OLEH :
EKA SEPTIANY DAKO
1201086
Kepada
A. Identitas Pribadi
NIRM : 1201086
Agama : Islam
Anak : Tunggal
No Telepon/HP : 085342925959
Email : Ekaseftiany@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
Puji dan syukur di panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat, anugrah dan
rahmat-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaiakn skripsi ini yang berjudul
Hubungan jumlah kunjungan pasien dengan ketepatan pelaksanaan triase oleh
perawat di Instalasi gawat darurat RSUP.Prof. DR. R.D. KANDOU MANADO.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menempuh Sarjana
Keperawatan pada Fakultas Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Manado.
Penulis mengakui bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan.
Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki penulis. Walaupun demikian penulis berharap skripsi
ini dapat bermanfaat baik untuk penulis maupun pihak lain yang menaruh minat
terhadap masalah ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah mendapat banyak bimbingan, bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih serta penghargaan setinggi-tingginya kepada :
Manado yang telah memberikan arahan serta dukungan yang sangat berarti
Kurikulum yang selalu memberi masukan yang berarti bagi penulis untuk
kepada penulis.
4. Ns. Hj. Zainar Kasim, S.Kep, M.Kes, selaku Wakil Ketua III Bidang
5. Rizal Arsyad, S.Ag, MA, selaku Wakil Ketua IV bidang Al-Islam dan
6. Ns. Hj. Silvia Dewi Mayasari Riu S.Kep, M.Kep CWCCA selaku Ketua
7. Ns. Sri Wahyuni, S.kep, MARS selaku Pembimbing II yang telah banyak
9. Kepala Ruangan serta para perawat TRIASE RSUP. Prof. DR. R.D.
10. Teristimewa kepada Mama dan Papa tercinta yang telah banyak
ABSTRAK
Triase adalah suatu system pembagian/klasifikasi prioritas klien berdasarkan berat
ringannya kondisi klien/kegawatdaruratannya yang memerlukan tindakan segera.
Penanganan kasus gawat darurat selain harus dilaksanakan secara cepat tapi juga harus
tepat. Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah salah satu instrumen untuk mengukur
kualitas suatu pelayanan.
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui apakah ada hubungan jumlah kunjungan
pasien dengan ketepatan pelaksanaan triase oleh perawat di instalasi gawat darurat
RSUP.Prof. DR. R.D. KANDOU MANADO Penelitian dilakukan dengan menggunakan
metode penelitian deskriptif analitik yang bersifat cross sectional. Sampel diambil
berdasarkan jumlah responden sebanyak 24 orang dengan menggunakan Total sampling.
Kesimpulan dalam penelitian ini terdapat hubungan antara Jumlah kunjungan pasien
dengan ketepatan pelaksanaan triase oleh perawat di RSUP Prof. DR. R.D. Kandou
Manado
ABSTRACT
The purpose of this research is to know whether there was an association the number of
visits patients with appropriate implementation of triage by nurses in of emergency room
rsup.prof .Dr .R.d . Kandou manado the research was done by using the method research
descriptive analytic that is cross sectional .Sample made on the number of respondents as
much as 24 persons by using total of sampling.
Data collection is done by using sheets of observasion. This study using statistic chis-
quare test and are based on Fisher Exact obtained value significant 0,042 (p < 0,005) .
Conclusion in this study there are the relationship between the number of visits patients
with appropriate implementation of triage by nurses in rsup prof.Dr.R.d. Kandou manado
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 6
A. Kesimpulan ........................................................................ 52
B. Saran ................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Pasien ............................................................................................ 45
rawat inap maupun pelayanan instalasi. Rumah sakit sebagai salah satu sarana
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan
kewajiban yang harus diberikan perhatian penting oleh setiap orang. Pemerintah
Pada tahun 2007, jumlah rumah sakit di Indonesia sebanyak 1,319 yang
terdiri atas 1.033 RSU dengan jumlah kunjungan ke RSU sebanyak 33.094.000,
sementara data kunjungan ke IGD sebanyak 4.402.205 (13,3% dari total seluruh
memberikan pelayanan cepat, tepat dan cermat untuk mencegah kematian dan
kecacatan, oleh karena itu perawat perlu membekali dirinya dengan ketrampilan
2009).
hidup klien. Kondisi gawat darurat merupakan keadaan klinis dimana pasien
kecacatan lebih lanjut (Undang-Undang Republik Indonesia No.44 tentang Rumah Sakit,
2009).
Resusitasi, Instalasi Gawat Darurat Non Trauma, Instalasi Gawat Darurat Trauma
tindakan segera. Dalam triage, perawat dan dokter mempunyai batasan waktu
yaitu 10 menit.
Triase berasal dari bahasa Perancis trier dan bahasa inggris triage dan
diturunkan dalam bahasa Indonesia triase yang berarti sortir. Yaitu proses khusus
fasilitas yang paling efisien terhadap 100 juta orang yang memerlukan perawatan
presentasi pasien yang ada di Australia, terhitung ada 34.377 pasien pada kondisi
sangat ramai dan 32.231 pasien pada kondisi tidak ramai (masing-masing 736
shift); presentasi tersebut sudah digabungkan baik berdasarkan usia dan jenis
kelamin. Dengan rata-rata yang menginap 21.6 pada shift dengan kondisi sangat
ramai dan 16.4 pada shift dengan kondisi tidak ramai. Analisis subkelompok
sesuai standar, dan tingkat kematian yang lebih tinggi berdasarkan kategori triase.
Sehingga didapati bahwa besarnya efek adalah sekitar 13 kematian per tahun.
waiting time dan length of stay pada ruang triase di Instalasi gawat darurat
Rumah sakit dr. Saiful Anwar Malang Hasil observasi waiting time pada 200
sebesar 22.5%. Sesuai dengan ketetapan prosedur rumah sakit yang memberikan
dipengaruhi oleh jumlah pasien pada setiap shift yang dibandingakan dengan
ketersediaan perawat pada ruang triage. Waiting time dihitung pada setiap pasien
yang mendapatkan tindakan medis dengan tingkat ketepatan waktu yang paling
tepat untuk setiap tindakan medis yang didapatkan (Huffman, 1994). Ketidak
sesuaian waiting time dengan standart dijumpai terutama pada kasus kasus
prioritas 3 dimana ketika jumlah pasien melebihi jumlah perawat maka pasien-
RSUP. Dr. R.D. Kandou Manado didapatkan bahwa jumlah kunjungan pasien di
IGD sejak bulan Januari maret 2016 Kurang lebih ada 3.600
bahwa saat ini triase di IGD RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou dalam rangka
survey untuk penanganan awal pasien. RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado
yang sudah menjadi rumah sakit tipe A, kini mulai menerapkan Standar Prosedur
Operasional Pelayanan Triase yang membagi pelayanan triase primer dan triase
sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO), beberapa perawat mengatakan hal ini
diakibatkan jumlah kunjungan pasien yang banyak yang tidak sebanding dengan
jumlah perawat yang ada sehubungan dengan tidak menentunya jumlah pasien
yang datang.
Berdasarkan uraian di atas peniliti tertarik untuk melakukan penelitian
triase di Instalasi gawat darurat RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado
B. Rumusan Masalah
ini adalah Apakah Ada Hubungan Jumlah Kunjungan Pasien Dengan Ketepatan
Pelaksanaan Triase Oleh Perawat Di Instalasi Gawat Darurat RSUP. Prof. DR.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
pelaksanaan triase di instalasi gawat darurat RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou
Manado.
D. Manfaat Penelitian
1) Bagi Instansi Pendidikan
Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber
pustaka dan wacana bagi pembaca yang berada di perpustakaan dalam menambah
2) Bagi Perawat
cepat,tepat dan sesuai dengan SOP walaupun dengan kujungan pasien yang
banyak.
3) Bagi Peneliti
Menambah wawasan, dan dapat dipakai sebagai acuan untuk peneliti selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Pasien
1. Definisi Pasien
pasien. Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit memberikan
asuhan kepada pasien secara aman serta mencegah terjadinya cidera akibat
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan
pasien menderita penyakit atau cedera dan memerlukan bantuan dokter untuk
memulihkannya.
Kata pasien dari bahasa Indonesia analog dengan kata patient dari bahasa Inggris.
Patient diturunkan dari bahasa latin yaitu patiens yang memiliki kesamaan arti
1. Definisi
kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang
mengalam gangguan fisik, psikis, dan sosial agar dapat mencapai derajat
melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu
(Nursalam,2008).
Peran dan fungsi Perawat Peran dan fungsi perawat khususnya di rumah
proses atau tahapan yang harus dilakukan baik secara langsung maupun tidak
rumah sakit merupakan komponen terbesar dari sistem pelayanan kesehatan yang
Pelayanan diberikan karena adanya keterbatasan atau kelemahan fisik dan mental.
upaya pelayanan kesehatan sesuai wewenang, tanggung jawab dan etika profesi
pelayanan kesehatan di rumah sakit dan sering berinteraksi dengan klien adalah
untuk memenuhi kebutuhan tersebut (misalnya kenyamanan fisik dan rasa aman
tindakan yang dilakukan perawat secara bebas dan bertanggung jawab guna
mencapai tujuan dalam membantu pasien. Ada beberapa aktivitas spontan dan
rutin yang bukan aktivitas profesional perawat yang dapat dilakukan oleh perawat,
sebaiknya hal ini dikurangi agar perawat lebih terfokus pada aktivitas-aktivitas
c. Reaksi segera
Reaksi segera meliputi persepsi, ide dan perasaan perawat dan pasien.
Reaksi segera adalah respon segera atau respon internal dari perawat dan persepsi
keperawatan sebagai interaksi total (totally interactive) yang dilakukan tahap demi
tahap, apa yang terjadi antara perawat dan pasien dalam hubungan tertentu,
perilaku pasien, reaksi perawat terhadap perilaku tersebut dan tindakan yang harus
e. Kemajuan / peningkatan
produktif.
f. Perawat profesional
tahun 2001 merumuskan kompetensi yang harus dicapai oleh perawat profesional
yang aman.
optimal.
profesional.
dan kelompok
dimilik
suatu bagian dari organisasi medis dan sosial yang mempunyai fungsi untuk
rumah. Rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan tenaga kesehatan dan
Kompleks karena terdapat permasalahan yang sangat rumit. Unik karena di rumah
sakit terdapat suatu proses yang menghasilkan jasa perhotelan sekaligus jasa
medis dan perawatan dalam bentuk pelayanan kepada pasien yang rawat inap
maupun berobat jalan. Rumah sakit merupakan suatu organisasi padat karya
berbagai macam fasilitas pengobatan dan berbagai macam peralatan. Orang yang
dihadapi di rumah sakit adalah orang-orang beremosi labil dan emosional karena
sedang dalam keadaan sakit, termasuk keluarga pasien. Oleh karena itu, pelayanan
dari berbagai aspek, yang menyangkut medis dan non medis, jenis pelayanan,
mempunyai fungsi :
medis.
kecacatan lebih lanjut (Undang-Undang Republik Indonesia No.44 tentang Rumah Sakit,
2009). Kejadian gawat darurat dapat diartikan sebagai keadaan dimana seseorang
permanen. Keadaan gawat darurat yang sering terjadi di masyarakat antara lain
keadaan seseorang yang mengalami henti napas, henti jantung, tidak sadarkan diri,
kecelakaan, cedera, misalnya patah tulang, kasus stroke, kejang, keracunan,dan
korban bencana. Unsur penyebab kejadian gawat darurat antara lain karena
Kasus gawat darurat karena kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian
Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu unit dirumah sakit yang
penyakit akut dan mengalami kecelakaan, sesuai dengan standar. Rumah sakit
lebih khusus IGD (Instalasi Gawat Darurat) salah satu tujuannnya yaitu
tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal bagi pasien secara cepat dan tepat
mencegah risiko kematian dan kecacatan (to save life and limb) dengan respon
time selama lima menit dan waktu definitif tidak lebih dua jam (Basoki dkk, 2008
pelayana bersifat darurat sehingga perawat dan tenaga medis lainnya harus
E. TRIAGE
1) Sejarah Triage
Penggunaan istilah triage ini sudah lama berkembang. Konsep awal triage
modern yang berkembang meniru konsep pada jaman Napoleon dimana Baron
Dominique Jean Larrey (1766 1842), seorang dokter bedah yang merawat tentara
kondisi yang paling mendesak pada tentara yang datang tanpa memperhatikan
menuangkan konsepnya, semua orang yang terluka tetap berada di medan perang
filosofi triase. Dia mencatat bahwa, untuk penyelamatan hidup melalui tindakan
pembedahan akan efektif bila dilakukan pada pasien yang lebih memerlukan. Pada
langsung akan dibawa ke tempat dengan fasilitas yang sesuai. Pada perang dunia
dilapangan oleh dokter dan kemudian dikeluarkan dari garis perang untuk
maksud awalnya adalah untuk menangani luka yang minimal pada tentara
medan perang. Kini istilah tersebut lazim digunakan untuk menggambarkan suatu
konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan suatu cara yang
paling efisien terhadap hamper 100 juta orang yang memerlukan pertolongan di
Instalasi gawat darurat (IGD) setiap tahunnya. Berbagai system triage mulai
dikembangkan pada akhir tahun 1950-an seiring jumlah kunjungan IGD yang
2) Definisi Triage
Triage adalah suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan
serta fasilitas yang paling efisien dengan tujuan untuk memilih atau
tindakan segera. Dalam triage, perawat dan dokter mempunyai batasan waktu
yaitu 10 menit.
Triase berasal dari bahasa Perancis trier dan bahasa inggris triage dan
diturunkan dalam bahasa Indonesia triase yang berarti sortir. Yaitu proses khusus
menggambarkan suatu konsep pengkajian yang cepat dan berfokus dengan suatu
3) Tujuan Triage
Tujuan triage selanjutnya adalah untuk menetapkan tingkat atau drajat kegawatan
mampu :
pasien
pengobatan lanjutan
oleh :
hidup), The Right Patient, to The Right Place at The Right Time, with The Right
Care Provider.
a. Triase seharusnya dilakukan segera dan tepat waktu Kemampuan berespon
interview.
dan tugas terhadap suatu tempat yang diterima untuk suatu pengobatan.
keluhan utama, riwayat medis, dan data objektif yang mencakup keadaan umum
Speciality Standart, ENA tahun 1999, penentuan triase didasarkan pada kebutuhan
a. Gawat, adalah suatu keadaan yang mengancam nyawa dan kecacatan yang
c. Gawat darurat, adalah suatu keadaan yang mengancam jiwa disebabkan oleh
Sirkulasi), jika tidak ditolong segera maka dapat meninggal atau cacat
(Wijaya, 2010)
Berdasarkan prioritas keperawatan dapat dibagi menjadi 4 klasifikasi :
KLASIFIKASI KETERANGAN
25 %
bahaya
6) Prioritas Triage
Proses triage dimulai ketika pasien masuk ke pintu IGD. Perawat triage
tidak lebih dari 5 menit karena pengkajian ini tidak termasuk pengkajian perawat
pengobatan yang tepat, misalnya bagian trauma dengan peralatan khusus, bagian
jantung dengan monitor jantung dan tekanan darah, dll. Tanpa memikirkan
dimana pasien pertama kali ditempatkan setelah triage, setiap pasien tersebut
harus dikaji ulang oleh perawat utama sedikitnya sekali setiap 60 menit.
pengobatan minor ke tempat tidur bermonitor ketika pasien tampak mual atau
pasien ditangani terlebih dahulu. Pengkajian awal hanya didasarkan atas data
objektif dan data subjektif sekunder dari pihak keluarga. Setelah keadaan pasien
c. Bila jumlah penderita / korban yang ada lebih dari 50 orang, maka triase
jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup bila ditolong segera. Misalnya :
internal, dsb.
7) Dokumentasi Triage
Dokumen adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti
atau merekam peristiwa dan objek maupun aktifitas pemberian jasa (pelayanan)
berperan sebagai alat manajemen resiko bagi perawat UGD. Hal tersebut
pasien kepada tim kesehatan. Pencatatan, baik dengan computer, catatan naratif,
atau lembar alur harus menunjukkan bahwa perawat gawat darurat telah
melakukan pengkajian dan komunikasi, perencanaan dan kolaborasi,
penting pada dokter selama situasi serius. Lebih jauh lagi, catatan tersebut harus
(Anonimous, 2002).
a) Keluhan utama
2) Umur pasien
3) Waktu pengkajian
4) Riwayat alergi
5) Riwayat pengobatan
7) Tanda-tanda vital
8) Pertolongan pertama yang diberikan
9) Pengkajian ulang
rencana perawatan formal (dalam bentuk tulisan tersendiri). Oleh karena itu,
Joint Commision (1996) menyatakan bahwa rekam medis menerima pasien yang
pada saat terminasi pengobatan, termasuk disposisi akhir, kondisi pada saat
1. S : data subjektif
2. O : data objektif
4. P : rencana keperawatan
didapatkan pelaksanaan triase tepat pada kunjungan pasien dengan kategori tidak
pelaksanaan triase tepat pada kunjungan pasien dengan kategori banyak sejumlah
ChiSquare yang dibaca pada uji Continuity Correction diperoleh Total 102 0,0340
nilai signifikan p = 0,000 yakni lebih kecil dari a = 0,05. Hal ini menunjukkan
Penelitian lainnya yang sejalan dengan penelitian ini yang dilakukan oleh
keselamatan pasien ketika kunjungan pasien banyak dan adanya hasil yang
konsep yang ingin di amati dan diukur melalui penelitian-penelitian yang akan
Ketepatan Pelaksanaan
Jumlah Kunjungan Pasien
Triase
Ket :
: Tidak di teliti
: Garis Penghubung
pembuktian dari hasil penelitian,maka hipotesis ini dapat benar atau salah,dapat
RSUP.Prof.Dr.R.D.Kandou Manado.
C. Variabel Penelitian
RSUP.Prof.dr.R.D.Kandou.
Definisi Alat
Variabel Parameter Skala Hasil ukur
Operasional ukur
1. Tempat
2. Waktu
6 September 2016
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian atau objek yang telah
2. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sejumlah bagian
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
D. Instrumen Penelitian
observasi digunakan pada saat data yang akan dikumpulkan yaitu data yang dilihat
data yang secara langsung diobservasi (data primer). Alat ukur yang digunakan
yaitu lembar observasi terdiri dari Item A memuat data demografi dan B observasi
berdasarkan rasio hasil ukur sebagai berikut: Dikatakan tidak banyak: jika rasio
jumlah pasien sama atau kurang dari tenaga perawat pelaksana, (jumlah pasien
(Standar Prosedur Operasional Pelayanan Triase RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou
diberi centang atau tidak di beri tanda minus. Dikatakan tepat bila semua dari ke
tujuh prosedur tersebut dilakukan. Dikatakan tidak tepat bila salah satu atau lebih
1. Data Primer
2. Data Sekunder
medik.
F. Pengolahan Data
1. Editing yaitu memeriksa daftar pelayanan yang telah diserahkan oleh para
dilakukan terhadap :
a. Kelengkapan jawaban
b. Keterbacaan tulisan
c. Relevansi jawaban
pengolahan computer.
5. Penyajian data disajikan dalam bentuk yang mudah dibaca dan mudah
hasil analisis.
1. Analisis univariat
2. Analisis bivariate
H. Etika Penelitian
memaksa.
b. Anonymity ( Tanpa nama )
memberi nomor kode pada masing masing lembar yang hanya diketahui
oleh peneliti.
c. Confidentiality ( kerahasiaan )
2. Beneficiency
Selain itu, subjek penelitian akan terlindungi dari segala bentuk tekanan.
c. Melindungi peneliti
informed consent maka hal ini akan melindungi peneliti dari gugatan yang
3. Justice
Perjalanan sejarah RS ini tak bisa dilepaskan dari sejarah berdirinya RSU
Gunung Wenang Manado. Bermula pada tahun 1936, saat itu pemerintah
Gunung Wenang Manado. Lalu, pada saat bala tentara Jepang datang dan
Wenang Manado. Pada tanggal 9 Februari tahun 1995, RS ini bersama seluruh
tenaga medis dan pegawainya, pindah ke lokasi yang lebih memadai dan lebih
pusat kota yang sudah terlalu padat dan sulit untuk pengembangan dan
pembangunan, serta lahannya sudah sempit dan terbatas. Nama RS saat pindah
Februari inilah kemudian setiap tahunnya diperingati sebagai hari ulang tahun
(HUT) rumah sakit ini. Pada tahun 2004 berubah kembali namanya menjadi
RSUP Prof. dr. R.D. Kandou dan nama ini kemudian ditetapkan pada tanggal 9
Agustus 2005 sampai sekarang. RS ini merupakan rumah sakit pendidikan dan
Timur. Pada tanggal 26 Juni 2007 RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado
ditetapkan sebagai instansi yang merupakan PPK-BLU dengan Keputusan
lain, RS ini harus dapat membiayai diri sendiri. Nah, pada tahun 2015 ini dengan
yang visioner yaitu dr. Maxi Rein Rondonuwu DHSM, MARS sebagai Direktur
Utama RSUP Prof. R.D. Kandou saat ini. RS ini dengan intensif sedang giat-
dan prestasi ini, bertekad untuk meningkatkan kualitas RS ini sehingga dapat
disejajarkan dengan RS-RS yang bertaraf Internasional. Hal ini sangat luar biasa,
Ekonomi Asean (MEA) saat ini. Secara garis besar upaya RS ini untuk meraih
dasar yang strategis, kuat, terarah dan transparan. Adapun model manajemen
Pendekatan ini biasanya terdiri dari tiga elemen, yaitu: pola pikir strategis,
Cara ini akan menyiapkan proses langkah demi langkah yang berurutan,
lingkungan eksternalnya.
B. Karakteristik Responden
Berdasarkan table diatas dapat di lihat umur responden pada penelitian ini
yaitu kategori dewasa awal berjumlah 9 orang (37,5%), dan dewasa akhir
berjumlah 15 orang (62,5%). Hal ini dapat dimakanai bahwa umur respon lebih
0rang (33,3%). Hal ini dapat dimaknai bahwa proporsi responden laki - laki lebih
dengan pendidikan Nurse berjumlah 6 (25,0%). Hal ini dapat di maknai bahwa
C. Analisa Univariat
berjumlah 23 (95,8%).
kategori tepat berjumlah 23 orang (95,8%) Dan pelaksanaan triase tidak tepat
berjumlah 1 orang (4,2%). Hal ini dapat dimaknai bahwa pelaksanaan Triase
Analisis Bivariat
ketepatan pelaksanaan triase oleh perawat maka diproses data menggunakan uji
banyak dengan ketepatan pelaksanaan triase tepat yaitu 23 orang atau 100%
dan tidak tepat tidak ada, jumlah kunjungan pasien tidak banyak dengan
ketepatan pelaksanaan triase tepat tidak ada dan tidak tepat 1 orang 100%. Dari
hasil uji statistic cisquare dapat di peroleh p Value 0,042 < 0,05 pada Fishers
Exact Test karena ada 3 cell yang nilainya kurang dari 0.05 pada table 2x2
perawat di instalasi gawat darurat RSUP. Prof. DR. R.D. Kandou Manado.
D. Pembahasan
Prof. DR. R.D. Kandou Manado, yang dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus
perawat di Instalasi gawat darurat RSUP. Prof. DR. R.D. Kandou Manado.
pengukuran sekaligus pada waktu yang sama. Penelitian ini menggunakan uji
statistic chis-quare dan diperoleh nilai signifikan 0,042 (p < 0,005) dengan
triase tidak tepat pada kunjungan pasien dengan kategori tidak banyak
pada kategori banyak. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
terhitung ada 34.377 pasien pada kondisi sangat ramai dan 32.231 pasien pada
digabungkan baik berdasarkan usia dan jenis kelamin. Dengan rata-rata yang
menginap 21.6 pada shift dengan kondisi sangat ramai dan 16.4 pada shift
yang lebih mendesak, penurunan kinerja pengobatan sesuai standar, dan tingkat
dua orang perawat senior, di ruangan triase IGD RSUD Tugurejo Semarang
dengan jumlah perawat yang ada sehubungan dengan tidak menentunya jumlah
pada kategori tepat. Hal ini sejalan dengan Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Yanty, Darwin dan Misrawati, (2011) didapatkan petugas kesehatan IGD
Hasil penelitian ini juga didukung oleh teori yang di ungkapkan oleh
(Kachalia, et. al. 2006), bahwa Kelalaian diagnosa di ruang gawat darurat memiliki
sistem yaitu beban kerja yang berlebihan yang dapat disebabkan oleh
tentang Rumah Sakit, 2009). Rumah sakit lebih khusus IGD (Instalasi Gawat
optimal bagi pasien secara cepat dan tepat serta terpadu dalam penanganan
kecacatan (to save life and limb) dengan respon time selama lima menit dan
pendidikan yang terbanyak yaitu pada kategori Perawat dengan D3. Hal ini
triase tepat maka kualitas pelayanan Rumah sakit jadi meningkat, dan
kemampuan perawat juga meningkat yang akhirnya membuat jumlah
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan di RSUP. Prof. DR. R.D.
4. Ketepatan pelaksanaan triage di instalai gawat darurat RSUP. Prof. DR. R.D.
triage di instalai gawat darurat RSUP. RSUP. Prof. DR. R.D. Kandou
Manado
B. SARAN
Kepada Yth :
Bapak/Saudara
Di
Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado.
Nama : Eka Septiany Dako
NIRM : 1201086
Akan mengadakan penelitian dengan judul:
Hubungan jumlah kunjungan pasien dengan ketepatan pelaksanaan triase oleh
perawat di Instalasi Gawat darurat RSUP. Prof. DR. R. D. Kandou Manado.
Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/Saudara untuk menandatangani lembar
persetujuan dan menjawab pertanyaan dalam lembar kuesioner. Jawaban
responden akan saya jaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian.
Atas bantuan dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.
Manado, 2016
Peneliti
Inisial responden : ..
Umur : ..
Manado,Agustus 2016
Responden
LEMBAR OBSERVASI
JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN
Jenis Kelamin :
LEMBAR OBSERVASI
Tidak
NO Prosedur Triase Tepat
tepat
1. Anamnesa
- Memberi salam
- Menanyakan identitas pasien
- Menanyakan keluhan utama
2. Pemeriksaan singkat dan cepat (selintas) untuk menentukan
derajat kegawatannya
- Mencuci tangan
- Pemakaian handscoen
- Memastikan kesadaran korban
- Memeriksa gangguan jalan nafas (Airway)
- Memeriksa gangguan sirkulasi (Circulation)
- Memeriksa adanya luka,patah tulang maupun pendarahan.
Dari hasil pemeriksaan tentukan kategori pasien berdasar
pelayanan :
- Pelayanan cepat (merah)
- Pelayanan ditunda (kuning)
- Pelayanan berjalan (hijau)
- Meninggal tak tertolong (hitam)
3. Pengelompokan pasien berdasarkan kegawatannya
- Emergency (Label merah)
- Urgent (Label kuning)
- Non urgent (Label hijau)
- Expextant (Label hitam)
4. Rujukan ke ruang tindakan
- Memberi label pasien sesuai dengan kegawatannya
- Menyertakan rekam medisnya
- Membawa / merujuk brancart pasien ke ruang tindakan
5. Kegiatan setelah triase
- Membersihkan alat/bahan medis
- Membersihkan ruangan
- Mencuci tangan
6. Pencacatan dan pelaporan
- Mengisi register kunjungan
- Membuat laporan yang diperlukan
- Mengirim laporan
MASTER TABEL
Pendidikan : 1. D3
2. S1
3. Nurse
Statistics
Ketepatan
Jumlah pelaksanaan
Umur Jenis kelamin pendidikan kunjungan triase
N Valid 24 24 24 24 24
Missing 0 0 0 0 0
Mode 2 1 1 1 1
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jumlah kunjungan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cases
Jumlah kunjungan *
Ketepatan pelaksanaan 24 100.0% 0 .0% 24 100.0%
triase
% within Ketepatan
100.0% .0% 95.8%
pelaksanaan triase
% within Ketepatan
.0% 100.0% 4.2%
pelaksanaan triase
Total Count 23 1 24
% within Ketepatan
100.0% 100.0% 100.0%
pelaksanaan triase
Chi-Square Tests
N of Valid Casesb 24
a. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .04.
Risk Estimate
Value