BAB 1. PENDAHULUAN
Klien biasanya mengalami mual dan muntah yang parah serta pembesaran
rahim yang tidak sesuai dengan usia kehamilan. Gejala lain yang bisa menyertai
gejala-gejala hipertitoidisme (seperti intoleransi panas, gugup, penurunan BB
yang tidak dapat dijelaskan, tangan gemetar dan berkeringat, kulit lembab) dan
gejala-gejala pre-eklampsi (seperti pembengkakan pada kaki dan tungkai,
peningkatan tekanan darah, proteinuria).
Terkait dengan ini, kita sebagai calon perawat dituntut mampu untuk
memberikan asuhan keperawatan secara optimal pada klien Mola hidatidosa yang
kebanyakan terjadipadawanita dewasaini. Banyak sekali wanita dewasa yang
kurang mengetahui kondisi kesehatannya sehingga terlambat dirujuk ke pelayanan
kesehatan. Ada juga yang hanya membiarkan dirinya yang sakit dengan tidak
merujuknya kemana-mana. Berbagai penyakit pada wanita dewasa dapat
menimbulkan beberapa gejala dan tanda yang dapat berakibat fatal jika tidak
segera mendapat penanganan dari tim kesehatan.
Jika mola hidatidosa tidak segera tertangani dengan baik, mola hidatidosa
dapat menyebabkan komplikasi yang dapat berakibat lebih buruk bagi kesehatan
penderita. Jika asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat mulai dari
pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi sampai evaluasi dilaksanakan
dengan tepat dan baik. Maka klien Mola hidatidosa dapat mempertahankan
kondisi kesehatannya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan
Mola hidatidosa (hamil anggur).
1.2.2 Tujuan Khusus
A. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi Mola hidatidosa.
B. Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab Mola hidatidosa.
C. Mahasiswa mampu menjelaskan tanda dan gejala Mola hidatidosa.
D. Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaanMola hidatidosa.
E. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan pada klien dengan
Mola hidatidosa.
3
Lima belas sampai dua puluh persen penderita mola hidatidosa dapat
berubah menjadi ganas dan dikenal sebagai tumor trofoblas gestasional
(Sastrawinata, Sulaiman. 2004). Pendarahan merupakan gejala utama pada
kehamilan mola hidatidosa dan biasanya karena keluhan pendarahan ini juga ibu
hamil datang memeriksakan dirinya ke rumah sakit. Gejala pendarahan ini
biasanya terjadi antara bulan pertama sampai ke tujuh dengan rata-rata usia
kehamilan 12-14 minggu (Saifuddin, 2010 dalam Marfuaturohmah, T., et al,
2015). Usia ibu >35 tahun akan meningkatkan risiko terjadinya kehamilan mola
hidatidosa, hal ini menunjukkan bahwa usia ibu berpengaruh terhadap kejadian
kehamilan mola hidatidosa.
4
2.5 Penatalaksanaan
Terapi Mola Hidatidosa terdiri dari 4 tahap yaitu (Nurarif, A.H, & Kusuma, H,
2015):
1. Perbaikan keadaan umum
2. Pengeluaran jaringan mola: Kuretase dan histerektomi
3. Terapi trofilaksis
Pemberian kemoterapi repofilaksis pada pasien pasca evaluasi mola hidatisoda
masih menjadi kontroversi.
4. Pemeriksaan tindak lanjut.
6
BAB 3. PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Kasus
3.2.1Pengkajian
1. Identitas Pasien
Alamat : Patrang
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
7
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Nampak simetris, rambut nampak bersih, konjungtifa anemis,sklera
normal, tidak nampak edema, lensa normal, hidung nampak normal, dan
telinga simetris.
b. Leher
Leher normal, tidak terlihat adanya kaku kudu, tidak ada pembesaran
tiroid, dan tidak ada nyeri telan.
c. Dada
Dada tampak simetris, tidak ada bantuan otot pernafasan, dan tidak
terdengar bunyi nafas tambahan saat di auskultasi.
d. Abdomen
Tidak ada linea alba, terdapat striae sedikit pada perut, dan saat
diauskultasi terdengar suara wishing usus, saat di palpasi tidak ada
pembesaran hepar, saat diperkusi terdengar timpani.
e. Genetalia
8
ketidaknyamanan mengetahui
tingkat
3. Menggunakan kenyamanan
teknik komunikasi pasien.
terapeutik untuk
mengetahui 3. Untuk
pengalaman nyeri mengalihkan
pasien. perhatian pasien
dari rasa nyeri.
4. Mengontrol
lingkungan yang 4. Untuk
dapat mengurangi
mempengaruhi tingkat
nyeri seperti suhu kecemasan.
ruangan,
pencahayaan dan 5. Untuk
kebisingan. mengurangi rasa
nyeri
5.
Mengkolaborasikan
pemberian
analgetik untuk
mengurangi nyeri
3.2.6Evaluasi Keperawatan
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
a. Untuk Klien
Diharapkan klien dengan kehamilan Mola Hidatidosa mendapatkan
perawatan dan penanganan yang komprehensif, serta melakukan follow up
pasca mola selama 12 bulan sesuai jadwal, supaya dapat mendeteksi sedini
mungkin bila terjadi keganasan sampai pasien benar-benar dikatakan sembuh
atau sehat.
b. Untuk Sarana Kesehatan
Diharapkan sarana kesehatan untuk memberikan penanganan yang lebih
baik lagi, untuk meminimalkan kejadian kematian ibu akibat perdarahan
khususnya yang diakibatkan kehamilan Molahidatidosa dan kejadian
keganasan akibat Mola Hidatidosa.