Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN HASIL PRAKTIK PROFESI

PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


FOKUS MASALAH COVID-19, HIPERTENSI, DAN GOUT
HALAMAN PENGESAHAN

Nama Mahasiswa / NIM :


1. Gesti Pradia Kusnanto
2. Ivana Lucy Fadhilah
3. Amelda Ayu Wulandari
4. Mufar Abdul Faqih
5. Nitsa Nurratul F
6. Rizka Irvianti L
7. Sinta Dwianita R
8. Siti Nurhikmah Ayu N.T

Telah mengikuti praktek program pendidikan profesi Ners stase


Keperawatan Komunitas dari tanggal 28 Maret 2022 Sampai
tanggal 27 April 2022 memalui offline.

Slawi, 13 November 2020

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik


Stase Keperawatan Komunitas Stase KeperawatanKomunitas
Wisnu Widyantoro, M. Kep.,Ns

(…………………………………)
NIPY :
Mengetahui, Koordinator stase Keperawatan
komunitas Prodi Ners STIKes Bhamada Slawi
Nurhakim Yudhi Wibowo, M.Kep.,Ns
NIPY :1985.10.04.11.063
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan karunia-Nya kami kelompok 7 dapat menyelesaikan laporan
Keperawatan Komunitas dengan tepat waktu tanpa halangan suatu apapun. Tidak
lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Nurhakim Yudhi Wibowo, M.Kep.,Ns sebagai dosen pembimbing
3. Seluruh pihak keluraga yang telah membantu menyelesaikan tugas
keperawatan komunitas ini
4. Laporan Asuhan Keperawatan Komunitas ini bertujuan untuk memenuhi tugas
Keperawatan Komunitas profesi Ners, sangat disadari oleh kami bahwa
kekurang sempurnaan dan keterbatasan dari karya manusia yang terbatas. Oleh
karenanya kritik dan saran yang konstruktif selalu diharapkan demi
penyempurnaan pada penulisan laporan ini. Kami berharap semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Slawi, November 2022

Penulis
DAFTAR ISI
Cover
Halaman
Judul
Halaman Pengesahan
Daftar Isi
Daftar gambar/diagram
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Keperawatan Komunitas
2.2 Tujuan Keperawatan Komunitas
2.3 Peran Fungsi Keperawatan Komunitas
2.4 Proses Keperawatan Komunitas
BAB 3 ASKEP KOMUNITAS
3.1 Pengkajian
3.2 Analisa Data
3.3 Skoring
3.4 POA
3.5 Evaluasi Kegiatan
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
4.2 Perencanaan
4.3 Pelaksanaan
4.4 Evaluas
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
DAFTAR GAMBAR/DIAGRAM

Gambar 1. Tabel Skoring Keperawatan Komunitas


Gambar 2. Tabel Pengkajian Keperawatan Komunitas
Gambar 3. Tabel Analisa Data Keperawatan Komunitas
Gambar 4. POA (Plan Of Action) Keperawatan Komunitas

Gambar 5 Evalusai Kegiatan Keperawatan Komunitas

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Alur kegiatan Praktek Keperawatan Komunitas

Lampiran 2. Instrumen Pengkajian Komunitas (Bagian II) : Pengkajian


Kebutuhan Kesehatan Komunitas
Lampiran 3. Format Pembuatan Laporan pendahuluan ASKEP Komunitas
Lampiran 4. Format Pembuatan Pre-Planning Kegiatan Komunitas

Lampiran 5. Format Sistematika Laporan Akhir ASKEP Komunitas

Lampiran 6. Contoh Format Cover Laporan Akhir ASKEP Komunitas

Lampiran 7. Format Halaman Pengesahan

Lampiran 8. Format Rencana Keperawatan ASKEP Komunitas

Lampiran 9. Format Prioritas masalah ASKEP Komunitas

Lampiran 10. Format Rencana Kerja (POA) ASKEP Komunitas

Lampiran 11. Format Evaluasi Kegiatan ASKEP Komunitas

Lampiran 12. Format Evaluasi Hasil Keperawatan Komunitas

Lampiran 13. Rekapitulasi Penilaian Keperawtan Komunitas


BAB I PENDAHULUAN

Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional


yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko
tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan. Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan
dukungan masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan serta mendorong
kemandirian dalam memecahkan masalah kesehatan (Elisabeth, 2010).

Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/ kelompok dan


masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh
karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial
akan membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri
sendiri, hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan
derajat kesehatan yang optimal Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal
perorangan. Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan
masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan
masyarakat (Mubarak, 2009).

Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental,


keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam
upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan
serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan
utama (Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai
kemampuan hidup sehat dan produktif. Kegiatan ini bersifat alamiah, sistematis,
dinamis, kontinu dan berkesinambungan dalam rangka memcahkan masalah
kesehtan keluarga, klien, masyarakat melalui langkah-langkah pengkajian,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Riyadi, 2009).
Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama untuk hidup,
karena setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan. Kenyataannya
tidak semua orang memperoleh atau memiliki derajat kesehatan yang optimal,
karena berbagai masalah secara global diantaranya adalah kesehatan lingkungan
yang buruk, sosial ekonomi yang rendah yang menyebabkan tidak terpenuhinya
kebutuhan gizi, pemeliharaan kesehatan pendidikan dan kebutuhan lainnya. Oleh
karena itu pelayanan kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan dan alat
untuk mencapai kesehatan bagi semua, sebagai tujuan pembangunan kesehatan
dalam rangka mencapai derajad kesehatan yang optimal (Depkes RI, 1992).

Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan mampu


mendorong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan (mandiri). Berbagai upaya
kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yaitu
melalui Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai rujukannya. Hal ini merupakan
Sistem Pelayanan Kesehatan yang dikembangkan dalam Sistem Kesehatan
Nasional dengan melibatkan peran serta masyarakat.

Upaya untuk mengoptimalkan kesehatan masyarakat yang memerlukan dukungan


dan peran serta aktif masyarakat antara lain adalah : Pelayanan Kesehatan Dasar
Puskesmas khususnya Kesehatan Ibu dan Anak, Perbaikan Gizi, Keluarga
Berencana, Pemberantasan Penyakit Menular, Penyuluhan Kesehatan, Perawatan
Kesehatan Masyarakat, Perawatan Usia Lanjut, dan sebagainya.

Kegiatan pelayanan diberikan dalam upaya peningkatan kesehatan (promotif ),


pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif), serta pemeliharaan
kesehatan (rehabilitative), upaya yang diberikan ditekankan kepada upaya
pelayanan kesehatan primer (Primary Health Care/ PHC) sesuai dengan
wewenang, tanggung jawab dan etika profesi keperawatan sehingga setiap orang
yang menerima pelayanan kesehatan dapat mencapai hidup sehat dan produktif.
Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan seorang perawat yang kompeten
dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, untuk mendapatkan hasil
yang optimal dibutuhkan pengalaman selain pengetahuan. Salah satu cara
memperoleh pengalaman adalah melalui praktik Keperawatan Komunitas.
1.1 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan keperawatan komunitas adalah sebagai
berikut:
1.1.1 Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan tahap profesi keperawatan komunitas, mahasiswa
mampu memberikan asuhan keperawatan komunitas dab menganalisis serta
melakukan asuhan keperawatan pada kelompok masyarakat sesuai dengan
konsep dan teori keperawatan komunitas dan juga sesuai dengan langkah-
langkah proses keperawatan meliputi: peningkatan kesehatan,
pemeliharan kesehatan, pencegahan penyakit, dan pengobatan
penyakit.
1.1.2 Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktik komunitas secara online berserta masyarakat
setempatm , mahasiswa dapat :
1.1.2.1 Mengkaji status kesehatan masyarakat maupun kelompok khusus.
1.1.2.2 Mendiagnosa masalah kesehatan yang terdapat dimasyarakat
beserta skoringnya
1.1.2.3 Merencanakan tindakan keperawatan
1.1.2.4 Melaksanaan tindakan keperawatan
1.1.2.5 Mengevaluasi kegiatan yang sudah ada
BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas atau community health nursing merupakan praktik
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan
menggunakan pengetahuan dari ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu
kesehatan masyarakat. Pengertian lain dari keperawatan komunitas adalah
suatu bentuk pelayanan profesional berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan
yang ditujukan terutama pada kelompok risiko tinggi untuk meningkatkan
status kesehatan komunitas dengan menekankan upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit serta tidak mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.

2.2 Tujuan Keperawatan Komunitas


Tujuan keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :
1. Promosi kesehatan
Promosi kesehatan pada tujuan keperawatan komunitas ini berarti adalah
suatu upaya untuk membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka
sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai
keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual.
Promosi kesehatan tidak sekadar mengubah gaya hidup, tetapi
mempertahankan dan meningkatkan perilaku sehat adalah tujuan yang
akan dicapai pula.
2. Proteksi kesehatan
Proteksi kesehatan merupakan upaya perlindungan kelompok masyarakat
terhadap terpaparnya suatu penyakit.
3. Pencegahan penyakit dan penyembuhan
Pencegahan penyakit merupakan upaya dalam mencegah terjadinya
penyakit pada kelompok yang berisiko, sedangkan penyembuhan adalah
upaya yang dilakukan pada kelompok masyarakat yang telah terkena
penyakit. Upaya penyembuhan bertujuan untuk menyembuhkan kelompok
masyarakat yang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi.
2.3 Sasaran Keperawatan Komunitas
Sasaran keperawatan komunitas adalah individu, keluarga dan kelompok
berisiko tinggi (keluarga atau penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi,
daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu hamil)

2.4 Peran Fungsi Keperawatan Komunitas

Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan mempunyai peran dan fungsi
dalam meningkatkan kesehatan komunitas. Perawat dituntut mempunyai
sekumpulan kemampuan/kompetensi yang telah ditetapkan oleh kebijakan
organisasi dengan merujuk pada persepsi dan harapan komunitas terhadap
pelayanan keperawatan komunitas yang diberikan.
a. Manager kasus
Jika, berperan sebagai manager, perawat harus mampu mengelola pelayanan
yang berkoordinasi dengan komunitas atau keluarga, penyedia pelayanan
kesehatan atau pelayanan sosial yang ada. Hal ini bertujuan untuk
mempermudah pencapaian tujuan asuhan keperawatan komunitas. Seyogyanya
kualifikasi pendidikan seorang manager kasus minimal Sarjana Keperawatan.
Anda mungkin pernah mengetahui tentang peran di atas, sebagai manager
kasus perawat komunitas harus dapat berfungsi untuk melakukan tindakan
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kebutuhan komunitas terhadap pelayanan kesehatan. Hal
ini penting dilakukan agar pelayanan kesehatan yang diberikan sesuai
dengan kebutuhan komunitas.
2. Menyusun rencana asuhan keperawatan komunitas. Rencana ini dibuat
berdasarkan hasil pengkajian kebutuhan komunitas terhadap pelayanan
kesehatan.
3. Mengoordinasikan aktivitas tim kesehatan multidisiplin sehingga
pelayanan yang diberikan dapat optimal dan tepat sasaran.
4. Menilai kualitas pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan yang
telah diberikan. Sebagai manager, hal ini penting untuk meningkatkan
pengelolaan berikutnya.
b. Pelaksana Asuhan Keperawatan
Salah satu peran penting perawat adalah memberikan pelayanan langsung
kepada komunitas sesuai dengan kebutuhan komunitas atau keluarga. Anda
dapat mencoba peran ini sesuai dengan tahapan mulai dari pengkajian sampai
dengan evaluasi keperawatan. Sebagai pelaksana asuhan keperawatan, perawat
dapat berfungsi untuk:
1. Melakukan pengkajian secara komprehensif;
2. Enetapkan masalah keperawatan komunitas;
3. Menyusun rencana keperawatan dengan mempertimbangkan kebutuhan
dan potensi komunitas
4. Melakukan tindakan keperawatan langsung mencakup tindakan mandiri
(seperti melakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi
5. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah diberikan;
6. Mendokumentasikan semua tindakan keperawatan.
c. Pendidik
Jika berperan sebagai pendidik, maka perawat harus mampu menjadi
penyedia informasi kesehatan dan mengajarkan komunitas atau keluarga
tentang upaya kesehatan yang dapat dilakukan komunitas. Peran tersebut
dapat Anda lihat saat perawat melakukan pendidikan kesehatan. Berikut
fungsi yang dapat dijalankan oleh perawat komunitas dalam menjalankan
perannya sebagai pendidik.
1. Mengidentifikasi kebutuhan belajar, yaitu apa yang ingin diketahui oleh
komunitas, ini bisa diketahui saat perawat melakukan pengkajian
komunitas.
2. Memilih metode pembelajaran (ceramah, diskusi, atau demonstrasi), dan
materi yang sesuai dengan kebutuhan.
3. Menyusun rencana pendidikan kesehatan.
4. Melaksanakan pendidikan kesehatan.
5. Melatih komunitas/kelompok/keluarga tentang keterampilan yang harus
dimiliki sesuai kebutuhannya.
6. Mendorong keluarga untuk melatih keterampilan yang sudah diajarkan
perawat.
7. Mendokumentasikan kegiatan pendidikan kesehatan.

d. Pembela (Advocate)
Peran sebagai pembela (advocate) dapat dilakukan perawat dengan
mendukung pelayanan keperawatan yang berkualitas dan kompeten. Sikap
perawat yang selalu berupaya meningkatkan kompetensinya agar asuhan
keperawatan komunitas yang diberikan terjaga kualitasnya, merupakan
contoh pelaksanaan peran sebagai pembela (advocate). Bagaimana dengan
Anda, apakah juga berkomitmen untuk selalu menjaga kualitas asuhan
keperawatan yang diberikan? Cobalah Anda sejak saat ini terus menjaga
komitmen tersebut. Selain sikap di atas, tindakan lain yang dapat
dilakukan perawat sebagai pembela (advocate) adalah:
1. menyediakan informasi yang dibutuhkan komunitas atau keluarga
untuk membuat keputusan;
2. memfasilitasi komunitas atau keluarga dalam mengambil keputusan;
3. membuka akses ke provider agar komunitas atau keluarga
mendapatkan pelayanan yang terbaik (membangun jejaring kerja);
4. menghormati hak klien;
5. meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan;
6. melaksanakan fungsi pendampingan komunitas atau keluarga;
7. memberikan informasi terkait sumber-sumber pelayanan yang dapat
digunakan;
8. memfasilitasi masyarakat dalam memanfaatkan sumber-sumber
tersebut.

e. Konselor
Perawat konselor membutuhkan keterampilan khusus, yaitu perawat
tersebut adalah orang yang memahami (expert) di bidang keahliannya,
dapat dipercaya untuk membantu komunitas atau keluarga dan
mengembangkan koping yang konstruktif dalam penyelesaian masalah.
Perawat juga dapat memberikan berbagai solusi dalam rangka menetapkan
cara yang lebih baik untuk penyelesaian masalah.

f. Role Model
Bila kita mengingat Topik 1, pelayanan keperawatan komunitas bersifat
berkelanjutan dan berkesinambungan, tentu saja ini menuntut perawat
untuk mampu berinteraksi baik dengan komunitas. Dalam interaksi, ada
proses transformasi perilaku perawat yang dapat dipelajari oleh komunitas
atau keluarga. Proses inilah yang sebenarnya, bahwa perawat sedang
menjalankan perannya sebagai role model (contoh).

g. Penemu Kasus
Peran selanjutnya yang dapat dilakukan oleh perawat komunitas
adalah melibatkan diri dalam penelusuran kasus di komunitas atau
keluarga, untuk selanjutnya dilakukan kajian apa saja yang
dibutuhkan komunitas. Tentu saja kasus tersebut mungkin
membutuhkan intervensi dari profesi lain atau pelayanan kesehatan
yang lebih kompleks, maka yang dilakukan perawat komunitas
adalah segera merujuk klien. Merujuk juga membutuhkan ketelitian
perawat untuk mengidentifikasi, kasus mana yang seharusnya di
rujuk dan ke mana harus merujuk.

h. Pembaharu
Anda tentu pernah mendengar istilah pembaharu (change agent).
Peran ini membantu komunitas untuk melakukan perubahan ke arah
kehidupan yang lebih sehat. Hal yang dilakukan perawat sebagai
pembaharu adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kekuatan dan penghambat perubahan. Hal ini
penting dilakukan karena suatu perubahan merupakan suatu hal yang
baru yang membutuhkan dukungan.
2. Membantu pencairan dan memotivasi untuk berubah.
3. Membantu komunitas menginternalisasi perubahan.

2.5 Proses Keperawatan Komunitas


2.5.1 Pengkajian
Pada tahap pengkajian, perawat melakukan pengumpulan data yang
bertujuan mengidentifikasi data yang penting mengenai klien. Yang
perlu dikaji pada kelompok atau komunitas adalah :
a. Core atau inti : data demografi kelompok atau komunitas yang
terdiri :
umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai,
keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
b. Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty
Neuman) :
1. Perumahan: Rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan,
sirkulasi dan kepadatan.
2. Pendidikan: Apakah ada sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan.
3. Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal:
Apakah tidak menimbulkan stress.
4. Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan:
Apakah cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas
mendapat pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan.
5. Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi
dini gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan
sudah terjadi.
6. System komunikasi: Sarana komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk meningkatkan
pengetahuan terkait dengan gangguan nutrisi misalnya televisi,
radio, Koran atau leaflet yang diberikan kepada komunitas.
7. Ekonomi: Tingkat sosial ekonomi komunitas secara
keseluruhan apakah sesuai dengan UMR (Upah Minimum
Regional), dibawah UMR atau diatas UMR sehingga upaya
pelayanan kesehatan yang diberikan dapat terjangkau,
misalnya anjuran untuk konsumsi jenis makanan sesuai status
ekonomi tersebut.
8. Rekreasi: Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan
apakah biayanya terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini
hendaknya dapat digunakan komunitas untuk mengurangi
stress.

2.5.2 Diagnosa
Diagnosis adalah suatu pernyataan tentang sintesis analisis data. Diagnosis
keperawatan adalah respon manusia terhadap masalah kesehatan aktual atau
risiko dan potensial, serta perawat diberi kewenangan untuk mengatasi.
Penulisan diagnosis keperawatan kelompok dan komunitas berbeda dengan
individu dan keluarga. Menurut Freeman (1970) dalam Ervin (2008), upaya
atau action pelayanan keperawatan komunitas haruslah berlandaskan
pengkajian yang akurat yang dilakukan oleh seluruh komponen yang ada di
dalam komunitas, sehingga diagnosis keperawatan komunitas adalah kunci
utama pelayanan keperawatan yang dilakukan di komunitas.
Mengingat komunitas terdiri atas individu, keluarga, kelompok dan
komunitas, maka diagnosis keperawatan komunitas harus ditujukan kepada
komunitas, kelompok atau aggregates tersebut, sehingga secara umum
diagnosis tersebut meliputi atau mewakili permasalahan individu, keluarga
yang hidup dan tinggal dalam komunitas tersebut. Diagnosis keperawatan
kelompok dan komunitas juga memiliki perbedaan secara umum dengan
diagnosis individu dan keluarga, karena saat melakukan pengkajian di
komunitas atau kelompok/aggregates, maka perawat yang bekerja di
komunitas, berkolaborasi dengan komunitas, tokoh komunitas, kepala
kelurahan/desa serta aparatnya, pemuka agama serta tenaga kesehatan
lainnya, sehingga formulasi diagnosis keperawatan harus mewakili semua
pemangku kepentingan di komunitas (Ervin, 2008). Ada tiga bagian
diagnosis keperawatan berikut ini.
1. Menggambarkan masalah, respon, atau keadaan.
2. Identifikasi faktor etiologi berkaitan dengan masalah.
3. Tanda dan gejala yang merupakan karakteristik masalah.
Fokus diagnosis pada komunitas biasanya kelompok, populasi atau kelompok
komunitas yang memiliki suatu karakteristik (lokasi geografi, pekerjaan,
etnis, kondisi perumahan).

2.5.3 Intervensi
Perencanaan merupakan tahapan dalam proses keperawatan antara tahapan
diagnosis keperawatan dan intervensi keperawatan. Perencanaan
keperawatan bertujuan untuk menetapkan kebutuhan populasi komunitas
secara efektif dengan menggunakan proses pengambilan keputusan secara
logika yang dituangkan dalam perencanaan secara terinci. Perencanaan dapat
didefinisikan sebagai “Penetapan perencanaan tindakan untuk membantu
klien untuk mencapai kondisi kesehatan optimum“.
Perencanaan terdiri atas beberapa tahapan, yaitu:
1. Memprioritaskan diagnosis komunitas
Perawat tidak bisa melakukan penyelesaian terhadap seluruh diagnosis
keperawatan yang telah diidentifikasi. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan sumber daya yang ada (tenaga, dana dan waktu). Untuk itu perlu
menetapkan metode dalam memprioritaskan diagnosis keperawatan
komunitas. Beberapa metode yang dapat digunakan dalam memprioritaskan
diagnosis keperawatan komunitas, antara lain menurut The American Public
Health Association (1999) menganjurkan untuk memperhatikan lima faktor
dalam memperioritaskan masalah, yaitu: a. luasnya perhatian masyarakat;
sumber-sumber yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah (dana,
tenaga, waktu, alat dan penyaluran);
a. bagaimana cara mengatasi masalah tersebut?
b. kebutuhan pendidikan khusus;
c. penambahan sumber dan kebijakan yang dibutuhkan.
Dalam menetapkan prioritas diagnosis keperawatan komunitas perlu
melibatkan masyarakat atau komunitas dalam suatu pertemuan musyawarah
masyarakat. Masyarakat atau komunitas akan memprioritaskan masalah yang
ada dengan bimbingan atau arahan perawat kesehatan komunitas. Masyarakat
atau komunitas dalam musyawarah tersebut dapat memprioritaskan masalah
tersebut dengan menggunakan scoring. Adapun aspek yang disekor (diberi
nilai) meliputi hal-hal sebagai berikut. a. Risiko terjadinya masalah tersebut
di komunitas.
a. Risiko parah dari masalah tersebut.
b. Potensial untuk dilakukan pendidikan.
c. Minat dari masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut.
d. Kemungkinan masalah tersebut diatasi.
e. Kesesuaian dengan program pemerintah.
f. Tersedianya tempat untuk mengatasi.
g. Tersedianya waktu untuk mengatasi masalah.
h. Tersedianya dana untuk mengatasi masalah.
i. Tersedianya fasilitas untuk mengatasi masalah.
j. Tersedianya sumber daya manusia untuk mengatasi masalah. Untuk
setiap masalah kesehatan diberikan bobot nilai untuk setiap aspek
tersebut dengan range 1 – 5. Rinciannya berikut ini.
1. Sangat rendah = 1
2. Rendah = 2
3. Cukup = 3
4. Tinggi = 4
5. Sangat tinggi = 5

1. Menetapkan sasaran
Setelah menetapkan prioritas masalah kesehatan, maka langkah selanjutnya
adalah menetapkan sasaran. Sasaran merupakan hasil yang diharapkan.
Dalam pelayanan kesehatan sasaran adalah pernyataan situasi ke depan,
kondisi, atau status jangka panjang, dan belum bisa diukur. Berikut ini adalah
contoh dari penulisan sasaran.
a. Meningkatkan cakupan imunisasi pada bayi.
b. Memperbaiki komunikasi antara orang tua dan guru.
c. Meningkatkan proporsi individu yang memiliki tekanan darah.
d. Menurunkan kejadian penyakit kardiovaskuler.

2. Menetapkan Tujuan.
Tujuan adalah suatu pernyataan hasil yang diharapkan dapat diukur, dibatasi
waktu, dan berorientasi pada kegiatan. Berikut ini merupakan karakteristik
dalam penulisan tujuan.
a. Menggunakan kata kerja.
b. Menggambarkan tingkah laku akhir.
c. Menggambarkan kualitas penampilan.
d. Menggambarkan kuantitas penampilan.
e. Menggambarkan bagaimana penampilan diukur.
f. Berhubungan dengan sasaran (goal).
g. Adanya batasan waktu.

3. Menetapkan rencana intervensi Rencana intervensi dalam keperawatan


komunitas berorientasi pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit,
pemeliharaan kesehatan, dan manajemen krisis. Dalam menetapkan rencana
intervensi keperawatan kesehatan komunitas, maka harus mencakup: a. Apa
yang akan dilakukan?
a. Kapan melakukannya?
b. Berapa banyak?
c. Siapa yang menjadi sasaran?
d. Lokasinya di mana?

2.5.4 Implementasi
Implementasi merupakan tahap kegiatan setelah perencanaan kegiatan
keperawatan komunitas dalam proses keperawatan komunitas. Fokus pada
tahap implementasi adalah bagaimana mencapai sasaran dan tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya, tetapi yang sangat penting dalam implementasi
keperawatan kesehatan komunitas adalah melakukan tindakan-tindakan
berupa promosi kesehatan, memelihara kesehatan atau mengatasi kondisi
tidak sehat, mencegah penyakit, dan dampak pemulihan.
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang sifatnya:
a. Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi,
mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan kesehatan.
b. Mendidik komunitasi tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi.
c. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus menfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.
d. Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat
pencegahan, yaitu :

1) Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan


difokuskan pada populasi sehat, mencakup pada kegiatan
kesehatan secara umum serta perlindungan khusus terhadap
penyakit, contoh: imunisasi,
2) penyuluhan gizi, simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan
keluarga.
3) Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat clan
ditemukan masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini
menekankan pada diagnosa dini dan tindakan untuk mnghambat
proses penyakit, Contoh: Mengkaji keter¬belakangan tumbuh
kembang anak, memotivasi keluarga untuk melakukan
penieriksaan kesehatan seperti mata, gigi, telinga, dll.
4) Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan
pengembalian individu pada tingkat berfungsinya secara optimal
dari ketidakmampuan keluarga, Contoh: Membantu keluarga
yang mempunyai anak dengan resiko gangguan kurang gizi untuk
melakukan pemeriksaan secara teratur ke Posyandu.

2.5.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian terhadap program yang telah
dilaksanakan dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikan
dasar untuk memodifikasi rencana berikutnya. Evaluasi proses
dan evaluasi hasil. Sedangkan fokus dari evaluasi pelaksanaan
asuhan keperawatan komunitas adalah :
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan
target pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses: kesesuaian dengan
perencanaan, peran staf atau pelaksana tindakan, fasilitas dan
jumlah peserta.
c. Efisiensi biaya : bagaimanakah pencarian sumber dana dan
penggunaannya serta keuntungan program.
d. Efektifitas kerja : apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau
masyarakat puas terhadap tindakan yang dilaksanakan.

e. Dampak :Apakah status kesehatan meningkat setelah


dilaksanakan tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam 6
bulan atau 1 tahun.

Anda mungkin juga menyukai