Anda di halaman 1dari 30

BAB 1

TINJAUAN TEORI

1.1 Tinjauan Medis


1.1.1 Pengertian
GEA adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal
(lebih dari 3x/hari ), serta dalam perubahan dalam isi ( lebih dari 200 g/ hari )
dengan konsistensi feses cair ( Brunner and Suddarth, 2002 ).
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada bayi
dan lebih 3x pada anak, konsistensi feses cair, dapat berwarna hijau atau dapat
pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja ( Ngastiyah, 1997 ).
Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3 kali sehari
(WHO 1980).

1.1.2 Etiologi
Infeksi
1. Infeksi Enternal
Infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak
1) Infeksi Bakteri : Vibrio, E.Coli, Shigella, Salmonela ( non thypus )
2) Infeksi Virus : Entero virus ( Virus echo, polio, Myelitis ) adenovirus
3) Infeksi Parasit : Cacing ( ascaris, Tricuris ), Protozoa ( Entamoeba
Histolitica )
2. Infeksi Parenteral
Infeksi diluar pencernan makanan, seperti : Otitis Media Akut ( OMA ),
Tonsilitis/ Tonsil Faringitis
Malabsorbsi
1. Malabsorbsi Karbohidrat
1) Disakarida ( intoleransi laktosa, maltosa, sukrosa )
2) Monosakarida ( intoleransi glukosa, fruktosa, galaktosa )
2. Malabsorbsi Protein
3. Malabsorbsi Lemak
Makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
Psikologi
Rasa takut dan cemas ( jarang tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar )

1.1.3 Manifestasi Klinis


1. Sering BAB dengan konsistensi tinja cair/ encer, kadang mengandung
darah/ lendir
2. Muntah
3. Terdapat tanda gejala dehidrasi
Derajat Dehidrasi :
1) Dehidrasi Ringan
Berat badan menurun 3% - 5%, dengan volume cairan yang hilang
kurang dari 50 ml/kgBB
2) Dehidrasi Sedang
Berat badan menurun 6% _ (%, dengan volume cairan yang hilang 50
– 90 ml/kgBB
3) Dehidrasi Berat
Berat badan menurun lebih dari 10%, dengan volume cairan yang
hilang sama dengan/ lebih dari 100 ml/kgBB
4. Demam
5. Anoreksia
6. Lemah, pucat, gelisah
7. Perubahan TTV meningkat ( suhu )
8. Kram abdominal
1.1.4 Pathofisiologis

Bakteri, virus, parasit, makanan basi/ beracun

Tractus digestivus

Berkembang biak di usus

Kerusakan villi
Villi usus memendek
Berkurangnya kemampuan Sekresi air dan elektrolit Hiperperistaltik
absorbsi kedalam rongga usus
Tekanan osmotic dirongga usus Diare

Air dan elektrolit terdorong Meningkatkan refluk


Risiko Tinggi
kedalam usus abdomen saat makan
Kerusakan
Isi rongga usus berlebih Integritas Kulit

Merangsang usus untuk


Mual, muntah
mengeluarkan isi usus

Anoreksia
Kekurangan Cairan dan Elektrolit

Kompensasi tubuh untuk mengganti cairan Nutrisi Kurang


elektrolit yang hilang Dari Kebutuhan
Tubuh
Peningkatan suhu tubuh

Hipertermi Berkurangnya
kemampuan usus
menyerap makanan

Diare

Perubahan
Pola
Eliminasi

Mekanisme dasar yang menyebabkan diare adalah yang pertama gangguan


osmotik akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan
akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Kedua akibat rangsangan tertentu misalnya toksin pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya
diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Ketiga gangguan motalitas usus, terjadi hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare
sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul
berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

1.1.5 Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan Laboratorium
Darah lengkap, elektrolit serum, nitrogen ureum, creatinin, tinja
2. Sigmoidoskopi
Uji leukosit fekal positif, pemeriksaan parasit negatif
3. Radiologi
Bagi pasien dengan nyeri perut atau kembung

1.1.6 Penatalaksanaan
Dasar Pengobatan :
1. Pemberian cairan : jenis cairan, jumlah pemberian
2. Diet
3. Obat-obatan
Untuk diare ringan cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glukosa oral
serta larutan elektrolit diberikan untuk rehidrasi pasien.
Terapi cairan intravena diberikan untuk hidrasi cepat.

1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan


1.2.1 Pengkajian
1.2.1.1 Anamnesa
1) Pola Eliminasi ( kebiasaan, saat ini )
2) Episode diare ( seberapa sering, durasi, frekuensi )
3) Karakteristik feses ( wana, bau, konsistensi, komponen )
4) Keluhan yang dirasakan ( kelemahan, anoreksia, penurunan BB )
1.2.1.2 Pemeriksaan fisik
1) Aktivitas / istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah
Insomnia, merasa gelisah
2) Eliminasi
Gejala : Tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak samapai bau/
berair
Episode berdarah tak dapat diperkirakan, hilang timbul,
sering tak dapat dikontrol ( 20-30 x/hari )
Defekasi berdarah/ pus/ mukosa dengan atau tanpa keluar
feses
Tanda : Peningkatan bising usus, tak ada peristaltik/ adanya
peristaltik yang dapat dilihat
Hemoroid, fisura anal, oliguria
3) Makanan/ Cairan
Gejala : Anoreksia, mual/ muntah
Penurunan BB
Tanda : Penurunan lemak subkutan/ massa otot
Kelemahan tonus otot, membran mukosa pucat
4) Nyeri/ Kenyamanan
Gejala : Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah
Tanda : Nyeri tekan abdomen
5) Interaksi sosial
Gejala : Ketidakmampuan aktif dalam sosial

1.2.2 Rencana Asuhan Keperawatan


1.2.2.1 Diagnosa Keperawatan 1
Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan anoreksia yang
ditandai dengan BB menurun, membran mukosa kering, nafsu makan
menurun.
1) Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam kebutuhan
nutrisi terpenuhi secara adekuat
2) Kriteria Hasil :
1. BB Dalam batas normal sesuai umur
2. Meningkatnya pemasukan melalui mulut
3. Porsi makanan yang disajikan habis
3) Intervensi dan Rasional
(1) Kaji BB
R : Memberikan informasi tentang pemenuhan nutrisi
(2) Hidangkan makanan dalam keadaan hangat dan menarik
R : Makanan hangat dan menarik dapat meningkatkan nafsu makan
(3) Anjurkan keluarga pasien untuk memberikan makanan dengan porsi
sedikit tapi sering
R : Meningkatkan kualitas intake nutrisi dan dapat menurunkan
kejenuhan makan
(4) Bantu orang tua mengembangkan keseimbangan nutrisi
R : Meningkatkan pemahaman kebutuhan individu terhadap
pentingnya nutrisi sebagai penunjang
(5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian suplemen vitamin
R : Meningkatkan nafsu makan sebagai pemenuhan terhadap nutrisi

1.2.2.2 Diagnosa Keperawatan 2


Kekurangan Volume Cairan Dan Elektrolit berhubungan dengan kehilangan
cairan abnormal yang ditandai dengan tidak adanya keseimbanagn antara
asupan dan haluaran, membran mukosa/ kulit kering, BB kurang, haluaran
urine berlebihan, sering berkemih, turgor kulit menurun, mual/ haus.
1) Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam kebutuhan
volume cairan elektrolit seimbang
2) Kriteria Hasil :
1. Turgor kulit baik
2. Membran mukosa lembab
3. Masukan cairan peroral ± 2500 cc/ hari
4. Frekuensi BAB kurang dari 3x/ hari
3) Intervensi dan Rasional
(1) Observasi TTV
R: Mengetahui keadaan pasien, peningkatan suhu tubuh dan
penurunan TD menunjukkan kekurangan volume cairan
(2) Pantau masukan dan haluaran
R : Indikator keseimbangan cairan tubuh
(3) Berikan HE tentang pentingnya cairan dan elektrolit bagi tubuh
R : HE yang diberikan dapat memotivasi pasien untuk meningkatkan
intake cairan peroral
(4) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi (Aspar-K, infus
RL)
R: Menambah intake cairan untuk menjaga keseimbanagn cairan
tubuh

1.2.2.3 Diagnosa Keperawatan 3


Perubahan Pola Eliminasi Alvi berhubungan dengan malabsorbsi usus yang
ditandai dengan BAB lebih dari #x/ hari, peningkatan bising usus, konsistensi
BAB encer
1) Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24 jam pola eliminasi alvi
kembali normal
2) Kriteria Hasil :
1. BAB 1x/ hari
2. Bising usus normal 4-12 x/ menit
3. Konsistensi feses normal
3) Intervensi dan Rasional
(1) Kaji frekuensi, karakteristik BAB
R : Konsistensi feses yang mulai lembek menunjukkan fungsi usus
berubah normal
(2) Auskultasi bising usus
R: Hiperperistaltik mungkin akan tercatat jika ada diare
(3) Berikan makanan banyak serat/ susu bebas laktosa
R : membantu meningkatkan konsistensi BAB
(4) Berikan HE tentang perawatan perianal
R: Iritasi anal, pruritus terjadi karena diare
(5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antidiare
R: menurunkan motilitas usus

1.2.2.4 Diagnosa Keperawatan 4


Hipertermi berhubungan dengan infeksi saluran pencernaan yang ditandai
dengan suhu tubuh lebih dari 38°C, WBC > 10,4 K/ul
1) Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam suhu tubuh
dalam batas normal
2) Kriteria Hasil :
1. Suhu tubuh normal ( 36,5°C – 37,5°C )
2. WBC normal 4.1 – 10.4 K/ul
3) Intervensi dan Rasional
(1) Observasi TTV terutama suhu tubuh
R : Mengetahui perkembangan pasien dan untuk menentukan terapi
selanjutnya
(2) Berikan pakaian yang tipis
R : Panas dapat keluar melalui urine dan keringat, dengan diberikan
pakaian tipis supaya terjadi diaforesis dengan begitu panas akan
turun
(3) Ajarkan pemberian kompres hangat basah
R : Dengan diberikan kompres hangat basah agar terjadi
vasodilatasi pada tubuh dan juga membuka pori-pori kulit
sehingga mempercepat penguapan panas tubuh dengan begitu
panas akan turun
(4) Berikan minum banyak ( 7-8 gelas/ hari atau 1400cc-1600cc/ hari )
R : Merangsang pengeluaran urine, menambah volume sirkulasi dan
penurunan suhu tubuh
(5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antipiretik dan antibiotik
sesuai indikasi
R : Menurunkan demam dengan aksi sentralnya dihipotalamus

1.2.2.5 Diagnosa Keperawatan 5


Risiko Tinggi Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan kelembaban
perianal yang ditandai dengan perianal kemerahan, adanya lesi, nyeri
1) Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam tidak terjadi
kerusakan integritas kulit
2) Kriteria Hasil :
1. Menunjukkan perilaku peningkatan penyembuhan
2. Mencegah kerusakan kulit
3) Intervensi dan Rasional
(1) Observasi daerah perianal
R : Untuk mengetahui adanya tanda-tanda iritasi pada kulit
(2) Anjurkan perawatan perianal rutin
R : Iritasi anal, ekskoriasi dan pruritus terjadi karena diare
(3) Observai intake output
R : Untuk mengobservasi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
(4) Gunakan kapas lembab dan sabun bayi (Ph normal) untuk
membersihkan anus setiap BAB
R : Sabun mengandung desinfektan untuk melemahkan kuman/
bakteri
(5) Mengganti popok/kain apabila lembab atau basah
R : Suasana yang lembab dapt mengganggu sirkulasi kulit dan
tempat yang paling disukai bakteri untuk berkembang biak
(6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian salep antibiotik
R : Terapi pemberian antibiotik dapat digunakan untuk melemahkan
bakteri yang ada

1.2.3 Evaluasi
1. Kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat
1. Membran mukosa lembab
2. BB stabil
2. Kebutuhan volume cairan elektrolit seimbang
1. Turgor kulit elastis
2. Frekuensi BAB normal 1x/ hari
3. Pola eliminasi alvi kembali normal
1. Frekuensi BAB 1x/ hari
2. Konsistensi feses normal
4. Suhu tubuh dalam batas normal ( 36,5°C – 37,5°C )
5. Integritas kulit dapat dipertahankan baik
DAFTAR PUSTAKA

Brunner, Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta


Carpenito, Linda Juall. (2002). Diagnosa Keperawatan. EGC : Jakarta
Doengoes, Marilynn. E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawat Pasien. EGC : Jakarta
Massjoer, Arif dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Media Aesculapios :
Jakarta
Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. EGC : Jakarta
Sowden, A. Linda. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik. EGC : Jakarta

LAPORAN RESUME
KEPERAWATAN ANAK
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CIREBON
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

A. Identitas pasien
Nama Klien : An. C
Nomor RM : 197167
Tempat Tanggal Lahir : Tegal, 13 Mei 2017
Alamat :Jl. Arjuna-Slerok, Tegal Timur
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Pendidikan :-
Status :-
Tanggal Masuk RS : 20 Januari 2018
Diagnosa medis saat masuk : GEA
Keluahan masuk RS : Ibu pasien mengatakan pasien BAB 3x/ hari,
konsistensi feses encer, ada ampas sedikit.

Riwayat penyakit sekarang : Sejak tanggal 20 januari 2019 pasien muntah


sebanyak 4x, mencret 3x dengan konsistensi
feses encer ada ampas, badan agak panas/
sumen, tidak mau makan. Kemudian tanggal 21
Januari 2019 dibawa ke IGD RS Mitra Siaga

Riwayat penyakit dahulu : Sebelumnya pasien pernah sakit diare, tetapi


tidak diopname, hanya berobat di praktek bidan
atau di dokter umum kemudian langsung
sembuh. Sebelumnya pasien juga belum pernah
mengalami sakit kronis atau menyakit lainya
yang mengharuskan pendapatkan penanganan
lanjut

B. Hasil Laboratorium
Tanggal 20 Januari 2019
No Jenis Pemeriksaan Bilai Normal Hasil
1 WBC 4000-11.000/mm3 12.500
2 PLT 150.000-450.000/mm3 370.000
3 RBC 4-5 juta/mm3 4.5 juta
4 HGB 14-16 g/dl 10.2 juta
5 HCT 37-43% 37%

C. Pengkajian Utama
1. Status Nutrisi : Nutrisi melalui peroral, pasien tampak kurang
nafsu makan, muntah tiap makan dan minum, pasien tampak hanya dapat
menghabiskan makanan 1-2 sendok makan.
BB 12,5 kg, TB 73 cm
2. Status Hidrasi : Pasien tampak kelopak mata cekung, turgor
kulit menurun, CRT< 3 detik, mukosa bibir kering dan pucat, pasien
tampak lemas.
Nadi : 135 x/m
Suhu : 37,9 c
RR : 26 x/m
Spo2 : 98 %

3. Obat-obatan :
Cefotaxim : 200 mg IV / 8 jam
Ondancentron : 2 mg IV / 12 JAM
L Bio : 1 x 1 sach
Zink : 1 x 1 cth
Paracetamol : 3 x 200 mg ( 1 cth)

4. Aktifitas : Pasien lebih dominan istirahat tidur, dan digendong


oleh ibunya. Semenjak sakit pasien lebih banyak
merintih menangis dan susah untuk istirahat tidur.
5. X-ray : tidak dilakukan pemeriksaan X-Ray

D. Pengkajian Lanjutan
A. Keadaan Umum
Pasien tampak sakit sedang, Compos metis ( E4 M6 V5)
B. Tanda-tanda vital
Suhu : 37,9 ºC
Nadi : 122 x/menit
Tekanan Darah :-
Pernafasan : 26 x/ menit
Spo2 : 98 %
C. Pemeriksaan Kepala dan Leher
Kepala : warna agak kemerahan, bersih, tidak ada lesi dan
benjolan, tidak ada nyeri tekan
Mata : reflek pupil terhadap cahaya+/+, sklera putih
Hidung : simetris, bersih, tidak ada benjolan, tidak ada sekret
Mulut : gigi bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada tanda radang
Telinga : simetris, bersih, tidak ada lesi dan serumen
Leher : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
D. Pemeriksaan Thorak/ Dada
Inspeksi : Bentuk dada simetris, retraksi dada saat inspirasi dan
ekspirasi sama dan tidak ada hiperretraksi dada.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat benjolan/masa
Perkusi : Suara sonor
Auskultasi : Tidak ada suara nafas tambahan (wheezing, rales,
ronchi )

E. Pemeriksaaan Abdomen
Inspeksi : tidak ada luka/ bekas operasi, tidak acites
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada masa
Perkusi : suara tympani
Auskultasi : bising usus 10x/ menit (hiperperistaltis
F. Pemeriksaan Genetalia dan anus
Genetalia : bersih tidak ada lesi
Anus : bersih, tidak ada iritasi
G. Punggung
Tidak terdapat kelainan bentuk punggung ( Lordosis, Kifosis, Skoliosis )

H. Pemeriksaan Musculoskeletal
Tonus otot 5 5
5 5
Gerakan normal penuh, melawan gravitasi dengan penahan penuh
Ekstremitas kiri atas terpasang IV RL
I. Pemeriksan Integumen
Kulit : Kulit berwarna sawo matang, tekstur kulit halus,
turgor kulit tampak menurun
Kuku : Pendek dan bersih, tidak ada jari tabuh
2. ALASAN KUNJUNGAN
Keluhan Utama :
Ibu pasien mengatakan pasien BAB 3x/ hari, konsistensi feses encer, ada ampas
sedikit

Riwayat Penyakit Sekarang :


Sejak tanggal 29 januari 2007 pasien muntah sebanyak 4x, mencret 3x dengan
konsistensi feses encer ada ampas, badan agak panas/ sumer-sumer, tidak mau
makan. Kemudian tanggal 30 Januari 2007 dibawa ke UGD RS Baptis kediri dan
diopname.

3. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN


A. Prenatal
Pada saat hamil ibu pasien periksa rutin ke bidan 1 bulan sekali, selama hamil
ibu pasien tidak menderita penyakit kronis/ menular, TT ibu hamil lengkap 5x
B. Natal
Pasien lahir ditolong oleh bidan, lahir dapat menangis spontan, berat badan
waktu lahir 3600 gram, Panjang Badan 55 cm, APGAR Score 7-10
C. Post Natal
Pasien lahir dengan normal tidak ada kelainan kongenital, asi langsung
diminumkan

4. RIWAYAT MASA LALU


A. Penyakit-penyakit waktu kecil
Sebelumnya pasien pernah sakit diare, tapi tidak diopname
B. Pernah dirawat di Rumah Sakit
Pasien belum pernah dirawat di Rumah sakit sebelumnya
C. Penggunaan Obat-obatan
Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat luar selain dari dokter
D. Tindakan
Pasien belum pernah dilakukan operasi sebelumnya
E. Alergi
Pasien tidak alergi terhadap obat dan makanan
F. Kecelakaan
Pasien tidak pernah mengalami kecelakaan
G. Imunisasi
Imunisasi lengkap ( BCG, Hepatitis B, Polio, DPT, Campak )
5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang gawat dan
menular
GENOGRAM

Keterangan :
= Laki-laki = Pasien
= Perempuan = Hubungan pernikahan
= Tinggal 1 rumah = Hubungan keturunan

6. RIWAYAT SOSIAL
A. Yang mengasuh anak
Orang tua
B. Hubungan dengan anggota keluarga
Hubungan sosial dan komunikasinya berjalan baik
C. Hubungan dengan teman sebaya
Dapat berinteraksi dengan orang lain, suka bermain ke rumah teman
D. Pembawaan Secara Umum
Pasien anak yang periang dan tidak penakut, suka bermain-main

7. KEBUTUHAN DASAR
A. Makanan yang disukai/ tidak disukai : pasien suka makan soup dan wortel,
tidak ada makanan yang tidak disukai
Selera Makan : Di rumah : selera makan tinggi, makanan yang disajikan
selalu habis, makan 3x/hr
Di RS : sulit makan, makan habis 1 sendok
Alat makan yang digunakan : sendok, piring dan gelas
Jam Makan : Di Rumah : pagi 07.00 siang 12.00 malam 16.00
Di RS : pagi 07.00 siang 12.00 malam 17.00
B. Pola Tidur
Kebiasaan-kebiasaan sebelum tidur
Di Rumah : pagi 09.00 siang jarang tidur malam 20.00
Tidur ± 8-9 jam/ hari
Di RS : jam tidur tidak tentu ± 9-10 jam/ hari
Mandi : Di Rumah : 2x/hr dimandikan ibunya
Di RS : 2x/hr diseka oleh ibunya
Aktivitas/ Bermain : Di Rumah : Pasien bermain bersama teman-teman
Di RS : Pasien hanya bercanda dengan ibunya
Eliminasi : Di Rumah : BAB 1x/ hari BAK 3-4x/hr
Di RS : BAB 3x/ hari BAK 4x/ harix/hr

8. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI


6. Diagnosa Medis : GEA
7. Tindakan Operasi : tidak dilakukan tindakan operasi
8. Status Nutrisi : Nutrisi melalui peroral, makan makanan dari RS,
makan biasa LPLC, habis 1 sendok, BB 10,1 kg, LLA 15 cm, rambut agak
kemerahan
9. Status Hidrasi : IV RL 30cc/ jam, minum air 2 gelas/ hari, minumasi,
mukosa bibir kering
10. Obat-obatan :
Ampicilin 250 mg IV q 6 jam
Lacbon I tab PO TID
Lacto B I PO BID
Vit A ½ tab PO/hari
Aspar K ½ tab PO TID
11. Aktifitas : Tidur hanya tiduran di tempat tidur kadang digendong
ibunya
12. X-ray : tidak dilakukan pemeriksaan X-Ray

9. PEMERIKSAAN FISIK
J. Keadaan Umum
Pasien lemas, terpasang IV RL di tangan RL di tangan kiri

K. Tanda-tanda vital
Suhu : 36,2 ºC
Nadi : 98 x/menit
Tekanan Darah :-
Pernafasan : 24 x/ menit
BB/TB : 10,1 kg/ 80 cm

L. Pemeriksaan Kepala dan Leher


Kepala : warna agak kemerahan, bersih, tidak ada lesi dan benjolan,
tidak ada nyeri tekan
Mata : reflek pupil terhadap cahaya+/+, sklera putih
Hidung : simetris, bersih, tidak ada benjolan, tidak ada sekret
Mulut : gigi bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada tanda radang
Telinga : simetris, bersih, tidak ada lesi dan serumen
Leher : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
M. Pemeriksaan Thorak/ Dada
Inspeksi : bentuk dada simetris, retraksi dada saat inspirasi dan ekspirasi
sama
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat benjolan
Perkusi : suara sonor
Auskultasi : tidak ada suara nafas tambahan ( wheezing, rales, ronchi )

N. Pemeriksaaan Abdomen
Inspeksi : tidak ada luka/ bekas operasi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara tympani
Auskultasi : bising usus 10x/ menit
O. Pemeriksaan Genetalia dan anus
Genetalia : bersih tidak ada lesi
Anus : bersih, tidak ada iritasi
P. Punggung
Tidak terdapat kelainan bentuk punggung ( Lordosis, Kifosis, Skoliosis )

Q. Pemeriksaan Musculoskeletal
MMT 5 5
5 5
Gerakan normal penuh, melawan gravitasi dengan penahan penuh
Ekstremitas kiri atas terpasang IV RL
R. Pemeriksan Integumen
Kulit : kulit berwarna sawo matang, tekstur kulit halus, turgor kulit
menurun
Kuku : pendek dan bersih, tidak ada jari tabuh
S. Pemeriksaan Neurologi
GCS : Reflek mata 4 ( dapat membuka mata spontan )
Reflek bicara 5 ( respon verbal bicara baik )
Reflek motorik 6 ( gerak motorik baik )
Kesadaran komposmetis, orientasi terhadap orang, tempat dan waktu baik
Reflek petela + / +

10. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN


A. Adaptasi Sosial
- Hubungan pasien dengan keluarga dan teman baik
- Pasien dapat beradaptasi dengan lingkungannya, tidak rewel

B. Bahasa
Pasien belum bisa berbicara lancar, bicara dengan menggabung-gabungkan
kata
C. Motorik halus
- Pasien dapat menyusun mainan
- Pasien suka mencoret-coret kertas
D. Motorik Kasar
- Pasien dapat berjalan dan berlari
- Pasien bisa melempar bola

Kesimpulan dari pemeriksan Tumbuh Kembang Anak


Pasien tidak mengalami gangguan dalam tumbuh kembang, dapat melalui
tahap-tahap perkembangan dengan baik

11. INFORMASI LAIN


Lab :
Darah Lengkap ( 30 – 1 – 2007 )
WBC 6.4 K/ul 1.1 – 10.9 K/ul
RBC 4.79 K/ul 4.20 – 6.30 M/ul
HGB 11.9 g/dl 12.0 – 18.0 g/dl
HCT 35.1 % 37.0 – 51.0 %
MCV 73.3 fl 80.0 – 97.0 fl
MCH 24.8 pg 26.0 – 32.0 pg
MCHC 33.9 g/dl 31.0 – 36.0 pg
PLT 441 k/ul 140. – 440 K/ul
LYM 2.3 % 0.6 – 4.1 %
MID 0.5 % 0.0 – 1.8 %
GRAN 3.6 % 20. – 7.8 %

2.2 ANALISA DATA

Nama Pasien : An. R


Umur : 2 tahun
No. Reg : 07-0836
DATA GAYUT MASALAH KEMUNGKINAN
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DATA SUBYEKTIF
DS : Ibu pasien mengatakan Perubahan Pola Eliminasi Malabsorbsi usus
pasien mencret 3x/ Alvi
hari
DO : - Konsistensi feses
encer ada ampas
sedikit
- Bising usus 10x/
menit

