Anda di halaman 1dari 55

KONSEP DASAR

pasien syok
Kelompok 4!
Azwan M. Sufian
Isra ega adella Nia Wulansari
Faradilla silvana Putri Winda Sari
Indah Pratiwi Renaldi
Sarinah

2
Syok adalah sindroma yang ditandai dengan keadaan
umum yang lemah, pucat, kulit yang dingin dan basah,
denyut nadi meningkat, vena perifer yang tak tampak,
Syok adalah suatu keadaan disebabkan
tekanan darah menurun, produksi urine menurun dan
gangguan sirkulasi darah kedalam jaringan
kesadaran menurun. Tekanan darah sistolik lazimnya
sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
kurang dari 90 mmHg atau menurun dari 50 mmHg
oksigen dan nutrisi jaringan dan tidak
dibawah tekanan darah semula. Masalah utama adalah
mampu mengeluarkan hasil metabolisme
penurunan perfusi (aliran darah) yang efektif dan
(Sarwono, 2012).
gangguan penyampaian oksigen ke jaringan.

Keadaan syok menandakan bahwa mekanisme hemodinamik dan transport oksigen lumpuh. Jaringan
menjadi rusak karena tidak mendapat oksigen yang cukup untuk metabolism aerobic. Jika sel melakukan
metabolism aerobic maka akan dihasilkan asam laktat yang merugikan. Makin tinggi kadar asam laktat
makin tinggi risiko mati.

3
Langkah kedua adalah menentukan sebab dari
syok. Pada penderita trauma, semua jenis syok
Langkah pertama dalam pengelolaan mungkin ditemukan. Kebanyakan penderita
penderita syok adalah dengan dalam hemoragik syok, namun kardiogenik
mengenali adanya syok itu sendiri syok atau syok karena tension pneumotoraks
melalui gejala syok atau tanda-tanda harus dipertimbangkan pada perlukaan diatas
klinis terjadinya syok, Tidak ada tes diafragma. Syok neurogenic dapat diakibatkan
perlukaan luas pada SSP atau medulla spinalis.
laboratorium yang bisa mendiagnosa
Pada umumnya trauma kapitis tidak
syok dengan segera. Diagnosa dibuat menyebabkan syok. Penderita dengan trauma
berdasarkan pemahaman klinik tidak medulla spinalis pada keadaan awal dapat
adekuatnya perfusi organ dan dalam keadaan syok baik karena vasodilatasi
oksigenasi jaringan. Diagnosis awal di (neurogenic) maupun karena hemoragik. Syok
dasarkan pada adanya gangguan septik jarang ditemukan, namun harus
dipertimbangkan pada penderita yang datang
perfusi organ dan oksigenasi jaringan.
pada keadaan lebih lanjut.

4
“INGAT JANGAN
GERAKKAN PASIEN BILA
TIDAK DI PERLUKAN!!”

5
WOC
TOUCH HERE

6
× SYOK HIPOVOLEMIK
× SYOK HEMORAGIK
× SYOK ANAFILATIK
× SYOK SEPTIK
× SYOK KARDIOGENIK

7
1. SYOK HIPOVOLEMIK

8
× DEFINISI
Syok hipovolemik merujuk keada suatu keadaan di mana terjadi kehilangan cairan
tubuh dengan cepat sehingga terjadinya multiple organ failure akibat perfusi yang
tidak adekuat.
× PENYEBAB
× Dehidrasi karena berbagai sebab (muntah, diare yang sering/frekuensi,
peritonitis)
× Luka bakar (grade II-III & luas luka bakar >30%)
× Perdarahan (trauma dengan perdarahan, non-trauma (perdarahan post
partum / HPP massif, KET-kehamilan ekstra-uterina terganggu)).

9
× DIAGNOSA
× Perubahan perfusi perifer: Ekstremitas: dingin, basah dan pucat, Capillary refill
time memanjang > 2 detik
× Tachikardia
× Pada keadaan lanjut: Takipneu, Penurunan tekanan darah, Penurunan
produksi urine dan Tampak pucat, lemah, apatis, kesadaran menurun

× TINDAKAN
Pemasangan 2 jalur intravena dengan jarum besar dan berikan infus cairan
kristaloid, pada perdarahan diberikan sejumlah kristaloid melebihi yang hilang.

