Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEGAWAT DARURATAN PADA KLIEN YANG

MENGALAMI KERACUNAN
Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Kegawat Daruratan (Gadar)

Disusun oleh:
Kelompok 6
Ajij 32722001D18006
Angela Dwinawati Puteri 32722001D18012
Ani Gayatri 32722001D18014
Intan Puspita Ayu 32722001D18050
Rida Sinta Dewi 32722001D18084
Rizqa Dini Septiani 32722001D18094
Salman Alfarisi 32722001D18096
Yayang Hartini 32722001D18124

Dosen Pembimbing;
Nunung Liawati, S.Kep.,Ners.,M.Kep

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
KOTA SUKABUMI
2021

1
KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan karuniaNya, sehingga mendapat petunjuk dan kesabaran
dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Tidak lupa shalawat dan salam semoga
Allah SWT curahkan selalu kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang diridhoinya.
Makalah ini membahas tentang “Asuhan Keperawatan Pada Klien Yang
Mengalami Keracunan” Semoga dengan makalah yang kami susun ini kita
sebagai mahasiswa STIKes Sukabumi dapat menambah dan memperluas
pengetahuan kita.
Kami mengetahui makalah yang kami susun ini masih sangat jauh dari
sempurna, maka dari itu kami masih mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
maupun Bapak/Ibu selaku dosen-dosen pembimbing saya serta teman-teman
sekalian, karena kritik dan saran itu dapat membangun kami dari yang salah
menjadi benar.
Semoga makalah yang saya susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
kita, akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Sukabumi, 26 Maret 2021

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI
COVER...........................................................................................................1
KATA PENGANTAR...................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................6
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian..................................................................................................7
2.2 Etiologi......................................................................................................8
2.3 Klasifikasi..................................................................................................8
2.4 Patofisiologi...............................................................................................8
2.5 Manifestasi Klinis......................................................................................9
2.6 Komplikasi................................................................................................10
2.7 Jenis Keracunan........................................................................................10
2.8 Penatalaksanaan Kedaruratan Keracunan................................................15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...............................................................................................20
3.2 Saran.........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................21

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kejadian gawat darurat dapat diartikan sebagai keadaan dimana seseorang
membutuhkan pertolongan segera, karena apabila tidak mendapatkan
pertolongan dengan segera maka dapat mengancam jiwanya atau
menimbulkan kecacatan permanen. Keadaan gawat darurat yang sering terjadi
di masyarakat antara lain, keadaan seseorang yang mengalami henti napas,
henti jantung, tidak sadarkan diri, kecelakaan, cedera misalnya patah tulang,
kasus stroke, kejang, keracunan, dan korban bencana. Unsur penyebab
kejadian gawat darurat antara lain karena terjadinya kecelakaan lalu lintas,
penyakit, kebakaran maupun bencana alam. Kasus gawat darurat karena
kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian utama di daerah
perkotaan ( Media Aeculapius, 2007 ).
Menurut American Hospital Association (AHA) dalam Herkutanto (2007),
keadaan gawat darurat adalah suatu kondisi dimana berdasarkan respon dari
pasien, keluarga pasien, atau siapa pun yang berpendapat pentingnya
membawa pasien ke rumah sakit untuk diberi perhatian/tindakan medis
dengan segera. Kondisi yang demikian berlanjut hingga adanya keputusan
yang dibuat oleh pelayanan kesehatan yang profesional bahwa pasien berada
dalam kondisi yang baik dan tidak dalam kondisi mengancam jiwa. Penderita
gawat darurat adalah penderita yang oleh karena suatu penyebab (penyakit,
trauma, kecelakaan, tindakan anestesi) yang bila tidak segera ditolong akan
mengalami cacat, kehilangan organ tubuh atau meninggal (Sudjito, 2007).
Salah satu kejadian gawat darurat yang juga mengancam nyawa manusia
adalah keracunan makanan. Keracunan makanan adalah penyakit yang
disebabkan karena makan makanan yang terkontaminasi oleh
mikroorganisme atau bahan kimia, atau makanan yang memang mengandung
racun. Makanan dapat terkontaminasi oleh bahan kimia seperti timah atau
seng yang menyebabkan keracunan makanan. Beberapa jenis jamur dan ikan

4
tertentu juga beracun jika dimakan. Kasus yang sering muncul adalah
keracunan makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme, seperti bakteri,
jamur, virus, dan parasit.
Keracunan makanan dapat dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu
infeksi dan intoksikasi. Infeksi adalah penyakit yang disebabkan karena
tertelannya mikroba patogen (bakteri dan virus) bersama makanan.
Selanjutnya mikroba ini berkembang biak dalam alat pencernaan dan
menimbulkan reaksi. Bakteri diketahui sebagai penyebab utama kasus
keracunan. Gejala penyakit timbul lebih cepat daripada infeksi yaitu 3-12 jam
setelah makanan dikonsumsi, yang ditandai dengan muntah-muntah hebat dan
diare. Pada kasus yang serius, keracunan makanan bisa menyebabkan
kematian. (Sudjito, 2007)
Sebenarnya penanganan keracunan makanan cukup mudah dilakukan oleh
masyarakat. Yaitu dengan menggunakan beberapa bahan alami yang tersedia
di sekitar. Misalnya dengan air kelapa muda, buah pisang, apel, gula pasir,
kemangi, jahe dan air putih. Selain itu, penanganan keracunan makanan dapat
dilakukan dengan memuntahkan makanan yang sudah tertelan. Namun
apabila korban 3 keracunan makanan dalam keadaan tidak sadar, hal tersebut
tidak boleh dilakukan karena akan membuat kondisi korban semakin
memburuk.

1.2 Rumusan Masalah


Dari Latar Belakang diatas, didapati beberapa masalah antara lain :
1. Apa Pengertian Keracunan ?
2. Apa Etiologi Keracunan ?
3. Apa saja Klasifikasi Keracunan ?
4. Bagaimana Patofisiologi Keracunan ?
5. Apa saja Manifestasi Klinis Keracunan ?
6. Apa saja Komplikasi Keracunan ?
7. Apa saja Jenis Keracunan ?
8. Bagaimana Penatalaksanaan Keracunan ?

5
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Makalah ini dibuat untuk ememnuhi tugas Mata Kuliah Kegawat
Daruratan serta untuk memahami materi Keracunan
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui Pengertian Keracunan
2. Mengetahui Etiologi Keracunan
3. Mengetahui Klasifikasi Keracunan
4. Mengetahui Patofisiologi Keracunan
5. Mengetahui Manifestasi Klinis Keracunan
6. Mengetahui Komplikasi Keracunan
7. Mengetahui Jenis Keracunan
8. Mengetahui Penatalaksanaan Keracunan

1.4 Manfaat
Agar pembaca khususnya mahasiswa lebih mudah mempelajari dan
memahami materi Keracunan yang meliputi pengertian keracunan, etiologi,
klasifikasi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, jenis, dan
Penatalaksanaan keracunan.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Racun adalah zat yang ketika tertelan, terhisap, diabsorbsi, menempel
pada kulit, atau dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relatif kecil
menyebabkan cedera dari tubuh dengan adanya reaksi kimia. Keracunan
melalui inhalasi dan menelan materi toksik, baik kecelakaan dan karena
kesengajaan, merupakan kondisi bahaya yang mengganggu kesehatan bahkan
dapat menimbulkan kematian. Sekitar 7% dari semua pengunjung departemen
kedaruratan datang karena masalah toksik.
Keracunan makanan adalah timbulnya gejala klinis penyakit atau
gangguan kesehatan lainnya akibat mengkonsumsi makanan (DEPKES RI,
1999). Makanan yang menjadi penyebab keracunan. Umumnya telah
tercemar oleh unsur-unsur fisika, mikroba, atau kimia dalam dosis yang
membahayakan. Gejala yang terjadi biasanya gastrointestinal dan terjadi
sesudah makan makanan tertentu yang secara epidemiologi dapat dibuktikan
bahwa makanan tersebut sebagai sumber penyebab penyakit.
KLB keracunan makanan adalah terjadinya peristiwa kesakitan/kematian
dimana dua orang atau lebih mengalami gejala-gejala yang sama atau hampir
sama dan biasanya ada hubungan antara faktor waktu, tempat, dan orang
dengan penderita-penderita terserbut (DEPKES RI, 1984). Suatu penyakit
keracunan dicurigai apabila sejumlah orang makan makanan bersama
kemudian jatuh sakit. Semua orang yang menyantap makanan harus
dikelompokkan berdasarkan komponen makanan yang disantap. Akan
semakin sulit bila makanan tersebut juga dikonsumsi di beberapa tempat yang
berbeda dan waktu makan tidak bersamaan.
Keracunan atau intoksikasi adalah keadaan patologik yang disebabkan
oleh obat, serum, alkohol, bahan serta senyawa kimia toksik, dan lain-lain.
Keracunan dapat diakibatkan oleh kecelakaan atau tindakan tidak disengaja,
tindakan yang disengaja seperti usaha bunuh diri atau dengan maksud tertentu

7
yang merupakan tindakan kriminal. Keracunan yang tidak disengaja dapat
disebabkan oleh faktor lingkungan, baik lingkungan rumah tangga maupun
lingkungan kerja.

2.2 Etiologi
Keracunan dapat terjadi karena berbagai macam penyebab yang
mengandung bahan polusi limbah industry yang menggandung logam
beratbahan makannan yang terkontaminasi mikroorganisme seperti kuman,
bakteri, protozoa, parasite, jamur beracun obat yang digunakan melebihi dosis
normal, tidak menyembuhkan penyakit melainkan memberikan efek samping
yang merupakan racun bagi tubuh.

2.3 Klasifikasi
Klasifikasi keracunan ada 2 bagian
1. Keracunan korosif : keracunan yang disebabkan oleh zat korosif yang
meliputi produk alkali, pembersih toilet, deterjen
2. Keracunan nonkorosif : keracunan yang disebabkan oleh zat non korosif
meliputi makanan, obat-obatan, gas.

2.4 Patofisiologi
Keracunan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya factor bahan
kimia, mikroba, makanan, toksin dan lain nya. Penyebab tersebut
mempengaruhi vaskuler sistemik sehingga terjadi penurunan organ dalam
tubuh. Biasanya akibat dari keracunan menimbulkan mual, muntah, diare,
perut kembung, gangguan pernafasan, gangguan sirkulasi darah dan
kerusakan hati (akibat keracunan obat dan bahan kimia)
Makannan yang telah terkontaminasi toksin atau zat racun sampai
dilambung, lalu lambung akan mengadakan perlawanan sebagai adaptasi
pertahanan diri terhadap benda atau zat asing yang masuk kedalam lambung
dengan gejala mual, lalu lambung akan akan berusaha membuang zat tersebut
dengan cara memuntahkannya. Karena sering nya muntah maka tubuh akan

8
mengalami dehidrasi akibat banyaknya cairan tubuh keluar bersama dengan
muntah. Karena dehidrasi yang tinggi maka kelamaan tubuh akan lemas dan
banyak mengeluarkan keringat dingin Banyaknya cairan yang keluar,
terjadinya dehidrasi, dan keluarnya keringat dingin akan merangsang kelenjar
hipopisis anterior untuk mempertahankan homeostasis tubuh dengan
terjadinya rasa haus. Apabila rasa haus tidak segera diatasi maka dehidrasi
berat tidak dapat dihindari, bahkan dapat menyebabkan pingsan sampai
kematian.
Penyebab terbanyak keracunan adalah pada sistem saraf pusat dengan
akibat penurunan tingkat kesadaran dan depresi pernapasan. Fungsi
kardiovaskuler mungkin juga terganggu,sebagian karena efek toksik langsung
pada miokard dan pembuluh darah perifer,dan sebagian lagi karena depresi
pusat kardiovaskular diotak.Hipotensi yang terjadi mungkin berat dan bila
berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan ginjal,hipotermia terjadi bila
ada depresi mekanisme pengaturan suhu tubuh. Gambaran khas syok
mungkin tidak tampak karena adanya depresi sistem saraf pusat dan
hipotermia, Hipotermia yang terjadi akan memperberat syok,asidemia,dan
hipoksia (Brunner and Suddarth, 2010).

2.5 Manisfestasi Klinis


 Mual
 Muntah – muntah
 Diare
 Hipertermi/hipotermi
 Sering BAB, kadang bercampur darah, nanah atau lender
 Rasa lemas dan menggigil
 Dehidrasi
 Keram perut
 Kejang
 Mulut kering

9
 Hilang nafsu makan
Gejala keracunan makanan bisa terlihat berkisar empat sampai 24 jam
setelah si kecil terkontaminasi makanan beracun. Gejala ini bisa berlangsung
tiga sampai empat hari, tapi hati-hati! Gejala ini dapat berlangsung lebih lama
lagi jika si kecil yang keracunan masih mengonsumsi secara tidak sengaja
makanan yang terkontaminasi.

2.6 Komplikasi
1. Henti nafas
2. Henti jantung
3. Syok,sindrom gawat pernafasan akut
4. Koma

2.7 Jenis Keracunan


Menurut jenisnya keracunan digolongkan sebagai berikut :
a. Menurut penyebabnya Digolongkan menjadi dua yaitu keracunan yang
disebabkan karena mikroba dan karacunan karena kimia toksik,
termasuk toksin biologis.
b. Menurut tingkatannya :Kasus keracunan dikelompokkan menjadi tiga
yaitu kasus ringan, kasus serius, kasus sangat serius. Menurut sumber
penyebabnya :
 Sumber dari manusia, misalnya: air seni, tinja, muntahan.
 Sumber dari aktivitas manusia, seperti: penyemprotan, pencemaran
lingkungan.
 Sumber dari binatang dan serangga, seperti: binatang piaraan,
binatang pengerat, misalnya: Leptospora, Salmonella, Vibrio, cacing,
lalat, kecoa, dll.
 Sumber dari udara, misal: Staphylococcus, Streptococcus, virus,
pencemaran udara.
 Sumber dari permukaan benda atau alat, misal: Salmonella.
 Sumber dari makanan, misal: singkong, jamur, ikan, dll.

10
 Sumber dari air, misalnya: Vibrio cholerae, Salmonella.
Keracunan dapat terjadi karena berbagai macam penyebab yang
mengandung bahan berbahaya dan potensial dapat menjadi racun. Penyebab-
penyebab tersebut antara lain :
1. Makanan
Proses pembusukan merupakan proses awal dari akibat aktivitas
mikroorganisme yang mempengaruhi langsung kepada nilai bahan
makanan tersebut untuk kepentingan manusia. Selain itu, keracunan
bahan makanan dapat juga disebabkan oleh bahan makanannya sendiri
yang beracun, terkontaminasi oleh protozoa, parasit, bakteri yang
patogen dan juga bahan kimia yang bersifat racun.
Di Indonesia ada beberapa jenis makanan yang sering
mengakibatkan keracunan, antara lain:
a. Keracunan botolinum
Clostridium botolinum adalah kuman yang hidup secara
anaerobik, yaitu di tempat-tempat yang tidak ada udaranya. Kuman
ini mampu melindungi dirinya dari suhu yang agak tinggi dengan
jalan membentuk spora. Karena cara hidupnya yang demikian itu,
kuman ini banyak dijumpai pada makanan kaleng yang diolah secara
kurang sempurna.
Gejala keracunan botolinum muncul secara mendadak, 18-36
jam sesudah memakan makanan yang tercemar. Gejala itu berupa
lemah badan yang kemudian disusul dengan penglihatan yang kabur
dan ganda. Kelumpuhan saraf mata itu diikuti oleh kelumpuhan
saraf-saraf otak lainnya, sehingga penderita mengalami kesulitan
berbicara dan susah menelan.Pengobatan hanya dapat diberikan di
rumah sakit dengan penyuntikan serum antitoksin yang khas untuk
botulinum. Oleh karena itu dalam hal ini yang penting ialah
pencegahan.
Pencegahan : sebelum dihidangkan, makanan kaleng dibuka dan
kemudian direbus bersama kalengnya di dalam air sampai mendidih.

