Anda di halaman 1dari 2

Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate/MMR)

Kasus Kematian Ibu yang disebabkan karena komplikasi kehamilan dan kelahiran anak di
Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan data SDKI, angka kematian ibu mengalami
tren penurunan dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2007 yakni 390 per 100,000
kelahiran hidup pada tahun 1994, kemudian turun menjadi 228 per 100,000 kelahiran
hidup pada tahun 2007. Jumlah tersebut pada tahun 2012 mengalami peningkatan
menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Bayi (Infant MortaIity Rate/IMR)
Kematian bayi menggambarkan peluang untuk meninggal antara kelahiran dan sebelum
mencapai umur tepat satu tahun. Angka kematian Bayi dapat dibagi menjadi dua bagian
yakni kematian neonatum dan post-neonatum. Kematian Neonatum menggambarkan
peluang untuk meninggal dalam bulan pertama setelah lahir, sedangkan kematian post-
neonatum menggambarkan peluang untuk setelah bulan pertama tetapi sebelum umur
tepat satu tahun. Kematian bayi berusia di bawah satu tahun menurun dari 67,8 per 1000
kelahiran hidup pada tahun 1991 menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2012.
Berdasarkan data provinsi kasus kematian bayi tertinggi terdapat di Papua Barat (74 per
1000 kelahiran hidup) dan terendah di provinsi Kalimatan Timur (21 per 1000 kelahiran
hidup).
Menurut SUSENAS 2001 penyebab utama kematian bayi umur <1 tahun adalah
kematian perinatal (36 persen), diikuti oleh pnemonia (28 persen), diare (9
persen), penyakit saluran cerna (4 persen), tetanus (3 persen) dan penyakit syaraf
(3 persen). Penyebab kematian utama pada periode neonatal (bayi umur <28 hari)
adalah prematuritas disertai berat lahir rendah (29,2 persen), asfiksia lahir (27
persen), tetanus neonatorum (9,5 persen), masalah pemberian makan (9,5 persen),
kelainan kongenital (7,3 persen), gangguan hematologi/ikterus (5,6 persen),
pnemonia (2,8 persen), dan sepsis (2,2 persen)
Angka Kematian Anak (1-4 Tahun)
Kematian anak menggambarkan peluang untuk meninggal antara umur satu tahun dan
sebelum tepat lima tahun. Gambar 2.21 menunjukan bahwa kematian anak usia 1-4 tahun
telah turun sejak tahun 1991, dari 31,7 per 1000 kelahiran anak usia 1-4 tahun menjadi 9
per 1000 kelahiran anak usia 1-4 tahun pada tahun 2012. Provinsi dengan angka kematian
anak usia 1-4 tahun tertinggi adalah Papua (64 per 1000 anak usia 1-4 tahun) dan
terendah adalah Jambi (3 per 1000 anak usia 1-4 tahun).
Angka Kematian Balita (Under Five Mortality Rate/U5MR)
Kematian balita menggambarkan peluang untuk meninggal antara kelahiran dan sebelum
umur tepat lima tahun. Pada tahun 1991, kasus kematian balita adalah sebanyak 97,4 per
1000 anak usia dibawah 5 tahun. Angka tersebut terus menurun mencapai 40 per 1000
anak usia dibawah 5 tahun pada tahun 2012. Provinsi dengan angka kematian balita
tertinggi adalah Papua (115 per 1000 anak usia dibawah 5 tahun) dan terendah adalah
Riau (28 per 1000 anak usia dibawah 5 tahun).
Angka Kematian Anak Usia Sekolah dan Remaja
Menurut SUSENAS 2001. Penyebab kematian utama anak umur 5-14 tahun
adalah tifus, diare dan pnemonia, dan untuk anak umur >15 tahun (remaja) adalah
kecelakaan, tuberkulosis, dan komplikasi maternal.
Angka Kematian Anak
Perkotaan 13 8 10
Pedesaan 26 19 21
Kota + Desa 22 15 17

Anda mungkin juga menyukai