OLEH :
FIRLIANA TRIWIDYANTI
NIM 2111016
DOSEN PENGAMPU :
MERINA WIDYASTUTI, S.KEP.,NS., M.KEP
Dikutip dari WHO, investigasi menunjukkan bahwa virus corona penyebab SARS (SARS-
CoV) ditularkan dari musang ke manusia. Sementara itu, hewan yang menularkan coronavirus
penyebab MERS (MERS-CoV) ke manusia adalah unta dromedaris. Terdapat pula beberapa
virus lain yang terdapat pada hewan, tapi belum menginfeksi manusia.
Virus corona pada manusia pertama kali ditemukan pada tahun 1960 di hidung pasien yang
terkena flu biasa (common cold). Dua coronavirus pada manusia, yaitu OC43 dan 229E, adalah
yang bertanggung jawab atas terjadinya sebagian flu biasa. Virus ini diberi nama berdasarkan
proyeksi mirip mahkota di permukaannya. “Corona” dalam bahasa Latin berarti “halo” atau
“mahkota”. Penyebaran coronavirus adalah sama seperti virus yang penyebab flu lainnya, seperti
dari batuk dan bersin, atau dari sentuhan orang yang terinfeksi. Hampir semua orang pernah
terinfeksi virus corona setidaknya sekali seumur hidupnya, biasanya terjadi pada anak-anak.
Coronavirus adalah virus yang umumnya muncul pada musim gugur dan dingin di Amerika
Serikat. Namun, semua orang bisa terkena virus ini kapan pun.
Jenis-jenis coronavirus
Coronavirus adalah virus yang memiliki banyak jenis. Namanya biasanya dibedakan berdasarkan
tingkat keparahan penyakit yang disebabkan dan seberapa jauh penyebarannya.
Medical News Today menyebut, saat ini ada enam jenis virus corona yang menginfeksi manusia,
yakni:
229E
NL63
0C43
HKU1
Jenis coronavirus yang lebih langka adalah MERS-CoV yang menyebabkan Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan SARS-CoV, yang menyebabkan Severe Acute Respiratory
syndrome (SARS).
Selain enam jenis coronavirus di atas, pada 7 Januari 2020, sebagaimana dilansir dari laman
badan kesehatan dunia, WHO, pemerintah Tiongkok mengonfirmasi jenis virus corona baru yang
mewabah pada akhir Desember.
2
Virus corona baru tersebut merupakan jenis yang tidak mirip dengan kelompok virus corona
lainnya. Pada awalnya, virus ini dinamakan dengan novel coronavirus 2019 (2019-nCoV) sampai
akhirnya ditetapkan nama resmi yaitu SARS-CoV-2, penyebab penyakit Covid-19.
SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 dicurigai menular dari hewan kelelawar dan ular ke manusia.
Meski begitu, virus ini juga telah dikonfirmasi menular dari manusia ke manusia.
Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus
yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya
menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga
bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory
Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian
diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia.
Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita COVID-19
Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda yang
terkena cipratan air liur penderita COVID-19
Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau berjabat tangan
Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan
fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang sedang sakit, atau orang yang daya
tahan tubuhnya lemah.
Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan menanyakan gejala yang
dialami pasien. Dokter juga akan bertanya apakah pasien bepergian atau tinggal di daerah yang
memiliki kasus infeksi virus Corona sebelum gejala muncul.
Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan berikut:
3
C. Penyebaran Virus Corona
Seperti yang telah disebutkan, coronavirus adalah virus zoonosis. Artinya, virus ini menular
dari hewan ke manusia. Penularan antar-manusia juga bisa terjadi walau belum diteliti secara
khusus.
Seiring perkembangannya virus ini dapat menular melalui beberapa cara. Virus MERS-
CoV penyebab penyakit MERS dapat menular melalui dua cara. Pertama, dari hewan ke
manusia. Dalam hal ini, unta dipercaya sebagai sumber utama virus.
Penyakit SARS diketahui berasal dari kelelawar dan musang. Penularannya terjadi dari manusia
ke manusia melalui cairan yang keluar dari sistem pernapasan (droplets) atau melalui kontak
dekat. Sebagaimana dilansir dari badan pencegahan dan pengendalian penyakit Amerika
Serikat, CDC, ada kemungkinan pula bahwa virus corona penyebab SARS menular melalui
udara.
Serupa dengan SARS, Covid-19 awalnya diketahui bersumber dari hewan ular. Mereka yang
awalnya terjangkit virus ini diketahui habis memakan hewan liar di Pasar Huanan.
Meski begitu, seiring perkembangannya, para ahli meyakini bahwa Covid-19 menular dari orang
ke orang melalui droplets. Itu sebabnya, virus ini juga disebut sebagai virus SARS tipe 2 (SARS-
CoV-2).
Melalui udara (virus keluar dari mereka yang batuk dan bersin tanpa menutup mulut)
Menyentuh permukaan benda yang terdapat virus kemudian menyentuh wajah (hidung, mata,
dan mulut) tanpa mencuci tangan
Seiring meningkatnya jumlah kasus infeksi virus corona, pemerintah pusat maupun
daerah pun sudah mengeluarkan himbauan dan kebijakan guna mencegah meluasnya
penyebaran virus ini. Sekolah-sekolah di beberapa daerah, termasuk DKI Jakarta dan
4
Jawa Tengah, diliburkan. Begitu juga perkantoran yang sebagian sudah menjalani
program bekerja dari rumah.
Awalnya, infeksi virus corona dideteksi pada pasien yang berdomisili di Depok, Jawa
Barat. Saat ini, kasus positif COVID-19 sudah menyebar ke 24 provinsi di Indonesia,
yaitu:
Bali
Banten
DI Yogyakarta
DKI Jakarta
Jambi
Jawa Tengah
Jawa Barat
Jawa Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Timur
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kepulauan Riau
Sumatera Selatan
Sulawesi Utara
Sumatera Utara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Lampung
5
Riau
Maluku Utara
Maluku
Papua
Bagi Anda yang tidak berada di area yang dekat dengan penyebaran COVID-19, bukan
baru kembali dari salah satu negara atau area yang menjadi pusat penyebaran virus
Corona, atau tidak pernah berkontak langsung dalam jarak dekat dengan penderita, maka
risiko Anda tertular sebenarnya kecil.
Meski begitu, Anda tetap harus waspada. Namun perlu diketahui, tidak semua kasus
COVID-19 mematikan. Sama seperti banyak penyakit lainnya, infeksi ini juga bisa terjadi
dalam kondisi yang ringan hingga parah.
Sejauh ini diketahui bahwa sebagian besar pasien COVID-19 yang mengalami infeksi
parah, berusia lansia dan memiliki riwayat penyakit lain yang mendasarinya seperti
diabetes , tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.
Sejak merebaknya wabah COVID-19, Indonesia sebenarnya termasuk salah satu negara
yang tergolong baru terinfeksi virus ini. Meski begitu, dalam waktu singkat jumlah orang
yang positif terinfeksi virus ini meningkat dalam waktu yang tergolong cepat.
Penyebaran infeksi virus corona di Indonesia sendiri bisa dibagi menjadi beberapa
cluster. Cluster pertama adalah cluster Jakarta, yang bersumber dari WNA asal Jepang
yang positif corona dan berkunjung ke Jakarta. WNA ini, menularkan virus tersebut ke
pasien 01 dan beberapa orang lainnya.
Cluster kedua adalah imported case. Artinya, para pasien tersebut tertular saat berada di
luar negeri dan terdeteksi saat masuk ke Indonesia. Ada beberapa WNI dan WNA yang
masuk ke dalam cluster ini dan hingga saat ini, tercatat satu WNA asal Inggris yang telah
meninggal dunia akibat virus corona di Bali.
Terbaru, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi tercatat positif terinfeksi virus corona.
Padahal, tiga hari sebelum ia dinyatakan positif, ia sempat mengikuti rapat terbatas di
Istana Negara bersama beberapa tokoh lainnya. Saat ini, Budi Karya sudah diisolasi dan
mendapatkan perawatan di rumah sakit.
6
WHO: infeksi COVID-19 adalah pandemi global
Pada tanggal 11 Maret 2020, badan kesehatan dunia bentukan PBB, World Health
Organization (WHO) telah mengelurakan pernyataan bahwa dengan situasi yang ada,
infeksi virus corona masuk dalam kategori pandemi. Pandemi adalah kategori penyebaran
penyakit paling tinggi, di atas epidemi.
Epidemi adalah tingginya jumlah penyakit di daerah tertentu, namun tidak menyebar luas
ke daerah-daerah lain. Contoh dari epidemi adalah malaria di papua. Jika suatu infeksi
penyakit mulai menyebar luas bahkan ke seluruh dunia dengan tingkat penyebaran cepat,
maka kondisi tersebut disebut sebagai pandemi.
Sejak ratusan tahun yang lalu, dunia sudah mengalami beberapa kali masa pandemi.
Pandemi yang menimbulkan jumlah korban paling besar di antaranya adalah Spanish Flu
yang terjadi tahun 1918. Terakhir, WHO menyatakan adanya situasi pandemi adalah pada
tahun 2009 saat kasus flu babi merebak.
• Cara cuci tangan: Video cara mencuci tangan yang benar agar efektif singkirkan virus
• Infeksi corona pada anak: Penularan virus corona pada anak-anak, orangtua wajib tahu
Melihat begitu maraknya penularan virus Corona di seluruh dunia, tidak heran jika
banyak orang yang khawatir. Namun sekali lagi, jangan mudah percaya akan berita tidak
benar yang berbeda dari fakta dan data sesungguhnya. Jangan sampai panik berlebihan.
Berikut ini fakta seputar penularan virus Corona, jangan sampai Anda salah kaprah dan
percaya informasi yang salah.
Penularan paling mungkin terjadi antarmanusia yang berkontak dalam jarak dekat (sekitar
1,8 meter) dengan penderita.
Penularan tidak terjadi melalui udara, tapi lewat droplet atau tetesan carian tubuh
penderita, seperti air liur saat batuk dan bersin.
Saat penderita bersin atau batuk tanpa menutup mulutnya, maka tetesan kecil-kecil air
liur yang keluar bisa saja mendarat di tangan orang lain. Lalu, saat orang tersebut makan
tanpa cuci tangan atau mengusap hidung, virus pun bisa masuk ke tubuh.
Penularan melalui permukaan benda yang pernah disentuh penderita bisa saja terjadi, tapi
kemungkinannya lebih kecil.
7
Penularan melalui benda mati bisa terjadi jika penderita bersin atau batuk, lalu tetesan
liurnya jatuh ke meja, kursi, atau benda mati lainnya. Lalu, setelah itu ada orang lain di
area yang sama menyentuh benda tersebut.
Pasien yang mengalami infeksi COVID-19, paling mudah menularkannya pada orang lain
saat gejalanya sedang parah-parahnya.
Meski begitu, penularan dari penderita ke orang lain juga bisa terjadi saat penderita
belum mengalami gejala apapun, tapi kemungkinannya sangat rendah.
Penularan juga dapat terjadi saat penderita hanya mengalami gejala ringan. Sehingga,
bisa saja penderita hanya batuk ringan dan badannya terasa sehat, tapi ternyata sudah bisa
menularkan virus tersebut kepada orang lain.
Gejala infeksi COVID-19 memang tidak spesifik. Penderitanya bisa saja tidak mengalami
gejala sama sekali, hanya mengalami gejala ringan, hingga komplikasi serius seperti
pneumonia dan kematian.
Sejauh ini, berdasarkan sekitar 55.000 kasus yang dilaporkan ke WHO, tanda gejala yang
paling umum dialami oleh penderita infeksi virus Corona adalah:
8
Sakit mata (sekitar 1%)
Orang yang terinfeksi virus SARS COV-2 umumnya akan mengalami gejala 5-6 hari
setelah infeksi terjadi. Kebanyakan orang yang terinfeksi (sekitar 80%) hanya mengalami
gejala ringan hingga sedang. Tingkat kesembuhan infeksi ini juga baik.
Sekitar 14% dari total penderita mengalami infeksi serius dan 6% penderita mengalami
kondisi kritis akibat virus Corona.
Cara efektif cegah infeksi virus corona (sumber foto: Kemenkes RI)
Karena COVID-19 adalah penyakit baru, maka vaksin untuk mencegah penularan SARS
COV-2 masih terus dikembangkan. Bukan dengan menggunakan masker, untuk sementara
waktu, Anda bisa melindungi diri dari infeksi virus ini dengan melakukan langkah
seperti:
Sering-sering mencuci tangan menggunakan air dan sabun atau hand sanitizer yang
mengandung alkohol.
Jangan sentuh mulut, mata atau hidung, sebelum mencuci tangan sampai bersih.
Jangan menggunakan benda apapun bersama dengan orang lain saat sedang sakit,
termasuk gelas, alat makan, selimut atau handuk.
Bersihkan permukaan meja, kursi, telepon genggam, maupun benda-benda lainnya yang
sering disentuh.
Jangan bepergian apabila sedang sakit, termasuk ke sekolah, kantor, ataupun tempat
umum lainnya.
Kita memang harus bersiap diri dalam menghadapi wabah virus Corona. Namun, jangan
sampai terlalu panik dan malah menyebarkan berita tidak benar mengenai isu penyebaran
virus ini. Selalu jaga kesehatan dan kebersihan Anda, untuk menurunkan risiko penularan.
9
Gejala Yang di Timbulkan
Infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu,
seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala; atau gejala penyakit infeksi
pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri
dada.
Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus
Corona, yaitu:
Batuk
Sesak napas
10
Menurut penelitian, gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah
terpapar virus Corona.
Segera ke dokter bila Anda mengalami gejala infeksi virus Corona (COVID-19) seperti yang
disebutkan di atas, terutama jika gejala muncul 2 minggu setelah kembali dari daerah yang
memiliki kasus COVID-19 atau berinteraksi dengan penderita infeksi virus Corona.
Bila Anda mungkin terpapar virus Corona namun tidak mengalami gejala apa pun, Anda tidak
perlu pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan diri, cukup tinggal di rumah selama 14 hari dan
membatasi kontak dengan orang lain.
Alodokter juga memiliki fitur untuk membantu Anda memeriksa risiko tertular virus Corona
dengan lebih mudah. Untuk menggunakan fitur tersebut, silakan klik gambar di bawah ini.
Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bisa diobati, tetapi ada beberapa langkah yang dapat
dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya dan mencegah penyebaran virus, yaitu:
Merujuk penderita COVID-19 untuk menjalani perawatan dan karatina di rumah sakit yang
ditunjuk
Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga kadar cairan
tubuh
11
12