11
b. Keracunan jamur
Gejala muncul dalam jarak bebarapa menit sampai 2 jam
sesudah makan jamur yang beracun (Amanita sp). Gejala tersebut
berupa sakit perut yang hebat, muntah, mencret, haus, berkeringat
banyak, kekacauan mental, pingsan.
c. Keracunan jengkol
Keracunan jengkol terjadi karena terbentuknya kristal asam
jengkol dalam saluran kencing. Ada beberapa hal yang diduga
mempengaruhi timbulnya keracunan, yaitu: jumlah yang dimakan,
cara penghidangan dan makanan penyerta lainnya.
Gejala klinisnya seperti: sakit pinggang yang disertai
dengan sakit perut, nyeri sewaktu kencing, dan kristal-kristal asam
jengkol yang berwarna putih nampak keluar bersama air kencing,
kadang-kadang disertai darah.
d. Keracunan ikan laut
Beberapa jenis ikan laut dapat menyebabkan keracunan. Diduga
racun tersebut terbawa dari ganggang yang dimakan oleh ikan itu.
Gejala-gejala keracunan berbagai binatang laut tersebut muncul kira-
kira 20 menit sesudah memakannya.Gejala itu berupa: mual, muntah,
kesemutan di sekitar mulut, lemah badan dan susah bernafas..
2. Baygon
Baygon adalah insektisida kelas karbamat, yaitu insektisida yang
berada dalam golongan propuxur. Penanganan keracunan Baygon dan
golongan propuxur lainnya adalah sama. Contoh golongan karbamat lain
adalah carbaryl (sevin), pirimicarb (rapid, aphox), timethacarb (landrin)
dan lainnya.
Gejala keracunan sangat mudah dikenali yaitu diare, inkontinensia
urin, miosis, fasikulasi otot, cemas dan kejang. Miosis, salvias, lakrimasi,
bronkospasme, keram otot perut, muntah, hiperperistaltik dan letargi
biasanya terlihat sejak awal. Kematian biasanya karena depresi
pernafasan.

12
a. Efek muskarinik (parasimpatik) berupa: miosis (pinpoint),
Hipersalivasi, lakrimasi, Hipersekresi bronchial, Bronkospasme,
Hiperperistaltik : mual, muntah, diare, kram perut., Inkontinensia
urin, Pandangan kabur, Bradikardi
b. Efek nikotinik berupa: fasikulasi otot, kejang, kelumahan otot,
paralysis, ataksia, takikardi (hipertensi).
c. Efek SSP berupa : sakit kepala, bicara ngawur, bingung, kejang,
koma, dan depresi pernafasan.
d. Efek pada kardiovaskular bergantung pada reseptor mana yang lebih
dominan.
3. Bahan Kimia
Keracunan bahan kimia biasanya melibatkan bahan-bahan kimia
biasa seperti bahan kimia rumah, produk pertanian, produk tumbuhan
atau produk industri. Beberapa jenis bahan kimia yang harus diperhatikan
karena berbahaya adalah:
Bahan Penjelasan Potensi Bahaya Kesehatan
Kimia
AgNO3 Senyawa ini beracun dan Dapat menyebabkan luka bakar
korosif. Simpanlah dalam dan kulit melepuh. Gas/uapnya
botol berwarna dan ruang juga menebabkan hal yang sama.
yang gelap serta jauhkan
dari bahan-bahan yang
mudah terbakar.
HCl Senyawa ini beracun dan Dapat menyebabkan luka bakar
bersifat korosif terutama dan kulit melepuh. Gas/uapnya
dengan kepekatan tinggi. juga menebabkan hal yang sama.
H2S Senyawa ini mudah Menghirup bahan ini dapat
terbakar dan beracun menyebabkan pingsan,
gangguan pernafasan, bahkan
kematian.
H2SO4 Senyawa ini sangat Jangan menghirup uap asam
korosif, higroskopis, sulfat pekat karena dapat

