DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
Elsa Putri Wulan, S.Kep 04064881921017
Nusaibah Assyifa Ramadhani, S.Kep 04064881921016
Harlika, S.Kep 04064881921007
Maulidina Sari, S.Kep 04064881921002
Intan Nopitas Sari, S.Kep 04064881921015
Riska Apriani, S.Kep 04064881921013
Hanna G Tambunan, S.Kep 04064881921044
Vrisca Ayu Febrina, S.Kep 04064881921033
Dhia Apriliani, S.Kep 04064881921039
Deza Pelia Nita, S.Kep 04064881921045
Henita Chania, S.Kep 04064881921019
R.A Robiatul Adawiyah, S.Kep 04064881921024
Iim Nur Fatimah, S.Kep 04064881921010
Wulandari, S.Kep 04064881921020
Vera Dwi Andhika, S.Kep 04064881921035
Adrian Javas Setiadi, S.Kep 04064881921032
DOSEN PEMBIMBING:
Ns. Fuji Rahmawati, M.Kep
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dari mutu kehidupan
dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya.
Kesehatan adalah keadaan seimbang yang dinamis, dipengaruhi oleh faktor genetik,
lingkungan dan pola hidup sehari-hari seperti makan, minum, seks, kerja, istirahat,
hingga pengelolaan kehidupan emosional (Santoso, 2012). Menurut WHO (World
Health Organization), sehat adalah suatu keadaan kesejahteraan fisik, mental dan
sosial yang lengkap dan semata-mata bukan hanya bebas dari penyakit dan
kelemahan sedangkan sakit merupakan proses dimana fungsi individu dalam satu
atau lebih dimensi mengalami penurunan bila dibandingkan dengan kondisi
sebelumnya.
Pemerintah merancang program pelayanan preventif yang lebih ditekankan pada
cara-cara dan metode pencegahan serta pengendalian penyakit untuk menurunkan
angka kesakitan dalam meningkatkan kesehatan di Indonesia. Program pelayanan
promotif sebagai cara untuk meningkatkan kemandirian dan peran serta masyarakat
dalam menangani permasalahan kesehatan. Menurut Sprdley (1985) dan Logan, et
al (1987) peran serta masyarakat adalah suatu proses dimana individu, keluarga, dan
komunitas bertanggung jawab atas kesehatan sendiri, dengan berperan sebagai
pelaku kesehatan dalam upaya peningkatan kesehatan berdasarkan azaz
kebersamaan dan kemandirian.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan masyarakat adalah
suatu proses dimana masyarakat diharapkan mampu untuk mengambil tanggung
jawab dan keputusan atas kesehatan sendiri, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Masyarakat mampu mengembangkan kemampuan untuk kesehatan sendiri,
keluarga, kelompok dan masyarakat serta menjadi pelaku atau perintis kesehatan
dan berdasarkan azaz kebersamaan dan kemandirian. Selain itu, keterlibatan tenaga
kesehatan sebagai ujung tombak dalam memperbaiki derajat kesehatan pada
masyarakat perlu memahami tentang permasalahan yang ada secara menyeluruh.
Keperawatan sebagai pelayanan asuhan professional bersifat humanistik,
menggunakan pendekatan holistik atau menyeluruh, dilakukan berdasarkan ilmu dan
kiat keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan objektif klien, mengacu pada
standar professional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai
tuntutan utama (Nursalam, 2002). Pelayanan komprehensif merupakan pelayanan
klien secara total dan pelayanan kesehatan holistik berkembang bagi konsep
holisme. Kesehatan holistik melibatkan individu secara total, keseluruhan status
kehidupannya dan kualitas hidupnya dalam berespon terhadap perubahan yang
terjadi pada diri dan lingkungannya (Kozier & Erb, 1995; dikutip Husain, 2011).
Sehingga perawat dapat memberikan pelayanan secara tepat dan efektif untuk
membantu klien dalam beradaptasi terhadap perubahan dan permasalahan yang
terjadi disekitarnya.
Desa Permata Baru merupakan salah satu desa di Indralaya Utara yang
melakukan pemekaran dari Desa Tanjung Baru dan Tanjung Pering. Desa permata
Baru dibagi menjadi dua wilayah yang terpisah, yaitu wilayah komplek permata
baru dan juga wilayah Mandala. Desa Permata Baru terdiri dari suku yang heterogen
dan saat ini berada dalam tahap pembangunan, salah satu fokusnya adalah dalam
bidang kesehatan. Permasalahan kesehatan yang ada di Desa Permata Baru sangat
kompleks, mulai dari permasalahan balita, anak- anak, remaja, dewasa, ibu hamil,
lansia, dan masalah lingkungan. Selain itu, kurangnya kesadaran dan minimnya
fasilitas dalam bidang kesehatan semakin memperparah permasalahan kesahatan
yang dihadapi masyarakat Desa Permata Baru. Untuk mengatasi permasalahan
kesehatan yang terdapat di Desa Permata Baru, maka perlu dilakukan pengkajian,
analisa data, perencanaan, intervensi, implementasi, dan evaluasi oleh mahasiswa
Profesi Ners Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya. Oleh karena itu, dirasa penting untuk melakukan praktek keperawatan
komunitas di Desa Permata Baru sebagai penerapan ilmu keperawatan komunitas
dan keluarga serta meningkatkan derajat kesehatan melalui upaya promotif,
preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif dengan melibatkan masyarakat
desa sebagai mitra dalam menyelesaikan masalah.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengaplikasikan teori dan konsep keperawatan komunitas pada masyarakat di
Desa Permata Baru, Indralaya Utara.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian komunitas di Desa Permata Baru, Indralaya Utara.
b. Menganalisa data yang telah diperoleh dari hasil pengkajian.
c. Memprioritaskan masalah yang ditemukan bersama masyarakat.
d. Menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan permasalahan
yang telah diperoleh.
e. Mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan yang telah disusun
bersama masyarakat Desa Permata Baru, Indralaya Utara.
f. Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan di Desa Permata Baru,
Indralaya Utara.
g. Mendokumentasikan hasil kegiatan keperawatan komunitas yng tela
dilakukan di Desa Pemata Baru, Indralaya Utara.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Untuk itu perlu adanya suatu kemitraan yaitu suatu jalinan kerja antara berbagai
sektor pembangunan, baik pemerintah, swasta dan lembaga swadaya masyarakat serta
individu dalam rangka untuk mencapai tujuan bersama yang disepakati. Disini, untuk
membangun kemandirian, kemitraan adalah sangat penting perannya. Masyarakat yang
mandiri adalah wujud dari kemitraan antar anggota masyarakat itu sendiri atau diantara
masyarakat dengan pihak-pihak luar, baik pemerintah maupun swasta.
Teori Neuman berpijak pada meta paradigm keperawatan yang terdiri dari klien,
lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Fokus pelayanan keperawatan adalah klien
yang berinteraksi dengan lingkungannya. Yang terpenting adalah menjaga agar klien
dapat beradaptasi dengan perubahan yang ada. Model ini berdasarkan kepada teori
Gestalt, teori stress dari Selye dan teori sistem secara umum. Sistem Neuman lebih
melihat pada hubungan individu terhadap stress, reaksi terhadap stress rekonstruksi
yang dinamis.
Rekonstruksi adalah pernyataan keadaan terhadap adaptasi pada stressor.
Menurut Neuman, klien adalah suatu sistem terbuka yang terdiri daristruktur dasar
atau sumber energi pusat. Klien mempunyai lima macam variabel interaks, yaitu
fisiologi, psikologi, sosial kultural, spiritual dan pengembangan. Neuman berpendapat
bahwa stressor merupakan kekuatan di lingkungan yang dapat mengubah sistem
kestabilan. Stressor dikategorikan dalam tiga area, yaitu:
1. Stressor intrapersonal, terjadi dalam individu, seperti infeksi.
2. Stressor interpersonal, terjdi diantara individu, seperti penghargaan peran.
3. Stressor ekstrapersonal, terjadi diluar individu itu sendiri seperti masalah
keuangan.
Tujuan dari keperawatan model Neuman adalah menjaga agar sistem tetap dapat stabil
dengan cara melakukan pengkajian terhadap stressor, baik yang actual maupun
potensial. Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang ditujukan pada
pertahanan kestabilan sistem yang meliputi tigak hal penting, yaitu prevensi primer,
sekunder dan tersier.
Pada model Neuman, promosi kesehatan yang dilakukan mengacu pada tujuan sehat
untuk semua pada tahun 2000, terutama yang berkaitan dengan upaya preventif
terhadap penderitaan dan penyakit, serta upaya untuk menurunkan biaya pengobatan.
C. Asuhan Keperawatan Komunitas
Asuhan keperawatan komunitas merupakan bentuk pelayanan professional
yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan kepada masyarakat
dengan menekankan pada kelompok resiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan masyarakat yang optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, serta upaya pengobatan dan rehabilitasi.
Sasaran keperawatan komunitas adalah individu, keluarga dan masyarakat.
Pelayanan yang diberikan bersifat berkelanjutan, umum dan menyeluruh. Lebih
banyak pelayanan tak langsung terus menerus melalui kerjasama. Pendekatan yang
digunakan dalam asuhan keperawatan komunitas adalah pendekatan keluarga
binaan dan kelompok kerja kesehatan, teknologi tepat guna serta memanfaatkan
kebijaksanaan pemerintah.
Asuhan keperawatan komunitas bertujuan untuk terciptanya kemandirian
menggunakan proses keperawatan komunitas yang dilakukan melalui 5 tahap,
yaitu:
1. Pengkajian
Dalam modul asuhan keperawatan yang disampaikan oleh Anderson E. dan Mc
Farlene, pengkajian meliputi inti komunitas, yaitu penduduk dan delapan
subsistem yang mempengaruhinya. Inti komunitas atau penduduk perlu dikaji
tentang usia penduduk yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan,
agama, keyakinan/nilai yang anut serta riwayat komunitas yang dapat
menyebabkan timbulnya gangguan kesehatan.
Elemen pengkajian menurut Neuman terdiri atas core/inti berupa data
demografi kelompok atau komunitas dan subsistem yang mempengaruhi
komunitas seperti:
a. Perumahan/lingkungan fisik yang dapat mempengaruhi kesehatan, seperti:
penerangan, sirkulasi, kelembaban, sampah, saluran air dan kepadatan
penduduk.
b. Pendidikan, apakah ada fasilitas dan sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan, seperti; sekolah dan tempat
kursus.
c. Keamanan dan transportasi, apakah ada fasilitas dan sarana keamanan serta
transportasi yang dapat membantu masyarakat didaerah tersebut, seperti
adanya kantor polisi, pusat pemadamam kebakaran, jalan yang memadai,
kendaraan umum, dan lain-lain terkait.
d. Politik atau kebijaksanaan pemerintah, apakah cukup menunjang sehingga
memudahkan komunitas untuk mendapatkan pelayanan di berbagai bidang
termasuk kesehatan.
e. Pelayanan kesehatan dan sosial yang ada, apakah dapat membantu
terdeteksinya suatu gangguan kesehatan, memberikan perawatan dan
rehabilitasi bila diperlukan. Selain itu juga apakah tersedia sarana pasar dan
tempat ibadah, sehingga memudahkan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhannya.
f. Sistem komunikasi, sarana komunikasi apa saja yang ada di komunitas
tersebut, guna meningkatkan pengetahuan yang terkait dengan kesehatan,
seperti televisi, radio, koran atau leaflet yang diberikan kepada komunitas.
g. Ekonomi, apakah tingkat social ekonomi masyarakat secara keseluruhan
telah sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR), sehingga anjuran
konsumsi makanan sesuai dengan kemampuan keuangan komunitas setempat.
h. Rekreasi, apakah tersedia sarana untuk menurunkan stress dan apakah
biayanya terjangkau.
Semua aspek dikaji melalui pengamatan langsung, penggunaan data statistic,
angket dan wawancara dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan aparatur
pemerintah setempat.
Keterangan angka :
1 : Sangat rendah
2 : Rendah
3 : Cukup
4 : Tinggi
5 : Sangat tinggi
3. Perencanaan
Strategi intervensi keperawatan komunitas meliputi 3 aspek yaitu primer,
sekunder dan tersier melalui proses kelompok, pendidikan kesehatan dan
kerjasama. Pengorganisasian komunitas diperlukan untuk membuat perubahan.
Pendekatan pengembangan salah satu model pengorganisasian masyarakat
dirancang untuk menumbuhkan kondisi kemajuan dan ekonomi masyarakat
dan partisipasi aktif masyarakat dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Pendekatan ini sangat tepat untuk pengorganisasian masyarakat dan sesuai dengan
prinsip PKU terutama dalam peningkatan partisipasi masyarakat dalam menuju
kemandirian.
Secara operasional pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui
tahap-tahap sebagai berikut:
a. Tahap persiapan, dilakukan untuk memilih daerah yang menjadi prioritas
menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan
bekerjasama dengan masyarakat.
b. Tahap pengorganisasian, adalah persiapan pembentukan kolompok
masyarakat, penyesuaian pola dalam masyarakat, dilanjutkan pemilihan ketua
kelompok dan pengurus inti.
c. Tahap pendidikan dan pelatihan, meliputi kegiatan pertemuan teratur
dengan kelompok masyarakat, pengkajian, menyusun, program
berdasarkan masalah keperawatan, melatih kader kesehatan yang akan
membina warga masyarakat di lingkungannya dan pelayanan langsung
terhadap individu, keluarga serta masyarakat.
d. Tahap formasi kepemimpinan, yaitu memberikan dukungan latihan dan
mengembangkan keterampilan kepemimpinan yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, penggerak dan pengawasan kegiatan pemeliharaan
kesehatan.
e. Tahap koordinasi intersektoral yaitu kerjasama dengan sektor terkait dalam
upaya memandirikan masyarakat.
f. Tahap akhir dilanjutkan dengan supervise bertahap dan diakhiri dengan
evaluasi serta umpan balik untuk perbaikan kegiatan kelompok kerja
berikutnya.
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan berfokus pada 3 tingkat pencegahan yaitu pencegahan primer,
sekunder dan tersier.
5. Evaluasi
JAMINAN KESEHATAN
BPJS
Tidak Ada
42%
44%
JAMSOSKES KIS
ASKES
1%
9% 4%
Diagram di atas menunjukkan sebanyak 44% responden
mengatakan tidak memiliki jaminan kesehatan, 42% berasal dari
BPJS, 9% ASKES, 4% KIS, dan 1% dari jamsoskes.
c) LINGUNGAN FISIK
1) Lingkungan Rumah
SUMBER AIR
0%
5%
95%
YA
100%
4) Kandang Ternak
5) TRANSPORTASI
Diagram 3.15 Persentase Alat Transportasi yang Dimiliki Responden
73% responden memiliki alat transpotasi motor, 5% motor dan mobil, 12% bentor.
Diagram 3.16 Persentase Alat Transportasi yang Digunakan Responden Desa
Permata Baru ke Yankes
Diagram di atas menunjukkan sebanyak 2% jalan kaki, 20% dengan angkutan umum
dan 78% motor.
Diagram di atas menunjukkan bahwa 75% responden makan buah dan sayur
setiap hari, 25% tidak setiap hari.
Diagram 3.22 Persentase Pentingnya Cuci Tangan
100%
YA
f) SISTEM KOMUNIKASI
Diagram 3.25 Persentase Media dalam Menerima Informasi
Kesehatan Desa Permata Baru
5%
25%
b. Ibu Menyusui
Diagram di atas menunjukkan sebanyak 83% Ibu memberikan ASI pada bayi
dan 17% tidak.
c. Balita
d. Usia Lanjut
ANALISA DATA
N DATA MASALAH
O KEPERAWATAN
KOMUNITAS
1 DO: Perilaku kesehatan
Hasil Observasi (dari Windshield cenderung beresiko
survey) berhubungan dengan
- Terlihat beberapa remaja di Desa pemilihan gaya hidup tidak
Permata Baru merokok di pasar, sehat merokok di Komplek
warung-warung warga dan beberapa Permata Desa Permata Baru
tongkrongan
Hasil angket
- 75% anggota keluarga merokok
diantaranya remaja
- Persentasi remaja merokok 92%
kebiasaan merokok dilakukan di luar
rumah dan 8% di dalam rumah.
- Persentasi remaja yang menghisap
lem aibon adalah 4%
DS:
Hasil Forum Komunitas
- Tokoh masyarakat menyatakan
sering melihat anak remaja yang
merokok
- Anak Ikatan Remaja Masjid
menyatakan remaja jarang sekali
mengikuti kegiatan keagamaan
2 DO: Pemeliharaan kesehatan
Hasil Observasi (dari Windshield tidak efektif berhubungan
survey) dengan ketidakcukupan
- Saluran pembuangan air seperti parit sumber daya mengenai
di RT 03 Komplek Permata kurang pengelolaan sampah di
terawat sehingga sirkulasi air Komplek Permata Desa
pembuangannya tidak lancar. Permata Baru
- Sampah terlihat berserakan di
saluran air dan juga semak-semak
- Hanya sebagian rumah yang ada
tempat penampungan sampah
sementara.
- Selokan atau saluran air terhambat
oleh sampah, tanah dan tanaman.
- Rumput liar tumbuh menutupi
selokan
Hasil angket :
- 62% responden membuang sampah
dengan cara diangkut petugas, 31%
dibakar, 4% dibiarkan berserakan,
36% dan 3% ditimbun.
DS :
Hasil Forum Komunitas
- Dari hasil forkom didapatkan
penduduk masih ada yang memilih
membuang sampah di sembarang
tempat dikarenakan tidak ada
tempat penampungan untuk
membuang sampah
- Beberapa warga mengatakan
sampah mereka diangkut oleh
tukang sampah keliling dan ada
yang di bakar.
3 DO: Defisit kesehatan
Hasil Observasi (dari Windshield komunitas berhubungan
survey) dengan hambatan akses ke
- Didapatkan bahwa kebanyakan pemberi pelayanan
lansia di desa kesehatan di Komplek
permata baru mengalami hipertensi dan Permata Desa Permata Baru
rematik
Hasil angket :
- Dari hasil kuesioner didapatkan
penyakit yang sering di derita selama
3 bulan terakhir yaitu hipertensi
memiliki presentase tertinggi kedua
setelah ISPA yaitu sebanyak 30%
hipertensi
- Dari hasil kuesioner didapatkan 31
% lansia memiliki riwayat penyakit
hipertensi
- Dari hasil kuesioner didapatkan
lansia mengikuti kegiatan posyandu
sebanyak 77% dan yang tidak
mengikuti posyandu sebanyak 23%.
DS :
Hasil Forum Komunitas
- Berdasarkan hasil forkom, ketua PKK
mengatakan kebanyakan penduduk
lansia desa permata menderita
hipertensi.
- Posyandu lansia rutin dilakukan,
hanya saja dilaksanakannya tidak lagi
di komplek permata melainkan di
komplek mandala sehingga warga
banyak yang tidak mengikuti
posyandu lansia dikarenakan jauh.
3 Defisit 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 36 III
kesehatan
komunitas
berhubungan
dengan
hambatan
akses ke
pemberi
pelayanan
kesehatan di
Komplek
Permata Desa
Permata Baru
4 Defisit 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 26 VIII
pengetahuan
berhubungan
dengan
kurang
terpapar
informasi
mengenai
pendidikan
seksual pada
siswa di SLB
Negeri Ogan
Ilir.
5 Defisit 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 34 V
pengetahuan
berhubungan
dengan
kurang
terpapar
informasi
mengenai
pemeliharaan
sumber air di
Komplek
Permata Desa
Permata Baru
6 Defisit 3 2 4 4 4 3 3 3 2 3 2 33 VI
kesehatan
komunitas
berhubungan
dengan
program
kesehatan
tidak
mengatasi
seluruh
masalah
kesehatan
komunitas di
Komplek
Permata Desa
Permata Baru
BAB IV
PEMBAHASAN
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan pada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok
resiko tinggi, dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan
(Sprdley, 1985; Logan dan Dawki, 1987).
Dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan oleh
mahasiswa Co-Ners Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya melalui lima tahap yaitu: melakukan pengkajian,
merumuskan diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi keperawatan,
melaksanakan implementasi keperawatan dan mengevaluasi intervensi.
A. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan di Komplek Permata RT 03, Desa Permata
Baru menggunakan beberapa tahap yang meliputi pengumpulan data,
pengolahan data dan analisa data. Sebelum pengkajian, mahasiswa melakukan
pendekatan kepada Kepala Desa, Kepala Dusun II, RT, Bidan Desa, Tokoh
Masyarakat dan Tokoh Agama. Setelah hubungan interpersonal yang baik
terjalin antara mahasiswa dan masyarakat desa, maka dilanjutkan dengan
pengumpulan data yang dimulai dengan Winshield Survey. Whinshield Survey
yang dilakukan oleh mahasiswa dibantu oleh tokoh masyarakat seperti tokoh
agama, tokoh adat dan pejabat desa, bidan desa serta beberapa masyarakat.
Dalam kegiatan Winshield Survey ini mahasiswa berkeliling di RT 03 Desa
Permata Baru untuk mengidentifikasi adanya masalah kesehatan pada
masyarakat desa.
Proses pengumpulan data juga dilakukan dengan menggunakan
metode kuesioner. Pengumpulan data dengan metode kuesioner dilakukan
pada setiap kepala keluarga dengan melakukan pengkajian yang meliputi data
demografi, ekonomi, pendidikan, pekerjaan, lingkungan fisik, keamanaan,
transportasi, politik, dan rekreasi yang disesuaikan dengan konsep
keperawatan komunitas menurut Betty Neuman dan Anderson serta beberapa
pengkajian yang berfokus pada kesehatan anak, remaja, ibu hamil dan lansia.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan dengan Winshield Survey dan
penyebaran kuesioner dapat diidentifikasi adanya beberapa faktor yang sangat
berpengaruh, antara lain:
1. Kekuatan
Dalam pelaksanaan pengkajian dan pengumpulan data di Komplek
Permata Desa Permata Baru, mahasiswa mendapatkan dukungan dari
aparat desa setempat (Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Dusun, RT,
Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama), kader dan masyarakat desa. Hal ini
terlihat dari peran aktif masyarakat dalam mengisi kuesioner yang
dibagikan, dan wawancara.
2. Kelemahan
Banyaknya jumlah warga di Komplek Permata Desa Permata Baru, serta
beberapa rumah warga yang kosong atau dengan jumlah anggota keluarga
yang tidak lengkap di rumah menjadi kendala bagi mahasiswa untuk
mengkaji seluruh anggota keluarga. Hal ini menyebabkan pengkajian tidak
dapat dilakukan secara langsung pada seluruh anggota keluarga.
3. Kesempatan
Adanya izin dari Sekretaris Desa, Kepala Dusun, RT dan adanya
kerjasama dengan Poskesdes Permata Baru memudahkan mahasiswa
untuk melengkapi data pengkajian. Selain itu, di Desa Permata Baru jarang
dilakukan implementasi di bidang kesehatan secara langsung ke
masyarakat (seperti penyuluhan kesehatan) sehingga masyarakat tampak
antusias terhadap kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa.
4. Ancaman
Jumlah anggota keluarga yang tidak lengkap karena adanya kesibukan
sehingga dibutuhkan metode khusus dalam pengumpulan data untuk
mendapatkan hasil yang dapat menggambarkan kondisi kesehatan
masyarakat di RT 03 Komplek Permata Desa Permata baru.
B. Diagnosa Keperawatan
Setelah dilakukan pengkajian selama 6 hari, mahasiswa melakukan
pengolahan data dan dilanjutkan dengan menganalisa data. Berdasarkan hasil
analisa data, terindentifikasi masalah keperawatan komunitas yang ditemukan
di Komplek Permata Baru Desa Permata Baru yaitu:
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan pemilihan
gaya hidup tidak sehat merokok di Komplek Permata Baru Desa Permata
Baru
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakcukupan
sumberdaya mengenai pengelolaan sampah di Komplek Permata Baru
Desa Permata Baru
3. Defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan hambatan akses ke
pemberi pelayanan kesehatan di Komplek Permata Desa Permata Baru
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
mengenai pemeliharaan sumber air di Komplek Permata Desa Permata
Baru
5. Defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan program kesehatan tidak
mengatasi seluruh masalah kesehatan komunitas di Komplek Permata
Desa Permata Baru
C. Intervensi Keperawatan
D. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan kegiatan keperawatan komunitas di Komplek Permata Desa
Permata Baru di RT 03 berfokus pada tingkat pencegahan primer, sekunder
dan tersier. Sebagian besar kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan
rencana kegiatan yang telah disepakati bersama dengan kader, Kepala Desa,
dan Bidan Desa. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain:
1. Penyuluhan Remaja Mengenai Perilaku Merokok
a) Kekuatan
1) Adanya dukungan dari orang tua remaja serta masyarakat untuk
mengurangi kebiasaan merokok pada remaja.
2) Adanya media untuk penyuluhan serta pemutaran video tentang
bahaya merokok
b) Kelemahan
1) Tidak semua remaja berpartisipasi dalam penyuluhan
2) Durasi pemutaran video tentang bahaya merokok membuat remaja
tidak kondusif lagi
c) Kesempatan
1) Masyarakat mau menerima kehadiran mahasiswa untuk
melaksanakan kegiatan penyuluhan dan tentang perilaku
menyimpang remaja
2) Belum adanya kegiatan penyuluhan kesehatan dengan sasaran
remaja sehingga peserta antusias untuk mengikuti kegiatan yang
diadakan oleh mahasiswa.
d) Ancaman
1) Kurangnya kesadaran dari para remaja karena merokok dan
menjadi kebiasaan sehari-hari.
2) Kurangnya informasi yang gencar tentang bahaya merokok dan
dampaknya bagi kesehatan diri sendiri ataupun orang lain di
sekitarnya.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang dilakukan yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif pada
setiap tindakan keperawatan untuk melihat sejauh mana keberhasilan tindakan
keperawatan yang sudah dilakukan, dan dibandingkan dengan tujuan yang
telah ditetapkan dalam laporan pendahuluan dan satuan acara penyuluhan.
Evaluasi sumatif yang seharusnya dilakukan untuk mengetahui kemajuan
implementasi yang sudah dilakukan di Desa Permata Baru RT 03, tidak dapat
dilakukan. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan waktu praktek mahasiswa
sehingga evaluasi sumatif setelah 3 sampai 6 bulan tidak dilakukan.
1. Evaluasi Struktur
Dalam melakukan implementasi masalah keperawatan yang
ditemukan di Desa Permata Baru RT 03, setiap mahasiswa bertukar peran
seperti peran sebagai penanggung jawab, penyaji, moderator, notulen,
fasilitator dan observer kegiatan. Mahasiswa juga selalu hadir dalam setiap
implementasi. Selain itu, tersedianya sarana dan prasarana yang
menunjangdalam melakukan impelentasi seperti flipchart, leaflet, daftar
hadir, alat peraga untuk membuat obat tradisional, dan alat pemeriksaan
fisik (tensimeter, meteran dan timbangan).
2. Evaluasi Proses
Hampir setiap kegiatan implementasi yang dilakukan di Desa Permata
Baru RT 03 tidak berjalan sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.Hal ini dikarenakan menunggu peserta yang hadir lebih
banyak.Selain itu, terkadang jumlah peserta yang hadir tidak mencapai
target yang ditetapkan.
3. Evaluasi Hasil
Umumnya setiap tindakan yang dilakukan dapat berjalan dengan
baik dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Selain itu, perlu dilakukan rencana tindaklanjut untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan meneruskan kegiatan
yang telah dilakukan mahasiswa selama praktek di Desa Permata Baru RT
03. Rencana tindak lanjut ini juga melibatkan partisipasi masyarakat dan
kader posyandu bersama beserta seluruh aparat desa, tokoh agama dan
tokoh masyarakat yang ada di desa.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari praktek keperawatan
komunitas di Komplek Permata Desa Permata Baru Rt 03:
1. Pengkajian
a) Pengkajian yang dilakukan di Komplek Permata Desa Permata
Baru menggunakan beberapa tahap yang meliputi pengumpulan
data, pengolahan data dan analisa data.
b) Pengumpulan data dimulai dengan Wienshield Survey
c) Proses pengumpulan data juga dilakukan dengan mengunakan
metode penyebaran/pengisian kuesioner, wawancara dan metode
Focus Group Discussion (FGD) berdasarkan kelompok-kelompok
tertentu (kelompok lansia, anak usia sekolah (SLB), kelompok ibu
hamil, dan kelompok remaja)
d) Pengumpulan data dengan metode kuesioner dilakukan pada 180
kepala keluarga di RT 03. Setiap kepala keluarga yang menjadi
responden dalam pengisian kuesioner diminta untuk mengisi data
yang meliputi data demografi, pendidikan dan pekerjaan, ekonomi,
lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan sosial,sistem
komunikasi, inu hamil dan menyusui, balita, usia lanjut yang
disesuaikan dengan konsep keperawatan komunitas menurut Betty
Neuman dan Anderson serta beberapa pengkajian yang berfokus
pada kesehatan anak, remaja, ibu hamil dan lansia.
2. Diagnosa Keperawatan
Perumusan diagnosa keperawatan didasarkan pada pengolahan
data-data yang telah didapatkan dari pengkajian sebelumnya,
kemudian dilanjutkan dengan proses analisa data sehingga
teridentifikasi 5 masalah keperawatan komunitas di Komplek
Permata Desa Permata Baru Rt 03.
Masalah-masalah tersebut kemudian diskoring untuk menentukan
prioritas masalah kesehatan.
Masalah keperawatan tersebut antara lain:
a) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
ketidakcukupan sumberdaya mengenai pengelolaan sampah di
Komplek Permata Baru Desa Permata Baru
b) Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan
pemilihan gaya hidup tidak sehat merokok di Komplek Permata
Baru Desa Permata Baru
c) Defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan hambatan akses
ke pemberi pelayanan kesehatan di Komplek Permata Desa
Permata Baru
d) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi mengenai pemeliharaan sumber air di Komplek Permata
Desa Permata Baru
e) Defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan program
kesehatan tidak mengatasi seluruh masalah kesehatan komunitas di
Komplek Permata Desa Permata Baru.
3. Perencanaan Intervensi
a) Setelah didapatkan 7 masalah keperawatan komunitas yang
ditemukan di Desa Permata Baru, masalah-masalah tersebut
kemudian didiskusikan bersama masyarakat lainnya dalam kegiatan
Lokakarya Mini.
b) Hasil kesepakatan yang diperoleh dari Lokakarya Mini meliputi
rencana kegiatan untuk mengatasi setiap masalah keperawatan
komunitas baik jenis, waktu, sasaran sekaligus penanggung jawab
setiap kegiatan.
c) Intervensi yang akan dilakukan berfokus pada tingkatan
pencegahan primer, sekunder dan tersier).
4. Pelaksanaan Intervensi (Implementasi)
Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan di Desa Permata Baru Rt
03 antara lain:
a) Melakukan penyuluhan terhadap remaja mengenai perilaku
merokok
b) Melakukan penyuluhan tentang PHBS mengenai pengolahan
sampah yang baik dan dampak dari saluran pembuangan air yang
tidak lancar
c) Melakukan gotong royong
d) Melakukan penyuluhan hipertensi dan rematik pada lansia
e) Mengadakan senam hipertensi pada lansia
f) Melakukan penyuluhan tentang PHBS mengenai pemeliharaan
sumber air yang baik, pembasmian jentik nyamuk, dan pentingnya
pengaturan jarak septic tank dengan sumber air
g) Melakukan gotong-royong membersihkan lingkungan dan
mengelola tempat penampungan air
h) Melakukan penyuluhan tentang penyakit ISPA
i) Melakukan penyuluhan tentang mannfaat makan buat dan sayur
setiap hari
5. Evaluasi
a) Evaluasi sumatif tidak dapat dilakukan dikarenakan adanya
keterbatasan waktu praktek mahasiswa sehingga evaluasi sumatif
setelah 3 sampai 6 bulan ke depan.
b) Evaluasi struktur: setiap mahasiswa bertukar peran seperti peran
sebagai penanggung jawab, penyaji, moderator, notulen, fasilitator
dan observer kegiatan. Mahasiswa juga selalu hadir dalam setiap
implementasi. Selain itu, tersedianya sarana dan prasarana yang
menunjang dalam melakukan impelentasi seperti flipchart, leaflet,
daftar hadir, alat peraga untuk membuat obat tradisional, dan alat
pemeriksaan fisik (tensimeter, meteran dan timbangan).
c) Evaluasi proses: hampir setiap kegiatan implementasi yang
dilakukan di Desa Permata Baru RT 03 tidak berjalan sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan. Hal ini dikarenakan
menunggu peserta yang hadir lebih banyak. Selain itu, terkadang
jumlah peserta yang hadir tidak mencapai target yang ditetapkan.
d) Evaluasi hasil: umumnya setiap tindakan yang dilakukan dapat
berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu, perlu dilakukan rencana
tindaklanjut untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan
meneruskan kegiatan yang telah dilakukan mahasiswa selama
praktek di Desa Permata Baru RT 03. Rencana tindak lanjut ini
juga melibatkan partisipasi masyarakat dan kader posyandu
bersama beserta seluruh aparat desa, tokoh agama dan tokoh
masyarakat yang ada di desa.
B. Saran
6. Kepada Kepala desa, perangkat desa yang berwenang baik ketua RT,
Kadus, penggerak PKK, karang Taruna, IRMA serta seluruh
masyarakat, RT 03 dapat bahu membahu melanjutkan kegiatan
gotong royong yang telah dilaksanakan setiap hari Minggu mulai
pukul 07:00 pagi hinggaselesai.
7. Kepada Kepala Desa beserta perangkat yang berwenang di Desa
Permata Baru diharapkan dapat melakukan advokasi maupun
menyusun proposal terkait masalah sampah dan bagaimana
penyelesaiannya yang ditujukan kepada pihak dinas kesehatan
OganIlir.
8. Kepada kader dan pihak puskesmas diharapkan dapat
mendokumentasikan setiap kegiatan kesehatan yang dilakukan
sehingga dapat menjadi penyemangat bagi kader-kaderselanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, M.A. (2019). Buku Ajar Konsep-konsep Dasar dalam
Keperawatan Komunitas. Yogyakarta: Deepublish.
Anderson, T.E., McFarlane, J. (2007). Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori
dan Praktik: Edisi 3. Jakarta: EGC.
Mubarak, W. I., Chayatin, Nurul., & Santoso., B.A. (2006). Ilmu Keperawatan
Komunitas Buku 2 Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.