Anda di halaman 1dari 89

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DUSUN

KEPUNG BARAT DESA KEPUNG KECAMATAN KEPUNG

KABUPATEN KEDIRI

(Tanggal 16 April – 28 April 2018)

Oleh :

Kelompok Dusun Kepung Barat

PRODI D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA KEDIRI

TAHUN 2018
NAMA KELOMPOK 5 DUSUN KEPUNG BARAT :

1. Dhita Murni Diyanti (201503031)


2. Erina Maystasari (201503036)
3. Gaury Intan Koswara (2015
4. M.Zaenal Bachrudin (201503062)
5. Niken Ayu Linawati (201503066)
6. Rima Septa Triana (2015030
7. Rinda Wahyuningsih (201503081)
8. Sila Inka Fitrya (
9. Sutriani (201503089)
10. Tegar Eko Wahyu N C (20150390)
11. Trigel Desyanti P (201503092)
12. Viana Dwi Rahmawati (201503093)
13. Vicky Rian Pradana (201503094)
14. Wahyu Ferriyawan (201503095)
15. Winda Pramudhita (201503096)
16. Wulandari (201503097)
17. Yefi Wijayanti (201503098)
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Laporan Asuhan Keperawatan Komunitas Di Dusun Kepung Barat Desa Kepung
Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri.

Kelompok : Kepung Barat.

Tanggal : 16 April – 28 April 2018

Telah disahkan dan disetujui pada tanggal :

Ketua Kelompok

Vicky Rian Pradana


201503094

Pembimbing Institusi Pembimbing Institusi

Sutiyah Heni.S.Kep.Ns.,M.Kes Ns. Vela Purnamasari.,M.Kep


NIK : 073128-03-10-2-11 NIK: 073128-03-12-2-13

Ketua Prodi D3 Keperawatan


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI Kepala Desa

Ns. Lilik Setiawan.,S.pd.,M.Kep Yahudi Santoso


NIK: 073128-03-98-1-04

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atau segala rahmat dan hidayah-Nya
yang telah dilimpahkan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas praktik
keperawatan komunitas di Dusun Kepung Barat.

Dalam penyusunan laporan praktik komunitas ini kami menyadari sepenuhnya bahwa tanpa
bantuan dari semua pihak yang terkait penulisan laporan kegiatan praktik komunitas ini tidak
dapat terselesaikan. Untuk itu dengan segala hormat penulis menyampaikan terima kasih
kepada :

1. Hj. Reni Yuli Astutik.,SST.,M.Kes selaku ketua STIKES Karya


Husada Kediri.
2. Ns.Lilik Setiawan.,S.pd.,M.Kep selaku Ketua Prodi D3
Keperawatan STIKES Karya Husada Kediri.
3. Hj.Sumarmiati.,SST.,M.Kes selaku pembimbing dari Puskesmas
Kepung yang sabar membimbing, memberi semangat dan saran
sehingga laporan kegiatan praktek komunitas ini dapat terselesaikan
dengan baik.
4. Ns.Sutiyah Heni.,M.Kes, Ns.Vela Purnamasari.,M.Kep selaku dosen
pembimbing yang dengn sabar membimbing, memberi semangat,
memberi saran, dan perhatian sehingga laporan kegiatan praktek
komunitas ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Bapak Karman selaku kepala Dusun Barat yang telah memberikan
bimbingan dan memberikan kesempatan kepada kami untuk
mengabdi di Dusun Kepung Barat selama 2 minggu.
6. Seluruh Bapak RT di Dusun Kepung Barat yang telah memberikan
izin dan memberikan kesempatan kepada kami untuk belajar di
Dusun Kepung Barat.
7. Ibu Kader Dusun Kepung Barat yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk belajar di Dusun Kepung Barat.
8. Dan seluruh teman-teman D3 Kperawtan yang sudah membantu dan
memberikan motivasi kepada kami dalam menyelesaikan laporan
praktek komunitas ini dengan baik.
Kami menyadari laporan kegiatan praktek komunitas ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan.
Demikian laporan kegiatan praktek komunitas ini kami buat, semoga bermanfaat bagi
kami khususnya dan pembaca pada umumnya.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama


untuk hidup, karena setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki
kesehatan. Kenyataannya tidak semua orang memperoleh atau memiliki
derajat kesehatan yang optimal, karena berbagai masalah secara global
diantaranya adalah kesehatan lingkungan yang buruk, sosial ekonomi
yang rendah yang menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi,
pemeliharaan kesehatan pendidikan dan kebutuhan lainnya. Oleh karena
itu pelayanan kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan dan alat
untuk mencapai kesehatan sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam
rangka mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan


mampu mendorong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Berbagai
upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk pelayanan
kesehatan yaitu melalui Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai rujukannya.
Hal ini merupakan Sistem Pelayanan Kesehatan yang dikembangkan
dalam Sistem Kesehatan Nasional dengan melibatkan peran serta
masyarakat.

Upaya untuk mengoptimalkan kesehatan masyarakat yang


memerlukan dukungan dan peran serta aktif masyarakat antara lain
adalah : Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas khususnya Kesehatan Ibu
dan Anak, Perbaikan Gizi, Keluarga Berencana, Pemberantasan Penyakit
Menular, Penyuluhan Kesehatan, Perawatan Kesehatan Masyarakat,
Perawatan Usia Lanjut dan sebagainya.

Disini masalah kesehatan bukan sekedar masalah sakit atau tidak


sakit serta penanggulangannya, tetapi lebih luas dan majemuk dari yang
diperkirakan baik dari segi penanggulangan maupun dari segi
pencegahan. Perilaku masyarakat salah satu faktor yang menentukan
penyakit, serta budaya yang menentukan gaya hidup masyarakat akan
menciptakan keadaan lingkungan yang sesuai, bagaimana sekelompok
masyarakat memperlakukan lingkungan air, udara dan sebagainya.
Sehingga untuk menjadi sehat, tidak cukup hanya pencegahan penyakit
secara perorangan, tetapi harus melihat dan mengelola massyarakat
sebagai salah satu kesatuan bersama lingkungan hidupnya.

Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subjek dan objek


pelayanan kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya
perlu dilibatkan secara lebih aktif dalam upaya peningkatan status
kesehatannya dan mengikuti seluruh kegiatan kesehatan komunitas. Hal
ini dimulai dari pengenalan masalah kesehatan sampai penanggulangan
masalah dengan melibatkan individu, keluarga dan kelompok
masyarakat.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja sama dengan


individu, keluarga dan kelompok masyarakat di tatanan pelayanan
kesehatan komunitas dengan menerapkan konsep kesehatan dan
keperawatan komunitas. Pendekatan secara kelompok dilakukan dengan
cara kerjasama dengan institusi Stikes Karya Husada Kediri Program D3
Keperawatan angkatan 2018 dan seluruh komponen masyarakat di
Dusun Kepung Barat RT 13-18 Desa Kepung Kecamatan Kepung
Kabupaten Kediri. untuk mengikuti sertakan warga dalam upaya
pencegahan dan peningkatan kesehatan. Diharapkan masyarakat dapat
mengenal masalah kesehatan yang terjadi di wilayahnya serta dapat
membuat keputusan tindakan kesehatan bagi anggota keluarga atau
masyarakatnya mampu memberikan perawatan, menciptakan lingkungan
yang sehat serta memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di
masyarakat.

Sehubungan dengan hal tersebut dalam rangka praktik keperawatan


komunitas di Dusun Kepung Barat Kecamatan Kepung Kabupaten
Kediri, mahasiswa semester VI Prodi D3 Keperawatan STIKES Karya
Husada Kediri telah diberikan kesempatan untuk dapat melaksanakan
praktik keperawatan komunitas, sehingga mahasiswa memperoleh
wawasan dan pengalaman nyata tentang masalah yang ada di Dusun
Kepung Barat tersebut dan bagaimana cara penanganan masalah di
masyarakat Dusun Kepung Barat yang berhubungan dengan Kesehatan.

1.2 TUJUAN

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan praktik klinik keperawatan komunitas di


Dusun Kepung Barat Desa Kepung Kecamatan Kepung,
mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan komunitas
pada setiap area pelayanan keperawatan dikomunitas dengan
pendekatan proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian
komunitas.

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan praktek keperawatan komunitas mahasiswa


mampu :

1) Melakukan pengkajian keperawatan komunitas


2) Menentukan diagnosa kesahatan dan keperawatan
komunitas untuk komunitas spesifik berdasarkan
analisa epidemologi
3) Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan
strategi organisasi komunitas dalam mengadakan
perubahan serta peningkatan kesehatan komunitas
4) Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas
berdasarkan factor resiko personal dan lingkungan
5) Mengkoordinasi sumber-sumber yang ada di
komunitas untuk meningkatkan kesehatan komunitas
6) Menerapkan proses penelitian dan pengetahuan
penelitrian untuk mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatan
7) Mendemonstrasikan karakteristik peran professional,
berpikir kritis, belajar mandiri dengan ketrampilan
komunikasi yang efektif dan kepemimpinan di dalam
komunitas
1.3 MANFAAT
1.3.1 Mahasiswa
1) Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas
secara nyta kepada masyarakat
2) Belajar menjadi model professional dalam menerapkan
asuhan keperawatan komunitas
3) Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan
bijaksana dalam menghadapi dinamika masyarakat
4) Meningkatkan ketrampilan komunikasi, kemandirian
dan hubungan interpersonal

1.3.2 Masyarakat
1) Mendapatkan kesempatan untuk berperan aktif dalam
upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit
2) Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti
dan menyadari masalah kesehatan yang dialami
masyarakat
3) Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatan
dan mempunyai upaya pemingkatan status kesehatan
tersebut
1.3.3 Pendidikan
1) Salah satu tolak ukur keberhasilan program studi D3
Keperawatan STIKES Karya Husada Pare
khususnya dibidang keperawatan komunitas
2) Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam
pengembangan model praktik keperawatan
komunitas selanjutnya
1.3.4 Profesi
1) Upaya menyiapkan tenaga perawat yang
professional, berpotensi secara mandiri sesuai dengan
kompetensi yang telah ditentukan
2) Memberikan suatu model baru dalam keperawatan
komunitas sehingga profesi mampu
mengkembangkannya
3) Salah satu bakti profesionalisme keperawatan telah
terwujudkan

1.3.5 Puskesmas
Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan
kegiatan-kegiatan kesehatan serta sosial kemasyarakatan yang
ada di masyarakat Dusun Kepung Barat Kecamatan Kepung,
Kabupaten Kediri.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1Sejarah Kepung
Desa Kepung merupakan sebuah desa yang terletak di bagian timur
Kabupaten Kediri, dan menjadi bagian dari Kecamatan Kepung. Desa ini
saat ini terbagi menjadi sebelas dusun yang di antaranya adalah Dusun
Kepung Barat, Kepung Tengah, Kepung Timur, Karangan, Sumber Gayam,
Sumber Pancur, Krembangan, Sukorejo, Purworejo, Jati Mulyo, dan Karang
Dinoyo. Desa Kepung sat ini dihuni lebih dari sepuluh ribu jiwa yang
tersebar di sebelas dusun tersebut. Keadaan masyarakat Desa Kepung saat
ini masih sangat kental dengan kebudayaan terbukti dari banyaknya sanggar
Jaranan dan Bantengan yang hingga saat ini masih aktif. Masyarakat Desa
Kepung juga masih tetap mempertahankan ritual bersih desa yang
dilaksanakan pada hari Jumat Legi di bulan syuro. Ada banyak cerita yang
berkembang di masyarakat yang menjelaskan tentang asal-usul nama Desa
Kepung. Di antaranya adalah sebagai berikut.

Berdasarkan penuturan yang disampaikan oleh Umar Fauzi, mantan


kepala Desa Kepung, mengatakan bahwa Desa Kepung ini berawal dari
pembukaan hutan yang dilakukan oleh Ki Onggo merto. Ki Onggo Merto
ini merupakan keturunan Raden Patah dari Kerajaan Demak. Berdasarkan
silsilah kerajaan, sejarah tentang ki Onggo merto ini bermula dari
perpecahan kerajaan Mataram menjadi dua yaitu kerajaan Surakarta yang
dikuasai oleh Susuhunan Pakubuwono III dan kerajaan Ngayogyokarto
dikuasai oleh Pangeran Mangku Bumi ( Hamengku Buwono III). Pada
waktu itu kembali terjadi perselisihan tentang perebutan kekuasaan
kerajaan. Sehingga mengakibatkan Kerajaan Ngayogyakarto terpecah
menjadi dua yaitu daerah Kasultanan dan daerah Pakualaman. Sedangkan
Surakarta juga terpecah menjadi dua bagian yakni daerah Kasunanan dan
Daerah Mangku Negaran. Nah daerah Mangku Negaran ini diserahkan
kepada pangeran Sumber Nyowo yang bergelar Magku Negoro I yang
merupakan ayah dari Ki Onggo Merto.

Kemelut yang terjadi di daerah kerajaan semakin membuat rakyat


menderita karena banyak terjadi permusuhan sebagai akibat dari perebutan
kekuasaan kerajaan. Akhinya karena merasa tidak mendapatkan
kenyamanan di kerajaan beberapa punggawa kerajaan (keraton)
memutuskan untuk menyelamatkan diri dan meninggalkan kemelut yang
semakin membara di kerajaan. Para punggawa kerajaan yang lari tersebut
menyebar di seluruh penjur Nusantara.

Dua orang punggawa kerajaan yang berhasil meloloskan diri dari


kemelut yang terjadi di kerajaan adalah Ki Onggo Merto dan saudara
kembarnya, Nyi Ageng Sapujagad. Dan Ki Onggo Merto dan Nyi Ageng
Sapujagad tersebut merupakan darah mataram yang selamat karena mereka
berdua melarikan diri ke daerah timur, tepatnya di Daerah Mojokerto.
Setelah beberapa tahun kemudian Nyi Ageng Sapujagad meninggal dunia
dan dimakamkan di daerah Trowulan, Mojokerto.

Setelah sepeninggalnya Nyi Ageng Sapujagad , Ki Onggo merto


memutuskan untuk meninggalkan Mojokerto dan menuju arah selatan
menuju daerah yang baru. Di tempat ini beliau membuka hutan dan
mendirikan sebuah pemukiman baru dengan maksud menyebarkan agama
Islam. Untuk menjalankan kehidupan sehari-hari beliau berhasil membuat
sumur, tempat mandi, lumpang, dan lesung. Namun belum sempat beliau
menyebarkan agama Islam di tempat baru ini, Belanda telah datang
menyerang dan mengepung daerah tersebut. Sehingga untuk menghindari
Belanda, Ki Onggo Merto menyelama\tka diri ke arah timur menuju
Gunung Semeru.
Semenjak saat itulah tempat peristirahatan Ki Onggo Merto tersebut
dijadikan sebuah desa yang bernama Desa Kepung untuk mengenang
peristiwa pengepungan Belanda tersebut. Dan hingga saat ini setiap
tahunnya masyarakat desa setempat melakukan ritual bersih desa sebagai
wujud rasa syukur ke hadirat Alloh SWT sekaligus untuk menghormati jasa
Ki Onggo Merto dalam membuka desa. Dan sumur yang dibuat oleh ki
onggo Merto yakni sumur Upas dan sumur Dui kini menjadi tempat yang
dikeramatkan oleh masyarakat setempat.

Menurut Mbah Jumani, kuncen punden Desa Kepung, menceritakan


bahwa asal usul nama Desa Kepung ini berawal dari jaman kerajaan. Yakni
dari Masa kerajaan Mataram. Desa Kepung ini berkaitan dengan daerah
yang ada di sekitarnya yakni daerah Kandangan dan Pare. Kandangan
memiliki arti kandang atau rumah, yang berarti merupakan sebuah daerah
atau tempat yang dijadikan sebagai tempat pemukiman bagi punggawa
kerajaan yang melarikan diri dari kemelut yang terjadi di daerah kerajaan.
Sedangkan Pare berasal dari kata palerenan yang memiliki arti tempat
peristirahatan. Dikisahkan bahwa di Pare ini menjadi tempat peristirahatan
bagi para punggawa kerajaan yang melarikan diri dari kerajaan sebelum
mereka melaanjutkan perjalanan baru ke arah timur. Selanjutnya Kepung
merupakan sebuah tempat baru yang ada setelah pembukaan lahan yang
dilakukan oleh punggawa kerajaan . Di sini mereka membuat sebuah
pemukiman baru, namun akhirnya mereka melarikan diri karena Belanda
telah mengepung daerah tersebut. Hingga akhirnya daerah pengepungan
Belanda tersebut sekarang dikenal oleh masyarakat hingga saat ini dengan
sebutan Desa Kepung.

Menurut sejarah Desa Kepung merupakan salah satu desa yang masih
memegang erat Aturan Agama serta Adat-istiadat. Dengan adanya
kepercayaan tersebut maka di tengah keanekaragaman masyarakat Desa
Kepung dapat tercipta lingkungan yang tentram dan nyaman hidup saling
berdampingan. Selain itu masyarakat Desa Kepung masih sangat kental
dengan kebudayaan, terbukti masih banyak berdiri sanggar Jaranan dan
Bantengan yang hingga saat ini masih Aktif dan berjalan.

Masyarakat Desa Kepung juga masih melestarikan budaya yakni denga


mengadakan Bersih Desa yang dilaksanakan satu tahun sekali dan
bertepatan dengan Hari Jumat Pahing pada bulan Muharam (Suro), namun
meskipun demikian masyarakat Desa Kepung juga tetap memegang teguh
ajaran agama yang dianut yakni dengan menggabungkan Pembacaan Tahlil
Kirim Doa pada leluhur bagi Umat Muslim serta Doa berantai bagi umat
Kristen dan Katolik.

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I julukan


Pangeran Sambernyawa diberikan oleh Nicolaas Hartingh, perwakilan
VOC, karena di dalam peperangan R.M. Said selalu membawa kematian
bagi musuh-musuhnya.

Menurut para Sesepuh Desa Kepung, asal-usul Desa Kepung berasal


dari pembukaan hutan oleh Ki Honggo Merto  yang merupakan putra dari
Raja Kasultanan Mangkunegara (Pangeran Samber Nyawa) yang berasal
dari Kasultanan Demak yang kemudian Hijrah dan mendirikan Kasultanan
Mataran, namun setelah Kasultanan Mataram mengalami kemunduran dan
terpecah menjadi dua yakni Surakarta Hadiningrat (Kasultanan Pakubuono)
dan Yogyakarta (Kasultanan Hamengku Buwono/ Pangeran Mangkubumi).

Karena terjadi perang saudara maka Raden Honggo Merto bersama


istrinya yang bernama Nyai Ageng Sapu Jagat, hijrah ke arah Mojokerto
yang kemudian diketahui oleh musuhnya dan terjadi perang lagi, akhirnya
mengungsi ke arah Kediri, dan sesampainya di Kediri Raden Honggo Merto
beserta istri serta semua prajurit yang tersisa ingin membangun kehidupan
disana yakni dengan mencari Sumber Air dengan cara menggali sumur.
Setelah sumur digali  ternyata airnya beracun dan yang meminumnya
meninggal kemudian sumur itu diberi nama Sumur Upas, lalu digali lagi
satu sumur yang akhirnya mengeluarkan sumber air yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Setelah beberapa waktu berlalu dan Kehidupan Raden Honggo Merto


telah berjalan dengan menyebarkan Agama Islam, tiba-tiba ada mata-mata
yang mengetahui keberadaanya. Sehingga tempat Raden Honggo Merto di
KEPUNG oleh prajurit Kasultanan, karena kejadian tersebut Raden
Honggo Merto mengembara ke arah Kaki Gunung Semeru. Meskipun
demikian untuk menghagai mengorbanan Raden Honggo Merto nama
wilayah tersebut diberi nama Desa Kepung.

Sampai tahun 2016 ini Desa Kepung sudah Dipimpim oleh 14 Kepala
Desa diantaranya :

1. Alm Bapak sabruk;


2. Alm Bapak Kemis;
3. Alm Bapak Suto Dikromo;
4. Alm Bapak Karto Sentono;
5. Alm Bapak Sastro Dinomo;
6. Alm Bapak Kromo Semito;
7. Alm Bapak Somo Astro;
8. Alm Bapak Parto Dikromo;
9. Alm Bapak Soedari;
10. Alm Bapak Samuji Hadi Siswoyo;
11. Bapak Subani;
12. Bapak Purnomo;
13. Bapak Umar Fauzi; dan
14. Bapak Yahudi Santoso/ Mohir

2.2Peta dan Luas Wilayah


Kecamatan Kepung merupakan salah satu kecamatan dari
26 kecamatan yang ada di Kabupaten Kediri. Secara geografis kecamatan
Kepung terletak pada ketinggian 253 meter di atas permukaan
laut. Kecamatan Kepung dengan luas wilayah 10.137,63 ha menjadikan
kecamatan Kepung menjadi kecamatan terluas se-Kabupaten Kediri
Batas daerah, di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kandangan .
Di sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Kepung . Di sebelah Selatan
berbatasan dengan Kecamatan Puncu. Sedangkan di sebelah Timur
berbatasan dengan Kecamatan Kasembon (Kab. Malang) dan Kecamatan
Kandangan.

Daftar nama desa yang ada di kecamatan Kepung :

1.Kepung
2.Kencong
3.Keling
4. Krenceng
5. Kampungbar
u
6. Kebonrejo
7. Siman
8. Besowo
9. Brumbung
10.Damarwulan
Gambar: 1.1 Peta Desa Kepung

2.3Profil Desa Kepung


Desa Kepung merupakan salah satu desa terluas di Kabupaten Kediri
dengan Luas Wilayah 1.243 Hektar, yang terletak di koordinator bujur
112.266994 dan koordinator lintang 7.808349 dengan ketinggian 320 meter
diatas permukaan laut. Secara pemerintahan Desa Kepung Dibagi menjadi
11 Dusun Yakni;
1. Dusun Kepung Timur
2. Dusun Kepung Tengah
3. Dusun Kepung Barat
4. Dusun Purworejo
5. Dusun Karangdinoyo
6. Dusun Jatimulyo
7. Dusun Sukorejo
8. Dusun Krembangan
9. Dusun Sumber Pancur
10.Dusun Sumbergayam
11.Dusun Karangan.
Jumlah Penduduk Desa Kepung pada saat ini sudah tercatat sebesar ±
16.000 Jiwa yang tersebar disemua dusun. Menurut sejarah Desa Kepung
merupakan salah satu desa yang masih memegang erat Aturan Agama serta
Adat-istiadat. Dengan adanya kepercayaan tersebut maka di tengah
keanekaragaman masyarakat Desa Kepung dapat tercipta lingkungan yang
tentram dan nyaman hidup saling berdampingan. Selain itu masyarakat Desa
Kepung masih sangat kental dengan kebudayaan, terbukti masih banyak
berdiri sanggar Jaranan dan Bantengan yang hingga saat ini masih Aktif dan
berjalan.

Gambar 2: Peta Desa Kepung Kab. Kediri

Desa Kepung merupakan salah satu diantara sepuluh (10) desa yang ada
di Kecamatan Kepung kabupaten Kediri.

1. Berdasarkan Tata letaknya, Desa Kepung berbatasan dengan :


a) Sebelah Utara : Desa Damarwulan, Desa keling, dan Desa
Krenceng ; Kecamatan Kepung
b) Sebelah Timur : Desa Kepung dan Desa Brumbung ; Kecamatan
Kepung
c) Sebelah Selatan : Desa Kampungbaru; Kecamatan Kepung dan
Desa Asmorobangun; Kecamatan Puncu
d) Sebelah Timur : Desa Asmorobangun; Kecamatan Puncu 
2. Dilihat dari Topologinya wilayah Desa Kepung berada pada :
a) Ketinggian : 274 m di atas permukaan laut
b) Suhu rata-rata : 29°C
c) Curah Hujan 19,4mm (tahun 2013)

3. Luas wilayah Desa Kepung : 1.243,73 Ha yang terdiri dari:


a) Sawah : 424,60 Ha
b) Tegal / Tanah Kering : 641,54 Ha
c) Bangunan dan Pekarangan : 277,59 Ha

4. Jumlah penduduk Desa Kepung seluruhnya 16290 jiwa dengan jumlah


penduduk laki-laki 8264 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 8026
jiwa, dengan mata pencaharian utama di sektor pertanian.

2.3.1 Arah Kebijakan Pembangunan Desa meliputi:


a) Pengalokasian anggaran berdasarkan skala prioritas agar program
pemerintah desa dapat terlaksana dengan cepat, tepat, dan akurat
b) Peningkatan kesejahteraan aparatur desa dan lembaga dengan
mengedepankan perbaikan manajemen pemerintah desa dan
pelayanan publik
c) Pemberdayaan lembaga desa yang ada dan pengoptimalan kegiatan
ekonomi guna menunjang peningkatan daya beli masyarakat
d) Peningkatan sumber daya masyarakat agar menjadi lebih produktif
dan mampu berdaya saing menghadapi perkembangan zaman
e) Peningkatan sarana dan kegiatan pembinaan kegiatan
f) Peningkatan pengelolaan dan pembangunan jalan desa, jalan
lingkungan, gang, saluran air pertanian, serta infrastruktur lainnya
g) Peningkatan peran serta masyarakat untuk menciptakan situasi dan
kondisi lingkungan yang aman, tentram, dan nyaman
 

2.3.2 Kebijakan Pembangunan

Pembangunan diarahkan pada pengembangan pusat-pusat


pertumbuhan untuk mendorong pengembangan perdesaan berkelanjutan
yang memiliki ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi serta mendorong
keterkaitan desa-kota. Kebijakan pembangunan ini dilakukan dengan
strategi sebagai berikut :

1. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa :


a) Memfasilitasi peningkatan kapasitas pemerintahan desa
b) Memfasilitasi peningkatan kapasitas Badan Permusyawaratan
Desa (BPS) dan lembaga lembaga lainnya di tingkat desa
c) Mempersiapkan data, informasi, danindeks desa yang digunakan
sebagai acuan bersama dalam perencanaan dan pembangunan,
serta monitoring dan evaluasi kemajuan perkembangana desa
d) Memastikan serta bertahap pemenuhan alokasi Dana Desa
e) Memfasilitasi kerjasama antar desa
2. Pelaksanaan Pembangunan Desa
a) Memenuhi kebutuhan dasar masyarakat perdesaan dalam hal
perumahan, sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase
lingkungan) dan air minum
b) Memenuhi kebutuhan dasar masyarakat perdesaan dalam bidang
pendidikan dan kesehatan dasar (penyediaan sarana dan prasarana
pendidikan dan kesehatan serta tenaga pendidikan dan kesehatan)
c) Meningkatkan ketersediaan srana dan prasarana dasar dalam
menunjang kehidupan sosial-ekonomi masyarakat perdesaan yang
berupa akses ke pasar, lembaga keuangan, dan took saprodi
pertanian / perikanan
d) Meningkatkan kapasitas maupun kualitas jaringan listrik, jaringan
telekomunikasi, dan jaringan transportasi
 

2.4Visi dan Misi


1. Visi
Desa Kepung adalah Terwujudnya masyarakat Desa Kepung yang
Tentram dan Nyaman
2. Misi
a) Peningkatan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Peningkatan pelaksanaan pelayanan pemerintah Desa Kepung yang
efektif dan efisien
c) Peningkatan peran dan fungsi lembaga masyarakat dalam
pengelolaan pembangunan di segala bidang
d) Peningkatan peran serta masyarakat dalam menciptakan situasi dan
kondisi lingkungan yang aman, tentram, dan nyaman
e) Peningkatan dan pengembangan usaha ekonomi produktif, sumber
daya manusia, pengetahuan, keterampilan, dan tehnologi menuju
masyarakat yang bermartabat, mandiri, dan sejahtera
2.5Struktur Organisasi Pemerintah Desa
Sebagaimana dipaparkan dalam UU No. 06 tahun 2014 bahwa di
dalam desa terdapat tiga katagori kelembagaan desa yang memiliki
peranan dalam tata kelola desa, yaitu: Pemerintah Desa, Badan
Permusyawaratan Desa, dan Lembaga Kemasyarakatan. Dalam undang-
undang tersebut disibut bahwa penyelenggara urusan pemerintahan di
tingkat desa (Pemerintah Desa) dilaksanankan oleh Pemerintah Desa dan
Badam Permusyawaratan Desa. Pemerintahan Desa ini dijalankan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan di Indonesia. Pemerintah Desa atau yang disebut
dengan nama lain adalah Kepala Desa mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan
kemasyarakaran.

Badan Permusyawaratan Desa adalah lembaga yang merupakan


perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintah Desa sebagai
unsur penyelenggara Pemerindah Desa. Permusyawaratan Desa berfungsi
menetapkan peraturan desa bersama Kepala Desa menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat. BPD berkedudukan sebagai unsur
penyelenggara pemerintah desa.

Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan


berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara
musyawarah dan mufakat. Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga,
pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama, dan tokoh atau pemuka
masyarakat lainnya. BPD berfungsi untuk menetapkan peraturan desa
bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

Bagan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan:


1. Pejabat Pemerintah Desa Kepung

Nom Jabatan Nama


er

1 Kepala Desa Yahudi Santoso

2 Sekretaris Desa Drs.Jupri Asmanu

3 Kaur Pemerintahan Hariono

4 Kaur Keuangan Hamdanah


5 Kaur Umum Abu Koiri

6 Kaur Pembangunan Imbar Sari

7 Kaur Kesra Nur hadi

8 Kasun Kepung Timur Mulyono

9 Kasun Kepung Rumadi


Tengah

10 kasun Kepung Barat Karman

11 Kasun Purworejo M. Zaini

12 Kasun Karang Agus Hermanto


Dinoyo

13 Kasun Jati Mulyo Nur Waris

14 Kasun Sukorejo Musiadi Ar

15 Kasun Krembangan Suwarno

16 Kasun Sumber -
Pancur

17 Kasun Sumber -
Gayam

18 Kasun Karangan Supriadi

19 Kebayan -

2. LPMD

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa yang selanjutnya disingkat


LPMD adalah lembaga atau wadah yang dibentuk atas prakarsa
masyarakat sebagai mitra pemerintah desa dalam menampung dan
mewujudkan aspirasi serta kebutuhan masyarakat di bidang
pembangunan.
No Nama Jabatan Perwakilan

1 Wahyudi, S.Pd Ketua LPMD Dusun Kepung


Barat

2 Sumilan Wakil Ketua LPMD Dusun


Sumberpancur

3 Drs. Subiantoro Sekretaris LPMD Dusun Kepung


Barat

4 Supeno, S. Pd. Bendahara LPMD Dusun


Sumberpancur

5 Dra. Wiwik Bendahara LPMD Dusun Karang


Karwiyati Dinoyo

6 Muhtari Seksi Keagamaan Dusun Kepung


LPMD Timur

7 Munasiroh Seksio Pendidikan, Dusun Sumber


Penerangan LPMD Gayam

8 Kadimin Seksi Kamtibnas Dusun Sukorejo


LPMD

9 Rokimin Seksi Lingkungan Dusun


Hidup LPMD Karangan

10 Sutarno Seksi Pembangunan Dusun Kepung


dan Koperasi Tengah

11 Subandi, SH Seksi Kesejahteraan / Dusun


KB LPMD Purworejo

12 Muhadi, S. Pd. Seksi Pemuda, Dusun Kepung


Olahraga dan Tengah
Kesenian LPMD

13 Komari Seksi Kesejahteraan Dusun Kepung


Sosial LPMD Tengah
3. TKP (Tim Pelaksana Kegiatan)

Ketua Inbar Sari Kaur Pembangunan

Wakil Kadimin LPMD

Bendahara Sumilan LPMD

Anggota 1. Rokhim LPMD

2. Nur Hadi Kaur Kesra

4. BPD (Badan Permusyawaratan Desa)


Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga perwujudan
demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. BPD dapat
dianggap sebagai "parlemen"-nya desa. BPD merupakan lembaga baru di
desa pada era otonomi daerah di Indonesia.
Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan
berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara
musyawarah dan mufakat. Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga,
pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka
masyarakat lainnya. Masa jabatan anggota BPD adalah 6 tahun dan dapat
diangkat/diusulkan kembali untuk 1 kali masa jabatan berikutnya.
Pimpinan dan Anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap jabatan
sebagai Kepala Desa dan Perangkat Desa.
Peresmian anggota BPD ditetapkan dengan Keputusan Bupati/Walikota,
dimana sebelum memangku jabatannya mengucapkan sumpah/janji
secara bersama-sama dihadapan masyarakat dan dipandu oleh Bupati/
Walikota.
Ketua BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD secara langsung dalam
Rapat BPD yang diadakan secara khusus. BPD berfungsi menetapkan
Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan
aspirasi masyarakat.
5. Badan Permusyawaratan Desa Kepung

No Nama Jabatan Perwakilan

1 Ahmad Ketua BPD Dusun Sumber Pancur


Khabib

2 Prayitno Wakil Ketua BPD Dusun Krembangan

3 Bandono Sekretaris BPD Dusun Kepung Barat

5 Nurbadi Anggota BPD Dusun Jati Mulyo

6 Mujiono Anggota BPD Dusun Kepung Tengah

7 Tarmono Anggota BPD Dusun Karang Dinoyo

8 Suwarto Anggota BPD Dusun Sukorejo

9 Mulyono Anggota BPD Dusun Purworejo

10 Narto Anggota BPD Dusun Kepung Timur

11 Wahib Anggota BPD Dusun Sumber Gayam

6. PKK

Pembinaan Kesejahteraan Keluarga, disingkat PKK, adalah


organisasi kemasyarakatan yang memberdayakan wanita untuk turut
berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia. PKK terkenal akan "10
program pokok-pokoknya.

10 program pokok PKK :

1) Penghayatan dan Pengamalan Pancasila


2) Gotong Royong
3) Pangan
4) Sandang
5) Perumahan dan Tatalaksana Rumah Tangga
6) Pendidikan dan Ketrampilan
7) Kesehatan
8) Pengembangan Kehidupan Berkoperasi
9) Kelestarian Lingkungan Hidup
10) Perencana Sehat

2.6 Potensi Sumber Daya Manusia 2017


Berdasarkan data Pemerintah Desa, Jumlah penduduk Kepung Tahun
2017 sebanyak 16.290 jiwa. Dengan jumlah kepala keluarga sebanyak
4788 KK, hingga kepadatan penduduk mencapai 1.310 jiwa per Km.

4788 : Kepala keluarga

16290 : Jumlah Penduduk

49.26% : Perempuan

50.73% : Laki-laki

80.8% : Pekerja

Pendidikan

Tingkatan Pendidikan Laki-laki Perempuan

Usia 3 - 6 tahun yang belum masuk 75 orang 60 orang


TK

Usia 7 - 18 tahun yang tidak pernah 0 orang 0 orang


sekolah

Usia 7 - 18 tahun yang sedang 1879 1844 orang


sekolah orang

Usia 18 - 56 tahun tidak pernah 0 orang 0 orang


sekolah

Usia 18 - 56 tahun pernah SD tetapi 0 orang 0 orang


tidak tamat

Usia 12 - 56 tahun tidak tamat SLTP 33 orang 31 orang

Usia 18 - 56 tahun tidak tamat 499 orang 533 orang


SLTA

Tamat SD / Sederajat 1585 1581 orang


orang

Tamat SMP/ Sederajat 1987 1899 orang


orang

Tamat SMA/ Sederajat 1437 1499 orang


orang

Tamat D-1/sederajat 14 orang 17 orang

Tamat D-2/sederajat 16 orang 32 orang

Tamat D-3/sederajat 49 orang 36 orang

Tamat S1/ Sederajat 185 orang 196 orang

Tamat S2 / Sederajat 7 orang 9 orang

Tamat S3/ Sederajat 0 orang 0 orang

Jumlah 8051 7812 orang


orang

Mata Pencaharian Pokok

Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan

Petani 1677 orang 1600 orang

Buruh Tani 3603 orang 3825 orang

Buruh Migran 0 orang 0 orang

Pegawai Negeri Sipil 79 orang 83 orang


Peternak 56 orang 29 orang

Dokter swasta 2 orang 1 orang

Bidan swasta 2 orang 2 orang

Purnawirawan/Pensiunan 5 orang 0 orang


TNI/POLRI

Pengrajin industri rumah 5 orang 6 orang


tangga lainnya

Jumlah 8264 orang 8026 orang

Tenaga Kerja

Tenaga Kerja Laki- Perempuan


laki

Penduduk usia 18 - 56 tahun yang bekerja 4921 5361 orang


orang

Penduduk usia 18 - 56 tahun yang belum 76 93 orang


atau tidak bekerja orang

Penduduk usia 0 - 6 tahun 51 42 orang


orang

Penduduk masih sekolah 7 - 18 tahun 1640 1625 orang


orang

UPenduduk usia 56 tahun ke atas 278 290 orang


orang

Potensi Sumber Daya Alam 2017

Potensi Umum
Batas Wilayah

Luas tanaman pangan menurut komoditas pada tahun 2017

Komoditas Lahan Produktifitas

Jagung 700,00 6,50 Ton/Ha


Ha

Cabe 10,00 Ha 6,00 Ton/Ha

Bawang 3,00 Ha 5,00 Ton/Ha


Merah

Mentimun 2,00 Ha 25,00 Ton/Ha

Buncis 1,00 Ha 5,00 Ton/Ha

Terong 3,00 Ha 13,00 Ton/Ha

Padi sawah 734,00 7,00 Ton/Ha


Ha

Jenis Populasi Ternak tahun 2017

Iklim
Curah hujan 393,00 mm

Jumlah bulan hujan 6,00 bulan

Kelembapan 0,00

Suhu rata-rata 29,00 oC


harian

Tinggi tempat dari 30.576,00 mdl


permukaan lautz
Jenis Ternak Jumlah PerkiraanJumlah
Pemikik Populasi

Sapi 506 orang 650 ekor

Ayam 2008 orang 10976 ekor


kampung

Jenis ayam 25 orang 31205 ekor


broiler

Kambing 205 orang 760 ekor

Domba 50 orang 200 ekor

Angsa 46 orang 300 ekor

Produksi Peternakan

Jenis Produksi Hasil Produksi Nilai Nilai Bahan Nilai


Reproduksi (Rp) Baku (Rp) Penolong
(Rp)

Susu 112 kg/tahun 1.120.000 710.000 175.000

Kulit 0 m/tahun 0 0 0

Telur 93,605 kg/ 1.496.680.000 875.000.000 330.000.000


tahun

Madu 150 liter/tahun 17.250.000 9.715.000 3.395.000

Air liur burung walet 50 kg/tahun 1.250.000 6.500.0000 6.000.000

Ketersediaan Hijauan Pakan Ternak

Luas tanaman pakan ternak (rumput 22,00 Ha


gajah, dll)
Produksi hijauan makanan ternak 2,64 Ton/Ha

Luas lahan gembalaan 0,00 Ha

Dipasok dari luar desa/kelurahan 0,00 Ton

Disubsidi dinas 0,00 Ton

Sumber Daya Pembangunan

Sumber Daya Pembangunan Desa Kepung

No Uraian Sumber Daya Jumlah Satuan


Pembangunan

1 Aset Prasarana Umum

a. Jalan 32 Km

b. Jembatan 6 Buah

2 Aset Prasarana Pendidikan

a. Gedung PAUD 10 Buah

b. Gedung TK 10 Buah

c. Gedung SD 6 Buah

d. Taman Pendidikan Al-Quran 14 Buah

e. Gedung SMP/MTS 6 Buah

f. Gedung SLTA 2 Buah

3. Aset Prasarana Kesehatan

a. Posyandu 13 Kelompok

b. Sarana air bersih 1 Instansi


c. Puskesmas 1 Buah

d. Balai Pengobatan 3 Buah

4. Aset Prasarana Ekonomi

Pasar Desa 1

5. Kelompok Usaha Ekonomi


Produktif

a. Jumlah kelompok usaha 5 Keluarga

Sumber Daya Sosial Budaya

No. Uraian Sumber Daya Sosial Jumlah Satuan


Budaya

1 Karawitan 1 Kelompok

2 Jaranan / Kuda Lumping 6 Kelompok

3 Bersih Desa 1 Kegiatan

4 Bersih Dusun 4 Kelompok

Kesehatan

Prasarana Kesehatan

Puskesmas 1 unit

Apotik 3 unit

Posyandu 12 unit

Toko obat 12 unit

Balai pengobatan masyarakat 2 unit


yayasan/swasta

Jumlah Rumah/Kantor Praktek Dokter 3 unitt


Rumah Bersalin 3 unit

Prasarana Kesehatan

Jumlah dokter 3 orang


umum

Jumlah dokter gigi 2 orang

Bidan 4 orang

Perawat 8 orang

Jumlah dokter 3 orang


praktek

Pendidikan Formal

Sekolah Jumla Status Kepemilika Jumlah Jumla


h (Terdaftar, n Tenaga h
Terakreditas Pengaja Siswa
i) r

Playgrou 1 Terakreditas Swasta 2 12


p i

TK 8 Terakreditasi Desa / 20 160


Kelurahan

SD 7 Terakreditasi Pemerintah 42 700

SMP 3 Terakreditasi Swasta 21 502

SMA 4 Terakreditasi Swasta 28 342

Pendidikan Formal Keagamaan

Sekolah Jumla Status Kepemilika Jumlah Jumla


h (Terdaftar, n Tenaga h
Terakreditas Pengaja Siswa
i) r

Sekolah 2 Terakreditasi Swasta 12 178


Islam

Raudhatul 1 Terakreditasi Swasta 15 50


Athfal

Ibtidayah 2 Terakreditasi Swasta 12 178

Tsanawiya 2 Terakreditasi Swasta 40 183


h

Aliyah 1 Terakreditasi Swasta 12 66

2.7 Daftar nama Desa dan Kodepos di Kecamatan Kepung di Kabupaten


Kediri, Provinsi Jawa Timur (Jatim)
1. Desa Besowo (Kodepos : 64293)
2. Desa Brumbung (Kodepos : 64293)
3. Desa Damarwulan (Kodepos : 64293)
4. Desa Kampungbaru (Kodepos : 64293)
5. Desa Kebonrejo (Kodepos : 64293)
6. Desa Keling (Kodepos : 64293)
7. Desa Kencong (Kodepos : 64293)
8. Desa Kepung (Kodepos : 64293)
9. Desa Krenceng (Kodepos : 64293)
10.Desa Siman (Kodepos : 64293)

Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah untuk mencapai


hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan amsyarakat yang optimal. Dengan demikian pembangunan di
bidang kesehatan mempunyai arti penting dalam kehidupan nasional
khususnya dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan
sumber daya manusia sebagai salah satu modal dasar pembangunan
nasional.

Berdasarkan tujuan pembangunan nasional yang ingin dicapai oleh


pemerintah Indonesia, maka direncanakanlah suatu strategi pendekatan
untuk menggalang potensi yang ada pada masyarakat sehingga masyarakat
dalat berperan aktif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya
secara mandiri melalui perawatan kesehatan komunitas.

2.8 Perawatan Kesehatan Komunitas


Perawatan kesehatan menurut Ruth B. Freeman (1961) adalah sebagai
suatu lapangan khusus di bidang kesehatan, keterampilan hubungan antar
manusia dan keterampilan erorganisasi diterapkan dalam hubungan yang
serasi kepada keterampilan anggota profesi kesehatan lain dan kepada
tenaga sosial demi untuk memelihara kesehatan masyarakat. Oleh
karenanya perawatan kesehatan masyarakat ditujukan kepada individu-
individu, keluarga, kelompok-kelompok yang mempengaruhi kesehatan
terhadap keseluruhan penduduk, peningkatan kesehatan, pemeliharaan
kesehatan, penyuluhan kesehatan, koordinasi dan pelayanan keperawatan
berkelanjutan dipergunakan dalam pendekatan yang menyeluruh terhadap
keluarga, kelompok dan masyarakat.

Keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan


kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan
keperawatan komunitas. Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas
menurut American Nurses Assicoation (ANA, 1980) didasarkan pada
asumsi:
1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks
2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan
komponen pelayanan kesehatan
3. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil
pendidikan dan penelitian melandasi praktek.
4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan
komunitas perlu dikembangkan di tatanan kesehatan utama.
Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-
asumsi dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:

1. Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan


2. Meerupakan bidang khusus keperawatan
3. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
ilmu sosial (interaksi sosial dan peran serta masyarakat)
4. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit.
5. Ruang lingfkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif dan resosialitatif dengan penekanan pada upaya preventif
dan promotif.
6. Melibatkan partisipasi masyarakat
7. Bekerja secara team (bekerjasama)
8. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku
9. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah
10. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat
kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktik


keperawatan komunitas adalah:
1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat
diterima semua orang
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan
dalam hal ini komunitas
3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima
pelayanan perlu terjalin kerjasama yang baik
4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat
mendukung maupun mengahambat
5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar
tersebut, maka dapat dkembangkan falsafah keprawatan komunitas sebagai
landasan praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan
komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang
memberikan perhatian etrhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-
kultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas, dan memberikan
prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.
Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada
paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia,
kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan
sebagai berikut:

1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang


luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan
kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang
sehat pada umumnya.
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat
diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya
kesehatan
4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan
berlangsung secara berkesinambungan
6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai
konsumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu
hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam
kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status
kesehatan masyarakat
7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan
secara berkesinambungan dan terus menerus
8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas
kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan
berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.

2.9 Tujuan Perawatan Kesehatan Komunitas


2.9.1 Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi
kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.

2.9.2 Tujuan Khusus


Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga,
kelompok khusus dan msyarakat dalam hal:

1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi


2) Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah
3) Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah
kesehatan/keperawatan
4) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi
5) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah
kesehatan/keperawatan
6) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pelayanan kesehatan/keperawatan
7) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri (self care).
8) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan, dan
9) Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas dalam
menurunkann angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya
norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera
10) Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan
terhadap masalah kesehatan.

2.10 Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang
mempunyai masalah kesehatan/perawatan.

2.10.1 Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena
ketidakmampuan merawat diris endiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan
dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental
maupun sosial.

2.10.2 Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam
suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau
adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah
satu atau beberapa anggotat keluarga mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga
lainnya dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.

2.10.3 Kelompok Khusus


Kelompok khusus adala kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi
yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya
adalah:

1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat


perkembangan dan petumbuhannya, seperti:

a. Ibu hamil
b. Bayi baru lahir
c. Balita
d. Anal usia sekolah
e. Usia lanjut
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:

a. Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyekit


kelamin lainnya.
b. Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.

3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:

a. Wanita tuna susila


b. Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
c. Kelompok-kelompok pekerja tertentu
d. Dan lain-lain

4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:

a. Panti wredha
b. Panti asuhan
c. Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
d. Penitipan balita

2.10.4 Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama
cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan
menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas
yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok
individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama
untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota masyarakat
akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial,
kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.

2.11 Ruang Lingkup Perawatan Kesehatan Komunitas


Ruang lingkup praktik keperawatan masyarakat meliputi: upaya-
upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif),
pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan
masyarakatnya (resosialisasi).

Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang


ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.

2.11.1 Upaya Promotif


Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:

1)      Penyuluhan kesehatan masyarakat

2)      Peningkatan gizi

3)      Pemeliharaan kesehatan perseorangan

4)      Pemeliharaan kesehatan lingkungan

5)      Olahraga secara teratur

6)      Rekreasi

7)      Pendidikan seks


2.11.2 Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan terhadap kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat melalui kegiatan:

1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil


2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu,
Puskesmas maupun kunjungan rumah
3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas
ataupun di rumah
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui

2.11.3 Upaya Kuratif


Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-
anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit
atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:

1)      Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)

2)      Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari


Puskesmas dan rumah sakit.

3)      Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu


bersalin dan nifas.

4)      Perawatan payudara

5)      Perawatan tali pusat bayi baru lahir


2.11.4 Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi
penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-
kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya Kusta,
TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan:

1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti


penderita Kusta, patah tulang mapun kelainan bawaan
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit
tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita
stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat

2.11.5 Upaya Resosialitatif


Upaya resosialitatif adala upaya mengembalikan individu, keluarga
dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah
kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita
suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok
masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan
lain-lain. Disamping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat
untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah
kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang
mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan
pengertian atau batasan-batasan yang jeals dan dapat dimengerti.

2.12 Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas


Kegiatan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan perawat
mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat
pelayanan kesehatan wilayah kerja perawat, tetapi secara umum kegiatan
praktik keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:

1) Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga,


kelompok khusus baik di rumah (home nursing), di sekolah (school
health nursing), di perusahaan, di Posyandu, di Polindes dan di
daerah binaan kesehatan masyarakat.
2) Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah
perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
3) Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
4) Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka
hadapi
5) Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan
penanganan lebih lanjut
6) Penemuan kasus pada tingakat individu, keluarga, kelompok dan
amsyarakat
7) Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan
kesehatan
8) Melaksanakan asuhan keperawatan komuniti, melalui pengenalan
masalah kesehatan masyarakat, perencanaan kesehtan, pelaksanaan
dan penilaian kegiatan dengan menggunakan proses keperawatan
sebagai suatu usaha pendekatan ilmiah keperawatan.
9) Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan
komuniti
10) Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan
instansi terkait.
11) Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan
keperawatan dan kesehatan.

2.13 Model Pendekatan


pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah
kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat secara keseluruhan adalah pendekatan
pemecahan masalah (problem solving approach) yang dituangkan dalam
proses keperawatan dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang
dikatkan dengan upaya kesehatan dasar (PHC).

Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap masalah


kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyakrakat
akan dapat diatsi oleh perawat melalui keterampilan melaksanakan
intervensi keperawatan sebagai bidang keahliannya dalam melaksanakan
profesinya sebagai perawat kesehatan masyarakat.

Bila kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan


pendekatan terhadapat keluarga binaan disebut dengan family approach,
maka bila pembinaann keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang
datang ke Puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut
dengan case approach, sedangkan bila pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat
daerah binaan melalui survei mawas diri dengan melibatkan partisipasi
masyarakat disebut community approach.

2.14 Metode
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat,
metode yang digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu
pendekatan ilmiah di dalam bidang keperawatan, melalui tahap-tahap
sebagai berikut:

2.14.1 Pengkajian
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat
dalam mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat adalah:

1) Pengumpulan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi
dengan menggunakan instrumen pengumpulan data dalam
menghimpun informasi.

Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor


lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson
dan MC. Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas, yaitu meliputi
demografi; populasi; nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu
termasuk riwayat kesehatan. Sedangkan faktor lingkungan adalah
lingkungan fisik; pendidikan; keamanan dan transportasi; politik dan
pemerintahan; pelayanan kesehatan dan sosial; komunikasi; ekonomi
dan rekreasi.

Hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai


dan efektif dalam langkah-langkah selanjutnya.
2) Analisa Data
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh
dan disusun dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa
data memerlukan pemikiran yang kritis.

Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor


stressor yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul di
komunitas. Selanjutnya dirumuskan maslah atau diagnosa
keperawatan. Menurut Mueke (1987) maslah tersebut terdiri dari

a. Masalah sehat sakit


b. Karakteristik populasi
c. Karakteristik lingkungan

3) Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan/Kesehatan


Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan
prioritasnya. Diagnosa keperawtan yang dirumuskan dapat aktual,
ancaman resiko atau wellness.

Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat


antara lain:

a. Masalah yang ditetapkan dari data umum


b. Masalah yang dianalisa dari hasil kessenjangan pelayanan
kesehatan
Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk enentukan tindakan
yang lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam
kehidupan masyarakat secara keseluruhan dengan
mempertimbangkan:

a. Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat


b. Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat
c. Kemampuan dan sumber daya masyarakat
d. Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat

Kriteria skala prioritas:

a. Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap,


keterlibatan emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan
yang dihadapi dan urgensinya untuk segera ditanggulangi.
b. Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada
suatu kurun waktu tertentu
c. Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut
dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan
masyarakat
d. Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan
mempertimbangkan berbagai alternatif dalam cara-cara
pengelolaan masalah yang menyangkut biaya, sumber daya,
srana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul
(Effendi Nasrul, 1995).

2.14.2 Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan
2) Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan
keperawatan
3) Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan
dilakukan.

2.14.3 Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan
melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya
dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Hal-
hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan perawatan
kesehatan masyarakat adalah:

1) Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan


instansi terkait
2) Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya
3) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat

Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas


terdiri atas:

1) Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsinya dan
diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan
perlindungan khusus terhadap penyakit.

2) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang
tepat untuk menghambat proses patologis, sehingga memprependek
waktu sakit dan tingkat keparahan.

3) Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pad saat cacat atau terjadi ketidakmampuan
sambil stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali.
Rehabilitasi sebagai pencegahan primer lebih dari upaya menghambat
proses penyakit sendiri, yaitu mengembalikan individu kepada tingkat
berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya.

2.14.4 Penilaian/Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program
kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input),
pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output).

Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai,


sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi
yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian, yaitu:

1)      Daya guna

2)      Hasil guna

3)      Kelayakan

4)      Kecukupan
BAB 3
HASIL DATA
3.1 HASIL DATA PENGKAJIAN PENDUDUK
1. DATA PENDUDUK KEPUNG BARAT
703
703
702.8

702.6

702.4
JUMLAH PENDUDUK DUSUN
702.2 KEPUNG BARAT

702
702
701.8

701.6

701.4
LAKI - LAKI PEREMPUAN

Jumlah penduduk dari dusun kepung barat, yaitu laki laki 702 dan perempuan 703,
sedangkan berdasarkan presentasenya penduduk laki-laki 50% dan penduduk
perempuan 50%, data ini di dapat berdasar dari pendataan dan pengkajian yang
dilakukan oleh Mahasiswa D3 Keperawatan STIKES karya husada Kediri.

( berdasar hasil pengkajian pada tanggal 16-18 April 2018)

2. DATA PENDUDUK BERDASARKAN USIA


440
450 418

400

350

300

250

200 Column1
141 142
150 108 102
100
37
50 17

0
0-2 tahun 2-5 tahun 6-12 13- 18 19-23 24-45 46-49 50 tahun
tahun tahun tahun tahun tahun keatas

Dari data yang didapatkan di Dusun Kepung Barat usia 0-2 tahun sebanyak 17 orang,
usia 2-5 tahun tahun sebanyak 37 orang, usia 6-12 tahun sebanyak 141 orang, usia 13-
18 tahun ada 142 orang, usia 19-23 tahun ada 108 orang, usia 24-45 tahun ada 440
orang, usia 46-49 tahun ada 102 orang, usia 50 tahun ke atas ada 418 orang.
Sedangkan berdasarkan presentasenya umur 0-2 tahun : 1,2 %, 2-5 tahun : 2,6 %, 6-12
tahun : 10,0%, 13-18 tahun : 10,1 %, 19-23tahun : 7,7 %, 24-45 tahun : 31,3 %, 46-49
tahun: 7,3%, >50 tahun : 29,8 %
(berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 16-17 April 2018)

0
3. DATA AGAMA PENDUDUK KEPUNG BARAT BERDASAR JUMLAH KK

433
450
400
350
300
250
200
Sales
150
100
50 5 0
0 0
Islam 4
Kristen
Hidu
Budha
Katolik

Rata – rata penduduk Dusun Kepung Barat berkeyakinan muslim sebanyak 433, ada 5
orang yang berkeyakinan kristen dan ada 4 orang yang beragama katolik. Sedangkan
berdasarkan presentasenya penduduk yang beragama islam 98 %, beragama Kristen
1,1 %, Khatolik 0,9 %.
( berdasar hasil pengkajian pada tanggal 16-18 April 2018)

4. DATA TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT KEPUNG BARAT

450 433

400
350
300
279
250 272
198
200
150 Series 1
100
50
0 50
Tidak Sekolah
Tamatan SD
Tamatan SLTP
Tamatan SLTA
Tamatan
Perguruan
Tinggi
Dari data didapat jumlah 198 orang belum/tidak sekolah, tamat sekolah dasar 433
angka yang cukup tinggi, dan 279 orang tamat SLTP, SLTA ada 272 dan perguruan
tinggi ada 50 orang. Sedangkan dari hasil presentasenya penduduk yang belum/ tidak
sekolah sebanyak 16,0%, Tamat Sekolah Dasar 35,1%, Tamat SLTP 22,7%, Tamat
SLTA 22,1%, Perguruan Tinggi 4,1%. Dari data tingkat pendidikan masyarakat
sebagian besar masyarakat Dusun Kepung Barat berpendidikan sehingga masyarakat
terbuka dan lebih mudah untuk dilakukan pengkajian dan pengambilan data.
( berdasar hasil pengkajian pada tanggal 16-18 April 2018)

5. DATA PEKERJAAN MASYARAKAT KEPUNG BARAT


120
110
100 94 102

80
62
60

49
40
Column1
20 14
32
7
0
5
3
S
PN

sta

a
ast
wa

ni
an
Sw

Ta
un
ras

i
an
nsi
Wi

i
hT

ru
olr
gga
Pe

gu
ru

I/P
an

ja
Bu

TN

ker
hT

Be
ma

ak
Ru

Tid
Ibu

Dari data didapat, jumlah penduduk yang tidak bekerja ada 32 orang, dan mayoritas
petani yaitu ada 110, swasta ada 62, wiraswasta berjumlah 94, TNI/POLRI ada 5, IRT
Sebanyak 49, Buruh Tani sebanyak 102,Guru sebanyak 3 dan pensiunan ada 7, serta
PNS ada 14. Sedangkan hasil presentase penduduk yang tidak bekerja 6,9%, Petani
23,1%, Swasta 13,0%, Wiraswasta 20%, TNI/POLRI 1,1%, IRT 10,2%, Buruh Tani
21,3%, Guru 0,6%, Pensiunan 1,4%, PNS 3%.
( berdasar hasil pengkajian pada tanggal 16-18 April 2018)
6. DATA PENGELUARAN MASYARAKAT KEPUNG BARAT

180 166
160
140 129
120 95
100
80
60
40 53
20
0 Series 1
lebih dari
1.000.000 kurang dari
500.000 lebih daari
500.000 kurang dari
300.000

Pengeluaran biaya kebutuhan sehari-hari warga Kepung Barat yang >1.000.000


sebanyak 95 KK, berpendapatan < 500.000 sebanyak 166 KK, berpendapatan <
500.000 sebanyak 129 KK, sedangkan yang berpendapatan < 300.00 sebanyak 53
KK. Sedangkan hasil dari presentase hasil pengeluaran lebih dari 1.000.000 yaitu
21,5%, kurang dari 500.000 yaitu 73,5%, lebih dari 500. 000 yaitu 57,1%, kurang dari
300. 000 yaitu 23,4%.

( bersarkan hasil pengkajian pada tanggal 16-17 April 2018)


7. DATA PENGHASILAN MASYARAKAT KEPUNG BARAT
148
160
140
120 101
100
80
60
40
36
20
0
Lebih dari 1.000.000
1.000.000-500.000
500.000-300.000
300.000-100.000

Series 1

Penghasilan Warga Kepung Barat yang berpendapatan > 1.000.000 sebanyak 158 KK,
berpendapatan 1.000.000 – 500.000 sebanyak 148 KK, berpendapatan 500.000 –
300.00 sebanyak 101 KK, dan berpendapatan 300.000 - 100.000 sebanyak 36 KK.
Sedangkan hasil dari presentase lebih dari 1.000.000 yaitu 69, 9%, 1.000.000 –
500.000 yaitu 65, 7%, 500.000-300.000 yaitu 44,7%, 300.000-100.000 yaitu 15,9%.
( berdasar hasil pengkajian pada tanggal 16-18 April 2018)

8. DATA TIPE KELUARGA MASYARAKAT KEPUNG BARAT


300 NUCLEAR 271

250

200

150

100 EXTENDED 73

50
SINGLE ADULT 18 SINGLE PARENT 30 NIDDLE AGE 55
0
NUCLEAR
EXTENDED
SINGLE ADULT
SINGLE PARENT
NIDDLE AGE

Sales

Dari data didapat 271 bahwa penduduk dusun Kepung Barat rata- rata sudah tinggal
dalam keluarga nuclear, ada 73 KK dengan keluarga extended, 18 KK dengan tipe
keluarga single audult, 30 dengan keluarga single parent, dan 55 KK dengan keluarga
niddle age. Sedangkan berdasarkan hasil presentasi Jumlah penduduk dengan Tipe
Keluarga Nuclear Family 60,7%, Extended Family 16,3%, Single Adult 4,0%, Single
Parent 7,0%, Niddle age 12,0%.
( berdasar hasil pengkajian pada tanggal 16-18 April 2018)
9. SUKU BANGSA

SUKU BANGSA

443
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0 0
0
JAWA
SUNDA
LAIN-LAIN

Keseluruhan warga masyarakat Kepung Barat asli 100% orang jawa.


( berdasar hasil pengkajian pada tanggal 16-18 April 2018)

10. KEJADIAN SAKIT SAAT INI (JUMLAH PENDUDUK)

40 37

35
30
25
20 15
15
Column1 10
8
5 5 8
1 4
0 2
1
si

C
at
en

TB

A
Ur
ert

CV

ma

DM
am
Hip

As

GJ
As

OD

ng
bu
an
lam
gar
en
d
enP
an
gu
ng
Ga
Untuk data kejadian sakit saat ini dari seluruh jumlah penduduk dusun kepung barat
didapatrkan penderita hipertensi 37 orang, Asam Urat 15 orang, TBC 1 orang, CVA 5
orang, Asma 4 orang, DM 8 orang, ODGJ 2 orang, Gangguan pendengaran 1 orang,
dan gangguan pada lambung (Gastritis) 8 orang, sedangkan dari hasil presentasenya
Hipertensi 45,7%, Asam urat 18,5%, TBC 1,2%, CVA 6,1%, Asma 5,0%, DM
10,0%,ODGJ 2,5%, Gangguan pendengaran 1,2%, gastritis 9,8 %
( berdasar hasil pengkajian pada tanggal 16-18 April 2018)

11. JENIS RUMAH (KK)


350

350

300

250

200

150
86
100

50

0
Bersama Petak Paviliun Tersendiri

JENIS RUMAH

Dari data yang diperoleh di Kepung Barat sebanyak 443 KK jenis rumah bersama
sebanyak 0, petak 86, paviliun 0, tersenderi 350. Dengan hasil presentasenya petak
19,7%, tersendiri 80,3%.
( berdasar hasil pengkajian pada tanggal 16-18 April 2018)

12. JENIS BANGUNAN


450
400 410

350
300
250
200
150
100
5 28
50
0
Non Permanen
Semi Permanen
Permanen

Series 1

Dari hasil survey yang diperoleh di Kepung Barat sebanyak 443 KK jenis bangunan
non permanen sebanyak 5, semi permanen 28, permanen 410. Dengan hasil presentase
non permanen :6,3%, semi permanen :6,3 %, permanen 92,6 %.
( berdasar hasil pengkajian pada tanggal 16-18 April 2018)

13. STATUS RUMAH

450 437
400
350
300
250
200
Series 1
150
100
50 0 5
0
0
Sewa Bulanan
Kontrakan
Milik Pribadi
Lain-lain
Dari data yang didapatkan di Dusun Kepung Barat mayoritas penduduk sudah
mempunyai rumah milik pribadi. Jumlah rumah milik pribadi sebanyak 437 per KK,
rumah kontrakan sejumlah 5 per KK, dan yang sewa bulanan tidak ada. Sedangankan
dari hasil presentasinya rumah kontrakan 1,2%, milik pribadi 98,8 %
( berdasar hasil pengkajian pada tanggal 16-17 April 2018)

14. ATAP RUMAH

Series 1

428
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0 0
10
Genteng
Seng
Lain-lain

Dari data yang didapatkan di Dusun Kepung Barat, rata-rata penduduk Dusun Kepung
Barat beratap genteng sebanyak 428, yang beratap seng tidak ada, sedangkan yang
beratap lain-lain sebanyak 10. Sedangkan berdasarkan hasil presentasi rumah yang
beratapkan genteng 97,8 %, rumah yang berapkan lain-lain 2,2%
( berdasar hasil pengkajian pada tanggal 16-18 April 2018)
15. JENIS LANTAI

300

250 UBIN; 272

200
PLESTER; 159
150

100

50 TANAH; 11

0 PAPAN; 1
TANAH
PLESTER
PAPAN
UBIN

Sales

Dari data yang didapatkan di Dusun Kepung Barat, warga yang lantainya masih
beralaskan tanah sejumlah 11 rumah per KK, yang lantainya masih beralaskan plester
sejumlah 159 rumah per KK dan kebanyakan warga di Dusun Kepung Barat lantainya
menggunakan ubin sejumlah 272 rumah per KK, sedangkan yang lantainya masih
beralaskan papan sejumlah 1 rumah per KK. Hal tersebut berdasarkan rumah sehat
harus dengan lantai keramik (kering). Sedangkan darihasil presentase tanah 2,5%,
plester 2,9%, papan 0,2%, ubin 61,4%.
( berdasar hasil pengkajian pada tanggal 16 – 18 April 2018)

16. VENTILASI
350 343

300

250

200

150 Column1

100
81
50 19

0
KURANG
CUKUP
BAIK

Dari data yang didapatkan di Dusun Kepung Barat, ventilasi dalam rumah yang
kurang sejumlah 19 rumah per KK, ventilasi rumah yang cukup sejumlah 343 rumah
per KK dan ventilasi rumah yang baik sejumlah 81 rumah per KK. Hal ini berdasarkan
kriteria rumah sehat yang ventilasinya harus 10% dari lantai per ruangan. Sedangkan
hasil dari presentase kurang 4,3%, cukup 77,4%, baik 18,3%
( berdasar hasil pengkajian pada tanggal 16-18 April 2018)

17. CAHAYA
350 335

300

250

200

150

100 85
23
50

0
KURANG
CUKUP
BAIK

Series 1

Dari data yang didapatkan di Dusun Kepung Barat, pencahayaan dalam rumah yang
kurang sejumlah 23 rumah per KK, pencahayaan rumah yang cukup sejumlah 335
rumah per KK dan yang pencahayaan rumah yang baik sejumlah 85 rumah per KK.
Hal tersebut berdasarkan kriteria rumah sehat, pencahayaan rumah (sinar matahari
dapat masuk kedalam rumah). Sedangkan dari hasil presentase kurang 5,2%, baik
19,2%, cukup 75,6 %
( berdasar hasil pengkajian pada tanggal 16-18 April 2018)
18. PENERANGAN

450 442
400
350
300
250
200
150
100
50 0
0
0
Lampu Tempel
Petromax
Listrik

Dari data yang didapatkan di Dusun Kepung Barat, mayoritas warga Kepung Barat
menggunakan penerangan dengan lampu listrik 100% bahkan tidak ada yang
menggunakan lampu templek dan petromak.
( berdasar hasil pengkajian pada tanggal 16-17 April 2018)
19. KEBERSIHAN

90

80 83 KOTOR
70
70
60
60
52
50
45
40 43
46
30

20

10

0
Halaman
Ruang
Tamu Ruang
Tidur Ruang
Makan Dapur
Kamar
Mandi WC

Dari hasil data yang diperoleh didusun kepung barat sebanyak 443 KK, rumah dengan
halaman yang kotor sebanyak 52, ruang tamu kotor sebanyak 60, ruang tidur kotor
sebanyak 45, ruang makan kotor 43, dapur yang kotor sebanyak 83, kamar mandi
yang kotor sebanyak 70, WC yang kotor sebanyak 46. Sedangkan untuk hasil
presentasenya halaman : 11,5%, ruang tamu : 13,5%, ruang tidur : 10,2%, ruang
makan : 9,7%, dapur : 18,7%, kamar mandi : 15,8%, WC : 10,4%.
( berdasar hasil pengkajian pada tanggal 16-18 April 2018)
400
390 383 398
399 BERSIH
360 371
350 327
300
250
200
150
100
50
0
Ru aman
Ru amu

gM r
Ru g Tidu

r
l
Ha

pu
n
gT

WC
aka
Da

di
an

an
an

rM
an

ma
Ka

Dari data yang didapatkan di Dusun Kepung Barat sebanyak 443 KK halaman yang
bersih 190, ruang tamu yang bersih 383, ruang tidur yang bersih 398, ruang makan
yang bersih 327, dapur yang bersih 360, kamar mandi 371, WC 399. Dengan hasil
presentase halaman : 88%, ruang tamu : 86,5%, ruang tidur : 89,8%, ruang
makan :37,8%, dapur :81,3%, kamar mandi :83,7%, WC :90,1%.
( berdasar hasil pengkajian pada tanggal 16-18 April 2018)

20. DATA SUMBER AIR

450
400
350
300
250
200
150
100
50
Axis Title

0
ai
ng
Su

an

pa

AM
ng

an

om
so

ng

rik
PD
rP
ng

eli
gso

ist

mb
elo

mu

aL
on

Me
as

Su

mp
sel
p

Po
tan

an
ng
ali

de
rg

ali
mu

rg
Su

mu
Su
Di Dusun Kepung barat di dapatkan data warga yang menggunakan sumur gali dengan
selongsongan berjumlah 17 KK. Pompa listrik 417 KK.Sedangkan hasil presentasenya
warga yang menggunakan sumur gali menggunakan selongsongan 4%, Pompa Listrik
96%.
( berdasar hasil pengkajian pada tanggal 16-18 April 2018)

21. DATA JARAK SUMBER AIR DENGAN TANGKI TINJA

JARAK SUMBER AIR DENGAN TANGKI TINJA

300

253
250

200

150 173

100

50 14

0
< 5 Meter
5-10 Meter
> 10 meter

Dari data yang di peroleh keadaan fisik air pada penduduk Desa Kepung barat yaitu
semua air tidak berbau. Hal tersebut berdasarkan jarak tangki tinja dengan sumber air
yang rata-rata 5-10 meter. Sedangkan hasil dari presentase kurang dari 5 meter 3,2%,
5-10 57,5%, lebih dari 10 39,3%
( berdasar hasil pengkajian pada tanggal 16-18 April 2018)
22. DATA KEADAAN FISIK AIR
443
450 443
400 443

350
300
250
200
150
100
50
0
JERNIH
KERUH
TAWAR

KEJERNIHAN BAU RASA

Dari data yang di peroleh keadaan fisik air pada penduduk Desa Kepung barat yaitu
100% semua air tidak berbau. Hal tersebut berdasarkan jarak tangki tinja dengan
sumber air yang rata-rata 5-10 meter.
( berdasar hasil pengkajian pada tanggal 16-18 April 2018)

23. KEBIASAAN BAB


jamban/septiktank :
450 442

400

350

300

250

200
KEBIASAAN BAB
150

100

50 sungai : 1
parit : 0
0
selokan : 0
sungai
parit
jamban/
septiktank selokan
Kebiasaan BAB di Dusun Kepung Barat berdasarkan jumlah KK yang di septic
tank/jamban bejumlah 442 KK, BAB di sungai 1. Sedangkan hasildari presentase
sungai 0,2%, jamban / sepitank 9,8%, selokan 0,0%, parit 0,0%.
( berdasar hasil pengkajian pada tanggal 16-18 April 2018)

24. JENIS JAMBAN

400
400

350

300

250

200
JENIS JAMBAN
150

100

50 12 42
0 3
septic tank
cemplung
tertutup cemplung
terbuka lain-lain

Di dusun Kepung Barat yang menggunakan jenis jamban cemplung tertutup berjumlah
12 KK, cemplung terbuka berjumlah 42 KK, septic tank bejumlah 400 KK, lain-lain 3.
Sedangkan hasildari presentase sepitank 90,3%, cemplung tertutup 2,6%, cemplung
terbuka 9,2 %
( berdasar hasil pengkajian pada tanggal 16-18 April 2018)
25. PEMBUANGAN AIR KOTOR

Series 1

298
300

250

200

150

63
100
62
50
6
0
Halaman 1
comberan
sungai
selokan
septiktank

Data pembuangan air kotor warga Desa Kepung barat di dapatkan sebagian warga
membuang di comberan terdapat 298 KK, yang membuang di sungai terdapat 6 KK
dan di buang di halaman terdapat 63 KK sehingga lainya di dapatkan data
pembuangan di selokan terdapat 62 KK, di septic tank terdapat 1 KK. Sedangkan hasil
dari presentase halaman 14,6%, comberan 69,3 %, sungai1,4%, selokan14,4%,
sepitank 0,3%
( berdasar hasil pengkajian pada tanggal 16-18 April 2018)
26. PEMBUANGAN SAMPAH

400 392

350

300

250

200
Series 1
150

100

50
0
0 11 22
sembarangan 18
dibakar
ditimbun
sungai
bak sampah

Pembuangan sampah terakhir oleh keluarga di Dusun Kepung Barat berdasarkan


jumlah KK, sampah yang di buang sembarangan berjumlah 0 KK, dibakar berjumlah
392 KK, ditimbun berjumlah 11 KK, di sungai berjumlah 22 KK, dan di bak sampah
18 KK. Sedangkan hasil dari presentase sembarangan 0,0% , dibakar 88,4% , ditimbun
2,5 %, sungai 5,0 % , bak sampah 4,1%.
( berdasar hasil pengkajian pada tanggal 16-18 April 2018)
27. JENIS TERNAK DAN LOKASI KANDANG TERNAK

JENIS TERNAK
134
140

120

100

80
68
60 Sales

40 31
20 31
0
2
ayam
sapi
kambing
bebek
burung

Jenis ternak di Dusun Kepung Barat berdasarkan KK yang mempunyai ternak


didapatkan ternak ayam berjumlah 134, ternak kambing berjumlah 68, ternak bebek
berjumlah 2, ternak sapi berjumlah 31, dan ternak burung berjumlah 31. Sedangkan
hasil dari presentase ayam 50,3 %, sapi 11,6 %, kambing 25,6 %, bebek 1%, Burung
11,5 %
( berdasar hasil pengkajian pada tanggal 16-18 April 2018)
LOKASI KANDANG

180 168
160
140
120
100
80 Sales
60
40 35
20
0 7
terpisah dari rumah
menempel di dinding
rumah di dalam rumah

Letak kandang ternak di Dusun Kepung Barat berdasarkan yang mempunyai kandang
didapatkan kandang di dalam rumah berjumlah 7 kandang, menempel di dinding
rumah 35 kandang, dan kandang yang terpisah dari rumah berjiumlah 168 kandang.
Berdasarkan kriteria rumah sehat jarak kandang ternak dengan rumah yaitu 5-10
meter. Sedangkan hasil dari presentase terpisah dari Rumah 80%, menempel dinding
rumah 16,6 %, di dalam rumah 3, 4%.
( berdasar hasil pengkajian pada tanggal 16-18 April 2018)

28. KB PADA KELUARGA


154

160

140

120

100
71
Column1
80

60

40
0
20

0
KB aktif pasif

Dari data yang didapatkan di dusun kepung barat pengguna KB di usia produktif 154
orang aktif menggunakan KB sedangkan yang pasif sebanyak 71 orang. Untuk hasil
presentasenya aktif : 68,4%, pasif 31,6%.
( berdasar hasil pengkajian pada tanggal 16-18 April 2018)
BAB 4
HASIL KEGIATAN
4.1 ANALISA DATA DARI PENDATAAN

NO DIAGNOSA TUJUAN RENCANA KEGIATAN


KEPERAWATAN
1. Resiko terjadinya penyakit diare,DHF, Setelah dilakukan
ISPA, dan lain-lain sehubungan dengan tindakan
kurangnya pengetahuan masyarakat keperawatan selama
dalam memelihara lingkungan yang 1 minggu : 1.1 penyuluhan kepada masyarakat
memenuhi syarat kesehatan yang 1. Pengetahuan tentang kebersihan lingkungan
ditandai dengan : masyarakat 1.2 memotivasi masyarakat untuk
a. jarak sumber air dengan septik tank tentang menjaga kebersihan lingkungan
kurang dari 5 meter berjumlah 14 kebersihan 1.3 Memasang poster tentang
KK lingkungan kebersihan lingkungan dan akibat
b. pembuangan air kotor di halaman meningkat yang ditimbulkan
sejumlah 63 KK
c. Rumah yang pencahayaan kurang
sejumlah 23 KK
d. Rumah yang ventilasinya kurang 2. Pengetahuan
sejumlah 19 KK kader tentang
e. Tempat pembuangan sampah di kebersihan
sungai sejumlah 22 KK lingkungan 2.1 Mengadakan diskusi dan
f. Lokasi kandang ternak yang meningkat penyegaran kader tentang
menempel dengan dinding rumah pentingnya kesehatan lingkungan
sejumlah 35 KK dan yang di dalam
rumah sejumlah 7 KK 3. Masyarakat 3.1 Bersama masyarakat melakukan
termotivasi kerja bakti masal
menciptakan
lingkungan yang
bersih dan sehat

2. Resiko terjadinya penurunan derajat Setelah dilakukan


kesehatan lansia sehubungan dengan tindakan
kurangnya kesadaran masyarakat tentang keperawatan selama
masalah kesehatan lansia yang ditandai 1 minggu diharapkan
dengan : :
a. Lansia yang menderita Hipertensi 1. Masyarakat dan 1.1 Penyebaran undangan untuk
sejumlah 37 jiwa lansia penyuluhan lansia
b. Lansia yang menderita Asam Urat mendapatkan 1.2 Memberikan penyuluhan kesehatan
sejumlah 15 jiwa informasi pada lansia tentang masalah
c. Lansia yang menderita TBC tentang : masalah kesehatan lansia
sejumlah 1 jiwa kesehatan lansia
d. Lansia yang menderita CVA lansia dan
sejumlah 5 jiwa perawatan pada
e. Lansia yang menderita Asma lansia yang sakit
sejumlah 4 jiwa
f. Lansia yang menderita Diabetes
Mellitus sejumlah 8 jiwa 2. Kader mampu 2.1 Membimbing kader dalam
g. Lansia yang menderita Gangguan memotivasi dan
Jiwa sejumlah 2 jiwa memberikan memberi penyuluhan tentang
h. Lansia yang menderita gangguan penyuluhan pada pentingnya kesehatan lansia
pendengaran sejumlah 1 jiwa masyarakat yang melalui kunjungan rumah
i. Lansia yang menderita penyakit mempunyai 2.2 Mensosialisasikan tentang
lambung sejumlah 8 jiwa lansia tentang pentingnya kesehatan lansia pada
perawatan lansia kader dan bekerja sama dengan
puskesmas kepung

3. Resiko Pencemaran Lingkungan Setelah dilakukan


sehubungan dengan kurangnya tindakan
kepedulian masyarakat terhadap keperawatan selama
kebersihan lingkungan yang ditandai 1 minggu diharapkan
dengan : :
a. Masyarakat yang memiliki halaman 1. Meningkatnya 1.1 penyebaran undangan untuk
kotor sejumlah 52 KK kepedulian penyuluhan kesehatan
b. Masyarakat yang memiliki ruang masyarakat 1.2 memberikan penyuluhan kesehatan
tamu kotor sejumlah 60 KK terhadap resiko tentang resiko pencemaran
c. Masyarakat yang memiliki ruang pencemaran lingkungan
tidur kotor sejumlah 45 KK lingkungan. 1.3 Bersama masyarakat melakukan
d. Masyarakat yang memiliki ruang kerja bakti masal
makan kotor sejumlah 42 KK
e. Masyarakat yang memiliki dapur
kotor sejumlah 82 KK 2. Kader mampu 2.1 mengadakan diskusi bersama kader
f. Masyarakat yang memiliki kamar memotivasi untuk untuk memberikan motivasi serta
mandi kotor sejumlah 70 KK meningkatkan penyuluhan tentang resiko
g. Masyarakat yang memiliki WC kepedulian pencemaran lingkungan.
kotor sejumlah 45 KK masyarakat
h. Jarak sumber air dengan tangki tinja terhadap resiko
<5 meter sejumlah 14 KK pencemaran
i. Kebiasaan BAB di sungai sejumlah lingkungan
1 KK
j. Jenis jamban cemplung tertutup
sejumlah 12 KK
k. Jenis cemplung terbuka 42 KK
l. Pembuangan air kotor di sungai
sejumlah 6 KK
m. Pembuangan air kotor di halaman
sejumlah 63 KK
n. Pembuangan sampah di sungai
sejumlah 22 KK
o. Lokasi kandang ternak yang
menempel dengan dinding rumah
sejumlah 35 KK
p. Lokasi kandang ternak di dalam
rumah sejumlah 7 KK
4.2 JADWAL KEGIATAN HASIL MMD

NO KEGIATAN WAKTU KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR


DAN MAHASISWA PEMBIMBING MASYARAKAT
TEMPAT INSTITUSI
1. HIPERTENSI Rima septa triana Sutiyah Heni, Bapak Wiyono
1. Penyuluhan Jum’at tanggal S.Kep.Ns.,M.Kes (RT 13)
20 april 2018,
tentang Jam 14.00
hipertensi WIB-selesai di
rumah bapak
2. Cek tekanan karwiyono
darah
3. Pemasangan
poster hipertensi
dibalai desa
2. KESEHATAN Rinda Wahyuningsih Ns.Vela Bapak Khoiri
LANSIA Jum’at 26 Purnamasari,M.Kep (RT 14)
april 2018,
1. Penyuluhan Jam 13.00
tentang asam WIB-selesai,
di rumah ibu
urat ngadiyem
2. Cek asam urat
3. Gizi lansia

3. PENCEMARAN Minggu, 22 Viki Rian Pradana Ns.Vels


LINGKUNGAN April 2018,
Purnamasari,M.
1. Kerja bakti Jam 06.00
Kep
membersihkan WIB-Selesai,
lingkungan di dusun
2. Penyuluhan Jatimulyo dan
pentingnya Kepung Timur
lingkungan yang
sehat
4. RESIKO Rabu, 18 April Niken Ayu Lunawati Sutiyah Hj Sumarmiati,
TERJADINYA 2018. Jam S.SST.,M.Kes
Heni,S.Kep.Ns.,
PENYAKIT 08.00-WIB,
M.Kes
1. Penyuluhan Di tanam
Diare posyandu
2. Penyuluhan Cuci harapan 1
tangan

4.3 JADWAL KEGIATAN TAMBAHAN DILUAR HASIL MMD


NO KEGIATAN WAKTU KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR
DAN MAHASISWA PEMBIMBING MASYARAKAT
TEMPAT INSTITUSI
1. Penyuluhan Rabu, 25 Wulandari Sutiyah Heni,
cuci tangan April 2018 S.Kep.Ns.,M.Kes
dan gosok gigi Jam 07.00
WIB-
Selesai, di
TK
Dharma
Wanita 4
2. Penyuluhan Rabu, 25 Gaury Intan Koswara Ns.Vela
April 2018 Purnamasari,M.Ke
cuci tangan
Jam 08.00 p
dan gosok
WIB-
gigi Selesai, di
SDN
Kepung 3

4.4 HASIL KEGIATAN


1. Hipertensi
Analisa masalah hasil pemeriksaan :
1) Stik GDA tidak mencukupi jumlah peserta jadi yang dilakukan cek gula darah
hanya 15 orang dan 5 orang lainnya dicek asam urat nya.
2) Dari 20 warga yang hadir yang dikategorikan darah tinggi sebagai berikut :
a. Darah tinggi : 4 orang
b. Hamper darah tinggi : 4 orang
c. Normal : 12 orang
3) Dari 20 warga yang hadir dan dikategorikan diabetes sebagai berikut :
a. Diabettes : 3 orang
b. Hampir diabetes : 3 orang

NO NAMA TEKANAN GULA DARAH


DARAH

2. Kesehatan Lansia (Cek asam urat dan penyuluhan tentang asam urat)
Penderita asam urat di Kepung Barat sejumlah 15 orang, kemudian diadakan kegiatan
penyuluhan kesehatan dan cek asam urat dengan jumlah target peserta 25 di Kepung
Barat ( RT 14 ) yang dilaksanakan pada hari Jum’at 27 April 2018 jam 13.00 WIB dengan
peserta yang hadir sejumlah 32 peserta.
Dari hasil kegiatan, didapatkan jumlah penderita asam urat di Kepung Barat ( RT 14 )
penderita asam urat laki – laki sejumlah orang dan penderita asam urat perempuan
orang dan total penderita asam urat di Kepung Barat ( RT 14 ) sejumlah orang dan yang
tidak menderita asam urat sejumlah orang. Selain dilakukan pengecekan asam urat
diberikan penyuluhan tentang gizi bagi lansia, asam urat dan pengecakan tekanan darah.
Setelah dilakukan kegitan masyarakat warga Kepung Barat ( RT 14 ) mengetahui hasil
asam urat , hasil tekanan darah, makanan yang baik dikonsumsi untuk lansia,
mengetetahui makanan yang harus dihindari untuk pederita asam urat, makanan yang
harus dikonsumsi penderita asam urat dan penatalaksanaan untuk penderita asam urat
dan masyarakat juga antusias untuk merubah pola hidupnya.
Hasil pemeriksaan asam urat
NO NAMA JENIS KELAMIN ASAM URAT

3. Pencemaran lingkungan
Dari hasil kegiatan kerja bakti yang di lakukan di dusun kepung timur dan
purworejo pada hari minggu tanggal 22 April 2018 jam 06.00 WIB .
Masyarakat yang hadir di dusun kepung timur sejumlah 15 orang, masyarakat
yang hadir di dusun purworejo 50 masyarakat. Setelah melakukan kerja bakti
masyarakat di beri penyuluhan tentang PHBS , agar masyarakat kepung timur
dan purworejo mengerti tentang PHBS.
4. Resiko terjadinya penyakit
Dari hasil kegiatan penyuluhan yang di lakukan di Taman Posyandu pada hari
Rabu tanggal 18 April 2018 jam 08.00 WIB . Masyarakat yang hadir di Taman
Posyandu sejumlah 40 orang. Setelah melakukan penyuluhan masyarakat di
Taman Posyandu tentang cuci tangan dan diare, agar masyarakat mengerti
tentang cuci tangan dan diare.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Praktek klinik keperawatan komunitas yang dilaksanakan pada tanggal 16 April-28
april 2018 oleh mahasiswa program studi D3 Keperawatan Stikes Karya Husada
Kediri di Dusun Kepung Barat merupakan salah satu program profesi untuk
menghasilkan tenaga perawat yang profesional sesuai dengan kopetensi yang di
tentutan. Sebagai aplikasi nyata dari konsep keperawatan komunitas, maka di berikan
asuhan keperawatan komunitas kepada dusun kepung barat untuk meningkatkan
status kesehatan masyarakat.
Pendekatan dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas adalah
pendekatan proses keperawatan yang meliputi 4 tahap, yaitu pengkajian, perencanaan,
tindakan dan evaluasi yang di laksanakan secara integral dan komprehensif dalam
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengenal masalah kesehatanya dan
mampu menciptakan berbagai alternative dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatanya
Dari keempat tahapan tersebut dapat di laksanakan dengan baik oleh
mahasiswa bersama dengan pokjakes, aparat, kader, karangtaruna dan warga kepung
barat. Dalam pelaksanaanya tidak pernah lepas dari arah dan rintangan, akan tetapi hal
tersebut dapat di atasi dengan baik tanpa mengganggu aktivitas praktik klinik

5.2 Saran
1. Untuk pihak pukesmas kepung
a. Agar lebih meningkatkan pembinaan terhadap kelompok – kelompok yang
terdapat di masyarakat khususnya di bidang kesehatan, sehingga apa yang
menjadi upaya pukesmas untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya dapat tercapai dengan baik.
b. Terbukanya kerjasama lebih lanjut dengan Program Studi D3 Keperawatan
Stikes Karya Husada Kediri khususnya untuk program keperawatan komunitas
2. Pihak pendidikan
a. Dalam proses persiapan memasuki program praktek klinik keperawatan
komunitas yang di bekalkan kepada mahasiswa hendaknya memiliki suatu
konsep yang terstruktur dan mengintegrasikan keseluruhan konsep
keperawatan klinik dengan kondisi lapangan, sehingga di dapatkan kesamaan
ide, pendapat, kesepakatan dan presepsi menuju peningkatan efektifitas
pelaksanaan praktik klinik di lapangan.
b. Untuk meningkatkan, memperluas dan mempermuda hubungan instansi yang
terkait praktik klinik keperawatan komunitas dengan mahasiswa, di harapkan
adanya kerja sama antara pendidikan dengan instansi terkait baik berupa
kontrak waktu atau dalam bentuk yang lain.

Anda mungkin juga menyukai