Anda di halaman 1dari 102

DETERMINAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL

DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO


(ANALISIS DATA SEKUNDER 2013)

Skripsi
Diajukan guna memenuhi persyaratan
Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep)

Disusun Oleh:

Kimberly Maryann Karundeng

NIM: 106011310001

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT


AIRMADIDI – MANADO
APRIL 2017
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT

DEDIKASI

“Karena TUHANlah yang memberikan


hikmat, dari mulut-Nya datang
pengetahuan dan kepandaian.” Amsal 2:6

Skripsi ini didedikasikan untuk


keluarga saya yang tercinta,
Keluarga Karundeng-Manueke.

v
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis naikkan kepada TUHAN Yang Maha Kuasa atas berkat-Nya

yang melimpah sehingga peneliti dapat menulis dan menyelesaikan penulisan skripsi

dengan judul “Determinan Kejadian Preklampsia Pada Ibu Hamil di RSUP Prof. R. D.

Kandou Manado (Analisis Data Sekunder 2013)” dengan baik.

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti mendapat banyak bantuan dan bimbingan dari

pihak-pihak yang rela meluangkan waktu, tenaga dan biaya sehingga penulisan skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih

dan memberikan penghargaan untuk:

1. Nova Rimbing Langingi, MSN selaku dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Klabat yang telah mengizinkan peneliti unutk melakukan penelitian ini

dan juga telah memberikan masukan yang bermanfaat dan membangun.

2. Ivanna Junnamel Manoppo, MPH selaku Ketua Program Studi Fakultas Ilmu

Keperawatan dan juga sebagai dosen pembimbing peneliti yang sudah meluangkan

waktu untuk memberikan arahan, bimbingan, serta motivasi dalam penulisan skripsi

ini.

3. Sinjo James Laoh, PhD sebagai ketua dewan penguji yang telah memberikan saran

dan koreksi untuk menyempurnakan penulisan skripsi ini.

4. dr. Nancy Lidya Sampouw, M. Kes sebagai anggota penguji yang telah

memberikan banyak saran dan masukan untuk melengkapi dan memperbaiki

penulisan skripsi ini.

5. Ir. Amelia Tanasale, MSi, MM sebagai statician consultant yang banyak

memberikan masukan dalam hal pengolaan, penyajian dan interpretasi data

penelitian serta bimbingan dalam pembuatan laporan penelitian ini.

vi
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT

6. Para petugas Rekam Medik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado yang telah

membantu dalam pencarian berkas pasien yang dibutuhkan peneliti.

7. Dosen-dosen dan staff FIKEP yang telah memberikan motivasi, khususnya Sir I

Gede Purnawinadi, S. Kep, M. Kes yang telah mengajarkan banyak hal tentang

statistik penelitian dan membantu dalam penyajian data penelitian.

8. Feidy Assa, S.Kom, selaku sekertaris kantor FIKEP yang sudah membantu dalam

pengumpulan, pengadaan surat-surat yang diperlukan.

9. Sahabat-sahabat terdekat peneliti (Megi, Eva, Rivy, Gisela, Cahyani dan Jonathan),

The Unklab Fekon Choir, BEM UNKLAB Semester II 16/17 dan teman-teman

seperjuangan di FIKEP Angkatan 8 khususnya Section B yang telah menyemangati

dan mendoakan peneliti selama penulisan skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari akan keterbatan dan kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini. Oleh karena itu jika terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam penulisan skripsi

ini, penulis akan sangat menghargai dan tidak menutup diri untuk menerima kritik maupun

saran. Terima kasih.

Airmadidi, 4 Mei 2017

Peneliti

ABSTRAK

vii
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT

Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria akibat


kehamilan, setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Ada
banyak faktor yang berhubungan dengan kejadian preeklampsia antara lain usia, paritas,
pendidikan, usia kehamilan, pemeriksaan kehamilan dan distensi rahim yang berlebihan.
Preeklampsia merupakan salah satu penyebab kematian langsung ibu di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa determinan kejadian preeklampsia pada ibu
hamil di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2013. Metode dalam penelitian ini
ialah observasional analitik dengan rancangan Case Control dengan uji Chi Square pada
168 responden yang terbagi menjadi 84 orang kelompok kasus dan 84 orang kelompok
kontrol yang diambil menggunakan teknik Purposive Sampling. Hasil penelitian yaitu
distribusi kejadian preeklampsia 50% dan tidak preeklampsia 50%, kejadian preeklampsia
kebanyakan terjadi pada usia < 20 dan > 35 tahun, paritas 1 dan > 3, dan IMT obesitas, ada
hubungan yang signifikan antara usia dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil dengan
nilai signifikan 0,000 (OR = 5,455), tidak ada hubungan yang signifikan antara paritas
dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil dengan nilai signifikan 0,245 (OR = 0,679),
ada hubungan yang signifikan antara obesitas dengan kejadian preeklampsia pada ibu
hamil di dengan nilai signifikan 0,000 (OR = 3,632) dan usia merupakan faktor yang
paling berhubungan dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil. Peneliti menyimpulkan,
determinan yang berhubungan ialah usia dan obesitas, dan yang paling determinan
berhubungan ialah usia. Peneliti merekomendasikan kepada para wanita merencanakan
kehamilan di luar usia < 20 dan >35 karena usia ini merupakan faktor paling berhubungan
dengan kejadian preeklampsia.

Kata Kunci: determinan, preeklampsia, ibu hamil, usia, paritas, obesitas

DAFTAR ISI

viii
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT

HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI....................... iii
LEMBAR PENGESAHAN DARI ANGGOTA PANEL............................................ iv
LEMBAR DEDIKASI ................................................................................................. v
KATA PENGANTAR.................................................................................................. vi
ABSTRAK.................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI................................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1
Pernyataan Masalah ................................................................................................. 5
Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 5
Manfaat Penelitian.................................................................................................... 6
Cakupan dan Batasan dalam Penelitian.............................................................. 6
Definisi Istilah yang digunakan dalam Penelitian ............................................. 7
Analisis Data Sekunder.................................................................................. 7
Preeklampsia.................................................................................................. 7
Determinan Preeklampsia.............................................................................. 8
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado......................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................. 9


Definisi Preeklampsia .............................................................................................. 9
Etiologi Preeklampsia .............................................................................................. 9
Patofisiologi Preeklampsia....................................................................................... 11
Tanda dan Gejala Preeklampsia............................................................................... 14
Klasifikasi Preeklampsia.......................................................................................... 16
Faktor Risiko Preeklampsia ..................................................................................... 16
Usia Sebagai Faktor Risiko Preeklampsia......................................................... 17
Paritas Sebagai Faktor Risiko Preeklampsia...................................................... 19
Obesitas Sebagai Faktor Risiko Preeklampsia................................................... 20

ix
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT

Diagnosis Preeklampsia ............................................................................................. 22


Komplikasi Preeklampsia .......................................................................................... 23
Penatalaksanaan Preeklampsia ................................................................................... 23
Sintesis Penelitian....................................................................................................... 26
Kerangka Konseptual ................................................................................................. 26
Hipotesis .................................................................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 28


Desain Penelitian ....................................................................................................... 28
Analisis Data ............................................................................................................. 29
Populasi dan Sampel ................................................................................................. 33
Instrumen Penelitian .................................................................................................. 34
Prosedur Pengumpulan Data ..................................................................................... 34
Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................................... 35
Pertimbangan Etika dalam Penelitian........................................................................ 35
Alur Pengumpulan Data ............................................................................................ 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................ 37


Distribusi Frekuensi Kejadian Preeklampsia pada Ibu Hamil.................................... 37
Distribusi Frekuensi Kejadian Preeklampsia Berdasarkan Usia ................................ 38
Distribusi Frekuensi Kejadian Preeklampsia Berdasarkan Paritas............................. 38
Distribusi Frekuensi Kejadian Preeklampsia Berdasarkan Obesitas..........................39
Hubungan Antara Usiadengan Kejadian Preeklampsia pada Ibu Hamil ................... 39
Hubungan Antara Paritas dengan Kejadian Preeklampsia pada Ibu Hamil ............... 41
Hubungan Antara Obesitas dengan Kejadian Preeklampsia pada Ibu Hamil............. 43
Faktor yang Paling Berhubungan dengan Kejadian Preeklampsia ............................ 45

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ......................................................... 47


Kesimpulan ................................................................................................................ 47
Rekomendasi .............................................................................................................. 48
Bagi Masyarakat ................................................................................................. 48
Bagi Institusi Pendidikan ................................................................................... 48
Bagi Peneliti/Peneliti Selanjutnya ...................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 49


LAMPIRAN ................................................................................................................... 54

x
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ................................................................................. 27


Gambar 2.2 Rancanga Penelitian Case Control ............................................................ 28

xi
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Preeklampsia ............................................................................. 38
Tabel 2.2 Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan ............................................. 40
Tabel 3.1 Tabel Silang 2 x 2 Odds Ratio ..................................................................... 41
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kejadian Preeklampsia pada Ibu Hamil...................... 38
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kejadian Preeklampsia Berdasarkan Usia.................. 40
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kejadian Preeklampsia Berdasarkan Paritas .............. 40
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kejadian Preeklampsia Berdasarkan Obesit .............. 40
Tabel 4.3 Hubungan Antara Usia dengan Kejadian Preeklampisa pada Ibu
Hamil ........................................................................................................... 41
Tabel 4.1 Hubungan Antara Paritas dengan Kejadian Preeklampsia pada Ibu
Hamil ........................................................................................................... 38
Tabel 4.2 Hubungan Antara Obesitas dengan Kejadian Preeklampsia pada
Ibu Hamil..................................................................................................... 40
Tabel 4.3 Faktor yang Paling Berhubungan dengan Kejadian Preeklampsia .............. 41

xii
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Korespondensi .......................................................................................... 54


Lampiran B Instrumen Penelitian ................................................................................. 58
Lampiran C Prosedur Pengumpulan Data ..................................................................... 60
Lampiran D Langkah-langkah Uji Statistik .................................................................. 62
Lampiran E Hasil Uji Statistik ...................................................................................... 67
Lampiran F Lembar Konsultasi .................................................................................... 75
Lampiran G Anggaran Penelitian.................................................................................. 78
Lampiran H Curriculum Vitae ...................................................................................... 80

xiii
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Tujuan Pembangunan Millenium atau Millennium Development Goals (MDGs)

menetapkan Angka Kematian Ibu sebagai salah satu tujuannya yaitu dengan menurunkan

angka kematian ibu sebesar tiga perempat antara tahun 1999 dan 2015. Hal ini

dikarenakan, sampai saat ini AKI masih tinggi di Indonesia yang angkanya jauh berbeda

dengan negara ASEAN lainnya. (United Nations Development Programs, 2008).

Kematian ibu adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah

berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait atau diperberat oleh kehamilan

atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan atau cedera (Efendi &

Makhfudli, 2009). Ada dua penyebab kematian ibu, yaitu penyebab langsung yang

berhubungan dengan adanya komplikasi obstetrik selama masa kehamilan, persalinan dan

masa nifas dan penyebab tidak langsung disebabkan oleh penyakit yang telah diderita ibu

atau penyakit yang timbul selama kehamilan dan tidak bekaitan dengan penyebab langsung

obstetrik (Salma, 2012).

Data World Health Organization (2015), menyatakan bahwa pada tahun 2013 secara

global kematian ibu di dunia yaitu ada 289.000 kasus, yang jumlahnya menurun sekitar

45% sejak tahun 1990 yaitu sebanyak 523.000 kasus. Pada tingkat regional seperti Asia

Tenggara sebesar 64% di mana terdapat negara Indonesia yang menempati peringkat ke 8

dari 11 negara dalam regional tersebut dalam rasio mortalitas kehamilan.

1
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 2

Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dalam Profil

Kesehatan Indonesia (2014), AKI yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas

sebesar 359 kasus per 100.000 kelahiran hidup. SDKI mencatat kenaikan AKI yang

signifikan, yakni dari 228 menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup sejak

tahun 2007 hingga 2012 (Depkes RI, 2014). Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara

(2012) menyatakan tren kematian ibu pada tahun 2012 mencapai 102/100.000 kelahiran

hidup dengan jumlah kematian 49 jiwa, 2013 sebanyak 77 kasus (Manado Post Online,

2015), 2014 sebanyak 142/100.000 kelahiran hidup atau jumlah kematian ibu 58 jiwa

(Dinkes SULUT, 2014). Data rekam medik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pun

mencatat kejadian preeklampsia yang terjadi antara lain pada tahun 2013 berjumlah 503

kasus dengan jumlah kematian ibu 4 jiwa, tahun 2014 tercatat 304 kasus dan tahun 2015

sebanyak 211 kasus.

Data WHO menunjukan bahwa secara global, penyebab kematian langsung ibu antara

lain, perdarahan sebesar 27%, penyakit hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia ataupun

eklampsia) 14%, dan infeksi 11% (WHO, 2015). Di Indonesia penyebab perdarahan

sebesar 20,3 %, preeklampsia/eklampsia 27,1 %, infeksi 7,1 %, dan abortus 0 % (Depkes

RI, 2014), sedangkan di Sulawesi Utara penyebab pendarahan sebesar 36%, eklampsia

29%, infeksi 4% (Dinkes SULUT, 2012).

Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria akibat

kehamilan, setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.

Preeklampsia merupakan salah satu jenis hipertensi dalam kehamilan (Cunningham, Grant,

Leveno, Gilstrap, Hautch, & Wenstrom, 2006). Ada banyak faktor yang berhubungan

dengan kejadian preeklampsia antara lain usia, gravida, paritas, pendidikan, usia

kehamilan, pemeriksaan kehamilan dan distensi rahim yang berlebihan (Maryanti, 2013).
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 3

Adapun faktor risiko lain yaitu riwayat keluarga dengan preeklampsia, nuliparitas,

obesitas, kehamilan multipel, preeklampsia pada kehamilan sebelumnya, dan kondisi medis

seperti hipertensi kronis dan penyakit ginjal (Lowdermilk, Perry, dan Cashion, 2013).

Hingga saat ini preeklampsia masih merupakan masalah kebidanan yang belum dapat

terpecahkan secara tuntas (Situmorang, Dalmantalm, Januarista, & Sukri, 2016).

Yogi, Hariyanto, dan Sonbay (2014) menyatakan bahwa usia sangat mempengaruhi

kondisi kehamilan maupun persalinan. Usia yang baik untuk hamil berkisar 20-35 tahun.

Dibandingkan dengan wanita usia subur yang ideal secara fisik, perempuan lebih muda dan

lebih tua menghadapi lebih banyak komplikasi kehamilan (Rolfes, Pinna & Whitney,

2015). Dari hasil penelitian oleh Nursal, Tamela dan Fitrayeni (2015) menunjukkan adanya

hubungan yang bermakna antara usia (p = 0,006) dengan kejadian preeklampsia.

Paritas merupakan salah satu faktor terjadinya preeklampsia. Penelitian oleh Rozikhan

(2007) menunjukan adanya hubungan antara paritas pertama (p = 0,001) dengan

preeklampsia berat. Paritas pertama dan paritas lebih dari tiga merupakan paritas berisiko

terjadinya preeklampsia. Paritas pertama berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan

pengalaman ibu dalam perawatan kehamilan, sedangkan ibu dengan paritas tinggi

mengalami penurunan fungsi reproduksi (Pratiwi, 2015).

Didapati pula bahwa obesitas menjadi faktor yang berhubungan dengan kejadian

preeklampsia. Quedarusman, Wantani, dan Kaeng (2013) menyatakan wanita yang hamil

dengan pertambahan berat badan yang berlebih memiliki risiko lebih besar untuk

menderita gangguan kesehatan, anatara lain tekanan darah tinggi, diabetes gestasional dan

makrosomia. Penelitian yang dilakukan oleh Nursal, Tamela dan Fitrayeni (2014)

menunjukan adanya hubungan secara bermakna antara obesitas (p = 0,031) dengan

kejadian preeklampsia.
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 4

Data rekam medik di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado menunjukkan jumlah

kasus preeklampsia tahun 2013 sebanyak 657 kasus, 314 kasus pada 2014, tahun 2015

sejumlah 17 kasus dan tahun 2016 ada 165 kasus. Berdasarkan observasi awal yang

dilakukan juga pengamatan sendiri ketika praktik di rumah sakit, peneliti mendapati bahwa

tingkat kejadian preeklampsia masih cukup tinggi dan menyebabkan peningkatan angka

mortalitas dan morbiditas. Sehubungan dengan permasalahan ini, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul Determinan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu

Hamil di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado (Analisis Data Sekunder 2013).
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 5

Pernyataan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan pernyataan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah distribusi kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUP Prof. Dr.

R. D. Kandou Manado tahun 2013?

2. Apakah ada hubungan antara determinan usia dengan kejadian preeklampsia pada

ibu hamil di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado?

3. Apakah ada hubungan antara determinan paritas dengan kejadian preeklampsia

pada ibu hamil di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado?

4. Apakah ada hubungan antara determinan obesitas dengan kejadian preeklampsia

pada ibu hamil di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado?

5. Faktor manakah yang paling berhubungan dengan kejadian preeklampsia pada ibu

hamil di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado?

Tujuan Penelitian

Setelah meninjau latar belakang masalah dan perumusan masalah maka dibuat tujuan

dari penelitian ini ialah untuk menganalisa determinan kejadian preeklampsia pada ibu

hamil di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2013.


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 6

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberi kontribusi untuk pihak-

pihak terkait di antaranya masyarakat, institusi, peneliti dan ilmu pengetahuan.

Bagi masyarakat

Untuk memberi pengetahuan kepada ibu hamil tentang determinan kejadian

preeklampsia sehingga dapat lebih waspada dalam menjaga kesehatan kehamilan agar

terhindar dari preeklampsia.

Bagi institusi pendidikan

Menambah informasi dan sumber pengetahuan dalam institusi tentang determinan

kejadian preeklampsia pada ibu hamil, serta dapat menjadi referensi bagi para dosen dan

mahasiswa khususnya Fakultas Ilmu Keperawatan sehingga dapat meningkatkan mutu

pendidikan dan bisa dijadikan referensi dalam proses belajar.

Bagi peneliti/peneliti selanjutnya

Untuk menjadi pengalaman dalam tahapan belajar, pekerjaan, serta pelayanan di dalam

bidang kesehatan maternitas, dan dapat menambah pengetahuan tentang determinan

kejadian preeklampsia pada ibu hamil.

Cakupan dan Batasan Penelitian

Cakupan dalam penelitian ini ialah semua ibu hamil yang tercatat dalam data Rekam

Medik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari - 31 Desember 2013 yang

menderita preeklampsia maupun tidak preeklampsia. Batasan dalam penelitian ini ialah ibu

hamil yang tercatat dalam data Rekam Medik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun

2014-2016, data rekam medik yang tidak lengkap dan ibu hamil dengan komplikasi lain

selain komplikasi dalam kehamilan lainnya.


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 7

Definisi Istilah-Istilah yang Digunakan dalam Penelitian

Analisis data sekunder

Pada penelitian ini dilakukan analisa faktor-faktor yang berhubungan kejadian

preeklampsia pada ibu hamil yaitu faktor usia, paritas dan obesitas melalui data rekam

medik yang ada di RSUP Prof. Dr. R. Kandou Manado

Preeklampsia

Preeklampsia adalah meningkatnya tekanan darah dari keadaan normal yang disertai

dengan proteinuria yang terjadi pada usia kehamilan di atas 20 minggu. Peningkatan

tekanan darah sistolik dan diastolik mencapai atau melebihi 140/90 mmHg dan proteinuria

yaitu terdapatnya 300 mg atau lebih protein dalam urin per 24 jam atau 30 mg/dl (+1 pada

dipstick) secara menetap pada sampel acak urin.

Determinan kejadian preeklampsia

Pada penelitian ini determinan preeklampsia yang diteliti antara lain usia, paritas dan

obesitas.

Usia

Usia adalah usia responden saat kehamilan berlangsung. Ibu risiko tinggi dalam

penelitian ini yaitu ibu hamil berusia< 20 tahun dan > 35 tahun dan ibu tidak berisiko yaitu

ibu hamil berusia 20-35 tahun.

Paritas

Paritas adalah jumlah kehamilan dimana janin telah mencapai 20 minggu kehamilan.

Paritas dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua yaitu paritas 1 dan > 3 dan paritas

2-3. Paritas pertama dan lebih dari tiga berisiko lebih tinggi untuk terkena preeklampsia.
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 8

Obesitas

Indeks Massa Tubuh seorang ibu hamil dibagi menjadi empat yaitu underweight IMT

< 18,5, normal weight IMT 18,5-24,9, overweight IMT 25-29,9 dan obese IMT ≥ 30.

Obesitas dalam penelitian ialah ibu hamil dengan kategori IMT ≥ 30 yang diukur dari berat

badan dan tinggi badan ibu, sedangkan tidak obesitas dikategorikan dalam IMT < 30.

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou merupakan salah satu lembaga pelayanan kesehatan

pemerintah yang ada di Sulawesi Utara dan merupakan rumah sakit rujukan terbesar di

Indonesia Timur. Rumah Sakit berakreditasi A ini berlokasi di Jalan Raya Tanawangko

No. 56, Manado, Sulawesi Utara.


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan membahas mengenai teori-teori dan konsep-konsep dari penyakit

preeklampsia, kerangka konseptual serta pernyataan hipotesa penelitian.

Landasan Teori

Preeklampsia

Definisi preeklampsia

Preeklampsia adalah meningkatnya tekanan darah yang mendadak (sebelum hamil

tekanan darah normal) disertai dengan adanya proteinuria pada usia kehamilan 20 minggu

ke atas. Jika didapatkan peningkatan tekanan darah dan proteinuria, diagnosis dapat

ditegakkan (Symonds & Ramsay, 2010). Proteinuria adalah keadaan di mana terdapat 300

mg atau lebih protein dalam urin per 24 jam atau 30 mg/dl (+1 pada dipstick) secara

menetap pada sampel acak urin. Kombinasi proteinuria dan hipertensi selama kehamilan

secara nyata meningkatkan risiko mortalitas dan morbiditas (Cunningham, Grant, Leveno,

Gilstrap, Hautch, & Wenstrom, 2006).

Etiologi preeklampsia

Cunningham, Leveno, Bloom, Spong, Dashe, Hoffman, Casey, dan Sheffield (2014)

mengemukakan empat mekanisme untuk menjelaskan penyebab preeklampsia. Hal-hal

yang dianggap penting diantaranya, a) implantasi plasenta dengan invasi trofoblas

9
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 10

abnormal dari pembuluh rahim, b) toleransi maladaptif imunologi antara ibu, ayah, dan

jaringan janin, c) maladapsi maternal pada perubahan kardiovaskular atau inflamasi dari

kehamilan normal, d) faktor genetik termasuk diwariskannya gen predisposisi dan

pengaruh epigenetik.

Fauziyah (2014) menyatakan hingga saat ini etiologi dan patogenesis dari

preeklampsia masih belum diketahui dengan pasti. Preeklampsia dianggap sebagai the

disease of theories karena sudah banyak hipotesis yang diajukan untuk mencari kepastian

etiologi dan patogenesis dari preekampsia namun hingga kini belum didapati. Adapun

hipotesis yang diajukan di antaranya genetik, iskemik plasenta, hipoksia pada

fetus/plasenta, disfungsi endotel, dan imunologis.

1. Genetik. Bukti yang mendukung berperannya faktor genetik pada kejadian

preeklampsia adalah peningkatan Human Leukocyte Antigene (HLA) pada

penderita preeklampsia. Diduga ibu dengan HLA halotype A 23/29, B 44 dan DR

7 memiliki risiko lebih tinggi terhadap perkembangan preeklampsia.

2. Iskemik plasenta. Pada preeklampsia proses plasentasi tidak berjalan lancar oleh

karena disebabkan dua hal yaitu tidak semua arteri spiralis mengalami invasi oleh

sel-sel trofoblas dan ada arteri spiralis yang mengalami invasi. Disamping itu juga

terjadi arterosis akut pada arteri spiralis yang dapat menyebabkan lumen arteri

bertambah kecil atau mengalami obliterasi dan menyebabkan penurunan aliran

darah ke plasenta.

3. Hipoksia pada fetus/plasenta. Pada kehamilan normal, kebutuhan oksigen

meningkat, terlihat pada kurva oxyhaemoglobin yang berubah kekanan

dibandingkan pada wanita yang tidak hamil. Kebalikan pada pasien preeklampsia,

kurva oxyhaemoglobin bergerak ke kiri, hal ini menunjukan penurunan oksigen.


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 11

4. Disfungsi endotel. Endotel menghasilkan zat-zat penting yang bersifat relaksasi

pembuluh darah, seperti Nitric Oxide (NO) dan prostasiklin (PGE2). Disfungsi

endotel adalah keadaan di mana didapatkan adanya faktor vasodilatasi dan

vasokonstriksi yang tidak seimbang. Pada preeklampsia terjadi kerusakan endotel

yang berdampak pada menurunnya produksi prostasiklin dan meningkatnya

produksi tromboksan. Hal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya vasospasme.

5. Imunologis. Pada penderita preeklampsia terjadi penurunan proporsi T-helper

dibandingkan dengan penderita yang normotensi yang dimulai sejak awal trimester

kedua. Sitokin TNF- dan IL-1 berperanan dalam stres oksidatif yang berhubungan

dengan preeklampsia. Akibat stres oksidatif akan meningkatkan produksi sel

makrofag, aktivasi dari faktor koagulasi mikrovaskuler (trombositopenia) serta

peningkatan permeabilitas mikrovaskuler (edema dan proteinuria).

Patofisiologi preeklampsia

Menurut Sukarni dan Sudarti (2014), pada preeklampsia terdapat penurunan aliran

darah. Perubahan ini menyebabkan prostaglandin plasenta menurun dan mengakibatkan

iskemia uterus sehingga terjadi pelepasan bahan tromboplastik yaitu akibat hiperoksidase

lemak dan pelepasan renin uterus. Pada saat itu, tromboplastin yang dilepaskan

menyebabkan pelepasan tromboksan dan aktivasi agregasi trombosit deposisi fibrin.

Tromboksan yang terlepas akan menakibatkan terjadinya vasospasme yang mengakibatkan

perfusi darah menurun dan konsumtif koagulatif.

Konsumtif koagulaif mengakibatkan trombosit dan faktor pembekuan darah menurun

dan menyebabkan faal hemostasis. Renin uterus yang dikeluarkan akan mengalir bersama

darah sampai organ hati dan bersama-sama angiotensin II. Angiotensin II bersama

tromboksan akan menyebabkan terjadinya vasospasme. Vasospasme menyebabkan lumen


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 12

arteriol menyempit. Tekanan perifer akan meningkat agar oksigen mencukupi kebutuhan

sehingga menyebabkan terjadinya hipertensi (Sukarni & Sudarti, 2014).

Manuaba, Manuaba, dan Manuaba (2007) menyertakan 12 perubahan patofisiologis

pada penderita preeklampsia antara lain: a) kardiovaskular, b) volume darah, c) perubahan

hematologis, d) koagulasi, e) perubahan hormonal, f) perubahan elektrolit dalam darah, g)

aktivitas sel endotelial, h) perubahan metabolisme lemak, i) ginjal, j) liver, k) sistem saraf

pusat dan l) hemolysis, elevated liver enzymes, low platelet synDrome (Sindrom HELLP):

1. Kardiovaskular : Penurunan karobon dioksida, peningkatan tahanan perifer,

vasokonstriksi menyebabkan berbagai variasi tahanan pembuluh darah perifer.

2. Volume darah: Pada preeklampsia menjadi sekitar 3500 ml (normalnya 5000 ml).

Penurunan disebabkan oleh vasokonstriksi umum sehingga volume darah normal

dan tidak mempunyai tempat. Hipertensi dalam kehamilan sensitif terhadap

tambahan volume cairan, yang dapat menimbulkan hipertensi atau ekstravasi

cairan bertambah banyak.

3. Perubahan hematologis: Perlukaan pembuluh darah mengakibatkan koagulasi

trombosit, yang dipermudah oleh fibronektin (perekat trombosit). Timbunan fibrin

mengikuti, tetapi diikuti fibrinolisis yang menyebabkan trombositiopenia,

trombositopenia memudahkan terjadinya hemolisis entrosit dan meningkatnya

fragmen darah seperti skizositosis, hemoglobinemia, dan hemoglobinuria.

4. Koagulasi (pembekuan darah): Penurunan antitrombin III pada preeklampsia atau

eklampsia, mempermudah trombin mengubah fibrinogen menjadi fibrin sehingga

pembekuan darah menjadi lebih cepat, dan gibronektin makin meningkat sebagai

glikoprotein, yang melekatkan trombosit pada tempat perlukaan pembuluh darah.


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 13

5. Perubahan hormonal: Pengeluaran renin angiotensin II dan aldosteron turun pada

hipertensi dalam kehamilan, deoxycorticosteroid (DOC) meningkat pada trimester

III dan atrial natriuric peptide naik untuk dapat melebarkan dinding pembuluh

darah bila terdapat penambahan volume darah.

6. Perubahan elektrolit dalam darah: Peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan

ekstravasi plasma air dan garam. Sebab sebagian besar karena gangguan fungsi

ginjal yang mengeluarkan protein sehingga tekanan osmotik darah menurun lalu

menimbulkan ekstravasi air dan garam.

7. Aktivitas sel endotelial: Kerusakan endotelium pembuluh darah menyebabkan

terjadinya perubahan antara lain miopitelium pembuluh darah sensitif terhadap

vasopresor menimbulkan konstriksi, kapiler pembuluh bersifat permeabilitasnya

sehingga melepaskan cairan plasma menuju ekstravaskular dan menimbulkan

edema dan permeabilitas glomerulus meningkat sehinngga mengeluarkan protein

dari ginjal. Pada preeklampsia, endotelin semakin meningkat sehingga terjadi

vasokontriksi pembuluh darah.

8. Perubahan metabolisme lemak: Terjadi peningkatan lipid peroksida, radikal bebas

dan penurunan antioksidan dalam darah penderita preeklampsia dan eklampsia.

Lipid peroksida menunjukan tingkat derajatnya komplikasi hipertensi di kehamilan

9. Ginjal: Spasme pembuluh darah menimbulkan gangguan fitrasi glomerulus,

kapilernya membengkak sehingga sel endotelialnya menutup lumen kapilernya,

tubulus mengalami nekrosis dan fungsinya berkurang, dan permeabilitas kapiler

meningkat sehingga terjadi pengeluaran molekul besar.


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 14

10. Liver: Resistensi pembuluh darah liver meningkat, permeabilitas naik dan

menimbulkan edema dan terjadi pengeluaran bromosulphtalein dan aspartate

amniontransferase dalam serum.

11. Sistem saraf pusat: Dalam keadaan preeklampsia-eklampsia berat, kemampuan

regulasinya tidak dapat menahan hipertensi. Terjadi juga edema dan tekanan

intrakranial meningkat, perdarahan nekrosis. Edema dan perdarahan serta nekrosis

dapat mencapai retina.

12. Sindrom HELLP: Hemolisis yang terjadi disebabkan oleh kreatinin naik, lipid

perioksida-radikal bebas, fibrinolisis dan gumpalan darah pada perlukaan

endothelial pembuluh darah, sitokin meningkat. Keluarnya enzim liver terutama

aspartate aminotransferase karena kerusakan dan perdaragan terutama pada lobus

dekstra. Pada trombositopenia terjadi perlukaan endotelial, meningkatnya

fibronektin pelekatan tromobosit (platelet), terjadi lisis trombosit berkelanjutan

yang menimbulkan turunnya trombosi sampai di bawah 1000/µL dan

menimbulkan tendensi perdarahan makin meningkat.

Tanda dan gejala preeklampsia

Tanda dan gejala preeklampsia menurut Creasy, Resnik, Lockwood dan Moore (2009)

dibagi dalam beberapa bagian yaitu a) serebral, b) visual, c) gastrointestinal dan

e) ginjal dengan uraian sebagai berikut:

1. Serebral: sakit kepala, kepeningan, tinnitus, rasa kantuk, perubahan dalam

pernapasan, takikardia, demam.

2. Visual: diplopia, skotomata, penglihatan kabur, amaurois.

3. Gastrointestinal: mual, muntah, nyeri epigastrik, hematemesis.

4. Ginjal: oliguria, anuria, hematuria, hemoglobinuria


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 15

Manuaba dkk (2007) dan Syarif (2012) menambahkan beberapa kelainan pada

preeklampsia, antara lain a) hipertensi, b) proteinuria, c) peningkatan berat badan melebihi

batas normal (0,5 kg/minggu), d) edema, e) sakit kepala, f) nyeri epigastrium mulai timbul

dan g) gangguan penglihatan. Syarif (2012) dan Cunningham (2014) memberikan

penjelasan mengenai kelainan yang terjadi pada ibu dengan preeklampsa:

1. Tekanan darah: Kelainan dasar pada preeklampsia adalah vasospasme arteriol,

sehingga peningkatan darah menjadi tanda peringatan awal pada proses terjadinya

preeklampsia pada kehamilan.

2. Kenaikan berat badan: Peningkatan berat badan sekitar 0,5 kg per minggu adalah

normal tetapi bila melebihi dari 1 kg dalam seminggu atau 3 kg dalam sebulan

maka kemungkinan terjadinya preeklampsia harus dicurigai. Peningkatan berat

badan yang berlebihan disebabkan oleh retensi cairan dan selalu dapat ditemukan

sebelum timbul gejala edema yang terlihat jelas, seperti kelopak mata yang

membengkak, kedua tangan atau kaki yang membesar.

3. Proteinuria: Derajat proteinuria sangat bervariasi menunjukan adanya suatu

penyebab fungsional yaitu vasospasme. Pada preeklampsia awal, proteinuria hanya

minimal namun pada kasus yang berat biasanya ditemukan dan mencapai 10 gr/lt.

4. Nyeri kepala: Jarang ditemukan pada kasus ringan, tetapi akan semakin sering

terjadi pada kasus-kasus yang lebih berat. Nyeri kepala sering terasa pada daerah

frontalis dan oksipitalis, dan tidak sembuh dengan pemberian analgesik biasa.

5. Nyeri epigastrium: Nyeri epigastrium atau nyeri kuaDran kanan atas merupakan

keluhan yang sering ditemukan preeklampsia berat dan dapat menunjukan serangan

kejang yang akan terjadi. Keluhan ini disebabkan oleh nekrosis, iskemia, dan

edema hepatoselular yang meregangkan kapsula Glisson.


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 16

6. Gangguan penglihatan: Pandangan yang sedikit kabur, diplopia, skotoma sampai

kebutaan bisa terjadi pada preeklampsia berat dan eklampsia. Hal ini disebabkan

oleh vasospasme, iskemia dan perdarahan pada korteks oksipital.

Klasifikasi preeklampsia

Preeklampsia diklasifikasikan menjadi dua yaitu preeklampsia ringan dan

preeklampsia berat (Cunningham dkk, 2014) yang akan diuraikan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1

Klasifikasi Preeklampsia

Kelainan Preeklampsia Ringan Preeklampsia Berat


Tekanan darah diastolic < 110 mmHg ≥ 110 mmH
Tekanan darah sistolik < 160 mmHg ≥ 160 mmHg
Proteinuria Samar sampai +1 +2 persisten atau lebih
Nyeri kepala Tidak ada Ada
Gangguan penglihatan Tidak ada Ada
Nyeri abdomen atas Tidak ada Ada
Oliguria Tidak ada Ada
Kejang (eklampsia) Tidak ada Ada
Kreatinin serum Normal Meningkat
Trombositopenia Tidak ada Ada
(< 100,000/µL)
Peningkatan enzim hati Minimal Nyata
Pertumbuhan janin terhambat Tidak ada Jelas
Edem paru Tidak ada Ada
Sumber: Cunningham dkk (2014)

Faktor risiko preeklampsia

Cunningham dkk (2006) dan Creasy dkk (2009) mengemukakan faktor risiko

preeklampsia antara lain faktor paritas, penurunan fungsi ginjal, hipertensi, ras, dan

kehamilan ganda atau lebih, pengaruh riwayat hipertensi kronik, usia ibu lebih dari 35

tahun, dan etnis Amerika-Afrika. Cunningham dkk (2014) menambahkan pula penjelasan

tentang faktor risiko terjadinya preeklampsia antara lain:

1. Obesitas, kehamilan multifetal, usia ibu, hyperhomocysteinemia, dan sinDrom

metabolik juga merupakan faktor yang berisiko.

2. Hubungan antara berat badan ibu dan risiko preeklamsia ialah progresif.
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 17

3. Pada wanita dengan usia kehamilan kembar dibandingkan dengan mereka yang

hanya hamil satu anak, riwayat hipertensi gestasional.

4. Wanita dengan preeklamsia pada kehamilan pertama berada pada risiko yang lebih

besar pada kehamilan kedua dibandingkan dengan wanita normotensif selama

kehamilan pertama mereka.

Usia sebagai faktor risiko kejadian preeklampsia

Menurut Efendi dan Makhfudli (2009), kesiapan seorang wanita untuk hamil dan

melahirkan (mempunyai anak) ditentukan oleh kesiapan tiga hal, yaitu kesiapan fisik,

mental (emosi dan psikologi), dan sosioekonomi. Secara umum, jika seorang wanita telah

menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya maka wanita tersebut bisa dikatakan siap secara

fisik, yaitu sekitar usia 20 tahun. Faktor usia berpengaruh terhadap proses reproduksi dan

hal ini mempengaruhi terjadinya preeklampsia. Preeklampsia umumnya terjadi pada

kehamilan pertama kali dan kehamilan pada wanita diatas 35 tahun (Warouw, Suparman,

& Wagey, 2016).

Preeklampsia lebih sering terjadi pada masa awal dan akhir usia reproduktif yaitu usia

di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. Ibu hamil yang berusia < 20 tahun mudah

mengalami peningkatan tekanan darah dan lebih cepat menimbulkan kejang (Nursal,

Tamela dan Fitrayeni dkk, 2015). Bagi wanita yang hamil saat usia kurang dari 20 tahun,

maka ada beberapa hal yang harus diingat yaitu pada kehamilan usia muda, para ibu muda

kurang memperhatikan kehamilannya termasuk kontrol kehamilan. Ini berdampak pada

meningkatnya risiko kehamilan. Ibu muda pada waktu hamil juga sering memiliki tekanan
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 18

darah yang tidak teratur yang dapat berpengaruh pada keracunan kehamilan serta kejang

yang berakibat pada kematian (Efendi & Makhfudli, 2009).

Faktor usia tua menyebabkan risiko timbulnya penyakit-penyakit yang menyertai usia

jadi juga semakin meningkat. Kombinasi antara penyakit usia tua dan kehamilan tersebut

yang meyebabkan risiko meninggal atau cacat pada bayi atau ibu hami menjadi bertambah

tinggi (Sinsin, 2008). Pada wanita yang berusia 35 tahun ke atas, selain fisik melemah, juga

kemungkinan munculnya berbagai risiko gangguan kesehatan, seperti darah tinggi,

diabetes dan berbagai penyakit lain sehingga ketika hamil saat usia seperti ini dapat

berisiko terkena preeklampsia (Yogi, Hariyanto, & Sonbay, 2016). Hasil penelitian

Pitriawati (2014) menunjukan 40,74% ibu yang mengalami preeklamsia pada saat ibu

berusia > 35 tahun dengan hasil uji statistik (p = 0,020 > α = 0,05). Usia > 35 tahun

merupakan usia yang terlalu tua untuk hamil karena pada usia ini kondisi kesehatan ibu dan

fungsi berbagai organ serta sistem tubuh diantaranya otor, saraf, endokrin dan reproduksi

mulai menurun.

Ada pun penelitian yang dilakukan oleh Rizki (2014) menunjukkan p-value sebesar

0,009. Nilai p < 0,05 yang berarti bahwa ada hubungan usia dengan kejadian preeklampsia

pada ibu hamil.usia adalah lama waktu seseorang hidup yang dihitung sejak dilahirkan

sampai dengan saat penelitian dilakukan. Usia dikategorikan menjadi dua yaitu, usia

reproduksi tidak sehat (< 20 tahun dan > 35 tahun) dan usia reproduksi sehat (20-35 tahun).

Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan

pada usia di bawah 20 tahun ternyata sampai 2 sampai 5 kali lebih tinggi dari pada

kematian maternal yang terjadi pada usia 20 sampai 29 tahun. Kematian maternal

meningkat kembali sesudah usia 30 sampai 35 tahun (Prawirohardjo, 2008).


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 19

Paritas sebagai faktor risiko kejadian preeklampsia

Paritas menunjukkan umlah kehamilan yang telah mencapai batas viabilitas, tanpa

mengingat jumlah anaknya. Perempuan muda dan nulipara sangat rentan untuk

mengembangkan preeklamsia, sedangkan wanita yang lebih tua berada pada risiko lebih

besar untuk hipertensi kronis dengan preeklamsia (Cunningham dkk, 2014). Menurut

Warouw dkk (2016) preeklampsia yang sering terjadi pada kehamilan pertama diduga

karena adanya suatu mekanisme imunologi di samping endokrin dan genetik; dan pada

kehamilan pertama, pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta yang

belum sempurna, dan makin sempurna pada kehamilan selanjutnya.

Paritas ke 2 dan 3 merupakan paritas yang paling aman ditinjau dari sudut kematian

maternal. Pada primipara kejadian preeklamsia lebih besar karena terjadi perubahan

hormonal dan ada perubahan uterus karena ibu baru hamil untuk pertama kalinya (Hidayati

& Kurniati, 2012). Hasil penelitian yang di lakukan oleh Alniyanti (2014) menunjukkan

adanya hubungan yang bermakna antara faktor paritas dengan preeklampsia dimana uji

Chi Square memperoleh nilai p = 0,04 (p = 0,05). Kehamilan dengan preeklampsia lebih

banyak terjadi pada primigravida, keadaan ini dikarenakan secara imunoligik pada

kehamilan pertama pembentukan blocking antibodies terhadap system antigen plasenta

tidak sempurna sehingga timbul responium yang tidak menguntungkan terhadap

histoincompibility placenta. Sedangkan pada multigravida berhubungan dengan hipertensi

kronis, diabete mellitus dan peyakit ginjal.

Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2016) menunjukkan p-value 0,001 < p = 0,05

yang berarti ada hubungan antara paritas dengan terjadinya preeklampsia pada ibu hamil.

paritas 2-3 merupakan paritas paling aman. Paritas satu dan paritas tinggi (lebih dari tiga)

merupakan paritas berisiko terjadinya preeklampsia. ibu dengaan peritas tinggi


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 20

mengalami penurunan fungsi reproduksi. Pada primigravida sering mengalami stress daam

menghadapi persalinan. Stres emosi yang terjad pada primiravida menyebabkan

peningkatan pelepasan corticotropic-realesing hormone (CRH) oleh hipotalamus, yang

kemudian menyebabkan peningkatan kortisol. Efek kortisol yaitu mempersiapkan tubuh

untuk berespon terhadap semua stressor dengn meningkatkan respons simpatis, termasuk

respons yang ditunjukkan untuk meningkatkan curah jantung dan mempertahankan tekanan

darah. Pada wanita dengan preeklampsia/eklampsia, tidak terjadi penurunan sensitivitas

terhadap vasopeptida-vasopeptida tersebut, sehingga peningkatan besar volume darah

langsung meningkatkan curah jatung dan tekanan darah (Pratiwi, 2015)

Obesitas sebagai faktor risiko kejadian preeklampsia

Peningkatan berat badan yang didapat selama kehamilan dapat mempengaruhi

langsung dan di kemudian hari bagi kesehatan ibu dan bayinya (The American Congress of

Obstetrician and Gynecologist, 2015). Obesitas merupakan suatu keadaan dimana

terdapatnya penimbunan lemak berlebihan yang diperlukan untuk fungsi tubuh manusia

(Harmanto, 2006). Obesitas diasosiasikan dengan gangguan fetal dan hasil persalinan yang

buruk, di antaranya adalah risiko lebih besar terjadinya preeklampsia, diabetes gestasional,

makrosomia, dan distosia dalam persalinan (Quedarusman dkk, 2013).

Pada tahun 2009, Institute of Medicine (IOM) menerbitkan revisi pedoman berat badan

kehamilan yang didasarkan pada indeks massa tubuh (IMT) kehamilan berkisar untuk

wanita underweight, normal weight, overweight dan obese yang direkomendasikan oleh

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Tabel 2.2 menunjukan rekomendasi IOM terhadap peningkatan berat badan yang normal

selama kehamilan.
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 21

Table 2.2

Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan

Kategori Berat IMT Rekomendasi Rentang Rekomendasi Peningkatan


Badan Berat Badan Total (Kg) Berat Badan Selama
Kehamilan Trimester Kedua dan Ketiga
(Kg)
Underweight < 18.5 12,7 – 18,1 0,4 (0,4 – 0,59)
Normal Weight 18.5–24.9 11,3 – 15,9 0,4 (0,36 – 0,4)
Overweight 25–29.9 6,8 – 11,3 0,27 (0,22 – 0, 31)
Obese ≥ 30 5 – 9,1 0,22 (0,18 – 0,27)

*IMT:

Indeks Massa Tubuh; Kg: Kilogram

Sumber: IOM, 2009

Obesitas meningkatkan risiko dari preeklampsia, dan risiko ini meningkat dengan

peningkatan Indeks Massa Tubuh. Peningkatan obesitas di seluruh dunia dengan demikian

cenderung menyebabkan kenaikan frekuensi preeklampsia (Gabbe, Niebyl, Simpson,

Landon, Galan, Jauniaux dan Driscoll, 2012). Menurut Warouw dkk (2016) wanita dengan

status gizi overweight dan obese memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi

dalam kehamilan yang salah satunya adalah preeklampsia. Hal ini disebabkan oleh asupan

gizi yang salah sebelum prekonsepsi maupun selama kehamilan. Cunningham dkk (2014)

menambahkan bahwa obesitas berkaitan dengan banyak penyakit seperti diabetes, penyakit

jantung, hipertensi, stroke, dan osteoartritis. Wanita obesitas yang hamil beserta janin

mereka cenderung untuk terkena berbagai komplikasi yang berhubungan dengan

kehamilan yang serius.

Hasil penelitian yang didapat oleh Cahyadi (2014) menunjukkan adanya hubungan

antara obesitas kehamilan dengan preeeklampsia pada ibu hamil dengan p-value = 0,014

< α = 0,05. Kehamilan dikaitkan dengan peningkatan tuntutan terhadap sistem

kardiovaskuler sebagian adanya akibat unit fotoplasental dan peningkatan ukuran uterus,
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 22

payudara dan lain-lain. Obesitas menambah tuntutan pada proses ini. Untuk setiap

tambahan 100 gram lemak dalam tubuh, curah jantung harus meningkat sebesar 30-50

ml/menit. Kondisi ini juga disertai dengan peningkatan volume darah. Bila peningkatan

beban terjadi dalam jumlah bermakna, otot jantung dapat mengalami hipertrofi yang akan

mengganggu fungsi normal jantung.

Hasil yang sama ditunjukkan oleh penelitia Nafiisah (2016) dimana ada hubungan

antara obesitas pada ibu hamil dengan preeklampsia dengan p-value sebesar 0,028. Orang

yang obesitas, jantungnya bekerja lebih keras dalam memompa darah. Hal ini dapat

dipahami karena biasanya pembuluh darah orang yang obesitas dipenuhi dengan lemak,

keadaan ini diduga dapat mengakibatkan naiknya tekanan darah. Orang yang obesitas

tubuhnya bekerja lebih keras untuk membakar kelebihan kalori yang ada dalam tubuhnya,

pembakaran kalori ini membutuhkan suplai oksigen dalam darah yang cukup, semakin

banyak kalori yang dibakar, maka semakin banyak pula pasokan oksigen dalam darah,

dan hal ini tentu menjadikan jantung bekerja lebih keras, dan dampaknya tekanan darah

orang yang obesitas cenderung lebih tinggi.

Diagnosis preeklampsia

Diagnosis preeklampsia yang menjadi penyulit kehamilan menurut Cunningham dkk

(2006) yaitu:

1. Kriteria minimum: Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg setelah usia gestasi 20 minggu,

proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau ≥ +1 pada dipstick.

2. Peningkatan kepastian preeklampsia: Tekanan darah ≥ 160/100 mmHg, proteinuria

2,0 g/24 jam, atau ≥ +2 pada dipstick, kreatinin serum > 1,2 mg/dl kecuali apabila

diketahui telah meningkat sebelumnya, trombosit < 100.000/mm, hemolisis


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 23

mikroangiopatik (laktat dehiDrogenase meningkat), nyeri kepala menetap atau

gangguan serebrum atau penglihatan lainnya, nyeri epigastrium menetap.

Komplikasi preeklampsia

Pijnenborg, Brosens dan Romero (2010) menyebutkan beberapa komplikasi dari

preeklampsia diantaranya kejang-kejang (eklampsia), gaga ginjal akut, edema pulmonal,

gagal ginjal, hemolysis, dam trombositopenia. Tiga komplikasi lanjutan yaitu sinDrom

HELLP atau hemolysis, elevated liver enzymes, low platelet, sebuah komplikasi yang parah

dari preeklampsia. Angka mortalitas ibu dan bayi secara signifikan lebih tinggi ketika

sindrom HELLP muncul. Bahkan Cunningham dkk (2014) menyatakan adanya edema

serebri sebagai komplikasi dari preeklampsia.

Menurut American Pregnancy Association (2016), dampak preeklampsia bukan hanya

terjadi pada ibu melainkan juga berdampak pada bayi dalam kandungan. Preeklampsia

dapat mencegah plasenta dari mendapatkan darah yang cukup, maka bayi dalam

kandungan mendapat lebih sedikit oksigen dan makanan. Hal ini dapat menyebabkan

BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah). Selain itu, preeklamsia meningkatkan risiko terjadi

solusio plasenta, di mana plasenta terlepas dari dinding dalam rahim ibu sebelum

persalinan. Solusio plasenta yang parah dapat menyebabkan perdarahan berat dan

kerusakan pada plasenta, yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi (Mayo Clinic, 2014).

Penatalaksanaan preeklampsia

Menurut Triana, Damayanti, Afni dan Yandi (2015) ada beberapa hal yang dapat

tenaga medis lakukan dalam penanganan preeklampsia di antaranya:

1. Preeklampsia Ringan: Jika kehamilan < 35 minggu dan tidak terdapat tanda

perbaikan, lakukan penilaian dua kali seminggu secara rawat jalan yaitu
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 24

a. Lakukan pemantauan tekanan darah, proteinuria, reflex dan kondisi janin, 2)

lebih banyak istirahat, 3) diet biasa, 4) tidak perlu pemberian obat.

b. Jika tidak memungkinkan rawat jalan, rawat di rumah sakit dengan cara a) diet

biasa, b) lakukan pemantauan tekanan darah 2 kali sehari, proteinuria 1 kali

sehari, c) tidak memerlukan diuretik, kecuali jika terdapat edema paru,

dekompensasi jantung atau gagal ginjal, d) jika tekanan diastolik turun sampai

normal, pasien dapat dipulangkan dengan dinasihatkan untuk istirahat dan

perhatikan tanda preeklampsia berat, periksa ulang 2 kali seminggu, jika tekanan

diastok naik lagi sebaiknya rawat kembali, e) jika tidak terdapat tanda perbaikan

sebaiknya tetap diwarat, f) jika terdapat tanda pertumbuhan janin terhambat,

pertimbangkan terminasi kehamilan, g) jika proteinuria meningkat, kelola

sebagai preeklampsia berat, h) jika kehamilan > 35 minggu, pertimbangkan

terminasi kehamilan.

2. Preeklampsia Berat dan Eklampsia

Penanganan preeklampsia berat dan eklampsia sama, kecuali bahwa persalinan

harus berlangsung dalam 6 jam setelah timbulnya kejang pada eklampsia.

3. Pengelolaan kejang: a) beri obat anti kejang (anti konvulsan), b) perlengkapan

untuk penanganan kejang (jalan nafas, penghisap lender, masker oksigen, tabung

oksigen), c) lindungi pasien dari kemungkinan trauma, d) aspirasi mulut dan

tenggorokan, e) baringkan pasien pada sisi kiri, posisi Trendelenburg untuk

mengurangi risiko aspirasi, f) berikan oksigen 4-6 liter/menit

4. Pengelolaan umum: a) jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi

sampai tekanan diastolik antara 90-100 mmHg, b) pasang infus Ringer Laktat

dengan jarum besar nomor 16 atau lebih, c) ukur keseimbangan cairan, jangan
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 25

sampai terjadi overload, 3) kateterisasi urin untuk pengukuran volume dan

pemerikasaan proteinuria, d) infus cairan dipertahankan 1,5 – 2 liter/jam,

e) kejang disertai aspirasi dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin, maka dari

itu jangan tinggalkan pasien sendirian, f) observasi tanda vital, refleks dan denyut

nadi setiap 1 jam, g) auskultasi paru untuk mencari tanda edema paru. Adanya

krepitasi merupakan tanda adanya edema paru. Jika ada edema paru, hentikan

pemberian cairan dan berikan diuretik (misalnya Furosemide 40 mg intravena), h)

nilai pemberian darah dengan uji pembekuan, i) perawatan medikamentosa: obat

anti kejang (magnesium sulfat dan diazepam) dan antihipertensi (nifedipin dan

labetolol).

5. Persalinan: Pada preeklampsia berat, persalinan harus terjadi dalam 24 jam,

sedangkan pada eklampsia enam jam sejak gejala timbul. Jika terjadi gawat janin

atau persalinan tidak dapat terjadi dalam 12 jam (pada eklampsia), lakukan bedah

Ceasar. Jika bedah Ceasar akan dilakukan, perhatikan bahwa tidak terdapat

koagulopati dan anastesia yang aman/terpilih adalah anastesia umum untuk

eklampsia dan spinal untuk Preeklampsia Berat (PEB). Dilakukan anastesia lokal

bila risiko anastesi terlalu tinggi.

Jika serviks telah mengalami pematangan, lakukan induksi dengan oksitosin

a. 2- 5 IU dalam 500 ml Dextrose 10 tetes/menit atau dengan cara pemberian

prostaglandin/misoprostol

b. Perawatan post-partum: a) pemberian anti konvulsan diteruskan sampai 24 jam

post-partum atau kejang yang terakhir, b) teruskan terapi hipertensi jika tekanan

diastolik masih > 90 mmHg, c) lakukan pemantauan jumlah urin


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 26

c. Rujukan: Rujuk ke fasilitas yang lebih lengkap jika terdapat oliguria ( < 100 mL/24

jam) dan terdapat sindrom HELLP.


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 27

Sintesis Penelitian

Preeklampsia adalah salah satu komplikasi kehamilan yang banyak diderita oleh ibu

hamil. Bahkan preeklampsia menjadi salah satu penyebab kematian ibu. Pada preeklampsia

ditemukan peningkatan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang disertai proteinuria

atau kadar protein dalam urin yang tinggi. Preeklampsia timbul setelah kehamilan 20

minggu. Tanda dan gejala preeklampsia antara lain bengkak pada beberapa bagian tubuh

seperti wajah, tangan dan kaki, nyeri kepala, nyeri epigastrium, mual, muntah dan

gangguan penglihatan

Hingga saat ini, penyebab preeklampsia belum diketahui secara pasti, namun banyak

faktor yang dapat menyebabkan terjadinya preeklampsia. Usia ibu < 20 tahun atau > 35

tahun, obesitas, paritas, kehamilan ganda, riwayat preeklampsia dan riwayat hipertensi

sebelumnya merupakan faktor risiko untuk terjadinya preeklampsia. Jika tidak dideteksi

dan ditangani segera dapat terjadi komplikasi lain yang berbahaya dan dapat menyebabkan

kematian ibu maupun janin.

Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian adalah hubungan antara konsep satu dengan konsep

yang lainnya dari masalah yang diteliti (Setiadi, 2013). Dalam penelitian ini terdapat tiga

avariabel yang diteliti yaitu determinan usia, paritas dan obesitas. Faktor usia berpengaruh

terhadap proses reproduksi dan hal ini mempengaruhi terjadinya preeklampsia.

Preeklampsia umumnya terjadi pada kehamilan pertama kali dan kehamilan pada wanita

diatas 35 tahun (Warouw, Suparman, & Wagey, 2016). Paritas menunjukkan umlah

kehamilan yang telah mencapai batas viabilitas, tanpa mengingat jumlah anaknya.

Perempuan muda dan nulipara sangat rentan untuk mengembangkan preeklamsia,


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 28

sedangkan wanita yang lebih tua berada pada risiko lebih besar untuk hipertensi kronis

dengan preeklamsia (Cunningham dkk, 2014). Obesitas merupakan suatu keadaan dimana

terdapatnya penimbunan lemak berlebihan yang diperlukan untuk fungsi tubuh manusia.

Obesitas diasosiasikan dengan gangguan fetal dan hasil persalinan yang buruk, di

antaranya adalah risiko lebih besar terjadinya preeklampsia, diabetes gestasional,

makrosomia, dan distosia dalam persalinan (Quedarusman dkk, 2013).

Berdasarkan tinjauan dan landasan teori yang telah diuraikan ketiga variabel ini

memiliki hubungan dengan kejadian preeklampsia, maka dapat disimpulkan kerangka

konsep di bawah ini:

Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)

Usia

Kejadian
Paritas
Preeklampsia

Obesitas

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Hipotesis

Hipotesis yang diambil dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Ha1: Ada hubungan yang signifikan antara determinan usia dengan kejadian

preeklampsia pada ibu hamil di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

2. Ha2: Ada hubungan yang signifikan antara determinan paritas dengan kejadian

preeklampsia di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

3. Ha3: Ada hubungan yang signifikan antara determinan obesitas dengan kejadian

preeklampsia di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan membahas mengenai desain penelitian, analisis data, subjek

partisipan, sampling, pengumpulan data prosedur pengumpulan data, pertimbangan etika

penelitian dan alur pengumpulan data.

Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa

sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian (Nursalam,

2008). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah observasional analitik

dengan rancangan Case Control. Menurut Notoadmodjo (2012), penelitian Case Control

adalah suatu penelitian (survei) analitik yang menyangkut bagaimana faktor risiko

dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrospective di mana efek (penyakit atau

status kesehatan) diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor risiko diidentifikasi ada atau

terjadi pada waktu yang lalu.

Rancangan penelitian Case Control dapat digambarkan sebagai berikut:

Faktor Risiko +
Retrospektif Efek +
Faktor Risiko -
Populasi
(Sampel)
Faktor Risiko +
Retrospektif Efek -
Faktor Risiko -

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Case Control

28
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 29

Analisis Data

Menurut Nursalam (2008) ada lima tahap yang dilakukan dalam pengolahan data:

1. Editing atau memeriksa: Merupakan kegiatan pemeriksaan isian kuisioner atau

check list apakah lengkap, jelas terbaca dan relevan.

2. Coding/memberi tanda kode: Merupakan kegiatan untuk mengklasifikasikan data

ke dalam bentuk angka/bilangan

3. Processing atau memproses: Setelah semua kuisioner atau check list terisi penuh da

benar, serta sudah melewati pengkodean, maka langkah selanjutnya adalah

memproses data agar data yang sudah dimasukkan dapat dianalisis.

4. Cleaning atau pembersihan: Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang

sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak

5. Mengeluarkan informasi: Disesuaikan dengan tujuan penelitian yang dilakukan

Data yang sudah diolah kemudian dianalisa menggunakan Program Microsoft Office

Excel 2010 dan SPSS (Statistical Package for the Social Science) versi 21. Variabel dalam

penelitian ini ialah variabel bebas dan terikat. Variabel bebas ialah usia, paritas, dan

obesitas. Variabel terikat ialah kejadian preeklampsia. Untuk menjawab pernyataan

masalah nomor satu dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Tabel Frekuensi.

Pernyataan masalah nomor dua, tiga, dan empat dijawab oleh peneliti menggunakan

uji Statistic Non Parametric dengan Chi Square yang digunakan untuk mengetahui

hubungan faktor risiko dengan kejadian preeklampsia. Metode ini digunakan untuk

menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri dari dua atau lebih kelas di mana data

berbentuk ordinal.
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 30

Rumus untuk mencari nilai Chi square menurut Notoadmodjo (2012) sebagai berikut:


X 2 =∑ ¿ ¿ ¿Keterangan:

f o: Frekuensi observasi

f e: Frekuensi Harapan

Nilai p alpha yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05 dengan demikian bila p-

value lebih kecil atau sama dengan nilai p alpha (0,05) maka dikatakan kedua variabel

tersebut berhubungan. Sesudah diketahui ada tidaknya hubungan antara kedua variabel,

selanjutnya dilakukan perhitungan nilai keeratan hubungan kedua variabel dengan rumus

Koefisiensi Kontingen atau Contingency Coefficient (C).

Nilai Koefisien Kontingensi dapat dicari melalui rumus menurut Gani dan Amalia (2015):

X2
C=
√ (n+ X 2)

Keterangan:

C: Koefisien Kontingensi

X 2 : Chi Square

N: Jumlah Sampel

Untuk mengetahui keeratan hubungan, digunakan empat ketentuan yaitu:

1. Nilai C sangat kuat jika antara 0,75 – 1,00

2. Nilai C kuat jika antara 0,50 – 0,74

3. NIlai C lemah jika antara 0,25 – 0,49

4. Nilai C sangat lemah jika antara 0,00 – 024


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 31

Setelah dilakukan uji Chi Square maka analisa data dilanjutkan dengan perhitungan Odds

Ratio (OR) untuk mengetahui besar risiko paparan terhadap kasus dengan menggunakan

Tabel 2 x 2 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Tabel Silang 2 x 2 Odds Ratio

Variabel Bebas Variabel Terikat Jumlah


(Faktor Risiko) Kasus Kontrol
+ a b a+b
- c d c+b
Jumlah a+c b+d a + b + c +d
Keterangan:

a = Kasus yang mengalami faktor risiko (+)

b = Kontrol yang mengalami faktor risiko (+)

c = Kasus yang tidak mengalami faktor risiko (-)

d = Kontrol yang tidak mengalami faktor risiko (-)

Rumus Odds Ratio:

A /( A+ B) C /(C + D) A / B AD
OR = : =
B/( A +B) D/(C + D) C /D BC
=

Menurut Budiman (2011), interpretasi hasil OR didasarkan pada parameter berikut:

1. Jika OR= 1, artinya variabel bebas bukan merupakan faktor risiko

2. Jika OR > 1 dan tingkat kepercayaan tidak mencakup angka 1, artinya variabel

bebas merupakan faktor risiko

3. Jika OR < 1 dan tingkat kepercayaan tidak mencakup nilai 1, artinya variabel bebas

merupakan faktor protektif atau faktor pencegah

Untuk menjawab peryataan masalah ke lima digunakan analisis multivariat. Menurut

Santoso (2010), analisis multivariat digunakan untuk mengolah beberapa variabel secara

bersaman untuk menjawab pertanyan statistik tertentu. Perhitungan yang digunakan ialah
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 32

uji Regresi Logistik. Menurut Swarjana (2016), uji Regresi Logistik digunakan untuk

menguji hubungan antara dua atau lebih variabel bebas berskala nominal dan satu variabel

terikat berskala nominal .

Berikut ini bentuk persamaan dari regresi logistik:

π (x )
logit [ π (x)¿ = g(x) = ln [ ]
1−π ( x )
= β0 + β1 x1 + β2 x2 + β3 x3

Keterangan:

π (x) : Peluang

g(x) : Nilai estimasi logit

β: Koefisien regresi

x 1 : Usia

x 2 : Paritas

x 3 : Obesitas

Prosedur yang dilakukan terhadap uji regresi logistik, bila masing-masing variabel

bebas dengan hasil menunjukan nilai p < 0,25 pada seleksi bivariat tetapi secara biologis

bermakna, maka variabel tersebut dapat dilanjutkan dalam model multivariate (Hidayat,

2016), Analisis mutivariat dalam penelitian ini menggunakan metode Enter. Semua

variabel kandidat dimasukkan bersama-sama untuk dipertimbangkan menjadi model

dengan hasil menunjukan < 0,05. Variabel terpilih dimasukkan ke dalam model dan nilai p

yang tidak signifikan dikeluarkan dari model berurutan dengan nilai tertinggi.
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 33

Populasi dan Sampel

Teknik sampling merupakan suatu proses dalam menyeleksi porsi untuk menjadi

sampel dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Setiadi, 2013). Pada penelitian ini,

metode yang digunakan oleh peneliti adalah Non Probability Sampling dengan teknik

Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan

tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang

sudah diketahui sebelumnya (Notoadmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini ialah

semua ibu hamil yang tercatat dalam data rekam medik di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou

Manado yaitu sebanyak 657 ibu. Sampel dihitung menggunakan rumus oleh Lemeshow

dimana besar sampel untuk uji hipotesis beda proporsi (Rachmat, 2011), maka sampel

didapati sebanyak 84 orang untuk kelompok kasus dan 84 orang untuk kelompok kontrol

dengan total 168 responden. Ada dua kriteria sampel yaitu kriteria inklusi dan kriteria

eksklusi yang akan diuraikan sebagai berikut:

1. Kriteria Inklusi

a. Kelompok kasus yaitu ibu hamil penderita preeklampsia yang tercatat dalam

data rekam medik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2013.

b. Kelompok kontrol yaitu ibu yapng hamil normal yang tercatat dalam data

rekam medik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2013.

2. Kriteria Eksklusi

a. Ibu hamil < 20 minggu

b. Ibu hamil dengan komplikasi penyakit lain


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 34

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data

(Notoadmodjo, 2012). Instrumen penelitian ialah data sekunder yaitu Data Rekam

Medik tahun 2013 di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Peralatan yang

digunakan dalam penelitian ini ialah alat tulis menulis seperti pena dan kertas serta

laptop.

Proses Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data yang dilakukan sebagai berikut:

1. Menyelesaikan persyaratan administrasi untuk memperoleh surat iin penelitian

dengan mengajukan surat permohonan izin pada Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Klabat.

2. Setelah memperoleh surat izin penelitian dari Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Klabat, peneliti meminta izin untuk melakukan penelitian yang

ditujukan kepada Direktur Utama RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Rumah

Sakit RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

3. Memilih atau menetapkan subjek penelitian yaitu 168 ibu hamil yang tercatat dalam

data rekam medik RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2013.

4. Meminta izin kepada Petugas Instalasi Rekam Medik untuk mengambil berkas data

pasien yang diperlukan peneliti.

5. Mengisi data pasien berdasarkan rekam medik dalam lembar pengumpulan data.
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 35

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang dipilih peneliti ialah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado yang

berlokasi di Jalan Raya Tanawangko No. 56, Manado, Sulawesi Utara dan penelitian ini

dilakukan selama 4 bulan yaitu bulan Desember 2016 - Maret 2017.

Pertimbangan Etika dalam Penelitian

Proses pertimbangan etika dari penelitian ini antara lain:

1. Mendapatkan surat pengantar penelitian dari Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Klabat.

2. Mendapatkan surat balasan dari Direktur RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

yang menyatakan peneliti diizinkan melakukan penelitian di Rumah Sakit tersebut.

3. Mendapatkan data rekam medik pasien dari petugas Bagian Rekam Medik RSUP

Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

4. Pengambilan data secara personal, menghargai privasi, dan menjaga hasil

pengolahan data secara rahasia tanpa ada pengaruh dari luar.


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 36

Alur Pengumpulan Data

Persetujuan penelitian dan pengesahan materi


dari Dosen Pembimbing

Surat pengantar dari dekan Fakultas Ilmu Keperawatan untuk permohonan izin
penelitiaan di RSUP Pro. Dr. R. D. Kandou Manado

Memperoleh surat izin penelitian dari Bagian Diklit dan Bakordik


RSUP. Prof. Dr. R. D Kandou Manado

Membawa surat izin penelitian ke Instalasi Rekam Medik


RSUP. Prof. Dr. R. D Kandou Manado

Persiapan alat, bahan penelitian


dan perlengkapan teknis lainnya.

Pengambilan data pasien tahun 2013 untuk kelompok kasus dan


kelompok kontrol

Pengolahan data

Penyajian data

Gambar 3.2 Alur Pengumpulan Data


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang analisa dan hasil interpretasi data penelitian

mengenai “Determinan Kejadian Preeklampsia pada Ibu Hamil di RSUP Prof. Dr.

R. D. Kandou Manado (Analisis Data Sekunder 2013)” berdasarkan uji statistik

dengan menggunakan SPSS versi 21. Beberapa variabel dalam penelitian ini telah

diinterpretasikan dan dianalisa berdasarkan hasil yang didapatkan melalui

pengumpulan data, di antaranya yaitu usia, paritas dan obesitas.

Distribusi frekuensi kejadian preeklampsia pada ibu hamil

Distribusi frekuensi kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUP Prof. Dr.

R. D Kandou Manado tahun 2013, maka peneliti menggunakan Tabel Frekuensi

yang bisa dilihat dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Distribusi frekuensi kejadian preeklampsia pada ibu hamil

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Preeklampsia 84 50.0 50.0 50.0
Tidak
Valid 84 50.0 50.0 100.0
Preeklampsia
Total 168 100.0 100.0

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden yang mengalami preeklampsia sebanyak 84

responden (50,0%) dan 84 responden (50,0%) yang tidak mengalami preeklampsia dari

total keseluruhan 168 responden pada data rekam medik 2013.

37
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 38

Distribusi frekuensi kejadian preeklampsia pada ibu hamil

berdasarkan usia

Tabel 4.2

Distribusi frekuensi kejadian preeklampsia pada ibu hamil berdasarkan usia

Variabel
Kasus Kontrol Total
Independe Kategori
n % n % n %
n
Usia < 20 dan > 35 tahun 72 42.9 44 26.2 116 69.0
20-35 tahun 12 7.1 40 23.8 52 31.0

Hasil analisa data yang tersaji pada Tabel 4.2, untuk variabel usia, proporsi usia pada

kelompok kasus usia < 20 dan > 35 tahun sebanyak 72 orang dengan persentase sebesar

69% dan usia 20-35 tahun sebanyak 12 orang dengan persentase 7.1%. Proporsi usia ibu

hamil kelompok kontrol usia < 20 dan > 35 ialah 44 responden dengn persentase 26,2%

dan usia 20-30 tahun sebanyak 40 orang dengan persentase 28,3%. Kejadian preeklampsia

pada ibu hamil paling banyak terjadi pada kelompok usia < 20 dan > 35 tahun dengan

jumlah 72 orang.

Distribusi frekuensi kejadian preeklampsia pada ibu hamil berdasarkan paritas

Tabel 4.3

Distribusi frekuensi kejadian preeklampsia pada ibu hamil berdasarkan paritas

Variabel
Kasus Kontrol Total
Independe Kategori
n % n % n %
n

Paritas 1 dan > 3 54 32.1 61 36.3 115 68.5

2 dan 3 39 17.9 23 13.7 53 31.5

Hasil data analisis pada Tabel 4.3 menunjukkan distribusi frekuensi paritas pada

kelompok kasus yaitu paritas 1 dan > 3 sebanyak 54 orang (32,1%) dan paritas 2-3

sebanyak 30 orang (17,9%). Pada kelompok kontrol, distribusi paritas 1 & > 3 berjumlah
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 39

61 orang dengan persentase 36,3% dan paritas 2 & 3 yaitu 23 orang dengan persentase

13,7%. Kejadian preeklampsia pada ibu hamil paling banyak terjadi pada kelompok paritas

1 dan > 3 dengan jumlah 54 orang.

Distribusi frekuensi kejadian preeklampsia pada ibu hamil berdasarkan obesitas

Tabel 4.4

Distribusi frekuensi kejadian preeklampsia pada ibu hamil berdasarkan paritas

Variabel
Kasus Kontrol Total
Independe Kategori
n % n % n %
n

Status Gizi Obesitas 46 27.4 23 13.7 69 41.1


Tidak obesitas 38 22.6 61 36.4 99 58.9

Data pada Tabel 4.4 menunjukkan distribusi kelompok kasus dengan obesitas

sebanyak 46 orang dengan persentase 27,4% dan tidak obesitas sebanhyak 38 orang

dengan persentase 22,6%. Pada kelompok kontrol dengan obesitas terdapat 23 orang

dengan persentase 13,7% dan tidak obesitas sebanyak 63 orang dengan persentase 37,5%.

Kejadian preeklampsia pada ibu hamil paling banyak terjadi pada ibu hamil yang obesitas

dengan jumlah 46 orang.

Hubungan antara usia dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil

Hubungan antara usia dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUP Prof. Dr.

R. D Kandou Manado tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5

Hubungan antara usia dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil

Usia Kasus Kontrol Total Contingency OR X2


n % n % n % Coefficient (95% CI) P-Value
< 20 & > 35 72 62. 44 37.4 116 100.0 0.339 5.455 21.836
6
20-35 12 22. 40 77.4 52 100.0 (2.586- 0.000*
6 11.504)
Total 84 50. 84 50.0 168 100.0
0
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 40

Keterangan: * nilai p < 0.05 dengan uji Chi-Square


Berdasarkan hasil analisa dengan uji Chi-Square pada Tabel 4.1, maka didapati bahwa

variabel usia mendapat nilai Chi-Square 21,836 dengan p-value = 0,000 yang artinya

secara statistik dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara usia dengan kejadian

preeeklampsia pada ibu hamil. Besarnya keeratan ditunjukkan dengan hasi uji Contingency

Coefficient yaitu 0,339 yang menunjukkan hubungan lemah. Hubungan yang lemah antara

kedua variabel dapat dilihat dari data bahwa pada usia berisiko ada yang bisa terkena

preeklampsia dan ada yang tidak terkena preeklampsia, begitu juga dengan usia tidak

berisiko bahwa ada yang bisa terkena preeklampsia dan tidak terkena preeklampsia.

Analisis selanjutnya didapati nilai OR (Odds Ratio) sebesar 5,455 artinya

kemungkinan ibu hamil berusia < 20 dan > 35 tahun 5 kali lipat lebih berisiko menderita

preeklampsia dibandingkan dengan ibu hamil berusia 20-35 tahun. Peneliti menyimpulkan

bahwa hipotesa Ha1: ada hubungan yang signifikan antara usia dengan preeklampsia,

diterima. Hal ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara determinan usia

dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado

tahun 2013.

Menurut Nursal dkk (2015), preeklampsia lebih sering terjadi pada masa awal dan

akhir usia reproduktif yaitu usia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. Hasil ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan Rizki (2014) menunjukkan p-value sebesar 0,009 dengan

nilai OR sebesar 2,654. Usia dikategorikan menjadi dua yaitu, usia reproduksi tidak sehat

(< 20 tahun dan > 35 tahun) dan usia reproduksi sehat (20-35 tahun). Dalam kurun

reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan pada usia di

bawah 20 tahun ternyata sampai 2 sampai 5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal

yang terjadi pada usia 20 sampai 29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah

usia 30 sampai 35 tahun (Prawirohardjo, 2008).


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 41

Bagi wanita yang hamil saat usia kurang dari 20 tahun sering memiliki tekanan darah

yang tidak teratur yang dapat berpengaruh pada keracunan kehamilan serta kejang yang

berakibat pada kematian (Efendi & Makhfudli, 2009). Faktor usia tua menyebabkan risiko

timbulnya penyakit-penyakit yang menyertai usia jadi juga semakin meningkat. Kombinasi

antara penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang meyebabkan risiko meninggal atau

cacat pada bayi atau ibu hami menjadi bertambah tinggi (Sinsin, 2008).

Hasil yang sama ditunjukan dalam penelitian oleh Pitriawati (2014) yang menunjukan

40,74% ibu yang mengalami preeklamsia pada saat ibu berusia > 35 tahun dengan hasil uji

statistik (p = 0,020 > α = 0,05). Usia > 35 tahun merupakan usia yang terlalu tua untuk

hamil karena pada usia ini kondisi kesehatan ibu dan fungsi berbagai organ serta sistem

tubuh diantaranya otot, saraf, endokrin, dan reproduksi mulai menurun.

Hubungan antara paritas dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil

Hubungan antara paritas dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUP Prof.

Dr. R. D. Kandou Manado 2013 dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6

Hubungan paritas dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil

Paritas Kasus Kontrol Total Contingency OR X2


n % n % n % Coefficient (95% CI) P-Value
1&>3 54 46. 61 53.5 115 100.0 0.089 0.679 1.351
5
2-3 30 61. 23 38.5 53 100.0 (0.352- 0.245*
5 1.307)
Total 84 50. 84 50.0 168 100.0
0
Keterangan: * nilai p > 0.05 dengan uji Chi-Square

Berdasarkan hasil analisa dengan uji Chi-Square pada Tabel 4.6, maka didapati

bahwa variabel paritas mendapat nilai Chi-Square = 2.705 dengan p-value = 0.245 yang

artinya secara statistik dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan antara paritas dengan

kejadian preeeklampsia pada ibu hamil. Analisis selanjutnya didapati nilai OR (Odds
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 42

Ratio) sebesar 0.679 artinya kemungkinan ibu hamil dengan paritas 1 dan > 3 berisiko 0,6

kali lipat lebih besar menderita preeklampsia dibandingkan dengan ibu hamil dengan

paritas 2-3. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesa Ha1: ada hubungan yang

signifikan antara paritas dengan preeklampsia, ditolak. Hal ini menunjukkan tidak ada

hubungan yang signifikan antara determinan paritas dengan kejadian preeklampsia pada

ibu hamil di RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado tahun 2013.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Situmorang dkk (2016)

dimana hasil penelitian ini menunjukakan tidak ada hubungan antara paritas dengan

kejadian preeklampsia dengan hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,765 (p > 0,05).

Adanya perbedaan dikarenakan persepsi dan asumsi yang berbeda mengenai adanya

hubungan antara paritas dengan kejadian preeklampsia, dimana sebagian besar ibu hamil

mempersepsikan bahwa jumlah bayi yang mereka lahirkan tidak ada hubungannya dengan

kejadian preeklampsia, bagi mereka selama mereka memiliki kemamampuan untuk

melahirkan, serta berusaha untuk tidak selalu cemas dengan janinnya serta selalu percaya

bahwa mereka menjaga kesehatan mereka dan janin yang dikandungnya maka hal tersebut

tidak ada hubungannya dengan adanya kejadia preeklampsia.

Hal ini juga sesuai dengan peneitian oleh Sutrimah, Mifbakhudin, dan Wahyuni (2015)

yang menunjukkan tidak ada hubungan antara paritas dengan preeklampsia dengan p-value

0,313 dan nilai OR = 0,600. Terdapatnya perbedaan antara hasil penelitian dengan teori

dimungkinkan karena jumlah sampel yang kurang banyak sehingga hasil tidak signifikan

dan ada faktor selain paritas yang berhubungan dengan preeklampsia seperti faktor

kehamilan ganda, pendidikan, riwayat hipertensi, dan riwayat preeklampsia sebelumnya.


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 43

Hubungan antara obesitas dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil

Hubungan antara obesitas dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil RSUP Prof.

Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 4.7

Tabel 4.7

Hubungan obesitas dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil

IMT Kasus Kontrol Total Contingency OR X2


n % n % n % Coefficient (95% CI) P-Value
> 30 (Obesitas) 46 27.4 21 33. 67 100.0 0.291 3.632 15.516
8
< 30 (Tidak 38 22.6 63 36. 101 100.0 (1.887- 0.000*
Obesitas 3 6.989)
Total 84 50.0 84 50. 168 100.0
0
Keterangan: * nilai p < 0.05 dengan uji Chi-Square

Berdasarkan hasil analisa dengan uji Chi-Square pada Tabel 4.7, maka didapati bahwa

variabel obesitas mendapat nilai Chi-Square = 15.516 dengan p-value = 0,000 yang artinya

secara statistik dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara obesitas dengan kejadian

preeeklampsia pada ibu hamil. Besarnya keeratan ditunjukkan dengan hasi uji Contingency

Coefficient yaitu 0.291 yang menunjukkan hubungan lemah. Hubungan yang lemah antara

kedua variabel dapat dilihat dari data bahwa pada ibu obesitas ada yang bisa terkena

preeklampsia dan ada yang tidak terkena preeklampsia, begitu juga dengan ibu tidak

obesitas bahwa ada yang bisa terkena preeklampsia dan tidak terkena preeklampsia. hal ini

juga dikarenakan data yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kasus dan

kelompok kontrol sehingga data menjadi lebih sedikit.

Analisis selanjutnya didapati nilai OR (Odds Ratio) sebesar 3.632 artinya ibu hamil

yang obesitas 3 kali lipat lebih berisiko menderita preeklampsia dibandingkan dengan ibu

yang tidak obesitas. Dari hasil yang diteliti, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesa Ha3:
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 44

ada hubungan yang signifikan antara obesitas dengan preeklampsia, diterima. Hal ini

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara determinan obesitas dengan

kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado 2013.

Peningkatan berat badan yang didapat selama kehamilan dapat mempengaruhi

langsung dan di kemudian hari bagi kesehatan ibu dan bayinya (The American Congress of

Obstetrician and Gynecologist, 2015). Obesitas merupakan suatu keadaan dimana

terdapatnya penimbunan lemak berlebihan yang diperlukan untuk fungsi tubuh manusia

(Harmanto, 2006). Obesitas meningkatkan risiko dari preeklampsia, dan hal ini meningkat

dengan peningkatan Indeks Massa Tubuh (Gabbe dkk, 2012). Obesitas di asosiasikan

dengan gangguan fetal dan hasil persalinan yang buruk, di antaranya adalah risiko lebih

besar terjadinya preeklampsia, diabetes gestasional, makrosomia, dan distosia dalam

persalinan (Quedarusman dkk, 2013).

Hasil ini sejalan dengan penelitian oleh Nafiisah (2016) yang menunjukkan adanya

hubungan antara obesitas pada ibu hamil dengan preeklampsia dengan p-value sebesar

0,028 dan nilai OR 2,606 yang berarti ibu hamil yang obesitas 2 kali lebih berisiko terkena

preekampsia dibandingkan dengan yang tidak obesitas. Orang yang obesitas, jantungnya

bekerja lebih keras dalam memompa darah. Hal ini dapat dipahami karena biasanya

pembuluh darah orang yang obesitas dipenuhi dengan lemak, keadaan ini diduga dapat

mengakibatkan naiknya tekanan darah. Obesitas menyebabkan tubuh bekerja lebih keras

untuk membakar kelebihan kalori dan pembakaran kalori ini membutuhkan suplai oksigen

dalam darah yang cukup, semakin banyak kalori yang dibakar, maka semakin banyak pula

pasokan oksigen dalam darah, dan hal ini tentu menjadikan jantung bekerja lebih keras,

dan dampaknya tekanan darah orang yang obesitas cenderung lebih tinggi.
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 45

Hasil penelitian yang didapat oleh Cahyadi (2014) menunjukkan adanya hubungan

antara obesitas kehamilan dengan preeeklampsia pada ibu hamil dengan p-value = 0,014

< α = 0,05. Kehamilan dikaitkan dengan peningkatan tuntutan terhadap sistem

kardiovaskuler sebagian adanya akibat unit fotoplasental dan peningkatan ukuran uterus,

payudara dan lain-lain. Obesitas menambah tuntutan pada proses ini. Untuk setiap

tambahan 100 gram lemak dalam tubuh, curah jantung harus meningkat sebesar 30-50

mL/menit. Kondisi ini juga disertai dengan peningkatan volume darah. Bila peningkatan

beban terjadi dalam jumlah bermakna, otot jantung dapat mengalami hipertrofi yang akan

mengganggu fungsi normal jantung.

Faktor yang paling berhubungan dengan kejadian preeklampsia

Faktor yang paling berhubungan dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 2013 dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8

Seleksi Bivariat

Variabel Independen P-Value


Usia 0.000*
Paritas 0.245*
Obesitas 0.000*
Keterangan: *P-Value < 0,25

Pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai p = 0,000 sehingga

memenuhi syarat untuk dimaksukkan dalam model dengan nilai p < 0,25.

Tabel 4.9

Pemodelan Multivariat

Variabel B S.E. Wald Sig Exp (B)


Independen
Usia 1.922 0.429 20.040 0.000 6.837
Paritas -.560 0.427 1.720 0.190 0.571
Obesitas 1.367 0.378 10.563 0.000 3.411
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 46

Pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa setelah dilakukan analisis multivariat dengan

menggunakan regresi logistik berganda maka hasil yang didapat ialah usia merupakan

faktor yang paling berhubungan dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil dengan nilai

Sig = 0.000 dan Exp (B) 6.837 yaitu paling tinggi dari variabel paritas dan obesitas. Dari

hasil penelitian menunjukkan bahwa usia merupakan faktor yang paling berhubungan

dengan kejadian preeklampsia, hal ini dikarenakan usia sangat mempengaruhi fisik dan

mental seseorang saat kehamilan. Menurut Rolfes, Pinna dan Whitney (2015), usia ibu juga

mempengaruhi jalannya kehamilan. Dibandingkan dengan wanita usia subur yang ideal

secara fisik, perempuan lebih muda dan lebih tua menghadapi lebih banyak komplikasi

kehamilan. Preeklampsia lebih sering terjadi pada masa awal dan akhir usia reproduktif

yaitu usia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. Ibu hamil yang berusia < 20 tahun

mudah mengalami peningkatan tekanan darah dan lebih cepat menimbulkan kejang.

Bagi wanita yang hamil saat usia kurang dari 20 tahun, maka ada beberapa hal yang

harus diingat yaitu pada kehamilan usia muda, para ibu muda kurang memperhatikan

kehamilannya termasuk kontrol kehamilan. Ini berdampak pada meningkatnya risiko

kehamilan. Ibu muda pada waktu hamil juga sering memiliki tekanan darah yang tidak

teratur yang dapat berpengaruh pada keracunan kehamilan serta kejang yang berakibat

pada kematian (Efendi & Makhfudli, 2009). Pada wanita yang berusia 35 tahun ke atas,

selain fisik melemah, juga kemungkinan munculnya berbagai risiko gangguan kesehatan,

seperti darah tinggi, diabetes dan berbagai penyakit lain sehingga ketika hamil saat usia

seperti ini dapat berisiko terkena preeklampsia (Yogi, Hariyanto, & Sonbay, 2016).

Dari hasil yang didapatkan peneliti, diantara ketiga variabel yang diteliti yaitu usia,

parits, dan obesitas, didapati bahwa faktor usia yang paling berhubungan dengan kejadian

preeklampsia pada ibu hamil di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Kehamilan
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 47

dengan usia di bawah 20 tahun ternyata mengalami kematian maternal 2-5 kali lebih tinggi

daripada kehamilan pada usia 20-35 tahun. Tubuh ibu yang hamil berumur lanjut atau lebih

dari 35 tahun akan mengalami pengapuran dan keadaan ini nantiny akan mempengaruhi

sirkulasi makanan ke janin yang dikandungnya, yang akhirnya akan mempengaruhi

kesehatan janin (Wiknjosastro, 2006).


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini akan membahas tentang kesimpulan dan rekomendasi dari penelitian yang

telah dilakukan dengan judul “Determinan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Hamil di

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado (Analisis Data Sekunder 2013)”.

Kesimpulan

Dari hasil yang diperoleh maka kesimpulan yang dibuat antara lain:

1. Distribusi kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou

Manado Tahun 2013 dalam kelompok kasus berjumlah 84 orang, begitu kelompok

kontrol berjumlah 84 orang. Kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUP Prof.

Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2013 mayoritas terjadi pada rentang usia < 20 dan

> 35 tahun, paritas 1 dan > 3, dan IMT obesitas.

2. Ada hubungan yang signifikan antara usia dengan kejadian preeklampsia pada ibu

hamil di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Tahun 2013 dengan nilai signifikan

0,000 < α = 0,05 (OR = 5,455).

3. Tidak ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian preeklampsia

pada ibu hamil di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Tahun 2013 dengan nilai

signifikan 0,245 > α = 0,05 (OR = 0.679).

47
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 48

4. Ada hubungan yang signifikan antara obesitas dengan kejadian preeklampsia pada

ibu hamil di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Tahun 2013 dengan nilai

signifikan 0,000 < α = 0,05 (OR = 3.632).

5. Usia merupakan faktor yang paling berhubungan dengan kejadian preeklampsia

pada ibu hamil di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2013.

Rekomendasi

1. Bagi masyarakat

Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat

tentang kesehatan kehamilan, khususnya kepada ibu hamil untuk merencanakan

kehamilan di luar usia < 20 tahun dan > 35 tahun, serta menjaga berat badan selama

kehamilan agar tidak terjadi obesitas.

2. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber bacaan dan referensi tambahan di

perpustakaan Universitas Klabat khususnya Fakultas Ilmu Keperawatan terhadap

pengetahuan dalam bidang kesehatan khususnya preeklampsia.

3. Bagi peneliti/peneliti selanjutnya

Untuk penelitian selanjutnya, direkomendasikan agar dapat menambah sampel untuk

dalam faktor paritas dan meneliti variabel independen lain seperti kehamilan ganda,

pendidikan, riwayat preeklampsia sebelumnya, dan riwayat hipertensi.


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT

DAFTAR PUSTAKA

Alniyanti, E. (2014). Hubungan paritas dengan kejadian preeklampsia di ruang bersalin


RSUD Bangil Pasuruan. Pasuruan: D3 Kebidanan Politeknik Kesehatan Majapahit.
Diakses di: http://repository.poltekkesmajapahit.ac.id/index.php/PUB-
KEB/issue/view/4

American Pregnancy Association. (2016). Preeclampsia: symptoms, risks, treatment


and prevention. Diakses dari : http://americanpregnancy.org/pregnancy
complications/preeclampsia/

Cahyadi, Feri. (2014). Obesitas kehamilan dengan preeklampsia pada ibu hamil di RSUD
Dr. Andoer Rahem Kabupaten Situbondo. Mojokerto: Poltekkes Majapahit. Diakses
di: http://repository.poltekkesmajapahit.ac.id/index.php/PUB-
KEP/article/viewFile/523/433 Creasy, R. K., Resnik, R., Lockwood, C. J., &
Moore, T. R. (2009). Creasy and resnik’s maternal-fetal medicine: Principle and
practice (6th ed.). Philadelphia, PA: Saunders Elsevier.

Cunningham, F. G., Grant, N. F., Leveno, K. J., Gilstrap, L. C., Hautch, J, C., &
Wenstrom, K. D. (2006). Obstetri Williams (Profitasari, Trans.) (Edisi 21), vol. 21.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG. (Original work published 2001).

Cunningham, F. G., Leveno, K. J., Bloom, S. L., Spong, C. Y., Dashe, J. S.,
Hoffman, B. L., Casey, B. M., & Sheffield, J. S. (2014). William’s obstetric
(24th ed.). New York, NY: McGraw-Hill Education.

Depkes RI. (2014). Profil kesehatan Indonesia 2014. Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia: Jakarta. Diakses dari:
www.depkes.go.id/.../profil-kesehatan-
indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2014.pdf

Dinkes SULUT. (2012). Buku saku profil kesehatan Sulawesi Utara 2012. Diakses di:
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVI
NSI_2012/24_Profil_Kes.Prov.SulawesiUtara_2012.pdf

Dumais, C. E. G., Lengkong, R. A., Mewengkang, M. E. (2016). Hubungan obesitas pada


kehamilan dengan preeklampsia. Jurnal e-Clinic, vol. 4. Diakses dari:
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/download/11686/11276

Efendi, F., & Makhfudli. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas: teori dan praktik
dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Diakses dari:
https://books.google.co.id/books?id=LKpz4vwQyT8C&pg=PT253&dq=ang
ka+kematian+ibu&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=angka%20ke
matian%20ibu&f=false

49
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 50

Fauziyah, Y. (2012). Obstetri patologi. Yogyakarta: Nuha Medika.

Gani, I., & Amalia, S. (2015). Alat analisis data: Aplikasi statistik untuk penelitan
bidang ekonomi dan sosial. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Gabbe, S. G., Niebyl, J. R., Simpson, J. L., Landon, M. B., Galan, H. L., Jauniaux, R. R &
Driscoll, D. A. (2012). Obstetrics: Normal and problem pregnancies (8th ed).
Philadelphia, PA: Elsevier Saunders

Harmanto, N. (2006). Herbal untuk keluarga: Ibu sehat dan cantik dengan herbal. Jakarta:
Elex Media Kompetindo

Hidayat, A. (2012). Regresi logistik ganda dalam SPSS. Diakses di:


https://www.statistikian.com/2012/11/regresi-logistik-ganda-dalam-spss.html

Hidayati, H., Kurniawati, T. (2012). Hubungan usia dan paritas dengan kejadian
preeklampsia pada ibu hamil di Puskesmas Bangetayu Kota Semarang. vol. 3, 41-
48. Diakses dari:
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jur_bid/article/view/1079/1128

Institute of Medicine. (2009). Weight gain during pregnancy: Reexamining theguidelines.


Diakses dari: http://iom.nationalacademies.org/~/media/Files/Report
%20Files/2009/Weight-Gain-During-Pregnancy-Reexamining-the-
Guidelines/Report%20Brief%20 -%20Weight%20Gain%20During
%20Pregnancy.pdf

Lowdermilk, D. L., Perry, S., & Cashion, M. C. (2013). Maternity nursing (8th ed.). New
York, NY: Elseveir.

Manado Post Online. (2013). Wow! hingga April, 25 ibu melahirkan meninggal. Diakses
dari: http://manadopostonline.com/read/2015/05/28/WowHingga-April-25-Ibu-
Melahirkan-Meninggal/9410

Manuaba, I. G. B., Manuaba, I. A. C., & Manuaba, I. B. G. F. (2007). Pengantar kuliah


obstetri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG.

Maryanti, R. (2013). Hubungan usia dan pendidikan dengan kejadian preeklampsia


berat pada ibu bersalin di PT Graha Pusri Medika RS Pusri Palembang tahun
2012. Jurnal Harapan Bangsa, vol. 1, 1-8. Diakses dari:
http://bpm.binahusada.org/userfiles/Jurnal%20Ria%20THB%20Revisi.pdf

Mayo Clinic. (2014). Diseases and conditions: preeclampsia. Diakses dari:


http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/preeclampsia/
basics/complications/con-20031644

Notoadjmodjo, S. (2012). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 51

Nafiisah. (2016). Hubungan obesitas dengan preeklampsia pada ibu hamil di RSUD
Ambarawa tahun 2015. Semarang: Program Studi Diploma IV Kebidanan.
Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran. Diakses di:
http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/5226.pdf

Nursal, D. G. A., Tamela, P., & Fitrayeni. (2015). Faktor risiko kejadian preeklampsia
pada ibu hamil di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2014. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Andalas, vol. 10, 38-44. Retrievied from:
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/161

Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitiani ilmu keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika.

Prawiraharjo, Sarwono. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Swasono
Prawirohardjo.

Pratiwi. (2015). Hubungan paritas dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di
RSUD Wonosari. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Jenjang D IV. STIKES
‘Aisyiyah. Diakses dari: http://opac.unisayogya.ac.id/550/1/NASKAH
%20PUBLIKASI%20(IKA%2 0PRATIWI%20201410104463).pdf

Pijnenborg, R., Brosens, I., & Romero, R. 2010. Placental bed disorders: Basic science
and its translation to obstetrics. Cambridge: Cambridge University Press.

Pitriawati, D. (2014). Hubungan usia dengan preeklampsia ibu bersalin di RSUD Ploso
Kabupaten Jombang. Jombang: Program Studi D III Kebidanan STIKES Pemkab
Jombang Diakses di:
http://ws.ub.ac.id/selma2010/public/images/UserTemp/2015/04/15/2015041511261
6_7685.pdf

Quedarusman, H., Wantania, J., & Kaeng, J. J. (2013). Hubungan indeks massa tubuh
dan peningkatan berat badan saat kehamilan dengan preeklampsia. Manado:
Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Rachmat, Mochammad. (2011). Buku aja biostatistika: Aplikasi pada penelitian


kesehatan.
Jakarta: EGC.

Rizki, M. E.(2014). Hubungan usia dengan kejadian preeklampsia di RSUD Wonosari


tahun 2013. Yogyakarta: Program Studi Bidan Pendidik Jenjang D IV STIKES
'Aisyiyah Yogyakarta. Diakses di:
http://opac.unisayogya.ac.id/1092/1/naskah%20publikasi.pdf

Rozikhan. (2007). Faktor-faktot risiko terjadinya preeklampsia berat di Rumah Sakit Dr.
H. Soewondo Kendal. Semarang Program Magister Epidemiologi
Universitas
Diponegoro. Diakses di: http://eprints.undip.ac.id/18342/1/ROZIKHAN.pdf
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 52

Rondonuwu, M. R. (2013). Buku saku profil kesehatan Sulawesi Utara tahun 2012.
Diakses dari:
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVI
NSI_2012/24_Profil_Kes.Prov.SulawesiUtara_2012.pdf

Rolfes, S. R., Pinna, K., & Whitney, E. (2015). Understanding normal & clinical nutrition
(7th ed). Boston, MA: Cengage Learning.

Salma. (2012). 5 penyebab utama kematian ibu di Indonesia. Diakses dari:


http://majalahkesehatan.com/5-penyebab-utama-kematian-ibu-di-indonesia/

Setiadi. (2013). Konsep dan praktik riset keperawaatan (Ed. 2). Jakarta: Graha Ilmu.

Setiawan, R. P. (2016). Hubungan paritas dan kontrasepsi dengan preeklampsia ringan di


Puskesmas Jagir. E-journal UNAIR. Hall. 640-646. Diakses dari: http://e-
journal.unair.ac.id/index.php/JBE/article/download/2139/2095

Sirait, A. M. (2012). Prevalensi hipertensi pada kehamilan di Indonesia dan berbagai


faktor yang berhubungan (RISKESDAS 2007), Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan, vol. 15, 103–109. Diakses dari:
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/hsr/article/view/2983/2216

Situmorang, T. H., Damantalm, Y., Januarista, A., & Sukri. (2016). Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di POLI KIA RSU
Anutapura. Jurnal Kesehatan Tadulako, vol. 2, 1-75. Diakses dari:
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/HealthyTadulako/article/view/5744

Sukarni, I., & Sudarti. (2014). Patologi: Kehamilan, persalinan, nifas dan neonatus
risiko tinggi. Yogyakarta: Nuha Medika

Sutrimah, Mifbakhuddin, & Wahyuni, D. (2015). Faktor-faktor yang berhubungan


dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di Rumah Sakit Roemani
Muhammadiyah Semarang. Semarang: Jurnal Kebidanan Universitas
Muhammadiyah vol.4, hal. 1-9. Diakses di:
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jur_bid/article/view/1383

Symonds, M. E., & Ramsay, M. M. (2010). Maternal-fetal nutrition during


pregnancy and lactation. Cambridge: Cambridge University Press.

The American Congress of Obstetricians and Gynecologists. (2015). Committee opinion:


weight gain during pregnancy. Diakses dari: http://www.acog.org/Resources-And-
Publications/Committee-Opinions/Committee-on-Obstetric-Practice/Weight-Gain-
During-Pregnancy

Triana, A., Damayanti, I. P., Afni, R., & Yanti, J. S. (2015). Buku ajar kebidanan:
Kegawatdaruratan maternal dan neonatal (Ed.1). Yogyakarta: Deepublish.
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 53

United Nations Development Programs in Indonesia. (2008). Let’s Speak Out for MDGs:
Achieving the MDGs in Indonesia 2008 edition. Diakses di:
http://www.id.undp.org/content/indonesia/en/home/library/mdg/let-s-speak-out-for-
mdgs-achieving-the-mdgs-in-indonesia-2008-ed.html.

Sinsin, Iis. (2008). Seri kesehatan ibu dan anak: Masa kehamilan dan persalinan. Jakarta:
Elex Media Komputindo.

Syarif, U. (2012). Referat preeklampsia dan eklampsia. Universitas Trisakti. Diakses dari:
http://dokumen.tips/documents/referat-preeklampsia-dan-eklampsia.html

Yogi, D, E, Hariyanto, & Sonbay, E. (2014). Hubungan antara usia dengan


preeklampsia pada ibu hamil di POLI KIA RSUD Kefamenanu Kabupaten Timor
Tengah Utara. Jurnal Delima Harapan, vol. 3, hal. 10-19. Diakses dari:
http://www.e-jurnal.com/2015/05/hubungan-antara-usia-dengan.html

Warouw, P. C, Suparman, E., & Wagey, F. W. (2016). Karakteristik penderita


preeklampsia di RSUP Prof. Dr. R, D Kandou Manado. Manado: Fakultas Ilmu
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Wiknjosastro, H. (2006). Ilmu kebidanan (Ed. 3). Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

World Health Organization. (2015). World health statictic 2015. Diakses dari:
http://www.who.int/gho/publications/world_health_statistics/2015/en/
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 54
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT

LAMPIRAN A
(KORESPONDENSI)

54
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT

LAMPIRAN B
(INSTRUMEN PENELITIAN)

58
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 59

LEMBAR PENGUMPULAN DATA

1. Data Responden
- No. Responden :
- Nama :
- Usia : tahun
2. Data Kehamilan
- Diagnosa Masuk :
- Paritas
 Jumlah Kelahiran :( )1 ( )>3
3. Tinggi Badan :
4. Berat Badan :
5. Indeks Massa Tubuh : ( ) Underweight < 18,5
( ) Normal 18,5 - 24,9
( ) Overweight 25 - 29.9
( ) Obese ≥ 30
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT

LAMPIRAN C
(PROSEDUR PENGUMPULAN DATA)

60
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 61

PROSEDUR PENGUMPULAN DATA

1. Perencanaan dan perampungan materi dan bahan yang telah disiapkan.

2. Peneliti membuat surat permohonan izin kepada fakultas sebagai pemberitahuan

bahwa akan dilaksanakannya penelitian.

3. Surat izin diperoleh dari Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

4. Memberikan surat izin dari Dekan Fakultas Keperawatan kepada Direktur Utama

Rumah Sakit lewat Bagian Diklit dan Pendidikan serta Kepala Instalasi Rekam

Medik RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado untuk diadakan penelitian

5. Memperoleh surat izin dari Direktur Utama Rumah Sakit lewat Bagian Diklit dan

Pendidikan serta Kepala Instalasi Rekam Medik RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou

Manado untuk mengadakan penelitian.

6. Mencari berkas-berkas pasien yang diperlukan

7. Melakukan pengumpulan data pasien.

8. Pengumpulan data hasil, tabulasi dan pengolahan data.

9. Ucapan terima kasih kepada Petugas Rekam Medik yang telah membantu dalam

pencarian berkas penelitian.


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT

LAMPIRAN D
(LANGKAH-LANGKAH UJI STATISTIK)

62
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 63

LANGKAH-LANGKAH UJI STATISTIK

1. Masuk ke SPSS, lalu klik Variable View, lalu ketik secara berurutan yaitu kode,

usia, paritas, dan obesitas pada kolom Name. Kemudian isi kolom Label dengan

kasus kontrol, usia, paritas dan obesitas. Uraikan semua kategori yang ditentukan

dalam kolom Values.

2. Klik Data View kemudian Ctrl+P untuk memindahkan data yang telah disalin ke

dalam kolom SPSS secara berurutan.


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 64

3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kejadian preeklampsia yaitu klik Data View

klik Analyze >> klik Descriptive Statistics >> klik Frequencies.

4.

Setelah itu masukan “Kasus Kontrol” pada kolom Variable(s) lalu klik OK. Setelah itu

akan

muncul hasil distribusi kejadian preeklampsia.


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 65

5. Langkah-langkah untuk mencari hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen yaitu klik Analyze >> Descriptive Statistics >> Crosstabs.

6. Masukkan variabel Usia ke dalam Row(s) dan “Kasus Kontrol” ke dalam

Column(s) >> klik Statistics >> centang Chi-square, Contingency Coefficient dan

Risk

>

klik

Continue >> klik OK. Lakukan hal yang sama pada variabel Paritas dan IMT.
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 66

Setelah itu akan keluar hasil hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen.

7. Langkah-langkah untuk uji Regresi Logistik Berganda yaitu klik Analyze >>

Regression >> Binary Logistic.

8.

Kemudian masukkan Kasus Kontrol ke dalam kolom Dependen(s) >> masukkan Usia,

Paritas dan IMT kedalam kolom Covariates >> klik Method >> klik Enter >> klik
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 67

OK. Setelah itu akan muncul hasil uji Regresi Logistik Berganda dengan metode

Enter.
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT

LAMPIRAN E
(HASIL UJI STATISTIK)

67
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 68

Distribusi Frekuensi
Kasus Kontrol
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Preeklampsia 84 50.0 50.0 50.0
Tidak 84 50.0 50.0 100.0
Valid
Preeklampsia
Total 168 100.0 100.0

Usia * Kasus Kontrol Crosstabulation


Kasus Kontrol Total
Preeklampsia Tidak
Preeklampsia
Count 72 44 116
< 20 dan > 35
% of 42.9% 26.2% 69.0%
tahun
Total
Usia
Count 12 40 52
20-35 tahun % of 7.1% 23.8% 31.0%
Total
Count 84 84 168
Total % of 50.0% 50.0% 100.0%
Total

Paritas * Kasus Kontrol Crosstabulation


Kasus Kontrol Total
Preeklampsia Tidak
Preeklampsia
Count 54 61 115
1 dan > 3 % of 32.1% 36.3% 68.5%
Total
Paritas
Count 30 23 53
2 dan 3 % of 17.9% 13.7% 31.5%
Total
Count 84 84 168
Total % of 50.0% 50.0% 100.0%
Total
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 69

IMT * Kasus Kontrol Crosstabulation


Kasus Kontrol Total
Preeklampsia Tidak
Preeklampsia
Count 46 21 67
≥ 30 (obesitas) % of 27.4% 12.5% 39.9%
Total
IMT
Count 38 63 101
< 30 (tidak
% of 22.6% 37.5% 60.1%
obesitas)
Total
Count 84 84 168
Total % of 50.0% 50.0% 100.0%
Total

Hubungan antara usia dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 21.836a 1 .000
Continuity Correctionb 20.304 1 .000
Likelihood Ratio 22.732 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear 21.706 1 .000
Association
N of Valid Cases 168
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 26.00.
b. Computed only for a 2x2 table
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 70

Symmetric Measures
Value Approx.
Sig.
Nominal by Contingency .339 .000
Nominal Coefficient
N of Valid Cases 168

Risk Estimate
Value 95% Confidence
Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Usia (< 5.455 2.586 11.504
20 dan > 35 tahun / 20-
35 tahun)
For cohort Kasus 2.690 1.605 4.507
Kontrol = Preeklampsia
For cohort Kasus .493 .374 .650
Kontrol = Tidak
Preeklampsia
N of Valid Cases 168

Hubungan antara paritas dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 1.351 1 .245
Continuity Correctionb .992 1 .319
Likelihood Ratio 1.354 1 .245
Fisher's Exact Test .319 .160
Linear-by-Linear 1.343 1 .247
Association
N of Valid Cases 168
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 26.50.
b. Computed only for a 2x2 table
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 71

Symmetric Measures
Value Approx.
Sig.
Nominal by Contingency .089 .245
Nominal Coefficient
N of Valid Cases 168

Risk Estimate
Value 95% Confidence
Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Paritas .679 .352 1.307
(1 dan > 3 / 2 dan 3)
For cohort Kasus .830 .611 1.126
Kontrol = Preeklampsia
For cohort Kasus 1.222 .859 1.739
Kontrol = Tidak
Preeklampsia
N of Valid Cases 168

Hubungan antara obesitas dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil


Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 15.516 1 .000
b
Continuity Correction 14.300 1 .000
Likelihood Ratio 15.811 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear 15.424 1 .000
Association
N of Valid Cases 168
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 33.50.
b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 72

Value Approx.
Sig.
Nominal by Contingency .291 .000
Nominal Coefficient
N of Valid Cases 168

Risk Estimate
Value 95% Confidence
Interval
Lower Upper
Odds Ratio for IMT (≥ 3.632 1.887 6.989
30 (obesitas) / < 30
(tidak obesitas))
For cohort Kasus 1.825 1.354 2.460
Kontrol = Preeklampsia
For cohort Kasus .502 .342 .739
Kontrol = Tidak
Preeklampsia
N of Valid Cases 168

Faktor yang paling berhubungan dengn kejadian preeklampsia

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b
Observed Predicted
Kasus Kontrol Percentage
Preeklampsia Tidak Correct
Preeklampsia
Preeklampsia 0 84 .0
Kasus
Tidak 0 84 100.0
Step 0 Kontrol
Preeklampsia
Overall Percentage 50.0
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500

Variables in the Equation


B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 73

Step 0 Constant .000 .154 .000 1 1.000 1.000

Variables not in the Equation


Score df Sig.
Usia 21.836 1 .000
Variables Paritas 1.351 1 .245
Step 0
IMT 15.516 1 .000
Overall Statistics 36.184 3 .000

Block 1: Method = Enter

Classification Tablea
Observed Predicted
Kasus Kontrol Percentage
Preeklampsia Tidak Correct
Preeklampsia
Preeklampsia 44 40 52.4
Kasus
Tidak 13 71 84.5
Step 1 Kontrol
Preeklampsia
Overall Percentage 68.5
a. The cut value is .500

Variables in the Equation


B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
a
Step 1 Usia 1.922 .429 20.040 1 .000 6.837
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 74

Paritas -.560 .427 1.720 1 .190 .571


IMT 1.227 .378 10.563 1 .001 3.411
Constant -3.725 1.007 13.671 1 .000 .024
a. Variable(s) entered on step 1: Usia, Paritas, IMT.
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT

LAMPIRAN F
(LEMBAR KONSULTASI)

75
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT

LAMPIRAN G
(ANGGARAN PENELITIAN)

78
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 79

ANGGARAN BIAYA

Adapun penelitian ini memerlukan biaya operasional. Berikut ini merupakan biaya

penelitian yang digunakan:

No
Nama Barang Unit Harga Satuan Total Harga
.
1. Kertas 4 rim Rp. 35.000,- Rp.140.000,-
2. Biaya print 92 lembar Rp. 1.000,- Rp. 92.000,-
3. Tinta printer 2 buah Rp. 40.000,- Rp. 80.000,-
4. Kuota internet 4 GB Rp. 60.000,- Rp. 60.000,-
5. Fotocopy 437 lembar Rp. 200,- Rp. 87.000,-
6. Jilid 4 buah Rp. 5000,- Rp. 20.000,-
7. Pena 2 buah Rp. 4.000,- Rp. 8.000,-
8. Izin Penelitian - - Rp. 654.000,-
9. Konsultasi statistik - - Rp. 200.000,-
10. Defense fee - - Rp. 2.200.000,-
11. Transportasi - - Rp. 360.000,-
12 Lain-lain - - Rp. 200.000,-
Total Rp. 4.101.000,-
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT

LAMPIRAN H
(Curriculum Vitae)

80
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 81

CURRICULUM VITAE
Personal Identity
Name : Kimberly Mary Ann Karundeng
Place/Date of Birth : Jakarta, December 18, 1995
Sex : Female
Religion : Seventh-Day Adventist
Nationality : Indonesia
Address : Jl. Arnorld Mononutu, Ling. 11, Airmadidi, Minahasa Utara
Mobile : +628974846858
E-mail : kimymaryann@yahoo.com

Education History
 2001 – 2007 : SD Advent UNKLAB
 2007 – 2010 : SMP Advent UNKLAB
 2010 – 2013 : SMA Advent UNKLAB (Program: Science)
 2013 – Now : Nursing Faculty of Universitas Klabat

Certificate of Seminar & Training

No Title Year Speaker/Trainer Issued By Location


1. Penanganan Pasien dari 2013 Eni Nuraini, Penerbit Universitas
Aspek Kejiwaan BN, Msc Erlangga Klabat
2. Nurses’ Role on Practical 2014 Ns. Frengky Pondok
Wound Management Watung, S.Kep, Daun
ETN/WOC Kalasey
3. Keselamatan dan Kesehatan 2014 Dr Sudjoko PPNI Universitas
Kerja Kuswadji, SULUT Klabat
MSc(OM),
PKK, SpOk
4. Undang-Undang 2015 Harif Fadhillah, PPNI Universitas
Keperawatan & S.Kp, SH dan SULUT Klabat
Implikasinya Terhadap Prayetni, S.Kp,
Masa Depan Perawat M.Kep
5. Strategi Pelayanan 2015 Ns. Andi PPNI Universitas
Keperawtan Gerontik Parellangi, SULUT Klabat
Menuju ASEAN Economic S.Kep, M.Kep,
Community 2015 M.H
6. Pelatihan Patient Safety , 2015 RSUP Prof. Dr. RSUP Prof. Universitas
K3, & Infection Control R.D Kandou Dr. R.D Klabat
Team Kandou
Manado
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 82

7. Pelatihan Resusitasi 2015 HIPGABI HIPGABI Universitas


Jantung – Paru SULUT SULUT Klabat
8. Pelatihan Senam Diabetes, 2016 Ns. Jultje F. PPNI Universitas
Senam Kaki dan Senam Mononutu, SULUT Klabat
Tangan S.Kep
9. Perawatan Klien Diabetes 2016 Samuel PPNI Universitas
Mellitus Tipe 2 Simanjuntak, SULUT Klabat
Berdasarkan Latar MSN., Ph.D
Belakang Budaya
10 4th International Scholar 2017 Lectures from Universitas Universitas
. Conference“Proceeding UNKLAB, Klabat Klabat
Research: Bridging AIU, AUP,
Theories and Practices” UNAI
11 Kasih Karunia yang 2017 Frederik Universitas Aula
. Menyembuhkan Waworuntu, Klabat Mapalus
M.Sc., HH Kantor
Gubernur
12 Demo Makanan untuk 2017 Ferra F. Universitas Aula
. Menyembuhkan Tagulihi Klabat Mapalus
Kantor
Gubernur
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT

LAMPIRAN I
(DOKUMENTASI)

83
Surat pengantar dari dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan untuk permohonan izin penelitiaan
di RSUP Pro. Dr. R. D. Kandou Manado

Memperoleh surat izin penelitian dari Bagian


Diklit dan Bakordik RSUP. Prof. Dr. R. D
Kandou Manado

Membawa surat izin penelitian ke Instalasi


Rekam Medik RSUP. Prof. Dr. R. D
Kandou Manado

Persiapan alat, bahan penelitian dan


perlengkapan teknis lainnya

Pengambilan data pasien tahun 2013 untuk


kelompok kasus dan kelompok kontrol

Anda mungkin juga menyukai