Anda di halaman 1dari 58

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DESA PERMATA BARU INDRALAYA

STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
Elsa Putri Wulan, S.Kep 04064881921017
Nusaibah Assyifa Ramadhani, S.Kep 04064881921016
Harlika, S.Kep 04064881921007
Maulidina Sari, S.Kep 04064881921002
Intan Nopitas Sari, S.Kep 04064881921015
Riska Apriani, S.Kep 04064881921013
Hanna G Tambunan, S.Kep 04064881921044
Vrisca Ayu Febrina, S.Kep 04064881921033
Dhia Apriliani, S.Kep 04064881921039
Deza Pelia Nita, S.Kep 04064881921045
Henita Chania, S.Kep 04064881921019
R.A Robiatul Adawiyah, S.Kep 04064881921024
Iim Nur Fatimah, S.Kep 04064881921010
Wulandari, S.Kep 04064881921020
Vera Dwi Andhika, S.Kep 04064881921035
Adrian Javas Setiadi, S.Kep 04064881921032

DOSEN PEMBIMBING:
Ns. Fuji Rahmawati, M.Kep

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dari mutu kehidupan
dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya.
Kesehatan adalah keadaan seimbang yang dinamis, dipengaruhi oleh faktor genetik,
lingkungan dan pola hidup sehari-hari seperti makan, minum, seks, kerja, istirahat,
hingga pengelolaan kehidupan emosional (Santoso, 2012). Menurut WHO (World
Health Organization), sehat adalah suatu keadaan kesejahteraan fisik, mental dan
sosial yang lengkap dan semata-mata bukan hanya bebas dari penyakit dan
kelemahan sedangkan sakit merupakan proses dimana fungsi individu dalam satu
atau lebih dimensi mengalami penurunan bila dibandingkan dengan kondisi
sebelumnya.
Pemerintah merancang program pelayanan preventif yang lebih ditekankan pada
cara-cara dan metode pencegahan serta pengendalian penyakit untuk menurunkan
angka kesakitan dalam meningkatkan kesehatan di Indonesia. Program pelayanan
promotif sebagai cara untuk meningkatkan kemandirian dan peran serta masyarakat
dalam menangani permasalahan kesehatan. Menurut Sprdley (1985) dan Logan, et
al (1987) peran serta masyarakat adalah suatu proses dimana individu, keluarga, dan
komunitas bertanggung jawab atas kesehatan sendiri, dengan berperan sebagai
pelaku kesehatan dalam upaya peningkatan kesehatan berdasarkan azaz
kebersamaan dan kemandirian.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan masyarakat adalah
suatu proses dimana masyarakat diharapkan mampu untuk mengambil tanggung
jawab dan keputusan atas kesehatan sendiri, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Masyarakat mampu mengembangkan kemampuan untuk kesehatan sendiri,
keluarga, kelompok dan masyarakat serta menjadi pelaku atau perintis kesehatan
dan berdasarkan azaz kebersamaan dan kemandirian. Selain itu, keterlibatan tenaga
kesehatan sebagai ujung tombak dalam memperbaiki derajat kesehatan pada
masyarakat perlu memahami tentang permasalahan yang ada secara menyeluruh.
Keperawatan sebagai pelayanan asuhan professional bersifat humanistik,
menggunakan pendekatan holistik atau menyeluruh, dilakukan berdasarkan ilmu dan
kiat keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan objektif klien, mengacu pada
standar professional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai
tuntutan utama (Nursalam, 2002). Pelayanan komprehensif merupakan pelayanan
klien secara total dan pelayanan kesehatan holistik berkembang bagi konsep
holisme. Kesehatan holistik melibatkan individu secara total, keseluruhan status
kehidupannya dan kualitas hidupnya dalam berespon terhadap perubahan yang
terjadi pada diri dan lingkungannya (Kozier & Erb, 1995; dikutip Husain, 2011).
Sehingga perawat dapat memberikan pelayanan secara tepat dan efektif untuk
membantu klien dalam beradaptasi terhadap perubahan dan permasalahan yang
terjadi disekitarnya.
Desa Permata Baru merupakan salah satu desa di Indralaya Utara yang
melakukan pemekaran dari Desa Tanjung Baru dan Tanjung Pering. Desa permata
Baru dibagi menjadi dua wilayah yang terpisah, yaitu wilayah komplek permata
baru dan juga wilayah Mandala. Desa Permata Baru terdiri dari suku yang heterogen
dan saat ini berada dalam tahap pembangunan, salah satu fokusnya adalah dalam
bidang kesehatan. Permasalahan kesehatan yang ada di Desa Permata Baru sangat
kompleks, mulai dari permasalahan balita, anak- anak, remaja, dewasa, ibu hamil,
lansia, dan masalah lingkungan. Selain itu, kurangnya kesadaran dan minimnya
fasilitas dalam bidang kesehatan semakin memperparah permasalahan kesahatan
yang dihadapi masyarakat Desa Permata Baru. Untuk mengatasi permasalahan
kesehatan yang terdapat di Desa Permata Baru, maka perlu dilakukan pengkajian,
analisa data, perencanaan, intervensi, implementasi, dan evaluasi oleh mahasiswa
Profesi Ners Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya. Oleh karena itu, dirasa penting untuk melakukan praktek keperawatan
komunitas di Desa Permata Baru sebagai penerapan ilmu keperawatan komunitas
dan keluarga serta meningkatkan derajat kesehatan melalui upaya promotif,
preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif dengan melibatkan masyarakat
desa sebagai mitra dalam menyelesaikan masalah.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengaplikasikan teori dan konsep keperawatan komunitas pada masyarakat di
Desa Permata Baru, Indralaya Utara.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian komunitas di Desa Permata Baru, Indralaya Utara.
b. Menganalisa data yang telah diperoleh dari hasil pengkajian.
c. Memprioritaskan masalah yang ditemukan bersama masyarakat.
d. Menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan permasalahan
yang telah diperoleh.
e. Mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan yang telah disusun
bersama masyarakat Desa Permata Baru, Indralaya Utara.
f. Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan di Desa Permata Baru,
Indralaya Utara.
g. Mendokumentasikan hasil kegiatan keperawatan komunitas yng tela
dilakukan di Desa Pemata Baru, Indralaya Utara.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat


Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) merupakan salah satu
program kesehatan yang menjadi ujung tombak pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat terutama dalam hal promotif dan preventif. Upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat menggunakan konsep pengelolaan dari, oleh dan masyarakat. Dengan konsep
tersebut diharapkan pelayanan kesehatan semakin dekat dengan masyarakat. Menurut
WHO, terdapat 3 (tiga) strategi pokok untuk dapat mewujudkan visi dan misi promosi
kesehatan secara efektif, yakni melalui advokasi, dukungan sosial dan pemberdayaan
masyarakat. Pemberdayaan masyarakat merupakan subjek sekaligus objek dari sistem
kesehatan. Adapun pendekatan yang ditempuh dilapangan umumnya melalui 3 (tiga)
langkah yakni melakukan lobi (pendekatan) kepada pimpinan (para pengambil
keputusan), melakukan pendekatan kepada para tokoh masyarakat formal dan informal,
misalnya melalui kegiatan pelatihan, dan pada tahapan selanjutnya petugas bersama-
sama tokoh masyarakat melakukan penyuluhan dan konseling untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat.
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan masyarakat, berbagai
upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada termasuk
yang ada di masyarakat dengan atau tanpa campur tangan orang lain untuk memperbaiki
kondisi lingkungan, sanitasi, dan aspek lainnya yang secara langsung maupun tidak
langsung berpengaruh kepada masyarakat. Hal ini menunjukan bahwa upaya
pemberdayaan masyarakat berarti memampukan dan memandirikan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat pada prinsipnya menumbuhkan kemampuan masyarakat
dari dalam masyarakat itu sendiri. Kemampuan SDM mengelola SDA yang tersedia pada
gilirannya akan menghasilkan sumber daya ekonomi. Kualitas SDM ditentukan oleh
proporsi antara penduduk kaya dan miskin, berpendidikan tinggi dan rendah.
Upaya dalam pemberdayaan masyarakat pada hakikatnya memberikan kesempatan
kepada masyarakat untuk mengembangkan potensi daerah atau wilayahnya. Oleh sebab
itu, segala bentuk pengambilan keputusan harus diserahkan ke tingkat operasional yakni
masyarakat setempat, sesuai dengan kultur masing-masing komunitas dalam
pemberdayaan masyarakat, peranan perawat dalam pemberdayaan masyarakat adalah
sebagai fasilitator dan motivator.

Untuk itu perlu adanya suatu kemitraan yaitu suatu jalinan kerja antara berbagai
sektor pembangunan, baik pemerintah, swasta dan lembaga swadaya masyarakat serta
individu dalam rangka untuk mencapai tujuan bersama yang disepakati. Disini, untuk
membangun kemandirian, kemitraan adalah sangat penting perannya. Masyarakat yang
mandiri adalah wujud dari kemitraan antar anggota masyarakat itu sendiri atau diantara
masyarakat dengan pihak-pihak luar, baik pemerintah maupun swasta.

B. Konsep Keperawatan Komunitas


1. Definisi
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus
dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga (Sumijatun, 2006). Misalnya didalam kesehatan di kenal kelompok ibu
hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok
masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam
kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat
pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2006).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperatawan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan
dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan
kuratif dan rehabilitative secara menyeluruh dan terpadu yang ditunjukkan kepada
individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui
proseskeperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak,
2006).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang
bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinyu, dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui
langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaa, implementasi, dan evaluasi
keperawatan (Wahyudi, 2010).
Keperawatan kesehatan komunitas adalah praktik melakukan promosi kesehatan
dan melindungi kesehatan masyarakat dengan menggunakan pendekatan ilmu
keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat yang berfokus pada
tindakan promotif dan pencegahan penyakit yang sehat (Anderson & McFarlane,
2007).
2. Tujuan
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general
community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.

Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok dan


masyarakat mempunyai kemampuan untuk :

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang di alami.


b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut.
c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan.
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi.
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi.
3. Fungsi
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan
masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan
keperawatan.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya di bidang kesehatan.
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan (Mubarak, 2006).
4. Model keperawatan komunitas
Model asuhan keperawatan komunitas dikembangkan berdasarkan teori
keperawatan Betty Neuman (1972) yang menggambarkan bahwa komunitas adalah
sistem terbuka yang mempunyai sumber energi sebagai sentral dan dikelilingi oleh
tiga lapisan lingkaran. Sumber energi tersebut terdiri dari 5 (lima) variabel yang
saling mempengaruhi satu sama lain dalam komunitas yaitu biologi, psikologi,
sosiokultural. Tiga lapisan pertahanan stressor yaitu garis resisten, garis pertahanan
normal dan garis pertahanan fleksibel yang dimana ketiga lapisan ini bertujuan
untuk melindungi infrastruktur atau sumber energi yang dapat mempengaruhi
komunitas lingkungan internal dan eksternal mempengaruhi derajat kesehatan
komunitas yang tergantung pada besarnya stressor dan derajat reaksi yang dinamis
antara lingkungan dan masyarakat serta tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan
pencegahan primer, sekunder dan tersier.
a. Pencegahan Primer
Pencegahan primer mencakup peningkatan kesehatan pada umumnya dan
perlindungan khusus terhadap penyakit. Kegiatannya antara lain stimulasi dalam
kesehatan keluarga dan asuhan anak/balita, imunisasi, penyuluhan tentang
pencegahan terhadap kecelakaan, asuhan prenatal, pelayanan KB, perlindungan
gizi dan penyuluhan untuk pencegahan keracunan.
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnose dini dan intervensi yang tepat
untuk menghambat proses patologik sehingga memperpendek waktu sakit dan
tingkat keparahan atau keseriusan penyakit. Kegiatannya antara lain mengkaji
keterbelakangan tumbuh kembang seorang anak atau balita dan memotivasi
keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan berkala termasuk gigi dan
mata terhadap balita.
c. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier mulai pada saat cacat atau ketidakmampuan terjadi sampai
stabil/menetap atau tidak dapat diperbaiki. Rehabilitasi sebagai tujuan
pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakitnya sendiri
yaitu mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari
ketidakmampuannya. Kegiatan pencegahan tersier antara lain perawat mengajar
atau membantu keluarga yang mempunyai anak dengan kelumpuhan anggota
gerak untuk latihan secara teratur di rumah.
Model Keperawatan Neuman

Teori Neuman berpijak pada meta paradigm keperawatan yang terdiri dari klien,
lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Fokus pelayanan keperawatan adalah klien
yang berinteraksi dengan lingkungannya. Yang terpenting adalah menjaga agar klien
dapat beradaptasi dengan perubahan yang ada. Model ini berdasarkan kepada teori
Gestalt, teori stress dari Selye dan teori sistem secara umum. Sistem Neuman lebih
melihat pada hubungan individu terhadap stress, reaksi terhadap stress rekonstruksi
yang dinamis.
Rekonstruksi adalah pernyataan keadaan terhadap adaptasi pada stressor.
Menurut Neuman, klien adalah suatu sistem terbuka yang terdiri daristruktur dasar
atau sumber energi pusat. Klien mempunyai lima macam variabel interaks, yaitu
fisiologi, psikologi, sosial kultural, spiritual dan pengembangan. Neuman berpendapat
bahwa stressor merupakan kekuatan di lingkungan yang dapat mengubah sistem
kestabilan. Stressor dikategorikan dalam tiga area, yaitu:
1. Stressor intrapersonal, terjadi dalam individu, seperti infeksi.
2. Stressor interpersonal, terjdi diantara individu, seperti penghargaan peran.
3. Stressor ekstrapersonal, terjadi diluar individu itu sendiri seperti masalah
keuangan.

Tujuan dari keperawatan model Neuman adalah menjaga agar sistem tetap dapat stabil
dengan cara melakukan pengkajian terhadap stressor, baik yang actual maupun
potensial. Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang ditujukan pada
pertahanan kestabilan sistem yang meliputi tigak hal penting, yaitu prevensi primer,
sekunder dan tersier.
Pada model Neuman, promosi kesehatan yang dilakukan mengacu pada tujuan sehat
untuk semua pada tahun 2000, terutama yang berkaitan dengan upaya preventif
terhadap penderitaan dan penyakit, serta upaya untuk menurunkan biaya pengobatan.
C. Asuhan Keperawatan Komunitas
Asuhan keperawatan komunitas merupakan bentuk pelayanan professional
yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan kepada masyarakat
dengan menekankan pada kelompok resiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan masyarakat yang optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, serta upaya pengobatan dan rehabilitasi.
Sasaran keperawatan komunitas adalah individu, keluarga dan masyarakat.
Pelayanan yang diberikan bersifat berkelanjutan, umum dan menyeluruh. Lebih
banyak pelayanan tak langsung terus menerus melalui kerjasama. Pendekatan yang
digunakan dalam asuhan keperawatan komunitas adalah pendekatan keluarga
binaan dan kelompok kerja kesehatan, teknologi tepat guna serta memanfaatkan
kebijaksanaan pemerintah.
Asuhan keperawatan komunitas bertujuan untuk terciptanya kemandirian
menggunakan proses keperawatan komunitas yang dilakukan melalui 5 tahap,
yaitu:
1. Pengkajian
Dalam modul asuhan keperawatan yang disampaikan oleh Anderson E. dan Mc
Farlene, pengkajian meliputi inti komunitas, yaitu penduduk dan delapan
subsistem yang mempengaruhinya. Inti komunitas atau penduduk perlu dikaji
tentang usia penduduk yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan,
agama, keyakinan/nilai yang anut serta riwayat komunitas yang dapat
menyebabkan timbulnya gangguan kesehatan.
Elemen pengkajian menurut Neuman terdiri atas core/inti berupa data
demografi kelompok atau komunitas dan subsistem yang mempengaruhi
komunitas seperti:
a. Perumahan/lingkungan fisik yang dapat mempengaruhi kesehatan, seperti:
penerangan, sirkulasi, kelembaban, sampah, saluran air dan kepadatan
penduduk.
b. Pendidikan, apakah ada fasilitas dan sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan, seperti; sekolah dan tempat
kursus.
c. Keamanan dan transportasi, apakah ada fasilitas dan sarana keamanan serta
transportasi yang dapat membantu masyarakat didaerah tersebut, seperti
adanya kantor polisi, pusat pemadamam kebakaran, jalan yang memadai,
kendaraan umum, dan lain-lain terkait.
d. Politik atau kebijaksanaan pemerintah, apakah cukup menunjang sehingga
memudahkan komunitas untuk mendapatkan pelayanan di berbagai bidang
termasuk kesehatan.
e. Pelayanan kesehatan dan sosial yang ada, apakah dapat membantu
terdeteksinya suatu gangguan kesehatan, memberikan perawatan dan
rehabilitasi bila diperlukan. Selain itu juga apakah tersedia sarana pasar dan
tempat ibadah, sehingga memudahkan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhannya.
f. Sistem komunikasi, sarana komunikasi apa saja yang ada di komunitas
tersebut, guna meningkatkan pengetahuan yang terkait dengan kesehatan,
seperti televisi, radio, koran atau leaflet yang diberikan kepada komunitas.
g. Ekonomi, apakah tingkat social ekonomi masyarakat secara keseluruhan
telah sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR), sehingga anjuran
konsumsi makanan sesuai dengan kemampuan keuangan komunitas setempat.
h. Rekreasi, apakah tersedia sarana untuk menurunkan stress dan apakah
biayanya terjangkau.
Semua aspek dikaji melalui pengamatan langsung, penggunaan data statistic,
angket dan wawancara dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan aparatur
pemerintah setempat.

2. Analisa dan diagnosa keperawatan komunitas


Dari pengkajian dihasilkan data-data yang kemudian dianalisa seberapa besar
masalah mengancam dan seberapa reaksi yang ditimbulkan masyarakat
tersebut. Selanjutnya masalah atau diagnosa keperawatan menurut mueke (1987)
terdiri dari masalah sehat sakit, karakteristik populasi dan karakteristik
lingkungan. Jenis diagnosa keperawatan terdiri dari tiga yaitu : potensial,
aktual dan resiko tinggi.
Diagnosa keperawatan disusun berdasarkan proritas masalah keperawatan. kriteria
penilaian terdiri dari resiko terjadi, resiko parah, potensial untuk pendidikan
kesehatan, minat masyarakat, kemungkinan masalah untuk diatasi, sesuaikah
dengan program, tersediakah tempat yang dibutuhkan, waktu, tersedianya dana,
adakah fasilitas kesehatan yang mendukung, tersedianya sumber dana, dan
sesuaikah dengan peran perawat. kriteria penilaian ini dinilai dengan angka 1
(sangat rendah), angka 2 (rendah), angka 3 (cukup), angka 4 (tinggi) dan angka 5
(sangat tinggi).
Format prioritas masalah asuhan keperawatan komunitas:
NO Masalah A B C D E F G H I J K L Total Prioritas
kesehatan
1 Masalah 1
2 Masalah 2
Keterangan huruf :
A : Resiko terjadi
B : Resiko parah
C : Potensial untuk pendidikan kesehatan
D : Minat masyarakat
E : Mungkin diatasi
F : Sesuai program
G : Tempat
H : Waktu
I : Dana
J : Fasilitas Kesehatan
K : Sumber dana
L : Sesuai dengan peran perawat

Keterangan angka :
1 : Sangat rendah
2 : Rendah
3 : Cukup
4 : Tinggi
5 : Sangat tinggi
3. Perencanaan
Strategi intervensi keperawatan komunitas meliputi 3 aspek yaitu primer,
sekunder dan tersier melalui proses kelompok, pendidikan kesehatan dan
kerjasama. Pengorganisasian komunitas diperlukan untuk membuat perubahan.
Pendekatan pengembangan salah satu model pengorganisasian masyarakat
dirancang untuk menumbuhkan kondisi kemajuan dan ekonomi masyarakat
dan partisipasi aktif masyarakat dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Pendekatan ini sangat tepat untuk pengorganisasian masyarakat dan sesuai dengan
prinsip PKU terutama dalam peningkatan partisipasi masyarakat dalam menuju
kemandirian.
Secara operasional pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui
tahap-tahap sebagai berikut:
a. Tahap persiapan, dilakukan untuk memilih daerah yang menjadi prioritas
menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan
bekerjasama dengan masyarakat.
b. Tahap pengorganisasian, adalah persiapan pembentukan kolompok
masyarakat, penyesuaian pola dalam masyarakat, dilanjutkan pemilihan ketua
kelompok dan pengurus inti.
c. Tahap pendidikan dan pelatihan, meliputi kegiatan pertemuan teratur
dengan kelompok masyarakat, pengkajian, menyusun, program
berdasarkan masalah keperawatan, melatih kader kesehatan yang akan
membina warga masyarakat di lingkungannya dan pelayanan langsung
terhadap individu, keluarga serta masyarakat.
d. Tahap formasi kepemimpinan, yaitu memberikan dukungan latihan dan
mengembangkan keterampilan kepemimpinan yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, penggerak dan pengawasan kegiatan pemeliharaan
kesehatan.
e. Tahap koordinasi intersektoral yaitu kerjasama dengan sektor terkait dalam
upaya memandirikan masyarakat.
f. Tahap akhir dilanjutkan dengan supervise bertahap dan diakhiri dengan
evaluasi serta umpan balik untuk perbaikan kegiatan kelompok kerja
berikutnya.
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan berfokus pada 3 tingkat pencegahan yaitu pencegahan primer,
sekunder dan tersier.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan komponen yang sangat penting untuk mengetahui


keberhasilan atau kegagalan suatu proyek. Evaluasi merupakan respon komunitas
atau masyarakat terhadap program kesehatan yang telah dilaksanakan
meliputi masukan (input), pelaksanaan (proses), hasil (output). Ada dua jenis
evaluasi yaitu sumatif dan formatif. Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang
dilakukan setelah beberapa lama kegiatan dilakukan, misalnya setelah enam bulan
kegiatan dilakukan barulah di evaluasi keberhasilan dari intervensi yang telah
dilakukan sedangkan evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan segera
setelah kegiatan dilakukan.
Kriteria pengukuran evaluasi menurut standar VI, yaitu :
a. Evaluasi bersifat sistematis dan berjalan terus
b. Respon klien terhadap intervensi didokumentasikan
c. Keefektifan intervensi dievaluasi dalam hubungannya dengan hasil
d. Data pengkajian yang berlanjut digunakan untuk merevisi
diagnosis/permasalahan, hasil dan perencanaan agar sesuai dengan biaya
e. Revisi diagnosis/permasalahan, hasil perencanaan didokumentasikan
f. Melibatkan klien, orang terdekat, provider kesehatan lain, serta pihak-pihak
terkait

Fokus evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas adalah:


a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan
b. Perkembangan dan kemajuan proses; kesesuaian dengan rencana,
pelaksanaan tindakan, fasilitas dan jumlah peserta
c. Efisiensi biaya yaitu bagaimana pencarian sumber dana dan penggunaan dana
d. Efektifitas kerja yaitu apakah tujuan tercapai atau klien atau masyarakat
merasa puas
e. Dampak yaitu apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan
tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau satu tahun.
BAB III
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Pengkajian Keperawatan Komunitas


Mahasiswa Program Profesi Program Ners Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya melakukan asuhan keperawatan komunitas di Desa
Permata Baru yang dilaksanakan mulai dari tanggal 9 Maret – 19 April 2020. Asuhan
keperawatan yang dilaksanakan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
meliputi kegiatan-kegiatan persiapan, pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
1. Persiapan
a) Persiapan Kemasyarakat
Langkah awal yang dilakukan untuk mengenal Desa Permata
Barudilakukan dengan menggunakan metode Windshield Survey, yaitu dengan
mengelilingi wilayah kerja pada tanggal 9-10 Maret 2020. Mahasiswa melihat
batas-batas wilayah Desa Permata Baru dan mengobservasi lingkungan fisik
dan juga melakukan beberapa wawancara. Wawancara dilakukan dengan
berbagai pihak seperti tokoh masyarakat seperti tokoh agama, tokoh adat dan
pejabat desa, kader posyandu, karang taruna, bidan desa serta beberapa
masyarakat.
Pertemuan pertama dalam kegiatan forum komunitas dilaksanakan pada
hari Jum’at tanggal 13 Maret 2020. Pertemuan ini bertujuan untuk menjalin
silaturahmi, perkenalan, penyampaian maksud dan tujuan dari praktek
keperawatan komunitas yang dilakukan, dan mendiskusikan bersama tokoh
masyarakat seperti tokoh agama, tokoh adat dan pejabat desa, kader posyandu,
karang taruna, bidan desa serta beberapa masyarakat. Pertemuan forum
komunitas juga dilakukan dengan mengadakan curah pendapat dan bekerja
sama dengan masyarakat dan tokoh masyarakat terutama mengenai masalah
kesehatan yang ada di Desa Permata Baru.
b) Persiapan Teknis
Persiapan teknis diawali dengan pertemuan dengan beberapa tokoh
masyarakat di Desa Permata Baru. Hasil dari pertemuan tersebut, yaitu
didapatkan beberapa permasalahan yang ada di Desa Permata Baru berupa
masalah pada kelompok remaja, dewasa, dan lansia.
2. Pengkajian
a) Proses Pengkajian
Proses pengkajian selanjutnya setelah didapatkan gambaran masalah
kesehatan pada masing-masing kelompok, yaitu mahasiswa bersama-sama
menyusun instrumen dan menyebarkan instrumen yang dilaksanakan pada hari
Senin dan Selasa, 16-17 Maret 2020. Selanjutnya data yang diperoleh dari
hasil kuesioner tersebut kemudian ditabulasi dan dianalisa.
b) Hasil Pengkajian
Data-data yang telah dianalisa kemudian divisualisasikan dalam bentuk
diagram.
1) Profil wilayah
Secara umum gambaran wilayah RT 03 Desa Permata Baru kecamatan
Indralaya Selatan berdasarkan Windshield Survey sebagai berikut:
Utara : Berbatasan dengan siring
Selatan : Berbatasan dengan kantor desa
Timur : Berbatasan dengan jalan aspal
Barat : Berbatasan dengan jalan aspal
2) Hasil Tabulasi Data
a) Struktur dan sifat keluarga
Diagram 3.1 Persentase Pendidikan Kepala Keluarga
Desa Permata Baru

Diagram di atas menunjukkan sebanyak 50% dari Kepala Keluarga


di Desa Permata Baru mempunyai latar belakang pendidikan SMA.

Diagram 3.2 Persentase Pekerjaan Kepala Keluarga

Desa Permata Baru

Diagram di atas menunjukkan sebagian besar pekerjaan dari Kepala


Keluarga di Desa Permata Baru mempunyai pekerjaan sebagai
karyawan swasta (PT).
b) Data ekonomi

Diagram 3.3 Persentase Penghasilan Kepala Keluarga

Desa Permata Baru

Diagram di atas menunjukkan sebagian besar 41% dari Kepala


Keluarga di Desa Permata Baru mempunyai penghasilan lebih dari 1
juta rupiah per bulan.

Diagram 3.4 Persentase Tabungan yang Dimiliki Keluarga

Desa Permata Baru

Diagram di atas menunjukkan sebagian besar 81% dari Keluarga di


Desa Permata Baru tidak mempunyai tabungan.
Diagram 3.5 Persentase Sumber Biaya Berobat

Desa Permata Baru

JAMINAN KESEHATAN

BPJS
Tidak Ada
42%
44%

JAMSOSKES KIS
ASKES
1%
9% 4%
Diagram di atas menunjukkan sebanyak 44% responden
mengatakan tidak memiliki jaminan kesehatan, 42% berasal dari
BPJS, 9% ASKES, 4% KIS, dan 1% dari jamsoskes.

c) LINGUNGAN FISIK
1) Lingkungan Rumah

Diagram 3.6 Persentase Tipe Rumah

Desa Permata Baru

Diagram di atas menunjukkan sebanyak 71% responden memliki tipe


rumah permanen.
Diagram 3.7 Persentase Keadaan Lantai Rumah Responden

Desa Permata Baru

Diagram di atas menunjukkan sebanyak 78% responden memiliki rumah dengan


lantai semen.

Diagram 3.8 Persentase Jendela Rumah Responden

Desa Permata Baru

Diagram di atas menunjukkan sebanyak 69% responden memiliki kebiasaan


membuka jendela di kamar tidur.
Diagram 3.9 Persentase Jendela Rumah Responden

Desa Permata Baru

Diagram di atas menunjukkan sebanyak 83% responden memiliki jendela di


setiap rumah.

Diagram 3.10 Persentase Keadaan Cahaya Rumah

Desa Permata Baru

Diagram di atas menunjukkan sebanyak 90% responden mengatakan cahaya di


rumah sudah cukup terang.
2) Sumber Air

Diagram 3.11 Persentase Pendapat Responden


tentang Sumber air Desa Permata Baru

SUMBER AIR
0%

5%

95%

Sumur PAM Air Mineral

Diagram di atas menunjukkan sebanyak 95% responden


mengatakan sumber air menggunakan sumur.

Diagram 3.12 Persentase Responden yang Memiliki Jamban

Desa Permata Baru

MEMILIKI JAMBAN DI RUMAH


TIDAK
0%

YA
100%

Diagram di atas menunjukkan sebanyak 100% responden memiliki jamban.


Tidak ada rumah yang tidak mempunyai jamban.
3) Pembuangan Sampah

Diagram 3.13 Persentase Kebiasaan Membuang Sampah Responden


Desa Permata Baru

Diagram di atas menunjukkan sebanyak 62% responden membuang sampah


dengan cara diangkut petugas, 31% dibakar, 4% dibiarkan berserakan, 36% dan
3% ditimbun.

4) Kandang Ternak

Diagram 3.13 Persentase Responden yang Memiliki Hewan Ternak

Desa Permata Baru

Diagram di atas menunjukkan sebanyak 95% responden tidak memiliki


hewan ternak, 5% responden memiliki hewan ternak.
Diagram 3.14 Persentase Letak Kandang Ternak Responden

Desa Permata Baru

Diagram di atas menunjukkan sebanyak 100% meletakkan kandang hewan


ternak di luar rumah.

5) TRANSPORTASI
Diagram 3.15 Persentase Alat Transportasi yang Dimiliki Responden

Desa Permata Baru

Diagram di atas menunjukkan sebanyak 10% responden Tidak memiliki kendaraan,

73% responden memiliki alat transpotasi motor, 5% motor dan mobil, 12% bentor.
Diagram 3.16 Persentase Alat Transportasi yang Digunakan Responden Desa
Permata Baru ke Yankes

Diagram di atas menunjukkan sebanyak 2% jalan kaki, 20% dengan angkutan umum
dan 78% motor.

e) PELAYANAN KESEHATAN DAN SOSIAL

Diagram 3.17 Persentase Penyakit 3 Bulan Terakhir

Desa Permata Baru

Diagram di atas menunjukkan sebanyak 35% responden dalam waktu 3 bulan


terakhir menderita penyakit ISPA, 30% hipertensi, 25% gatal-gatal dikulit
dan 10% lainnya.
Diagram 3.18 Persentase Pilihan Tempat Berobat Responden

Desa Permata Baru

Diagram di atas menunjukkan sebanyak 54% responden membawa anggota


keluarga yang sakit ke Puskesmas, Bidan 13%, Poskesdes 6%, 18% Dokter,
6% diobati sendiri dan 3% dibiarkan.

Diagram 3.19 Persentase Tanggapan Responden terhadap Pelayanan

Kesehatan Desa Permata Baru

Diagram di atas menunjukkan sebanyak 85% responden mengatakan


baik, 2% tidak baik dan 13% biasa saja.
Diagram 3.20 Persentase Kebutuhan Informasi Tentang Kesehatan

Desa Permata Baru

Diagram di atas menunjukkan sebanyak 44% responden mengatakan perlunya


informasi tentang kesehatan baik secara individu maupun kelompok, 12%
mengatakan tidak butuh.

Diagram 3.21 Persentase Kebiasaan Makan Sayur dan Buah

Desa Permata Baru

Diagram di atas menunjukkan bahwa 75% responden makan buah dan sayur
setiap hari, 25% tidak setiap hari.
Diagram 3.22 Persentase Pentingnya Cuci Tangan

Desa Permata Baru

PENTINGNYA CUCI TANGAN

100%

YA

Diagram di atas menunjukkan bahwa 100% responden mengatakan penting


mencuci tangan. Responden selalu mencuci tangan setelah BAB/BAK.

Diagram 3.23 Presentase Kebiasaan Merokok

Desa Permata Baru

Diagram di atas menunjukkan sebanyak 75% anggota keluarga merokok,


25% tidak merokok.
Diagram 3.24 Persentase Tempat Kebiasaan Merokok

Desa Permata Baru

Diagram di atas menunjukkan sebanyak 92% kebiasaan merokok dilakukan di


luar rumah dan 8% di dalam rumah.

f) SISTEM KOMUNIKASI
Diagram 3.25 Persentase Media dalam Menerima Informasi
Kesehatan Desa Permata Baru

MENERIMA INFORMASI KESEHATAN


Petugas Kesehatan Televisi Lainnya

5%

25%

Diagram di atas menunjukkan sebanyak 70% menerima informasi melalui


televisi, 5% dari petugas kesehatan dan 25% dari lainnya.
g) IBU HAMIL DAN MENYUSUI
a. Ibu Hamil
Diagram 3.26 Persentase Pemeriksaan Kehamilan

Desa Permata Baru

Diagram di atas menunjukkan sebanyak 67% pemeriksaan kehamilan ibu


dilakukan teratur dan 33% secara kadang-kadang.

b. Ibu Menyusui

Diagram 3.27 Persentase Ibu Memberikan ASI

Desa Permata Baru

Diagram di atas menunjukkan sebanyak 83% Ibu memberikan ASI pada bayi
dan 17% tidak.
c. Balita

Diagram 3.28 Persentase Usia Balita Responden Saat Ini

Desa Permata Baru

Diagram di atas menunjukkan sebanyak 40% usia balita kurang dari 1


tahun dan sebanyak 60% berusia lebih dari 1 tahun.

Diagram 3.29 Persentase Balita yang Dibawa ke Posyandu

Desa Permata Baru

Diagram di atas menunjukkan sebanyak 80% balita dibawa ke posyandu dan


20% tidak dibawa ke posyandu.
Diagram 3.30 Persentase Alasan Responden Tidak Membawa Balita ke Posyandu
Desa Permata Baru

Diagram di atas menunjukkan sebanyak 10% alasan tidak membawa ke


posyandu karena jauh, 60% tidak ada waktu dan 30% alasan lain.

d. Usia Lanjut

Diagram 3.31 Presentase Penyakit yang Diderita Lansia

Desa Permata Baru

Diagram diatas menjukkan lansia yang menderita penyakit hipertensi


sebanyak 31% dan lansia menderita reumatik sebanyak 15%, gatal-gatal 30%
dan lainnya sebanyak 24%.
Diagram 3.32 Presentase Upaya Lansia Untuk Mengatasi Penyakit

Desa Permata Baru

Diagram di atas menunjukkan sebanyak 11% lansia menggunakan tanaman


herbal unutk mengatasi penyakitnya, 19% penyakitnya diobati sendiri, dan 70%
lansia pergi ke tenaga kesehatan.

Diagram 3.33 Presentase kegiatan lansia mengikuti Posyandu Lansia

Desa Permata Baru

Diagram di atas menunjukkan kegiatan lansia mengikuti kegiatan posyandu


sebanyak 77% dan yang tidak mengikuti posyandu sebanyak 23%.
Diagram 3.34 Presentase Alasan Lansia Tidak mengikuti Posyandu

Desa Permata baru

Diagram di atas menunjukkan alasan lansia tidak mengikuti


posyandu karena tidak mau sebanyak 5%, karena tidak tahu sebanyak
80% dan alasan lain sebanyak 15%.
B. Analisa Data

ANALISA DATA
N DATA MASALAH
O KEPERAWATAN
KOMUNITAS
1 DO: Perilaku kesehatan
Hasil Observasi (dari Windshield cenderung beresiko
survey) berhubungan dengan
- Terlihat beberapa remaja di Desa pemilihan gaya hidup tidak
Permata Baru merokok di pasar, sehat merokok di Komplek
warung-warung warga dan beberapa Permata Desa Permata Baru
tongkrongan
Hasil angket
- 75% anggota keluarga merokok
diantaranya remaja
- Persentasi remaja merokok 92%
kebiasaan merokok dilakukan di luar
rumah dan 8% di dalam rumah.
- Persentasi remaja yang menghisap
lem aibon adalah 4%
DS:
Hasil Forum Komunitas
- Tokoh masyarakat menyatakan
sering melihat anak remaja yang
merokok
- Anak Ikatan Remaja Masjid
menyatakan remaja jarang sekali
mengikuti kegiatan keagamaan
2 DO: Pemeliharaan kesehatan
Hasil Observasi (dari Windshield tidak efektif berhubungan
survey) dengan ketidakcukupan
- Saluran pembuangan air seperti parit sumber daya mengenai
di RT 03 Komplek Permata kurang pengelolaan sampah di
terawat sehingga sirkulasi air Komplek Permata Desa
pembuangannya tidak lancar. Permata Baru
- Sampah terlihat berserakan di
saluran air dan juga semak-semak
- Hanya sebagian rumah yang ada
tempat penampungan sampah
sementara.
- Selokan atau saluran air terhambat
oleh sampah, tanah dan tanaman.
- Rumput liar tumbuh menutupi
selokan

Hasil angket :
- 62% responden membuang sampah
dengan cara diangkut petugas, 31%
dibakar, 4% dibiarkan berserakan,
36% dan 3% ditimbun.

DS :
Hasil Forum Komunitas
- Dari hasil forkom didapatkan
penduduk masih ada yang memilih
membuang sampah di sembarang
tempat dikarenakan tidak ada
tempat penampungan untuk
membuang sampah
- Beberapa warga mengatakan
sampah mereka diangkut oleh
tukang sampah keliling dan ada
yang di bakar.
3 DO: Defisit kesehatan
Hasil Observasi (dari Windshield komunitas berhubungan
survey) dengan hambatan akses ke
- Didapatkan bahwa kebanyakan pemberi pelayanan
lansia di desa kesehatan di Komplek
permata baru mengalami hipertensi dan Permata Desa Permata Baru
rematik
Hasil angket :
- Dari hasil kuesioner didapatkan
penyakit yang sering di derita selama
3 bulan terakhir yaitu hipertensi
memiliki presentase tertinggi kedua
setelah ISPA yaitu sebanyak 30%
hipertensi
- Dari hasil kuesioner didapatkan 31
% lansia memiliki riwayat penyakit
hipertensi
- Dari hasil kuesioner didapatkan
lansia mengikuti kegiatan posyandu
sebanyak 77% dan yang tidak
mengikuti posyandu sebanyak 23%.
DS :
Hasil Forum Komunitas
- Berdasarkan hasil forkom, ketua PKK
mengatakan kebanyakan penduduk
lansia desa permata menderita
hipertensi.
- Posyandu lansia rutin dilakukan,
hanya saja dilaksanakannya tidak lagi
di komplek permata melainkan di
komplek mandala sehingga warga
banyak yang tidak mengikuti
posyandu lansia dikarenakan jauh.

4 DO: Defisit pengetahuan


Hasil observasi Winshield Survey berhubungan dengan
- Ruang yang dijadikan UKS gabung kurang terpapar informasi
dengan ruang kelas untuk belajar mengenai pendidikan
siswa, ruangan di sekat menjadi dua. seksual pada siswa di SLB
- Jum;ah siswa di SLB 57 siswa dari Negeri Ogan Ilir.
tingkat sekolah dasar hingga tingkat
menengah ke atas dengan berbagai
macam jenis ketunaaan
- Jumlah pendidik yang terbatas hanya
9 orang dengan latar belakang S1
pendidikan bukan menjurus spesialis
dengan keadaan siswa di SLB.
DS:
- Para guru di SLB mengalami
kesulitan untuk mengedukasi murid-
murid di SLB mengenai pendidikan
seks untuk murid mereka dengan jenis
ketunaan yang berbeda-beda.

5 DO: Defisit pengetahuan


Hasil angket: berhubungan dengan
- Tempat penampungan air terbuka kurang terpapar informasi
adalah 60% mengenai pemeliharaan
- Sebanyak 90% penampungan air sumber air di Komplek
responden tidak terdapat jentik Permata Desa Permata Baru
nyamuk.
- Sebanyak 90% responden tidak
melakukan upaya pemberantasan
jentik nyamuk.
- Persentase Jarak sumber air dengan
septic tank <10 m masih sebanyak
49%
Hasil observasi Winshield Survey
- Semua rumah warga memiliki
tempat penampungan air walaupun
dalam keadaaan terbuka.
- Jarak antara sumber air dan septic
tank pada rumah warga cukup jauh,
walaupun tidak semuanya berjarak
>10 m, dikarenakan menyesuaikan
luas rumah itu sendiri.
- Letak sumur atau sumber air berada
di belakang rumah warga,
sedangkan letak septic tank di
depan halan rumah.
6 DO: Defisit kesehatan
Hasil angket: komunitas berhubungan
- Persentase penyakit yang paling dengan program kesehatan
banyak terjadi yaitu ISPA 35 %, tidak mengatasi seluruh
hipertensi 30 %, gatal-gatal 25%. masalah kesehatan
- Persentase komposisi masyarakat komunitas di Komplek
yang makan buah dan sayur setiap Permata Desa Permata Baru
hari sebanyak 75%
- Informasi kesehatan yang diterima
masyarakat dari petugas kesehatan
hanya sebesar 5%.
DS:
Hasil Forum Komunitas
- Berdasarkan hasil Forkom, petugas
kesehatan yaitu bidan desa menyatakan
melaksanakan posyandu balita secara
teratur bekerja sama dengan puskesmas
timbangan yang dilaksanakan setiap
tanggal 22. Posyandu ini dilakukan
setiap 1 bulan sekali.
- Pada kegiatan ini pula dilakukan
penyuluhan atau pendidikan kesehatan
tentang informasi mengenai kesehatan
ibu hamil, menyusui, serta balita. Dan
juga tentang masalah kesehatan yang
sering dialami (stunting).
SKORING
N Masalah A B C D E F G H I J K Tota Priorita
o keperawatan l s
1 Perilaku 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 37 II
kesehatan
cenderung
beresiko
berhubungan
dengan
pemilihan
gaya hidup
tidak sehat
merokok di
Komplek
Permata Desa
Permata Baru
2 Pemeliharaan 5 5 4 4 4 5 3 3 3 3 3 42 I
kesehatan
tidak efektif
berhubungan
dengan
ketidakcukupa
n sumber daya
mengenai
pengelolaan
sampah di
Komplek
Permata Desa
Permata Baru

3 Defisit 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 36 III
kesehatan
komunitas
berhubungan
dengan
hambatan
akses ke
pemberi
pelayanan
kesehatan di
Komplek
Permata Desa
Permata Baru

4 Defisit 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 26 VIII
pengetahuan
berhubungan
dengan
kurang
terpapar
informasi
mengenai
pendidikan
seksual pada
siswa di SLB
Negeri Ogan
Ilir.

