Anda di halaman 1dari 51

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG

NAMA KELOMPOK III


FRANSISKA INA 2016610107 INDAH LESTARI DEHI MBORU
MARCIANA DE FATIMA CLARAN MARLINCES IRMIANA BULU
ALBERTINA LENDE 2016610005 ERNESTO UMBU SIWA
DINCES RAMBU DULU MOHA STEFANI ANDRIANI NDAE
ANDRE RAMADAN NARTIA RAMI DETA
JANET MAGNO DE OLIVEIRA YOGI SUWITO
MAYYELA FIOLENTA ALFIA ROMENSIANA TANGGU SOLO
MARWA RUMALUTUR MARISSA SUSANTI INNA TALU

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KSEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
(2020)

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan kesehatan komunitas adalah perawatan khusus yang merupakan gabungan
keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat, dan bantuan sosial, sebagai
bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan,
penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit,
dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah
dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan( Ekasari, 2006).
Penyakit yang menjadi penyebab kematian utama di dunia adalah penyakit
kardiovaskular (17 juta kematian atau 48% dari kematian akibat penyakit tidak
menular),kanker (7,6 juta kematian atau 21% dari kematian akibat penyakit tidak menular),
penyakit pernapasan, termasuk asma dan PPOK (4,2 juta kematian), dan diabetes (1,3
jutakematian). Lebih dari 80% kematian akibat penyakit kardiovaskular dan diabetes terjadi
dinegara berpendapatan menengah ke bawah. Kasus kematian akibat penyakit tidak menular
tertinggi salah satunya berada di kawasan Asia Tenggara. Hipertensi merupakan penyebab
kematian utama ketiga di Indonesia untuk semua umur (6,8%), setelah stroke (15,4%)
dantuberculosis (7,5%). Selain itu hipertensi menduduki peringkat kedua penyakit tidak
menular yang banyak diderita di Indonesia (WHO, 2011). Berdasarkan dinas kesehatan kota
malang sebanyak 1.004 yang mendapatkan diare di kedungkandang(Depkes, 2018) dan
berdasarkan data profil kesehatan kota malang diabetes mellitus menempati urutan ketiga
dari sepuluh besar penyakit yang ada dikota malang, terlebih khusus pada tahun 2015
terdapat 2.513 penderita diabetes mellitus di puskesmas kedungkandang.
Kecamatan Kedungkandang Kota Malang terletak antara 112036’14” – 112040’42” Bujur
Timur dan 077036’38” – 008001’57” Lintang Selatan. Kecamatan Kedungkandang terletak
pada ketinggian 440 – 460 meter diatas permukaan laut (dpl). Di sebelah timur wilayah
Kecamatan Kedungkandang terdapat daerah perbukitan Gunung Buring yang memanjang
dari utara ke selatan yang meliputi Kelurahan Cemorokandang, Kelurahan Madyopuro,

2
Kelurahan Lesanpuro, Kelurahan Kedungkandang, Kelurahan Buring, Kelurahan Wonokoyo,
Kelurahan Tlogowaru dan Kelurahan Cemorokandang.
Peran perawat komunitas membantu keluarga dan komunitas untuk menyelesaikan
masalahkesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga dan komunitas
melakukanfungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Adapun peran perawat yaitu
berupapendidikan kesehatan agar keluarga dan komunitas mampu melakukan
asuhankeperawatan secara mandiri, sebagai coordinator untuk mengatur program kegiatan
ataudari berbagai disiplin ilmu, sebagai pengawas kesehatan, sebagai konsultan dalammengatasi
masalah, sebagai fasilitator asuhan keperawatan dasar pada keluarga dankomunitas yang
menderita penyakit tidak menular.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan diare, hipertensi dan diabetes mellitus pada
masyarakat serta mampu membantu masyarakat untuk bisa mengontrol diare, hipertensi dan
diabetes mellitus.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mendapatkan data pengkajian keperawatan komunitas di kecamatan Kedungkandang Kota
Malang
2. Menetapkan prioritas masalah kesehatan di kecamatan Kedungkandang Kota Malang
3. Menyusun rencana intervensi keperawatan komunitas terkait masalah kesehatan warga di
kecamatan Kedungkandang Kota Malang
 4. Melaksanakan implementasi keperawatan komunitas terkait masalah kesehatan warga di
kecamatan Kedungkandang Kota Malang
5. Melakukan evaluasi keperawatan komunitas terkait masalah warga di kecamatan
Kedungkandang Kota Malang
1.3 Manfaat
1.3.1 Untuk Mahasiswa
1)      Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata kepada masyarakat
2)      Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan keperawatan komunitas

3
3)      Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam menghadapi
dinamika masyarakat
4)      Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan interpersonal
1.3.2 Untuk Mayarakat
1)      Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit.
2)      Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari masalah kesehatan
dan mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan yang di alami masyarakat.
3)      Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan mempunyai upaya peningkatan
status kesehatan tersebut.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Keperawatan Komunitas
Menurut WHO (1974) dalam Harnilawati (2013) komunitas sebagai suatu kelompok sosial
yang di tentutkan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta ada
rasa saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya.
.      Menurut Spradley (1985) Harnilawati (2013) komunitas sebagai sekumpulan orang yang saling
bertukar pengalaman penting dalam hidupnya.
       Menurut Sumijatun dkk (2006) dalam Harnilawati (2013) komunitas (community) adalah
sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang
merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai
yang telah melembaga.
   Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan
kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spritual secara komprehensif,
ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus
hidup manusia (Harnilawati, 2013)

1. Keperawatan Komunitas
       Harnilawati (2013) menjelaskan bahwa keperawatan komunitas mencakup perawatan
kesehatan keluarga (nurse health family) juga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas,
membantu masyarakat mengindentifikasi masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan
yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan kepada orang lain (WHO,1947).
Kesatuan yang unik dari praktik keperawatan dan kesehatan masyarakat yag ditujukan pada
pengembangan serta peningkatan kemampuan kesehatan, baik diri sendiri sebagai perorangan
maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus atau masyarakat (Ruth B.
Freeman,1981)
Praktik Keperawatan komunitas (communiy health nursing practice) merupakan sintesi teori
keperawatan dan teori kesehatan masyarakat untuk promosi, pemeliharaan dan perawatan
kesehatan populasi melalui pemberian pelayanan keperawatan pada individu, keluarga dan

5
kelompok yag mempunyai pengaruh terhadapat kesehatan komunitas (Stanhope dan Lancaster,
2010).
Keperawatan kesehatan komunitas adalah praktek melakukan promosi kesehatan dan
melindungi kesehatan masyarakat dengan menggunakan pendekatan ilmu keperawatan, ilmu
sosial dan ilmu kesehatan masyarakat yang berfokus pada tindakan promotif dan pencegahan
penyakit yang sehat (Anderson & McFarlane, 2011).
2. Tujuan Keperawatan Komunitas
                        Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut :
 Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care ) terhadap individu, keluarga, dan
keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
 Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat ( health general community )
dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
mempengaruhi keluarga, individu, dan kelompok. 
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
mempunyai kemampuan untuk :
a.       Mengindentifikasi masalah kesehatan yang dialami
b.      Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan maslah tersebut
c.       Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
d.      Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
e.       Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi
3. .      Fungsi Keperawatan Komunitas
1)      Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan
masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
2)      Agar masyarakt mendapatkan pelayan yang optimal sesuai dengan kebutuhannnya di
bidang kesehatan.
3)      Memeberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah, komunikasi
yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
4)      Agar masyarakat bebas mengemukan pendapat berkaitan dengan permasalahan atau
kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya
dapat mempercepat proses penyembuhan (Mubarak,2006).