10
Klasifikasi Klinis Pengelolaan
Dehidrasi ingan - Nadi normal atau meningkat Penggantian volume cairan yang hilang dengan
- Selaput lendir kering cairan kristaloid (NaCL 0,9% atau Ringer Laktat
Kehilangan cairan tubuh atau Ringer Asetat
sekitar 5 % BB

Dehidrasi sedang - Nadi cepat Penggantian volume cairan yang hilang dengan
- Tekanan darah  cairan kristaloid (NaCL 0,9% atau Ringer Laktat
Kehilangan cairan tubuh - Selaput lendirkering atau Ringer Asetat
sekitar 8 % BB - Oliguria
- Status mental tampak lesu dan
lemas

Dehidrasi berat - Nadi sangat cepat, kecil, sulit Penggantian volume cairan yang hilang dengan
diraba cairan kristaloid (NaCL 0,9% atau Ringer Laktat
Kehilangan cairan tubuh
- -Tekanan darah turun atau Ringer Asetat
sekitar 10 % BB
- Anuria
- Selaput lendir pecah-pecah
- Kesadaran menurun

11
2. SYOK HEMORAGIK

12
× DEFINISI
Perdarahan dalam jumlah besar, melebihi 15 % volume darah yang beredar, akan
menyebabkan perubahan-perubahan fungsi tubuh seseorang. Makin banyak
perdarahan, makin berat kerusakan yang terjadi, maka makin besar risiko untuk
meninggal.
× PERDARAHAN MENYEBABKAN :
× Kehilangan voleume intravaskuler sehingga aliran (perfusi darah dan jumlah
oksigen jaringan menurun

13
× Kehilangan eritrosit dan hemoglobin sehingga kapasitas transport oksigen per
unit volume darah menurun Tubuh memiliki Estimated Blood Volume (jumlah
darah yang beredar) 65-75 ml/kg, untuk mempermudah dibuat rata-rata EBV ;
70 ml/kg. jika kehilangan darah 15 ml/kg (20% EBV), terjadilah perubahan
hemodinamik :
× Nadi meningkat
× Kekuatan kontraksi miokard meningkat
× Vasokontriksi didaerah arterial dan vena
× Tekanan darah mungkin masih normal tetapi tekanan nadi turun

14
× PRINSIP PENANGANAN
Pergatian volume yang hilang untuk mempertahankan kecukupan oksigenasi
jaringan, akibat cukup volume maka hemodinamik terjaga. Untuk perdarahan
dengan syok kelas III-IV diberikan infus kristaloid sebaiknya disiapkan tranfusi
darah segera setelah sumber perdarahan dan dapat diberikan cairan golongan
plasma substitute (cairan koloid).
× TRAUMA STATUS
Dipergunakan untuk memperhitungkan beberapa banyak jumlah perdarahan (EBL)
dengan melihat gejala klinis yang ada.

15
Klasifikasi Klinis Pengelolaan
Kelas I : - Takikardia minimal, <100 Tidak perlu penggantian volume
kehilangan volume darah < 15% x/menit

Kelas II : - Takikardia (100-120


kehilangan volume darah 15-30% x/menit) Penggantian volume darah yang hilang dengan
- Penurunan pulse pressure cairan kristaloid sejumlah 2-4 kali volume darah
- Penurunan produksi urine yang hilang.
(20-30 cc/jam)

Kelas III : - Tachypnea (30-40 x/menit) Penggantian volume darah yang hilang dengan
kehilangan volume darah - Penurunan produksi urine cairan kristaloid dan darah.
(5-15 cc/jam)
30-40%

Kelas IV : - Tachypnea (>35 x/menit) Penggantian volume darah yang hilang dengan
Kehilangan volume darah - Takikardia (>140x/menit) cairan kristaloid dan darah.
>40% - Perfusi pucat, dingin,
basah
- Perubahan mental

16
3. ANAFILATIK

17
× DEFINISI
Syok Anafilaktik (Shock Anafilactic) adalah reaksi anafilaksis yang disertai
hipotensi dengan atau tanpa penurunan kesadaran. Reaksi Anafilaktoid adalah
suatu reaksi anafilaksis yang terjadi tanpa melibatkan antigen-antibodi kompleks.
Karena kemiripan gejala dan tanda biasanya diterapi sebagai anafilaksis.
× PENYEBAB
Syock anafilaktik disebabkan oleh reaksi alergi ketika pasien yang sebelumnya
sudah membentuk anti bodi terhadap benda asing (anti gen) mengalami reaksi
anti gen- anti bodi sistemik.
× DIAGNOSA
Tanda – tanda syok (penurunan perfusi perifer dan penurunan tekanan darah yang
tiba - tiba) dengan riwayat adanya alergi (makanan atau hal – hal lain) atau
riwayat setelah pemberian obat-obatan.

18
× TINDAKAN
× C- Circulation. Raba karotis, posisi syock, pasang infus kristaloid (RL). Berikan
epinephrine (adrenalin) subcutan atau intra muscular dengan dosis sesuai
dengan gejala klinis yang tampak (0.25 mg, 0.5 mg atau 1 mg = 1 ampul bila
ternyata jantung tidak berdenyut).
× Airway. Pertahankan jalan nafas tetap bebas. Call for help
× Breathing. Beri oksigen bila ada, kalau perlu nafas dibantu.

19
4. SYOK SEPTIK

20
× DEFINISI
Syok septik adalah bentuk paling umum syok distributuf dan disebabkan oleh
infeksi yang menyebar luas. Insiden syok septik dapat dikurangi dengan melakukan
praktik pengendalian infeksi, melakukan teknijk aseptik yang cermat, melakukan
debriden luka ntuk membuang jarinan nekrotik, pemeliharaan dan pembersihan
peralatan secara tepat dan mencuci tangan secara menyeluruh.
× PENYEBAB
Mikroorganisme penyebab syok septik adalah bakteri gram negatif. Ketika
mikroorganisme menyerang jaringan tubuh, pasien akan menunjukkan suatu
respon imun. Respon imun ini membangkitkan aktivasi berbagai mediator kimiawi
yang mempunyai berbagai efek yang mengarah pada syok. Peningkatan
permeabilitas kapiler, pada perembesan cairan dari kapiler dan vasodilatasi adalah
dua efek tersebut.

21
× TANDA DAN GEJALA
Pasien dengan sepsis dan shock sepsis merupakan penyakit akut. Pengkajian dan
pengobatan sangat diperlukan. Pasien dapat meninggal karena sepsis. Gejala
umum adalah:
a. Demam
b. Berkeringat
c. Sakit kepala
d. Nyeri otot

× DIAGNOSIS
× Fase dini tanda klinis hangat, vasodilatasi.
× Fase lanjut tanda klinis dingin, vasokontriksi.

22
× TINDAKAN

× Ditujukan agar tekanan sistolik > 90 – 100 mmHg (Mean Arterial Pressure 60
mmHg)
× Tindakan awal
× Infus cairan kristloid, pemberian antibiotic, membuang sumber infeksi
(pembedahan)
× Tindakan lanjut
× Penggunaan cairan koloid lebih baik dengan diberikan vasopressor (Dopamine
atau dikomnbinasi dengan Noradrenaline).

23
5. SYOK KARDIOGENIK

24
× DEFINISI
Syok kardiogenik disebabkan oleh kegagalan fungsi pompa jantung yang
mengakibatkan curah jantung menjadi berkurang atau berhenti sama sekali.Syok
yang disebabkan karena fungsi jantung yang tidak adekuat, seperti pada infark
miokard atau obstruksi mekanik jantung; manifestasinya meliputi hipovolemia,
hipotensi, kulit dingin, nadi yang lemah, kekacauan mental, dan kegelisahan.
(Kamus Kedokteran Dorland, 2010).

25
× PENYEBAB
Penyebab syok kardiogenik Dapat terjadi pada keadaan – keadaan antara lain:
Kontusio jantung, Tamponade jantung dan Tension pneumothoraks. Pada versi lain
pembagian jenis syok, ada yang membagi bahwa syock kardiogenik hanya untuk
gangguan yang disebabkan karena gangguan pada fungsi myocard. Missal :
decomp cordis, trauma langsung pada jantung, kontusio jantung. Tamponad
jantung dan tension pneumothoraks dikelompokkan dalam syok obstructive (syok
karena obstruksi mekanik)
× DIAGNOSA
× Hipotensi disertai gangguan irama jantung.
× Mungkin terdapat peninggian tekanan vena jugularis (JVP).
× Lakukan pemeriksaan fisik pendukung pada tamponade jantung (bunyi
jantung menjauh atau redup), pada tension pneumothoraks (hipersonor dan
pergeseran letak trakea).

26
× TINDAKAN
× Pemasangan jalur intravena dan pemberian infus kristaloid
× Pada aritmia mungkin diperlukan obat – obat inotropic.
× Perikardiosentesis untuk tamponade jantung dengan monitoring EKG.
× Pemasangan jarum torakostomi pada Tension Pneumothoraks di ICS II- mid
clavicular line untuk mengurangi udara dalam rongga pleura (dekompresi).

27
MANIFESTASI KLINIS

28
× Tekanan darah sistemik dan takikardi; puncak tekanan darah sistolik
<100mmHg atau lebih dari 10% di bawah tekanan darah yang telah
diketahui.
× Hipoperfusi perifer, vasokonstriksi; kulit dingin, lembab, dan sianosis.
× Status mental terganggu; kebingungan, agitasi, koma.
× Oliguria atau anuria; <0,5 ml/kgBB/jam.
× Asidosis metabolik.

29
× Pemantauan hemodinamik :
× Tekanan darah arteri
× Tekanan vena sentral
× Tekanan arteri pulmonal, dimonitor dengan kateter Swan-Ganz untuk
pengukuran Pulmonary Catheter Wedge Presure (PCWP).
× Pengukuran tambahan. Pemantauan sensorium, jumlah urine, dan suhu kulit.
(Mansjoer, 2000).

30
PENATALAKSANAAN

31
Airway dan Breathing
× Tujuan utama meningkatkan kandungan oksigen arteri (CaO2) dengan
mempertahankan saturasi oksigen (SaO2) 98 – 100 % dengan cara :
× Jaga dan pertahankan jalan nafas tetap bebas
× Oksigenasi adekuat, pertahankan pada > 65 = 7 mmHg
× Bebaskan jalan napas. Lakukan penghisapan bila ada sekresi.
× Tengadah kepala-topang dagu, kalau perlu pasang alat bantu jalan nafas
(Gudel/oropharingeal airway).
× Bila pernapasan/ventilasi tidak adekuat, berikan oksigen dengan pompa
sungkup (Ambu bag) atau ETT.

32
× PERTAHANKAN SIRKULASI
× Segera pasang infus intravena. Bisa lebih dari satu infus. Pantau nadi, tekanan
darah, warna kulit, isi vena, dan produksi urin. Pemberian Cairan :
× Jangan memberikan minum kepada penderita yang tidak sadar, mual-mual,
muntah, kejang, akan dioperasi/dibius dan yang akan mendapat trauma pada
perut serta kepala (otak) karena bahaya terjadinya aspirasi cairan ke dalam
paru.
× Cairan intravena seperti larutan isotonik kristaloid merupakan pilihan
pertama dalam melakukan resusitasi cairan untuk mengembalikan volume
intravaskuler, volume interstitial, dan intra sel. Cairan plasma atau pengganti
plasma berguna untuk meningkatkan tekanan onkotik intravaskuler.

33
× Pada syok hipovolemik, jumlah cairan yang diberikan harus seimbang dengan
jumlah cairan yang hilang. Sedapat mungkin diberikan jenis cairan yang sama
dengan cairan yang hilang, darah pada perdarahan, plasma pada luka bakar.
Kehilangan air harus diganti dengan larutan hipotonik. Kehilangan cairan
berupa air dan elektrolit harus diganti dengan larutan isotonik
× Pemantauan tekanan vena sentral penting untuk mencegah pemberian cairan
yang berlebihan.
× Pada penanggulangan syok kardiogenik harus dicegah pemberian cairan
berlebihan yang akan membebani jantung.

34
× Pemberian cairan pada syok septik harus dalam pemantauan ketat,
mengingat pada syok septik biasanya terdapat gangguan organ majemuk
(Multiple Organ Disfunction). Diperlukan pemantauan alat canggih berupa
pemasangan CVP, "Swan Ganz" kateter, dan pemeriksaan analisa gas darah
Obat-obatan inetropik untuk mengobati disretmia, perbaikan kontraklitas
jantung tanpa menambah konsumsi oksigen miocard.
× Dopevin (10 Kg/Kg/mut) meningkatkan vasokmstrokuta.
× Epineprin : Meningkat tekanan perfusi myocard.
× Novepheriphin : mengkatkan tekanan perfusi miocard.
× Dobtanine : meningkatkan cardiak output.
× Amiodarone : meningkatkan kontraklitas miocard, luas jantung, menurunkan
tekanan pembuluh darah sitemik.

35
× Letakkan pasien dalan “posisi syok” yaitu mengangkat kedua tungkai lebih
tinggi dari jantung
× Bila pasien syok karena perdarahan, lakukan penghentian sumber perdarahan
yang tampak dari luar dengan melakukan penekanan, di atas sumber
perdarahan (Mansjoer, 2000)

36
KOMPLIKASI

37
× Kegagalan multi organ akibat penurunan alilran darah dan hipoksia jaringan
yang berkepanjangan.
× Sindrom distress pernapasan dewasa akibat destruksi pertemuan alveolus
kapiler karena hipoksia.
× DIC (Koagulasi intravascular diseminata) akibat hipoksia dan kematian
jaringan yang luas sehingga terjadi pengaktifan berlebihan jenjang koagulasi.

38
ASUHAN
KEPERAWATAN
pasien syok
PENGKAJIAN PRIMER
× Airway
Jalan nafas dan prenafasan tetap merupakan prioritas pertama, untuk
mendapatkan oksigenasi yang cukup. Tambahan oksigen diberikan bila
perlu untuk menjaga tekanan O2 antara 80 – 100 mmHg.
× Breathing
frekuensi napas, apakah ada penggunaan otot bantu pernapasan, retraksi
dinding dada, adanya sesak napas. Palpasi pengembangan paru,
auskultasi suara napas, kaji adanya suara napas tambahan seperti ronchi,
wheezing, dan kaji adanya trauma pada dada.

40
× Sirkulasi dan kontrol perdarahan
Prioritas adalah : kontrol perdarahan luar, dapatkan akses vena yang cukup
besar dan nilai perfusi jaringan. Perdarahan dan luka eksternal biasanya dapat
dikontrol dengan melakukan bebat tekan pada daerah luka, seperti di kepala,
leher dan ekstremitas. Perdarahan internal dalam rongga toraks dan abdomen
pada fase pra RS biasanya tidak banyak yang dapat dilakukan.
× Disability – Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan neurologis singkat yang dilakukan adalah menentukan tingkat
kesadaran, pergerakkan bola mata dan reaksi pupil, fungsi motorik dan
sensorik. Data ini diperlukan untuk menilai perfusi otak

41
× PENGKAJIAN SEKUNDER
× Identitas pasien
Pada anamnesis, pasien mungkin tidak bisa diwawancara sehingga riwayat
sakit mungkin hanya didapatkan dari keluarga, atau orang yang mengetahui
kejadiannya
× Keluhan utama
Klien dengan syok mengeluh sulit bernafas, mengeluh muntah dan mual,
kejang-kejang.

42
× Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien sbelumnya pernah mengalami penyakit yang sama
× Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah kelarga ada yang pernah mengalami sakit yang sama seperti klien
sebelumnya.
× Pemeriksaan Fisik
Kulit: suhu raba dingin (hangat pada syok septik hanya bersifat sementara,
karena begitu syok berlanjut terjadi hipovolemia), Warna pucat (kemerahan
pada syok septik, sianosis pada syok kardiogenik dan syok hemoragi
terminal)dan Basah pada fase lanjut syok (sering kering pada syok septik).