13
bersifat membakar bahan menyebabkan kerusakan paru-
organik dan dapat paru, kontak dengan kulit
merusak jaringan tubuh menyebabkan dermatitis,
Gunakan ruang asam sedangkan kontak dengan mata
untuk proses pengenceran menyebabkan kebutaan.
dan hidupkan kipas
penghisapnya.
NaOH Senyawa ini bersifat Dapat merusak jaringan tubuh.
higroskopis dan
menyerap gas CO2.
NH3 Senyawa ini mempunyai Menghirup senyawa ini pada
bau yang khas. konsentrasi tinggi dapat
menyebabkan pembengkakan
saluran pernafasan dan sesak
nafas. Terkena amonia pada
konsentrasi 0.5% (v/v) selama
30 menit dapat menyebabkan
kebutaan.
HCN Senyawa ini sangat Hindarkan kontak dengan kulit.
beracun. Jangan menghirup gas ini karena
dapat menyebabkan pingsan dan
kematian.
HF Gas/uap maupun Dapat menyebabkan iritasi kulit,
larutannya sangat mata, dan saluran pernafasan.
beracun.
HNO3 Senyawa ini bersifat Dapat menyebabkan luka bakar,
korosif. menghirup uapnya dapat
menyebabkan kematian.

4. Asidosis metabolic
Disebabkan oleh :
a. peningkatan produksi asam atau mengkonsumsi makanan atau
zatyang dapat dikonversi menjadi asam

14
b. Hilangnya bikarbonat
c. Akumulasi Asam laktat terjadi karena tidak tersedianya cukup
oksigen untuk melakukan metabolism karbohidrat.
d. Kelainan metabolic
5. Gigitan ular berbisa
Gigitan ular yang berbisa, biasanya hanya meninggalkan bekas
gigitan yang lebih sedikit, dan yang paling menonjol adalah bekas gigi
taring yang runcing dan lebih besar dari gigi lainnya.
Sedangkan bekas gigitan ular yang tidak berbisa, biasanya akan
meninggalkan bekas gigitan berupa dua baris bekas gigi yang kecil-kecil,
tetapi tidak ada bekas gigi taring.

2.8 Penatalaksanaan Kedaruratan Keracunan


1. Tujuan penatalaksanaan
Tujuan tindakan kedaruratan adalah menghilangkan atau meng-
inaktifkan racun sebelum diabsorbsi, untuk memberikan perawatan
pendukung, untuk memelihara sistem organ vital, menggunakan
antidotum spesifik untuk menetralkan racun, dan memberikan tindakan
untuk mempercepat eliminasi racun terabsorbsi. Penatalaksanaan umum
kedaruratan keracunan antara lain :
a. Dapatkan kontrol jalan panas, ventilasi, dan oksigenisasi. Pada
keadaan tidak ada    kerusakan serebral atau ginjal, prognosis pasien
bergantung pada keberhasilan penatalaksanaan pernapasan dan
sistem sirkulasi.
b. Coba untuk menentukan zat yang merupakan racun, jumlah, kapan
waktu tertelan, gejala, usia, berat pasien dan riwayat kesehatan yang
tepat.
c. Tangani syok yang tepat.
d. Hilangkan atau kurangi absorbsi racun.
e. Berikan terapi spesifik atau antagonis fisiologik secepat mungkin
untuk menurunkan efek toksin.

15
f. Dukung pasien yang mengalami kejang. Racun mungkin memicu
sistem saraf pusat atau pasien mungkin mengalami kejang karena
oksigen tidak adekuat.
g. Bantu dalam menjalankan prosedur untuk mendukung penghilangan
zat yang ditelan, yaitu :
1) Diuresis untuk agen yang dikeluarkan lewat jalur ginjal
2) Dialisis Hemoperfusi (proses melewatkan darah melalui sirkuit
ekstrakorporeal dan cartridge containing an adsorbent (karbon
atau resin), dimana setelah detoksifikasi darah dikembalikan ke
pasien.
h. Pantau tekanan vena sentral sesuai indikasi.
i. Pantau keseimbangan cairan dan elektrolit.
j. Menurunkan peningkatan suhu.
k. Berikan analgesik yang sesuai untuk nyeri.
l. Bantu mendapatkan spesimen darah, urine, isi lambung dan muntah.
m. Berikan perawatan yang konstan dan perhatian pada pasien koma.
n. Pantau dan atasi komplikasi seperti hipotensi, disritmia jantung dan
kejan
o. Jika pasien dipulangkan, berikan bahan tertulis yang menunjukkan
tanda dan gejala masalah potensial dan prosedur untuk bantuan
ulang.
2. Terapi Farmakologis
a. Makanan
Oralit befungsi menggantikan glukosa, garam dan mineral penting
lain yang hilang akibat muntah dan diare.
b. Baygon
1) Spesifik terapi
a) Bilas lambung ( 100-200 ml ), diikuti pemberian karbon
aktif. Direkomendasikan pada kasus yang mengancam.
b) Karbon aktif . Dosis ≥ 12 tahun : 25 – 100 gr dalam 300-800
ml.

16
c) Supportif : diazepam 5-10 mg IV bila kejang dan furosemide
40-160 mg bila ronki basah basal muncul.
c. Asidosis metabolic
Pengobatan asidosis metabolic akan tergantung pada penyebab
yang mendasarinya. Jika pH darah turun hingga dibawah 7,1,
pemberian bikarbonat secara intravena mungkin diperlukan untuk
menetralisir asam. Pada kasus berat dialysis diperlukan untuk
mengbati asidosis mtabolik.
d. Gigitan bisa ular
1) Penting menentukan diagnose patokan ular berbisa
2) Bila ragu observasi 24 jam
3) Kalau gejala keracunan bisa nyata perlu pemberian anti bisa
4) Pasang infuse, berikan ABU IV :
Bila alergi serum kuda :
a) adrenalin 0,5 mg SC
b) ABU IV pelan-pelan
5) Bila tanda-tanda laryngospasme, bronchospasme, urtikaria
hipotensi: adrenalin 0,5 mg IM, hydrokortison 100 mg IV.
3. Terapi Non Farmakologi
a. Makanan
1) Clostridium Botulinum
a) Dekontaminasi dengan memuntahkan isi lambung jika
korban masih sadar bisa juga dilakukan bilas lambung
b) Jika terdapt antitoksin botulinum pada keracunan
simptomatik (perlu dilakukan uji alergi sebelumnya)

2) Keracunan Jamur
Tindakan pertolongan: apabila tidak ada muntah-muntah,
penderita dirangsang agar muntah. Kemudian lambungnya
dibilas dengan larutan encer kalium permanganat (1 gram

17
dalam 2 liter air), atau dengan putih telur campur susu. Bila
perlu, berikan napas buatan dan kirim penderita ke rumah sakit.
3) Keracunan Jengkol
Tindakan pertolongan: pada keracunan yang ringan,
penderita diberi minum air soda sebanyak-banyaknya. Obat-obat
penghilang rasa sakit dapat diberikan untuk mengurangi
sakitnya. Pada keracunan yang lebih berat, penderita harus
dirawat di rumah sakit.
4) Keracunan Ikan laut
Tindakan pertolongan:  usahakan agar dimuntahkan
kembali makanan yang sudah tertelan itu. Kalau mungkin
lakukan pula pembilasan lambung dan pernafasan buatan. Obat
yang khas untuk keracunan binatang-binatang laut itu tidak ada.
b. Baygon
1) General Management
a) Airways: jaga jalan nafas, bersihkan dari bronchial sekresi.
b) Breathing: beri oksigen 100% , bila tidak adekuat lakukan
intubasi
c) Circulation: pasang IV line, pantau vital sign.
c. Bahan Kimia
Berikut adalah beberapa alternatif obat yang dapat anda gunakan
untuk pertolongan pertama terhadap korban keracunan bahan kimia:
Jenis Peracun Pertolongan Pertama
Asam-asam korosif seperti asam Bila tertelan berilah bubur
sulfat (H2SO4), fluoroboric acid, aluminium hidroksida atau
hydrobromic acid 62%, milk of magnesia diikuti
hydrochloric acid 32%, dengan susu atau putih telur
hydrochloric acid fuming 37%, yang dikocok dengan air.
sulfur dioksida, dan lain-lain. Bila Jangan diberi dengan karbonat
tertelan berilah bubur aluminium atau soda kue.
hidroksida atau milk of magnesia

18
diikuti dengan susu atau putih telur
yang dikocok dengan air.
Alkali (basa) seperti amonia (NH3), Bila tertelan berilah asam
amonium hidroksida (NH4OH), asetat encer (1%), cuka (1:4),
Kalium hidroksida (KOH), Kalsium asam sitrat (1%), atau air jeruk.
oksida (CaO), soda abu, dan lain- Lanjutkan dengan memberi
lain. susu atau putih telur.
Kation Logam seperti Pb, Hg, Cd, Berikan antidote umum, susu,
Bi, Sn, dan lain-lain minum air kelapa, norit,
suntikan BAL, atau putih telur.
Pestisida Minum air kelapa, susu,
vegeta, norit, suntikan PAM
Garam Arsen Bila tertelan usahakan
pemuntahan dan berikan milk
of magnesia.

d. Gigitan bisa ular


1) Tenangkan korban jangan gerakan bagian yang terkena gigitan
2) Balut tekan dibawah dan diatas dari gigitan untuk
memperlambat aliran darah
3) Segera bawa ke dokter. Bila jauh dari fasilitas
kesehatan/dokter, lakukn sayatan pada luk gigitan baru dengan
pisau yang telah bebas kuman, kemudian hisaplah dan
ludahkan secepatnya, lakukan beberapa kali.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keracunan adalah masuknya zat racun ke dalam tubuh baik melalui


saluran pencernaan, saluran pernafasan, atau melalui kulit (mukosa) yang

19
menimbulkan gejala klinis. Racun adalah zat yang ketika tertelan, terhisap,
diabsorbsi, menempel pada kulit, atau dihasilkan dalam tubuh dalam jumlah
yang relatif kecil menyebabkan cedera dari tubuh dengan adanya reaksi
kimia. Keracunan melalui inhalasi dan menelan materi toksik, baik
kecelakaan dan karena kesengajaan, merupakan kondisi bahaya yang
mengganggu kesehatan bahkan dapat menimbulkan kematian. Tujuan
tindakan kedaruratan adalah menghilangkan atau meng-inaktifkan racun
sebelum diabsorbsi, untuk memberikan perawatan pendukung, untuk
memelihara sistem organ vital, menggunakan antidotum spesifik untuk
menetralkan racun, dan memberikan tindakan untuk mempercepat eliminasi
racun terabsobsi.

Macam-macam penyebab dan jenis keracunan, diantaranya : makanan,


baygon, bahan kimia, asidosis metaboli, gigitan ular berbisa.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh
dari kata sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
mengenai pembahsan makalah di atas.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/url?q=http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3999/4/BAB
%2520II.doc&sa=U&ved=2ahUKEwiJwoO5os3vAhVWILcAHRFVDdMQFjAK
egQIARAB&usg=AOvVaw2pqjFJOXqHYktrtf3SMr13 (Diakses, 23/03/2021
pukul 12.54)

20
Rahyu, Rosi Kentun, dkk. 2015. Keracunan. SEKOLAH TINGGI ILMU
KEPERAWATAN AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP.
https://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://farmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-
content/uploads/2016/01/keracunan-
3a.docx&ved=2ahUKEwiT4uqVqM3vAhXJbn0KHWYNCOMQFjADeg
QIBhAC&usg=AOvVaw01Hk82z9O1nx25i4Jf0ddr (Diakses, 23/03/2021
pukul 13.23)

Pratiwi, Eka, dkk. 2017. Asuhan Keperawatan “Keracunan”. STIKES


MUHAMMADIYAH KUDUS.
https://www.academia.edu/31985432/MAKALAH_ASKEP_KERACUNA
N_KGD (Diakses, 23/03/2021 pukul 14.07)

Sudjito, dkk. 2007. Buku Panduan Penanganan Gawat Darurat (PPGD). RSUD
Dr. Moewardi Surakarta

http://eprints.umpo.ac.id/2646/2/BAB%20I.pdf

21

Anda mungkin juga menyukai