6
4. Prinsip Keperawatan Komunitas
Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa  prinsip, yaitu :
1.    Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang  besar bagi
komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-
besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak,
2009).
2.    Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan
kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007)
3.    Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan lingkunganya
termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan
(Riyadi, 2007).
4.    Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu
sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau
kapasitas komunitas (Mubarak, 2009).
5.    Otonomi Klien
Otonomi klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan  beberapa
alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2009).
5. Sasaran Keperawatan Komunitas
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus,
komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan,
sasaran ini terdiri dari:
1.      Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, social dan spritual.

7
2.      Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan
terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam
lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.
3.      Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur,
permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah:
a.       Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan
pertumbuhannya, seperti;
1)              Ibu hamil
2)              Bayi baru lahir
3)              Balita
4)              Anak usia sekolah
5)              Usia lanjut
b.      Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta
asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
1)      Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin lainnya.
2)      Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus, jantung
koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
c.       Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
1)      Wanita tuna susila
2)      Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3)      Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
d.      Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
1)      Panti wredha
2)      Panti asuhan
3)      Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4)      Penitipan balita.

8
2.2 Masalah Kesehatan di Masyarakat (secara umum yang banyak terjadi dilokasi yang
ditunjuk)
Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni untuk mencegah penyakit, memperpanjang
hidup, mempromosikan kesehatan dan efisiensi dengan menggerakkan potensi seluruh
masyarakat. Konsep kesehatan masyarakat berkaitan dengan perubahan perilaku sehat akan lebih
terbentuk dan bertahan lama bila dilandasi kesadaran sendiri (internalisasi) sehingga konsep
upaya sehat dari, oleh dan untuk masyarakat sangat tepat diterapkan.
2.2.1 Masalah Kesehatan Masyarakat
            Untuk memahami masalah kesehatan yang sering ditemukan di kedungkandang perlu
dibagi menjadi beberapa kelompok, antara lain masalah perilaku kesehatan, lingkungan, genetik
dan pelayanan kesehatan yang akan menimbulkan berbagai masalah lanjutan seperti masalah
kesehatan seperti ibu dan anak,penyakit-penyakit yang sering ditemukan di kedungkandang
seperti diabetes melitus,hipertensi dan diare. Masalah kesehatan tersebut dapat terjadi pada
masyarakat secara umum atau komunitas tertentu seperti kelompok rawan (bayi, balita dan ibu),
kelompok lanjut usia dan kelompok pekerja.

1. Masalah Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan bila mengacu pada penelitian Hendrik L. Blum di Amerika Serikat 
memiliki urutan kedua faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat setelah faktor
lingkungan. Di Indonesia diduga faktor perilaku justru menjadi faktor utama masalah kesehatn
sebagai akibat masih rendah pengetahuan kesehatan dan faktor kemiskinan. Kondisi tersebut
mungkin terkait tingkat pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan masyarakat untuk
berperilaku sehat. Terbentuknya perilaku diawali respon terhadap stimulus pada domain kognitif
berupa pengetahuan terhadap obyek tersebut, selanjutnya menimbulkan respon batin (afektif)
yaitu sikap terhadap obyek tersebut. Respon tindakan (perilaku) dapat timbul setelah respon
pengetahuan dan sikap yang searah (sinkron) atau langsung tanpa didasari kedua respon di atas.
Jenis perilaku ini cenderung tidak bertahan lama karena terbentuk tanda pemahaman manfaat
berperilaku tertentu.

9
Proses terbentuknya sebuah perilaku yang diawali pengetahuan membutuhkan sumber
pengetahuan dan diperoleh dari pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan
atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada sasaran sehingga pengetahuan sasaran
terhadap sesuatu masalah meningkat dengan harapan sasaran dapat berperilaku sehat.Sikap
setuju terhadap suatu perilaku sehat dapat terbentuk bila pengetahuan yang mendasari perilaku
diperkuat dengan bukti manfaat karena perilaku seseorang dilandasi motif. Bila seseorang dapat
menemukan manfaat dari berperilaku sehat yang diharapkan oleh petugas kesehatan maka
terbentuklah sikap yang mendukung. Perilaku sendiri menurut Lawrence Green dilatarbelakangi
3 faktor pokok yaitu faktor predisposisi (predisposing factors), faktor pendukung (enabling
factors) dan faktor penguat (reinforcing factors). Oleh sebab tersebut maka perubahan perilaku
melalui pendidikan kesehatan perlu melakukan intervensi terhadap ketiga faktor tersebut di atas
sehingga masyarakat memiliki perilaku yang sesuai nilai-nilai kesehatan (Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat).

1. Masalah Kesehatan lingkungan


Kesehatan lingkungan merupakan keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh
positif terhadap terbentuknya derajat kesehatan masyarakat yang optimum pula. Masalah
kesehatan lingkungan meliputi :

 penyehatan lingkungan pemukiman


 penyediaan air bersih,
 pengelolaan limbah dan sampah serta pengelolaan tempat-tempat umum
 pengolahan makanan.

2. Masalah Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan yang bermutu akan menghasilkan


derajat kesehatan optimal. Tercapainya pelayanan kesehatan yang sesuai standar
membutuhkan syarat ketersediaan sumber daya dan prosedur pelayanan.Ketersediaan
sumber daya yang akan menunjang perilaku sehat masyarakat untuk memanfaat
pelayanan kesehatan baik negeri atau swasta membutuhkan prasyarat sumber daya
manusia (petugas kesehatan yang profesional), sumber daya sarana dan prasarana
(bangunan dan sarana pendukung) seta sumber daya dana (pembiayaan kesehatan)

10
3. Masalah Genetik

Beberapa masalah kesehatan dan penyakit yang disebabkan oleh faktor genetik tidak hanya
penyakit keturunan seperti hemophilia, Diabetes Mellitus, infertilitas dan lain-lain tetapi juga
masalah sosial seperti keretakan rumah tangga sampai perceraian, kemiskinan dan kejahatan.
Masalah kesehatan dan penyakit yang timbul akibat faktor genetik lebih banyak disebabkan
kurang paham terhadap penyebab genetik, disamping sikap penolakan karena faktor
kepercayaan. Agar masyarakat dapat berperilaku genetik yang sehat diperlukan intervensi
pendidikan kesehatan disertai upaya pendekatan kepada pengambil keputusan (tokoh agama,
tokoh masyarakat dan penguasa wilayah). Intervensi berupa pendidikan kesehatan melalui
konseling genetik, penyuluhan usia reproduksi, persiapan pranikah dan pentingnya pemeriksaan
genetik dapat mengurangi resiko munculnya penyakit atau masalah kesehatan pada
keturunannya.

2.3 Konsep Penyakit


Penyakit adalah suatu kondisi dimana terdapat keadaan tubuh yang abnormal yang
menyebabkan hilangnya kondisi normal yang sehat setiap nama penyakit yang terpisah ditandai
secara specifik oleh seperangkatgambaran yang jelas (sebab,tanda dan gejala,perubahan
morfologi dan fungsi).berbagai penyakit yang mempunyai gambaran umum yang sama sehingga
mereka dikelompokkan bersama-sama pada sistem klassifikasi penyakit.

Konsep dasar dan proses terjadinya penyakit dalam epidemiologi berkembang dari rantai
sebab akibat menuju suatu proses kejadian penyakit yaitu proses interaksi antara manusia
(pejamu) dengan berbagai sifatnya (biologis, Fisiologis, Psikologis, Sosiologis dan antropologis),
dan dengan penyebab (agent) serta lingkungan (Enviroment).
 Menurut John Gordon, model segitiga epidemiologi menggambarkan interaksi tiga komponen
penyakit yaitu manusia (Host), penyebab (Agent) dan lingkungan (Enviromet).
Penyakit dapat terjadi karena adanya ketidak seimbangan antar ketiga komponen tersebut.
1. diare

11
Diare merupakan buang air besar yang terjadi pada balita dengan frekuensi tiga kali atau
lebih per hari, disertai perubahan tinja menjadi cair, dengan atau tanpa lendir dan darah.
Pengeluaran cairan yang berlebihanpada diare akan menyebabkan dehidrasi pada balita.
Berdasarkan derajat dehidrasi maka diare dapat dibagi menjadi diare tanpa dehidrasi, diare
dehidrasi ringan sedang dan diare dehidrasi berat. Menurut WHO ( World Health Organization )
penyebab utama kematian pada balita adalah diare 14%, Angka kejadian diare pada anak didunia
mencapai 1 miliar kasus setiap tahunnya, dengan korban meninggal sebanyak 4 juta jiwa.Angka
kematian balita di Negara Indonesia akibat diare ini sekitar 2,8 juta tiap pertahun. Provinsi Jawa
Timur merupakan daerah kedua dengan sebaran frekuensi Kejadian Luar Biasa (KLB) terbesar di
Indonesia setelah Sulawesi Tengah (DepKes RI, 2011).dan berdasarkan data dari dinas kesehatan
kota malang di kec.kedungkandang terdapat 1,0006 yang mendapatkan kejadian diare(dinkes
2018)Penyebab utama diare di Indonesia adalah shigella flexneri, salmonela, campylobacter
jejuni, escherichia coli, entamoeba histolytica dan shigella dysentery(Sari Pediatri, 2012). Diare
selain disebabkan oleh bakteri juga disebabkan oleh faktor-faktor lain seperti kebersihan dan
sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurang kesadaran orang tua untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat, makanan dan minuman yang terkontaminasi, kepadatan penduduk, keadaan
sosial ekonomi, serta kurang pengetahuan orang tua terhadap penatalaksanaan diare di rumah
dan penanganan diare yang baik dan benar (WHO, 2013).

2. Hipertensi

Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang munculnya tidak disadari. Faktor


penyebab dapat terjadi karena keturunan, umur, pola makan yang salah, aktifitas yang kurang,
gaya hidup dan pikiran atau stres. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 melaporkan bahwa
prevalensi hipertensi pada umur ≥18 tahun di Indonesia yang didapat melalui jawaban pernah
didiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4%, sedangkan yang pernah didiagnosis tenaga kesehatan
atau sedang minum obat hipertensi sendiri sebesar 9,5%. Jadi, terdapat 0,1 persen penduduk
yang minum obat sendiri, meskipun tidak pernah didiagnosis hipertensi oleh tenaga kesehatan.
Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar
25,8%. Jadi cakupan tenaga kesehatan hanya 36,8%, sebagian besar (63,2%) kasus hipertensi di
masyarakat tidak terdiagnosis. Berdasarkan hasil Rekapitulasi Data Kesakitan 2014 dari

12
Puskemas Kedungkandang menunjukkan penderita hipertensi primer sebanyak 594 orang,
penderita hipertensi primer lebih banyak wanita daripada laki-laki. Penderita hipertensi primer
pria sebanyak 173 orang, dan penderita hipertensi primer wanita sebanyak 421 orang.

3. obesitas

Pengertian Obesitas Obesitas merupakan penyakit yang kompleks dan multifaktorial yang
ditandai dengan kelebihan berat badan karena adanya penumpukan lemak yang berlebihan di
dalam tubuh. Obesitas disebabkan oleh tidak seimbangnya jumlah energi yang masuk dan jumlah
energi yang dikeluarkan sehingga berat badan menjadi lebih berat dibandingkan berat badan
ideal karena adanya penumpukan lemak di dalam tubuh (Wijaksana, 2016).

4. DBD

Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam berdarah adalah penyakit akut yang
disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit ini
ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis, dan menjangkit luas di banyak negara di Asia
Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masingmasing dapat menyebabkan demam
berdarah, baik ringan maupun fatal. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit menular
yang timbulnya mendadak secara cepat dalam waktu relatif singkat yang sangat berbahaya dan
mematikan serta sampai saat ini belum diketemukan vaksin pencegahnya. Masa inkubasi virus
dengue dalam manusia (inkubasi intrinsik) berkisar antara 3 sampai 14 hari sebelum gejala
muncul, gejala klinis rata-rata muncul pada hari keempat sampai hari ketujuh, sedangkan masa
inkubasi ekstrinsik (di dalam tubuh nyamuk) berlangsung sekitar 8-10 hari.

5. Pneumonia

Definisi Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan parenkim paru

distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta

menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.

13
Pnemunonia dibedakan menjadi dua yaitu pneumonia kominiti dan pneumonia

nosokomial. Pneumonia komunitas adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi di luar rumah

sakit, sedangkan pneumonia nosokomial adalah pneumonia yang terjadi lebih dari 48 jam atau

lebih setelah dirawat di rumah sakit.

Pneumonia dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, klasifikasi paling sering ialah

menggunakan klasifikasi berdasarkan tempat didapatkannya pneumonia (pneumonia komunitas

dan pneumonia nosokomial), tetapi pneumonia juga dapat diklasifikasikan berdasarkan area paru

yang terinfeksi (lobar pneumonia, multilobar pneumonia, bronchial pneumonia, dan intertisial

pneumonia) atau agen kausatif. Pneumonia juga sering diklasifikasikan berdasarkan kondisi yang

mendasari pasien, seperti pneumonia rekurens (pneumonia yang terjadi berulang kali,

berdasarkan penyakit paru kronik), pneumonia aspirasi (alkoholik, usia tua), dan pneumonia

pada gangguan imun (pneumonia pada pasien tranplantasi organ, onkologi, dan AIDS).