43
× Tekanan darah: Hipotensi dengan tekanan sistole < 80 mmHg (lebih tinggi
pada penderita yang sebelumnya mengidap hipertensi, normal atau
meninggi pada awal syok septik)
× Status jantung : Takikardi, pulsus lemah dan sulit diraba
× Status respirasi : Respirasi meningkat, dan dangkal (pada fase kompensasi)
kemudian menjadi lambat (pada syok septik, respirasi meningkat jika
kondisi menjelek).
× Status Mental: Gelisah, cemas, agitasi, tampak ketakutan. Kesadaran dan
orientasi menurun, sopor sampai koma.
× Fungsi Ginjal: Oliguria, anuria (curah urin < 30 ml/jam, kritis)
× Fungsi Metabolik: Asidosis akibat timbunan asam laktat di jaringan (pada
awal syok septik dijumpai alkalosis metabolik, kausanya tidak diketahui).
Alkalosis respirasi akibat takipnea

44
× Sirkulasi: Tekanan vena sentral menurun pada syok hipovolemik, meninggi
pada syok kardiogenik
× Keseimbangan Asam Basa : Pada awal syok pO2 dan pCO2 menurun
(penurunan pCO2 karena takipnea, penurunan pO2 karena adanya aliran
pintas di paru)
× Pemeriksaan Penunjang
× Darah (Hb, Hmt, leukosit, golongan darah), kadar elektrolit, kadar ureum,
kreatinin, glukosa darah.
× Analisa gas darah
× EKG

45
× Penurunan curah jantung b/d gangguan irama jantung, stroke volume,
pre load dan afterload, kontraktilitas jantung.
× Perfusi jaringan tidak efektif b/d gangguan afinitas Hb oksigen,
penurunan konsentrasi Hb, Hipervolemia, Hipoventilasi, gangguan
transport O2, gangguan aliran arteri dan vena
× Defisit Volume Cairan Berhubungan dengan:Kehilangan volume cairan
secara aktif, Kegagalan mekanisme pengaturan.

46
INTERVENSI

47
Diagnosa Keperawatan/Masalah Rencana keperawatan
Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Penurunan curah jantung b/d gangguan NOC : NIC :
irama jantung, stroke volume, pre load - Cardiac Pump effectiveness - Evaluasi adanya nyeri dada
dan afterload, kontraktilitas jantung. - Circulation Status - Catat adanya disritmia jantung
- Vital Sign Status - Catat adanya tanda dan gejala penurunan
DO/DS: - Tissue perfusion: perifer cardiac putput
- Aritmia, takikardia, bradikardia kriteria hasil: - Monitor status pernafasan
- Palpitasi, oedem - Tanda Vital dalam rentang normal - Monitor balance cairan
- Kelelahan (Tekanan darah, Nadi,respirasi) - Monitor respon pasien terhadap efek
- Peningkatan/penurunan JVP - Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada pengobatan antiaritmia
- Distensi vena jugularis kelelahan - Atur periode latihan dan istirahat untuk
- Kulit dingin dan lembab - Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak menghindari Kelelahan
- Penurunan denyut nadi perifer ada asites - Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu
- Oliguria, kaplari refill lambat - Tidak ada penurunan kesadaran dan ortopneu
- Nafas pendek/ sesak nafas - AGD dalam batas normal - Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
- Perubahan warna kulit - Tidak ada distensi vena leher - Monitor VS saat pasien berbaring, duduk,
- Batuk, bunyi jantung S3/S4 - Warna kulit normal atau berdiri
- Kecemasan - Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama,
dan setelah aktivitas
- Monitor jumlah, bunyi dan irama jantung
- Monitor frekuensi dan irama pernapasan
- Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
- Monitor sianosis
- Monitor adanya tekanan nadi yang
melebar, bradikardi, peningkatan sistolik

