Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

Tuntutan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan transparan


membawa dampak secara luas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
termasuk organisasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Pemerintah baik
pusat maupun daerah harus mau merespon atas tuntutan itu sebagai
jawabannya adalah dilakukan reposisi dan redefinisi fungsi dan peran
lembaga-lembaga pemerintahan dengan produk atau aturan hukum. Untuk
daerah diserahkan berbagai kewenangan secara luas guna mengurus dan
mengatur rumah tangganya dalam mencapai kesejahteraan rakyat atas
partisipasi atau peran serta masyarakat melalui undang-undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
Dan untuk menjalankan fungsi-fungsi manajemen pemerintahan yang
memegang peranan penting dalam mencapai tujuan organisasi maka
disusunlah rencana kerja (Renja) yang bertujuan untuk mengklarifikasi
tujuan organisasi dan menyusun langkah langkah yang harus dilakukan.
Realisasi langkah-langkah tersebut memerlukan berbagai sumber daya, dan
sumber-sumber daya tersebut perlu diorganisir agar siap pakai. Sedangkan
controling dilakukan semenjak actuating dijalankan. Untuk menjamin
keserasian antara target (plan) dengan hasil (product/output) diperlukan
controling pada organisasi RSUD.
Melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 itu,
diharapkan penganggaran seluruh SKPD menitik beratkan pada kekuatan
penganggaran yang digerakkan oleh misi atau penganggaran berbasis
kinerja. Pendekatannya mengutamakan keluaran atau hasil dari kegiatan
yang akan atau telah dicapai dengan kuantitas dan kualitas yang terukur,
setiap alokasi dana yang direncanakan harus terkait dengan tingkat
pelayanan dan hasil yang dapat dicapai. Sedangkan dalam penyusunan
anggaran didasarkan atas capaian kinerja, indikator kinerja, analisi standar
belanja, standar saruan harga dan standar pelayanan minimal.
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan mutu
sumber daya manusia dan lingkungan yang saling mendukung dengan
pendekatan paradigma sehat, yang memberi prioritas pada upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan
rehabilitasi sejak pembuahan dalam kandungan sampai usia lanjut.
Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat terwujud dengan semakin
meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk

1
hidup sehat yang ditandai dengan sikap dan perilaku masyarakat dalam
menanggapi perkembangan pembangunan dibidang kesehatan.
Hal ini sesuai dengan kebijakan pembangunan kesehatan periode 5
tahun ke depan (2015-2019) diarahkan pada tersedianya akses kesehatan
dasar yang terjangkau guna mendukung pencapaian RPJMD pada tahun
2019, dengan sasaran pembangunan kesehatan adalah peningkatan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan antara lain ditandai oleh
meningkatnya angka harapan hidup, menurunnya tingkat kematian bayi
dan kematian ibu melahirkan.
Dalam upaya mencapai target RPJMD di bidang kesehatan, RSUD
Suradadi sebagai organisasi layanan kesehatan berkomitmen untuk
memberikan layanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat dan
berorientasi pada pasien.
Dalam menjalankan fungsi rumah sakit sebagai rumah sakit
pemerintah (RSUD) pihak manajemen akan menghadapi permasalahan
antara lain: Adanya kewajiban RSUD untuk tetap melaksanakan pelayanan
kepada semua lapisan mayarakat. Tuntutan RSUD untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu, efektif dan efisien. RSUD harus mampu
bersaing dengan rumah sakit lain dalam hal; persaingan dalam
menempatkan diri pada segemen pasar yang sesuai dengan kondisi rumah
sakit yang bersangkutan dan mampu melihat potensi pasar. Persaingan
dalam memperoleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas,
terutama dokter spesialis. RSUD dihadapkan pada perkembangan teknologi
yang mau tidak mau harus diikuti, dan ini berakibat terjadi peningkatan
pengeluaran dana rumah sakit yang tidak sedikit. RSUD dihadapkan juga
pada kondisi perekonomian di Indonesia, dimana terjadi inflasi yang
sedemikian tinggi dengan meningkat harga obat-obatan, bahan makanan,
listrik dan lain sebagainya.

2
BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

RSUD Suradadi adalah Rumah Sakit Umum milik Pemerintah


Kabupaten Tegal yang didirikan dalam rangka memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Khususnya masyarakat di sebelah utara
Kabupaten Tegal dan sekitarnya. Mengingat lokasi RSUD Suradadi, maka
dalam memberikan pelayanan, pangsa pasar yang dituju akan lebih spesifik
pada lingkungan di sekitar Kecamatan Warureja Kecamatan Suradadi, dan
Kecamatan Kramat yang berada di jalur trans nasional dengan mobilitas
penduduk dan transportasi sangat padat dan tinggi, sehingga berpotensi
menimbulkan masalah kesehatan seperti Kecelakaan Lalu Lintas (KLL),
Penyakit Menular, Infeksi Menular Seksual (IMS), dan penyalahgunaan
Narkoba.
Berbagai perusahaan yang ada dengan potensi industri di daerah di
Kabupaten Tegal wilayah bagian utara yang merupakan daerah jangkauan
operasi Rumah Sakit Umum Daerah Suradadi merupakan suatu potensi
pasar tersendiri yang selama ini belum ditangani dengan serius terlebih
dengan karakter perusahaan perindustrian yang sarat dengan berbagai
masalah kesehatan dan keselamatan kerja para anggotanya yang
memerlukan suatu pemeriksaan dan perawatan kesehatan terus menerus.
Namun demikian hal ini perlu diikuti dengan peningkatan sistem
operasional rumah sakit yang mendukung dengan sumber daya manusia
yang berkualifikasi ter-standar.
Secara teknis pesaing langsung untuk Rumah Sakit Umum Daerah
Suradadi hingga saat ini adalah Rumah Sakit Mitra Siaga yang lebih
lengkap fasilitasnya. Sedangkan untuk keseluruhan di jalur trans nasional
pantai utara Kabupaten Tegal, maka yang menjadi pesaing RSUD Suradadi
adalah Rumah Sakit Kardinah, Rumah Sakit Islam Harapan Anda dan
Rumah Sakit Mitra Keluarga Kota Tegal.
Hingga saat ini segmen pasar yang dilayani mayoritas masih memiliki
kelas menengah ke bawah, dimana membawa efek domino pada tuntutan
rendahnya tarif serta menimbulkan kemungkinan rendahnya mutu
pelayanan jika tidak didukung penuh subsidi dari pemerintah selaku
pemilik yang memiliki misi sosial besar dalam pemberian pelayanan
kesehatan. Kekhawatiran lain yang timbul adalah adanya gap pelayanan
dokter sebagai profesional utama di rumah sakit dan membuat suatu
kondisi mobilisasi rujukan kerumah sakit swasta.

3
RSUD Suradadi termasuk dalam kategori tipe D yang berencana untuk
visitasi tipe C. Di RSUD Suradadi saat ini terdapat 103 tempat tidur dewasa
dan 15 bayi dan didukung tenaga sejumlah 205 orang. Di RSUD suradadi
terdapat poliklinik, instalasi laboratorium, instalasi rontgen, instalasi bedah
sentral, instalasi gawat darurat, dan instalasi rawat inap. Untuk ruang
rawat inap terdapat bangsal kelas 3, kelas 2, kelas 1.
Banyak unsur yang berperan dan mendukung berfungsinya
operasional rumah sakit, salah satu unsur utama pendukung tersebut
adalah sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi yang disertai
kesadaran akan penghayatan pengabdian kepada kepentingan pasien serta
administrasi dan manajemen kesehatan yang baik.
Paradigma manajemen kesehatan yang tadinya bersifat sangat
sentralistik sangat berbeda dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dimana Undang-Undang ini
secara praktis mencabut sebagian besar kewenangan eksklusif pemerintah
pusat untuk merumuskan kebijakan kesehatan dan kebijakan sosial
lainnya. Hal ini berarti terbukanya peluang yang sangat besar bagi setiap
daerah untuk mengembangkan kebijakan kesehatan yang lebih mampu
merespon kebutuhan yang khas di wilayahnya.
Kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat penting sehingga
tuntutan akan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat sangat
tinggi. Menyikapi hal tersebut RSUD Suradadi berusaha untuk memenuhi
tuntutan hal itu dengan meningkatkan pelayanan kesehatan yang sudah
diberikan selama ini dengan melengkapi sarana dan fasilitas yang ada
sehingga masyarakat merasa puas dengan pelayanan yang diberikan

4
BAB III

FALSAFAH, VISI DAN MISI RS

A. FALSAFAH
Dengan modal iman dan taqwa kepada ALLAH SWT, bahwa bekerja
adalah ibadah dan keikhlasan, meraih ridhlo ALLAH SWT, tugas adalah
amanah, dan keberhasilan adalah berkah untuk mendapatkan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat, oleh karena itu Rumah Sakit
Umum Daerah Suradadi berkeyakinan bahwa :
1. Pelayanan Kesehatan diselenggarakan dengan berlandaskan Etika
dan Profesionalisme;
2. Karyawan yang kompeten, profesional dan berkomitmen tinggi
kepada Rumah Sakit merupakan asset yang sangat berharga;
3. Kepuasan dan kesetiaan pelanggan adalah dasar bagi kelangsungan
Rumah Sakit;
4. Mutu pelayanan Rumah Sakit merupakan pengikat kesetiaan
pelanggan.
5. Kebersamaan adalah kunci untuk mencapai kesejahteraan bersama.

B. VISI

Visi RSUD Suradadi Kabupaten Tegal Menjadi Rumah Sakit


Pilihan Masyarakat Dengan Layanan Unggulan Traumatik Dan
Rehabilitasi Medik.

C. MISI
Misi RSUD Suradadi Kabupaten Tegal :
1. Meningkat kinerja pelayanan yang berorientasi kepada pelanggan
dan kinerja keuangan yang efisien dan akuntabel.
2. Meningkatkan sarana prasarana dan SDM RS untuk menunjang
layanan unggulan traumatik dan rehabilitasi medik.
3. Menyediakan sarana prasarana dan fasilitas RS untuk mendukung
layanan unggulan berbasis terapi wisata bahari.

