Pembimbing Akademik :
Andre Utama Saputra, S.Kep,Ners, M.Kep
Dengan segala kerendahan hati kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah
SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
MAKALAH ASUHANKEPERAWATAN PADA PASIEN ALZHEIMER dengan
penurunan fungsi kognitif Alzheimer dan Dimensia. Penulis menyadari bahwa
masih banyak sekali kekurangan yang belum terjangkau oleh penulis, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran serta masukan yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 4
WWW.SAKTYAIRLANGGA.WORDPRESS.CO
BAB I
PENDAHULUAN
Definisi
menyerang sel saraf di otak yang mengakibatkan hilangnya memori, dan perubahan
pada kemampuan berbicara, berfikir dan berperilaku.
Alzheimer merupakan penyakit kronik, progresif, dan merupakan
gangguandegeneratif otak dan diketahui mempengaruhi memori, kognitif dan
kemampuanuntuk merawat diri.( Suddart, & Brunner, 2002 ).
Alzheimer merupakan penyakit degeneratif yang ditandai dengan penurunan daya
ingat, intelektual, dan kepribadian. Tidak dapat disembuhkan, pengobatanditujukan untuk
menghentikan progresivitas penyakit dan meningkatkankemandirian penderita. (Dr. Sofi
Kumala Dewi, dkk, 2008). Alzheimer adalah penyakit yang merusak dan menimbulkan
kelumpuhan, yang terutama menyerang orang berusia 65 tahun keatas (patofisiologi : konsep
klinis proses- proses penyakit, juga merupakan penyakit dengan gangguan degeneratif yang
mengenai sel-sel otak dan menyebabkan gangguan fungsi intelektual, penyakit ini timbul pada
pria dan wanita dan menurut dokumen terjadi pada orang tertentu pada usia 40 tahun.
(Perawatan Medikal Bedah : jilid 1 hal 1003)
Etiologi
1. Dimensia
a. Penyakit Alzheimer
Proses penyakit ini tidak terlihat atau tersembunyi. Biasanya penyakit ini
menyerang memori terlebih dahulu selanjutnya menyerang pada kemampuan
berbicara dan kemampuan spasial. Setelah beberapa tahun penyakit ini akan
memberikan dampak ke segala aspek untuk fungsi intelektual akan terkena
dampak dari penyakit ini yaitu lemah dan mudah goyah dalam pengambilan
keptusan.
h. HIV & AIDS bisa menyebabkan demensia, baik itu lewat penyakit HIV
encephalitis atau komplikasi dari imunodefisiensi saraf pusat seperti
toxoplasm, meningitis dan limpoma
k. Jenis Kelamin
l. Trauma Kepala
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara
penyakit Alzheimer dengan trauma kepala. Hal ini dihubungkan
dengan petinju yang menderita demensia pugilistik, dimana pada
Patofisiologi
Lesi khas lain adalah plak senilis, terutama terdiri dari beta
amiloid (A-beta) yang terbentuk dalam cairan jaringan disekeliling
neuron bukan dalam sel neuronal. A-beta adalah fragmen protein besar
disebut protein prosekusor amiloid (APP), yang dalam keadaan
normal melekat pada membran neuronal dan berperan dalam
pertumbuhan dan pertahanan neuron. APP terbagi menjadi fragmen-
fragmen oleh protease, dan salah satu fragmennya adalah A-beta
“lengket” yang berkembang menjadi gumpalan yang dapat terlarut.
Gumpalan tersebut akhirnya tercampur dengan bagian dari neuron dan
sel-sel glia (khususnya mikroglia dan astrosit). Setelah beberapa
waktu, campuran A-beta membeku menjadi fibril-fibril yang
membentuk plak yang matang, padat, tidak dapat larut,dan diyakini
beracun bagi neuron yang utuh. (Medscape, 2000)
Manifestasi Klinik
a. Kebingungan
b. Kehilangan memori
e. Kesulitan berbahasa
Pemeriksaan Diagnostik
1. CT Scan
4. PET Scanning
Penatalaksanaan
Komplikasi
a. Pneumonia
Pneumonia adalah salah satu infeksi paling umum pada orang dengan
penyakit Alzheimer. Saat ini kondisi sedang dalam stadium lanjut, mungkin sulit
bagi orang untuk menelan dengan benar, karena otot-otot di tenggorokan mereka
tidak dapat berfungsi dengan baik. Karena cacat ini, itu berarti mereka dapat
Inkontinensia adalah gejala umum dari tengah dan penyakit tahap akhir
Alzheimer. Pada saat seseorang mengalami penurunan fungsi kandung kemih,
kateter urin kadang-kadang digunakan. Kateter yang terlalu lama akan
menimbulkan bakteri di dalam tubuh menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK).
