SKRIPSI
Oleh:
SHEILA OCTAVIANI
140100185
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan
Sarjana Kedokteran
Oleh :
SHEILA OCTAVIANI
140100185
Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis hasil penelitian ini, sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memaparkan landasan
Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Lengan Atas, Lingkar Pinggang, dan Lingkar
1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Prof. dr. A. Afif Siregar, SpA(K), SpJP(K) selaku dosen pembimbing yang
telah memberi banyak arahan dan masukan kepada penulis sehingga karya
tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. Dr. dr. Aldy S Rambe, Sp.S(K), selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara dan Dosen Penguji I yang telah memberikan
masukan serta nasihat dalam penyempurnaan penulisan karya tulis ilmiah
ini.
4. dr. Noni Novisari Soeroso, M.ked (paru), Sp.P(K), selaku Dosen Penguji
II yang telah memberikan masukan serta nasihat dalam penyempurnaan
penulisan karya tulis ilmiah ini.
5. Seluruh mahasiswa FK USU yang telah banyak berjasa secara sukarela
meluangkan waktunya menjadi responden dalam penelitian ini sehingga
penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
ii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis hasil penelitian ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya.
Semoga karya tulis hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
iii
iv
vi
vii
viii
BB : Berat Badan
PB : Panjang Badan
TB : Tinggi Badan
U : Usia
ix
Latar Belakang. Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan
antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. IMT adalah parameter yang paling baik sebagai
penanda status gizi seseorang, namun pada orang dengan kondisi fisik tertentu pemeriksaan ini
sulit untuk dilakukan. Untuk itu perlu dicari parameter pengukuran lainnya. Tujuan. Untuk
menganalisis hubungan TB, BB, IMT, LiLA, LiPi, LiPa dan RLPP dengan status gizi. Metode.
Penelitian ini adalah analitik dengan menggunakan metode potong lintang. Sampel penelitian ini
adalah mahasiswa FK USU sebanyak 250 orang secara random sampling. Analisa data
menggunakan SPSS dengan uji korelasi pearson. Hasil. Pengukuran TB pada laki-laki memiliki
nilai (r = 0,388 dan p = 0,612) sedangkan perempuan (r = 0,465 dan p = 0,535), BB (r = 0,997
dan p = 0,003) dan (r = 0,994 dan p = 0,006), IMT (r = 0,998 dan p = 0,002) dan (r = 0,996 dan
p = 0,004), LiLA (r = 1 dan p = 0,000) dan (r = 0,998 dan p = 0,002), LiPi (r = 0,993 dan p =
0,007) dan (r = 0,987 dan p = 0,013), LiPa (r = 0,999 dan r = 0,001) dan (r = 0,998 dan p =
0,002), RLPP (r = 0,98 dan p = 0,02) dan (r = 0,998 dan p = 0,002). Kesimpulan. Tidak terdapat
hubungan antara TB dengan status gizi dan terdapat hubungan antara BB, IMT, LiLA, Lipi, LiPa
dan RLPP dengan status gizi.
Kata kunci : IMT, lingkar lengan atas, lingkar panggul, lingkar pinggang, status gizi.
xi
Backgrounds. Nutritional status is a state of the body caused by the balance between nutrient
intake with the needs. IMT becomes the best parameter to mark person's nutritional status, yet
this parameter cannot be used for people who are in certain condition. Therefore, it is necessary
to find another parameter that can be used for people who are in certain condition. Objectives. To
analyze the relation between height, weight, BMI, upper arm circumference, waist circumference,
hip circumference and waist-hip ratio within nutritional status. Methods. Type of this study is
analytical research using cross sectional method. The sample of this study is medical student of
universitas sumatera utara which is 250 persons. The sample of this study was taken with random
sampling method. Data that had been collected then were analyzed using SPSS which was
Pearson correlation test. Results. The height measurement of men are (r = 0,388 and p = 0,612),
while women are (r = 0,465 and p = 0,535). The weight measurement of men are (r = 0,997 and p
= 0,003), and of women are (r = 0,994 and p = 0,006), BMI of men are (r = 0,998 and p =
0,002), and of women are (r = 0,996 and p = 0,004), MUAC measurement of men are (r = 1 and
p= 0,000), and of women are (r = 0,998 and p = 0,002), Waist measurement of men are (r =
0,993and p = 0,007) and of women are (r = 0,987 and p = 0,013), Hip measurement of men are
(r =0,999 and r = 0,001) and of women are (r = 0,998 and p = 0,002), Waist-Hip ratio
measurement of men are (r = 0,98 and p = 0,02) and of women are (r = 0,998 and p = 0,002).
Conclusions. There is no relation between height and nutritional status and there is a relation
between Weight, BMI, MUAC, Waist Circumference, Hip circumference and Waist-Hip Ratio with
nutritional status.
Keywords: BMI, upper arm circumference, hip circumference, waist circumference, nutritional
status.
xii
Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan
antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Status gizi tersebut dapat dilihat dari
antropometri, biokimia atau laboratorium, klinis, dan diet (Lee, 2013).
Status gizi pada orang dewasa dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya
adalah kebiasaannya dalam mengonsumsi makanan sehari-hari. Orang dewasa
cenderung kurang memperhatikan asupan makanan, sehingga terkadang
mengakibatkan kelebihan ataupun kekurangan gizi. Kelebihan gizi dapat
menyebabkan kegemukan atau obesitas yang merupakan salah satu faktor risiko
terjadinya berbagai penyakit degeneratif, seperti hipertensi atau tekanan darah
tinggi, penyakit-penyakit diabetes, jantung koroner, hati dan kantung empedu
(Almatsier, 2010). Sedangkan kekurangan gizi dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan, kekurangan energi, penurunan daya tahan tubuh, perkembangan
mental, kemampuan berpikir, serta gangguan pada perilaku (Almatsier, 2010).
Berdasarkan data National Center for Health Statistics, selama tahun 2011-
2014 di Amerika Serikat (AS) prevalensi obesitas adalah 36,5% pada orang
dewasa dan pada dewasa muda (usia 20-39) sebesar 32,3%, dengan prevalensi
obesitas di kalangan perempuan 38,3% lebih tinggi daripada laki-laki 34,3%
(Ogden et al., 2015).
Menurut Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, status gizi penduduk
dewasa (>18 tahun) berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) di Indonesia adalah
kurus 11,1%, berat badan lebih 11,5%, dan obesitas 14,8% (Depkes, 2013).
Prevalensi di Sumatera Utara adalah kurus 6,5%, berat badan lebih 13%, dan
obesitas 18,1%. Prevalensi di Kota Medan adalah kurus 6,9%, berat badan lebih
14,3%, dan obesitas 23,8% (Hendarwan et al., 2013)
Berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) merupakan ukuran antropometrik
yang terpenting, dipakai untuk memeriksa kesehatan pada semua kelompok umur
(Soetjiningsih, 2012). Berat badan dan tinggi badan merupakan indikator yang
terbaik pada saat ini untuk mengetahui keadaan gizi, pengukuran ini sangat
sensitif terhadap perubahan, pengukurannya objektif dan dapat diulangi, serta
tidak memerlukan banyak waktu (Soetjiningsih, 2012). Hanya saja pada
pengukuran tinggi badan memerlukan microtoise dan berat badan memerlukan
timbangan, yang membutuhkan biaya relatif lebih mahal. Sedangkan melakukan
pengukuran status gizi dengan pengukuran lingkar lengan atas (LiLA), lingkar
pinggang (LiPi), dan lingkar panggul (LiPa) relatif lebih murah dikarenakan
hanya menggunakan pita ukur.
Penelitian mengenai pengukuran dengan menghubungkan antara indeks
massa tubuh, lingkar lengan atas, lingkar pinggang, dan lingkar panggul dengan
status gizi masih sangat perlu dilakukan, dan perlu dikembangkan. Maka, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tersebut terhadap mahasiswa FK USU.
Terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dan lingkar lengan atas,
lingkar pinggang, dan lingkar panggul dengan status gizi pada mahasiswa FK
USU
Untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dan lingkar lengan
atas, lingkar pinggang, dan lingkar panggul terhadap status gizi mahasiswa FK
USU
Memberikan data bagi peneliti lain tentang hubungan antara indeks massa
tubuh dan lingkar lengan atas, lingkar pinggang dan lingkar panggul terhadap
status gizi
Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan
antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Status gizi tersebut dapat dilihat dari
antropometri, biokimia atau laboratorium, klinis, dan diet (Lee, 2013). Status gizi
adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat
gizi. Dibedakan antara gizi buruk, kurang, baik, dan lebih (Almatsier, 2010).
Status gizi lebih (overnutrition) merupakan keadaan gizi seseorang yang
pemenuhan kebutuhannya melampaui batas lebih dari cukup (kelebihan) dalam
waktu cukup lama (Sandjaja, 2009). Status gizi normal merupakan suatu ukuran
status gizi dimana terdapat keseimbangan antara jumlah energi yang masuk ke
dalam tubuh dan energi yang dikeluarkan dari luar tubuh sesuai dengan kebutuhan
individu. Energi yang masuk ke dalam tubuh dapat berasal dari karbohidrat,
protein, lemak dan zat gizi lainnya (Nix, 2013). Status gizi kurang atau yang lebih
sering disebut undernutrition merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah
energi yang masuk lebih sedikit dari energi yang dikeluarkan. Hal ini dapat terjadi
karena jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari anjuran kebutuhan individu
(Wardlaw and Hampl, 2007).
Status gizi dapat dinilai dengan dua cara, yaitu penilaian status gizi secara
langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung (Alhamda and Sriani,
2014). Penilaian status gizi secara langsung dapat dilakukan dengan empat cara
yaitu:
1. Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari
sudut pandang gizi, maka antopometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi. Metode antropometri sangat berguna untuk melihat
ketidakseimbangan energi dan protein. Akan tetapi, antropometri tidak dapat
digunakan untuk mengidentifikasi zat-zat gizi yang spesifik (Alhamda and Sriani,
2014).
Dalam praktek sehari-hari umunya status gizi ditentukan berdasarkan
pemeriksaan klinis dan antropometris (Sjarif et al., 2014).
Catatan:
1. Anak yang berada di rentang ini memiliki badan yang sangat tinggi.
Tinggi badan jarang menjadi sebuah masalah, kecuali hal tersebut (tinggi
badan) sangat berlebihan, yang mungkin saja mengindikasikan adanya
kelainan endokrin seperti hormon pertumbuhan yang di produksi tumor.
Lebih baik anak yang berada di rentang ini untuk memeriksakan diri jika
terindikasi kelainan endokrin (khususnya jika orang tua yang memiliki
tinggi badan normal tapi memiliki anak yang sangat tinggi di usia anak-
anak)
2. Seorang anak yang berat badan berdasarkan usianya jatuh pada rentang ini
mungkin memiliki masalah pertumbuhan tapi lebih baik dilakukan
pengukuran menggunakan berat badan berdasarkan panjang badan/tinggi
badan atau IMT berdasarkan usia.
3. Titik plot diatas 1 menunjukkan kemungkinan risiko terjadi.
Kecenderungan terhadap garis 2 z-skor menunjukkan risiko yang pasti
4. Ada kemungkinan anak yang kerdil atau sangat kerdil berat badannya
berlebih
5. Ini adalah yang dimaksud sebagai berat badan yang sangat rendah dalam
modul training IMCI (Integrated Management of Childhood Illness in-
service training. WHO, Geneva, 1997).
Ada beberapa grafik yang digunakan sebagai rujukan dalam menentukan
status gizi secara antropometris antara lain menurut CDC 2000 dan WHO 2006.
Kelemahan grafik WHO 2006 tersebut tidak tersedianya grafik BB menurut TB
sesudah usia 5 tahun. Untuk mengatasi masalah tersebut maka direkomendasikan
menggunakan perhitungan persentasi berat badan (BB) aktual terhadap BB ideal.
Berat badan ideal ditentukan dengan langkah sebagai berikut (Sjarif et al., 2014) :
1. Plot BB dan PB atau BB dan TB aktual pada grafik BB menurut Umur dan
Jenis Kelamin dan PB atau TB menurut umur dan jenis kelamin.
2. Tentukan height-age (umur tinggi badan) dengan menarik garis horizontal
dari PB atau TB aktual sehingga memotong persentil 50th atau median
grafik tersebut. Umur tempat titik potong tersebut disebut sebagai height
age yang berarti sebenarnya PB atau TB anak tersebut ideal untuk usia
tersebut, height age dapat lebih muda atau lebih tua daripada usia aktual.
Selanjutnya tentukan BB ideal dari height age tersebut, yaitu persentil ke-50
atau median BB menurut umur dan jenis kelamin untuk umur PB/TB.
Status gizi diperoleh dengan perhitungan persentase BB aktual terhadap BB
ideal, selanjutnya diklasifikasikan menurut Waterflow 1972 sbb (Sjarif et al.,
2014):
Obesitas >120%
Gizi lebih (overweight) >110-120%
Gizi cukup 110-90%
Gizi kurang 70-90%
Gizi kurang <70%
Jika ditemukan pasien dengan gizi lebih atau obesitas maka parameter
pengukuran dialihkan dengan menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan
perhitungan BB (Kg) dibagi TB2 (m2). Selanjutnya nilai IMT yang di dapat diplot
ke Grafik IMT menurut umur dan jenis kelamin. Jika menggunakan kurva CDC
untuk usia 2-20 tahun maka diklasifikasikan sebagai overweight
85th -
kurva WHO 2006 0-5 tahun, akan diklasifikasikan sebagai overweight
kelenjar tiroid. Metode ini berguna untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda
klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Dapat pula untuk
mengetahui status gizi dengan cara melakukan pemeriksaan fisik (Alhamda and
Sriani, 2014).
3. Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang
diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.
Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja, dan juga beberapa
jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan
bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi.
Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat
banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik (Alhamda and
Sriani, 2014).
4. Biofisik
Penentuan secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan
melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur
dari jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam keadaan tertentu, seperti kejadian
buta senja epidemik. Cara yang digunakan adalah adaptasi gelap (Alhamda and
Sriani, 2014).
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu: survei
konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi. Pengertian dan penggunaan
metode akan diuraikan sebagai berikut:
1. Survei konsumsi makanan
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara
tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang
konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga, dan individu. Survei dapat
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi (Alhamda and Sriani, 2014).
2. Statistik Vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis
data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka
kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang
berhubungan dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian
indikator penilaian tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat (Alhamda
and Sriani, 2014).
3. Ekologi
Pengukuran status gizi yang didasarkan atas ketersediannya makanan yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor ekologi. Tujuannya untuk mengetahui penyebab
malnutrisi masyarakat. Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil
interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya (Alhamda and
Sriani, 2014).
Dalam menentukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku. Berdasarkan
CDC klasifikasi status gizi pada anak dengan menggunakan IMT berdasarkan usia
dibagi menjadi 4, yaitu (Lee, 2013):
1. Berat badan lebih (overweight)
Berat badan lebih di definisikan sebagai berat badan yang lebih besar
daripada titik acuan berat badan yang biasanya dikaitkan dengan tinggi badan.
Gizi lebih terjadi jika terdapat ketidakseimbangan antara konsumsi energi dan
pengeluaran energi (Nix, 2013). Peningkatan pendapatan pada kelompok
masyarakat tertentu, terutama di perkotaan menyebabkan perubahan dalam gaya
hidup, terutama pola makan. Pola makan berubah ke pola makan baru yang
rendah karbohidat, rendah serat kasar, dan tinggi lemak sehingga menjadikan
mutu makanan ke arah tidak seimbang. Dampak masalah gizi lebih tampak
dengan semakin meningkatnya penyakit degeneratif, seperti jantung koroner,
diabetes mellitus (DM), hipertensi, dan penyakit hati (Supariasa et al., 2002).
2. Obesitas
Obesitas didefinisikan sebagai kelebihan jumlah lemak tubuh yang
berlebih yang berkaitan dengan massa tubuh (Lee, 2013) . Penanggulangan
masalah gizi lebih adalah dengan menyeimbangkan masukan dan keluaran energi
melalui pengurangan makan dan penambahan latihan fisik. Penyeimbangan
2.2 ANTROPOMETRI
Indeks BB/U adalah pengukuran total berat badan termasuk air, lemak,
tulang dan otot. Indeks tinggi badan menurut umur adalah pertumbuhan linier dan
LiLA adalah pengukuran terhadap otot, lemak, dan tulang pada area yang diukur.
BB/U merupakan indikator yang paling umum. Indeks TB/U dan BB/TB untuk
membedakan apakah kekurangan gizi terjadi kronis atau akut. Pada keadaan
kurang gizi kronis, BB/U dan TB/U rendah, tetapi BB/TB normal. Kondisi itu
disebut dengan stunting.
Penentuan ambang batas diperlukan kesepakatan para Ahli Gizi. Ambang
batas dapat disajikan dalam tiga cara yaitu, persen terhadap median, persentil dan
standar deviasi unit.
1. Persen terhadap Median
Median adalah nilai tengah dari suatu populasi. Dalam
antropometri gizi median sama dengan persentil 50. Contoh, anak umur
2 tahun nilai medan BB adalah 12 kg, maka 80% median sama dengan
9,6 kg, dan 60% median sama dengan 7,2 kg.
Tabel 2.2 Status gizi berdasarkan indeks antropometri.
Indeks
Status Gizi
BB/U TB/U BB/TB
Gizi Baik >80 % >90% >90%
Gizi Sedang 71-80% 81-90% 81-90%
Gizi Kurang 61-70% 71-80% 71-80%
Gizi Buruk
Tabel 2.7 Korelasi cut-off point lingkar lengan atas terhadap indeks massa tubuh dalam
mendeteksi kekurangan energi kronis.
Lingkar Langan Atas IMT (Kg/m2)
Kategori Diagnosis
Pria (cm) Wanita Lk Pr
Undernourished <23 <22 <17 <17
Severe Wasting <20 <19 <13 <13
Extreme Wasting <17 <16 <10 <10
Sumber: (Ariyani, 2012)
Lingkar panggul diukur dengan melingkarkan pita ukur melalui dua titik
(tonjolan trokhanter mayor kiri dan kanan) yang sejajar dengan lantai.
Perbandingan ukuran lingkar pinggang dan panggul (Waist-Hip ratio/WHR), ialah
cara sederhana dalam penentuan distribusi lemak baik dibawah kulit maupun pada
jaringan intra-abdominal (Arisman, 2010).
Rasio lingkar pinggang dan panggul (pria > 1,0 dan wanita > 0,85)
menandakan penumpukan lemak dalam perut. Pembesaran ukuran RLPP
mencerminkan perubahan risiko penyakit degeneratif, terutama penyakit
kardiovaskuler, meskipun risiko yang kemudian mungkin berlanjut tidak sama
pada setiap populasi. Contohnya, wanita kulit putih lebih kuat terkait dengan
risiko PJK dan DM tipe 2 ketimbang wanita kulit hitam (Arisman, 2010).
IMT merupakan indikator status gizi pada orang dewasa. Lingkar lengan
atas adalah pengukuran antropometrik lainnya yang digunakan utamanya pada
anak-anak. Pada penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa terdapat korelasi
yang sangat kuat antara lingkar lengan atas dengan IMT dimana pada pria r = 0,81
dan wanita r = 0,828 (Sultana et al., 2015).
Antropometri
Status Gizi
Penelitian ini bertujuan untuk melihat status gizi pada mahasiswa FK USU
3.3.3 Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi terjangkau dan
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, yaitu:
Kriteria inklusi adalah sebagai berikut:
1. Subjek mahasiswa FK USU
2. Subjek mendapat informed consent
27
Keterangan :
n = Jumlah sampel keseluruhan
N = Besar Populasi
p = Perkiraan populasi variabel penelitian (0,65)
q =
Z2 1- = Derajat kepercayaan (1,96)
d = Tingkat ketelitian yang diinginkan (0,05)
Dari rumus diatas, maka jumlah besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian
ini adalah:
Keterangan :
nk : Jumlah sampel tingkat kelas
Nk : Jumlah siswa tingkat kelas
n : Jumlah sampel keseluruhan
N : Jumlah seluruh populasi
Dengan demikian, jumlah sampel dari tiap kelas adalah sebagai berikut:
2016 A = = 41 orang
2016 B = = 42 orang
2015 A = 37 orang
2015 B = 37 orang
2014 A = = 47 orang
2014 B = 46 orang
3.4.1 Timbangan
3.4.2 Microtoise
Microtoise yang berfungsi untuk mengukur tinggi badan mahasiswa pada saat
penelitian. Microtoise yang digunakan yaitu GEA SH-2A dengan ketelitian 0,1
cm.
Pita ukur berfungsi untuk mengukur lingkar pinggang dan lingkar panggul
mahasiswa pada saat penelitian dimulai. Pita yang digunakan yaitu Medline
Onemed dengan ketelitian 0,1 cm.
Pita yang digunakan untuk mengukur lingkar lengan atas mahasiswa pada
saat penelitian dimulai.
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer, yaitu data yang
didapatkan secara langsung melalui pengukuran dari masing-masing sampel
penelitian yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengukuran yang
dilakukan meliputi pengukuran IMT, lingkar lengan atas, lingkar pinggang dan
lingkar panggul.
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya akan diolah peneliti dengan proses
editing, coding, entry, cleaning dan saving. Pengolahan, analisis dan penyajian
data menggunakan perangkat lunak pengolah data SPSS dengan melalui dua
tahap:
Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan data sehingga lebih
mudah untuk menilai ditribusi frekuensi. Hasil analisis ini akan disajikan
dalam bentuk tabel frekuensi.
Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen penelitian. Uji hipotesis yang
digunakan pada penelitian ini adalah uji korelasi pearson dengan derajat
kepercayaan (Z) 95%. Jika p < 0,05 maka hasilnya dinyatakan bermakna
1. Status Gizi
a. Definisi operasional : Suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang
yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-
zat gizi di dalam tubuh
b. Alat ukur : Timbangan Kris 207799, Microtoise GEA SH-2A, pita ukur
Medline Onemed, dan pita lila
c. Cara ukur : Analisis data IMT, lingkar lengan atas, linggar pinggang
dan lingkar panggul
d. Skala ukur : Kategorik
e. Hasil ukur: Underweight, normoweight, overweight, obese
2. Indeks Massa Tubuh (IMT)
a. Definisi operasional : IMT adalah salah satu cara penilaian status gizi
seseorang berdasarkan antropometri.
b. Alat ukur :
Tinggi Badan (TB) menggunakan microtoise GEA SH-2A
Berat Badan (BB) menggunakan timbangan Kris 207799
c. Cara ukur : Pengukuran berat badan dan tinggi badan
d. Skala ukur: Numerik (Rasio)
e. Hasil ukur: k - < 24,9), Berat badan lebih
-
3. Lingkar Lengan Atas
a. Definisi operasional: Keliling lengan atas kiri dan diukur pada titik
tengah antara ujung bahu dan siku (Morley, 2008). Pengukuran dapat
digunakan untuk menentukan status gizi secara cepat (Yallamraju et al.,
2014).
b. Alat ukur: Pita ukur lila
c. Cara ukur: Pengukuran lingkar lengan atas
d. Skala ukur: Numerik (Rasio)
e. Hasil ukur: Normal (25,7-28,5), Obesitas (28,5-34,2), Obesitas Berat
(34,2-39,7), Obesitas Sangat Berat (>39,7)
4. Lingkar Pinggang
a. Definisi operasional: Suatu pengukuran yang dilakukan pada titik yang
terletak beberapa sentimeter diatas umbilikus (Frisancho, 2011)
b. Alat ukur: Pita ukur Medline Onemed
c. Cara ukur: Pengukuran lingkar pinggang
d. Skala ukur: Numerik (Rasio)
e. Hasil Ukur: >102 cm (pria) dan > 88cm (wanita) menandakan obesitas
abdomen
5. Lingkar panggul
a. Definisi operasional: Suatu pengukuran yang dilakukan pada daerah
maksimal lingkar pantat (WHO, 2011)
b. Alat ukur: Pita ukur Medline Onemed
c. Cara ukur: Pengukuran lingkar panggul
d. Skala ukur: Numerik (Rasio)
e. Hasil ukur: Rasio lingkar pinggang panggul (pria > 1,0 dan wanita >
0,85) menandakan penumpukan lemak dalam perut
35
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat dari 250 responden yang diukur didapatkan
bahwa berdasarkan jenis kelamin didapati 84 orang laki-laki dan 166 orang
perempuan.
Berdasarkan data diatas, rata-rata sampel berdasarkan usia pada laki-laki yaitu
19,75 tahun sedangkan perempuan 19,69 tahun; rerata berdasarkan TB pada laki-laki
yaitu 168,68 dan perempuan 156,7; rerata berdasarkan BB pada laki-laki 69,86 dan
perempuan 57,51; rerata berdasarkan IMT pada laki-laki 69,86 dan perempuan 57,51;
rerata berdasarkan LiLA pada laki-laki 24,53 dan perempuan 23,4; rerata berdasarkan
LiPi pada laki-laki 82,4 dan perempuan 75,71; rerata berdasarkan LiPa pada laki-laki
97,5 dan perempuan 94,79; rerata berdasarkan RLPP pada laki-laki 0,83 dan
perempuan 0,79.
LiPa (cm)
Kurus 83,45 ± 3,35 78,5 87 83,21 ± 3,19 78,5 88
Normal 92,1 ± 4,64 79 -100 91,35 ± 4,68 76 108
BB lebih 101,5 ± 3,28 99 110,5 98,27 ± 4,24 91 108
Obesitas 112,26 ± 9,37 96 135 108, 03 ± 6,14 98 123
Kurus 168.85 155.00 48.00 42.14 16.81 17.53 22.37 21.30 66.45 66.14 83.45 83.21 0.79 0.78
Normal 168.31 157.20 62.15 52.56 22.01 21.25 26.50 24.30 75.41 71.50 92.10 91.35 0.81 0.77
BB lebih 168.57 155.23 74.38 61.87 26.18 25.63 30.07 27.56 86.15 79.71 101.50 98.27 0.84 0.80
Obesitas 169.11 157.06 92.52 77.00 32.16 31.20 34.06 31.57 101.26 91.14 112.26 108.03 0.89 0.83
Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan rerata TB dengan status gizi kurus pada
laki-laki adalah 168,85 sedangkan perempuan 155; normal 168,31 dan 157,2; BB
lebih 168,57 dan 155,23; obesitas 169,11 dan 157,06. Berdasarkan rerata BB
dengan status gizi kurus pada laki-laki 48 sedangkan perempuan 42,14; normal
62,15 dan 52,56; BB lebih 74,38 dan 61,87; obesitas 92,52 dan 77. Berdasarkan
rerata IMT dengan status gizi kurus pada laki-laki 16,81 sedangkan perempuan
17,53; normal 22,01 dan 21,25; BB lebih 26,18 dan 25,63; obesitas 32,16 dan
31,2. Berdasarkan rerata LiLA dengan status gizi kurus pada laki-laki 22,37
sedangkan perempuan 21,3; normal 26,5 dan 24,3; BB lebih 30,07 dan 27,56;
obesitas 34,06 dan 31,57. Berdasarkan rerata LiPi dengan status gizi kurus pada
laki-laki 66,45 sedangkan perempuan 66,14; normal 75,41 dan 71,5; BB lebih
86,15 dan 79,71; obesitas 101,26 dan 91,14. Berdasarkan rerata LiPa dengan
status gizi kurus pada laki-laki 83,45 sedangkan perempuan 83,21; normal 92,1
dan 91,35; BB lebih 101,5 dan 98,27; obesitas 112,26 dan 108,03. Berdasarkan
rerata RLPP dengan status gizi kurus pada laki-laki 0,79 sedangkan perempuan
0,78; normal 0,81 dan 0,77; BB lebih 0,84 dan 0,8; obesitas 0,89 dan 0,83.
Dari tabel 4.4 berdasarkan klasifikasi status gizi terdapat 18 orang (7,2%) gizi
kurus terdiri dari 10 orang laki-laki dan 8 orang perempuan, 148 orang (59,2%)
gizi normal terdiri dari 41 orang laki-laki dan 107 orang perempuan, 36 orang
(14,4%) berat badan lebih terdiri dari 13 orang laki-laki dan 23 orang perempuan,
dan 48 orang (19,2%) obesitas terdiri dari 21 orang laki-laki dan 27 orang
perempuan.
Selanjutnya untuk mengetahui adanya hubungan antara TB, BB, IMT, LiLA,
LiPi, LiPa dan RLPP dengan status gizi digunakan uji korelasi pearson dengan
nilai bermakna apabila p < 0,05.
Tabel 4.6 Hubungan TB dengan Status Gizi.
TB R P
Laki-laki 0,388 0,612
Perempuan 0,465 0,535
Pada tabel 4.6 TB pada laki-laki memiliki nilai (r = 0,388 dan p = 0,612)
sedangkan perempuan (r = 0,465 dan p = 0,535). Hal ini menunjukkan bahwa
korelasi antara TB dengan status gizi tidak bermakna dan nilai p > 0,05.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Diverse
Populations Collaborative Group, 2005) yaitu pada laki-laki (r = -0,004 dan p = -
0,133) sedangkan pada perempuan (r = -0,016 dan p = -0,205) yang artinya
terdapat korelasi negatif antara IMT dengan TB. Penelitian ini menggunakan
dengan sampel perempuan dan laki-laki dari US, Eropa,
dan Asia.
Menurut (Garn et al., 1986) hal ini terjadi karena korelasi antara tinggi badan
dan IMT bergantung terhadap usia. Korelasi ini positif pada anak-anak dan
menurun dengan adanya usia, menjadi negatif pada usia pertengahan.
Pada tabel 4.7 BB pada laki-laki memiliki nilai (r = 0,997 dan p = 0,003) dan
pada perempuan (r = 0,994 dan p = 0,006). Hal ini menunjukkan bahwa hubungan
antara BB dengan status gizi secara statistik bermakna karena nilai p < 0,05.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Diverse Populations
Collaborative Group, 2005) yang menunjukkan terdapat korelasi yang kuat dan
signifikan antara IMT dengan BB dalam semua grup, perempuan dan laki-laki.
Menurut (Soetjiningsih, 2012) berat badan adalah salah satu parameter yang
memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap
perubahan-perubahan mendadak.
Pada tabel 4.8 IMT pada laki-laki memiliki nilai (r = 0,998 dan p = 0,002)
dan pada perempuan (r = 0,996 dan p = 0,004). Hal ini menunjukkan bahwa
hubungan antara IMT dengan status gizi secara statistik bermakna karena nilai p <
0,05.
Pada tabel 4.9 LiLA pada laki-laki memiliki nilai (r = 1 dan p = 0,000) dan
pada perempuan (r = 0,998 dan p = 0,002). Hal ini menunjukkan bahwa hubungan
antara LiLA dengan status gizi secara statistik bermakna karena nilai p < 0,05.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Dasgupta et al., 2010)
yang dimuat dalam Indian Journal of Community Medicine menunjukkan terdapat
korelasi yang kuat dan signifikan antara IMT dengan LiLA. Penelitian ini
menggunakan populasi anak sekolah menengah pertama dengan rentang usia 10 -
19 tahun di Chetla. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
(Benitez et al., 2016) yang dimuat dalam PLOS one.
Menurut (Sttratton et al., 2004) LiLA < 23,5 cm terkait dengan nilai IMT <
20 kg/m2, dengan hasil tersebut dapat diketahui bahwasannya subjek berada
dalam keadaan berisiko malnutrisi. Penelitian ini juga membahas penurunan berat
badan seiring dengan berjalannya waktu dan nilai LiLA. Dalam hal ini
diperkirakan bahwa jika LiLA mengalami perubahan paling sedikit 10%, BB dan
IMT mungkin juga akan berubah sebesar 10% atau lebih
Pada tabel 4.10 LiPi pada laki-laki memiliki nilai (r = 0,993 dan p = 0,007)
dan pada perempuan (r = 0,987 dan p = 0,013). Hal ini menunjukkan bahwa
hubungan antara LiPi dengan status gizi secara statistik bermakna karena nilai p <
0,05.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Gierach et al., 2014)
yang dimuat dalam Hindawi International Scholarly Research Notices
menunjukkan terdapat korelasi yang kuat dan signifikan antara indeks massa
tubuh dengan LiPi. Penelitian ini menggunakan populasi pasien dengan sindrom
metabolik yang berkaitan dengan hipertensi, lipid disorders, dan carbohydrate
disorders. Penelitian dilakukan di Kuyavian-Pomeranian selama 24 bulan.
Pada tabel 4.11 LiPa pada laki-laki memiliki nilai (r = 0,999 dan r = 0,001)
dan pada perempuan (r = 0,998 dan p = 0,002). Hal ini menunjukkan bahwa
hubungan antara LiPa dengan status gizi secara statistik bermakna karena nilai p <
0,05.
Pada tabel 4.12 RLPP pada laki-laki memiliki nilai (r = 0,98 dan p = 0,02)
dan pada perempuan (r = 0,998 dan p = 0,002). Hal ini menunjukkan bahwa
hubungan antara RLPP dengan status gizi secara statistik bermakna karena nilai p
< 0,05.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Doustjalali et al.,
2016) yang dimuat dalam Pakistan Journal of Nutrition menunjukkan terdapat
korelasi yang kuat dan signifikan antara IMT dengan RLPP untuk perempuan,
sedangkan pada laki-laki tidak menunjukkan adanya korelasi. Penelitian ini
menggunakan populasi mahasiswa S1 kedokteran di Universitas SEGi, Malaysia.
Menurut (Ho et al., 2001) IMT dan LiPi efektif untuk laki-laki, sementara
LiPi dan RLPP lebih baik pada wanita. Menurut ( Vazquez et al., 2007) RLPP
merupakan pengukuran obesitas yang paling sering dikaitkan sebagai prediktor
diabetes setelah IMT dan memiliki korelasi yang lebih rendah dengan IMT
daripada LiPi.
5.1 Kesimpulan
47
5.2 Saran
Dalam proses penulisan penelitian ini, ada beberapa saran yang akan
disampaikan oleh peneliti dengan harapan saran tersebut akan bermanfaat bagi
semua pihak yang terlibat dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut yaitu :
1. Tingginya prevalensi berat badan lebih dan obesitas pada hasil penelitian
ini yaitu mahasiswa Fakultas Kedokteran USU yang telah dijadikan
sampel, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk lebih
memperhatikan pola makanan yang sehat dan olahraga teratur
2. Peneliti menyarankan agar data hasil penelitian dapat dijadikan acuan
untuk dilakukan penelitian selanjutnya dengan jumlah sampel yang lebih
banyak serta rentang umur yang lebih luas
3. Perlunya diterapkan pengukuran LiLA, LiPi, LiPa dan RLPP untuk
penentuan status gizi sehingga dapat digunakan untuk pasien pada kondisi
tertentu
Angraini, R. 2014, 'Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT), Aktivitas Fisik, Rokok,
Konsumsi Buah, Sayur dan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Pulau
Kalimantan'. Available at: http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-
Undergraduate-2408-SKRIPSI RIKA _201032009 (GIZI UNIV ESA
UNGGUL).pdf.
Arisman, M. 2010, Buku Ajar Ilmu Gizi Gizi dalam Daur Kehidupan, EGC,
Jakarta.
Ariyani, D. 2012, 'Validitas Ukuran Lingkar Lengan Atas terhadap Indeks Massa
Tubuh dalam Mendeteksi Risiko Kekurangan Energi Kronis pada Wanita
(20-45) di Indonesia'. Available
at:http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20297244-S1883-Diny Eva
Ariyani.pdf.
Benitez, B. N., Suarez, L. J. P., Fuentes, F. M., Olivia, G. J. G., Delgado, B. I.,
Pereyra-Garcia, C. F., et al. 2016, 'Relationship between Mid-Upper Arm
Circumference and Body Mass Index in Inpatients', PLOS ONE, vol. 11.
Available at:
http://journals.plos.org/plosone/article/authors?id=10.1371/journal.pone.01
60480
Bouguerra, R., Alberti, H., Smida, H., Salem, L. B., Rayana, C. B., Atti, J. E., et
al. 2007, 'Waist circumference cut-off points for identification of
abdominal obesity among the tunisian adult population', Obesity and
Metabolism, pp. 859-868. Available at: https://doi.org/10.1111/j.1463-
1326.2006.00667.x
Dasgupta, A., Butt, A., Saha, T. K., Basu, G., Chattopadhyay, A., Mukherjee, A.
2010, 'Assessment of malnutrition among adolescents: Can BMI be
replaced by MUAC', Indian Journal of Community Medicine, vol. 35, pp.
276-279. Available at:
http://www.ijcm.org.in/text.asp?2010/35/2/276/66892
Doustjalali, S. R., Gujjar, K.R., Sharma, R., Nurfatiha, M., Firzanah, R. N., Syukri
M. K. M., et al. 2016, 'Correlation Betweeen Body Mass Index (BMI) and
Waist to Hip Ratio (WHR) among Undergraduate Students', Pakistan
Journal of Nutrition, vol. 15, pp. 618-624. Available at:
http://scialert.net/qredirect.php?doi=pjn.2016.618.624&linkid=pdf
Fauzan, E. 2012, 'Hubungan Status Gizi dengan Tingkat Prestasi Belajar pada
Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Indramayu'. Available at:
http://eprints.uny.ac.id/7718/3/BAB 2 - 08603141021.pdf.
Garn, S.M., Leonard, W.R., Hawthorne, V. M. 1986, Three limitations of the body
mass index, Am J Clin Nutr, pp. 996-997. Available at:
http://ajcn.nutrition.org/content/44/6/996.full.pdf
Gierach, M., Gierach, J., Ewertowska, M., Arndt, A., Junik, R. 2014, 'Correlation
between Body Mass Index and Waist Circumference in Patients with
Metabolic Syndrome', Hindawi Publishing Corporation, pp. 1-6. Available
at: http://dx.doi.org/10.1155/2014/514589
Hendarwan, H., Winarto, A., Raflizar, Handayani, K., Ida, Nugroho, S., et al.
2013, 'Riskesdas Dalam Angka Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013', vol.
7, no. 1. Available at:
http://terbitan.litbang.depkes.go.id/penerbitan/index.php/lpb/catalog/book/
157
Ho, S. C., Chen, Y. M., Woo, J.L., Leung, S. S., Lam, T. H., Janus, E. D. 2001,
'Association between simple anthropometric indices and cardiovascular
risk factor, Int J Obes Relat Metab Disord, pp. 1689-97. Available at:
https://doi.org/10.1038/sj.ijo.0801784
Lancet, T. 2004, 'Appropriate body-mass index for Asian population and its
implications for policy and intervention strategies', vol. 363, pp. 157-163.
Available at:
http://www.who.int/nutrition/publications/bmi_asia_strategies.pdf
McCarthy, H. D., Ellis, S. and Cole, T. 2003, 'Central overweight and obesity in
British youth aged 11-16 years: cross sectional survey of waist
circumference', BMJ, vol. 326, pp.1-4. Available at:
http://www.bmj.com/content/bmj/326/7390/624.full.pdf
Morley, D. 2008, 'Tapes for measuring Mid Upper Arm Circumference (MUAC)',
SSMJ, vol. 1. Available at:
http://www.southsudanmedicaljournal.com/archive/2008-11/tapes-for-
measuring-mid-upper-arm-circumference-muac.html
Sjarif, D., Lestari, E., Mexitalia, M. and Nasar, S. 2014, Buku Ajar Nutrisi
Pediatrik dan Penyakit Metabolik, Badan Penerbit IDAI, Jakarta.
Stratton, R. J., Hackson, A., Longmore, D., Dixon, R., Price, S., Stroud, M., et al.
2004, 'Malnutrition in hospital outpatients and inpatients: prevalence,
concurrent validity and ease of use of the 'malnutrition universal screening
tool' ('MUST') for adults', Br J Nutr, vol. 92, pp. 799-808. Available at:
https://doi.org/10.1079/BJN20041258
Sugiritama, I., Wiyawan, I., Arijana, I. and Ratnayanti, I. 2015, 'Gambaran IMT
(Indeks Massa Tubuh) Kategori Berat Badan Lebih dan Obesitas pada
Masyarakat Banjar Demulih,Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli'.
Available at:
http://erepo.unud.ac.id/962/1/e7be6137e35fb5f1ef16a543e13fa83f.pdf.
Sultana, T., Karim, M., Ahmed, T. and Hossain, M. 2015, 'Assessment of Under
Nutrition of Bangladeshi Adults Using Anthropometry: Can Body Mass
Index Be Replaced by Mid Upper-Arm-Circumference?', PLos ONE, vol
10, no. 4. doi: 10.1371/journal. pone.0121456.
Supariasa, I., Bakri, B. dan Fajar, I. 2002, Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta.
WHO. 2011, Waist Circumference and Waist-Hip Ratio Report of WHO Expert
Consultation, World Health Organization, Geneva. Available at:
http://www.who.int/nutrition/publications/obesity/WHO_report_waistcircu
mference_and_waisthip_ratio/en/
Yallamraju, S. R., Mehrotra, R., Sinha, A., Gattumeedhi, S. R., Gupta, A. and
Khadse, S. V. 2014, 'Use of mid upper arm circumference for evaluation
of nutritional status of OSMF patients', doi:
https://dx.doi.org/10.4103%2F2231-0762.1462
Lampiran A
Agama : Islam
2016/2017
2015/2016
Lampiran B
Usia : __________________________________
Angkatan/NIM : __________________________________
Setelah mendapatkan penjelasan tentang maksud dan tujuan serta memahami
penelitian yang dilakukan dengan judul :
Lampiran C
Hubungan BMI dan Lingkar Lengan Atas, Lingkar Pinggang, dan Lingkar
Panggul dengan Status Gizi pada Mahasiswa FK USU
1. Nama : _______________________________
3. Usia : _______________________________
7. BMI : _______________________________
Status Gizi :
Lampiran D
ETHICAL CLEARENCE
Lampiran E
Lampiran F
Lampiran G
MASTER TABLE
Lampiran H
Statistics
Umur TB BB IMT LiLA LiPi LiPa RLPP
N Valid 250 250 250 250 250 250 250 250
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 19.71 160.781 61.71 23.7854 26.729 77.992 95.716 .8080
Std. Deviation 1.130 8.2150 14.978 4.82022 4.1185 11.7999 9.4899 .05892
Minimum 17 135.0 37 15.58 19.0 59.5 76.0 .68
Descriptives
Jenis_Kelamin Statistic Std. Error
Umur laki-laki Mean 19.76 .121
95% Confidence Interval for Lower Bound 19.52
Mean Upper Bound 20.01
5% Trimmed Mean 19.77
Median 20.00
Variance 1.254
Std. Deviation 1.120
Minimum 17
Maximum 22
Range 5
Interquartile Range 2
Skewness -.092 .261
Kurtosis -.727 .517
perempuan Mean 19.68 .089
95% Confidence Interval for Lower Bound 19.50
Mean Upper Bound 19.85
5% Trimmed Mean 19.64
Median 20.00
Variance 1.293
Std. Deviation 1.137
Minimum 17
Maximum 25
Range 8
Interquartile Range 1
Skewness .810 .189
Kurtosis 2.970 .376
TB laki-laki Mean 168.688 .7072
95% Confidence Interval for Lower Bound 167.282
Mean Upper Bound 170.094
5% Trimmed Mean 168.850
Median 168.000
Variance 42.506
Std. Deviation 6.5196
Minimum 151.0
Maximum 183.0
Range 32.0
Interquartile Range 9.3
Skewness -.352 .261
Kurtosis .063 .517
perempuan Mean 156.707 .4376
95% Confidence Interval for Lower Bound 155.843
Mean Upper Bound 157.571
5% Trimmed Mean 156.793
Median 156.500
Variance 31.589
Std. Deviation 5.6204
Minimum 135.0
Maximum 171.0
Range 36.0
Interquartile Range 7.8
Skewness -.220 .189
Kurtosis .600 .376
BB laki-laki Mean 69.86 1.881
95% Confidence Interval for Lower Bound 66.12
Mean Upper Bound 73.60
5% Trimmed Mean 68.66
Median 66.00
Variance 300.885
Std. Deviation 17.346
Minimum 41
Maximum 121
Range 80
Interquartile Range 16
Skewness 1.075 .261
Kurtosis 1.237 .517
perempuan Mean 57.51 .902
95% Confidence Interval for Lower Bound 55.73
Mean Upper Bound 59.29
5% Trimmed Mean 56.68
Median 55.00
Variance 134.306
Std. Deviation 11.589
Minimum 37
Maximum 95
Range 58
Interquartile Range 13
Skewness 1.160 .189
Kurtosis 1.362 .376
IMT laki-laki Mean 24.5312 .60300
95% Confidence Interval for Lower Bound 23.3320
Mean Upper Bound 25.7303
5% Trimmed Mean 24.2207
Median 23.8200
Variance 30.907
Std. Deviation 5.55942
Minimum 15.58
Maximum 39.73
Range 24.15
Interquartile Range 6.10
Skewness .872 .261
Kurtosis .658 .517
perempuan Mean 23.4012 .33942
95% Confidence Interval for Lower Bound 22.7310
Mean Upper Bound 24.0714
Descriptives
status_gizi Statistic Std. Error
TB underweight Mean 168.850 2.3875
95% Confidence Interval for Lower Bound 163.449
Mean Upper Bound 174.251
5% Trimmed Mean 168.667
Median 168.750
Variance 57.003
Std. Deviation 7.5500
Minimum 159.5
Maximum 181.5
Range 22.0
Interquartile Range 15.6
Skewness .159 .687
Kurtosis -.970 1.334
normal Mean 168.313 .9590
95% Confidence Interval for Lower Bound 166.373
Mean Upper Bound 170.252
5% Trimmed Mean 168.542
Median 168.000
Variance 36.791
Std. Deviation 6.0655
Minimum 151.0
Maximum 179.0
Range 28.0
Interquartile Range 8.5
Skewness -.614 .374
Kurtosis .511 .733
overweight Mean 168.577 1.5891
95% Confidence Interval for Lower Bound 165.115
Mean Upper Bound 172.039
5% Trimmed Mean 168.252
Median 166.000
Variance 32.827
Std. Deviation 5.7295
Minimum 160.0
Maximum 183.0
Range 23.0
Interquartile Range 6.8
Skewness 1.227 .616
Kurtosis 2.501 1.191
obese Mean 169.119 1.6797
95% Confidence Interval for Lower Bound 165.615
Mean Upper Bound 172.623
5% Trimmed Mean 169.566
Median 170.500
Variance 59.248
Std. Deviation 7.6972
Minimum 151.0
Maximum 179.0
Range 28.0
Interquartile Range 11.5
Skewness -.726 .501
Kurtosis -.090 .972
Descriptives
status_gizi Statistic Std. Error
TB underweight Mean 155.000 1.4960
95% Confidence Interval for Lower Bound 151.339
Mean Upper Bound 158.661
5% Trimmed Mean 155.000
Median 156.000
Variance 15.667
Std. Deviation 3.9581
Minimum 150.0
Maximum 160.0
Range 10.0
Interquartile Range 7.0
Range 21.0
Interquartile Range 7.0
Skewness -.243 .441
Kurtosis -.248 .858
Descriptives
status_gizi Statistic Std. Error
BB underweight Mean 48.00 1.513
95% Confidence Interval for Lower Bound 44.58
Mean Upper Bound 51.42
5% Trimmed Mean 47.89
Median 47.50
Variance 22.889
Std. Deviation 4.784
Minimum 41
Maximum 57
Range 16
Interquartile Range 7
Skewness .304 .687
Kurtosis .116 1.334
normal Mean 62.15 .945
95% Confidence Interval for Lower Bound 60.24
Mean Upper Bound 64.06
5% Trimmed Mean 62.28
Median 62.00
Variance 35.721
Std. Deviation 5.977
Minimum 49
Maximum 73
Range 24
Interquartile Range 5
Skewness -.346 .374
Kurtosis .171 .733
overweight Mean 74.38 1.521
Descriptives
status_gizi Statistic Std. Error
BB underweight Mean 42.14 1.204
95% Confidence Interval for Lower Bound 39.20
Mean Upper Bound 45.09
5% Trimmed Mean 42.16
Median 42.00
Variance 10.143
Std. Deviation 3.185
Minimum 37
Maximum 47
Range 10
Interquartile Range 4
Skewness -.008 .794
Kurtosis .616 1.587
normal Mean 52.56 .528
95% Confidence Interval for Lower Bound 51.52
Mean Upper Bound 53.61
5% Trimmed Mean 52.48
Median 52.50
Variance 30.061
Std. Deviation 5.483
Minimum 40
Maximum 68
Range 28
Interquartile Range 7
Skewness .172 .233
Kurtosis .045 .461
overweight Mean 61.87 1.309
95% Confidence Interval for Lower Bound 59.16
Mean Upper Bound 64.58
5% Trimmed Mean 61.99
Median 62.00
Variance 39.391
Std. Deviation 6.276
Minimum 47
Maximum 74
Range 27
Interquartile Range 10
Skewness -.156 .481
Kurtosis .213 .935
obese Mean 77.00 1.830
95% Confidence Interval for Lower Bound 73.24
Mean Upper Bound 80.76
5% Trimmed Mean 76.87
Median 76.00
Variance 93.778
Descriptives
status_gizi Statistic Std. Error
IMT underweight Mean 16.8160 .25551
95% Confidence Interval for Lower Bound 16.2380
Mean Upper Bound 17.3940
5% Trimmed Mean 16.8272
Median 16.8400
Variance .653
Std. Deviation .80800
Minimum 15.58
Maximum 17.85
Range 2.27
Interquartile Range 1.66
Skewness -.153 .687
Kurtosis -1.469 1.334
normal Mean 22.0195 .25838
95% Confidence Interval for Lower Bound 21.4969
Mean Upper Bound 22.5421
5% Trimmed Mean 22.0553
Median 22.0250
Variance 2.670
Std. Deviation 1.63411
Minimum 18.70
Maximum 24.89
Range 6.19
Interquartile Range 2.75
Skewness -.280 .374
Kurtosis -.757 .733
Descriptives
status_gizi Statistic Std. Error
IMT underweight Mean 17.5371 .31605
95% Confidence Interval for Lower Bound 16.7638
Mean Upper Bound 18.3105
5% Trimmed Mean 17.5490
Median 17.7400
Variance .699
Std. Deviation .83620
Minimum 16.44
Maximum 18.42
Range 1.98
Interquartile Range 1.89
Skewness -.480 .794
Kurtosis -1.653 1.587
normal Mean 21.2559 .16051
95% Confidence Interval for Lower Bound 20.9377
Mean Upper Bound 21.5741
5% Trimmed Mean 21.2412
Median 21.1050
Variance 2.783
Std. Deviation 1.66812
Minimum 17.06
Maximum 24.77
Range 7.71
Interquartile Range 2.35
Skewness .163 .233
Kurtosis -.579 .461
overweight Mean 25.6304 .11914
95% Confidence Interval for Lower Bound 25.3834
Mean Upper Bound 25.8775
5% Trimmed Mean 25.6100
Median 25.5600
Variance .326
Std. Deviation .57137
Minimum 25.00
Maximum 26.64
Range 1.64
Interquartile Range 1.07
Skewness .479 .481
Kurtosis -1.284 .935
obese Mean 31.2032 .58761
95% Confidence Interval for Lower Bound 29.9975
Mean Upper Bound 32.4089
5% Trimmed Mean 31.2478
Median 31.0800
Variance 9.668
Descriptives
status_gizi Statistic Std. Error
LiPi underweight Mean 66.4500 .78333
95% Confidence Interval for Lower Bound 64.6780
Mean Upper Bound 68.2220
5% Trimmed Mean 66.5000
Median 66.5000
Variance 6.136
Std. Deviation 2.47712
Minimum 62.00
Maximum 70.00
Range 8.00
Interquartile Range 4.25
Skewness -.261 .687
Kurtosis -.415 1.334
normal Mean 75.4125 .76709
95% Confidence Interval for Lower Bound 73.8609
Mean Upper Bound 76.9641
5% Trimmed Mean 75.3750
Median 75.0000
Variance 23.537
Std. Deviation 4.85150
Minimum 64.00
Maximum 88.00
Range 24.00
Interquartile Range 6.63
Skewness .133 .374
Kurtosis .936 .733
Descriptives
status_gizi Statistic Std. Error
LiPi underweight Mean 66.1429 1.91085
95% Confidence Interval for Lower Bound 61.4672
Mean Upper Bound 70.8185
5% Trimmed Mean 66.0198
Median 64.0000
Variance 25.560
Std. Deviation 5.05564
Minimum 61.00
Maximum 73.50
Range 12.50
Interquartile Range 10.00
Skewness .614 .794
Kurtosis -1.607 1.587
normal Mean 71.5000 .52478
95% Confidence Interval for Lower Bound 70.4597
Mean Upper Bound 72.5403
5% Trimmed Mean 71.3488
Median 71.7500
Variance 29.743
Std. Deviation 5.45371
Minimum 59.50
Maximum 88.00
Range 28.50
Interquartile Range 6.88
Skewness .351 .233
Kurtosis .373 .461
overweight Mean 79.7174 1.48870
95% Confidence Interval for Lower Bound 76.6300
Mean Upper Bound 82.8048
5% Trimmed Mean 79.1292
Median 78.0000
Variance 50.973
Std. Deviation 7.13956
Minimum 69.00
Maximum 102.00
Range 33.00
Interquartile Range 7.00
Skewness 1.597 .481
Kurtosis 3.500 .935
obese Mean 91.1429 1.35153
95% Confidence Interval for Lower Bound 88.3698
Mean Upper Bound 93.9160
5% Trimmed Mean 91.3095
Median 91.0000
Variance 51.146
Std. Deviation 7.15161
Minimum 77.00
Maximum 102.00
Range 25.00
Interquartile Range 11.00
Skewness -.217 .441
Kurtosis -1.050 .858
Descriptives
status_gizi Statistic Std. Error
Lipa underweight Mean 83.450 1.0605
95% Confidence Interval for Lower Bound 81.051
Mean Upper Bound 85.849
5% Trimmed Mean 83.528
Median 84.000
Variance 11.247
Std. Deviation 3.3537
Minimum 78.5
Maximum 87.0
Range 8.5
Interquartile Range 7.0
Skewness -.235 .687
Kurtosis -1.847 1.334
normal Mean 92.100 .7343
95% Confidence Interval for Lower Bound 90.615
Mean Upper Bound 93.585
5% Trimmed Mean 92.389
Median 93.000
Variance 21.567
Std. Deviation 4.6440
Minimum 79.0
Maximum 100.0
Range 21.0
Interquartile Range 5.4
Skewness -.984 .374
Kurtosis 1.072 .733
Descriptives
status_gizi Statistic Std. Error
LiPa underweight Mean 83.2143 1.20937
95% Confidence Interval for Lower Bound 80.2551
Mean Upper Bound 86.1735
5% Trimmed Mean 83.2103
Median 84.0000
Variance 10.238
Std. Deviation 3.19970
Minimum 78.50
Maximum 88.00
Range 9.50
Interquartile Range 5.00
Skewness -.146 .794
Kurtosis -.330 1.587
normal Mean 91.3500 .45113
95% Confidence Interval for Lower Bound 90.4557
Mean Upper Bound 92.2443
5% Trimmed Mean 91.2860
Median 91.5000
Variance 21.980
Std. Deviation 4.68823
Minimum 76.00
Maximum 108.00
Range 32.00
Interquartile Range 6.00
Skewness .176 .233
Kurtosis 1.434 .461
overweight Mean 98.2739 .88551
95% Confidence Interval for Lower Bound 96.4375
Mean Upper Bound 100.1103
5% Trimmed Mean 98.1630
Median 99.0000
Variance 18.035
Std. Deviation 4.24673
Minimum 91.00
Maximum 108.00
Range 17.00
Interquartile Range 7.00
Skewness .181 .481
Kurtosis -.244 .935
obese Mean 108.0357 1.16125
95% Confidence Interval for Lower Bound 105.6530
Mean Upper Bound 110.4184
5% Trimmed Mean 107.7460
Median 107.0000
Variance 37.758
Std. Deviation 6.14475
Minimum 98.00
Maximum 123.00
Range 25.00
Interquartile Range 5.63
Skewness .929 .441
Kurtosis 1.091 .858
Descriptives
status_gizi Statistic Std. Error
RLPP underweight Mean .7910 .01027
95% Confidence Interval for Lower Bound .7678
Mean Upper Bound .8142
5% Trimmed Mean .7906
Median .7850
Variance .001
Std. Deviation .03247
Minimum .74
Maximum .85
Range .11
Interquartile Range .05
Skewness .448 .687
Kurtosis -.034 1.334
normal Mean .8155 .00779
95% Confidence Interval for Lower Bound .7997
Mean Upper Bound .8312
5% Trimmed Mean .8132
Median .8150
Variance .002
Std. Deviation .04927
Minimum .74
Maximum .93
Range .19
Interquartile Range .08
Skewness .447 .374
Descriptives
status_gizi Statistic Std. Error
RLPP underweight Mean .7886 .02187
95% Confidence Interval for Lower Bound .7351
Mean Upper Bound .8421
5% Trimmed Mean .7884
Median .7900
Variance .003
Std. Deviation .05786
Minimum .72
Maximum .86
Range .14
Interquartile Range .13
Skewness -.049 .794
Kurtosis -1.813 1.587
normal Mean .7794 .00446
95% Confidence Interval for Lower Bound .7705
Mean Upper Bound .7882
5% Trimmed Mean .7787
Median .7800
Variance .002
Std. Deviation .04631
Minimum .68
Maximum .89
Range .21
Interquartile Range .06
Skewness .153 .233
Kurtosis -.215 .461
overweight Mean .8065 .01152
95% Confidence Interval for Lower Bound .7827
Mean Upper Bound .8304
5% Trimmed Mean .8028
Median .8000
Variance .003
Std. Deviation .05522
Minimum .73
Maximum .95
Range .22
Interquartile Range .07
Skewness 1.248 .481
Kurtosis 1.961 .935
obese Mean .8382 .00901
95% Confidence Interval for Lower Bound .8197
Mean Upper Bound .8567
5% Trimmed Mean .8398
Median .8400
Variance .002
Std. Deviation .04769
Minimum .73
Maximum .91
Range .18
Interquartile Range .07
Skewness -.300 .441
Kurtosis -.721 .858
Descriptives
status_gizi Statistic Std. Error
LiLA underweight Mean 22.3700 .80153
95% Confidence Interval for Lower Bound 20.5568
Mean Upper Bound 24.1832
5% Trimmed Mean 22.2167
Median 22.0000
Variance 6.425
Std. Deviation 2.53467
Minimum 19.50
Maximum 28.00
Range 8.50
Interquartile Range 3.63
Skewness 1.187 .687
Kurtosis 1.680 1.334
normal Mean 26.5025 .33360
95% Confidence Interval for Lower Bound 25.8277
Mean Upper Bound 27.1773
5% Trimmed Mean 26.4333
Median 26.0000
Variance 4.452
Std. Deviation 2.10987
Minimum 22.50
Maximum 31.50
Range 9.00
Interquartile Range 2.50
Skewness .566 .374
Descriptives
status_gizi Statistic Std. Error
LiLA underweight Mean 21.3000 .51362
95% Confidence Interval for Lower Bound 20.0432
Mean Upper Bound 22.5568
5% Trimmed Mean 21.3333
Median 22.0000
Variance 1.847
Std. Deviation 1.35892
Minimum 19.00
Maximum 23.00
Range 4.00
Interquartile Range 1.60
Skewness -.658 .794
Kurtosis -.194 1.587
normal Mean 24.3065 .19370
95% Confidence Interval for Lower Bound 23.9225
Mean Upper Bound 24.6905
5% Trimmed Mean 24.2276
Median 24.0000
Variance 4.052
Std. Deviation 2.01296
Minimum 20.50
Maximum 34.50
Range 14.00
Interquartile Range 2.50
Skewness 1.278 .233
Kurtosis 4.982 .461
overweight Mean 27.5652 .28691
95% Confidence Interval for Lower Bound 26.9702
Mean Upper Bound 28.1602
5% Trimmed Mean 27.5242
Median 27.5000
Variance 1.893
Std. Deviation 1.37597
Minimum 25.00
Maximum 31.00
Range 6.00
Interquartile Range 2.00
Skewness .382 .481
Kurtosis .325 .935
obese Mean 31.5714 .51609
95% Confidence Interval for Lower Bound 30.5125
Mean Upper Bound 32.6304
5% Trimmed Mean 31.5794
Median 32.0000
Variance 7.458
Std. Deviation 2.73087
Minimum 27.00
Maximum 36.00
Range 9.00
Interquartile Range 5.38
Skewness -.283 .441
Kurtosis -.933 .858
status gizi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid underweight 18 7.2 7.2 7.2
normal 148 59.2 59.2 66.4
overweight 36 14.4 14.4 80.8
obese 48 19.2 19.2 100.0
Total 250 100.0 100.0
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
X_TB .157 4 . .990 4 .958
X_BB .147 4 . .995 4 .983
X_IMT .137 4 . .998 4 .994
X_LiLA .142 4 . .996 4 .988
X_LiPi .178 4 . .982 4 .915
X_LiPa .163 4 . .992 4 .965
X_RLPP .198 4 . .958 4 .764
a. Lilliefors Significance Correction
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
X_TB .289 4 . .805 4 .112
X_BB .157 4 . .991 4 .963
X_IMT .174 4 . .987 4 .939
X_LiLA .165 4 . .991 4 .961
X_LiPi .197 4 . .968 4 .828
X_LiPa .143 4 . .997 4 .989
X_RLPP .215 4 . .946 4 .689
a. Lilliefors Significance Correction
Correlations
X_TB status_gizi
X_TB Pearson Correlation 1 .388
Sig. (2-tailed) .612
N 4 4
status_gizi Pearson Correlation .388 1
Sig. (2-tailed) .612
N 4 4
Correlations
X_TB status_gizi
X_TB Pearson Correlation 1 .465
Sig. (2-tailed) .535
N 4 4
status_gizi Pearson Correlation .465 1
Sig. (2-tailed) .535
N 4 4
Correlations
status_gizi X_BB
status_gizi Pearson Correlation 1 .997**
Sig. (2-tailed) .003
N 4 4
**
X_BB Pearson Correlation .997 1
Sig. (2-tailed) .003
N 4 4
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
status_gizi X_BB
status_gizi Pearson Correlation 1 .994**
Sig. (2-tailed) .006
N 4 4
**
X_BB Pearson Correlation .994 1
Sig. (2-tailed) .006
N 4 4
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
status_gizi X_IMT
status_gizi Pearson Correlation 1 .998**
Sig. (2-tailed) .002
N 4 4
**
X_IMT Pearson Correlation .998 1
Sig. (2-tailed) .002
N 4 4
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
status_gizi X_IMT
status_gizi Pearson Correlation 1 .996**
Sig. (2-tailed) .004
N 4 4
X_IMT Pearson Correlation .996** 1
Sig. (2-tailed) .004
N 4 4
Correlations
status_gizi X_LiLA
status_gizi Pearson Correlation 1 1.000**
Sig. (2-tailed) .000
N 4 4
X_LiLA Pearson Correlation 1.000** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 4 4
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
status_gizi X_LiLA
status_gizi Pearson Correlation 1 .998**
Sig. (2-tailed) .002
N 4 4
X_LiLA Pearson Correlation .998** 1
Sig. (2-tailed) .002
N 4 4
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
status_gizi X_LiPi
status_gizi Pearson Correlation 1 .993**
Sig. (2-tailed) .007
N 4 4
X_LiPi Pearson Correlation .993** 1
Sig. (2-tailed) .007
N 4 4
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
status_gizi X_LiPi
status_gizi Pearson Correlation 1 .987*
Sig. (2-tailed) .013
N 4 4
X_LiPi Pearson Correlation .987* 1
Sig. (2-tailed) .013
N 4 4
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
status_gizi X_LiPa
status_gizi Pearson Correlation 1 .999**
Sig. (2-tailed) .001
N 4 4
X_LiPa Pearson Correlation .999** 1
Sig. (2-tailed) .001
N 4 4
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
status_gizi X_LiPa
status_gizi Pearson Correlation 1 .998**
Sig. (2-tailed) .002
N 4 4
X_LiPa Pearson Correlation .998** 1
Sig. (2-tailed) .002
N 4 4
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
status_gizi X_RLPP
status_gizi Pearson Correlation 1 .980*
Sig. (2-tailed) .020
N 4 4
X_RLPP Pearson Correlation .980* 1
Sig. (2-tailed) .020
N 4 4
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
status_gizi X_RLPP
status_gizi Pearson Correlation 1 .878
Sig. (2-tailed) .122
N 4 4
X_RLPP Pearson Correlation .878 1
Sig. (2-tailed) .122
N 4 4
Lampiran I
DOKUMENTASI
Lampiran J