DOSEN PENGAMPU :
PENYUSUN :
KELAS 7B
KELOMPOK 1
2020/2020
KELOMPOK 1
TIARA 1714201110062
i
KATA PENGANTAR
Dengan demikian makalah ini kami buat, tentunya dengan besar harapan dapat
bermanfaat. Namun tidak menutup kemungkinan, makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
untuk kepentingan proses peningkatan ilmu pengetahuan kesehatan.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
1. PENDAHULUAN..........................................................................................1
1. Latar Belakang..........................................................................................1
2. Rumusan Masalah.....................................................................................2
3. Tujuan........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
2. PEMBAHASAN............................................................................................3
1. Pengertian Geriatri....................................................................................3
2. Isu-isu Keperawatan Gerontik...................................................................4
3 Strategi, Kegiatan untuk Promosi Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia..7
4. Dukungan Terhadap Orang Yang Terlibat Merawat Lansia...................17
5. Analisis
Jurna.......................................................................................................7l
BAB III..................................................................................................................15
3. PENUTUP....................................................................................................15
Kesimpulan.....................................................................................................15
Saran...............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
iii
1
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
2
3
BAB I
TINJAUAN TEORI DAN PEMBAHASAN
1. Pengertian Geriatri
4
sakitnya sudah berat apakah diobati atau dibiarkan itu merupakan
isu legal etik.
2.1.6 Special issues of aging
Spesial isu yang berhubungan dengan penuaan banyak
permasalahan mengenai aging misaljika lansia hidup sendiri perlu
dipikirkan apakah tetap sendiri atau diaja tinggal dipanti werdha
dan isu lainyang berhubungan dengan penuaan
2.1.7 Spirituality and end of life care
Aspek penting spiritualitas dan end of life care yang menjadi
perhatian penting bagi tenaga kesehatan.
5
2.2.3 Pembatasan fisik
Dengan semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami
kemunduran terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat
mengakibatkan pula timbulnya gangguan di dalam hal mencakupi
kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan ketergantungan
yang memerlukan bantuan orang lain.
6
- Bingung
- Lemah ingatan
- Penglihatan berkurang
- Tidak bisa memegang
- Kurang memahami pentingnya program tersebut untuk dipatuhi dan dijalankan.
Lebih lanjut dokumen itu menjelaskan bahwa untuk mencapai derajat kesehatan yang
sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial, individu atau kelompok harus mampu mengenal
serta mewujudkan aspirasi-aspirasinya untuk memenuhi kebutuhannya dan agar mampu
mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, dan sebagainya).
Kesehatan adalah sebuah konsep positif yang menitikberatkan sumber daya pada pribadi dan
masyarakat sebagaimana halnya pada kapasitas fisik. Untuk itu, promosi kesehatan tidak
hanya merupakan tanggung jawab dari sektor kesehatan, akan tetapi jauh melampaui gaya
hidup secara sehat untuk kesejahteraan (WHO, 1986).
8
Penyelenggaraan promosi kesehatan dilakukan dengan mengombinasikan berbagai strategi
yang tidak hanya melibatkan sektor kesehatan belaka, melainkan lewat kerjasama dan
koordinasi segenap unsur dalam masyarakat. Hal ini didasari pemikiran bahwa promosi
kesehatan adalah suatu filosofi umum yang menitikberatkan pada gagasan bahwa kesehatan
yang baik merupakan usaha individu sekaligus kolektif (Taylor, 2003).
Bagi individu, promosi kesehatan terkait dengan pengembangan program kebiasaan kesehatan
yang baik sejak muda hingga dewasa dan lanjut usia (Taylor, 2003). Secara kolektif, berbagai
sektor, unsur, dan profesi dalam masyarakat seperti praktisi medis, psikolog, media massa,
para pembuat kebijakan publik dan perumus perundang-undangan dapat dilibatkan dalam
program promosi kesehatan. Praktisi medis dapat mengajarkan kepada masyarakat mengenai
gaya hidup yang sehat dan membantu mereka memantau atau menangani risiko masalah
kesehatan tertentu. Para psikolog berperan dalam promosi kesehatan lewat pengembangan
bentuk-bentuk intervensi untuk membantu masyarakat memraktikkan perilaku yang sehat dan
mengubah kebiasaan yang buruk. Media massa dapat memberikan kontribusinya dengan
menginformasikan kepada masyarakat perilaku-perilaku tertentu yang berisiko terhadap
kesehatan seperti merokok dan mengonsumsi alkohol. Para pembuat kebijakan melakukan
pendekatan secara umum lewat penyediaan informasi-informasi yang diperlukan masyarakat
untuk memelihara dan mengembangkan gaya hidup sehat, serta penyediaan sarana-sarana dan
fasilitas yang diperlukan untuk mengubah kebiasaan buruk masyarakat. Berikutnya, perumus
perundang-undangan dapat menerapkan aturan-aturan tertentu untuk menurunkan risiko
kecelakaan seperti misalnya aturan penggunaan sabuk pengaman di kendaraan (Taylor, 2003).
3.2 Lingkup promosi kesehatan
Oleh karena itu, lingkup promosi kesehatan dapat disimpulkan sebagai berikut (Iqi, 2008):
a. Pendidikan kesehatan (health education) yang penekanannya pada
perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan.
b. Pemasaran sosial (social marketing), yang penekanannya pada pengenalan
produk/jasa melalui kampanye.
c. Upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang tekanannya pada
penyebaran informasi.
d. Upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya pada upaya pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan.
9
e. Upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya untuk memengaruhi lingkungan
atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (melalui
upaya legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan suasana, dan lain-lain di berbagai
bidang/sektor, sesuai keadaan).
f. Pengorganisasian masyarakat (community organization), pengembangan masyarakat
(community development), penggerakan masyarakat (social mobilization),
pemberdayaan masyarakat (community empowerment), dll.
Kesejahteraan Lansia Menurut Kolle (1974) dalam Bintarto (1989), kesejahteraan dapat
diukur dari beberapa aspek kehidupan, yaitu dengan melihat kualitas hidup dari segi materi,
fisik, mental dan spiritual
1. Kualitas Hidup Dari Segi Materi
Seluruh penerima manfaat yang ada dalam unit ini berada dalam kondisi yang
sehat. Lingkungan yang tercipta pada wisma-wisma telihat bersih dan nyaman.
Kualitas penerima manfaat dari segi fisik terlihat baik.
3. Kualitas Hidup Dari Segi Mental
Intervensi melalui bimbingan rekreatif dan sosialisasi yang dilakukan oleh seksi
bimbingan sosial bertujuan agar penerima manfaat mempunyai kondisi mental
yang sehat tanpa gangguan psikologis. Dengan bimbingan rekreatif dan fasilitas
rekreasi dengan wisata yang dilaksanakan menciptakan kesehatan mental penerima
manfaat
4. Kualitas Hidup Dari Segi Spiritual
Bimbingan keagamaan yang dilakukan tiga kali seminggu dan adanya fasilitas
untuk melakukan kegiatan kegamaan membuat kualitas hidup penerima manfaat
dari segi spiritual meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan sikap penerima manfaat
yang selalu antusias dalam penyelenggaraan bimbinga keagamaan ini. Sikap
keseharian penerima manfaat juga tidak ada yang abnormal dan sesuai dengan
norma agama yang dianut masing masing penerima manfaat.
11
b. Kemitraan
Di Indonesia istilah Kemitraan (partnership) masih relative baru, namun demikian prakteknya di
masyarakat sebenarnya sudah terjadi sejak saman dahulu. Sejak nenek moyang kita telah mengenal
istilah gotong royong yang sebenarnya esensinya kemitraan.
Robert Davies, ketua eksekutif “The Prince of Wales Bussines Leader Forum” (NS Hasrat jaya
Ziliwu, 2007) merumuskan, “Partnership is a formal cross sector relationship between individuals,
groups or organization who :
1) Work together to fulfil an obligation or undertake a specific task
2) Agree in advance what to commint and what to expect
3) Review the relationship regulary and revise their agreement as necessary, and
4) Share both risk and the benefits
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kemitraan adalah suatu kerjasama formal
antara individu-individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu
tugas atau tujuan tertentu. Dalam kerjasama tersebut ada kesepakatan tentang komitmen dan
harapan masing-masing, tentang peninjauan kembali terhadap kesepakatan-kesepakatan yang telah
dibuat,dan saling berbagi baik dalam resiko maupun keuntungan yang diperoleh.
Dari definisi ini terdapat tiga (3) kata kunci dalam kemitraan, yakni:
1) Kerjasama antar kelompok, organisasi dan Individu
2) Bersama-sama mencapai tujuan tertentu (yang disepakati bersama )
3) Saling menanggung resiko dan keuntungan.
Pentingnya kemitraan (partnership) ini mulai digencarkan oleh WHO pada konfrensi
internasional promosi kesehatan yang keempat di Jakarta pada tahun 1997. Sehubungan
dengan itu perlu dikembangkan upaya kerjasama yang saling memberikan manfaat.
Hubungan kerjasama tersebut akan lebih efektif dan efisien apabila juga didasari dengan
kesetaraan.
12
3) Fasilitator : memfasiltasi, memberi kemudahan sehingga kegiatan kemitraan dapat berjalan
lancar.
4) Anggota aktif : berperan sebagai anggota kemitraan yang aktif.
5) Peserta kreatif : sebagai peserta kegiatan kemitraan yang kreatif.
6) Pemasok input teknis : memberi masukan teknis (program kesehatan).
7) Dukungan sumber daya : memberi dukungan sumber daya sesuai keadaan, masalah dan
potensi yang ada.
Konsep pemberdayaan mulia Nampak disekitar decade 70-an, dan kemudian berkembang terus
sepanjang decade 80-an dan sampai decade 90-an atau akhir abad ke-20 ini. Diperkirakan konsep ini
13
muncul bersamaan dengan aliran-aliran seperti Eksistensialisme, Phenomelogi, Personalisme,
kemudian lebih dekat dengan gelombang New-Marxisme, freudialisme, aliran-aliran seperti
Sturktualisme dan Sosiologi Kritik Sekolah Frankfurt serta konsep-konsep seperti elit, kekuasaan,
anti-astabilishment, gerakan populasi, anti-struktur, legitimasi, ideology, pembebasn dan konsep civil
society (Pranarka & Moeljarto, 1996).
Istilah Pemberdayaan masyarakat tidak menganut pendekatan mobilisasi tetapi partisipatif. Pada
pendekatan partisipatif ini, perencana, agents dan masyarakat yang dijadikan sasaran pembangunan
bersama-sama merancang dan memikirkan pembangunan yang diperlukan oleh masyarakat (Sairin,
2002)
Pemberdayaan masyarakat (community empowerment) kini telah dijadikan sebuah strategi dalam
membawa masyarakat dalam kehidupan sejahtera secara adil dan merata. Strategi ini cukup efektif
memandirikan masyarakat pada berbagai bidang, sehingga dibutuhkan perhatian yang memadai. Oleh
kerena itu, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Achmad Suyudi mengingstruksikan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota menggerakkan masyarakat melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit.
Pemberdayaan masyarakat secara umum lebih efektif jika dilakukan melalui program pendampingan
masyarakat (community organizing and defelopment), karena pelibatan masyarakat sejak perencanaan
(planning), pengorganisasian (Organising), pelaksanaan (Actuating) hingga evaluasi atau pengawasan
(Controlling) program dapat dilakukan secara maksimal. Upaya ini merupakan inti dari pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat (Halim, 2000).
Pelibatan masyarakat melalui pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen; perencanaan (Planning),
pengorganisasiaa.n (Organising), pelaksanaan (Actuating) hingga evaluasi atau pengawasan
(Controlling) program atau biasa disingkat POAC telah diadopsi untuk program-program bidang
kesehatan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat.
14
Keluarga berfungsi sebagai pemberi informasi tentang suatu pengetahuan terhadap anggota
keluarga. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menahan munculnya suatu stressor karena
informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu.
Aspek-aspek dukungan ini berupa nasehat, usualan saran, perunjuk dan informasi.
b) Dukungan penilaian
Dapat berwujud pemberian penghargaan atau pemberian penilaian yang mendukung perilaku
atau gagasan individu dalam bekerja maupun peran sosial yang meliputi pemberian umpan
balik, informasi, atau penguatan.
c) Dukungan instrumental
Merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya dapat berwujud barang,
pelayanan dukungan, keuangan, dan menyediakan peralatan yang yang dibutuhkan. Memberi
bantuan dan melaksanakan aktivitas, memberi peluang waktu, serta modifikasi lingkungan.
d) Dukungan emosional
Merupakan dukungan yang diwujudkan dalam bentuk kelekatan, kepedulian, dan ungkapan
simpati sehingga timbul keyakinan bahwa individu yang bersangkutan diperhatikan.
Sama halnya dengan Maryam (2008) yang menyebutkan beberapa hal yang dapat dilakukan
keluarga dalam menjalankan perannya terhadap lansia antara lain melakukan pembicaraan
yang terarah, mempertahankan kehangatan keluarga, membantu melakukan persiapan
makanan bagi lansia, membantu dalam hal transportasi, memberikan kasih sayang,
menghormati, mintalah nasihatnya untuk peristiwa-peristiwa penting, mengajaknya dalam
acara-acara keluarga, membantu mencukupi
kebutuhannya, memberi dorongan untuk tetap mengikuti kegiatan-kegiatan di luar rumah,
memeriksakan kesehatan secara teratur.
15
Pada umumnya keluarga memiliki peran penting dalam kehidupan lansia, keluarga
memenuhi 60-80% kebutuhan lansia. Berikut ini hal-hal yang mempengaruhi kemampuan
keluarga memberi dukungan pada lansia yaitu (Lueckenotte, 2000) :
1) Meningkatnya usia lansia “old-old” (>85 tahun).
2) Penurunan fertilitas, dimana penurunan kelahiran berarti anak yang bisa merawat lansia lebih
sedikit.
3) Meningkatnya pekerja wanita, dimana biasanya yang memberikan perawatan primer adalah
wanita.
4) Meningkatnya mobilitas keluarga, sehingga banyak anak yang berjauhan dengan keluarga
mengakibatkan kesulitan memberikan perawatan.
5) Meningkatnya perceraian dan pernikahan kembali. Hal ini akan menimbulkan konflik bagi
anak untuk memberikan perawatan karena berbedanya pandangan antara saudara kiri.
Menurut Carter dan McGoldrick (didalam Maryam, 2008) tugas perkembangan keluarga
dengan lansia adalah mepertahankan pengaturan hidup yang memuaskan, penyesuaian
terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan perkawinan, penyesuaian
diri terhadap kehilangan pasangan, pemeliharaan ikatan keluarga antargenerasi, meneruskan
untuk memahami eksistensi usia lanjut.
16
BAB II
ANALISIS JRNALDKESEHATAN
Pertanyaan Klinis
P Pasien: Lansia
Populasi :
Terdapat sebanyak 60 orang lansia di desa ujung rambung kecamatan pantai cermin
kabupaten serdang bedagai
Problem :
Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang posyandu lansia pengetahuan dan
tindakan pemanfaatan di desa ujung rambung kecamatan pantai cermin kabupaten
serdang bedagai
I Intervensi : di berikan pendidikan kesehatan
C Comparasi*
Judul jurnal baru:pengaruh pendidikan kesehatan kepada lansian terhadap tingkat
kunjungan posyandu lansia
O OutCome :
17
Table Evaluasi Rapid Critical Apraissal (RCA)
23
First Conceptu Design/Metho Sample/Setti Major Measuremen Data Findings Appraisal:
Author al d ng Variables t Analysis Worth to
(Year) Framewo Studied (and Practice
rk Their
Definitions
Purwaningsih Meningka (.Jenis penelitian (Populasi dalam Independen Uji validasi Mengguna Mengguna Kekurangan:
tkan ini adalah penelitian ini di dan yang kan uji t kan uji t
pengetah analitik dengan ambil setengah dependen digunakan dua dua tidak terdapat
uan dan desain nya 30 orang) ( pengetahua untuk sampel sampel kriteria inklusi
pemaham eksperimen semu n dan mengetahui berpasanga berpasanga dan ekslusi
an lansia (quasi tindakan pengetahuan n (paired n (paired di dalam jurnal
salah experiment) pemanfaata) dan sample sample tidak di jelaskan
satunya pemanfaatan t test) t test) tehnik atau
dilaksana pendidikan posyandu diperoleh Ho ditolak metode terkait
kan kesehatan lansia nilai t-hitung dan Ha penyuluhan atau
melalui sebelum dan = -37,622 > diterima, pendidikan
promosi setelah diberi 1,699 (t- jika nilai t- kesehatan
atau perlakuan tabel) dan hitung > t-
pendidika penkes nilai p= 0,000 tabel atau Kelebihan:
n kesehatan < 0,05) nilai
kesehatan tentang signifikan Dari jurnal tersebut
(Depkes, posyandu (probabilitas peneliti dapat
2008). lansia = p) < 0,05 membuktikan hipotesis
Pendidika menggunakan penelitianya
n dua sampel
kesehatan berpasangan
sebagai (paired sample
bagian t-test).
dari
kesehatan
masyarak
at,
berfungsi
sebagai
media
atau
sarana
untuk
menyedia
kan
kondisi
sosio-
psikologi
s
sedemikia
n rupa
sehingga
individu
atau
masyarak
at
berperilak
u sesuai
dengan
norma-
norma
hidup
sehat,
dengan
perkataan
lain
pendidika
n
kesehatan
bertujuan
untuk
menguba
h
pengetah
uan, sikap
dan
tindakan
individu
atau
masyarak
at
sehingga
sesuai
dengan
norma-
norma
hidup
sehat.
Pendidika
n
kesehatan
akan
berpengar
uh pada
perilaku
kesehatan
,
selanjutn
ya
perilaku
kesehatan
akan
berpengar
uh
kepada
meningka
tnya
indikator
kesehatan
masyarak
at sebagai
keluaran
(outcome
)
pendidika
n
kesehatan
(Notoatm
odjo,
2012).
Tingkat
pengetah
uan kader
posyandu
sangat
penting
dalam
pemberia
n sinar
infrared
dan tens
yang
diberikan
dalam
kegiatan
posyandu
lansia di
Desa
Sukasari
Kecamata
n
Pegajaha
n
Kabupate
n Serdang
Bedagai
sangat
bermanfa
at bagi
lansia
dalam
meningka
tkan
kesehatan
lansia
(Sulaima
n,
Anggriani
,&
Sutandra,
2019).
VALIDITY
Apakah Hasil Dari Studi Valid? Valid, di buktikan dengan hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh (perbedaan) yang signifikan pengetahuan
lansia sebelum di berikan pendidikan kesehataan (pretest) dengan pengetahuan sesudah di beri pendidikan kesehatan
IMPORTANCE
Apakah Hasilnya Membantu Saya Dalam Merawat Pasien Saya? Iya terbantu karena
tenaga kesehatan khususnya perawat aktif untuk memberikan pendidikan kesehatan baik kepada lansia
maupun kepada anggota keluarga yang tinggal satu rumah dengan lansia agar pengetahuan pasien dan
keluarga bertambah serta mampu melakukan perawatan pada lansia dengan semaksimal mungkin dan
mendukung lansia untuk datang ke posyandu lansia.
APPLICABLE
Apakah Hasilnya Sesuai Diterapkan ditempat praktek saya? Belum di ketahui karena kami belum melakukan praktik
25
7
20
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Geriatri merupakan cabang ilmu dari gerontology dan kedokteran yang
mempelajari kesehatan pada lansia dalam berbagai aspek, yaitu promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitative. Pada prinsipnya geriatric mengusahakan
masa tua yang bahagia dan berguna.
Saran
Demikian makalah yang telah kami buat, kami menyadari masih terdapat banyak
kekurangan pada makalah yang kami susun. Atas kekurangan dan kelebihan kami
mohon maaf yang sebesar – besarnya.Kami juga memohon untuk saran dan kritik
untuk makalah kami apabila ada yang kurang berkenan
DAFTAR PUSTAKA
21