SKRIPSI
oleh
141101139
FAKULTAS KEPERAWATAN
2018
i
Universitas Sumatera Utara
2
ii
iii
Prakata
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkah dan
anugerahnya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Tingkat
Kemandirian Lansia dalam Pemenuhan ADL (Activity Of Daily Living) dengan
Metode Katz di Posyandu Tegal Sari III, Medan Area, Medan”sebagai Tugas
Akhir guna meraih gelar Sarjana Keperawatan Program Studi Ners Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Shalawat dan salam penulis hadiahkan
kepada Rasulullah SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kegelapan
kealam yang terang benderang.
Ucapan terimakasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada Alm.
Ayahanda H. Amantosa Ritonga dan Ibunda Hj. Julinar Rambe yang telah
mengasuh dan memberikan kasih sayang serta do’a restunya kepada penulis dan
kepada saudara penulis abang Parlaungan Hamdani Ritonga, kakak Nurviana
Ritonga dan Nurlela H. Ritonga .
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis telah banyak mendapatkan
bimbingan, saran, bantuan serta doa. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati serta penghargaan yang tulus penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D sebagai Dekan Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns,
M.Kep sebagai Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara,
Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMB sebagai Wakil Dekan II
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Dr. Siti Saidah Nasution,
S.Kp, M.Kep, Sp.Mat sebagai Wakil Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara, Bapak Ismayadi, S.Kep., Ns., M.Kes sebagai dosen pembimbing
yang telah banyak membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
tugas akhir ini dan Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Dosen
Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis selama menjadi
mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Bapak Iwan Rusdi,
S.Kp., MNS. Sebagai dosen penguji 2 saya dan Ibu Eqlima Elfira, S.Kep., Ns.,
iii
Universitas Sumatera Utara
5
M.Kep sebagai dosen penguji 3 saya, terimakasih atas masukan yang telah
diberikan untuk perbaikan tugas akhir ini.
Terima kasih kepada Pegawai dan Staf Dinas Kesehatan Kota Medan,
Puskesmas Sukaramai, Posyandu Lansia Bromo dan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara. Sahabat-sahabat saya yaitu Suraiya, Nazihah Nazla,
Nurhabibi, Nurlaily Marwiah, kak Sheila Andriani,Jumbo, SMANSA 14 Merbau
dan kelompok 1 KKN Silalungun 2017 yang telah memberikan dorongan dan
semangat kepada penulis. Keluarga besar saya yang telah mendukung,
mendo’akan dan membantu saya selama 4 tahun mengerjakan studi di Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Seluruh teman-teman Fakultas
Keperawatan angkatan 2014.
Penulis menyadari bahwasanya dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan, untuk itu dengan kerendahan hati penulis menerima segala kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi kebaikan dan kesempurnaan
skripsi ini.
iv
Universitas Sumatera Utara
6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................ ii
PRAKATA....................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................ vii
DAFTAR SKEMA.......................................................................... viii
ABSTRAK........................................................................................ ix
BAB 1. PENDAHULUAN............................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah........................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian............................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................... 4
1.4.1 Pendidikan Keperawatan........................................ 4
1.4.2 Pelayanan Keperawatan......................................... 4
1.4.3 Penelitian Keperawatan......................................... 4
DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 51
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
vii
DAFTAR SKEMA
Halaman
viii
ABSTRAK
ix
PENDAHULUAN
dari segi kesehatan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk.
lansia di Dunia pada tahun 2013 mencapai 13,4% dan akan meningkat pada tahun
2050 menjadi 25,3%. Jumlah lansia di Amerika pada tahun 2000 adalah 18,4 juta
orang berusia 65-74 tahun, 12,4 juta berusia 75-85 tahun, dan 4,2 juta berusia di
atas 85 tahun. Diperkirakan pada tahun 2030 populasi lansia akan mencapai 70
juta orang. Peningkatan ini disebabkan bertambahnya usia harapan hidup (Potter
hidup di Indonesia dari 68,6 tahun menjadi 70,8 tahun dan proyeksi tahun 2030-
2035 mencapai 72,2 tahun. Berdasarkan sumber dari World Population Prospects
populasi lansia di Indonesia pada tahun 2013 menurut mencapai 8,9% dan
2015, populasi lansia di provinsi Sumatera Utara pada tahun 2015 adalah 6,8%.
psikis. Kurang imobilitas fisik merupakan masalah yang sering dijumpai pada
pasien lanjut usia akibat berbagai masalah fisik, psikologis, dan lingkungan yang
lanjut usia adalah Penyakit Tidak Menular (PTM) antara lain hipertensi, artritis,
Hasil dari penelitian yang dilakukan Rina, Agus dan Anastasia (2016) di
jumlah lansia yang mengalami ketergantungan sedang dan ringan masing masing
kerap terjadi pada lanjut usia yaitu dengan peningkatan pelayanan kesehatan
hari atau ADL (Activity of Daily Living) penting untuk mengetahui tingkat
ketergantungan lanjut usia dalam rangka menetapkan level bantuan bagi lansiadan
(2016) di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin menyatakan
Daily Living) memiliki selisih yang besar yaitu 45,5% berada pada tingkat
mandiri dan 54,5% berada pada tingkat tidak mandiri. Penelitian ini menunjukan
jumlah lansia yang tidak mandiri lebih besar dari pada lansia yang mandiri.
ADL (Activity of Daily Living) adalah aktivitas pokok bagi perawatan diri.
berpindah tempat dan mandi(Ediwati, 2013). Salah satu kriteria yang dapat
dipakai untuk menilai ADL (Activity of Daily Living) adalah Indeks Katz,
2009).
penderita geriatri yang diukur dengan indekskatz di Rumah Sakit Dr. Kariadi
Semarang hanya 17,91% yang memiliki kemandirian pada semua hal yang dinilai
pada indeks katz. Penelitian ini menggambarkan bahwa tingkat kemandirian lanjut
usia pada semua aspek yang dinilai pada indekskatz masih sangat rendah.
metode katz?
1. Pendidikan Keperawatan
penelitian serta sebagai salah satu media pembelajaran dan referensi tentang
2. Pelayanan Keperawatan
3. Penelitian Keperawatan
Penelitian ini merupakan salah satu ilmu yang dapat diperoleh tentang tingkat
TINJAUAN PUSTAKA
bertambah usia fungsi tubuh mengalami kemunduran sehingga lansia lebih mudah
mempengaruhi kualitas hidup lansia. Kualitas hidup lansia dikatakan baik jika
berhubungan dengan activity of daily living dasar yang dilakukan oleh lansia
dalam kehidupan sehari–hari seperti makan, minum, berjalan, mandi, dan buang
air besar (Pujiono, 2009). Sedangkan menurut World Health Organisation, lansia
adalah seseorang yang telah memasuki usia diatas 60 tahun. Lansia merupakan
kelompok umur pada manusia yang memasuki tahapan akhir dari fase
kehidupannya. Kelompok yang dikatakan lansia ini akan terjadi suatu proses
fungsi organ tubuh ini disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi
perubahan dalm struktur dan fungsi sel, jaringan serta sistem organ. Perubahan-
Menurut UU No.4 tahun 1965 Pasal 1 seperti dikutip oleh (Nugroho, 2000)
bahwa seseorang dapat dinyatakan sebagai lansia setelah mencapai usia 55 tahun,
tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan
hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Adapun beberapa
kesehatan.
Kesejahteraan Lanjut Usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat (2) adalah seseorang yang
berikut:
1. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) UU No. 13
tentang Kesehatan).
2. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit,
hidup yang sama agar dapat hidup sejahtera. Kebutuhan hidup lansia antara lain
perumahan yang sehat dan kondisi rumah yang tentram dan aman, kebutuhan-
kebutuhan sosial seperti bersosialisasi dengan semua orang dalam segala usia,
Kebutuhan tersebut diperlukan oleh lansia agar dapat mandiri. Kebutuhan tersebut
sejalan dengan pendapat Maslow dalam Potter dan Perry (2005), yang
membutuhkan bantuan.
4. Kebutuhan harga diri adalah kebutuhan akan harga diri untuk diakui
tidak hanya diukur dari kemampuan mereka dalam beradaptasi dan beraktivitas
dan kemampuan beraktivitas para lansia adalah: 1.Lima penyakit utama yang
sering diderita para lansia, yaitu meliputi: Diabetes, infeksi saluran pernafasan,
kanker, TBC, jantung dan hipertensi;2. Kondisi fisik yang menurun seperti,
berdampak pada kualitas hidup lansia (Setyadi, Noerhamdani dan Ernawati 2011).
a. Sel
Perubahan yang terjadi pada sel lansia adalah berkurangnya jumlah sel,
b. Sistem pernafasan
terutama terhadap bunyi atau suara- suara atau nada tinggi, suara yang
tidak jelas, sulit mengerti kata- kata 50% terjadi pada usia diatas 65
tahun.
c. Sistem penglihatan
d. Sistem respirasi
e. Sistem kardiovaskuler
f. Sistem gastrointestional
menurun.
g. Sistem integumentary
menjadi pudar.
h. Sistem endokrin
i. Sistem muskuloskletal
Perubahan mental atau psikis pada lanjut usia dapat berupa sikap yang
semakin egosentrik, mudah curiga, bertambah pelit atau tamak jika memiliki
sesuatu. Perlu dimengerti adalah sikap umum yang ditemukan pada hampir
setiap lanjut usia, yaitu keinginan untuk berumur panjang, berharap tetap
3. Perubahan psikososial
1. Mudah jatuh
Jatuhnya seseorang yang sudah usia lanjut disebabkan oleh faktor intrinsik
ekstrinsik yaitu cahaya ruangan yang kurang terang, lantai yang licin,
tersandung benda-benda, tali sepatu, kursi roda tidak terkunci dan turun
tangga.
2. Mudah lelah
3. Nyeri dada
paru-paru.
otot-otot badan.
kurang tidur).
2.2 Kemandirian
kemandirian lansia dapat dilihat dari kualitas hidup. Kualitas hidup lansia
dapat dinilai dari kemampuan melakukan activity of daily living. Menurut Setiadi
(2000), Activity of Daily Living (ADL) ada 2 yaitu, ADL (Activity of Daily
Living) standar dan ADL (Activity of Daily Living) instrumental. ADL (Activity of
memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya, mampu mengambil
yaitu kemampuan yang dimiliki oleh lansia untuk tidak bergantung pada orang
Seorang lansia yang mandiri menurut R. Boedhi Darmojo dalam buku ilmu
dasar lansia yaitu makanan cukup dan sehat, pakaian dan kelengkapan, perumahan
sehari-hari, transportasi umum bagi lansia, kunjungan dan informasi, rekreasi atau
hiburan sehat yang lain, rasa aman dan tentram, bantuan alat-alat panca indra
seperti kacamata.
kehidupan.
dan mudah jatuh. Pendapat lain menurut Depertemen Kesehatan Sosial Indonesia
dalam Hardywinoto dan Setiabudhi terdiri dari 2 faktor yaitu: faktor kesehatan
1. Faktor Kesehatan
kesehatn fisik yaitu kondisi fisik lanjut usia dan daya tahan fisik terhadap
a. Kesehatan fisik
usia lanjut menjadi lambat dan kurang aktif, penurunan fungsi otak
konsentrasi.
b. Kesehatan psikis
yang berarti penarikan diri dari masyarakat dan dari pribadinya satu
dan psiko motorik pada diri lanjut usia maka akan timbul beberapa
agresif, curiga.
(Darmojo, 2000).
bermanfaat.
2. Faktor sosial
sekerja yang biasanya menjadi teman curhat segala masalah sudah tidak
dapat dijumpai setiap hari, apalagi kalau teman sebaya atau sekampung
dilakukan para lanjut usia adalah karena mengacu pada teori pertukaran
Suhartini (2004), ada dua syarat yang harus dipenuhi bagi prilaku
imbalan lain dan tidak merupakan imbalan bagi hubungan itu sendiri.
yang dilakukan oleh manusia secara rutin dan universal (Ediawati, 2013).Untuk
menilai ADL (Activity of Daily Living) digunakan berbagai skala seperti Katz
merupakan aktivitas yang lebih kompleks namun mendasar bagi situasi kehidupan
Noorkasiani, 2011).
1. ADL (Activity of Daily Living) dasar yaitu keterampilan dasar yang harus
kontinensi buang air besar dan buang air kecil dalam katagori ADL
telepon, mengelola uang kertas serta hal-hal yang ada pada ADL (Activity
Daily Living) yang bersifat rekreasional, hobi dan mengisi waktu luang.
3. Fungsi Kognitif
4. Fungsi Psikososial
suatu cara yang realistik. Proses ini meliputi interaksi yang kompleks
5. Tingkat Stress
6. Ritme biologi
tubuh, dan hormon. Beberapa faktor yang ikut berperan pada irama
7. Status mental
8. Pelayanan kesehatan
yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pelayanan kesehatan yang
menetapkan level bantuan bagi lansia dengan tingkat ketergantungan penuh atau
sedang. Bila lansia tidak dapat melakukan ADL (Activity Of Daily Living)
Noorkasiani, 2011).
Terdapat sejumlah alat atau instrument ukur yang telah teruji validitasnya untuk
mengukur ADL(Activity Of Daily Living) dasar salah satunya adalah indeks Katz.
tersebut.
1. Mandi
Mandiri (1) : bantuan hanya pada satu bagian mandi (seperti punggung
tubuh, bantuan masuk dan keluar dari bak mandi, serta tidak mandi
sendiri.
2. Berpakaian
3. Toileting
4. Berpindah
Bergantung (0): bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau
5. Kontinen
6. Makanan
Bergantung (0): bantuan dalam hal mengambil makanan dari piring dan
No Penilaian Kriteria
5 Tergantung Mandiri dari semua fungsi di atas, kecuali salah satu dari
fungsi lainnya.
total
KERANGKA PENELITIAN
atau kaitan atau konsep satu terhadap konsep lainnya, atau antara variabel yang
satu dengan variabel yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo,
Mandiri total
Tergantung
paling ringan
Tergantung
total
29
METODELOGI PENELITIAN
Daily Living) dengan metode katz di Posyandu Lansia Kel. Tegal Sari III Kec.
4.2.1 Populasi
Kel. Tegal Sari III Kec. Medan Area Kota Medan Sumatera Utara dengan jumlah
33 orang.
sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu keseluruhan populasi (33 orang)
31
Penelitian ini dimulai pada bulan november 2017 sampai mei 2018.
Penelitian ini dilakukan setelah peneliti lulus uji etik dari Komisi Etik
penjelasan tentang judul penelitian dan manfaat penelitian ini. Responden dapat
tidak setuju penulis tidak memaksa dan menghormati keputusan yang telah
32
ikut atau tidak ikut untuk menjadi responden dalam penelitian ini tanpa adanya
kuesioner, sebagai alat pengumpul data yang diisi langsung oleh responden untuk
Daily Living) dengan menggunakan indeks katz yang sudah terstandarisasi dengan
apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti tepat. Tinggi
pada sasaran dalam penelitian (Arikunto, 2013). Instrument yang digunakan oleh
yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat di
andalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap
konsisten atau tetap asa bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama (Notoatmodjo, 2012). Instrument yang digunakan oleh peneliti
yaitu indeks katz tidak memerlukan uji rehabilitas karena instrumen tersebut
mendapatkan izin dari tempat penelitian, bagi calon responden yang bersedia
atau mengisi kuesioner yang telah diberikan peneliti. Apabila telah didapatkan
jumlah sample sebanyak yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka proses
data penelitian.
4.8 AnalisaData
coding pada penelitian ADL (Activity of Daily Living) lansia ini meliputi: mandiri
merupakan langkah dalam memasukkan data yang telah diberi kode kemudian
Data dari penelitian ini dianalisa dan ditampilkan dengan presentasi dalam
dan ketergantungan lanjut usia dalam pemenuhan activity of daily living. Teknik
analisa data pada penelitian ini dengan menggunakan analisa univariat, yaitu
Living) dengan metode Katz di Posyandu lansia Tegal Sari III Kec. Medan Area,
Kota Medan. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Mei 2018 di
Posyandu Lansia Tegal Sari III dengan jumlah responden 33 orang menggunakan
lansia.
5.1.1 Karakteristik
Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah lansia yang
orang (33,3%), keluhan kesehatan nyeri sendi sebanyak 31 orang (93,9%), dan
Responden (n=33)
1. Jenis Kelamin
Laki-laki 0 0
Perempuan 33 100,0
2. Usia
45-59 Tahun 5 15,2
60-74 Tahun 26 78,8
75-90 Tahun 2 6,1
3. Pendidikan
Tidak Sekolah 9 27,3
SD 11 33,3
SMP 5 15,2
SMA 6 18,1
PT 2 6,1
4. Keluhan Kesehatan
Nyeri sendi 31 93,9
Sesak 18 54,5
Mudah kesemutan 17 51,5
Pusing 25 75,8
Sulit melihat atau mendengar 10 30,3
5. Riwayat Penyakit
Hipertensi 26 78,8
Arthritis 23 69,7
Stroke 2 6,1
Katarak 7 21,2
Diabetes Mellitius 22 66,7
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lansia di lingkungan 6 Tegal Sari III
Medan Area Medan sebagian besar tergolong mandiri yaitu berjumlah 20 orang
5.2 Pembahasan
seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya,
bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan. Fungsi kemandirian pada lansia
mengandung pengertian yaitu kemampuan yang dimiliki oleh lansia untuk tidak
yang dilakukan oleh manusia secara rutin dan universal (Ediawati, 2012).
kelamin perempuan yaitu 33 responden (100%) Hasil penelitian lain oleh Eka
oleh Rinajumita (2011), menunjukkan hasil yang sama bahwa responden yang
berjenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu 56,7%. Hal ini sesuai dengan usia
harapan hidup perempuan yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki yaitu 71,74
tahun untuk perempuan dan untuk usia harapan hidup laki-laki 67 tahun (BPS,
2010). Hasil penelitian ini juga sebanding dengan hasil susenas tahun 2009,
jumlah lansia perempuan 10,44 juta orang atau 8,96 % lebih banyak dibandingkan
dengan laki-laki yang hanya 8,88 atau 7,76%, hal ini disebabkan karena usia
(Susenas, 2009)
5.2.2 Usia
besar responden termasuk kategori usia lanjut 60-7 tahun (Elderly) yaitu sebanyak
26 orang (78,8%) dengan umur terendah responden adalah 59 tahun dan umur
memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikatakan lansia
ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Prosesatau proses penuaan
lansia di Indonesia pada tahun 2013 menurut mencapai 8,9% dan diperkirakan
lansia di provinsi Sumatera Utara pada tahun 2015 adalah 6,8. Peningkatan
jumlah penduduk lansia ini akan membawa berbagai dampak, terutama pada
kondisi orang lansia banyak mengalami kemunduran fisik maupun psikis. Kurang
imobilitas fisik merupakan masalah yang sering dijumpai pada pasien lanjut usia
akibat berbagai masalah fisik, psikologis, dan lingkungan yang dialami oleh
dimana jumlah lansia usia 60-74 tahun lebih banyak dibandingkan jumlah lansia
yang berusia 75 tahun ke atas yaitu 73,9%. Penelitian yang dilakukan oleh
lansia adalah lanjut usia tua usia 74 tahun ke atas. Dan sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Eka Ediawati (2012), bahwa sebagian besar respondennya
5.2.3 Pendidikan
(33,3%)Hasil ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh darmojo (2004)
diwilayah jawa tengah bahwa lanjut usia pada umumnya memiliki pendidikan
pendidikan. Hal ini sesuai dengan angka buta huruf penduduk lanjut usia masih
tinggi sekitar 30,62% pada tahun 2007 (BPS, 2007). Hasil penelitian kurniawan
(SMA keatas). Hasil penelitian ini juga seabnding dengan susenas (2009) dimana
pendidikan penduduk lansia relatif masih rendah, masih banyaknya lansia yang
tidak atau belum pernah sekolah dan tidak tamat SD. Penelitian ini sejalan
Keluhan Kesehatan yang dialami oleh lansia di Tegal Sari III Medan Area
sebagian besar adalah nyeri sendi yaitu sebanyak 31 orang, kemudian yang
lansia mengalami keluhan pusing. Hal ini sejalan dengan WHO- community study
of the elderly central java yang mengatakan keluhan nyeri sendi merupakan
keluhan yang paling banyak dialami oleh lansia yaitu sebanyak 49% dari total
1203 responden (Darmojo dkk, 2004). Data Susenas tahun 2009 mencantumkan
jenis gangguan pada lanjut usia yaitu penglihatan, pendengaran, sendi, sesak nafas
dan pikun, hasil penelitian propel lansia di 4 kota (Padang, Bandung, Denpasar
dan Makasar) masalah kesehatan yang dialami lansia yaitu sakit tulang dan sendi
sendi (69,39%), sakit kepala (51,15%), daya ingat menurun (30,08%), mual dan
perut perih (26,66%), sulit tidur (24,88%) dan sesak nafas (21,28%). Kemudian
penelitian yang dilakukan oleh Eka Ediawati (2012) tentang keluhan lansia dipanti
sebagian besar mengalami keluhan nyeri sendi yaitu sebanyak 77 orang dari 143
dialami oleh lansia terkait dengan penyakit pada sistem muskuloskletal. Hal ini
banyak riwayat yang diderita oleh lansia maka akan memengaruhi tingkat
meningkat hanya sampai usia 55 tahun (Nurrahmani, 2011). Laki laki atau
laki lebih beresiko mengalami hipertensi dibandingkan perempuan saat usia <45
tahun tetapi saat usia >65 tahun perempuan lebih beresiko mengalami hipertensi
2010).
III Medan Area Medan sebagian besar tergolong mandiri yaitu berjumlah 20
tergantung berat 1 orang (3,0%) dan tergantung total berjumlah 2 orang (6,1%).
dimiliki oleh lansia untuk tidak bergantung pada orang lain dalam melakukan
yang berdasarkan pada evaluasi fungsi mandiri atau bergantung dari klien dalam
1. Mandi
Mandiri (1) : bantuan hanya pada satu bagian mandi (seperti punggung atau
bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh, bantuan masuk dan keluar dari bak
2. Berpakaian
Mandiri (1): mengambil baju dari lemari, memakai pakaian, melepaskan pakaian,
3. Toileting
Mandiri (1): masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian membersihkan genitalia
sendiri; Bergantung (0): menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil dan
menggunakan pispot.
4. Berpindah
Mandiri (1): berpindah dari tempat tidur, bangkit darikursi sendiri; Bergantung
(0): bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau kursi, tidak melakukan
5. Kontinen
Mandiri (1): BAB dan BAK seluruhnya dikontrol sendiri.; Bergantung (0):
inkontinesia persial atau total yaitu menggunakan kateter dan pispot, enema dan
pembalut/pampers.
6. Makanan
Bergantung (0): bantuan dalam hal mengambil makanan dari piring dan
menyuapinya, tidak makan sama sekali dan makan parenteral atau melalui Naso
sebagian besar responden mandiri yaitu (73,1%) dan sejalan juga dengan
mandiri total, tergantung paling ringan ada sebanyak 11 orang, tergantung ringan
ada 2 orang, tergantung sedang ada 3 orang, tergantung berat ada 3 orang dan
tergantung paling berat ada 3 orang. Penelitian ini juga didukung oleh Rinajuwita
6.1 Kesimpulan
sebanyak 33 orang (100%). Sebagian besar responden dari kelompok umur 60-74
sebagian besar adalah dibawah SMP yaitu sekolah dasar 11 orang (33,3%).
6.2 Saran
Hasil peneitian ini diharapkan dapt dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk
46
Untuk tetap melakukan aktivitas shari-hari agar bagian tubuh bisa bergerak dan
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2007). Statistik Penduduk Lanjut Usia 2007. Badan Pusat
Statistik. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. (2010). Statistik Penduduk Lanjut Usia 2010. Badan Pusat
Statistik. Jakarta.
Darmojo, RB, Mariono, HH. (2004). Geriatrik: Ilmu Kesehatan Usia Lanjut (Edisi
ke-3). Jakarta. Balai Penerbit FKUI.
Maryam, R. Siti, dk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika.
Price, Sylvia A., Wilson Lorraine M. (2006). Patofisiologi: Konsep klinis proses-
proses penyakit. Jakarta: EGC
Rohaedi Slamet, Suci Tuty Putri, Aniq Dini Karimah. (2016). Tingkat
Kemandirian Lansia dalam Activity of Daily Living di Panti Sosial Tresna
Werdha Senja Rawi. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia Vol.2 No.
1 juli 2016.
Lampiran 2
IMFORMED
SURAT PERMOHONAN
Hormat saya,
CONSENT
SURAT PERSETUJUAN
Setelah saya membaca dan memahami isi dan penjelasan pada lembar
permohonan menjadi responden, maka saya bersedia turut berpartisipasi sebagai
responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara, yaitu :
Nama : Nurindah Lestari Ritonga
NIM :141101139
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl. Jamin Ginting, Kel. Padang Bulan, Kec. Medan Baru
Judul : Tingkat Kemandirian Lansia dalam Pemenuhan ADL
(Activity of Daily Living)
Saya memahami bahwa penelitian ini tidak membahayakan dan merugikan saya
maupun keluarga saya, sehingga saya bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini.
Medan,
(...................................)
Lampiran 3
LEMBAR KUISIONER
I. Propil Responden
Nama Lansia : No. ID Responden :
Setiap pertanyaan akan ditanyakan oleh peneliti dan Anda hanya menjawab
pertanyaan yang diberikan. Hasil nilai setiap pertanyaan dituliskan pada kotak
nilai yang disediakan.
Frequencies
Statistics
Jenis
Kelamin Usia Pendidikan
N Valid 33 33 33
Missing 0 0 0
Jenis Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid perempuan 33 100.0 100.0 100.0
Usia
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 45-59 5 15.2 15.2 15.2
60-74 26 78.8 78.8 93.9
75-90 2 6.1 6.1 100.0
Total 33 100.0 100.0
Pendidikan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid tidak sekolah 9 27.3 27.3 27.3
SD 11 33.3 33.3 60.6
SMP 5 15.2 15.2 75.8
SMA 6 18.2 18.2 93.9
PT 2 6.1 6.1 100.0
Total 33 100.0 100.0
KELUHAN PENYAKIT
Frequencies
Nyeri Sendi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Sesak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Mudah kesemutan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pusing
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
RIWAYAT PENYAKIT
Frequencies
Hipertensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Atrithis
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Atroke
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Katarak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
diabetes melitus
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Lampiran4
TAKSASI DANA
Pelaksanaan penelitian
No Nama Barang Harga
Rp. 1.092.000,00
Total keseluruhan
Lampiran 5
DAFTAR RIWAYAT HIDUP