DISUSUN OLEH :
AYU NURTANTI
C1016006
1
SKRIPSI
DISUSUN OLEH :
AYU NURTANTI
C1016006
i
PERNYATAAN
SARJANA KEPERAWATAN DAN
KEASLIAN
PROFESI NERS
PENELITIAN
Jika dikemudian hari ada tuntunan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan. Jika ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai
sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Stikes Bhakti Mandala Husada
Slawi.Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Slawi,....Agustus 2020
Yang menyatakan
(Ayu Nurtanti)
PERSETUJUAN SKRIPSI
ii
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :
HUBUNGAN RESPON TIME DENGAN KEPUASAN PASIEN
DI IGD RSUD BREBES
Telah disetujui untuk Uji Seminar Hasil Skripsi pada tanggal ....Agustus 2020
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.
Pembimbing I Pembimbing II
PENGESAHAN SKRIPSI
iii
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :
HUBUNGAN RESPON TIME DENGAN KEPUASAN PASIEN
DI IGD RSUD BREBES
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal Agustus 2020 dan
dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.
Penguji I
Penguji II
Penguji III
iv
Ayu Nurtanti1, Agus Budianto2, Ikawati Setyaningrum3
1
Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan dan Ners, STIKes Bhakti
Mandala Husada Slawi 52416, Tegal, Indonesia
23
Dosen STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi 52416, Tegal, Indonesia
Email : Ayunurtanti55@gmail.com
ABSTRAK
Kepuasan pasien sangat dipengaruhi oleh pelayanan yang didapatkan oleh pasien
salah satunya yaitu respon time perawat dalam melakukan penanganan pada
pasien gawat darurat di IGD. Berdasarkan hasil observasi pada bulan maret 2020
bahwa respon time perawat terhadap pasien terlalu lama yaitu lebih dari >5 menit
dengan kepuasan pasien berada dibawah 95%.Tujuan penelitianuntuk mengetahui
hubunganrespon time dengan kepuasan pasien di IGD RSUD Brebes. Jenis
penelitianadalah kuantitatif dengan metode pendekatan cross sectional dengan
teknik pengambilanaccidental sampling. Uji hipotesa menggunakan uji chi-
square. Data hasil penelitianbahwa sebagian besar responden memiliki respon
time yang baik sebanyak 66 responden (69,5%) memiliki kepuasan pasien dengan
kategori sangat puas sebanyak 44 (46,3%). Hasil uji korelasi Chi Squarenilai ρ
value = 0,000 < 0,05 dan nilai X2 16,298 > 5,991 yang berarti Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya ada hubungan yang signifikan antara respon time dengan
kepuasan pasien di IGD RSUD Brebes.Hasil penelitian ini diharapkan agar hasil
penelitian ini digunakan sebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan gawt darurat untuk meningkatkan kepuasan pasien di IGD.
KATA PENGATAR
v
Alhamdulilah puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga pneliti masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “ Hubungan Respon Time Dengan Kepuasan Pasien di
IGD RSUD Brebes ” dalam penulisan tugas ini peneliti menyampaikan
terimakasih yang tak terhingga kepada Bapak Agus Budianto, S.Kep,.Ns, M.Kep
selaku pembimbing I yang telah membimbing menyelesaikan skripsi dan ibu
Ikawati Setyaningrum, S.Kep,.Ns M.Kep selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
membimbing dan mengarahkan peneliti dalam menyusun skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti juga banyak mendapatkan bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini peneliti
menyampaikan ucapan terimakasi kepada :
1. Dr. Risnanto, M.Kes. selaku Ketua Stikes Bhamada Slawi.
2. Dwi Budi Prastiani, M.Kep,.Ns.,Sp.Kep.Kom, selaku program Studi
pendahuluan Keperawatan Stikes Bhamada Slawi yang telah memberikan
kesempatan untuk mengikuti penelitian
3. Seluruh dosen prodi sarjana keperawatan & Ners Stikes Bhamada Slawi
4. Kedua orang tua saya Bapak Karyoto dan Ibu Oni Rohaeni atas kasih sayang
dan ketulusan kalian dalam membantu, menyemangati sehingga saya bisa
menyelesaikan skripsi ini, semoga hasil dari peneliti ini dapat awal saya
memenuhi harapan kalian.
5. Kakak saya Budi Yanto dan Sama permana yang selalu menyemangati dan
selalu ada buat saya
6. Teman terbaik dan sahabat seperjuangan Nurhidayanti,Nurfitriani, Wilda Nur
Enggi, Uli andriyani, Uyun Lare sanju, Indah tri wulandari,Lina agustina dan
Mia silviatur R, yang selalu memberikan semanngat dan dukungan dalam
pembuatan ini dan memberikan semangat untuk menghadapi skripsi
7. Teman-teman terbaik seperjuangan Prodi Sarjana Keperawatan & Ners Stikes
Bhamada Slawi angkatan tahun 2016 kelas 4A yang selalu memotivasi selama
pembuatan skripsi ini belangsung, mudah-mudahan Allah SWT dapat
membalas semuanya.
vi
8. Serta pihak yang telah membantu dan memberi dukungan, semoga
kebaikannya dapat dibalas oleh Allah S,W,T.
Peneliti Menyadari keterbatasan dalam penyusun proposal skripsi ini, terucap pula
kata maaf apabila ada salah kata, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
peneliti harapan demi perbaikan selanjutnya, peneliti berharap semoga proposal
skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan peneliti dan pembaca.
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
vii
COVER ....................................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN..................................................................... ii
PERSETUJUAN SKRIPSI.......................................................................... iv
PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................................... v
ABSTRAK................................................................................................... vi
ABSTRACK................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR................................................................................. viii
DAFTAR ISI................................................................................................ x
DAFTAR TABEL........................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... xiii
DAFTAR SINGKATAN............................................................................. xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian...................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian....................................................................5
1.3 Manfaat Penelitian..................................................................5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Instalasi gawat darurat (IGD)..................................................7
2.2 Respon Time..........................................................................10
2.3 Kepuasan pasien....................................................................13
2.4 Kerangka Teori......................................................................21
2.5 Kerangka Konsep..................................................................22
2.6 Hipotesis ...............................................................................22
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian............................................23
3.2 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data........................23
3.3 Populasi dan Sampel.............................................................26
3.4 Besar Sampel.........................................................................26
3.5 Tempat dan Waktu Penelitian...............................................27
3.6 Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran…. 28
3.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data...........................28
3.8 Etika Penelitian.....................................................................30
viii
3.9 Jadwal Penelitian.......................................................................
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil .....................................................................................32
4.2 Pembahasan ..........................................................................34
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..........................................................................39
5.2 Saran .....................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 (Lembar Informasi Penelitian)
Lampiran 2 (Lembar Permohonan Responden)
Lampiran 3 (Lembar Persetujuan Penelitian)
Lampiran 4 (Lembar Kesediaan menjadi Asisten Peneliti)
Lampiran 5 (Lembar obsevasi respon time)
Lampiran 6 (Lembar kuesioner kepuasan pasien diIGD)
Lampiran 7 (Lembar Surat Ijin Penelitian Uji Validitas dan Reabilitas)
Lampiran 8 (Lembar Ijin Penelitian)
Lampiran 9 (Lembar Disposisi)
Lampiran 10 (Lembar SPSS Penelitian)
Lampiran 11 (Master Tabel Penelitian)
Lampiran 12 (Jadwal Penelitian)
Lampiran 13 (Lembar Bimbingan Skripsi)
Lampiran 14 (Lembar Dokumentasi)
Lampiran 15 (Lembar Curiculum Vitae)
DAFTAR TABEL
ix
Tabel Halaman
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xi
DAFTAR SINGKATAN
xii
BAB 1
LATAR BELAKANG
1
2
Respon time merupakan tindakan yang dilakukan petugas kesehatan secara cepat
dan tepat dihitung dari pasien datang sampai dilakukan penanganan. Respon time
dilakukan dengan cara mengelompokkan pasien berdasarkan kondisi pasien.
Pengelompokkan pasien harus sesuai dengan standar di IGD dengan menerapkan
sistem triase sesuai kondisi gawat darurat (Suhartati, 2011).Penelitian yang
dilakukan di California, Amerika Serikat oleh Berjamin Renee Robert et Al
(2013) menyatakan dari 995.379 pasien di IGD ramai beresiko 5% Dari penelitian
tersebut dapat disimpulan bahwa respon time mengalami penurunan pada saat
IGD ramai (Robert Berjamin Renee, 2013 dalam Jaya Anang Prasetya, 2017)
Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator penting yang harus diperhatikan
dalam pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien adalah hasil penilaian dari pasien
terhadap pelayanan kesehatan dengan membandingkan apa yang diharapkan
sesuai dengan kenyataan pelayanan kesehatan yang diterima disuatu tatanan
kesehatan rumah sakit ( Pohan, 2010). Demikian kepuasan pasien dirumah sakit
tergantung bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit tersebut.
Namun pelayanan yang diberikan masih ada yang belum sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh pasien dan kepuasan pasien masih belum sesuai dengan standar.
Standar kepuasan pasien di pelayanan kesehatan ditetapkan secara nasional oleh
Departemen Kesehatan. Menurut Peraturan Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal untuk kepuasan pasien
yaitu diatas 95% (Kemenkes, 2016). Bila ditemukan pelayanan kesehatan dengan
tingkat kepuasaan pasien berada dibawah 95%, maka dianggap pelayanan
kesehatan yang diberikan tidak memenuhi standar minimal atau tidak berkualitas.
Beberapa hasil penelitian menunjukan data tentang tingkat kepuasan pasien di
berbagai Negara. Tingkat kepuasan pasien menurut Ndambuki tahun 2013 di
Kenya menyatakan 40,4%, kepuasan pasien di Bakhtapur India menurut Twayana
34,4%., sedangkan di Indonesia menunjukkan angka kepuasaan pasien 42,8% di
Maluku Tengah dan 44,4% di Sumatra Barat (Latupono, 2014 ; Sari, 2014).
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa angka kepuasaan pasien
masih tergolong rendah,sehingga kepuasaan pasien menjadipermasalahan rumah
sakit baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Ketidakpuasaan pasien saat dirawat dirumah sakit disebabkan oleh faktor faktor
kesalahan identitas masih sering terjadi yaitu keliruan identitas pasien terutama
diunit perawatan instensif, ruang operasi, dan keadaan darurat. Faktor komunikasi,
penyebab terbanyak karena kesalahan dari penerapan keselamatan pasien.
Kerugian yang terjadi sebagai akibat tidak kepedulikanya keselamatan pasien
cukup banyak (Collinson , Thorne, Dee,Macintyre, &pidgoen, 2013).Pelayanan
pasien di Instalasi gawat darurat di mulai dari pendaftaran masuk dan menunggu
dokter untuk periksa , birokrasi yang berbelit belit dan lama pada saat pendaftaran
membuat pasien tidak sabar dan sering mengeluhkan lamanya pelayanan sehingga
tidak merasa puas (Soebarto, 2011).
Beberapa tipe pasien khusus yang biasa ditemui di IGD yang membutuhkan
pemeriksaan dan tindakan yang khusus, antara lain: pasien dengan traumamayor,
pasien lansia, anak-anak dan remaja,pasien dengan gangguan jiwa, pasien dengan
penyakit infeksius, dan pasien yang terpapar bahan kimia, biologi atau
kontaminasi radiologi (Australasian Collage for Emergency Medicine, 2014)
Kementrian Kesehatan RI telah mengatur kebijakan mengenaistandarisasi
pelayanan IGD rumah sakit dalam Kemenkes RI No. 856/Menkes/SK/IX/2009.
Peraturan ini ditujukan untuk memperbaiki kualitas IGD di Indonesia. Harus ada
komitmen dari pemerintah pusat maupun daerah untuk berpartisipasi dalam
memberikan sosialisasi 12 kepada masyarakat bahwasannya penanganan
kegawatdaruratan dan life saving tidak ditarik uang muka dan penanganan gawat
darurat harus dilakukan kurang dari 5 menit setelah pasien sampai di IGD.
7
8
casio (2010) dalam Mubarok (2012) menyebutkan ada dua macam jenis pelayanan
kesehatan.
Maryuani, Anik dan Yulianingsih (2009) mengatakan ada beberapa faktor yang
mempengaruhi asuhan keperawatan gawat darurat, yaitu kondisi kegawatan
seringkali tidak terprediksi baik kondisi pasien maupun jumlah pasien yang
datang ke ruang gawat darurat, keterbatasan sumber daya dan waktu, adanya
saling ketergantungan yang sangat tinggi diantara profesi kesehatan yang bekerja
di ruang gawat darurat, keperawatan diberikan untuk semua usia dan sering
dengan data dasar yang sangat mendasar, tindakan yang diberikan harus cepat dan
dengan ketepatan yang tinggi. Thomsol (2014).
posisi korban dan atur posisi pasien lindungi pasien dari kedinginan, jika korban
sadar, jelaskan apa yang terjadi, berikan bantuan untuk menenangkan dan
yakinkan akan ditolong, hindari mengangkat atau memindahkan yang tidak perlu,
memindahkanya hanya jika ada kondisi yang membahayakan jangan diberi
minum jika terdapat trauma abdomen atu diperkirakan kemungkinan tindakan
anastesi dalam waktu dekat. jangan pindahkan sebelum pertolongan pertama
selesai dilkukan dan terdapat alat transportasi yang memadai.
Respon time (waktu tanggap) pada sistem realtime, didefinisikan sebagai waktu
dari saat kejadian (internal atau eksternal) sampai instruksi pertama rutin
pelayanan yang dimaksud dieksekusi, disebut dengan event respon time. Sasaran
dari penjadwalan ini adalah meninmalkan waktu tanggap amgka keterlambatan
pelayanan pertama gawat darurat/ emergency respon time. (Nafri, 2010)
11
Waktu tanggap dapat di hitung dengan hitungan menit dan sangat dipengaruhi
oleh berbagai hal baik mengenai jumlah tenaga maupun komponen – komponen
lain yang mendukung seperti pelayanan laboratorium, radiologi, farmasi dan
administrasi. Waktu tanggap dikatakan tepat waktu atau tidak terlambat apabila
waktu yang diperlukan tidak melebihi waktu rata-rata standar yang ada.
sedangkan apabila kinerja sesuai harapan maka pasien akan merasa puas. Dalam
memberikan pelayanan kesehatan, pihak rumah sakit harus le bih berhati-hati,
karena apabila pasien sering merasa tidak puas akan berdampak kehilangan
banyak pelanggan atau pasien. Serta tingkat kepuasan pasien sangat tergantung
pada mutu pelayanan yang diberikan (Supranto, 2011).
2.3.3.3 Pekerjaan
Pasien yang berkerja merupakan individu dalam masa produktif, yang dimana
orang produktif lebih peka terhadap lingkungan sekitar, sehingga pekerjaan juga
dapat berpengaruh terhadap kepuasan pasien.
2.3.3.4 jenis kelamin
Sifat perempuan yang lebih sensitive dan perhatian cenderung lebih merasa puas
dibandingkan laki-laki yang lebih memiliki sifat bebas.
tergantung dari aktivitas manusia sehingga akan sulit mengharapkan output yang
konsisten. Untuk meningkatkan reliability dibidang kesehatan pihak manajemen
puncak perlu membangun budaya kerja bermutu yaitu budaya tidak ada kesalahan
atau corporate culture of no mistake yang diterapkan mulai dari pimpinan puncak
sampai ke front line staff (yang langsung berhubungan dengan pasien.
2.3.3.4Responsiveness (cepat tanggap)
Kemauan petugas kesehatan untuk membantu pasien dengan cepat serta
mendengar dan mengatasi keluhan dari pelanggan/pasien. Dimensi ini merupakan
penilaian mutu pelayanan yang paling dinamis, harapan pelanggan terhadap
kecepatan pelayanan cenderung meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan
kemajuan teknologi dan informasi kesehatan yang dimiliki pelanggan. Nilai waktu
bagi pelanggan menjadi semakin mahal karena masyarakat merasa kegiatan
ekonominya semakin meningkat. Time is money berlaku untuk menilai mutu
pelayanan kesehatan dari aspek ekonomi para pelanggan.
2.3.3.5 Assurance (kepastian)
Kemampuan petugas kesehatan untuk menimbulkan keyakinan dan kepercayaan
terhadap janji yang telah dikemukakan pada pelanggan/pasien. Kriteria ini
berhubungan dengan pengetahuan, kesopanan dan sifat petugas yang dapat
dipercaya oleh pelanggan, pemenuhan terhadap kriteria ini akan mengakibatkan
pengguna jasa akan terbebas dari risiko. Kepuasan yang dirasakan oleh pasien
merupakan aspek yang sangat penting bagi kelangsungan Rumah Sakit. Kepuasan
pasien adalah nilai yang subjektif terhadap kualitas pelayanan yang
diberikan.Kepuasan yang dirasakan oleh pasien merupakan aspek yang sangat
penting bagi kelangsungan Rumah Sakit. Kepuasan pasien adalah nilai yang
subjektif terhadap kualitas pelayanan yang diberikan.
melampirkan surat rujukan dari dokter keluarga atau pukesmas sebelum berobat
ke Rumah Sakit (Simbolan,2011)
2.3.5.5 Kujungan
Penelitian Lumenta Menunujukan pasien kunjungan lama lebih puas daripada
pasien yang baru kunjungan pertama, kunujangan lama sudah memahami dan
sudah mengetahui prosedur pelyanan ditempat pelayanan kesehatan yang akan
dituju (Simbolan,2011)
2.3.5.6 Pekerjaan
Penelitian Ramadanura menunjukan bahwa pasien dengan pekerja buruh, nelayan,
petani dan sejenisnya lebih mjudah puas terhadap pelayanan kesehatan yang
diberikan, dibandingkan dengan yang memiliki pekerjaan seperti pegawai negeri,
polisi, TNI, dan wiraswasta (Simbolan,2011).
Menurut Utama, 2003 dikutip oleh Simbolon, (2011) untuk mengetahui tingkat
kepuasan pelanggan/pasien diklasifikasikan dalam beberapa tingkatan sebagai
berikut :
20
2.3.7.1 Puas
Puas merupakan ukuran subjektif hasil penilaian pasien yang menggambarkan
pelayanan kesehatan tidak sepenuhnya atau kurang sesuai dengan kebutuhan atau
keinginan seperti sarana dan prasana kurang bersih dan kurang lengkap, agak
kurang cepat proses administrasi, atau kurang ramah petugas kesehatannya yang
semua ini menggambarkan tingkat kualitas pelayanan yang kategori sedang.
2.3.7.2 Kurang puas
Kurang puas merupakan penilaian subjektif perasaan pasien yang rendah yang
menggambarkan kualitas pelayanan tidak sesuai dengan kebutuhan atau
keinginan, seperti sarana tidak bersih prasarana tidak lengkap, proses administrasi
lambat (lama), atau petugas kesehatan yang tidak ramah, semua ini
menggambarkan tingkat kualitas pelayanan kategori paling rendah.
Kepuasan pasien merupakan hal sangat subjektifitas, sulit untuk diukur, berubah-
ubah, dan banyak faktor yang melatarbelakanginya. Kepuasan merupakan hasil
dari hubungan kinerja yang diberikan dengan harapan pasien, maka dapat
disimpulkan jika kinerja yang diberikan sesuai dengan harapan pasien maka
pasien akan merasa puas dengan pelayanan rumah sakit, jika pelayanan yang
diberikan melebihi dari harapan pasien maka pasien akan merasa sangat puas
dengan pelayanan rumah sakit, dan sebaliknya jika pelayanan yang diberikan
rumah sakit dibawah harapan dari pasien maka pasien akan kecewa dengan
pelayanan rumah sakit. Kepuasan pasien dapat diukur melalui empat prinsip
kualitas pelayanan meliputi Kecepatan, ketepatan, keramahan, dan kenyamanan
layanan. Kepuasan pasien tidak akan terwujud jika ada salah satu prinsip
pelayanan yang dianggap lemah atau tidak memenuhi harapan dari pasien
(Anjaryani, 2009).
