Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN AKHIR

PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS II


“Asuhan Keperawatan Komunitas Khusus Dewasa dengan Diabetes Mellitus”

DOSEN PEMBIMBING : Ns. Fatimah, S.Kp., M.Kep., Sp.Kep.Kom.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2
1. Amani Nur Solehah (1032181041)
2. Arvella Fatharani (1032181029)
3. Nur Aisah (1032181004)
4. Olandina Monteiro (1032171014)
5. Tri Septi Hameliyah (1032171016)
6. Tantry Rismayanti (1032181043)
7. Pramudja Wardana (1032181006)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MH. THAMRIN
2021 – 2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulisan laporan akhir praktik keperawatan komunitas 2 yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Komunitas Khusus Dewasa dengan Diabetes Mellitus” dapat diselesaikan.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam rsemoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Laporan akhir praktik ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
keperawatan, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Laporan
akhir praktik ini disusun oleh kelompok dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari
individual kelompok maupun dari luar, namun penuh kesabaran dan terutama pertolongan
dari Tuhan akhirnya laporan akhir praktik ini dapat diselesaikan. Tim kelompok juga
mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing yang telah membimbing kami agar
dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun laporan akhir praktik ini. Semoga
dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Penulis tentu menyadari bahwa laporan akhir praktik ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya laporan
akhir praktik ini nantinya dapat menjadi laporan akhir praktik yang lebih baik lagi. Demikian,
dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Semoga bermanfaat.Terimakasih.

                                                                                    Jakarta, 16 Juni 2021


                                                                                              

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Masalah Kesehatan
2.2 Konsep Komunitas
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas Dengan Pendekatan Community As A
Partner
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK LAPANGAN
3.1 Pengkajian Keperawatan Di RT
A. Core (Inti)
B. Subsistem Komunitas
C. Persepsi
3.2 Diagnosa Keperawatan Kelompok Khusus
3.3 Perencanaan Keperawatan Kelompok Khusus
3.4 Implementasi Keperawatan Kelompok Khusus
3.5 Evaluasi Keperawatan Kelompok Khusus
BAB IV PEMBAHASAN (Teori, Hasil Penelitian Terkait, Faktor Pendukung, Faktor
Penghambat Dan Alternatif Penyelesaian Masalah)
4.1 Pengkajian Keperawatan
4.2 Diagnosa Keperawatan
4.3 Perencanaan Keperawatan
4.4 Implementasi Keperawatan
4.5 Evaluasi Keperawatan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
5.2 Rekomendasi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama untuk hidup, karena
setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan. Kenyataannya tidak semua orang
memperoleh atau memiliki derajat kesehatan yang optimal, karena berbagai masalah secara
global diantaranya adalah kesehatan lingkungan yang buruk, sosial ekonomi yang rendah
yang menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi, pemeliharaan kesehatan pendidikan
dan kebutuhan lainnya. Oleh karena itu pelayanan kesehatan utama merupakan salah satu
pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua sebagai tujuan pembangunan
kesehatan dalam rangka mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan mampu mendorong
dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan.
Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yaitu melalui Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai
rujukannya. Hal ini merupakan Sistem Pelayanan Kesehatan yang dikembangkan dalam
Sistem Kesehatan Nasional dengan melibatkan peran serta masyarakat. Upaya untuk
mengoptimalkan kesehatan masyarakat yang memerlukan dukungan dan peran serta aktif
masyarakat antara lain adalah : Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas khususnya Kesehatan
Ibu dan Anak, Perbaikan Gizi, Keluarga Berencana, Pemberantasan Penyakit Menular,
Penyuluhan Kesehatan, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Perawatan Usia Lanjut, dan
sebagainya.
Di wilayah RT 01 RW 01 Kelurahan Dukuh, Kota Jakarta Timur terdiri dari 70 KK.
Lebih rinci hasilnya adalah sebagai berikut jumlah penduduk 250 jiwa (laki-laki 100 jiwa dan
perempuan 150 jiwa), kondisi lingkungan di RT 01 RW 01 merupakan daerah pemukiman
padat, perkampungan dengan kondisi jalan yang rata, saluran pembuangan yang cukup
lancar, pembuangan sampah yang cukup. Kasus kunjungan pasien Diabetes Mellitus di
daerah Dukuh RT 01 adalah sebesar 5 kasus. Penderita Diabetes Mellitus jika tidak dikelola
dengan tepat dapat mengakibatkan masalah kesehatan lebih lanjut, seperti Gangguan
Penglihatan Mata, Katarak, Penyakit Jantung, Sakit Ginjal, Impotensi Seksual, Luka sulit
sembuh dan membusuk/Gangren, Infeksi Paru-Paru, Gangguan Pembuluh Darah, Stroke dan
sebagainya (PERKENI, 2015).
Perawat sebagai orang pertama dalam tatanan pelayanan kesehatan, melaksanakan fungsi-
fungsi yang sangat relevan dengan kebutuhan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat..
Dalam kesehatan masyarakat keluarga sebagai unit utama yang menjadi sasaran pelayanan,
kerena keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Apabila ada salah satu anggota
keluarga mempunyai masalah keperawatan atau kesehatan akan mempengaruhi anggota
keluarga yang lain, demikian pula terhadap kelompok dan masyarakat disekitarnya.
Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya perawatan kesehatan masyarakat yang lebih
menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai
gangguan kesehatan dan keperawatan, dengan tidak melupakan upaya-upaya pengobatan dan
perawatan serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi
pemulihan terhadap penyakit. Perawatan kesehatan masyarakat ditujukan untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan kesehatan yang dihadapinya
dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan tugas praktik belajar lapangan pada mata kuliah Keperawatan Komunitas II,
yaitu mengorganisir masyarakat baik dalam bentuk wadah maupun kegiatan dan membuat
rancangan pembangunan masyarakat di bidang kesehatan yang akan kami realisasikan dalam
bentuk kegiatan – kegiatan yang kami laksanakan seperti yang akan kami paparkan dalam
laporan ini. Adapun penjelasan program praktik lapangan Keperawatan Komunitas II
merupakan penerapan konsep, prinsip dan proses keperawatan komunitas yang diarahkan
agar mahasiswa dapat mengaplikasikan teori keperawatan komunitas dan manajemen
keperawatan

1.2 TUJUAN
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka adapun tujuan sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui Konsep Masalah Kesehatan
2. Untuk mengetahui Konsep Komunitas
3. Untuk mengetahui Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas dengan Pendekatan
Communits as a partner
4. Untuk mengetahui Pengkajian Keperawatn di RT 01
5. Untuk mengetahui Diagnosis Keperawatan Kelompok Khusus Dewasa
6. Untuk mengetahui Perencanaan Keperawatan Kelompok Khusus Dewasa
7. Untuk mengetahui Implementasi Keperawatan Kelompok Khusus Dewasa
8. Untuk mengetahui Evaluasi Keperawatan Kelompok Khusus Dewasa
9. Untuk mengetahui Teori Diabetes Mellitus, Faktor Penghambat dan Alternatif
Penyelesaian Masalah.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 KONSEP MASALAH KESEHATAN


Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai
masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Datangnya penyakit
merupakan hal yang tidak bisa dihindari, meskipun kadang bisa dicegah, Konsep sehat dan
sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor-faktor di luar
kenyataan klinis yang mempengaruhi terutama faktor sosial budaya. Jadi, sangat penting
menumbuhkan pengertian yang benar pada masvarakat tentang konsep sehat dan sakit karena
dengan konsep yang benar, maka masyarakat dapat menyelesaikan masalah kesehatannya
dengan baik. (Foster, 2006).
Pemerintah sering dihadapkan pada berbagat masalah di bidang kesehatan, masalah yang
cukup serrus, yang menjadi perhutian para ahli belakangan ini adalah faktor risiko pada
penyakit tidak menular. Peningkatan penyakit tidak menular ini banyak terjadi di negara
berkembang karena perkembangan ekonominya juga meningkat. Karena itulah maka terjadi
peralihan bentuk penyakit yang harus dihadapi,dari penyakit menular dan infeksi menjadi
penyakit tidak menular dan kronis. Proses tersebutlah yang kerap dikenal sebagai transisi
epidemiologi (Bustan, 1997).
Salah satu jenis penyakit tidak menular yang ternyata menimbulkan angka kesakitan dan
kematian yang tinggi adalah penyakit Diabetes Militus. Penyakit ini bukanlah penyakit yang
baru, hanya saja kurang mendapat perhatian di tengah- tengah masyarakat khususnya yang
memiliki resiko tinggi untuk menderita penyakit tersebut. Ketidaktahuan akan gambaran
penyakit Diabetes Militus dan kurangnya perhatian masyarakat, serta minimnya informasi
akan mempengaruhi perilaku serta anggapan yang salah akan penyakit ini (Mirza, 2008).
Diabetes Militus yang dikenal sebagai non communicable disease yaitu salah satu
penyakit yang paling sering diderita dan penyakit kronis yang serius di Indonesia saat ini.
Setengah dari jumlah kasus Diabetes Militus tidak terdiagnosa karena pada umumnya
diabetes tidak disertai gejala sampai terjadinya komplikasi. Penyakit tidak menular seperti
Diabetes Militus semakin hari semakin meningkat, dapat dilihat dari meningkatnya frekuensi
kejadian penyakit tersebut di masyarakat (Soegondo, 2004). Menurut Badan Keschatan Dunia
(WHO) jumlah penderita Diabetes Militus di Indonesia jumlahnya sangat luar biasa. Pada
tahun 2000 jumlah penderita 8.400.000 jiwa, pada tahun 2003 jumlah penderita 13.797.470
jiwa dan diperkirakan tahun 2030 jumlah penderita bisa mencapai 21.300.000 jiwa Jumlah ini
diperkirakan akan terus meningkat pada tahun yang akan datang (Soegondo, 2005).
Menurut teori kesehatan oleh Profesor Hembing Wijakusuma (2003), dapat dikemukakan
bahwa faktor-faktor pencegahan Diabetes Militusantara lain meliputi :
a. Pola makan yang baik
b. Olahraga teratur
c. Tidak mengalami obesitas
d. Tidak mengkonsumsi obat yang memicu Diabetes Mellitus

2.2 KONSEP KOMUNITAS


A. Batasan Komunitas
Ada beberapa batasan komunitas yang digunakan antara lain sebagai berikut :
1) Komunitas adalah unit dari organisasi sosial dan teritorial, yang tergantung dari
besarnya, sehingga dapat berupa RT, RW, desa dan kota.
2) Komunitas adalah sekelompok manusia serta hubungan yang ada di dalamnya
sebagaimana yang berkembang dan digunakan dalam suatu agen, institusi serta
lingkungan fisik yang lazim.
3) Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering
dibandingkan dengan manusia lain yang berada di luarnya serta saling tergantung
untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting, untuk menunjang
kehidupan sehari-hari.

B. Komponen Komunitas
Komponen komunitas adalah seperti berikut ini :
1) Manusia (people) Menjelaskan unsur “The who” dari komunitas sangat bermanfaat
dalam menjawab: Siapa sasaran program? Bagaimana karakteristiknya? Program
kesehatan untuk komunitas remaja tentu tidak sama dengan komunitas lansia, karena
sasaran dan karakteristiknya berbeda.
2) Ruang dan waktu (space and time) Menjelaskan unsur “the where and when” dari
komunitas sangat bermanfaat dalam menjawab: Di mana lokasi sasarannya? Kapan
waktu yang tepat melaksanakan program kesehatan untuk komunitas desa dan
komunitas kota? Hal tersebut ditanyakan karena komunitas desa tidak sama dengan
komunitas kota (lokasi). Program kesehatan untuk komunitas pejuang 45 tentu tidak
sama dengan komunitas remaja milenium (waktu).
3) Tujuan (purpose) Menyelesaikan unsur “The why and now“ dari komunitas sangat
bermanfaat dalam menjawab penyebab timbulnya masalah kesehatan dan program
kesehatan yang patut dilaksanakan. Penyebab timbulnya masalah kesehatan pada
komunitas buruh tentu tidak sama dengan komunitas petani. Program kesehatan yang
sesuai untuk komunitas seniman.

C. Fungsi Komunitas
Fungsi komunitas adalah sebagai berikut :
1) Produksi, distribusi dan konsumsi Kemampuan memenuhi dan meningkatkan
kesejahteraan ekonomi para anggota. Biasanya dicerminkan dengan keterlibatan
masyarakat dalam kegiatan perdagangan dan industri yang dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat sendiri.
2) Sosialisasi Kemampuan meneruskan nilai-nilai sosial, moral, budaya, pengetahuan
dan keterampilan kepada para anggota. Biasanya dilakukan melalui institusi-institusi
yang ada di masyarakat, seperti keluarga, sekolah, atau organisasi sosial.
3) Kontrol sosial Kemampuan memelihara berbagai ketentuan, peraturan serta norma
masyarakat. Biasanya terkait untuk menjamin keamanan masyarakat. Dilakukan baik
melalui keluarga, sekolah, maupun pengajian.
4) Partisipasi Cara masyarakat berperan serta dalam memuaskan para anggota. Biasanya
dilaksanakan melalui berbagai organisasi masyarakat, termasuk keluarga (untuk para
anggota keluarga).
5) Dukungan bersama Kemampuan masyarakat melaksanakan upaya khusus yang
diperlukan oleh para anggota terutama dalam keadaan darurat, dapat berupa bantuan
keluarga untuk para anggota keluarga, atau bantuan masyarakat untuk kelompok yang
tidak punya/mampu (yatim piatu, lansia).

D. Pengaruh Komunitas terhadap Kesehatan


Fungsi komunitas tidak sempurna, sehingga dapat menimbulkan berbagai masalah, baik
terhadap individu maupun terhadap komunitas secara keseluruhan. Masalah yang bisa timbul
seperti berikut :
1) Gangguan pada fungsi produksi, distribusi dan konsumsi pangan, misalnya dapat
menimbulkan kekurangan gizi.
2) Gangguan pada fungsi dukungan bersama (mutual support) pada lansia, misalnya
dapat memperberat berbagai penyakit lansia.
3) Gangguan pada fungsi sosialisasi nilai-nilai moral, misalnya dapat menimbulkan
penyakit seksual.

E. Prinsip Kesehatan Komunitas


Prinsip yang dipegang dalam kesehatan komunitas adalah :
1) Insiden atau prevalen tinggi;
2) Risiko kematian tinggi;
3) Penyelesaian mengikutsertakan peran serta masyarakat;
4) Lebih mengutamakan tindakan promotif dan/atau preventif dari pada kuratif dan/atau
rehabilitatif;
5) Tanggung jawab pemerintah lebih besar dari pada masyarakat/swasta;
6) Aspek efektivitas dan efisien tinggi.

2.3 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DENGAN


PENDEKATAN COMMUNITY AS A PARTNER

Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatanprofesional yang


ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompokresiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melaluipencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan, dengan menjaminketerjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan kliensebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi
pelayanankeperawatan.
Model community as partner merupakan salah satu dari modelkeperawatan komunitas
yang berproses dalam komunitas sebagai mitra ataupartner dalam menangani masalah
kesehatan, meningkatkan derajat kesehatan danpencegahan masalah keperawatan komunitas.
Model Comunity as partner terdapat dua komponen utama yaitu roda pengkajian komunitas
dan proses keperawatan. Roda pengkajian komunitas terdiri :
a. Inti komunitas (the community core),
b. Subsistes komunitas (the community subsystem),
c. Persepsi (perseption).
Model ini lebih berfokus pada perawatan kesehatan masyarakat untuk berpartisipasi penuh
dalam meningkatkan kesehatannya (Anderson, communityas a partner).
Model Community as Partner menggambarkan aktivitas keperawatan yang ditujukan
kepada penekanan penurunan stressor dengan cara memperkuat garis pertahanan diri, baik
yang bersifat fleksibel, normal, maupun resisten dengan komunitas sebagai sasaran
pelayanan. Stressor merupakan tekanan rangsangan yang menghasilkan ketegangan sehingga
berpotensi menyebabkan ketidakseimbangan dalam sistem yang berasal dari luar komunitas
atau dari dalam komunitas. Stressor memasuki garis pertahanan normal maupun fleksibel
sehingga menimbulkan gangguan dalam komunitas yang disebut derajat reaksi. Derajat reaksi
ini dapat dilihat dari angka kematian dan kesakitan, pengangguran, dan lain-lain. Stressor dan
derajat reaksi menjadi bagian dari diagnosis keperawatan, misalnya masalah berupa pola
makan (derajat reaksi) pada penderita Diabetes mellitus karena proses penyembuhannya yang
membutuhkan waktu lama dan membutuhkan diet yang ketat (stressor) (Anderson dan
McFarlane, 2007).
Community as Partner merupakan salah satu model yang dapat diterapkan untuk
menurunkan stressor yang mencakup: keseimbangan sistem, sebuah komunitas sehat, dan
termasuk di dalamnya pemeliharaan kesehatan komunitas serta promosi kesehatan komunitas
(Anderson dan McFarlane, 2007). Notoatmodjo (2005) menyatakan bahwa promosi
kesehatan merupakan upaya memasarkan, menjual, memperkenalkan, pesan-pesan atau
program-program kesehatan sehingga masyarakat dapat menerima atau mengenal pesan-
pesan kesehatan tersebut, dan masyarakat berperilaku hidup sehat. Berdasarkan pengertian
promosi kesehatan di atas dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan merupakan upaya
yang dilakukan melalui penyampaian pesan-pesan kesehatan kepada masyarakat untuk
meningkatkan kemampuan individu atau kelompok dalam mempertahankan, mengendalikan
dan meningkatkan kesehatannya sehingga dapat terwujudnya kesehatan yang optimal dan
sesuai harapan pada penderita Diabetes mellitus.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK LAPANGAN

3.1 PENGKAJIAN KEPERAWATAN DI RT 01


Tanggal Pengkajian : 1 Juni 2021
A. CORE
1. Demografi: usia, karakteristik jenis kelamin, distribusi ras dan etnis
Jumlah Penduduk Sesuai Usia
45

40

35

30

25

20

15

10

0
0 - 1 tahun 2 - 5 tahun 6 - 12 tahun 13 - 20 tahun 21 - 59 tahun > 60 tahun

L P

KARAKTERISTIK JENIS KELAMIN

Laki-Laki

Perempuan
SUKU

Sunda Jawa Betawi

2. Statistik vital
Kelahiran

Lahir Tidak Setelah dilakukan survey dengan


5% melakukan wawancara data
kelahiran anggota keluarga dalam
satu terakhir di RT 01 RW 01
adalah sebanyak 5%.

95%

Kematian kelompok usia : Di wilayah RT 01 RW 01 Kelurahan Dukuh dalam 1


tahun terakhir tidak ada yang meninggal.
Penyebab kematian :-

3. Sejarah wilayah
Riwayat daerah : RT 01 RW 01 berada di wilayah Kelurahan Dukuh
Kecamatan Kramat Jati Kota Jakarta Timur terdiri dari 5 RT. Pada awalnya
merupakan lahan lapangan. RT 01 tidak mempercayai mengenai mistis, hanya
saja ada adat-adat yang masih berlaku seperti tujuh bulanan bagi Ibu hamil
ngerujak, silaturahmi keliling RT saat lebaran namun tidak bersifat wajib.

Perubahan daerah/pemekaran : Tidak ada

4. Status perkawinan
STATUS MARITAL
Kawin Belum Kawin Duda Janda

1%
1%

44%
54%

5. Tipe keluarga
TIPE KELUARGA
Nuclear Family (Keluarga Inti) Extended Family (Keluarga Besar) Single

7%

36%
57%

6. Nilai, keyakinan dan agama :

AGAMA
Islam Kristen Hindu Budha

1% Di wilayah RT 01 RW 01
Kelurahan Dukuh bahwa
nilai, keyakinan dan agama
masyarakatnya mayoritas
beragama Islam.

99%

B. SUBSISTEM
1. Lingkungan Fisik
a. Kualitas udara
Untuk kualitas udara di RT
01 sudah baik, karena setiap
rumah warga memiliki
ventilasi udara dan
lingkungan RT 01 bebas dari
polusi udara meskipun ada
beberapa rumah yang terdapat
polusi udara karena dekat
dengan jalan raya.
VENTILASI UDARA
SETIAP RUMAH

Baik Tidak

b. Kualitas air
Sumber air yang masyarakat gunakan sebagian besar adalah sumur pompa
sebanyak 64%, sumur gali 25% dan PDAM 5%. Untuk penyediaan air
minum masyarakat membeli air galon. Seluruh masyarakat melakukan
pengurasan tempat penampungan air sebanyak 71% satu kali seminggu,
25% dua kali seminggu dan 4% menguras lebih dari satu kali seminggu.
SUMBER AIR BERSIH PENGURASAN PENAMPUNGAN AIR
Sumur Pompa Sumur Gali PDAM

PDAM
11%
4%

25%

Sumur Gali
25%
71%
Sumur Pompa
64%

1x seminggu 2x seminggu > 1 minggu

c. Pembuangan limbah
Semua masyarakat RT 01 melakukan pengolahan sampah dengan cara
dibuang. Sampah rumah tangga dibuang oleh petugas sebanyak 79% dan
21% secara mandiri membuang ke TPU. Sebanyak 28% rumah tidak
memiliki tempat sampah pribadi.
TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH KEPEMILIKAN TEMPAT SAMPAH

21%
28%

72%
79%

TPU Sungai Sembarangan Petugas Ada Tidak ada

d. Tanaman yang ada


TANAMAN YANG ADA

Tanaman Hias Tanaman Herbal Pohon Besar

e. Ruang terbuka
RUANG TERBUKA

Halaman Tidak ada

f. Perumahan
KEPEMILIKAN RUMAH LANTAI RUMAH

Sewa Numpang Milik Sendiri Tanah Papan Plester Keramik

g. Daerah hijau
DAERAH HIJAU

Hutan Kota Taman Tanaman Sekitar Rumah

h. Musim
MUSIM

Hujan Panas

i. Binatang
BINATANG PELIHARAAN

Ya Tidak

j. Kualitas makanan
FREKUENSI MAKANAN CARA MEMASAK

1x 2x 3x Potong-Masak Cuci-Dipotong-Masak Dipotong-Cuci-Masak

k. Akses ke wilayah
AKSES KE WILAYAH RT

Mudah Sulit

2. Pelayanan Kesehatan dan Sosial


a. Puskesmas, Klinik, RS
SARANA KESEHATAN TERDEKAT
Klinik Puskesmas RS

11%

25%

64%

b. Pengobatan tradisional
PENGOBATAN TRADISIONAL

Ya Tidak

c. Agen pelayanan kesehatan di rumah : Tidak ada


d. Pusat emergensi : Klinik, Puskesmas
e. Rumah perawatan : Klinik
f. Fasilitas pelayanan sosial : Tidak ada
g. Pelayanan kesehatan mental : Ada
h. Apakah ada yang menderita penyakit akut/kronis
PENYAKIT AKUT/ KRONIS

Diabetes Mellitus Hipertensi Kolesterol Asam Urat

3. Ekonomi
a. Karakteristik keuangan keluarga dan individu
KARAKTERISTIK KEUANGAN

Mandiri Anggota keluarga

b. Status pekerja
STATUS PEKERJA

Tetap Sementara

c. Kategori pekerjaan
KATEGORI PEKERJAAN

IRT PNS KARYAWAN WIRASWASTA

d. Jumlah penduduk yang tidak bekerja


JUMLAH PENDUDUK TIDAK BEKERJA

Bekerja Tidak Bekerja

e. Lokasi industri, pasar dan pusat bisnis


LOKASI INDUSTRI, PASAR DAN PUSAT BISNIS

Dekat Jauh

4. Transportasi dan keamanan


a. Alat trasportasi penduduk masuk dan keluar wilayah
ALAT TRANSPORTASI PENDUDUK MASUK DAN KELUAR
WILAYAH

Roda dua Roda empat

b. Transportasi umum
TRANSPORTASI UMUM

Bus Taksi Angkot Ojek / Ojek Online

c. Transportasi pribadi
TRANSPORTASI PRIBADI

Motor Mobil

d. Transportasi untuk penduduk cacat


TRANSPORTASI UNTUK PENDUDUK CACAT

Ya Tidak Ada

e. Layanan perlindungan kebakaran, polisi


LAYANAN PELINDUNG KEBAKARAN DAN POLISI

Ada Tidak Ada

f. Layanan sanitasi & kualitas udara


LAYANAN SANITASI DAN KUALITAS UDARA

Ada Tidak Ada

5. Politik dan pemerintahan


a. Pengurus RT/RW/desa/kelurahan/kecamatan dsb
PENGURUS

RT RW Desa Kelurahan Kecamatan

b. Kelompok pelayanan posyandu, PKK, Karang taruna, Posbindu,


Poskesdes
KELOMPOK PELAYANAN

Posyandu PKK Karang Taruna Posbindu Poskesdes

c. Kegiatan politik
KEGIATAN POLITIK

Ada Tidak Ada

d. Peran serta partai politik dalam pelayanan kesehatan

PERAN SERTA POLITIK DALAM PELAYANAN KESEHATAN

YA TIDAK
6. Komunikasi
a. Komunikasi formal
b. Komunikasi informal

KOMUNIKASI

Formal Informal
7. Pendidikan
a. Sekolah yg ada : SD
b. Tipe Pendidikan : Formal
c. Perpustakaan : Ada
d. Pendidikan khusus : Tidak ada
e. Pelayanan kesehatan di sekolah : UKS
f. Program makan siang di sekolah : Tidak
g. Akses pendidikan yang lebih tinggi : Universitas

8. Rekreasi
a. Taman : ada
b. Area bermain : Ada
c. Rekreasi umum/privat : Taman mini
d. Fasilitas khusus untuk penduduk : Klien memilih rekreasi ke luar kota

C. PERSEPSI
1. Persepsi masyarakat
a. Bagaimana perasaan masyarakat tentang kehidupan bermasyarakat : Klien
mengatakan merasa senang ketika ada kegiatan bermasyarakat karena
berkumpul dengan tetangga
b. Apa kekurangan dan kekuatannya : Saat dilakukan saat pandemi
kekurangannya akan menimbulkan perasaan khawatir karena takut tertular
dan kekuatannya akan menjaga silaturahmi antar tetangga
c. Apa permasalahannya : Dibatasi untuk berkumpul
d. Tanyakan sesuai kelompok usia: Ibu rumah tangga dan pekerja

2. Persepsi perawat
a. Pernyataan umum tentang kondisi kesehatan dari masyarakat : Kelompok
menyadari adanya masalah dalam lingkungan RT 01 karena terdapat data
yang diperoleh penyakit Diabetes Mellitus masih belum terkendali.
b. Apa yang menjadi kekuatan : Saat pandemi meminum suplemen tubuh
untuk menjaga sistem imun
c. Apa masalahnya : Merasa khawatir
d. Apa potensi masalah yang dapat diidentifikasi : Hasil pengamatan yang
kelompok dapatkan terdapat potensi kurangnya informasi tentang penyakit
yang diderita.
PEDOMAN WINSHIELD SURVEY
PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RT 01 RW 01 KELURAHAN
DUKUH KECAMATAN KRAMAT JATI KOTA/KAB. JAKARTA TIMUR

1. Kondisi Wilayah
a. Batas wilayah
- Barat : Salon
- Timur : Masjid
- Utara : Pabrik
- Selatan : Jalan Raya
b. Kondisi umum lingkungan : Di wilayah RT 01 sudah cukup rapi namun
masih terdapat sampah berserakan, dan sekitar lingkungan terdapat warung
jajanan yang menjuan makanan tidak sehat seperti Es dengan kadar gula
yang tinggi dan gorengan.

c. Kondisi sarana kesehatan lingkungan


- Tempat pembuangan sampah : sudah tertata rapi di setiap rumah warga
- Saluran pembuangan limbah : semua warga memiliki saluran
pembuangan limbah sendiri
- Kamar mandi umum : Tidak terdapat kamar mandi umum, semua
warga memiliki kamar mandi sendiri di dalam rumahnya.

d. Kondisi fasilitas sosial dan fasilitas umum yang tersedia


- Lapangan olahraga : bersih
- Masjid/Mushola/Tempat ibadah : bersih dan rapih
- Taman/tempat hiburan : tidak ada taman / tempat hiburan tertentu
- Sekolah yang ada : Sekolah Dasar
- Pelayanan kesehatan (puskesmas/klinik/posyandu/posbindu) : hanya
ada klinik terdekat
- Jarak Puskesmas ke RT : 1,6 Km

e. Sumber-sumber pencemaran lingkungan


- Jenis pencemaran : pencemaran lingkungan
- Asal pencemaran : sampah – sampah kecil , seperti plastik dan botol –
botol minuman serta bahan bungkus jajanan makanan.

f. Fasilitas umum :
- Sarana transportasi umum : angkot dan busway
- Jenis sarana komunikasi/media komunikasi di RT : Pengeras suara dari
masjid

2. Kondisi tatanan sosial


a. Kegiatan bermasyarakat saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB)
dilakukan : Untuk jumlah dibatasi setiap kegiatan bermasyarakat seperti arisan,
karang taruna, senam.
b. Kegiatan masyarakat di tempat-tempat khusus : Senam di lapangan terdekat
dan Karang taruna di kantor RW
c. Kejadian tertentu yang ditemui di masyarakat pada saat mahasiswa survey :
Tidak ad
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KETUA RT

1. Berapa jumlah Kepala Keluarga (KK) : 70 Kepala Keluarga


Berapa jumlah Penduduk : + 250 orang
Berapa jumlah kader kesehatan di RT : 3 orang
Berapa jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur
a. 0-1tahun : 5 orang
b. 2-5 tahun : 6 orang
c. 6-12 tahun : 20 orang
d. 13-20 tahun : + 15 orang
e. 21-59 tahun : + 40 orang
f. 60 tahun ke atas : + 40 orang
Berapa jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
a. Laki – laki : 100 orang
b. Perempuan : 150 orang
Berapa jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan : Bervariasi namun mayoritas buruh
Berapa jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan : SMA keatas
Berapa jumlah penduduk berdasarkan agama/keyakinan : Mayoritas Islam

2. Masalah kesehatan apa yang dirasakan prioritas di RT : Saat ini Covid – 19

3. Apakah bentuk kegiatan kesehatan selama masa PSBB yang dilakukan dalam upaya
meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit serta memelihara kesehatan masyarakat di
RT? Adakah gugus tugas Covid-19? Penyuluhan dan edukasi kesehatan melalui online.

4. Sarana dan prasarana apa saja yang dimiliki oleh masyarakat sebagai upaya meningkatkan
kesehatan, pencegahan penyakit serta memelihara kesehatan masyarakat? Alat cuci tangan,
masker medis, handsanitizer, alat penyemprotan DBD, desinfektan.

5. Bagaimana bentuk pendidikan kesehatan/penyuluhan yg dilakukan di RT? Untuk tatap


muka langsung belum pernah dilakukan selama pandemi Covid – 19.

6. Bagaimana bentuk kerjasama pihak RT dalam pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan di


RT selama masa PSBB/New normal? Belum ada.

7. Bagaimana upaya sistem rujukan yang dilakukan oleh RT jika ada warga yang sakit
(Covid-19 atau penyakit lain) dan perlu dibawa ke pelayanan kesehatan seperti
Puskesmas/RS? Lapor ke Puskesmas ketika ada warga dengan gejala dan terbukti mengidap
sakit Covid-19.

8. Apa saja yang menjadi hambatan di dalam pelaksanaan kegiatan yang menunjang kesehatan
masyarakat di RT? Tidak ada hambatan dalam pelaksanaan kegiatan yang menunjang
kesehatan

9. Materi penyuluhan kesehatan apa yang diharapkan dari mahasiswa untuk warga? Terkait
materi Diabetes Mellitus (Penyakit Gula).
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KADER/KETUA POSYANDU/POSBINDU

1. Berapa jumlah kader kesehatan di RT : 3 orang

2. Jenis pelatihan apa yang pernah diikuti oleh kader kesehatan : Pelatihan cara menimbang
BB bayi, balita, dan tentang posyandu.

3. Apa saja yang menjadi kegiatan kesehatan di RT : Saat ini vaksin Covid-19.

4. Prestasi bidang kesehatan yang pernah dimiliki oleh RT : Belum ada.

5. Masalah kesehatan yang dialami oleh warga (termasuk Covid-19) : Hipertensi dan DM

6. Apakah bentuk kegiatan kesehatan yang dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan,
pencegahan penyakit serta memelihara kesehatan masyarakat khususnya selama PSBB/new
normal life : Lakukan 3 M (Memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) serta
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

7. Masalah kesehatan apa yang dirasakan prioritas oleh kader saat ini : Kader mengatakan
masalah kesehatan yang diprioritaskan saat ini ialah tentang Covid-19

8. Materi penyuluhan apa yang diharapkan dari mahasiswa untuk warga : Diabetes Mellitus.

KISI-KISI KUESIONER/ANGKET PERILAKU KESEHATAN MASYARAKAT


UNTUK RESPONDEN

NO VARIABEL SUB SUB-SUB PERTANYAAN


VARIABEL VARIABEL

Pengetahuan Definisi Definisi Diabetes 1. Diabetes Melitus adalah


1. Tanda dan gejala Melitus penyakit kadar gula tinggi
Penyebab melebihi normal dengan
Komplikasi diagnose gula darah puasa
Pencegahan mg/dL. Terjadinya karena
Penatalaksanaan gangguan insulin.

Tanda dan Gejala 2. Gejala umum dari


Diabetes Melitus diabetes melitus adalah
banyak makan dan sering
kesemutan.

3. Penyebab dari diabetes


melitus adalah kegemukan
kurang aktifitas fisik, dan
pola makan salah

Penyebab Diabetes 4. Diabetes melitus dapat


Melitus menimbulkan komplikasi
seperti kerusakan ginjal,
penyakit jantung, dan
stroke

Komplikasi Diabetes 5. Cara mengatasi diabetes


Melitus melitus adalah terapi diet,
olahraga dan konsumsi
obat.

6. Saya mengetahui saat


Pencegahan Diabetes gula darah dalam batas
Melitus normal maka obat-obatan
dapat dihentikan seketika

Penatalaksanaan 7. Saya akan memeriksa


Diabetes Melitus kadar gula darah secara
teratur minimal satu bulan
sekali

Sikap a. Kemapuan 8. Saya akan mematuhi


2. dan anjuran terapi diet minum
kemampua obat teratur dan olahraga
n menerima
informasi 9. Saya dapat
kesehatan mengendalikan diabetes
b. Menerima melitus hanya dengan
saran minum obat
kesehatan
c. Menghargai 10. Saya tidak menghindari
perbedaan makanan manis
pendapat
dan mau
berdiskusi
d. Bertanggun
gjawab atas
pilihan
yang dipilih
Tindakan Melakukan 11. Saya akan menjalankan
3. tindakan diet agar gula darah saya
kesehatan sesuai selalu terkontrol
dengan
ketentuan yang 12. Saya mengetahui
benar bahwa olahraga senam
dapat mengontrol kadar
gula darah.
PRIORITAS MASALAH KESEHATAN
PADA KELOMPOK DEWASA DENGAN DIABETES MELLITUS DI RT O1 RW 01
TAHUN 2021

Diagnosis :
1. Ketidakefektifan pemeliharaan Kesehatan

No. Kriteria Bobot Skor Total Pembenaran


(1-10) (1-10) Max
600
1. Kesadaran masyarakat 10 9 90 Masyarakat sudah
akan masalah menyadari masalah yang
terjadi di wilayahnya
2. Motivasi masyarakat untuk 10 8 80 Masyarakat mengatakan
menyelesaikan masalah ada keinginan untuk
menyelesaikan masalah
kesehatan Diabetes
Militus
3. Kemampuan perawat 10 4 40 Perawat memberikan
dalam memengaruhi edukasi terkait dengan
penyelesaian masalah penyakit Diabetes
Melitus
4. Ketersediaan ahli/pihak 10 5 50 Terdapat Kader/petugas
terkait dalam penyelesaian kesehatan terkait
masalah penyelesaian masalah
Diabetes Melitus
Diwilayah Rt 01 Rw 01.
5. Beratnya konsekuensi jika 10 9 90 Terdapat dua warga
masalah tidak diselesaikan yang sudah mengalami
komplikasi seperti
stroke
6. Mempercepat penyelesaian 10 8 80 Masyarakat tidak
masalah dengan resolusi Mempercepat
yang dapat dicapai penyelesaian masalah
diabetes Melitus
sehingga dua warga
sudah mengalami
komplikasi seperti
stroke
Total 430

Keterangan:
 Bobot: 1-10
 Skor: 30
 Cara penghitungan: Skor dan bobot utk masing-masing kriteria 1-10 :

1-2: sangat rendah


3-4 : rendah
5-6 : cukup
7-8 : tinggi
9-10 : sangat tinggi
 Setelah skor x bobot terhitung semuanya lalu dijumlah total sehingga akan terlihat
diagnosis mana yang mempunyai nilai total terbesar, maka itulah prioritas
utamanya.

Diagnosis :
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
No. Kriteria Bobot Skor Total Pembenaran
(1-10) (1-10) Max
600
1. Kesadaran masyarakat 10 8 80 Masyarakat belum
akan masalah menyadari akan masalah
kesehatan diabetes
melitus yang diderita
2. Motivasi masyarakat untuk 10 3 30 Masyarakat mempunyai
menyelesaikan masalah keinginan akan
kesehatan yang lebih
baik
3. Kemampuan perawat 10 4 40 Perawat memberikan
dalam memengaruhi edukasi terkait dengan
penyelesaian masalah aturan diet dan pola
makan yang sesuai
dengan penyakit
Diabetes Melitus
4. Ketersediaan ahli/pihak 10 5 50 Terdapat Kader/petugas
terkait dalam penyelesaian kesehatan terkait
masalah penyelesaian masalah
Diabetes Melitus
Diwilayah Rt 01 Rw 01
5. Beratnya konsekuensi jika 10 7 70 Masyarakat menerima
masalah tidak diselesaikan konsekuensi dengan
hasil cek gula darah
tinggi dari sebelumnnya
6. Mempercepat penyelesaian 10 6 60 Dari sebagian
masalah dengan resolusi masyarakat sudah
yang dapat dicapai mempercepat
penyelesaian masalah
dengan resolusi yang
dapat dicapai
Total 330

Keterangan:
 Bobot: hasil analisis perawat
 Skor: hasil kesepakatan masyarakat
 Cara penghitungan: Skor dan bobot utk masing-masing kriteria 1-10 :

1-2: sangat rendah


3-4 : rendah
5-6 : cukup
7-8 : tinggi
9-10 : sangat tinggi
 Setelah skor x bobot terhitung semuanya lalu dijumlah total sehingga akan terlihat
diagnosis mana yang mempunyai nilai total terbesar, maka itulah prioritas
utamanya.

FORMAT RENCANA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELOMPOK KHUSUS DEWASA DENGAN
DIABETES MELITUS

RT : 01

N Masalah Tujuan NOC NIC


o Umum

1. Ketidakefektifa Setelah 1. Prevensi primer 1. Prevensi


n pemeliharaan dilakukan Pengetahuan tentang primer
Kesehatan tindakan proses penyakit Pendidikan
keperawata dengan indikator : kesehatan: dengan
n selama 1 x 1) Pengertian indikator :
60 menit Diabetes 1) Jelaskan
Masalah Melitus materi
keperawata 2) tanda dan tentang
n dapat gejala penyakit
teratasi Diabetes diabetes
dengan Melitus melitus,
kriteria hasil 3) Faktor risiko meliputi
: Diabetes pengertian,
Melitus penyebab,
4) 7 langkah tanda &
pengendalian gejala, dan 7
Diabetes langkah
Melitus pengendalia
n diabetes
2. Prevensi mellitus
Sekunder 2) Targetkan
Kontrol risiko sasaran pada
komunitas dengan kelompok
indikator : dewasa yang
1) Dorong akan
penurunan mendapat
berat badan manfaat
pada populasi besar dari
obesitas untuk pendidikan
mencegah kesehatan.
perkembanga 3) Tekankan
manfaat
n diabetes tipe
N Masalah Tujuan NOC NIC
o Umum

2 kesehatan
2) Menyediakan positif yang
program langsung atau
skrining untuk manfaat
jangka pendek
kelompok yang bisa
berisiko tinggi diterima
3) Rujuk klien masyarakat.
dengan 4) Kembangkan
glukosa tinggi materi
atau masalah pendidikan
lain (misal tertulis yang
hipertensi dan tersedia dan
kolestrol sesuai dengan
tinggi) ke sasaran
penyedia
2. Prevensi
layanan
Sekunder
primer atau
Skrining Kesehatan
klinik diabetes
dengan indikator :
1) Cek gula
3. Prevensi Tersier
darah
Penggunaan sumber
2) Berikan
yang ada di
informasi
komunitas dengan pemeriksaan
indikator : dini yang
1) Mengetahui tepat selama
fasilitas skrining
pelayanan
kesehatan 3. Prevensi Tersier
khusus untuk Pengembangan
penyakit kesehatan
diabetes masyarakat dengan
melitus indikator :
2) Strategi untuk 1) Ajari klien
mengakses atau
layanan keluarga
kesehatan pentingnya
3) Rencana menjaga
perawatan berat badan
lanjutan yang sehat
melalui pola
makan dan
olahraga
2) Promosikan
kesadaran
akan bahaya
obesitas
N Masalah Tujuan NOC NIC
o Umum

pada
diabetes
melitus
3) Berikan
akses ke
perawatan
kesehatan
utuk
memeriksa
kaki dan
mata

FORMAT CATATAN KEPERAWATAN

NO IMPLEMENTASI EVALUASI ANALISIS RENCANA


SWOT TINDAK LANJUT

Menjelaskan S: Strength (Kekuatan) Tidak ada


tentang penyakit Warga a. Mahasiswa
diabetes melitus mengatakan mampu
meliputi mengerti dan berkoordinasi
pengertian, memahami dengan baik
penyebab, tanda & tentang penyakit dengan RT,
gejala dan 7 diabetes melitus Kader serta
langkah meliputi Kelompok
pengendalian pengertian masyarakat RT
diabetes melitus (warga E 01 RW 01
mengatakan b. Mahasiswa
Melakukan cek diabetes melitus mampu
gula darah itu penyakit mempersiapkan
kencing manis, kegiatan dari
Menjelaskan serta warga H mulai fasilitas
mempraktikan mengatakan sampai
senam kaki diabetes melitus berlangsungnya
diabetes melitus itu penyakit acara dalam
gula), penyebab kurun waktu 1
Memonitor respon (warga E hari / 60 menit
pasien terhadap mengatakan c. Mahasiswa
terhadap terapi penyebab membuat media
senam kaki diabetes melitus penyuluhan
NO IMPLEMENTASI EVALUASI ANALISIS RENCANA
SWOT TINDAK LANJUT

diabetes disebabkan dari berupa leaflet


faktor genetic dan slide power
atau keturunan), point
tanda & gejala d. Penyuluh
(warga E menyampaikan
mengatakan materi dengan
tanda gejala jelas dan
diabetes melitus singkat sesuai
adalah sering dengan kontrak
buang air kecil, waktu yang
mudah haus) telah disepakati
serta 7 langkah bersama
pengendalian e. Seluruh peserta
diabetes melitus menghadiri
acara ini
Warga mengerti f. Seluruh
dan memahami mahasiswa
cara menjalankan
melakukan terapi peran masing-
senam kaki masing sesuai
diabetes (warga dengan tugas
dapat yang di
mempraktikan jabarkan di
sendiri senam Satuan Acara
kaki diabetes Penyuluhan
melitus)
Weakness (Kelemahan)
Warga a. Lokasi
mengatakan penyuluhan
merasa lebih tidak memadai
nyaman setelah
diberikan terapi Opportunity (Peluang)
senam kaki Mahasiswa mendapat
diabetes dukungan dari ketua
RT 01 RW 01 serta dari
kampus
O: Peserta penyuluhan
Warga tampak yang hadir mencapai
aktif saat 100%
penyuluhan dan Seluruh peserta
aktif dalam sesi penyuluhan mengikuti
diskusi & Tanya jalannya acara dari
jawab awal hingga akhir
Peserta menyimak
Warga tampak penyuluhan dengan
aktif mengikuti antusias dan dibuktikan
terapi dengan banyaknya
NO IMPLEMENTASI EVALUASI ANALISIS RENCANA
SWOT TINDAK LANJUT

Senam kaki pertanyaan yang


diabetes diajukan oleh peserta

Warga S Threath (Ancaman)


Warga A Sebelum penyuluhan
Warga H dilakukan, keadaan
Warga E cuaca kurang
Warga L mendukung (hujan)

A:
Masalah
keperawatan
teratasi

P:
Pertahankan
intervensi
Anjurkan warga
melakukan
senam kaki
secara mandiri di
rumah masing-
masing
BAB IV
PEMBAHASAN (TEORI, HASIL PENELITIAN TERKAIT FAKTOR PENDUKUNG,
FAKTOR PENGHAMBAT DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH)

4.1 PENGKAJIAN KEPERAWATAN


Pengkajian keperawatan komunitas merupakan tahap pertama dalam proses
keperawatan komunitas. Perawat berupaya untuk mendapatkan informasi atau data
tentang kondisi kesehatan komunitas dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
kesehatan komunitas. Dalam tahap pengkajian ini, ada empat kegiatan yang
dilakukan, yaitu pengumpulan data, pengorganisasian data, validasi data, dan
pendokumentasian data.

4.2 DIAGNOSIS KEPERAWATAN


Diagnosis keperawatan adalah respon manusia terhadap masalah kesehatan
aktual atau risiko dan potensial, serta perawat diberi kewenangan untuk mengatasi.
Penulisan diagnosis keperawatan kelompok dan komunitas berbeda dengan
individu dan keluarga. Menurut Freeman (1970) dalam Ervin (2008), upaya atau
action pelayanan keperawatan komunitas haruslah berlandaskan pengkajian yang
akurat yang dilakukan oleh seluruh komponen yang ada di dalam komunitas, sehingga
diagnosis keperawatan komunitas adalah kunci utama pelayanan keperawatan yang
dilakukan di komunitas.
Mengingat komunitas terdiri atas individu, keluarga, kelompok dan
komunitas, maka diagnosis keperawatan komunitas harus ditujukan kepada
komunitas, kelompok atau aggregates tersebut, sehingga secara umum diagnosis
tersebut meliputi atau mewakili permasalahan individu, keluarga yang hidup dan
tinggal dalam komunitas tersebut. Diagnosis keperawatan kelompok dan komunitas
juga memiliki perbedaan secara umum dengan diagnosis individu dan keluarga,
karena saat melakukan pengkajian di komunitas atau kelompok/aggregates, maka
perawat yang bekerja di komunitas, berkolaborasi dengan komunitas, tokoh
komunitas, kepala kelurahan/desa serta aparatnya, pemuka agama serta tenaga
kesehatan lainnya, sehingga formulasi diagnosis keperawatan harus mewakili semua
pemangku kepentingan di komunitas (Ervin, 2008).

Ada tiga bagian diagnosis keperawatan berikut ini.


1. Menggambarkan masalah, respon, atau keadaan.
2. Identifikasi faktor etiologi berkaitan dengan masalah.
3. Tanda dan gejala yang merupakan karakteristik masalah.

Fokus diagnosis pada komunitas biasanya kelompok, populasi atau kelompok


komunitas yang memiliki suatu karakteristik (lokasi geografi, pekerjaan, etnis, kondisi
perumahan).
4.3 PERENCANAAN KEPERAWATAN
Perencanaan merupakan tahapan dalam proses keperawatan antara tahapan
diagnosis keperawatan dan intervensi keperawatan. Perencanaan keperawatan
bertujuan untuk menetapkan kebutuhan populasi komunitas secara efektif dengan
menggunakan proses pengambilan keputusan secara logika yang dituangkan dalam
perencanaan secara terinci. Perencanaan dapat didefinisikan sebagai “Penetapan
perencanaan tindakan untuk membantu klien untuk mencapai kondisi kesehatan
optimum“ (Yura dan Walsh, 1988).

4.4 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


Implementasi merupakan tahap kegiatan setelah perencanaan kegiatan
keperawatan komunitas dalam proses keperawatan komunitas. Fokus pada tahap
implementasi adalah bagaimana mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya, tetapi yang sangat penting dalam implementasi keperawatan kesehatan
komunitas adalah melakukan tindakan-tindakan berupa promosi kesehatan,
memelihara kesehatan atau mengatasi kondisi tidak sehat, mencegah penyakit, dan
dampak pemulihan.

Pelaksanaan kegiatan komunitas berfokus pada tiga tingkat pencegahan


(Anderson dan Mefarlen, 1985), yaitu :

1. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum sakit atau fisfungsi dan
diaplikasikan ke populasi sehat pada umumnya, mencakup pada kegiatan kesehatan
secara umum dan perlindungan khusus terhadap suatu penyakit. Misalnya, kegiatan
penyuluhan gizi, imunisasi, stimulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.

2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya
perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya masalah kesehatan.
Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa dini dan inervensi yang tepat
untuk menghambat proses penyakit atau kelainan sehingga memperpendek waktu
sakit dan tingkat keparahan. Misalnya mengkaji dan memberi intervensi segera
terhadap tumbuh kembang anak usia bayi sampai balita.

3. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier adalah kegiatan yang menekankan pada pengembalian
individu pada tingkat fungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga.
Pencegahan ini dimulai ketika terjadinya kecacatan atau ketidakmampuan yang
menetap bertujuan untuk mengembalikan ke fungsi semula dan menghambat proses
penyakit.

4.5 EVALUASI KEPERAWATAN


Evaluasi merupakan serangkaian prosedur untuk menilai suatu program dan
memperoleh informasi tentang keberhasilan pencapaian tujuan, kegiatan, hasil, dan
dampak serta biayanya. Fokus utama dari evaluasi adalah mencapai perkiraan yang
sistematis dari dampak program. Dengan demikian, evaluasi merupakan suatu usaha
untuk mengukur suatu pencapaian tujuan atau keadaan tertentu dengan
membandingkan dengan standar nilai yang sudah ditentukan sebelumnya. Juga
merupakan suatu usaha untuk mencari kesenjangan antara yang ditetapkan dengan
kenyataan hasil pelaksanaan. Menurut Wijono (1997), evaluasi adalah prosedur secara
menyeluruh yang dilakukan dengan menilai masukan, proses dan indikator keluaran
untuk menentukan keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai
tujuan yang ditetapkan.
Menurut WHO (1990), pengertian evaluasi adalah suatu cara sistematis untuk
memelajari berdasarkan pengalaman dan mempergunakan pelajaran yang dipelajari
untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan serta meningkatkan
perencanaan yang lebih baik dengan seleksi yang seksama untuk kegiatan masa
datang. Pengertian lain menyebutkan, bahwa evaluasi merupakan suatu proses yang
memungkinkan administrator mengetahui hasil programnya dan berdasarkan hasil
tersebut mengadakan penyesuaian- penyesuaian untuk mencapai tujuan secara efektif.
Jadi evaluasi tidak sekadar menentukan keberhasilan atau kegagalan, tetapi juga
mengetahui mengapa keberhasilan atau kegagalan itu terjadi dan apa yang bisa
dilakukan terhadap hasil-hasil tersebut.
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai
masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Jadi, sangat penting
menumbuhkan pengertian yang benar pada masvarakat tentang konsep sehat dan sakit karena
dengan konsep yang benar, maka masyarakat dapat menyelesaikan masalah kesehatannya
dengan baik. (Foster, 2006). Diabetes Militus yang dikenal sebagai non communicable
disease yaitu salah satu penyakit yang paling sering diderita dan penyakit kronis yang serius
di Indonesia saat ini. Setengah dari jumlah kasus Diabetes Militus tidak terdiagnosa karena
pada umumnya diabetes tidak disertai gejala sampai terjadinya komplikasi. Penyakit tidak
menular seperti Diabetes Militus semakin hari semakin meningkat, dapat dilihat dari
meningkatnya frekuensi kejadian penyakit tersebut di masyarakat (Soegondo, 2004).
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatanprofesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompokresiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melaluipencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan, dengan menjaminketerjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan kliensebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan.
Model community as partner merupakan salah satu dari modelkeperawatan komunitas
yang berproses dalam komunitas sebagai mitra ataupartner dalam menangani masalah
kesehatan, meningkatkan derajat kesehatan danpencegahan masalah keperawatan komunitas.
Model Comunity as partner terdapat dua komponen utama yaitu roda pengkajian komunitas
dan proses keperawatan. Roda pengkajian komunitas terdiri :
d. Inti komunitas (the community core),
e. Subsistes komunitas (the community subsystem),
f. Persepsi (perseption).
5.2 REKOMENDASI

1. Bagi Warga
Sebaiknya penderita diabetes melitus lebih aktif dalam meningkatkan pengendalian
gula darah dengan mematuhi diet yang di tetapkan oleh tenaga kesehatan , menjalani
pengobatan dengan baik dan memeriksa kadar gula darah sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan oleh tenaga kesehatan.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Sebaiknya tenaga kesehatan meningkatkan pelayanan bagi penderita diabetes melitus
dengan aktif memberikan penyuluhan tentang penatalaksanaan penyakit diabetes
melitus melalui kegiatan yang sudah ada di masyarakat.
3.Bagi Para Pembaca
Makalah ini bisa di gunakan sebagai tambahan bahan untuk menambah wawasan
mengenai asuhan keperawatan komunitas khususnya usia dewasa dengan Diabetes
melitus di harapkan para pembaca dapat menyempurnakan makalah ini lebih baik
lagi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Siti Nur Kholifah, Ns. Wahyu Widagdo. 2016. “Keperawatan Keluarga dan
Komunitas. Pusdik SDM Kesehatan : Jakarta Selatan. Diakses melalui
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/
Keperawatan-Keluarga-dan-Komunitas-Komprehensif.pdf

2. http://eprints.umm.ac.id/29895/2/jiptummpp-gdl-diyahkusum-29751-2-
babi.pdf

3. Gloria M. Bulecheck, Howard K. Butcher, Joanne M. Dochtermen, Cheryl M.


Wagner. 2013. “Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi Bahasa
Indonesia Edisi Keenam”.

4. Gloria M. Bulecheck, Howard K. Butcher, Joanne M. Dochtermen, Cheryl M.


Wagner. 2013. “Nursing Outcome Classification (NOC) Edisi Bahasa
Indonesia Edisi Keenam”.

Anda mungkin juga menyukai