KABUPATEN MERAUKE
Disusun oleh :
Kelompok II
Cresensia Kanip Kurupat PO7120318011 Nur Fitria Hermawati PO7120318042
Dayu Zulhij Azam Akbar PO7120318013 Restiani Tri Puji Lestari PO7120318048
Genoveva Bernadheta PO7120318022 Silvia Lamera PO7120318058
Ngoranmele
Jusniati PO7120318027 Susana Margaretha PO71203180
Turiram
Maria Klara Siwa PO7120318035 Tariq Nur Indra Paksi PO7120318063
KATA PENGANTAR
Puji syukur kelompok kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
Rahmat-Nya sehingga kelompok dapat menyusun dan menyelesaikan laporan akhir Praktek
Lapangan Keperawatan Komunitas dengan judul “Laporan Asuhan Keperawatan Komunitas
di kelurahan kelapa lima Distrik Merauke Kabupaten Merauke’’. Diwilayah kerja Puskesmas
Kelapa Lima Kabupaten Merauke Provinsi Papua.
Dalam penyusunan laporan ini kelompok banyak mengalami hambatan dan kesulitan namum
berkat bantuan, bimbingan pengarahan, dorongan serta motivasi-motivasi dari berbagai pihak
yang telah membantu, akhirnya kelompok dapat menyelesaikan laporan ini.
Oleh karena itu pada kesempatan ini kelompok ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Emanuel Konda S.Kep., Ns., M. Kes Selaku Ketua Program Studi Diploma III
Keperawatan Merauke.
2. Agatha Futunanembun Amp Selaku Kepala Puskesmas Kelapa Lima Distrik Merauke
3. Ade Ragil Agung Wibowo., S.Kep Ns Selaku Pembimbing Institusi Dari Pihak
Akademik Prodi D III Keperawatan Merauke
4. Anggraeny Septriany Faisal S.Kep Ns Selaku Pembimbing Institusi Dari Pihak
Akademik Prodi D III Keperawatan Merauke
5. Yuliana Lamban, S. Kep Selaku Pembimbing Lapangan dari pihak Puskesmas Kelapa
lima
6. Tim Keperawatan Komunitas Selaku Dosen Mata Kuliah Keperawatan Komunitas
7. Seluruh Warga Kampung Kelapa Lima Distrik Merauke Kabupaten
Namun demikian kelompok menyadari sebagai manusia biasa yang tak pernah luput dari
kesalahan serta keterbatasan, sehingga laporan akhir praktek lapangan keperawatan
komunitas ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat kelompok harapan untuk kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu dalam bidang keperawatan
pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Lembar judul
Kata pengantar
Daftar isi
Daftar tabel
Daftar diagram
Daftar gambar
Daftar lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
C. Metode Penulisan
1. Kepustakaan
2. Wawancara
3. Observasi
4. Studi dokumentasi
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi Institusi
3. Bagi Lahan Praktik
E. Sistematika Penulisan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Puskesmas
1. Pengertian
2. Tujuan Puskesmas
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
3. Sasaran dan Program
a. Sasaran
b. Progaram dan Kinerja Puskesmas
4. Tugas, Fungsi dan Wewenang Puskesmas
a. Tugas Puskesmas
b. Fungsi Puskesmas
c. Wewenang Puskesmas
5. Persyaratan dan Organisasi
6. Kedudukan dan Organisasi
B. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas
1. Pengertian Keperawatan Komunitas
2. Tujuan Keperawatan Komunitas
1) Tujuan Umum Keperawatan Komunitas
2) Tujauan Spesifik Keperawatan Komunitas
3. Prinsip Keperawatan Komunitas
4. Sasaran Keperawatan
5. Model Keperawatan Komunitas
1) Pengertian Model Praktik Keperawatan
2) Model Keperawatn Dalam Keperawatan Komunitas
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas
1. Pengertian Keperawatan Komunitas
D. Diagnosis Keperawatan Komuni tas
E. Perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas
F. Implementasi Asuhan Keperawatan Komunitas
G. Evaluasi Asuhan Keperawatan Komunitas
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PROFIL KAMPUNG
1. Geografi kampung
2. Demografi kampung
3. Data topografi kampung
4. Sumber daya puskesmas induk distrik kelapa lima
5. Sumber daya masyarakat kampung kelapa lima
B. Distribusi data kampung kelapa lima kabupaten merauke
C. Analisa data
D. Analisa data dan diagnosa keperawatan
E. PRIORITAS MASALAH
F. Evaluasi hasil kegiatan
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1. Distribusi data berdasarkan jumlah kepala keluarga
Diagram 2. Distribusi data berdasarkan jenis kelamin
Diagram 3. Distribusi data berdasarkan pasangan usia subur( PUS)
Diagram 4. Distribusi data berdasarkan alat kontrasepsi
Diagram 5. Distribusi data berdasarkan tingkat penyakit
Diagram 6 Distribusi data berdasarkan jumlah pengujung
Diagram 7 Distribusi data berdassrkan sikap pengunjung mengenai penyakit
Diagram 8 Distribusi data berdasarkan pengetahuan pengunjung
Diagram 9 Distribusi data berdasarkan jumlah kunjungan lansia ke posyandu lansia
Diagram 10. Distribusi data berdsasarkan sikap pengunjung lansia pengenai menyakit
Diagram 11. Distribusi data berdasarkan pengetahuan pengunjung lansia penyakit.
DAFTAR GAMBAR
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Tujuan dilaksanakan keperawatan komunitas ini adalah meningkatkan derajat
kesehatan dan kemampuan masyarakat secara menyeluruh dalam memelihara
kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal secara mandiri.
2. Tujuan khusus
a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat
b. Meningkatkan kemampuan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka
mengatasi masalah keperawatan.
c. Tertanganinya kelompok keluarga resiko yang memerlukan pembinaan
dan asuhan keperawatan.
d. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/resiko yang memerlukan
pembinaan dan asuhan keperawatan dirumah, dipanti dan masyarakat.
e. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tidak lanjud
dan asuhan keperawatn dirumah.
f. Tertanganinya kasus-kasus tertantu yangtermasuk kelompok
resikotinggi yang memerlukan penanganan asuhan keperawatan
dirumah dan dipuskesmas.
g. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan social untuk
menuju keadaan sehat yang optimal.
C. Metode Penulisan
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan menanbah keterampilan dalam
memberikan asuhan keperawatan komunitas.
2. Bagi institusi pendidikan
Menjadi bahan bacaan yang dapat digunakan sebagai bahan perbandingan
untuk meningkatkan mutu ilmu keperawatan.
3. Bagi lahan praktik
Dapat menjadi bahan masukan bagi pihak rumah sakit untuk mengambil
langkah-langkah kebijakan dalam rangka upaya peningkatan mutu pelayanan
kesehatan.
E. Sistematika Penulisan
BAB II Tinjauan Teori Terdiri dari konsep dasar puskesmas, konsep dasar
keperawatan komunitas dan konsep dasar asuhan
keperawatan komunitas.
BAB III Tinjauan kasus : Berisikan tentang pengkajian, perencanaan, tindakan, dan
yang dilaksanakan disuatu komunitas dimana pengakajian
tersebut meliputi : data evaluasi yag merupakan studi kasus
dilapangan, bagaimana penanganan dan proses
keperawatan penduduk, perencanaan yang mencakup
analisa data yang didapatkan pada studi kasus dilapangan,
implementasi mencakup asuhan keperawatan yang
diterapkan pada komunitas dalam hal ini keluarga, lansia,
dan masuk ke evaluasi yang merupakan suatu tolak ukur
keberhasilan dari proses keperawatan asuhan komunitas.
BAB V Penutup : Terdiri dari kesimpulan dan saran dari kesenjangan antara
teori dan kasus yang ditemukan dilahan praktek.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Tujuan Puskesmas
a. Tujuan umum
Secara umum puskesmas adalah meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat, tercapai derajat kesehatan yang optimal
agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki.
b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan yang lebih khusus diuraikan sebagai berikut:
1) Individu mampu memiliki perilaku sehat yang meliputi
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat.
2) Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu.
3) Hidup dalam lingkungan sehat.
4) Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
1) Rawat jalan.
2) Pelayanan gawat darurat.
3) Pelayanan satu hari (One day care).
4) Home care.
5) Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan
pelayanan kesehatan.
1) Perencanaan.
2) Pergerakan dan pelaksanaan.
3) Pengawasan,pengendalian,dan penilaian kinerja.
4) Dukungan dinas kesehatan kabupaten/kota dalam manajemen
puskesmas.
5) Pembinaan dan pengawasan dalam pelaksanaan peratuan
mentri ini dilaksanakan oleh kementerian kesehatan dinas
kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai
tugas dan fungsi masing-masing.
7) Upaya penyuluhan.
a) Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari tiap-tiap program puskesmas,
kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan pada setiap
kesempatan oleh petugas, apakah di klinik, rumah, dan
kelompok-kelompok masyarakat.
b) Ditingkat puskesmas tidak ada penyuluhan tersendiri,
tetapi ditingkat kabupaten di adakan tenaga-tenaga
koordinator penyuluhan kesehatan. Koordinator
membantu para petugas puskesmas dalam
mengembangkan teknik dan materi penyuluhan di
puskesmas.
8) Upaya Kesehatan Sekolah.
a) Membina saran keteladanan disekolah, berupa sarana
keteladanan gizi berupa kantin dan sarana keteladanan
kebersihan lingkungan.
b) Membina kebersihan perseorangan peserta didik.
c) Mengembangakan kemampun peserta didik untuk
berperan secara aktif dalam pelayanan kesehatan
melalui kegatan doctor kecil.
d) Penjaringan peserta didik kelas 1.
e) Pemeriksaan kesehatan periode sekali setahun untuk
kelas II sampai IV dan giri berupa pemeriksaan
sederhana
f) Imunisasi peserta didik kelas 1 sampai 6.
g) Pengawasan terhadap keadaan air.
h) Pengobatan ringan pertolongan pertama.
i) Rujukan medis
j) Penanganan kasus anemia gizi.
k) Pembinaan teknis dan pengawasan disekolah.
l) Pencatatan dan pelaporan
9) Upaya Kesehetan Olahraga.
a) Pemeriksaan kesehatan berkala.
b) Penentuan takaran latihan.
c) Pengobatan dengan teknik latihan dan rehabilitas.
d) Pengobatan akibat cidera laihan.
e) Pengawasan selama pemusatan latihan.
10) Upaya Kesehatan Masyarakat.
a) Asuhan keperawatan kepada individu di puskesmas
maupun dirumah upaya perawatan kesehatan
masyarakat dengan berbagai tingkat umur, kondisi
kesehatan, tumbuh kembang, dan jenis klamin.
b) Asuhan keperawatan yang diarahkan kepada keluarga
sebagai unit terkecil dari masyarakat (Keluarga Binaan).
c) Pelayanan perawatan kepad kelompok khusus
diantaranya: Ibu hamil, anak balita, usia lanjut, dan
sebagainnya.
d) Pelayanan keperawatan pada tingkat masyarakat.
