Disusun Oleh:
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya,
kami dapat menyelesaikan laporan kasus kelompok ini dengan judul “Asuhan
Keperawatan pasien Ny. H Dengan kasus CA Mamae Di Ruang Rawat
Inap Bedah Rumah Sakit Daerah Palembang BARI ”. Penulisan laporan
kasus ini dilakukan dalam rangka tugas Profesi Ners di Institut Ilmu Kesehatan
dan Teknologi Muhammadiyah Palembang.
1. Ibu dr. Makiani, SH., MM., MARS, Selaku Direktur RSUD Palembang Bari.
2. Bapak dr. Alfarobi, M.Kes, selaku Wakil Direktur Umum RSUD Palembang
Bari.
3. Bapak Muhammad Taswin, S.SI.,Apt.,MM.,M.Kes, selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Palembang.
4. Bapak Bembi Farizal, S.ST. Pi.,MM, selaku Ka Bag Diklat RSUD Palembang
Bari.
5. Ibu Hj. Masrianah, S.Kep.,Ners.,M.Kes, selaku Ka Bag Keperawatan RSUD
Palembang Bari.
6. Ibu Bety Maryanti, SKM.,M.Kes, selaku Ka Sub Bag Kerjasama & Pendidikan
RSUD Palembang Bari.
7. Bapak Heri Shatriadi CP,S.Pd.,M.Kes. Selaku Rektor Institut Kesehatan dan
Teknologi MuhammadiyahPalembang.
8. Ibu Maya Fadillah, S.Kep., Ns., M.Kes. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Institut Kesehatan dan Teknologi MuhammadiyahPalembang.
9. Bapak Yudi Abdul Majid, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua Program Studi
IlmuKeperawatan.
10. Ibu Apriyani, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Penanggung jawab Stase
Keperawatan Dasar Profesi pada Profesi Ners Institut Ilmu Kesehatan dan
Teknologi MuhammadiyahPalembang.
11. Ibu Diana Novita Sari S.Kep., Ns., selaku Kepala Ruangan Ruang Bedah
RSUD Palembang Bari.
Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari akademik maupun lahan praktik, sangat sulit untuk menyelesaikan
laporan kasus ini. Semoga laporan kasus ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu kedepannnya. Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
A. Konsep Intranatal..................................................................................................4
1. Definisi...........................................................................................................4
2. Etiologi...........................................................................................................4
3. Anatomi Fisiologi...........................................................................................5
4. Pathway..........................................................................................................7
5. Manifestasi Klinis...........................................................................................7
6. Pemeriksaan penunjang..................................................................................8
7. Penatalaksanaan..............................................................................................8
B. Konsep Ketuban Pecah Sebelum Waktunya (KPSW)..........................................10
1. Definisi...........................................................................................................10
2. Etiologi...........................................................................................................10
3. Patofisiologi....................................................................................................11
4. Tanda dan gejala.............................................................................................12
5. Komplikasi......................................................................................................12
6. Faktor-Faktor yang mempengaruhi KPSW....................................................14
7. Cara menentukan KPSW................................................................................24
8. Dampak KPSW...............................................................................................19
BAB III PROFIL RUMAH SAKIT DAERAH PALEMBANG BARI................21
A. Sejarah Rumah Sakit............................................................................................21
B. Visi, Misi, dan Moto............................................................................................22
C. Fasilitas Pelayanan...............................................................................................22
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN...................................................................25
A. Perioritas Diagnosa Keperaawatan.......................................................................46
B. Analisa Masalah Keperawatan.............................................................................46
C. Intervensi Keperawatan........................................................................................48
D. Implementasi dan Evaluasi...................................................................................50
BAB V PEMBAHASAN..........................................................................................57
BAB VI PENUTUP..................................................................................................61
A. Kesimpulan.........................................................................................................61
B. Saran....................................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................63
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang tidak normal, cepat, serta tidak terkendali. Sel-sel tersebut membelah
diri lebih cepat dari sel normal dan berakumulasi, yang kemudian membentuk
adalah bentuk kanker paling umum pada wanita. 2,1 juta wanita terkena
bahwa pada tahun 2040 jumlah kanker payudara yang di diagnosis akan
sebesar 42,1 per 100.000 penduduk penduduk dengan rata-rata kematian 13,9
menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013
menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Prevalensi kanker
Sumatera Barat 2,47 per 1000 penduduk dan Gorontalo 2,44 per 1000
oleh perubahan citra tubuh, konsep diri, dan hubungan sosial. Dampak
psikososial yang dialami penderita kanker payudara yaitu distres yang akan
yang baik maka akan memiliki keinginan kuat untuk sembuh dan dapat
menurun maka keinginan untuk sembuh juga menurun (Haryati & Sari,
2019).
3
Dengan perubahan kualitas hidup yang terjadi pada pasien, asuhan keperawatan
berfokus pada keseimbangan fisiologis dengan membantu pasien dalam keadaan sehat
maupun sakit sehingga dapat menigkatkan kualitas hidup pasien yang bertjuan
B.RUMUSAN MASALAH
Bedasarakan latar belakang laporan ini maka ruymusan laporan ini adalah asuhan
keperawatan asuhan keperawatan pasien ny. H dengan kasus ca mamae di ruang rawat
C.TUJUAN
evaluasi yang sesuai dengan dishcahrge planning sesuai dengan kebutuhan pada pasien
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. PENGERTIAN
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh
berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan
kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-
bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di
atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan
bawah kulit. (Erik T, 2005, hal: 39-40)
Ketika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh dan berkembang dengan tidak terkendali,
inilah yang disebut kanker payudara. Sel-sel tersebut dapat menyerang jaringan sekitar dan
menyebar ke seluruh tubuh. Kumpulan besar dari jaringan yang tidak terkontrol ini disebut
tumor atau benjolan. Akan tetapi, tidak semua tumor merupakan kanker karena sifatnya yang
tidak menyebar atau mengancam nyawa. Tumor ini disebut tumor jinak. Tumor yang dapat
menyebar ke seluruh tubuh atau menyerang jaringan sekitar disebut kanker atau tumor ganas.
Teorinya, setiap jenis jaringan pada payudara dapat membentuk kanker, biasanya timbul pada
saluran atau kelenjar susu (www.pitapink.com, situs resmi Yayasan Kanker Payudara Jakarta).
B. ETIOLOGI
Belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui, para peneliti telah
mengidentifikasi sekelompok faktor resiko. Riset lebih lanjut tentang faktor-faktor resiko akan
membantu dalam mengembangkan strategi yang efektif untuk mencegah kanker payudara.
Faktor-faktor resiko mencakup:
Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur
genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
5
C. PATOFISIOLOGI
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan cirri-ciri: proliferasi sel
yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan sekitarnya.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang tidak
terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya
dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi
perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu
sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di
antar sel-sel normal.
6
D. MANIFESTASI KLINIS
Pasien biasanya datang dengan benjolan/massa di payuidara, rasa sakit, keluar cairan dari
puting susu, kulit sekung (lesung), retraksi atau deviasi putting susu, nyeri tekan atau rabas
khususnya berdarah, dari putting. Kulit Peau d’ orange, kulit tebal dengan pori-pori yang menonjol
sama dengan kulit jeruk, dan atau ulserasi pada payudara keduanya merupakan tanda lanjut dari
penyakit.
Tanda dan gejala metastasis yang luas meliputi pembesaran kelenjar getah bening, nyeri
pada daerah bahu, pinggang, punggung bagian bawah, atau pelvis, batuk menetap, anoreksi atau
berat badan yang turun, gangguan pencernaan, pusing, penglihatan yang kabur dan sakit kepala.
Ca payudara dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudara tetapi mayoritas terjadi pada
kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan payudara terdapat. Ca payudara umumnya
terjadi pda payudara sebelah kiri. Umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan keras dengan batas
yang tidak teratur. Keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi pada
saat menstruasi biasanya berhubungan dengan penyakit payudara jinak. Metastasis ke kulit dapat
dimanifestasikan adanya Ca payudara pada tahap lanjut
E. KOMPLIKASI
Komplikasi potensial dari Ca payudara adalah limfederma. Hal ini terjadi jika saluran limfe
untuk menjamin aliran balik limfe ke sirkulasi umum tidak berfungsi dengan adekuat. Jika nodus
eksilaris dan sistem limfe diangkat, maka sistem kolateral dan aksilaris harus mengambil alih fungsi
mereka. Apabila mereka diinstruksikan dengan cermat dan didorong untuk meninggikan, memasase
dan melatih lengan yang sakit selama 3-4 bulan. Dengan melakukan hal ini akan membantu
mencegah perubahan bentuk tubuh dan mencegah kemungkinan terbukanya pembengkakan yang
menyulitkan.
Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju puting susu. Sekitar
90% kanker payudara merupakan karsinoma duktal.
3. Karsinoma lobuler
Karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, biasanya terjadi setelah menopause.
4. Karsinoma invasive
Karsinoma invasive adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan lainnya, biasanya
terinkalisir (terbatas pada payudara) maupun melastatik (menyebar kebagian tubuh lainnya).
5. Karsinoma meduler
Kanker ini berasal dari kelenjar susu.
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium meliputi:
a. Morfologi sel darah
b. Laju endap darah
c. Tes faal hati
d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma
1
0
e. Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar spontan dari
putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi
2. Mammagrafi
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi secara dini. Memperlihatkan
struktur internal mammae untuk mendeteksi kanker yang tidak teraba atau tumor yang terjadi
pada tahap awal. Mammografi pada masa menopause kurang bermanfaat karean gambaran
kanker diantara jaringan kelenjar kurang tampak.
3. Ultrasonografi
Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada mammae
ultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit dengan kista. kadang-kadang tampak
kista sebesar sampai 2 cm.
4. Thermography
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae atau mengidentifikasi
pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena peningkatan suplay darah dan penyesuaian
suhu kulit yang lebih tinggi.
5. Xerodiography
Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara pembuluh-pembuluh darah dan
jaringan yang padat. Menyatakan peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor.
6. Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas, dengan cara
pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap massa dan berguna klasifikasi
histogi, pentahapan dan seleksi terapi.
7. CT. Scan
Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain
8. Pemeriksaan hematologi
Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah dengan
sendimental dan sentrifugis darah.
1
1
J. PENATALAKSANAAN
1. Pencegahan
Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan di
payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya pemeriksaan
dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara agak membengkak
sehingga menyulitkan pemeriksaan. Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :
a. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara. Biasanya
kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang sama.
Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat
kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.
b. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.
c. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi.
d. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah bantal
di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah
ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau
pembengkakan pada ketiak kiri.
e. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba
dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor,
maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari
tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke
dokter. Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara
sempurna. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan
2. Pembedahan
a. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran)
Mulai dari lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas
dengan kulit yang terkena) sampai kuadranektomi (pengangkatan seperempat payudara),
pengangkatan atau pengambilan contoh jaringan dari kelenjar limfe aksila untuk penentuan
stadium; radiasi dosis tinggi mutlak perlu (5000-6000 rad).
b. Mastektomi total
Dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe dilateral otocpectoralis
minor.
1
2
BAB III
PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PALEMBANG BARI
B. Misi
D. Fasilitias Pelayanan
Janji layanan RSUD Palembang Bari
H. Pelayanan Penunjang
1. Farmasi/ Apotek 24jam
2. Instalasi Laboratoriuam Klinik
3. Instalasi Radiologi
4. Instalasi BedahSentral
5. Instalasi Gizi
6. Instalasi Pemeliharaan Sarana RumahSakit
7. Instalasi PemeliharaanLingkungan
8. Central Sterilized Suplay Departement(CSSD)
9. Instalasi Laundry
10. Intensive Care Unit (ICU)
11. Hemodialisa
12. Instalasi RehabilitasMedik
BAB IV PENGKAJIAN
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN DASAR PROFESI
IKEST MUHAMMADIYAH PALEMBANG
I. Identitas Klien
Inisial Klien : Ny. H No RM : 38-15-68
Usia : 22 tahun Tgl. Masuk : 15-November- 2021
Jenis : Perempuan Tgl. Pengkajian : 17-11-2021
Kelamin
Alamat : Jl.kemas Rindo Sumber informasi : Pasien dan Keluarga
NO 1531. RT 28
RW07
No telepon : _ Keluarga terdekat : Suami
Status : Menikah Alamat & No telp : Jl. kemas Rindo NO
1531. RT 28 RW07
Agama : Islam Diagnosa Medis : Ca Mamae
Suku : Sumatra
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT
Lama bekerja : -
B. Riwayat Keluarga
1. Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang sakit / ada penyakit yang sama
diderita dengan pasien
2. Catatan Penanganan Kasus (Dimulai saat pasien di rawat di ruang rawat sampai
pengambilan kasus kelolaan)
1. Peningkatan Kesehatan
Pengetahuan tentang penyakit/perawatan:
Px dan keluarga tidak mengetahui penyakit apa yg sedang dideritanya
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperwatan
2. Nutrisi
a. Mulut
Trismus ( - ), Halitosis ( - )
b. Leher
Kaku Kuduk ( - ) Simetris( √ ), Benjolan ( - ) Tonsil ( - )
Program Diit RS : -
c. Abdomen
Inspeksi : Bentuk: simetris( √ ), tidak simetris( - ), kembung( - ), asites ( - ),
Kuadran I :-
Kuadran II :-
Kuadran III :-
Kuadran IV :-
Konstipasi ( - )
Data Tambahan :
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
d. BAK: BAK sehari 500 ml setiap hari
e. Warna: kuning
f. Konsistensi: mencukupi dari kebutuhan
g. Frekuensi: 3 x/ hari
h. Urine Output : cc
i. Penggunaan Kateter: -
j. Vesika Urinaria: Membesar ( ) Nyeri tekan ( )
k. Gangguan; Anuaria ( ), Oliguria ( ), Retensi Uria ( ), nokturia ( ),
Inkontinensia Urin ( ), Poliuria ( ), Dysuria ( )
Dada
Paru-paru:
Inspeksi: RR 20 x/ min,
3. Aktivitas/Istirahat
Kebiasaan sebelum tidur (tidak ada):
Kebiasaan Tidur siang:......................................jam/hari
Skala Aktivitas:
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
Persendian:
Kekuatan Otot : 5
Kelainan Otot:tidak ada
Tonus/aktifitas
Aktif ( ) Tenang ( √ ) Letargi ( ) Kejang ( )
Menagis keras ( ) lemah ( ) melengking ( ), Sulit menangis ( )
Ekstremitas
Amelia ( ), Sindaktili ( ), Polidaktili( ) normal (√ )
Reflek Pat0logis :
Babinsky : + ( ), - (√ )
Kernig : + ( ), - ( √ )
Brudzinsky : + ( ), - ( √ )
Reflek Fisiologis
Biceps : + (√ ), - ( )
Triceps : + ( √ ), - ( )
Patella : + (√ ), - ( )
Jantung
Inspeksi: ictus cordis/denyut apeks( ), normal( √ ) melebar( )
Palpasi: kardiomegali( ) normal (√ )
Perkusi: redup( ), pekak( ) normal (√ )
Auskultasi: HR 85 x/mnt. Aritmia( ),Disritmia( ) , Murmur ( )
Mandi:2x/hari
DATA TAMBAHAN :
1. Kepala
a. Fontanel anterior Lunak( ), Tegas( √ ), Datar( ),
Menonjol( ), Cekung( )
b. Rambut: warna...............mudah dicabut ( ), ketombe( √ ), kutu( )
2. Mata
Mata: jernih( √ ), mengalir, kemerahan( ), sekret( )
Visus: 6/6( √ ), 6/300( ), 6/ tak terhingga( ),
Pupil: Isokor(√ ), anisokor( ), miosis( ), midriasis( ),
reaksi terhadap cahaya: kanan Positif( √ ), negatif( ),kiri negatif( ) positif( √
),
alat bantu: kacamata ( ), Softlens( )
3. Bibir, Lidah
a. Bibir : normal ( √ ) sumbing ( )
b. Sumbing langit-langit/palatum ( )
c. Lidah: bersih (√ ), kotor/ putih ( ), jamur ( )
5. Persepsi Diri
Perasaan klien terhadap penyakit yang di deritanya : Klien merasa takut dgn
penyakit yang di deritanya
Persepsi klien terhadap dirinya : Klien yakin pasti bisa kesembuhannya
Konsep diri : Klien menagatakan bahwa semua akan baik-
baik saja dan akan bisa melakukan aktivitas
sehari-hari lagi
Tingkat kecemasan : Pasien mengatakan sangat cemas akan
penyakitnya
Citra Diri/Bodi image : Klien mengatakan merasa tidak ada yang aneh
pada dirinya dan menerima penyakit
yang dialami
Data tambahan: tidak ada
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
6. Peran Hubungan
Budaya : Indonesia
Suku : palembang
Agama yang di anut : Islam
Bahasa yang digunakan : Palembang dan bahasa indonesia (aktif)
Masalah sosial yang penting :-
Hubungan dengan orang tua : baik
Hubungan dengan saudara kandung : baik
Hubungan dengan lingkungan sekitar : baik
Laki-laki
8. Toleransi/Koping Stress
GCS : 15 composmentis
E: 4
V: 5
M:6
9. Prinsip Hidup
Budaya :
Budaya yang diikuti pasien dengan aktifitasnya
Masalah terkait budaya
Spritual / Religius :
Aktifitas ibadah dan kegiatan keagamaan yang biasa
dilakukan sehari-hari
Aktifitas ibadah dan kegiatan keagamaan yang
sekarang tidak dapat dilaksanakan
pasien merasa sangat gelis alkibat ibadah yang tertingal
akibat sakit
pasien akan mengganti sholat yang tertinggal akibat
sakit setelah sehat
pasien yakin sakit yang diderita adalah sakit yang
diturunkan tuhan untuknya
Psikologis :
pasien merasa cemas akibat sakit dan akan dioprasi
cara pasien mengatasi cemas ialah dengan cara berdoa
kepada tuhan
Pasien berencana setalah pulang dan sehat akan
melakukan kegiatan yang manfaat dan menjalani hidup
lebih sehat
Pasien yakin renacana akan terlaksanaakan seteleh sehat
setelah datang ke rs pasien baru mengetahui tentang
penyakit yang dialami
Sosial :
Pasien aktif dalam bermasyarakat dilingkungan sekitar
pasien tidak ada masalah social
Data Tambahan : tidak ada
10. Keselamatan/Perlindungan
Tingkat Kesadaran : Composmentis (√ ), Apatis ( - ), Somnolen ( - ), Sopor (
-),Soporocoma ( - ) Coma ( - )
TTV : Suhu 36,6O C, Nadi 80 x/min, TD 120 / 80 mmHg, RR 20/min
Warna kulit :
Echimosis ( - ), Petekie ( - )
11. Kenyamanan
Problem : Cedera fisiologis
Quality : Seperti terbakar
Regio : Mamae dextra
Scala : Skala nyeri 4 dengan (NRS)
Time : Nyeri dirasakan saat beraktifitas dengan rentan waktu < 24 jam
Terapi :
JENIS
PEMERIKS
HASIL RUJUKAN SATUAN
AAN
HEMATOL
OGI
Hemoglobin 12-14
(Hb) NILAI
KRITIS :
Umum <8,
12,0* g/dl
Or>16
Anak anak
<10 - >16
Eritrosit
4,62 4,0-5,0 Jutal/uL
(Rbc)
Leukosit 5-10
(Wbc) 6,3 Nilai kritis: Ribu/ ul
<1,0 - >50,0
Hematokrit 37* 35-47 %
Trombosit 150-400
NILAI
KRITIS :
Umum :
270* <100.000 -- Ribu/mm3
>800.000
Anak anak :
<100.000--
>400.00
MVC 89,6 85-95 Pg
MCH
30 28-32 g/dl
Hitung Jenis-
jenis leukosit
Basofil 0 0,1 %
Eosinofil 1 1-3 %
Limfosit 32 20-40 %
Monosit 8 2-8 %
Batang
1 2-6 %
Segment 50- 70
%
58
Hemostasis
Masa 1-6
pendarahan Nilai kritis :
3 Menit
( BT) 15 menit
10-15
Masa
Nilai kritis
pembekuan 10 Menit
30 menit
(CT)
Kimia klinik
Glukosa <180 nilai
darah kritis :
sewaktu Umum : <45
- >400
84 Mg/dl
<1 bulan :
<65 - > 200
Neonatus :
<44
ANALISA DATA
Masalah
Data/Problem Etiologi
Keperawatan
1. Nyeri akut
1. Nyeri akut
Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian
dan fungsi nomal, seingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat, serta tidak
terkendali. Sel-sel tersebut membelah diri lebih cepat dari sel normal dan berakumulasi, yang
kemudian membentuk benjolan atau massa Pasien biasanya datang dengan
benjolan/massa di payuidara, rasa sakit, keluar cairan dari puting susu, kulit sekung
(lesung), retraksi atau deviasi putting susu, nyeri tekan atau rabas khususnya berdarah,
dari putting. Kulit Peau d’ orange, kulit tebal dengan pori-pori yang menonjol sama
dengan kulit jeruk, dan atau ulserasi pada payudara keduanya merupakan tanda lanjut
dari penyakit. (Putra, 2015).
Berikut diagnosa yang didapatkan dari kasus yang kami bahas ialah yang
pertama nyeri berhubungan dengan agen cidera biologis , dimana intervensi yang
diberikan Nursing Interventions Classification (NIC) : manajemen nyeri, intervensi
yang dilakukan dengan cara lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif,
berikan informasi mengenai nyeri, penyebab nyeri, dan lamanya nyeri yang
dirasakan, bantu keluarga dalam mencari dan menyediakan dukungan, ajarkan
metode farmakologi dan relaksasi untuk menurunkan nyeri, gunakan tindakan
pengontrol nyeri sebelum nyeri bertambah berat, dukung istirahat/tidur yang
adekuat untuk membantu menurunkan nyeri, libatkan keluarga dalam modalitas
penurun nyeri jika memungkinkan. Dimana dengan dilakukannya asuhan
keperawatan selama 1x24 jam diharapkan nyeri persalinan pasien dapat diatasi
dengan indikator yang di ambil dari Nursing Intervention Clafication (NOC)
21
: Kontrol nyeri, indikatornya berupa mengenali kapan nyeri terjadi, menggambarkan
faktor penyebab, menggunakan tindakan pencegahan, menggunakan tindakan
pengurangan nyeri tanpa analgesik.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B.Saran
1. Penulis
2. Institusi pendidikan
3. Masyarakat ( keluarga,pasien )
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC