Y DENGAN DISPEPSIA
DI RUANGAN IGD RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH
PROVINSI MALUKU
Disusun Oleh :
NIM : P. 1911144
Mengetahui Mengetahui
Mengetahui
Haryanti Fajar,s.Kep,Ns.,M.Kes
NIDN. 1225079001
ii
KATA PENGATAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga mulai dari kegiatan praktek keperawatan medical
bedah ( KMB) sampai dengan penyusunan laporan semuanya dapat berjalan
dengan baik dan tepat waktu tanpa adanya hambatan.
Namun tidak terlepas dari hal itu, sebagai mahasiswa praktik kami di
tuntut pula untuk melaporkan segala bentuk kegiatan dilapangan secara baik
dan benar. Oleh karena itu, laporan individu ini disusun sebagai bukti dalam
mempertanggung jawabkan kegiatan KMB dilapangan maupun untuk
memenuhi tugas perkuliahan.
iii
1. Swastika Santila Rudani Ake, selaku Ketua Yayasan Bangun
Persada Ambon yang telah mensuport mahasiswa dalam tugas
dan tanggung jawab.
2. Dewi Arwini Bugis, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Stikes
Pasapua Ambon yang selalu memberikan arahan dan motivasi
bagi penulis.
3. Harianti Fajar, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Ketua Program Studi
Ilmu Keperawatan Stikes Pasapua Ambon yang telah membimbing
penulis beserta rekan-rekan mahasiswa di lahan rumah sakit.
4. Sakina Makatita S.Kep., Ns., M.Epid selaku pembimbing
penyusunan Laporan Keperawatn Medikal Bedah yang senantiasa
meluangkan waktu,tenaga dan pikiran dalam memberikan
bimbingan dan mengarahkan penulis dalam menyusun Laporan
Individu ini.
5. Seluruh staf, kepala ruangan, pembimbing askep RSKD provinsi
malaku yang telah membimbing penulis dalam penyusunan
laporan keperawatan medical bedah.
6. Seluruh staf Dosen Stikes Pasapua Ambon yang telah banyak
memberikan nasehat dan bimbingan selama penulis mengikuti
pendidikan di Stikes Pasapua Ambon
Akhirnya saya mengharapkan semoga Praktik Kerja Lapangan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin
Penulis
iv
DAFTAR ISI
A. LATAR BELAKANG.........................................................................1
B. TUJUAN............................................................................................2
1. TUJUAN UMUM..........................................................................2
2. TUJUAN KHUSUS......................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS......................................................................3
A. KONSEP TEORITIS MEDIS.............................................................3
1. DEFENISI....................................................................................3
2. ETIOLOGI....................................................................................3
3. KLASIFIKASI...............................................................................4
4. MANIFESTASI KLINIS................................................................6
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG...................................................6
6. PENATALAKSANAAN...............................................................7
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN...............................................8
1. PENGKAJIAN..............................................................................8
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN....................................................8
3. INTERVENSI KEPERAWATAN .................................................9
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN..........................................10
5. EVALUASI KEPERAWATAN...................................................12
BAB III PENGKAJIAN KEPERAWATAN................................................13
v
1. IDENTITAS PASIEN.......................................................................13
2. DATA MEDIK..................................................................................13
3. KEADAAN UMUM..........................................................................14
4. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN.............................................15
5. ANALISA DATA..............................................................................24
6. DIAGNOSA KEPERAWATAN........................................................24
7. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN........................................24
8. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI................................................28
BAB IV PENUTUP.....................................................................................30
A. KESIMPILAN .................................................................................30
B. SARAN............................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut profil data kesehatan Indonesia tahun 2011 yang
diterbitkan DepKes RI pada tahun 2012, dispepsia termasuk dalam 10
besar penyakit rawat inap di Rumah Sakit tahun 2010. Pada urutan ke-
5 dengan angka kejadian kasussebesar 9594 kasus pada pria dan
15122 kasus pada wanita. Sedangkan untuk 10 besar penyakit rawat
jalan di Rumah Sakit tahun 2010, dispepsia berada pada urutan ke-6
dengan angka kejadian kasus sebesar 34981 kasus pada pria dan
53618 kasus pada wanita. Jumlah kasus baru sebesar 88599 kasus.
(DepKes RI, 2012) Dispepsia merupakan salah satu gangguan yang
diderita oleh hampir seperempat populasi umum dinegara industri dan
merupakan salah satu alasan orang melakukan konsultasi ke dokter.
Dispepsia berasal daribahasa yunani yaitu duis bad (buruk) dan
peptin (pencernaan). Dispepsia merupakan istilah yang digunkan
untuk suatu sindrom atau kumpulan gejala / keluhan yang terdiri dari
rasa nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati, kembung, mual, muntah,
sendawa, rasa cepat kenyang, perut terasa cepat penuh / begah.
Secara garis besar, penyebab sindrom dispepsia ini dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu kelompok penyakit organik seperti (tukak peptik,
gastritis, batu kandung empedu dan lain-lain ) dan kelompok dimana
sarana penunjang diagnostik yang konvensional atau baku (radiologi,
endoskopi, laboratorium) tidak dapat memperlihatkan adanya
gannguan patologis struktural atau biokimiawi, disebut gangguan
fungsional.
Dispepsia fungsional dibagi menjadi 2 kelompok, yakni
postprandial distress syndrome dan epigastric pain syndrome.Pasien
1
2
LANDASAN TEORITIS
3
4
3. Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak
jelas, zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi
kejiwaan stres, pemasukan makanan menjadi kurang sehingga
lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan
erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding
lambung, kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan
produksi HCL yang akan merangsang terjadinya kondisi asam
pada lambung, sehingga rangsangan di medulla oblongata
membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik
makanan maupun cairan.
5
Dyspepsia
Respon mukosa
lambung
Perangsangan saraf
simpatis NV ( NERVUS
VAGUS)
Eksfiliasi
( pengelupasan
Vasodilitasi mukosa
gaster
Ansietas
Peningkatan
HCK kontak
produkdi HCL DI
dengan mukosa
LAMBUNG
Ketidak gaster Perubahan pada
seimbangan kesehatan
nutrisi
kurang dari Mual
kebutuhan Nyeri Deficit pengetahuan
Muntah
5. Penatalaksanaan Medik
a. Penatalaksanaan non farmakologis
1) Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam
lambung
2) Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang
peda, obat-obatan yang berlebihan, nikotin rokok, dan stress
3) Atur pola makan
b. Penatalaksanaan farmakologis yaitu:
Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang
memuaskan terutama dalam mengantisipasi kekambuhan. Hal
ini dapat dimengerti karena pross patofisiologinya pun masih
belum jelas. Dilaporkanbahwa sampai 70 % kasus DF reponsif
terhadap placebo.Obat-obatan yang diberikan meliputi antacid
(menetralkan asam lambung) golongan antikolinergik
(menghambat pengeluaran asam lambung) dan prokinetik
(mencegah terjadinya muntah).
.
7
6. Test Diagnostik
Berbagai macam penyakit dapat menimbulkan keluhan yang
sama, seperti halnya pada sindrom dispepsia, oleh karena
dispepsia hanya merupakan kumpulan gejala dan penyakit
disaluran pencernaan, maka perlu dipastikan penyakitnya. Untuk
memastikan penyakitnya, maka perlu dilakukan beberapa
pemeriksaan, selain pengamatan jasmani, juga perlu diperiksa :
laboratorium, radiologis, endoskopi, USG, dan lain-lain
a. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak
ditekankan untuk menyingkirkan penyebab organik lainnya
seperti: pankreatitis kronik, diabets mellitus, dan lainnya. Pada
dispepsia fungsional biasanya hasil laboratorium dalam batas
normal.
b. Radiologis
Pemeriksaan radiologis banyak menunjang dignosis suatu
penyakit di saluran makan. Setidak-tidaknya perlu dilakukan
pemeriksaan radiologis terhadap saluran makan bagian atas,
dan sebaiknya menggunakan kontras ganda.
c. Endoskopi (Esofago-Gastro-Duodenoskopi)
Sesuai dengan definisi bahwa pada dispepsia fungsional,
gambaran endoskopinya normal atau sangat tidak spesifik.
d. USG (ultrasonografi)
Merupakan diagnostik yang tidak invasif, akhir-akhir ini makin
faatkan untuk membantu menentukan diagnostik dari suatu
penyakit, apalagi alat ini tidak menimbulkan efek samping,
dapat digunakan setiap saat dan pada kondisi klien yang berat
pun dapat dimanfaatkan
e. Waktu Pengosongan Lambung
8
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Ruangan : IGD
Tgl. Pengkajian : 08 MEI 2023
Kamar : R. TINDAKAN
WaktuPengkajian : 10.00 WIB
Auto Anamnese :
I. IDENTITAS
A. KLIEN
Nama : NY . Y
Tempat / tanggal lahir ( umur ) : 37 Tahun
Jenis kelamin : perempuan
Status perkawinan : kawin
Jumlah anak : 1
Agama/ suku :Kristen protestan
Warga negara :Indonesia
Bahasa : Indonesia
Pendidikan :s1
Pekerjaan : Pns
Alamat :Lata
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. J
Alamat : Latta
Hubungan dengan klien : Suami
13
14
C. PENGUKURAN
1. Lingkar Lengan Atas :-
2. Lingkar Kulit Tricep :-
3. Tinggi Badan :155cm
4. Berat Badan :60 kg
5.
D. GENOGRAM
15
Keterangan
: laki-laki
: perempuan
: gasir keturunan
: pasien
Kebersihan Kulit
Kulit pasien bersih
Hygiene Rongga Mulut : gigi pasien bersih,
mukosa bulut bersi tidak ada caries pada gigi
Kebersihan Genetalia
Pasien mengatakan pasien selalu rutin
membersikan daerah genetalinya pagi dan sore.
Kebersihan Anus
Keluarga pasien membersikan anus pasien 2x
sehari dan ketika BAB dan BAK
c. Pemeriksaan diagnostic
- Laboratorium :
d. Terapi :
- Ranitidin 2x1 mg(iv)
- Tab Omeprazole 1/12 jam
- Sirup Sucralfat 1 sdm/ 8 jam
- Tab Donperidone 1/8 jam
19
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
amati
Faktor Agen yang
berhubungan
Agen cedera ( mis.,
biologis, zat kimia,fisik,
psikologis )
29
mengatasi nyeri
d. Memberikan posisi semifowler
H : pasien baring dengan posisi
semifowler 90’
e. Mengkolaburasi dengan tim medis
lainnya dalam pemberian terapi
H : Memberikan injeksi ketorolac/ 8 jam
dan injeksi ranitidine 1 ampil iv yang
telah diresepkan oleh dokter.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dispepsia atau sakit maag adalah sekumpulan gejala yang terdiri dari
nyeri rasa tidak nyaman di epigastrum, mual, muntah, kembung, rasa
penuh atau cepat kenyang dan sering bersendawa. Boiasanya
berhubungan dengan pola makan yang tidak teratur, makan makanan
yang pedas, asam, minuman bersoda, kopi, obat-obatan tertentu, atau pun
kondisi emosional tertentu misalnya stress.Dengan pola makan yang
teratur dan memilih makanan yang seimbang dengan kebutuhan dan
jadwal makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkomsumsi makanan
yang berkadar tinggi, cabai, alcohol dan pantang merokok. Bila harus
makan obat karna sesuatu penyakit, misalnya sakit kepala maka miumum
obat secara wajar dan tidak menggangu fungsi lambung.
B. Saran
1. Bagi Institusi
Sebagai tempat pembelajaran atau sekolah yang bergerak dibidang
kesehatan, hendaknya dapat memberi pendidikan yang lebih baik lagi
kepada mahasiswa dalam paraktik pelayanan kesehatan dan
menyediakan buku-buku penunjang sebagai acuan dalam melakukan
asuhan keperawatan maupun kebidanan.
2. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik,
mempertahankan serta meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
yang ada dengan baik dan tepat.
30
3. Bagi Pasien
Dalam proses asuhan keperawatan, sangat diperlukan kerjasama
keluarga dan pasien itu sendiri guna memperoleh data yang bermutu
untuk menentukan tindaka sehingga dapt memperoleh hasil yang
diharapkan
31
DAFTAR PUSTAKA
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN DIAGNOSA MEDIS
& NANDA NIC-NOC EDISI Revisi jilid2.
32