11) Upaya Peningkatan Kesehatan Kerja.
a) Identifikasi masalah, Meliputi:
(1) Pemeriksaan kesehatan dari awal dan berkala
untuk para pekerja
(2) Pemeriksaan khusus terhadap pekerja yang
datang berobat ke puskesmas
(3) Peninjauan tempat kerja untuk menentukan
bahaya akibat kerja
(4) Kegiatan peningkatan kesehatan tenaga kerja
melalui peningkatan gizi pekerja, lingkungan
kerja, dan kegiatan peningkatan kesejahteraan.
b) Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja, Meliputi:
(1) Penyuluhan kesehatan
(2) Kegiatan egonomik,yaitu kegiatan untuk
mencapai kesesuaian antara alat kerja agar tidka
terjadi stress fisik terhapa kerja.
(3) Kegiatan monitoring bahaya akibat kerja
(4) Pemakaian alat pelindung
c) Kegiatan pengobatan kasus penyakit akibat kerja.
d) Kegiatan pemuliha bagi pekerja yang sakit
5. Persayatan Puskesmas
a. Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan
b. Dalam kondisi tertentu, pada 1 (satu) kecamatan dapat didirikan lebih
dari 1 (satu) puskesmas
c. Kondisi tertentu ditetapkan berdasarkan pertimbangan kebutuhan
pelayanan,jumlah penduduk dan askesibilitas
d. Pendirian puskesmas harus memenuhi persyaratanaaa:
1) Lokasi
a) Georgrafis;
b) Aksebilitas untuk jalur transportasi;
c) Kontur tanah;
d) Fasilitas parker;
e) Fasilitas keamanan;
f) Ketersediaan utilitas public;
g) Pengelolaan kesehatan lingkungan,dan
h) Kondisi lainnya.
2) Bangunan
a) Persyaratan administratif, persyaratan keselamatan, dan
kesehatan kerja , serta persyaratan teknis bangunan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
b) Bersifat permanen dan terpisah dengan bangunan lain
c) Menyediakan fungsi keamanan, kenyamanan ,
perlindungan keelamatan dan kesehatan serta
kemudahan dalam memberi pelayanan bagi semua
orang termasuk yang berkebutuhan khusus, anak-anak
dan lanjut usia
3) PraSarana
Puskesmas harus memiliki prasarana yang berfungsi paling
sedikit terdiri atas:
a) Sistem penghawaan (Fentilasi)
b) Sistem pencahayaan
c) Sistem kelistrikan
d) Sisitem sanitasi
e) Sistem komunikasi
f) Sistemgas medik
g) Sistem proteksi petir
h) Sistem proteksi kebakaran
i) Sistem pengendalian kebisingan
j) Sistem transportasi vertikal untuk bangunan lebih dari
satu lantai
k) Kendaraan puskesmas keliling dan kendaraan
ambulance
4) Peralatan Kesehatan
Peralatan dipuskesmasharus memiliki persyaratan:
a) Standar mutu keamanan keselamatan
b) Memiliki ijin edar sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
c) Diuji dan dikalibbrasi secara berkala oleh instansi
penguji dan penkalibbrasi yang berwenanag
5) Sumber Daya Manusia puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan
dan tenagan non kesehatan. Jenis dan jumlah tenaga kesehatan
dan tenaga non kesehatan berdasarkan analisis beban kerja,
dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang
diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya.
Karateristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, dan pembagian
waktu kerja, jenis tenaga kesehatan paling sedikit terdiri atas:
a) Dokter atau dokter layanan primer
b) Dokter gigi
c) Perawat
d) Bidan
e) Tenaga kesehatan masyarakat
f) Tenaga kesehatan lingkungan
g) Ahli teknologi laboratorium medik
h) Tenaga gizi, dan
i) Tenaga Kefarmasian
Sedangkan tenaga non kesehatan harus dapat
mendukung kegiatan ketata usahaan, admistrasi
keunagan, sistem informasi, dan kegiatan operasional
lain dipuskesmas.
6) Ke Farmasiaan
Pelayanan kefarmasian dipuskesmas harus diaksanakan oleh
tenaga kesehtan yang memiliki kompetensi dan kewenangan
untuk melakukan pekerjaan kefarmasian
7) Pelayanan laboratorium di puskesmas harus memenuhi kriteria
ketenagaan,sarana,perlengkapan dan peralatan
6. Kedudukan dan Oranisasi
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabu[aten/kota,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Puskesmas merupakan seorang tenaga kesehatan dengan kriteria sebagai
berikut:
a. Tingkat penddikan paling rendah sarjana dan kompetensi manajeman
kesehatan masyarakat
b. Masa kerja dipuskesmas minimal 2 (dua) tahun
c. Telah mengikuti pelatihan manajemen puskesmas
Kepala puskesmas bertaggung jawab atas seluruh kegiatan di
puskesmas. Dalam melaksanakan tanggung jawab kepala puskesmas
merencanakan dan mengusulkan kebutuhan sumber daya puskesmas
kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dalam hal dipuskesmas
kawasan terpencil dan sangat terpencil tidak tersedian seorang tenaga
kesehatan dengan tingkat pendidikan yang paling rendah diploma tiga.
b. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan anggota keluarga lainnya, yang berkumpul dan
tinggal dalam satu rumah tangga, karena pertalian darah, ikatan
perkawinan, atau adopsi. Antara anggota keluarga satu dengan yang
lain, saling tergantung dan berinteraksi.
Jika salah satu atau beberapa anggota keluarga memiliki
masalah kesehatan, dapat berpengaruh terhadap anggota keluarga lain
dan keluarga yang tinggal di sekitarnya. Masalah kesehatan dapat
disebabkan oleh factor fisiologis, psiklogis, sosiokultural, serta
perkembangan dan spiritual yang saling berinteraksi (Stanhope &
Lancaster,2010)
Dari pengertian dan pemahaman di atas, dapat disimpulkan bahwa
keluarga merupakan focus pelayanan kesehatan strategis, karena
alasan-alasan berikut:
1) Keluarga merupakan sebuah lembaga yang patut
diperhitungkan,
2) Keluarga berperan sebagai pemeliharaan kesehatan seluruh
anggotanya,
3) Masalah kesehatan dalam keluarga saling berhubungan,
4) Keluarga merupakan tempat pengambilan keputusan dalam
perawatan kesehatan,
5) Keluarga merupakan perantara efektif dalam berbagai usaha
kesehatan masyarakat.
c. Kelompok
Kelompok khususnya dalam berbagai tatanan, merupakan sekelompok
individu yang memiliki kesamaan usia, jenis kelamin, serta
problematika. Kelompok khusus dalam masyarakat dapat digolongkan
berdasarkan permasalahan dan kebutuhan yang dihadapi antara lain :
1) Kelompok dengan kebutuhan kesehatan khusus, sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhan yaitu :
a) Kelompok ibu hamil dan ibu melahirkan, terutama
berkaitan dengan usia harapan hidup,
b) Kelompok ibu nifas,
c) Kelompok bayi, terutama untuk kasus bayi lahir dengan
berat badan rendah akibat buruknya status gizi
masyarakat,
d) Kelompok balita, terutama berkaitan dengan angka
kematian angka,
e) Kelompok anak usia sekolah,
f) Kelompok usia lanjut.
2) Kelompok dengan kesehatan khusus, yang memerlukan
pengawasan, bimbingan, dan asuhan keperawatan antara lain :
a) Kelompok penderita penyakit menular, yaitu :
b) Kelompok penderita penyakit kusta,
c) Kelompok penderita penyakit tuberculosis paru,
d) Kelompok penderiya penyakit kelamin, seperti sifilis,
gonorrhea, dan lain-lain.
Kelompok penderita penyakit tidak menular, misalnya :
a) Kelompok penderita hipertensi, diabetes mellitus,
penyakit jantung, kanker, stroke, dan sebagainya,
b) Kelompok penderita gangguan jiwa, penyalahgunaan
narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya,
c) Kelompok penderita akibat kecelakaan kerja dan lalu
lintas.
3) Kelompok cacat yang memerlukan rehabilitasi, misalnya :
a) Kelompok cacat fisik, seperti kebutaan akibat katarak,
glaucoma, kelainan refraksi, gangguan retina, dan
kelainan kornea,
b) Kelompok cacat mental, seperti kelainan jiwa
(psikosis), neurosis, dan gangguan perilaku,
c) Kelompok cacat social.
4) Kelompok yang memiliki kerentanan terhadap penyakit, antara
lain :
a) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkotika,
b) Kelompok Wanita Tuna Susila (WTS) dan Pekerja Seks
Komersial (PSK)
c) Kelompok pekerja tertentu.
d. Masyarakat
Menurut Depkes (2006), keperawatan komunitas menyasar pada
masyarakat yang rentan atau mempunyai risiko tinggi terhadap
timbulnya masalah kesehatan seperti berikut :
1) Masyarakat di suatu masyarakat (RT, RW, Kelurahan,Desa)
yang memiliki :
a) Jumlah bayi meninggal lebih tinggi dibandingkan
daerah lain,
b) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi
dibandingkan daerah lain,
c) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah
lain.
2) Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (diare, demam
berdarah, dan sebagainya), seperti:
a) Masyarakat di lokasi atau barak pengungsian akibat
bencana atau lainnya,
b) Masyarakat di daerah kondisi geografis sulit, misalnya
daerah pelosok atau perbatasan,
c) Masyarakat di daerah permukiman baru dengan
transportasi sulit, misalnya daerah transmigrasi
e. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya
pelayanan kesehatan baik upaya promotif, preventif, kuratif,
rehabilitative, maupun resosialitif Upaya promotif dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
dengan melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi,
pemeliharaam kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan
lingkungan, olahraga teratur, rekreasi dan pendidikan seks.
Upaya prevemtif untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga kelompok dan
masyarakat melalui kegiatan imunisasi, pemeriksaan kesehatan secara
berkala melalui posyandu, puskesmas, dan kunjungan rumah,
pemberian vitamin A, iodium, ataupun pemeriksaan dan pemeliharaan
kehamilan, nifas dan menyusui.
Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga
yang sakit atau masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang
sakit di rumah, perawatan buah dada atau pun perawatan tali pusat bayi
baru lahir.
Upaya rehabilitatif ataupemulihan terhadap pasien yang dirawat
di rumah atau kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu
seperti TBC, kusta, dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan
fisik pada penderita kusta, patah tulang dan sebagainya.
Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan
penderita ke masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh
masyarakat seperti penderita AIDS, kusta dan wanita tua susila.
b. Pengumpulan Data
Menurut Anderson & McFarlane (2008), metode windshield survey dapat
digunakan perawat komunitas untuk mengidentifikasi berbagai dimensi dari
komunitas, lingkungan, dan gaya hidup masyarakat. Beberapa aspek yang
dikaji dalam metode ini antara lain sebagai berikut.
1) Inti komunitas, meliputi:
a) Sejarah, meliputi hal-hal ang diperoleh dari pengamatan sementara
di wilayah tersebut. Misalnya, menegenai sejarah wilayah yang
dapat ditanyakan pada tetua atau tokoh masyarakat.
b) Demografi, meliputi tipe-tipe orang yang dijumpai, termasuk data
mengenai usia, jenis kelamin, dan piramida penduduk.
c) Kelompok etnis, berupa identifikasi terhadap berbagai suku atau
etnis yang dijumpai.
d) Nilai dan keyakinan, berupa identifikasi terhadap nilai dan
keyakinan dalam masyarakat. Misalnya, melalui jenis dan jumlah
ibadah.
2) Subsistem, meliputi
a) Lingkungan fisik, berupa keadaan lingkungan atau geografis,
misalnya batas wilayah, iklim, dan kondisi perumahan.
b) Pelayanan kesehatan dan sosial, meliputi unit pelayanan kesahatan
yang tersedia baik modern maupun tradisional, tenaga kesehatan,
home care, tempat pelayan sosial, dan kesehtan jiwa komunitas.
c) Ekonomi, meliputi status ekonomi masyarakat, industri yang
tersedia, kegiatan yang menunjang roda perekonomian, dan jumlah
pengangguran.
d) Keamanan dan tramsportasi, meliputi cara masyarakat berpergian,
jenis transportasi umum/ pribadi yang digunakan, jenis pelayanan
perlindungan yang tersedia (pemadam kebakaran, polisi, atau
sanitasi), monitoring terhadap kualitas udara, jenis kejahatan pada
umumnya, dan sebagainya.
e) Pemerintahan dan politik, meliputi tanda aktivitas politik (poster
pertemuan, dan sebagainya) partai yang mendominasi, hak
komunikasi dalam pemerintahan (pemilihan bupati atau anggita
DPR), keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan
pemerintahan setempat.
f) Komunikasi, berupa identifikasi berbagai jenis komunikasi yang
digunakan oleh masyarakat termsuk komunikasi melalui media
cetak dan elektroik.
g) Pendidikan, berupa identifikasi berbagi jenis institusi pendidikan
dan ketrsediaan program UKS.
h) Rekreasi, meliputi tempat anak-anak bermain, bentuk umum
rekreasi, orang-orang yang berperan serta, dan fasilitas rekreasi yang
ditemukan.
3) Persepsi, meliputi:
a) Penduduk, meliputi pendapat msyarakat tentang komunitasnya, serta
identifikasi kekuatan dalam pandangan masyarakat. Persepsi dapat
diperoleh melaui analisis jawaban beberapa orang dari kelompok
berbeda (kelompok tua/ muda, petani,pekerja pabrik, profesinal,
tokoh agama, ibu rumah tangga, dan lain-lain).
b) Persepsi sendiri, meliputi penyataan umum perawat komunitas
mengenai kesehatan komunitas, kekuatan komunitas, serta masalah
aktual atau potensial yang dapat diidentifikasi.
c. Jenis dan Sumber Data
1) Jenis data, terbagi menjadi dua:
a) Data Subjektif, diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan
oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas, melalui
ungkapan lngsung secara lisan.
b) Data Objektif, diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan ,
dan pengukuran.
2) Sumber data terbagi menjadi dua:
a) Data primer, yaitu data yang dikumpulkan oleh pengkaji (perawat
komunitas) individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
b) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber lai yang dapat
dipercaya. Misalnya data dari kelurahan, catatan riwayat kesehatan
pasien, atau medical record.
d. Metode Pengumpulan Data
Sekurang-kurangnya, terdapat tiga metode dalam pengumpulan data, antara
lain sebagai berikut.
1) Wawancara (Anamnesa)
Wawancara atau anamnesa merupaka kegiatan komunikasi
timbal balik berbentuk tanya jawab atara perawat dengan klien atau
keluarga dan orang-orang disekitar klien terkait masalah kesehatan klien.
Wawancara hendaknya dilakukan dengan ramah, terbuka, serta
menggunakan bahasa yang sederhana yang mudah dipahami klien.
Selanjutnya, hasil wawancara dicatat dalam format proses keperawatan.
2) Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan meliputi aspek fisik, psikologis,
perilaku, dan sikap. Pengamtan dilakukan menggunakan panca inra yang
hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan.
3) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dalam rangka menegakkan diagnosis
keperawatan dilakukan melalui inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi,
yang artinya:
a) Inspeksi, yaitu pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui
pengamatan pada bagian tubuh klien atau keluarga yang sakit.
b) Palpasi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara meraba
bagia tubuh yang mengalami gangguan.
c) Perkusi, yaitu pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara
mengetukan jari telunjuk atau alat hammer pada bagian tubuh yang
diperiksa.
d) Auskultasi, yaitu pemeriksaan fisik yang dilkuakan engancara
mendengarkan bunyi bagian tubuh tertentu ( umumnya
menggunakan stetoskop)
e. Pengolahan Data
Setelah data diperoleh, selanjutnya dapat diolah menggunakan cara sebagai
berikut.
1) Klasifikasi data atau kategorisasi data berdasarkan:
a) Karakteristik demografi
b) Karakteristik geografi
c) Karakteristik sosial ekonomi
d) Sumber dan pelayanan kesehatan (Anderson & McFarlane, 2008).
2) Perhitunga persentase cakupan menggunakan telly.
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data.
f. Analisa Data
Analisa data merupakan kemampuan untuk mengaitkan dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga
dapat diketahui kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Analisa data bertujuan untuk:
1) Menetapkan kebutuhan komunitas
2) Menetapkan kekuatan
3) Mengidentifikasi pola respon komunitas
4) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan layanan kesehatan.
g. Perumusan Masalah
Berdasarkan analisa data yang diperoleh, dapat diketahui masalah
kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masayarakat, sehingga dapat
dilakukan intervensi.
h. Prioritas Masalah
Masalah yang dirumuskan tidak dapat diatasi sekaligus. Oleh karena itu,
perlu dilakukan penyusunan prioritas masalah dengan kriteria antara lain:
1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat-ringan msalah
4) Kemungkinan masalah dihadapi
5) Tersediannya sumber daya msayarakat
6) Aspek politis.
Melalui tiga komponen tersebut, diagnosis keperawatan dapat dirumuskan melalui dua
cara, yaitu sebagai berikut.
1. Rumus PES
DK= P+E+S
Keterangan :
DK : Diagnosis keperawatan
P : Masalah
E : Etiologi
S : Gejala
2. Rumus PE
DK= P+E
Keterangan :
DK : Diagnosis keperawatan
P : Masalah
E : Etiologi
Menurut Widyanto (2014), diagnose keperawatan komunitas d susun berdasarkan
jenis diagnosis, sebagai berikut:
1. Diagnosis sejahtera
Diagnosa sejahtera/wellness digunakan bila komunitasmempunyai
potensi utuk ditingkatkan, belum ada data maladaptive. Perumusan diagnois
keperawatan kounitas potensial, hanya terdiri dari kompnene problem (P) saja,
tanpa komponen etiologi (E).
2. Diagnosis ancaman/resiko
Diagnosis resiko digunakan bila belum terdapat paparan masalah
kesehatan, tetapi sudah ditemukan beberapa masalah data maladaptif yang
memungkinkan timbulnya gangguan. Perumusan diagnosis keperawatan
komunitas resiko terdiri atas problem (P), etiologi (E), dan symptom (S).
3. Diagnosis actual/gangguan
4. Diagnosis gangguan ditegakkan bila sudah timbul gangguan/masalahkesehatan
di komunitas, yang didukung oleh beberapa data maladaptif. Perumusan
diagnosis keperawatan komunitas actual terdiri dari problem (P), etiologi (E),
dan smptom/sign (S).
E. Perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas
1. Latar belakang
Yang berisi kriteria komunitas, data yang perlu dikaji lebih lanjut terkait
implementasi yang akan dilakukan, dan maslaah keperawatan komunitas yang
terkait dengan implementasi saat ini.
2. Proses Keperawatan
Proses keperawatan komunitas yang berisi diagnosis keperawatan komunitas,
tujuan umum dan tujuan khusus.
3. Implementasi
Implementasi atau tindakan keperawatan berisi topij kegiatan, target kegiatan,
metode, strategi kgiatan, media dan alat bantu yang di pergunakan, waktu dan
tempat pelaksanana kegiatan, pengorganisasian petigas kesehatanbeserta tugas,
susunan acara, dan setting tempat acara..
4. Kriteria evaluasi
Kriteria evaluasi yang berisi evaluasi struktur, evaluasi proses, dan evaluasi
hasildengan menyebutkan target presentase pencapaian hasil yang diinginkan.
G. Evaluasi Asuhan Keperawatan Komunitas
Evauasi teridiri atas evalasi format, menghasilkan informasi untuk umpan balik
selama program berlangsung. Sementara itu, evaluasi sumatif dilakukan setelah
program selesai dan mendapatkan infromasi tentang efektivitas pengambilan
keputusan, pengukuran efektifitas program dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi
kesuksesan dalam pelaksanaan program. Pengukuran efektivitas program di
komunitas dapat dilihat berdasarkan :
2. Pengukuran dilakukan dengan cara melakukan kesehatan ibu dan anak, mengukur
kesehatan komunitas.
1. Diagram Distribusi data berdasarkan jumlah kepala kelurahan Kelapa Lima tahun
2019
Kelurahan Kelapa Lima 2. 548 KK terdiri dari 9.213 jiwa.
2. Diagram distribusi data jumlah penduduk Kelurahan Kelapa Lima berdasarkan jenis
kelamin tahun 2019
4. Diagram Distribusi data Alat Kontrasepsi berdasarkan jumlah Pasangan Usia Subur
(PUS) di kelurahan kelapa lima
5. Diagram Distribusi data penyakit berdasarkan tingkat penyakit yang sering muncul di
kelurahan kelapa lima
Gambar 5. Distribusi data tingkat penyakit
DATA PENGUNJUNG
67%
33%
Laki-laki Perempuan
Gambar 6. Distribusi data jumlah pengunjung
7. Diagram Distribusi data data sikap pengunjung mengenai tingkat Kesehatan meliputi
penyakit (Covid-19, PHBS, Diare, Hipertensi, DM, TB paru)
17%
9. Diagram Distribusi data jumlah lansia saat mengikuti posyandu lansia di Wilayah Kelapa
Lima, Perempuan 21 orang dan laki-laki 9 orang.
70%
10. Diagram Distribusi data sikap pengunjung mengenai tingkat Kesehatan meliputi penyakit
(Covid-19, PHBS, Diare, Hipertensi, DM, TB paru) sangat kurang dibuktikan dari hasil
pengisian quisioner.
Gambar 10. Distribusi data sikap pengunjung mengenai penyakit
11. Diagram Distribusi data pengetahuan pengunjung mengenai tingkat Kesehatan meliputi
penyakit (Covid-19, PHBS, Diare, Hipertensi, DM, TB paru) sangat kurang dibuktikan dari
hasil pengisian quisioner :
C. KLASIFIKASI DATA
1. Dari data didapatkan di Puskemas Kelapa Lima terdapat 9.213 jumlah jiwa,
diantaranya terdiri dari laki-laki 4.700 jiwa (51%) dan perempuan 4.513 jiwa
(49%).
2. Dari data yang didapatkan di Puskesmas Kelapa Lima terdapat 9.213 jumlah jiwa,
diantaranya terdiri dari 25 RT dan 6 RW.
3. Dari data yang didapatkan di Puskesmas Kelapa Lima terdapat 9.213 jumlah jiwa
yang terdiri dari 2.548 KK.
4. Dari hasil data yang didapatkan di Puskesmas Kelapa Lima didapatkan data
wanita usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi hanya sebanyak 946 orang
(30%) sedangkan jumlah PUS 1.262 orang.
5. Dari hasil data yang didapatkan di Puskesmas Kelapa Lima terdapat data
pasangan usia subur (PUS) yang mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
dengan jumlah 1.262 orang diantaranya menggunakan alat kontrasepsi yang
digunakan terdiri dari suntik sejumlah 920 orang (78%), susuk 20 orang (17%)
dan menggunakan kondom 6 orang (5%).
6. Dari data yang didapatkan di Puskesmas Kelapa Lima terdapat 10 besar penyakit
yang sering muncul diantaranya terdiri dari ISPA 2.270 kasus; Penyakit pada
Sistem Otot dan Jaringan Pengikat sebanyak 1.455 kasus; Hipertensi sebanyak
1.435 kasus; Penyakit lain pada saluran pernafasan bagian atas sebanyak 1.022
kasus; Dispepsia sebanyak 807 kasus; Diabetes Mellitus sebanyak 463 kasus;
Diare sebanyak 324 kasus; TB Paru sebanyak 272 kasus; kecelakaan sebanyak
239 kasus; Penyakit Kulit Infeksi sebanyak 185 kasus.
7. Dari data 10 besar penyakit yang sering muncul di Kampung Kelapa Lima kasus
ISPA adalah kasus terbanyak dengan jumlah 2.270 kasus.
8. Dari data pengunjung di Puskesmas Kelapa Lima yang didapatkan dari kuisioner
terdapat 58 pengunjung dalam 3 hari.
9. Dari hasil pengkajian melalui kuesioner diperoleh data sikap kesehatan
pengunjung yang masih kurang (47% dari 100%)
10. Dari hasil pengkajian melalui kuesioner diperoleh data tingkat pengetahuan
pengunjung masih kurang (65% dari 100%)
11. Dari hasil pengkajian melalui kuesioner dipelayanan posyandu lansia di wilayah
Kelapa Lima terdapatnya lansia yang aktif atau yang mengikuti posyandu lansia
sebanyak 14 orang terdiri dari laki-laki 3 orang (21%) dan perempuan 11 orang
(79%).
12. Dari hasil pengkajian melalui kuisoner diperoleh data sikap lansia,mengenai
tingkat kesehatan sangat kurang di buktikan dari hasil pengisian kuisoner
sebanyak 14 orang (88%).
13. Dari hasil pengkajian melalui kuisoner diperoleh data tingkat pengetahuan lansia
mengenai kesehatan sangat kurang di buktikan dari hasil pengisian kuisoner
sebanyak 29 orang (100%).
D. ANALISA DATA
Kriteria Penapisan
programRelevan dengan
fasilitasTersrdia sumber
tempatTersrdia sumber
Interest komunitas
keperawatan /
Resiko terjadi
Resiko parah
NO masalah Jumlah Keterangan
keperawatan
1. Ketidakefektif 5 4 4 3 3 5 3 3 3 3 3 4 43 Keterangan
an Pembobotan :
pemeliharaan 1. Sangat
kesehatan rendah
pada 2. rendah
masyarakat 3. cukup
kelurahan 4. tinggi
kelapa lima 5. sangat tinggi
b/d kurangnya
kesadaran dan
kepedulian
masyarakat
tentang
pentingnya
KB
2. Ketidakefektif
an
pemeliharaan
kesehatan
pada
masyarakat Keterangan
kelurahan Pembobotan :
kelapa lima 1. Sangat
b/d kurangnya rendah
5 4 5 2 2 5 3 3 3 3 3 3 42
kesadaran 2. rendah
dalam 3. cukup
pemeliharaan 4. tinggi
perilaku 5. sangat tinggi
hidup bersih
dan sehat
dalam
kehidupan
sehari-hari
3. Ketidakefektif 5 4 3 3 1 3 3 3 3 2 2 3 35 Keterangan
an upaya Pembobotan :
peningkatan
kesehatan
masyarakat
kelurahan
kelapa lima 1. Sangat
b/d kurangnya rendah
paparan 2. rendah
informasi dan 3. cukup
pengetahuan 4. tinggi
masyarakat 5. sangat tinggi
mengenai
penyakit
( ISPA dan
DM )
4. Ketidakefektif 2 3 1 2 2 3 3 3 3 2 2 3 29 Keterangan
an upaya Pembobotan :
peningkatan 1. Sangat
kesehatan rendah
masyarakat 2. rendah
khususnya 3. cukup
pada lansia di 4. tinggi
kelurahan 5. sangat tinggi
kelapa lima
b/d kurangnya
paparan
informasi dan
pengetahuan
masyarakat
mengenai
penyakit ( TB
paru dan
DM )
F. Prioritas Masalah
No Masalah Pokok Uraian Sasaran Target Tujuan Waktu Tempat Pihak Terkait Pelaksana PJ
Kegiatan Kegiatan
1 Ketidakefektifan Non fisik 1. Berikan Pengunjung Orangtua Memaha Jumat, 22 Posyandu 1. Mahasisawa Mahasiswa Genovev
pemeliharaan penyuluhan Posyandu dari mi, Januari Balita praktik 1. Restiani a
kesehatan pada tentang Balita balita(pos mengetah 2021 Mini keperawatan Trie Puji Bernadhe
masyarakat keluarga yandu) ui dan Jam Maro, Jl. komunitas lestari ta
kelurahan kelapa berencana dan menamba 08.00- Pemuda 2. Pengunjung 2. Cresensia Ngoranm
lima b/d (KB) Pasangan h Selesai posyandu balita Kanip ele
kurangnya usia subur pengetah Kurupat
kesadaran dan uan 3. Maria
kepedulian masyarak klara siwa
masyarakat at 4. Tariq Nur
tentang penting mengenai Indar paksi
KB KB 5. Dayu
Zulhij
Azam
Akbar
2 Ketidakefektifan Non fisik 1. Berikan Pengunjung Kelompok Memaha Rabu, 20 1. 1. Mahasiswa Mahasiswa Maria
1. Dayu Z.A klara
pemeliharaan penyuluhan Puskesmas Bayi(6-12 mi, Januari Puskesma Pratik
Akbar siwa
kesehatan pada PHBS Kelapa lima bulan), mengetah 2021 s kelapa keperawatan 2.
Genoveva
masyarakat 2. Berikan dan Balita(12- ui dan Jam lima( Tem komunitas
B.
kelurahan kelapa penyuluhan Posyandu 3 Tahun) menamba 08.00- pat 2. Pengunjung Ngoranmele
3. Tariq N. I
lima b/d mengenai Anak2-10 h Selesai tunggu puskesmas
Paksi
kurangnya penyakit tahun), pengetah antrian) kelapa lima 4. Silvia
Lamera
kesadaran dalam Diare Remaja( 1 uan Kamis, 2. 3. Pengunjung
pemeliharaan 1-19 mengenai 21 Puskesma Posyandu
Mahasiswa
perilaku hidup 3. Berikan tahun) PHBS( Ja Januari s Kelapa balita
1. Cresensia
bersih dan sehat Penyuluhan Dewasa(2 mban 2021 lima(Tem K kurupat
2. Restiani
dalam kehidupan mengenai 0-59 tahun sehat) Jam pat
T. P Lestari
kesahari-hari Covid 19 )dan dan 08.00- tunggu 3. Maria
Klara Siwa
Lansia(>6 penyakit Selesai antrian)
4. Berikan 0 tahun) diare Mahasiswa
1. 1. Dayu
penyuluhan Senin, 18 3.
Z.A Akbar
mengenai Memaha Januari Puskesma 2.
Genoveva
MP-ASI mi, 2021 s Kelapa
B.
mengetah Jam lima Ngoranmele
3. Tariq N. I
ui dan 08.00- (tempat
Paksi
menamba Selesai tunggu 4. Silvia
Lamera
h antrian)
pengetah Senin, 18
Mahasiswa
uan Januari 4.
1. Jusniati
mengenai 2021 Posyandu 2. Restiani
T. P lestari
COVID Jam Kondap
19 dan 08.00- Jl. Trans 3. Yesya T
Lussy
pentingn Selesai Irian
4. Nurfitria
ya MP- Kuprik H
5. Risma N.
ASI dan
Fajriyah
Posyandu 6.
Susanan.M
Sakura Jl.
Turiram
Cemara
3 Ketidakefektifan Non fisik 1. Berikan Pengunjung Kelompok Memaha Selasa, Puskesma 1. Mahasiswa Mahasiswa Tariq nur
upaya penyuluhan puskesmas Bayi(6-12 mi, 19 s kelapa praktik 1.Jusniati indra
peningkatan mengenai kelapa bulan), mengetah Januari lima( tem keperawatan 2. Nurfitria paksi
kesehatan penyakit Balita(12- ui dan 2021 pat komunitas H
masyarakat ISPA 3 Tahun) menamba Jam tunggu 2. Pengunjung 3. Silvia
kelurahan kelapa Anak2-10 h 08.00- antrian) Puskesmas lamera
lima b/d tahun), pengetah selesai Kelapa lima 4. Susana
kurangnya Remaja( 1 uan Turiram
paparan informasi 1-19 masyarak
dan pengetahuan tahun) at
masyarakat Dewasa(2 kelurahan
mengenai 0-59 tahun kelapa
penyakit (ISPA )dan lima
dan DM ) Lansia(>6 mengenai
0 tahun) ISPA
4 Ketidakefektifan Non fisik 1. Berikan Pengunjung Kelompok 1. Sabtu, 23 Puskesma 1. Mahasiswa Mahasiswa Restiani
upaya penyuluhan puskesmas Bayi(6-12 Memaha januari s dan praktik 1. Dayu Z. tri puji
peningkatan mengenai kelapa lima bulan), mi, 2021 posyandu keperawatan A . Akbar lesatari
kesehatan TB paru dan Balita(12- mengetah Jam lansia( po komunitas 2. Tarik N. I
masyarakat 2. Berikan posyandu 3 Tahun) ui dan 08.00- syandu 2. Pengunjung paksi
khusunya pada penyuluhan lansia Anak2-10 menamba selesai lansia puskesmas 3. Susana
lansia di mengenai tahun), h Ebenheze kelapa lima Turiram
kelurahan kelapa DM Remaja( 1 pengetah r) 3. Pengunjung
lima b/d Fisik 3. 1-19 uan Sabtu, 23 posyandu Mahasiswa
kurangnya Demonstras tahun) pengunju januari lansia 1. Yesya T
paparan informasi i senam anti Dewasa(2 ng dan 2021 lussy
dan pengetahuan stroke 0-59 tahun lansia Jam 2. Jusniati
masyarakat )dan mengenai 08.00- 3. Nurfitria
mengenai Lansia(>6 penyakit selesai H
penyakit (TB paru 0 tahun) TB paru
dan DM ) dan DM Sabtu, 23 Mahasiswa
2. januari 1. Dayu Z.
Masyarak 2021 A Akbar
at dapat Jam 2. Tariq N.I
mengapli 09.30- paksi
kasikan selesai
kegiatan-
kegiatan
yang
menduku
ng
kesehatan
lingkung
an yang
tercermin
dalam
PHBS
H. Evaluasi hasil kegiatan
Masalah 1
Ketidakefektifan pemeliharan kesehatan pada masyarakat kelurahan kelapa lima b/d
kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang pentingnya KB.
1. Penyuluhan Keluarga Berencana( KB)
Peserta : Posyandu Balita( Ibu balita)
Waktu : Rabu, 20 Januari 2021 Jam 09.00 WIT
Jumlah peserta yang mengikuti : 10 orang
Evaluasi : Setelah dilakukan penyuluhan tentang keluarga berencana( KB). Masyarakat
kelurahan kelapa lima khususnya ibu posyandu balita mengatakan lebih paham dan ingin
bersama-sama melakukan program KB, agar tetap menjaga jarak kehadiran anak pada
keluarga.
Masalah 2
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada masyarakat kelurahan kelapa lima b/d
kurangnya kesadaran dalam pemeliharaan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan
sehari-hari.
1. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) jamban sehat.
Peserta : Pengunjung puskesmas kelapa lima
Waktu : Rabu, 20 Januari 2021 Jam 09.00 WIT
Jumlah peserta yang mengikuti : 11 orang
Evaluasi : Setelah dilakukan penyuluhan tentang PHBS jamban sehat. Masyarkat
kelurahan kelapa lima khususnya pengunjung puskesmas kelapa lima mengatakan
mengerti apa itu jamban sehat dan salah satu pengunjung mengatakan akan menerapkan
penggunaan jamban sehat dikeluarganya. Respon pengunjung baik dan tidak ada
pertanyaan dari pengunjung puskesmas.
2. Penyuluhan Penyakit diare
Peserta : pengunjung puskesmas kelapa lima
Waktu : Kamis, 22 Januari 2021 Jam 09.00 WIT
Jumlah peserta yang mengikuti : 6 0rang
Evaluasi : setelah dilakukan penyuluhan tentang penyakit diare di puskesmas kelapa
lima, pengunjung mengatakan lebih paham tentang penyebab, komplikasi, dan cara
mengatasi jika salah satu keluarga mengalami tanda dan gejala diare.
Masalah 4
Ketidakefektifan peningkatan kesehatan masyarakat khususnya pada lansia di kelurahan kelapa
lima b/d kurangnya paparan informasi dan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit(TB
PARU dan DM)
1. Penyuluhan materi hipertensi
Peserta : pengunjung puskesmas kelapa lima
Waktu : jumat, 22 Januari 2021, Jam 09.00 WIT
Jumlah peserta yang mengikuti : 11 orang
Evaluasi : Setelah dilakukan penyuluhan mengenai penyakit Hipertensi, pengunjung
puskesmas kelapa lima terlihat memperhatikan materi yang diberikan oleh mahasiswa
dan ada salah seorang pengunjung puskesmas meminta leaflet untuk di berikan ke
tentangganya, saat sesi Tanya jawab juga tidak ada satu pun pengunjung yang
bertanya atau pun merespon.
2. Kegiatan senam anti stroke
Peserta : Posyandu Lansia EbenHezer
Waktu : jumat, 22 januari 2021, jam 09.00 WIT
Jumlah peserta yang mengikuti : 15 orang
Evaluasi : Setelah dilakukan senam anti stroke di polsekta, anggota polsekta
mengikuti senam anti stroke dengan semangat dan ceria. Dan salah seorang anggota
polsekta ingin mengkontrak kembali untuk senam anti stroke di hari selasa dan jumat.
3. Penyuluhan materi penyakit TB PARU
Peserta : pengunjung posyandu lansia
Waktu : sabtu, 23 januari 2021 jam,
Jumlah peserta yang mengikuti : 10 orang
Evaluasi : Setelah dilakukan penyuluhan mengenai penyakit TB Paru, pengunjung
posyandu lansia terlihat memperhatikan materi yang diberikan oleh mahasiswa dan
saat sesi Tanya jawab juga tidak ada satu pun pengunjung yang bertanya atau pun
merespon.
4. Penyuluhan materi penyakit DM
Peserta : pengunjung puskesmas kelapa lima
Waktu : sabtu, 23 januari 2021, jam
Jumlah peserta yang mengikuti: 8 orang
Evaluasi : Setelah dilakukan penyuluhan mengenai penyakit DM, pengunjung
puskesmas kelapa lima terlihat memperhatikan materi yang diberikan oleh mahasiswa
dan saat sesi Tanya jawab juga tidak ada satu pun pengunjung yang bertanya atau pun
merespon.
FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT DALAM PELAKSANAAN
KEGIATAN DI KELURAHAN KELAPA LIMA KABUPATEN MERAUKE
Factor pendukung Factor penghambat
1. Dukungan dari kelapa puskesmas, 1. Pada saat menjelaskan materi ada
pembimbing lapangan dan sebagian pengunjung yang asyik
pembimbing institusi mengenai berbicara sendiri
pelaksanaan kegiatan-kegiatan 2. Adanya keterbatasan dalam bahasa
promosi kesehatan dimana kebanyakan pengunjung
2. Tersedianya fasilitas di tenpat belum mengetahui makna bahasa
promosi kesehatan yang di gunakan oleh pemateri
3. Suasana tempat yang nyaman 3. Pada saat kegiatan berlangsung ada
sehingga mendukung jalannya sebagian pengunjung yang duduk di
acara luar sehingga kurang memperhatikan
4. Tokoh- tokoh masyarakat materi yang dijelaskan
mendukung kegiatan yang 4. Beberapa Pengunjung terlihat acuh
dilakukan mahasiswa dengaan beberapa pemateri saat
memberikan materi promkes
5. Kurangnya minat pengunjung dalam
mengetahui penyakit-penyakit
maupun pengetahuan yang baru.
6. Tempat diadakannya implementasi
dekat dengan rumah warga tetapi
kurangnya minat dari warga untuk
mengikuti kegiatan tersebut.
BAB IV
PEMBAHASAN
B. MASALAH KESEHATAN
Berdasarkan teori asuhan keperawatan komunitas terdiri dari pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi dan evaluasi. Berikut adalah kesenjangan antara teori dari
praktik baik dalam pengkajian hingga evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian asuhan keperawatan komunitas terdiri atas dua bagian utama, yaitu
inti komunitas (care) dan delapan subsitem yang melengkapinya. Inti komunitas
menjelaskan kondisi penduduk yang dijabarkan dalam demografi, vital statistik, nilai
dan keyakinan, serta riwayat komunitas, sedangkan 8 sistem lainnya meliputi
lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintah,
layanan kesehatan sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi.
Komponen lingkungan fisik yang dikaji meliputi masyarakat dan tempat tinggal
yang dapat mempengaruhi kesehatan, batasan wilayah, luas wilayah, iklim, jumlah dan
kepadatan penduduk, kesehatan lingkungan dan kegiatan pendudukan sehari-hari.
Lingkungan fisik juga dapat dikaji melalui wienshield survey.
Metode pengumpulan data pengkajian asuhan keperawatan komunitas, antara
lain obeservasi, pengamatan, wawancara, pemeriksaan fisik.
a. Obeservasi / pengamatan
Dilakukan dengan cara membagikan kuisioner dan mendapatkan data dari
petugas kesehatan di Puskesmas Kelapa Lima.
b. Wawancara
Dilakukan mewawancarai dipengunjung posyandu lansia dengan cara
mambacakan kuisioner.
c. Pemeriksaan fisik
Dilakukan dengan pemeriksaan fisik diantaranya mengukur tekanan darah,
tinggi badan, berat badan dan lingkar perut.
7. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir proses keperawatan. Evaluasi merupakan
sekumpulan informasi yang sistematik berkenaan dengan program kerja dan efektifitas
dan serangkaian program yang digunakan masyarakat terkait program kegiatan,
karakteristik, dan hasil yang telah di capai (Menurut Widyanto 2014).
Program evaluasi dilakukan untuk memberikan informasi kepada perencana
program dan pengambil kebijakan tentang efektifitas dan efisiensi program. Evaluasi
juga bertujuan mengidentifikasi masalah dalam perkembangan program dan
penyelesaiannya.
Evaluasi terdiri atas evaluasi format, menghasilkan informasi untuk umpan balik
selama program berlangsung. Sementara itu, evaluasi sumatif dilakukan setelah
program selesai dan mendapatkan informasi tentang efektifitas pengambilan
keputusan, pengukuran efektifitas program dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi
kesuksesan dalam pelaksanaan program. Pengukuran evektivitas program dikomunitas
dapat dilihat berdasarkan :
1. Pengukuran komunitas sebagai klien
2. Pengukuran dilakukan dengan cara melakukan kesehatan ibu dan anak,
menguur kesehatan komunitas.
3. Pengukuran komunitas sebagai pengalaman membina hubungan.
4. Pengukuran dilakukan dengan cara melakukan sosial dari determinan
kesehatan.
5. Pengukuran komunitas sebagai sumber
6. Sumber ini di lakukan dengan mengukur tingkat keberhasilan pada keluarga
atau masyarakat sebagai sumber informasi dan sumber intervensi kegiatan.
Berdasarkan praktik yang dilakukan diwilayah Kelapa Lima dengan acuan teori
didapatkan hasil yang dapat dilihat
D. Faktor Pendukung
Di dalam pelaksanaan dalam kegiatan Praktik Lapangan Keperawatan Komunitas
(PLKK) di Kelurahan Kelapa Lima Distrik Merauke Kabupaten Merauke.
Faktor Pendukung di dalam kegiatan tersebut antara lain :
1. Penerimaan oleh Kepala Puskesma Kelapa Lima baik tentang adanya
Mahasiswa/i Praktik Lapangan Kerja Komunitas (PLKK).
2. Adanya peran serta masyarakat dalam usaha meningktkan kesehatan karena
adanya kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan sarana atau fasilitas kesehatan
yang ada.
3. Adanya bimbingan dari pembimbing lapagan dan institusi dalam melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan.
E. Faktor Penghambat
Di dalam pelaksanaan kegiatan Praktik Lapangan Keperawatan Komunitas (PLKK) di
Kelurahan Kelapa Lima, faktor penghambat yang kami dapatkan :
1. Dari pihak kelurahan menolak memberikan data kepeda Mahasiswa/i Praktik
Lapangan Keperawatan Komunitas (PLKK)
2. Adanya sebagian masyarakat yang tidak berperan aktif dalam pelaksanaan
program penyuluhan kesehatan maupun kegiatan lain yang dilaksanakan di
Kelurahan Kelapa Lima.
3. Tidak semua masyarakat mempunyai tingkat pengetahuan yang sama, terdapat
sebagian masyarakat mempunyai pengetahuan yang kurang mengenai masalah
kesehatan.
Namun dari beberapa faktor yang menjadi penghambat tersebut masih
dapat diatasi, sehingga pelaksanaan kegiatan Praktik lapangan keperawatan
komunitas (PLKK) ini dapat diselesaikan tepat pada waktuntya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan praktik keperawatan komunitas yang dilaksanakan di kelurahan
kelapa lima wilayah kerja puskesmas kelapa lima distrik merauke kabupaten merauke,
yang dimulai dari tanggal 11 januari 2021 sampai dengan 30 januari 2021.
Selama melakukan praktik keperawatan komunitas, ditemukan beberapa masalah
kesehatan. Masalah-masalah kesehatan yang timbul tersebutb telah dimusyawarahkan
bersama-sama dengan masyarakat kelurahan kelapa lima, distrik merauke, kabupaten
merauke. Dengan memberikan penyuluhan mengenai Covid19, MP-ASI, Ispa, Imunisasi,
PHBS, keluarga berencana(KB), Diare, Tb paru, DM, Hipertensi senam anti stroke.
Setelah melakukan kegiatan tersebut pengetahuan masyarakat kelurahan kelapa lima
tentang kesehatan menjadi meningkat.
B. Saran
Dalam meningkatkan derajat dan mutu pelayanan kesehatan, serta keberhasilan PIS-PK
dan GERMAS, kelompok menyampaikan beberapa saran yang sekiranya menjadi bahan
masukan dan pertimbangan.
1. Perlunya kerja sama antara pihak pendidikan, puskesmas, dan pemerintah
setempat untuk menindak lanjuti hasil dari berbagai kegiatan praktik mahasiswa.
2. Untuk pembimbing Lapangan
Perlu kerja sama antar pembimbing lapangan dan mahasiswa sehingga program
yang telah disusun oleh mahasiswa dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat
berperan lebih aktif demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat kelurahan
kelapa lima, distrik merauke kabupaten merauke.
3. Untuk Puskesmas
Untuk meningkatkan kinerja baik puskesmas, agar masalah kesehatan masyarakat
di keluarahan kelapa lima diharapkan kepada puskesmas dan pemerintah setempat
sebaiknya memberikan pembinaan yang berkesinambungan kepada para kader
agar tetap termotivasi untuk melaksanakan program-program kesehatan
termaksud dalam melakukan pembinaan pada keluarga yang beresiko khususnya
balita, bumil, dan lansia.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/268106067/MAKALAH-KEPERAWATAN-
KOMUNITAS diakses pada tanggal 26 Desember 2020
https://www.hakayuci.com//2020/02/pmk-permenkes-nomor-43-tentang-puskesmas-
tahun-2019-html?m=1 diakses pada tanggal 28 desember 2020
Leny, R Jhonson.2010.Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep
Keluarga.Yogyakarta,Muha Medika. cetakan 1.
Nasrullah, Dede.2016.Buku Ajar Keperawatan Gerontik Dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan Nanda, Nic Noc.Jakarta,Trans Info Media. jilid 1.
PROGRESS REPPORT
PRAKTIK LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
MAHASISWA/I PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN MERAUKE
DI KAMPUNG KELAPA LIMA DISTRIK MERAUKE TAHUN 2021
HARI/TANGGA
NO JAM KEGIATAN TEMPAT HASIL PELAKSANA KETERANGAN
L
Pendataan
Puskesmas
2. 12-15 januari 2021 Menyesuaiakan komunitas,tabulasi,persiapan Terlaksana Mahasiswa Terlaksana
kelapa lima
MMK II
Puskemsas
kelapa lima,
Posyandu
4. 18-27 januari 2021 Menyesuaikan Pemecahan masalah Terlaksana Mahasiswa Terlaksana
balita, dan
posyandu
lansia
Ketidakefektifan pemeliharaan
Rabu, 20 januari Jam 08.00- Puskesmas Maria K. Siwa
10. 2021 Kesehatan pada masyarakat Terlaksana 1. Dayu Z A
selesai Kelapa lima(
kelurahan kelapa lima b.d akbar
Kurangnya kesadaran dalam Tempat 2. Genoveva B
pemeliharaan perilaku hidup tunggu ngoranmele
bersih dan sehat dalam kehidupan antrian), 3. Tariq N I
sehari-hari posyandu Paksi
kondap Jln. 4. Cresensia
Trans Irian Kanip Kurupat
Kuprik, dan 5. Restiani T P
posyandu lestari
sakura Jln. 6. Maria Klara
Cemara siwa
7. Silvia Lamera
8. Jusniati
9. Yesya T lussy
10. Nurfitria H
11. Selasa, 19 januari 08.00- Selesai Ketidakefektifan upaya Puskesmas Terlaksana 1. Jusniati Tariq N I Paksi
2021 peningkatan kesehatan masyarakat kelima
kelurahan kelapa lima b.d lima(Tempat 2. Nurfitria H
Kurangnya paparan informasi dan tunggu 3. Silvia Lamera
pengetahuan masyarakat antrian)
mengenai penyakit (ISPA,dan 4. Susana
DM) Turiram
12. Sabtu, 23 Jsnuari Jam 08.00- Ketidakefektifan upaya Puskesmas Terlaksana 1. Dayu Z A Restiani T P
2021 Selesai peningkatan kesehatan masyarakat kelima akbar lestari
khususnya pada lansia lima(Tempat
dikelurahan kelapa lima b.d tunggu 2. Tariq N I
kurangnya paparan informasi dan antrian) dan paksi
pengetahuan masyarakat posyandu 3. Susana
mengenai penyakit ( TB Paru dan lansia( posya Turiram
DM) ndu lansia
Ebenhaezer) 4. Yesya T lussy
5. Jusniati
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI KELURAHAN KELAPA LIMA
KEPALA KELURAHAN
SEKRETARIS KELURAHAN
JABATAN FUNGSIONAL
FRANSISCO MORTON OKPIT, S.STP
NIP.199106032015071001
BENDAHARA
ADOLFINA KOMOT
NIP.198208052015112001
RT. 05
ISAK M.R LUMY
RT. 06
YOSEPH NGAMEL
RT. 07
YOHANIS
ULUKYANAN
STRUKTUR PUSKESMAS KELAPA LIMA KEPALA PUSKESMAS
AGATHA FUTUNANEMBUN,AMP
IRJAYANTI ROPA,S.KM
PJ. UKM ESENSIAL & PJ.UKM PENGEMBANGAN PJ.UKP,KEFARMASIAN,LAB PJ.JEJARING PEL.PKM & PJ.BANGUNAN,PRASARANA & PJ. MUTU
KEPERAWATAN PUSKESMAS JARINGAN PKM PERALATAN PKM
ESTER TANGAGULING,S.Tr.Keb VINA ERVIANA,S.Kep RENTI PASARIBU,AMK ADRIANA KRAWAIN,Amd,Keb YERLINA E. KOPONG,S.KM FAJAR IRIANTO,AMK
KP PROMKES KP. KES GIGI MASY KP. PEMERIKSAAN UMUM KP. PERSALINAN KP. PUSKESMAS
PEMBANTU
YERLINA E. KOPONG,S.KM MARIA K. DEWI,S.ST dr. CIMI ROSANDA MUJIANTI, S.Tr. Keb MARIA B. NDIKEN,
Amd.Keb
KP. KESLING KP. KESTRA KOMPLEMENTER KP. KES. GIGI & MULUT KP. KEFARMASIAN KP. PUSKESMAS KELILING
ZULKAIDAH,S.KM RUTH JUNIARTY,AMK dr. MEYKE M. M. IRSAN, S.Farm, Apt. SOLIHIN
RANGGABUA
KP. KESGA (UKM)
KP. KES OLAHRAGA KP. KESGA (UKP) KP. LABORATORIUM KP. PRAKTIK BIDAN DESA
KRISTINA
RATMININGSING,Amd.Keb M. IRSAN,S Farm.Apt VINA ERVINA, S.Kep SUCIATI, Amd.Kes ADOLFINA UWAYE,
Amd.Keb
KP. GIZI KP. KESEHATAN KERJA KP. GAWAT DARURAT &
KP. REKAM MEDIK & KP. JEJARING PUSKESMAS
RAWAT INAP
NI PUTU R. I,.AMK PENDAFTARAN
HILDE L. PASARIBU,AMG KRISTINA MONGA,
HERNESTINA TAMBERAN ALEXANDRA Y. DEWAP.
Amd.Kep Amd.Keb
ATUN S. AISYAH, Amd.Kep
KP. P2P KP.KESEHATAN LAINYA LILIS HERIYANA, AMK
NI PUTU R. I., AMK
SOLIHIN ATUN S. AISYAH,AMK KP. GIZI (UKP)
DOMINICA KUPUTIN,
Amd.Keb
KP. KEP KESMAS HILDE L.PASARIBU, AMG
JADWAL PIKET
h. Paud Ebenhaizer
i. TK Santa Maria Fatima Kelapa, Jl. Johar Kelurahan Kelapa Lima
j. TK Al-Fattah
k. TK SKAB
l. TK Pesantren Hidayatullah
m. SD YPPK Santa Maria Fatima Kelapa Lima
DOKUMENTASI KEGIATAN
Kegiatan baksos pakaian layak pakai di perumahan belakang stadion maro dan pelabuhan
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
COVID-19
A. Latar Belakang
Penyakit corona virus 2019 atau Corona Virus Disease-19 (COVID-19) adalah
infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh jenis virus corona. Nama lain dari
penyakit ini adalah Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-COV2).
Kasus COVID-19 pertama kali dilaporkan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok,
pada Desember 2019. Dalam beberapa bulan saja, penyebaran penyakit ini telah
menyebar ke berbagai negara, baik di Asia, Amerika, Eropa, dan Timur Tengah serta
Afrika. Pada tanggal 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health
Organization (WHO) mendeklarasikan penyebaran COVID-19 dikategorikan sebagai
pandemi.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TUM)
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pengunjung mampu memahami
penyakit Covid-19 , protocol kesehatan, etika batuk dan adaptasi kebiasaan baru.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan sasaran dapat:
a. Mengetahui pengertian Covid-19
b. Mengetahui gejala-gejala Covid-19
c. Mengetahui bagaimana Protokol Kesehatan Covid-19
d. Mengetahui Etika Batuk
e. Mengetahui Adaptasi Kebiasaan Baru
C. Pokok Materi
1. Pengertian Covid-19
2. Gejala-gejala Covid-19
3. Cara Protokol Kesehatan Covid-19
4. Cara Etika Batuk
5. Adaptasi Kebiasaan Baru
D. Kegiatan Belajar Mengajar
1. Metode : Penjelasan, diskusi, dan tanya jawab.
2. Strategi pelaksanaan
H. DAFTAR PUSTAKA
https://www.coursehero.com./file/67211762/SAP-COVID-19docx/
A. Latar Belakang
Air susu ibu ( ASI ) adalah makanan terbaik untuk bayi sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam pembangunan mnusia
yang berkualitas. Dengan bertambahnya umur bayi, bertambah pula kebutuhan akan zat-
zat gizi. Oleh karena itu mulai umur 6 bulan, selain ASI bayi perlu diberikan makanan
pendamping ASI ( MP-ASI ), yang diberikan kepada bayi sampai umur 24 bulan.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu dapat mengerti tentang
pemberian makanan tambahan pada bayi dan kapan sebaiknya diberikan pada bayi.
1. Pengertian MP-ASI
2. Pemberian makanan anak umur 0-24 bulan yang baik dan benar
3. Cara membuat MP-ASI
4. Permasalahan dalam memberikan MP-ASI pada bayi
5. Akibat pemberian MP-ASI terlalu dini.
C. Materi
1. Pengertian MP-ASI
2. Tujuan pemberian MP-ASI
3. Kenali Empat Syarat MP-ASI
4. Jenis dan bahan MP-ASI
5. Panduan MP-ASI
D. Metode
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
E. Media
F. Proses Penyuluhan
b. kesempatan pada
peserta untuk bertanya
c. Menjawab pertanyaan
c. Memperhatikan
3. Penutup 5 menit
a. Menyimpulkan materi a. Memperhatikan
b. Memberikan evaluasi
secara lisan
c. Memberikan salam b. Menjawab
penutup
c. Menjawab
salam
G. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
a. Target sasaran memperhatikan penjelasan penyaji
b. Target sasaran aktif bertanya dan berbagi pengalaman berbagi
2. Evaluasi hasil
a. Menyebutkan kembali pengertian MP-ASI
b. Menyebutkan kembali Tujuan pemberian MP-ASI
c. Menyebutkan kembali Empat Syarat MP-ASI
d. Menyebutkan kembali Jenis dan bahan MP-ASI
e. Menyebutkan kembali Panduan MP-ASI
1 Pengertian
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) merupakan makanan peralihan dari ASI ke
makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap
baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan bayi
4. Menanggulangi dan mencegah terjadi Gizi buruk dan Gizi kurang sekaligus
mempertahankan status Gizi baik pada bayi dan anak.
3 Syarat MP-ASI
1. Tepat waktu (Timely)
2. Makanan lunak, yaitu makanan yang dimasak dg banyak air dan tampak berair.
Cth: bubur nasi
3. Makanan padat, yaitu makanan lunak yang tidak nampak berair biasa disebut
makanan keluarga. Cth : nasi tim, kentang rebus, dan biskuit.
5 Panduan MP-ASI
MENU 4 BINTANG
1. Karbohidrat
2. Protein Hewani
3. Protein Nabati
H. DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu /30666465/SATUAN_ACARA_PENYULUHAN_MP_ASI
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA)
A. Latar Belakang
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit Infeksi akut yang
menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung (saluran
atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga
telinga tengah dan pleura.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan tentang pengertian ISPA, penyebab, tanda dan
gejala, pencegahan, penanganan ISPA, diharapkan dapat memahami tentang penyakit
ISPA dan cara penanganannya.
a. Pengertian ISPA
b. Penyebab ISPA
c. Tanda dan gejala ISPA
d. Klasifikasi ISPA
e. Cara penulannya
f. Pencegahan ISPA
g. Penanganan ISPA
C. Materi
1. Pengertian ISPA
2. Penyebab ISPA
3. Tanda dan gejala
4. klasifikasi ISPA
5. cara penularan
6. Pencegahan ISPA
7. Penanganan ISPA
D. Metode
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
E. Media
leafleT
F. Proses Penyuluhan
G. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
a. Target sasaran memperhatikan penjelasan penyaji
b. Target sasaran aktif bertanya dan berbagi pengalaman berbagi
2. Evaluasi hasil ( bisa berisi pertanyaan untuk memperoleh hasil dibawah)
a. Menyebutkan kembali Pengertian ISPA
b. Menyebutkan kembali Penyebab ISPA
c. Menyebutkan kembali Tanda dan gejala ISPA
d. Menyebutkan kembali klasifikasi ISPA
e. Menyebutkan kembali cara penularannya
f. Menyebutkan kembali Pencegahan ISPA
g. Menyebutkan kembali Penanganan ISPA
a. Pengertian
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut yang terjadi secara tiba-tiba, menyerang
saluran pernapasan yang berlangsung selama 14 ahri dan biasanya menyerng anak usi 2-5
tahun
b. Penyebab (ISPA)
Umumnya disebabkan oleh kuman atau virus dengan factor resiko:
1) Tertular dari penderita ISPA
2) Daya tahan tubuh yang kurang
3) Virus & bakteri
4) Tinggal dilingkungan yang kurang sehat
5) Gizi yang kurang
c. Tanda dan gejala
1) Batuk
2) Bersin & pilek
3) Demam yang tinggi
4) Badan lemah
5) Sakit kepala
6) Sakit tenggorokan
d. Klasifikasi ISPA
1) Ringan: batuk, pilek, demam
2) Sedang: batuk, pilek, demam, sesak napas
3) Berat: batuk, pilek, tarikan dinding dada
e. Cara penularannya
1) Polusi udara
2) Asap rokok
3) Bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernapasa
f. penanganan (ISPA)
1) Istirahat yang cukup
2) Berikan obat penurun panas bila demam
3) Jangan memberikan obat antibiotic tanpa intruksi dokter
g. pencegahan ISPA
1) Menjaga keadaan tubuh agar tetap sehat
2) Menutup mulut saat batuk atau bersin
3) Mencegah kontak langsung dengan penderita
4) Menjaga kebersihan perorangan atau lingkungan
5) Mencuci tangan dengan sabun
6) Imunisasi (pada anak)
7) Perbanyak konsumsi vitamin c
8) Menggunakan masker saat batuk atau kontak dengan penderita
9) Makan makanan yang bergizi.
H. DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/206629851/Satuan-Acara-Penyuluhan-SAP-ISPA
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PHBS (JAMBAN SEHAT)
A. Latar Belakang
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang di lakukan atas kesadaran sehingga
anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinnya sendiri di bidang kesehatan,
dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat(Dinkes Kota
Semarang, 2006).
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, masyarakat dapat mengetahui dan
memahami tentang Jamban Sehat
C. Materi
1. Pengertian Jamban sehat
2. Jenis-jenis Jamban Sehat
3. Ciri-ciri/Syarat Jamban Sehat
4. Manfaat Jamban Sehat
5. Akibat Jamban Tidak Sehat
6. Cara memelihara Jamban Sehat
D. Metode
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
E. Media
1. Leaflet
F. Proses Penyuluhan
No Wakt
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
. u
1. Pendahuluan 5
a. Memberikan salam a. Menjawab
menit
b. Melakukan apersepsi salam
c. Menyampaikan pokok b. Mendengarka
bahasan n
d. Menyampaikan tujuan
2. Kegiatan inti 10
a. Memberikan penjelasan a. Menyimak
menit
tentang PHBS Jamban Sehat
meliputi:
Pengertian,.Jenisjenis,Ciri-
ciri/syarat,Manfaat,Akibat,C
ara memelihara jamban
sehat.
b. Bertanya
b. Memberikan kesempatan
pada peserta untuk bertanya.
c. Memperhatika
c. Menjawab pertanyaan.
n
3. Penutup 5
a. Menyimpulkan materi. a. Memperhatika
menit
b. Memberikan evaluasi secara n
lisan. b. Menjawab
c. Memberikan salam penutup.
c. Menjawab
salam
G. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
a. Target sasaran memperhatikan penjelasan penyaji
b. Target sasaran aktif bertanya dan berbagi pengalaman berbagi
2. Evaluasi hasil ( bisa berisi pertanyaan untuk memperoleh hasil dibawah)
a. Menyebutkan kembali pengertian Jamban Sehat
b. Menyebutkan kembali jenis-jenis Jamban Sehat
c. Menyebutkan kembali Ciri-ciri/Syarat Jamban Sehat
d. Menyebutkan kembali manfaat Jamban Sehat
e. Menyebutkan kembali akibat Jamban Tidak Sehat
f. Menyebutkan kembali cara memelihara Jamban Sehat
1. Pengertian
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan tinja
manusia. Jamban terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher
angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.(Abdullah,2010).
2. Jenis-jenis Jamban Sehat
a. Jamban cemplung
Jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi menyimpan
dan meresapkan cairan kotoran/tinja ke dalam tanah dan mengendapkan
kotoran ke dasar lubang. Untuk jamban cemplung di haruskan ada penutup
agar tidak berbau.
b. Jamban tangki septik/leher angsa
Jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik
kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian/dekomposisi
kotoran manusia yang di lengkapi dengan resapannya.
c. Kakus Bor
Jamban yang tempat penampungan kotorannya dibuat dengan
mempergunakan bor. Bor yang digunakan adalah bor tangan yang disebut
boor aunger dengan diameter antara 30-40 cm. Sudah tentu lubang itu
harus jauh lebih dalam dibandingkan dengan lubang yang digali seperti
pada kakus cemplung atau plengsengan,karena diameter kakus bor ini jauh
lebih kecil.
Pengeboran pada umumnya dilakukan sampai mengenai air tanah.
Perlengkapan lainnya dan cara mempergunakan dapat pula diatur seperti
pada kakus cemplung dan kakus plengsengan.
H. DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/36537609/Satuan_Acara_Penyuluhan_Jamban_Sehat_docx.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DIARE
A. Latar Belakang
Diare merupakan salah satu penyakit dengan insidensi tinggi di dunia dan
dilaporkan terdapat hampir 1,7 milyar kasus setiap tahunnya. Penyakit ini sering
menyebabkan kematian pada anak usia di bawah lima tahun (balita). Dalam satu tahun
sekitar 760.000 anak usia balita meninggal karena penyakit ini (World Health
Organization (WHO), 2013).
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TUM)
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pengunjung mampu memahami
penyakit Diare,tanda dan gejala Diare, Penyebab, komplikasi,pencegahan diare
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan sasaran dapat:
a. Mengetahui pengertian Diare
b. Mengetahui tanda dan gejala Diare
c. Mengetahui Penyebab diare
d. Mengetahui komplikasi diare
e. Mengetahui pencegahan diare
C. Pokok Materi
1. Pengertian Diare
2. Tanda dan gejala Diare
3. Penyebab Diare
4. Komplikasi Diare
5. Pencegahan Diare
F. Evaluasi
1. Evaluasi proses
a. Target sasaran memperhatikan penjelasan penyaji
b. Target sasaran aktif bertanya dan berbagi pengalaman pribadi
2. Evaluasi hasil
a. Menyebutkan kembali pengertian Diare
b. Menyebutkan kembali tanda dan gejala Diare
c. Menyebutkan kembali penyebab Diare
d. Menyebutkan kembali komplikasi Diare
e. Menyebutkan kembali pencegahan Diare
G. Materi Diare
1. Pengertian Diare
Diare adalah sebuah penyakit yang membuat penderitanya menjadi sering buang air
besar dengan kondisi tinja yang encer atau feses berubah menjadi lembek atau cair
yang biasanya terjadi paling banyak 3 kali dalam sehari.
2. Tanda dan gejala Diare
a. Perut terasa mulas
b. Tinja encer (buang air besar cair) atau bahkan berdarah
c. Mengalami dehidrasi
d. Nyeri kepala ( pusing )
e. Lemas
f. Kulit kering.
3. Penyebab Diare
a. Infeksi saluran pencernaan oleh bakteri : vibrio, e.coli, salmonella,
campylobacler, tersinia, aeromonas, dsb.
b. Infeksi oleh virus enterovirus (virus ECHO, cakseaclere,
poliomyelitis), dsb.
c. Factor makanan, Seperti makanan basi, beracun, dan alergi terhadap
makanan.
4. Komplikasi Diare
a. Kehilangan air (dehidrasi)
b. Hipoglikemia ( gula darah rendah ).
c. Penurunan berat badan dalam waktusingkat
d. Gangguan sirkulasi
5. Pencegahan Diare
a. Mencuci tangan
b. Tutup makanan dengan tudung saji
c. Masak air minum dan makanan hingga matang
d. 4. Jaga kebersihan makanan dan minuman
H. DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/286275725/Satuan-Acara-Penyuluhan-Diare
b.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
ALAT KONTRASEPSI(KB)
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan dapat mengerti tentang KB.
G. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
a. Target sasaran memperhatikan penjelasan penyaji
b. Target sasaran aktif bertanya dan berbagi pengalaman berbagi
2. Evaluasi hasil
a. Menyebutkan kembali pengertian KB
b. Menyebutkan kembali Manfaat KB
c. Menyebutkan kembali Jenis-jenis alat kontrasepsi, keuntungan dan
kerugian alat kontrasepsi.
1. Pengertian
Keluarga berencana ( KB ) adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat
dan sejahtera dengan membatasi kelahiran.
2. Manfaat KB
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayi
b. Mendorong kecukupan ASI dan pola asuh yang baik bagi anak.
c. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan
d. Mencegah penyakit menular seksual
e. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi
f. Membentuk keluarga yang berkualitas
3. Tujuan KB
a. Membentuk keluarga kecil sejahtera, sesuai dengan kondisi ekonomi
keluarga tersebut.
b. Merencanangkan keluarga kecil dengan cukup 2 anak.
c. Mencegah terjadinya pernikahan diusia dini
d. Menekan angka kematian ibu dan bayi akibat hamil di usia yang terlalu
muda atau terlalu tua, atau akibat penyakit sistem reproduksi.
e. Menekan jumlah penduduk serta menyeimbangkan jumlah kebutuhan
dengan jumlah penduduk di indonesia.
4. Jenis-jenis serta Keuntungan dan Kerugian Alat Kontrasepsi
a. Kondom
Keuntungan :
1) Murah didapat, tidak perlu resep dokter
2) Mudah dan dapat dipakai sendiri
3) Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
Kerugian :
1) Selalu harus memakai kondom yang baru
2) Selalu harus ada persediaan
3) Kadang-kadang ada yang tidak tahan (alergi) terhadap karetnya.
4) Tingkat kegagalannya cukup tinggi, bila terlambat memakainya.
5) Dapat sobek bila memasukkannya tergesa-gesa.
b. Pil KB
Keuntungan :
1) Kesuburan segera kembali
2) Mengurangi rasa sakit (nyeri) saat haid
3) Terlindung dari penyakit radang panggul (PRP) dan mencegah
kehamilan di luar rahim.
4) Mudah digunakan
5) Mencegah anemia defesiensi zat besi (kekurangan darah)
6) Mengurangi resiko kanker ovarium/kandungan
7) Cocok untuk tunda kehamilan.
Kerugian :
1) Pemakai harus disiplin meminumnya setiap hari, jika tidak
kemungkinan hamil lagi.
2) Tidak dianjurkan untuk wanita perokok
3) Dapat resiko infeksi klamidia (jamur) disekitar kemaluan wanita.
c. Suntik
Keuntungan :
Kerugian :
1) Dapat keluar sendiri apabila ukuran IUD cocok dengan ukuran
rahim pemakai
2) Tubektomi
Keuntungan :
1) Efektifitas langsung setelah sterilisasi
2) Permanen
3) Tidak ada efek samping jangka panjang
4) Tidak mengganggu hubungan seksual
Kerugian :
1) Resiko dan efek samping bedah tetap ada
2) Vasektomi
Keuntungan :
1) Tidak ada kematian (mortalitas)
2) Komplikasi lain (morbiditas) kecil sekali
3) Pasien tidak perlu dirawat di RS
4) Tidak mengganggu hubungan seksual
5) Sifatnya permanen dan tidak ada resiko kesehatan
6) Tidak harus di ingat-ingat, tidak harus selalu ada persendian.
Kerugian :
1) Harus dengan tindakan pembedahan
2) Harus memakai kontrasepsi lain (kondom) selama beberapa hari
sampai sel mani menjadi negatif
3) Tidak dapat dilakukan pada orang yang ingin punya anak lagi
H. DAFTAR PUSTAKA
https.//www.academia.edu/10524863/SATUAN_ACARA_PENYULUHAN_SAP_TENT
ANG_KB_KELUARGA_BERENCANA
SATUAN ACARA PENYULUHAN(SAP)
TB PARU
A. Latar Belakang
Tuberculosis (TBC) adalah penyakit lama, namun sampai saat ini masih belum
bisa musnahkan. Jika dilihat secara global, TBC membunuh 2 juta penduduk dunia setiap
tahunnya, dimana angka ini melebihi penyakit infeksi lainnya. Bahkan indonesia adalah
negara terbesar ketiga dengan jumlah pasien TBC terbanyak di Dunia, setalah Cina dan
India. Sulitnya memusnahkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium
tuberculosis ini disebabkan oleh beberapa hal. Diantaranya adalah munculnya bakteri
yang resisten terhadap obat yang digunakan. Karena itu, upaya penemuan obat baru terus
dilakukan.
D. Metode
1. Ceramah/penyuluhan
2. Tanya jawab
E. Media
1. Leaflet
2. PPT
F. Proses Penyuluhan
G. Evaluasi
Diharapkan pasien mampu mengetahui:
1. Mengetahui tentang pengertian TB Paru
2. Mengetahui Penyebab TB Paru
3. Mengetahui Tanda dan gejala TB Paru
4. Mengetahui bagaimana cara penularan TB Paru
5. Mengtahui bagaimana cara pengobatannya
6. Mengetahui akibat bila minum obat tidak teratur / putus obat
7. Mengetahui cara pencegahan penularan
TB PARU
H. DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/30704516/SATUAN_ACARA_PENYULUHAN_TB_PARU
_dan_ETIKA_BATUK
SATUAN ACARA PENYULUHAN(SAP)
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus merupakan gangguan metabolisme yang bisa diturunkan secara
genetis dan klinis termasuk heterogen dengan hilangnya toleransi karbohidrat ( Price Dan
Wilson, 2006). Diabetes militus Tipe 2 adalah salah satu penyakit kronis yang memiliki
karakteristik hiperglikemia. Penyakit ini dapat menimbulkan gangguan ke organ-organ
tubuh lainya karena terjadi difisiensi insulin atau kinerja insulin yang kurang adekuat
(Smeltzer Et al 2008). Pasien DM tipe 2 rentan mengalami peningkatan terhadap resiko
terjadinya komplikasi , komplikasi yang bisa terjadi dalam jangka waktu yang lama
adalah penyakit kardiovaskuler, gagal ginjal kronis, kerusakan retina yang
mengakibatkan kebutaan, kerusakan saraf, serta genggren dengan resiko amputasi
(Hermawan, 2009)
G. Evaluasi
Diharapkan pasien mampu mengetahui:
1. Mengetahui tentang pengertian Diabetes Melitus
2. Mengetahui Faktor resiko Diabetes Melitus
3. Mengetahui Penyebab Diabetes Melitus
4. Mengetahui Tanda dan gejala Diabetes Melitus
5. Mengetahui Komplikasi Diabetes Melitus
6. Mengetahui tentang pencegahan Diabetes Melitus
“DIABETES MELITUS”
3. Penyebab Dm
a. Keturunan
b. Gaya hidup
c. Stress
d. Pola makan
4. Tanda-gejala DM
a. Sering merasa lemas
b. Sering buang air kecil, terutama di malam hari
c. Sering merasa sangat lapar
d. Turunya berat badan tanpa sebab yang jelas
e. Berkurangnya masa otot
f. Terdapat keton dalam urine
g. Lemas
h. Pandangan kabur
i. Luka yang sulit sembuh
j. Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih
5. Komplikasi DM
a. Penyakit jantung
b. Stroke
c. Gagal ginjal kronis
d. Neuropati diabetik
e. Gangguan penglihatan
f. Katarak
g. Depresi
h. Demensia
i. Gangguan pendengaran
j. Luka dan infeksi pada kaki yang sulit sembuh
k. Kerusakan kulit akibat infeksi bakteri dan jamur, termasuk bakteri pemakan dagi
6. Pencegahan DM
a. Mengatur frekuensi dan menu makanan menjadi lebih serat
b. Menjaga berat badan ideal
c. Rutin berolahraga
d. Rutin menjalani pengecekan gula darah, setidaknya sekali dalam setahun
H. DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8571268/SATUAN_ACARA_PENYULUHAN_SAP_DIABE
TES_MELITUS_DM