Gejala ISK termasuk urin gelap berwarna kuning, bau yang kuat dari urin,
sedimen dalam urin dan penurunan buang air kecil. Pasien Alzheimer tidak dapat
mengkomunikasikan rasa sakit atau ketidaknyamanannya terkait dengan Infeksi
Saluran Kemih. Tanda pasien Alzheimer mengalami Infeksi Saluran Kemih
menurut Dr Monika Karlekar dari Vanderbilt University diantaranya
kebingungan, lesu dan gelisah.
c. Cidera karena jatuh
Orang yang kemudian tahap penyakit Alzheimer sering jatuh saat mereka
mulai kehilangan kendali atas fungsi tubuh dan / atau menjadi mudah mengalami
disorientasi. Falls adalah penyebab umum dari cedera kepala serius, patah tulang
pinggul dan lengan atau cedera kaki. Niagara juga dapat menyebabkan perdarahan
di otak (jika cukup serius)
d. Dekubitus (Tarwoto, 2007)
Prognosis
3. Perbedaan antar individu, seperti factor usia, keturunan, dan jenis kelamin
Ketiga factor ini diuji secara statistic, dan ternyata faktor pertama paling
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Nama : Tn. K
b. Tempat /tgl lahir : Jakarta 10 juli 1931
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Status Perkawinan : menikah
e. Agama : Islam
f. Suku : Indonesia
c. Eliminasi
BAK : Tn. K mengatakan BAK 10 kali sehari
BAB : Tn. K mengatakan BAB 1 kali sehari
Aktifitas Pola Latihan
Tn. K mengatakan mandi 2 kali sehari pada pagi dan sore hari
d. Pola istirahat tidur
Pasien mengatakan sedikit bermasalah pada pola tidurnya pasien biasanya tidur
diatas jam 12 malam, dan susah untuk tidur siang
e. Pola Kognitif Persepsi
Pasien mengatakan sedikit agak kabur pada penglihatannya namun masih bisa
melihat
f. Persepsi diri-Pola konsep diri
g. Pola Peran-Hubungan
6. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Pasien tampak lemas
b. TTV
TD :110/80 mmHg
Nadi : 70 x/menit
RR : 20 x/menit
BB/TB : 60 kg /170 cm
c. Kepala
Rambut : Rambut beruban, rambut rapi dan bersih
Mata : Berwarna hitam kecoklatan
Telinga : Bersih
Mulut, gigi dan bibir : Terlihat bersih
d. Dada : Simetris
e. Abdomen : Abdomen tampak datar
f. Kulit : Kulit terlihat berkeriput
g. Ekstremitas Atas : Normal
h. Ekstremitas bawah : Normal
3 G : Growth
Saya puas bahwa keluarga ( teman-teman )
saya menerima & mendukung keinginan ✓
saya untuk melakukan aktifitas atau arah
baru.
4 A : Afek
Saya puas dengan cara keluarga ( teman-
teman ) saya mengekspresikan afek dan ✓
berespon terhadap emosi-emosi saya, seperti
marah, sedih atau mencintai.
5 R : Resolve
Saya puas dengan cara teman-teman saya
✓
dan saya menyediakan waktu bersama- sama
mengekspresikan afek dan berespon
JUMLAH 2 3
Penilaian :
Nilai : 0-3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi
Disfungsi keluarga sedang
Nilai 3: Disfungsi Keluarga sangat tinggi
Kumpulan Asuhan Keperawatan Page
PENGKAJIAN FUNGSI KOGNITIF
( SPMSQ )
Analisis Hasil :
Skore Salah : 0-5 : Fungsi intelektual utuh
Skore Salah : 3-4 : Kerusakan intelektual Ringan
Skore Salah : 5-7 : Kerusakan intelektual Sedang
Skore Salah :8-10 : Kerusakan intelektual
2 Berpakaian ✓
Mandiri :
Mengambil baju dari lemari, memakai pakaian,
melepaskan pakaian, mengancingi/mengikat pakaian.
Tergantung :
Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya sebagian
3 Ke Kamar Kecil ✓
Mandiri :
Masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian
membersihkan genetalia sendiri
Tergantung :
Menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil dan
menggunakan pispot
4 Berpindah ✓
Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk duduk, bangkit
dari kursi sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau kursi,
tidak melakukan satu, atau lebih perpindahan
5 Kontinen ✓
Analisis Hasil :
Nilai A :Kemandirian dalam hal makan, kontinen ( BAK/BAB ), berpindah, kekamar
kecil, mandi dan berpakaian.
Nilai B :Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut
Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi
tambahan
Nilai E : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil,
dan satu fungsi tambahan.
Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil,
berpindah dan satu fungsi tambahan
Nilai G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
1. DS : Keletihan
• Tn. K mengeluh rasa lemas dan lesu
setiap melakukan aktivitas
• Tn. K mengatakan merasa kurang
tenaga
• Tn. K mengeluh merasa cepat lelah
DO :
• Pemeriksaan fisik
TD :110/80 mmHg
Nadi : 70 x/menit
RR : 20 x/menit
BB/TB : 60 kg /170 cm
2. DS : Gangguan memori
• Tn. K mengatakan pernah
mengalami pengalaman lupa
• Tn. K mengatakan tidak mampu
mengingat informasi actual
• Tn. K mengatakan tidak mampu
mengingat peristiwa
DO :
• Tn. K tidak mampu melakukan
kemampuan yang di pelajari
sebelumnya
Prioritas masalah
Actual :
1. Gangguan memori
Potensial :
Diagnosa keperawatan
1. Keletihan
2.Gangguan memori
Intervensi keperawatan
Observasi :
Teratasi :
• Identifikasi
SLKI adanya keletihan
dan kelelahan
• Tingkat kesadaran cukup
meningkat 4 • Monitor status
respirasi
• Lelah dan Lesu cukup
meningkat 4
• Tingkat ketidakberdayaan Terapeutik :
meningkat 5
• Pertahankan
kepatenan jalan
nafas
• Berikan posisi
semi fowler
Kumpulan Asuhan Keperawatan Page
• Fasilitasi
mengubah posisi
senyaman
mungkin
• Berikan oksigen
sesuai kebutuhan
bila di perlukan
Edukasi :
• Ajarkan
melakukan
tehnik relaksasi
nafas dalam
• Gunakan metode
untuk
meningkatkan
kenyamanan dan
ketenangan
spiritual
Edukasi :
• Anjurkan
mengatur waktu
tidur
2 Selasa, Mengajarkan pasien untuk Tn. K mengatakan sudah sedikit Gangguan memori
11 mengingat kejadian dimasa mengingat kejadia dimasa lalu
januari lalu
2021
3. Rabu, Mengajarkan pasien untuk Tn. K mengatakan sudah bisa Gangguan pola tidur
12 mengatur pola tidurnya mengatur pola tidurnya
januari
2021
Evaluasi Keperawatan
tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi
Kamis , 13 Keletihan S: Tn. K mampu mengikuti gerakan ROM dengan
januari 2021 benar
O: Tn. K mampu memilih dan membatasi
aktifitasnya
A: Masalah keletihan teratasi
P: Memotivasi pasien untuk rutin beristirahat
Jum’at, 14 Gangguan memori S: Tn. K mengatakan sudah bisa sedikit mengingat
januari 2021 kejadian dimasa lalu
O: Tn. K mampu untuk mempertahankan daya
ingatnya
A: Masalah gangguan memori teratasi
P: Membantu dan memotivasi pasien untuk terus
mengingat masa lalunya
Sabtu, 15 Gangguan pola tidur S: Tn. K mengatakan sudah bisa mengatur pola
januari 2021 tidurnya
O: Tn. K mampu untuk menjaga pola tidurnya
A: Masalah gangguan pola tidur teratasi
P: Selalu mengingatkan pasien untuk menjaga pola
tidurnya
PENUTUP
Kesimpulan
Penyakit Alzheimer ini penyebabanya belum diketahui secara pasti, tetapi ada
beberapa faktor yang diperkirakan dan berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bukti yang sejalan, yaitu : Usia, genetik, jenis kelamin, trauma kepala.
Muttaqin, Arief. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta:Salemba Medika
Price, Sylvia A, dkk. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses-Proses Penyakit Edisi
6Volume 2. EGC : Jakarta