Skripsi
Diajukan guna memenuhi persyaratan
Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep)
Disusun Oleh:
NIM: 106011310001
DEDIKASI
v
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis naikkan kepada TUHAN Yang Maha Kuasa atas berkat-Nya
yang melimpah sehingga peneliti dapat menulis dan menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul “Determinan Kejadian Preklampsia Pada Ibu Hamil di RSUP Prof. R. D.
Dalam penulisan skripsi ini, peneliti mendapat banyak bantuan dan bimbingan dari
pihak-pihak yang rela meluangkan waktu, tenaga dan biaya sehingga penulisan skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih
Universitas Klabat yang telah mengizinkan peneliti unutk melakukan penelitian ini
2. Ivanna Junnamel Manoppo, MPH selaku Ketua Program Studi Fakultas Ilmu
Keperawatan dan juga sebagai dosen pembimbing peneliti yang sudah meluangkan
waktu untuk memberikan arahan, bimbingan, serta motivasi dalam penulisan skripsi
ini.
3. Sinjo James Laoh, PhD sebagai ketua dewan penguji yang telah memberikan saran
4. dr. Nancy Lidya Sampouw, M. Kes sebagai anggota penguji yang telah
vi
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
6. Para petugas Rekam Medik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado yang telah
7. Dosen-dosen dan staff FIKEP yang telah memberikan motivasi, khususnya Sir I
Gede Purnawinadi, S. Kep, M. Kes yang telah mengajarkan banyak hal tentang
8. Feidy Assa, S.Kom, selaku sekertaris kantor FIKEP yang sudah membantu dalam
9. Sahabat-sahabat terdekat peneliti (Megi, Eva, Rivy, Gisela, Cahyani dan Jonathan),
The Unklab Fekon Choir, BEM UNKLAB Semester II 16/17 dan teman-teman
Akhir kata, penulis menyadari akan keterbatan dan kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini. Oleh karena itu jika terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam penulisan skripsi
ini, penulis akan sangat menghargai dan tidak menutup diri untuk menerima kritik maupun
Peneliti
ABSTRAK
vii
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
DAFTAR ISI
viii
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI....................... iii
LEMBAR PENGESAHAN DARI ANGGOTA PANEL............................................ iv
LEMBAR DEDIKASI ................................................................................................. v
KATA PENGANTAR.................................................................................................. vi
ABSTRAK.................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI................................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1
Pernyataan Masalah ................................................................................................. 5
Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 5
Manfaat Penelitian.................................................................................................... 6
Cakupan dan Batasan dalam Penelitian.............................................................. 6
Definisi Istilah yang digunakan dalam Penelitian ............................................. 7
Analisis Data Sekunder.................................................................................. 7
Preeklampsia.................................................................................................. 7
Determinan Preeklampsia.............................................................................. 8
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado......................................................... 8
ix
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
x
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
DAFTAR GAMBAR
xi
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Preeklampsia ............................................................................. 38
Tabel 2.2 Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan ............................................. 40
Tabel 3.1 Tabel Silang 2 x 2 Odds Ratio ..................................................................... 41
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kejadian Preeklampsia pada Ibu Hamil...................... 38
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kejadian Preeklampsia Berdasarkan Usia.................. 40
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kejadian Preeklampsia Berdasarkan Paritas .............. 40
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kejadian Preeklampsia Berdasarkan Obesit .............. 40
Tabel 4.3 Hubungan Antara Usia dengan Kejadian Preeklampisa pada Ibu
Hamil ........................................................................................................... 41
Tabel 4.1 Hubungan Antara Paritas dengan Kejadian Preeklampsia pada Ibu
Hamil ........................................................................................................... 38
Tabel 4.2 Hubungan Antara Obesitas dengan Kejadian Preeklampsia pada
Ibu Hamil..................................................................................................... 40
Tabel 4.3 Faktor yang Paling Berhubungan dengan Kejadian Preeklampsia .............. 41
xii
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
BAB 1
PENDAHULUAN
menetapkan Angka Kematian Ibu sebagai salah satu tujuannya yaitu dengan menurunkan
angka kematian ibu sebesar tiga perempat antara tahun 1999 dan 2015. Hal ini
dikarenakan, sampai saat ini AKI masih tinggi di Indonesia yang angkanya jauh berbeda
Kematian ibu adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah
berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait atau diperberat oleh kehamilan
atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan atau cedera (Efendi &
Makhfudli, 2009). Ada dua penyebab kematian ibu, yaitu penyebab langsung yang
berhubungan dengan adanya komplikasi obstetrik selama masa kehamilan, persalinan dan
masa nifas dan penyebab tidak langsung disebabkan oleh penyakit yang telah diderita ibu
atau penyakit yang timbul selama kehamilan dan tidak bekaitan dengan penyebab langsung
Data World Health Organization (2015), menyatakan bahwa pada tahun 2013 secara
global kematian ibu di dunia yaitu ada 289.000 kasus, yang jumlahnya menurun sekitar
45% sejak tahun 1990 yaitu sebanyak 523.000 kasus. Pada tingkat regional seperti Asia
Tenggara sebesar 64% di mana terdapat negara Indonesia yang menempati peringkat ke 8
1
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 2
Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dalam Profil
Kesehatan Indonesia (2014), AKI yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas
sebesar 359 kasus per 100.000 kelahiran hidup. SDKI mencatat kenaikan AKI yang
signifikan, yakni dari 228 menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup sejak
tahun 2007 hingga 2012 (Depkes RI, 2014). Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara
(2012) menyatakan tren kematian ibu pada tahun 2012 mencapai 102/100.000 kelahiran
hidup dengan jumlah kematian 49 jiwa, 2013 sebanyak 77 kasus (Manado Post Online,
2015), 2014 sebanyak 142/100.000 kelahiran hidup atau jumlah kematian ibu 58 jiwa
(Dinkes SULUT, 2014). Data rekam medik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pun
mencatat kejadian preeklampsia yang terjadi antara lain pada tahun 2013 berjumlah 503
kasus dengan jumlah kematian ibu 4 jiwa, tahun 2014 tercatat 304 kasus dan tahun 2015
Data WHO menunjukan bahwa secara global, penyebab kematian langsung ibu antara
lain, perdarahan sebesar 27%, penyakit hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia ataupun
eklampsia) 14%, dan infeksi 11% (WHO, 2015). Di Indonesia penyebab perdarahan
RI, 2014), sedangkan di Sulawesi Utara penyebab pendarahan sebesar 36%, eklampsia
Preeklampsia merupakan salah satu jenis hipertensi dalam kehamilan (Cunningham, Grant,
Leveno, Gilstrap, Hautch, & Wenstrom, 2006). Ada banyak faktor yang berhubungan
dengan kejadian preeklampsia antara lain usia, gravida, paritas, pendidikan, usia
kehamilan, pemeriksaan kehamilan dan distensi rahim yang berlebihan (Maryanti, 2013).
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 3
Adapun faktor risiko lain yaitu riwayat keluarga dengan preeklampsia, nuliparitas,
obesitas, kehamilan multipel, preeklampsia pada kehamilan sebelumnya, dan kondisi medis
seperti hipertensi kronis dan penyakit ginjal (Lowdermilk, Perry, dan Cashion, 2013).
Hingga saat ini preeklampsia masih merupakan masalah kebidanan yang belum dapat
Yogi, Hariyanto, dan Sonbay (2014) menyatakan bahwa usia sangat mempengaruhi
kondisi kehamilan maupun persalinan. Usia yang baik untuk hamil berkisar 20-35 tahun.
Dibandingkan dengan wanita usia subur yang ideal secara fisik, perempuan lebih muda dan
lebih tua menghadapi lebih banyak komplikasi kehamilan (Rolfes, Pinna & Whitney,
2015). Dari hasil penelitian oleh Nursal, Tamela dan Fitrayeni (2015) menunjukkan adanya
Paritas merupakan salah satu faktor terjadinya preeklampsia. Penelitian oleh Rozikhan
preeklampsia berat. Paritas pertama dan paritas lebih dari tiga merupakan paritas berisiko
pengalaman ibu dalam perawatan kehamilan, sedangkan ibu dengan paritas tinggi
Didapati pula bahwa obesitas menjadi faktor yang berhubungan dengan kejadian
preeklampsia. Quedarusman, Wantani, dan Kaeng (2013) menyatakan wanita yang hamil
dengan pertambahan berat badan yang berlebih memiliki risiko lebih besar untuk
menderita gangguan kesehatan, anatara lain tekanan darah tinggi, diabetes gestasional dan
makrosomia. Penelitian yang dilakukan oleh Nursal, Tamela dan Fitrayeni (2014)
kejadian preeklampsia.
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 4
Data rekam medik di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado menunjukkan jumlah
kasus preeklampsia tahun 2013 sebanyak 657 kasus, 314 kasus pada 2014, tahun 2015
sejumlah 17 kasus dan tahun 2016 ada 165 kasus. Berdasarkan observasi awal yang
dilakukan juga pengamatan sendiri ketika praktik di rumah sakit, peneliti mendapati bahwa
tingkat kejadian preeklampsia masih cukup tinggi dan menyebabkan peningkatan angka
mortalitas dan morbiditas. Sehubungan dengan permasalahan ini, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul Determinan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu
Hamil di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado (Analisis Data Sekunder 2013).
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 5
1. Bagaimanakah distribusi kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUP Prof. Dr.
2. Apakah ada hubungan antara determinan usia dengan kejadian preeklampsia pada
5. Faktor manakah yang paling berhubungan dengan kejadian preeklampsia pada ibu
Tujuan Penelitian
Setelah meninjau latar belakang masalah dan perumusan masalah maka dibuat tujuan
dari penelitian ini ialah untuk menganalisa determinan kejadian preeklampsia pada ibu
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberi kontribusi untuk pihak-
Bagi masyarakat
preeklampsia sehingga dapat lebih waspada dalam menjaga kesehatan kehamilan agar
kejadian preeklampsia pada ibu hamil, serta dapat menjadi referensi bagi para dosen dan
Untuk menjadi pengalaman dalam tahapan belajar, pekerjaan, serta pelayanan di dalam
Cakupan dalam penelitian ini ialah semua ibu hamil yang tercatat dalam data Rekam
Medik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari - 31 Desember 2013 yang
menderita preeklampsia maupun tidak preeklampsia. Batasan dalam penelitian ini ialah ibu
hamil yang tercatat dalam data Rekam Medik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun
2014-2016, data rekam medik yang tidak lengkap dan ibu hamil dengan komplikasi lain
preeklampsia pada ibu hamil yaitu faktor usia, paritas dan obesitas melalui data rekam
Preeklampsia
Preeklampsia adalah meningkatnya tekanan darah dari keadaan normal yang disertai
dengan proteinuria yang terjadi pada usia kehamilan di atas 20 minggu. Peningkatan
tekanan darah sistolik dan diastolik mencapai atau melebihi 140/90 mmHg dan proteinuria
yaitu terdapatnya 300 mg atau lebih protein dalam urin per 24 jam atau 30 mg/dl (+1 pada
Pada penelitian ini determinan preeklampsia yang diteliti antara lain usia, paritas dan
obesitas.
Usia
Usia adalah usia responden saat kehamilan berlangsung. Ibu risiko tinggi dalam
penelitian ini yaitu ibu hamil berusia< 20 tahun dan > 35 tahun dan ibu tidak berisiko yaitu
Paritas
Paritas adalah jumlah kehamilan dimana janin telah mencapai 20 minggu kehamilan.
Paritas dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua yaitu paritas 1 dan > 3 dan paritas
2-3. Paritas pertama dan lebih dari tiga berisiko lebih tinggi untuk terkena preeklampsia.
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 8
Obesitas
Indeks Massa Tubuh seorang ibu hamil dibagi menjadi empat yaitu underweight IMT
< 18,5, normal weight IMT 18,5-24,9, overweight IMT 25-29,9 dan obese IMT ≥ 30.
Obesitas dalam penelitian ialah ibu hamil dengan kategori IMT ≥ 30 yang diukur dari berat
badan dan tinggi badan ibu, sedangkan tidak obesitas dikategorikan dalam IMT < 30.
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou merupakan salah satu lembaga pelayanan kesehatan
pemerintah yang ada di Sulawesi Utara dan merupakan rumah sakit rujukan terbesar di
Indonesia Timur. Rumah Sakit berakreditasi A ini berlokasi di Jalan Raya Tanawangko
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan membahas mengenai teori-teori dan konsep-konsep dari penyakit
Landasan Teori
Preeklampsia
Definisi preeklampsia
tekanan darah normal) disertai dengan adanya proteinuria pada usia kehamilan 20 minggu
ke atas. Jika didapatkan peningkatan tekanan darah dan proteinuria, diagnosis dapat
ditegakkan (Symonds & Ramsay, 2010). Proteinuria adalah keadaan di mana terdapat 300
mg atau lebih protein dalam urin per 24 jam atau 30 mg/dl (+1 pada dipstick) secara
menetap pada sampel acak urin. Kombinasi proteinuria dan hipertensi selama kehamilan
secara nyata meningkatkan risiko mortalitas dan morbiditas (Cunningham, Grant, Leveno,
Etiologi preeklampsia
Cunningham, Leveno, Bloom, Spong, Dashe, Hoffman, Casey, dan Sheffield (2014)
9
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 10
abnormal dari pembuluh rahim, b) toleransi maladaptif imunologi antara ibu, ayah, dan
jaringan janin, c) maladapsi maternal pada perubahan kardiovaskular atau inflamasi dari
pengaruh epigenetik.
Fauziyah (2014) menyatakan hingga saat ini etiologi dan patogenesis dari
preeklampsia masih belum diketahui dengan pasti. Preeklampsia dianggap sebagai the
disease of theories karena sudah banyak hipotesis yang diajukan untuk mencari kepastian
etiologi dan patogenesis dari preekampsia namun hingga kini belum didapati. Adapun
2. Iskemik plasenta. Pada preeklampsia proses plasentasi tidak berjalan lancar oleh
karena disebabkan dua hal yaitu tidak semua arteri spiralis mengalami invasi oleh
sel-sel trofoblas dan ada arteri spiralis yang mengalami invasi. Disamping itu juga
terjadi arterosis akut pada arteri spiralis yang dapat menyebabkan lumen arteri
darah ke plasenta.
dibandingkan pada wanita yang tidak hamil. Kebalikan pada pasien preeklampsia,
pembuluh darah, seperti Nitric Oxide (NO) dan prostasiklin (PGE2). Disfungsi
dibandingkan dengan penderita yang normotensi yang dimulai sejak awal trimester
kedua. Sitokin TNF- dan IL-1 berperanan dalam stres oksidatif yang berhubungan
Patofisiologi preeklampsia
Menurut Sukarni dan Sudarti (2014), pada preeklampsia terdapat penurunan aliran
iskemia uterus sehingga terjadi pelepasan bahan tromboplastik yaitu akibat hiperoksidase
lemak dan pelepasan renin uterus. Pada saat itu, tromboplastin yang dilepaskan
dan menyebabkan faal hemostasis. Renin uterus yang dikeluarkan akan mengalir bersama
darah sampai organ hati dan bersama-sama angiotensin II. Angiotensin II bersama
arteriol menyempit. Tekanan perifer akan meningkat agar oksigen mencukupi kebutuhan
aktivitas sel endotelial, h) perubahan metabolisme lemak, i) ginjal, j) liver, k) sistem saraf
pusat dan l) hemolysis, elevated liver enzymes, low platelet synDrome (Sindrom HELLP):
2. Volume darah: Pada preeklampsia menjadi sekitar 3500 ml (normalnya 5000 ml).
pembekuan darah menjadi lebih cepat, dan gibronektin makin meningkat sebagai
III dan atrial natriuric peptide naik untuk dapat melebarkan dinding pembuluh
ekstravasi plasma air dan garam. Sebab sebagian besar karena gangguan fungsi
ginjal yang mengeluarkan protein sehingga tekanan osmotik darah menurun lalu
10. Liver: Resistensi pembuluh darah liver meningkat, permeabilitas naik dan
regulasinya tidak dapat menahan hipertensi. Terjadi juga edema dan tekanan
12. Sindrom HELLP: Hemolisis yang terjadi disebabkan oleh kreatinin naik, lipid
Tanda dan gejala preeklampsia menurut Creasy, Resnik, Lockwood dan Moore (2009)
Manuaba dkk (2007) dan Syarif (2012) menambahkan beberapa kelainan pada
batas normal (0,5 kg/minggu), d) edema, e) sakit kepala, f) nyeri epigastrium mulai timbul
sehingga peningkatan darah menjadi tanda peringatan awal pada proses terjadinya
2. Kenaikan berat badan: Peningkatan berat badan sekitar 0,5 kg per minggu adalah
normal tetapi bila melebihi dari 1 kg dalam seminggu atau 3 kg dalam sebulan
badan yang berlebihan disebabkan oleh retensi cairan dan selalu dapat ditemukan
sebelum timbul gejala edema yang terlihat jelas, seperti kelopak mata yang
minimal namun pada kasus yang berat biasanya ditemukan dan mencapai 10 gr/lt.
4. Nyeri kepala: Jarang ditemukan pada kasus ringan, tetapi akan semakin sering
terjadi pada kasus-kasus yang lebih berat. Nyeri kepala sering terasa pada daerah
frontalis dan oksipitalis, dan tidak sembuh dengan pemberian analgesik biasa.
5. Nyeri epigastrium: Nyeri epigastrium atau nyeri kuaDran kanan atas merupakan
keluhan yang sering ditemukan preeklampsia berat dan dapat menunjukan serangan
kejang yang akan terjadi. Keluhan ini disebabkan oleh nekrosis, iskemia, dan
kebutaan bisa terjadi pada preeklampsia berat dan eklampsia. Hal ini disebabkan
Klasifikasi preeklampsia
preeklampsia berat (Cunningham dkk, 2014) yang akan diuraikan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Klasifikasi Preeklampsia
Cunningham dkk (2006) dan Creasy dkk (2009) mengemukakan faktor risiko
preeklampsia antara lain faktor paritas, penurunan fungsi ginjal, hipertensi, ras, dan
kehamilan ganda atau lebih, pengaruh riwayat hipertensi kronik, usia ibu lebih dari 35
tahun, dan etnis Amerika-Afrika. Cunningham dkk (2014) menambahkan pula penjelasan
2. Hubungan antara berat badan ibu dan risiko preeklamsia ialah progresif.
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 17
3. Pada wanita dengan usia kehamilan kembar dibandingkan dengan mereka yang
4. Wanita dengan preeklamsia pada kehamilan pertama berada pada risiko yang lebih
Menurut Efendi dan Makhfudli (2009), kesiapan seorang wanita untuk hamil dan
melahirkan (mempunyai anak) ditentukan oleh kesiapan tiga hal, yaitu kesiapan fisik,
mental (emosi dan psikologi), dan sosioekonomi. Secara umum, jika seorang wanita telah
menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya maka wanita tersebut bisa dikatakan siap secara
fisik, yaitu sekitar usia 20 tahun. Faktor usia berpengaruh terhadap proses reproduksi dan
kehamilan pertama kali dan kehamilan pada wanita diatas 35 tahun (Warouw, Suparman,
Preeklampsia lebih sering terjadi pada masa awal dan akhir usia reproduktif yaitu usia
di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. Ibu hamil yang berusia < 20 tahun mudah
mengalami peningkatan tekanan darah dan lebih cepat menimbulkan kejang (Nursal,
Tamela dan Fitrayeni dkk, 2015). Bagi wanita yang hamil saat usia kurang dari 20 tahun,
maka ada beberapa hal yang harus diingat yaitu pada kehamilan usia muda, para ibu muda
meningkatnya risiko kehamilan. Ibu muda pada waktu hamil juga sering memiliki tekanan
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 18
darah yang tidak teratur yang dapat berpengaruh pada keracunan kehamilan serta kejang
Faktor usia tua menyebabkan risiko timbulnya penyakit-penyakit yang menyertai usia
jadi juga semakin meningkat. Kombinasi antara penyakit usia tua dan kehamilan tersebut
yang meyebabkan risiko meninggal atau cacat pada bayi atau ibu hami menjadi bertambah
tinggi (Sinsin, 2008). Pada wanita yang berusia 35 tahun ke atas, selain fisik melemah, juga
diabetes dan berbagai penyakit lain sehingga ketika hamil saat usia seperti ini dapat
berisiko terkena preeklampsia (Yogi, Hariyanto, & Sonbay, 2016). Hasil penelitian
Pitriawati (2014) menunjukan 40,74% ibu yang mengalami preeklamsia pada saat ibu
berusia > 35 tahun dengan hasil uji statistik (p = 0,020 > α = 0,05). Usia > 35 tahun
merupakan usia yang terlalu tua untuk hamil karena pada usia ini kondisi kesehatan ibu dan
fungsi berbagai organ serta sistem tubuh diantaranya otor, saraf, endokrin dan reproduksi
mulai menurun.
Ada pun penelitian yang dilakukan oleh Rizki (2014) menunjukkan p-value sebesar
0,009. Nilai p < 0,05 yang berarti bahwa ada hubungan usia dengan kejadian preeklampsia
pada ibu hamil.usia adalah lama waktu seseorang hidup yang dihitung sejak dilahirkan
sampai dengan saat penelitian dilakukan. Usia dikategorikan menjadi dua yaitu, usia
reproduksi tidak sehat (< 20 tahun dan > 35 tahun) dan usia reproduksi sehat (20-35 tahun).
Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan
pada usia di bawah 20 tahun ternyata sampai 2 sampai 5 kali lebih tinggi dari pada
kematian maternal yang terjadi pada usia 20 sampai 29 tahun. Kematian maternal
Paritas menunjukkan umlah kehamilan yang telah mencapai batas viabilitas, tanpa
mengingat jumlah anaknya. Perempuan muda dan nulipara sangat rentan untuk
mengembangkan preeklamsia, sedangkan wanita yang lebih tua berada pada risiko lebih
besar untuk hipertensi kronis dengan preeklamsia (Cunningham dkk, 2014). Menurut
Warouw dkk (2016) preeklampsia yang sering terjadi pada kehamilan pertama diduga
karena adanya suatu mekanisme imunologi di samping endokrin dan genetik; dan pada
Paritas ke 2 dan 3 merupakan paritas yang paling aman ditinjau dari sudut kematian
maternal. Pada primipara kejadian preeklamsia lebih besar karena terjadi perubahan
hormonal dan ada perubahan uterus karena ibu baru hamil untuk pertama kalinya (Hidayati
& Kurniati, 2012). Hasil penelitian yang di lakukan oleh Alniyanti (2014) menunjukkan
adanya hubungan yang bermakna antara faktor paritas dengan preeklampsia dimana uji
Chi Square memperoleh nilai p = 0,04 (p = 0,05). Kehamilan dengan preeklampsia lebih
banyak terjadi pada primigravida, keadaan ini dikarenakan secara imunoligik pada
Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2016) menunjukkan p-value 0,001 < p = 0,05
yang berarti ada hubungan antara paritas dengan terjadinya preeklampsia pada ibu hamil.
paritas 2-3 merupakan paritas paling aman. Paritas satu dan paritas tinggi (lebih dari tiga)
mengalami penurunan fungsi reproduksi. Pada primigravida sering mengalami stress daam
untuk berespon terhadap semua stressor dengn meningkatkan respons simpatis, termasuk
respons yang ditunjukkan untuk meningkatkan curah jantung dan mempertahankan tekanan
langsung dan di kemudian hari bagi kesehatan ibu dan bayinya (The American Congress of
terdapatnya penimbunan lemak berlebihan yang diperlukan untuk fungsi tubuh manusia
(Harmanto, 2006). Obesitas diasosiasikan dengan gangguan fetal dan hasil persalinan yang
buruk, di antaranya adalah risiko lebih besar terjadinya preeklampsia, diabetes gestasional,
Pada tahun 2009, Institute of Medicine (IOM) menerbitkan revisi pedoman berat badan
kehamilan yang didasarkan pada indeks massa tubuh (IMT) kehamilan berkisar untuk
wanita underweight, normal weight, overweight dan obese yang direkomendasikan oleh
Tabel 2.2 menunjukan rekomendasi IOM terhadap peningkatan berat badan yang normal
selama kehamilan.
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 21
Table 2.2
*IMT:
Obesitas meningkatkan risiko dari preeklampsia, dan risiko ini meningkat dengan
peningkatan Indeks Massa Tubuh. Peningkatan obesitas di seluruh dunia dengan demikian
Landon, Galan, Jauniaux dan Driscoll, 2012). Menurut Warouw dkk (2016) wanita dengan
status gizi overweight dan obese memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi
dalam kehamilan yang salah satunya adalah preeklampsia. Hal ini disebabkan oleh asupan
gizi yang salah sebelum prekonsepsi maupun selama kehamilan. Cunningham dkk (2014)
menambahkan bahwa obesitas berkaitan dengan banyak penyakit seperti diabetes, penyakit
jantung, hipertensi, stroke, dan osteoartritis. Wanita obesitas yang hamil beserta janin
Hasil penelitian yang didapat oleh Cahyadi (2014) menunjukkan adanya hubungan
antara obesitas kehamilan dengan preeeklampsia pada ibu hamil dengan p-value = 0,014
kardiovaskuler sebagian adanya akibat unit fotoplasental dan peningkatan ukuran uterus,
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 22
payudara dan lain-lain. Obesitas menambah tuntutan pada proses ini. Untuk setiap
tambahan 100 gram lemak dalam tubuh, curah jantung harus meningkat sebesar 30-50
ml/menit. Kondisi ini juga disertai dengan peningkatan volume darah. Bila peningkatan
beban terjadi dalam jumlah bermakna, otot jantung dapat mengalami hipertrofi yang akan
Hasil yang sama ditunjukkan oleh penelitia Nafiisah (2016) dimana ada hubungan
antara obesitas pada ibu hamil dengan preeklampsia dengan p-value sebesar 0,028. Orang
yang obesitas, jantungnya bekerja lebih keras dalam memompa darah. Hal ini dapat
dipahami karena biasanya pembuluh darah orang yang obesitas dipenuhi dengan lemak,
keadaan ini diduga dapat mengakibatkan naiknya tekanan darah. Orang yang obesitas
tubuhnya bekerja lebih keras untuk membakar kelebihan kalori yang ada dalam tubuhnya,
pembakaran kalori ini membutuhkan suplai oksigen dalam darah yang cukup, semakin
banyak kalori yang dibakar, maka semakin banyak pula pasokan oksigen dalam darah,
dan hal ini tentu menjadikan jantung bekerja lebih keras, dan dampaknya tekanan darah
Diagnosis preeklampsia
(2006) yaitu:
1. Kriteria minimum: Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg setelah usia gestasi 20 minggu,
2,0 g/24 jam, atau ≥ +2 pada dipstick, kreatinin serum > 1,2 mg/dl kecuali apabila
Komplikasi preeklampsia
gagal ginjal, hemolysis, dam trombositopenia. Tiga komplikasi lanjutan yaitu sinDrom
HELLP atau hemolysis, elevated liver enzymes, low platelet, sebuah komplikasi yang parah
dari preeklampsia. Angka mortalitas ibu dan bayi secara signifikan lebih tinggi ketika
sindrom HELLP muncul. Bahkan Cunningham dkk (2014) menyatakan adanya edema
terjadi pada ibu melainkan juga berdampak pada bayi dalam kandungan. Preeklampsia
dapat mencegah plasenta dari mendapatkan darah yang cukup, maka bayi dalam
kandungan mendapat lebih sedikit oksigen dan makanan. Hal ini dapat menyebabkan
BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah). Selain itu, preeklamsia meningkatkan risiko terjadi
solusio plasenta, di mana plasenta terlepas dari dinding dalam rahim ibu sebelum
persalinan. Solusio plasenta yang parah dapat menyebabkan perdarahan berat dan
kerusakan pada plasenta, yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi (Mayo Clinic, 2014).
Penatalaksanaan preeklampsia
Menurut Triana, Damayanti, Afni dan Yandi (2015) ada beberapa hal yang dapat
1. Preeklampsia Ringan: Jika kehamilan < 35 minggu dan tidak terdapat tanda
perbaikan, lakukan penilaian dua kali seminggu secara rawat jalan yaitu
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 24
b. Jika tidak memungkinkan rawat jalan, rawat di rumah sakit dengan cara a) diet
dekompensasi jantung atau gagal ginjal, d) jika tekanan diastolik turun sampai
perhatikan tanda preeklampsia berat, periksa ulang 2 kali seminggu, jika tekanan
diastok naik lagi sebaiknya rawat kembali, e) jika tidak terdapat tanda perbaikan
terminasi kehamilan.
untuk penanganan kejang (jalan nafas, penghisap lender, masker oksigen, tabung
4. Pengelolaan umum: a) jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi
sampai tekanan diastolik antara 90-100 mmHg, b) pasang infus Ringer Laktat
dengan jarum besar nomor 16 atau lebih, c) ukur keseimbangan cairan, jangan
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 25
e) kejang disertai aspirasi dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin, maka dari
itu jangan tinggalkan pasien sendirian, f) observasi tanda vital, refleks dan denyut
nadi setiap 1 jam, g) auskultasi paru untuk mencari tanda edema paru. Adanya
krepitasi merupakan tanda adanya edema paru. Jika ada edema paru, hentikan
anti kejang (magnesium sulfat dan diazepam) dan antihipertensi (nifedipin dan
labetolol).
sedangkan pada eklampsia enam jam sejak gejala timbul. Jika terjadi gawat janin
atau persalinan tidak dapat terjadi dalam 12 jam (pada eklampsia), lakukan bedah
Ceasar. Jika bedah Ceasar akan dilakukan, perhatikan bahwa tidak terdapat
eklampsia dan spinal untuk Preeklampsia Berat (PEB). Dilakukan anastesia lokal
prostaglandin/misoprostol
post-partum atau kejang yang terakhir, b) teruskan terapi hipertensi jika tekanan
c. Rujukan: Rujuk ke fasilitas yang lebih lengkap jika terdapat oliguria ( < 100 mL/24
Sintesis Penelitian
Preeklampsia adalah salah satu komplikasi kehamilan yang banyak diderita oleh ibu
hamil. Bahkan preeklampsia menjadi salah satu penyebab kematian ibu. Pada preeklampsia
ditemukan peningkatan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang disertai proteinuria
atau kadar protein dalam urin yang tinggi. Preeklampsia timbul setelah kehamilan 20
minggu. Tanda dan gejala preeklampsia antara lain bengkak pada beberapa bagian tubuh
seperti wajah, tangan dan kaki, nyeri kepala, nyeri epigastrium, mual, muntah dan
gangguan penglihatan
Hingga saat ini, penyebab preeklampsia belum diketahui secara pasti, namun banyak
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya preeklampsia. Usia ibu < 20 tahun atau > 35
tahun, obesitas, paritas, kehamilan ganda, riwayat preeklampsia dan riwayat hipertensi
sebelumnya merupakan faktor risiko untuk terjadinya preeklampsia. Jika tidak dideteksi
dan ditangani segera dapat terjadi komplikasi lain yang berbahaya dan dapat menyebabkan
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian adalah hubungan antara konsep satu dengan konsep
yang lainnya dari masalah yang diteliti (Setiadi, 2013). Dalam penelitian ini terdapat tiga
avariabel yang diteliti yaitu determinan usia, paritas dan obesitas. Faktor usia berpengaruh
Preeklampsia umumnya terjadi pada kehamilan pertama kali dan kehamilan pada wanita
diatas 35 tahun (Warouw, Suparman, & Wagey, 2016). Paritas menunjukkan umlah
kehamilan yang telah mencapai batas viabilitas, tanpa mengingat jumlah anaknya.
sedangkan wanita yang lebih tua berada pada risiko lebih besar untuk hipertensi kronis
dengan preeklamsia (Cunningham dkk, 2014). Obesitas merupakan suatu keadaan dimana
terdapatnya penimbunan lemak berlebihan yang diperlukan untuk fungsi tubuh manusia.
Obesitas diasosiasikan dengan gangguan fetal dan hasil persalinan yang buruk, di
Berdasarkan tinjauan dan landasan teori yang telah diuraikan ketiga variabel ini
Usia
Kejadian
Paritas
Preeklampsia
Obesitas
Hipotesis
1. Ha1: Ada hubungan yang signifikan antara determinan usia dengan kejadian
2. Ha2: Ada hubungan yang signifikan antara determinan paritas dengan kejadian
3. Ha3: Ada hubungan yang signifikan antara determinan obesitas dengan kejadian
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan membahas mengenai desain penelitian, analisis data, subjek
Desain Penelitian
2008). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah observasional analitik
dengan rancangan Case Control. Menurut Notoadmodjo (2012), penelitian Case Control
adalah suatu penelitian (survei) analitik yang menyangkut bagaimana faktor risiko
status kesehatan) diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor risiko diidentifikasi ada atau
Faktor Risiko +
Retrospektif Efek +
Faktor Risiko -
Populasi
(Sampel)
Faktor Risiko +
Retrospektif Efek -
Faktor Risiko -
28
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 29
Analisis Data
Menurut Nursalam (2008) ada lima tahap yang dilakukan dalam pengolahan data:
3. Processing atau memproses: Setelah semua kuisioner atau check list terisi penuh da
Data yang sudah diolah kemudian dianalisa menggunakan Program Microsoft Office
Excel 2010 dan SPSS (Statistical Package for the Social Science) versi 21. Variabel dalam
penelitian ini ialah variabel bebas dan terikat. Variabel bebas ialah usia, paritas, dan
masalah nomor satu dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Tabel Frekuensi.
Pernyataan masalah nomor dua, tiga, dan empat dijawab oleh peneliti menggunakan
uji Statistic Non Parametric dengan Chi Square yang digunakan untuk mengetahui
hubungan faktor risiko dengan kejadian preeklampsia. Metode ini digunakan untuk
menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri dari dua atau lebih kelas di mana data
berbentuk ordinal.
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 30
Rumus untuk mencari nilai Chi square menurut Notoadmodjo (2012) sebagai berikut:
❑
X 2 =∑ ¿ ¿ ¿Keterangan:
❑
f o: Frekuensi observasi
f e: Frekuensi Harapan
Nilai p alpha yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05 dengan demikian bila p-
value lebih kecil atau sama dengan nilai p alpha (0,05) maka dikatakan kedua variabel
tersebut berhubungan. Sesudah diketahui ada tidaknya hubungan antara kedua variabel,
selanjutnya dilakukan perhitungan nilai keeratan hubungan kedua variabel dengan rumus
Nilai Koefisien Kontingensi dapat dicari melalui rumus menurut Gani dan Amalia (2015):
X2
C=
√ (n+ X 2)
Keterangan:
C: Koefisien Kontingensi
X 2 : Chi Square
N: Jumlah Sampel
Setelah dilakukan uji Chi Square maka analisa data dilanjutkan dengan perhitungan Odds
Ratio (OR) untuk mengetahui besar risiko paparan terhadap kasus dengan menggunakan
Tabel 3.1
A /( A+ B) C /(C + D) A / B AD
OR = : =
B/( A +B) D/(C + D) C /D BC
=
2. Jika OR > 1 dan tingkat kepercayaan tidak mencakup angka 1, artinya variabel
3. Jika OR < 1 dan tingkat kepercayaan tidak mencakup nilai 1, artinya variabel bebas
Santoso (2010), analisis multivariat digunakan untuk mengolah beberapa variabel secara
bersaman untuk menjawab pertanyan statistik tertentu. Perhitungan yang digunakan ialah
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 32
uji Regresi Logistik. Menurut Swarjana (2016), uji Regresi Logistik digunakan untuk
menguji hubungan antara dua atau lebih variabel bebas berskala nominal dan satu variabel
π (x )
logit [ π (x)¿ = g(x) = ln [ ]
1−π ( x )
= β0 + β1 x1 + β2 x2 + β3 x3
Keterangan:
π (x) : Peluang
β: Koefisien regresi
x 1 : Usia
x 2 : Paritas
x 3 : Obesitas
Prosedur yang dilakukan terhadap uji regresi logistik, bila masing-masing variabel
bebas dengan hasil menunjukan nilai p < 0,25 pada seleksi bivariat tetapi secara biologis
bermakna, maka variabel tersebut dapat dilanjutkan dalam model multivariate (Hidayat,
2016), Analisis mutivariat dalam penelitian ini menggunakan metode Enter. Semua
dengan hasil menunjukan < 0,05. Variabel terpilih dimasukkan ke dalam model dan nilai p
yang tidak signifikan dikeluarkan dari model berurutan dengan nilai tertinggi.
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 33
Teknik sampling merupakan suatu proses dalam menyeleksi porsi untuk menjadi
sampel dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Setiadi, 2013). Pada penelitian ini,
metode yang digunakan oleh peneliti adalah Non Probability Sampling dengan teknik
Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan
tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang
sudah diketahui sebelumnya (Notoadmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini ialah
semua ibu hamil yang tercatat dalam data rekam medik di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado yaitu sebanyak 657 ibu. Sampel dihitung menggunakan rumus oleh Lemeshow
dimana besar sampel untuk uji hipotesis beda proporsi (Rachmat, 2011), maka sampel
didapati sebanyak 84 orang untuk kelompok kasus dan 84 orang untuk kelompok kontrol
dengan total 168 responden. Ada dua kriteria sampel yaitu kriteria inklusi dan kriteria
1. Kriteria Inklusi
a. Kelompok kasus yaitu ibu hamil penderita preeklampsia yang tercatat dalam
data rekam medik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2013.
b. Kelompok kontrol yaitu ibu yapng hamil normal yang tercatat dalam data
2. Kriteria Eksklusi
Instrumen Penelitian
(Notoadmodjo, 2012). Instrumen penelitian ialah data sekunder yaitu Data Rekam
Medik tahun 2013 di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Peralatan yang
digunakan dalam penelitian ini ialah alat tulis menulis seperti pena dan kertas serta
laptop.
dengan mengajukan surat permohonan izin pada Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Klabat.
2. Setelah memperoleh surat izin penelitian dari Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
ditujukan kepada Direktur Utama RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Rumah
3. Memilih atau menetapkan subjek penelitian yaitu 168 ibu hamil yang tercatat dalam
data rekam medik RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2013.
4. Meminta izin kepada Petugas Instalasi Rekam Medik untuk mengambil berkas data
5. Mengisi data pasien berdasarkan rekam medik dalam lembar pengumpulan data.
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 35
Lokasi yang dipilih peneliti ialah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado yang
berlokasi di Jalan Raya Tanawangko No. 56, Manado, Sulawesi Utara dan penelitian ini
Universitas Klabat.
2. Mendapatkan surat balasan dari Direktur RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
3. Mendapatkan data rekam medik pasien dari petugas Bagian Rekam Medik RSUP
Surat pengantar dari dekan Fakultas Ilmu Keperawatan untuk permohonan izin
penelitiaan di RSUP Pro. Dr. R. D. Kandou Manado
Pengolahan data
Penyajian data
BAB IV
Bab ini membahas tentang analisa dan hasil interpretasi data penelitian
mengenai “Determinan Kejadian Preeklampsia pada Ibu Hamil di RSUP Prof. Dr.
dengan menggunakan SPSS versi 21. Beberapa variabel dalam penelitian ini telah
Distribusi frekuensi kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUP Prof. Dr.
Tabel 4.1
responden (50,0%) dan 84 responden (50,0%) yang tidak mengalami preeklampsia dari
37
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 38
berdasarkan usia
Tabel 4.2
Variabel
Kasus Kontrol Total
Independe Kategori
n % n % n %
n
Usia < 20 dan > 35 tahun 72 42.9 44 26.2 116 69.0
20-35 tahun 12 7.1 40 23.8 52 31.0
Hasil analisa data yang tersaji pada Tabel 4.2, untuk variabel usia, proporsi usia pada
kelompok kasus usia < 20 dan > 35 tahun sebanyak 72 orang dengan persentase sebesar
69% dan usia 20-35 tahun sebanyak 12 orang dengan persentase 7.1%. Proporsi usia ibu
hamil kelompok kontrol usia < 20 dan > 35 ialah 44 responden dengn persentase 26,2%
dan usia 20-30 tahun sebanyak 40 orang dengan persentase 28,3%. Kejadian preeklampsia
pada ibu hamil paling banyak terjadi pada kelompok usia < 20 dan > 35 tahun dengan
jumlah 72 orang.
Tabel 4.3
Variabel
Kasus Kontrol Total
Independe Kategori
n % n % n %
n
Hasil data analisis pada Tabel 4.3 menunjukkan distribusi frekuensi paritas pada
kelompok kasus yaitu paritas 1 dan > 3 sebanyak 54 orang (32,1%) dan paritas 2-3
sebanyak 30 orang (17,9%). Pada kelompok kontrol, distribusi paritas 1 & > 3 berjumlah
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 39
61 orang dengan persentase 36,3% dan paritas 2 & 3 yaitu 23 orang dengan persentase
13,7%. Kejadian preeklampsia pada ibu hamil paling banyak terjadi pada kelompok paritas
Tabel 4.4
Variabel
Kasus Kontrol Total
Independe Kategori
n % n % n %
n
Data pada Tabel 4.4 menunjukkan distribusi kelompok kasus dengan obesitas
sebanyak 46 orang dengan persentase 27,4% dan tidak obesitas sebanhyak 38 orang
dengan persentase 22,6%. Pada kelompok kontrol dengan obesitas terdapat 23 orang
dengan persentase 13,7% dan tidak obesitas sebanyak 63 orang dengan persentase 37,5%.
Kejadian preeklampsia pada ibu hamil paling banyak terjadi pada ibu hamil yang obesitas
Hubungan antara usia dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUP Prof. Dr.
Tabel 4.5
variabel usia mendapat nilai Chi-Square 21,836 dengan p-value = 0,000 yang artinya
secara statistik dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara usia dengan kejadian
preeeklampsia pada ibu hamil. Besarnya keeratan ditunjukkan dengan hasi uji Contingency
Coefficient yaitu 0,339 yang menunjukkan hubungan lemah. Hubungan yang lemah antara
kedua variabel dapat dilihat dari data bahwa pada usia berisiko ada yang bisa terkena
preeklampsia dan ada yang tidak terkena preeklampsia, begitu juga dengan usia tidak
berisiko bahwa ada yang bisa terkena preeklampsia dan tidak terkena preeklampsia.
kemungkinan ibu hamil berusia < 20 dan > 35 tahun 5 kali lipat lebih berisiko menderita
preeklampsia dibandingkan dengan ibu hamil berusia 20-35 tahun. Peneliti menyimpulkan
bahwa hipotesa Ha1: ada hubungan yang signifikan antara usia dengan preeklampsia,
diterima. Hal ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara determinan usia
dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado
tahun 2013.
Menurut Nursal dkk (2015), preeklampsia lebih sering terjadi pada masa awal dan
akhir usia reproduktif yaitu usia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. Hasil ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Rizki (2014) menunjukkan p-value sebesar 0,009 dengan
nilai OR sebesar 2,654. Usia dikategorikan menjadi dua yaitu, usia reproduksi tidak sehat
(< 20 tahun dan > 35 tahun) dan usia reproduksi sehat (20-35 tahun). Dalam kurun
reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan pada usia di
bawah 20 tahun ternyata sampai 2 sampai 5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal
yang terjadi pada usia 20 sampai 29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah
Bagi wanita yang hamil saat usia kurang dari 20 tahun sering memiliki tekanan darah
yang tidak teratur yang dapat berpengaruh pada keracunan kehamilan serta kejang yang
berakibat pada kematian (Efendi & Makhfudli, 2009). Faktor usia tua menyebabkan risiko
timbulnya penyakit-penyakit yang menyertai usia jadi juga semakin meningkat. Kombinasi
antara penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang meyebabkan risiko meninggal atau
cacat pada bayi atau ibu hami menjadi bertambah tinggi (Sinsin, 2008).
Hasil yang sama ditunjukan dalam penelitian oleh Pitriawati (2014) yang menunjukan
40,74% ibu yang mengalami preeklamsia pada saat ibu berusia > 35 tahun dengan hasil uji
statistik (p = 0,020 > α = 0,05). Usia > 35 tahun merupakan usia yang terlalu tua untuk
hamil karena pada usia ini kondisi kesehatan ibu dan fungsi berbagai organ serta sistem
Hubungan antara paritas dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUP Prof.
Tabel 4.6
Berdasarkan hasil analisa dengan uji Chi-Square pada Tabel 4.6, maka didapati
bahwa variabel paritas mendapat nilai Chi-Square = 2.705 dengan p-value = 0.245 yang
artinya secara statistik dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan antara paritas dengan
kejadian preeeklampsia pada ibu hamil. Analisis selanjutnya didapati nilai OR (Odds
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 42
Ratio) sebesar 0.679 artinya kemungkinan ibu hamil dengan paritas 1 dan > 3 berisiko 0,6
kali lipat lebih besar menderita preeklampsia dibandingkan dengan ibu hamil dengan
paritas 2-3. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesa Ha1: ada hubungan yang
signifikan antara paritas dengan preeklampsia, ditolak. Hal ini menunjukkan tidak ada
hubungan yang signifikan antara determinan paritas dengan kejadian preeklampsia pada
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Situmorang dkk (2016)
dimana hasil penelitian ini menunjukakan tidak ada hubungan antara paritas dengan
kejadian preeklampsia dengan hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,765 (p > 0,05).
Adanya perbedaan dikarenakan persepsi dan asumsi yang berbeda mengenai adanya
hubungan antara paritas dengan kejadian preeklampsia, dimana sebagian besar ibu hamil
mempersepsikan bahwa jumlah bayi yang mereka lahirkan tidak ada hubungannya dengan
melahirkan, serta berusaha untuk tidak selalu cemas dengan janinnya serta selalu percaya
bahwa mereka menjaga kesehatan mereka dan janin yang dikandungnya maka hal tersebut
Hal ini juga sesuai dengan peneitian oleh Sutrimah, Mifbakhudin, dan Wahyuni (2015)
yang menunjukkan tidak ada hubungan antara paritas dengan preeklampsia dengan p-value
0,313 dan nilai OR = 0,600. Terdapatnya perbedaan antara hasil penelitian dengan teori
dimungkinkan karena jumlah sampel yang kurang banyak sehingga hasil tidak signifikan
dan ada faktor selain paritas yang berhubungan dengan preeklampsia seperti faktor
Hubungan antara obesitas dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 4.7
Tabel 4.7
Berdasarkan hasil analisa dengan uji Chi-Square pada Tabel 4.7, maka didapati bahwa
variabel obesitas mendapat nilai Chi-Square = 15.516 dengan p-value = 0,000 yang artinya
secara statistik dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara obesitas dengan kejadian
preeeklampsia pada ibu hamil. Besarnya keeratan ditunjukkan dengan hasi uji Contingency
Coefficient yaitu 0.291 yang menunjukkan hubungan lemah. Hubungan yang lemah antara
kedua variabel dapat dilihat dari data bahwa pada ibu obesitas ada yang bisa terkena
preeklampsia dan ada yang tidak terkena preeklampsia, begitu juga dengan ibu tidak
obesitas bahwa ada yang bisa terkena preeklampsia dan tidak terkena preeklampsia. hal ini
juga dikarenakan data yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kasus dan
Analisis selanjutnya didapati nilai OR (Odds Ratio) sebesar 3.632 artinya ibu hamil
yang obesitas 3 kali lipat lebih berisiko menderita preeklampsia dibandingkan dengan ibu
yang tidak obesitas. Dari hasil yang diteliti, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesa Ha3:
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 44
ada hubungan yang signifikan antara obesitas dengan preeklampsia, diterima. Hal ini
kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado 2013.
langsung dan di kemudian hari bagi kesehatan ibu dan bayinya (The American Congress of
terdapatnya penimbunan lemak berlebihan yang diperlukan untuk fungsi tubuh manusia
(Harmanto, 2006). Obesitas meningkatkan risiko dari preeklampsia, dan hal ini meningkat
dengan peningkatan Indeks Massa Tubuh (Gabbe dkk, 2012). Obesitas di asosiasikan
dengan gangguan fetal dan hasil persalinan yang buruk, di antaranya adalah risiko lebih
Hasil ini sejalan dengan penelitian oleh Nafiisah (2016) yang menunjukkan adanya
hubungan antara obesitas pada ibu hamil dengan preeklampsia dengan p-value sebesar
0,028 dan nilai OR 2,606 yang berarti ibu hamil yang obesitas 2 kali lebih berisiko terkena
preekampsia dibandingkan dengan yang tidak obesitas. Orang yang obesitas, jantungnya
bekerja lebih keras dalam memompa darah. Hal ini dapat dipahami karena biasanya
pembuluh darah orang yang obesitas dipenuhi dengan lemak, keadaan ini diduga dapat
mengakibatkan naiknya tekanan darah. Obesitas menyebabkan tubuh bekerja lebih keras
untuk membakar kelebihan kalori dan pembakaran kalori ini membutuhkan suplai oksigen
dalam darah yang cukup, semakin banyak kalori yang dibakar, maka semakin banyak pula
pasokan oksigen dalam darah, dan hal ini tentu menjadikan jantung bekerja lebih keras,
dan dampaknya tekanan darah orang yang obesitas cenderung lebih tinggi.
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 45
Hasil penelitian yang didapat oleh Cahyadi (2014) menunjukkan adanya hubungan
antara obesitas kehamilan dengan preeeklampsia pada ibu hamil dengan p-value = 0,014
kardiovaskuler sebagian adanya akibat unit fotoplasental dan peningkatan ukuran uterus,
payudara dan lain-lain. Obesitas menambah tuntutan pada proses ini. Untuk setiap
tambahan 100 gram lemak dalam tubuh, curah jantung harus meningkat sebesar 30-50
mL/menit. Kondisi ini juga disertai dengan peningkatan volume darah. Bila peningkatan
beban terjadi dalam jumlah bermakna, otot jantung dapat mengalami hipertrofi yang akan
Faktor yang paling berhubungan dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 2013 dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8
Seleksi Bivariat
Pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai p = 0,000 sehingga
memenuhi syarat untuk dimaksukkan dalam model dengan nilai p < 0,25.
Tabel 4.9
Pemodelan Multivariat
Pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa setelah dilakukan analisis multivariat dengan
menggunakan regresi logistik berganda maka hasil yang didapat ialah usia merupakan
faktor yang paling berhubungan dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil dengan nilai
Sig = 0.000 dan Exp (B) 6.837 yaitu paling tinggi dari variabel paritas dan obesitas. Dari
hasil penelitian menunjukkan bahwa usia merupakan faktor yang paling berhubungan
dengan kejadian preeklampsia, hal ini dikarenakan usia sangat mempengaruhi fisik dan
mental seseorang saat kehamilan. Menurut Rolfes, Pinna dan Whitney (2015), usia ibu juga
mempengaruhi jalannya kehamilan. Dibandingkan dengan wanita usia subur yang ideal
secara fisik, perempuan lebih muda dan lebih tua menghadapi lebih banyak komplikasi
kehamilan. Preeklampsia lebih sering terjadi pada masa awal dan akhir usia reproduktif
yaitu usia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. Ibu hamil yang berusia < 20 tahun
mudah mengalami peningkatan tekanan darah dan lebih cepat menimbulkan kejang.
Bagi wanita yang hamil saat usia kurang dari 20 tahun, maka ada beberapa hal yang
harus diingat yaitu pada kehamilan usia muda, para ibu muda kurang memperhatikan
kehamilan. Ibu muda pada waktu hamil juga sering memiliki tekanan darah yang tidak
teratur yang dapat berpengaruh pada keracunan kehamilan serta kejang yang berakibat
pada kematian (Efendi & Makhfudli, 2009). Pada wanita yang berusia 35 tahun ke atas,
selain fisik melemah, juga kemungkinan munculnya berbagai risiko gangguan kesehatan,
seperti darah tinggi, diabetes dan berbagai penyakit lain sehingga ketika hamil saat usia
seperti ini dapat berisiko terkena preeklampsia (Yogi, Hariyanto, & Sonbay, 2016).
Dari hasil yang didapatkan peneliti, diantara ketiga variabel yang diteliti yaitu usia,
parits, dan obesitas, didapati bahwa faktor usia yang paling berhubungan dengan kejadian
preeklampsia pada ibu hamil di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Kehamilan
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 47
dengan usia di bawah 20 tahun ternyata mengalami kematian maternal 2-5 kali lebih tinggi
daripada kehamilan pada usia 20-35 tahun. Tubuh ibu yang hamil berumur lanjut atau lebih
dari 35 tahun akan mengalami pengapuran dan keadaan ini nantiny akan mempengaruhi
BAB V
Bab ini akan membahas tentang kesimpulan dan rekomendasi dari penelitian yang
telah dilakukan dengan judul “Determinan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Hamil di
Kesimpulan
Dari hasil yang diperoleh maka kesimpulan yang dibuat antara lain:
1. Distribusi kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado Tahun 2013 dalam kelompok kasus berjumlah 84 orang, begitu kelompok
kontrol berjumlah 84 orang. Kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2013 mayoritas terjadi pada rentang usia < 20 dan
2. Ada hubungan yang signifikan antara usia dengan kejadian preeklampsia pada ibu
hamil di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Tahun 2013 dengan nilai signifikan
3. Tidak ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian preeklampsia
pada ibu hamil di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Tahun 2013 dengan nilai
47
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 48
4. Ada hubungan yang signifikan antara obesitas dengan kejadian preeklampsia pada
ibu hamil di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Tahun 2013 dengan nilai
pada ibu hamil di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2013.
Rekomendasi
1. Bagi masyarakat
kehamilan di luar usia < 20 tahun dan > 35 tahun, serta menjaga berat badan selama
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber bacaan dan referensi tambahan di
dalam faktor paritas dan meneliti variabel independen lain seperti kehamilan ganda,
DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi, Feri. (2014). Obesitas kehamilan dengan preeklampsia pada ibu hamil di RSUD
Dr. Andoer Rahem Kabupaten Situbondo. Mojokerto: Poltekkes Majapahit. Diakses
di: http://repository.poltekkesmajapahit.ac.id/index.php/PUB-
KEP/article/viewFile/523/433 Creasy, R. K., Resnik, R., Lockwood, C. J., &
Moore, T. R. (2009). Creasy and resnik’s maternal-fetal medicine: Principle and
practice (6th ed.). Philadelphia, PA: Saunders Elsevier.
Cunningham, F. G., Grant, N. F., Leveno, K. J., Gilstrap, L. C., Hautch, J, C., &
Wenstrom, K. D. (2006). Obstetri Williams (Profitasari, Trans.) (Edisi 21), vol. 21.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG. (Original work published 2001).
Cunningham, F. G., Leveno, K. J., Bloom, S. L., Spong, C. Y., Dashe, J. S.,
Hoffman, B. L., Casey, B. M., & Sheffield, J. S. (2014). William’s obstetric
(24th ed.). New York, NY: McGraw-Hill Education.
Dinkes SULUT. (2012). Buku saku profil kesehatan Sulawesi Utara 2012. Diakses di:
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVI
NSI_2012/24_Profil_Kes.Prov.SulawesiUtara_2012.pdf
Efendi, F., & Makhfudli. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas: teori dan praktik
dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Diakses dari:
https://books.google.co.id/books?id=LKpz4vwQyT8C&pg=PT253&dq=ang
ka+kematian+ibu&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=angka%20ke
matian%20ibu&f=false
49
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 50
Gani, I., & Amalia, S. (2015). Alat analisis data: Aplikasi statistik untuk penelitan
bidang ekonomi dan sosial. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Gabbe, S. G., Niebyl, J. R., Simpson, J. L., Landon, M. B., Galan, H. L., Jauniaux, R. R &
Driscoll, D. A. (2012). Obstetrics: Normal and problem pregnancies (8th ed).
Philadelphia, PA: Elsevier Saunders
Harmanto, N. (2006). Herbal untuk keluarga: Ibu sehat dan cantik dengan herbal. Jakarta:
Elex Media Kompetindo
Hidayati, H., Kurniawati, T. (2012). Hubungan usia dan paritas dengan kejadian
preeklampsia pada ibu hamil di Puskesmas Bangetayu Kota Semarang. vol. 3, 41-
48. Diakses dari:
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jur_bid/article/view/1079/1128
Lowdermilk, D. L., Perry, S., & Cashion, M. C. (2013). Maternity nursing (8th ed.). New
York, NY: Elseveir.
Manado Post Online. (2013). Wow! hingga April, 25 ibu melahirkan meninggal. Diakses
dari: http://manadopostonline.com/read/2015/05/28/WowHingga-April-25-Ibu-
Melahirkan-Meninggal/9410
Nafiisah. (2016). Hubungan obesitas dengan preeklampsia pada ibu hamil di RSUD
Ambarawa tahun 2015. Semarang: Program Studi Diploma IV Kebidanan.
Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran. Diakses di:
http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/5226.pdf
Nursal, D. G. A., Tamela, P., & Fitrayeni. (2015). Faktor risiko kejadian preeklampsia
pada ibu hamil di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2014. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Andalas, vol. 10, 38-44. Retrievied from:
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/161
Prawiraharjo, Sarwono. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Swasono
Prawirohardjo.
Pratiwi. (2015). Hubungan paritas dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di
RSUD Wonosari. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Jenjang D IV. STIKES
‘Aisyiyah. Diakses dari: http://opac.unisayogya.ac.id/550/1/NASKAH
%20PUBLIKASI%20(IKA%2 0PRATIWI%20201410104463).pdf
Pijnenborg, R., Brosens, I., & Romero, R. 2010. Placental bed disorders: Basic science
and its translation to obstetrics. Cambridge: Cambridge University Press.
Pitriawati, D. (2014). Hubungan usia dengan preeklampsia ibu bersalin di RSUD Ploso
Kabupaten Jombang. Jombang: Program Studi D III Kebidanan STIKES Pemkab
Jombang Diakses di:
http://ws.ub.ac.id/selma2010/public/images/UserTemp/2015/04/15/2015041511261
6_7685.pdf
Quedarusman, H., Wantania, J., & Kaeng, J. J. (2013). Hubungan indeks massa tubuh
dan peningkatan berat badan saat kehamilan dengan preeklampsia. Manado:
Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Rozikhan. (2007). Faktor-faktot risiko terjadinya preeklampsia berat di Rumah Sakit Dr.
H. Soewondo Kendal. Semarang Program Magister Epidemiologi
Universitas
Diponegoro. Diakses di: http://eprints.undip.ac.id/18342/1/ROZIKHAN.pdf
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 52
Rondonuwu, M. R. (2013). Buku saku profil kesehatan Sulawesi Utara tahun 2012.
Diakses dari:
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVI
NSI_2012/24_Profil_Kes.Prov.SulawesiUtara_2012.pdf
Rolfes, S. R., Pinna, K., & Whitney, E. (2015). Understanding normal & clinical nutrition
(7th ed). Boston, MA: Cengage Learning.
Setiadi. (2013). Konsep dan praktik riset keperawaatan (Ed. 2). Jakarta: Graha Ilmu.
Situmorang, T. H., Damantalm, Y., Januarista, A., & Sukri. (2016). Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di POLI KIA RSU
Anutapura. Jurnal Kesehatan Tadulako, vol. 2, 1-75. Diakses dari:
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/HealthyTadulako/article/view/5744
Sukarni, I., & Sudarti. (2014). Patologi: Kehamilan, persalinan, nifas dan neonatus
risiko tinggi. Yogyakarta: Nuha Medika
Triana, A., Damayanti, I. P., Afni, R., & Yanti, J. S. (2015). Buku ajar kebidanan:
Kegawatdaruratan maternal dan neonatal (Ed.1). Yogyakarta: Deepublish.
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 53
United Nations Development Programs in Indonesia. (2008). Let’s Speak Out for MDGs:
Achieving the MDGs in Indonesia 2008 edition. Diakses di:
http://www.id.undp.org/content/indonesia/en/home/library/mdg/let-s-speak-out-for-
mdgs-achieving-the-mdgs-in-indonesia-2008-ed.html.
Sinsin, Iis. (2008). Seri kesehatan ibu dan anak: Masa kehamilan dan persalinan. Jakarta:
Elex Media Komputindo.
Syarif, U. (2012). Referat preeklampsia dan eklampsia. Universitas Trisakti. Diakses dari:
http://dokumen.tips/documents/referat-preeklampsia-dan-eklampsia.html
Wiknjosastro, H. (2006). Ilmu kebidanan (Ed. 3). Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
World Health Organization. (2015). World health statictic 2015. Diakses dari:
http://www.who.int/gho/publications/world_health_statistics/2015/en/
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 54
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
LAMPIRAN A
(KORESPONDENSI)
54
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
LAMPIRAN B
(INSTRUMEN PENELITIAN)
58
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 59
1. Data Responden
- No. Responden :
- Nama :
- Usia : tahun
2. Data Kehamilan
- Diagnosa Masuk :
- Paritas
Jumlah Kelahiran :( )1 ( )>3
3. Tinggi Badan :
4. Berat Badan :
5. Indeks Massa Tubuh : ( ) Underweight < 18,5
( ) Normal 18,5 - 24,9
( ) Overweight 25 - 29.9
( ) Obese ≥ 30
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
LAMPIRAN C
(PROSEDUR PENGUMPULAN DATA)
60
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 61
4. Memberikan surat izin dari Dekan Fakultas Keperawatan kepada Direktur Utama
Rumah Sakit lewat Bagian Diklit dan Pendidikan serta Kepala Instalasi Rekam
5. Memperoleh surat izin dari Direktur Utama Rumah Sakit lewat Bagian Diklit dan
Pendidikan serta Kepala Instalasi Rekam Medik RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou
9. Ucapan terima kasih kepada Petugas Rekam Medik yang telah membantu dalam
LAMPIRAN D
(LANGKAH-LANGKAH UJI STATISTIK)
62
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 63
1. Masuk ke SPSS, lalu klik Variable View, lalu ketik secara berurutan yaitu kode,
usia, paritas, dan obesitas pada kolom Name. Kemudian isi kolom Label dengan
kasus kontrol, usia, paritas dan obesitas. Uraikan semua kategori yang ditentukan
2. Klik Data View kemudian Ctrl+P untuk memindahkan data yang telah disalin ke
3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kejadian preeklampsia yaitu klik Data View
4.
Setelah itu masukan “Kasus Kontrol” pada kolom Variable(s) lalu klik OK. Setelah itu
akan
variabel dependen yaitu klik Analyze >> Descriptive Statistics >> Crosstabs.
Column(s) >> klik Statistics >> centang Chi-square, Contingency Coefficient dan
Risk
>
klik
Continue >> klik OK. Lakukan hal yang sama pada variabel Paritas dan IMT.
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 66
Setelah itu akan keluar hasil hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen.
7. Langkah-langkah untuk uji Regresi Logistik Berganda yaitu klik Analyze >>
8.
Kemudian masukkan Kasus Kontrol ke dalam kolom Dependen(s) >> masukkan Usia,
Paritas dan IMT kedalam kolom Covariates >> klik Method >> klik Enter >> klik
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 67
OK. Setelah itu akan muncul hasil uji Regresi Logistik Berganda dengan metode
Enter.
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
LAMPIRAN E
(HASIL UJI STATISTIK)
67
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 68
Distribusi Frekuensi
Kasus Kontrol
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Preeklampsia 84 50.0 50.0 50.0
Tidak 84 50.0 50.0 100.0
Valid
Preeklampsia
Total 168 100.0 100.0
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 21.836a 1 .000
Continuity Correctionb 20.304 1 .000
Likelihood Ratio 22.732 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear 21.706 1 .000
Association
N of Valid Cases 168
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 26.00.
b. Computed only for a 2x2 table
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 70
Symmetric Measures
Value Approx.
Sig.
Nominal by Contingency .339 .000
Nominal Coefficient
N of Valid Cases 168
Risk Estimate
Value 95% Confidence
Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Usia (< 5.455 2.586 11.504
20 dan > 35 tahun / 20-
35 tahun)
For cohort Kasus 2.690 1.605 4.507
Kontrol = Preeklampsia
For cohort Kasus .493 .374 .650
Kontrol = Tidak
Preeklampsia
N of Valid Cases 168
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 1.351 1 .245
Continuity Correctionb .992 1 .319
Likelihood Ratio 1.354 1 .245
Fisher's Exact Test .319 .160
Linear-by-Linear 1.343 1 .247
Association
N of Valid Cases 168
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 26.50.
b. Computed only for a 2x2 table
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 71
Symmetric Measures
Value Approx.
Sig.
Nominal by Contingency .089 .245
Nominal Coefficient
N of Valid Cases 168
Risk Estimate
Value 95% Confidence
Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Paritas .679 .352 1.307
(1 dan > 3 / 2 dan 3)
For cohort Kasus .830 .611 1.126
Kontrol = Preeklampsia
For cohort Kasus 1.222 .859 1.739
Kontrol = Tidak
Preeklampsia
N of Valid Cases 168
Symmetric Measures
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 72
Value Approx.
Sig.
Nominal by Contingency .291 .000
Nominal Coefficient
N of Valid Cases 168
Risk Estimate
Value 95% Confidence
Interval
Lower Upper
Odds Ratio for IMT (≥ 3.632 1.887 6.989
30 (obesitas) / < 30
(tidak obesitas))
For cohort Kasus 1.825 1.354 2.460
Kontrol = Preeklampsia
For cohort Kasus .502 .342 .739
Kontrol = Tidak
Preeklampsia
N of Valid Cases 168
Classification Tablea,b
Observed Predicted
Kasus Kontrol Percentage
Preeklampsia Tidak Correct
Preeklampsia
Preeklampsia 0 84 .0
Kasus
Tidak 0 84 100.0
Step 0 Kontrol
Preeklampsia
Overall Percentage 50.0
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Classification Tablea
Observed Predicted
Kasus Kontrol Percentage
Preeklampsia Tidak Correct
Preeklampsia
Preeklampsia 44 40 52.4
Kasus
Tidak 13 71 84.5
Step 1 Kontrol
Preeklampsia
Overall Percentage 68.5
a. The cut value is .500
LAMPIRAN F
(LEMBAR KONSULTASI)
75
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
LAMPIRAN G
(ANGGARAN PENELITIAN)
78
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 79
ANGGARAN BIAYA
Adapun penelitian ini memerlukan biaya operasional. Berikut ini merupakan biaya
No
Nama Barang Unit Harga Satuan Total Harga
.
1. Kertas 4 rim Rp. 35.000,- Rp.140.000,-
2. Biaya print 92 lembar Rp. 1.000,- Rp. 92.000,-
3. Tinta printer 2 buah Rp. 40.000,- Rp. 80.000,-
4. Kuota internet 4 GB Rp. 60.000,- Rp. 60.000,-
5. Fotocopy 437 lembar Rp. 200,- Rp. 87.000,-
6. Jilid 4 buah Rp. 5000,- Rp. 20.000,-
7. Pena 2 buah Rp. 4.000,- Rp. 8.000,-
8. Izin Penelitian - - Rp. 654.000,-
9. Konsultasi statistik - - Rp. 200.000,-
10. Defense fee - - Rp. 2.200.000,-
11. Transportasi - - Rp. 360.000,-
12 Lain-lain - - Rp. 200.000,-
Total Rp. 4.101.000,-
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
LAMPIRAN H
(Curriculum Vitae)
80
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 81
CURRICULUM VITAE
Personal Identity
Name : Kimberly Mary Ann Karundeng
Place/Date of Birth : Jakarta, December 18, 1995
Sex : Female
Religion : Seventh-Day Adventist
Nationality : Indonesia
Address : Jl. Arnorld Mononutu, Ling. 11, Airmadidi, Minahasa Utara
Mobile : +628974846858
E-mail : kimymaryann@yahoo.com
Education History
2001 – 2007 : SD Advent UNKLAB
2007 – 2010 : SMP Advent UNKLAB
2010 – 2013 : SMA Advent UNKLAB (Program: Science)
2013 – Now : Nursing Faculty of Universitas Klabat
LAMPIRAN I
(DOKUMENTASI)
83
Surat pengantar dari dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan untuk permohonan izin penelitiaan
di RSUP Pro. Dr. R. D. Kandou Manado