Anda di halaman 1dari 99

GAMBARAN PERSALINAN PERVAGINAM PADA PASIEN

DENGAN RIWAYAT PERSALINAN SEKSIO SESAREA DI


RSUP H. ADAM MALIK JUNI 2014 – DESEMBER 2015

SKRIPSI

Oleh :
ASTRIYANI BR KEMIT
120100318

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

Universitas Sumatera Utara


GAMBARAN PERSALINAN PERVAGINAM PADA PASIEN
DENGAN RIWAYAT PERSALINAN SEKSIO SESAREA DI
RSUP H. ADAM MALIK JUNI 2014 – DESEMBER 2015

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Kedokteran

Oleh :

ASTRIYANI BR KEMIT
120100318

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK

Vaginal Birth After Caesarean Section (VBAC) adalah persalinan


pervaginam pada seorang ibu hamil yang sebelumnya mempunyai riwayat seksio
sesarea. Kegunaan VBAC dihubungkan dengan pengurangan kesakitan pada ibu
hamil dan pengurangan risiko komplikasi untuk kehamilan berikutnya. Selain itu,
VBAC dihubungkan dengan pengurangan angka persalinan dengan seksio
sesarea. Peningkatan persalinan seksio sesarea di Indonesia menunjukkan
tingginya pelaksanaan percobaan persalinan pervaginam untuk persalinan
berikutnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persalinan
pervaginam yang sebelumnya telah mengalami riwayat persalinan seksio sesarea
pada tahun Juni 2014-Desember 2015 di RSUP H. Adam Malik Medan.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan
menggunakan teknik pengumpulan data Non Random Sampling. Penelitian ini
menggunakan data sekunder yang diperoleh dari rekam medis RSUP H. Adam
Malik Medan pada Juni 2014–Desember 2015. Data yang didapat kemudian
dianalisa secara deskriptif dengan program komputer.
Pada Juni 2014-Desember 2015 terdapat sembilan maternal yang
menjalani persalinan pervaginam di RSUP HAM Medan. Pada saat yang sama,
terdapat 85 maternal yang menjalani Seksio Sesarea di RSUP HAM Medan.
Pada penelitian ini didapati bahwa maternal yang menjalani VBAC
sebanyak 2,9% sedangkan maternal yang menjalani seksio sesarea berulang
sebanyak 27,6%. Maternal yang menjalani persalinan spontan sebanyak 66,2%
sedangkan maternal yang menjalani vaccum sebanyak 3,2%

Kata kunci : VBAC, Riwayat Seksio Sesarea, Persalinan Pervaginam

ii

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

Vaginal Birth after Caesarean Section (VBAC) is a vaginal delivery in a


pregnant woman who previously had a history of cesarean section. The usefulness
of VBAC is associated with a reduction in morbidity in pregnant women and
reduced risk of complications for subsequent pregnancies. In addition, VBAC is
associated with a reduction in labor rates with cesarean section. Increased
cesarean section in Indonesia shows high rates of vaginal delivery trial for
subsequent deliveries. The purpose of this study was to determine the description
of vaginal delivery in women who previously had a history of cesarean section in
the period from June 2014 to December 2015 in Central General Hospital of H.
Adam Malik of Medan.
This research uses descriptive research type by using data collecting
technique of Nonrandom Sampling. This study used secondary data obtained from
the medical records of Central General Hospital of H. Adam Malik of Medan in
the period from June 2014 to December 2015. The data obtained is then analyzed
descriptively by computer program.
In June 2014-December 2015 there are nine women who underwent
vaginal delivery in Central General Hospital of H. Adam Malik of Medan. At the
same time, there are 85 women who underwent cesarean section in Central
General Hospital of H. Adam Malik of Medan.
In this study it is found that women who undergo VBAC are 2.9% while
women who undergo repeated cesarean section are 27.6%. Woman who undergo
spontaneous birth are 66,2% while woman who undergo vaccum birth are 3,2%.

Keywords: VBAC, history of cesarean section, vaginal delivery

iii

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan terimakasih dan bersyukur kepada Tuhan Yang


Maha Esa karena berkat dan anugrah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini. Sebagai salah satu area kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh
seorang dokter umum, karya tulis ilmiah ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir
dalam menyelesaikan pendidikan program studi Pendidikan Dokter di Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Selama penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari bahwa karya
tulis ilmiah ini masih sangat sederhana dan masih banyak kekurangan. Oleh sebab
itu, penulis akan menerima segala kritik, tanggapan, maupun saran dari berbagai
pihak untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan tersebut pada masa yang
akan datang.
Dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penulis
mennyampaikan ucapan terima kasih dan rasa hormat setinggi-tingginya kepada:
1. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe,Sp.S(K), selaku dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
2. dr. Letta Sari Lintang, M.Ked(OG),Sp.OG(K), selaku dosen pembimbing
penulis yang telah banyak membantu dan memberikan banyak saran-saran
selama penulisan karya tulis ilmiah, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat
terselesaikan dengan baik.
3. dr. Irina Kemala Nasution,Sp.S, selaku dosen penguji pada seminar proposal dan
seminar hasil yang telah memberikan kritik dan masukan untuk penulisan karya
tulis ilmiah ini.
4. dr. Esther R. D. Sitorus,M.Ked(PA), Sp.PA, selaku dosen penguji pada seminar
proposal dan seminar hasil yang telah memberikan kritik dan masukan untuk
penulisan karya tulis ilmiah ini.
5. Direktur RSU H. Adam Malik Medan yang telah memberikan izin penelitian.
6. Bapak drs. Sakti Kemit dan Ibu Rut Aman Sari Br Ginting selaku orang tua serta
keluarga yang telah memberikan dukungan, saran dan nasehat kepada penulis.
7. Serta teman-teman Christabelle dan teman-teman persekutuan di gereja yang
memberikan dukungan dan saran untuk penyelesaian karya tulis ilmiah ini

iv

Universitas Sumatera Utara


Untuk seluruh bantuan baik moral maupun material yang diberikan kepada
penulis selama ini, penulis mengucapakan banyak terima kasih dan semoga Tuhan
Yang Maha esa membalas dengan berkat yang sebesar-besarnya.
Sebagai akhir kata dari penulis, semoga karya tulis ilmiah ini memiliki
manfaat dan nilai bagi kita semua di masa yang akan datang. Penulis berharap
karya tulis ilmiah ini dapat menjadi rujukan untuk penulisan yang lebih baik lagi.
Penulis juga mengucapkan terimakasih untuk setiap orang yang telah membaca
karya tulis ilmiah ini.

Medan, 22 Desember 2017


Penulis

Astriyani Br Kemit
NIM. 120 100318

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Persetujuan ……………………………………………………. i
Abstrak ......................................................................................................... ii
Abstract......................................................................................................... iii
Kata Pengantar …………………………………………………………… iv
Daftar Isi …………………………………………………………………... vi
Daftar Tabel ………………………………………………………………. viii
Daftar Gambar ……………………………………………………………. ix
Daftar Istilah ……………………………………………………………… x
Daftar Lampiran .......................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… 1


1.1 Latar Belakang …………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………… 3
1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………………. 4
1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ………………………………... 4
1.3.2 Tujuan Khusus Penelitian ………………………………... 4
1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………. 6


2.1 Definisi VBAC ……………………………………………….. 6
2.2 Kesuksesan VBAC ………………………………………….… 6
2.3 Keuntungan dan Resiko Berhubungan VBAC ……………….. 7
2.3.1 Keuntungan VBAC pada Maternal ………………….... 10
2.3.2 Keuntungan VBAC pada Fetal ………………………... 10
2.3.3 Risiko VBAC pada Maternal …………………….……. 10
2.3.4 Risiko VBAC pada Fetal …………………………….... 10
2.4 Keuntungan dan Risiko Berhubungan dengan Seksio Sesarea
Berulang Elektif …………………………………………….... 11
2.4.1 Keuntungan Seksio Sesarea Berulang Elektif pada
Maternal ………………………………………………. 11
2.4.2 Keuntungan Seksio Sesarea Berulang Elektif pada
Fetal ………………………………………………….. 11
2.4.3 Risiko Seksio Sesarea Berulang Elektif pada Maternal 11
2.4.4 Risiko Seksio Sesarea Berulang Elektif pada Fetal ….. 12
2.5 Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kesuksesan
Percobaan
VBAC ……………………………………………………….… 12
2.5.1 Risiko yang Rendah pada VBAC ……………………... 12
2.5.2 Tanda-Tanda Kesuksesan VBAC ……………………... 12
2.5.3 Nilai yang Meningkatkan Kegagalan VBAC …………. 13
2.5.4 Risiko yang Tinggi pada VBAC …………………...…. 13
2.5.5 Faktor Yang Meningkatkan Kesuksesan VBAC …........ 13

vi

Universitas Sumatera Utara


2.5.6 Faktor Yang Menurunkan Kesuksesan VBAC …….…. 14
2.6 Kontraindikasi VBAC ……………………………………….... 14
2.7 Fasilitas VBAC ……………………………………………….... 15
2.8 Seleksi Kandidat untuk VBAC………………………………..... 17
2.9 Rekomendasi untuk Tenaga kesehatan dan Fasilitas pada
Percobaan VBAC …………………………………………...…. 18
2.10 Pedoman Penatalaksanaan VBAC …………………………...… 19
2.11 Informasi yang Sebaiknya Tersedia untuk Percobaan VBAC …. 19
2.12 Maternal Monitoring ………………………………………...... 20
2.13 Fetal Monitoring ……………………………………………..... 20
2.14 Perencanaan Awal Percobaan VBAC …..................................... 20
2.15 Manajemen Intrapartum VBAC ………………………….....… 21
2.16 Tanda Ruptur Uterus …………………………………..…...… 21
2.17 Induksi dan Augmentasi VBAC ………………………..……... 22

BAB III KERANGKA KONSEPDAN DEFINISI OPERASIONAL …... 24


3.1 Kerangka Konsep …………………………………………….…. 24
3.2 Variabel ………………………………………………………..... 24
3.3 Definisi Operasional ………………………………….……….... 24

BAB IV METODE PENELITIAN …………………………………...…. 26


4.1 Jenis Penelitian ……………………………………………...… 26
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian …………………………………. 26
4.3 Populasi dan Sampel …………………………………………… 26
4.4 Teknik Pengumpulan Data …………………………….…...….. 26
4.5 Pengolahan dan Analisis Data ………………………….…...…. 27

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 28


5.1 Hasil Penelitian ............................................................................ 28
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................ 28
5.1.2 Gambaran Persalinan Seksio Sesarea dan Pervaginam di
RSUP HAM Medan ........................................................... 28
5.2 Pembahasan ................................................................................. 35

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 38


6.1 Kesimpulan .................................................................................. 38
6.2 Saran ............................................................................................ 39

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………….……...….. 40

LAMPIRAN

vii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


2.1 Risiko maternal berdasarkan percobaan VBAC dan Seksio 9
Sesarea Berulang Elektif
2.2 Morbiditas Neonatal berdasarkan percobaan VBAC dan 9
Seksio Sesarea Berulang Elektif
3.1 Definisi operasional pada penelitian ini 24
5.1 Cara Bersalin Maternal Juni 2014-Desember 2015 28
5.2 Distribusi Karakteristik Maternal dengan SC & VBAC 29
5.3 Distribusi Karakteristik Bayi SC & VBAC 30
5.4 Distribusi Karakteristik Maternal dengan Seksio Sesarea 31
5.5 Karakteristik Faktor Resiko Persalinan Pada Bayi dengan 32
Seksio Sesarea
5.6 Karakteristik Penyakit Penyerta pada Maternal pada 32
persalinan VBAC
5.7 Karakteristik Faktor Resiko Persalinan Pada Bayi dengan 33
VBAC

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


2.1 Perencanaan VBAC 16

ix

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISTILAH

BB : Berat Badan
BBLR : Berat Badan Bayi Lahir Rendah
BPS : Badan Pusat Statistik
CAP : Community Acquired Pneumonia
CHF : Congestive Heart Failure
CTG : Cardiotocograph
DIC : Disseminated Intravascular Coagulation
FBC : Full Bold Count
G&S : Group and Save
HIV : Human Immunodeficiency Virus
IV : Intra Vena
KJDK : Kematian Janin Dalam Kandungan
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
TOLAC : Trial of Labor After Cesarean
VBAC : Vaginal Birth After Caesarean
WHO : World Health Organization

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan
1 Daftar Riwayat Hidup
2 Persetujuan Survei Awal Penelitian
3 Persetujuan Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan FK USU
4 Persetujuan Penelitian Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi FK USU
5 Persetujuan Penelitian RSUP H. Adam Malik
6 Tabel Frekuensi Cara Maternal Melahirkan
7 Tabel Frekuensi VBAC
8 Tabel Frekuensi Seksio Sesarea
9 Data VBAC Juni 2014-Desember 2015 di RSUP H. Adam Malik
10 Data Seksio Sesarea Juni 2014-Desember 2014 di RSUP H. Adam
Malik
11 Data Seksio Sesarea Januari 2015-Desember 2015 di RSUP H. Adam
Malik

xi

Universitas Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angka kelahiran seksio sesarea menurut WHO (World Health
Organization) tahun 2010, kelahiran dengan seksio sesarea kurang lebih 18,5 juta
setiap tahunnya. Angka kelahiran seksio sesarea di Indonesia berdasarkan data
BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2007 sebesar 6,8%. Pada tahun 2013, kelahiran
seksio sesarea di Indonesia menurut Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) sebesar
9,8% dengan proporsi tertinggi di DKI Jakarta (19,9%) dan terendah di Sulawesi
Tenggara (3,3%). Ini menunjukkan peningkatan proses kelahiran dengan bedah
sesarea di Indonesia sebanyak 3% dalam jangka waktu enam tahun.
Departemen Kesehatan Indonesia menyatakan bahwa bedah sesarea hanya
dilakukan atas indikasi medis tertentu dan kehamilan dengan komplikasi.
Terdapat 4 indikasi utama untuk melakukan seksio sesarea yaitu, (1) distosia, (2)
gawat janin, (3) kelainan letak, dan (4) parut uterus. Kehamilan dan persalinan
setelah maternal melahirkan dengan seksio sesarea akan mendapat risiko tinggi
terjadinya morbiditas dan mortalitas yang meningkat berkenaan dengan parut
uterus. Di tahun 90-an angka seksio sesarea atas indikasi parut uterus menurun
dengan persalinan pervaginam pada parut uterus, Vaginal Birth After Caesarean
Section (VBAC) atau dikenal pula sebagai Trial of Labor After Cesarean (TOLAC)
(Prawirohardjo, 2013)
Vaginal Birth After Caesarean Section (VBAC) adalah persalinan
pervaginam pada seorang ibu hamil yang sebelumnya mempunyai riwayat seksio
sesarea. Menurut American College of Obstetrians and Gynecologist (ACOG,
2004), ada lima faktor yang dipertimbangankan untuk persalinan Vaginal Birth
After Caesarean Section (VBAC), yaitu pertama, satu kali riwayat kelahiran
sesarea transversal rendah sebelumnya. Kedua, pelvis adekuat secara klinis.
Ketiga, tidak terdapat parut uterus atau ruptur uterus sebelumnya. Keempat,
dokter mudah dihubungi selama persalinan aktif, dapat memantau persalinan dan

Universitas Sumatera Utara


melakukan persalinan sesarea darurat. Kelima, ketersediaan anestesi dan tenaga
untuk persalinan sesarea darurat.
Hal yang perlu diperhatikan untuk menentukan prognosis VBAC adalah
sebagai berikut, pertama jenis sayatan uterus yang telah dilakukan pada seksio
sesarea terdahulu. Kedua, indikasi seksio sesarea sebelumnya. Ketiga, jenis seksio
sesarea terdahulu apakah seksio sesarea elektif atau emergensi. Yang terakhir,
komplikasi seksio sesarea terdahulu. (Prawirohardjo, 2013)
Kegunaan VBAC dihubungkan dengan pengurangan kesakitan pada ibu
hamil dan pengurangan risiko komplikasi untuk kehamilan berikutnya. Selain itu,
VBAC dihubungkan dengan pengurangan angka persalinan dengan seksio sesarea.
(Clinical Management Guidelines for Obstetriian-Gynecologist, 2010)
Komplikasi yang bisa terjadi dari VBAC yaitu ruptur uterus, perdarahan,
tromboemboli, dan infeksi. Ruptur uterus bisa terjadi sebelum, selama, dan setelah
persalinan. Ruptur uterus dapat mengakibatkan mortalitas ibu hamil maupun
janin. (SOGC Guidelines for Vaginal Birth After Previous Caesarean Birth, 2012)
Penelitian Devi Setyowati (2014) bahwa maternal yang menjalani VBAC
sebesar 25,3% lebih sedikit dibandingkan maternal yang menjalani seksio sesarea
kembali yaitu 74,7%.
Peneletian Muhammad Andalas (2011) pada tahun 2008-2010, persalinan
lahir secara spontan (84,95%), letak sungsang (4,86%), dengan vakum ekstraksi
(5, 99%), Forsep (0,51%), Persalinan Pervaginam (VBAC) (2,25%), dan gemelli
(1,43%).
Penelitian Tamrakar dan Chawla di Kathmandu University Hospital,
Nepal, pada tahun 2007-2009, diperoleh 81,7% seksio sesarea berulang dengan
46,9% persalinan ulang dengan ketat dan 53,1% persalinan dengan VBAC
diperoleh 18,3%.
Penelitian Zaitoun et al. di Al-Sabah Maternity Hospital dan Zagazig
University Hospital, Egypt, pada tahun 2012, menunjukkan bahwa 77,6% berhasil
melakukan pervaginam setelah sebelumnya melahirkan dengan seksio sesarea.
Selebihnya 22,4% melahirkan dengan seksio sesarea dengan penyebab 60,7%
karena fetal distress dan 39,3% karena kegagalan kemajuan persalinan.

Universitas Sumatera Utara


Penelitian Taj G. et al. di Lahore General Hospital tahun 2006-2007,
diperoleh 70% berhasil melahirkan pervaginam setelah sebelumnya melahirkan
dengan seksio sesarea. Selebihnya 30% menjalani seksio sesarea kembali dengan
kondisi emergensi.
Penelitian oleh Balachandran et al. di Mafraq Hospital, Abu Dhabi, pada
tahun 2011, dengan riwayat melahirkan seksio sesarea satu kali, keberhasilan
VBAC diperoleh 63,6% dan seksio sesarea ulang darurat diperoleh 12,6%, serta
23,8% persalinan ulang dengan elektif.
Penelitian Naji O. et al. di Ultrasound department of a London university
teaching hospital tahun 2010-2011 dengan menggunakan transvaginal sonography
pada bekas seksio sesarea yang terlihat, diperoleh 61% persalinan pervaginam
yang berhasil dilaksanakan. Sisanya 39% menjalani proses seksio sesarea darurat
intrapartum.
Berdasarkan penelitian oleh Ni Nyoman Trisnawati, di RSU Provinsi NTB
tahun 2012, menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bersalin dengan riwayat
seksio sesarea melahirkan dengan cara seksio sesarea kembali sejumlah 72% dan
secara pervaginam 28%.
Rata-rata keberhasilan VBAC adalah 60-80% jika dibandingkan dengan
rata-rata persalinan pervaginam pada ibu hamil yang pertama kali melahirkan.
Salah satu penelitian yang memprediksi keberhasilan VBAC terbaik kira-kira 87-
90% dari perencanaan VBAC. Kebenaran rata-rata keberhasilan VBAC tidak
diketahui dengan pasti dan rata-rata keberhasilan VBAC berbeda diantara rumah
sakit. (Quennsland Maternity and Neonatal Clinical Guide, 2009)
Rata-rata keberhasilan VBAC secara keseluruhan dilaporkan diantara 50%
sampai 85%. Faktor yang mengikuti dikenali sebagai kemungkinan hasil VBAC
dan berguna sebagai dasar seleksi yang tepat untuk persalian percobaan VBAC.
(SOGC Guidelines for Vaginal Birth After Previous Caesarean Birth, 2012)

1.2 Rumusan Masalah


Peningkatan persalinan seksio sesarea di Indonesia menunjukkan
tingginya pelaksanaan percobaan persalinan pervaginam untuk persalinan

Universitas Sumatera Utara


berikutnya. Persalinan pervaginam tersebut bisa dilakukan dengan indikasi medis
yang telah ditetapkan. VBAC adalah persalinan yang tepat untuk banyak ibu hamil
yang memiliki riwayat persalinan seksio sesarea. Meskipun demikian, ada
beberapa faktor yang meningkatkan kemungkinan gagalnya VBAC sehingga
meningkatkan morbiditas ibu hamil dan janin. Oleh karena itu, pentingnya seleksi
persalinan VBAC untuk meningkatkan keberhasilan persalinan VBAC.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penelitian ini dilakukan
untuk melihat bagaimanakah gambaran persalinan pervaginam pada pasien
dengan riwayat persalinan seksio sesarea pada Juni 2014-Desember 2015 di
RSUP H. Adam Malik Medan.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
persalinan pervaginam yang sebelumnya telah mengalami riwayat persalinan
seksio sesarea pada Juni 2014-Desember 2015 di RSUP H. Adam Malik
Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus Penelitian


Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui angka persalinan pervaginam yang sebelumnya telah
mengalami persalinan seksio sesarea pada Juni 2014-Desember 2015 di
RSUP H. Adam Malik Medan.
b. Untuk mengetahui karakteristik ibu hamil yang melakukan persalinan
pervaginam yang sebelumnya telah mengalami persalinan seksio
sesarea pada Juni 2014-Desember 2015 di RSUP H. Adam Malik
Medan.
c. Untuk mengetahui karakteristik bayi yang dilahirkan dari persalinan
pervaginam yang sebelumnya telah mengalami persalinan seksio
sesarea pada Juni 2014-Desember 2015 di RSUP H. Adam Malik
Medan.

Universitas Sumatera Utara


d. Untuk mengetahui karakteristik penyulitan persalinan ibu hamil yang
melakukan persalinan pervaginam yang sebelumnya telah mengalami
persalinan seksio sesarea pada Juni 2014-Desember 2015 di RSUP H.
Adam Malik Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Bagi instansi terkait
Instansi terkait dalam penelitian ini adalah Departemen Obstetri dan
Ginekologi. Melalui penelitian ini diharapkan instansi terkait
memperoleh evaluasi pelaksanakan percobaan persalinan pervaginam
seksio sesarea pada Juni 2014-Desember 2015 di RSUP H. Adam Malik
Medan.
b. Bagi Masyarakat
Masyarakat yang terutama adalah ibu hamil yang sebelumnya telah
memiliki riwayat seksio sesarea dan akan menjalani proses persalinan
berikutnya. Melalui penelitian ini diharapkan ibu hamil mendapat
informasi mengenai persalinan pervaginam setelah memiliki riwayat
seksio sesarea sehingga dapat mengetahui keuntungan dan kerugian
persalinan pervaginam.
c. Bagi Ilmu Pengetahuan
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi untuk
penelitian sejenis berikutnya. Selain itu, penelitian ini diharapkan juga
dapat mengembangkan ilmu pengetahuan.

Universitas Sumatera Utara


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Persalinan bayi adalah periode awitan kontraksi uterus yang regular


sampai ekspulsi plasenta. Proses terjadinya hal ini secara normal disebut
persalinan (labor) yaitu suatu istilah yang pada konteks obstetri mengambil
beberapa konotasi dari bahasa inggris. (Cuningham, 2014)
Maternal dengan riwayat seksio sesarea mempunyai tiga kemungkinan
untuk persalinannya, yaitu:
a. Sukses menjalani Vaginal Birth After Caesarean Section (VBAC)
b. Ketidaksuksesan menjalani VBAC sehingga menjalani seksio sesarea
kembali
c. Seksio sesarea berulang elektif
(Cuningham et al., 2010)

2.1 Definisi VBAC


Vaginal Birth After Caesarean Section (VBAC) adalah persalinan
pervaginam pada seorang ibu hamil yang sebelumnya mempunyai riwayat seksio
sesarea. Perencanaan VBAC menunjuk ke setiap maternal yang memiliki riwayat
seksio sesarea dan berencana untuk melahirkan pervaginam dibandingkan seksio
sesarea ulangan elektif. (SOGC Guidelines for Vaginal Birth After Previous
Caesarean Birth, 2012)

2.2 Kesuksesan VBAC


Persalinan pervaginam baik secara spontan ataupun dengan bantuan pada
maternal yang telah merencanakan VBAC menyatakan kesuksesan VBAC. Rata-
rata keberhasilan VBAC secara keseluruhan dilaporkan diantara 50% sampai 85%.
Maternal Faktor yang mengikuti dikenali sebagai kemungkinan hasil VBAC dan
berguna sebagai dasar seleksi yang tepat untuk persalinan percobaan VBAC.
Persalinan dengan seksio sesarea darurat selama persalinan menunjukkan

Universitas Sumatera Utara


ketidaksuksesan VBAC. (RCOG Green-top Guideline No. 45: Birth After Previous
Caesarean Birth, 2007)

2.3 Keuntungan dan Risiko Berhubungan dengan VBAC


Baik persalinan seksio sesarea berulang elektif maupun percobaan VBAC
tetap memiliki risiko pada maternal maupun neonatus. Risiko pada maternal
seperti perdarahan, infeksi, luka operasi, tromboemboli, histerektomi, dan
kematian. Kebanyakan morbiditas maternal terjadi selama percobaan VBAC yang
membutuhkan seksio sesarea berulang. Oleh karena itu, VBAC dihubungkan
dengan sedikit komplikasi dan gagalnya percobaan VBAC dihubungkan dengan
komplikasi lebih banyak dibandingkan seksio sesarea berulang. Oleh karena itu,
risiko morbiditas maternal dihubungkan dengan kemungkinan kesuksesan VBAC.
(American College of Obstetrians and Gynecologist, 2010)
Ruptur uterus atau terbukanya bekas seksio sesarea dihubungkan dengan
percobaan VBAC yang meningkatkan penambahan morbiditas maternal dan
neonatus. Insiden ruptur uterus yang pernah dilaporkan bervariasi, beberapa
penelitian setuju bahwa ruptur uterus merupakan masalah besar bersama dengan
bekas luka yang asimtomatik. Sebagai tambahannya, pada kasus yang sejenis
tidak dibuat tingkatan angka kejadian ruptur uterus berdasarkan riwayat tipe insisi
seksio sesarea sebelumnya (seperti insisi tranversal bagian bawah atau klasik)
(American College of Obstetrians and Gynecologist, 2010)
Salah satu faktor yang mempengaruhi ruptur uterus adalah riwayat lokasi
insisi pada uterus. Sebagian besar penelitian pada maternal dengan riwayat insisi
uterus transversal bagian bawah dilaporkan dapat mengurangi angka ruptur uterus
sekitar 0,5-0,9% setelah percobaan VBAC. (American College of Obstetrians and
Gynecologist, 2010)
Sebagai pendukung pilihan maternal melahirkan dengan percobaan VBAC
adalah VBAC memiliki sebagian potensi kesehatan yang menguntungkan untuk
maternal. Maternal yang menjalani VBAC berarti menghindari bedah besar pada
abdominal, sehingga menurunkan angka perdarahan, infeksi dan periode
penyembuhan yang lebih singkat dibandingkan dengan seksio sesarea berulang

Universitas Sumatera Utara


elektif. Selanjutnya, sebagai pertimbangan keluarga besar, VBAC mungkin
berpotensi ke depannya untuk menghindari konsekuensi maternal yang bersalin
dengan seksio sesarea multipel seperti, histerektomi, luka perut atau kandung
kemih, tansfusi, infeksi serta letak plasenta abnormal termasuk plasenta previa
dan plasenta accrete. (American College of Obstetrians and Gynecologist, 2010)
Percobaan VBAC lebih banyak menunjukkan kemungkinan keberhasilan
VBAC yaitu 60-80%. Tetapi, kesempatan VBAC pada setiap individu bervariasi
berdasarkan demografi dan karakteristik obstetri. Sebagai contoh, maternal yang
seksio sesarea pertama karena gangguan kemajuan persalinan lebih rendah
kesuksesan VBAC dibandingkan dengan seksio sesarea karena indikasi yang tidak
berulang seperti presentasi sungsang. Sama seperti bukti yang konsisten mengenai
maternal yang mengalami induksi persalinan atau augmentasi memiliki
kesuksesan VBAC lebih rendah saat dibandingkan dengan usia kehamilan yang
spontan tanpa augmentasi. Faktor lain yang mempengaruhi ketidaksuksesan
adalah peningkatan usia maternal, peningkatan indeks massa tubuh, peninggian
berat bayi, dan usia kehamilan saat melahirkan. Interval jarak persalinan yang
pendek dan preeklamsia saat melahirkan memiliki hubungan dengan penurunan
kesempatan percobaan VBAC. Sebaliknya, maternal yang memiliki riwayat
persalinan pervaginam memiliki kesuksesan percobaan VBAC yang lebih tinggi
dibandingkan yang tidak memiliki riwayat tersebut. (American College of
Obstetrians and Gynecologist, 2010)
Kemungkinan maternal yang menjalani percobaan VBAC akan bergantung
pada faktor individualnya. Beberapa pengamat mencoba membuat sistem skor
untuk membantu prediksi VBAC tetapi sebagian besar angka kesuksesannya
sedikit. Tetapi, satu model yang berkembang khusus untuk maternal yang
menjalani percobaan VBAC adalah maternal dengan riwayat insisi transversal
bagian bawah sebanyak satu kali, kehamilan tunggal, dan presentasi kepala bayi.
Model ini memerlukan edukasi dan konseling pada pasien untuk masa percobaan
VBAC (American College of Obstetrians and Gynecologist, 2010)

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.1 Risiko maternal berdasarkan percobaan VBAC dan Seksio Sesarea
Berulang Elektif (American College of Obstetrians and Gynecologist, 2010)
Risiko Maternal Seksio Sesarea Percobaan VBAC (%)
Berulang Riwayat 1 Riwayat 2 atau Lebih
Elektif (%) Seksio Sesarea Seksio Sesarea
Endometritis 1,5-2,1 2,9 3,1
Luka Operasi 0,42-0,6 0,4 0,4
Transfusi Darah 1-1,4 0,7-1,7 3,2
Histerektomi 0-0,4 0,2-0,5 0,6
Ruptur Uterus 0,4-0,5 0,7-0,9 0,9-1,8
Kematian Maternal 0,02-0,04 0,02 0

Tabel 2.2 Morbiditas Neonatal berdasarkan percobaan VBAC dan Seksio


Sesarea Berulang Elektif (American College of Obstetrians and Gynecologist,
2010)
Risiko Neonatus Seksio Sesarea Percobaan VBAC (%)
Berulang Elektif (%)
Kematian Antepartum 37-38 0,08 0,38
Minggu*
Kematian Antepartum 39 0,01 0,16
Minggu atau Lebih*
Ensefalopati hipoksi iskemik 0-0,13 0,08
Kematian Neonatal 0,05 0,08
Kematian Perinatal 0,01 0,13
Admisi Neonatus 6,0 6,6
Morbiditas Respiratori 1-5 0,1-1,8
Takipnea Transien 6,2 3,5
Hiperbilirubinemia 5,8 2,2
*Kematian Antepartum tidak termasuk kelahiran dalam keadaan cacat

Universitas Sumatera Utara


2.3.1 Keuntungan VBAC pada Maternal:
 Menghindari pembedahan
 Menghindari risiko dan komplikasi yang berhubungan dengan
pembedahan
 Pemulihan setelah melahirkan lebih cepat
 Perawatan di rumah sakit lebih singkat
 Menghindari komplikasi pada kehamilan berikutnya
(Obstetric & Gynaecology Department Wrightington, Wigan and Leigh
NHS Foundation Trust, 2014)

2.3.2 Keuntungan VBAC pada Fetal:


 Mengurangi risiko gangguan pernafasan pada bayi
(Obstetric & Gynaecology Department Wrightington, Wigan and Leigh
NHS Foundation Trust, 2014)

2.3.3 Risiko VBAC pada Maternal:


 20% berisiko membutuhkan seksio sesarea emergensi sehingga
terdapat risiko perdarahan, infeksi, thrombosis (penggumpalan darah
di kaki atau paru-paru)
 0,5% ruptur uterus atau terbukanya bekas seksio sesarea. Induksi
meningkatkan terjadinya ruptur. Jika terjadi komplikasi maka akan
dilakukan seksio sesarea emergensi
(Obstetric & Gynaecology Department Wrightington, Wigan and Leigh
NHS Foundation Trust, 2014)

2.3.4 Risiko VBAC pada Fetal:


 0,2% risiko mortalitas bayi ataupun kerusakan otak
(Obstetric & Gynaecology Department Wrightington, Wigan and Leigh
NHS Foundation Trust, 2014)

10

Universitas Sumatera Utara


2.4 Keuntungan dan Risiko Berhubungan dengan Seksio Sesarea Berulang
Elektif
2.4.1 Keuntungan Seksio Sesarea Berulang Elektif pada Maternal:
 Secara nyata tidak ada risiko ruptur uterus
 Dapat mengetahui tanggal persalinan
(Obstetric & Gynaecology Department Wrightington, Wigan and Leigh
NHS Foundation Trust, 2014)

2.4.2 Keuntungan Seksio Sesarea Berulang Elektif pada Fetal:


 Secara nyata tidak ada risiko bayi mengalami kerusakan otak
(Obstetric & Gynaecology Department Wrightington, Wigan and Leigh
NHS Foundation Trust, 2014)

2.4.3 Risiko Seksio Sesarea Berulang Elektif pada Maternal:


 Lebih lama dan kemungkinan kesulitan operasi karena bekas operasi
jaringan sebelumnya
 Risiko gangguan kandung kemih dan perut
 Risiko perdarahan dan membutuhkan transfusi darah
 Risiko infeksi
 Risiko penggumpalan darah (thrombosis) pada kaki dan dapat
menuju paru-paru yang disebut emboli paru. Hal ini dapat
mengancam kehidupan (mortalitasnya kurang dari 0,1% pada
persalinan seksio sesarea)
 Membutuhkan waktu penyembuhan yang lama
 Kemungkinan seksio sesarea berulang elektif pada kehamilan
berikutnya
 Menambah bekas seksio sesarea. Hal ini dapat menyebabkan risiko
plasenta menjadi terletak dibawah (plasenta previa) yang
berkembang ke bekas seksio sesarea dan membuat penyulitan pada
persalinan seksio sesarea berikutnya. Ini dapat menyebabkan

11

Universitas Sumatera Utara


perdarahan dan mungkin membutuhkan histerektomi (pengangkatan
rahim)
(Obstetric & Gynaecology Department Wrightington, Wigan and Leigh
NHS Foundation Trust, 2014)

2.4.4 Risiko Seksio Sesarea Berulang Elektif pada Fetal:


 Risiko yang sangat kecil pada kejadian melukai permukaan kulit bayi
 Gangguan pernafasan yang terjadi biasanya tidak lama. Kadang-
kadang bayi membutuhkan bantuan khusus selama beberapa menit
pada pediatric care unit
(Obstetric & Gynaecology Department Wrightington, Wigan and Leigh
NHS Foundation Trust, 2014)

2.5 Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kesuksesan Percobaan VBAC


2.5.1 Risiko yang Rendah padaVBAC:
 Insisi transversal
 Riwayat persalinan pervaginam
 Nasihat yang tepat
 Personil dan perlengkapan yang cukup
(Cuningham, 2014)

2.5.2 Tanda-Tanda Kesuksesan VBAC:


 Pendidikan di rumah sakit
 Ras kulit putih
 Persalinan spontan
 Riwayat malpresentasi pada bayi
 Riwayat insisi transversal sebanyak 1 atau 2
 Indikasi yang tidak berulang
 Kehamilan preterm pada zaman sekarang
(Cuningham, 2014)

12

Universitas Sumatera Utara


2.5.3 Nilai yang Meningkatkan Kegagalan VBAC:
 Ibu yang tidak bersuami
 Peningkatan usia maternal
 Fetus makrosomia
 Obesitas
 Bayi sungsang
 Kehamilan multifetal
 Preeklamsi
 Usia gestasi lebih dari 40 minggu
 Insisi vertikal bagian bawah
 Insisi yang tidak diketahui
 Persalinan yang diinduksi
 Penyakit yang membutuhkan pengobatan
 Riwayat seksio sesarea multipel
 Pendidikan kurang dari 12 tahun
 Interval antara persalinan yang pendek
 Kecenderungan untuk sakit
(Cuningham, 2014)

2.5.4 Risiko yang Tinggi pada VBAC:


 Insisi klasik atau T
 Riwayat ruptur uterus
 Pasien yang menolak
 Bedah transfundal
 Kontraindikasi obstetri seperti plasenta previa
 Fasilitas yang tidak adekuat
(Cuningham, 2014)

13

Universitas Sumatera Utara


2.5.5 Faktor Yang Meningkatkan Kesuksesan VBAC
 Riwayat kesuksesan VBAC
 Riwayat persalinan pervaginam
 Serviks dalam keadaan baik
 Persalinan spontan
 Indikasi tidak berulang pada riwayat seksio sesarea seperti presentasi
sungsang
 Usia maternal dibawah 40 tahun
(SOGC Guidelines for Vaginal Birth After Previous Caesarean Birth,
2012)

2.5.6 Faktor Yang Menurunkan Kesuksesan VBAC


 Riwayat seksio sesarea seperti distosia, khususnya untuk kegagalan
yang membutuhkan tahap kedua
 Membutuhkan induksi persalinan
 Membutuhkan augmentasi untuk persalinan
 Umur kehamilan lebih dari 40 minggu
 Berat lahir bayi lebih dari 4000 gram
(SOGC Guidelines for Vaginal Birth After Previous Caesarean Birth,
2012)

2.6 Kontraindikasi VBAC


Keadaan yang menjadi kontraindikasi untuk dilakukan persalinan percobaan
adalah:
1. Riwayat bekas seksio sesarea klasik atau disebut ‘T’ tebalik
2. Riwayat histerektomi atau miomektomi yang masuk ke kavitas uterus
3. Riwayat ruptur uterus

14

Universitas Sumatera Utara


4. Adanya kontraindikasi untuk melahirkan, seperti plasenta previa atau
malpresentasi
5. Maternal yang mengalami kemunduran persalinan percobaan setelah
seksio dan membutuhkan permintaan seksio sesarea elektif berulang

2.7 Fasilitas VBAC


Percobaan VBAC selalu dihubungkan dengan risiko ruptur uterus,
meskipun risikonya kecil dan hasil yang baik tidak dijamin dengan keadaan
tertentu. Sedikit fakta menunjukkan tentang waktu yang tepat melakukan seksio
sesarea pada maternal yang diduga ruptur uterus, sehingga dapat mencegah hasil
neonatal yang buruk. Percobaan VBAC dapat direkomendasikan pada maternal
dengan rumah sakit yang memiliki kemampuan melaksanakan seksio sesarea.
(American College of Obstetrians and Gynecologist, 2010)
SOGC merekomendasikan bahwa kasus yang membahayakan maternal
dan fetal, mengharuskan untuk menlakukan seksio sesarea. Jika memungkinkan,
kurang lebih 30 menit untuk membentuk tim dan memulai laparotomi. Anggota
tim adalah obstetri, anastesi, pediatri, dan staff ruangan operasi serta kehadirannya
telah dikonfirmasi. (American College of Obstetrians and Gynecologist, 2010)
VBAC hanya akan diadakan dengan adanya fasilitas emergensi yaitu:
 Akses untuk seksio sesarea emergensi
 Monitoring intrapartum yang berkelanjutan
 Alat resusitasi yang cepat
 Transfusi darah
 Tenaga yang berpengalaman dalam teknik analgesi yang cepat
(Queensland Maternity and Neonatal Clinical Guideline, 2009)

15

Universitas Sumatera Utara


Maternal dengan riwayat seksio
sesarea transversal bagian bawah

Pertimbangan Obstetri sebelum atau pada 36 minggu


 Diskusi dengan maternal
 Mempertimbangkan kemampuan fasilitas yang ada
 Keuntungan dan resiko individual
 Dokumen konseling
 Dokumen perencanaan
 Mempertimbangkan anastesi

Perencanaan Apakah Persalinan


seksio sesarea perencanaan  Tanggung jawab
pada 39-40 Tidak persalinan Ya dengan obstetri
minggu pervaginam  Rekomendasi
tepat? Pemakaian IV
 Mengambil darah
 Monitor fetal
 Monitor klinis
maternal

Tidak Apakah proses


Apakah penggunaan persalinan
induksi tepat? memuaskan?

Tidak Ya

Augmentasi dengan induksi


Diskusikan dengan obstetri
Ya

Apakah proses persalinan Ya


memuaskan?

Tidak

Seksio Sesarea Seksio Sesarea Vaginal Birth


Berulang Elektif Emergensi After Caesarean
Gambar 2.1 Perencanaan VBAC (New Zealand Guidelines, 2004 dalam
Queensland Maternity and Neonatal Gudeline, 2009)

16

Universitas Sumatera Utara


2.8 Seleksi Kandidat untuk VBAC
Kandidat yang bagus untuk perencanaan VBAC adalah maternal yang
mempunyai keseimbangan risiko (kemungkinan seminimal mungkin) dan
kesempatan keuntungan (semaksimal mungkin) yang diterima oleh pasien dan
ahli kesehatan yang ada. Keseimbangan antara risiko dan keuntungan yang tepat
pada seorang maternal dapat menjadi kandidat VBAC. Keputusan persalinan
selama persalinan pertama setelah seksio sesarea akan berakibat pada perencanaan
kehamilan berikutnya, sehingga keputusan mengenai perencanaan VBAC akan
berhubungan dengan kehamilan berikutnya. (American College of Obstetrians and
Gynecologist, 2010)
Meskipun tidak secara umum setuju dengan pernyataan tersebut, bukti
menyatakan bahwa maternal dengan minimal 60-70% yang mencoba VBAC
memiliki kesamaan atau lebih sedikit morbiditas maternal ketika dibandingkan
dengan persalinan seksio sesarea berulang elektif. Sebaliknya, maternal yang
kurang dari 60% memiliki lebih besar kesempatan morbiditas dibandingkan
dengan persalinan seksio sesarea berulang elektif. Lalu, morbiditas neonatus lebih
tinggi pada kegagalan perencanaan VBAC dibandingkan VBAC yang berhasil.
Maternal dengan kesempatan yang tinggi untuk keberhasilan percobaan VBAC
memiliki risiko lebih rendah pada morbiditas neonatusnya. Salah satu penelitian
menunjukkan bahwa morbiditas neonatus hampir sama antara percobaan VBAC
yang tingkat keberhasilannya besar dengan seksio sesarea berulang elektif.
(American College of Obstetrians and Gynecologist, 2010)
Fakta lebih banyak menyarankan bahwa sebagian besar maternal dengan
riwayat sekali seksio sesarea dengan insisi transversal bagian bawah adalah
kandidat yang disarankan untuk percobaan VBAC. Sebaliknya maternal yang
memiliki risiko tinggi untuk terjadinya komplikasi (seperti riwayat insisi klasik
atau T, riwayat ruptur uterus, atau operasi uterus yang luas) merupakan
kontraindikasi untuk menjalani percobaan VBAC. Keadaan individual harus
berdasarkan semua kasus, sebagai contoh, maternal yang tidak disarankan
menjadi kandidat untuk persalinan percobaan tetapi memungkinkan menjalani
persalinan percobaan yang menguntungkan. Maternal dan ahli kesehatannya juga

17

Universitas Sumatera Utara


mempertimbangkan hal tersebut untuk menjalani percobaan VBAC terbaik.
Beberapa situasi yang sering terjadi adalah perubahan keseimbangan risiko dan
keuntungan persalinan percobaan VBAC berdasarkan keadaan yang ada.
(American College of Obstetrians and Gynecologist, 2010)
Seleksi kandidat untuk persalinan mengandalkan situasi klinis dan
dievaluasi ulang sejak dimulai persalinan sampai sepanjang persalinan selesai.
Sebelum proses percobaan VBAC, pertimbangan dan bukti yang menjadi syarat
adalah:
 Presentasi vertex bayi
 Bukti riwayat bekas seksio sesarea transversal bagian bawah
 Riwayat operasi termasuk pendapat ahli kandungan sebelumnya
 Tidak ada kontraindikasi untuk persalinan pervaginam
(SOGC Guidelines for Vaginal Birth After Previous Caesarean Birth, 2012)

Menurut American College of Obstetrians and Gynecologist (ACOG,


2004), ada lima faktor yang dipertimbangankan untuk percobaan VBAC, yaitu:
 Pertama, satu kali riwayat kelahiran sesarea transversal rendah
sebelumnya.
 Kedua, pelvis adekuat secara klinis.
 Ketiga, tidak terdapat parut uterus atau ruptur uterus sebelumnya.
 Keempat, dokter mudah dihubungi selama persalinan aktif, dapat
memantau persalinan dan melakukan persalinan sesarea darurat.
 Kelima, ketersediaan anestesi dan tenaga untuk persalinan sesarea darurat.

2.9 Rekomendasi untuk Tenaga kesehatan dan Fasilitas pada Percobaan


VBAC
Percobaan VBAC harus dilakukan dengan kesanggupan penyediaan
fasilitas persalinan emergensi. Alasan tersebut dikarenakan risiko percobaan
VBAC adalah ruptur uterus dan komplikasi yang tidak dapat diprediksikan. ACOG
dan internasional guidelines merekomendasikan bahwa percobaan VBAC disertai
dengan ketersediaan tenaga kesehatan untuk persalinan seksio sesarea emergensi.

18

Universitas Sumatera Utara


Keuntungan dan kerugian percobaan VBAC dan seksio sesarea berulang elektif
sebaiknya didiskusikan dengan pasien dan tetap menghargai hak autonomi pasien.
(American College of Obstetrians and Gynecologist, 2010)

2.10 Pedoman Penatalaksanaan Percobaan VBAC


1. Harus ada staf dokter
2. Darah harus tersedia dan sudah dilakukan cross-matching
3. Ada monitoring fetal dan maternal baik secara elektronik maupun
personal
4. Percobaan VBAC dilakukan terus sampai terjadi kelahiran pervaginam
atau dikerjakan seksio sesarea
5. Indikasi utama seksio sesarea adalah macetnya kemajuan persalinan,
gawat janin, dan adanya kecurigaan ruptur cicatrix dalam uterus
6. Oxytocin dapat digunakan untuk membantu persalinan pada kasus-kasus
yang terpilih
7. Eksplorasi manual jaringan cicatrix dalam uterus harus dilakukan setelah
kelahiran selesai
(Oxorn and R. Forte, 2010)

2.11 Informasi yang Sebaiknya Tersedia untuk Percobaan VBAC:


 Kemungkinan individual dari percobaan VBAC untuk terjadi ruptur
uterus
 Menenangkan maternal untuk keamanan VBAC dengan akses yang telah
tersedia untuk obstetri, pediatri, anestesi, peralatan operasi, dan
pelayanan resusitasi (termasuk persediaan darah) jika terjadi peningkatan
komplikasi
 Untuk maternal dengan BMI tinggi, dianjurkan untuk meminimalkan
penambahan berat badan
 Untuk memperkirakan ukuran fetal, dianjurkan ultrasound sekitar 32-34
minggu
 Kelayakan admisi rumah sakit untuk mengadakan persalinan

19

Universitas Sumatera Utara


 Kepentingan monitoring intensive pada maternal dan fetal untuk
mengidentifikasi gejala dan tanda ruptur uterus
 Kebutuhan seksio sesarea emergensi mengenai proses persalinan
ataupun fetal yang baik
 Riwayat seksio sesarea yang berisiko seperti perdarahan setelah
persalinan, dan mengurangi risiko, dan kebutuhan manajemen aktif pada
tahap tiga
 Jangka waktu yang disarankan pada usia gestasi 40 minggu untuk
mengurangi kebutuhan induksi persalinan
(Labour and Birth Clinical Governance Group, 2011)

2.12 Maternal Monitoring


Maternal monitoring termasuk:
 Terdapat kontraksi minimum 10 menit setiap 30 menit
 Denyut nadi setiap ½ jam
 Tekanan darah setiap 1 jam
 Temperatur setiap 4 jam
 Observasi kehilangan darah pervaginam
(Quennsland Maternity and Neonatal Clinical Guide, 2009)

2.13 Fetal Monitoring


Abnormal cardiotocograph (CTG) merupakan penemuan yang konsisten
pada ruptur uterus. Rekomendasi untuk monitoring fetal dengan elkektronik
secara berkelanjutan untuk mengamati onset dari kontraksi uterus. (Quennsland
Maternity and Neonatal Clinical Guide, 2009)

2.14 Perencanaan Awal Percobaan VBAC:


 Anjuran mobilisasi, cairan, dan relaksasi
 Saran mengurangi nyeri seperlunya
 Menyediakan bantuan dan menenangkan maternal

20

Universitas Sumatera Utara


 Memperkirakan kebutuhan maternal dan fetal
(Labour and Birth Clinical Governance Group, 2011)
2.15 Manajemen Intrapartum VBAC
 Maternal sebaiknya diserahkan ke konsultan
 Inform consent mengenai proses persalinan
 Akses IV dijamin saat admisi persalinan dan full bold count (FBC) serta
Group and Save (G&S)
 Tidak ada kontraindikasi epidural
 Melanjutkan monitoring dengan cardiotocograph dibutuhkan untuk semua
maternal yang menjalani percobaan VBAC
 Maternal monitoring
 Mengawasi tanda ruptur uterus
(Heard, 2009)

2.16 Tanda Ruptur Uterus:


 Abnormal cardiotocograph
 Nyeri abdominal yang berat dan menetap selama kontraksi
 Nyeri dada atau bahu bagian atas dan pernafasan yang pendek
 Bekas seksio sesarea yang akut menjadi halus
 Abnormal perdarahan pervaginam atau hematuria
 Berhentinya kontraksi yang sebelumnya bagus
 Tanda syok pada maternal
 Hilangnya letak presentasi fetal
 Tiba-tiba kehilangan efektivitas dari kerja epidural yang bagus
(Heard, 2009)

Berat bayi 4000 gram atau lebih tidak ditemukan hubungannya dengan
ruptur uterus. Maternal dengan riwayat seksio sesarea dua kali atau lebih
meningkatkan angka ruptur uterus jika dibandingkan dengan riwayat seksio
sesarea sebanyak satu kali. Riwayat persalinan pervaginam menurunkan risiko

21

Universitas Sumatera Utara


ruptur uterus jika dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat tersebut.
(Society of Obstetricians and Gynaecologist, 2012)
Induksi dan Augmentasi VBAC
Kebutuhan induksi persalinan berhubungan dengan menurunnya angka
kesuksesan VBAC dan meningkatkan risiko ruptur uterus. Induksi pada sebagian
besar maternal yang tidak memiliki riwayat persalinan pervaginam. Induksi dan
augmentasi dari persalinan pada maternal yang menjalani VBAC banyak menjadi
kontroversi dan membutuhkan perhatian. Maternal yang menjalani induksi dan
augmentasi meningkatan tiga kali lipat risiko ruptur uterus dibandingkan
persalinan spontan. Penelitian menunjukkan angka ruptur uterus hanya meningkat
ketika oxytocin dan prostaglandin digunakan bersamaan. (Society of Obstetricians
and Gynaecologist, 2012)

Penggunaan induksi yang disarankan:


 Penggunaan oxytocin bukan kontraindikasi tetapi membutuhkan
monitoring yang berhati-hati
 Pengunaan prostaglandin saja mungkin diterima jika digunakan dengan
perhatian dan monitoring yang berhati-hati, meskipun sebagian besar
masih menjadi kontroversi
 Penggunaan prostaglandin diikuti dengan oxytocin merupakan
kontraindikasi
(Society of Obstetricians and Gynaecologist, 2012)

Induksi persalinan hanya dilakukan jika memiliki keuntungan (baik karena


alasan maternal amupun fetal) lebih besar dari risiko induksi. Risiko induksi
secara umum adalah meningkatkan risiko ruptur uterus dan menurunkan
keberhasilan VBAC. Sebaiknya didiskusikan waktu dan metode induksi dan
kemungkinan seksio sesarea berulang elektif dapat sebagai alternative induksi
dengan dokter konsultan. Hasil konsultasi didokumentasikan. (Labour and Birth
Clinical Governance Group, 2011)

22

Universitas Sumatera Utara


Pilihan maternal adalah menjalani induksi dan tetap menjalankan
percobaan VBAC atau mengubah rencana menjadi seksio sesarea berulang elektif
sesegera mungkin dengan peralatan yang telah disediakan. (Labour and Birth
Clinical Governance Group, 2011)
Kombinasi prostaglandin dan oxytocin sebaiknya dihindari. Pertimbangan
mekanik menyatakan terutama karena tidak menguntungkan serviks dibandingkan
dengan prostaglandin saja. Oxytocin secara spesifik dapat didiskusikan dengan
dokter obstetri. Pemberian oxytocin melebihi 15 miliunit/menit sebaiknya
dihindari. (Labour and Birth Clinical Governance Group, 2011)

23

Universitas Sumatera Utara


BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Riwayat persalinan seksio sesarea


Riwayat persalinan pervaginam
Gambaran Persalinan Usia gestasi
Pervaginam Setelah
Seksio Sesarea Usia maternal
Presentasi bayi

3.2 Variabel
Variabel adalah karakteristik subjek penelitian yang berubah dari satu
subjek ke subjek yang lainnya. Penelitian ini menggunakan variable bivarian.

3.3 Definisi Operasional


Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek.

Tabel 3.1 Definisi operasional pada penelitian ini


No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Skala
1 Riwayat Jumlah seksio sesarea yang  0 Rasio
persalinan pernah dilakukan oleh ibu  1
seksio hamil sebelumnya. 2
sesarea ≥3
2 Riwayat Jumlah pervaginam yang  0 Rasio
persalinan pernah dilakukan oleh ibu  1
pervaginam hamil sebelumnya. 2
≥3

24

Universitas Sumatera Utara


3 Usia Usia gestasi saat ibu hamil  < 37 minggu Interval
gestasi akan menjalani percobaan  ≥ 37 minggu
VBAC.
4 Usia Usia maternal saat ibu hamil  < 40 tahun Interval
maternal akan menjalani percobaan  ≥ 40 tahun
VBAC.
5 Presentasi Presentasi bayi saat  Kepala Nominal
bayi percobaan VBAC.  Sungsang
 Lintang

25

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan tujuan
utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara
objektif. Penelitian ini mendeskripsikan persalinan pervaginam pada pasien
dengan riwayat persalinan seksio sesarea (VBAC) di RSUP H. Adam Malik Juni
2014–Desember 2015.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2015.
Penelitian ini dilaksanakan di RSUP H. Adam Malik Medan.

4.3 Populasi dan Sampel


Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti. Penelitian ini
menggunakan seluruh populasi ibu yang telah melahirkan pervaginam dengan
riwayat seksio sesarea.
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti
dan dianggap mewakili seluruh populasi. Penelitian ini menggunakan total
sampling yaitu keseluruh sampel ibu yang telah melahirkan pervaginam dengan
riwayat seksio sesarea pada Juni 2014–Desember 2015.

4.4 Teknik Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data Non Random
Sampling yaitu semua anggota populasi diambil dan dijadikan sampel. Penelitian
ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari rekam medis RSUP H. Adam
Malik Medan pada Juni 2014–Desember 2015.

26

Universitas Sumatera Utara


4.5 Pengolahan dan Analisis Data
Sebelum melakukan analisa data dilakukan, data terlebih dahulu diolah
dengan tujuan mengubah data menjadi informasi untuk proses pengambilan
keputusan. Data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan program
komputer lalu dianalisis secara statistik deskriptif. Pengolahan data hasil
penelitian akan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing memastikan kelengkapan,
konsistensi, dan kesesuaian antara kriteria yang diperlukan untuk
menjawab tujuan penelitian.
b. Coding
Coding merupakan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang
terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila
pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.
c. Entry
Entry adalah memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master
tabel atau database komputer dengan menggunakan program SPSS.
d. Cleaning
Cleaning adalah pemeriksaan data yang sudah dimasukkan ke dalam
program komputer untuk menghindari terjadinya kesalahan pada saat
memasukkan data
e. Tabulasi
Tabulasi adalah data diproses menggunakan program SPSS. Hasil
penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

27

Universitas Sumatera Utara


BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian


5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
(RSUP HAM) Kota Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kecamatan
Medan Tungtungan. Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit Pemerintah dengan
kategori kelas A. Rumah Sakit ini merupakan rumah sakit rujukan untuk Sumatera
Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Oleh karena itu, pasien yang dilayani
memiliki latar belakang yang bervariasi. Penelitian ini dilakukan di bagian
Instalasi Rekam Medis RSUP Haji Adam Malik Kota Medan.

5.1.2 Gambaran Persalinan Seksio Sesarea dan Pervaginam di RSUP HAM


Medan
Pada Juni 2014-Desember 2015 terdapat 204 maternal yang menjalani
persalinan spontan di RSUP HAM Medan. Pada saat yang sama, terdapat 85
maternal yang menjalani Seksio Sesarea di RSUP HAM Medan. Sedangkan,
maternal yang menjalani VBAC sebanyak 9 maternal di RSUP HAM Medan.
Serta maternal yang menjalani Vaccum sebanyak 10 maternal di RSUP HAM
Medan.

Tabel 5.1 Cara Bersalin Maternal Juni 2014-Desember 2015


No. Cara Bersalin Maternal Jumlah Persentase
(Orang) (%)
1 Persalinan Spontan 204 66,2
2 Seksio Sesarea 85 27,6
3 Pervaginam (VBAC) 9 2,9
4 Vaccum 10 3,2
Total 308 100

28

Universitas Sumatera Utara


Karakteristik sampel yang diamati pada penelitian ini adalah riwayat
persalinan seksio sesarea, riwayat persalinan pervaginam, usia maternal dan
presentasi bayi pada maternal yang melahirkan dengan cara seksio sesarea serta
pervaginam (VBAC) pada Juni 2014-Desember 2015.

Tabel 5.2 Distribusi Karakteristik Maternal dengan SC & VBAC


No. Karakteristik SC VBAC
Maternal
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(Orang) (%) (Orang) (%)
1 Riwayat Persalinan
Seksio sesarea
0
1 57 67,1 8 88,9
2 25 29,4 1 11,1
≥3 3 3,5 - -
2 Riwayat Persalinan
Pervaginam
0 71 83,5 7 77,8
1 10 11,8 2 22,2
2 3 3,5 - -
≥3 1 1,2 - -
3 Usia Maternal
< 40 Tahun 81 95,3 7 77,8
≥ 40 Tahun 4 4,7 2 22,2
4 Presentasi Bayi
Kepala 80 94,1 9 100
Sungsang 4 4,7 - -
Lintang 1 1,2 - -

Dari tabel 5.2 dapat dilihat bahwa maternal dengan seksio sesarea yang
menjadi sampel penelitian ini sebagian besar memiliki riwayat persalinan seksio

29

Universitas Sumatera Utara


sesarea sebanyak satu kali (67,1%) dan tidak memiliki riwayat persalinan
pervaginam (83,5%). Berdasarkan usia maternal, sebagian besar < 40 Tahun
(95,3%). Pada sampel penelitian ini, sebagian besar presentasi bayi saat dilahirkan
adalah normal (94,1%).
Dari tabel 5.2 dapat dilihat bahwa maternal dengan pervaginam (VBAC)
yang menjadi sampel penelitian ini sebagian besar memiliki riwayat persalinan
seksio sesarea sebanyak satu kali (88,9%) dan tidak memiliki riwayat persalinan
pervaginam (77,8%). Berdasarkan usia maternal, sebagian besar < 40 Tahun
(77,8%). Pada sampel penelitian ini, semua presentasi bayi saat dilahirkan adalah
normal (100%).

Tabel 5.3 Distribusi Karakteristik Bayi SC & VBAC


No. Karakteristik Bayi SC VBAC
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(Orang) (%) (Orang) (%)
1 Usia Gestasi
< 37 Minggu 17 20 4 33,3
≥ 37 Minggu 68 80 6 66,7
2 BB Bayi Baru Lahir
< 2500 gr 10 11,8 4 44,4
2500-4000 gr 72 84,7 5 55,6
≥ 4000 gr 3 3,5 - -
3 Kondisi Bayi Setelah
Dilahirkan
Hidup 82 96,5 6 66,7
Meninggal 3 3,5 3 33,3
Keterangan:
BB = Berat Badan

Dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa kondisi bayi setelah dilahirkan dengan
seksio sesarea sebagian besar ≥ 37 Minggu (80%). Pada sampel penelitian ini,

30

Universitas Sumatera Utara


sebagian besar bayi didapati berat badan bayi normal yaitu 2500-4000 gr (84,7%).
Berdasarkan kondisi bayi dapat dilihat seagian besar bayi hidup (96,5%).
Dari tabel 5.3 dapat dilihat kondisi bayi setelah dilahirkan dengan VBAC
sebagian besar ≥ 37 Minggu hidup (66,7%). Pada sampel penelitian ini, sebagian
besar bayi didapati berat badan bayi 2500-4000 gr (55,6%). Berdasarkan kondisi
bayi dapat dilihat sebagian besar bayi hidup (66,7%).

Tabel 5.4 Distribusi Karakteristik Maternal dengan Seksio Sesarea


No. Karakteristik Penyakit Maternal Jumlah Persentase
(Orang) (%)
1 Anemia 2 2,4
2 CAP 1 1,2
3 CHF 2 2,4
4 Eklampsia 1 1,2
5 HDK 3 3,5
6 Hellp Syndrome 1 1,2
7 Hepatitis B 3 3,5
8 HIV 4 4,7
9 Oligohidroamnion 2 2,4
10 Preeklampsia Berat 5 5,9
11 Perdarahan Intra Abdomen 1 1,2
12 Plasenta Previa 2 2,4
13 Plasenta Previa Total 3 3,5
14 Susp. Hepatitis B 2 2,4
15 Susp. HIV 1 1,2
16 Virus Herpes Simpleks 1 1,2
17 Tidak Ada 51 60
Total 85 100
Keterangan:
CAP = Community Acquired Pneumonia ; CHF = Congestive Heart Failure ;
HIV = Human Immunodeficiency Virus ; HDK = Hipertensi Dalam Kehamilan

31

Universitas Sumatera Utara


Dari tabel 5.4 dapat dilihat bahwa sebagian besar maternal tidak
mengalami penyulitan persalinan (60%). Penyulitan persalinan yang paling
banyak dialami maternal adalah preeklampsia berat dengan persentase 5,9%.

Tabel 5.5 Karakteristik Faktor Resiko Persalinan pada Bayi dengan


Seksio Sesarea
No. Karakteristik Faktor Resiko Jumlah Persentase
(Orang) (%)
1 Hydrocepalus 1 1.2
2 KJDK 3 3,5
3 Tidak Ada 81 95,3
Total 85 100
Keterangan:
KJDK = Kematian Janin Dalam Kandungan

Dari tabel 5.5 dapat dilihat bahwa sebagian besar bayi tidak memiliki
faktor resiko persalinan (95,3%). Faktor resiko persalinan yang dialami bayi
paling banyak adalah KJDK dengan persentase 3,5%.

Tabel 5.6 Karakteristik Penyakit Penyerta Maternal pada Persalinan


dengan VBAC
No. Karakteristik Penyakit Maternal Jumlah Persentase
(Orang) (%)
1 DIC + Hep. B + Trombositopenia 1 11,1
2 Eklampsia 1 11,1
3 Preeklampsia Berat 1 11,1
4 Preeklampsia 1 11,1
5 Tidak Ada 5 55,6
Total 9 100
Keterangan:
DIC = Disseminated Intravascular Coagulation

32

Universitas Sumatera Utara


Dari tabel 5.6 dapat dilihat bahwa sebagian besar maternal tidak
mengalami penyulitan persalinan (55,6%). Penyulitan persalinan yang dialami
maternal adalah DIC + Hep. B + trombositopenia,eklampsia, preeklampsia berat,
dan preeklampsia dengan persentase masing-masing 11,1%.

Tabel 5.7 Karakteristik Faktor Resiko Persalinan pada Bayi dengan


VBAC
No. Karakteristik Faktor Resiko Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 KJDK 3 33,3
2 Tidak Ada 6 66,7
Total 9 100
Keterangan:
KJDK = Kematian Janin Dalam Kandungan

Dari tabel 5.7 dapat dilihat bahwa sebagian besar bayi tidak memiliki
faktor resiko persalinan (66,7%). Faktor resiko persalinan yang dialami bayi
adalah KJDK dengan persentase 33,3%.

5.2 Pembahasan
Pada penelitian ini didapati bahwa maternal yang menjalani VBAC
sebanyak 2,9% sedangkan maternal yang menjalani seksio sesarea berulang
sebanyak 27,6%. Hal ini sesuai dengan penelitian Devi Setyowati (2014) bahwa
maternal yang menjalani VBAC sebesar 25,3% lebih sedikit dibandingkan
maternal yang menjalani seksio sesarea kembali yaitu 74,7%.
Kesuksesan perencanaan VBAC pada umumnya 60-80%. Beberapa faktor
yang meningkatkan kandidat VBAC tersebut adalah persalinan pervaginam
dengan riwayat seksio sesaria, usia ibu yang muda, etnis putih, BMI kurang dari
30 kg/(m2), indikasi seksio sesarea yang tidak ada penyulitan, usia gestasi
dibawah 41 minggu, dilatasi servik lebih besar dari 4cm, dan berat bayi kurang
dari 4000 gram. (Queensland Maternity and Neonatal Clinical Guideline, 2009)

33

Universitas Sumatera Utara


VBAC dilakukan dengan pertimbangan bekas seksio sesaria klasik akan
meningkatkan ruptur uterus. Selain itu, interval kehamilan kurang dari 18 bulan
dinyatakan meningkatkan ruptur uterus. Kehamilan kembar atau diduga bayi
makrosomia membutuhkan konsultasi dengan obgyn. (Queensland Maternity and
Neonatal Clinical Guideline, 2009)
Sebagian besar maternal yang menjalani VBAC memiliki satu riwayat
persalinan seksio sesarea (88,9%). Hal ini sesuai dengan penelitian Puliyath
(2009) yang memperoleh kesimpulan bahwa maternal dengan riwayat satu kali
seksio sesarea dan tidak ada indikasi seksio sesarea berulang merupakan kandidat
VBAC. Keberhasilan kandidat pada penelitian tersebut sebesar 74,86%.
Satu kali riwayat kelahiran seksio sesarea transversal rendah merupakan
salah satu dari lima faktor yang dipertimbangkan untuk menjalani percobaan
VBAC. Meskipun demikian dua kali riwayat kelahiran seksio sesarea transversal
rendah masih dipertimbangkan untuk menjalani VBAC (ACOG, 2004). Pada
penelitian ini, didapati maternal yang menjalani seksio sesarea ulangan paling
banyak memiliki satu riwayat persalinan seksio sesarea (67,1%)
Menurut Farmakides (2010) dan Miller (2011) melaporkan 77% dari
pasien yang pernah seksio sesarea dua kali atau lebih yang diperbolehkan
persalinan pervaginam dan berhasil dengan luaran bayi baik. Menurut
Cunningham (ACOG, 2010) pada tahun 2005 telah memutuskan bahwa pasien
dengan bekas seksio dua kali boleh menjalani persalinan pervaginam dengan
pengawasan ketat.
Pada penelitian ini, sebagian besar maternal dengan VBAC tidak memiliki
riwayat persalinan pervaginam (77,8%). Penelitian ini sesuai dengan penelitian
audit Tilakaratna (2015) yang mendapati sebagian besar maternal tidak memiliki
riwayat persalinan pervaginam yaitu 70,5%. Sebagian besar guideline seperti
ACOG, SOGC, RCOG Green-top Guideline tidak membahas maternal yang tidak
memiliki riwayat persalinan pervaginam. Pada penelitian ini, maternal yang
menjalani seksio sesarea ulangan sebagian besar tidak memiliki riwayat
persalinan pervaginam (83,5%)

34

Universitas Sumatera Utara


Pasien dengan bekas seksio sesarea yang pernah menjalani persalinan
pervaginam memiliki angka keberhasilan persalinan pervaginam yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pasien tanpa persalinan pervaginam (Caughey AB, Mann s,
2001)
Berdasarkan usia maternal yang menjalani VBAC sebagian besar berasal
dari kelompok umur < 40 tahun (77,8%). Hal ini sesuai dengan penelitian
prospective observasional Ugwu (2014) yang memperoleh usia maternal yang
menjalani VBAC sebagian besar < 40 tahun yaitu 94,4%. RCOG Green-top
Guideline No. 45: Birth After Previous Caesarean Birth (2007) menyatakan
bahwa usia maternal < 40 tahun akan meningkatkan keberhasilan VBAC.
Sebagian besar maternal dengan seksio sesarea ulangan memiliki usia maternal <
40 tahun (95,3%)
Usia ibu yang aman untuk melahirkan adalah sekitar 20 tahun sampai 35
tahun. Usia melahirkan dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun digolongkan
beresiko tinggi. Dari penelitian didapatkan wanita yang berumur lebih dari 35
tahun mempunyai angka resiko seksio sesaria yang lebih tinggi. Wanita yang
berumur lebih dari 40 tahun dengan bekas seksio sesarea mempunyai resiko
kegagalam untuk persalinan pervaginam lebih besar tiga kali dari pada wanita
yang berumur lebih kecil dari 40 tahun. (Caughey AB, Mann S, 2001)
Semua presentasi bayi saat akan dilahirkan pada bayi yang dilahirkan
dengan VBAC adalah presentasi kepala (100%). Sedangkan presentasi bayi pada
seksio sesarea ulangan sebagian besar adalah presentasi kepala (94,1%).
Pada sampel penelitian ini, sebagian besar maternal dengan VBAC
memiliki usia gestasi ≥ 37 minggu (66,7%). Pada penelitian Coassolo (2005)
dengan metode retrospective cohort memperoleh kesimpulan bahwa usia gestasi <
40 minggu lebih aman menjalani percobaan VBAC dibandingkan usia gestasi ≥
40 minggu meskipun resiko kegagalan VBAC lebih tinggi. Pada penelitian
tersebut diketahui bahwa kegagalan percobaan VBAC lebih rendah pada usia
gestasi < 40 minggu sebesar 24,3% dibandingkan pada usia gestasi ≥ 40 minggu
sebesar 35,4%. Sedangkan pada maternal dengan seksio sesarea ulangan memiliki
usia gestasi paling banyak adalah gestasi ≥ 37 minggu (80%).

35

Universitas Sumatera Utara


Pada sampel penelitian ini, sebagian besar bayi yang dilahirkan dengan
VBAC memiliki berat badan 2500-4000gr (55,6%). Berdasarkan Queensland
Maternity and Neonatal Clinical Guideline (2009) menyatakan bahwa BB bayi
<4000 gr akan memperbesar kemungkinan sukses VBAC. Pada persalinan seksio
sesarea ulangan didapati paling banyak berat badan bayi 2500-4000 (84,7%).
Pada sampel penelitian ini, kondisi bayi setelah dilahirkan dengan VBAC
sebagian besar hidup (66,7%). Pada penelitian prospective observasional Ugwu
(2014) didapati bahwa bayi yang dilahirkan 100% hidup. Sebagian besar bayi
yang dilahirkan dengan VBAC akan hidup. Persentase kematian neonatal dan
kematian perinatal sangat rendah yaitu masing-masing 0,08% dan 0,13% (ACOG,
2004). Pada seksio sesarea ulangan kondisi bayi setelah dilahirkan juga sebagian
besar hidup (96,5%).
Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa penyulitan persalinan pada
maternal dengan VBAC sebagian besar karena DIC + Hepatitits B +
Trombositopenia, Eklampsia, Preeklampsia Berat, dan Preeklampsia dengan
persentase masing-masing (11,1%). Berdasarkan SOGC Guidelines for Vaginal
Birth After Previous Caesarean Birth (2005) menyatakan bahwa salah satu
kontraindikasi dilakukannya VBAC adalah plasenta previa ataupun malpresentasi.
Pada penyulitan persalinan pada maternal, menurut SOGC hanya plasenta previa
yang menjadi kotraindikasi dengan persalinan VBAC. Pada seksio sesarea
ulangan, penyulitan paling banyak adalah preeklampsia berat (5,9%).

36

Universitas Sumatera Utara


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa gambaran
VBAC pada RSUP HAM Medan Juni 2014-Desember 2015:
1. Sebanyak 2,9% persalinan pervaginam yang sebelumnya telah
mengalami persalinan seksio sesarea pada Juni 2014-Desember 2015
di RSUP H. Adam Malik Medan.
2. Karakteristik ibu hamil yang melakukan persalinan pervaginam yang
sebelumnya telah mengalami persalinan seksio sesarea pada Juni 2014-
Desember 2015 di RSUP H. Adam Malik Medan adalah:
a. Maternal yang menjalani VBAC memiliki satu riwayat persalinan
seksio sesarea (88,9%).
b. Maternal yang menjalani VBAC tidak memiliki riwayat persalinan
pervaginam (77,8%).
c. Maternal yang menjalani VBAC memiliki usia gestasi ≥ 40
minggu (55,6%).
d. Usia maternal yang menjalani VBAC sebagian besar berasal dari
kelompok umur < 40 tahun (77,8%).
e. Semua presentasi bayi saat akan dilahirkan pada bayi yang
dilahirkan dengan VBAC adalah kepala (100%).
3. Karakteristik bayi yang dilahirkan dari persalinan pervaginam yang
sebelumnya telah mengalami persalinan seksio sesarea pada Juni 2014-
Desember 2015 di RSUP H. Adam Malik Medan adalah:
a. Maternal yang menjalani VBAC memiliki usia gestasi ≥ 37
minggu (55,6%).
b. Bayi didapati memiliki berat badan bayi 2500-4000gr (55,6%).
c. Kondisi bayi setelah dilahirkan dengan VBAC sebagian besar
hidup (66,7%)

37

Universitas Sumatera Utara


4. Karakteristik penyulitan persalinan ibu hamil yang melakukan
persalinan pervaginam yang sebelumnya telah mengalami persalinan
seksio sesarea pada Juni 2014-Desember 2015 di RSUP H. Adam
Malik Medan sebagian besar karena DIC + Hepatitits B +
Trombositopenia, Eklampsia, Preeklampsia Berat, dan Preeklampsia
dengan persentase masing-masing (11,1%).

6.2 Saran
Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam
menyelesaikan penelitian ini, maka penulis akan memberi kepada pihak yang
berkaitan dengan penelitian ini, yaitu:
1. Bagi instansi terkait dan tenaga medis untuk lebih menggali informasi
riwayat seksio sesarea dari pasien sehingga dapat mempertimbangkan
pelaksanaan VBAC pada pasien yang berpotensi menjalaninya.
2. Bagi masyarakat untuk mempertimbangkan menjalani VBAC dan
berkonsultasi dengan dokter yang akan melaksanakan persalinan setelah
riwayat seksio sebelumnya.
3. Bagi ilmu pengetahuan untuk referensi penelitian sejenis

38

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Winda. 2012. Luaran Maternal dan Perinatal pada Persalinan
Pervaginam Pasca Bedah Sesar di RSUP Kariadi Semarang Tahun 2007-
2011. Semarang: UNDIP.
Andalas, Muhammad. 2011. Insidensi Persalinan di Rumah Sakit Umum Zainoel
Abidin (RSUZA)-Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Periode
Januari 2008-Oktober2010. Aceh: Universitas Syiah Kuala.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan: Jakarta.
Balachandran, L., Vaswani, P. R., & Mogotlane, R. 2014. Pregnancy Outcome in
Women with Previous One Cesarean Section. Journal of Clinical and
Diagnostic Research 8(2): 99-102.
Berghella, Vincenzo. 2007. Obstetric Evidence Based Guidelines. United
Kingdom: Informa Healthcare.
Caughey AB, Mann S. 2001. Vaginal Birth after Caesarean Delivery :
http://emedicine.medscape.com/article/272187-overview.
Churchill, Helen dan Savage, Wendy. 2010. Vaginal Birth After Caesarean The
VBAC Handbook. Cromwell Press Group, Trowbridge: London.
Cunningham, FG et al. 2010. NIH Consensus Development Conference Statement
on Vaginal Birth After Caesarean: New Insights, 27(3).
Cuningham, F. Gary et al. 2014. Williams Obstetrics, 24th ed. USA. New York:
McGraw-Hill Education.
Coassolo, Kara M, MD etc. 2005. Safety an Efficacy of Vaginal Birth After
Cesarean Attempts at or Beyond 40 Weeks of Gestation. Obstetrics &
Gynecology. 2005. 106: 700-706.
Gibbons, Luz et al. 2010. The Global Numbers and Costs of Additionally Needed
and Unnecessary Caesarean Sections Performed per Year: Overuse as a
Barrier to Universal Coverage. World Health Report (WHO).
Heard, Michael. 2009. Vaginal Birth After Caesarean Section (VBAC).
Winchester and Eastleigh Healthcare NHS Trust.

39

Universitas Sumatera Utara


Hezelgrave, N., Abbott, D., & Shennan, A. H. 2014. Challenging Concepts In
Obstetrics And Gynaecology Cases with Expert Commentary. United
Kingdom: Oxford University Press.
Institute of Obstetricians and Gynaecologists, Royal College of Physicians of
Ireland and Clinical Strategy and Programmes Directorate, Health Service
Executive. 2011. Guideline No. 5: Delivery After Previous Caesarean
Section: Clinical Practice Guideline.
Labour and Birth Clinical Governance Group. 2011. Vaginal Birth After
Caesarean Section (VBAC). Women’s Health.
Lucey, Nora. 2009. Vaginal Birth after Caesarean Section guideline. West
Hertfordshire Hospitals NHS Trust.
Martel, Marie-Jocelyne. 2005. Guidelines for Vaginal Birth After Previous
Caesarean Birth. SOGC Clinical Practice Guidelines: Canada.
Medforth, Janet, et al. 2014. Kebidanan Oxford: dari Bidan untuk Bidan. Jakarta:
EGC.
Naji O. et al. 2013. Predicting successful vaginal birth after Cesarean section
using a model based on Cesarean scar features examined by transvaginal
sonography. NCBI 41(6): 627-628.
Ni Nyoman Trisnawati, St. Halimatusyaadiah. 2014. Hubungan Persalinan Bekas
Seksio Sesarea dengan Cara Persalinan, Luaran Janin. Media Bina Ilmiah
Mataram 8(6).
Obstetric & Gynaecology Department. 2014. Vaginal Birth following Caesarean
Section (VBAC) Patient Information. Wrightington, Wigan and Leigh
NHS Foundation Trust.
Oxorn, Harry and R. Forte, William. 2010. Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisiologi
Persalinan Ed. I. Yogyakarta: ANDI.
Prawirohardjo, Sarwono. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Puliyath, G. Vaginal Birth After Caesarean Section (VBAC): A Descriptive Study
From Middle East. The Internet Journal of Gynecology an Obstetrics.
2009. 12(2).

40

Universitas Sumatera Utara


Queensland Maternity and Neonatal Clinical Guidelines Program. 2009. Vaginal
birth after caesarean section (VBAC). Queensland: Queensland
Government.
Royal College of Obstetricians and Gynaecologists. 2007. Green-top Guideline
No. 45: Birth After Previous Caesarean Birth.
Royal Cornwall Hospitals NHS Trust. 2012. Clinical Guideline For Vaginal Birth
After Caesarean Section (VBAC). Cornwall.
Setyowati, Devi. 2014. Faktor Interval Persalinan yang Mempengaruhi Vaginal
Birth After Caesarean (VBAC) di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta Tahun 2013. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
‘Aisyiyah
Society of Obstetricians and Gynaecologist (SOGC). 2012. Alarm International:
A Program to Reduce Maternal and Neonatal Mortality and Morbidity
Fourth Edition. Canada: The Global Library of Women’s Medicine.
SOGC Clinical Practice Guidelines. 2005. Guidelines for Vaginal Birth After
Previous Caesarean Birth. SOGC Clinical Practice Guidelines No 155:
Canada.
Taj G., Sohals. 2008. Review of Study of Vaginal Birth After Caesarean Section
(VBAC). ANNALS 14 (1).
Tamrakar, SR dan Chawla, CD. 2010. A study on mode of delivery and conduct
of labour in women with vaginal birth after caesarean section in Dhulikhel
Hospital. Nepal Medical College Journal 12(2): 115-118.
The American College of Obstetricians and Gynecologists. 2010. Vaginal Birth
After Previous Cesarean Delivery. Practice Bulletin Clinical Management
Guidelines For Obstetrician-Gynecologists 116(2).
The Royal Australian and New Zealand College of Obstetricians and
Gynaecologist (RANZCOG). 2010. C-Obs 38: Planned Vaginal Birth
after Caesarean Section (Trial of Labour). RANZCOG College Statement.
Tilakaratna, TJ. An Audit on the outcome of Vaginal Birth after Caesarean
Section (VBAC) in a Sri Lankan Tertiary Care Setting and Factor

41

Universitas Sumatera Utara


Associated with failure. Sri Lanka Journal of Obstetrics and Gynecology.
2015.
Vadeboncoeur, Hélène. 2011. Birthing normally after a caesarean or two: a guide
for pregnant women exploring reasons and practicalities for VBAC.
United Kingdom: Fresh Heart Publishing.
Warren, Richard. 2009. Best Practice in Labour and Delivery. United Kingdom:
Cambridge University Press.
Ugwu, George O. Maternal and Perinatal Outcomes of Delivery After A Previous
Cesarean Section in Enugu, Southeast Nigeria: A Prospective
Observasional Study. Internasional Journal of Women’s Health 2014. 6:
301-305
Watkins, Karen. 2012. Clinical Guideline for Vaginal Birth after Caesarean
Section (VBAC).
Zaitoun, Mustafa M et al. 2013. A Prediction Score for Safe and Successful
Vaginal birth after Cesarean Delivery: A Prospective Controlled Study.
Journal Women’s Health Care 2.

42

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi
Nama : Astriyani Br Kemit
Tempat, Tanggal Lahir : Kabanjahe, 15 April 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Jamin Ginting, Gg. Maju No. 19 Kel.
Padang Bulan 20154 Kec. Medan Baru
Medan Sumatera Utara
Email : astriyani_kemit@ymail.com

Latar Belakang Pendidikan Formal


1997-1998 : TK Swasta Methodist Kabanjahe
1998-2004 : SD Swasta Methodist Kabanjahe
2004-2007 : SMP Swasta Methodist Kabanjahe
2007-2010 : SMA Negeri 1 Kabanjahe
2012-2017 : Pendidikan Kedokteran – Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Pengalaman Organisasi
1. Ketua Bidang Konsolidasi Permata GBKP Runggun Tigapanah Periode 2009-
2011
2. Anggota Divisi Jurnal Standing Committee on Research Exchange (SCORE)
Periode 2014-2015
3. Anggota Departemen Penelitian dan Penelitian (Diklit) Pemerintahan
Mahasiswa (PEMA) FK USU Periode 2014-2015

Riwayat Kepanitiaan
1. Panitia Get Together SCORE FK USU 2013
2. Panitia Paskah FK USU 2013
3. Panitia Try Out FK USU 2013
4. Panitia Scripta Research Festival (SRF) SCORE FK USU 2014
5. Panitia Pekan Ilmiah Mahasiswa (PIM) SCORE FK USU 2014
6. Panitia Natal FK USU 2014
7. Panitia Porseni FK USU 2014
8. Panitia PEMA Medical Olympiad (PMO) FK USU 2014
9. Panitia Scripta Research Festival (SRF) SCORE FK USU 2015

Riwayat Pelatihan
1. Peserta Kursus Dasar Pelayan KA-KR GBKP 2008
2. Peserta Pesta Iman Anak dan Remaja (PIARA) GBKP 2010
3. Peserta Pelatihan Fasilitator Pendidikan Anak Usia Dini GBKP Tingkat Dasar
2011
4. Peserta Penyambutan Mahasiswa Baru (PMB) FK USU 2012
5. Peserta Manajemen Mahasiswa Baru (MMB) FK USU 2012
6. Peserta Get Together SCORE FK USU 2012
7. Peserta Pekan Ilmiah Mahasiswa (PIM) SCORE FK USU 2013
8. Peserta Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa (LKMM) PEMA
FK USU Lokal 2013

Universitas Sumatera Utara


9. Peserta Simposium Nasional “Supporting The Survivors and Never Ever
Giving Up on Leukimia” SRF USU 2014
10. Peserta Bakti Sosial KMK Santo Lukas USU 2015
11. Peserta Seminar “Budaya Karo” Permata Paskah GBKP Runggun Km. 4 2015
12. Peserta Latihan Kader Kepemimpinan Kristen (LK3) Dasar Permata GBKP
Runggun Km. 4 2017

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 5

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 6

Frequencies Table Cara Bersalin Maternal

Cara Bersalin Maternal Juni 2014-Desember 2015


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Persalinan Spontan 204 66,2 66,2 66,2
SC 85 27,6 27,6 93,8
Valid VBAC 9 2,9 2,9 96,8
Vaccum 10 3,2 3,2 100,0
Total 308 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 7

Frequency Table VBAC

Riwayat Persalinan SC
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 8 88,9 88,9 88,9
Valid 2 1 11,1 11,1 100,0
Total 9 100,0 100,0

Riwayat Persalinan Pervaginam


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
0 7 77,8 77,8 77,8
Valid 1 2 22,2 22,2 100,0
Total 9 100,0 100,0

Usia Maternal
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
< 40 tahun 7 77,8 77,8 77,8
Valid ≥ 40 tahun 2 22,2 22,2 100,0
Total 9 100,0 100,0

Presentasi Bayi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Normal 9 100,0 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


Usia Gestasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
< 37 minggu 3 33,3 33,3 33,3
Valid ≥ 37 Minggu 6 66,7 66,7 100,0
Total 9 100,0 100,0

BB Bayi Baru Lahir


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
< 2500 gr 4 44,4 44,4 44,4
Valid 2500-4000 gr 5 55,6 55,6 100,0
Total 9 100,0 100,0

Kondisi Bayi setelah Melahirkan


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Hidup 6 66,7 66,7 66,7
Valid Meninggal 3 33,3 33,3 100,0
Total 9 100,0 100,0

Penyakit Penyerta pada Persalinan Maternal


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
DIC + Hep. B + 1 11,1 11,1 11,1
Trombositopenia
Eklampsia 1 11,1 11,1 22,2
Valid Preeklampsia Berat 1 11,1 11,1 33,3
Preeklampsia 1 11,1 11,1 44,4
Tidak ada 5 55,6 55,6 100,0
Total 9 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


Faktor Resiko Persalinan Bayi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
KJDK 3 33,3 33,3 33,3
Valid Tidak ada 6 66,7 66,7 100,0
Total 9 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 8

Frequency Table Seksio Sesarea

Riwayat Persalinan SC
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 57 67,1 67,1 67,1
2 25 29,4 29,4 96,5
Valid
>2 3 3,5 3,5 100,0
Total 85 100,0 100,0

Riwayat Persalinan Pervaginam


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
0 71 83,5 83,5 83,5
1 10 11,8 11,8 95,3
Valid 2 3 3,5 3,5 98,8
>2 1 1,2 1,2 100,0
Total 85 100,0 100,0

Usia Maternal
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
< 40 tahun 81 95,3 95,3 95,3
Valid ≥ 40 tahun 4 4,7 4,7 100,0
Total 85 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


Presentasi Bayi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Normal 80 94,1 94,1 94,1
Sungsang 4 4,7 4,7 98,8
Valid
Lintang 1 1,2 1,2 100,0
Total 85 100,0 100,0

Usia Gestasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
< 37 minggu 17 20,0 20,0 20,0
Valid ≥ 37 Minggu 68 80,0 80,0 100,0
Total 85 100,0 100,0

BB Bayi Baru Lahir


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
< 2500 gr 10 11,8 11,8 11,8
2500-4000 gr 72 84,7 84,7 96,5
Valid
>4000 gr 3 3,5 3,5 100,0
Total 85 100,0 100,0

Kondisi Bayi setelah Melahirkan


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Hidup 82 96,5 96,5 96,5
Valid Meninggal 3 3,5 3,5 100,0
Total 85 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


Penyakit Penyerta pada Persalinan Maternal
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Anemia 2 2,4 2,4 2,4
CAP 1 1,2 1,2 3,5
CHF 2 2,4 2,4 5,9
Eklampsia 1 1,2 1,2 7,1
HDK 3 3,5 3,5 10,6
Hellp Syndrome 1 1,2 1,2 11,8
Hepatitis B 3 3,5 3,5 15,3
HIV 4 4,7 4,7 20,0
Oligohidroamnion 2 2,4 2,4 22,4
Valid PEB 5 5,9 5,9 28,2
Perdarahan Intra 1 1,2 1,2 29,4
Abdomen
Plasenta Previa 2 2,4 2,4 31,8
Plasenta Previa Total 3 3,5 3,5 35,3
Susp. Hepatitis B 2 2,4 2,4 37,6
Susp. HIV 1 1,2 1,2 38,8
Tidak Ada 51 60,0 60,0 98,8
VSH 1 1,2 1,2 100,0
Total 85 100,0 100,0

Faktor Resiko Persalinan Bayi


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Hydrocepalus 1 1,2 1,2 1,2
KJDK 3 3,5 3,5 4,7
Valid
Tidak Ada 81 95,3 95,3 100,0
Total 85 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


Data VBAC Juni 2014-Desember 2015 di RSUP HAM Medan

Umur Status Rujukan


No. Tanggal / No. Reg / Pasien Rujukan Dari: Bukan
Urut Jam Registrasi No. RM Alamat (Tahun) Puskesmas Bidan Praktek RS/RSIA Klinik Lainnya Rujukan
Swasta /RSB Umum
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12
1 7/9/2014 60.62.31 Desa Tangkahan 42 √
2 7/15/2014 60.92.37 Jl. Ari Parindari 22 √ √
3 10/2/2014 53.30.00 Desa Sembahe Kec. Sibolangit √
4 10/30/2014 62.18.53 Lk. I Kel Bunut Kec. Kota Kisar 39 Diantar Keluarga
5 4/11/2015 63.82.58 Jl. Bunga Kardiol 36 √
6 4/16/2015 63.94.59 Dsn. Huluh Langkat 29 RS Tj. Pura
7 4/24/2015 64.04.90 Dsn. VII Gg. Perkisut 40
8 7/8/2015 64.81.92 Dusun V Kp. Dalam Desa Taduka 33 √ RSU Lubuk Pakam
9 10/7/2015 65.60.90 32 Datang Sendiri

Universitas Sumatera Utara


Terapi Pra-Rujukan Diagnosis Awal
Dexametason / Umur Hamil Inpartu K
Diagnosis Rujukan Antibiotik MgSO4 Betametason Lainnya G P A (Minggu) (Ya/Tidak) HAP HPP Infeksi

13 14 15 16 17 18 19 20 21 23 24 25
Prev. SC 2X + KDR (14-16 mg) + KJDK 16 √
Prev SC 1X + KDR Aterm II I 40 √
Previous SC 1X III II I 36
PEB + Prev. SC 1X + Aterm + PK + AH + Inpartu II √
PPROM + Prev SC + SG + 22-24 minggu II I 36 √ √
Post PSP ak-KJDK + DIC + Prev SC 1X + Hep. B + Trombositopenia II I 40
Eklampsia + Prev SC III II 40 √
Prev SC + KPD + KDR + PK + AH II I 40
Superimpoted Pe + KJDK + Prev SC 1X + MC + KDR 38 mg III II 38 √

Universitas Sumatera Utara


Diagnosis Awal Terapi Yang Telah Diberikan di RS
Komplikasi Ibu Dexametason /
Pre-Eklampsia Pre-Eklampsia Eklampsia Persalinan KPD Lainnya Abortus DJJ MgSO4 Betametason Lainnya
Ringan (HDK) Berat Macet (x per menit)
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
KJDK Centriaxone Keroniac 30 mg + Sinro 20 mg
140

100 √ Antibiotik Ampicillin 1 gr


0

140

Universitas Sumatera Utara


Tanggal / Kelainan Letak: Cara Bersalin Oxytocin Kondisi Ibu Kondisi Bayi Perawatan Bayi Baru lahir
Jam Sectio- pada Kematian IUFD Tali Pusat diklem
Melahirkan Sungsang Lintang Spontan Vaccum Forceps Caesarea Curratage Lainnya MAK3 Hidup Mati Hidup Intrapartum (KJDR) >2 menit
setelah lahir
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
09/07/2014 20.30 √ √ √
15/07/2014 09.00 √
10/2/2014 √
10/30/2014 √ √ √ √
√ √ √ √ √
4/16/2015 √ √ √
√ √ √ √

Universitas Sumatera Utara


rawatan Bayi Baru lahir Near-miss Jenis Kelamin Bayi BB PB LK & LD APGAR Komplikasi Bayi Baru Lahir VTP Resusitasi Dirujuk
IMD mulai pada Bayi Bayi Bayi Score Trauma BBLR Kelainan pada
dilakukan Ibu Laki-Laki Perempuan (gr) (cm) (cm) (1, 5, 10) Asfiksia Kelahiran <2.500 Infeksi Konginetal Lainnya Bayi Asfiksia Ibu Anak
< 1jam gr
53 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
√ 300 25
√ 2900 49 34 9 − 10
√ 2900
√ 3100 45 36/30
780 32 25 5−6 √ √ √

√ 3115 45 32 8−9
√ 2440 45 33/30

Universitas Sumatera Utara


Nama
Diagnosis Fasilitas / Metode
Akhir RS Rujukan Pembayaran Catatan

71 72 73 73
BPJS
NCB-SMK RS BPJS Rooming In

BBLSR BPJS Perinatologi


Exit-Sepsis + Rawat: ± 4 hari BPJS AKI Exit + Di KCU Dewasa
NCB-SMK RSU Ful Betesda BPJS Rooming In
NCB-SMK KBE

Universitas Sumatera Utara


Data Seksio Sesarea Juni 2014-Desember 2014 di RSUP HAM Medan

Umur Status Rujukan


No. Tanggal / No. Reg / Pasien Rujukan Dari: Bukan
Urut Jam Registrasi No. RM Alamat (Tahun) Puskesmas Bidan Praktek RS/RSIA Klinik Lainnya Rujukan
Swasta /RSB Umum
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12
1 6/24/2014 60.63.67 Jl. Luku V Gg. Cagkol No. 62 33 √
2 6/27/2014 68.88.79 Jl. Lada Simalingkar 38 √
3 7/12/2014 60.89.32 Jl. Gaferta Ujung Gg. Beringin 47 √
4 7/17/2014 60.98.23 Jl. M. H. Tamrin Gg. Sakura 28 √ RS Bidadari
5 7/30/2014 61.08.32 Jl. Luku Gg. Mandor No. 6 21 √
6 7/30/2014 61.08.39 Jl. S. M. Raja Gg. Aman No. 64 31 √
7 7/30/2014 61.06.58 Dusun III Sei Silau Timur Bumi 38 √
8 8/3/2014 61.10.27 Jl. Pintu Air 4 Lanca 29 √
9 8/10/2014 60.80.18 Dusun IV Jl. Penunggu Kel. Helvetia 41 √
10 8/10/2014 61.19.32 Jl. Tritura No. 50 35
11 8/22/2014 61.35.33 Jl. Jati Simpang Lemak Kec. Sunggal 38 √
12 8/25/2014 61.39.75 Jl. Lempang Krueng Ale 29
13 8/26/2014 61.41.45 Jl. Pasar Merah Ujung 32 Datang Sendiri
14 9/13/2014 61.62.41 Villa Setia Budi Jl. Flamboyan 40 Datang Sendiri
15 9/15/2014 61.07.55 Jl. Jamin Ginting 36 Datang Sendiri
16 9/22/2014 61.72.74 Jl. Bunga Cole Gg. Guing 27 Datang Sendiri √
17 9/23/2014 46.13.97 Jl. Sumpah Prajurit Timur Datang Sendiri
18 9/26/2014 61.78.75 Jl. Karya Jaya Gang Karya Muda 38 RS Porloni
19 9/26/2014 61.78.82 Jl. H. Adam Malik 31 RSUD Rantau Parapat
20 10/6/2014 29.02.04 Gursila No. 81 Medan 35 √
21 10/9/2014 61.93.57 Sibolga 32 RS Pandan Sibolga
22 10/28/2014 62.16.04 Jl. Abdul Haris Nasution No. 92 23 √
23 10/29/2014 62.18.35 Jl. Jermal IV Ujung Kec. Medan 28 dr.
24 10/31/2014 62.20.66 Jl. Perintis Kemerdekaan No. 14 35 √

Universitas Sumatera Utara


25 10/31/2014 62.21.16 Desa Kuala Kec. Tiga Binanga 35 √
26 11/1/2014 62.21.91 Dusun Aek Korsit Kel. Pekan Tol 38 √
27 11/1/2014 62.22.18 Jl. Nusa Indah 35 √
28 11/4/2014 62.24.78 Jl. Karya Dusun II Pancur Batu 38
29 11/4/2014 79.82.08 Jl. Pintu Air 24 √
30 11/18/2014 62.40.82 Perum Agrolia 35
31 11/22/2014 62.45.55 Jl. MA Selatan Gg. Usman 32
32 12/1/2014 61.42.87 Griya Rumah Tengah 26
33 12/4/2014 46.84.35 Jl. Jamin Ginting Km. 14 Blok B 25
34 12/15/2014 56.01.38 Tuntungan II Dsn. IV 25 Datang Sendiri
35 11/16/2014 54.13.05 Jl. Pintu Air IV Gg. Satu 21 Datang Sendiri
36 12/18/2014 57.88.97 Ds. Bunu Raya Kec. Tiga Panah 31 Datang Sendiri
37 12/29/2014 36.90.44 Cinta Dame Simanindo √ RS Tobasa

Universitas Sumatera Utara


Terapi Pra-Rujukan Diagnosis Aw
Dexametason / Umur Hamil Inpartu
Diagnosis Rujukan Antibiotik MgSO4 Betametason Lainnya G P A (Minggu) (Ya/Tidak) HAP HPP Infeksi

13 14 15 16 17 18 19 20 21 23 24 25
Prev SC 1 X √ III II 40 √
KJDK + PEB + Prev SC + KDR 36 mg II I 36
Prev. SC 1X IV III 40 √
Prev SC 2X III II 40 √
Prev. SC 1X + SG + KDR 38-40 + PK + AH + Inpartu √ II I 38-40 √
Prev. SC 2X + MG + KDR 36-38 + PK + AH + Inpartu III II 36-38 √
Prev SC 1X a/i Panggul Sempit + SE + KDR Aterm + PK + AH II I 40 √
Prev. SC II I √
PEB + Prev. SC 1X + MG + KDR 30-32 mg + AH + Inpartu IV III 30-32 √
Prev. SC 1X + KDR 36-37 + AH + Inpartu + Oligohidromi III II 36-37 √
SG + Aterm + PK + AH + Prev. SC 1X II I 38-40 √
Hydrocepalus + Prev. SC 1X II I 38 √
Prev. SC 1X + Aterm II I 40 √
Prev. SC 1X + SG + KDR (38-40 mg) II I 40 √
Prev. SC 2X III II 40 √
Prev. SC 1X + SG + KDR Aterm II I 40
Prev. SC 2X + MG + KDR 40 mg III II 40
Prev. SC 3X IV III 36-37
Prev. SC 1X II I 37-38
Previous SC 2X III II 38
Prev. SC 1X + KDR Aterm VI V 40
Gemelli Triplet + MCE + KDR (34-36) mg + Prev. SC 1X 36
Prev. SC 2X + MG + KDR (32-34) mg + LL + AH + Oligohidroamnion 34 √
Prev SC 2X + MG + KDR Aterm + AH + Hepatitis

Universitas Sumatera Utara


Prev. SC 2X + HDK + SG + KDR (39-40) mg + PK + AH + Inpartu 40 √
Prev. SC 1X + SG + KDR 37-38 mg + LS + AH + CHF + CC + MG II I √
PEB + SC + KDR (32-33) mg + PK + AH II I 33
HDK + Prev. SC 1X III II 38
Prev. SC 1X + Gemeli II I 38
Prev SC 2X + KDR (38-39) MG + PK + AH + Inpartu 38-39 √
Prev. SC 2X + MG + KDR 31 mg + PK + AH III II 31
Prev. SC 2X + MG + KDR Aterm III II 40
Prev. SC 1X + SG + KDR (At) + PB + AH + Inpartu II I 38
Prev. SC 1X + SG II I 40
Prev. SC 2X + KDR Aterm + MG III II I 38
HIV + Prev. SC 1X HIV II I 38
Prev. SC 1X + MG + Aterm III II I

Universitas Sumatera Utara


Diagnosis Awal Terapi Yang Telah Diberikan di RS
Komplikasi Ibu Dexametason /
Pre-Eklampsia Pre-Eklampsia Eklampsia Persalinan KPD Lainnya Abortus DJJ MgSO4 Betametason Lainnya
Ringan (HDK) Berat Macet (x per menit)
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
√ 120
√ 0
CPD 124
124
136
146
140
140
√ 140 √
√ 136
148

Prev. SC 1X 140
Prev. SC 2X 140
Prev. SC 1X 140
PEB 140
Prev. SC 3X 140
Prev. SC 1X 140

140

Universitas Sumatera Utara


140

Prev. SC

Prev. SC
Prev. SC 2X 140
HIV
140

Universitas Sumatera Utara


Tanggal / Kelainan Letak: Cara Bersalin Oxytocin Kondisi Ibu Kondisi Bayi Perawatan Bayi Baru lahir
Jam Sectio- pada Kematian IUFD Tali Pusat diklem IMD mulai
Melahirkan Sungsang Lintang Spontan Vaccum Forceps Caesarea Curratage Lainnya MAK3 Hidup Mati Hidup Intrapartum (KJDR) >2 menit dilakukan
setelah lahir < 1jam
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
24/06/2014 14.30 √ √
28/06/2014 14.00 √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
7/17/2014 √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √
√ √ √ √
√ √
√ √
√ √ √
√ √ √
√ √
9/15/2014 √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
10/6/2014 √
10/10/2014 √ √ √ √


Universitas Sumatera Utara


10/31/2014 √ √ √


11/4/2014 √
11/4/2014 √
√ √ √

12/1/2014 √ √ √ √ √
12/4/2014 √ √ √
12/15/2014 √ √
12/16/2014 √ √ √ √
12/18/2014 √
12/29/2014 √

Universitas Sumatera Utara


Near-miss Jenis Kelamin Bayi BB PB LK & LD APGAR Komplikasi Bayi Baru Lahir VTP Resusitasi Dirujuk
pada Bayi Bayi Bayi Score Trauma BBLR Kelainan pada
Ibu Laki-Laki Perempuan (gr) (cm) (cm) (1, 5, 10) Asfiksia Kelahiran <2.500 Infeksi Konginetal Lainnya Bayi Asfiksia Ibu Anak
gr
55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70


3400 52 34,5 9 − 10
√ 3400 48 35 9 − 10
√ 2700 49 32 8 −9 − 10 √
√ 3000 46 35 8 −9 − 10 √

√ 1250 37 29,5
√ 3100 48 34 8 − 10
√ 3400 49 35 8−9
√ 4400 56 48 5−6 √ NCB + SMK + Hydrocefalus
√ 3000 48 34 8−9

√ 1900 41 31 √
3900 49 47,5
3200 53 36
√ 3000 50 34,5 9 − 10

√ 1900 42 31 8−9
√ 3300 51 35 8−9

Universitas Sumatera Utara


√ 3600 49 32
√ 2700 48 34

√ 2500 43 34

√ 2000 42 8−9

√ 4200 48 34/35 8−9


√ 3000 49 8−9
√ √ 3200 49 8−9

2400 49 8−9

Universitas Sumatera Utara


Nama
Diagnosis Fasilitas / Metode
Akhir RS Rujukan Pembayaran Catatan

71 72 73 73

NCB-SMK RS BPJS Rooming In


NCB-SMK RS
NCB-SMK BPJS
NCB-SMK BPJS
NCB-SMK BPJS
BPJS
NCB + SMK BPJS Kontap Perinatologi
NCB + SMK BPJS
NCB + SMK BPJS
NCB + SMK + Hydrocefalus Perinatologi
NCB + SMK BPJS

NCB + SMK Rooming In


NCB + SMK

NCB + SMK BPJS

Universitas Sumatera Utara


Gemelli

NCB + SMK
NCB + SMK KBE
NCB + SMK

Universitas Sumatera Utara


Data Seksio Sesarea Januari 2015-Desember 2015 di RSUP HAM Medan

Umur Status Rujukan


No. Tanggal / No. Reg / Pasien Rujukan Dari: Bukan
Urut Jam Registrasi No. RM Alamat (Tahun) Puskesmas Bidan Praktek RS/RSIA Klinik Lainnya Rujukan
Swasta /RSB Umum
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12
1 1/2/2015 62.58.40 Dsn. IV Salang Paku Momorang 26 √
2 1/6/2015 62.90.20 Jl. Balai Desa, Raandac 28 √
3 1/8/2015 62.89.59 Desa Aek Batu, Cikampat Asahan 33 √
4 1/10/2015 62.90.80 Jl. Guru III No.39 30 √
5 1/18/2015 62.63.84 Desa Pasir Gala 30 √ Pasien PIH
6 2/2/2015 63.22.54 Rodang 38 √ RS Tarutung
7 2/15/2015 63.35.75 Desa Buah Naban, Kel. Buah Naban 29 √
8 3/3/2015 Jl. Jamin Ginting 22
9 3/9/2015 63.58.54 Sipardabuan Desa Tunjak Sagala 44 RSUD Hadrianus Samosir
10 3/15/2015 63.63.91 Km. 18 Binjai 30 RS Julham Binjai
11 4/3/2015 63.81.81 Pasar II Natal 32 RS Putri Hijau
12 4/22/2015 35.74.86 Jl. Bunga Melati 32 Datang Sendiri
13 5/6/2015 64.00.09 Jl. Lembaga Penasyosa Katan 34 dr. Praktek
14 5/10/2015 64.18.14 Jl. Panglima Denai 29 Rujukan dr. Hanudse SPOG
15
16 5/20/2015 49.53.86 Dusun x Pondok 9 Marendal II KE 24 Datang Sendiri
17 5/28/2015 64.34.27 Jl. Eka Surya No. 87 Lk.XI Gedun 30
18 5/20/2015 64.28.78 Huta IV Sukasari Desa Bukit 26 √ RSU Putri Hijau
19 6/10/2015 49.22.19 Jl. S. M. Raja Gg. Sumatera No. 32 A 29 Datang Sendiri
20 6/21/2015 64.13.16 Jl. Rambutan 32 √
21 6/27/2015 64.16.93 Jl. Jati 14 No. 4 Desa Perumnas 25 √
22 7/4/2015 64.77.03 Merah Mege Kec. Atu Lintang 26 √ RSU Bersalin Gratis
23 7/9/2015 50.80.09 Dusun Sei Roha Simpang III 25 √ RSU Bangkata Binjai
24 7/20/2015 64.90.49 Jl. Namo Gajah 29

Universitas Sumatera Utara


25 7/31/2015 65.01.50 Jl. Nudig
26 8/2/2015 64.97.78 Dsn. I Kel Lubang Ido Namo Rambe
27 8/5/2015 59.12.44 Jl. Jamin Ginting Kabanjahe
28 8/30/2015 63.92.68 Jl. Setia Budi Psr. IV 26
29 9/6/2015 55.04.99 24
30 9/6/2015 55.04.99 Dusun Benteng Teladan Desa Sei √
31 9/14/2015 39.36.62 Jl. Teh 2 No. 17 P. Simalingkar M √
32 9/16/2015 65.44.14 Dusun IV Sei Sembilang Sei Kep 29 √ Setia Husada Kisaran
33 9/17/2015 65.44.27 Jl. Bunga Turi I Sidomulyo Medan √
34 9/17/2015 65.44.71 Desa Sidikalang Kec. Sorkam Bat √
35 9/24/2015 63.50.45 Jln. Flamboyan 8 Tanjung Sari 32 RSU Ridus Medan
36 10/5/2015 65.57.57 32 Datang Sendiri
37 10/19/2015 65.69.28 30 Datang Sendiri
38 10/22/2015 65.74.83 33 Datang Sendiri
39 10/22/2015 65.75.14 RSU Tap. Tengah
40 10/23/2015 65.75.78 Jl. P. Kalimantan Lk. II 32 Datang Sendiri
41 10/25/2015 65.76.76 RSU Martha Friska
42 10/26/2015 48.86.09 Jl. dr. Mansyur 38 Datang Sendiri
43 11/2/2015 65.83.02 JKl. Bunga Rimte Lk. I 32 √ Puskesmas Tuntungan
44 11/9/2015 65.88.60 Dsn I Desa Kutalimbaru 30 √ Grand Medistra
45 11/27/2015 65.99.37 Jl. Jamin Ginting No. 11 25 Datang Sendiri
46 11/4/2015 65.85.57 Dusun II Sei Gelugur Pancur Batu 35 RS Bina Kasih
47 11/9/2015 65.88.60 Dusun II Desa Kutalimbaru 36
48 12/4/2015 36.26.66 Kemenangan Tani No. 48 Datang Sendiri

Universitas Sumatera Utara


Terapi Pra-Rujukan Diag
Dexametason / Umur Hamil Inpartu
Diagnosis Rujukan Antibiotik MgSO4 Betametason Lainnya G P A (Minggu) (Ya/Tidak) HAP HPP

13 14 15 16 17 18 19 20 21 23 24
MG + Prev SC 2x (35-36) III II 35-36 √
Prev SC 2X + MG + Placenta Previa III II 38-40 √
Prev SC 2X + 38-40 + Inpartu III II 38-40 √
Plasenta Previa Total + SC + Aterm + PK II I 40 √
Perv. SC 1X + MG + KDR 38 minggu IV III I 38 √
Prev SC 2X + MG + KDR Aterm III II 40 √
SG + Aterm + Prev SC 1X II I 37-38 √
Prev SC 1X + SG + KDR Aterm II I 40 √
Susp Hep B + Prev SC 1X + MG + KDR Aterm III II 40
Prev SC 2X + KDR Aterm + Anemia III II 40 √
KJDK + Makrosemia + Prev SC 1X + Susp Hep + SG + KDR (37-38) + PK II I 38 √
Prev SC + MG + KDR Aterm
Prev SC √ II I 36-38
KPD + Gemelli + Prev SC 2X + KDR 32 mg + LK + LB

Prev SC 2X + MG + KDR (37-38 mg) + PK + AH + Inpartu III II 38


Prev SC 2X + MG + KDR (38-40 mg) + Plasenta Previa III II 40
Prev SC 2X + MG + LS + KDR 37-38 mg III II 38
Prev SC 1X + SG + KDR (Aterm) + LK + AH II I
Prev SC 1 + P + Inpartu + Naibniko II I 40
Prev SC + SG + KDR + PK + AH + Susp. SIDA II I 40
Prev SC + KDR (32-33) + PK + AH + Inpartu II I 35
Prev SC + Preterm Labor + SG + KDR + PK + AH + Inpartu II I 37
Prev SC 3X + MG + KDR 38-40 mg + PK + AH III II 38

Universitas Sumatera Utara


Prev SC 1X + KDR Aterm II I 40
Plasenta Previa Totalis + Prev. SC + MG + KDR (35-36) mg III II 36
HIV + Prev SC 1X + MG + KDR Aterm + PK + AH III II 40
Previous SC 2X + MG + VK + AH 40
CHF Fl II-III + Prev SC 1X + SG + KDR 38-40 mg II I
CAP FC II-III + Prev SC 1X + SG + KDR 38-40 + PK II
Prev. SC 1X + KPD + KDR 38 mg + AH + Inpartu II 38
PEB + Prev SC 1X + Inpartu II 40
Prev SC 2X + KDR + LK + VSH + Inpartu
Prev SC 1X + SG+ KDR (38-40) mg + PK + AH + Inpartu II I 38
Plc. Previa Totalis + Prev SC 1X + SG + KDR (37-38) mg + VK + AH
Dx. Prev SC 1X + Hep. B + MG III II 40 √
Hellp Syndrome + MG + Prev. SC + KDR 34 III II I 34
HDK + KJDK + Prev. SC 1X + KDR Aterm + Inpartu III II 40
Hep. B + Prev SC 2X + MG + KDR + Inpartu III II 36
Prev SC 2X + MG + AH + Inpartu III II 38
HIV + Prev. SC 1X + MG + KDR + PK + AH + Inpartu III II 38
HIV Std 3 + Prev SC 1X + MG + KDR + PK + AH + Inpartu III II 36
Prev. SC 1X + USG + KDR Aterm + PK + AH III II 40
Prev SC 1 X + Perdarahan Intra Abdomen III II I 22/24
Prev. SC 1X + Post Date + PK + AH + Inpartu II I 42 √
Post SC a/i PEB + Eklamsia
Prev SC 1X + MG + KDR 21/22 mg + AH + Anemia IV III 20
PEB + Prev. SC 1X + SG II I 36

Universitas Sumatera Utara


Diagnosis Awal Terapi Yang Telah Diberikan di RS Tanggal /
Komplikasi Ibu Dexametason / Jam
Infeksi Pre-Eklampsia Pre-Eklampsia Eklampsia Persalinan KPD Lainnya Abortus DJJ MgSO4 Betametason Lainnya Melahirkan
Ringan (HDK) Berat Macet (x per menit)
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
146
148
136
140
140 1/18/2015
142 2/2/2015
Prev SC 1X 136
3/3/2015
Susp Hep B 140 3/9/2015
Anemia 120 3/15/2015
4/3/2015

Prev SC 140 5/6/2015


140 5/10/2015
128 5/10/2015
120
Plasenta Previa
Prev SC 2X

140
SIDA HIV

148

Universitas Sumatera Utara


140
140

140

140
140
140
140
140
130
0
120

Universitas Sumatera Utara


Kelainan Letak: Cara Bersalin Oxytocin Kondisi Ibu Kondisi Bayi Perawatan Bayi Baru lahir Near-miss
Sectio- pada Kematian IUFD Tali Pusat diklem IMD mulai pada
Sungsang Lintang Spontan Vaccum Forceps Caesarea Curratage Lainnya MAK3 Hidup Mati Hidup Intrapartum (KJDR) >2 menit dilakukan Ibu
setelah lahir < 1jam
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 55
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √

√ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √

√ √
√ √ √ √
√ √
√ √





Universitas Sumatera Utara



√ √ √
√ √ √


√ √ √

√ √ √
√ √ √

√ √ √






√ √ √ √


√ √ √

Universitas Sumatera Utara


Jenis Kelamin Bayi BB PB LK & LD APGAR Komplikasi Bayi Baru Lahir VTP Resusitasi Dirujuk
Bayi Bayi Bayi Score Trauma BBLR Kelainan pada Diagnosis
Laki-Laki Perempuan (gr) (cm) (cm) (1, 5, 10) Asfiksia Kelahiran <2.500 Infeksi Konginetal Lainnya Bayi Asfiksia Ibu Anak Akhir
gr
56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71

√ 2750 44 32 5−9
√ 3225 48 35 9 − 10 NCB-SMK

√ 3100 48 35,4 8−9 NCB-SMK
√ 3100 47 34 9 − 10 NCB-SMK

NCB-SMK

√ 1690 41 30 6−7 BBLSR


√ 1780 41 31 5−6 BBLSR
√ 2900 48 33/34 8−9 NCB-SMK

√ 3200 48 35/34 9 − 10 NCB-SMK

√ 2900

√ 1930 41 NKB-SMK
√ 3450 49 35 NCB-SMK

Universitas Sumatera Utara


√ 3280 49 33/34 9 − 10 NCB-SMK
2700 46 34 9 − 10
3050 50 35 9 − 10

√ 1800 32 25/23 √

√ 3500 52
4000 52 35/33
√ 3570 50 36/34
√ 3040 46 36/32

√ 1900 44 30

√ 3470 47 33/34 NCB + SMK


√ 2670 47 33/32 8−9 NCB + SMK
√ 2700 48 8−9 NCB + SMK
2700 47 32/34 7−8 Presumtif HIV + NCB + SMK
√ 3750 50 35/34 9 − 10 NCB + SMK
By Exit
3220 48 37 8−9
Label Biru
Label Biru
√ 3310 46 34/33 8−9 NCB + SMK

Universitas Sumatera Utara


Nama
Fasilitas / Metode
RS Rujukan Pembayaran Catatan

72 73 73
Kontap
Perinatologi
BPJS Rooming In, Neonati RBI
KBE
Askes Rooming In
Rooming In RBI

BPJS Rooming In

BPJS Perinatologi
BPJS Perinatologi

BPJS

KBE
KBE
RBI
Rooming In

Universitas Sumatera Utara


Neonatus
Perinatologi
Rooming In
Rooming In

HAM BPJS KBE + Rooming In


HAM BPJS Rooming In
HAM BPJS Rooming In
HAM BPJS
HAM BPJS Rooming In

Rooming In + RBI
AKI

Rooming In

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai