Anda di halaman 1dari 154

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI KELURAHAN KELAPA LIMA DISTRIK MERAUKE

KABUPATEN MERAUKE

TANGGAL 11 JANUARI S.D 30 JANUARI 2021

Disusun oleh :

Kelompok II
Cresensia Kanip Kurupat PO7120318011 Nur Fitria Hermawati PO7120318042
Dayu Zulhij Azam Akbar PO7120318013 Restiani Tri Puji Lestari PO7120318048
Genoveva Bernadheta PO7120318022 Silvia Lamera PO7120318058
Ngoranmele
Jusniati PO7120318027 Susana Margaretha PO71203180
Turiram
Maria Klara Siwa PO7120318035 Tariq Nur Indra Paksi PO7120318063

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN JAYAPURA
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
KEPERAWATAN
MERAUKE
2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kelompok kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
Rahmat-Nya sehingga kelompok dapat menyusun dan menyelesaikan laporan akhir Praktek
Lapangan Keperawatan Komunitas dengan judul “Laporan Asuhan Keperawatan Komunitas
di kelurahan kelapa lima Distrik Merauke Kabupaten Merauke’’. Diwilayah kerja Puskesmas
Kelapa Lima Kabupaten Merauke Provinsi Papua.

Dalam penyusunan laporan ini kelompok banyak mengalami hambatan dan kesulitan namum
berkat bantuan, bimbingan pengarahan, dorongan serta motivasi-motivasi dari berbagai pihak
yang telah membantu, akhirnya kelompok dapat menyelesaikan laporan ini.

Oleh karena itu pada kesempatan ini kelompok ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :

1. Emanuel Konda S.Kep., Ns., M. Kes Selaku Ketua Program Studi Diploma III
Keperawatan Merauke.
2. Agatha Futunanembun Amp Selaku Kepala Puskesmas Kelapa Lima Distrik Merauke
3. Ade Ragil Agung Wibowo., S.Kep Ns Selaku Pembimbing Institusi Dari Pihak
Akademik Prodi D III Keperawatan Merauke
4. Anggraeny Septriany Faisal S.Kep Ns Selaku Pembimbing Institusi Dari Pihak
Akademik Prodi D III Keperawatan Merauke
5. Yuliana Lamban, S. Kep Selaku Pembimbing Lapangan dari pihak Puskesmas Kelapa
lima
6. Tim Keperawatan Komunitas Selaku Dosen Mata Kuliah Keperawatan Komunitas
7. Seluruh Warga Kampung Kelapa Lima Distrik Merauke Kabupaten

Namun demikian kelompok menyadari sebagai manusia biasa yang tak pernah luput dari
kesalahan serta keterbatasan, sehingga laporan akhir praktek lapangan keperawatan
komunitas ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat kelompok harapan untuk kesempurnaan laporan ini.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu dalam bidang keperawatan
pada umumnya.

Merauke, Januari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Lembar judul

Kata pengantar

Daftar isi

Daftar tabel

Daftar diagram

Daftar gambar

Daftar lampiran
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
C. Metode Penulisan
1. Kepustakaan
2. Wawancara
3. Observasi
4. Studi dokumentasi
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi Institusi
3. Bagi Lahan Praktik
E. Sistematika Penulisan

BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Puskesmas
1. Pengertian
2. Tujuan Puskesmas
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
3. Sasaran dan Program
a. Sasaran
b. Progaram dan Kinerja Puskesmas
4. Tugas, Fungsi dan Wewenang Puskesmas
a. Tugas Puskesmas
b. Fungsi Puskesmas
c. Wewenang Puskesmas
5. Persyaratan dan Organisasi
6. Kedudukan dan Organisasi
B. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas
1. Pengertian Keperawatan Komunitas
2. Tujuan Keperawatan Komunitas
1) Tujuan Umum Keperawatan Komunitas
2) Tujauan Spesifik Keperawatan Komunitas
3. Prinsip Keperawatan Komunitas
4. Sasaran Keperawatan
5. Model Keperawatan Komunitas
1) Pengertian Model Praktik Keperawatan
2) Model Keperawatn Dalam Keperawatan Komunitas
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas
1. Pengertian Keperawatan Komunitas
D. Diagnosis Keperawatan Komuni tas
E. Perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas
F. Implementasi Asuhan Keperawatan Komunitas
G. Evaluasi Asuhan Keperawatan Komunitas

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PROFIL KAMPUNG
1. Geografi kampung
2. Demografi kampung
3. Data topografi kampung
4. Sumber daya puskesmas induk distrik kelapa lima
5. Sumber daya masyarakat kampung kelapa lima
B. Distribusi data kampung kelapa lima kabupaten merauke
C. Analisa data
D. Analisa data dan diagnosa keperawatan
E. PRIORITAS MASALAH
F. Evaluasi hasil kegiatan
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Program kerja puskesmas distrik tanah miring


B. Masalah kesehatan
1. Pengkajian
2. Analisa dan diagnosa keperawatan
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi
C. Kegiatan-kegiatan yang dikerjakan selama praktik lapangan keperawatan
komunitas(PLKK)
1. Di masyarakat
2. Di posyandu lansia(prolanis)
3. Di keluarga
D. Faktor Pendukung
E. Faktor Penghambat

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1. Distribusi data berdasarkan jumlah kepala keluarga
Diagram 2. Distribusi data berdasarkan jenis kelamin
Diagram 3. Distribusi data berdasarkan pasangan usia subur( PUS)
Diagram 4. Distribusi data berdasarkan alat kontrasepsi
Diagram 5. Distribusi data berdasarkan tingkat penyakit
Diagram 6 Distribusi data berdasarkan jumlah pengujung
Diagram 7 Distribusi data berdassrkan sikap pengunjung mengenai penyakit
Diagram 8 Distribusi data berdasarkan pengetahuan pengunjung
Diagram 9 Distribusi data berdasarkan jumlah kunjungan lansia ke posyandu lansia
Diagram 10. Distribusi data berdsasarkan sikap pengunjung lansia pengenai menyakit
Diagram 11. Distribusi data berdasarkan pengetahuan pengunjung lansia penyakit.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Model keperawatan Enviromental


Gambar 2. Model keperawatan Health Care system
Gambar 3. Model keperawatan Health Belief
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perawatan kesehatan merupakan suatu lapangan khusus di bidang kesehatan,


dimana kita mulai keterampilan hubungan antar manusia serta keterampilan orgsnisasi
di terapkan dalam hubungan yang serasi dengan keterampilan anggota profesi
kesehatan lain dan tenaga sosial, demi memelihara kesehatan masyarakat. Oleh karena
itu, perawatan kesehatan masyarakat di tunjukan kepada individu, keluarga, dan
kelompok melalui upaya peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penyuluhan
kesehatan, koordinasi dan pelayanan keperawatan berkelanjutan. Sebagai suatu
penegasan yang komprehensif. Selain itu, masyarakat atau komunitas juga di pandang
sebagai target pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mencapai kesehatan
komunitas, sebagai suatu upaya peningkatan kesehatan dan menggunakan kerja sama
sebagai suatu mekanisme dalam mempermuda pencapaian tujuan yang berarti
masyarakat atau komunitas dilibatkan secara aktif untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam pelaksanaannya, perawatan kesehatan masyarakat ( nursing proces comunity)
di upayakan dekat dengan masyarakat, sehingga strategi pelayanan kesehatan yang
utama merupakan pendekatan yanga menjadi acuhan pelayanan kesehatan yang akan
di berikan.
Di Indonesia masalah kesehatan lainnya juga terjadi pada anak usia sekolah
terkait dengan PHBS yaitu masalah gizi. Berdasarkan Riskesdas ( 2013 ), prevalensi
pendek anak usia sekolah ( 5-12 tahun ) sebesar 30,7 % ( 12,3 % sangat pendek dan
18,4 % pendek ), dan prevalensi kurus anak usia sekolah ( 5-12 tahun ) yaitu 11,2 %
( 4% sangat kurus dan 7,2 % kurus ), hal ini sependapat dengan beberapa hasil
penelitian terkait diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Ria ( 2016 ) yang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat dengan
status gizi anak usia sekolah dengan niai ( 0,613 ) > ( 0,296 ).
Faktor perilaku menjadi faktor utama masalah kesehatan sebagai akibat masih
rendahnya pengetahuan dan faktor kemiskinan ini dengan data pengkajian oleh United
Nations Childern’s Fund ( UNICEF ) menunjukkan 30 % siswa Papua tidak
menyelesaikan pendidikan SD dan SMP, Sedangkan di pedalaman 50 % siswa SD
dan 73 % siswa SMP memilih untuk putus sekolah. Dari tingkat pendidikan ini
mempengaruhi tingkat kesehatan berdasarkan data dan informasi kesehatan indonesia
tahun 2018. Di Provinsi Papua jumlah total posyandu sebanyak 3521, jumlah
posyandu yang aktif sebanyak 2594 ( 73,67% ) data kurangnya pengetahuan
masyarakat dalam pentingnya posyandu bagi kesehatan. Kondisi seperti ini
memungkinkan tingkat pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan dan kesehatan
masyarakat seperti : Penyehatan lingkungan daerah pemukiman, penyediaan air bersih
pengelolahan limbah dan sampah serta tempat-tempat umum dan pengelolaan
makanan. Untuk memahami masalah kesehatan yang sering ditemukan di indonesia di
bagi menjadi beberapa kelompok antara lain, masalah perilaku kesehatan genetik, dan
pelayanan kesehatan yang akan menimbulkan berbagai masalah.
Keperawatan komunitas memberikan perhatian terhadap pengaruh faktor
lingkungan. Tujuan akhir setiap program di masyarakat adalah melakukan perubahan
masyarakat, kegiatan praktik lapangan keperawatan komunitas ini merupakan
penerapan dari seluruh pengetahuan yang diperoleh dari institusi pendidikan terutama
di bidang mata kuliah keperawatan komunitas.
Berdasarkan pemaparan di atas, bahwa masih banyak dari masyarakat yang
kurang paham tentang pengetahuan mengenai kesehatan yang muncul, akibat
rendahnya tingkat pendidikan masyarakat sehingga kami tertarik untuk mengangkat
kasus mengenai “komunitas”.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Tujuan dilaksanakan keperawatan komunitas ini adalah meningkatkan derajat
kesehatan dan kemampuan masyarakat secara menyeluruh dalam memelihara
kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal secara mandiri.
2. Tujuan khusus
a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat
b. Meningkatkan kemampuan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka
mengatasi masalah keperawatan.
c. Tertanganinya kelompok keluarga resiko yang memerlukan pembinaan
dan asuhan keperawatan.
d. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/resiko yang memerlukan
pembinaan dan asuhan keperawatan dirumah, dipanti dan masyarakat.
e. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tidak lanjud
dan asuhan keperawatn dirumah.
f. Tertanganinya kasus-kasus tertantu yangtermasuk kelompok
resikotinggi yang memerlukan penanganan asuhan keperawatan
dirumah dan dipuskesmas.
g. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan social untuk
menuju keadaan sehat yang optimal.

C. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan :


1. Kepustakaan
2. Wawancara
3. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Inspeksi adalah metode observasi, dimana pemeriksaan dilakukan
dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan
b. Palpasi
Palpasi adalah teknik yang menggunakan indra peraba. Tangan dan
jari-jari adalah instrument yang sangat sensitif yang dapat
mengumpulkan data misalnya : temperature, turgor, kelembapan,
vibrasi, ukuran, bentuk.
c. Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan dengan cara mengetuk bagian permukaan
tubuh untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri dan
kanan) dengan tujuan menghasilkan suara. Perkusi bertujuan untuk
mengindentifikasi, lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan.
d. Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara
mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh.hal-hal yang
didengarkan adalah bunyi jantung,suara nafas,dan bissng usus.
4. Observasi
Penulis melakukan pengamatan secara langsung terhadap gaya hidup,kondisi
kesehatan,lingkungan rumah, dan hubungan sosial masyarakat.
5. Studi Dokumentasi
Penulis memperoleh dari hasil catatan dan status kesehatan masyarakat.

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan menanbah keterampilan dalam
memberikan asuhan keperawatan komunitas.
2. Bagi institusi pendidikan
Menjadi bahan bacaan yang dapat digunakan sebagai bahan perbandingan
untuk meningkatkan mutu ilmu keperawatan.
3. Bagi lahan praktik
Dapat menjadi bahan masukan bagi pihak rumah sakit untuk mengambil
langkah-langkah kebijakan dalam rangka upaya peningkatan mutu pelayanan
kesehatan.

E. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan Terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode


penulisan,manfaat penulisan, dan sistematika
penulisan.

BAB II Tinjauan Teori Terdiri dari konsep dasar puskesmas, konsep dasar
keperawatan komunitas dan konsep dasar asuhan
keperawatan komunitas.

BAB III Tinjauan kasus : Berisikan tentang pengkajian, perencanaan, tindakan, dan
yang dilaksanakan disuatu komunitas dimana pengakajian
tersebut meliputi : data evaluasi yag merupakan studi kasus
dilapangan, bagaimana penanganan dan proses
keperawatan penduduk, perencanaan yang mencakup
analisa data yang didapatkan pada studi kasus dilapangan,
implementasi mencakup asuhan keperawatan yang
diterapkan pada komunitas dalam hal ini keluarga, lansia,
dan masuk ke evaluasi yang merupakan suatu tolak ukur
keberhasilan dari proses keperawatan asuhan komunitas.

BAB IV Pembahasan : Terdiri dari pembahasan tentang kesenjangan antar teori


dan kasus yang ditemukan dilahan praktek.

BAB V Penutup : Terdiri dari kesimpulan dan saran dari kesenjangan antara
teori dan kasus yang ditemukan dilahan praktek.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Puskesmas


1. Pengertian
Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknik dinas kabupaten/kota yang
bertanggung jawab meyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja (Depkes,2011)

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tinginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI No.75 Tahun 2014 Tentang
Puskesmas).

Pusat kesehatan masyarakat yang selanjutnya disebut puskesmas


adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya (Permenkes
No.43 tahun 2019 Tentang Puskesmas).

2. Tujuan Puskesmas
a. Tujuan umum
Secara umum puskesmas adalah meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat, tercapai derajat kesehatan yang optimal
agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki.
b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan yang lebih khusus diuraikan sebagai berikut:
1) Individu mampu memiliki perilaku sehat yang meliputi
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat.
2) Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu.
3) Hidup dalam lingkungan sehat.
4) Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat.

3. Sasaran dan Program


a. Sasaran
Dalam sistem pelayanan masyarakat puskesmas melaksanakan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan
(UKP). Adapun Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tersebut
meliputi:
1) Pelayanan promosi kesehatan.
2) Pelayanan kesehatan lingkungan.
3) Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berecana.
4) Pelayanan gizi.
5) Pelayanan pencegahan da pengendalian penyakit.

Sedangkan upaya keehatan perseorangan (UKP) tersebut meliputi:

1) Rawat jalan.
2) Pelayanan gawat darurat.
3) Pelayanan satu hari (One day care).
4) Home care.
5) Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan
pelayanan kesehatan.

Menurut Permenkes No.44 Tahun 2016,Ruang lingkup pedoman


manajemen puskesmas meliputi:

1) Perencanaan.
2) Pergerakan dan pelaksanaan.
3) Pengawasan,pengendalian,dan penilaian kinerja.
4) Dukungan dinas kesehatan kabupaten/kota dalam manajemen
puskesmas.
5) Pembinaan dan pengawasan dalam pelaksanaan peratuan
mentri ini dilaksanakan oleh kementerian kesehatan dinas
kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai
tugas dan fungsi masing-masing.

b. Program Kinerja Puskesmas


Kegiatan-kegiatan pokok puskesmas yang diselengarakan oleh
puskesmas sejak berdirinya semakin berkembang, mulai dari 17 usaha
pokok kesehatan, 12 usaha pokok kesehatan, 13 usaha pokok
kesehatan dan sekarang meningkat menjadi 20 usaha pokok kesehatan
yang dapat dilaksanakan oleh puskesmas sesuai dengan kemampuan
yang ada dari tiap-tiap puskesmas baik dari segi tenaga, fasilitas, dan
biaya/anggaran yang tersedia.
Berdasarkan buku pedoman buku pedoman puskesmas yang
terbaru ada 20 usaha pokok kesehatan yang daat dilakukan oleh
puskesmas, itupun sangat tergantug kepada faktor tenaga, sarana, dan
prasarana, serta biaya yang tersedia berikut kemampuan manajemen
dari tiap-tiap puskesmas.

Terdapat 20 kegiatan pokok puskesmas sebagai berikut:

1) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak.


a) Pemeliharan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan
menyusui serta bayi, anak balita, dan anak prasekolah.
b) Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah
gizi buruk.
c) Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara
stimulasinya.
d) Imunisasi tetanus,toksoid dua kali pada ibu hamil dan
BCG, DPT tiga kali, POLIO tiga kali dan CAMPAK
satu kali pada bayi.
e) Peyuluhan kesehatan dalam mencapai program KIA.
f) Pelayanan keluarga berencana.
g) Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita, dan anak
prasekolah untuk macam-macam penyakit ringan.
h) Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang
memerlukan pemeliharaan memberikan penerapan dan
pendidikan tentang kesehatan.
i) Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak
dan para dukun bayi.
2) Upaya keluarga Berencana.
a) Mengadakan kursus keluarga berencana untuk para ibu
dan calon ibu yang mengunjungi KIA.
b) Mengadakan kursus keluarga berencana kepada dukun
yang kemudian yang kemudian akan bekerja sebagai
pengerak calon peserta keluarga berencana.
c) Mengadakan pembicaraan-pembicaraan tentang
keluarga berencana kapan saja ada kesempatan.
d) Memasan IUD, cara-cara enggunaan Pil,Kondom,dan
cara-cara lain dengan memberi sarananya.
e) Melanjutkan mengambil mereka yang menggunakan
sarana pencegahan kehamilan.
3) Upaya Peningkatan Gizi.
a) Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi dan
mengobati mereka
b) Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan
mengembangkan program perbaikan gizi.
c) Memberikan pendidikan gizi masyarakat dan
mengembangkan program perbaikan gizi.
d) Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat
terutama dalam program KIA.
e) Melaksanakan program-program
f) Program perbaikan gizi keluarga melalui posyandu.
g) Memberikan makanan tambahan yang mengandung
protein dan kalori kepada balita dan ibu menyusui.
h) Memberikan vitamin A kepad balita umur di bawah 5
tahun.
4) Upaya Kesehatan Ligkungann
Kegiatan-kegiatan utama kesehatan lingkugan yang dilakukan
staf puskesmas adalah:
a) Penyehatan air bersih.
b) Pemyehatan pembuangan kotoran.
c) Penyehatan lingkungan perumahan.
d) Penyehatan limbah.
e) Pengawasan sanitasi tempat umum.
f) Penyehatan makanan dan minuman.
g) Pelaksanaan peraturan perundang-undangan.

5) Upaya Pencegahan Dan Permberantasan Penyakit Menular.


Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit.
a) Melaporkan kasus penyakit.
b) Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau
tidaknya laporan yang masuk, unruk menemukan kasus-
kasus yang baru dan untuk mengetahui sumber
penularan.
c) Tindakan permulaan untuk menaha penularan penyakit.
d) Menyembuhkan penderita, hingga ia tidak lagi sumber
infeksi.
e) Pemberian imunisasi.
f) Pemerantasan vektor.
g) Pendidikan kepada masyarakat.
6) Upaya Pengobatan.
Melaksanakan diagnosa sedini mungkin melalui:
a) Mendapatkan riwayat penykit.
b) Mengadakan pemerikaan fisik.
c) Mengadakan pemeriksaan laboratorium.
d) Membuat diagnosa.
e) Melaksanakan tindakan pengobatan.
f) Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan
tersebut dapat:
g) Rujukan dignostik.
h) Rujukan pengobatan atau rehabilitasi.
i) Rujukan lain

7) Upaya penyuluhan.
a) Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari tiap-tiap program puskesmas,
kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan pada setiap
kesempatan oleh petugas, apakah di klinik, rumah, dan
kelompok-kelompok masyarakat.
b) Ditingkat puskesmas tidak ada penyuluhan tersendiri,
tetapi ditingkat kabupaten di adakan tenaga-tenaga
koordinator penyuluhan kesehatan. Koordinator
membantu para petugas puskesmas dalam
mengembangkan teknik dan materi penyuluhan di
puskesmas.
8) Upaya Kesehatan Sekolah.
a) Membina saran keteladanan disekolah, berupa sarana
keteladanan gizi berupa kantin dan sarana keteladanan
kebersihan lingkungan.
b) Membina kebersihan perseorangan peserta didik.
c) Mengembangakan kemampun peserta didik untuk
berperan secara aktif dalam pelayanan kesehatan
melalui kegatan doctor kecil.
d) Penjaringan peserta didik kelas 1.
e) Pemeriksaan kesehatan periode sekali setahun untuk
kelas II sampai IV dan giri berupa pemeriksaan
sederhana
f) Imunisasi peserta didik kelas 1 sampai 6.
g) Pengawasan terhadap keadaan air.
h) Pengobatan ringan pertolongan pertama.
i) Rujukan medis
j) Penanganan kasus anemia gizi.
k) Pembinaan teknis dan pengawasan disekolah.
l) Pencatatan dan pelaporan
9) Upaya Kesehetan Olahraga.
a) Pemeriksaan kesehatan berkala.
b) Penentuan takaran latihan.
c) Pengobatan dengan teknik latihan dan rehabilitas.
d) Pengobatan akibat cidera laihan.
e) Pengawasan selama pemusatan latihan.
10) Upaya Kesehatan Masyarakat.
a) Asuhan keperawatan kepada individu di puskesmas
maupun dirumah upaya perawatan kesehatan
masyarakat dengan berbagai tingkat umur, kondisi
kesehatan, tumbuh kembang, dan jenis klamin.
b) Asuhan keperawatan yang diarahkan kepada keluarga
sebagai unit terkecil dari masyarakat (Keluarga Binaan).
c) Pelayanan perawatan kepad kelompok khusus
diantaranya: Ibu hamil, anak balita, usia lanjut, dan
sebagainnya.
d) Pelayanan keperawatan pada tingkat masyarakat.
11) Upaya Peningkatan Kesehatan Kerja.
a) Identifikasi masalah, Meliputi:
(1) Pemeriksaan kesehatan dari awal dan berkala
untuk para pekerja
(2) Pemeriksaan khusus terhadap pekerja yang
datang berobat ke puskesmas
(3) Peninjauan tempat kerja untuk menentukan
bahaya akibat kerja
(4) Kegiatan peningkatan kesehatan tenaga kerja
melalui peningkatan gizi pekerja, lingkungan
kerja, dan kegiatan peningkatan kesejahteraan.
b) Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja, Meliputi:
(1) Penyuluhan kesehatan
(2) Kegiatan egonomik,yaitu kegiatan untuk
mencapai kesesuaian antara alat kerja agar tidka
terjadi stress fisik terhapa kerja.
(3) Kegiatan monitoring bahaya akibat kerja
(4) Pemakaian alat pelindung
c) Kegiatan pengobatan kasus penyakit akibat kerja.
d) Kegiatan pemuliha bagi pekerja yang sakit

12) Upaya Kesehatan Gizi dan Mulut.


a) Pembinaan pengembangan kemampuan peran serta
masyarakat dalam upaya pemeliharaan diri alam wabah
program UKGM.
b) Pelayanan asuhan pada keompok rawan,Meliputi:
(1) Anak sekolah
(2) Kelompok ibu hamil
(3) Menyusui
(4) Prasekolah
c) Pelayanan medik dokter gigi dasar,meliputi.
(1) Pengobatan gigi pada penderita yan berobat
maupun yang dirujuk
(2) Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat
ditangulanggi kesasaran yang lebih mampu
(3) Memberikan penyuluhan secara individu atau
kelompok
(4) Memelihara kebersihan/(Hygine Clinik)
(5) Memelhara atau merawat peralatan atau obat-
obatan
(6) Pencatatan dan pelaporan.
13) Upaya Kesehatan Jiwa.
a) Kegiatan kesehatan jiwa yang terpadu dengan kegiatan
pokok puskesmas.
b) Penanganan pasien dengan gangguan jiwa.
c) Kegiatan dalam bentuk penyuluhan serta pembinaan
peran sera masyarakat.
d) Pengembanganya kesehatan jiwa di puskesmas melaui
kesehatan masyarakat.
e) Pencatatn dan pelaporan
14) Upaya Kesehatan Mata.
a) Upaya kesehatan mata, pencegahan keshatan dasar yang
terpadu dengan kegiatan pokok lainnya.
b) Upaya kesehatan mata:
(1) Anamesa
(2) Pemeriksaan virus an mata luar, tes buta warna,
tes tekan bola mata, tes saluran air mata, tes
lapang pandang, fundus kopi dan pemeriksaan
laboratorium
(3) Pengobatan dan pemberian kacamata
(4) Operasi katarak
(5) Perawatan postoperasi dan dlukoma akut
(6) Merujuk kasus yang dapat diatasi
(7) Pemberian protesa mata
c) Peningkatan peran serta masyarakat dalam bentuk
penyuluhan kesehatan,serta meciptakan kemandiria
masyarakat dalam pemliharaan mata mereka.
d) Pengembangan kesehatan mata masyarakat.
e) Pencatatan dan pelaporan
15) Laboratorium Kesehatan.
a) Diruang Laboratorium
(1) Penerimaan pasien
(2) Pengambilan specimen
(3) Penanganan specimen
(4) Pelaksanaan specimen
(5) Penanganan sisa specimen
(6) Pencatatan dan pengecekan hasil pemeriksaan
(7) Pengecekan hasil pemeriksan
(8) Penyampaian hasil pemeriksaan
b) Terhadap specimen yang akan dirujuk
(1) Pengambilan specimen
(2) Penanganan specimen
(3) Pengemasan specimen
(4) Pengiriman specimen
(5) Pengambilan hasil pemeriksaan
(6) Pencatatan hasil pemeriksaan
(7) Penyampaian hasil pemeriksaan
c) Diruang klinik dilakukan oleh perawat atau bidan,
meliputi:
(1) Persiapan pasien
(2) Pengambilan specimen
(3) Menyerahkan specimen untuk diperiksa
d) Diluar gedung, melipui:
(1) Melakkan tes skrininh Hb
(2) Pengambilan specimen untuk kemudian dikirim
ke laboratorium puskesmas
(3) Memberikan penyuluhan
(4) Pencatatan dan pelaporan
16) Upaya Pencatatan dan Pelaporan
a) Dilakukan oleh semua puskesmas
(pembina,pembantu,dan keliling)
b) Pencatatan dan pelapora mencakup:
(1) Data umum dan demografi wilayah kerja
puskesmas
(2) Data ketenangan dipuskesmas
(3) Data kegiatan pokok pusksmas yang dilakukan
baik di dalam maupun diluar gedung puskesmas
(4) Laporan dilakukan secara periodic
(bulan,triwulan,enam bulan dan tahunan)
17) Upaya Pembinaan peran serta masyarakat
Upaya pembinaan peran serta masyarakat dapat dilakukan
melalui:
a) Pengalaman dukungan penentu
kebijaksanaan,pemimpin wilyah, lintas sektoral,dan
berbagai organisasi kesehatan, yang dilakukan melalui
dialog,seminar,dan lokar karya,dalam rangka
komunikasi, dan motivasi dengan memanfatkan media
massa da sistem informasi kesehatan
b) Persiapan petugas penyelenggaraan melalui latihan
orientasi dan sarana sehat dan kepemimpinan di bidang
kesehatan
c) Persiapan masyarakat, melalui rangkaian kegiatan untuk
meningkatkan kemampuan masyaraat dalam menegenal
dan memecahkan masalah kesehatan,dengan mengenali
dan mengerakan sumber daya yang dimilikinya, melalui
rangkaian kegiatan:
(1) Pendekatan kepada tokok masyarakat
(2) Survey mawas diri masyarakat untuk mengenali
masalah kesehatan
(3) Musyawarah masyarakat desa untuk penentuan
bersama rencana pemecahan masalah kesehatan
yang dihadapi.
d) Pelaksanaan kegiatan kesehatan oleh dan untuk
masyarakat melalui kader yang terlatih
e) Pengembangan dan pelestarian oleh masyarakat
18) Upaya Pembinaan Pengobatan tradisional
a) Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat
digunakan untuk pengobatan tradisional
b) Pengembangan dan peestarian terhadap cara-cara
tradisional
(1) Meningkatkan kerja sama lintas program dan
lintas sektoral
(2) Membantu masyarakat dalam meningkatkan
derajat kesehatan melalui:
(a) Pendidikan kesehatan keluarga
(b) Bimbingan teknis tentang perawatan
(3) Pengadaan buku-buku pedoman pelayanan
keperawatan
19) Upaya Kesehatan Remaja
20) Dana Sehat
4. Tugas, Fungsi dan Wewenang Puskesmas
a. Tugas Puskesmas
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya dalam
rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
b. Fungsi Puskesmas
Puskesmas meyelenggarakan fungsi :
1) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama diwilayah kerjanya;
dan
2) Peyelenggaran UKP tingkat pertama diwilayah kerjanya
c. Wewenanag Puskesmas
Dalam penyelenggaraan UKM tingket pertama puskesmas memiliki
wewenanag :
1) Melaksanaan perencanaan berdasarkan analisis masalah
kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayan yang
diperlukan
2) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan puskesmas
3) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan
pemberdayaan masyaakat dalam bidang kesehatan
4) Mengerakan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerja sama dengan sektor
lain terkait
5) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan
dan upaya kesehatan berbasis masyarakat
6) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
puskesmas
7) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan
8) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
akses, mutu, dan cakupan pelayanan kesehatan, dan
9) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan
masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan
dini dn respon penanggulangan penyakit.

Dalam penyelenggaraan UKP tigkat pertama diwilayah kerja:


1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara
komprehensif, berkesinambungan, dan bermutu;
2) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
upaya promotif dan preventif
3) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
indivdu, keluarga,kelompok dan masyarakat
4) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung
5) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip
koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi;
6) Melaksanakan rekam medis;
7) Melaksanakan pencatatan,pelapor dan evaluasi terhadap mutu
dan akses pelayanan kesehatan;
8) Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan;
9) Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan;
Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya,dan
10) Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis
dan sistem rujukan

5. Persayatan Puskesmas
a. Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan
b. Dalam kondisi tertentu, pada 1 (satu) kecamatan dapat didirikan lebih
dari 1 (satu) puskesmas
c. Kondisi tertentu ditetapkan berdasarkan pertimbangan kebutuhan
pelayanan,jumlah penduduk dan askesibilitas
d. Pendirian puskesmas harus memenuhi persyaratanaaa:
1) Lokasi
a) Georgrafis;
b) Aksebilitas untuk jalur transportasi;
c) Kontur tanah;
d) Fasilitas parker;
e) Fasilitas keamanan;
f) Ketersediaan utilitas public;
g) Pengelolaan kesehatan lingkungan,dan
h) Kondisi lainnya.
2) Bangunan
a) Persyaratan administratif, persyaratan keselamatan, dan
kesehatan kerja , serta persyaratan teknis bangunan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
b) Bersifat permanen dan terpisah dengan bangunan lain
c) Menyediakan fungsi keamanan, kenyamanan ,
perlindungan keelamatan dan kesehatan serta
kemudahan dalam memberi pelayanan bagi semua
orang termasuk yang berkebutuhan khusus, anak-anak
dan lanjut usia
3) PraSarana
Puskesmas harus memiliki prasarana yang berfungsi paling
sedikit terdiri atas:
a) Sistem penghawaan (Fentilasi)
b) Sistem pencahayaan
c) Sistem kelistrikan
d) Sisitem sanitasi
e) Sistem komunikasi
f) Sistemgas medik
g) Sistem proteksi petir
h) Sistem proteksi kebakaran
i) Sistem pengendalian kebisingan
j) Sistem transportasi vertikal untuk bangunan lebih dari
satu lantai
k) Kendaraan puskesmas keliling dan kendaraan
ambulance
4) Peralatan Kesehatan
Peralatan dipuskesmasharus memiliki persyaratan:
a) Standar mutu keamanan keselamatan
b) Memiliki ijin edar sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
c) Diuji dan dikalibbrasi secara berkala oleh instansi
penguji dan penkalibbrasi yang berwenanag
5) Sumber Daya Manusia puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan
dan tenagan non kesehatan. Jenis dan jumlah tenaga kesehatan
dan tenaga non kesehatan berdasarkan analisis beban kerja,
dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang
diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya.
Karateristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, dan pembagian
waktu kerja, jenis tenaga kesehatan paling sedikit terdiri atas:
a) Dokter atau dokter layanan primer
b) Dokter gigi
c) Perawat
d) Bidan
e) Tenaga kesehatan masyarakat
f) Tenaga kesehatan lingkungan
g) Ahli teknologi laboratorium medik
h) Tenaga gizi, dan
i) Tenaga Kefarmasian
Sedangkan tenaga non kesehatan harus dapat
mendukung kegiatan ketata usahaan, admistrasi
keunagan, sistem informasi, dan kegiatan operasional
lain dipuskesmas.
6) Ke Farmasiaan
Pelayanan kefarmasian dipuskesmas harus diaksanakan oleh
tenaga kesehtan yang memiliki kompetensi dan kewenangan
untuk melakukan pekerjaan kefarmasian
7) Pelayanan laboratorium di puskesmas harus memenuhi kriteria
ketenagaan,sarana,perlengkapan dan peralatan
6. Kedudukan dan Oranisasi
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabu[aten/kota,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Puskesmas merupakan seorang tenaga kesehatan dengan kriteria sebagai
berikut:
a. Tingkat penddikan paling rendah sarjana dan kompetensi manajeman
kesehatan masyarakat
b. Masa kerja dipuskesmas minimal 2 (dua) tahun
c. Telah mengikuti pelatihan manajemen puskesmas
Kepala puskesmas bertaggung jawab atas seluruh kegiatan di
puskesmas. Dalam melaksanakan tanggung jawab kepala puskesmas
merencanakan dan mengusulkan kebutuhan sumber daya puskesmas
kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dalam hal dipuskesmas
kawasan terpencil dan sangat terpencil tidak tersedian seorang tenaga
kesehatan dengan tingkat pendidikan yang paling rendah diploma tiga.

Organisasi puskesmas disusun oleh dinas kesehatan kabupaten atau


kota berdasarkan kategori, upaya kesehatan dan beban kerja
puskesmas. Organisasi puskesmas paling sedikit terdir atas:
a) Kepala puskesmas
b) Kepala sub bagian atau tata usaha
c) Penanggung jawab UKM dan keperawatan kesehatan
masyarakat
d) Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan laboratorium
e) Penanggung jawab jaringan pelayanan puskesmas dan jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan.

B. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas


1. Pengertian Keperawatan Komunitas
Menurut American Nurses Association (2004), keperawatan komunitas
merupakan tindakan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan
populasi dengan mengintegrasikan ketrampilan dan pengetahuan yang sesuai
dengan keperawatan dan kesehatan masyarakat. Cakupan keperawatan
komunitas antara lain individu, keuarga, dan kelompok yang berperan
terhadap kesehatan seluruh masyarakat (Nies & McEwen, 2015)
Departemen Kesehatan RI (2003) menyebut keperawatan kesehatan
masyarakat sebagai pelayanan keperawatan professional yang merupakan
perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan yang
ditunjukan untuk seluruh masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko
tinggi.
Sementara itu, keperawatan komunitas menurut Freeman (1981),
adalah kesatuan unit dari praktik keperawatan dan kesehatan masyarakat, yang
ditunjukan pada pengembangan serta peningkatan kemampuan kesehatan, baik
diri sendiri sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga,
kelompok khusus, atau masyarakat.

2. Tujuan Keperawatan Komunitas


Menurut Ilmu Keperawatan Komunitas, terdapat dua tujuan keperawatan
komunitas, yaitu secara umum dan tujuan secara spesifik.
a. Tujuan Umum Keperawatan Komunitas
Secara umum, tujuan keperawatan komunitas adalah sebagai
pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui dua upaya
berikut ini.
1) Direct Care
Direct care yaitu pelayanan keperawatan secara langsung
terhadap individu, keluarga, dan kelompok dalam konteks
komunitas.
2) Health General Community
Health General Community yaitu perhatian langsung terhadap
kesehatan seluruh masyarakat, dengan memertimbangkan
permasalahan atau isu kesehatan masyarkat yang dapat
mempengaruhi individu, keluarga, kelompok.
b. Tujuan Spesifik Keperawatan Komunitas
Secara spesifik, tujuan keperawatan komunitas yaitu mendorong setiap
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat untuk memiliki
kemampuan sebagai berikut :
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang di alami,
2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah
tersebut,
3) Merumuskan dan memecahkan masalah kesehatan,
4) Mengevaluasi kemampuan dalam memecahkan masalah,
sehingga dapat meningkatkan kapabilitas dalam memelihara
kesehatan mandiri (self care), yang berdampak disemua tingkat
pencegahan

3. Prinsip Keperawatan Komunitas


Menurut Quad Council of Public Health Nursing Organization, 2007 dalam
Stanhope & Lancaster (2016), ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan
dalam keperawatan komunitas. Prinsip ini disebut sebagai Principles of Public
Health Nursing antara lain :
a. Klien adalah populasi/masyarakat,
b. Memberi manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas,
c. Proses yang digunakan, termasuk bekerja dengan mitra yang sama,
d. Pencegahan primer menjadi prioritas dalam aktivitas,
e. Strategi khusus yang berfokus pada kondisi lingkungan, social, dan
ekonomi yang sehat dalam komunitas,
f. Memberi manfaat sebesar-besarnya pada aktivitas penelitian
masyarakat,
g. Penggunaan sumber daya mayarakat secara optimal,
h. Kolaborasi dengan profesi, organisasi atau kesatuan lain,demi
keefektifan program peningkatan dan pemeliharaan kesehatan
komunitas
4. Sasaran Keperawatan Komunitas
Seluruh lapisan masyarakat, termasuk individu, keluarga, dan kelompok,
merupakan sasaran keperawatan komunitas. Semua kondisi masyarakat, baik
sehat maupun sakit, mendapatkan perhatian, terutama mereka yang beresiko
dan rentan terhadap masalah kesehatan. Secara rinci, sasaran keperawatan
komunitas dijabarkan melalui uraian berikut (Mubarak dan Chayatin, 2013).
a. Individu
Individu merupakan anggota keluarga yang berwujud sebagai
kesatauan utuh dari aspek biologi, psikologi, social, dan spiritual. Jika
seorang individu memiliki masalah kesehatan karena
ketidakmampuannya merawat diri sendiri, maka dapat mempengaruhi
anggota keluarga lain, dan keluarga yang tinggal di lingkungan sekitar
mereka. Dalam kondisi seperti ini, perawat komunitas berperan
membantu individu agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya karena
adanya sejumlah keterbatasan seperti fisik, mental dan pengetahuan
serta kurangnya keinginan menuju kemandirian.

b. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan anggota keluarga lainnya, yang berkumpul dan
tinggal dalam satu rumah tangga, karena pertalian darah, ikatan
perkawinan, atau adopsi. Antara anggota keluarga satu dengan yang
lain, saling tergantung dan berinteraksi.
Jika salah satu atau beberapa anggota keluarga memiliki
masalah kesehatan, dapat berpengaruh terhadap anggota keluarga lain
dan keluarga yang tinggal di sekitarnya. Masalah kesehatan dapat
disebabkan oleh factor fisiologis, psiklogis, sosiokultural, serta
perkembangan dan spiritual yang saling berinteraksi (Stanhope &
Lancaster,2010)
Dari pengertian dan pemahaman di atas, dapat disimpulkan bahwa
keluarga merupakan focus pelayanan kesehatan strategis, karena
alasan-alasan berikut:
1) Keluarga merupakan sebuah lembaga yang patut
diperhitungkan,
2) Keluarga berperan sebagai pemeliharaan kesehatan seluruh
anggotanya,
3) Masalah kesehatan dalam keluarga saling berhubungan,
4) Keluarga merupakan tempat pengambilan keputusan dalam
perawatan kesehatan,
5) Keluarga merupakan perantara efektif dalam berbagai usaha
kesehatan masyarakat.
c. Kelompok
Kelompok khususnya dalam berbagai tatanan, merupakan sekelompok
individu yang memiliki kesamaan usia, jenis kelamin, serta
problematika. Kelompok khusus dalam masyarakat dapat digolongkan
berdasarkan permasalahan dan kebutuhan yang dihadapi antara lain :
1) Kelompok dengan kebutuhan kesehatan khusus, sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhan yaitu :
a) Kelompok ibu hamil dan ibu melahirkan, terutama
berkaitan dengan usia harapan hidup,
b) Kelompok ibu nifas,
c) Kelompok bayi, terutama untuk kasus bayi lahir dengan
berat badan rendah akibat buruknya status gizi
masyarakat,
d) Kelompok balita, terutama berkaitan dengan angka
kematian angka,
e) Kelompok anak usia sekolah,
f) Kelompok usia lanjut.
2) Kelompok dengan kesehatan khusus, yang memerlukan
pengawasan, bimbingan, dan asuhan keperawatan antara lain :
a) Kelompok penderita penyakit menular, yaitu :
b) Kelompok penderita penyakit kusta,
c) Kelompok penderita penyakit tuberculosis paru,
d) Kelompok penderiya penyakit kelamin, seperti sifilis,
gonorrhea, dan lain-lain.
Kelompok penderita penyakit tidak menular, misalnya :
a) Kelompok penderita hipertensi, diabetes mellitus,
penyakit jantung, kanker, stroke, dan sebagainya,
b) Kelompok penderita gangguan jiwa, penyalahgunaan
narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya,
c) Kelompok penderita akibat kecelakaan kerja dan lalu
lintas.
3) Kelompok cacat yang memerlukan rehabilitasi, misalnya :
a) Kelompok cacat fisik, seperti kebutaan akibat katarak,
glaucoma, kelainan refraksi, gangguan retina, dan
kelainan kornea,
b) Kelompok cacat mental, seperti kelainan jiwa
(psikosis), neurosis, dan gangguan perilaku,
c) Kelompok cacat social.
4) Kelompok yang memiliki kerentanan terhadap penyakit, antara
lain :
a) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkotika,
b) Kelompok Wanita Tuna Susila (WTS) dan Pekerja Seks
Komersial (PSK)
c) Kelompok pekerja tertentu.
d. Masyarakat
Menurut Depkes (2006), keperawatan komunitas menyasar pada
masyarakat yang rentan atau mempunyai risiko tinggi terhadap
timbulnya masalah kesehatan seperti berikut :
1) Masyarakat di suatu masyarakat (RT, RW, Kelurahan,Desa)
yang memiliki :
a) Jumlah bayi meninggal lebih tinggi dibandingkan
daerah lain,
b) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi
dibandingkan daerah lain,
c) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah
lain.
2) Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (diare, demam
berdarah, dan sebagainya), seperti:
a) Masyarakat di lokasi atau barak pengungsian akibat
bencana atau lainnya,
b) Masyarakat di daerah kondisi geografis sulit, misalnya
daerah pelosok atau perbatasan,
c) Masyarakat di daerah permukiman baru dengan
transportasi sulit, misalnya daerah transmigrasi
e. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya
pelayanan kesehatan baik upaya promotif, preventif, kuratif,
rehabilitative, maupun resosialitif Upaya promotif dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
dengan melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi,
pemeliharaam kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan
lingkungan, olahraga teratur, rekreasi dan pendidikan seks.
Upaya prevemtif untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga kelompok dan
masyarakat melalui kegiatan imunisasi, pemeriksaan kesehatan secara
berkala melalui posyandu, puskesmas, dan kunjungan rumah,
pemberian vitamin A, iodium, ataupun pemeriksaan dan pemeliharaan
kehamilan, nifas dan menyusui.
Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga
yang sakit atau masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang
sakit di rumah, perawatan buah dada atau pun perawatan tali pusat bayi
baru lahir.
Upaya rehabilitatif ataupemulihan terhadap pasien yang dirawat
di rumah atau kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu
seperti TBC, kusta, dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan
fisik pada penderita kusta, patah tulang dan sebagainya.
Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan
penderita ke masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh
masyarakat seperti penderita AIDS, kusta dan wanita tua susila.

f. Model Keperawatan Komunitas


1) Pengertian Model Praktik Keperawatan
Riehl dan Roy (1980) dalam Mubarakdan Chayatin (2013)
menyebutkan, model adalah gambaran yang mendekati kenyataan
dari konsep. Model merupakan sebuah gambaran deksriptif dari
sebuah praktik yang bermutu, yang mewakili sesuatu yang nyata.
Model keperawatan adalah aplikasi dari struktur keperawatan
itu sendiri, yang memungkinkan seorang perawat untuk
menerapkan cara mereka bekerja (kerangka pikir), sebagai suatu
cara melihat keperawatan, atau satu gambaran tentang lingkup
keperawatan.
Dengan demikian, model praktik keperawatan dapat dipahami
sebagai suatu konstruksi yang sistematik, berdasarkan ilmu
pengetahuan dan logika, berkaitan dengan konsep yang
diindentifikasi pada komponen nyata pada praktik keperawatan.
2) Model keperawatan dalam keperawatan komunitas
a) Enviromental model (Florence Nightingale,1859)
Enviromental model menepatkan lingkungan
sebagai focus asuhan keperawatan. Perawat komunitas
memberikan bantuan asuhan keperawatanberupa
pemberian udara yang bersih dan segar, penerangan
yang tepat, kenyamanan lingkungan, kebersihan,
keamanan dan keselamatan, serta asupan gizi yang
memadai.
Menurut Model ini, kesehatan dilihat dari fungsi
interaksi anatar keperawatan, manusia, dan lingkungan.
Sebagai contoh, lingkungan kotor tidak baik untuk
kesehatan, sedangkan lingkungan bersih dapat
menurunkan potensi penyakit.

Gambar 1. Model Keperawatan Enviromental

b) Self Care Defisit Theory of Nursing ( Dorothea E.Orem,


1971)
Model keperawatan mandiri atau dikenal
sebagai self care deficit theory of nursing, didasarkan
dari pemahaman bahwa keperawatan mandiri adalah
suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsain dan
dilakukan oleh individu itu sendiri, untuk memenuhi
kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan,
dan kesejahteraan baik dalam keadaan sehat maupun
sakit.
Terdapat enam konsep yang mendasari model
keperawatan mandiri, antara lain :
(1) Keperawatan mandiri didasarkan pada tindakan
yang mampu dilaksankan manusia,
(2) Keperawatan mandiri didasarkan pada
kesengajaan dan pengambilan keputusan sebagai
pedoman tindakan,
(3) Keperawatan mandiri meurpakan perubahan
tingkah laku secara lambat dan terus menerus,
didukung dari pengalamam social sebgai
hubungan interpersonal,
(4) Keperawatan mandiri akan meningkatkan harga
diri seseorang, sehingga mempengaruhi konsep
diri,
(5) Setiap individu menginginkan keperawatan
mandiri, dan menjadi kebutuhan dasar manusia,
(6) Individu dewasa memiliki hak dan tanggung
jawab untuk merawat diri sendiri dan orang lain,
guna memelihara kesehatan mereka agar hidup
sehat.

Melalui teorinya, orem juga mengemukakan


beberapa kebutuhan mendasar dalam keperawatan
mandiri, yang dapat dijadikan dasar pengkajian,
serta menentukan diagnosis keperawatan, antara
lain:

(1) Pemeliharaan dengan pengambilan udara secara


cukup,
(2) Pemeliharaan dengan pengambilan air secara
cukup,
(3) Pemeliharaan degan pengambilan makanan
secara cukup,
(4) Pemeliharaan proses eliminasi,
(5) Pemeliharaan dengan keseimbangan antara
aktivitas dan istirahat,
(6) Pemeliharaan dengan keseimbangan antara
kesendirian dengan interaksi social,
(7) Pencegahan risiko pada kehidupan dan keadaan
sehat manusia,
(8) Perkembangan dalam kelompok social sesuai
potensi, pengetahuan, dan keinginan manusia.
c) Health Care System Model (Betty Neuman, 1972)
Model Health Care System Neuman
menggambarkan aktivitas keperawatan yang ditunjukan
pada penekanan penurunan stress dengan cara
memperkuat garis pertahanan diri, baik yang bersifat
fleksibel, normal, maupun resisten, dengan sasaram
pelayanan berupa komunitas. Secara umum, health care
system model dapat digambarkan melalui skema berikut

Gambar 2. Model Keperawatan Health Care System

Berdasarkan skema di atas, health care system model


dapat dipahami melalui poin-poin berikut :
(1) Garis pertahanan diri pada komunitas meliputi
garis pertahanan fleksibel (buffer zone), garis
pertahanan normal, dan garis pertahanan resistensi,
(2) Garis pertahanan fleksibel atau buffer zoe adalah
tingkat kesehatan yang dinamis, berupa hasil
respon sementara terhadap stressor, atau respon
komunitas terhadap lingkungan, misalnya banjir,
stressor social, pekerjaan, iklim, dan lain-lain.
(3) Garis pertahanan normal (kesehatan) adalah
tingkat kesehatan komunitas yang dicapai saat itu,
berupa pola koping dan kemmapuan memecahkan
masalah dalam jangka panjang, yang diperlibatkan
sebagai kesehatan komunitas. Garis pertahanan ini
meliputi ketersediaan pelayanan, perlindungan
terhadap status nutrisi secara menyeluruh, tingkat
pendapatan, sikap masyarakat terhadap kesehatan,
serta kondisi rumah yang memenuhi syarat
kesehatan,
(4) Garis pertahanan resistensi (kekuatan) merupakan
mekanisme internl untuk menghadapi stressor
(penyebab ketidakseimbangan sistem) yang
meliputi tingkat pendidikan masyarakat,
ketersediaan pelayanan kesehatan, transportasi,
tempat rekreasi dan cakupan imunisasi,
(5) Intervensi keperawatan ditunjukan pada ketia garis
pertahanan, yang terkait dengan tiga level prevensi
yaitu pencegahan primer, sekunder, dan tersier,
(6) Tujuan keperawatan adalah stabilitas klien dan
keluarga dalam lingkungan yang dinamis
d) Health Belief Model

Gambar 3. Model Keperawatan Health Belief

Menurut Nies & McEwen (2015),selain Orem


terdapat model keperawatan lain yang berfokus pada
individu sebagai pusat perubahan, yakni health belief
model. Model ini didasarkan pada peikiran bahwa
penentu utama dari perilaku kesehatan preventif adalah
pencegahan penyakit.
Berdasarkan skema diatas, dapat disimpulkan bahwa
konsep pencegahan penyakit meliputi:
(1) Kerentanan yang dipersepsikan terhadap penyakit
“X”,
(2) Keparahan yang dipersepsikan dari penyakit “X”,
(3) Faktor modifikasi,
(4) Isyarat untuk bertindak,
(5) Keuntungan yang dipersepsikan terhadap tindakan
kesehatan preventif,
(6) Ancaman yang dipersepsikan dari penyakit “X”,
(7) Kemungkinan untuk mengambil tindakan
kesehatan preventif yang direkomendasikan.

Penyakit “X” menggambarkan gangguan tertenttu


yang dapat dicegah oleh tindakn kesehatan. Namun
perlu diperhatikan, setiap penyakit memerlukan
tindakan yang berbeda. Tindakan yang berkenaan
dengan kaker payudara tentu tidak sama dengan
tindakan pada campak.

Health belief model dapat efektif mendorong


perubahan perilaku pasien dengan mengubah sudut
pandang mereka. Akan tetapi, model ini tidak lantas
memberi kewenangan pada teaga kesehatan untuk
menurunkan maupun menaikkan batasan perawatan
kesehatan

C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas


1. Pengkajian Keperawatan Komunitas
Pengkajian keperawatan komunitas adalah suatu proses tindakan untuk
mengenal komunitas sebagai mitra yang berperan dalam proses keperarawatan
kesehatan komunitas. Tahapa ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor positif
dan negatif yang berbenturan dengan masalah kesehatan, mulai dari masyarakat
hingga sumber daya komunitas, guna merancang strategi promosi kesehatan.
Tahapan pengkajian meliputi hal-hal berikut ini:
a. Kegiatan Pendahuluan
Tahapan pengkajian didahului dengan sosialisasi program perawatan
kesehatan komunitas serta program yang dapat dikerjakan bersama-sama
dalam komunitas tersebut. Sasaran sosialisasi meliputi tokoh masyarakat baik
formal maupun nonformal, kader masyarakat, serta perwakilan tiap elemen
masyarakat(misalnya karang taruna, PKK, dan sebagainya).
Menurut Depkes RI (2007), terdapat dua kegiatan yang dapat
dilakukan dalam pengkajian komunitas, yaitu sebagai berikut.
1) Survey Mawas Diri (SMD)
Survey Mawas Diri (SMD) merupakan kegiatan pengenalan,
pengumpulan, dan pengkaian masalah kesehatan oleh tokoh masyarakat
dan keder setempat dibawah bimbingan petugas kesehatan atau perawat
komunitas. Kegiatan SMD bertujuan untuk:
a) Masyarakat dapat mengenal, mengumpulkan data, dan mengkaji
masalah yang ada di lingkungannya.
b) Menumbuhkan minat dan kesadaran untuk mengetahui masalah
kesehatan, serta bagaimana cara mengatasinya.

Kegiatan SMD dilaksanakan di desa tertentu yang mampu mewakili


keadaan desa pada umumnya, serta dilaksanakan oleh keder masyarakat
yang ditunjuk dalam pertemuan desa. Informasi seputar masalah
kesehatan dapat diperoleh dari KK (kepala keluarga) yang bermukim
dilokasi tersebut. Tata cara pelaksaan SMD adalah sebagai berikut:

a) Perawat komunitas dan kader yang ditunjuk melakukan SMD, yang


meliputi:
(1) Penentuan sasaran, baik jumalah KK maupun lokasinya.
(2) Penentuan jenis informasi yang dikumpulkan.
(3) Penentuan cara memperoleh informasi kesehatan, misalnya
melalui pengamatan atau wawancara.
(4) Pembuatan instrumen atau alat untuk memperoleh informasi
kesehatan, misalnya daftar kuesioner atau daftar pertanyaan
wawancara.
b) Kelompok pelaksana, SMD dengan bimbingan perawat di desa,
melakukan:
(1) Mengumpulkan informasi masalah kesehatan sesuai rencana.
(2) Menolah informasi masalah kesehtan sehingga diperoleh
rumusan masalah kesehatan dan prioritas masalah kesehtan di
wilayahnya.

2) Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)


Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) merupakan pertemuan
seluruh warga desa untuk membahahasil SMD dan merencanakan
penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari SMD.
Kegiatan MMD bertujuan antara lain sebagai berikut:
a) Masayarakat mengenali masalah kesehatan diwilayahnya.
b) Masyarakat sepakat untuk mengatasi masalah kesehatan.
c) Masayrakat dapat menyusun rencana kerja guna mengatasi
masalah kesehatan

Selanjutnya, musyawarah masyarakat desa dapat dilaksanakan melalui


tata cara sebagai berikut.
a) Pembukaan, denga menguraikan maksud dan tujuan MMD, yang
dipimpin oleh kepala desa.
b) Pengenalan masalah kesehatan oleh masayarakat melalui curah
pendapat menggunakan alat peraga, poster, dan sebagainya, yang
dipimpin oleh ibu desa.
c) Penyajian hasil SMD oleh kelompok SMD
d) Penentuan dan perumusan prioritas masalah kesehatan berdasarkan
pengenalan masalah dan hasil SMD, dilanjutkan rekomendasi
teknis dari petugaskesehatan di desa atau perawat komunitas.
e) Penyusunan rencana penggulangan masalah kesehatan, yang
dipimpin oleh kepala desa.
f) Penutup.

Selain itu, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam


pelaksanaanMMD, antara lain sebagai berikut:
a) Pelaksanaan MMD harus dihadiri oleh pemuka masayarakat desa,
petugas puskesmas, dan sektor terkait dikecamatan.
b) MMD dilaksanakan di bala desa atau tempat pertemuan lain yang
ada di desa.
c) MMD dilaksanakan segera setelah SMD dilaksanakan.

b. Pengumpulan Data
Menurut Anderson & McFarlane (2008), metode windshield survey dapat
digunakan perawat komunitas untuk mengidentifikasi berbagai dimensi dari
komunitas, lingkungan, dan gaya hidup masyarakat. Beberapa aspek yang
dikaji dalam metode ini antara lain sebagai berikut.
1) Inti komunitas, meliputi:
a) Sejarah, meliputi hal-hal ang diperoleh dari pengamatan sementara
di wilayah tersebut. Misalnya, menegenai sejarah wilayah yang
dapat ditanyakan pada tetua atau tokoh masyarakat.
b) Demografi, meliputi tipe-tipe orang yang dijumpai, termasuk data
mengenai usia, jenis kelamin, dan piramida penduduk.
c) Kelompok etnis, berupa identifikasi terhadap berbagai suku atau
etnis yang dijumpai.
d) Nilai dan keyakinan, berupa identifikasi terhadap nilai dan
keyakinan dalam masyarakat. Misalnya, melalui jenis dan jumlah
ibadah.
2) Subsistem, meliputi
a) Lingkungan fisik, berupa keadaan lingkungan atau geografis,
misalnya batas wilayah, iklim, dan kondisi perumahan.
b) Pelayanan kesehatan dan sosial, meliputi unit pelayanan kesahatan
yang tersedia baik modern maupun tradisional, tenaga kesehatan,
home care, tempat pelayan sosial, dan kesehtan jiwa komunitas.
c) Ekonomi, meliputi status ekonomi masyarakat, industri yang
tersedia, kegiatan yang menunjang roda perekonomian, dan jumlah
pengangguran.
d) Keamanan dan tramsportasi, meliputi cara masyarakat berpergian,
jenis transportasi umum/ pribadi yang digunakan, jenis pelayanan
perlindungan yang tersedia (pemadam kebakaran, polisi, atau
sanitasi), monitoring terhadap kualitas udara, jenis kejahatan pada
umumnya, dan sebagainya.
e) Pemerintahan dan politik, meliputi tanda aktivitas politik (poster
pertemuan, dan sebagainya) partai yang mendominasi, hak
komunikasi dalam pemerintahan (pemilihan bupati atau anggita
DPR), keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan
pemerintahan setempat.
f) Komunikasi, berupa identifikasi berbagai jenis komunikasi yang
digunakan oleh masyarakat termsuk komunikasi melalui media
cetak dan elektroik.
g) Pendidikan, berupa identifikasi berbagi jenis institusi pendidikan
dan ketrsediaan program UKS.
h) Rekreasi, meliputi tempat anak-anak bermain, bentuk umum
rekreasi, orang-orang yang berperan serta, dan fasilitas rekreasi yang
ditemukan.
3) Persepsi, meliputi:
a) Penduduk, meliputi pendapat msyarakat tentang komunitasnya, serta
identifikasi kekuatan dalam pandangan masyarakat. Persepsi dapat
diperoleh melaui analisis jawaban beberapa orang dari kelompok
berbeda (kelompok tua/ muda, petani,pekerja pabrik, profesinal,
tokoh agama, ibu rumah tangga, dan lain-lain).
b) Persepsi sendiri, meliputi penyataan umum perawat komunitas
mengenai kesehatan komunitas, kekuatan komunitas, serta masalah
aktual atau potensial yang dapat diidentifikasi.
c. Jenis dan Sumber Data
1) Jenis data, terbagi menjadi dua:
a) Data Subjektif, diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan
oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas, melalui
ungkapan lngsung secara lisan.
b) Data Objektif, diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan ,
dan pengukuran.
2) Sumber data terbagi menjadi dua:
a) Data primer, yaitu data yang dikumpulkan oleh pengkaji (perawat
komunitas) individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
b) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber lai yang dapat
dipercaya. Misalnya data dari kelurahan, catatan riwayat kesehatan
pasien, atau medical record.
d. Metode Pengumpulan Data
Sekurang-kurangnya, terdapat tiga metode dalam pengumpulan data, antara
lain sebagai berikut.
1) Wawancara (Anamnesa)
Wawancara atau anamnesa merupaka kegiatan komunikasi
timbal balik berbentuk tanya jawab atara perawat dengan klien atau
keluarga dan orang-orang disekitar klien terkait masalah kesehatan klien.
Wawancara hendaknya dilakukan dengan ramah, terbuka, serta
menggunakan bahasa yang sederhana yang mudah dipahami klien.
Selanjutnya, hasil wawancara dicatat dalam format proses keperawatan.
2) Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan meliputi aspek fisik, psikologis,
perilaku, dan sikap. Pengamtan dilakukan menggunakan panca inra yang
hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan.
3) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dalam rangka menegakkan diagnosis
keperawatan dilakukan melalui inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi,
yang artinya:
a) Inspeksi, yaitu pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui
pengamatan pada bagian tubuh klien atau keluarga yang sakit.
b) Palpasi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara meraba
bagia tubuh yang mengalami gangguan.
c) Perkusi, yaitu pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara
mengetukan jari telunjuk atau alat hammer pada bagian tubuh yang
diperiksa.
d) Auskultasi, yaitu pemeriksaan fisik yang dilkuakan engancara
mendengarkan bunyi bagian tubuh tertentu ( umumnya
menggunakan stetoskop)
e. Pengolahan Data
Setelah data diperoleh, selanjutnya dapat diolah menggunakan cara sebagai
berikut.
1) Klasifikasi data atau kategorisasi data berdasarkan:
a) Karakteristik demografi
b) Karakteristik geografi
c) Karakteristik sosial ekonomi
d) Sumber dan pelayanan kesehatan (Anderson & McFarlane, 2008).
2) Perhitunga persentase cakupan menggunakan telly.
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data.
f. Analisa Data
Analisa data merupakan kemampuan untuk mengaitkan dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga
dapat diketahui kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Analisa data bertujuan untuk:
1) Menetapkan kebutuhan komunitas
2) Menetapkan kekuatan
3) Mengidentifikasi pola respon komunitas
4) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan layanan kesehatan.
g. Perumusan Masalah
Berdasarkan analisa data yang diperoleh, dapat diketahui masalah
kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masayarakat, sehingga dapat
dilakukan intervensi.
h. Prioritas Masalah
Masalah yang dirumuskan tidak dapat diatasi sekaligus. Oleh karena itu,
perlu dilakukan penyusunan prioritas masalah dengan kriteria antara lain:
1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat-ringan msalah
4) Kemungkinan masalah dihadapi
5) Tersediannya sumber daya msayarakat
6) Aspek politis.

D. Diagnosis Keperawatan Komunitas


Diagnosis keperawatan merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola) dari individu atau kelompok
yang dapat diidentifikasi dan diintrvensi oleh perawat secara akuntabilitas guna
menjaga, membatsi, mencegah, atau mengubah status kesehatan (Carpenito, 2000).
Menurut Gordon (1982), diagnosis keperawatan adalah tindakan keperawatan
terhadap masalah kesehatan aktual dan potensial yang diberikan oelh perawat
berwenang serta memiliki kemampuan berdasarkan pendidikan dan pengalamannya.
Kewenagan tersebut menurut Nursalam (2001), didasarkan pda standar praktik
keperawatan dan etika keperawatan yang berlaku.
North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) pada 2014,
menyatakan bahwa diagnosis keperawatan merupakan keputusan klinik tantang
respon individu, keluarga, dan msyarakat mengenai masalah kesehatan aktual atau
potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan guna mencapai tujuan asuhan
keperawatan sesuai kewenangan perawat.
Diagnosis keperawatan memiliki tiga komponen utama yanga antara lain sebagai
berikut.
1. Problem (masalah), yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal
yang seharusnya terjadi.
2. Etiologi (penyebab), yaitu penyebab masalah kesehtan atau keperawatan yang
dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan, meliputi:
a. Perilaku individu, keluarga, kelompok dan masayarakat
b. Lingkungan fisik, biologis, psikologis, dan sosial
c. Interaksi perilaku dan lingkungan.
3. Sign / symptom (tanda/ gejala), yaitu informasi yang diperlukan untuk
merumuskan diagnosis serta serangkaia petunjuk timblnya masalah.

Melalui tiga komponen tersebut, diagnosis keperawatan dapat dirumuskan melalui dua
cara, yaitu sebagai berikut.

1. Rumus PES
DK= P+E+S
Keterangan :
DK : Diagnosis keperawatan
P : Masalah
E : Etiologi
S : Gejala

2. Rumus PE

DK= P+E
Keterangan :

DK : Diagnosis keperawatan
P : Masalah
E : Etiologi
Menurut Widyanto (2014), diagnose keperawatan komunitas d susun berdasarkan
jenis diagnosis, sebagai berikut:
1. Diagnosis sejahtera
Diagnosa sejahtera/wellness digunakan bila komunitasmempunyai
potensi utuk ditingkatkan, belum ada data maladaptive. Perumusan diagnois
keperawatan kounitas potensial, hanya terdiri dari kompnene problem (P) saja,
tanpa komponen etiologi (E).
2. Diagnosis ancaman/resiko
Diagnosis resiko digunakan bila belum terdapat paparan masalah
kesehatan, tetapi sudah ditemukan beberapa masalah data maladaptif yang
memungkinkan timbulnya gangguan. Perumusan diagnosis keperawatan
komunitas resiko terdiri atas problem (P), etiologi (E), dan symptom (S).
3. Diagnosis actual/gangguan
4. Diagnosis gangguan ditegakkan bila sudah timbul gangguan/masalahkesehatan
di komunitas, yang didukung oleh beberapa data maladaptif. Perumusan
diagnosis keperawatan komunitas actual terdiri dari problem (P), etiologi (E),
dan smptom/sign (S).
E. Perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas

Tahap berikutnya setelah merumuskan diagnosis keperawatan komunitasadalah


perencanaan. Perencanaan diawali dengan merumuskantujuan yanga ingin dicapai
serta rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang ada. Tujuan dirumuskan untuk
mengatasi atau meminimalkan stressor dan intervensi berdasarkan 3 tingkat
pencegahan.

1. Pencegahan primer untuk memperkuat garis pertahanan fleksibel.

2. Pencegahan sekunder untuk memperkuat garis pertahanan normal.

3. Pencegahan tersier untuk memeperkuat garis pertahanan resisten

( Anderson & McFarlane,2000 dalam widyanto, 2014).

Menurut Widayanto (2014), tujuan terdiri atas tujuan jangka panjang


dan tujuan pendek. Penetapan tujuan jangka panjang ( tujuan umu/TUM)
mengacu pada bagaiamana mengatasi problem masalah (P) dikomunitas,
sedangkan penetapan tujuan jangka pendek ( tujuan khusus/TUK) mengacu
pada bagaiama mengatasi etiologi (E). Tujuan jangka pendek harus SMART
( S = spesifik, M = measurable/dapat diukur. A = achiebavle/dapatdicapai, R
=reality, T = time limited/ punya limid waktu). Rencana kegiatan keperawatan
komunitas yang akan dilakukan bersama masyarakat dijabarkan secara
operasional dalam planning of action (POA) yang disusun dan disepakati
bersama masyarakat saat MMD atau lokakarya mini masyarakat.

F. Implementasi Asuhan Keperawatan Komunitas


Menurut Lyer dkk.(1996) mendefinisikan implementasi atau pelaksanaan
sebagai inisiatif dari rencana tindakan guna mencapai tujuan spesifik. Dan Menurut
Widyanto (2014) implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah
perencanaan program. Program diuat untuk menciptakan keinginana berubah pada
masyarakat. Implementasi keperawatan dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan
komunitas menggunakan strategi proses kelompok, pendidikan kesehatan, kemitraan
(partnership), dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Perawatkomunitas
menggali dan meningkatkan potensi komunitas untuk dapat mandiri dalam
memelihara kesehatannya. Tujuan akhir setiap program di masyrakat adalah
melakukan perubahan masyarakat.

Setiap akan melakukan kegiatan di masyarakat/implementasi program,


sebaliknya dibuat dahulu laporan pendahuluan (LP) kegiatan asuhan keperawatan
komunitas yang meliputi :

1. Latar belakang
Yang berisi kriteria komunitas, data yang perlu dikaji lebih lanjut terkait
implementasi yang akan dilakukan, dan maslaah keperawatan komunitas yang
terkait dengan implementasi saat ini.
2. Proses Keperawatan
Proses keperawatan komunitas yang berisi diagnosis keperawatan komunitas,
tujuan umum dan tujuan khusus.
3. Implementasi
Implementasi atau tindakan keperawatan berisi topij kegiatan, target kegiatan,
metode, strategi kgiatan, media dan alat bantu yang di pergunakan, waktu dan
tempat pelaksanana kegiatan, pengorganisasian petigas kesehatanbeserta tugas,
susunan acara, dan setting tempat acara..
4. Kriteria evaluasi
Kriteria evaluasi yang berisi evaluasi struktur, evaluasi proses, dan evaluasi
hasildengan menyebutkan target presentase pencapaian hasil yang diinginkan.
G. Evaluasi Asuhan Keperawatan Komunitas

Menurut Widyanto (2014), evaluasi merupakan tahap terakhir proses


keperawatan. Evaluasi merupakan sekumpulan informasi yang sistematik berkenaan
dengan program kerja dan efektivitas dan serangkaian program yang digunakan
masyarakat terkait prpgram kegiatan, karakteristik, dan hasil yang telah dicapai.

Program evaluasi dilakukan untuk memeberikan informasi kepada perencanaan


program dan mengambil kebijakan tentang efektivitas dan efisiesi program. Evaluasi
juga berttujuan mengindentifikasi masalah dalam perkembangan program dan
penyelesainya.

Evauasi teridiri atas evalasi format, menghasilkan informasi untuk umpan balik
selama program berlangsung. Sementara itu, evaluasi sumatif dilakukan setelah
program selesai dan mendapatkan infromasi tentang efektivitas pengambilan
keputusan, pengukuran efektifitas program dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi
kesuksesan dalam pelaksanaan program. Pengukuran efektivitas program di
komunitas dapat dilihat berdasarkan :

1. Pengukuran komunitas sebagai klien

2. Pengukuran dilakukan dengan cara melakukan kesehatan ibu dan anak, mengukur
kesehatan komunitas.

3. Pengukuran komunitas sebgaai pengalaman membina hubungan

4. Pengukuran dilakukan dengan cara melakukan social dari determinan kesehatan.

5. Pengukuran komunitas sebagai sumber

6. Ini dilakukan dengan mengukur tingkat keberhasilan pada keluarga atau


masyarakat sebagai sumber informasi dan sumber intervensi kegiatan.
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Profil Kampung Kelapa Lima Distrik Merauke Kabupaten Merauke

1. Geografi Kampung Kelapa Lima


Kampung kelapa lima memiliki luas wilayah ±52.500.000 m2. Dengan batas
wilayah :
a. Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan maro
b. Sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan rimba jaya
c. Sebelah barat berbatasan dengan kelurahan mandala
d. Sebelah timur berbatasan dengan distrik semangga
2. Demografi Kampung Kelapa Lima
Kampung Kelapa Lima Distrik Merauke Kabupaten Merauke terbagi atas 6 RW
dan 25 RT dengan rincian sebagai berikut :
a. RW 1 terdiri dari 7 RT yaitu RT 01,02,03,04,05,06 dan RT 07
b. RW 2 terdiri dari 4 RT yaitu RT 08,09,10, dan RT 11
c. RW 3 terdiri dari 4 RT yaitu RT 12,13,14 dan RT 15
d. RW 4 terdiri dari 3 RT yaitu RT 16,17, dan RT 18
e. RW 5 terdiri dari 4 RT yaitu RT 19,20,21 dan RT 22
f. RW 6 terdiri dari 3 RT yaitu RT 23,24 dan RT 25
3. Data Topografi Kampung Kelapa Lima
Indonesia memiliki iklim tropis yang terdiri atas 2 musim yaitu : musim hujan dan
musim kemarau. Sumber air bersih Kelurahan Kelapa Lima mengandalkan air sumur
yang terdapat di setiap rumah masyarakat. Tumbuhan yang banyak di Kelurahan
Kelapa Lima adalah mangga dan kelapa. Kebudayaan dominan yang ada di Kelurahan
Kelapa Lima dari suku Muyu. Mayoritas pekerjaan penduduk Kelapa Lima rata-rata
pedagang.
4. Sumber Daya Puskesmas Kelapa Lima Distrik Merauke
a. Fasilitas umum
1) Puskesmas : 1
2) Kendaraan roda empat : 1 unit (baik)
3) Kendaraan roda dua : 4 unit ( 3 baik dan 1 rusak )
4) Tenaga atau Personil :
a. Dokter Umum : 2 orang
b. Dokter Gigi 1 orang.
c. Perawat : 11 orang
Terdiri dari :
1) DIII Keperawatan : 8 orang
2) S1 Keperawatan : 3 orang
3) Ners : -
d. Bidan : 15 orang
Terdiri dari :
DIII Kebidanan : 12 orang
DIV Kebidanan : 3 orang
e. DIII Kesling : 1 orang
f. DIII Gizi : 1 orang
g. DIII Analis : 1 orang
h. SPK : 1 orang
i. S1 Muda Keuangan : 1 orang
j. PPB-C : 1 orang
k. SMAK : 1 orang
l. SMA : 1 orang
m. Sarjana Kesehatan Masyarakat : 2 orang
n. S1 Farmasi : 1 orang

5. Sumber Daya Masyarakat Kelurahan Kelapa Lima


Sumber daya milik masyarakat atau yang telah menjadi milik masyarakat
Kampung Kelapa Lima antara lain :
a. Fasilitas umum
1) Posyandu Balita : 10 tempat
2) Posyandu Lansia : 10 tempat
3) Masjid : 1 unit
4) Gereja : 4 unit
5) TK : 4 unit
6) PAUD : 5 unit
7) Sekolah dasar : 5 unit
8) SMP : 3 unit
9) SMA : 3 unit
10) Kantor kelurahan : 1 unit
11) Perguruan tinggi : 2 unit
12) Lapangan Olahraga Umum : 1 unit
b. Tenaga Kader Kesehatan
1) Jumlah Kader Kesehatan : 50 orang
Yang aktif : 50 orang

B. Distribusi Data Kampung Kelapa Lima Di strik Merauke Kabupaten Merauke

1. Diagram Distribusi data berdasarkan jumlah kepala kelurahan Kelapa Lima tahun
2019
Kelurahan Kelapa Lima 2. 548 KK terdiri dari 9.213 jiwa.

Gambar 1. Distribusi data jumlah kepala keluarga

2. Diagram distribusi data jumlah penduduk Kelurahan Kelapa Lima berdasarkan jenis
kelamin tahun 2019

Gambar 2. Distribusi data berdasarkan jenis kelamin


3. Diagram Distribusi data jumlah Pasangan Usia Subur(PUS) berdasarkan tingkat usia
penduduk kelurahan kelapa lima

Gambar 3. Distribusi data pasangan usia subur (PUS)

4. Diagram Distribusi data Alat Kontrasepsi berdasarkan jumlah Pasangan Usia Subur
(PUS) di kelurahan kelapa lima

Gambar 4. Distribusi data alat kontrasepsi

5. Diagram Distribusi data penyakit berdasarkan tingkat penyakit yang sering muncul di
kelurahan kelapa lima
Gambar 5. Distribusi data tingkat penyakit

6. Diagram Distribusi data pengunjung berdasarkan tingkat kunjungan ke puskesmas


kelapa lima selama 3 hari.

DATA PENGUNJUNG
67%

33%

Laki-laki Perempuan
Gambar 6. Distribusi data jumlah pengunjung

7. Diagram Distribusi data data sikap pengunjung mengenai tingkat Kesehatan meliputi
penyakit (Covid-19, PHBS, Diare, Hipertensi, DM, TB paru)

Gambar 7. Distribusi data sikap pengunjung mengenai penyakit


8. Diagram Distribusi data pengetahuan pengunjung mengenai tingkat Kesehatan
meliputi penyakit (Covid-19, PHBS, Diare, Hipertensi, DM, TB paru)

DATA PENGETAHUAN PENGUNJUNG


28%

17%

10% 10% 10% 10%

COVID19 PHBS DIARE HIPERTENSI DM TB PARU

Gambar 8. Distribusi data pengetahuan pengunjung

9. Diagram Distribusi data jumlah lansia saat mengikuti posyandu lansia di Wilayah Kelapa
Lima, Perempuan 21 orang dan laki-laki 9 orang.

DATA JUMLAH POSYANDU LANSIA


Laki-laki Perempuan
30%

70%

Gambar 9. Distribusi data jumlah kunjungan lansia ke posyandu

10. Diagram Distribusi data sikap pengunjung mengenai tingkat Kesehatan meliputi penyakit
(Covid-19, PHBS, Diare, Hipertensi, DM, TB paru) sangat kurang dibuktikan dari hasil
pengisian quisioner.
Gambar 10. Distribusi data sikap pengunjung mengenai penyakit

11. Diagram Distribusi data pengetahuan pengunjung mengenai tingkat Kesehatan meliputi
penyakit (Covid-19, PHBS, Diare, Hipertensi, DM, TB paru) sangat kurang dibuktikan dari
hasil pengisian quisioner :

DATA PENGETAHUAN LANSIA


30%
25%
20%
15%
Axis Title 10%
5%
0%
COVID19 PHBS DIARE HIPERTENSI
DM TB

Gambar 11. Distribusi data pengetahuan lansia

C. KLASIFIKASI DATA
1. Dari data didapatkan di Puskemas Kelapa Lima terdapat 9.213 jumlah jiwa,
diantaranya terdiri dari laki-laki 4.700 jiwa (51%) dan perempuan 4.513 jiwa
(49%).
2. Dari data yang didapatkan di Puskesmas Kelapa Lima terdapat 9.213 jumlah jiwa,
diantaranya terdiri dari 25 RT dan 6 RW.
3. Dari data yang didapatkan di Puskesmas Kelapa Lima terdapat 9.213 jumlah jiwa
yang terdiri dari 2.548 KK.
4. Dari hasil data yang didapatkan di Puskesmas Kelapa Lima didapatkan data
wanita usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi hanya sebanyak 946 orang
(30%) sedangkan jumlah PUS 1.262 orang.
5. Dari hasil data yang didapatkan di Puskesmas Kelapa Lima terdapat data
pasangan usia subur (PUS) yang mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
dengan jumlah 1.262 orang diantaranya menggunakan alat kontrasepsi yang
digunakan terdiri dari suntik sejumlah 920 orang (78%), susuk 20 orang (17%)
dan menggunakan kondom 6 orang (5%).
6. Dari data yang didapatkan di Puskesmas Kelapa Lima terdapat 10 besar penyakit
yang sering muncul diantaranya terdiri dari ISPA 2.270 kasus; Penyakit pada
Sistem Otot dan Jaringan Pengikat sebanyak 1.455 kasus; Hipertensi sebanyak
1.435 kasus; Penyakit lain pada saluran pernafasan bagian atas sebanyak 1.022
kasus; Dispepsia sebanyak 807 kasus; Diabetes Mellitus sebanyak 463 kasus;
Diare sebanyak 324 kasus; TB Paru sebanyak 272 kasus; kecelakaan sebanyak
239 kasus; Penyakit Kulit Infeksi sebanyak 185 kasus.
7. Dari data 10 besar penyakit yang sering muncul di Kampung Kelapa Lima kasus
ISPA adalah kasus terbanyak dengan jumlah 2.270 kasus.
8. Dari data pengunjung di Puskesmas Kelapa Lima yang didapatkan dari kuisioner
terdapat 58 pengunjung dalam 3 hari.
9. Dari hasil pengkajian melalui kuesioner diperoleh data sikap kesehatan
pengunjung yang masih kurang (47% dari 100%) 
10. Dari hasil pengkajian melalui kuesioner diperoleh data tingkat pengetahuan
pengunjung masih kurang (65% dari 100%)
11. Dari hasil pengkajian melalui kuesioner dipelayanan posyandu lansia di wilayah
Kelapa Lima terdapatnya lansia yang aktif atau yang mengikuti posyandu lansia
sebanyak 14 orang terdiri dari laki-laki 3 orang (21%) dan perempuan 11 orang
(79%).
12. Dari hasil pengkajian melalui kuisoner diperoleh data sikap lansia,mengenai
tingkat kesehatan sangat kurang di buktikan dari hasil pengisian kuisoner
sebanyak 14 orang (88%).
13. Dari hasil pengkajian melalui kuisoner diperoleh data tingkat pengetahuan lansia
mengenai kesehatan sangat kurang di buktikan dari hasil pengisian kuisoner
sebanyak 29 orang (100%).
D. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS : Kurangnya kesadaran dan Ketidakefektifan
DO: kepedulian masyarakat Pemeliharaan
1. Dari hasil data yang tentang pentingnya KB Kesehatan pada
didapatkan di Puskesmas masyarakat
Kelapa Lima didapatkan kelurahan kelapa
data wanita usia subur yang lima.
menggunakan alat
kontrasepsi hanya sebanyak
946 orang (30%) sedangkan
jumlah PUS 1.262 orang.
2. Dari hasil data yang
didapatkan di Puskesmas
Kelapa Lima terdapat data
pasangan usia subur (PUS)
yang mengikuti program
Keluarga Berencana (KB)
dengan jumlah 1.262 orang
diantaranya menggunakan
alat kontrasepsi yang
digunakan terdiri dari suntik
sejumlah 920 orang (78%),
susuk 20 orang (17%) dan
menggunakan kondom 6
orang (5%).

2 DS Kurangnya kesadaran Ketidakefektifan


DO : dalam pemeliharan Pemeliharaan
1. Dari hasil pengkajian melalui perilaku hidup bersih dan Kesehatan pada
kuisioner diperoleh data sikap sehat pada kehidupan masyarakat
pengunjung puskesmas sehari-hari kelurahan kelapa
mengenai PHBS masih kurang lima.
yaitu 36%
3 DS Ketidakefektifan Ketidakefektifan
DO : Pemeliharaan Kesehatan upaya peningkatan
1. Dari data yang pada masyarakat kesehatan
didapatkan di kelurahan kelapa lima. masyarakat
Puskesmas Kelapa Lima kelurahan kelapa
terdapat 10 besar lima
penyakit yang sering
muncul kasus tertinggi
yaitu ISPA dengan
jumlah 2.270 kasus.
2. Dari hasil pengkajian
melalui kuisioner
diperoleh data sikap
pengunjung puskesmas
mengenai PHBS masih
kurang yaitu 36%
3. Dari hasil pengkajian
melalui kuisioner
diperoleh data
pengetahuan
pengunjung puskesmas
mengenai penyakit DM
masih kurang yaitu 28%

4 DS : Kurangnya paparan Ketidakefektifan


DO: informasi dan upaya peningkatan
1. Dari hasil pengkajian pengetahuan masyarakat kesehatan
melalui kuisuiner mengenai penyakit (TB masyarakat
diperoleh data sikap PARU dan DM ) khususnya pada
lansia mengenai lansia di kelurahan
penyakit TB Paru masih kelapa lima
kurang yaitu 57%
2. Dari hasil pengkajian
melalui kuisoner
diperoleh data
pengetahuan lansia
mengenai penyakit DM
masih kurang yaitu 30%
E. Kriteria Penapisan

Kriteria Penapisan

pendidikan kesehatanPotensi untuk


perawat komunitasSesuai dengan peran

programRelevan dengan

fasilitasTersrdia sumber
tempatTersrdia sumber

Tersrdia sumber waktu

Tersrdia sumber SDM


Tersrdia sumber dana
Kemungkinan diatasi
Diagnosa

Interest komunitas
keperawatan /

Resiko terjadi

Resiko parah
NO masalah Jumlah Keterangan
keperawatan

1. Ketidakefektif 5 4 4 3 3 5 3 3 3 3 3 4 43 Keterangan
an Pembobotan :
pemeliharaan 1. Sangat
kesehatan rendah
pada 2. rendah
masyarakat 3. cukup
kelurahan 4. tinggi
kelapa lima 5. sangat tinggi
b/d kurangnya
kesadaran dan
kepedulian
masyarakat
tentang
pentingnya
KB
2. Ketidakefektif
an
pemeliharaan
kesehatan
pada
masyarakat Keterangan
kelurahan Pembobotan :
kelapa lima 1. Sangat
b/d kurangnya rendah
5 4 5 2 2 5 3 3 3 3 3 3 42
kesadaran 2. rendah
dalam 3. cukup
pemeliharaan 4. tinggi
perilaku 5. sangat tinggi
hidup bersih
dan sehat
dalam
kehidupan
sehari-hari
3. Ketidakefektif 5 4 3 3 1 3 3 3 3 2 2 3 35 Keterangan
an upaya Pembobotan :
peningkatan
kesehatan
masyarakat
kelurahan
kelapa lima 1. Sangat
b/d kurangnya rendah
paparan 2. rendah
informasi dan 3. cukup
pengetahuan 4. tinggi
masyarakat 5. sangat tinggi
mengenai
penyakit
( ISPA dan
DM )
4. Ketidakefektif 2 3 1 2 2 3 3 3 3 2 2 3 29 Keterangan
an upaya Pembobotan :
peningkatan 1. Sangat
kesehatan rendah
masyarakat 2. rendah
khususnya 3. cukup
pada lansia di 4. tinggi
kelurahan 5. sangat tinggi
kelapa lima
b/d kurangnya
paparan
informasi dan
pengetahuan
masyarakat
mengenai
penyakit ( TB
paru dan
DM )
F. Prioritas Masalah

No Diagnosa Keperawatan Skore


Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada
masyarakat kelurahan kelapa lima b/d kurangnya
1. 43
kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang
pentingnya KB
Ketidakefetifan pemeliharaan kesehatan pada
masyarakat kelurahan kelapa lima b/d kurangnya
2. 42
kesadaran dalam pemeliharaan perilaku hidup
bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari
Ketidakefektifan upaya peningkatan kesehatan
masyarakat kelurahan kelapa lima b/d kurangnya
3. 35
paparan informasi dan pengetahuan masyarakat
mengenai penyakit (ISPA dan DM)
Ketidakefektifan upaya peningkatan kesehatan
masyarakat khususnya pada lansia di kelurahan
4. kelapa lima b/d kurangnya paparan informasi dan 29
pengetahuan masyarakat mengenai penyakit (TB
Paru dan DM)
G. Plain Of Action (POA)

No Masalah Pokok Uraian Sasaran Target Tujuan Waktu Tempat Pihak Terkait Pelaksana PJ
Kegiatan Kegiatan
1 Ketidakefektifan Non fisik 1. Berikan Pengunjung Orangtua Memaha Jumat, 22 Posyandu 1. Mahasisawa Mahasiswa Genovev
pemeliharaan penyuluhan Posyandu dari mi, Januari Balita praktik 1. Restiani a
kesehatan pada tentang Balita balita(pos mengetah 2021 Mini keperawatan Trie Puji Bernadhe
masyarakat keluarga yandu) ui dan Jam Maro, Jl. komunitas lestari ta
kelurahan kelapa berencana dan menamba 08.00- Pemuda 2. Pengunjung 2. Cresensia Ngoranm
lima b/d (KB) Pasangan h Selesai posyandu balita Kanip ele
kurangnya usia subur pengetah Kurupat
kesadaran dan uan 3. Maria
kepedulian masyarak klara siwa
masyarakat at 4. Tariq Nur
tentang penting mengenai Indar paksi
KB KB 5. Dayu
Zulhij
Azam
Akbar
2 Ketidakefektifan Non fisik 1. Berikan Pengunjung Kelompok Memaha Rabu, 20 1. 1. Mahasiswa Mahasiswa Maria
1. Dayu Z.A klara
pemeliharaan penyuluhan Puskesmas Bayi(6-12 mi, Januari Puskesma Pratik
Akbar siwa
kesehatan pada PHBS Kelapa lima bulan), mengetah 2021 s kelapa keperawatan 2.
Genoveva
masyarakat 2. Berikan dan Balita(12- ui dan Jam lima( Tem komunitas
B.
kelurahan kelapa penyuluhan Posyandu 3 Tahun) menamba 08.00- pat 2. Pengunjung Ngoranmele
3. Tariq N. I
lima b/d mengenai Anak2-10 h Selesai tunggu puskesmas
Paksi
kurangnya penyakit tahun), pengetah antrian) kelapa lima 4. Silvia
Lamera
kesadaran dalam Diare Remaja( 1 uan Kamis, 2. 3. Pengunjung
pemeliharaan 1-19 mengenai 21 Puskesma Posyandu
Mahasiswa
perilaku hidup 3. Berikan tahun) PHBS( Ja Januari s Kelapa balita
1. Cresensia
bersih dan sehat Penyuluhan Dewasa(2 mban 2021 lima(Tem K kurupat
2. Restiani
dalam kehidupan mengenai 0-59 tahun sehat) Jam pat
T. P Lestari
kesahari-hari Covid 19 )dan dan 08.00- tunggu 3. Maria
Klara Siwa
Lansia(>6 penyakit Selesai antrian)
4. Berikan 0 tahun) diare Mahasiswa
1. 1. Dayu
penyuluhan Senin, 18 3.
Z.A Akbar
mengenai Memaha Januari Puskesma 2.
Genoveva
MP-ASI mi, 2021 s Kelapa
B.
mengetah Jam lima Ngoranmele
3. Tariq N. I
ui dan 08.00- (tempat
Paksi
menamba Selesai tunggu 4. Silvia
Lamera
h antrian)
pengetah Senin, 18
Mahasiswa
uan Januari 4.
1. Jusniati
mengenai 2021 Posyandu 2. Restiani
T. P lestari
COVID Jam Kondap
19 dan 08.00- Jl. Trans 3. Yesya T
Lussy
pentingn Selesai Irian
4. Nurfitria
ya MP- Kuprik H
5. Risma N.
ASI dan
Fajriyah
Posyandu 6.
Susanan.M
Sakura Jl.
Turiram
Cemara

3 Ketidakefektifan Non fisik 1. Berikan Pengunjung Kelompok Memaha Selasa, Puskesma 1. Mahasiswa Mahasiswa Tariq nur
upaya penyuluhan puskesmas Bayi(6-12 mi, 19 s kelapa praktik 1.Jusniati indra
peningkatan mengenai kelapa bulan), mengetah Januari lima( tem keperawatan 2. Nurfitria paksi
kesehatan penyakit Balita(12- ui dan 2021 pat komunitas H
masyarakat ISPA 3 Tahun) menamba Jam tunggu 2. Pengunjung 3. Silvia
kelurahan kelapa Anak2-10 h 08.00- antrian) Puskesmas lamera
lima b/d tahun), pengetah selesai Kelapa lima 4. Susana
kurangnya Remaja( 1 uan Turiram
paparan informasi 1-19 masyarak
dan pengetahuan tahun) at
masyarakat Dewasa(2 kelurahan
mengenai 0-59 tahun kelapa
penyakit (ISPA )dan lima
dan DM ) Lansia(>6 mengenai
0 tahun) ISPA

4 Ketidakefektifan Non fisik 1. Berikan Pengunjung Kelompok 1. Sabtu, 23 Puskesma 1. Mahasiswa Mahasiswa Restiani
upaya penyuluhan puskesmas Bayi(6-12 Memaha januari s dan praktik 1. Dayu Z. tri puji
peningkatan mengenai kelapa lima bulan), mi, 2021 posyandu keperawatan A . Akbar lesatari
kesehatan TB paru dan Balita(12- mengetah Jam lansia( po komunitas 2. Tarik N. I
masyarakat 2. Berikan posyandu 3 Tahun) ui dan 08.00- syandu 2. Pengunjung paksi
khusunya pada penyuluhan lansia Anak2-10 menamba selesai lansia puskesmas 3. Susana
lansia di mengenai tahun), h Ebenheze kelapa lima Turiram
kelurahan kelapa DM Remaja( 1 pengetah r) 3. Pengunjung
lima b/d Fisik 3. 1-19 uan Sabtu, 23 posyandu Mahasiswa
kurangnya Demonstras tahun) pengunju januari lansia 1. Yesya T
paparan informasi i senam anti Dewasa(2 ng dan 2021 lussy
dan pengetahuan stroke 0-59 tahun lansia Jam 2. Jusniati
masyarakat )dan mengenai 08.00- 3. Nurfitria
mengenai Lansia(>6 penyakit selesai H
penyakit (TB paru 0 tahun) TB paru
dan DM ) dan DM Sabtu, 23 Mahasiswa
2. januari 1. Dayu Z.
Masyarak 2021 A Akbar
at dapat Jam 2. Tariq N.I
mengapli 09.30- paksi
kasikan selesai
kegiatan-
kegiatan
yang
menduku
ng
kesehatan
lingkung
an yang
tercermin
dalam
PHBS
H. Evaluasi hasil kegiatan
Masalah 1
Ketidakefektifan pemeliharan kesehatan pada masyarakat kelurahan kelapa lima b/d
kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang pentingnya KB.
1. Penyuluhan Keluarga Berencana( KB)
Peserta : Posyandu Balita( Ibu balita)
Waktu : Rabu, 20 Januari 2021 Jam 09.00 WIT
Jumlah peserta yang mengikuti : 10 orang
Evaluasi : Setelah dilakukan penyuluhan tentang keluarga berencana( KB). Masyarakat
kelurahan kelapa lima khususnya ibu posyandu balita mengatakan lebih paham dan ingin
bersama-sama melakukan program KB, agar tetap menjaga jarak kehadiran anak pada
keluarga.

Masalah 2
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada masyarakat kelurahan kelapa lima b/d
kurangnya kesadaran dalam pemeliharaan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan
sehari-hari.
1. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) jamban sehat.
Peserta : Pengunjung puskesmas kelapa lima
Waktu : Rabu, 20 Januari 2021 Jam 09.00 WIT
Jumlah peserta yang mengikuti : 11 orang
Evaluasi : Setelah dilakukan penyuluhan tentang PHBS jamban sehat. Masyarkat
kelurahan kelapa lima khususnya pengunjung puskesmas kelapa lima mengatakan
mengerti apa itu jamban sehat dan salah satu pengunjung mengatakan akan menerapkan
penggunaan jamban sehat dikeluarganya. Respon pengunjung baik dan tidak ada
pertanyaan dari pengunjung puskesmas.
2. Penyuluhan Penyakit diare
Peserta : pengunjung puskesmas kelapa lima
Waktu : Kamis, 22 Januari 2021 Jam 09.00 WIT
Jumlah peserta yang mengikuti : 6 0rang
Evaluasi : setelah dilakukan penyuluhan tentang penyakit diare di puskesmas kelapa
lima, pengunjung mengatakan lebih paham tentang penyebab, komplikasi, dan cara
mengatasi jika salah satu keluarga mengalami tanda dan gejala diare.

3. Penyuluhan Penyakit Covid19


Peserta : Pengunjung puskesmas kelapa lima
Waktu : Senin, 18 Januari 2021 Jam 08.55 WIT
Jumlah peserta yang mengikuti : 11 orang( pengunjung puskesmas kelapa lima)
Evaluasi : Setelah dilakukan penyuluhan mengenai Covid19 di puskesmas kelapa lima,
pengunjung terlihat taat mengenai protocol kesehatan namun saat diberikan Sesi Tanya
jawab pengunjung tidak memberikan pertanyaan sama sekali. Namun pengunjung
terlihat mengerti sebab saat melakukan penyuluhan pengunjung mulai menjaga jarak
satu sama lain.
4. Penyuluhan MP-ASI
Peserta : Posyandu balita kondap
Waktu : Senin, 18 Januari 2021 Jam 09.15 WIT
Jumlah peserta yang mengikuti : 22 Orang
Evaluasi : Setelah dilakukan penyuluhan mengenai MP-ASI di posyandu Kondap,
pengunjung mengatakan lebih paham mengenai pentingnya ASI pada anak dan terlihat
meemahami serta mendengarkan saat dilakukan penyuluhan, dibuktikan dengan salah
satu pengunjung bertanya tentang pentingnya ASI dan perbedaan susu formula dan ASI.
5. Penyuluhan MP- ASI
Peserta : Posyandu balita sakura
Waktu : Senin, 18 Januari 2021 Jam 09.00 WIT
Jumlah peserta yang mengikuti : 9 orang
Evaluasi : Setelah dilakukan penyuluhan mengenai MP-ASI, pengunjung posyandu
hanya sebagian yang mendengarkan materi penyuluhan, dan ada salah satu pengunjung
yang bertanya mengenai keluhan mamae ibu balita yang produksi ASI-nya kurang
lancar.
Masalah 3
Ketidakefektifan upaya peningkatan kesehatan masyarakat kelurahan kelapa lima b/d kurangnya
paparan informasi dan mengetahuaan masyarakat mengenai penyakit(ISPA dan dm)
1. Penyuluhan materi penyakit ISPA
Peserta : Pengunjung puskesmas kelapa lima
Waktu : Selasa, 19 Januari 2021 Jam 09.15 WIT
Jumlah peserta yang mengikuti : 10 orang
Evaluasi : Setelah dilakukan penyuluhan mengenai penyakit ISPA, pengunjung
puskesmas kelapa lima terlihat cuek dan kurang memperhatikan materi yang di berikan
oleh mahasiswa, saat sesi Tanya jawab juga tidak ada satu pun pengunjung yang bertanya
atau pun merespon.

Masalah 4
Ketidakefektifan peningkatan kesehatan masyarakat khususnya pada lansia di kelurahan kelapa
lima b/d kurangnya paparan informasi dan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit(TB
PARU dan DM)
1. Penyuluhan materi hipertensi
Peserta : pengunjung puskesmas kelapa lima
Waktu : jumat, 22 Januari 2021, Jam 09.00 WIT
Jumlah peserta yang mengikuti : 11 orang
Evaluasi : Setelah dilakukan penyuluhan mengenai penyakit Hipertensi, pengunjung
puskesmas kelapa lima terlihat memperhatikan materi yang diberikan oleh mahasiswa
dan ada salah seorang pengunjung puskesmas meminta leaflet untuk di berikan ke
tentangganya, saat sesi Tanya jawab juga tidak ada satu pun pengunjung yang
bertanya atau pun merespon.
2. Kegiatan senam anti stroke
Peserta : Posyandu Lansia EbenHezer
Waktu : jumat, 22 januari 2021, jam 09.00 WIT
Jumlah peserta yang mengikuti : 15 orang
Evaluasi : Setelah dilakukan senam anti stroke di polsekta, anggota polsekta
mengikuti senam anti stroke dengan semangat dan ceria. Dan salah seorang anggota
polsekta ingin mengkontrak kembali untuk senam anti stroke di hari selasa dan jumat.
3. Penyuluhan materi penyakit TB PARU
Peserta : pengunjung posyandu lansia
Waktu : sabtu, 23 januari 2021 jam,
Jumlah peserta yang mengikuti : 10 orang
Evaluasi : Setelah dilakukan penyuluhan mengenai penyakit TB Paru, pengunjung
posyandu lansia terlihat memperhatikan materi yang diberikan oleh mahasiswa dan
saat sesi Tanya jawab juga tidak ada satu pun pengunjung yang bertanya atau pun
merespon.
4. Penyuluhan materi penyakit DM
Peserta : pengunjung puskesmas kelapa lima
Waktu : sabtu, 23 januari 2021, jam
Jumlah peserta yang mengikuti: 8 orang
Evaluasi : Setelah dilakukan penyuluhan mengenai penyakit DM, pengunjung
puskesmas kelapa lima terlihat memperhatikan materi yang diberikan oleh mahasiswa
dan saat sesi Tanya jawab juga tidak ada satu pun pengunjung yang bertanya atau pun
merespon.
FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT DALAM PELAKSANAAN
KEGIATAN DI KELURAHAN KELAPA LIMA KABUPATEN MERAUKE
Factor pendukung Factor penghambat
1. Dukungan dari kelapa puskesmas, 1. Pada saat menjelaskan materi ada
pembimbing lapangan dan sebagian pengunjung yang asyik
pembimbing institusi mengenai berbicara sendiri
pelaksanaan kegiatan-kegiatan 2. Adanya keterbatasan dalam bahasa
promosi kesehatan dimana kebanyakan pengunjung
2. Tersedianya fasilitas di tenpat belum mengetahui makna bahasa
promosi kesehatan yang di gunakan oleh pemateri
3. Suasana tempat yang nyaman 3. Pada saat kegiatan berlangsung ada
sehingga mendukung jalannya sebagian pengunjung yang duduk di
acara luar sehingga kurang memperhatikan
4. Tokoh- tokoh masyarakat materi yang dijelaskan
mendukung kegiatan yang 4. Beberapa Pengunjung terlihat acuh
dilakukan mahasiswa dengaan beberapa pemateri saat
memberikan materi promkes
5. Kurangnya minat pengunjung dalam
mengetahui penyakit-penyakit
maupun pengetahuan yang baru.
6. Tempat diadakannya implementasi
dekat dengan rumah warga tetapi
kurangnya minat dari warga untuk
mengikuti kegiatan tersebut.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. PROGRAM KERJA PUSKESMAS KELAPA LIMA


Berdasarkan teori yang kami gunakan menurut permenkes nomor 75 tahun 2014,
ada 20 usaha pokok kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas, tetapi itu sangat
tergantung kepada faktor tenaga, sarana, dan prasarana serta biaya yang tersedia.
Sedangkan dari 20 program dilapangan, 2 program kerja yang tidak dapat dilaksanakan
oleh Puskesmas Kelapa Lima dikarenakan sumber daya manusia yang tidak mendukung
dalam program tersebut, serta cangkupan wilayah yang tidak mendukung 2 program
tersebut. Adapun 2 program tersebut yaitu( upaya kesehatan gigi dan mulut dan upaya
kesehatan mata).
1. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
a. Pembinaan pengembangan kemampuan peran serta masyarakat dalam
upaya pemeliharaan diri dalam wabah program UKGB.
b. Pelayanan asuhan pada kelompok rawan, meliputi :
1) Anak sekolah
2) Kelompok ibu hamil
c. Pelayanan medic dokter gigi dasar, meliputi :
1) Pengobatan gigi pada penderita yang berobat maupun yang dirujuk
2) Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi kesasaran
yang lebih mampu
3) Memberikan penyuluhan secara individu atau kelompok
4) Memelihara kebersihan (hygiene clinik)
5) Memelihara atau merawat peralatan atau obat-obatan.
d. Pencatatan dan pelaporan
2. Upaya Kesehatan Mata
a. Upaya kesehatan mata , pencegahan kesehatan dasar yang terpadu dengan
kegiatan pokok lainnya.
b. Upaya kesehatan mata :
1) Anamnesa
2) Pemeriksaan virus dan mata luar, tes buta warna, tes tekan bola
mata, tes aliran air mata, tes lapang pandang, funduskopi dan
pemeriksaan laboratorium.
3) Pengobatan dan pemberian kaca mata
4) Operasi katarak dan glukoma akut yang dilakukan oleh tim rujukan
rumah sakit
5) Perawatan pos operasi dan glukoma akut
6) Merujuk kasus yang tak dapat diatasi
7) Pemberian protesa mata.
c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam bentuk penyuluhan kesehatan,
serta menciptakan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan
mata mereka.
d. Pengembangan kesehatan mata masyarakat
e. Pencatatan dan pelapora.

B. MASALAH KESEHATAN
Berdasarkan teori asuhan keperawatan komunitas terdiri dari pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi dan evaluasi. Berikut adalah kesenjangan antara teori dari
praktik baik dalam pengkajian hingga evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian asuhan keperawatan komunitas terdiri atas dua bagian utama, yaitu
inti komunitas (care) dan delapan subsitem yang melengkapinya. Inti komunitas
menjelaskan kondisi penduduk yang dijabarkan dalam demografi, vital statistik, nilai
dan keyakinan, serta riwayat komunitas, sedangkan 8 sistem lainnya meliputi
lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintah,
layanan kesehatan sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi.
Komponen lingkungan fisik yang dikaji meliputi masyarakat dan tempat tinggal
yang dapat mempengaruhi kesehatan, batasan wilayah, luas wilayah, iklim, jumlah dan
kepadatan penduduk, kesehatan lingkungan dan kegiatan pendudukan sehari-hari.
Lingkungan fisik juga dapat dikaji melalui wienshield survey.
Metode pengumpulan data pengkajian asuhan keperawatan komunitas, antara
lain obeservasi, pengamatan, wawancara, pemeriksaan fisik.
a. Obeservasi / pengamatan
Dilakukan dengan cara membagikan kuisioner dan mendapatkan data dari
petugas kesehatan di Puskesmas Kelapa Lima.
b. Wawancara
Dilakukan mewawancarai dipengunjung posyandu lansia dengan cara
mambacakan kuisioner.
c. Pemeriksaan fisik
Dilakukan dengan pemeriksaan fisik diantaranya mengukur tekanan darah,
tinggi badan, berat badan dan lingkar perut.

2. Analisa dan Diagnosis Keperawatan


Berdasarkan teori, diagnose keperawatan komunitas disusun berdasarkan jenis
diagnosis sebagai berikut :
a. Diagnosis sejahtera
Doagnosis sejahtera/ wellness digunakan bila komunitas mempunyai potensi
untuk ditingkatkan, belum ada data maladaptive. Perumusuna diagnosis
keperawatan komuntas potensial, hanya terdiri dari komponen problem (P) saja,
tanpa komponen etiologi (E)
b. Diagnosis ancaman (resiko)
Diagnosis resiko di gunakan bila belum terdapat paparan masalah kesehatan,
tetapi sudah di temukan beberapa data maladaptive yang memungkinkan
timbulnya gangguan. Perumusan diagnosis keperawatan komunitas resiko terdiri
atas problem (P), etiologi (E), dan symptom (S).
c. Diagnosis aktual gangguan
Diagnose gannguan di tegakan bila sudah timbul gangguan / masalah kesehatan
di komunitas yang di dukung oleh beberapa maladaptif perumusan. diagnose
keperawatan aktual terdiri atas problem (P), etiologi (E) dan symptom (S)
Berdasarkan praktik yang dilakukan di lapangan, di temukan diagnose
keperawatan sebagai berikut :
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada masyarakat kelurahan kelapa lima
b/d kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang pentingnya KB (43)
2. Ketidakefektivan pemeliharaan kesehatan pada masyarakat kelurahan kelapa lima
b/d kurangnya kesadaran dalam pemeliharaan perilaku hidup bersih dan sehat
dalam kehidupan sehari-hari (42)
3. Ketidakefektifan upaya peningkatan kesehatan masyarakat kelurahan kelapa lima
b/d kurangnya paparan informasi dan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit
(ISPA dan DM) (35)
4. Ketidakefektifan upaya peningkatan kesehatan masyarkat khusnya pada lansia di
kelurahan kelapa lima b/d kurangnya paparan informasi dan pengetahuan
masyarakat mengenai penyakit (TB paru dan DM) (29)
5. Perencanaan
Tahap berikutnya setelah merumuskan diagnosis keperawatan komunitas adalah
melakukan perencanaan. Perencanaan diawali dengan merumuskan tujuan yang ingin
dicapai serta rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang ada. Tujuan untuk
mengatasi atau meminimalkan stressor dan intervensi dirancang berdasarkan 2 tingkat
pencegahan.
a. Pencegahan sekunder untuk memperkuat garis pertahanan normal.
b. Pencegahan tersier untuk memperkuat garis pertahanan resisten. (Anderson &
McFarlane, 2000).
Tujuan terdiri atas tujuan jangkauan jangka pendek dan jangka panjang. Penetapan
tujuan jangka panjang (tujuan umum / TUM) mengacu pada bagaiamana mengatasi
problem / masalah (P) dikomunitas, sedangkan penetapan tujuan jangka pendek
(tujuan khusus / TUK) mengacu bagiamana pada bagaimana mengatasi etiologi (E).
Tujuan jangka pendek harus SMART (S = spesifik, M = measurable / dapat di ukur,
A = achievable) Dapat dicapai, R = eality, T = time limited / punya limit waktu).
Rencana kegiatan asuhan keperawatan komunitas yang akan di lakukan dapat di
tetapkan menggunakan matriks. Recana kegiatan yang akan di lakukan bersama
masyarakat di jawabrkan secara oprasional dalam planning of action (POA) yang di
susun dan di sepakati bersama masyarakat saat MMD/MMK atau loka karya mini
masyarakat
6. Implementasi
Implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah perencanaan program.
Program di buat untuk menciptakan keinginan berubah pada masyarakat.
Implementasi keperawatan dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan komunitas
menggunakan strategi proses kelompok, pendidikan kesehatan, kemitraan
(partnership), dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Perawat komunitas
menggali dan meninggkatakan potensi komunitas untuk dapat mandiri dalam
memelihara kesehatanya. Tujuan akhir setiap program di masyarakat adalah
melakukan perubahan masyarakat.
Setiap akan melakukan kegiatan dimasyarrakat/ implementasi program, sebaiknya
dibuat dahulu laporan satuan acara penyuluhan (SAP) kegiatan asuhan keperawatan
komunitas yang meliputi :
a. Latar Belakang
Berisi kriteria komunitas, data yang perlu di kaji lebih lanjut terkait implementasi
yang akan dilakukan, dan masalah keperawatan komunitas yang terkait dengan
impelentasi saat ini
b. Proses Keperawatan Komunitas
Berisi diagnosis keperawatan komunitas, tujuan umum dan tujuan khusus.
c. Implementasi Tindakan Keperawatan
Berisi topik kegiatan, target kegiatan, metode, strategi kegiatan, media dan alat
bantu yang di pergunakan, waktu dan tempat pelaksaan kegiatan, pengorganisasian
petugas kesehatan beserta tugas, susunan acara, pengaturan tempat acara.
d. Kriteria Evaluasi
Berisi evaluasi struktur, evaluasi proses, dan evaluasi hasil dengan menyebutkan
target presentasi pencapaian hasil yang diinginkan.

7. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir proses keperawatan. Evaluasi merupakan
sekumpulan informasi yang sistematik berkenaan dengan program kerja dan efektifitas
dan serangkaian program yang digunakan masyarakat terkait program kegiatan,
karakteristik, dan hasil yang telah di capai (Menurut Widyanto 2014).
Program evaluasi dilakukan untuk memberikan informasi kepada perencana
program dan pengambil kebijakan tentang efektifitas dan efisiensi program. Evaluasi
juga bertujuan mengidentifikasi masalah dalam perkembangan program dan
penyelesaiannya.
Evaluasi terdiri atas evaluasi format, menghasilkan informasi untuk umpan balik
selama program berlangsung. Sementara itu, evaluasi sumatif dilakukan setelah
program selesai dan mendapatkan informasi tentang efektifitas pengambilan
keputusan, pengukuran efektifitas program dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi
kesuksesan dalam pelaksanaan program. Pengukuran evektivitas program dikomunitas
dapat dilihat berdasarkan :
1. Pengukuran komunitas sebagai klien
2. Pengukuran dilakukan dengan cara melakukan kesehatan ibu dan anak,
menguur kesehatan komunitas.
3. Pengukuran komunitas sebagai pengalaman membina hubungan.
4. Pengukuran dilakukan dengan cara melakukan sosial dari determinan
kesehatan.
5. Pengukuran komunitas sebagai sumber
6. Sumber ini di lakukan dengan mengukur tingkat keberhasilan pada keluarga
atau masyarakat sebagai sumber informasi dan sumber intervensi kegiatan.

Berdasarkan praktik yang dilakukan diwilayah Kelapa Lima dengan acuan teori
didapatkan hasil yang dapat dilihat

C. Kegiatan-Kegiatan Yang Di Kerjakan Selama Praktik Lapangan Keperawatan


Komunitas (PLKK)
1. Di Puskesmas
a. Koordinasi dengan Kepala Puskesmas
b. Pendekatan dengan Staf Puskesmas
c. Pengumpulan Data
d. Penyuluhan pada pengunjung Puskesmas Kelapa Lima
2. Di Posyandu Lansia
a. Melakukan pengukuran Tekanan Darah dan berat badan
b. Mengumpulkan data melalui quisioner

D. Faktor Pendukung
Di dalam pelaksanaan dalam kegiatan Praktik Lapangan Keperawatan Komunitas
(PLKK) di Kelurahan Kelapa Lima Distrik Merauke Kabupaten Merauke.
Faktor Pendukung di dalam kegiatan tersebut antara lain :
1. Penerimaan oleh Kepala Puskesma Kelapa Lima baik tentang adanya
Mahasiswa/i Praktik Lapangan Kerja Komunitas (PLKK).
2. Adanya peran serta masyarakat dalam usaha meningktkan kesehatan karena
adanya kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan sarana atau fasilitas kesehatan
yang ada.
3. Adanya bimbingan dari pembimbing lapagan dan institusi dalam melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan.
E. Faktor Penghambat
Di dalam pelaksanaan kegiatan Praktik Lapangan Keperawatan Komunitas (PLKK) di
Kelurahan Kelapa Lima, faktor penghambat yang kami dapatkan :
1. Dari pihak kelurahan menolak memberikan data kepeda Mahasiswa/i Praktik
Lapangan Keperawatan Komunitas (PLKK)
2. Adanya sebagian masyarakat yang tidak berperan aktif dalam pelaksanaan
program penyuluhan kesehatan maupun kegiatan lain yang dilaksanakan di
Kelurahan Kelapa Lima.
3. Tidak semua masyarakat mempunyai tingkat pengetahuan yang sama, terdapat
sebagian masyarakat mempunyai pengetahuan yang kurang mengenai masalah
kesehatan.
Namun dari beberapa faktor yang menjadi penghambat tersebut masih
dapat diatasi, sehingga pelaksanaan kegiatan Praktik lapangan keperawatan
komunitas (PLKK) ini dapat diselesaikan tepat pada waktuntya.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelaksanaan praktik keperawatan komunitas yang dilaksanakan di kelurahan
kelapa lima wilayah kerja puskesmas kelapa lima distrik merauke kabupaten merauke,
yang dimulai dari tanggal 11 januari 2021 sampai dengan 30 januari 2021.
Selama melakukan praktik keperawatan komunitas, ditemukan beberapa masalah
kesehatan. Masalah-masalah kesehatan yang timbul tersebutb telah dimusyawarahkan
bersama-sama dengan masyarakat kelurahan kelapa lima, distrik merauke, kabupaten
merauke. Dengan memberikan penyuluhan mengenai Covid19, MP-ASI, Ispa, Imunisasi,
PHBS, keluarga berencana(KB), Diare, Tb paru, DM, Hipertensi senam anti stroke.
Setelah melakukan kegiatan tersebut pengetahuan masyarakat kelurahan kelapa lima
tentang kesehatan menjadi meningkat.
B. Saran
Dalam meningkatkan derajat dan mutu pelayanan kesehatan, serta keberhasilan PIS-PK
dan GERMAS, kelompok menyampaikan beberapa saran yang sekiranya menjadi bahan
masukan dan pertimbangan.
1. Perlunya kerja sama antara pihak pendidikan, puskesmas, dan pemerintah
setempat untuk menindak lanjuti hasil dari berbagai kegiatan praktik mahasiswa.
2. Untuk pembimbing Lapangan
Perlu kerja sama antar pembimbing lapangan dan mahasiswa sehingga program
yang telah disusun oleh mahasiswa dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat
berperan lebih aktif demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat kelurahan
kelapa lima, distrik merauke kabupaten merauke.
3. Untuk Puskesmas
Untuk meningkatkan kinerja baik puskesmas, agar masalah kesehatan masyarakat
di keluarahan kelapa lima diharapkan kepada puskesmas dan pemerintah setempat
sebaiknya memberikan pembinaan yang berkesinambungan kepada para kader
agar tetap termotivasi untuk melaksanakan program-program kesehatan
termaksud dalam melakukan pembinaan pada keluarga yang beresiko khususnya
balita, bumil, dan lansia.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/268106067/MAKALAH-KEPERAWATAN-
KOMUNITAS diakses pada tanggal 26 Desember 2020
https://www.hakayuci.com//2020/02/pmk-permenkes-nomor-43-tentang-puskesmas-
tahun-2019-html?m=1 diakses pada tanggal 28 desember 2020
Leny, R Jhonson.2010.Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep
Keluarga.Yogyakarta,Muha Medika. cetakan 1.
Nasrullah, Dede.2016.Buku Ajar Keperawatan Gerontik Dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan Nanda, Nic Noc.Jakarta,Trans Info Media. jilid 1.
PROGRESS REPPORT
PRAKTIK LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
MAHASISWA/I PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN MERAUKE
DI KAMPUNG KELAPA LIMA DISTRIK MERAUKE TAHUN 2021

HARI/TANGGA
NO JAM KEGIATAN TEMPAT HASIL PELAKSANA KETERANGAN
L

Selasa, 12 Januari Puskesmas


1. Jam 12.10 WIT MMK 1 Terlaksana Mahasiswa Terlaksana
2021 kelapa lima

Pendataan
Puskesmas
2. 12-15 januari 2021 Menyesuaiakan komunitas,tabulasi,persiapan Terlaksana Mahasiswa Terlaksana
kelapa lima
MMK II

Pemaparan hasil pendataan


Sabtu,16 januari komunitas,rencana tindak lanjut Keluarahan
3. 10. 15 WIT Terlaksana Mahasiswa Terlaksana
2021 ,dan penyusunan program kerja kelapa lima
bersama masyarakat

Puskemsas
kelapa lima,
Posyandu
4. 18-27 januari 2021 Menyesuaikan Pemecahan masalah Terlaksana Mahasiswa Terlaksana
balita, dan
posyandu
lansia

Pengambilan kasus keluarga dan Rumah


5. 15-16 januari 2021 Menyesuaikan Terlaksana Mahasiswa Terlaksana
gerontik warga

17- 22 januari Intrvensi & implementasi kasus Rumah


6. Menyesuaikan Terlaksana Mahasiswa Terlaksana
2021 keluarga dan gerontik warga
Jam 09.15 WIT Prodi D III
7. 18-21 januari 2021 Ujian kasus keluarga & gerontik Keperawata Terlaksana Mahasiswa Terlaksana
Jam 11.30 WIT n Merauke

Seminar hasil kegiatan praktik


Kamis, 28 januari Kelurahan
8. Jam 09.30 WIT komunitas & evaluasi serta Terlaksana Mahasiswa Terlaksana
2021 kelapa lima
terminasi MMD/MMK III dan IV

9. Jumat, 22 Januari Jam 08.00 – Ketidakefektifan pemeliharaan Posyandu 1 Restiani T P Genoveva B


2021 selesai kesehatan pada masyarakat balita Mini lestrai Ngoranmele
kelurahan kelapa lima b/d Maro Jl. Terlaksana 2 Cresensia K
Kurangnya kesadaran dan Pemuda kurupat
kepedulian masyarakat tentang 3 Maria Klara
pentingnya KB siwa
4 Tariq N I
paksi
5 Dayu Z A
Akabr

Ketidakefektifan pemeliharaan
Rabu, 20 januari Jam 08.00- Puskesmas Maria K. Siwa
10. 2021 Kesehatan pada masyarakat Terlaksana 1. Dayu Z A
selesai Kelapa lima(
kelurahan kelapa lima b.d akbar
Kurangnya kesadaran dalam Tempat 2. Genoveva B
pemeliharaan perilaku hidup tunggu ngoranmele
bersih dan sehat dalam kehidupan antrian), 3. Tariq N I
sehari-hari posyandu Paksi
kondap Jln. 4. Cresensia
Trans Irian Kanip Kurupat
Kuprik, dan 5. Restiani T P
posyandu lestari
sakura Jln. 6. Maria Klara
Cemara siwa
7. Silvia Lamera
8. Jusniati
9. Yesya T lussy
10. Nurfitria H
11. Selasa, 19 januari 08.00- Selesai Ketidakefektifan upaya Puskesmas Terlaksana 1. Jusniati Tariq N I Paksi
2021 peningkatan kesehatan masyarakat kelima
kelurahan kelapa lima b.d lima(Tempat 2. Nurfitria H
Kurangnya paparan informasi dan tunggu 3. Silvia Lamera
pengetahuan masyarakat antrian)
mengenai penyakit (ISPA,dan 4. Susana
DM) Turiram

12. Sabtu, 23 Jsnuari Jam 08.00- Ketidakefektifan upaya Puskesmas Terlaksana 1. Dayu Z A Restiani T P
2021 Selesai peningkatan kesehatan masyarakat kelima akbar lestari
khususnya pada lansia lima(Tempat
dikelurahan kelapa lima b.d tunggu 2. Tariq N I
kurangnya paparan informasi dan antrian) dan paksi
pengetahuan masyarakat posyandu 3. Susana
mengenai penyakit ( TB Paru dan lansia( posya Turiram
DM) ndu lansia
Ebenhaezer) 4. Yesya T lussy

5. Jusniati
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI KELURAHAN KELAPA LIMA

KEPALA KELURAHAN

FRANSISKUS KERAM, S.IP


NIP.19701109 1997111001

SEKRETARIS KELURAHAN
JABATAN FUNGSIONAL
FRANSISCO MORTON OKPIT, S.STP
NIP.199106032015071001

BENDAHARA
ADOLFINA KOMOT
NIP.198208052015112001

KASIE PEMERINTAHAN KASIE KESRA KASIE TRANTIP

MERI GANTI RURU FREDERIKA IBA, S.IP NAOMI MORARE, S.Sos


NIP.197505052007012040 NIP.19761019199722001 NIP.198109272000122003

1. WILHELMUS TAMEN 1. MARSELINA YOHANA KOLYAAN 1. ZAKARIAS R. SIRWUTUBUN


NIP.19661227 2001121002 NIP. 197805062001122002 NIP.19690228 200801 1016
2. RUFINUS WOPON 2. YAKOBA RIKARDA NASYOK
NIP.19730706 200701 1020 NIP.198305072003122003 2. FERDINANDUS TELJOARUBUN
3. YOLANDA TELJOARUBUN 3. JOSEPHINA A.M.LETSOIN NIP.19710131 200801 1005
NIP.19830528 201001 2030 NIP. 198101182008012025
4. MARTA PAOLA MINIP 4. URSULA JEN KANGGAM 3. YONAS DENI RETRAUBUN
NIP.19710309 201511 2001 5. NIKOLAUS YAWIL GEBZE
5. BETI GARANTA
6. SUSANTY ANTONIA
STRUKTUR KETUA RT DAN RW SE-KELURAHAN KELAPA LIMA
KEPALA KELURAHAN
FRANSISKUS KERAM,S.IP
NIP.197011090199711001

RW. I RW. II RW. III RW. IV RW. V RW. VI


FRANSISKUS KRAM,S.IP APOLINAEIS APAY ANSELMUS KAIPMAN MARTINUS ATUK

RT. 01 RT. 09 RT. 12 RT. 16 RT. 19 RT. 23


LODEVIKUS WOPARI KOSMAS KAKUPU DAUD TAKANYUAI PAULUS KAPUTIN MARKUS SARAUN

RT. 02 RT. 09 RT. 13 RT. 17 RT. 20 RT. 24


PETRUS WERE PETRUS KEMAP FRANS KIOMBIT YULIANUS KANDAM

RT. 03 RT. 10 RT. 14 RT. 18 RT. 21 RT. 25


VALENTINUS OGIRIN PASKALIS KATENGGO KAMILUS OKPIT YOSEPH IMBANOP YAKOBUS KARANOP YOSEPH TUWOK

RT. 04 RT. 11 RT. 15 RT. 22

CHARLES F. WAMBON ANTONIUS P. PIONG

RT. 05
ISAK M.R LUMY

RT. 06
YOSEPH NGAMEL

RT. 07
YOHANIS
ULUKYANAN
STRUKTUR PUSKESMAS KELAPA LIMA KEPALA PUSKESMAS

AGATHA FUTUNANEMBUN,AMP

KEPALA TATA USAHA

IRJAYANTI ROPA,S.KM

KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR KEUANGAN


MANAJEMEN PUSKESMAS SISTEM INF. PUSKESMAS KEPEGAWAIAN RUMAH TANGGA
KRISTINA ZULKAIDAH,SKM YULIANA LAMBAN,S.Kep LENNY W. WIDIASTUTI,Amd.Keb RUTH JUNIARTY,AMK
TALLULEMBANG,AMK

PJ. UKM ESENSIAL & PJ.UKM PENGEMBANGAN PJ.UKP,KEFARMASIAN,LAB PJ.JEJARING PEL.PKM & PJ.BANGUNAN,PRASARANA & PJ. MUTU
KEPERAWATAN PUSKESMAS JARINGAN PKM PERALATAN PKM
ESTER TANGAGULING,S.Tr.Keb VINA ERVIANA,S.Kep RENTI PASARIBU,AMK ADRIANA KRAWAIN,Amd,Keb YERLINA E. KOPONG,S.KM FAJAR IRIANTO,AMK

KP PROMKES KP. KES GIGI MASY KP. PEMERIKSAAN UMUM KP. PERSALINAN KP. PUSKESMAS
PEMBANTU
YERLINA E. KOPONG,S.KM MARIA K. DEWI,S.ST dr. CIMI ROSANDA MUJIANTI, S.Tr. Keb MARIA B. NDIKEN,
Amd.Keb
KP. KESLING KP. KESTRA KOMPLEMENTER KP. KES. GIGI & MULUT KP. KEFARMASIAN KP. PUSKESMAS KELILING
ZULKAIDAH,S.KM RUTH JUNIARTY,AMK dr. MEYKE M. M. IRSAN, S.Farm, Apt. SOLIHIN
RANGGABUA
KP. KESGA (UKM)
KP. KES OLAHRAGA KP. KESGA (UKP) KP. LABORATORIUM KP. PRAKTIK BIDAN DESA
KRISTINA
RATMININGSING,Amd.Keb M. IRSAN,S Farm.Apt VINA ERVINA, S.Kep SUCIATI, Amd.Kes ADOLFINA UWAYE,
Amd.Keb
KP. GIZI KP. KESEHATAN KERJA KP. GAWAT DARURAT &
KP. REKAM MEDIK & KP. JEJARING PUSKESMAS
RAWAT INAP
NI PUTU R. I,.AMK PENDAFTARAN
HILDE L. PASARIBU,AMG KRISTINA MONGA,
HERNESTINA TAMBERAN ALEXANDRA Y. DEWAP.
Amd.Kep Amd.Keb
ATUN S. AISYAH, Amd.Kep
KP. P2P KP.KESEHATAN LAINYA LILIS HERIYANA, AMK
NI PUTU R. I., AMK
SOLIHIN ATUN S. AISYAH,AMK KP. GIZI (UKP)
DOMINICA KUPUTIN,
Amd.Keb
KP. KEP KESMAS HILDE L.PASARIBU, AMG

YULIANA LAMBAN,S KEP


KALENDER KEGIATAN KELOMPOK KERJA LAPANGAN KELURAHAN KELAPA LIMA

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3


No Uraian Kegiatan 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Orientasi mahasiswa praktik di Puskesmas
kelapa lima
2 MMD I / MMK I
3 Pengkajian / Pengumpulan data dan persiapan
MMD II
4 Pemaparan hasil pengkajian komunitas, rencana
tindak lanjut dan penyusunan program kerja
bersama pihak terkait (Puskesmas & Kelurahan)
dalam kegiatan MMD II
5 Pemecahan masalah komunitas
6 Pengambilan kasus keluarga dan gerontik
7 Intervensi & implementasi keluarga dan gerontik
8 Ujian kasus keluarga dan gerontik
9 Seminar hasil kegiatan praktik komunitas di
masing-masing Puskesmas, evaluasi serta
terminasi (MMD III dan MMD IV)
10 Terminasi dengan komunitas, keluarga dan
gerontik
11 Penarikan (serah terima) mahasiswa praktik
komunitas
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3
No Nama Mahasiswa 11 12 13 14 15 16 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30
1 Dayu Zulhij Azam Akbar
2 Jusniati
3 Nur Fitria Hermawati
4 Restiani Tri Puji Lestari
5 Maria Klara Siswa
6 Risma Nur Fajriyah
7 Yesya Tania Lussy
8 Tariq Nur Indra Paksi
9 Silvia Lamera
10 Genoveva Bernadetha Ngoranmele
11 Cresensia Kanip Kurupat
12 Susana M. Turiram

JADWAL PIKET

MAHASISWA PIKET PUSKESMAS


MAHASISWA PIKET POSYANDU
MAHASISWA PIKET POSKO
Fasilitas kampung kelapa lima

a. Kantor kelurahan kelapa lima, Jl. Kuprik kelapa lima

b. Puskesmas kelurahan kelapa lima, Jl. Johar kelapa lima


c. Masjid Ar- Rahman kelapa lima, Jl. Angkasa kelapa lima

d. Gereja protestan Eben Heazer, Jl. Cemara kelapa lima


e. Gereja Protestan Kibaid

f. Gereja Katolik Sta.Maria Fatima Kelapa Lima


g. Paud Melati

h. Paud Ebenhaizer
i. TK Santa Maria Fatima Kelapa, Jl. Johar Kelurahan Kelapa Lima

j. TK Al-Fattah
k. TK SKAB

l. TK Pesantren Hidayatullah
m. SD YPPK Santa Maria Fatima Kelapa Lima

n. SD YPPK Hati Kudus, Jl. Kelapa 1 Keluarahan Kelapa Lima


p. SD Inpres Mangga Dua, Jl. Mangga Dua Kelurahan Kelapa Lima

o. SD Nusantara DTSKASD Al-Fattah


p. SD Hidayatullah

q. SMP Negeri 9 Kelapa Lima, jl.Kuprik Kelapa Lima


r. SMP / MTS Al-Hikmah Hidayatullah

s. SMA YPPK Yos Sudarso, Jl. Angkasa Kelurahan Kelapa Lima

t. SMK Kesehatan Yaleka Maro, Jl.Kuprik Kelapa Lima


u. Kampus STIA Karya Dharma

v. STISIPOL Yaleka Maro


w. Stadion Mini Maro

DOKUMENTASI KEGIATAN

Penyuluhan Covid-19 di Puskesmas Kelapa Lima Jl. Johar


Penyuluhan MP-ASI di Posyandu Sakura Jl. Cemara

Penyuluhan MP-ASI di Posyandu Kondap Jl. Kondap


Penyuluhan ISPA di Puskesmas Kelapa Lima Jl. Johar

Penyuluhan Imunisasi di Posyandu Maro 1 Jl. Kelapa Dua


Penyuluhan PHBS di Puskesmas Kelapa Lima Jl. Kelapa Dua

Penyuluhan Diare di Puskesmas Kelapa Lima Jl. Kelapa Dua


Penyuluhan KB di Posyandu Maro Dua Jl. Pemuda

Penyuluhan Diabetes Melitus di Puskesmas Kelapa Lima Jl. Johar


Penyuluhan TB Paru di Posyandu Lansia Eben Haezer Jl. Cemara

Senam Anti Stroke di Posyandu Lansia Eben Haezer Jl. Cemara


KEGIATAN TAMBAHAN

Senam Anti Stroke di POLSEKTA Merauke Jl. Johar

Kegiatan baksos pakaian layak pakai di perumahan belakang stadion maro dan pelabuhan
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

COVID-19

Pokok bahasan : COVID-19

Sasaran : Pengunjung Puskesmas Kelapa Lima

Waktu : 08:00 - Selesai

Tanggal : Senin 18 Januari 2021

Tempat : Puskemas Kelapa Lima

A. Latar Belakang
Penyakit corona virus 2019 atau Corona Virus Disease-19 (COVID-19) adalah
infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh jenis virus corona. Nama lain dari
penyakit ini adalah Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-COV2).
Kasus COVID-19 pertama kali dilaporkan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok,
pada Desember 2019. Dalam beberapa bulan saja, penyebaran penyakit ini telah
menyebar ke berbagai negara, baik di Asia, Amerika, Eropa, dan Timur Tengah serta
Afrika. Pada tanggal 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health
Organization (WHO) mendeklarasikan penyebaran COVID-19 dikategorikan sebagai
pandemi.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TUM)
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pengunjung mampu memahami
penyakit Covid-19 , protocol kesehatan, etika batuk dan adaptasi kebiasaan baru.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan sasaran dapat:
a. Mengetahui pengertian Covid-19
b. Mengetahui gejala-gejala Covid-19
c. Mengetahui bagaimana Protokol Kesehatan Covid-19
d. Mengetahui Etika Batuk
e. Mengetahui Adaptasi Kebiasaan Baru
C. Pokok Materi
1. Pengertian Covid-19
2. Gejala-gejala Covid-19
3. Cara Protokol Kesehatan Covid-19
4. Cara Etika Batuk
5. Adaptasi Kebiasaan Baru
D. Kegiatan Belajar Mengajar
1. Metode : Penjelasan, diskusi, dan tanya jawab.
2. Strategi pelaksanaan

No. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu


1. Pendahuluan 5 menit
a. Memberikan salam a. Menjawab salam
b. Melakukan apersepsi b.Mendengarkan
c. Menyampaikan pokok
bahasan
d. Menyampaikan tujuan
2. Kegiatan inti 10 menit
a. Memberikan penjelasan a. Menyimak
tentang COVID19 b.Bertanya
meliputi: c. Memperhatikan
pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, cara
penularannya,
pencegahan, dan
penanganannya.
b. kesempatan pada peserta
untuk bertanya
c. Menjawab pertanyaan
3. Penutup 5 menit
a. Menyimpulkan materi a. Memperhatikan
b. Memberikan evaluasi b.Menjawab
secara lisan
c. Memberikan salam c. Menjawab salam
penutup

E. Media dan Alat


1. Media : Laptop, Infokus dan Video edukasi.
2. Alat : Leaflet
F. Evaluasi
1. Evaluasi proses
a. Target sasaran memperhatikan penjelasan penyaji
b. Target sasaran aktif bertanya dan berbagi pengalaman pribadi
2. Evaluasi hasil (bisa berisi pertanyaan untuk memperoleh hasil di bawah
a. Menyebutkan kembali pengertian Covid-19
b. Menyebutkan kembali gejala-gejala Covid-19
c. Menyebutkan kembali cara protokol kesehatan Covid-19
d. Menyebutkan kembali etika batuk
e. Menyebutkan kembali adaptasi kebiasaan baru.
G. Materi Covid-19
1. Pengertian Covid-19
Covid-19 adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena
infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan
ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.
2. Gejala-gejala Covid-19
Manifestasi klinis biasanya muncul dalam 2 - 14 hari setelah paparan. Tanda dan
gejala umum infeksi corona virus antara lain gejala gangguan pernapasan akut
seperti:
a. Demam (>38°C). Tidak ada demam tidak meniadakan kecurigaan
terdapatnya Covid-19
b. Batuk, baik berdahak maupun tanpa dahak
c. Sesak napas atau kesulitan bernapas
d. Sakit tenggorokan
e. Letih dan lesu
Selain itu, gejala lain yang bisa muncul antara lain myalgia atau nyeri otot,
gejala pencernaan seperti diare dan gejala pernapasan yang lain.
1. Protokol Kesehatan Covid 19
1. Menggunakan masker
2. Tidak bersalaman
3. Tidak berkumpul-kumpul ditempat keramain
4. Menjaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter
5. Tetap tinggal dirumah, tidak pergi kemana-mana kecuali urusan penting
2. Etika batuk
1. Gunakan masker
2. Tutup mulut dan hidung dengan lengan atas bagian dalam
3. Tutup mulu dan hidung dengan tisu
4. Jangan lupa membuangnya ditempat sampah
5. Cucilah tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir
3. Adaptasi Kebiasaan Baru.
1. Wajib pakai masker
2. Pakai baju lengan panjang
3. Bawah tisu basah
4. Bawah hansanitizer
5. Transaksi non tunai

H. DAFTAR PUSTAKA
https://www.coursehero.com./file/67211762/SAP-COVID-19docx/

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


MP- ASI
Pokok Bahasan : MP-ASI
Sub Pokok Bahasan :

Waktu Pertemuan : 08.00-Selesai

Hari.Tanggal : 18 Januari 2021

Tempat : Posyandu Balita

Sasaran : Pengunjung Posyandu Balita

A. Latar Belakang
Air susu ibu ( ASI ) adalah makanan terbaik untuk bayi sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam pembangunan mnusia
yang berkualitas. Dengan bertambahnya umur bayi, bertambah pula kebutuhan akan zat-
zat gizi. Oleh karena itu mulai umur 6 bulan, selain ASI bayi perlu diberikan makanan
pendamping ASI ( MP-ASI ), yang diberikan kepada bayi sampai umur 24 bulan.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu dapat mengerti tentang
pemberian makanan tambahan pada bayi dan kapan sebaiknya diberikan pada bayi.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan itu dapat menjelaskan kembali :

1. Pengertian MP-ASI
2. Pemberian makanan anak umur 0-24 bulan yang baik dan benar
3. Cara membuat MP-ASI
4. Permasalahan dalam memberikan MP-ASI pada bayi
5. Akibat pemberian MP-ASI terlalu dini.

C. Materi
1. Pengertian MP-ASI
2. Tujuan pemberian MP-ASI
3. Kenali Empat Syarat MP-ASI
4. Jenis dan bahan MP-ASI
5. Panduan MP-ASI
D. Metode

1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
E. Media

Poster dan leaflet.

F. Proses Penyuluhan

No. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu


1. Pendahuluan 5 menit
a. Memberikan salam a. Menjawab salam
b. Melakukan apersepsi b. Mendengarkan
c. Menyampaikan pokok
bahasan
d. Menyampaikan tujuan
2. Kegiatan inti 10 menit
a. Memberikan penjelasan a. Menyimak
tentang MP-ASI
meliputi:
pengertian, tujuan, syarat,
jenis dan bahan serta
panduan MP-ASI
kepada pengunjung
posyandu balita. b. Bertanya

b. kesempatan pada
peserta untuk bertanya
c. Menjawab pertanyaan
c. Memperhatikan
3. Penutup 5 menit
a. Menyimpulkan materi a. Memperhatikan
b. Memberikan evaluasi
secara lisan
c. Memberikan salam b. Menjawab
penutup

c. Menjawab
salam

G. Evaluasi

1. Evaluasi Proses
a. Target sasaran memperhatikan penjelasan penyaji
b. Target sasaran aktif bertanya dan berbagi pengalaman berbagi
2. Evaluasi hasil
a. Menyebutkan kembali pengertian MP-ASI
b. Menyebutkan kembali Tujuan pemberian MP-ASI
c. Menyebutkan kembali Empat Syarat MP-ASI
d. Menyebutkan kembali Jenis dan bahan MP-ASI
e. Menyebutkan kembali Panduan MP-ASI

1 Pengertian
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) merupakan makanan peralihan dari ASI ke
makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap
baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan bayi

2 Tujuan Pemberian MP-ASI


1. Memenuhi kebutuhan gizi bayi
2. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima berbagai macam makanan
dengan berbagi rasa dan tekstur yang pada akhirnya mampu menerima makanan
keluarga

3. Mengembangkankemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan

4. Menanggulangi dan mencegah terjadi Gizi buruk dan Gizi kurang sekaligus
mempertahankan status Gizi baik pada bayi dan anak.

3  Syarat MP-ASI
1. Tepat waktu (Timely)

2. Adekuat (Adequate) ; cukup energi & nutrisi

3. Aman (Safe) ; penyimpanan, penyiapan, dan pemberian

4. Tepat cara pemberian (Properly)

4  Jenis dan bahan MP-ASI


1. Makanan saring, yaitu makanan yang dihancurkan atau disaring. Cth: bubur susu

2. Makanan lunak, yaitu makanan yang dimasak dg banyak air dan tampak berair.
Cth: bubur nasi

3. Makanan padat, yaitu makanan lunak yang tidak nampak berair biasa disebut
makanan keluarga. Cth : nasi tim, kentang rebus, dan biskuit.

5  Panduan MP-ASI
MENU 4 BINTANG

1. Karbohidrat

2. Protein Hewani

3. Protein Nabati

4. Sayur dan Buah

 
H. DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu /30666465/SATUAN_ACARA_PENYULUHAN_MP_ASI

 
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA)

Pokok Bahasan : Penyuluhan ISPA


Waktu Pertemuan : 08.00-Selesai

Hari.Tanggal : 19 Januari 2021

Tempat : Puskesmas Kelapa Lima

Sasaran : Pengunjung Puskesmas Kelapa Lima

A. Latar Belakang
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit Infeksi akut yang
menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung (saluran
atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga
telinga tengah dan pleura.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan tentang pengertian ISPA, penyebab, tanda dan
gejala, pencegahan, penanganan ISPA, diharapkan dapat memahami tentang penyakit
ISPA dan cara penanganannya.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan itu dapat menjelaskan kembali :

a. Pengertian ISPA
b. Penyebab ISPA
c. Tanda dan gejala ISPA
d. Klasifikasi ISPA
e. Cara penulannya
f. Pencegahan ISPA
g. Penanganan ISPA

C. Materi

1. Pengertian ISPA
2. Penyebab ISPA
3. Tanda dan gejala
4. klasifikasi ISPA
5. cara penularan
6. Pencegahan ISPA
7. Penanganan ISPA

D. Metode

1. Penyuluhan
2. Tanya jawab

E. Media

leafleT

F. Proses Penyuluhan

No. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu


1. Pendahuluan 5 menit
a. Memberikan salam a. Menjawab salam
b. Melakukan apersepsi b. Mendengarkan
c. Menyampaikan pokok
bahasan
d. Menyampaikan tujuan

2. Kegiatan inti 10 menit


a. Memberikan a. Menyimak
penjelasan tentang b. Bertanya
ISPA meliputi: c. Memperhatikan
pengertian, penyebab,
tanda dan gejala,
klasifikasi ispa, cara
penularannya,
pencegahan, dan
penanganannya.
b. kesempatan pada
peserta untuk bertanya
c. Menjawab pertanyaan
3. Penutup 5 menit
a. Menyimpulkan materi a. Memperhatikan
b. Memberikan evaluasi b. Menjawab
secara lisan c. Menjawab
c. Memberikan salam salam
penutup

G. Evaluasi

1. Evaluasi Proses
a. Target sasaran memperhatikan penjelasan penyaji
b. Target sasaran aktif bertanya dan berbagi pengalaman berbagi
2. Evaluasi hasil ( bisa berisi pertanyaan untuk memperoleh hasil dibawah)
a. Menyebutkan kembali Pengertian ISPA
b. Menyebutkan kembali Penyebab ISPA
c. Menyebutkan kembali Tanda dan gejala ISPA
d. Menyebutkan kembali klasifikasi ISPA
e. Menyebutkan kembali cara penularannya
f. Menyebutkan kembali Pencegahan ISPA
g. Menyebutkan kembali Penanganan ISPA
a. Pengertian
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut yang terjadi secara tiba-tiba, menyerang
saluran pernapasan yang berlangsung selama 14 ahri dan biasanya menyerng anak usi 2-5
tahun
b. Penyebab (ISPA)
Umumnya disebabkan oleh kuman atau virus dengan factor resiko:
1) Tertular dari penderita ISPA
2) Daya tahan tubuh yang kurang
3) Virus & bakteri
4) Tinggal dilingkungan yang kurang sehat
5) Gizi yang kurang
c. Tanda dan gejala
1) Batuk
2) Bersin & pilek
3) Demam yang tinggi
4) Badan lemah
5) Sakit kepala
6) Sakit tenggorokan

d. Klasifikasi ISPA
1) Ringan: batuk, pilek, demam
2) Sedang: batuk, pilek, demam, sesak napas
3) Berat: batuk, pilek, tarikan dinding dada

e. Cara penularannya
1) Polusi udara
2) Asap rokok
3) Bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernapasa
f. penanganan (ISPA)
1) Istirahat yang cukup
2) Berikan obat penurun panas bila demam
3) Jangan memberikan obat antibiotic tanpa intruksi dokter
g. pencegahan ISPA
1) Menjaga keadaan tubuh agar tetap sehat
2) Menutup mulut saat batuk atau bersin
3) Mencegah kontak langsung dengan penderita
4) Menjaga kebersihan perorangan atau lingkungan
5) Mencuci tangan dengan sabun
6) Imunisasi (pada anak)
7) Perbanyak konsumsi vitamin c
8) Menggunakan masker saat batuk atau kontak dengan penderita
9) Makan makanan yang bergizi.

H. DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/206629851/Satuan-Acara-Penyuluhan-SAP-ISPA
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PHBS (JAMBAN SEHAT)

Pokok Bahasan : Penyuluhan PHBS Jamban


Waktu Pertemuan : 08.00-Selesai

Hari.Tanggal : 20 Januari 2021

Tempat : PKM Kelapa Lima

Sasaran : Pengunjung PKM Kelapa Lima

A. Latar Belakang
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang di lakukan atas kesadaran sehingga
anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinnya sendiri di bidang kesehatan,
dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat(Dinkes Kota
Semarang, 2006).

PHBS Tatanan Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota


rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri
dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
Rumah tangga dapat menjadi ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan
baik.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, masyarakat dapat mengetahui dan
memahami tentang Jamban Sehat

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan itu dapat menjelaskan kembali :

a. Pengertian Jamban Sehat


b. Jenis-jenis Jamban Sehat
c. Ciri-ciri/Syarat Jamban Sehat
d. Manfaat Jamban Sehat serta akibat Jamban tidak sehat
e. Akibat Jamban Sehat
f. Dapat menggunakan Jamban Sehat dengan bersih (Cara memelihara Jamban
Sehat)

C. Materi
1. Pengertian Jamban sehat
2. Jenis-jenis Jamban Sehat
3. Ciri-ciri/Syarat Jamban Sehat
4. Manfaat Jamban Sehat
5. Akibat Jamban Tidak Sehat
6. Cara memelihara Jamban Sehat

D. Metode
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab

E. Media
1. Leaflet

F. Proses Penyuluhan

No Wakt
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
. u
1. Pendahuluan 5
a. Memberikan salam a. Menjawab
menit
b. Melakukan apersepsi salam
c. Menyampaikan pokok b. Mendengarka
bahasan n
d. Menyampaikan tujuan
2. Kegiatan inti 10
a. Memberikan penjelasan a. Menyimak
menit
tentang PHBS Jamban Sehat
meliputi:
Pengertian,.Jenisjenis,Ciri-
ciri/syarat,Manfaat,Akibat,C
ara memelihara jamban
sehat.
b. Bertanya
b. Memberikan kesempatan
pada peserta untuk bertanya.
c. Memperhatika
c. Menjawab pertanyaan.
n
3. Penutup 5
a. Menyimpulkan materi. a. Memperhatika
menit
b. Memberikan evaluasi secara n
lisan. b. Menjawab
c. Memberikan salam penutup.
c. Menjawab
salam

G. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
a. Target sasaran memperhatikan penjelasan penyaji
b. Target sasaran aktif bertanya dan berbagi pengalaman berbagi
2. Evaluasi hasil ( bisa berisi pertanyaan untuk memperoleh hasil dibawah)
a. Menyebutkan kembali pengertian Jamban Sehat
b. Menyebutkan kembali jenis-jenis Jamban Sehat
c. Menyebutkan kembali Ciri-ciri/Syarat Jamban Sehat
d. Menyebutkan kembali manfaat Jamban Sehat
e. Menyebutkan kembali akibat Jamban Tidak Sehat
f. Menyebutkan kembali cara memelihara Jamban Sehat
1. Pengertian
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan tinja
manusia. Jamban terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher
angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.(Abdullah,2010).
2. Jenis-jenis Jamban Sehat
a. Jamban cemplung
Jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi menyimpan
dan meresapkan cairan kotoran/tinja ke dalam tanah dan mengendapkan
kotoran ke dasar lubang. Untuk jamban cemplung di haruskan ada penutup
agar tidak berbau.
b. Jamban tangki septik/leher angsa
Jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik
kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian/dekomposisi
kotoran manusia yang di lengkapi dengan resapannya.
c. Kakus Bor
Jamban yang tempat penampungan kotorannya dibuat dengan
mempergunakan bor. Bor yang digunakan adalah bor tangan yang disebut
boor aunger dengan diameter antara 30-40 cm. Sudah tentu lubang itu
harus jauh lebih dalam dibandingkan dengan lubang yang digali seperti
pada kakus cemplung atau plengsengan,karena diameter kakus bor ini jauh
lebih kecil.
Pengeboran pada umumnya dilakukan sampai mengenai air tanah.
Perlengkapan lainnya dan cara mempergunakan dapat pula diatur seperti
pada kakus cemplung dan kakus plengsengan.

3. Ciri-ciri/Syarat Jamban Sehat


Kementerian Kesehatan telah menetapkan syarat dalam membuat jamban sehat.
Ada tujuh kriteria yang harus diperhatikan. Berikut syarat-syarat tersebut:
a. Tidak mencemari air
b. Tidak mencemari tanah permukaan
c. Bebas dari serangga
d. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
e. Aman digunakan oleh pemakaianya
f. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakaiannya
g. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan

4. Manfaat Jamban Sehat


a. Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut
b. Tidak mengotori air permukaan disekitarnya
c. Tidak mengotori air tanah disekitarnya
d. Kotoran tidak terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa, dan
binatang-binatang lainnya
e. Tidak menimbulkan bau
f. Mudah digunakan dan dipelihara
g. Sederhana desainnya
h. Murah
i. Dapat diterima oleh pemakainnya

5. Akibat Jamban Tidak Sehat


a. Mengotori lingkungan
b. Mencemari air
c. Menimbulkan bau tak sedap
d. Merusak pemandangan
e. Menimbulkan penyakit

6. Cara memelihara Jamban Sehat


a. Lantai jamban selalu bersih dan tidak ada genangan air
b. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan
bersih
c. Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
d. Tidak ada serangga(kecoa,lalat) dan tikus yang berkeliaran
e. Tersedia alat pembersih(sabun,sikat dan air bersih)
f. Bila ada kerusakan segera diperbaiki
g. Pakailah alat pembersih pada saat membersihkan lantai agar bebas
penyakit
h. Hindarkan menyiram air sabun ke dalam BAK pembuangan atau ke dalam
kloset agar bakteri pembusuk tetap berperan aktif
i. Jangan menggunakan alat pembersih agar kloset tidak cepat rusak
j. Jangan membuang kotoran yang tidak mudah larut ke dalam air

H. DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/36537609/Satuan_Acara_Penyuluhan_Jamban_Sehat_docx.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DIARE

Pokok bahasan : DIARE

Sasaran : Pengunjung Puskesmas Kelapa Lima

Waktu : 08:00 - Selesai

Tanggal : Kamis 21 Januari 2021

Tempat : Puskemas Kelapa Lima

A. Latar Belakang
Diare merupakan salah satu penyakit dengan insidensi tinggi di dunia dan
dilaporkan terdapat hampir 1,7 milyar kasus setiap tahunnya. Penyakit ini sering
menyebabkan kematian pada anak usia di bawah lima tahun (balita). Dalam satu tahun
sekitar 760.000 anak usia balita meninggal karena penyakit ini (World Health
Organization (WHO), 2013).

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TUM)
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pengunjung mampu memahami
penyakit Diare,tanda dan gejala Diare, Penyebab, komplikasi,pencegahan diare
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan sasaran dapat:
a. Mengetahui pengertian Diare
b. Mengetahui tanda dan gejala Diare
c. Mengetahui Penyebab diare
d. Mengetahui komplikasi diare
e. Mengetahui pencegahan diare

C. Pokok Materi
1. Pengertian Diare
2. Tanda dan gejala Diare
3. Penyebab Diare
4. Komplikasi Diare
5. Pencegahan Diare

D. Kegiatan Belajar Mengajar


1. Metode : Penjelasan, diskusi, dan tanya jawab.
2. Strategi pelaksanaan

No. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu


1. Pendahuluan 5 menit
a. Memberikan salam a. Menjawab salam
b. Melakukan apersepsi b. Mendengarkan
c. Menyampaikan pokok
bahasan
d. Menyampaikan tujuan
2. Kegiatan inti 10
a. Memberikan penjelasan a. Menyimak
menit
tentang DIARE b. Bertanya
meliputi: c. Memperhatikan
Pengertian diare, penyebab
diare, tanda dan gejala
diare,komplikasi diare, dan
pencegahan diare
b. Kesempatan pada
peserta untuk bertanya
c. Menjawab pertanyaan
3. Penutup 5 menit
a. Menyimpulkan a. Memperhatikan
materi b. Menjawab
b. Memberikan
evaluasi secara c. Menjawab
lisan salam
c. Memberikan salam
penutup

E. Media dan Alat


1. Media : Laptop, Infokus dan Video edukasi.
2. Alat : Leaflet

F. Evaluasi
1. Evaluasi proses
a. Target sasaran memperhatikan penjelasan penyaji
b. Target sasaran aktif bertanya dan berbagi pengalaman pribadi
2. Evaluasi hasil
a. Menyebutkan kembali pengertian Diare
b. Menyebutkan kembali tanda dan gejala Diare
c. Menyebutkan kembali penyebab Diare
d. Menyebutkan kembali komplikasi Diare
e. Menyebutkan kembali pencegahan Diare

G. Materi Diare
1. Pengertian Diare
Diare adalah sebuah penyakit yang membuat penderitanya menjadi sering buang air
besar dengan kondisi tinja yang encer atau feses berubah menjadi lembek atau cair
yang biasanya terjadi paling banyak 3 kali dalam sehari.
2. Tanda dan gejala Diare
a. Perut terasa mulas
b. Tinja encer (buang air besar cair) atau bahkan berdarah
c. Mengalami dehidrasi
d. Nyeri kepala ( pusing )
e. Lemas
f. Kulit kering.
3. Penyebab Diare
a. Infeksi saluran pencernaan oleh bakteri : vibrio, e.coli, salmonella,
campylobacler, tersinia, aeromonas, dsb.
b. Infeksi oleh virus enterovirus (virus ECHO, cakseaclere,
poliomyelitis), dsb.
c. Factor makanan, Seperti makanan basi, beracun, dan alergi terhadap
makanan.

4. Komplikasi Diare
a. Kehilangan air (dehidrasi)
b. Hipoglikemia ( gula darah rendah ).
c. Penurunan berat badan dalam waktusingkat
d. Gangguan sirkulasi

5. Pencegahan Diare
a. Mencuci tangan
b. Tutup makanan dengan tudung saji
c. Masak air minum dan makanan hingga matang
d. 4. Jaga kebersihan makanan dan minuman

H. DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/286275725/Satuan-Acara-Penyuluhan-Diare
b.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
ALAT KONTRASEPSI(KB)

Pokok Bahasan : Penyuluhan Alat Kontrasepsi (KB)


Waktu Pertemuan : 08.00-Selesai

Hari.Tanggal : 18 Januari 2021

Tempat : Posyandu Balita

Sasaran : Pengunjung Posyandu Balita

A. Latar Belakang

Keluarga berencana ( KB ) merupakan program skala nasional yang dikelola oleh


Badan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Program KB berperan dalam
menurunkan angka kematian ibu melalui upaya pencegahan kehamilan, penundaan usia
kehamilan, dan menjarangkan kehamilan.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan dapat mengerti tentang KB.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan itu dapat menjelaskan kembali :
a. Pengertian KB
b. Manfaat KB
c. Jenis-jenis alat kontrasepsi, keuntungan dan kerugian alat kontrasepsi.
C. Materi
1. Pengertian KB
2. Manfaat KB
3. Jenis-jenis alat kontrasepsi, keuntungan dan kerugian alat kontrasepsi.
D. Metode
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
E. Media
leaflet
F. Proses Penyuluhan

No. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu


1. Pendahuluan 5 menit
a. Memberikan salam a. Menjawab salam
b. Melakukan apersepsi b. Mendengarkan
c. Menyampaikan pokok
bahasan
d. Menyampaikan tujuan
2. Kegiatan inti 10 menit
a. Memberikan penjelasan a. Menyimak
tentang KB meliputi: b. Bertanya
Pengertian, Manfaat KB, c. Memperhatikan
Tujuan KB, Jenis-jenis
serta keuntungan dan
kerugian alat kontrasepsi,
Efek samping masing-
masing alat kontrasepsi
b. Memberikan kesempatan
pada peserta untuk
bertanya
c. Menjawab pertanyaan
3. Penutup 5 menit
a. Menyimpulkan materi a. Memperhatikan
b. Memberikan evaluasi b. Menjawab
secara lisan c. Menjawab salam
c. Memberikan salam
penutup

G. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
a. Target sasaran memperhatikan penjelasan penyaji
b. Target sasaran aktif bertanya dan berbagi pengalaman berbagi
2. Evaluasi hasil
a. Menyebutkan kembali pengertian KB
b. Menyebutkan kembali Manfaat KB
c. Menyebutkan kembali Jenis-jenis alat kontrasepsi, keuntungan dan
kerugian alat kontrasepsi.

1. Pengertian
Keluarga berencana ( KB ) adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat
dan sejahtera dengan membatasi kelahiran.
2. Manfaat KB
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayi
b. Mendorong kecukupan ASI dan pola asuh yang baik bagi anak.
c. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan
d. Mencegah penyakit menular seksual
e. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi
f. Membentuk keluarga yang berkualitas
3. Tujuan KB
a. Membentuk keluarga kecil sejahtera, sesuai dengan kondisi ekonomi
keluarga tersebut.
b. Merencanangkan keluarga kecil dengan cukup 2 anak.
c. Mencegah terjadinya pernikahan diusia dini
d. Menekan angka kematian ibu dan bayi akibat hamil di usia yang terlalu
muda atau terlalu tua, atau akibat penyakit sistem reproduksi.
e. Menekan jumlah penduduk serta menyeimbangkan jumlah kebutuhan
dengan jumlah penduduk di indonesia.
4. Jenis-jenis serta Keuntungan dan Kerugian Alat Kontrasepsi
a. Kondom
Keuntungan :
1) Murah didapat, tidak perlu resep dokter
2) Mudah dan dapat dipakai sendiri
3) Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
Kerugian :
1) Selalu harus memakai kondom yang baru
2) Selalu harus ada persediaan
3) Kadang-kadang ada yang tidak tahan (alergi) terhadap karetnya.
4) Tingkat kegagalannya cukup tinggi, bila terlambat memakainya.
5) Dapat sobek bila memasukkannya tergesa-gesa.
b. Pil KB
Keuntungan :
1) Kesuburan segera kembali
2) Mengurangi rasa sakit (nyeri) saat haid
3) Terlindung dari penyakit radang panggul (PRP) dan mencegah
kehamilan di luar rahim.
4) Mudah digunakan
5) Mencegah anemia defesiensi zat besi (kekurangan darah)
6) Mengurangi resiko kanker ovarium/kandungan
7) Cocok untuk tunda kehamilan.
Kerugian :
1) Pemakai harus disiplin meminumnya setiap hari, jika tidak
kemungkinan hamil lagi.
2) Tidak dianjurkan untuk wanita perokok
3) Dapat resiko infeksi klamidia (jamur) disekitar kemaluan wanita.
c. Suntik
Keuntungan :

1) Praktis, efektif, dan aman


2) Tidak mempengaruhi ASI, cocok untuk ibu menyusui
Kerugian :
1) Kembalinya kesuburan agak telat
2) Harus kembali ke tempat pelayanan
3) Tidak dianjurkan bagi penderita kanker, darah tinggi, jantung, dan
liver (hati).
d. Susuk/implan
Kerugian :
1) Pemasangan harus dengan petugas kesehatan yang terlatih
2) Dapat menyebabkan perubahan pola haid
3) Pemakai tidak dapat menghentikan pemakaiannya sendiri
e. Spiral/IUD/AKDR
Keuntungan :
1) Praktis dan ekonomis
2) Kesuburan segera kembali jika dibuka
3) Tidak harus mengingat seperti Pil
4) Tidak mengganggu pemberian ASI

Kerugian :
1) Dapat keluar sendiri apabila ukuran IUD cocok dengan ukuran
rahim pemakai
2) Tubektomi

Keuntungan :
1) Efektifitas langsung setelah sterilisasi
2) Permanen
3) Tidak ada efek samping jangka panjang
4) Tidak mengganggu hubungan seksual
Kerugian :
1) Resiko dan efek samping bedah tetap ada
2) Vasektomi

Keuntungan :
1) Tidak ada kematian (mortalitas)
2) Komplikasi lain (morbiditas) kecil sekali
3) Pasien tidak perlu dirawat di RS
4) Tidak mengganggu hubungan seksual
5) Sifatnya permanen dan tidak ada resiko kesehatan
6) Tidak harus di ingat-ingat, tidak harus selalu ada persendian.

Kerugian :
1) Harus dengan tindakan pembedahan
2) Harus memakai kontrasepsi lain (kondom) selama beberapa hari
sampai sel mani menjadi negatif
3) Tidak dapat dilakukan pada orang yang ingin punya anak lagi

5. Efek Samping masing-masing alat kontrasepsi


a. Kondom
1) Alergi terhadap karet
b. Pil KB
1) Pendarahan , terjadi bercak darah (spotting) diantara masa haid
2) Pusing dan mual pada awal-awal pemakaian
3) Perubahan berat badan
4) Kooasma
5) Flek
c. Suntik
1) Pusing, mual (jarang terjadi)
2) Kadang-kadang menstruasi tidak keluar selama 3 bulan pertama
3) Kadang-kadang terjadi perdarahan yang banyak pada saat
menstruasi
4) Keputihan
5) Perubahan berat badan
d. Susuk/Implan
1) Gangguan siklus haid
2) Keluar bercak/bercak darah/pendarahan yang lebih banyak selama
menstruasi
3) Pembengkakan (hematoma) dan nyeri
4) Pusing dan mual (jarang terjadi)
5) Perubahan berat badan
e. Spiral/IUD/AKDR
1) Terjadi pendarahan yang lebih banyak dan lebih lama pada masa
menstruasi
2) Keluar bercak-bercak (spotting) setelah satu atau dua hari
pemasangan
3) Keputihan
f. Tubektomi
g. Vasektomi
1) Timbul rasa nyeri
2) Abses pada bekas luka
3) Pembengkakan kantung biji zakar karena pendarahan (hematoma).

H. DAFTAR PUSTAKA
https.//www.academia.edu/10524863/SATUAN_ACARA_PENYULUHAN_SAP_TENT
ANG_KB_KELUARGA_BERENCANA
SATUAN ACARA PENYULUHAN(SAP)

TB PARU

Pokok Bahasan : TB Paru

Waktu Penyuluhan : 15 Menit

Hari/Tanggal : 22 Januari 2021

Tempat : Puskesmas Kelapa Lima

Sasaran : Pengunjung PKM

A. Latar Belakang
Tuberculosis (TBC) adalah penyakit lama, namun sampai saat ini masih belum
bisa musnahkan. Jika dilihat secara global, TBC membunuh 2 juta penduduk dunia setiap
tahunnya, dimana angka ini melebihi penyakit infeksi lainnya. Bahkan indonesia adalah
negara terbesar ketiga dengan jumlah pasien TBC terbanyak di Dunia, setalah Cina dan
India. Sulitnya memusnahkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium
tuberculosis ini disebabkan oleh beberapa hal. Diantaranya adalah munculnya bakteri
yang resisten terhadap obat yang digunakan. Karena itu, upaya penemuan obat baru terus
dilakukan.

B. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan tentang “TB Paru” diharapkan masyarakat mampu
memahami dan mengerti tentang TB Paru.
C. Tujuan Instruksional Khusus
Setalah dilakukan Penyuluhan tentang TB Paru di harapkan masyarakat dapat
memahami tentang :
1. Mengetahui tentang pengertian TB Paru
2. Mengetahui Penyebab TB Paru
3. Mengetahui Tanda dan gejala TB Paru
4. Mengetahui bagaimana cara penularan TB Paru
5. Mengtahui bagaimana cara pengobatannya
6. Mengetahui akibat bila minum obat tidak teratur / putus obat
7. Mengetahui cara pencegahan penularan

D. Metode
1. Ceramah/penyuluhan
2. Tanya jawab

E. Media
1. Leaflet
2. PPT

F. Proses Penyuluhan

No Kegiatan Penyuluhan Waktu Kegiatan sasaran


1. Pendahuluan
a. Memberikan salam a. Menjawab salam
b. Melakukan apersepsi 2 menit b. Mendegarkan dan
c. Menyampaikan pokok bahasan menyimak
d. Menyampaikan tujuan c. Bertanya mengenai
perkenalan dan tujuan
jika ada yang kurang jelas
2. Kegiatan inti:
a. Memberikan penjelasan 8 menit a. Menyimak
tentang pengertian, factor
resiko,komplikasi, tanda dan
gejala, pencegahan dan
pengobatan TB Paru b. Bertanya
b. Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya c. Memperhatikan
c. Menjawab pertanyaan
3. Penutup:
a. Menyimpulkan materi a. Memperhatikan
b. Memberikan evaluasi secara 2 menit b. Menjawab
lisan c. Menjawab salam
c. Memberikan salam penutup

G. Evaluasi
Diharapkan pasien mampu mengetahui:
1. Mengetahui tentang pengertian TB Paru
2. Mengetahui Penyebab TB Paru
3. Mengetahui Tanda dan gejala TB Paru
4. Mengetahui bagaimana cara penularan TB Paru
5. Mengtahui bagaimana cara pengobatannya
6. Mengetahui akibat bila minum obat tidak teratur / putus obat
7. Mengetahui cara pencegahan penularan

TB PARU

1. Apa itu TB Paru ?


TB Paru (Tuberkulosis) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut menyerang paru.
2. Penyebab TB Paru
Penyakit TB Paru disebabkan oleh kuman TB ( Mycobacterium Tuberculosis ) .Kuman
tersebut biasanya masuk kedalam tubuh melalui udara (Pernapasan) kedalam paru-paru.
3. Tanda-gejala TB Paru

a. Batuk berdahak atau tidak selama lebih dari 3 minggu.


b. Pernah batuk mengeluarkan dahak bercampur darah
c. Nyeri dada dan sesak nafas
d. Demam sore hari dan malam hari
e. Keluar keringat dingin pada malam hari ( Tanpa beraktivitas )
4. Bagaimana cara penularan TB Paru
Penularan penyakit TB Paru adalah melalui percikan dahak ( Droplet ) yang berasal dari
penderita TB saat batuk dan bersin bahkan berbicara.
5. Cara pengobatan TB Paru
a. cara pengobatan TB paru yaitu dengan obat anti TB (OAT) yang didapatkan di
pelayanan kesehatan secara gratis yang harus diminum.
b. Cek kesehatan secara urut Seacara teratur tidak boleh putus selama 6-8 bulan dan
dosis yang diminum sesuai dengan petunjuk petugas kesehatan.
6. Akibat bila minum obat tidak teratur / putus obat
a. Tidak sembuh / menjadi lebih berat penyakitnya bhakan bisa meninggal
b. Sukar diobati karena kemungkinan kuman menjadi kebal sehingga diberikan obat
yang lebih ampuh / mahal harganya.
7. Cara pencegaham penularan TB Paru
a. Menutup mulut saat batuk dan bersin dengan sapu tangan atau tissue
b. Tidak meludah disembarangan tempat, tetapi di wadah yang berisi air sabun atau
lysol, kemudian dibuang pada lubang dan ditimbun dengan tanah.
c. Menjemur atau tidur secara teratur pada pagi hari
d. Membuka jendela pada pagi hari agar rumah dapat udara bersih dan cahaya matahari
yang cukup
e. Dan berikan imunisasi BCG

H. DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/30704516/SATUAN_ACARA_PENYULUHAN_TB_PARU
_dan_ETIKA_BATUK
SATUAN ACARA PENYULUHAN(SAP)

DIABETES MELITUS (DM)

Pokok Bahasan : Diabetes Melitus

Waktu Penyuluhan : 15 Menit

Hari/Tanggal : 23 Januari 2021

Tempat : Puskesmas Kelapa Lima

Sasaran : Pengunjung PKM

A. Latar Belakang
Diabetes Melitus merupakan gangguan metabolisme yang bisa diturunkan secara
genetis dan klinis termasuk heterogen dengan hilangnya toleransi karbohidrat ( Price Dan
Wilson, 2006). Diabetes militus Tipe 2 adalah salah satu penyakit kronis yang memiliki
karakteristik hiperglikemia. Penyakit ini dapat menimbulkan gangguan ke organ-organ
tubuh lainya karena terjadi difisiensi insulin atau kinerja insulin yang kurang adekuat
(Smeltzer Et al 2008). Pasien DM tipe 2 rentan mengalami peningkatan terhadap resiko
terjadinya komplikasi , komplikasi yang bisa terjadi dalam jangka waktu yang lama
adalah penyakit kardiovaskuler, gagal ginjal kronis, kerusakan retina yang
mengakibatkan kebutaan, kerusakan saraf, serta genggren dengan resiko amputasi
(Hermawan, 2009)

B. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan tentang “Diabetes Mellitus” diharapkan masyarakat
mampu memahami dan mengerti tentang Diabetes Melitus (DM)
C. Tujuan Instruksional Khusus
Setalah dilakukan Penyuluhan tentang Diabetes melitus di harapkan masyarakat
dapat memahami tentang :
1. Mengetahui tentang pengertian Diabetes Melitus
2. Mengetahui Faktor resiko Diabetes Melitus
3. Mengetahui Penyebab Diabetes Melitus
4. Mengetahui Tanda dan gejala Diabetes Melitus
5. Mengetahui Komplikasi Diabetes Melitus
6. Mengetahui tentang pencegahan Diabetes Melitus
D. Metode
1. Ceramah/Penyuluhan
2. Tanya jawab
E. Media
1. Leaflet
2. PPT
F. Proses Penyuluhan

No Kegiatan Penyuluhan Waktu Kegiatan sasaran


1. Pendahuluan
a. Memberikan salam a. Menjawab salam
b. Melakukan apersepsi 2 menit b. Mendegarkan dan
c. Menyampaikan pokok bahasan menyimak
d. Menyampaikan tujuan c. Bertanya mengenai
perkenalan dan tujuan
jika ada yang kurang
jelas
2. Kegiatan inti:
a. Memberikan penjelasan tentang 8 menit a. Menyimak
pengertian, factor
resiko,komplikasi, tanda dan
gejala, pencegahan dan b. Bertanya
pengobatan DM
b. Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya
c. Menjawab pertanyaan c. Memperhatikan
3. Penutup:
a. Menyimpulkan materi a. Memperhatikan
b. Memberikan evaluasi secara 2 menit b. Menjawab
lisan c. Menjawab salam
c. Memberikan salam penutup

G. Evaluasi
Diharapkan pasien mampu mengetahui:
1. Mengetahui tentang pengertian Diabetes Melitus
2. Mengetahui Faktor resiko Diabetes Melitus
3. Mengetahui Penyebab Diabetes Melitus
4. Mengetahui Tanda dan gejala Diabetes Melitus
5. Mengetahui Komplikasi Diabetes Melitus
6. Mengetahui tentang pencegahan Diabetes Melitus

“DIABETES MELITUS”

1. Apa itu DM?


Diabetes adalah penyakit kronis yang di tandai dengan ciri-ciri berupa tinnginya
kadar gula (glukosa) darah.
Pada penderita diabetes pankreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan
tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengelolah glukosa
menjadi energi.
2. Faktor Resiko DM
a. Kelebihan berat badan (obesitas)
b. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
c. Kadar trigliserida tinggi
d. Kadar kolesterol baik (HDL) rendah
e. Sindrom ovarium polikistik
f. Riwayat keluarga
g. Bertambahnya usia
h. Resistensi insulin
i. Toleransi glukosa terganggu
j. Diabetes gestasional selama kehamilan

3. Penyebab Dm
a. Keturunan
b. Gaya hidup
c. Stress
d. Pola makan
4. Tanda-gejala DM
a. Sering merasa lemas
b. Sering buang air kecil, terutama di malam hari
c. Sering merasa sangat lapar
d. Turunya berat badan tanpa sebab yang jelas
e. Berkurangnya masa otot
f. Terdapat keton dalam urine
g. Lemas
h. Pandangan kabur
i. Luka yang sulit sembuh
j. Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih

5. Komplikasi DM
a. Penyakit jantung
b. Stroke
c. Gagal ginjal kronis
d. Neuropati diabetik
e. Gangguan penglihatan
f. Katarak
g. Depresi
h. Demensia
i. Gangguan pendengaran
j. Luka dan infeksi pada kaki yang sulit sembuh
k. Kerusakan kulit akibat infeksi bakteri dan jamur, termasuk bakteri pemakan dagi

6. Pencegahan DM
a. Mengatur frekuensi dan menu makanan menjadi lebih serat
b. Menjaga berat badan ideal
c. Rutin berolahraga
d. Rutin menjalani pengecekan gula darah, setidaknya sekali dalam setahun

H. DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8571268/SATUAN_ACARA_PENYULUHAN_SAP_DIABE
TES_MELITUS_DM

Anda mungkin juga menyukai