DS : Ibu Pasien Kekurangan Volume Pengeluaran cairan


mengatakan pasien Cairan Dan Elektrolit yang berlebihan
mencret/ BAB encer
3x/ hari
DO : - BAB 3x/ hari,
encer
- BAK 4x banyak
- Turgor kulit
menurun
- Minum air putih
500cc/ hari

DATA GAYUT MASALAH KEMUNGKINAN


DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DATA SUBYEKTIF
DS : Ibu pasien mengatakan Nutrisi Kurang Dari Anoreksia
pasien sulit makan, Kebutuhan Tubuh
cuma makan 1 sendok
DO : - Porsi makan habis 1
sendok
- BB 10,1 kg
- LLA 15 cm
2.3 DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : An. R


Umur : 2 tahun
No. Reg : 07-0836
NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TTD
MUNCUL TERATASI
1 31-01-2007 Perubahan Pola Eliminasi Alvi
berhubungan dengan malabsorbsi usus
yang ditandai dengan ibu pasien
mengatakan pasien mencret 3x/ hari,
konsistensi feses encer dan ada ampas
sedikit, bising usus 10x/ menit

2 31-01-2007 Kekurangan Volume Cairan Dan Elektrolit


berhubungan dengan pengeluaran cairan
yang berlebih yang ditandai dengan ibu
pasien mengatakan pasien mencret/ BAB
encer 3x, BAB 3x encer, BAK 4x banyak,
turgor kulit menurun, minum air putih ±
500cc/ hari

3 31-01-2007 Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh


berhubungan dengan anoreksia yang
ditandai dengan ibu pasien mengatakan
pasien sulit makan, cuma makan habis 1
sendok, porsi makan habis 1 sendok, BB
10,1 kg, LLA 15 cm
2.4 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : An. R


Umur : 2 tahun
No. Reg : 07-0836
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD
1 Perubahan Pola Eliminasi Alvi Setelah dilakukan 1. Observasi frekuensi, 1. Konsistensi feses yang mulai
berhubungan dengan malabsorbsi tindakan keperawatan karakteristik dan jumlah lembek menunjukkan fungsi
usus yang ditandai dengan ibu selama 2x24 jam pola BAB usus kembali normal
pasien mengatakan pasien mencret eliminasi kembali 2. Auskultasi bising usus 2. Hiperperistaltik mungkin
3x/ hari, konsistensi feses encer dan normal, dengan akan tercatat jika ada diare
ada ampas sedikit, bising usus 10x/ kriteria hasil : 3. Berikan HE tentang 3. Iritasi anal, pruritus dapat
menit - Bab 1x/ hari perawatan perianal terjadi karena diare
- Konsistensi 4. Berikan makanan banyak 4. Membantu meningkatkan
feses lunak/ normal serat/ susu bebas laktosa konsistensi feses
- Bising usus 5. Kolaborasi dengan dokter 5. Menurunkan motilitas usus
antara 4-12x/ menit dalam pemberian obat diare

21
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD
2 Kekurangan Volume Cairan Dan Setelah dilakukan 1. Observasi TTV 1. Mengetahui keadaan
Elektrolit berhubungan dengan tindakan keperawatan pasien, peningkatan suhu
pengeluaran cairan yang berlebih selama 2x24 jam tubuh dan penurunan TD
yang ditandai dengan ibu pasien cairan elektrolit menunjukkan kekurangan
mengatakan pasien mencret/ BAB terpenuhi seimbang, volume cairan
encer 3x, BAB 3x encer, BAK 4x dengan kriteria hasil : 2. Ukur intake dan output 2. Indikator keseimbangan
banyak, turgor kulit menurun, - Tidak ada cairan tubuh
minum air putih ± 500cc/ hari tanda dehidrasi 3. Kaji tingkat dehidrasi 3. Menunjukkan tanda-tanda
- BAB 1x/ hari ( turgor kulit, membran dehidrasi
- Konsistensi mukosa )
feses normal 4. Beri banyak minum air putih 4. Mempertahankan hidrasi
- Pasien tidak 5. Berikan HE tentang oralit 5. Oralit dapat mengganti
lemah cairan yang hilang
6. Kolaborasi dengan dokter 6. Tambahan masukan cairan
dalam pemberian cairan IV

22
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD
3 Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Setelah dilakukan 1. Ka 1. Menunjukkan pemenuhan
Tubuh berhubungan dengan tindakan keperawatan ji tingkat perkembangan nutrisi tubuh
anoreksia yang ditandai dengan ibu selama 2x24 jam nutrisi ( BB, LLA ) 2 Meningkatkan kualitas intake
pasien mengatakan pasien sulit kebutuhan nutrisi 2. An nutrisi
makan, cuma makan habis 1 sendok, terpenuhi secara jurkan untuk memberi makan 3 Meningkatkan kebutuhan
porsi makan habis 1 sendok, BB adekuat, dengan sedikit tapi sering akan nutrisi
10,1 kg, LLA 15 cm kriteria hasil : 3. Be 4 Makanan yang hangat dan
- Porsi makan rikan makanan tambahan menarik meningkatkan
habis nafsu makan
- Nafsu makan 4. Hi 5 Untuk meningkatkan nafsu
meningkat dangkan makanan dalam makan
- BB naik/ keadan hangat dan menarik
stabil sesuai umur
11,5 kg 5. Ko
laborasi dengan dokter dalam
pemberian suplemen vitamin
23
24

2.5 TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : An. R


Umur : 2 tahun
No. Reg : 07-0836
NO No.DX TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TTD
1 1 31-01-2007
8 am 1. Auskultasi bising usus
8 am 2. Kaji frekunsi, karateristik BAB
8 am 3. Memberi obat
- Lacbon I tab PO
- Lacto B I PO
- Vit A ½ tab PO

2 31-01-2007
8 am 1. Observasi tanda-tanda vital
8 am 2. Mengkaji turgor kulit, membran mukosa
9 am 3. Mengukur intake output
11 am 4. Menganjurkan banyak minum

3 31-01-2007
8 am 1. Mengukur BB, LLA
11 am 2. Menganjurkan memberi makan sedikit tapi
sering
11 am 3. Menganjurkan ibu memberi makanan
tambahan ( roti/ biskuit )

NO No.DX TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TTD


28

2 1 01-02-2007
8 am 1. Mengobservasi frekuensi dan konsistensi
BAB
8 am 2. Memberi obat
- Lacbon I tab PO
- Lacto B I PO
- Vit A ½ tab PO

2 01-02-2007
8 am 1. Mengukur TTV
8 am 2. Mengukur intake output
10 am 3. Memberikan HE tentang Oralit

3 01-02-2007
8 am 1. Mengobservasi masukan nutrisi
10 am 2. Menganjurkan tetap memberi makan sedikit
tapi sering
10 am 4. Menganjurkan tetap memberi makanan
tambahan

4.6 EVALUASI
29

Nama Pasien : An. R


Umur : 2 tahun
No. Reg : 07-0836
NO No.DX TGL/JAM EVALUASI TTD
1 1 31-01-2007 S : Ibu pasien mengatakan pasien berak lagi
( encer )
O : - Konsistensi BAB encer
- Bising usus 10x/ menit
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

2 31-01-2007 S : Ibu pasien mengatakan pasien BAB


encer 4x dan muntah 1x
O : - Konsistensi BAB encer
- TTV
S : 36,7°C P : 96x/mnt N : 24x/mnt
- Minum air putih 600cc/ hari
- Turgor kulit menurun
- Terpasang IV RL 30cc/ jam
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

3 31-01-2007 S : Ibu pasien mengatakan pasien sulit


makan, cuma habis 1 sendok, muntah
O : saat diberi makan
- Porsi makan tidak dihabiskan
- BB 10,1 kg
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
NO No.DX TGL/JAM EVALUASI TTD
2 1 01-02-2007 S : Ibu pasien mengatakan pasien berak 1x
cuma sedikit
30

O : Konsistensi BAB lembek


A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

2 01-02-2007 S : Ibu pasien mengatakan pasien berak 1x


dan tidak muntah
O : - Konsistensi BAB lembek
- Minum air putih 600cc/ hari
- Infus sudah terlepas
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

3 31-01-2007 S : Ibu pasien mengatakan pasien sudah mau


makan
O : Porsi makan sisa ¼ porsi
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

DAFTAR PUSTAKA

Brunner, Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta


31

Carpenito, Linda Juall. (2002). Diagnosa Keperawatan. EGC : Jakarta


Doengoes, Marilynn. E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawat Pasien. EGC : Jakarta
Massjoer, Arif dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Media Aesculapios :
Jakarta
Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. EGC : Jakarta
Sowden, A. Linda. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik. EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai