KTI
Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Ujian Akhir Program
Pada Studi DIII Keperawatan Magelang
Oleh :
Rachmawati
NIM.P.17420513063
KTI
Oleh :
Rachmawati
NIM. P.17420513063
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Nama : Rachmawati
NIM : P. 17420513063
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Laporan Kasus yang saya tulis ini adalah
alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau
kasus ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas
Rachmawati
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
waktunya.
berbagai pihak, baik moril maupun materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Kasus ini dengan baik. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati,
sebesar-besarnya kepada :
Kemenkes Semarang.
3. Hermani Triredjeki, S.Kep, Ns, M.Kes. selaku Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Magelang.
Kasus.
v
6. Wiwin Renny R, S.ST, S.Pd, M.Kes. dan Sri Adiyati, S.Pd, S.Kep.selaku
penulis dapatkan.
Farkhatul F. Selaku orang tua dan kakak-kakak yang selalu memberikan doa
9. Restu, Nia, Sari, Dian, Aeny sahabatku yang telah memberikan dukungan dan
10. Ade Lia Saputro yang telah memberikan semangat, dukungan, serta doa
selama ini.
11. Teman – teman di kelas Nakula yang telah sama-sama berjuang dalam
Semoga bantuan yang diberikan kepada penulis dapat diterima Allah SWT
sebagai amal sholeh. Penulis berharap laporan kasus ini bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
Rachmawati
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
7. Pathway .............................................................................. 14
8. Patofisiologi ....................................................................... 15
9. Penatalaksanaan ................................................................ 16
vii
B. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Post Operasi Kista
Ovarium
2. Diagnosa Keperawatan....................................................... 22
B. Pengkajian ................................................................................ 35
D. Perencanaan .............................................................................. 43
E. Pelaksanaan .............................................................................. 44
F. Evaluasi .................................................................................... 48
A. Pembahasan .............................................................................. 52
B. Simpulan ................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling
umum memiliki ukuran kurang dari 6 cm dan jenis kista ovarium bisa
bervariasi, ada yang berisi cairan jernih yang biasanya disebut kista
fungsional, berisi darah seperti kista merah (rubrum), berisi jaringan ikat
yang padat seperti fibroma. Di antara kista ovarium ini ada yang bersifat
1
2
Puskesmas tahun 2010, kasus penyakit tumor terdapat 7.345 kasus terdiri
pembedahan. Jika ukuran kista kurang dari 5 cm dan tampak terisi cairan
atau fisiologis pada pasien muda dan sehat, kontrasepsi oral dapat
2001).
perawatan diri dan masalah lain yang akan mengganggu kebutuhan klien.
agar klien merasa nyaman dan kebersihan tubuh terjaga. Tindakan yang
keperawatan pada klien post operasi kista ovarium dapat dilakukan secara
Magelang”.
B. TujuanPenulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Magelang.
4
Magelang.
Magelang.
Magelang.
C. Manfaat
berikut:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
b. Bagi Pasien
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2005).
(Prawirohardjo, 2009).
6
7
harus dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada ukuran dan
sifatnya.
1) Kista Folikel
mengecil spontan.
berwarna kuning.
4) Kista Dermoid
ovarium.
d. Menstruasi dini, yang terjadi di usia 11 tahun atau lebih muda lagi
10
pada perut bawah, rasa sebah pada perut dan timbul benjol pada
perut.(Lewellyn, 2002)
gejala ini:
f. Siklus menstruasi tidak teratur, bisa juga jumlah darah yang keluar
banyak.
11
antara lain:
belum berbahaya kecuali bila di jumpai pada ibu yang telah mati
b. Putaran tangkai
didalamnya.
e. Perubahan keganasan
13
y an Patofisiologi
a. Pathway
Degenerasi ovarium Disfungsi ovarium
b. \
Cistoma ovari
c.
Laparatomi Kistektomi
Hambatan
mobilitas fisik
d. Patofisiologi
Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat
Wilson, 2006).
16
7. Penatalaksanaan
berikut:
biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat
operasi.
1. Pengkajian Keperawatan
a. Anamnesa
1) Keluhan utama
17
Keluhan utama yang timbul pada tiap jenis operasi adalah rasa
2) Riwayat reproduksi
3) Pemeriksaan fisik
a) Tingkat kesadaran
respiratory rate)
18
c) Status sirkulasi
waktu 30 menit.
d) Status respiratori
lambat, dan batuk lemah. Kaji patensi jalan napas, laju, dan
general.
e) Status urinari
urin.
f) Status gastrointestinal
(Mansjoer, 2007)
b. Pengkajian Fokus
perubahan pola istirahat, dan jam tidur pada malam hari, adanya
2) Sirkulasi
3) Integritas ego
bersalah, depresi.
4) Eliminasi
5) Neorosensori
Gejala : pusing
8) Keamanan
9) Seksualitas
2. Diagnosa Keperawatan
a. Definisi
enam bulan.
b. Batasan karakteristik
e) Laporan isyarat
f) Diaforesis
berulang)
h) Mengekspresikan
perilaku(misal:gelisah,merengek,menangis)
23
fokus meringis)
o) Dilatasi pupil
q) Gangguan tidur
c. NOC
1. Tingkat nyeri
2. Mengontrol nyeri
3. Tingkat kenyamanan
Kriteria hasil :
nyeri,mencari bantuan)
manajemen nyeri.
24
tanda nyeri)
a. Definisi
b. Batasan karakteristik
sakit)
6) Gerakan bergetar
halus
kasar
c. NOC
2) Tingkat mobilitas
3) Transfer kinerja
Kriteria Hasil
(walker)
a. Definisi
b. Batasan karakteristik
a) Gangguan peritalsis
intravena,prosedur invasif)
c) Perubahan sekresi Ph
f) Merokok
c. NOC
1) Status imun
3) Pengawasan risiko
Kriteria hasil :
infeksi
27
pasca partum.
a. Definisi
b. Batasan Karakteristik
c. NOC :
1) Keseimbangan cairan
2) Hidrasi
Kriteria hasil :
NOC :
informasi
tertentu
Batasan karakteristik :
diajarkan
3. Perencanaan
NIC
Manajemen nyeri
presipitasi)
5) Tingkatkan istirahat
tidak berhasil.
NIC
sesuai kemampuan
kebutuhan ADLs
jika diperlukan
NIC
Intervensi Keperawatan:
meninggalkan pasien
pasca pembedahan.
NIC
Manajemen cairan
informasi
NIC :
tepat
32
yang tepat
1. Evaluasi
operasi kista ovarium diharapkan tujuan dan kriteria hasil yang telah
a. Nyeri akut
b. Risiko infeksi
adekuat.
secara mandiri.
e. Kurang pengetahuan
berikut:
kemerahan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
proses keperawatan selama tiga hari yaitu 11 Januari 2016 sampai 13 Januari 2016
di ruang Edelweis RST. Dr. Soedjono Magelang. Klien masuk rumah sakit pada
tanggal 10 Januari 2016 pukul 16.16 WIB dan pengkajian dilakukan pada tanggal
11 Januari 2016 pukul 09.00 WIB. Klien dirawat dengan diagnosa medis post
berdasarkan interaksi secara langsung dengan klien dan keluarga, observasi dan
A. Biodata Klien
Penanggung jawab adalah adik klien yaitu Ny. N yang berumur 45 tahun,
B. Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat kesehatan
35
36
Ny. E sejak bulan Mei 2015 sampai bulan Agustus 2015 tidak
melitus.
b. Pengkajian fokus
lemas, istirahat malam mulai pukul 22.00 dan bangun pada pukul
miring kanan dan kiri. ADL klien dibantu oleh keluarga dan
84x/menit, suhu 37,6ºC dan capilary refill time kembali < 2 detik.
merah.
medis lainya.
pada luka bekas operasi. Penyebab nyeri yaitu nyeri luka post
37,6ºC.
39
jika tidak mempunyai anak, dan status klien saat ini janda.
telur.
2. Pemeriksaan Fisik
15 dengan E4, M6, V5. Tekanan darah klien 120/90 mmHG, nadi
kondisinya bersih, tidak ada polip dan tidak ada secret.Telinga kanan
dan kiri klien simetris, tidak ada serumen dan bersih.Mulut klien
pemeriksaan leher tidak ada nyeri tekan dan tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid.
Pergerakan dada kanan dan kiri simetris, tidak ada lesi, vocal
terpasang drain, bising usus 8x/menit, tidak ada pembesaran hepar dan
terdapat nyeri tekan pada daerah luka operasi. Perkusi abdomen klien
3. Pemeriksaan Diagnostik
lain:
4. Terapi Obat
alnamine 1ampul, dan profenid suppositoria (2x sehari pada jam 09.00
ketorolac 1 ampul (2x sehari pada jam 09.00 dan jam 21.00).
C. Perumusan Masalah
subjektif yaitu klien mengatakan nyeri pada luka post operasi dan
terasa saat bergerak. Penyebab nyeri yaitu nyeri luka post operasi.
kuadran kanan bawah dengan skala 6, nyeri hilang timbul dan sering
menahan nyeri dan terlihat berhati-hati saat bergerak miring kanan dan
subjektif dan data objektif diatas yaitu nyeri akut berhubungan dengan
D. Perencanaan
serta minta pasien untuk menilai skala nyeri dari 0-10, atur posisi
analgetik.
tinggi infeksi dapat teratasi dengan kriteria hasil: terbebas dari tanda
tanda dan gejala infeksi seperti kemerahan, nyeri, panas, tumor, dan
yang didapatkan.
materi, bina hubungan saling percaya dengan pasien dan kaji gaya
program terapi.
E. Pelaksanaan
menilai skala nyeri dari 0-10. Skala nyeri klien 6, dang mengatakan
profenid.
tanda dan gejala infeksi seperti kemerahan, panas, nyeri, tumor dan
serta pukul 09.15 melihat keadaan balutan luka post operasi. Pukul
tanda dan gejala infeksi seperti kemerahan, panas, nyeri, tumor dan
tanda dan gejala infeksi seperti kemerahan, panas, nyeri, tumor dan
informasi
F. Evaluasi
2016 pukul 14.00, data subjektif penyebab nyeri adalah nyeri luka
nyeri hilang timbul dan sering muncul saat bergerak, klien nyaman
intervensi.
skala nyeri 3, nyeri hilang timbul, saat istirahat nyeri masih hilang
lakukan intervensi.
luka klien baik, terdapat nyeri tekan, balutan luka sudah diganti
informasi
yaitu dalam suasana tenang klien dapat belajar, dan klien tidak
51
intervensi.
yaitu dalam suasana tenang klien dapat belajar, dan klien tidak
intervensi.
52
BAB IV
A. Pembahasan
evaluasi terkait dengan kasus yang ada. Pada bab ini penulis juga akan
1. Pengkajian
52
53
komplikasi perdarahan.
08.00 WIB. Klien mulai dikaji jam 10.00 WIB, saat dikaji klien
tindakan operasi.
masih lemas, istirahat malam mulai pukul 22.00 dan bangun pada
miring kanan dan kiri. ADL klien dibantu oleh keluarga dan
refill time kembali < 2 detik. Klien terpasang drain dan produksi
jam.
nyeri pada luka bekas operasi. Penyebab nyeri yaitu nyeri luka post
37,6ºC.
2. Diagnosa keperawatan
diagnosa yang tidak muncul pada klien, dari teori yang telah
darah.
klien yaitu masih miring kanan dan kiri, keluhan yang dirasakkan
(Carpenito, 2013).
3. Intervensi
antara lain:
58
dengan pasien dan kaji gaya belajar pasien, ulangi informasi bila
4. Implementasi
kebutuhan.
5. Evaluasi
diganti.
B. Simpulan
telah penulis lakukan pada Ny. E di ruang Edelweis RST dr. Soedjono
Januari 2016 telah dilakukan tindakan operasi, keluar dari ruang operasi
diagnosa yang muncul yaitu nyeri, risiko infeksi dan kurang pengetahuan.
Sedangkan pada teori terdapat lima diagnosa, yang tidak muncul yaitu
kista ovarium pada Ny. E di Rumah Sakit Tentara dr. Soedjono Magelang
Selain itu waktu yang dimiliki penulis untuk mengelola klien terbatas
perawatan yang baik dan layak sesuai dengan keluhan yang klien rasakan
waktu itu.
DAFTAR PUSTAKA
EGC
Hipokrates.
Lewellyn, Derek, dkk. 2002. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi Ke-6.
Jakarta : Hipokrates.
Pustakaraya
Sarwono Prawirohardjo
Yatim, Faizal. (2005). Penyakit Kandungan Myoma, Kanker Rahim atau Leher
7. Sumber
Mansjoer, Arif.(2005). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid
Pertama. Jakarta: Media Aesculapius.
SOP Keperawatan.2006. Standar Operasional Prosedur. Yogyakarta:
Asosiasi Institusi Pendidikan DIII.
8. Evaluasi
a. Prosedur Evaluasi : Post test
b. Jenis test : Pertanyaan lisan
c. Butir soal :
1) Menyebutkan pengertian nutrisi
2) Menyebutan tujuan pemenuhn nutrisi
3) Menyebutkan syarat diet pos operasi
4) Menyebutkan tahapan diet pasca bedah
5) Menyebutkan jenis makanan yang harus diperhatikan untuk
penyembuhan luka
6) Menyebutkan tips perawatan pasca operasi
d. Lampiran:
1) Materi
2) Media
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Nurisi adalah makanan yang mengandung cukup nilai gizi dan
tenaga untuk perkembangan, dan dan pemeliharaan kesehatan secara
optimal.
Diet pasca operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien
setelah menjalani pembedahan.Pengaturan makanan sesudah pembedahan
tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit penderita.
Nutrisi bisa diberikan setlah pasien sadar dan rasa mual hilang
serta setelah diperiksa ada tanda-tanda usus mulai bekerja.
B. Tujuan diet pasien pasca operasi
Tujuan diet pasca operasi yaitu:
1. Untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal
untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya
tahan tubuh pasien, dengan cara berikut:
a. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
b. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
c. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
d. Mencegah dan menghentikan perdarahan
2. Mempercepat proses penyembuhan luka operasi
3. Meningkatkan daya tahan tubuh pasien
C. Syarat diet post operasi
1. Tinggi kalori tinggi proten (TKTP)
2. Tidak menyebabkan luka pada gatal
3. Cukup vitamin
4. Mudah dicerna
5. Makanan yang harus dihindari yaitu makanan yang terlalu manis dan
yang menimbulkan gas
D. Tahapan diet pasca bedah
1. Diet Pasca-Bedah I (DPB I)
Diet ini diberikan kepada semua pasien pascabedah:
a. Pasca-bedah kecil: setelah sadar dan rasa mual hilang
b. Pasca-bedah besar: setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada
tanda-tanda usus mulai bekerja
c. Cara Memberikan Makanan
d. Selama 6 jam sesudah operasi, makanan yang diberikan berupa air
putih, teh manis, atau cairan lain seperti pada makanan cair jernih.
Makanan ini diberikan dalam waktu sesingkat mungkin, karena
kurang dalam semua zat gizi. Selain itu diberikan makanan
parenteral sesuai kebutuhan.
2. Diet Pasca-Bedah II (DPB II)
a. Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pasca bedah besar
saluran cerna atau sebagai perpindahan dari Diet Pasca Bedah I.
b. Cara Memberikan Makanan:
Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih,
sirup, sari buah, sup, susu, dan puding rata-rata 8-10 kali sehari
selama pasien tidak tidur. Jumlah cairan yang diberikan tergantung
keadaan dan kondisi pasien.Selain itu dapat diberikan makanan
parenteral bila diperlukan.DPB II diberikan untuk waktu sesingkat
mungkin karena zat gizinya kurang.Makanan yang tidak bleh
diberikan pada diet pasca-bedah II adalah air jeruk dan minuman
yang mengandung karbondioksida.
Kista ovarium adalah g. Hipotiroid atau ketidakseimbangan juga jumlah darah yang keluar
cairan di dalam jaringan ovarium. Tanda gejala kista ovarium Akibat kista ovarium
6. Gangguan siklus haid tidak teratur Komplikasi yang dapat terjadi pada
kista ovarium diantaranya:
7. Nyeri perut di bagian bawah/
b. Perdarahan ke dalam kista
panggul
c. Putaran tangkai
hipotalamusdan ovarium.
15. Sumber
Mansjoer, Arif.(2005). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid
Pertama. Jakarta: Media Aesculapius.
SOP Keperawatan.2006. Standar Operasional Prosedur. Yogyakarta:
Asosiasi Institusi Pendidikan DIII.
16. Evaluasi
e. Prosedur Evaluasi : Post test
f. Jenis test : Pertanyaan lisan
g. Butir soal :
7) Menyebutkan pengertian nutrisi
8) Menyebutan tujuan pemenuhn nutrisi
9) Menyebutkan syarat diet pos operasi
10) Menyebutkan tahapan diet pasca bedah
11) Menyebutkan jenis makanan yang harus diperhatikan untuk
penyembuhan luka
12) Menyebutkan tips perawatan pasca operasi
h. Lampiran:
3) Materi
4) Media
MATERI PENYULUHAN
H. Pengertian
Nurisi adalah makanan yang mengandung cukup nilai gizi dan
tenaga untuk perkembangan, dan dan pemeliharaan kesehatan secara
optimal.
Diet pasca operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien
setelah menjalani pembedahan.Pengaturan makanan sesudah pembedahan
tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit penderita.
Nutrisi bisa diberikan setlah pasien sadar dan rasa mual hilang
serta setelah diperiksa ada tanda-tanda usus mulai bekerja.
I. Tujuan diet pasien pasca operasi
Tujuan diet pasca operasi yaitu:
4. Untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal
untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya
tahan tubuh pasien, dengan cara berikut:
e. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
f. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
g. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
h. Mencegah dan menghentikan perdarahan
5. Mempercepat proses penyembuhan luka operasi
6. Meningkatkan daya tahan tubuh pasien
J. Syarat diet post operasi
11. Tinggi kalori tinggi proten (TKTP)
12. Tidak menyebabkan luka pada gatal
13. Cukup vitamin
14. Mudah dicerna
15. Makanan yang harus dihindari yaitu makanan yang terlalu manis dan
yang menimbulkan gas
K. Tahapan diet pasca bedah
5. Diet Pasca-Bedah I (DPB I)
Diet ini diberikan kepada semua pasien pascabedah:
e. Pasca-bedah kecil: setelah sadar dan rasa mual hilang
f. Pasca-bedah besar: setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada
tanda-tanda usus mulai bekerja
g. Cara Memberikan Makanan
h. Selama 6 jam sesudah operasi, makanan yang diberikan berupa air
putih, teh manis, atau cairan lain seperti pada makanan cair jernih.
Makanan ini diberikan dalam waktu sesingkat mungkin, karena
kurang dalam semua zat gizi. Selain itu diberikan makanan
parenteral sesuai kebutuhan.
6. Diet Pasca-Bedah II (DPB II)
c. Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pasca bedah besar
saluran cerna atau sebagai perpindahan dari Diet Pasca Bedah I.
d. Cara Memberikan Makanan:
Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih,
sirup, sari buah, sup, susu, dan puding rata-rata 8-10 kali sehari
selama pasien tidak tidur. Jumlah cairan yang diberikan tergantung
keadaan dan kondisi pasien.Selain itu dapat diberikan makanan
parenteral bila diperlukan.DPB II diberikan untuk waktu sesingkat
mungkin karena zat gizinya kurang.Makanan yang tidak bleh
diberikan pada diet pasca-bedah II adalah air jeruk dan minuman
yang mengandung karbondioksida.
A. TUJUAN PEMBERIAN
NUTRISI: MAKANAN YANG HARUS
Mengupayakan agar status DIHINDARI:
gizi pasien segera kembali Yaitu makanan yang terlalu manis:
normal dodol, cake tart, gula (mengurangi
nafsu makan)makanan yang
Mempercepat proses
menimbulkan gas: nangka durian,
penyembuhan luka operasi jengkol, pete (membuat kembung).
Meningkatkan daya tahan
tubuh pasien
TIPS PERAWATAN POST
OPERASI NUTRISI
1. Makan makanan bergizi
2. Konsumsi makanan (lauk-pauk) POST OPERASI
berprotein tinggi, seperti:
daging, ayam, ikan, telor dan
sejenisnya.
3. Minum sedikitnya 8-10 gelas
per hari. Dan cukup istirahat.
4. Mobilisasi bertahap hingga Hidup sehat dengan makan
dapat beraktifitas seperti biasa. makanan yang sehat dan olah raga
5. Mandi seperti biasa, yakni 2 teratur
kali dalam sehari Mencegah lebih baik dari pada
mengobati
6. Kontrol secara teratur untuk
Rencana tindak lanjut bisa
evaluasi luka operasi dan menghubungi puskesmas maupun
pemeriksaan kondisi tubuh rumah sakit.
7. Minum obat sesuai anjuran Disusun Oleh:
Sumber: Rachmawati
dokter.
1. Mansyur Arif. 2000. Kapita
Selekta Kedokteran Edisi. POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
Jakarta: EGC DIII KEPERAWATAN MAGELANG
2. SOP Keperawatan. 2006.
Standar Operasional
Prosedur. Yogyakarta:
Asosiasi Institusi
Pendidikan DIII.
LAMPIRAN 6
LAMPIRAN 7
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Magelang,........Maret 2016
RACHMAWATI
P17420513063