5 Defisit 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 34 V
pengetahuan
berhubungan
dengan
kurang
terpapar
informasi
mengenai
pemeliharaan
sumber air di
Komplek
Permata Desa
Permata Baru

6 Defisit 3 2 4 4 4 3 3 3 2 3 2 33 VI
kesehatan
komunitas
berhubungan
dengan
program
kesehatan
tidak
mengatasi
seluruh
masalah
kesehatan
komunitas di
Komplek
Permata Desa
Permata Baru

Keterangan Huruf: H= Waktu


A= Resiko Terjadi I= Dana
B= Resiko Parah J= Fasilitas Kesehatan
C= Potensial untuk Pendidikan K= Sumber Daya
Kesehatan
D= Minat Masyarakat Keterangan Angka:
E= Mungkin Diatasi 1= Sangat Rendah
F= Sesuai dengan Program 2= Rendah
Pemerintah 3= Cukup
G= Tempat 4= Tinggi
5= Sangat Tinggi

BAB IV
PEMBAHASAN
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan pada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok
resiko tinggi, dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan
(Sprdley, 1985; Logan dan Dawki, 1987).
Dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan oleh
mahasiswa Co-Ners Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya melalui lima tahap yaitu: melakukan pengkajian,
merumuskan diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi keperawatan,
melaksanakan implementasi keperawatan dan mengevaluasi intervensi.

A. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan di Komplek Permata RT 03, Desa Permata
Baru menggunakan beberapa tahap yang meliputi pengumpulan data,
pengolahan data dan analisa data. Sebelum pengkajian, mahasiswa melakukan
pendekatan kepada Kepala Desa, Kepala Dusun II, RT, Bidan Desa, Tokoh
Masyarakat dan Tokoh Agama. Setelah hubungan interpersonal yang baik
terjalin antara mahasiswa dan masyarakat desa, maka dilanjutkan dengan
pengumpulan data yang dimulai dengan Winshield Survey. Whinshield Survey
yang dilakukan oleh mahasiswa dibantu oleh tokoh masyarakat seperti tokoh
agama, tokoh adat dan pejabat desa, bidan desa serta beberapa masyarakat.
Dalam kegiatan Winshield Survey ini mahasiswa berkeliling di RT 03 Desa
Permata Baru untuk mengidentifikasi adanya masalah kesehatan pada
masyarakat desa.
Proses pengumpulan data juga dilakukan dengan menggunakan
metode kuesioner. Pengumpulan data dengan metode kuesioner dilakukan
pada setiap kepala keluarga dengan melakukan pengkajian yang meliputi data
demografi, ekonomi, pendidikan, pekerjaan, lingkungan fisik, keamanaan,
transportasi, politik, dan rekreasi yang disesuaikan dengan konsep
keperawatan komunitas menurut Betty Neuman dan Anderson serta beberapa
pengkajian yang berfokus pada kesehatan anak, remaja, ibu hamil dan lansia.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan dengan Winshield Survey dan
penyebaran kuesioner dapat diidentifikasi adanya beberapa faktor yang sangat
berpengaruh, antara lain:
1. Kekuatan
Dalam pelaksanaan pengkajian dan pengumpulan data di Komplek
Permata Desa Permata Baru, mahasiswa mendapatkan dukungan dari
aparat desa setempat (Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Dusun, RT,
Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama), kader dan masyarakat desa. Hal ini
terlihat dari peran aktif masyarakat dalam mengisi kuesioner yang
dibagikan, dan wawancara.

2. Kelemahan
Banyaknya jumlah warga di Komplek Permata Desa Permata Baru, serta
beberapa rumah warga yang kosong atau dengan jumlah anggota keluarga
yang tidak lengkap di rumah menjadi kendala bagi mahasiswa untuk
mengkaji seluruh anggota keluarga. Hal ini menyebabkan pengkajian tidak
dapat dilakukan secara langsung pada seluruh anggota keluarga.

3. Kesempatan
Adanya izin dari Sekretaris Desa, Kepala Dusun, RT dan adanya
kerjasama dengan Poskesdes Permata Baru memudahkan mahasiswa
untuk melengkapi data pengkajian. Selain itu, di Desa Permata Baru jarang
dilakukan implementasi di bidang kesehatan secara langsung ke
masyarakat (seperti penyuluhan kesehatan) sehingga masyarakat tampak
antusias terhadap kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa.

4. Ancaman
Jumlah anggota keluarga yang tidak lengkap karena adanya kesibukan
sehingga dibutuhkan metode khusus dalam pengumpulan data untuk
mendapatkan hasil yang dapat menggambarkan kondisi kesehatan
masyarakat di RT 03 Komplek Permata Desa Permata baru.

B. Diagnosa Keperawatan
Setelah dilakukan pengkajian selama 6 hari, mahasiswa melakukan
pengolahan data dan dilanjutkan dengan menganalisa data. Berdasarkan hasil
analisa data, terindentifikasi masalah keperawatan komunitas yang ditemukan
di Komplek Permata Baru Desa Permata Baru yaitu:
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan pemilihan
gaya hidup tidak sehat merokok di Komplek Permata Baru Desa Permata
Baru
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakcukupan
sumberdaya mengenai pengelolaan sampah di Komplek Permata Baru
Desa Permata Baru
3. Defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan hambatan akses ke
pemberi pelayanan kesehatan di Komplek Permata Desa Permata Baru
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
mengenai pemeliharaan sumber air di Komplek Permata Desa Permata
Baru
5. Defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan program kesehatan tidak
mengatasi seluruh masalah kesehatan komunitas di Komplek Permata
Desa Permata Baru

Masalah-masalah tersebut kemudian diskoring untuk menentukan prioritas


masalah keperawatan dan didapatkan masalah keperawatan dari skor tertinggi
hingga skor yang terendah, yaitu:
1. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakcukupan
sumberdaya mengenai pengelolaan sampah di Komplek Permata Baru
Desa Permata Baru
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan pemilihan
gaya hidup tidak sehat merokok di Komplek Permata Baru Desa Permata
Baru
3. Defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan hambatan akses ke
pemberi pelayanan kesehatan di Komplek Permata Desa Permata Baru
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
mengenai pemeliharaan sumber air di Komplek Permata Desa Permata
Baru
5. Defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan program kesehatan tidak
mengatasi seluruh masalah kesehatan komunitas di Komplek Permata
Desa Permata Baru

C. Intervensi Keperawatan

D. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan kegiatan keperawatan komunitas di Komplek Permata Desa
Permata Baru di RT 03 berfokus pada tingkat pencegahan primer, sekunder
dan tersier. Sebagian besar kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan
rencana kegiatan yang telah disepakati bersama dengan kader, Kepala Desa,
dan Bidan Desa. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain:
1. Penyuluhan Remaja Mengenai Perilaku Merokok
a) Kekuatan
1) Adanya dukungan dari orang tua remaja serta masyarakat untuk
mengurangi kebiasaan merokok pada remaja.
2) Adanya media untuk penyuluhan serta pemutaran video tentang
bahaya merokok
b) Kelemahan
1) Tidak semua remaja berpartisipasi dalam penyuluhan
2) Durasi pemutaran video tentang bahaya merokok membuat remaja
tidak kondusif lagi
c) Kesempatan
1) Masyarakat mau menerima kehadiran mahasiswa untuk
melaksanakan kegiatan penyuluhan dan tentang perilaku
menyimpang remaja
2) Belum adanya kegiatan penyuluhan kesehatan dengan sasaran
remaja sehingga peserta antusias untuk mengikuti kegiatan yang
diadakan oleh mahasiswa.
d) Ancaman
1) Kurangnya kesadaran dari para remaja karena merokok dan
menjadi kebiasaan sehari-hari.
2) Kurangnya informasi yang gencar tentang bahaya merokok dan
dampaknya bagi kesehatan diri sendiri ataupun orang lain di
sekitarnya.

2. Penyuluhan tentang PHBS Mengenai Pengolahan Sampah yang baik dan


Dampak dari Saluran Pembuangan Air yang tidak lancar
a) Kekuatan
1) Adanya dukungan dari masyarakat desa Permata Baru di RT 03
2) Sarana yang memadai seperti tempat dan media penyuluhan
b) Kelemahan
1) Banyak masyarakat lebih memilih untuk melakukan pekerjaan
rumah tangga daripada mengikuti penyuluhan yang diadakan
mahasiswa
c) Kesempatan
1) Masyarakat mau menerima kehadiran mahasiswa untuk
melaksanakan penyuluhan PHBS tentang pengolahan sampah
yang baik dan dampak dari saluran air yang tidak lancar.
2) Belum pernah diadakan penyuluhan PHBS mengenai
pengolahan sampah yang baik dan dampak dari saluran air yang
tidak lancar
d) Ancaman
1) Kurangnya pengetahuan para masyarakat tentang pengolahan
sampah yang baik dan dampak dari saluran air yang tidak lancar
sehingga kurang berminat dalam mengikuti kegiatan penyuluhan.
2) Masyarakat menganggap penolahan sampah dan dampak air yang
tidak lancar sebagai hal biasa dan tidak perlu dikhawatirkan
3. Gotong Royong
a) Kekuatan
1) Adanya dukungan dari masyarakat desa Permata Baru di RT
03
2) Kesediaan masyarakat untuk turut serta dalam kegiatan gotong
royong.
3) Antusias dari para remaja untuk melakukan gotong royong.
b) Kelemahan
1) Beberapa masyarakat tidak mengikuti gotong royong dengan
alasan ada kegiatan lain di waktu yang bersamaan dengan gotong
royong.
2) Kegiatan gotong royong dilakukan terlalu pagi sehingga masih
menunggu masyarakat terlebih dahulu untuk berkumpul
melakukan gotong royong.
3) Hanya remaja yang lebih aktif daripada yang dewasa.
c) Kesempatan
1) Masyarakat mau menerima kehadiran mahasiswa untuk
melaksanakan kegiatan gotong royong.
d) Ancaman
1) Kurangnya kesadaran dari para remaja dan dewasa untuk
melakukan gotong royong setiap minggu.
2) Kurangnya informasi yang gencar tentang kegiatan gotong
royong.

4. Penyuluhan Hipertensi dan Reumatik pada Lansia


a) Kekuatan
1) Adanya dukungan dari masyarakat untuk kegiatan pengkajian
dan penyuluhan penyakit hipertensi dan reumatik pada lansia
2) Adanya media untuk melaksanakan kegiatan pengkajian dan
penyuluhan seperti tensimeter, laptop. LCD, leaflet
b) Kelemahan
1) Kondisi kesehatan lansia yang tidak memungkinkan untuk
menghadiri kegiatan pengkajian dan penyuluhan.
2) Kurangnya pengetahuan lansia tentang pentingnya perawatan
kesehatan terkait dengan penyakit degeneratif khususnya
penyakit hipertensi dan reumatik
c) Kesempatan
1) Masyarakat mau menerima kehadiran mahasiswa untuk
melaksanakan pengkajian dan penyuluhan mengenai penyakit
hipertensi dan reumatik pada lansia
2) Belum pernah diadakannya kegiatan pengkajian dan penyuluhan
mengenai hipertensi dan reumatik sehingga antusias lansia tinggi
d) Ancaman
1) Kurangnya kemampuan dan pengetahuan kader mengenai
penyakit hipertensi dan reumatik pada lansia.
2) Belum pernah mendapatkan pelatihan mengenai pengkajian
lansia sebelumnya

5. Senam Hipertensi pada Lansia


a) Kekuatan
1) Adanya dukungan dari masyarakat untuk kegiatan yang akan
dilakukan oleh mahasiswa.
2) Sarana yang memadai seperti tempat, laptop, sound system.
b) Kelemahan
1) Kurangnya antusias lansia mengikuti senam dikarenakan
kesibukan beberapa lansia yang bertepatan dengan waktu
pelaksanaan kegiatan.
2) Kondisi kesehatan lansia yang tidak memungkinkan untuk
mengikuti senam lansia.
c) Kesempatan
1) Belum pernah diadakan kegiatan senam lansia sebelumnya
d) Ancaman
1) Kondisi kesehatan lansia yang tidak memungkinkan untuk
mengikuti senam setiap minggunya
6. Penyuluhan Tentang PHBS Mengenai Pemeliharaan Sumber Air yang
Baik, Pembasmian Jentik Nyamuk, dan Pentingnya Pengaturan Jarak
Septic Tank dengan Sumber Air
a) Kekuatan
1) Adanya dukungan dari masyarakat desa Permata Baru untuk
kegiatan penyuluhan terhadap pengelolan sumber air yang baik,
pembasmian jentik nyamuk, dan pengaturan jarak septic tank
dengan sumber air.
2) Adanya media untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan seperti
laptop, LCD, dan leaflet.
b) Kelemahan
1) Tidak semua masyarakat berpartisipasi dalam penyuluhan.
c) Kesempatan
1) Masyarakat mau menerima kehadiran mahasiswa untuk
melaksanakan penyuluhan mengenai pemeliharaan sumber air
yang baik.
2) Belum pernah diadakannya kegiatan penyuluhan mengenai
pemeliharaan sumber air yang baik pada masyarakat RT.03 di
desa Permata Baru.
d) Ancaman
1) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan
sumber air dengan baik sehingga kurang berminat dalam
mengikuti kegiatan penyuluhan.
2) Masyarakat menganggap pemeliharaan sumber air yang baik
sebagai hal biasa dan tidak penting.

7. Gotong-Royong Membersihkan Lingkungan dan Mengelola Tempat


Penampungan Air
a) Kekuatan
1) Adanya dukungan dari masyarakat desa Permata Baru di RT.03,
ketua RT.03 dan kepala desa permata baru.
2) Kesediaan masyarakat untuk turut serta dalam kegiatan gotong
royong dalam membersihkan lingkungan dan mengelola tempat
penampungan air.
3) Antusias dari masyarakat untuk melakukan gotong royong
membersihkan lingkungan dan mengelola tempat penampungan
air.
b) Kelemahan
1) Beberapa masyarakat tidak mengikuti gotong royong dengan
alasan ada kegiatan lain di waktu yang bersamaan dengan gotong
royong.
2) Tidak tersedianya tempat sampah di lingkungan sekitar
masyarakat RT.03 desa Permata Baru.
c) Kesempatan
1) Masyarakat mau menerima kehadiran mahasiswa untuk
melaksanakan kegiatan gotong royong.
2) Belum adanya kegiatan gotong royong dalam membersihkan
tempat penampungan air dan saluran air di lingkungan RT.03
d) Ancaman
1) Kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk melakukan
gotong royong secara rutin

8. Penyuluhan Tentang Penyakit ISPA


a) Kekuatan
1) Adanya dukungan dari ketua RT.03, Kepela Desa dan
masyarakat desa Permata Baru.
2) Adanya media untuk melaksanakan kegiatan pengkajian dan
penyuluhan seperti laptop, LCD, leaflet.
b) Kelemahan
1) Tidak semua masyarakat berpartisipasi dalam penyuluhan.
c) Kesempatan
1) Masyarakat mau menerima kehadiran mahasiswa untuk
melaksanakan penyuluhan tentang tentang penyakit ISPA.
2) Belum pernah diadakannya kegiatan penyuluhan tentang
penyakit ISPA pada masyarakat RT.03 di desa Permata Baru.
d) Ancaman
1) Masyarakat menganggap penyakit ISPA sebagai penyakit biasa
dan tidak perlu dikhawatirkan.

9. Penyuluhan tentang Manfaat Makan Sayur dan Buah Setiap Hari


a) Kekuatan
1) Adanya dukungan ketua RT.03, Kepela Desa dan masyarakat
desa Permata Baru
2) Adanya media untuk melaksanakan kegiatan pengkajian dan
penyuluhan seperti laptop, LCD, leaflet.
b) Kelemahan
1) Banyak masyarakat lebih memilih untuk melakukan pekerjaan
rumah tangga daripada mengikuti penyuluhan yang diadakan
mahasiswa
c) Kesempatan
1) Masyarakat mau menerima kehadiran mahasiswa untuk
melaksanakan penyuluhan tentang makan buah dan sayur setiap
hari
2) Belum pernah diadakannya kegiatan penyuluhan tentang
pentingnya makan buah dan sayur setiap hari
d) Ancaman
1) Terdapat masyarakat dengan tingkat ekonomi yang rendah yang
menyulitkan untuk membeli buah dan sayur setiap hari sehingga
kurang berminat dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
2) Kurangnya informasi yang gencar tentang pentingnya makan
buah dan sayur setiap hari

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang dilakukan yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif pada
setiap tindakan keperawatan untuk melihat sejauh mana keberhasilan tindakan
keperawatan yang sudah dilakukan, dan dibandingkan dengan tujuan yang
telah ditetapkan dalam laporan pendahuluan dan satuan acara penyuluhan.
Evaluasi sumatif yang seharusnya dilakukan untuk mengetahui kemajuan
implementasi yang sudah dilakukan di Desa Permata Baru RT 03, tidak dapat
dilakukan. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan waktu praktek mahasiswa
sehingga evaluasi sumatif setelah 3 sampai 6 bulan tidak dilakukan.
1. Evaluasi Struktur
Dalam melakukan implementasi masalah keperawatan yang
ditemukan di Desa Permata Baru RT 03, setiap mahasiswa bertukar peran
seperti peran sebagai penanggung jawab, penyaji, moderator, notulen,
fasilitator dan observer kegiatan. Mahasiswa juga selalu hadir dalam setiap
implementasi. Selain itu, tersedianya sarana dan prasarana yang
menunjangdalam melakukan impelentasi seperti flipchart, leaflet, daftar
hadir, alat peraga untuk membuat obat tradisional, dan alat pemeriksaan
fisik (tensimeter, meteran dan timbangan).

2. Evaluasi Proses
Hampir setiap kegiatan implementasi yang dilakukan di Desa Permata
Baru RT 03 tidak berjalan sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.Hal ini dikarenakan menunggu peserta yang hadir lebih
banyak.Selain itu, terkadang jumlah peserta yang hadir tidak mencapai
target yang ditetapkan.

3. Evaluasi Hasil
Umumnya setiap tindakan yang dilakukan dapat berjalan dengan
baik dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Selain itu, perlu dilakukan rencana tindaklanjut untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan meneruskan kegiatan
yang telah dilakukan mahasiswa selama praktek di Desa Permata Baru RT
03. Rencana tindak lanjut ini juga melibatkan partisipasi masyarakat dan
kader posyandu bersama beserta seluruh aparat desa, tokoh agama dan
tokoh masyarakat yang ada di desa.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari praktek keperawatan
komunitas di Komplek Permata Desa Permata Baru Rt 03:
1. Pengkajian
a) Pengkajian yang dilakukan di Komplek Permata Desa Permata
Baru menggunakan beberapa tahap yang meliputi pengumpulan
data, pengolahan data dan analisa data.
b) Pengumpulan data dimulai dengan Wienshield Survey
c) Proses pengumpulan data juga dilakukan dengan mengunakan
metode penyebaran/pengisian kuesioner, wawancara dan metode
Focus Group Discussion (FGD) berdasarkan kelompok-kelompok
tertentu (kelompok lansia, anak usia sekolah (SLB), kelompok ibu
hamil, dan kelompok remaja)
d) Pengumpulan data dengan metode kuesioner dilakukan pada 180
kepala keluarga di RT 03. Setiap kepala keluarga yang menjadi
responden dalam pengisian kuesioner diminta untuk mengisi data
yang meliputi data demografi, pendidikan dan pekerjaan, ekonomi,
lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan sosial,sistem
komunikasi, inu hamil dan menyusui, balita, usia lanjut yang
disesuaikan dengan konsep keperawatan komunitas menurut Betty
Neuman dan Anderson serta beberapa pengkajian yang berfokus
pada kesehatan anak, remaja, ibu hamil dan lansia.
2. Diagnosa Keperawatan
 Perumusan diagnosa keperawatan didasarkan pada pengolahan
data-data yang telah didapatkan dari pengkajian sebelumnya,
kemudian dilanjutkan dengan proses analisa data sehingga
teridentifikasi 5 masalah keperawatan komunitas di Komplek
Permata Desa Permata Baru Rt 03.
 Masalah-masalah tersebut kemudian diskoring untuk menentukan
prioritas masalah kesehatan.
Masalah keperawatan tersebut antara lain:
a) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
ketidakcukupan sumberdaya mengenai pengelolaan sampah di
Komplek Permata Baru Desa Permata Baru
b) Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan
pemilihan gaya hidup tidak sehat merokok di Komplek Permata
Baru Desa Permata Baru
c) Defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan hambatan akses
ke pemberi pelayanan kesehatan di Komplek Permata Desa
Permata Baru
d) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi mengenai pemeliharaan sumber air di Komplek Permata
Desa Permata Baru
e) Defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan program
kesehatan tidak mengatasi seluruh masalah kesehatan komunitas di
Komplek Permata Desa Permata Baru.
3. Perencanaan Intervensi
a) Setelah didapatkan 7 masalah keperawatan komunitas yang
ditemukan di Desa Permata Baru, masalah-masalah tersebut
kemudian didiskusikan bersama masyarakat lainnya dalam kegiatan
Lokakarya Mini.
b) Hasil kesepakatan yang diperoleh dari Lokakarya Mini meliputi
rencana kegiatan untuk mengatasi setiap masalah keperawatan
komunitas baik jenis, waktu, sasaran sekaligus penanggung jawab
setiap kegiatan.
c) Intervensi yang akan dilakukan berfokus pada tingkatan
pencegahan primer, sekunder dan tersier).
4. Pelaksanaan Intervensi (Implementasi)
Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan di Desa Permata Baru Rt
03 antara lain:
a) Melakukan penyuluhan terhadap remaja mengenai perilaku
merokok
b) Melakukan penyuluhan tentang PHBS mengenai pengolahan
sampah yang baik dan dampak dari saluran pembuangan air yang
tidak lancar
c) Melakukan gotong royong
d) Melakukan penyuluhan hipertensi dan rematik pada lansia
e) Mengadakan senam hipertensi pada lansia
f) Melakukan penyuluhan tentang PHBS mengenai pemeliharaan
sumber air yang baik, pembasmian jentik nyamuk, dan pentingnya
pengaturan jarak septic tank dengan sumber air
g) Melakukan gotong-royong membersihkan lingkungan dan
mengelola tempat penampungan air
h) Melakukan penyuluhan tentang penyakit ISPA
i) Melakukan penyuluhan tentang mannfaat makan buat dan sayur
setiap hari
5. Evaluasi
a) Evaluasi sumatif tidak dapat dilakukan dikarenakan adanya
keterbatasan waktu praktek mahasiswa sehingga evaluasi sumatif
setelah 3 sampai 6 bulan ke depan.
b) Evaluasi struktur: setiap mahasiswa bertukar peran seperti peran
sebagai penanggung jawab, penyaji, moderator, notulen, fasilitator
dan observer kegiatan. Mahasiswa juga selalu hadir dalam setiap
implementasi. Selain itu, tersedianya sarana dan prasarana yang
menunjang dalam melakukan impelentasi seperti flipchart, leaflet,
daftar hadir, alat peraga untuk membuat obat tradisional, dan alat
pemeriksaan fisik (tensimeter, meteran dan timbangan).
c) Evaluasi proses: hampir setiap kegiatan implementasi yang
dilakukan di Desa Permata Baru RT 03 tidak berjalan sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan. Hal ini dikarenakan
menunggu peserta yang hadir lebih banyak. Selain itu, terkadang
jumlah peserta yang hadir tidak mencapai target yang ditetapkan.
d) Evaluasi hasil: umumnya setiap tindakan yang dilakukan dapat
berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu, perlu dilakukan rencana
tindaklanjut untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan
meneruskan kegiatan yang telah dilakukan mahasiswa selama
praktek di Desa Permata Baru RT 03. Rencana tindak lanjut ini
juga melibatkan partisipasi masyarakat dan kader posyandu
bersama beserta seluruh aparat desa, tokoh agama dan tokoh
masyarakat yang ada di desa.

B. Saran

Untuk mempertahankan dan mengaktifkan kegiatan-kegiatan yang


dilakukan, diharapkan:

1. Kepada kader, bidan desa dan pihak puskesmas diharapkan dapat


melakukan analisa yang tepat dari hasil pengkajian kesehatan yang
telah dilakukan sebelumnya, menentukan prioritas, menyusun
rencana tindakan serta melakukan implementasi/ penanganan
terhadap masalah-masalah kesehatan yang ada di desa Permata Baru.
Selain itu juga kepada kader dan pihak puskesmas dapat melakukan
evaluasi untuk setiap implementasi yang telahdilakukan.
2. Kepada kader, bidan desa dan pihak puskesmas hendaknya
melakukan pemantauan kesehatan lansia baik melalui kunjungan
rumah maupun kegiatan posyandulansia.
3. Kepada pihak puskesmas maupun yang berwenang diharapkan dapat
memberikan penyuluhan mengenai kesehatan remaja minimal
sebulansekali.
4. Diharapkan kepada anak-anak dan seluruh masyarakat Komplek
Permata Desa Permata Baru yang telah mengetahui cara mencuci
tangan yang benar dapat dipraktikkan di lingkungan rumah maupun
di sekolah.Terkhusus kepada orang tua dapat mengingatkan kepada
anak-anaknya untuk mencuci tangan dan tidak membuang
sampahsembarangan.
5. Kepada Kader dan pihak puskesmas diharapkan dapat melanjutkan
kegiatan senam hipertensi agar masalah hipertensi di wilayah desa
permata Baru dapat diminimalisir.

6. Kepada Kepala desa, perangkat desa yang berwenang baik ketua RT,
Kadus, penggerak PKK, karang Taruna, IRMA serta seluruh
masyarakat, RT 03 dapat bahu membahu melanjutkan kegiatan
gotong royong yang telah dilaksanakan setiap hari Minggu mulai
pukul 07:00 pagi hinggaselesai.
7. Kepada Kepala Desa beserta perangkat yang berwenang di Desa
Permata Baru diharapkan dapat melakukan advokasi maupun
menyusun proposal terkait masalah sampah dan bagaimana
penyelesaiannya yang ditujukan kepada pihak dinas kesehatan
OganIlir.
8. Kepada kader dan pihak puskesmas diharapkan dapat
mendokumentasikan setiap kegiatan kesehatan yang dilakukan
sehingga dapat menjadi penyemangat bagi kader-kaderselanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Akbar, M.A. (2019). Buku Ajar Konsep-konsep Dasar dalam
Keperawatan Komunitas. Yogyakarta: Deepublish.
Anderson, T.E., McFarlane, J. (2007). Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori
dan Praktik: Edisi 3. Jakarta: EGC.

Effendi, F., & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan


Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Harnilawati., (2013). Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas. PT. Penerbit
Pustaka As Salam.

Mubarak, W. I., Chayatin, Nurul., & Santoso., B.A. (2006). Ilmu Keperawatan
Komunitas Buku 2 Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.

Sumijatun, dkk. (2006). Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai