MU’ALIF
NIM : P.1337420318125
i
PENGELOLAAN ASUHAN KEPERAWATAN NYERI
PADA PASIEN POST HERNIATOMY
DI RSUD KARDINAH
.
MU’ALIF
NIM : P.1337420318125
ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN
Nama : Mu’alif
NIM : P.1337420318125
Pembuat Pernyataan
Mu’alif
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Mu’alif Nim. P1337420318125 Dengan judul
Pengelolaan asuhan keperawatan nyeri pada pasien post herniatomy di
RSUD Kardinah.
Pembimbing I Pembimbing II
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Mu’alif, NIM. P1337420318125 dengan Judul
Pengelolaan asuhan keperawatan nyeri pada pasien post herniatomy di
RSUD Kardinah ini telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal
26 Februari 2019.
Dewan Penguji
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
Pekalongan
v
PRAKATA
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Allhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT,
atas rahmat hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan Proposal Karya Tulis
Ilmiah tentang Pengelolaan asuhan keperawatan nyeri pada pasien post
herniatomy di RSUD Kardinah sesuai dengan waktu yang direncanakan. Penulis
menyadari bahwa kegiatan penulisan ini dapat diselesaikan berkat adanya
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada :
1. Marsum, BE, SPd, MHP, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang.
2. Dr. Sandhi Fitriardi, Sp.S, selaku Direktur Rumah Sakit (RST) TK. IV
04.07.01 Tegal.
3. Suharto, S.Pd, MN, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Semarang.
4. Hartati, S.Km, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Diploma III Keperawatan
Pekalongan.
5. Dr. Sudirman, BM.MN, selaku Ketua Uji Proposal Karya Tulis Ilmiah
6. Supriyo,SST.M.Kes, selaku Pembimbing I dan Anggota Penguji Proposal
Karya Tulis Ilmiah yang telah banyak memberikan bimbingan dalam
penyusunan Proposal.
7. NS. .Projo Angkasa, S.Kp.M.Kes , selaku Pembimbing II dan Anggota Penguji
Proposal Karya Tulis Ilmiah yang telah banyak memberikan bimbingan dalam
penyusunan Proposal.
8. Tri Anonim, SST, M.Kes, selaku pembimbing akademik yang telah memberi
sumbangsih penyusunan Propasal Karya Tulis Ilmiah.
9. Para Dosen dan Staf Poltekes Kemenkes Semarang Prodi DIII Keperawatan
Pekalongan.
vi
10. Istri dan Anak tercinta yang telah memberi dukungan dan do’a.
11. Sahabat-sahabatku seangkatan yang telah memberikan motivasi. Terimakasih
atas keceriaan, dan dukunganya.
12. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah
ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
Mua’lif
vii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ...................................................................................................... i
COVER DALAM ....................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................ iv
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ v
KATA PENGANTAR ................................................................................ vii
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ................................................................. 5
C. Manfaat Penulisan ............................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Hernia ..................................................................... 7
1. Pengertian ....................................................................... 7
2. Klasifikasi ....................................................................... 7
3. Anatomi Fisiologi ........................................................... 9
4. Etiologi .......................................................................... 10
5. Patofisiologi .................................................................... 10
6. Pathway Keperawatan Hernia......................................... 12
7. Tanda Gejala ................................................................... 13
8. Penatalaksanaan umum ................................................... 13
9. Diagnosa keperawatan .................................................... 14
10. Rencana Keperawatan .................................................. 15
B. Konsep nyeri ........................................................................ 18
viii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penulisan ................................................................ 25
B. Sampel ................................................................................. 25
C. Ruang Lingkup Karya Tulis Ilmiah ..................................... 26
D. Alat dan Tehnik Pengumpulan Data.................................... 27
E. Analisis ................................................................................ 27
Daftar Pustaka
Lampiran
1. Format Pengkajian Asuhan Keperawatan Hernia
2. Lembar Bimbingan
3. Daftar Riwayat Hidup
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Pathways Keperawatan Hernia ..................................................................... 12
2.2 Numeric rating scale (NRS)......................................................................... 21
2.3 Visual analogue scale (VAS) ........................................................................ 22
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
Nyeri pasca pembedahan sering dialami oleh pasien post operasi Hernia,
Nyeri timbul setelah pasien sadar dari pengaruh Anastesi, Nyeri ini terjadi
lebih dari satu hari pasca pembedahan (Andarmoyo, 2013). Apabila nyeri
pada pasien post operasi tidak segera ditangani akan mengakibatkan proses
rehabilitasi pasien akan tertunda, hospitalisasi pasien menjadi lebih lama,
tingkat komplikasi yang tinggi dan membutuhkan lebih banyak biaya karena
pasien hanya memfokuskan seluruh perhatiannya pada nyeri yang dirasakan,
sehingga nyeri post operasi perlu diamati dan diberi tindakan yang tepat
(Smeltzer & Bare, 2008).
1
2
Konsep dasar nyeri dimana implus nyeri dapat diatur dan dihambat oleh
mekanisme pertahanan di sepanjang sistem syaraf pusat, dan dalam proses
pembedahan akan dilakukan insisi bedah yang akan mengakibatkan
terputusnya jaringan syaraf, kemudian rangsangan serat besar dapat langsung
merangsang korteks serebri. Hasil persepsi ini dikembalikan ke dalam
medulla spinalis melalui serat eferen dan reaksinya mempengaruhi aktifitas
sel T. Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktifitas substansia
gelatinosa dan membuka pintu mekanisme, sehingga merangsang aktifitas sel
sel yang selanjutnya akan menghantarkan rasa Nyeri, kondisi ini jika tidak
kunjung diatasi maka akan menyebabkan penurunan rentang perhatian,
frekuensi denyut jantung meningkat, peningkatan tekanan darah, pucat,
kelemahan, dan dapat membatasi mobilisasi pasien (Andarmoyo, 2013).
2. Tujuan Penulisan
A. Tujuan Umum
Mampu mengolah asuhan keperawatan nyeri pada pasien dengan post
herniatomy di RSUD Kardinah.
B. Tujuan Khusus
1. Mengkaji keperawatan kondisi klien, Mendiagnosis keperawatan,
melakukan perencanaan dan tindakan yang dilakukan untuk mengatasi
nyeri pada pasien dengan post herniatomy di RSUD Kardinah. serta
evaluasi masalah setelah dilakukan tindakan pemecahan masalah.
2. Mendapatkan gambarkan hasil pengkajian diagnosis keperawatan,
perencanaan dan tindakan yang ditekankan pada prosedur-prosedur
keperawatan (SOP) serta evaluasi dari tindakan yang dilakukan pada
asuhan keperawatan nyeri pada pasien dengan post herniatomy di
RSUD Kardinah.
3. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Hasil studi kasus ini merupakan pengembangan bagi ilmu pengetahuan
khususnya dalam hal asuhan keperawatan pasien post herniatomy dengan
masalah nyeri di RSUD Kardinah.
2. Secara Praktis
1) Bagi Perawat
Hasil studi kasus ini dapat menjadi masukkan untuk diaplikasikan
dirumah sakit dalam melakukan asuhan keperawatan pasien post
herniatomy dengan masalah nyeri di RSUD Kardinah.
2) Bagi Tempat Penelitian
Sebagai tambahan informasi keperawatan dan masukan dalam pembuatan
kebijakan-kebijakan baru dalam menerapkan asuhan keperawatan pasien
post operasi herniatomy dengan masalah nyeri di RSUD Kardinah.
6
3) Bagi Pasien
Sebagai tambahan pengetahuan pada pasien untuk mengurangi nyeri
setelah dilakukan post herniatomy yang dialaminya dengan mengajarkan
tehnik distraksi dan relaksasi dalam menerapkan asuhan keperawatan
pasien post hernia dengan masalah nyeri di RSUD Kardinah.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Hernia
A. Pengertian Hernia
Hernia merupakan suatu keadaan menonjolnya isi usus pada suatu rongga
melalui lubang (Oswari, 2013). Sedangkan menurut Mutakin (2014), hernia
adalah penonjolan sebuah organ, jaringan atau struktur melewati dinding
rongga yang secara normal berisi bagian- bagian dari organ tersebut.
B. Klasifikasi Hernia
Klasifikasi hernia menurut Long (2012) adalah sebagai berikut ini :
1. Hernia berdasarkan letaknya
a. Hernia inguinal
Hernia inguinal terbagi menjadi:
1) Indirek/ lateralis
Hernia ini terjadi melalui cincin inguinalis dan melewati korda
spermatikus melalui kanalis inguinalis. Ini umumnya terjadi pada pria
dibanding wanita. Umumnya pasien mengeluh adanya benjolan pada
selangkangan dan bisa mengecil atau menghilang saat tidur.
2) Direk/ medialis
Hernia ini melewati dinding abdomen di area kelemahan otot. Hernia ini
disebut dierk karena langsung menuju anulus inguinalis eksterna
7
8
b. Femoral
Hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum terjadi
pada wanita dari pada pria. Ini mulai sebagai penyumbatan lemak di
kanalis femoralis yang membesar dan secara bertahap menarik
peritonium dan hampir tidak dapat dihindari kandung kemih masuk
kedalam kantung.
c. Umbilikal
Hernia umbilikalis pada orang dewasa lebih umum pada wanita dan
karena peningkatan tekanan abdominal Ini biasanya terjadi pada klien
gemuk atau wanita multipara.
d. Insisional
Batang usus atau organ lain menonjol melalui jaringan parut lemah.
3. Berdasarkan sifatnya
a. Hernia reponibel/ reducibel
Yaitu bila isi hernia bisa keluar dan masuk. Usus keluar jika berdiri atau
mengejan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada
keluhan nyeri ataupun gejala obstruksi usus.
9
b. Hernia ireponibel
Yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga.
Ini biasanya terjadi karena perlengketan isi kantong pada peritonium
kantung hernia. Hernia ini juga disebut hernia akreta.
c. Hernia strangulata
Yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Hernia inkarserata berarti
isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga perut
disertai akibatnya berupa gangguan vaskularisasi. Hernia strangulata
mengakibatkan nekrosis dari isi abdomen di dalamnya karena tidak
mendapat darah akibat pembuluh darah terjepit.
C. Anatomi Fisiologi
Otot-otot dinding perut dibagi empat yakni musculus rectus abdominis,
musculus, obliqus abdominis internus, musculus transversus abdominis.
Kanalis inguinalis timbul akibat descensus testiculorum, dimana testis tidak
menembus dinding perut melainkan mendorong dinding ventral perut ke depan.
Saluran ini berjalan dari kranio-lateral ke medio-kaudal, sejajar ligamentum
inguinalis, panjangnya : + 4 cm (Brunner & Suddarth, 2012).
D. Etiologi
Etiologi hernia Inguinalis menurut Hidayat (2016) dalam adalah:
1. Batuk
2. Adanya presesus vaginalis yang terbuka
3. Tekanan intra abdomen yang meningkatkan secara kronis seperti batuk
kronik, hipertrofi prostat, konstipasi dan asites.
4. Kelemahan otot dinding perut dan degenerasi jaringan ikat karena usia
lanjut.
5. Kehamilan multi para dan obesitas.
E. Pathofisiologi
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan
tekanan seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat
buang air besar atau batuk yang kuat atau perpindahan bagian usus ke daerah
otot abdominal. Tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal tentunya
akan menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal
yang tipis atau tidak cukup kuat pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada
sejak atau terjadi pada proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan
abdominal dan kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil
pada dinding abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ-organ selalu
saja melakukan perjalanan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang
11
Hernia inguinalis dapat terjadi karena kongenital atau karena sebab yang
didapat. Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur karena
meningkatnya penyakit yang meninggikan tekanan intra abdomen dan jaringan
penunjang berkurang kekuatannya. Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut,
bagian yang membatasi anulus internus turut kendur. Pada keadaan ini tekanan
intra abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. Bila
otot dinding perut berkontraksi kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan
anulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam
kanalis inguinalis. Pada orang dewasa kanalis tersebut sudah tertutup, tetapi
karena kelemahan daerah tersebut maka akan sering menimbulkan hernia yang
disebabkan keadaan peningkatan tekanan intra abdomen (Nettina, 2015).
12
kongenital Di dapat
Sedangkan menurut Long (2013), gejala klinis yang mungkin timbul setelah
dilakukan operasi :
1. Nyeri
2. Peradangan
3. Edema
4. Pendarahan
5. Pembengkakan skrotum setelah perbaikan hernia inguinalis indirek
6. Retensi urin
7. Ekimosis pada dinding abdomen bawah atau bagian atas paha.
H. Penatalaksanaan Umum
Penatalaksanaan dari hernia menurut Hidayat (2016) dengan tindakan sebagai
berikut:
1. Konservatif
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan
pemakaian penyangga yaitu untuk mempertahankan isi hernia yang telah di
reposisi (pengembalian kembali organ pada posisi normal). Reposisi ini tidak
14
2. Definitif
Tindakan definitif yaitu dengan jalan operasi. cara yang paling efektif
mengatasi hernia adalah pembadahan untuk mengembalikan lagi organ dan
menutup lubang hernia agar tidak terjadi lagi. Menurut Hidayat (2016) Ada dua
prinsip pembedaahan yaitu:
a. Hernioraphy
Hernioraphy merupakan tindakan menjepit kantung hernia.
b. Herniotomi
Pada Herniotomy di lakukan pembedahan kantong hernia sampai lehernya,
kantong di buka dan di isi hernia dibebaskan kalau ada perlengketan
kemudian direposisi kantong hernia dijahit ikat setinggi mungkin kalau di
potong. Menurut Oswari penatalaksanaan hermia yang terbaik adalah
operasi dengan jalan menutup lubang hernianya.
I. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :
1. Nyeri akut berhubungan dengan diskontinuitas jaringan akibat tindakan
operasi
2. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi
3. Cemas berhubungan dengan prosedur pra operasi dan post operasi
4. Resiko terhadap konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang tepaparnya informasi.
6. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan keluaran cairan
berlebih.
15
J. Rencana Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan diskontinuitas jaringan akibat tindakan
operasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan nyeri berkurang.
NOC :
- Pain level
- Pain kontrol
- Comfort level
Kriteria hasil :
- Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri)
- Frekuensi nyeri
- Tanda nyeri
- Mengatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
NIC :
Pain Management
1. Kaji secara komprehensif tentang nyeri (lokasi karateristik, durasi,
frekuensi, kualitas).
2. Monitor perubahan tanda vital
3. Observasi isyarat non verbal dari ketidak nyamanan.
4. Kaji pengalaman individu terhadap nyeri.
5. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (ex. Relaksasi, terapi musik,
masase, dan lain-lain).
6. Berikan analgesik sesuai anjuran.
7. Anjurkan pasien untuk berdiskusi tentang pengalaman nyeri secara tepat.
NIC :
1. Jelaskan seluruh prosedur tidakan kepada klien dan perasaan yang
mungkin muncul pada saat melakukan tindakan.
2. Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan
(takikardi, takipnea, ekspresi cemas non verbal).
17
2. Konsep Nyeri
A. Pengertian nyeri
Nyeri adalah kondisi perasaan yang tidak nyaman disebabkan oleh
stimulus tertentu. Stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik,
maupun mental. Nyeri bersifat subjektif, sehingga respon setiap orang tidak
sama saat merasakan nyeri. Nyeri tidak dapat diukur secara objektif, misalnya
dengan menggunakan pemeriksaan darah. Orang yang merasakan nyeri yang
dapat mengukur tingkatan nyeri yang dialaminya (Potter & Perry, 2014). Nyeri
dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan
diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, maupun emosional (Alimul, dalam Dwi,
2012).
B. Klasifikasi nyeri
Menurut Potter & Perry (2014) klasifikasi nyeri dibagi menjadi dua, yaitu
nyeri akut dan nyeri kronik. Nyeri akut nyeri yaitu yang berlangsung cepat dan
kurang dari enam bulan. Nyeri akut terjadi setelah cedera akut, penyakit, atau
intervensi bedah dengan intensitas yang bervariasi dari nyeri ringan sampai
nyeri berat. Sedangkan nyeri kronik adalah nyeri yang berlangsung lama,
intensitas yang bervariasi, dan biasanya berlangsung lebih dari enam bulan.
20
D. Mekanisme nyeri
Seseorang mengalami dan merasakan nyeri dapat dijelaskan melalui alur
mekanisme impuls nyeri yang berasal dari nociceptor melalui dua jenis serat
afferent yaitu tipe myelinated nerve fiber (α delta fiber) atau jalur nyeri cepat
yang berukuran besar dengan jarak 30 meter perdetik, dan melalui jalur c fiber
yang menghantarkan rasa nyeri dari polimodal nociceptor dan memiliki
kecepatan yang lambat. Awal rangsangan nyeri dirasakan tiba-tiba dan
memberikan suatu sensasi ganda yaitu sensasi nyeri tertusuk yang cepat di ikuti
sensasi terbakar (Mas’ud, dalam Guyton, dalam Sherwood, dalam Sodikin,
2012). Struktur sistem saraf pusat sebagai penghubung antara nociseptor
21
perifer untuk persepsi nyeri juga sebagai faktor pressure terhadap nyeri, ketika
jalur-jalur saraf nyeri menekan sewaktu masuk korda spinalis (Sherwood,
dalam Lewis et al, dalam Sodikin, 2012). Perangsangan listrik terhadap
substansia grisea yang mengelilingi akuaduktus serebri akan menimbulkan
analgesia. Sistem analgesik ini dipengaruhi opiate endogen yaitu endofrin,
enekfalin, dan dinofrin. Opiate dianggap sebagai neurotransmitter analgesik,
yang menekan substansi P sehingga menghambat rasa nyeri, nyeri post operasi
yang dirasakan pasien dapat diatasi dengan obat yang sifatnya menekan
aktivasi zat perantara di sepanjang jalur nyeri atau melalui non farmakologi
dengan mengalihkan nyeri atau distraksi (Kyriakidis et al, dalam Ignatavicius
& Workman, dalam Sodikin, 2012).
terhadap nyeri secara verbal dengan memberikan 5 pilihan yaitu tidak nyeri,
nyeri ringan, nyeri sedang, nyeri berat, dan nyeri luar biasa yang tidak
tertahankan. Skala pada VRS merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga
sampai lima kata yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis.
Skala ini diurutkan dari tidak terasa nyeri sampai dengan nyeri yang tidak
tertahankan pada penggunaannya, perawat akan menunjukan kepada klien
tentang skala tersebut dan meminta klien untuk memilih skala nyeri
berdasarkan intensitas nyeri yang dirasakannya. VRS akan membantu klien
untuk memilih sebuah kategori untuk mendeskripsikan rasa nyeri yang
dirasakannya.
F. Penatalaksanaan nyeri
Menurut Potter & Perry (2014) penatalaksanaan nyeri dibagi menjadi dua,
yaitu:
1. Penatalaksanaan nyeri secara farmakologis
Menurut Potter & Perry (2014) penatalaksanaan nyeri secara
23
BAB 3
METODE PENELITIAN
A. Metode Penulisan
Pengelolaan kasus ini menggunakan metode deskriptif untuk
menggambarkan hasil asuhan keperawatan dengan mengfokuskan pada salah
satu masalah penting dengan analisa sederhana. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui Pengelolaan asuhan keperawatan nyeri pada pasien dengan post
herniatomy di RSUD Kardinah.
B. Sample
Sampel merupakan bagian dari populasi. Dalam mengambil sampel
penelitian ini digunakan cara atau teknik-teknik tertentu, sehingga sampel
tersebut dapat mewakili populasi (Sugiyono, 2012). Sample yang digunakan
adalah pasien nyeri post herniatomy di RSUD Kardinah.
2. Kriteria exlusi
Merupakan keadaan yang menyebabkan subyekyang memenuhi kriteria
inklusi tidak dapat diikut sertakan dalam penelitian (Notoatmodjo, 2010).
Kriteria exlusi dalam penelitian ini yaitu:
1) Pasien diagnosa post herniatomy yang mengalami kegawat daruratan
atau kritis.
2) Pasien diagnosa post herniatomy yang mengalami komplikasi penyakit
lainnya.
3) Pasien diagnosa post herniatomy yang menderita penyakit kronis
berbahaya dan menular.
Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak lain, melalui
wawancara dengan keluarga/orang tua, tenaga kesehatan yang menangani
pasien, dan studi dokumentasi.
E. Analisis
Analisis diperoleh berdasarkan data dalam asuhan keperawatan yang
dimulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi dengan data yang mendukung
masalah nyeri pada pasien post herniatomy di RSUD Kardinah adalah sebagai
berikut: mengungkapkan adanya rasa nyeri, perasaan gugup, khawatir,
berfokus pada diri sendiri, perasaan ketidakadekuatan, rasa takut dan cemas,
kontak mata kurang, kegelisahan, pandangan sekilas, pergerakan yang tidak
relevan (seperti nyeri kaki, pergerakan lengan atau tangan), kognitif, seperti
konfusi dan preokupasi, objektif, seperti gemetar atau tremor pada tangan,
insomnia, peningkatan respirasi dan nadi, dilatasi pupil, gangguan tidur,
keringat berlebihandan wajah kemerahan, subjektif, seperti gemetar, khawatir
dan sangat menyesal.
I. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Pasien dan Penanggung Jawab
A. Identitas Pasien
Nama Pasien :
Umur :
Agama :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Suku/ Bangsa :
Tgl Masuk :
Tgl Pengkajian :
Alamat :
C. Eliminasi
1. Apakah pasien mempunyai masalah dengan BAK / BAB ?
Sebelum sakit :
Setelah sakit :
2. Perut / abdomen
3. Peristaltik usus
4. Kandung kemih
K. Spiritual
1. Bagaimana pasien dalam menjalankan ajaran agamanya ?
2. Apakah ajaran agamanya ada yang bertujuan dengan program perawatan
/ pengobatan di RS ?
3. Pemeriksaan Penunjang
A. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan fisik
a. Tanda Vital
b. Riwayat alergi
c. Rambut
d. Leher
e. Wajah
f. Dada / thorax
g. Abdomen
h. Genetalia
i. Ekstermitas
Ds :
V. Implementasi Keperawatan
VI. Evaluasi Keperawatan
Tanggal No Dx Implementasi Evaluasi Paraf
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
1. Nama lengkap : Mu’alif
2. NIM : P1337420318125
3. Tempat lahir : Banyumas, 20 Mei 1964
4. Alamat rumah :
a. Jalan : Pepedan
b. Kelurahan : Pepedan Rt 03 Rw 01
c. Kecamatan : Dukuhturi
d. Kabupaten : Tegal
e. Propinsi : Jawa Tengah
5. Telepon
a. HP : 081578360552
b. E-mail : mualif @gmail.com
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Pendidikan Sekolah Perawat Kesehatan Purwokerto Depkes lulus tahun 1984
2. Pendidikan SLTP 1 Banyumas lulus Tahun 1980
3. Pendidikan SD Kaliori 01 –Banyumas lulus Tahun 1976
C. RIWAYAT ORGANISASI
Anggota PPNI
Mengetahui
Mu’alif