Dosen Pembimbing :
Ns Nurul Huda S.Psi,S.Kep,M.Si.
Di susun Oleh :
Kelompok 4
1. Amelia Dewi Y (1801098)
2. Cahyo Azhi P (1801100)
3. Dinda Meisindy H (1801105)
4. Firliana Triwidyanti (1801109)
5. Kumrotul A’jun O (1801114)
6. M. Zainul Akbar (1801119)
7. Nur Elisah F (1801123)
8. Salasa Khajarul K (1801130)
9. Sinta Rahmawati S (1801133)
10. Siti Maryam (1801134)
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Membantu dan memfasilitasi masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatan yang optimal serta mampu mengenal dirinya sendiri tentang masalah
kesehatan di RW 05 kelurahan Ngemplakrejo dusun Ngemplak kota pasuruan.
2. Tujuan Khusus
1. Melakukan pengumpulan data komunitas yang berhubungan dengan
kesehatan bersama masyarakat dengan menggunakan format Survey Kesehatan
Masyarakat.
2. Membentuk dan menggerakkan Kelompok Kerja Kesehatan (Pokjakes)
3. Menganalisa data kesehatan yang didapatkan di masyarakat.
4. Merumuskan diagnosa / masalah kesehatan dengan menyelenggarakan
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
5. Melakukan tindakan keperawatan :
1. Menggerakan masyarakat melakukan kegiatan yang telah
direncanakan
2. Mengubah perilaku kesehatan masyarakat
3. Melakukan pengembangan dan pengorganisasian masyarakat
4. Bersama-sama instansi terkait melakukan pembinaan Pos
Kesehatan Desa (PKD) / Desa Siaga
5. Melakukan koordinasi atau kerjasama dengan limtas program dan
lintas sektoral.
6. Melakukan evaluasi keperawatan.
C. MANFAAT LAPORAN
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Masyarakat RW 05
Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk, kesehatan
lingkungan perumahan, pendidikan, keselamatan dan permasalahan kesehatan
yang ada serta pelayanan sosial yang ada / kegiatan sosial kemasyarakatan.
2. Mahasiswa / Penyusun
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam
memberikan asuhan keparawatan komunitas khususnya di RW 05 kelurahan
Ngemplakrejo dusun Ngemplak kota pasuruan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. A. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS
Menurut Kontjaraningrat (1990) Komunitas adalah, sekumpulan manusia
yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Betty Neuman
(1989) berpendapat bahwa, komunitas juga dipandang sebagai klien “ Client is an
interacting open system in total interface with both internal and external forces or
stressors “.
Logan dan Dawkin (1987) menuliskan bahwa pengertian keperawatan
komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan pada
masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kepeawatan.
Pernyataan lain menurut Soerjono Soekanto (1982) komunitas adalah
menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah
(dalam arti geografi) dengan batas-batas tertentu, dimana yang menjadi dasarnya
adalah interaksi yang lebih besar dari anggota-anggotanya, dibandingkan dengan
penduduk diluar batas wilayahnya. Adapun menurut WHO (1974) komunitas
adalah kelompok sosial yang di tentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai
keyakinan dan minat yang sama serta adanya saling mengenal dan interaksi antar
anggota masyarakat.
Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan
utama yang ditujukan pada masyarakat pada prakteknya memerlukan acuan atau
landasan teoritis untuk menyelesaikan penyimpangan dalam kebutuhan dasar
komunitas. Salah satunya adalah konsep menurut (Christine Ibrahim, 1986)
keperawatan dikarakteristikkan oleh 4 (empat) konsep pokok, yang meliputi
konsep manusia, kesehatan, masyarakat dan keperawatan. Paradigma keperawatan
ini menggambarkan hubungan teori-teori yang membentuk susunan yang
mengatur teori-teori itu berhubungan satu dengan yang lain sehingga
menimbulkan hal-hal yang perlu di selidiki (Christine Ibrahim, !986).
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok
khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah
kesehatan atau perawatan (Nasrul Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan / keperawatan karena ketidakmampuan merawat
dirinya sendiri oleh sesuatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi
anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumah
tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan
yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa
anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan / keperawatan, maka akan
berpengaruh terhadap anggota-anggota keluarga lain, dan keluarga-keluarga yang
ada disekitarnya.
3. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat
rawan terhadap masalah kesehatan, dan termasuk diantaranya adalah :
1. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya seperti ; Ibu hamil, bayi baru lahir, anak
balita, anak usia sekolah, usia lanjut.
2. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah :
Penderita penyakit menular seperti; TBC, AIDS, penyakit kelamin dan lainnya.
Penderita yang menderita penyakit tidak menular, seperti; Diabetes melitus,
jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lainnya.
1. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya : WTS,
pengguna narkoba, pekerja tertentu, dan lainnya
2. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah: Panti
Werdha, panti asuhan, pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental, sosial dan
lainnya), penitipan anak balita.
4. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat
sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok
beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan
keperawatan komunitas diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien.
2. B. PERAN PERAWAT KOMUNITAS (PROVIDER OF NURSING
CARE)
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat
diantaranya adalah :
1. Sebagai Pendidik (Health Education)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara
terorganisirdalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan
perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
2. Sebagai Pengamat Kesehatan (Health Monitor)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-
masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status
kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan
pengumpulan data.
3.Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Servises)
Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat
dan puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan team
kesehatan lainnya sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem pelayanan
kesehatan. Dengan demikianpelayanan kesehatan yang diberikan merupakan suatu
kegiatan yang menyeluruh dan tidak terpisah-pisah antara satu dengan yang
lainnya.
4. Sebagai Pembaharuan (Inovator)
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu
terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat terutama dalam merubah
perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya dengan peningkatan dan
pemeliharaan kesehatan.
5. Pengorganisir Pelayanan Kesehatan (Organisator)
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan serta dalam memberikan
motivasi dalam meningkatkan keikutsertaan masyarakat individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat dalam setiap upaya pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan oleh masyarakat misalnya: kegiatan posyandu, dana sehat, mulai
dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai dengan tahap penilaian, sehingga ikut
dalam berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan pengorganisasian masyarakat
dalam bidang kesehatan.
6. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik
dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan di contoh oleh
masyarakat.
7. Sebagai Tempat Bertanya (Fasilitator)
Perawat kesehatan masyarakat dapat dijadikan tempat bertanya oleh
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk memecahkan berbagai
permasalahan dalam bidang kesehatan dan keperawatan yang dihadapi sehari-hari.
Dan perawat kesehatan diharapkan dapat membantu memberikan jalan keluar
dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi.
8. Sebagai Pengelola (Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai
kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban
tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
BAB III
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 05
KELURAHAN NGEMPLAKREJO DUSUN NGEMPLAK KECAMATAN
PANGGUNGREJO KOTA PASURUAN
Dalam rangka mengaplikasikan ilmu kepearwatan di komunitas dan untuk
menerapkan konsep-konsep dalam memberikan asuhan keperawatan dalam
konteks keperawatan dasar, maka kelompok mendapatkan tugas keperawatan
komunitas di wilayah RW 05 kelurahan Ngemplakrejo dusun Ngenplak
kecamatan Panggungrejo kota Pasuruan
I. PENGKAJIAN KOMUNITAS
1. PENGKAJIAN TAHAP I
2. Geografi
1. Keadaan tanah: tanah kering namun tidak berdebu
3. Demografi
1. Jumlah KK: 50 KK
2. Jumlah penduduk: 321 jiwa
3. Mobilitas penduduk: penduduk jarang di rumah ketika pagi dan
siang hari karena bekerja, sedangkan anak-anak pada sekolah.
4. Jumlah keluarga: 40 keluarga
5. Kepadatan penduduk: padat
6. Tingkat pendidikan
TK : 40 orang
SMA : 98 orang
SMP : 60 orang
SD : 105 orang
7. Pekerjaan:
8. Pendapatan rata-rata:
Rp 500.000 : 20%
Rp 800.000,- : 20%
Rp 800.000,- s/d Rp 2.000.000.- : 50%
> Rp 2.000.000,- : 10%
TK : 40 orang
SMA : 98 orang
SMP : 60 orang
SD : 105 orang
11. Ekonomi
12. Rekreasi
Dari hasil di atas di dapatkan jumlah terbesar penderita penyakit terbesar yaitu
Diare dengan jumlah 121 orang. Kemudian pemeriksaan epidemiologi dari 50
rumah warga RW 05 desa Ngemplakrejo yang di pilih secara acak, di dapatkan 8
rumah warga yang masih meminum air mentah.
Data Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI
Kode Diagnosa Kode Luaran Kode Intervensi
Data pendukung masalah kesehatan komunitas : Lingkungan fisik yang kurang sehat
Hasil Observasi : D.0099 Perilaku Luaran utama : Intervensi utama :
Rumah warga di RW 05 belum Kesehatan L.12107 Perilaku kesehatan I.12472 Promosi perilaku upaya
bebas jentik. Cenderung Luaran tambahan : kesehatan
Kondisi penampungan air warga di Beresiko b/d L.12104 Manajemen kesehatan Observasi :
RW 05 kadang terbuka, kadang lingkungan fisik Identifikasi
tertutup. yang kurang Setelah dilakukan perilaku
Tampak banyak rumah warga di sehat. intervensi keperawatan kesehatan yang
RW 05 kurang penerangan dan selama 30 hari maka, dapat
ventilasi. Perilaku kesehatan ditingkatkan
Hasil Wawancara : membaik dengan Terapeutik :
Warga di RW 05 mengatakan belum kriteria hasil : Berikan
ada penyuluhan tentang pentingnya Kemampuan lingkungan
PHBS atau meningkatkan Warga di RW yang
pemeliharaan kesehatan. 05 melakukan mendukung
Warga di RW 05 malas untuk PHBS Untuk kesehatan
membersihkan lingkungan rumah mencegah Edukasi :
yang kotor. penyakit Anjurkan
Warga di RW 05 mengatakan tidak meningkat melakukan
adanya dukungan sosial seperti Kemampuan PHBS seperti
pengadaan kegiatan kerja bakti. peningkatan melakukan
kesehatan gerakan 3M.
Warga di RW Intervensi
Hasil Angket : 05 meningkat Pendukung :
60% Pengetahuan Warga di RW 05 I.09258 1. Dukungan
08 tentang PHBS kurang. kelompok
30% Warga di RW 05 tidak I.09265 2. Dukungan
mengetahui cara menjaga kebersihan pengambilan
lingkungan. keputusan
10% Warga di RW 05 tidak I.09277 3. Konseling
mengetahui dampak dari keadaan I.12383 4. HE
lingkungan yang kotor I.12439 5. Edukasi pola
perilaku
kebersihan
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan pada bab sebelumnya maka dapat kami
simpulkan sebagai berikut :
B. SARAN
Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka disarankan: