Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN

PSIKOSOSIAL
GANGGUAN CITRA
TUBUH
Disusun oleh Kelompok 9 ;
 Salsa dinar
 Riyan firman
 Virginia Yumaisa
 Mega laras
DEFINISI
Citra tubuh adalah sikap, persepsi, keyakinan dan pengetahuan individu secara sadar atau tidak
sadar terhadap tubuhnya yaitu ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan obyek
yang kontak secara terus menerus (anting, make up, kontak lensa, pakaian, kursi roda) dengan
tubuh. Pandangan ini terus berubah oleh pengalaman dan persepsi baru

Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh
perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang sering kontak
dengan tubuh.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
 Kegagalan fungsi tubuh

Seperti hemiplegi, buta, tuli dapat mengakibatkan depersonlisasi yaitu tadak mengkui atau asing dengan bagian
tubuh, sering berkaitan dengan fungsi saraf.
 Perubahan tubuh berkaitan

Hal ini berkaitan dengan tumbuh kembang dimana seseorang akan merasakan perubahan pada dirinya seiring
dengan bertambahnya usia.
 Umpan balik interpersonal yang negatif

Umpan balik ini adanya tanggapan yang tidak baik berupa celaan, makian sehingga dapat membuat seseorang
menarik diri.
 Standard sosial budaya

Hal ini berkaitan dengan kultur sosial budaya yang berbeda-setiap pada setiap orang dan keterbatasannya serta
keterbelakangan dari budaya tersebut menyebabkan pengaruh pada gambaran diri individu, seperti adanya
perasaan minder.
PERANAN CITRA DIRI
 Citra diri memberikan gambaran tentang seseorang itu.

ini tidak hanya meliputi perasaan terhadap diri seseorang, melainkan mencakup pula tatanan
moral, sikap-sikap, idea-idea, dan nilai-nilai yang mendorong orang bertindak atau sebaliknya
tidak bertindak.

 Citra diri sebagai sistem sikap pandang terhadap diri seseorang dan merupakan dasar bagi
semua tingkah laku,
Ariety (1967) bahwa ”the self concept is basic in all behavior”.
(Bahwa citra diri juga sangat menentukan tingkah laku untuk masa depan seseorang)
ETIOLOGI
 Perubahan ukuran tubuh : berat badan yang turun akibat penyakit
 Perubahan bentuk tubuh : tindakan invasif, seperti operasi, suntikan, pemasangan, alat di
dalam tubuh.
 Perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk tubuh disertai dengan pemasangan
 Perubahan fungsi : berbagai penyakit yang dapat merubah sistem tubuh
 Keterbatasan : gerak, makan, kegiatan
TANDA DAN GEJALA
 Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah
 Tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi/akan terjadi
 Menolak penjelasan perubahan tubuh
 Persepsi negatif pada tubuh
 Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang
 Mengungkapkan keputusasaan
 Mengungkapkan ketakutan
PENGKAJIAN
Data Umum
 Identitas Pasien
 Nama : Ny. B
 Umur : 35 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Status : menikah
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : Pembuat mabel kayu
 Alamat : kp.tengah RT.004/006,kec.kermat jati ,Jakarta timur
 Keluhan Utama : pasien mengatakan terluka kakinya karena terkena tusukan kayu tajam, pasien merasa tidak kuat
apabila pasien melihat lukanya, dan pasien merasa terganggu dengan adanya sakit di kaki menjadi tidak bisa beraktifitas
LANJUTAN
Riwayat Kesehatan
 Riwayat Kesehatan Sekarang : pasien mempunyai penyakit DM
 Riwayat Kesehatan yang Lalu : pasien mengatakan tidak ada
 Riwayat Kesehatan Keluarga: pasien mengatakan anggota keluarganya tidak ada penyakit
 Riwayat Psikososial : pasien merasa malu akan keadaannya dan merasa menyusahkan keluarga

Kebutuhan Dasar :
 Pola Kebiasaan Sehari-hari
 Pola nutrisi:
 Makan 3x sehari
 Minum air putih 2,5 L/ hari
 Pola Eliminasi:
 Mandi 2x sehari (pagi dan sore)
 Pola buang air besar 1x sehari, bentuk feces lunak
 Pola buang air kecil 6 – 7x sehari dengan warna jernih.
 Pola Istirahat Tidur : Siang ± 2 jam malam ± 7 jam
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
 Keadaan umum: baik, Kesadaran: compos mentis
 TD : 130/80 MmHg, Suhu : 36,5°C, Nadi : 78 X/m, Respirasi : 24 X/m, TB : 149, BB: 46 Kg.

Pemeriksaan Fisik
 Kepala : Bentuk simetris, warna rambut hitam, tidak ada benjolan
 Muka : Simetris, tidak pucat
 Mata : Simetris, conjungtiva tidak pucat.
 Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada secret, kebersihan cukup.
 Mulut dan gigi : Bibir lembab, lidah bersih.
 Telinga: Simetris, tidak ada serumen, kebersihan cukup.
 Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening.
 Dada : Simetris, tidak ada pembengkakan, tidak batuk, tidak sesak, tidak ada suara ronchi, tidak ada suara wheezing.
 Kulit : Turgor baik, tidak ada kelainan.
 Genetalia: Tidak ada benjolan, tidak ada kelainan.

Pemeriksaan Laboratorium
 GDS : 451 mg/Dl
 Leukosit : 18350/mm3
ANALISA DATA
Data subyektif Data obyektif
1. Ny. B mengatakan luka ditelapak kakinya karena 1. Ny. B tampak lesu, lemas, dan tidak bersemangat
terkena tusukan kayu tajam

2. Ny. B mengatakan merata tidak kuat apabila 2. Ny. B tampak malu dengan keluarganya
melihat lukanya

3. Ny. B mengatakan merasa terganggu dengan 3. TTV :


adanya sakit di kaki menjadi tidak bisa beraktifitas TD : 130/80 MmHg, Suhu : 36,5°C, Nadi : 78 X/m,
Respirasi : 24 X/m, TB : 149 cm, BB: 46 Kg

4. Ny. B mengatakan apabila pasien melihat lukanya 4. Pemeriksaan Laboratorium


Ny. B merasa lemas dan ingin pingsan GDS : 451 mg/Dl
Leukosit : 18350/mm3
5. Ny. B mengatakan tidak pernah keluar rumah

6. Ny. B mengatakan merasa malu akan keadaannya


dan merasa menyusahkan keluarga
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 GANGGUAN CITRA TUBUH


No. Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi
1. Gangguan Citra Tubuh Setelah dilakukan asuhan - Mengenal tentang arti
keperawatan selama ± 20 perubahan pada Ny. B dengan
menit pasien dapat memahami diskusi
gangguan citra tubuhnya. - Memberikan stimulasi positif
mengenai penerimaan
Kriteria hasil: -Berikan contoh kepada Ny. B
- Body image yang memiliki kasus yang
mirip/serupa dengan Ny. B
terutama pada klien yang telah
berhasil dalam rehabilit l
dalam rehabilitasi
- Dorong Ny. B untuk merawat
diri dan berperan serta dalam
asuhan Ny. B secara bertahap
-Bantu Ny. B menentukan
tindakan positif yang tetap
harus dilakukan Ny. B dalam
kehidupan sehari-hari.
IMPLEMENTASI

No Dx kep Implementasi
1. Gangguan Citra Tubuh -Membiasakan Ny. B untuk berfikiran
 berfikiran positif terhadap terhadap
kondisinya
-membiasakan Ny. B melatih hal-hal positif
yang dimiliki klien
- Mempertemukan Ny. B dengan seseorang
EVALUASI

No Dx kep Evaluasi
1. Gangguan Citra Tubuh S:
Ny. B mengatakan sudah merasa lega setelah berbincang bincang
Ny. B mengatakan merasa nyaman
O:
Ny. B kooperatif mampu menjawab pertanyaan perawat dengan antusias
Ekspresi sedih berkurang
Tampak tersenyum
TTV :
TD : 130/80, Suhu : 36,5ºC, Nadi : 78 x/menit, RR : 24 x/menit
A:
Masalah gangguan citra tubuh teratasi
P:
Anjurkan Ny. B untuk melihat bagian luka secara bertahap
Anjurkan Ny. B melatih fungsi tubuh yang sehat, latih meningkatkan citra
tubuh dengan perawatan diri secara bertahap
Anjurkan Ny. B berinteraksi secara bertahap
KESIMPULAN
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini
mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh
saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman baru
setiap individu (Stuart and Sundeen, 1991).
Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima stimulus dari orang lain,
kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar dirinya terpisah dari lingkungan
( Keliat ,1992 ).
Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan
ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang sering kontak dengan
tubuh.

Anda mungkin juga menyukai