Disusun Oleh :
ELLA HERVIANY 2013750016
Bismillahirrahmaanirrahim
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan dalam Pemenuhan
Kebutuhan Dasar pada An.S dengan Morbili di Paviliun Badar Rumah Sakit Islam
Cempaka Putih Jakarta Pusat”.
Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dalam penulisan karya ilmiah ini
penulis menemukan banyak kesulitan dan hambatan, tetapi berkat bantuan dan
pengarahan dari berbagai pihak, akhirnya karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Dengan selesainya Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini,
terutama kepada:
1. Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah memberikan segalanya kepada penulis.
2. Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan uswah kepada umatnya.
3. Ns.Idriani, M.Kep., Sp.Mat selaku Ka.Prodi Diploma III Keperawatan FIK UMJ.
4. Ns.Titin Sutini, M.Kep., Sp.Kep.An selaku pembimbing dalam penyusunan karya
tulis ilmiah.
5. Ns.Nurhayati, M.Kep., Sp.Kep.Kom selaku wali akademik angkatan XXXI.
6. Ns.Endah W, S.Kep selaku pembimbing klinik penulis dalam penyusunan karya tulis
ilmiah.
7. Kepala ruangan dan staff perawat terutama Ibu Rahma, Amd.Kep di Paviliun Badar
Rumah Sakit Islam Jakarta, beserta An.S dan keluarga selaku sumber data.
8. Seluruh staff pendidikan dan tata usaha DIII Keperawatan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
9. Orang tua tercinta Ibu Elpi Yuliawati dan Bapak Suroto yang tidak pernah lelah
memberikan semangat yang luar biasa kepada penulis.
10. Rekan-rekan angkatan XXXI terutama Niswah, Ardini, Reiza, Susi, Putri, Dina, Dwi
Nuraini dan Lala.
11. Musthofa Mursyid yang tidak pernah bosan memberikan penulis semangat dan
dukungan serta membantu proses pembuatan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi tenaga keperawatan pada umumnya dan bagi penulis
khususnya, sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan menambah ilmu pengetahuan di
bidang keperawatan.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan.............................................................................. 4
1. Tujuan Umum............................................................................ 4
2. Tujuan Khusus........................................................................... 4
C. Ruang Lingkup................................................................................. 5
D. Metode Penulisan............................................................................. 5
E. Sistematika Penulisan...................................................................... 6
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian keperawatan................................................................... 78
B. Diagnosa keperawatan..................................................................... 79
C. Perencanaan keperawatan................................................................ 81
D. Implementasi keperawatan............................................................... 83
E. Evaluasi keperawatan....................................................................... 84
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 86
B. Saran................................................................................................. 88
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN:
1. DAFTAR RIWAYAT HIDUP
2. DATA DASAR
BAB I PENDAHULUAN
Sedangkan data yang diperoleh dari buku register Rumah Sakit Islam Cempaka
Putih Jakarta Pusat, selama 2 bulan terakhir dari periode April – Mei 2016
didapatkan klien anak yang dirawat dengan kasus morbili berjumlah 14 klien
anak. Jumlah kasus morbili berdasarkan usia adalah 0-1 tahun 4 anak (28,58%),
usia 1-3 tahun 6 anak (42,86%), usia 4-6 tahun 2 anak (14,28) dan usia 7-12
tahun 2 anak (14,28%).
Berdasarkan data di atas angka kejadian morbili banyak dialami oleh anak usia 1-
3 tahun, karena pada usia tersebut kekebalan tubuh anak masih belum
berkembang dengan baik sehingga virus morbili dengan mudah dapat tertular
dari anak satu ke anak yang lainnya yang sebelumnya menderita penyakit
morbili. Angka kejadian morbili dapat diturunkan dengan pemberian imunisasi
campak yang diberikan pada usia 9 bulan, namun akibat rendahnya pemberian
imunisasi pada usia tersebut dapat meningkatkan angka kejadian morbili pada
anak usia 0-12 bulan. Hal ini dimungkinkan karena pemberian imunisasi yang
rendah, karena pada periode tersebut merupakan periode dimana anak
mendapatkan imunisasi campak dan angka kejadian menurun sesuai
bertambahnya usia.
Dengan pemberian satu dosis vaksin campak, insiden campak dapat diturunkan
lebih dari 90%. Namun karena campak merupakan penyakit yang sangat
menular, masih dapat terjadi wabah pada anak usia todler dan usia sekolah,
meskipun 85-90% anak sudah mempunyai imunitas karena kondisi tersebut juga
ditunjang dengan adanya gizi buruk dan penurunan daya tahan tubuh yang dapat
menyebabkan anak terkena morbili. Sebenarnya untuk anak terkena morbili tidak
perlu dirawat, namun hal ini diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi,
seperti radang paru (pneumonia), diare, radang telinga dan radang otak, terutama
pada anak bergizi buruk. Masalah keperawatan yang sering terjadi pada anak
dengan morbili adalah kurungnya volume cairan, perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, gangguan integritas kulit dan tidak efektifnya bersihan jalan
nafas. Jika masalah tersebut tidak ditangani secara cepat dan tepat, maka akan
menimbulkan masalah yang lebih berat pada anak bahkan akan menimbulkan
kematian akibat komplikasi yang diderita anak tersebut.
Adapun upaya promotif yang dapat dilakukan oleh perawat dengan cara
meningkatkan daya tahan tubuh dan memberikan pendidikan kesehatan kepada
orang tua, keluarga dan anak tentang PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
Upaya preventifnya, dapat dilakukan dengan cara memberikan informasi kepada
keluarga pentingnya imunisasi campak pada usia 9 bulan sebagai imunitas di
dalam tubuh anak. Upaya kuratif dilakukan dengan cara memberikan terapi
antipiretik sebagai cara untuk menurunkan suhu tubuh, juga memberikan terapi
cairan karena pada sebagian besar klien morbili akan mengalam diare dan akan
terjadi kehilangan volume cairan, serta mengatasi gangguan nutrisi. Upaya yang
terakhir sebagai upaya rehabilitatif dengan cara meningkatkan intake cairan,
nutrisi dan gizi pada anak, dalam upaya memulihkan status kesehatan anak.
Semua dilakukan sebagai upaya penulis sebagai calon perawat dalam memenuhi
kebutuhan dasar pada klien yang pada hal ini klien anak dengan Morbili yang
mencakup pemenuhan kebutuhan dasar fisiologis (oksigenasi, cairan, nutrisi),
serta pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar
selama 3 hari diharapkan penulis mendapatkan gambaran dan pengalaman
yang nyata dalam memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada An. S
dengan Morbili melalui proses pendekatan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan pemenuhan kebutuhan dasar melalui proses pendekatan
keperawatan diharapkan penulis:
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien Morbili.
b. Mampu menentukan masalah keperawatan pada klien anak dengan
Morbili.
c. Mampu menentukan rencana asuhan keperawatan pada klien anak dengan
Morbili.
d. Mampu melakukan tindakan keperawatan yang telah direncanakan pada
klien anak dengan Morbili.
C. Ruang Lingkup
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis membatasi lingkup
permasalahan yaitu Asuhan Keperawatan dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar
yang diberikan pada An.S dengan Morbili yang di rawat di Paviliun Badar
Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta. Dilakukan mulai tanggal 29 April
2016 sampai dengan 1 Mei 2016.
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menggunakan Metode Deskriftif,
yaitu metode ilmiah yaitu dengan mengumpulkan data, menganalisa dan menarik
kesimpulan yang disajikan dalam bentuk narasi.
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara:
1. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan bahan-bahan yang sesuai dengan
materi Karya Tulis Ilmiah ini dengan membaca, menelaah, mempelajari dan
memahami literature dan sumber-sumber lain.
2. Studi kasus, yaitu dengan mengadakan wawancara dan observasi langsung
serta praktek nyata pada klien dibagian anak khususnya ruang isolasi Badar
RS.Islam Cempaka Putih, Jakarta.
E. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah sistematika penulisan laporan kasus ini,
disusun menjadi 5 Bab yang terdiri dari:
Bab I: Pendahuluan
Meliputi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, tujuan
penulisan, ruang lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB V: Penutup
Meliputi kesimpulan dan saran
A. Kesimpulan: berisi uraian singkat mengenai asuhan keperawatan
pada anak dengan morbili mulai dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan dan evaluasi.
B. Saran: berisi tentang usulan-usulan mengenai hal yang harus
diperbaiki dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada anak
dengan morbili guna meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini penulis menguraikan mengenai konsep kebutuhan dasar manusia dan
konsep dasar yang berhubungan dengan asuhan keperawatan pada anak dengan morbili.
Adapun uraian tersebut sebagai berikut:
3. Kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki (Love and Belonging Needs).
Kebutuhan ini meliputi:
a. Memberi dan menerima kasih sayang
b. Perasaan dimiliki dan hubungan yang berarti dengan orang lain
c. Kehangatan
d. Persahabatan
e. Mendapat tempat atau diakui dalam keluarga, kelompok, serta lingkungan
sosial
Adapun kebutuhan dasar yang terganggu pada anak dengan morbili mencakup:
1) Gangguan Kebutuhan fisiologis
Beberapa kebutuhan fisiologis yang terganggu pada anak dengan morbili
adalah, sebagai berikut:
a) Gangguan kebutuhan oksigenasi
Pada anak dengan morbili akan mengalami inflamasi pada seluruh
lapisan mukosa tubuhnya. Salah satunya inflamasi akan terjadi pada
lapisan mukosa sistem pernafasan. Proses inflamasi pada saluran
pernafasan dapat menyebabkan peningkatan produksi sekret, hal ini
dapat dimanifestasikan dengan adanya batuk, pilek dan adanya suara
ronchi sehingga pada anak dengan morbili akan mengalami tidak efektif
bersihan jalan nafas yang berdampak terhadap gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi pada anak dengan morbili.
B. Konsep Dasar
1. Pengertian
Morbili ialah penyakit infeksi virus yang akut dan menular yang pada umumnya
menyerang anak-anak, ditandai oleh tiga stadium prodromal, stadium erupsi dan
stadium konvalensi (Suriadi, 2010).
Morbili adalah virus akut menular yang disebabkan oleh virus morbili
(paramiksovirus) yang terdapat pada sekret nasofaring dan darah selama masa
prodromal selama 24 jam setelah timbul bercak-bercak (Pudiastuti, 2011).
Morbili (campak) adalah infeksi virus akut, ditandai oleh demam tinggi dan ruam
makulopapel yang timbul secara berurutan mulai dari leher, wajah, badan,
anggota atas dan bawah (Widagdo, 2012).
Berdasarkan dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa morbili adalah
penyakit infeksi oleh virus yang akut dan menular yang pada umumnya
menyerang anak-anak, ditandai oleh tiga stadium yaitu stadium prodromal,
stadium erupsi dan stadium konvalensi, dengan gejala-gejala berupa bercak
koplik pada mukosa dan faring, ruam ditandai dengan suhu tubuh meningkat,
konjungtivitas, sampai dengan ruam menghitam dan mengelupas.
2. Etiologi
Penyakit Campak (morbili) disebabkan oleh infeksi virus yang sangat menular,
yaitu paramiksovirus. Virus morbili yang berasal dari sekret saluran pernafasan,
darah dan urine dari orang yang terinfeksi. Penyebaran infeksi melalui kontak
langsung dengan droplet dari orang yang terinfeksi. Masa inkubasi selama 10-20
hari, dimana periode yang sangat menular adalah dari hari pertama hingga hari ke
4 setelah timbulnya rash (pada umumnya pada stadium kataral) (Pudiastuti 2011
dan Suriadi 2010).
3. Patofisiologi
Lesi esensial campak terdapat di kulit, membran mukosa nasofaring, bronkus dan
saluran cerna dan pada konjungtiva yang tersebar oleh virus morbili melalui
udara. Proliferasi sel mononuklear dan beberapa sel polimorfonuklear terjadi
sekitar kapiler. Terjadi reaksi inflamasi berupa peningkatan suhu tubuh dan
metabolisme tubuh sehingga terjadi resiko defisit volume cairan. Virus morbili
menyebar ke berbagai organ melalui hematogen. Reaksi radang menyeluruh
berupa bercak koplik berwarna kelabu dikelilingi eritema pada mukosa bukal dan
faring. Pada saat reaksi radang pada saluran cerna maka hygiene harus sangat
dijaga agar tidak menyebabkan diare pada anak. Reaksi inflamasi akan meluas ke
dalam jaringan limfoid dan membrana mukosa trakeobronkial ditandai dengan
pilek, batuk serta peningkatan frekuensi nafas. Hal tersebut dapat menjadi
komplikasi berupa bronkopneumonia oleh infeksi bakteri sekunder.
4. Manifestasi Klinis
Masa tunas/inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih 10-20 hari dan kemudian
timbul gejala – gejala yang dibagi dalam 3 stadium, yaitu: a. Stadium prodromal
(Catarrhal)
Stadium ini berlangsung selama 4-5 hari ditandai oleh demam, malaise,
batuk, konjungtivitis, koriza, terdapat bercak koplik berwarna putih kelabu
sebesar ujung jarum dikelilingi oleh eritema, terletak di mukosa bukalis
berhadapan dengan molor bawah, timbul dua hari sebelum munculnya rash.
b. Stadium erupsi
Koriza dan batuk – batuk bertambah, terjadi eritema yang berbentuk makula
papula disertai meningkatnya suhu badan. Mula mula eritema muncul
dibelakang telinga, di bagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan
bagian belakang bawah. Kadang – kadang terdapat perdarahan ringan di
bawah kulit, pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di
daerah belakang leher.
c. Stadium konvalensi
Erupsi berkurang dan meninggalkan bekas yang berwarna lebih
(hiperpigmentasi) yang akan menghilang dengan sendirinya. Selanjutnya
diikuti gejala anorexia, malise, limfadenopati.
5. Komplikasi
Menurut IDAI (2010), komplikasi yang bisa terjadi pada anak dengan morbili
adalah, sebagai berikut:
a. Laringitis akut
Timbul karena adanya edema hebat pada mukosa saluran nafas, yang
bertambah parah pada saat demam mencapai puncaknya. Ditandai dengan
distres pernafasan, sesak, sianosis dan stridor. Ketika demam turun keadaan
akan membaik dan gejala akan menghilang.
b. Bronkopneumonia
Dapat disebabkan oleh virus campak maupun akibat invasi bakteri. Ditandai
dengan batuk, meningkatnya frekuensi nafas dan adanya ronki basah halus.
Pada saat suhu turun, apabila disebabkan oleh virus, gejala pneumonia akan
menghilang, kecuali batuk yang masih dapat berlanjut sampai beberapa hari
lagi.
c. Ensefalitis
Biasanya terjadi pada hari ke 4-7 setelah timbulnya ruam. Kejadian
ensefalitis sekitar 1 dalam 1.000 kasus campak, dengan mortalitas antara
30-40%. Terjadinya ensefalitis dapat melalui mekanisme imunologik
maupun melalui invasi langsung virus campak ke dalam otak.
d. Otitis media
Invasi virus ke dalam telinga tengah umumnya terjadi pada campak.
Gendang telinga biasanya hiperemis pada fase prodromal dan stadium
erupsi. Jika terjadi invasi bakteri pada lapisan sel mukosa yang rusak karena
invasi virus akan terjadi otitis media purulenta.
e. Enteritis
Beberapa anak yang menderita campak mengalami muntah dan mencret
pada fase prodromal. Keadaan ini akibat invasi virus ke dalam sel mukosa
usus.
f. Konjungtivitis
Pada hampir semua kasus campak terjadi konjungtivitis, yang ditandai
dengan adanya mata merah, pembengkakan kelopak mata, lakrimasi dan
fotopobia. Kadang-kadang terjadi infeksi sekunder oleh bakteri. Virus
campak atau antigennya dapat dideteksi pada lesi konjungtiva pada hari-hari
pertama sakit.
6. Pencegahan
Menurut Rampengan (2008), morbili dapat dicegah dengan pemberian imunisasi,
yang meliputi:
a) Imunisasi aktif
Vaksin yang diberikan ialah “Live Attenuated Measles Vaccine”. Mula-mula
diberikan strain Edmonson B, tetapi strain ini dapat menimbulkan panas
tinggi dan eksantema pada hari ke-7 sampai ke-10 pascavaksinasi sehingga
strain vaksin ini sering diberikan bersama-sama dengan gamma globulin di
lengan lain. Sekarang digunakan strain Schwarz dan Moraten dan tidak
diberikan bersama gamma globulin. Vaksin ini diberikan secara subkutan
dan dapat menimbulkan kekebalan yang berlangsung lama. Di Indonesia,
digunakan vaksin buatan perum Biofarma yang terdiri dari virus morbili
hidup yang sudah dilarutkan mengandung virus morbili tidak kurang dari
1000 TCID50 dan Neomisin B sulfat tidak lebih dari 50 mikrogram.
Vaksin ini diberikan secara subkutan sebanyak 0,5 ml pada umur 9 bulan.
Pada anak di bawah umur 9 bulan umumnya tidak dapat memberikan
kekebalan yang baik, karena gangguan dari antibodi yang dibawa sejak lahir.
Pemberian vaksin ini akan menyebabkan alergi terhadap tuberculin selama 2
bulan setelah vaksinasi. Bila anak telah mendapat immunoglobulin atau
transfusi darah sebelumnya, vaksin ini harus ditangguhkan
sekurangkurangnya 3 bulan.
b) Imunisasi Pasif
1) Globulin imun
Antibodi kekebalan yang diperoleh hanya bersifat sementara. Biasanya
antibodi tersebut diberikan pada bayi usia kurang dari 1 tahun yang
terpapar campak, wanita hamil dan anak dengan immunocompromise.
2) Globulin imun intravena
7. Penatalaksanaan Medis
Menurut Rampengan (2008) dan Suriadi (2010), penatalaksanaan medis yang
dapat dilakukan pada klien dengan morbili adalah, sebagai berikut: a.
Memperbaiki keadaan umum.
3. Perkembangan Kepribadian
Pada buku Wong (2009), perkembangan kepribadian dibagi menjadi beberapa
perkembangan menurut para ahli, yaitu:
a. Perkembangan Psikososial (Erikson)
Menurut Erikson, perkembangan psikososial pada usia todler berada pada
tahap otonomi vs perasaan malu dan ragu-ragu. Tahap ini merupakan
tahap anus-otot (anal/mascular stages), masa ini disebut masa balita yang
berlangsung mulai usia 1-3 tahun (early childhood). Pada masa ini anak
cenderung aktif dalam segala hal, sehingga orang tua dianjurkan untuk tidak
terlalu membatasi ruang gerak serta kemandirian anak. Namun tidak pula
terlalu memberikan kebebasan melakukan apapun yang dia mau.
Pembatasan ruang gerak pada anak dapat menyebabkan anak akan mudah
menyerah dan tidak dapat melakukan segala sesuatu tanpa bantuan orang lain.
Begitu pun sebalikny, jika anak terlalu diberi kebebasan mereka akan
cenderung bertindak sesuai yang dia inginkan tanpa memperhatikan baik
buruk tindakan tersebut. Sehingga orang tua dalam mendidik anak pada usia
ini harus seimbang antara pemberian kebebasan dan pembatasan ruang gerak
anak. Karena dengan cara itulah anak akan bisa mengembangkan sikap
kontrol diri dan harga diri.
Perasaan tersebut diatas muncul terutama pada saat anak dalam kondisi terminal
dan orang tua mengetahui bahwa tidak ada lagi harapan anaknya untuk sembuh ,
pada kondisi ini orang tua menunjukkan perilaku isolasi atau tidak mau didekati
orang lain, bahkan bisa tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan. Perasaan
frustasi muncul pada kondisi anak yang telah dirawat cukup lama dan dirasakan
tidak mengalami perubahan serta tidak adekuatnya dukungan psikologis yang
diterima orang tua, baik dari keluarga maupun kerabat lainnya maka orang tua
akan merasa putus asa, bahkan menjadi depresi. Sering kali orang tua
menunjukkan perilaku tidak kooperatif, putus asa, menolak tindakan, bahkan
menginginkan pulang paksa.
Reaksi yang sering muncul pada saudara kandung (sibling) terhadap kondisi ini
adalah: marah, cemberut, benci dan rasa bersalah. Marah, jengkel terhadap orang
tua yang dinilai tidak memperhatikan. Cemburu, dirasakan orang tua lebih
mementingkan saudaranya yang sedang sakit. Rasa bersalah, anak berfikir
mungkin saudaranya sakit akibat kesalahannya.
d. Riwayat imunisasi
Kelengkapan imunisasi anak terhadap penyakit yang disebabkan oleh
imunisasi yang belum diberikan seperti BCG, DPT I, II, III, hepatitis, polio
dan campak.
e. Kesehatan dasar
1) Kebutuhan nutrisi
Pada anak dengan morbili pola nutrisi umumnya mengalami perubahan
karena adanya bercak pada daerah mulut sehingga anak tidak nafsu
makan, mual, muntah dan berat badan menurun.
2) Kebutuhan eliminasi
Pada anak dengan morbii biasanya akan mengalami diare dikarenakan
virus yang menyerang sistem pencernaan anak.
3) Aktivitas
Pola aktivitas anak dengan morbili biasanya terganggu, karena anak
mengalami anak malaise, keadaan umum lemah dan dari tindakan
isolasi pada anak.
4) Kebutuhan istirahat dan tidur
Kebutuhan istirahat dan tidur pada anak yang terkena morbili pasti
terganggu dikarenakan adanya demam, potopobia, konjungtivitas dan
gatal akibat adanya rash pada kulit.
5) Personal hygiene
Pada anak dengan morbili pada umumya merasa gatal dan adanya rash
pada kulit sehingga personal hygiene anak harus tetap dijaga.
f. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
a) Keadaan umum lemah
b) Kesadaran komposmentis
c) Adanya ruam kemerahan diseluruh tubuh seperti wajah, telinga,
leher dan pada badan.
d) Konjungtiva anemis
e) Fotopobia
f) Turgor kulit tidak elastis
g) Mukosa bibir kering
h) Peningkatan produksi sekret
2) Palpasi
Teraba pembesaran kelenjar getah bening pada sudut mandibula dan
daerah leher belakang
3) Perkusi
a) Kadang terdapat distensi abdomen
b) Peristaltik usus meningkat
4) Auskultasi
Pada anak dengan morbili biasanya mengalami komplikasi
broncopneumonia, sehingga hasil auskultasi didapatkan suara ronchi.
g. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
a) Test elisa (Ig m dan Ig g meningkat)
b) Leukosit menurun (leukopenia)
2) Pemeriksaan radiologi
Rontgen thorax, didapatkan gambaran infiltrate yang menunjukkan
adanya broncopneumonia.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah proses menganalisa data subjektif dan objektif
yang telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk menegakkan diagnosis
keperawatan. Diagnosis keperawatan melibatkan proses berfikir kompleks
tentang data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik dan pemberi
pelayanan kesehatan yang lain. Komponen komponen dalam pernyataan
diagnosis keperawatan meliputi masalah (problem), penyebab (etiologi), tanda
dan gejala (sign and symptom) (Asmadi,2008)
Diagnosa keperawatan yang mungkin terjadi pada anak dengan morbili menurut
Suriadi (2010) adalah, sebagai berikut:
a. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan organisme virulen
b. Tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan sputum
c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya rush
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat
e. Gangguan aktifitas berhubungan dengan isolasi dari kelompok sebaya
3. Rencana keperawatan
Menurut Deswani (2009), intervensi keperawatan adalah panduan untuk
perilaku spesifik yang diharapkan dari klien dan tindakan yang harus dilakukan
oleh perawat. Intervensi dilakukan untuk membantu klien mencapai hasil yang
diharapkan. Intervensi keperawatan harus spesifik dan dinyatakan dengan jelas.
Pengelompokan seperti bagaimana, kapan, dimana, frekuensi dan besarnya,
menunjukan isi dari aktivitas yang direncanakan. Intervensi keperawatan dapat
dibagi menjadi dua, yaitu mandiri (dilakukan oleh perawat) dan kolaboratif
(yang dilakukan bersama dengan memberi perawatan lainnya).
Tiga komponen utama yang harus ada dalam sebuah rencana asuhan
keperawatan adalah sebagai berikut. Diagnosa keperawatan atau masalah yang
diprioritaskan, kriteria hasil yaitu apa hasil yang diharapkan dan kapan ingin
mengetahui hasil yang diharapkan tersebut, intervensi yaitu apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan atau kriteria hasil.
Adapun intervensi yang dilakukan pada setiap diagnosa keperawatan yang
dibuat menurut Suriadi (2010) adalah, sebagai berikut:
a. Dx: Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan organisme virulen
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak terjadi
penyebaran infeksi.
Kriteria hasil:
1) Penyebaran infeksi tidak terjadi
2) Tidak ada tanda-tanda penyebaran infeksi
3) Tidak ada tanda-tanda kolor, dubor, rubor, tumor dan fungsiolaesa
Intervensi:
4. Implementasi Keperawatan
Menurut Asmadi (2008), implementasi adalah perwujudan dari rencana
keperawatan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai
setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada perawat untuk membantu
klien mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari implementasi adalah,
sebagai berikut:
a. Membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan
b. Mencakup peningkatan kesehatan
c. Mencakup pencegahan penyakit
d. Mencakup pemulihan kesehatan
e. Memfasilitasi koping klien
Adapun prinsip-prinsip dalam implementasi pada tiap-tiap diagnosa adalah,
sebagai berikut:
a. Mencegah penyebaran infeksi
b. Mempertahankan bersihan jalan nafas
c. Mempertahankan integritas kulit
d. Mempertahankan intake nutrisi yang adekuat
e. Mempertahankan aktivitas anak selama di isolasi
(Asmadi, 2008)
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dalam keperawatan adalah perbandingan yang sistematik dan terencana
tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan
cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesahatan lainnya.
Penilaian evaluasi keperawatan adalah mengukur keberhasilan dari rencana dan
pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan
klien.
a. Jenis evaluasi tersebut ada dua, yaitu:
1) Evaluasi proses: menilai jalannya pelaksanaan proses keperawatan sesuai
dengan situasi, kondisi dan kebutuhan klien. Evaluasi proses harus
dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan dilaksanakan
untuk membantu keefektifan terhadap tindakan.
2) Evaluasi hasil: menilai hasil asuhan keperawatan yang diperlihatkan
dengan perubahan tingkat laku klien. Evaluasi ini dilaksanakan pada
akhir tindakan keperawatan secara keseluruhan.
b. Hasil evaluasi
1) Tujuan tercapai: jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan
2) Tujuan tercapai sebagian: jika klien menunjukkan perubahan sebagian
dari standar dan kriteria yang telah ditetapkan
3) Tujuan tidak tercapai: jika klien tidak menunjukkan perubahan dan
kemajuan sama sekali dan bahkan timbul masalah baru
Dalam BAB ini penulis melaporkan hasil asuhan keperawatan pada An.S dengan
Morbili di Paviliun Badar Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta. Pelaksanaan
asuhan keperawatan ini dilakukan selama 3 hari yaitu dari tanggal 29 April sampai
dengan 1 Mei 2013 . Untuk melengkapi data-data ini penulis melakukan wawancara
dengan orang tua klien, perawat yang bertugas, melakukan observasi, melihat catatan
medis dan catatan keperawatan.
Laporan ini sesuai dengan tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
A. Pengkajian Keperawatan
1. Data Dasar (terlampir) 2. Resume
An.S usia 1 tahun 5 bulan datang ke IGD tanggal 28 April 2016 jam 20.30 WIB,
dengan keluhan panas ± 7 hari, mual, muntah, nafsu makan berkurang, batuk
berdahak, pilek, BAB cair sudah 5x berwarna kekuningan, terdapat ruam-ruam
pada seluruh tubuh, kesadaran komposmentis, keadaan umum sakit sedang.
Dianjurkan untuk dirawat dengan diagnosa medis : Morbili. Dilakukan
pengkajian ulang di Paviliun Badar tanggal 29 April 2016 jam 04.30 WIB
dengan keluhan panas masih naik turun, batuk berdahak, pilek, BAB cair, tidak
nafsu makan, makan hanya sedikit, terdapat kemerahan pada seluruh tubuh,
keadaan umum sakit sedang, kesadaran komposmentis, suhu: 38,4˚C, nadi: 120
x/menit, RR: 27 x/menit. Masalah yang muncul tidak efektif bersihan jalan nafas,
defisit volume cairan, resiko perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh.
Berdasarkan masalah tersebut, telah dilakukan intervensi diantaranya adalah:
mengobservasi tanda-tanda vital, mengkaji status pernafasan, mengkaji status
hidrasi, melakukan rehidrasi dengan memberikan cairan baik peroral maupun
parenteral, telah dilakukan pemeriksaan hematologi rutin dan elektrolit serta
diberikan terapi, yaitu:
b. Data objektif
Kesadaran komposmentis, keadaan umum sakit sedang, nadi: 120 x/menit,
suhu: 38,4˚C, RR: 27 x/menit, berat badan: 9 kg (berat badan ideal: 11 kg dan
terjadi penurunan BB: 18,2%), LILA: 12 cm, mengalami dehidrasi sedang,
mukosa bibir kering, terdapat bercak koplik, konjungtiva anemis, mata
terlihat bengkak dan kemerahan, terdapat konjungtivitis, An. S tampak malas
membuka mata, cubitan dinding abdomen kembali segera, turgor kulit elastis,
tampak bercak merah di seluruh tubuh, terdengar suara ronchi di interkosta 3
sternal kanan saat bernafas, klien terlihat batuk dan pilek, klien tampak sering
menggaruk punggungnya, terdapat sisa makanan ¾ porsi, diit bubur tim
rendah serat dan TKTP, klien tampak tidak mau berinteraksi dengan perawat,
takut saat perawat akan melakukan prosedur tindakan, klien terpasang infus
RL 8tpm makro drip.
1) Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 29 April 2016
Hematologi rutin:
a) Haemoglobin : 10.3 g/dL (10.8-12.8)
b) Leukosit : 7.31 10³/µL (6.00-7.00)
c) Hematokrit : 33% (35-43)
d) Trombosit : 302 10³/µL (229-553)
e) Eritrosit : 4.69 10³/µL (3.60-5.20)
Elektrolit:
a) Natrium : 135 mEq/L (135-147)
b) Kalium : 4.2 mEq/L (3.5-5.0)
c) Klorida : 103 mEq/L (94-111)
2) Penatalaksanaan
a) Terapi oral :
(1) Puyer panas + Dzp 3 x 1bks (Jam 06,12,18)
(2) Puyer batuk pilek 3 x 1bks (Jam 06,12,18)
(3) Sanmol drop 3 x 0.8cc (Jam 06,12,18)
(4) Cefixime syr 2 x 2cc (Jam 06,18)
(5) Vit.A 100.000 ui 4 x 1bks (Jam 06,12,18,24)
(6) Zink tablet 1x 1 tablet (Jam 06)
b) Terapi injeksi :
(1) Antrain 3 x 125mg (Jam 06,12,18)
(2) Cefotaxime 3 x 250mg (Jam 06,12,18)
c) Terapi inhalasi
(1) Farbivent 1ampul+ nacl 2cc 2 x 1 (Jam 06,18)
d) Terapi cairan
(1) RL 8tpm makrodrip
4. Analisa Data
Nama klien / umur : An.S / 1,5 tahun
No.Kamar / ruangan : Kamar 13 / Paviliun Badar RSICP Jakarta Pusat
Data Masalah Etiologi
Data Subjektif: Tidak efektif bersihan Peningkatan produksi
Orang tua klien mengatakan “ jalan nafas sputum
An. S mengalami batuk, pilek
dan sulit mengeluarkan dahak”
Data Objektif:
- Keadaan umum sakit sedang
- RR 29 x/ menit
- Terdengar suara ronchi di
interkosta 3 sternal kanan
saat bernafas
- Klien tampak batuk
berdahak
- Leukosit 7,31 10³/µL
Defisit volume cairan
Data Subjektif:
Pengeluaran
Orang tua klien mengatakan
yang berlebih
“suhu tubuh anak masih tidak
stabil kadang naik daan turun,
malas minum, BAK 5x/hari,
BAB sudah 5x/hari konsistensi
cair dengan warna kekuningan“
Data Objektif :
- Keadaan umum sakit sedang
- Klien terlihat lemas cairan
- Tingkat dehidrasi sedang
- N : 120x/ menit
- S : 38,4˚c
- Minum hanya 300cc
- Mukosa bibir kering
- Turgor kulit elastis
- Cubitan dinding
abdomen
kembali segera
- Balance cairan -58,2 cc/hari
- Hasil lab: Ht: 33%
Elektrolit: Na: 139 mEq/L, perubahan yang
K: kurang dari
4,2 mEq/L dan Cl: 103
mEq/L
Data Subjektif:
Orang tua mengatakan “ An.S Resiko Intake
nutrisi: adekuat
hanya makan 1-2 sendok saja,
kebutuhan tubuh
saat diberikan makanan seperti
ingin muntah, berat badan
sebelum tidak
sakit 10 kg” dan
Data Objektif:
Antropometri:
- BBS : 9 Kg
- LILA: 12 cm
- Penurunan BB 18,2%
Biochemical:
- Hasil laboratorium: Hb:10,3
g/dL
Clinical sign:
- Konjungtiva anemis
- Terdapat bercak koplik
- Klien terlihat lemas
Diet history
- Sisa makanan > 3/4 porsi pada
- Diit: bubur tim rendah serat
dan TKTP
Data Subjektif:
Orang tua mengatakan “An. S
matanya merah dan bengkak, Resiko perubahan Konjungtivitis
seperti ingin memejamkan mata persepsi sensori: visual fotopobia
terus, jika melihat cahaya lampu
seperti kesilauan” Data objektif:
- Terdapat konjungtivitis
- Mata terlihat bengkak dan
kemerahan
- Terlihat tidak ada sekret pada
mata
- Klien tampak malas membuka
mata
- Fotopobia
Data subjektif :
Orang tua mengatakan “badan
An.S merah-merah di seluruh
tubuh, terkadang menggaruk
punggunya dan An.S menjadi
rewel” Resiko gangguan Rash/ruam
Data objektif: integritas kulit seluruh tubuh
- Tampak bercak merah di
seluruh tubuh, mulai dari
muka, badan hingga ke
ekstremitas
- Klien tampak sering
menggaruk-garuk
punggungnya
Data subjektif : Takut pada anak Dampak hospitalisasi
Orang tua mengatakan “An.S (takut pada orang asing
rewel, selalu ingin digendong, jika dan prosedur tindakan)
ada perawat menghampiri An.S
menangis”
Data objektif :
- Klien tampak tidak
mau
berinteraksi dengan perawat
- Klien hanya terlihat ditempat
tidur saja, kadang digendong
ibunya
- Klien tampak takut saat perawat
akan melakukan
prosedur tindakan
B. Diagnosa Keperawatan
1. Tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi
sputum
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan yang berlebih
3. Resiko perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat
4. Resiko perubahan persepsi sensori: visual berhubungan dengan konjungtivitis
dan fotopobia
5. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan rash/ruam pada seluruh
tubuh
6. Takut pada anak berhubungan dengan dampak hospitalisasi (takut pada orang
asing dan prosedur tindakan)
C. Perencanaan Keperawatan
1. Tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi
sputum
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam
diharapkan bersihan jalan nafas kembali efektif
Kriteria Hasil :
a. Batuk dan pilek berkurang
b. RR normal (25-48x/menit)
c. Bunyi pernafasan vesikuler
d. Leukosit dalam batas normal 5.00 – 14.50 10³/µL Rencana
Keperawatan :
1) Kaji ulang status pernafasan (irama, kedalaman, suara nafas, penggunaan
obat bantu pernafasan)
2) Kaji tanda-tanda vital/shift (nadi, suhu dan RR)
3) Atur posisi postural drainage
4) Lakukan fisioterapi dada
5) Memberikan klien minum air hangat ½-1 gelas 6) Berikan terapi oral:
a) Puyer batuk 3x1bks (jam.06,12,18)
b) Cefixime syr 2x2cc (jam. 06,18)
7) Berikan terapi injeksi cefotaxime 3x250mg (jam.06,12,18)
8) Berikan terapi inhalasi farbivent 1 ampul+nacl 2 cc 2x1 (jam.06,18)
9) Kolaborasi dengan dokter untuk indikasi pemeriksaan radiologi
Rencana Tindakan
1) Kaji tanda-tanda vital/shift (suhu, nadi dan RR)
2) Kaji tanda-tanda dehidrasi/24 jam (kelopak mata, mukosa bibir, cubitan
dinding abdomen)
3) Monitor intake dan output cairan/24 jam
4) Timbang berat badan/hari untuk mengetahui kehilangan cairan
5) Anjurkan orang tua memberikan anak kompres hangat jika demam
6) Anjurkan orang tua untuk memberikan klien minum 1-2 gelas/hari
7) Anjurkan pada orang tua untuk memberikan anak pakaian yang tipis,
longgar dan dapat menyerap keringat
8) Observasi tetesan infus RL 8tpm makro drip (kelancaran tetesan)
9) Berikan rehidrasi parenteral 10) Berikan terapi oral:
a) Puyer panas + dzp 3x1bks (jam.06,12,18)
b) Sanmol drop 3x0.8cc (jam.06,12,18)
c) Zink tablet 1x1 tablet (jam.06)
11) Berikan terapi injeksi antrain 3x25mg (jam.06,12,18)
6. Takut pada anak berhubungan dengan dampak hospitalisasi (takut pada orang
asing dan prosedur tindakan)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam
diharapkan takut pada anak dapat teratasi Kriteria hasil :
a. Anak mau berinteraksi dengan perawat
b. Tidak menangis saat didekati dengan perawat
c. Klien mau berinteraksi dengan lingkungan
d. Kooperatif saat dilakukan tindakan Rencana Tindakan :
1) Lakukan bina trust secara bertahap pada anak
2) Lakukan kontak pada anak singkat tapi sering
3) Panggil nama anak dan berikan sentuhan
4) Alihkan perhatian anak saat melakukan tindakan dengan terapi bermain
5) Libatkan orang tua dalam setiap tindakan keperawatan anak di rumah sakit
6) Berikan kesempatan pada anak untuk mencoba, menyentuh dan memegang
alat sebelum dilakukan prosedur tindakan.
D. Implementasi Keperawatan
Nama klien/umur: An.S/1 tahun 5 bulan
No.Kamar/Paviliun: 13/Badar
Tanggal/Jam No.Dx Tindakan Keperawatan Paraf
29 April 2016 Membina hubungan saling percaya ELLA
07.30 dengan keluarga dan anak (panggil anak
dengan nama panggilan) Data subjektif:
- Orang tua mengatakan “nama anak S biasa
dipanggil S, nama ibu T dan nama ayah
A”
Data Objektif:
- Orang tua klien terlihat menerima kehadiran
perawat
- Kooperatif dalam berinteraksi
- Klien terlihat tidak mau berinteraksi dengan
perawat
07.52 1 ELLA
07.54 4 Mengkaji ketajaman penglihatan klien Data ELLA
subjektif:
- Orang tua mengatakan “ mata An.S
bengkak, kemerahan, malas membuka mata dan
seperti orang kesilauan” Data objektif:
- Mata klien tampak bengkak dan kemerahan
- Terdapat kongjungtivitis dan fotopobia
- Mata An.S tampak bersih, tidak ada sekret
Data objektif:
08.16 2 - Tetesan infus tampak lancar tidak ada ELLA
sumbatan
- Cairan infus menetes sesuai 8tpm makro drip
13.30 1 ELLA
&
TIM
13.30 3 Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian ELLA
vitamin atau suplemen Data subjektif: - Data &
objektif: TIM
- Klien tidak perlu mendapatkan vitamin atau
suplemen tambahan
13.30 5 ELLA
Mengkaji tanda-tanda
vital Data subjektif: - Data
objektif:
- Nadi : 123x/menit
- Suhu: 38.2˚C
- RR : 33x/menit
17.30 1 ELLA
17.30 1 Memberikan kesempatan pada anak untuk mencoba, ELLA
menyentuh dan memegang alat sebelum
dilakukan prosedur
tindakan Data subjektif: -
Data objektif:
- Klien mau memegang alat (simple maks)
Melakukan fisioterapi
dada Data subjektif: -
Data objektif:
17.40 1 - Klien tampak tidak nyaman saat dilakukan ELLA
fisioterapi dada
2 TIM
06.00 1 Memberikan puyer batuk 1 TIM
bks Data subjektif: - Data
objektif:
- Klien terlihat sudah meminum puyer batuk 1
bks
Melakukan rehidrasi
parenteral Data subjektif: -
Data objektif:
07.40 2 - Terpasang infus RL 8tpm makrodrip SC: 500cc ELLA
- Tetesan infus lancar
Menimbang berat
08.20 2-3 badan Data subjektif: - ELLA
Data objektif:
- BB = 9 kg
17.40 1 TIM
17.45 3 Memberikan makan bubur tim rendah serat dan TIM
TKTP
Data subjektif: -
Data objektif:
- Klien tampak sudah mau makan sedikit demi
sedikit
18.00 1 TIM
18.30 3 Mengkaji pola makan klien TIM
Data subjektif:
- Orang tua mengatakan “klien sudah mau
makan, walau disuapin sedikit demi sedikit sudah
habis ¼ porsi” Data objektif:
- Sisa makanan ¾ porsi
1 Mei 2016
24.00 4 Memberikan vitamin A 100.000 ui 1 TIM
bks Data subjektif: - Data objektif:
- Klien sudah minum vitamin A 100.000 ui 1 bks
Melakukan rehidrasi
parenteral Data subjektif: -
Data objektif:
03.00 2 Cairan infus RL SC:500cc TIM
05.30 1 TIM
Data objektif:
- Klien tampak mengikuti saat
dilakukan
fisioterapi dada
05.30 3 TIM
Memberikan makan bubur tim rendah serat dan
TKTP
Data subjektif: -
Data objektif:
- Bubur tim TKTP telah diberikan
06.00 2 TIM
Memberikan zink 1 tablet
Data subjektif:
- Orang tua mengatakan sejak semalam BAB
baru 2x
Data objektif:
- Klien telah meminum obat zink 1 tablet
Subjektif:
- Orang tua mengatakan “An.S sudah mau
minum walau harus dipaksa, sudah minum
1 gelas, minum ASI kira-kira 1 gelas juga,
BAK sudah 4x , BAB 3x dengan
konsistensi lembek”
Sabtu Objektif:
30 April 2016 - Mukosa bibir kering
2. ELLA
07.15 - Cubitan dinding abdomen kembali segera
- Kelopak mata tidak cekung
- Nadi:115x/menit
- Suhu:37,9
- Minum dan ASI 400cc
- Klien masih terlihat lemas, namun
berkurang
- Obat masuk via oral
- Intake : Infus = 576 cc
Minum = 200 cc
ASI = 200 cc +
976 cc
- Output: BAB 3x100 = 300 cc
BAK4x50 = 200 cc
IWL = 25.,5cc
Kenaikan suhu = 27.7cc +
784.2 cc
Balance cairan = 976-784.2cc
= +191.8 cc
Analisa:
- Defisit volume cairan teratasi sebagian
Planning:
- Tetap mengkaji tanda-tanda vital/shift
(denyut nadi, suhu dan RR)
- Lanjutkan mengkaji tanda-tanda
dehidrasi/24 jam
- Tetap monitor intake dan output cairan/24
jam
- Tetap observasi tetesan infus
- Tetap anjurkan kepada orang tua
memberikan anak kompres hangat
- Tetap anjurkan kepada orang tua untuk
memberikan klien minum 1-2 gelas/hari -
Lanjutkan pemberian terapi oral:
• puyer panas + dzp
3x1bks
(J.06,12,18)
• sanmol drop 3x0.8cc
(J.06,12,18)
• zink tablet 1x1 tablet (jam.06)
- Tetap berikan terapi injeksi antrain
3x25mg (J.06,12,18)
Subjektif:
- Orang tua mengatakan “An.S sudah seperti
3. Sabtu ingin muntah saat diberikan
30 April 2016 makanan, makan sudah mau tapi namun
ELLA
07.15 hanya 2-3 sendok saja” Objektif:
Antropometri:
- BB: 9kg
- LILA: 12cm
- Penurunan BB: 18,2%
Biochemical
- Hb: 10,3 g/dL
Clinical sign
- Konjungtiva anemis
- Terdapat bercak koplik
- Klien terlihat lemas
Diet history
- Terdapat sisa makanan ¾ porsi
- Klien diberikan bubur tim rendah serat dan
TKTP Analisa:
- Resiko perubahan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh belum teratasi Planning:
- Tetap kaji pola makan klien (frekuensi,
konsistensi, jumlah dan variasi)
- Tetap timbang berat badan
- Tetap menganjurkan kepada orang tua
untuk memberikan makanan dengan teknik
porsi kecil tapi sering, mendampingi dan
memotivasi anak saat makan serta
memberikan makan dalam keadaan hangat
- Lanjutkan pemberian makan bubur tim
rendah serat dan TKTP
Subjektif:
- Orang tua mengatakan “bengkak dan
kemerahan pada mata An.S sudah mulai
berkurang” Objektif:
- Bengkak dan kemerahan pada mata An.S
tampak berkurang
- Konjungtivitis dan fotopobia berkurang
4. Sabtu - Klien terlihat sudah mulai mau membuka
30 April 2016 mata Analisa: ELLA
07.15 - Resiko perubahan persepsi sensori:visual
teratasi sebagian Planning:
- Tetap kaji ketajaman penglihatan klien
- Tetap informasikan kepada orang tua untuk
memperhatikan anaknya agar tidak
mengucak mata
- Tetap anjurkan orang tua untuk menjaga
area mata tetap bersih
- Lanjutkan berikan vitamin A 100.000 ui
4x1bks (J.06,12,18,24)
Subjektif:
5. Sabtu ELLA
- Orang tua mengatakan “kulit masih merah-
30 April 2016
merah, masih gatal” Objektif:
07.15
- Terlihat rush/ruam pada seluruh badan -
Tidak terlihat tanda-tanda infeksi
Analisa:
- Resiko gangguan integritas kulit belum
teratasi Planning:
- Tetap kaji keadaan kulit selama masa
perawatan
- Lanjut informasikan pada orang tua untuk
tidak menggaruk rash/ruam
- Tetap anjurkan pada orang tua untuk
memberikan pakaian yang tipis, longgar
dan menyerap keringat
- Tetap anjurkan orang tua untuk menjaga
kulit tetap bersih dan kering
Subjektif:
- Orang tua mengatakan “anak sudah mau
main ke taman bermain walau hanya
sebentar” Objektif:
- Klien tampak sudah mau menatap perawat ELLA
6. Sabtu Analisa:
30 April 2016 - Takut teratasi sebagian Planning:
07.15 - Tetap lakukan kontak pada anak singkat
tapi sering usia anak
- Libatkan orang tua dalam setiap tindakan
keperawatan anak di rumah sakit
1. Minggu Subjektif: ELLA
1 Mei 2016 - Orang tua klien mengatakan “batuk
07.15 sudah berkurang, sudah tidak pilek lagi”
Objektif:
- Keadaan umum baik
- RR : 30x/menit
- Suara nafas vesikuler
- Klien terlihat masih batuk Analisa:
- Ketidak efektifan bersihan jalan nafas
teratasi sebagian Planning:
- Tetap kaji status pernafasan (irama,
kedalaman, suara nafas, penggunaan obat
bantu pernafasan) dan tanda-tanda
vital/shift (denyut nadi, irama dan
frekuensi)
- Lanjut pemberian terapi oral:
• puyer batuk 3x1bks (J. 06,12,18)
• cefixime syr 2x2cc (J. 06,18)
- Berikan terapi injeksi cefotaxime
3x250mg (J.06,12,18)
Subjektif:
- Orang tua mengatakan “An.s sudah mulai
mau minum walau dipaksa, sudah minum
1/2 gelas, minum ASI kira-kira 1botol
2. Minggu susu juga, BAK 6x , BAB sudah mulai ada ELLA
1 Mei 2016 ampasnya, sejak kemarin baru 2x”
07.15 Objektif:
- Mukosa bibir kering
- Cubitan dinding abdomen kembali segera
- Kelopak mata tidak cekung
- Nadi:110x/menit
- Suhu:37,2˚C
- Minum dan ASI 400cc
- Klien masih terlihat lemas, namun
berkurang
- Obat masuk via oral
- Intake : Infus = 576 cc
Minum = 100 cc
ASI = 300 cc +
976 cc
- Output: BAB 2x50 = 100 cc
BAK6x50 = 300cc
IWL = 256,7cc +
656,7cc
- Balance cairan = 976 cc – 656,7 cc
= 319,3 cc
Analisa:
- Defisit volume cairan teratasi sebagian
Planning:
- Kaji tanda-tanda vital/shift (denyut nadi,
suhu dan RR)
- Kaji tanda-tanda dehidrasi/24 jam
- Monitor intake dan output cairan/24 jam
- Observasi tetesan infus
- Berikan puyer panas + dzp 3x1bks
(J.06,12,18)
- Berikan sanmol drop 3x0.8cc (J.06,12,18)
- Berikan zink tablet 1x1 tablet (jam.06)
- Berikan terapi injeksi antrain 3x25mg
(J.06,12,18)
Minggu Subjektif:
3. 1 Mei 2016 - Orang tua mengatakan “sudah tidak mual, ELLA
07.15 makan sudah mau tapi walau dipaksa,
makan habis ¼ porsi” Objektif:
Antropometri:
- BB: 9kg
- LILA: 12cm
- Penurunan BB: 18,2%
Biochemical
- Hb: 10,3 g/dL
Clinical sign
- Konjungtiva anemis
- Terdapat bercak koplik
- Klien terlihat lemas
Diet history
- Terdapat sisa makanan ¾ porsi
- Klien diberikan bubur tim rendah serat dan
TKTP Analisa:
- Resiko perubahan nutrisi : kurang tidak
terjadi Planning:
- Tetap kaji pola makan anak (frekuensi,
konsistensi, jumlah dan variasi)
- Timbang berat badan
- Anjurkan kepada orang tua untuk
memberikan makanan dengan teknik porsi
kecil tapi sering
- Anjurkan orang tua untuk memberikan
makan dalam keadaan hangat
dan memotivasi serta mendampingi
anak saat makan
- Lanjutkan pemberian makan bubur tim
rendah serat dan TKTP
Minggu
4. 1 Mei 2016 Subjektif: ELLA
07.15 - Orang tua mengatakan “sudah tidak
bengkak dan kemerah dimata sudah
berkurang” Objektif:
- Klien tidak terlihat bengkak dan
kemerahan pada mata tampak berkurang
- Konjungtivitis berkurang, fotopobia hilang
- Klien terlihat sudah mulai mau membuka
mata Analisa:
- Resiko perubahan persepsi sensori:visual
teratasi sebagian Planning:
- Kaji ketajaman penglihatan klien
- Informasikan kepada orang tua untuk
memperhatikan anaknya agar
tidak mengucak mata
- Anjurkan orang tua untuk menjaga area
mata tetap bersih
- Berikan vitamin A 100.000 ui 4x1bks
(J.06,12,18,24)
Subjektif:
- Orang tua mengatakan “kulitnya sudah
mulai kecoklatan dan kering, masih gatal”
Minggu Objektif:
1 Mei 2016 - Terlihat rush pada seluruh badan mulai
07.15 berwarna kecoklatan
5. - Tidak terlihat tanda-tanda infeksi Analisa: ELLA
- Resiko gangguan integritas kulit tidak
terjadi Planning:
- Kaji keadaan kulit selama masa perawatan
- Informasikan pada orang tua untuk tidak
menggaruk rash/ruam
- Anjurkan orang tua untuk menjaga kulit
tetap bersih dan kering
6. Minggu Subjektif: ELLA
1 Mei 2016 - Orang tua mengatakan “anak sudah
07.15 mau main ke taman bermain walau hanya
sebentar” Objektif:
- Klien tampak sudah mau menatap
perawat Analisa: Takut teratasi Planning:
Pertahankan intervensi
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas berbagai kesenjangan yang terjadi antara tinjauan
teoritis (BAB II) dengan tinjauan kasus (BAB III) pada An. S dengan morbili yang
dirawat di Paviliun Badar Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta Pusat. Penulis akan
membahas secara menyeluruh mengenai masalah-masalah yang ada hubungannya
dengan perawatan anak dengan morbili meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi dan evaluasi.
A. Pengkajian Keperawatan
Pada tahap pengkajian, penulis mengacu pada pengkajian yang terdapat dalam
tinjauan teoritis. Dalam pengkajian, penulis tidak menemukan banyak masalah atau
kesulitan karena tersedianya format pengkajian, catatan keperawatan di ruangan,
catatan medis, serta keluarga klien yang kooperatif terhadap tindakan keperawatan.
Namun penulis memiliki hambatan dalam mengkaji dikarenakan klien menangis dan
takut setiap melihat perawat yang mendekatinya khusunya dalam prosedur tindakan
keperawatan seperti pemeriksaan fisik dan tindakan lainnya, sehingga untuk
mendapatkan data yang diperlukan penulis melakukan pendekatan dengan cara
bertahap dan melibatkan orang tua.
Pemeriksaan penunjang yang terdapat pada tinjauan teoritis adalah test elisa,
pemeriksaan hematologi (penurunan leukosit) dan pemeriksaan rontgen thorax. Pada
An.S hanya dilakukan pemeriksaan hematologi rutin dan elektrolit. Sampai dengan
penulis selesai praktek di Paviliun Badar, An.S belum dilakukan pemeriksaan
radiologi (rontgen thorax) dan tes elisa, karena untuk menegakkan diagnosa pasti
morbili cukup dengan mengkaji dan menganalisis manifestasi yang timbul pada An.
S, sehingga pemeriksaan tersebut tidak diperlukan.
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sesuai antara tinjauan teoritis dan tinjauan kasus, adalah:
1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan sputum.
Diagnosa tersebut ditemukan pada tinjauan kasus, hal ini dapat terjadi karena
pada pengkajian didapatkan data bahwa An.S batuk , pilek dan sulit
mengeluarkan dahak, terdengar suara ronchi di interkosta 3 sternal kanan saat
bernafas dan leukosit 7,31 10³/µL.
Diagnosa keperawatan yang terdapat pada kasus namun tidak terdapat pada tinjauan
teori, yaitu:
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan yang berlebih.
Diagnosa tersebut ditemukan pada tinjauan kasus, hal ini terjadi karena pada
pengkajian didapatkan data bahwa mukosa bibir kering, peningkatan suhu tubuh
mencapai 38,4˚C, BAB 5x/hari dengan konsistensi cair, klien malas minum dan
hasil balance cairan -58,2 cc dengan tingkat dehidrasi sedang.
2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat. Diagnosa ini ditemukan pada kasus karena didapatkan
data bahwa An.S makan hanya menghabiskan ¼ porsi, terdapat bercak koplik
pada mukosa mulut, konjungtiva anemis, haemoglobin: 10,3 g/dL, dan terjadi
penurunan berat badan mencapai 18,2% , sehingga diagnosa ini masih bersifat
resiko.
3. Resiko perubahan persepsi sensori: visual berhubungan dengan konjungtivitis
dan fotopobia. Diagnosa ini ditemukan pada An.S karena ditemukan data mata
bengkak dan kemerahan, terdapat konjungtivitis dan fotopobia, terlihat tidak ada
sekret pada mata.
4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan rash/ruam pada seluruh
tubuh. Diagnosa ini ditemukan karena penulis mendapatkan data bercak merah di
seluruh tubuh, mulai dari muka, badan hingga ke ekstremitas, klien tampak
sering menggaruk-garuk punggungnya, namun intake kulit masih baik belum
mengalami iritasi ataupun lesi, shingga masalah ini masih bersifat resiko.
5. Takut pada anak berhubungan dengan dampak hospitalisasi. Diagnosa ini
terdapat pada kasus didukung dengan adanya data sebagai berikut: An.S yang
tidak mau berinteraksi dengan perawat dan tampak takut saat perawat akan
melakukan prosedur tindakan.
Diagnosa keperawatan yang tidak ada pada tinjauan kasus namun ada pada tinjauan
teori, yaitu:
1. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan organisme virulen. Diagnosa ini
tidak ditemukan di dalam kasus karena tidak adanya data yang menunjang seperti
adanya lesi, sementara berdasarkan teori bahwa penyebaran aktif dari virus
morbili dapat terjadi melalui hal tersebut.
2. Gangguan aktivitas berhubungan dengan isolasi dari kelompok sebaya. Pada An.S
tidak terjadi diagnosa tersebut, karena An.S tidak dilakukan perawatan isolasi,
namun seharusnya isolasi harus dilakukan karena mengingat morbili merupakan
penyakit infeksi yang mana jika tidak dilakukan isolasi akan menimbulkan infeksi
nosokomial.
C. Perencanaan Keperawatan
Pada tahap perencanaan penulis mengacu pada perencanaan yang didapat pada
tinjauan teoritis. Pada kasus, penulis memprioritaskan diagnosa keperawatan
berdasarkan teori Maslow dan masalah yang dapat mengancam kehidupan An.S
yaitu: tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi
sputum, jika kondisi tersebut tidak diatasi dengan cepat dan tepat maka akan terjadi
sesak dan akan mengancam kehidupan anak.
Pada pembuatan tujuan dan kriteria hasil untuk diagnosa tidak efektif bersihan jalan
nafas, penulis menyesuaikan dengan keadaan An.S karena masalah yang ada pada
klien adalah aktual dengan data yang sudah disebutkan, maka penulis menentukan
pencapaian waktu tujuan 1x24 jam, namun penulis melanjutkan intervensi sampai
dengan hari ketiga penulis praktek di Paviliun Badar. Pada pelaksanaan semua tujuan
dan kriteria hasil hanya tercapai sebagian, hal tersebut disebabkan waktu penulis
yang terlalu singkat dalam melakukan intervensi.
Pada masalah defisit volume cairan tujuan dan kriteria hasil masalah sudah teratasi
dilahat dari hasil balance cairan mencapai +319,3 cc dan tidak ditemukan tandatanda
dehidrasi, namun pada masalah resiko perubahan nutrisi hanya sebagian tujuan dan
kriteria hasilnya yang dapat teratasi seperti konjungtiva yang an-anemis dengan batas
waktu 3x24 jam dan An.S hanya menghabiskan makanan ¼ porsi. Di dalam masalah
resiko perubahan persepsi sensori: visual tujuan dan kriteria hasil pun hanya teratasi
sebagian dikarenakan pada An.S masih terdapat konjungtivitis dan fotopobia, namun
sudah berkurang. Pada masalah resiko gangguan integritas kulit tujuan dan kriteria
hasil hanya teratasi sebagian karena rash/ruam pada kulit masih terlihat, namun
keutuhan kulit dapat tetap terjaga, terlihat pada kulit tidak terjadi iritasi maupun luka.
Sedangkan pada masalah keperawatan takut pada anak sudah teratasi pada hari
kedua, terlihat pada An.S sudah mau berinteraksi dengan perawat dan lebih
kooperatif.
D. Implementasi Keperawatan
Dalam masalah asuhan keperawatan pada An.S pada dasarnya telah dilakukan sesuai
dengan rencana tindakan yang telah dibuat dengan memperhatikan kondisi dan
fasilitas yang ada di ruangan. Dalam pelaksana sebagai cara mengatasi masalah
keperawatan dan melakukan pemenuhan kebutuhan dasar, penulis berkolaborasi
dengan perawat yang ada di ruangan dan dengan teman sejawat yang sedang praktek
di Paviliun Badar.
Untuk setiap diagnosa keperawatan, perawat ruangan sudah melakukan
pelaksanaanya sesuai dengan rencana tindakan yang telah dibuat oleh penulis. Untuk
diagnosa takut pada anak berhubungan dengan dampak hospitalisasi penulis hanya
melakukan terapi bermain di kamar An.S dan melakukan pendekatan secara bertahap
pada anak dan perawat ruangan sendiri pun tampak belum memperhatikan tindakan
terapi bermain secara khusus, karena terapi bermain sangatlah penting untuk
mengurangi stres pada anak dan berguna untuk kelangsungan tumbuh kembang
anak. Untuk mengatasi diagnosa tidak efektif bersihan jalan nafas penulis telah
melakukan intervensi sesuai dengan rencana yang telah dibuat oleh penulis. Pada
implementasi untuk diagnosa defisit volume cairan tidak dilakukan pemeriksaan
elektrolit karena sudah terlihat jelas bahwa tidak ada distensi pada abdomen yang
menjadi manifestasi adanya gangguan pada elektrolit.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dinilai berdasarkan perkembangan yang terjadi pada klien setelah dilakukan
tindakan keperawatan yang mengacu pada tujuan dan kriteria hasil yang telah
ditentukan. Adapun dalam mengevaluasi penulis menggunakan teknik SOAP
sehingga masalah terlihat apakah sudah teratasi, teratasi sebagian, belum teratasi atau
masalah tidak terjadi.
1. Diagnosa tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum dapat teratasi sebagian, karena batuk berkurang sudah tidak
pilek, pernafasan terdengar suara ronchi pada interkosta 3 sternal kanan dan RR
terakhir 30x/menit dan pemberian terapi oral, terapi injeksi dan terapi inhalasi
dilanjutkan.
2. Diagnosa defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang
berlebih dapat teratasi sebagian, karena balance cairan pada An.S sudah
mencapai +319cc dan mukosa bibir masih kering dan terapi oral masih
dilanjutkan.
3. Diagnosa resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat, masalah tidak terjadi dikarenakan nafsu
makan meningkat dan dapat menghabiskan ¼ porsi, konjungtiva an-anemis dan
keluarga memberikan makan pada An.S sedikit tapi sering serta selalu
memotivasi dan mendampingi anak saat makan.
4. Diagnosa resiko persepsi sensori: visual berhubungan dengan konjungtivitis dan
fotopobia teratasi sebagian karena pada An.S masih terlihat konjungtivitis.
5. Diagnosa resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya rash/ruam
pada kulit tidak terjadi dikarenakan pada kulit An.S tampak bercak merah yang
timbul namun tidak terjadi iritasi dan lesi.
6. Diagnosa takut pada anak berhubungan dengan dampak hospitalisasi (terhadap
prosedur tindakan dan orang asing) dapat teratasi karena An.S sudah dapat
berinteraksi dengan perawat, tidak menangis dan kooperatif saat dilakukan
prosedur tindakan.
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada
An.S dengan morbili dari segi tinjauan teoritis dan tinjauan kasus, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Morbili adalah penyakit infeksi oleh virus yang akut dan menular yang pada
umumnya menyerang anak-anak, ditandai oleh tiga stadium yaitu stadium
prodromal, stadium erupsi dan stadium konvalensi, dengan gejala-gejala berupa
bercak koplik pada mukosa dan faring, ruam ditandai dengan suhu tubuh meningkat,
konjungtivitas, sampai dengan ruam menghitam dan mengelupas.
Pendukung penulis dalam melakukan pengkajian ini ialah informasi dari orang tua
sehingga membantu penulis dalam melengkapi data – data secara valid. Sedangkan
penghambatnya ialah catatan pegkajian keperawatan diruangan yang di
dokumentasikan kurang lengkap, Pendukung penulis dalam mengkaji etiologi
masalah anak mudah dikarenakan etiologi penyakit yang disebabkan oleh anak
sesuai dengan tinjauan kasus.
Diagnosa keperawatan yang dimunculkan penulis dan sesuai dengan tinjauan teori
ada 1, yaitu tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum, sedangkan diagnosa keperawatan secara tinjauan teoritis yang
tidak muncul pada tinjauan kasus ada 5, yaitu resiko penyebaran infeksi
berhubungan dengan organisme virulen, gangguan aktifitas berhubungan dengan
isolasi dari kelompok sebaya, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, gangguan integritas kulit
berhubungan dengan adanya rash/ruam pada kulit dan defisit volume cairan
berhubungan dengan output yang berlebihan.
Pada perencanaan yang perlu diperhatikan yaitu kondisi atau kebutuhan klien sesuai
dengan kebutuhan Maslow yaitu dari yang mengancam kehidupan klien serta harus
memperhatikan sarana dan prasarana yang ada di ruangan. Dalam pembuatan
perencanaan ini penulis tidak mendapatkan kesulitan, karena rencana ini sesuai
dengan tinjauan teoritis.
Pada tahap implementasi pada An.S penulis melakukan bersama tim perawat yang
ada di Paviliun Badar, namun pada diagnosa takut berhubungan dengan dampak
hospitalisasi perawat ruangan kurang memperhatikan, terutama pada pelaksanaan
terapi bermain yaitu kurangnya prasarana yang sesuai dengan usia An.S, sehingga
dalam pelaksanaanya penulis hanya melakukan pendekatan bertahap sambil bermain
secara sederhana bersama klien.
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada
An.S dengan morbili penulis berkolaborasi bersam perawat ruangan. Hal ini
menghambat dalam melaksanakan implementasi perawat hanya mendokumentasikan
dan mengerjakan hal-hal yang rutinitas dalam sehari-hari dan tidak semua
pendokumentasian disertai respon klien sedangkan dalam pendokumentasian ini
sangatlah penting mengingat untuk memantau sejauh mana perkembangan klien dan
sebagai salah satu pelindung perawat jika keluarga klien ada yang meminta
pertanggung jawaban atau tanggung gugat.
Pada tahap evaluasi dari keenam masalah keperawatan yang dibuat penulis yang
muncul pada An.S sudah teratasi sebagian dan hanya takut yang dapat teratasi.
B. Saran
Dari kesimpulan yang telah penulis buat di atas, maka penulis sangat mengharapkan
dari asuhan keperawatan dapat membantu klien untuk meningkatkan dan
mempertahankan derajat kesehatan secara optimal, penulis memberikan saran yang
diharapkan dapat membantu memberikan asuhan keperawatan dalam pemenuhan
kebutuhan dasar pada An.S, khususnya anak dengan penyakit morbili, yaitu:
1. Untuk insitusi
Memperbanyak literatur yang memiliki tahun terbitan terbaru sebagai cara untuk
menyempurnakan karya tulis yang dibuat oleh penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Aziz, A., Uliyah, Musrifatul. (2014). Pengantar kebutuhan dasar manusia.
Jakarta: Salemba Medika
Mubarok, Wahit., Chayatin, Nurul. (2008). Buku ajar kebutuhan dasar manusia teori
& aplikasi dalam praktik.Jakarta: EGC
Rampengan, SpA(K), Prof, Dr, T, H. (2008). Penyakit infeksi tropik pada anak.
Jakarta: EGC
Soedarmo, P,S,S., Garna, Herry., Hadinegoro, Sri., & Satari, Hindra. (2010). Buku ajar
infeksi & pediatri tropis.Jakarta:IDAI
A. Biodata Diri
Nama : ELLA HERVIANY
NIM : 2013750016
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 29 Juni 1995
Agama : Islam
No.HP, e-mail : 085771002262, ella_herviany@yahoo.com
Alamat : Kp.Jembatan Blok C RT.015 RW.01 No.6
Kel. Jatinegara Kec. Cakung Jakarta Timur
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Umum
a. SDN Jatinegara 06 Pagi Tahun 2001-2007
b. SMPN 270 Kelapa Gading Jakarta Utara Tahun 2007-2010
c. SMAN 76 Cakung Jakarta Timur 2010-2013
d. Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta 2013-2016
2. Pendidikan Tambahan
a. Pelatihan Basic Trauma & Cardiac Life Support Tahun 2015
b. Pelatihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa Tahun 2013
c. Course National English Center Tahun 2013-2016
d. Pelatihan Darul Arqom Dasar Tahun 2013