48
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Rencana keperawatan
Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Perfusi jaringan tidak NOC : NIC :


efektif b/d gangguan afinitas Hb - Cardiac pump Effectiveness - Monitor nyeri dada (durasi, intensitas dan
oksigen, Circulation status faktor-faktor
penurunan konsentrasi Hb, - Tissue Prefusion : cardiac, presipitasi)
Hipervolemia, periferal - Observasi perubahan ECG
Hipoventilasi, gangguan transport O2, - Vital Sign Statusl - Auskultasi suara jantung dan paru
gangguan aliran arteri dan vena - Monitor irama dan jumlah denyut jantung
DS: kriteria hasil: - Monitor angka PT, PTT dan AT
- Nyeri dada - Monitor elektrolit (potassium dan
- Sesak nafas - Tekanan systole dan diastole magnesium)
DO dalam rentang yang diharapkan - Monitor status cairan
- AGD abnormal - CVP dalam batas normal - Evaluasi oedem perifer dan denyut nadi
- Aritmia - Nadi perifer kuat dan simetris - Monitor peningkatan kelelahan dan
- Bronko spasme - Tidak ada oedem perifer dan kecemasan
- Kapilare refill > 3 dtk asites - Jelaskan pembatasan intake kafein, sodium,
- Retraksi dada - Denyut jantung, AGD, ejeksi kolesterol
- - Penggunaan otot-otot tambahan - fraksi dalam batas normal dan lemak
- Bunyi jantung abnormal tidak ada - Kelola pemberian obat-obat: analgesik, anti
- Nyeri dada tidak ada koagulan,
- Kelelahan yang ekstrim tidak nitrogliserin, vasodilator dan diuretik.
ada - Tingkatkan istirahat (batasi pengunjung)

49
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Rencana keperawatan
Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Defisit Volume Cairan Berhubungan NOC: NIC :
dengan:Kehilangan volume cairan secara aktif, - Fluid balance - Pertahankan catatan intake dan
Kegagalan mekanisme pengaturan - Hydration output yang akurat
- Nutritional Status : Food and Fluid Intake - Monitor status hidrasi
DS : - nadi adekuat, tekanan darah
- Haus kriteria hasil: ortostatik ), jika diperlukan
- Monitor hasil lab yang sesuai
DO: - Mempertahankan urine output sesuai dengan retensi cairan
- Penurunan turgor kulit/lidah dengan usia dan BB, BJ urine normal, - (BUN , Hmt , osmolalitas urin,
- Membran mukosa/kulit kering - Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam albumin, total protein )
- Peningkatan denyut nadi, penurunan batas normal - Monitor vital sign setiap
tekanan darah, penurunan - Tidak ada tanda tanda dehidrasi, 15menit – 1 jam
- volume/tekanan nadi - Elastisitas turgor kulit baik, - Kolaborasi pemberian cairan IV
- Pengisian vena menurun - membran mukosa lembab, tidak - Monitor status nutrisi
- Perubahan status mental - ada rasa haus yang berlebihan - Berikan cairan oral
- Konsentrasi urine meningkat - Orientasi terhadap waktu dan tempat baik - Berikan penggantian nasogatrik
- Temperatur tubuh meningkat - Jumlah dan irama pernapasan dalam batas sesuai output (50 –
- Kehilangan berat badan secara tibatiba normal 100cc/jam)
- Penurunan urine output - Elektrolit, Hb, Hmt dalam batas normal - Persiapan untuk tranfusi
- HMT meningkat - pH urin dalam batas normal - Pasang kateter jika perlu
- Kelemahan - Intake oral dan intravena adekuat - Monitor intake dan urin output
setiap 8 jam

50
IMPLEMENTASI

51
× Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan tujuan spesifik.
Implementasi dilakukan pada klien dengan Syok adalah dengan
tindakan sesuai intervensi yang telah dilakukan sebelumnya. Dalam
tindakan ini diperlukan kerja sama antara perawat sebagai pelaksana
asuhan keperawatan, tim kesehatan, klien dan keluarga agar asuhan
keperawatan yang diberikan mampu berkesinambungan sehingga klien
dan keluarga dapat menjadi mandiri.

52
EVALUASI

53
× Hasil asuhan keperawatan yang diharapkan adalah sebagai berikut :
× Terpenuhunya penuruna cardiak output teratasi
× Tercapainya perfusi jaringan kardiopulmonal
× Tercapainya volume cairan secara adequat

54
THANKYOU FOR YOUR ALL
ATTENTION

55

Anda mungkin juga menyukai