5
BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI RS

Struktur organisasi secara umum merupakan suatu susunan tentang


jajaran pekerjaan dan wewenang masing-masing yang terdapat dalam Rumah
Sakit Umum Daerah Suradadi mulai dari tingkat yang paling tinggi sampai
tingkat yang paling rendah.
Untuk menunjang kegiatan rumah sakit perlu adanya penyempurnaan
struktur organisasi yang sesuai menurut kebutuhan dan kemauan yang
dicapai oleh rumah sakit dengan berdasarkan prinsip-prinsip organisasi yang
sehat untuk menghasilkan mekanisme kerja yang tepat waktu dan berhasil
guna dan dapat menghindari adanya hirarki yang tidak sepadan dan birokrasi
yang berbelit-belit yang dapat menghambat kelancaran kegiatan rumah sakit.
Dalam hal keorganisasian Rumah Sakit Umum Daerah Suradadi memakai
jenis struktur organisasi garis yaitu pemisahan tugas, wewenang, dan
tanggung jawab secara jelas. Rumah sakit ini juga menganut sistem
sentralisasi dimana setiap kegiatan di rumah sakit harus diketahui oleh
pimpinan atau kepala bagian.
A. Direktur
Direktur RSUD Suradadi mempunyai tugas pokok membantu Bupati
dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan perumahsakitan. Untuk
melaksanakan tugas tersebut, Direktur RSUD Suradadi mempunyai fungsi
:
1. Penyusunan dan penetapan perencanaan pengelolaan rumah sakit;
2. Perumusan kebijakan umum dan teknis di bidang pengelolaan rumah
sakit;
3. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di
bidang pelayanan kesehatan perumahsakitan;
4. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan kesehatan
perumahsakitan;
5. Penyelenggaraan koordinasi dan fasilitasi di bidang pelayanan
kesehatan perumahsakitan;
6. Pembinaan pengelolaan urusan ketatausahaan rumah sakit;
7. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas pengelolaan
rumah sakit.
B. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas membantu Direktur
dalam melakukan koordinasi penyiapan bahan penyusunan perencanaan,
penatausahaan urusan keuangan, kepegawaian dan umum.

6
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Sub Bagian Tata Usaha
mempunyai fungsi :
1. Penelaahan data/informasi sebagai bahan penyusunan rencana kerja;
2. Pelaksanaan koordinasi penyiapan bahan penyusunan perencanaan
rumah sakit;
3. Penelaahan data/informasi sebagai bahan perumusan kebijakan umum
dan teknis operasional pengelolaan ketatausahaan;
4. Pelaksanaan koordinasi penyiapan bahan perumusan kebijakan umum
dan teknis operasional pengelolaan rumah sakit;
5. Penyiapan data sebagai bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan perencanaan rumah sakit;
6. Pengelolaan urusan umum, keuangan, kepegawaian dan rekam medik;
7. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksannaan tugas
ketatausahaan.
C. Kepala Seksi Pelayanan
Kepala Seksi Pelayanan mempunyai tugas pokok membantu Direktur
dalam melakukan pelayanan medis dan non medis, dan pengelolaan
penunjang medis dan non medis.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Kepala Seksi Pelayanan
mempunyai fungsi :
1. Penelaahan data/informasi dan penyiapan bahan penyusunan rencana
kerja;
2. Penelaahan data/informasi dan bahan perumusan kebijakan umum
dan teknis operasional pelayanan medis dan non medis, dan
pengelolaan penunjang medis dan non medis;
3. Pelaksanaan pelayanan medis dan non medis, dan pengelolaan
penunjang medis dan non medis.
4. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas seksi
pelayanan.
D. Kepala Seksi Keperawatan.
Kepala Seksi Perawatan mempunyai tugas poko membantu Direktur
dalam melakukan pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Seksi Keperawatan
mempunyai fungsi :
1. Penelaahan data/informasi dan penyiapan bahan penyusunan rencana
kerja;
2. Penelaahan data/informasi dan penyiapan bahan perumusan
kebijakan umum dan teknis operasional pelayanan keperawatan dan
asuhan keperawatan.

7
3. Pelaksanaan pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatatan.
4. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas seksi
keperawatan
E. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional adalah tenaga fungsional yang
melaksanakan sebagian tugas Pemerintah Daerah sesuai keahlian dan
kebutuhan.

8
STRUKTUR ORGANISASI
RSUD SURADADI KABUPATEN TEGAL

Direktur

Kasubbag Kasi Pelayanan Kasi


Komite Kelompok Satuan Tata Usaha Medis Keperawatan
Rumah Jabatan Pengawas
Sakit
Fungsional Internal

Instalasi Instalasi Instalasi Instalasi Instalasi Instalasi Instalasi


Gawat Kamar
Darurat Laboratorium Rawat Jalan Bersalin Bedah Sentral HCU Rawat Inap

Instalasi Instalasi Instalasi Instalasi Instalasi Instalasi


Sanitasi &
Farmasi Rekam Medik Rehabilitasi Medik Radiologi Gizi PSRS

9
BAB V

VISI, MISI DAN MOTTO INSTALASI GAWAT DARURAT

A. VISI
Visi Instalasi Gawat Darurat yaitu Menjadikan igd rsud suradadi
sebagai rujukan utama di wilayah kabupaten tegal.

B. MISI
1. Melayani secara profesional dengan sepenuh hati.
2. Melayani secara tepat dalam melakukan pelayanan tindakan.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara optimal bagi setiap
masyarakat dalam keadaan darurat.
C. MOTTO
Cepat, Tanggap, Tepat

D. FALSAFAH TUJUAN
1. Dalam melaksanakan pelayanan keperawatan memandang manusia
secara holistik ( Bio-Psiko-Sosial-Spiritual ).
2. Dalam melaksanakan pelayanan keperawatan tidak membedakan suku
bangsa dan agama.
3. Dalam melaksanakan pelayanan keperawatan bekerja secara tim
dengan melibatkan pasien dan keluarga.
4. Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat menggunakan
proses keperawatan dengan lima tahapan untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan pasien/keluarga.
5. Pendidikan keperawatan berkelanjutan harus dilaksanakan secara
terus menerus.

10
BAB VI

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI GAWAT DARURAT

A. Struktur Organisasi
1. Secara struktur organisasi, instalasi gawat darurat berada dibawah
KaSie Keperawatan. Dalam hal yang berkaitan dengan SDM dan
Sarana Prasarana IGD akan berkoordinasi dengan KaSie Pelayanan.
2. Instalasi Gawat Darurat adalah unit pelayanan non struktural yang
dipimpin oleh kepala instalasi yang menyelenggarakan kegiatan
pelayanan medik, keperawatan dan atau pelayanan penunjang medik,
pendidikan, pelatihan dan penelitian kesehatan di rumah sakit.
3. Struktur organisasi instalasi gawat darurat sebagai berikut :

11
STRUKTUR ORGANISASI
INSTALASI GAWAT DARURAT

Kepala instalasi IGD

Kepala Ruang IGD

Administrasi

Penanggung Jawab Shift 1 Penanggung Jawab Shift 2 Penanggung Jawab Shift 3 Penanggung Jawab Shift 4

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

12
BAB VII

URAIAN JABATAN

A. Direktur
Direktur RSUD Suradadi mempunyai tugas pokok membantu bupati
dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan perumahsakitan. Untuk
melaksanakan tugas tersebut, Direktur RSUD Suradadi mempunyai fungsi :
1. Penyusunan dan penentapan perencanaan pengelolaan rumah sakit
2. Perumusan kebijakan umum dan teknis di bidang pengelolaan rumah
sakit.
3. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di
bidang pelayanan kesehatan perumah sakitan.
B. KEPALA INSTALASI GAWAT DARURAT
1. Tugas Pokok
Menyelenggarakan kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan
atau pelayanan penunjang medik, sesuai dengan standar yang sudah
ditetapkan melalui pengelolaan sumber daya yang tersedia secara
efektif, efisien dan produktif.
2. Fungsi
Perencanaan, pelaksanaan, pengkoordinasian, pengendalian dan
pengevaluasian penyelenggaraan kegiatan pelayanan medik,
keperawatan dan atau pelayanan penunjang medik, dilingkup instalasi.
3. Uraian Tugas
a. Merencanakan kebutuhan, mutasi dan diklat pegawai di lingkup
instalasi.
b. Menyusun rencana kerja, kebutuhan sarana, prasarana,
operasional dan penerimaan instalasi dalam suatu Rencana Bisnis
Anggaran ( RBA ).
c. Menyusun standar pelayanan minimal instalasi.
d. Melaksanakan rencana kerja instalasi sesuai dengan tugas pokok
dan standar pelayanan yang telah ditetapkan.
e. Mengelola dan memberdayakan semua sumber daya di instalasi
dalam rangka untuk meningkatkan mutu pelayanan dan cakupan
pelayanan.
f. Mengupayakan pemenuhan target, sasaran dan tujuan instalasi
sesuai dengan rencana kerja dan standar pelayanan minimal.
g. Mengembangkan kemampuan instalasi dalam pelayanan secara
berkelanjutan.
13
h. Melaksanakan administrasi secara tertib, transparan dan
akuntabel.
i. Melaksanakan koordinasi dengan unit-unit kerja terkait dalam
rangka pelaksanaan tugas instalasi.
j. Melaksanakan evaluasi dan pengendalian terhadap pelaksanaan
kegiatan dan sumber daya yang digunakan dilingkup instalasi.
k. Mengevaluasi standar pelayanan instalasi.
l. Menyelesaikan masalah yang menghambat tugas operasional
instalasi.
m. Menyediakan sarana dan prasarana secara proporsional sesuai
kebutuhan instalasi.
n. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas
operasional kepada direktur secara berjenjang.
4. Kewenangan
a. Mengusulkan rencana kebutuhan, mutasi dan diklat pegawai.
b. Mengusulkan rencana kerja, kebutuhan sarana, prasarana,
operasional dan penerimaan instalasi dalm Rencana Bisnis
Anggaran (RBA)
c. Mengusulkan standar pelayanan minimal instalasi.
d. Mengatur penggunaan sarana, prasarana secara efektif, efisien dan
produktif.
e. Memimpin koordinasi dengan unit-unit terkait termasuk satuan
medis fungsional (SMF) dalam pelaksanaan tugas instalasi.
f. Menyusun dan mengusulkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan
dengan pelaksanaan dan kelancaran pelayanan instalasi.
g. Melaksanakan ketentuan disiplin kerja di instalasi.
h. Mengusulkan penilaian kinerja karyawan atau daftar penilaian
dalam (SKP) di lingkup instalasi.
i. Mengusulkan sistem Reward dan Punishment terhadap kinerja
karyawan sesuai dengan batas kewenangannya.
5. Tanggung Jawab
a. Dalam melaksanakan tugasnya instalasi bertanggung jawab kepada
Direktur RS secara berjenjang.
b. Menjamin kelancaran operasional dalam pelayanan dan atau
dukungan pelayanan secara efisien, efektif, bermutu dan produktif.
c. Menjamin tercapainya sasaran dan target sesuai dengan program
kerja yang telah ditetapkan.
C. KEPALA RUANG
1. Tugas Pokok

14
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan
diruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
2. Uraian Tugas
a. Melaksanakan fungsi perencanaan :
1) Menyusun rencana kerja kepala ruangan.
2) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
keperawatan diruang rawat yang bersangkutan.
3) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi
jumlah maupun kualifikasi untuk ruang rawat.
b. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan :
1) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan
di ruang rawat.
2) Menyusun jadwal atau daftar dinas tenaga keperawatan.
3) Melaksanakan orientasi kepada pasien atau keluarga meliputi :
a) Penjelasan tentang peraturan rumah sakit.
b) Tata tertib ruang rawat.
c) Fasilitas yang ada dan cara penggunaannya serta kegiatan
rutin sehari-hari.
4) Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan baru.
5) Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan asuhan
keperawatan.
6) Mengadakan pertemuan berkala/insidentil dengan staf
keperawatan.
7) Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai
dengan kebutuhan berdasarkan ketentuan atau kebijakan
rumah sakit.
c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian :
1) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
yang telah ditentukan.
2) Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada
dibawah tanggung jawabnya.
3) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
kperawatan, peralatan dan obat-obatan.
4) Mengawasi dan menilai asuhan keperawatan sesuai standar
yang berlaku secara mandiri.
5) Mengawasi dan menilai siswa/mahasiswa keperawatan untuk
memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan tujuan program
bimbingan yang telah ditentukan.
D. PENANGGUNG JAWAB SHIFT

15
1. Tugas Pokok
Mengkoordinir sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan pada sekelompok pasien melalui upaya kooperatif,
kolaboratif dan secara tehnis administratif bertanggung jawab kepada
kepala ruang.
2. Uraian Tugas
a. Membuat rencana asuhan keperawatan bulanan, mingguan dan
harian bersama kepala ruang.
b. Mengatur jadwal dinas timnya yang dikoordinasikan dengan jadwal
kepala ruang.
c. Melaksanakan pengkajian, menyusun diagnosa dan perencanaan
tindakan bersama anggota timnya.
d. Melakukan pengarahan kepada perawat pelaksana tentang
pelaksanaan asuhan keperawatan.
e. Melakukan kerjasama dengan tim perawatan tim lain dan
kolaborasi dengan anngota tim kesehatan lainnya dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan secara berkesinambungan.
f. Melakukan evaluasi dan audit internal asuhan keperawatan yang
menjadi tanggung jawab timnya.
g. Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan.
h. Menerima laporan dari anggota timnya tentang asuhan
keperawatan yang menjadi tanggung jawab timnya.
i. Membuat laporan pelaksanaan asuhan keperawatan yang
dilakukan timnya kepada kepala ruang baik secara lisan maupun
tulisan.
E. PERAWAT PELAKSANA
1. Tugas pokok
Memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok pasien melalui
upaya kooperatif, kolaboratif dan secara tehnis administratif
bertanggung jawab kepada kepala ruang.

2. Uraian Tugas
a. Membuat laporan harian mengenai asuhan keperawatan.
b. Melakukan serah terima pasien dan lain-lain secara bergantian
dinas.
c. Mendampingi visit dokter dan mencatat istruksi dokter.
d. Mengaplikasikan konsep bermain sesuai tahap perkembangan.
e. Memberikan pendidikan kesehatan.

16
f. Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang
berlaku.
g. Memelihara peralatan perawatan dan medis agar selalu dalam
kondisi siap pakai.
h. Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang ruangan
dan lingkungan, tata tertib, fasilitas dan cara penggunaannya, serta
kegiatan rutin sehari-hari diruangan.
i. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pasien dan
keluarganya.
j. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien.
k. Menyusun diagnose keperawatan pasien.
l. Menyusun rencana asuhan keperawatan.
m. Melaksanakan tindakan asuhan keperawatan.
n. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan yang sudah
diberikan.
o. Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan
darurat.
p. Memantau dan menilai kondisi pasien.
q. Menciptakan dan memelihara hubungan kerjasama yang baik
dengan tim kesehatan yang lain.
r. Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas
kasus dan upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan.
s. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruangan.
t. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang perawatan.
u. Melaksanakan sistem dan pelaporan.
v. Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan
dirumah.
w. Memberi penyuluhan kepada pasien dan keluarga sesuai keadaan
pasien dan kebutuhan pasien.
x. Melaporkan pelaksanaan tugas pada atasan baik secara lisan
maupun tertulis.
y. Melaksnakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

F. ADMINISTRASI
4. Tugas pokok
Bertanggung jawab atas kelengkapan aministrasi pasien.
5. Uraian tugas
a. Menjelaskan kepada pasien biaya biaya tindakan dan
keperawatan.

17
b. Mungurus administrasi dan biaya keperawatan pasien.

BAB VIII

TATA HUBUNGAN KERJA

Instalasi Penunjang
Non Diagnostik

Instalasi Instalasi Penunjang


Perawatan Lain IGD Diagnostik

Rumah Sakit Instalasi Rekam


Lain Medik

A. HUBUNGAN INTERN
Instalasi rawat inap memberikan pelayanan yang komprehensif
terhadap kebutuhan pasien baik secara langsung yang berkaitan dengan
pemeriksaan penunjang, diagnostik, perawatan khusus maupun yang
tidak langsung terkait dengan penunjang non diagnostik, dokumen rekam
medik dan SIMRS.
B. HUBUNGAN EKSTERN
Instalasi rawat inap berkolaborasi dengan rumah sakit lain dalam hal
rujukan yang memerlukan perawatan tingkat yang lebih tinggi atau lanjut.

18
BAB IX

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Instalasi Gawat Darurat (IGD ) berkoordinasi dengan bagian Tata Usaha


dalam pengaturan sumber daya manusia yang ada di instalasi. Adapun pola
ketenagaan kualifikasi personil rawat inap sebagai berikut :

Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil :

A. Berdasarkan Jenis Jabatan

Kualifikasi Jumlah
Kebutuh Ket
Uraian Jabatan Sertifikat Yang
Pendidikan an
Pelatihan Ada
Dokter
Kepala Instalasi ACLS 1 -
umum
BTCLS /
Kepala Ruang S1 / Ners 1 -
PPGD
Penanggung DIII,S1 / BTCLS /
5 -
Jawab Shift Ners PPGD
DIII,S1 / BTCLS /
Perawat Pelaksana 5 -
Ners PPGD

B. Berdasarkan Jumlah Kebutuhan Tenaga


1. Pedoman cara perhitungan kebutuhan tenaga perawat menurut
direktorat pelayanan keperawatan Dirjen Yan-Med Depkes RI
(2001) dengan memperhatikan u n i t k e r j a adalah sebagai berikut
Dasar perhitungan di gawat darurat adalah:
rata-rata jumlah pasien perhari
Jumlah jam perawatan perhari
19
Jam efektif perhari
Diruang igd RSUD Suradadi :
rata-rata jumlah pasien perhari = 20
jumlah jam perawatan perhari = 4 jam
Jumlah hari kerja efektif = 286
Hari libur cuti besar = 128
Jam efektif perhari = 7 jam
Jadi kebutuhan tenaga perawat di IGD:
Rata-rata jmlh psien/hr X jmlh perawatan/hr
TP = + Loss day
Jam efektif perhari

20 x 4 = 12 orang + lossday ( 128 x 12) = 12 orang + 5 orang = 17 orang


7 286
2. Pedoman cara perhitungan kebutuhan tenaga perawat menurut
Swansburg (1999) dengan memperhatikan unit kerja adalah
sebagai berikut dasar perhitungan di gawat darurat adalah

Jumlah rata-rata pasien/hari X jumlah jam perawatan pasien/hari


Jam kerja/hari
Diruang igd RSUD Suradadi diperoleh data rata-rata pasien perhari 20
pasien, jumlah jam perawatan pasien perhari 4 jam, jam kerjaperawat
perhari 7 jam perhari jadi berdasarkan rumus diatas diperoleh
perhitungan sebagai berikut
20 X 4 = 11,42 atau 11 orang/24 jam
7
Jumlah shift dalam seminggu :11 X 7 = 77 shift
Bila jumlah perawat sama setiap hari dengan 6 hari kerja/minggu dan 7
jam/hari, maka jumlah perawat yang dibutuhkan = 77 : 6 = 12,83 atau 13
orang.
Berdasarkan ketentuan rumus diatas dan perbandingan rumus maka
ruang IGD RSUD Suradadi didapatkan hasil yang berbeda. Saat ini jumlah
perawat diruang igd 10 orang, oleh karena itu ruang IGD RSUD suradadi
menggunakan metode Depkes RI (2001) diperoleh hasil yang berbeda
yaitu 17 orang. Jadi IGD RSUD suradadi masih membutuhkan 7 orang
lagi.

C. Kualifikasi Penarikan Calon (Recruitment) dan Seleksi Karyawan


a. Rekrutmen Karyawan.

20
Rekrutmen calon karyawan dilakukan oleh kepegawaian
rumah sakit berdasarkan analisa kebutuhan tenaga, ditemukan
jumlah pasien dan kegiatan tidak seimbang dengan jumlah tenaga
yang ada.
b. Penyaringan/ Seleksi Calon(selection) Karyawan
Seleksi adalah proses menyeleksi pelamar, sehingga IGD
dapat memperoleh karyawan yang paling sesuai dengan tuntutan
jabatan yang di inginkan. Proses seleksi yang dilakukan oleh IGD ini
menyangkut pengetahuan dan kemampuan dalam menjalankan
fungsi fungsi keseharian di IGD.
Kompetensi yang harus dimiliki adalah :
1. Berlatarbelakang DIII KeperawatanVatau S1 Keperawatan dan
Ners
2. Pengetahuan tentang manajemen asuhan keperawatan
3. Pernah mengikuti pelatihan tentang BLS, BCLS
4. Memiliki Surat Izin Bekerja (SIK)
5. Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR)
6. Memahami tentang Teknologi informasi
c. Sumber daya pelayanan kesehatan
1. Berkomunikasi dengan tenaga kesehatan dari berbagai profesi
2. Mengetahui kinerja dan jenis tenaga kesehatan serta
pengembangan karirnya

Bentuk tes yang dilakukan terdiri atas :


1. Tes tertulis
Tes tertulis diberikan dalam bentuk essay pilihan ganda
yang mencakup materi pengetahuan umum dan tes kompetensi
sesuai dengan bidang keperawatan.
2. Tes ketrampilan
Tes ketrampilan yang diujikan meliputi kemampuan dalam
pemberihan asuhan keperawatan.
3. Tes kesehatan
Meliputi kesehatan jasmani dan rohani, tidak buta warna
dan tidak pernah mengkonsumsi narkoba
4. Tes wawancara
D. Pengembangan SDM
Untuk meningkatkan mutu pelayanan di Unit Rawat Inap khususnya
dan RSUD SURADADI KAB. TEGAL pada umumnya, diperlukan

21
pembinaan dan pengembangan kompetensi tenaga. Pengembangan dan
pembinaan dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan.
Tujuan pendidikan dan pelatihan adalah :
a. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan pelaksanaan tugas
dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja
b. Menambah pengetahuan wawasan bidang pelayanan keperawatan :
1. Pendidikan
Karyawan IGD berdasarkan kompetensi harus berpendidikan
minimal DIII Keperawatan atau S1 Keperawatan / Ners, namun jika
karyawan ingin meningkatkan wawasannya ketingkat pendidikan
yang lebih tinggi pihak rumah sakit akan memberikan kesempatan
untuk melanjutkan pendidikan dengan syarat telah bekerja di
RSUD SURADADI KAB. TEGAL minimum 2 tahun dan nilai prestasi
kerja minimal 80.
2. Pelatihan
Pelatihan untuk peningkatan kompetensi karyawan IGD
dilaksanakan melalui :
a. In House Training yaitu program pelatihan yang diselenggarakan
oleh RSUD SURADADI KAB. TEGAL
b. In job Training yaitu program pelatihan diluar Rumah Sakit
yang diikuti sesuai dengan kebutuhan dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit.

22
BAB X

KEGIATAN ORIENTASI

Untuk Instalasi Gawat Darurat kegiatan orientasi yang dilakukan kepada


perawat baru sebagai upaya untuk menyesuaikan diri pada tempat/unit kerja
baru dalam rangka memenuhi syarat bagi pekerjaan/jabatan dengan situasi
baru yang berbeda dan asing.
Kegiatan orientasi mempunyai tujuan antara lain :
1. Memahami tugas, kewajiban, wewenang dan prosedur kerja.
2. Memahami tujuan, falsafah dan peraturan-peraturan dilingkungan rumah
sakit serta kebijakan pimpinan rumah sakit.
3. Memahami prosedur-prosedur dalam berbagai bidang di berbagai unit
kerja.
4. Memahami teknik-teknik mengerjakan Basic Life Support dan Penggunaan
Alat Pemadam Api Ringan ( APAR ) dalam keadaan darurat.
5. Memahami prosedur tentang penilaian terhadap penampilan kinerja staf
keperawatan.
Materi dalam orientasi meliputi :
1. Materi Umum
a. Struktur organisasi rumah sakit dan bidang keperawatan.
b. Visi Misi rumah sakit
c. Falsafah dan tujuan rumah sakit dan pelayanan keperawatan.
d. Pengetahuan sarana yang tersedia dan cara penggunanannya.
e. Kebijakan dan prosedur yang berlaku dirumah sakit/pelayanan
keperawatan.
f. Metode pemberian asuhan keperawatan.
g. Pola ketenagaan dan sistem penilaian kinerja keperawatan.
h. Prosedur keamanan dalam berbagai bidang di rumah sakit.
i. Hak dan kewajiban perawat.
2. Materi Khusus

23
a. Struktur Organisasi instalasi/ruangan.
b. Setting ruangan dan alat.
c. Tata tertib instalasi/ruangan.
d. Prosedur administrasi instalasi/ruangan.
e. Prosedur penerimaan pasien dan pemulangan pasien.
f. Manajemen model asuhan keperawatan pasien di instalasi/ruangan.
g. Manajemen penggunaan alat-alat khusus di instalasi/ruangan.
h. Manajemen logistik alat medis/non medis (linen) di instalasi/ruangan.
i. Manajemen pencucian dan sterilisasi alat di instalasi/ruangan.
Prosedur kegiatan orientasi yang dilakukan adalah :
1. Tenaga keperawatan diserahkan dari urusan kepegawaian ke bagian
keperawatan.
2. Tenaga keperawatan baru, pindahan dan mutasi antar ruang menerima
penjelasan materi orientasi meliputi : materi umum dan materi khusus.
3. Perkenalan dengan pejabat struktural/fungsional di keperawatan.
4. Pelaksanaan program orientasi di bidang keperawatan yang dijadwalkan
mulai dari IRJA, IGD, ICU, IBS dan IRNA.
5. Setelah pelaksanaan orientasi perawat yang bersangkutan membuat
laporan ke bidang keperawatan
6. Berdarkan evaluasi secara orientasi yang dibuat oleh masing-masing
kepala ruang, maka yang bersangkutan ditempatkan sesuai kebutuhan
serta ketrampilan yang berlaku melalui SK Direktur.

24
BAB XI

PERTEMUAN/RAPAT

Pertemuan/rapat yang dilakukan oleh IGD RSUD Suradadi Kab. Tegal,


antara lain berupa :
1. Rapat Rutin
Rapat rutin diselenggarakan pada :
Waktu : Satu bulan sekali
Tempat : Ruang Pertemuan IGD RSUD Suradadi Kab. Tegal
Peserta : Kepala Instalasi Gawat Darurat, Kepala Ruang IGD,
Penanggung Jawab Shift dan Perawat Pelaksana.
Materi : 1. Evaluasi Kinerja
2. Evaluasi SDM
3. Evaluasi terhadap materi dan pelaksanaan pelayanan
gawat darurat.
4. Perencanaan dan upaya peningkatan kinerja SDM dan
pelayanan gawat darurat.
5. Rekomendasi dan usulan untuk peningkatan kinerja
pelayanan gawat darurat.
Kelengkapan Rapat antara lain : Undangan, daftar hadir, notulen rapat,
laporan atau usulan.
2. Rapat Insidentil
Rapat insidentil diselenggarakan pada :
Waktu : Sewaktu-waktu bila ada sesuatu yang perlu dibahas segera.
Tempat : Sesuai Undangan
Peserta : Kepala Instalasi Gawat Darurat, Kepala Ruang IGD,
Penanggung Jawab Shift dan Perawat Pelaksana.
Materi : Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas.

Kelengkapan Rapat antara lain : Undangan, daftar hadir, notulen rapat,


laporan atau usulan.
25
BAB XII

PENCATATAN DAN PELAPORAN

Laporan yang disusun IGD RSUD Suradadi Kab. Tegal dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu :

1. Laporan Rutin
Laporan rutin adalah laporan yang dikerjakan secara rutin oleh IGD RSUD
Suradadi Kab. Tegal, dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Laporan Ekstern
Beberapa data yang dikumpulkan diserahkan ke bagian Rekam Medik
antara lain :
1) Laporan Jumlah Pasien
2) Laporan Jumlah Kegiatan Pemeriksaan oleh Dokter
3) Laporan Jumlah Pasien Dokter Spesialis
4) Laporan Jumlah Kematian
5) Laporan Jumlah Per Kasus ( Empat Besar )
b. Laporan Intern
Laporan intern meliputi :
1) Laporan kunjungan pasien rawat jalan, rawat inap dan penunjang.
2) Laporan morbiditas, mortalitas dan kasus rujuk.
2. Laporan Insidentil
Laporan insidentil adalah laporan mengenai pelayanan IGD RSUD
Suradadi Kab. Tegal pada khususnya yang harus segera dilaporkan karena
berkaitan dengan kinerja Rumah Sakit.

26
BAB XIII

PENUTUP

Peran Rumah Sakit Umum Daerah Suradadi Kabupaten Tegal sangat


penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di lingkungan
kabupaten Tegal bagian utara dan timur, sehingga perlu ditingkatkan
kemampuan pelayanan pengelolaan rawat inap agar mampu memberikan
pelayanan kesehatan yang komprehensif dan terpadu. Koordinasi internal dan
eksternal Rumah Sakit perlu selalu dilakukan dalam upaya peningkatan
kegiatan pelayanan rawat inap di RSUD Suradadi Kabupaten Tugal.

Pemerintah Daerah Tegal diharapkan selalu memperhatikan dan


mendorong peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat di Rumah Sakit,
serta fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dalam rangka meningkatkan
kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya, melalui mendorong, pembinaan
dan dukungan dana agar terwujud peningkatan pelayanan kesehatan
masyarakat.

Suradadi, 3 Januari 2017

DIREKTUR RSUD SURADADI

KABUPATEN TEGAL

dr. Joko Wantoro, MMR

NIP. 19670902 200212 1 003

27

Anda mungkin juga menyukai