Oleh
Kelompok8
UNIVERSITAS JEMBER
2017
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PLASENTA AKRETA
Oleh
Kelompok8
UNIVERSITAS JEMBER
2017
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan
plasentaakreta.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu memahami definisi plasenta akreta.
2. Mahasiswa mampu memahami penyebab plasentaakreta.
3. Mahasiswa mampu memahami tanda dan gejala plasentaakreta.
4. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan pada klien dengan
plasentaakreta.
5. Mahasiswa mambu menjelaskan dan memahami asuhan
keperawatan pada contoh kasus padaklien dengan plasentaakreta.
BAB 2. TELAAH LITERATUR
2.1.3 Penatalaksanaan
Terapi plasenta akreta parsialis masih dapat dilepaskan secara
manual, tetapi plasenta akreta kompleta tidak boleh dilepaskan secara
manual karena usaha ini dapat menimbulkan perforasi dinding rahim.
Terapi terbaik dalam ini adalah histerektomi. Histerektomi adalah
bedah pengangkatan rahim (uterus) yang sangat umum dilakukan, ada
beberapa tingkat histerektomi yaitu:
a. Histerektomi total: pengangkatan rahim dan serviks tanpa ovarium
dan tuba falopi
b. Histerektomi subtotal: pengangkatan rahim saja, serviks, ovarium,
dan tuba falopi tetap dibiarkan.
c. Histerektomi total dan salpingo oporektomi bilateral: pengangkatan
rahim,serviks, ovarium dan tuba falopi.
2.2.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny. A No. RM : 31037
2. Riwayat Kesehatan
a. Diagnosa Medik
plasenta akreta
b. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri pada bagian perut dan terjadi pendarahan
vagina pada trimester ketiga.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Plasenta gagal lepas, saat dikaji klien tampak lemah, membran
mukosa kering, turgor kulit menurun, pucat, tegang otot,
berkeringat dingin, wajah tampak meringis menahan sakit,
mengeluh nyeri pada bagian perut dengan skala 8.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien tidak memiliki riwayat penyakit keturunan atau penyakit
kronik seperti diabetus militus, jantung, paru-paru, TB dan
penyakit lainnya.
3. Pemeriksaan fisik:
a. Tanda-tanda vita
Tekanan darah : 90/70 mmHg
Nadi : 70 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 38 oC
Pendarahan : 510 cc
Turgor kulit : >2 detik
b. Kepala
Kepala simetris, tidak ada benjolan, rambut hitam, kulit kepala
bersih dari ketombe, persebaran rambut jarang dan tipis, mata
penglihatan normal, konjungtiva anemis dan ikterik, daun telinga
kanan dan kiri simetris, pendenagaran normal, lubang teling
bersih, tidak ada nyeri tekan, lubang kedua hidung sama besar,
bentuk hidung normal dan kecil, tidak ada nyeri tekan, bibir
terlihat kering, gigi utuh dan lengkap.
c. Leher
Leher normal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada
pembengkakan pada trakea.
d. Dada
Dada tampak simetris, tidak ada bantuan otot pernafasan, dan
tidak terdengar bunyi nafas tambahan saat di auskultasi.
e. Abdomen
Perut buncit, terlihat etrio pada area perut, rahim keras dan
fundus uterus naik.
f. Genetalia
Hiperpregmentasi pada vagina, vagina berdarah, terdapat bekas
luka pada paha sebelah kanan, dan terdapat varises pada kedua
paha.
g. Kuku dan kulit
Kuku normal, kuku terlihat panjang dan kotor, turgor kulit
menurun, penyebaran warna kulit tidak merata.
4. Analisa data
No Data Masalah
5. kolaborasikan
pemberian
analgetik untuk
mengurangi nyeri
3. Ansietas Setelah perawatan 1. Gunakan
yang 1X24 jam pasien pendekatan yang
berhubung menunjukkan perasaan menyenangkan
an dengan yang nyaman dan tidak 2. Jelaskan semua
ancaman khawatir dengan prosdur dan apa
situasi kriteria hasil: yang dirasakan
1. Mengungkapaka selama prosedur
n dan 3. Pahami
menunjukkan prespektif pasien
teknik untuk terhadap situasi
mengontrol stres
cemas 4. Dorong keluarga
2. Vital sign dalam untuk menemani
batas normal pasien
3. Postur, tubuh,
ekspresi wajah,5.
bahasa tubuh
dan tingkat
aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasa
4. Distres Setelah perawatan 1. Gunakan
spiritual 2X24 jam pasien komunikasi
berhubung menunjukkan raut terapeutik
an dengan wajah yang ceria untuk
kesepian dengan kriteria hasil: membangun
dan nyeri 1. Mampu kepercayaa
mengontrol n dari
kecemasa kepedulian
2. Mampu empatik
mengontrol 2. Mamfaatka
tingkat depresi n alat untuk
dan level stres memonitor
3. Mampu dan
memprose mengevalus
informasi i
4. Penerimaan kesejahteraa
atau kesepian n rohani
menghadapi 3. Perlakukan
kematian individu
5. Kesehatan dengan
spiritual bermartabat
menunjukkan dan horat
harapan aerti 4. Dorong
hidup partisipasi
dalam
interaksi
dengan
anggota
keluarga,
teman,dll
5. Bagi
keyakinan
sendiri
sendiri
tentang arti
dan tujuan
5. Defisiensi Setelah perawatan 1. Berikan
pengetahu 2X24 jam pasien penilaian tentang
an menunjukkan tingkat
berhubung mengetahui informasi pengetahuan
an dengan kognitif yang berkaitan pasien tentang
kurang dengan topik tertentu, proses penyakit
informasi dengan kriteria hasi: yang spesifik
dan 1. Pasien dan 2. Gambarkna
sumber keluarga tanda dan gejala
pengetahu memahami yang bisa muncul
an tentang pada penyakit,
penyakit, dengan tepat.
kondisi dan 3. Identifikasi
program kemungkinan
pengobatan penyebab, dengan
2. Pasien dapat cara yang tepat
melaksanakan 4. Sediakan
prosedur yang informasi pada
dijelaskan pasien tentang
secara benar kondisi, dengan
3. Mampu tepat.
menjelaskan
kembali apa
yang dijelaskan
oleh perawat
2.2.4 Implementasi
No Hari/ Diagnosa Implementasi Paraf
Tanggal
1. Nyeri akut 1. Mempertahankan
berhubungan catatan intake dan
dengan dengan output yang akurat.
trauma dan 2. Memonitor status
distensi hidrasi
jaringan yang 3. Memonitor vital sign
ditandai 4. Memonitor masukan
dengan pasien makanan cairan dan
mengeluh hitung intake kalori
nyeri pada harian
bagian perut
2. Nyeri akut 1. Mempertahankan
berhubungan catatan intake dan
output yang akurat.
dengan trauma
2. Memonitor status
dan distensi hidrasi
jaringan 3. Memonitor vital sign
4. Memonitor masukan
makanan cairan dan
hitung intake kalori
harian
3. Ansietas yang 1. Menggunakan
berhubungan pendekatan yang
dengan menyenangkan
ancaman 2. Menjelaskan semua
situasi prosdur dan apa
yang dirasakan
selama prosedur
3. Mepahami
prespektif pasien
terhadap situasi stres
4. Mendorong keluarga
untuk menemani
pasien
4. Ansietas yang 1. menggunakan
berhubungan komunikasi
dengan terapeutik untuk
ancaman membangun
situasi kepercayaan dari
kepedulian empatik
2. Memamfaatkan alat
untuk memonitor
dan mengevalusi
kesejahteraan rohani
3. Memperlakukan
individu dengan
bermartabat dan
horat
4. Mendorong
partisipasi dalam
interaksi dengan
anggota keluarga,
teman,dll
5. Membagi keyakinan
sendiri sendiri
tentang arti dan
tujuan
5. Distres 1. Memberikan
spiritual penilaian tentang
berhubungan tingkat pengetahuan
dengan pasien tentang
kesepian dan proses penyakit yang
nyeri spesifik
2. Menggambarkna
tanda dan gejala yang bisa
muncul pada penyakit,
dengan tepat.
3. Mengidentifikasi
kemungkinan penyebab,
dengan cara yang tepat
Sediakan informasi pada
pasien tentang kondisi,
dengan tepat.
2.2.5 Evaluasi
No Diagnosa Evaluasi Paraf
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
1. Fatemeh Rahimi-SharbafP 1 P M.D., Ashraf JamalP 1 P M.D., Elaheh
MesdaghiniaP 1 PM.D., Masoumeh Abedzadeh- KalahroudiP 2 P M.Sc.,
Shirin NiroomaneshP 1 P M.D., Fatemeh AtoofP 3 P M.Sc.
2014.
Ultrasound detection of placenta accreta in the first trimester of pregnancy.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4111891/pdf/ijrm-12-
421.pdf
2. AE Selman
2015.
Caesarean hysterectomy for placenta praevia/accreta using an approach via
the pouch of Douglas
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5064651/pdf/BJO-123-
815.pdf
3. Kathryn E. Fitzpatrick1 , Susan Sellers2 , Patsy Spark1 , Jennifer J.
Kurinczuk1 , Peter Brocklehurst3 , Marian Knight1 *
2012
Incidence and Risk Factors for Placenta Accreta/Increta/ Percreta in the
UK: A National Case-Control Study
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3531337/pdf/pone.00528
93.pdf
4. KE Fitzpatrick,a S Sellers,b P Spark,a JJ Kurinczuk,a P Brocklehurst,c M
Knighta
2013
The management and outcomes of placenta accreta, increta, and percreta
in the UK: a population-based descriptive study
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3906842/pdf/bjo0121-
0062.pdf