Tingkat Kepuasan
Respon Time
pasien
1. Responsivene
2. Assurance Baik cepat < 5 Menit
3. Tangible
4. Empaty Kurang baik lambat >5 Menit
5. Reability
Gambar 2.1 Kerangka Teori Wa Ode, dkk, (2012) Rangkuti (2013) dan
Nilaika (2012)
22
\
Respon time Kepuasan Pasien
2.6 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan,
dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta emperis yang diperoleh melalui
pengumpulan data (Sugiyono, 2015). Berdasarkan teori yang telah ditemukakan
diatas, maka hipnotis yang diajukan oleh penelitian iaiah
Ho : Tidak ada hubunganRespon timedengan kepuasan pasien di IGD RSUD
Brebes
Ha : Ada hubungan denganRespon time dan kepuasan pasien di IGD RSUD
Brebes
BAB 3
METODE PENELITIAN
23
24
Tahap pelaksanaan dimana peneliti mengajukan ijin kepada Ketua Prodi Sarjana
Keperawatan dan Ners STIKes Bhamada slawi. Surat ijin digunakan untuk
mendapatkan ijin penelitian baik dari KEBANGPOL dan LINMAS Kabupaten
Brebes, BAPPEDA Kabupaten Brebes,DINKES Kabupaten Brebes yang di
gunakan sebagai pendamping surat ijin penelitian di RSUD Brebes Sebelum
melakukan pengambilan data di RSUD Brebes, peneliti melakukan Uji Validitas
dan Realibilitas di IGD RSI PKU Muhammadiyah Singkil. Peneliti menyipkan
lembar kuesioner yang akan di uji validitas dan reliabel. Lembar kuesioner yang
telah valid dapat digunakan untuk penelitian di IGD RSUD Brebes.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 24–27 agustus 2020 di IGD RSUD Brebes
dimulai padapukul 08.00 – 16.00 WIB dengan jumlah sample sebanyak 95
responden. Pada saat penelitian peneliti dibantu tiga emuneratordimana pada
pukul 08.00-11.00 WIB peneliti dibantu oleh Perawat A, kemudian pukul 11.00-
14.00 WIB peneliti dibantu Perawat B, dan selanjutnya Perawat C pada pukul
14.00-16.00 WIB. Dimana Perawat Adan Perawat B bertugas pada shift pagi, dan
Perawat C bertugas pada shift sore di IGD RSUD Brebes yang bersedia untuk
membantu dalam proses penelitian tentang kuesioner kepuasan pasien Peneliti
berkerjasama dengan kepala ruang dan perawat yang ada di IGD. Peneliti
melakukan pendekatan kepada calon responden dan meminta kesediaanya untuk
menjadi responden. Peneliti memberikan informasi terkait tujuan, manfaat, dan
peran responden dalam penelitian. Apabila calon responden bersedia maka
25
Pada hari pertama penelitian tanggal 24 agustus 2020 pukul 08.00-16.00 WIB
peneliti mendapatkan 23 responden, hari kedua peneliti mendapatkan 25
responden, hari ketiga peneliti mendapatkan 23 responden, selanjutnya pada hari
keempat peneliti mendapatkan 24 responden. Peneliti melakukan penelitian
selama empat hari berturut-turut. Selama proses penelitian peneliti membagikan
kuesioner kepuasan pasien di IGD RSUD Brebes dan peneliti melakukan
observasi terkait Respon Time perawat kepada pasien dari pasien datang sampai
dilakukan penanganaan.
3.3.2 Sample
Sample dalam penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling yaitu
populasi yang tersedia dan sesuai kriteria tujuan penelitian.
Untuk mengetahui jumlah sampel peneliti menggunakan rumus Slovin:
N
n=
1+ N e 2
Keterangan :
N = Besar populasi
n = Besar sampel
e = Tingkat signifikan (p)
2100
n= 2
1+ 2100(0,1)
2100
n=
22
n = 95 sampel
Berdasarkan rumus Slovinmaka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 95
responden.
Penelitian ini dilaksanakan diruang IGD RSUD Brebes pada tanggal 24-27
agustus 2020.
3.5Definisi operasional variabel penelitian dan skala pengukuran
Definisi operasional merupakan definisi variabel-variabel yang akan diteliti secara
operasional dilapangan. Definisi operasional bermanfaat untuk mengarahkan
kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang akan diteliti
untuk pengembangan instrumen (Riyanto,2011)
Tabel 3.5 Definsi Operasional
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil ukur Skala
Operasional
3.6.1.2 Coding
Coding adalah tahap kedua setelah editing dimana peneliti mengklarifikasi hasil
kuesioner menurut kriteria tertentu. Klasifikasi pada umumnya ditandai dengan
kode tertentu yang biasanya berupa angka dalam penelitian ini peneliti
menggunakan beberapa kode pada bagian-bagian tertentu untuk mempermudah
waktu pentabulasi dan analisa data. Pada penelitian variabel respon time dengan
kategori Baik diberikan kode 1, kurang baik diberi kode 2. Variabel kepuasan
keluarga dengan hasil kategori sangat puas diberi kode 1, puas diberi kode 2, tidak
puas diberi kode 3.
3.6.1.3 Tabulation
Tabulation merupakan proses pembuatan tabel induk yang memuat susunan data
penelitian berdasarkan klasifikasi yang sudah ditentukan secara sistematik,
sehingga lebih mudah untuk dianalisis. Pada tahap ini data yang sama
dikelompokkan dengan teliti dan teratur, kemudian dihitung dan dijumlahkan,
kemudian dituliskan dalam bentuk tabel.
3.6.1.4 Cleaning
29
Peneliti mengkoreksi data bila ditemukan penomoran yang salah atau huruf-huruf
yang kurang jelas.
3.6.1.5 Scoring
yaitu penelitian data dengan memberikan skor pertanyaan yang berkaitan dengan
tidakan responden. Hal ini dimaksud untuk memberikan bobot pada masing-
masing jawaban sehingga mempemudh perhitungan (Nazir, 2011)
Skor Respon time :
< 5 menit : Respon time baik, diberi skor : 1
> 5 menit : Respon time kurang baik, diberi skor : 0
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Respon time di IGD RSUD
Brebes tahun 2020
Cepat 66 69,5
Lambat 29 30,5
Total 95 100,0
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa sebagian besar pasien yang masuk IGD
memiliki respon time yang cepat sebanyak 66 responden (69,5%). Hal ini
ditunjukan dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dimana pasien
datang ke IGD langsung ditangani oleh petugas kesehatan yang kompeten
mendukung tercapainya respon time yang baik di IGD.
32
33
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan mayoritas pasien yang masuk IGD memiliki
kepuasan pasien dengan kategori sangat puas respon time sebanyak 44 (46,3%)
dan kepuasan pasien dengan kategori tidak puas sebanyak 28 (35%), hal ini
ditunjukan dengan hasil pengisian kuesioner petugas kesehatan merespon keluhan
dengan baik, petugas memberikan penjelasan dengan baik dan petugas tidak
membedakan pelayanan terhadap semua pasien.
4.1.3 Hubungan respon time dengan kepuasan pasien di IGD RSUD Brebes
Uji asumsi sudah dilakukan sebelum Uji Chi Square. Analisa bivariat penelitian
ini digunakan untuk mengidentifikasi hubungan respon time dengan kepuasan
pasien di IGD RSUD Brebes. Uji statistik bivariat yang digunakan adalah Chi
Square yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.
Tabel 4.3 distribusi frekuensi hubungan respon time dengan kepuasan pasien di
IGD RSUD Brebes.
Kepuasan pasien
Respon Pvalu
Sangat puas Puas Tidak puas Total X2
Time e
n % n % n % ∑ %
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan hasil analisis respon time dengan kepuasan
pasien di IGD RSUD Brebes didominasi respon time baik dengan kepuasan pasien
sangat puas sebanyak 42 (44,2%), respon time baik pasien tidak puas sebanyak 1
(1,1%), respon time kurang baik dengan kepuasan pasien sangat puas sebanyak 12
(12,6%). Hal ini didapat dari hasil observasi dan pengisian kuesioner responden
puas dengan pelayanan yang diberikan, pemeriksaan dilakukan dengancepat,
bertanggung jawab dengan privasi dan sigap dari awal penanganan misalnya saat
melakukan anamnesa dan tindakan. Hasil uji korelasi Chi Square nilai ρ value<
0,05 dan nilai X2 harus > df atau derajat kesalahan dalam tabel uji Chi Square df
34
bernilai 2=5,991, jadi uji korelasi Chi Square yang diperoleh dalam penelitian ini
memiliki nilai ρ value 0,000 < 0,05 dan nilai X2 16,298 > 5,991 yang berarti Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan yang signifikan antara respon time
dengan kepuasan pasien di IGD RSUD Brebes.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Respon Time di IGD RSUD Brebes
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki
respon time yang baik sebanyak 66 responden (69,5%). Hal ini ditunjukan
dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dimana pasien datang ke IGD
langsung ditangani oleh petugas kesehatan yang kompeten mendukung
tercapainya respon time yang baik di IGD.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khoiroh (2015) bahwa Petugas
IGD harus memiliki keterampilan yang lebih luas. Tanggap terhadap setiap
keluhan yang dirasakan oleh pasien. Menyampaikan informasi kepada pasien
secara jelas dan mudah mengerti, ramah dan sopan terhadap pasien, dan menjalin
komunikasi yang baik antara pasien dan perawat. Semakin luas pengetahuan
petugas maka semakin cekatan dalam menanggani pasien. Sehingga menyebabkan
respon time di IGD Rs Muhammadiyah Gresik Baik.
Peneliti berasumsi bahwa respon time pada kategori cepat dapat dilihat dari hasil
observasi yang dilakukan oleh peneliti dimana petugas langsung merespon pasien
< 5 menit setelah pasien datang ke IGD. Tindakan tersebut dilakukan petugas
karena merupakan bagian dari langkah langkah dilakukan untuk memberikan
asuhan keperawatan pada pasien. Hal ini sesuai dengan pengalaman kerja dan tiga
kompenen yang harus diperhatikan petugas dalam respon time yang < 5 yaitu
kondisi pasien ketika masuk, prioritas pasien yang akan dilakukan tindakan dan
ketrampilan yang dimiliki petugas dalam membertikan asuhan keperawatan
kepada pasien. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai tingkat kepuasan
yang lebih baik dengan waktu tanggap dapat diberikan dengan jalan
meningkatkan sumber daya manusia, memberikan kesempatan kepada petugas di
IGD untuk meningktkan ketrampilan melalui seminar atau pelatihan.
kategori tidak puas sebanyak 28 (35%), hal ini ditunjukan dengan hasil pengisian
kuesioner petugas kesehatan merespon keluhan dengan baik, petugas memberikan
penjelasan dengan baik dan petugas tidak membedakan pelayanan terhadap semua
pasien.
Menurut Widodo (2015) Kepuasan pelanggan menjadi salah satu indikator kinerja
klinis pelayanan di IGD. Kecepatan dan ketepatan pelayanan menjadi standar
pelayanan minimal yang harus dicapai oleh petugas khususmya perawat di IGD.
Kecepatan diukur dengan respon time<5 dan waktu pelayanan kurang dari 45
37
menit. Sementara ketepatan dapat dilihat dari persepsi pasien dalam menilai
tindakan yang diambil perawat sesuai dengan kebutuhan pasien.
Peneliti beranggapan bahwa hasil ini didukung dari hasil analisis kuesioner
dimana pada dimensi reliability didapatkan petugas datang tepat waktu ketika
pasien masuk ke IGD, pada dimensi Responsiveness didapatkan penanganan yang
tepat dan waktu tindakan petugas terhadap pasien cepat, pada dimensi assurance
didapatkan pasien kurang puas terhadap pelayanan di IGD dimana komunikasi
antar petugas dan pasien itu kurang. Peneliti berpendapat bahwa petugas yang
bekerja di IGD secara profesional, pelayanan optimal yang diberikan kepada
pasien di tunjang dengan sarana prasana yang baik.
38
4.2.3 Hubungan Respon Time dengan kepuasan pasiendi IGD RSUD Brebes
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan hasil analisis respon time dengan kepuasan
pasien di IGD RSUD Brebes didominasi respon time baik dengan kepuasan pasien
sangat puas sebanyak 42 (44,2%), respon time baik pasien tidak puas sebanyak 1
(1,1%), respon time kurang baik dengan kepuasan pasien sangat puas sebanyak 12
(12,6%). Hasil uji korelasi Chi Square nilai ρvalue< 0,05 dan nilai X2 harus > df
atau derajat kesalahan dalam tabel uji Chi Square df bernilai 2=5,991, jadi uji
korelasi Chi Square yang diperoleh dalam penelitian ini memiliki nilai ρvalue
0,000 < 0,05 dan nilai X2 16,298 > 5,991 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya ada hubungan yang signifikan antara respon time dengan kepuasan pasien
di IGD RSUD Brebes.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dimanarespon time dengan kepuasan
pasien di IGD RSUD Brebes didominasi respon time baik dengan kepuasan pasien
sangat puas sebanyak 42 (44,2%). Hal ini didapat dari hasil observasi dan
pengisian kuesioner responden puas dengan pelayanan yang diberikan,
pemeriksaan dilakukan dengancepat, bertanggung jawab dengan privasi dan sigap
dari awal penanganan misalnya saat melakukan anamnesa dan tindakan.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jaya (2013) menunjukan bahwa
Respon time yang baik sebagian besar menghasilkan kepuasan sebesar 9
responden (23,1 %) , sangat puas dengan respon time baik sebesar 23 responden
(55,9%), respon timebaik dengan kepuasan tidak puas sebesar 7 responden
(17,9%). Dan untuk respon time kurang baik kepuasan pasien untuk kategori puas
yaitu 1 resonden (4,2%), kategori sangat puas 6 responden (25%), dan kategori
tidak puas sebesar 17 responden (70,8%). Berdasarkan hasil analisa yang
dilakukan Jaya (2017) dengan menggunakan uji statistik chi-square dengan
program SPSS didapatkan ρ= 0,001 <α= 0,05 dengan nilai hitung pearson=
15.069 maka Ha diterima H0 ditolak yang berarti, ada hubungan antara respon
time dengan kepuasan pasien di IGD Rumah Sakit Tingkat Madiun, sedangkan
39
Menurut Jaya (2017) menyatakan bahwa kepuasan pasien dapat dipengaruhi oleh
bukti fisik yang ada di sebuah ruangan IGD seperti halnya pada sebuah peralatan,
fasiitas yang ada pada ruang IGD karean pada setiap pelanggan akan timbul
penilaian tentang fasilitas yang ada pada ruang IGD yang digunakan untuk
melayani pelanggan. Fasilitas yang baik dan peralatan diruang IGD yang lengkap
dapat membuat pelanggan tidak merasa khawatir jika peralatan yang dibutuhan
untuk melakukan pelayanan tidak ada, sedangkan pengetahuan, kemampuan,
percaya diri dari petugas dalam melakukan tindakan kepada pelanggan juga
mempengaruhi kepuasan, karena pada dasarnya semua itu termasuk sebuah
jaminan pada pelanggan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dimana respon time baik dengan
kepuasan pasien tidak puas sebanyak 1 (1,1%), hal ini didapat dari hasil observasi
dan pegisian kuesioner responden mengatakan pelayanannya yang diberikan
lama, petugas tidak memberikan penjelasan yang rinci tentang tindakan yang
dilakukan dan petugas kurang ramah dalam memberikan pelayanan.
Didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Eko Widodo (2015) tentang
hubungan respon time perawat dalam memberikan pelayanan dengan kepuasan
40
pasien di IGD RSUD Panti Waluyo Surakarta menyatakan ada hubungan respon
time perawat dengan kepuasan pasien di IGD RSUD Panti Waluyo Surakarta
dengan nilai ρ value = 0,042 < 0,05 yang artinya Ho di tolak dan Ha diterima
sehingga ada hubungan respon time perawat dalam memberikan pelayanan
dengan kepuasan pasien di IGD RSUD Panti Waluyo Surakarta.
Menurut Eva Susanti Purba, Dewi (2015) tentang hubungan respon time dengan
kepuasan pasien di IGD RSUP Prof. DR.R.D.Kandou manado bahwa 50%
perawat melaksanakan Respon Time. Respon time merupakan inti dalam
keperawatan sebagai bentuk praktik keperawatan profesional. Respon time
memegang peran penting pada saat memberikan asuhan keperawatan dan untuk
meningkatan kepuasan pasien. Respon time merupakan gabungan dari waktu
tanggap saat pasien datang di IGD sampai mendapat pelayanan dari petugas IGD
sampai selesai tindakan yang diberikan (Haryatun dan Sudaryanto 2018).
Sesuai dengan teori dari Nursalam (2014) faktor faktor yang mempengaruhi
kepuasan pasien antara lain faktor psikologis, faktor demografi faktor geografis.
Faktor psikologis meliputi manfaat yang diharapkan dan persepsi atau
pemahaman terhadap produk atau pelayanan yang diberikan yaitu pelayanan
petugas rumah sakit terhadap pasien. Faktor demografi lebih statistik manusia,
diantaranya jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, dan status perkawinan,
cara pembayaran, jenis penyakit serta karakteristik lainya. Faktor geografis lebih
menekankan pada lokasi tempat penanggunaan jasa pelayanan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dimana respon time kurang baik
dengan kepuasan pasien sangat puas sebanyak 12 (12,6%) dan respon time kurang
baik dengan kepuasan pasien tidak puas sebanyak 8 (8,4%), hal ini ditunjukan dari
hasil observasi serta pengisian kuesioner bahwa responden, mengatakan
Pelayanannya lama, petugas tidak menjelaskan yang detail mengenai tindakan dan
tidak menjelaskan tentang kondisi pasien secara efesien.
41
Hal ini sejalan dengan penelitian Adhytyo dan Mulyaningsih (2013) kepuasan
pasien tergantung pada kualitas pelayanan. Suatu pelayanan dikatakan baik oleh
pasien ditentukan oleh kenyataan apakah jasa yang diberikan bisa memenuhi
kebutuhan pasien dengan menggunakan persepsi tentang pelayanan yang diterima
memuaskan atau mengecewakan juga termasuk lamanya waktu pelayanaan.
Kepuasan dimulai dari penerimaan pasien saat pertama kali datang sampai
mendapatkan pelayanan, pelayanan dibentuk berdasarkan lima prinsip sevice
quality yaitu kecepatan, ketepatan, keamanan keramahan dan kenyamanan
pelayanan (Anjaryani 2010).
Peneliti berasumsi bahwa tingkat cepat tanggap pelayanan IGD terhadap pasien
yang datang akan sangat berpengaruh terhadap kepuasan pasien, pengetahuan dan
kompeten seorang petugas IGD akan membentuk sebuah manajemen yang baik
tingkat cepat tanggap pelayanan IGD terhadap pasien terhadap pasien yang datang
akan sangat berpengaruh terhadap sebuah kepuasan pelanggan/pasien,
pengetahuan dan kompeten seorang petugas IGD akan membentuk sebuah
manajemen IGD untuk melayani pasien yang datang ke IGD semakin baik.
Respon timesangat penting dalam menangani pasien gawat darurat khususnya
pasien dengan kategori triase merah, karena dapat mengurangi rusaknya organ-
organ dalam, sehingga dapat mengurangi beban pembiayaan dan respon time yang
cepat,sehingga dapat menimbulakan rasa puas terhadap pelayanan yang dirasakan
oleh keluarga pasien ditunjang juga dengan sikap peduli atau emphaty dan
keramahan juga komunikasi yang baik antara keluarga pasien dengan petugas
kesehatan khususnya perawat.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
5.1.1 Respon time di IGD RSUD Brebes mayoritas dalam kategori baik.
5.1.2 Kepuasan pasien di IGD RSUD Brebes mayoritas dalam kategori Sangat Puas
5.1.3 Ada hubungan yang signifikan antara respon time dengan kepuasan pasien di
IGD RSUD Brebes dengan p value 0,000 dan X2 16,298.
5.2 Saran
5.2.1 Aplikatif
Bagi rumah sakit atau Instasi Kesehatan lainya diharapkan agar hasil penelitian ini
digunakan sebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu keperawatan gawat
darurat untuk meningkatkan kepuasan pasien di IGD.
5.2.2 Keilmuan
Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran tentang respon time di IGD
terutama dapat menjadi sumber informasi dalam keperawatan gawat darurat
untuk mempersingkat nilai Respon Time di IGD untuk menunjukan proses
pelayanan kesehatan.
5.2.3 Metodologi
Bagi peneliti selanjutnya agar dapat meneliti faktor lain yang berkaitan dengan
Respon Time dan Kepuasan pasien dengan aspek yang sama namun metode
pengumpulan data dan alat penelitian yang berbeda.
43
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Kesehatan RI. (2010). Standar Instalsi Gawat Darurat (IGD)
Rumah Sakit. Jakarta :
Keputusan Kepala Rumah Sakit TK.IV Madiun. (2016). Buku Pedoman Tentang
Pelayanan instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit TK.IV Madiun.
Madiun Rumah Sakit TK.IV.
Kemenkes RI. (2012). Peran Instalasi Gawat Darurat (IGD) Dalam Hospital
Disaaster Plan. Retrivied May 31, 2012
Khoiroh U. (2015). “Hubungan Respons Time Dengan Kepuasan Pasien
(Corelation Of Respons Time With Patients Satisfaction”) Diakses Pada
Tanggal 28 Agustus 2020 Pukul : 12.30
Kurnia, E., Yusanto, Diba. (2010). Perbedaan Tingkat Kepuasan Pasien Gawat
Darurat dan Gawat Non Darurat Terhadap Mutu Pelayanan
Kesehatan di IGD RS. Baptis Batu. Jurnal Keperawatan. Vol. 3, No. 2,
Desember 2010
Keputusan Kepala Rumah Sakit TK.IV Madiun. (2016) Buku Pedoman Tentang
Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit TK.IV Madiun. Diakses
tanggal 7 juni 2020
47