkan struktur internal mammae untuk mendeteksi kanker
yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal.Mammografi pada
masa menopause kurang bermanfaat karean gambaran kanker diantara
jaringan kelenjar kurang tampak.
3. Ultrasonografi
Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada
mammae ultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit dengan
kista. kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm.
4. Thermography
12
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae atau
mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena
peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.
5. Xerodiography
Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara pembuluh-
pembuluh darah dan jaringan yang padat.Menyatakan peningkatan sirkulasi
sekitar sisi tumor.
6. Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas,
dengan cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap
massa dan berguna klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi terapi.
7. CT. Scan
Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain
8. Pemeriksaan hematologi
Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah
dengan sendimental dan sentrifugis darah.
J. PENATALAKSANAAN
1. Pencegahan
Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya
benjolan di payudaranya.Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan
sendiri.Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa
menstruasi.Sebelum menstruasi, payudara agak membengkak sehingga
menyulitkan pemeriksaan. Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :
a. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada
payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak
terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput,
13
lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau
keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.
b. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua
payudara.
c. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa
lagi.
d. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala,
dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan
telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara.
Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan pada
ketiak kiri.
e. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar
susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan
mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat
digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada
sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin
dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara
sempurna. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan
2. Pembedahan
a. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran)
Mulai dari lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan
jaringan yang luas dengan kulit yang terkena) sampai kuadranektomi
(pengangkatan seperempat payudara), pengangkatan atau pengambilan
contoh jaringan dari kelenjar limfe aksila untuk penentuan stadium; radiasi
dosis tinggi mutlak perlu (5000-6000 rad).
b. Mastektomi total
Dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe
dilateral otocpectoralis minor.
c. Mastektomi radikal yang dimodifikasi
14
BAB III
2. Misi
masyarakat.
b. Meningkatkan mutu manajemen sumber daya kesehatan.
c. Menjadikan RSUD Palembang Bari sebagai Rumah Sakit pendidikan
dan pelatihan di Indonesia.
3. Motto
Kesembuhan dan Kepuasan pelanggan adalah kebahagiaan kami.
C. Fasilitias Pelayanan
1. Janji layanan RSUD Palembang Bari
a. Unit Gawat Darurat
Dalam waktu kurang dari 5 menit, anda sudah mulai kami layani.
b. Unit Pendaftaran
Sejak pasien datang sampai dengan dilayani di loket pendaftaran tidak
lebih dari 10 menit.
c. Unit Rawat Jalan
Pasien sudah di jalani paling lambat 30 menit setelah mendaftar di loket
pendaftaran.
d. Unit Laboratorium
Pemeriksaan cito dan sederhana, hasil jadi kurang dari 3 jam.
e. Unit Radiologi
Pelayanan foto sederhana dilaksanakan kurang dari 3 jam.
f. Unit Farmasi
Obat jadi diserahkan maksimal 30 menit sejak resep diterima. Obat
racikan diserahkan maksimal 60menit sejak resep diterima.
18
2. Ambulance 24 jam
G. Pelayanan Penunjang
1. Farmasi/Apotek 24 jam
3. Instalasi Radiologi
5. Instalasi Gizi
20
9. Instalasi Laundry
10. Hemodialisa
BAB IV PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
Inisial Klien : Ny. H No RM : 38-15-68
Usia : 22 tahun Tgl. Masuk : 15 November 2021
Jenis : Perempuan Tgl. Pengkajian : 16 November 2021
Kelamin
Alamat : Jl.kemas Rindo Tgl Operasi : 16 November 2021
NO 1531. RT jam 11:00
28 RW 07
No telepon : _ Sumber informasi : Pasien dan
Keluarga
Status : Menikah Keluarga terdekat : Suami
Agama : Islam Alamat & No telp : Jl. kemas Rindo
NO 1531. RT 28
RW07
Suku : Palembang Diagnosa Medis : Ca Mamae
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT
Lama bekerja : -
Masalah keperawatan:
Nyeri Akut
4. Riwayat Keluarga
a. Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang sakit / ada penyakit
yang sama diderita dengan pasien
Intruksi: Beri tanda cek () pada istilah yang tepat/ sesuai dengan data-data di
bawah ini. Gambarkan semua temuan abnormal secara objektif, gunakan
kolom data tambahan bila perlu.
1. Peningkatan Kesehatan
Pengetahuan tentang penyakit/perawatan:
Pasien dan keluarga tidak mengetahui cara perawatan luka operasi..
Masalah keperawatan: Kurang pengetahuan
2. Nutrisi
a. Mulut
Trismus ( - ), Halitosis ( - )
b. Leher
Kaku Kuduk ( - ) Simetris ( √ ), Benjolan ( - ) Tonsil ( - )
Program Diit RS : -
c. Abdomen
Inspeksi : Bentuk : simetris ( √ ), tidak simetris ( - ), kembung (
- ), asites ( - ),
Kuadran I :-
Kuadran II :-
Kuadran III :-
Kuadran IV :-
Konstipasi ( - )
Data Tambahan :
Dada
26
Paru-paru:
Inspeksi : RR 20 x/ menit
4. Aktivitas/Istirahat
Kebiasaan sebelum tidur (tidak ada):
Kebiasaan Tidur siang : 3 jam/hari
Skala Aktivitas:
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
27
Ambulasi/ROM √
0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan
alat, 4: tergantung total
Persendian:
Tonus/aktifitas
Ekstremitas
Amelia ( ), Sindaktili ( ), Polidaktili ( ) normal (√ )
Reflek Pat0logis :
Babinsky : (√ ), ( )
Kernig : (√ ), ( )
Brudzinsky : (√ ), ( )
Reflek Fisiologis
Biceps : (√ ), -( )
Triceps : ( √ ), ( )
Patella : (√ ), ( )
Jantung
Inspeksi : ictus cordis/denyut apeks ( ), normal( √ ) melebar ( )
Palpasi : kardiomegali ( ) normal (√ )
28
5. Persepsi/Kognitif
Kesan Umum
Tampak Sakit: ringan ( ),sedang(√ ), berat ( ), pucat ( ), sesak ( ),
kejang ( )
1. Kepala
a. Fontanel anterior Lunak ( ), Tegas( √ ), Datar ( ), Menonjol
( ), Cekung ( )
b. Rambut : warna hitam mudah dicabut ( ), ketombe ( √ ), kutu
( )
2. Mata
Mata : jernih ( √ ), mengalir, kemerahan ( ), sekret ( )
Visus : 6/6 ( √ ), 6/300 ( ), 6/ tak terhingga ( ),
Pupil : Isokor (√ ), anisokor ( ), miosis ( ), midriasis ( ),
reaksi terhadap cahaya : kanan Positif ( √ ), negatif ( ),kiri negatif ( )
positif ( √ ),
alat bantu : kacamata ( - ), Softlens ( - )
3. Bibir, Lidah
29
6. Persepsi Diri
Perasaan klien terhadap penyakit yang di deritanya : Klien mengatakan
ingin segera pulang
Persepsi klien terhadap dirinya : Klien yakin pasti bisa sembuh
Konsep diri : Klien menagatakan bahwa semua akan baik- baik saja dan
akan bisa melakukan aktivitas sehari-hari lagi
Tingkat kecemasan : Pasien tidak merasa cemas
Citra Diri/Bodi image : Klien menerima dengan baik dengan keadaannya
sekarang
Data tambahan: Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
7. Peran Hubungan
Budaya : Indonesia
Suku : Palembang
Agama yang di anut : Islam
Bahasa yang digunakan : Palembang dan bahasa indonesia
(aktif)
Masalah sosial yang penting : Tidak ada masalah
30
Laki-laki
Perempuan
9. Toleransi/Koping Stress
GCS : 15 composmentis
E: 4
V: 5
M:6
Data Tambahan : Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
31
11. Keselamatan/Perlindungan
Tingkat Kesadaran : Composmentis (√ ), Apatis ( - ), Somnolen ( - ),
Sopor ( -),Soporocoma ( - ) Coma ( - )
TTV : Suhu 36,6O C, Nadi 80 x/min, TD 120/ 80 mmHg, RR 20/min
Warna kulit :
Sianosis ( - ), Ikterus ( - ), eritematosus rash ( - ), discoid lupus ( - ),
oedema ( - ), Bula ( - ), Ganggren ( - ), nekrotik jaringan ( - ),
Hiperpigmentasi ( - ) Echimosis ( - ), Petekie ( - )
Turgor Kulit : Elastis ( √ ), tidak elastis ( - )
Data Tambahan :
Terdapat luka operasi pada payudara sebelah kanan, Balutan luka terlihat
sedikit kotor, luka post op tampak agak mengering.
Tanda –tanda infeksi :
Dolor : Ada nyeri, Kalor : Suhu 36,6O C, Tumor : Tidak ada
pembengkakan, Rubor : Tidak ada kemerahan abnormal, Funsio lasea :
Tidak ada perubahan fungdi hanya ada nyeri.
Masalah Keperawatan : Resiko Infeksi
12. Kenyamanan
P : Nyeri bertambah saat menggerakkan tubuh dan nyeri berkurang saat
tirah baring/istirahat.
Q : Seperti di iris-iris
R : Mamae dextra
S : Skala nyeri 4 (1-10)
T : Nyeri sering di rasakan
33
Terapi :
Tanggal terapi : 16 November 2021
ANALISA DATA
Masalah
Data/Problem Etiologi
Keperawatan
35
kemerahan abnormal
Funsio lasea : Tidak
ada perubahan fungdi Dapat terjadi infeksi
Resiko
Infeksi
37
1. Nyeri akut
2. Resiko infeksi
3. Kurang pengetahuan
1. Nyeri akut
2. Resiko infeksi
3. Kurang pengetahuan
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. H
Umur : 22 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
No Diagnosa Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawat
an
1. Nyeri akut NOC : kontrol nyeri NIC : Manajemen Nyeri
berhubunga Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Lakukan pengkajian nyeri 1.
n dengan selama 3 x 24 jam, diharapakan nyeri dapat komprehensif yang meliputi lokasi, yang sangat penting bertujuan
agen cedera berkurang atau teratasi karakteristik, onset/durasi, untuk menentukan keefektifan
fisik Indikator A T intervensi untuk mengendalikan
frekuensi, kualitas, intensitas atau
Nyeri yang 2 5 rasa nyeri dan memantau status
beratnya nyeri dan faktor pencetus
dilaporkan perdarahan karena nyeri yang
Panjangnya 3 5
konsisten atau meningkat, dapat
episode nyeri
Ekspresi nyeri 2 5 mengidentifikasikan perdarahan
wajah berlanjut.
Indikator : 2. Ajarkan penggunaan teknik non
2.
1. Berat farmakologis misalnya teknik
nyeri yag dirasakan pasien
relaksasi nafas dalam
39
2. Cukup berat
3. Sedang 3. Dukung istirahat atau tidur yang 3.
4. Ringan adekuat untuk membantu pasien sekaligus mengurangi
5. Tidak ada penurunan nyeri nyeri
2. Pengetahuan terbatas
3. Pengetahuan sedang
4. Pengetahuan banyak
5. Pengetahuan sangat banyak
Umur : 22 Tahun
P : Intervensi dilanjutkan
45
1. Monitor penyembuhan di
daerah sayatan
2. Bersihkan daerah sekitar
sayatan dengan pembersihan yang
tepat
3. Monitor sayatan untuk tanda
dan gejala infeksi
4. Arahkan pasien dan keluarga
cara merawat luka insisi termasuk
tanda dan gejala infeksi
A:
kebersihan diri dan kondisi luka
Indikator Awal Tuj Akhir
operasi dipertahankan tetap kering
uan
Peencegaha 2 5 3
n dan
pengendalia
n infeksi
Perilaku 3 5 4
untuk
mencegah
cedera yang
tidak
disengaja
P : Intervensi Dilanjutkan
BAB V
PEMBAHASAN
Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian
dan fungsi nomal, seingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat, serta tidak
terkendali. Sel-sel tersebut membelah diri lebih cepat dari sel normal dan berakumulasi,
yang kemudian membentuk benjolan atau massa Pasien biasanya datang dengan
benjolan/massa di payuidara, rasa sakit, keluar cairan dari puting susu, kulit sekung
(lesung), retraksi atau deviasi putting susu, nyeri tekan atau rabas khususnya
berdarah, dari putting. Kulit Peau d’ orange, kulit tebal dengan pori-pori yang
menonjol sama dengan kulit jeruk, dan atau ulserasi pada payudara keduanya
merupakan tanda lanjut dari penyakit. (Putra, 2015).
Berikut diagnosa yang didapatkan dari kasus yang kami bahas ialah yang
pertama nyeri berhubungan dengan agen cidera biologis , dimana intervensi yang
diberikan Nursing Interventions Classification (NIC) : manajemen nyeri, intervensi
yang dilakukan dengan cara lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, berikan
informasi mengenai nyeri, penyebab nyeri, dan lamanya nyeri yang dirasakan,
bantu keluarga dalam mencari dan menyediakan dukungan, ajarkan metode
farmakologi dan relaksasi untuk menurunkan nyeri, gunakan tindakan pengontrol
nyeri sebelum nyeri bertambah berat, dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk
membantu menurunkan nyeri, libatkan keluarga dalam modalitas penurun nyeri jika
memungkinkan. Dimana dengan dilakukannya asuhan keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan nyeri persalinan pasien dapat diatasi dengan indikator yang di ambil dari
Nursing Intervention Clafication (NOC ) Kontrol nyeri, indikatornya berupa
mengenali kapan nyeri terjadi, menggambarkan faktor penyebab, menggunakan
tindakan pencegahan, menggunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa analgesik.
Obat merupakan sebuah terapi yang primer tersusun atas subtansi zat kimia
yang digunakan dalam proses diagnosis, penyembuhan, atau perbaikan dan
pencegahan terhadap proses penyakit serta berpengaruh terhadap organ tubuh secara
biologis. Obat adalah sejenis terapi primer yang memiliki hubungan erat dengan
proses penyembuhan sebuah penyakit (Potter & Perry, 2009)
Pemberian obat pada pasien dengan post op ca mamae sama saja seperti
prosedur standar pemberian obat tidak ada hal signifikan antara SOP dan tindakan di
lapangan hanya saja jenis obat yang diberikan berbeda sesuai dengan kebutuhan dan
keluhan yang dialami pasien. Perawat sebagai petugas pelayanan kesehatan turut
serta dan mampu melaksanakan tahap merawat, proses penyembuhan , usaha
rehabilitasi dan pencegahan suatu penyakit dibawah pengawasan dokter atau kepala
ruangan. Pemberian obat selalu berdasarkan resep yang diorder oleh dokter dan
farmasi agar tidak terjadi kesalahan yang berakibat fatal ke pasien.
Tidak ada perbedaan pemberian obat sesuai SOP dan pemberian obat pada
saat tindakan langsung di lapangan karena perawat di tuntut untuk selalu handal
dalam pemberian obat. Pemberian obat pun melalui beberapa cara, ada yang melalui
50
oral, sublingual, injeksi, dll. Semua tindakan pemberian obat dilaksanakan sesuai
standar operasi (SOP) tidak ada yang berbeda dari SOP yang dipelajari sebelumnya.
BAB IV
PENUTUP
A.KESIMPULAN
B.Saran
1. Penulis
2. Institusi pendidikan
3. Masyarakat( keluarga,pasien )
42
perawat yang profesional, trampil dan bermutu dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasie
43
DAFTAR PUSTAKA
44