KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah
Tugas Akhir
Pada Program Studi D III Keperawatan Magelang
WENDI FARISTA
NIM. P. 1337420515089
i
LAPORAN KASUS
KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi D III Keperawatan Magelang
WENDI FARISTA
NIM. P. 1337420515O89
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan laporan kasus yang
Penularan Infeksi di RST Dr. Soedjono Magelang” sesuai dengan waktu yang
syarat nyata mata kuliah Tugas Akhir pada Program Studi DIII Keperawatan
adanya dukungan dari berbagai pihak sehingga laporan kasus ini dapat selesai
tepat pada waktunya. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
3. Hermani Triredjeki, S.Kep, Ns., M.Kes, selaku Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Magelang.
akhir ini.
akhir ini.
vi
7. Dosen dan para staff Program Studi Keperawatan Magelang, serta staff
buku referensi.
8. Mustofa, Subo Winartun, P. Winda F., Alfina R.F. dan Alfira H.L selaku
orang tua, kakak dan adik penulis yang selalu memberikan doa, motivasi,
Ni’mah Sofi P dan rekan – rekan kos Cinderella beserta semua pihak yang
tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan dalam
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat memberikan
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
B. Batasan Masalah.................................................................................3
D. Tujuan Penelitian................................................................................4
E. Manfaat Penelitian..............................................................................5
A.Tuberkulosis Paru..........................................................................6
3. Etiologi....................................................................................8
viii
4. Cara Transmisi Bakteri yang Menginfeksi .............................9
5. Patofisiologi ............................................................................9
6. Pathway.................................................................................12
7. Klasifikasi .............................................................................13
9. Komplikasi ............................................................................17
Sakit ......................................................................................22
C. Pengelolaan .....................................................................................25
D. Asuhan Keperawatan........................................................................28
1. Pengkajian .............................................................................28
2. Diagnosa Keperawatan..........................................................36
3. Rencana Keperawatan...........................................................37
A. Studi Kasus.......................................................................................39
ix
C. Fokus Studi.......................................................................................39
D. Definisi Operasional.........................................................................40
I. Etika Penelitian..................................................................................43
A. Hasil .................................................................................................45
2. Pengkajian ..............................................................................46
5. Pelaksanaan ............................................................................56
6. Evaluasi..................................................................................62
B. Pembahasan ......................................................................................64
1. Pengkajian ..............................................................................64
2. Diagnosa Keperawatan...........................................................69
3. Perencanaan............................................................................70
4. Pelaksanaan ............................................................................71
5. Evaluasi..................................................................................74
C. Keterbatasan .....................................................................................75
x
BAB V SIMPULAN DAN SARAN....................................................................... 77
A. Simpulan ..........................................................................................77
B. Saran .................................................................................................79
LAMPIRAN..........................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
ginjal, tulang, dan nodus limfe. Penyebab TB Paru itu adalah mycobacterium
Tuberkulosis, bakteri yang tumbuh dengan lambat dan sensitif terhadap panas
ini ke orang lain melalui droplet yang secara tidak sengaja terhirup oleh orang
yang sehat. Biasanya yang rentan menghirup atau yang terpajan droplet dari
penderita adalah mereka yang dekat dengan penderita terutama keluarga dan
jumlah penderita TB. Menurut WHO (2015) pada tahun 2013 terdapat 9 juta
penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB Paru dan pada tahun 2014
penderita dengan Tuberkulosis (TB) paru BTA (+) dengan biakan kuman TB
2
pada tahun 2016 yaitu sebanyak 73 orang sedangkan tahun 2017 sampai
bulan November ini berjumlah 105 orang. Dari studi pendahuluan yang
dapatkan hasil bahwa klien dan orang disekitar klien belum menerapkan
pendahuluan dengan 2 klien yang pada saat itu dirawat, klien tidak menutup
mulut saat batuk maupun berbicara, keluarga klien yang menemani klien tidak
y an g b er ju du l “ P e ri la ku P e nc eg ah an d an F ak to r – F ak to r y an g
mempunyai kebiasaan sering tidak menutup mulut ketika batuk dan tidak
mencegah kontaminasi udara oleh bakteri. Cara yang paling efektif untuk
3
dengan menutup mulut ketika batuk, bersin atau ketawa secara benar dan
pencegahan penularan infeksi dengan membuang tisu basah dengan baik dan
mencuci tangan.
menerapkan bagaimana etika batuk yang baik, penggunaan masker dan lain
oleh bakteri yang terdapat pada dahak penderita. Maka tindakan ini dapat
menekan angka penularan dari seorang penderita kepada orang sehat sehingga
B. Batasan Masalah
Masalah pada laporan kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan
Pada TB Paru dengan Fokus Studi Pencegahan Penularan Infeksi di RST DR.
Soedjono Magelang.
C. Rumusan Masalah
4
Magelang ?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Soedjono Magelang.
Infeksi.
Infeksi.
E. Manfaat Penelitian
5
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perawat
pada TB Paru.
d. Bagi Klien.
BAB II
6
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tuberkulosis Paru
mengalami proses yang dikenal sebagai fokus primer dari ghon (Wijaya,
2013).
meninges, ginjal, tulang, dan nodus limfe. Infeksi awal biasanya terjadi
paru – paru khususnya bagian parenkim paru. Penyakit ini disebabkan oleh
udara. Namun tidak hanya paru – paru, bagian tubuh lainnya juga dapat
terserang penyakit ini seperti meninges, ginjal, tulang dan lain sebagainya.
2. Anatomi Fisiologi
Pulmo atau paru adalah organ sistem pernaasan yang berada dalam
lunak, elastis, dan berada pada rongga torak. Paru-paru memiliki sifat
ringan dan mampu terapung dalam air, berwarna biru keabu-abuan dengan
bintik. Paru-paru kanan terdiri dari tiga gelambir (lobus), yaitu : lobus
superior, lobus medius, dan lobus inferir. Paru – paru kiri terdiri dari dua
lobus, yaitu : lobus superior dan lobus inferior. Paru-paru diselimuti oleh
suatu selaput paru-paru yang disebut pleura. Pleura terdiri dari atas dua
bawah.
3. Etiologi
kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/um dan tebal 0,3-
0,6/um.
kuman lebih tahan terhadap asam (asam alkohol) sehingga disebut bakteri
tahan asam (BTA). Kuman dapat tahan hidup pada udara kering maupun
dalam keadaan dingin (dapat tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal
ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant. Dari sifat dormant
Sifat lain kuman ini adalah aerob. Sifat ini menunjukan bahwa
Dalam hal ini tekanan oksigen pada bagian apikal ini merupakan tempat
Air Borne Disease. Cara pencegahan penularan penyakit ini antara lain
(Darmadi, 2008).
5. Patofisiologi
secara tidak sengaja percikan dahak yang mengandung kuman atau bakteri
jatuh ke tanah, lantai, atau tempat lainnya. Akibat terkena sinar matahari
atau suhu udara yang panas, percikan dahak tadi menguap ke udara.
terkandung dalam dahak tadi terbang ke udara. Apabila bakteri ini terhirup
oleh orang sehat maka orang itu berrisiko terkena infeksi bakteri
tuberkulosis pneumonia kecil dan disebut sarang primer atau afek primer
atau sarang (fokus) Ghon. Sarang primer ini dapat terjadi di setiap bagian
jaringan paru. Bila menjalar sampai ke pleura, maka terjadilah efusi pleura
tidak tampak pada foto rongten. Tempat infeksi primer dapat mengalami
seperti keju, sel-sel darah putih yang mati, dan jaringan paru nekrotik.
infeksi saluran pernapasan, namun dapat juga berasal dari alveolus. Akibat
dahak yang sangat kecil yang mengandung kuman atau bakteri TB yang
(Crofton, 2002).
6. Pathway
Infeksi
pasca Bakteri dorman
primer
Sembuh dengan
(reaktivita) Bakteri muncul beberapa tahun
fibrotik
7. Klasifikasi
kategori :
c) Kategori III : sputum negatif tapi kelainan paru tidak luas dan
mengklasifikasikan TB menjadi :
pengobatan sebelumnya.
14
biakan positif.
pengobatannya selesai.
yang baik.
15
pada setiap orang. Namun menurut Setiati (2014) yang sering timbul
bronkus pada setiap penyakit tidak sama, mungkin saja batuk baru
bagian paru-paru.
d. Nyeri dada : gejala ini agak jarang yang ditemukan. Nyeri dada
meriang, nyeri otot, keringat malam dll. Gejala malaise ini makin
lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur.
9. Komplikasi
komplikasi lanjut :
poncet’s orthropathy
17
limfositosis.
TBC.
resistensi.
kemudian.
yang terinfeksi oleh agen penyakit dan menularkan kepada manusia yang
sehat.
infeksi dimana agen penyakitnya dapat ditularkan dari satu orang ke orang
yang lain terjadi secar langsung atau tidak langsung melalui berbagai
memasangbarier.
memasang barier/isolasi.
dan juga susu sapi yang mengandung kuman TBC. Dahak yang di buang
matahari dan dapat terbang tertiup angin dan terhirup oleh orang yang
c. Faktor host/manusia :
dewasa muda.
generasi sebelumnya.
menderita TBC.
lainya.
e. Faktor lingkungan :
dengan tujuan :
dengan cara :
dalam ruangan).
(Irianto, 2004).
percikan dahak. Oleh karena itu pada saat batuk atau bersin
itu cuci saputangan atau bakar tisu dan segeralah untuk mencuci
1) Makan dengan diet yang seimbang, diit yang diperlukan adalah diet
TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein), dikenal juga dengan diit ETPT
tinggi seperti susu, telur, dan daging, atau dalam bentuk minuman
C. Pengelolaan
1. Pengelolaan Farmakologis
dan sebagainya.
sputum negatif maka diberikan fase lanjutan, namun jika sputum tetap
b. Kategori II: kasus kambuh atau gagal dengan sputum tetap positif.
fase lanjutan.
c. Kategori III : sputum negatif namun kelainan paru tidak luas dan
(Mutaqqin, 2008)
2. Pengelolaan Non-Farmakologis
putus obat yang sering terjadi. Hal ini di picu oleh beberapa sebab
sendiri, biaya pengobatan yang mahal, masalah masalah sosial dan budaya
risiko penularan yaitu dengan menutup hidung dan mulut ketika batuk atau
(Long, 1996 ).
D. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
fisik.
b. Keluhan utama
timbul ialah :
serius. Tipe batuk juga sangat penting untuk diketahui. Batuk yang
3) Dispnea
aktifitas. Menurut Muttaqin (2008) hal yang perlu dikaji adalah apa
4) Hemoptysis
dari berasal dari paru, perdarahan hidung atau perut. Darah dari
5) Mengi
Ini terjadi karena udara mengalir melalui jalan napas yang sebagian
terjadi dan apakah mengi hilang sendiri atau hilang dengan obat –
obatan.
30
6) Chest pain
intensitas nyeri .
ke rumah sakit, seperti sejak kapan keluhan dirasakan, berapa lama dan
berhasil.
seperti adanya riwayat sesak napas, batuk lama, batuk darah dari
anggota keluarga yang lain. Adanya penyakit darah tinggi dan kencing
(Andarmoyo, 2012).
2010)
3) Pola eliminasi
4) Pola aktivitas-latihan
relaksasi.
6) Pola kognitif-persepsi
hubungan.
9) Pola seksual-reproduksi
menoleransi stress.
h. Pemeriksaan fisik
33
meliputi :
2) B1 (Breathing)
3) B2 (Blood)
4) B3 (Brain)
5) B4 (Bladder)
6) B5 (Bowel)
7) B6 (Bone)
2. Diagnosis keperawatan
a. Defisiensi pengetahuan
Batasan karakteristik :
3)Kurang pengetahuan
2) Gangguan memori
3) Kurang informasi
3. Rencana Keperawatan
a. Defisiensi pengetahuan
Tuberkulosis.
Intervensi
BAB III
METODE PENULISAN
A. Studi Kasus
Metode yang digunakan dalam studi kasus ini adalah metode deskriptif
dengan memfokuskan pada salah satu masalah penting dalam kasus yang
1. Klien rawat inap di RST Dr. Soedjono Magelang selama studi kasus
dilakukan.
2. Klien berusia 40-60 tahun dengan diagnosa medis TB Paru dengan BTA
(+) dan hasil rontgen menunjukan adanya bayangan berwarna atau bercak
C. Fokus Studi
D. Definisi Operasional
rantai penularan dengan memperhatikan tiga unsur dari rantai penularan, yaitu
pemberian informasi.
E. Instrumen Penelitian
b. Alat tulis
h. SOP Penyuluhan
a. Tempat penelitian
40
Magelang.
b. Waktu penelitian
lima hari.
klien dengan klien yang lain ketikan diberikan tindakan yang sama pada klien
dengan cara wawancara atau anamnesa dan observasi secara langsung yakni
kasus dan juga dapat disertai dengan cuplikan ungkapan verbal dari subjek
I. Etika Penelitian
Masalah etika terutama ditekankan pada beberapa hal yaitu sebagai berikut :
Dalam studi kasus ini penulis menggunakan nama inisial klien untuk
3. Confidentiality ( kerahasiaan )
respon dan dijamin oleh peneliti dan hanya data –data tertentu yang akan
5. Bebas dari eksploitasi ( partisipasi responden dalam studi kasus tidak akan
Partisipasi subjek dalam studi kasus, harus dihindarkan dari keadaan yang
dalam studi kasus atau informasi yang telah diberikan, tidak akan
dipergunakan dalam hal – hal yang dapat merugikan subjek dalam bentuk
apapun.
7. Right to selt determination (subjek studi kasus tidak boleh dipaksa untuk
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus
dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama dan rahasia (Nursalam,
2008)
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
a) Tn. A
Sekolah Dasar dan klien berkerja sebagai buruh tani. Klien masuk RST dr.
1625XX.
b) Tn. AD
Islam. Pendidikan terakhir klien adalah Sekolah Menengah Atas dan klien
46
berkerja sebagai supir. Klien masuk RST dr. Soedjono Magelang pada
2. Pengkajian (Assesment)
Tabel 4.1
Riwayat Keperawatan
Tabel4.1
(Lanjutan)
Indikator Tn. A Tn. AD
melakukan - seminggu kemudian
pengobatan selama klien masuk RS lagi
kurang lebih 6 bulan selama 9 hari
lalu karena klien dengan keluhan
merasa bosan dan yang sama
tidak telaten. - selang sebulan klien
masuk RST.
- Klien menderita TB
- tidak memiliki
Paru kurang lebih 1,5
riwayat penyakit
tahun lalu.
tekanan darah tinggi
- tidak memiliki
atau diabetes
riwayat penyakit
miletus.
tekanan darah tinggi
atau diabetes miletus.
Riwayat penyakittidak ada anggota anggota keluarga tidak
keluarga keluarga yang menderita ada yang menderita
penyakit menurun seperti penyakit menurun
Diabetes Melitus dan seperti Diabetes
Hipertensi ataupun Melitus dan Hipertensi
penyakit yang sama ataupun penyakit yang
seperti yang diderita sama seperti yang
klien. diderita klien.
Riwayat alergi tidak ada riwayat alergi Tubuh klien gatal jika
terhadap makanan memakan telur dan
maupun obat atau yang klien mengatakan tidak
lainnya. ada alergi obat.
b. Pengkajian Fokus
mengatakan bahwa kesehatan adalah hal yang penting dan jika sakit harus
terbuka, klien tidak menggunakan masker dan tidak menutup mulut ketika
48
batuk. Klien telah mengalami TB Paru selama 1,5 Tahun, dan menjalani
dengan alasan bosan dan tidak telaten sehingga klien putus obat.
dan nafsu makan baik, serta tidak ada pantangan dalam hal makan. Minum
kurang lebih 2 liter per hari. Namun selama sakit klien mengalami
porsi yang diberikan RS. Klien mual dan muntah satu kali sekitar 50 cc
sakit ataupun selama sakit. Klien BAB sebanyak 1 x dalam satu hari. Dan
6-7 jam per hari, klien tidak pernah tidur siang dan tidak ada gangguan
tidur yang dialami. Selama sakit klien mengatakan waktu tidur tidak
menentu, sering terbangun saat tidur, dan sering berkeringat dimalam hari.
49
Pola konsep diri dan persepsi diri, klien mengatakan bahwa klien
adalah seorang buruh tani, setiap hari klien bertemu dengan teman –
memiliki istri dan 4 orang anak. Pola peran hubungan, dalam keluarga
klien adalah seorang ayah dan juga suami. Orang terdekat klien adalah
hubungan klien dengan tetangga dan keluarga baik. Pada pola keyakinan
hal yang penting bagi Tn. AD. Klien mengatakan saat di rumah
mengatakan jika batuk klien hanya menutup mulut dengan telapak tangan
dan itupun kurang rapat, terlihat klien tidak menggunakan masker dengan
masker.
50
nafsu makan klien baik, makan 3 x sehari dengan variasi yang berbeda
dengan porsi satu piring, klien mengatakan alergi telur. Selama sakit klien
perubahan dalam hal eliminasi. Klien BAB 1 X sehari dan BAK 4-5 x
perhari. Dan selama sakit kllien BAK dengan menggunakan pispot karena
adalah supir. Klien jarang olah raga dan melakukan semuanya aktivitas
sendiri. Namun selama sakit semua kegiatan klien dibantu sebagian saat
Pola istirahat tidur, sebelum sakit klien tidur selama 6-7 jam dan
tidak ada masalah tidur yang dialami. Selama sakit klien mengatakan klien
Pola konsep diri – persepsi diri, klien adalah seorang supir. Klien
berhenti bekerja selama sakit. Hubungan klien dengan orang sekitar baik.
51
Pola seksual reproduksi, klien seorang laki – laki, memiliki istri dan 2
anak.
ayah dari 2 anak, klien juga seorang supir. Orang terdekat klien adalah
Tabel 4.2
Pengkajian fokus
Tn. A Tn. AD
- Klien tidak mengetahui - K l i e n mengatakan kurang
bagaimana cara penularan mengetahui tentang tindakan
penyakit yang dideritanya pencegahan yang harus
- Tidak mengetahui tindakan apa dilakukan untuk mengurangi
yang harus dilakukan untuk risiko penularan infeksi kuman
mencegah penularannya. TB Paru
- klien mengatakan apabila - k l i e n m e m b u a n g d a h a k d i
membuang dahak di tisu dan dalam kantong plastik terbuka
dibuang ketempat sampah yang digantungkan di stand
terbuka. infus saat di rumah sakit.
- Klien berada di ruang isolasi dan - klien batuk dan menutup mulut
tidak menggunakan masker dengan telapak tangan klien dan
dengan alasan tidak nyaman. kurang rapat
- Klien batuk tidak menutup mulut - T e r l i h a t b a h w a k l i e n t i d a k
- k el ua rg a me ne ma n i k li en d i menggunakan masker dengan
ruang isolasi tanpa alasan sesak nafas.
menggunakan masker. - Klien berada di ruang isolasi
- keluarga yang menemani klien
juga tidak menggunakan
masker.
52
c. Pemeriksaan Fisik
Tabel 4.3
Pemeriksaan Fisik
Tn. A Tn. AD
- B1 (Breathing) - B1 (Breathing)
Klien nampak kurus sehingga Terlihat penurunan proposi
costa terlihat bentuk dada (costa nampak)
Bentuk rongga dada nampak Klien menggunakan otot bantu
tidak simetris pernafasan
Klien menggunakan otot bantu Gerakan pernafasan cepat
pernafasan (sesak nafas)
Nampak sesak nafas RR 28 x/menit
RR : 28 x/menit Gerakan dada seimbang antara
Pengembangan pernafasan bagian kanan dan kiri
nampak tidak simetris Tidak ada massa yang teraba
Terdengar bunyi pekak di apek Terdengar bunyi sonor dan
paru. terdengar bunyi ronchi pada
Karakteristik sputum hijau apek paru.
purulen - B2 (Blood)
- B2 (Blood) K lien batuk dengan dahak
Tidak telihat adanya kelemahan berdarah
fisik, keadaan umum klien baik Klien nampak lemas dan
Denyut nadi sulit teraba terbaring di tempat tidur dengan
Nadi 76 x per menit posisi semifowler
Terdengar suara pekak Denyut nadi teraba lemah
TD : 120/80 mmhg Nadi 70 x/menit
Tidak didapatkan bunyi jantung Terdengar suara pekak
tambahan. TD : 110/70 mmhg.
- B3 (Brain) Tidak didapatkan bunyi jantung
Kesadaran klien compos mentis tambahan
Tidak ditemukan sianosis - B3 (Brain)
Konjungtiva berwarna merah kesadaran klien compos mentis
muda, tidak ditemukan sianosis
- B4 (Bowel) konjungtiva berwarna merah
k li en m en ga la m i m ua l da n muda.
muntah sebanyak 1 x sekitar 50 - B4 (Bowel)
cc dengan produk makanan Klien mengalami mual dan
tanpa darah muntah sekitar 25 cc dengan
klien mengalami penurunan produk makanan tanpa darah
nafsu makan. Klien mengalami penurunan
- B5 (Blader) nafsu makan
tidak ada masalah / gangguan Klien hanya makan 2 sendok
dari pengeluaran urine. - B5 (Blader)
53
d. Pemeriksaan Diagnostik
Tabel 4.4
Pemeriksaan diagnostik
Tn. A Tn. AD
(8 Januari 2018) (10 Januari 2018)
- WBC 11.8 k/uL (tinggi) - WBC 12,8 k/uL (tinggi)
- Hb 9,4 g/dl (rendah) - Hb 15,1 g/dL (normal)
- Hematokrit 29,0 % (rendah) - Hematokrit 45,5 % (normal)
- Hasil dari tes specimen sputum - RBC 5,58 m/uL (tinggi).
adalah MTB Detected dengan - Hasil dari tes specimen sputum
warna sputum yang kehijauan. adalah MTB Detected, dengan
- Hasil rongent thorax warna sputum yang kehijauan
menunjukkan adanya efusi sedikit bercak merah.
pleura dan TB Paru lama aktif. - Hasil rongent thorax
menunjukkan TB Paru.
e. Data Terapi
Tabel 4.5
Data Terapi
Tn. A Tn. AD
- infus RL 22 tpm - infus levofloxacin 500 mg/12
- salbutamol, ceftrizine, ambroxol jam
diracik 3 x 1 sehari - injeksi lanjoprazole 1 ampul / 12
- injeksi levofloxacin 1 x 500 mg jam
- N asetil sistein 3 x 1 tablet (200 - injeksi kalnex 1 ampul/ 12 jam
mg) - injeksi neurobion 1 ampul/24
- Laxana 2 x 1 tablet (5 mg). jam
- N setil Sistein 3 x 1 tablet
- Obat oral codein 2 x 40 mg per
hari
- salbutamol 2 x 1 tablet.
54
Tn. A Tn. AD
DS : DS :
- Klien mengatakan kurang - Klien mengatakan jika
mengetahui bagaimana cara penyakitnya bisa menular lewat
penularan penyakit yang dahak yang keluar saat batuk.
dideritanya. - Klien mengatakan kurang
- Tidak mengetahui tindakan apa mengetahui tentang tindakan
yang harus dilakukan untuk pencegahan yang harus
mencegah penularannya. dilakukan untuk mengurangi
- klien mengatakan apabila risiko penularan infeksi kuman
membuang dahak di tisu dan TB Paru
dibuang ketempat sampah - klien mengatakan selama ini ia
terbuka. batuk hanya menutup mulut
- Klien mengatakan saat batuk d e n g a n t a n g a n k os o n g d a n
klien tidak menutup mulut. itupun tidak rapat.
- Klien mengatakan tidak pernah - Mengatakan jika menggunakan
memakai masker dengan alasan masker menambah sesak nafas.
tidak nyaman DO :
- DO : - Klien mampu menjawab cara
- Saat ditanya tentang bagaimana penularan TB Paru.
cara penularan penyakit TB Paru - Saat ditanya tindakan apa saja
klien tampak bingung. yang dilakukan untuk mencegah
- Saat ditanya tindakan untuk penularan klien hanya dapat
mencegah penularannya klien menyebutkan etika batuk namun
juga nampak bingung. kurang tepat.
- Klien nampak tidak - klien tidak menggunakan masker
menggunakan masker dengan alasan sesak nafas
- Saat batuk klien tidak menutup - keluarga yang menemani klien di
mulut ruang isolasi dan juga
- Keluarga yang menemani tidak pengunjung tidak menggunakan
menggunakan masker masker.
- Nampak tisu bekas membuang - nampak jelas klien tidak
dahak di tempat sampah terbuka menutup mulutnya dengan benar
saat batuk
- klien mengeluarkan dahaknya
dan membuangnya ke kantong
plastik terbuka yang
digantungkan di stand infus
55
kurang informasi, maka dibuat tujuan, kriteria hasil dan perencanaan untuk
klien paham faktor apa saja yang dapat meningkatkan risiko penularan
infeksi, klien tau dan menerapkan bagaimana cara untuk mencegah penularan
membuang ludah.
yang baik serta motivasi klien untuk membuang dahak dengan benar.
56
a) Tn.A
percikan dahak saat klien batuk, berbicara, bersin dan lain sebagainya.
bersedia diajari bagaimana etika batuk yang baik dan bagaimana cara
bagaimana etika batuk yang baik, yaitu seperti menutup mulut saat
batuk.
batuk.
b) Tn.AD
P a da ta ng ga l 10 j an ua ri 2 01 8 pu ku l 0 9. 35 d il ak uk an
penularan infeksi dan didapatkan hasil antara lain data subjektif, klien
Paru. Sedangkan data objektif, Saat ditanya tindakan apa saja yang
etika batuk namun kurang tepat, yaitu klien menutup mulut ketika
masker.
62
6. Evaluasi
a) Tn. A
Tabel 4.7 Evaluasi Tn. A
penularan ,
penerapan etika
batuk dan
penggunaan
masker teratasi.
P:
Lanjutkan
intervensi,
ajarkan cara
membuang
dahak dan
motivasi klien.
b) Tn. AD
Tabel 4.8 Evaluasi Tn. AD
Hari 1 Hari 2
11 Januari 2018 12 Januari 2018
pukul 18.00 pukul 16.00
S: S:
- Klien mengatakan - Klien mengatakan
sudah mengerti masih ingat bagaimana
bagaimana cara cara membuang dahak
menghindari penularan yang benar.
infeksi yaitu dengan - Klien mengatakan
cara penerapan etika bahwa sementara cairan
batuk, memakai yanng digunakan di
masker, dan membuang dalam ember adalah air
sputum dengan benar. biasa
- Klien sudah memahami O :
bagaimana etika batuk - Saat dievaluasi klien
dan penggunaan mengatakan jika
masker yang baik. membuang dahak harus
O: di tempat tertutup/
- Saat dievaluasi klien dibuang dengan cairan
mampu menyebutkan disinfektan/ dibuang di
cara – cara pencegahan closet dengan cairan
penularan infeksi disinfektan juga.
dengan benar. - Terdapat ember tertutup
- Klien mulai berisi air di bawah
menerapkan bagaimana tempat tidur.
etika batuk yang baik - Klien menggunakan
dan sudah memakai masker dan
masker yang benar. menerapkan batuk
A: A:
Defisiensi pengetahuan masalah teratasi
64
B. PEMBAHASAN
1. Pengkajian
harus dilakukan dengan bukti bahwa saat dilakukan pengkajian klien tidak
mulut dengan telapak tangan dan tidak rapat, klien juga tidak mengunakan
masker.
ekonomi dan sosial. Hal ini seperti yang diutarakan oleh Nurliawati
pencegahan TB.
kurang sehat. Tn. A dan Tn. AD keduanya tidak menerapkan etika batuk
klien juga tidak menggunakan masker. Perilaku kedua klien tersebut dapat
apabila penderita TB tidak menutup mulut saat batuk dengan tepat adalah
mudah droplet dapat terhirup oleh orang sehat. Hal ini didukung oleh
66
dan temuan ini menjadi perhatian karena saat batuk atau bersin, pasien TB
droplet.
sendiri adalah pengunaan masker agar droplet tidak terhirup oleh manusia
sehat lainnya. Hal ini sesuai dengan jurnal Yuliastuti (2014) dengan judul
TB Paru dan penularannya serta manfaat masker tersebut sebagai alat yang
adalah membuang dahak yang kurang tepat, hal ini disebabkan karena
tepat. Sama halnya dengan etika batuk dan pemakaian masker, membuang
dahak tidak terhirup oleh orang sehat disekitar klien. Hal ini sesuai dengan
dari mereka tidak mengetahui standar pembuangan dahak yang baik bagi
dari itu sangat disarankan untuk mempunyai kaleng atau tempat tertutup
pada klien Tn. AD dahaknya terdapat bercak merah terang (darah). Hal ini
karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang
penyakit tidak sama, mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit
batuk darah pada tuberkulosis terjadi pada kavitas, tetapi dapat juga terjadi
tuberkulosa. Ini berarti terdapat kuman yang menginfeksi klien dan sudah
Paru adalah pasien TB Paru dengan BTA Positif atau sputum yang
Smeltzer & Bare (2009) yang menyatakan bahwa pemeriksaan sputum itu
didapatkan hasil bahwa Tn. A mengalami efusi pleura dan TB Paru lama
dengan yang diutarakan oleh Smeltzer & Bare (2009) Kasus gagal
kasus baru hal ini selaras dengan pendapat Nilas Warl.m & Irvan Medison
mendapatkan OAT (obat anti tuberkulosis) namun tidak lebih dari satu
bulan.
terdapat efusi pleura, menurut Smeltzer & Bare (2009) hal ini dapat terjadi
69
primer atau ghon. Sarang ini bisa menjalar di bagian jaringan paru, hingga
2. Diagnosa Keperawatan
adalah kurang pengetahuan dan perilaku tidak tepat. Tanda dan gejala
saat dikaji di rumah sakit klien dan keluarga tidak menggunakan masker
etika batuk terbukti saat batuk klien tidak menutup mulut klien sehingga
hanya menutup mulut dengan tangan kosong dan itupun tidak rapat. Data
70
tanpa ada penghalang mulut , hal ini dapat menyebabkan percikan dahak
dapat keluar dari mulut dan terhirup orang di sekitar klien, keluarga dan
mereka, nampak jelas klien tidak menutup mulutnya dengan benar saat
berbeda pada Tn. A yang kurang paham dengan cara penularan TB Paru,
3. Perencanaan (Intervensi)
4. Pelaksanaan (Implementasi)
ketika batuk, bersin atau ketawa secara benar dan penggunaan masker
yang baik.
secara langsung. Poster yang digunakan adalah poster etika batuk, pada
tidak sehat, dalam hal ini adalah cara membuang dahak yang benar dan
hal ini dilakukan agar klien segera mengubah perilaku klien dalam
dahak. Hal ini perlu dilakukan oleh penulis dengan alasan bahwa kedua
yang benar. Hal ini dilakukan untuk menilai kllien dalam mengubah
5. Evaluasi
yang benar serta keluarga yang kooperatif mau mendukung serta ikut
masalah teratasi dan intervensi dihentikan. Pada Tn. AD setelah 3x8 jam
75
dahak, klien mulai menerapkan bagaimana etika batuk yang benar serta
Rumah Sakit.
C. KETERBATASAN
dan mengubah perilaku klien dalam mencegah penularan infeksi TB Paru serta
adanya intervensi lanjutan di rumah agar klien selalu patuh menerapkan tindakan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah ditulis oleh penulis dan
dilakukan sejak tanggal 8 Januari sampai 12 Januari 2018 pada Tn. A dan Tn.
ruang isolasi Bangsal Seruni RST dr. Soedjono Magelang penulis dapat
menyimpulkan bahwa :
Dari kedua klien tersebut hampir memiliki masalah yang sama yaitu
Paru. Dari hasil pengkajian kedua identitas klien didapatkan bahwa umur Tn.
A (60 th) lebih tua dibandingkan umur Tn. AD (45 th), Tn. A berpendidikan
juga berbeda yaitu Tn. A sebagai buruh tani dan Tn. AD sebagai supir, dari
klien yaitu Tn. A dan Tn. AD didapatkan hasil bahwa Tn. A dibawa ke RS
minggu, sesak nafas, nyeri dada dan demam, klien pernah mengalami TB
sekitar 1,5 tahun yang lalu. Sedangkan Tn. AD masuk RS dengan alasan batuk
berdahak dengan dahak berwarna kehijauan dengan bercak darah serta badan
78
Purworejo selama 6 hari selang seminggu klien kembali di rawat selama 9 hari
dengan keluhan yang sama yaitu batu berdahak namun tidak mengandung
darah.
memiliki angka sel darah putih yang tinggi yaiitu 12,8 k/uL dan Tn. A
memiliki angka sel darah normal yaitu 7.8 k/uL. Ini menandakan bahwa Tn.
hasil bahwa Tn. A telah mengalami komplikasi pada pleuranya yaitu efusi
pleura, pada hasil foto Rontgen Tn. AD didapatkan bahwa klien menderita TB
keluarga mengenai bagaimana cara penularan kuman TB, ajarkan kllien dan
79
sputum atau dahak dan mencuci tangan. Saat dilakukan implementasi respon
kedua kllien hampir sama namun pada Tn. A dilakukan intervensi selama 5x8
sudah mengerti mengenai cara penularan dan juga cara pencegahan penularan
masker, membuang sputum, menerapkan etika batuk dan juga mencuci tangan.
B. Saran
Pada Tb Paru Dengan Fokus Studi Pencegahan Penularan Infeksi di RST dr.
kali hingga klien bukan hanya memahami namun juga mau menerapkan ke
pemantauan terhadap klien dengan tujuan agar klien tetap patuh dan sadar
80
tersebut.
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Asih, Nilu Geder Yasmin & Christantie Effendy. (2004). Keperawatan Medikal
Indonesia : Elsevier
EGC
http://perpusnwu.web.id/karyailmiah
Irianto, Kus & Kusno Waluyo. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung :
Yrama Widya
Press
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Bandung : Yayasan IAPK
Pajajaran
Januari 2018
: Ellsevier.
2018
Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Medication
Nurhayati, Iis, dkk. (2015). Perilaku Pencegahan Penularan dan Faktor – Faktor
Medika Salemba.
https://es.scribd.com/doc/250543887/Spo-Etika-Batuk diakses 31
Dessember 2017
Ringel, Edward. (2012). Buku Saku Hitam Kedokteran Paru. Jakarta : Indeks
Rizana, Novia, dkk. (2016). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Keluarga dalam
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JIK/article/download/6386/5243 diakses
25 Desember 2017
TB Paru di Poli Paru RSUD Koja Jakarta Utara vol 2(2) (online)
http://ejurnal.husadakaryajaya.ac.id/index.php/JAKHKJ/article/download/
Setiati, Siti, dkk. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI. Jakarta
: Interna Publishing
Smeltzer, Suzanne C & Brenda G Bare. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal-
Smeltzer, Suzanne C & Brenda G Bare. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal-
Sudoyo, Aru W, dkk. (2013). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V.
Jakarta : EGC
Utami, Hinarti. SOP pembuangan sputum (online). https://imgv2-1-
2018
Warlem, Nilas & Irvan Medison. (2014). Sinopsis Organ System Pulmonologi.
Wijaya, Andra Saferi & Yessie Mariza Putri. (2013). Keperawatan Medikal
2 Mencuci tangan 1
C TAHAP ORIENTASI
3 Mengulang kontrak 1
4 Menjelaskan materi
E TAHAP TERMINASI
3 Membersihkan alat-alat 1
4 Mencuci tangan 1
Total 50
6.SAP Penyuluhan Pencegahan Penularan Infeksi pada TB Paru
G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Kesepakatan dengan keluarga Tn. K (waktu dan tempat)
b) Kesiapan materi penyaji
2. Evaluasi Proses
a. Peserta/ keluarga bersedia sesuai dengan kontrak waktu yang
ditentukan.
b. Anggota keluarga antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang
tidak diketahuinya.
c. Anggota keluarga menjawab semua pertanyaan yang telah
diberikan.
3. Mahasiswa
a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
b. Dapat menjalankan perananya sesuai dengan tugas
4. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
b. Adanya kesepakatan antara keluarga dengan perawat dalam
melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
H. Daftar Pustaka (terlampir)
MATERI
A. Pengertian TB Paru
masuk kedalam jaringan paru melalui udara dan selanjutnya mengalami proses
B. Penyebab TB Paru
dapat timbul kembali. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan
masuk.
yang lanjut adalah berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah
paru-paru.
4. Nyeri dada : gejala ini agak jarang yang ditemukan. Nyeri dada timbul
melepaskan napasnya.
keringat malam dll. Gejala malaise ini makin lama makin berat dan
D. Penularan TB Paru
Penyakit infeksi ini ditularkan melalui udara yang disebut sebagai Air
Borne Disease (Darmadi, 2008). Sumber penularan infeksi kuman TBC adalah
kering oleh sinar matahari dan dapat terbang tertiup angin dan terhirup oleh
cara :
ruangan).
dengan benar.
akan tertiup angin dan tersebar kemana- mana sehingga dapat terhirup oleh
(Irianto, 2004).
untuk menutup mulut dan hidung agar tidak menyebarkan kuman – kuman
Setelah itu cuci saputangan atau bakar tisu dan segeralah untuk mencuci
untuk menahan partikel yang tersebar saat batuk atau bersin maupun
masker pada posisi yang tepat dengan ikatan tali yang cukup kuat.
DAFTAR PUSTAKA
Irianto, Kus & Kusno Waluyo. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung :
Yrama Widya
Setiati, Siti, dkk. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI. Jakarta
: Interna Publishing
Wijaya, Andra Saferi & Yessie Mariza Putri. (2013). Keperawatan Medikal
http://www.kasih-group.com/kcfinder/upload/files/files/Etika%20Batuk.jpg
8. Poster Cuci Tangan
www.websehat.net
Lembar Informasi dan Kesediaan
Semarang Prodi D III Keperawatan Magelang. Saya ingin mengajak Anda untuk
TB Paru dengan Fokus Studi Pencegahan Penularan Infeksi di Rst Dr. Soedjono
Magelang”.
1. Tujuan penelitian
2. Keikutsertaan sukarela
Partisipasi Anda dalam penelitian ini adalah sukarela tanpa paksaan. Anda
diri dari penelitian ini, meskipun Anda sudah menyatakan kesediaan untuk
berpartisipasi. Tidak akan ada kerugian atau sanksi apa pun (termasuk
yang akan Anda alami akibat penolakan atau pengunduran diri Anda. Jika
4. Manfaat penelitian
5. Kerahasiaan
atau mempublikasikan informasi tentang data diri Anda tanpa ijin langsung
dari Anda sebagai partisipan. (Jelaskan secara lebih detil bagaimana data akan
disimpan dan dibuang, dan siapa saja yang memiliki akses terhadap data
tersebut)
6. Klarifikasi
7. Kesediaan
Jika Anda bersedia untuk berpartisipasi maka Anda akan mendapatkan satu
salinan dari lembar informasi dan kesediaan ini. Tandatangan Anda pada
penelitian.
Lembar Informasi dan Kesediaan
Semarang Prodi D III Keperawatan Magelang. Saya ingin mengajak Anda untuk
TB Paru dengan Fokus Studi Pencegahan Penularan Infeksi di Rst Dr. Soedjono
Magelang”.
8. Tujuan penelitian
9. Keikutsertaan sukarela
Partisipasi Anda dalam penelitian ini adalah sukarela tanpa paksaan. Anda
diri dari penelitian ini, meskipun Anda sudah menyatakan kesediaan untuk
berpartisipasi. Tidak akan ada kerugian atau sanksi apa pun (termasuk
yang akan Anda alami akibat penolakan atau pengunduran diri Anda. Jika
12.Kerahasiaan
atau mempublikasikan informasi tentang data diri Anda tanpa ijin langsung
dari Anda sebagai partisipan. (Jelaskan secara lebih detil bagaimana data akan
disimpan dan dibuang, dan siapa saja yang memiliki akses terhadap data
tersebut)
13. Klarifikasi
14. Kesediaan
Jika Anda bersedia untuk berpartisipasi maka Anda akan mendapatkan satu
salinan dari lembar informasi dan kesediaan ini. Tandatangan Anda pada
penelitian.