14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN
3.1.2 DEMOGRAFI
1. Sejarah dan riwayat keluarahan/desa
Berdasarkan dasar hukum pemerintahan kecamatan yaitu :

1. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan

2. Peraturan Walikota Malang Nomor 72 Tahun 2015 Tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi, dan Tata
Kerja Kecamatan

Bedasar dasar hukum diatas, Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat
Daerah. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas, Inspektorat, Badan, Satuan Polisi Pamong
Praja, Kantor, Kecamatan dan Kelurahan. Kecamatan dipimpin oleh Camat yang berkedudukan dibawah
dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Camat adalah pemimpin dan
koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya
memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan dari Walikota untuk menangani sebagian urusan
otonomi daerah dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.

Kecamatan Kedungkandang adalah bagian dari Kota Malang. Sesuai dengan dasar hukum
diatas, wilayah Kota Malang terbagi atas 5 (lima) Kecamatan, terdiri dari :

1. Kecamatan Klojen

2. Kecamatan Blimbing

3. Kecamatan Kedungkandang

4. Kecamatan Lowokwaru

5. Kecamatan Sukun

Wilayah Kecamatan Kedungkandang terdiri dari 12 (dua belas) Kelurahan yaitu :

15
1. Kelurahan Kotalama

2. Kelurahan Mergosono

3. Kelurahan Bumiayu

4. Kelurahan Wonokoyo

5. Kelurahan Buring

6. Kelurahan Kedungkandang

7. Kelurahan Lesanpuro

8. Kelurahan Sawojajar

9. Kelurahan Madyopuro

10. Kelurahan Cemorokandang

11. Kelurahan Arjowinangun

12. Kelurahan Tlogowaru

Secara geografi kecamatan kedungkandang terletak dibagian timur wilayah kota malang dengan luas

wilayah 39,89 km2 yang terdiri atas 12 wilayah kelurahan. Ketinggian rata-rata dari permukaan air laut

antara 440-460 meter. Pengunungan buring yang terbentang di beberapa kelurahan yaitu(kelurahan

tlogowaru, wonokoyo, buring, kedungkandang, madyopuro,dan cemorokandang). Sungai-sungai yang

mengalir di wilayah kecamatan kedungkandang adalah sungai brantas, sungai amprong dan beberapa

sungai kecil lainnya.

 Sebelah Utara : Kecamatan Pakis Kabupaten Malang

 Sebelah Timur : Kecamatan Tumpang dan Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang

 Sebelah Selatan : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang

 Sebelah Barat : Kecamatan Sukun, Kecamatan Klojen dan Kecamatan Blimbing Kota Malang

16
Tabel 1.1 keadaan geografi

Luas daerah dan jumlah pulau menurut kelurahan,2018

Kelurahan-kelurahan Luas(km) total area %luas terhadap luas kecamatan

Arjowinangun 2,87 7,19

Tlogowaru 3,86 9,68

Wonokoyo 5,58 13,99

Bumiayu 3,86 9,68

Buring 5,53 13,86

Mergosono 0,56 1,40

kotalama 0,66 2,16

Kedungkandang 4,94 12,38

Sawojajar 1,81 4,54

Madyopuro 3,49 8,75

Lesanpuro 3,73 9,35

cemorokandang 2,80 7,02

17
Kecamatan kedungkandang 39,89 100,00

Sumber: badan pusat statistic kota malang kecamatan kedungkandang dalam angka 2019

18
2. Struktur KECAMATAN KEDUNGKANDANG MALANG

CAMAT

KELOMPOK JABATAN SEKRETARIAT

FUNGSIONAL

SUB BAGIAN SUB BAGIAN

PERENANAAN DAN UMUM DAN

KEUANGAN KEPEGAWAIAN

SEKSI SEKSI KETENTRAMAN SEKSI SEKSI SARANA SEKSI

PEMERINTAHAN DAN KETERTIBAN PEMBERDAYAAN DAN PELAYANAN

UMUM UMUM MASYARAKAT PRASARANA UMUM

LURAH

SEKRETARIAT KELURAHAN

SEKSI SEKSI PEMBERDAYAAN SEKSI PRASARANA DAN

PEMERINTAHAN,KETENTRAMAN MASYARAKAT SARANA UMUM


19
, DAN KETERTIBAN UMUM
3. Jumlah total penduduk
Tabel 3.1 jumlah penduduk dan perkembangan penduduk menurut kelurahan di kecamatan
kedungkandang, 2017 dan2018
NO KELURAHAN JUMLAH JUMLAH Perkembangan

PENDUDUK PENDUDUK penduduk 2017-

2017 2018 2018(%)

1 Arjowinangun 10.637 10.889 2,37

2 tlogowaru 6.495 6.616 1,86

3 wonokoyo 6.431 6.549 1,83

4 bumiayu 17.148 17.513 2,13

5 buring 12. 389 12.606 1,75

6 mergosono 17.765 17.779 0,08

7 kotalama 30.683 30.782 0,32

8 kedungkandang 10.600 10.697 0,92

9 sawojajar 25.881 26.007 0,48

10 madyopuro 19.830 19.950 0,60

11 lesanpuro 19.344 19.525 0,94

12 cemorokandang 13.071 13.402 2,53

Kecamatan kedungkandang 190.274 192. 316 15, 83

Sumber: badan pusat statistic kota malang kecamatan kedungkandang dalam angka 2019

20
4. Tabel 3.2 Proporsi penduduk berdasarkan jenis kelamin menurut kelurahan di kecamatan
kedungkandang 2018.
kelurahan Laki-laki Perempuan Laki- Rasio jenis
laki+perempuan kelamin sex
ratio

arjowinangun 5.403 5.486 10.889 98,48


Tlogowaru 3.350 3.266 6.616 10,25
Wonokoyo 3.239 3.256 6.549 101,13
Bumiayu 8.835 8.678 17.513 101,80
Buring 6.219 6.387 12.606 9,73
Mergosono 8.890 8.889 17.779 100,01
Kotalama 15.478 15.304 30.782 101,13
Kedungkandang 5.425 5.272 10.697 102,90
Sawojajar 12.688 13.319 26.007 9,52
Madyopuro 9.768 10.182 19.950 9.59
Lesanpuro 9.579 9.946 19.525 9.63
cemorokandang 6.734 6.669 13.403 100,97
Kecamatan 95. 662 186,068 192.316 1193,90

21
kedungkandang
Sumber: badan pusat statistic kota malang kecamatan kedungkandang dalam angka 2019

5. Tabel 3.3 Proporsi penduduk berdasarkan umur dikecamatan kedungkadang 2017


Kelompok umur Laki-laki perempuan Laki-
laki+perempuan
0-4 Tahun 8.464 8.041 16. 505
5-9 tahun 8.427 7.935 16.362
10-14 tahun 7.807 7.636 15.443
15-19 tahun 8.427 8.267 16.694
20-24 tahun 8.933 8.919 17.852
25-29 tahun 8.234 8.141 16.375
30-34 tahun 8.110 8.006 16.116
35-39 tahun 7.250 7.322 14.572

22
40-44 tahun 6.851 7.250 14.101
45-49 tahun 6.620 925 13.545
50-54 tahun 5.458 5.711 11.169
55-59 tahun 4.235 4.083 9.318
60-64 tahun 2.698 2.743 5.441
65-69 tahun 1.845 2.083 3.928
70-74 tahun 1.186 1.573 2.759
75 + 1.117 2.019 3.136
Total 95.662 96.654 192.316
Sumber: badan pusat statistic kota malang kecamatan kedungkandang dalam angka 2019

6. Suku dan budaya


Suku jawa dan madura
7. Bahasa yang digunakan
Bahasa Indonesia- jawa dan bahasa Indonesia-madura
8. Suku dan agama
Jumlah tempat peribadatan menurut jenis tempat peribadatan dikecamatan
kedungkandang, 2018
Jenis tempat peribadatan Jumlah
masjid 108
Musholla/langgar 322

23
Gereja 18
klenteng 1
Vihara -
pura 1
Sumber: kementrian agama kota malang
Berdasarkan tabel diatas agama pada kec. Kedungkandang hampir seluruhnya mayoritas beragama islam
dan sebagian nya agama no islam .

9. Gaya hidup
Adalah gambaran tingkah laku, pola dan cara hidup yang ditunjukkan bagaimana aktivitas
seseorang, minat dan ketertarikan serta apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri
sehingga membedakan statusnya dari orang lain dan lingkungan melalui lambing-lambang sosial
yang mereka miliki, masyarakat kedungkandang hampir seluruhnya menggunakan gaya hidup
modern.
10. Ekonomi Masyaarakat
no Status pekerjaan Jumlah

1 Pedagang 1.091 jiwa

2 Guru negri 1.332

24
3 Guru swasta 1.491

4 Sipil 138

5 Dokter 156

6 Perawat 401

7 Bidan 88

8 Farmasi 53

9 Ahli gizi 158

10 Petani 49

Kecamatan kedungkandang 4957

Sumber: badan pusat statistic kota malang kecamatan kedungkandang dalam angka 2019

3.1.2 LINGKUNGAN FISIK


1. Perumahan
Luas daerah dan jumlah pulau menurut kelurahan,2018

N Kelurahan Luas1(km2)total area %luas terhadap luas

kecamatan %to sub

25
O Kelurahan ( Square km) district’s area

(1) (2) (3)

1 Arjowinangun 2,87 7,19

2 Tlogowaru 3,86 9,68

3 Wonokoyo 5,58 13,99

4 Bumiayu 3,86 9,68

5 Buring 5,53 13,86

6 Mergosono 0,56 1,40

7 Kotalama 0,66 2,16

8 Kedungkandang 4,94 12,38

9 Sawojajar 1,81 4,54

10 Madyopuro 3,49 8,75

11 Lesanpuro 3,73 9,35

12 Cemorokandang 2,80 7,02

Kecamatan kedungkandang 39,89 100,00

26
Tinggi wilayah diatas permukaan laut menurut kelurahan di kecamatan kedungkandang,2018

N0 Kelurahan Ketinggian di atas permukaan

laut

(1) (2)

1 Arjowinangun 440

2 Tlogowaru 452

3 Wonokoyo 454

4 Bumiayu 442

5 Buring 450

6 Mergosono 441

7 Kotalama 441

8 Kedungkandang 441

9 Sawojajar 441

27
10 Madyopuro 446

11 Lesanpuro 450

12 Cemorokandang 506

2. Sumber Air
Jumlah pelaggan air PDAM menurut kelurahan di kecamatan kedungkandang

Nam kelurahan Jumlah pelangan air

(1) (2)

Arjowinagun 1.888

Tlogowaru 1.304

Wonokoyo 2.016

Bumiayu 3.424

28
Buring 3.653

Mergosono 2.670

Kotalama 5.700

Kedungkandang 836

Sawojajar 6.089

Madyopuro 5.154

Lesanpuro 2.385

cemoeokandang -

Kecamatan kedungkandang 35.119

Jumlah pelanggan Air PDAM menurut jenis pelanggan air di kecamatan kedungkandang 2018

Jenis pelanggan Air Jumlah pelanggan Jumlah air yang Nilai

disalurkan

29
(1) (2) (3) (4)

Sosial 491 217.792 422.575.800

Rumah Tangga 33.916 5.972.208 24.568.200.700

Instansi pemerintah 15 45.784 381.507.600

Niaga 684 126.077 1.583.374.200

Industri 3 280 4.174.500

Khusus 3 9.659 107.040.00

Jumlah 35.112 6.371.764 27.066.872.800

3. pembuangan sampah dan pembuangan limbah


Jumlah Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang Dikelola menurut Kelurahan

di Kecamatan Kedungkandang, 2018

Kelurahan Jumlah tps yang di kelola

(1) (2)

Arjowinagun 1

Tlogowaru -

Wonokoyo -

30
Bumiayu -

Buring 2

Mergosono -

Kotalama 1

Kedungkandang 1

Sawojajar 2

Madyopuro 1

Lesanpuro 1

cemoeokandang 1

Kecamatan kedungkandang 10

3.1.3 KONDISI KESEHATAN UMUM


1. Pelayanan Kesehatan

31
No Fasilitas kesehatan jumlah
1 Rumah sakit 3
2 Rumah bersalin 1
3 Puskesmas 3
4 Klinik/balai kesehatan 7
5 Posyandu 142
6 Polindes -
Sumber: dinas kesehatan kota malang

Tenaga kesehatan

a. Tenaga medis 76
b. Tenaga keperawatan 363
c. Tenaga kebidanan 93
d. Tenaga kefarmasian 35
e. Tenaga kesehatan lainnya -

2. Masalah Kesehatan Khusus


Jumlah penyakit yang ada di kecamatan kedukandang

a. HIV/ AIDS : Tidak ada


b. DBD : 20
c. TB : 11
d. Malaria : tidak ada
e. diare mencapai 1.004 jiwa (depkes, 2018)

Jumlah kasus Demam berdarah Dengue (DBD), menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas, kota

malang,2018.

32
N Kecamatan  Puskesmas Jumlah kasus Meninggal CFR(%)

      L P L+P L P L+P L P L+

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

12

  kedukandan kedukandan 6 0 0 0

  g g 3 3 0 0 0

    Gribig 5 3 8 0 0 0 0 0 0

    Arjowinagu 5 1 6 0 0 0

n 0 0 0

Sumber: dinas kesehatan kota malang, 2018

Tabel Jumlah Kasus Dan Angka Penemuan Kasus pneumonia Menurut Jenis Kelamin , Kecamatan

Puskesmas Kota Malang, Tahun 2018

NO Kecamatan Puskesmas Jumlah Balita Jumlah perkiraan Penderita

penderita ditemukan dan

ditangani

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

kedukandan kedukandang 2.17 2.012 4.190 97 90 186 79 70 149

g 8

Gribig 2.17 2.670 5.448 124 119 242 97 80 177

Arjowinagun 1.89 1.750 3.646 84 78 162 51 51 102

33
8

Data obesitas di kecamatan kedungkandang berdasarkan kleurahan,tahun 2018 kota malang

N KE PUSKE JUMLAH PENGUNJUNG DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS OBESITAS

o CA SMAS PUSKESMAS DAN

JARINGANNYA BERUSIA
MA Laki-laki perempuan Laki- Laki-laki pempuan Laki+prempuan
>15 TAHUN
TA laki+perempuan

Laki- perem Laki+ jmlah % Jmlah % jmlah % jmlh % jmlah % jumla %

34
N laki puan perem

puan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Kedu Kedungk 8.287 10.125 18.412 8.287 100.00 10.125 100.00 18.412 100.00 34 0.41 2.838 28,03 2.872 15,60

ngka andang

ndan Gribing 4.944 23.860 18.804 4.944 100.00 13.860 100.00 18.804 100.00 614 12.42 978 7,06 1.592 8,476

g arjowina 4.538 11.828 16.366 4.538 100.00 11.828 100.00 16.366 100.00 349 7.69 1.679 14,20 2.028 12,39

ngun

Sumber: depkes kota malang, 2018

Data pasien TB di kecamatan kedungkandang, 2018

TB PARU

N KECAMATA PUSKESMAS % BTA (+)


BTA TERHADAP SUSPEK
O N (+)
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Kedungkandang Kedungkandang 22 16 38 21,78 14,16 17,76
Gribig 12 23 35 22,64 28,75 26,32
Arjowinangun 12 7 19 19,67 11,29 15,45
RS Panti Nirmala 17 13 30 9,29 8,84 9,09
RSUD Kota Malang 17 10 27 26,98 10,00 16,56

Jumlah Kasus Diare Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas, Kota Malang Tahun 2018

35
NO KECAMATAN PUSKESMA DIARE

JUMLAH PENDUDUK DIARE DITANGANI

L P

JUMLAH TARGET

PENEMUAN

L P L+P L P L+P JUMLA % JUMLA % JU

H H L

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 12 1 1

1 3

1 KEDUNGKANDANG KEDUNGKA 30.41 30.21 60.63 821 816 1.63 465 5 587 7 1

NDANG 5 9 4 7 7 2

GRIBIG 38.76 40.11 78.88 1.04 1.08 2.13 434 4 488 4 9

9 6 5 7 3 0 1 5

ARJOWINA 26.47 26.31 52.79 715 711 1.42 316 4 386 5 7

NGUN 8 9 7 6 4 4

3. pasangan usia Subur


Jumlah pencapaian peserta keluarga berencana aktif dikecamatan kedukandang

1. Pasangan usia subur (PUS) : 32.693

36
2. PPMPA-SM :19.272
3. Pencapaian mix kontrasepsi :
- IUD : 2061
- MOP : 1
- MOW : 18
- Implat : 1610
- Suntik :16061
- KDM: 358
- Pil :3 750

4. Ibu Hamil
Jumlah ibu hamil melakukan kunjungan K1, melakukan K4, Kurang energy kronis, dikecamatan

kedukandang

a. Jumlah ibu hamil :2.933


b. Melakukan kunjungan K1 :3.138
c. Melakukan kunjungan K4 :2.879
d. Kurang energy kronis : tidak ada
e. Mendapat zat besi : 2.933 Ibu hamil

5. Ibu Menyusui
Jumlah bayi yang diberi ASI Eksklusif menurut jenis kelamin, dan puskesmas kecamatan kedukandang

a. Puskesmas kedukandang
- Jumlah bayi laki-laki : 167, perempuan 177 total 332
- Jumlah bayi yang beri ASI Eksklusif laki-laki 160, perempuan 172, total 332
b. Puskesmas gribig
- Jumlah bayi laki-laki 270, perempuan 279 total 549
- Jumlah bayi yang diberi ASI Ekslusif 265, jumlah bayi perempun yang diberi ASI Eksklusif
270 total 535
c. Puskesmas Arjowinagun

- Jumlah bayi laki-laki ada 195, jumlah bayi perempuan 229, total 424
- Jumlah bayi laki-laki yang diberi ASI Eksklusif 151, perempuan189, total 340
Jadi di kecamatan kedukandang jumlah bayi ada1.317, jumlah bayi keseluruhan yang diberi ASI
Eksklusif ada 1207

6. Balita
Uraian Puskesmas Puskesmas Puskesmas Jumlah seluruh

kedungkandang Gribig Arjowinangun puskesmas

(1) (2) (3) (4) (5)

37
1.Laki-laki

- Neonatal 3 2 3 8

- Bayi 6 2 4 12

- Anak 0 0 0 0

Balita

- Balita 6 2 4 12

2. Perempuan

- Neonatal 4 0 2 6

- Bayi 4 0 6 10

- Anak 0 0 0 0

Balita

- Balita 4 0 6 10

3.Laki-laki +

Perempuan

- Neonatal 7 2 6 15

- Bayi 10 2 10 22

- Anak 0 0 0 0

Balita

- Balita 10 2 10 22

7. anak dan Remaja


Puskesmas di Jumlah Jumlah Dilakukan Dilakukan Hipertensi Hipertensi
kecamatan laki-laki perempuan pengukuran pengukuran tekanan tekanan
kedungkandang usia 15 usia 15 tekanan tekanan dara tinggi darah tinggi
tahun tahun darah laki- darah laki-laki perempuan
laki perempuan
Kedungkandang 24.243 24.041 8.287 10.125 534 735

38
Gribig 30.902 31.913 4.944 13.860 728 850
Arjowinangun 21.105 20.938 4.538 11.828 426 1.131
Sumber: dinas kesehatan kota malang, 2018

8. Usia Lanjut
 Lansia : .
Umur :( 65-69 )Total : 3928
 Laki-laki : 1845
 Perempuan : 2083
Umur : 75+ Total : 3136
-Laki-laki : 1117 -Perempuan : 2

3.2 ANALISA DATA DAN PRIORITAS


3.2.1 Analisa Data
DATA MASALAH
Survey: pemeliharaan kesehatan tidak efektif
Berdasarkan bps kota malang kecamatan
kedungkandang 2018 adanya kepadatan
penduduk di tahun 2017(190.274) dan
2018(192.316) sehingga Sungai-sungai
yang mengalir di wilayah kecamatan
kedungkandang adalah sungai brantas,
sungai amprong dan beberapa sungai kecil.
Dari sungai2 tersebut masyarakat ada
membuang sampah, dan tinja ke sungai
tersebut, tampa mereka sadari banyak
pengguna air sungai tersebut, digunakan
untuk mandi, masak, dan cuci pakaian ,dll.
berdasarkan data dari dinas kesehatan kota
malang di kec.kedungkandang terdapat
1,0006 yang mendapatkan kejadian
diare(dinkes 2018) dan berdasarkan data
dinas kota malang, DBD di kecamatan

39
kedungkandang mencapai 20 pasien.
Diare dan Dbd selain disebabkan oleh
bakteri juga disebabkan oleh faktor-faktor
lain seperti kebersihan dan sanitasi
lingkungan yang kurang baik, kurang
kesadaran orang tua untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat, makanan dan minuman
yang terkontaminasi, kepadatan penduduk,
keadaan sosial ekonomi, serta kurang
pengetahuan orang tua terhadap
penatalaksanaan diare di rumah dan
penanganan diare yang baik dan benar
(WHO, 2013).
Survey: Kesiapan peningkatan Manajemen
Berdasarkan hasil Rekapitulasi kesehatan kesehatan
kecamatan kedungkandang tahun 2018 dari
Puskemas Kedungkandang menunjukkan
penderita hipertensi primer sebanyak 594
orang, penderita hipertensi primer lebih
banyak wanita daripada laki-laki. Penderita
hipertensi primer pria sebanyak 173 orang,
dan penderita hipertensi primer wanita
sebanyak 421 orang dan obesitas 6 ribu
lebih jiwa yang mengalami obesitas
dikecamatan kedungkandang . Faktor
penyebab dapat terjadi karena keturunan,
umur, pola makan yang salah, aktifitas yang
kurang, gaya hidup dan pikiran atau stress.

3.2.2 Penetapan Prioritas Masalah


Diagnosa Pentingnya Motivasi Peningkatan Rangking Jumlah
Keperawatan masalah Untuk Masyarakat Untuk Kualitas Hidup masalah dari 1 skor
Diselesaikan Menyelesaikan Masyarakat bila sampai 6
1 : rendah Masalah masalah 1 : paling tidak

40
2 : sedang 0 : tidak ada diselesaikan penting
3 : tinggi 1 : rendah 0 : tidak ada 6 : yang paling
2 : sedang 1 : rendah penting
3 : tinggi 2 : sedang
3 : tinggi

pemeliharaan 3 2 3 5 13
kesehatan tidak
efektif
Kesiapan 3 2 3 6 14
peningkatan
Manajemen
kesehatan

3.2.3 Daftar Prioritas Diagnosa Keperawatan (SDKI)


1. Kesiapan peningkatan Manajemen kesehatan
2. pemeliharaan kesehatan tidak efektif

3.3 Rencana Intervensi


NO Diagnosa SLKI SIKI
1 Kesiapan Prevensi Primer Edukasi
peningkatan Manajemen kesehatan kesehatan
Manajemen Indikator 1 2 3 4 5 Tindakan:
kesehatan Melakukan tindakan untuk Observasi:
mengurangi faktor resiko 1.identifkasi
Menerapkan program kesiapan dan
perawatan kemampuan
Aktifitas hidup sehari-hari menerima
efektif memenuhi tujuan informasi
kesehatan 2. identifikasi
1.. menurun faktor-faktor
yang dapat

41
2.. cukup menurun meningkatkan
3.. sedang dan menurnkan
4.. cukup singkat motivasi
5.. meningkat perilaku hidup
dan sehat
Prevensi Sekunder Terapeutik:
Manajemen kesehatan 1. sediakan
Indikator 1 2 3 4 5 materi dan
Verbalisasi kesulitan media
dalam menjalani pendidikan
program kesehatan
perawatan/pengobatan 2. jadwalkan
1. . meningkat pendidikan
2. . cukup meningkat kesehatan
3. . sedang sesuai
4. . cukup menurun kesepakatan
5. . menurun 3. berikan
kesempatan
untuk bertanya
Edukasi:
1. jelaskan
faktor resiko
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
2. ajarkan
perilaku hidup
bersih dan
sehat
3. ajarkan
strategi yang
dapat
digunakan
untuk

42
meningkatkan
perilaku
hidup bersih
dan sehat.

NO Diagnosa SLKI SIKI


2. pemeliharaa Prevensi Primer Promosi perilaku upaya
n kesehatan Pemeliharaan kesehatan kesehatan:
tidak efektif Indikator 1 2 3 4 5 Tindakan
Menunjukkan perilaku Observasi:
adaptif 1. identifikasi perilaku upaya
Menunjukkan pemahaman kesehatan yang dapat
perilaku sehat ditingkatkan
Kemampuan menjalankan Terapeutik:
perilaku sehat 1. berikan lingkungan yang
Menunjukkan minat mendukung kesehatan
meningkatkan perilaku sehat 2. orientasi pelayanan

1. menurun kesehatan yang dapat


2.cukup menurun dimanfaatkan

3. sedang Edukasi:
4. cukup meningkat 1. anjurkan memberikan asi

5. meningkat ekslusif
Prevensi Sekunder 2. anjurkan menggunakan air

Manajemen kesehatan bersih

Indikator 1 2 3 4 5 3. anjurkan mencuci tangan

Verbalisasi kesulitan dengan air bersih dan sabun

dalam menjalani 4. anjurkan menggunakan

program jamban sehat

perawatan/pengobata 5. anjurkan memberantas

n jentik dirumah seminggu

1. . meningkat sekali

2. cukup meningkat 6. anjurkan makan sayur dan


buah setiap hari

43
3 . sedang
4. cukup menurun
5. menurun

3.5 POA (plan Of Action)

N Diagnos
Strategi Program Tujuan Sasaran Indikator Intervensi
o a

1 Kesiapa 1.Penyuluhan Mahasiswa 1. mempresentasikan 1. -Melakukan Observasi:

n dan sosialisasi unitri malang hasil pengkajian awal Perwakilan tindakan untuk 1.identifkasi

peningk yang telah dilakukan setiap rt,rw mengurangi kesiapan

atan 2. pemeriksaan pada warga keanggotaa faktor resiko kemampuan

Manaje kesehatan dan kecamatan dan kader -Menerapkan menerima

men kampanye jus kedungkandang kesehatan program informasi

kesehata mentimun - memaparkan perawatan 2. iden

n permasalahan yang 2.warga -Aktifitas hidup faktor-faktor

3. senam anti sering terjadi di dengan sehari-hari dapat

hipertensi dan masyarakat hipertensi efektif meningkatka

anti - menentukan dan dm di memenuhi menurnkan

diabetes(SENA kegiatan perwakilan kecamatan tujuan kesehatan motivasi p

DA) warga (ketua rt,rw kedungkanda - Verbalisasi hidup dan seh

dan kader kesehatan) ng kesulitan dalam Terapeutik:

-mengevaluasi menjalani 1. sediakan

kegiatan yang sudah 3. keluarga program dan

dilaksanakan di resume dan perawatan/peng pendidikan

44
masyarakat. keluarga obatan kesehatan

binaan 2. jad

2. mengetahui status pendidikan

hipertensi dan kesehatan

dm ,menjadi patokan kesepakatan

pemeriksaan sebelum 3. b

dilakukan intervensi kesempatan

Memberikan bertanya

intervensi berupa jus Edukasi:

mentimun 1. jelaskan

3. memberikan resiko yang

senam jantung dan mempengaru

senam kaki diabetic kesehatan

2. ajarkan p

hidup bersi

sehat

3. ajarkan s

yang

digunakan

meningkatka

perilaku

bersih dan se

45
DX. pemeliharaan 1. penyuluhan Tujuan: Indicator: Intervensi: Bentuk
2 kesehatan tidak kesehatan mempresentasikan Menunjukkan perilaku Promosi kegiatan:
efektif 2. bersih2 hasil pengkajian adaptif perilaku upaya Demokrasi dan
lingkungan awal yang telah Menunjukkan kesehatan: langsung turun
kecamatan dilakukan pada pemahaman perilaku Tindakan kekomunitas
kedungkandang warga kecamatan sehat Observasi: lingkungan
3. pemeriksaan kedungkandang Kemampuan 1. identifikasi masyarakat
kesehatan - memaparkan menjalankan perilaku perilaku upaya
permasalahan yang sehat kesehatan yang
sering terjadi di Menunjukkan minat dapat
masyarakat meningkatkan perilaku ditingkatkan
- menentukan sehat Terapeutik:
kegiatan perwakilan Verbalisasi kesulitan 1. berikan
warga (ketua rt,rw dalam menjalani program lingkungan
dan kader kesehatan) perawatan/pengobatan yang
-mengevaluasi mendukung
kegiatan yang sudah kesehatan
dilaksanakan di 2. orientasi
masyarakat pelayanan
- untuk mengurangi kesehatan yang
pembuangan sampah dapat
di sungai dan dimanfaatkan
sampah di Edukasi:
sembarang temapt 1. anjurkan

46
memberikan asi
ekslusif
2. anjurkan
menggunakan
air bersih
3. anjurkan
mencuci tangan
dengan air
bersih dan
sabun
4. anjurkan
menggunakan
jamban sehat
5. anjurkan
memberantas
jentik dirumah
seminggu
sekali
6. anjurkan
makan sayur
dan buah setiap
hari

47
3.5 Implementasi dan Evaluasi formatif
3.6.1 Diagnosa 1
1. prevensi Primer : Melakukan tindakan untuk mengurangi faktor resiko
-Menerapkan program perawatan
-Aktifitas hidup sehari-hari efektif memenuhi tujuan kesehatan
A. Media Pembelajaran : 1.LCD proyektor, powerpoint,laptop
2. leaflet, tensi,stetoskop,timbangan,meteran, glukotest,kartu sehat.
3. sop,video,booklet
B. evaluasi formatif
 Struktur cukup sesuai indicator namun perluh perbaikan secara struktural
 Proses nya cukup rumit dan lama dan menghabiskan banyak tenaga dan menguji
kesabaran
 Hasil nya banyak masyarakat yang memahami kesehatan itu penting,cara sederhana
untuk mencegah penyakit hipertensi dan dm dan banyak mengetahui ilmu
kesehatan,seperti senam hieprtensi dan senam kaki diabetic.

2.prevensi sekunderr : Verbalisasi kesulitan dalam menjalani program perawatan/pengobatan


A. Media Pembelajaran : 1.LCD proyektor, powerpoint,laptop
2. leaflet, tensi,stetoskop,timbangan,meteran, glukotest,kartu sehat.
3. sop,video,booklet
B. evaluasi formatif
 Struktur cukup sesuai indicator namun perluh perbaikan secara struktural
 Proses nya cukup rumit dan lama dan menghabiskan banyak tenaga dan menguji
kesabaran
 Hasil nya banyak masyarakat yang memahami kesehatan itu penting,cara sederhana
untuk mencegah penyakit hipertensi dan dm dan banyak mengetahui ilmu
kesehatan,seperti senam hieprtensi dan senam kaki diabetic.

48
3.7 Evaluasi
Diagnosa Kriteria Hasil yang Hasil Kesimpulan
Diharapkan
Kesiapan peningkatan -Melakukan tindakan Hasil nya banyak Banyak masyarakat
Manajemen kesehatan untuk mengurangi masyarakat yang memahami yang awalnya kurang
faktor resiko kesehatan itu penting,cara memahami tentang
-Menerapkan program sederhana untuk mencegah kesehatan menjadi
perawatan penyakit hipertensi dan dm lebih paham dan lebih
-Aktifitas hidup sehari- dan banyak mengetahui sehat,dan menjaga
hari efektif memenuhi ilmu kesehatan,seperti kesehatan.
tujuan kesehatan senam hieprtensi dan senam
- Verbalisasi kesulitan kaki diabetic.
dalam menjalani
program
perawatan/pengobatan

pemeliharaan -Menunjukkan perilaku Dengan adanya program Masyarakat mulai


kesehatan tidak efektif adaptif mahasiswa untuk mencintai paham,bahwa kejadian
-Menunjukkan kebersihan,kesehatan,,warga diare meningkat
pemahaman perilaku kecamatan kedungkandang karena disebabkan
sehat sudah mampu menunjukkan oleh tidak menjaga
-Kemampuan perilaku adaptif,dan kebersihan atau phbs
menjalankan perilaku menunjukkan perilaku dan masyarakat sudah
sehat sehat,seperti menjaga mulai menunjukkan
-Menunjukkan minat kebersihan lingkungan,diri perilaku sehat.
meningkatkan perilaku dan menjaga kesehatan
sehat diri,atau personal higyene
-Verbalisasi kesulitan
dalam menjalani
program
perawatan/pengobatan

49
BAB V
PENUTUP
Keperawatan kesehatan komunitas adalah perawatan khusus yang merupakan gabungan keterampilan
ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat, dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan
masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan
lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit, dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada
individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara
keseluruhan( Ekasari, 2006).
Penyakit yang menjadi penyebab kematian utama di dunia adalah penyakit kardiovaskular (17
juta kematian atau 48% dari kematian akibat penyakit tidak menular),kanker (7,6 juta kematian atau 21%
dari kematian akibat penyakit tidak menular), penyakit pernapasan, termasuk asma dan PPOK (4,2 juta
kematian), dan diabetes (1,3 jutakematian). Lebih dari 80% kematian akibat penyakit kardiovaskular dan
diabetes terjadi dinegara berpendapatan menengah ke bawah. Kasus kematian akibat penyakit tidak
menular tertinggi salah satunya berada di kawasan Asia Tenggara. Hipertensi merupakan penyebab
kematian utama ketiga di Indonesia untuk semua umur (6,8%), setelah stroke (15,4%) dantuberculosis
(7,5%). Selain itu hipertensi menduduki peringkat kedua penyakit tidak menular yang banyak diderita di
Indonesia (WHO, 2011). Berdasarkan dinas kesehatan kota malang sebanyak 1.004 yang mendapatkan
diare di kedungkandang(Depkes, 2018) dan berdasarkan data profil kesehatan kota malang diabetes
mellitus menempati urutan ketiga dari sepuluh besar penyakit yang ada dikota malang, terlebih khusus
pada tahun 2015 terdapat 2.513 penderita diabetes mellitus di puskesmas kedungkandang.
Dengan adanya kegiatan mahasiswa dalam hal mengatasi atau mengurangi meningkatnya penyakit di
kecamatan kedungkandang,masyarakat semakin sadar bahwa kesehatan sangat penting dan hal-hal
sderhana yang sering lakukan berdampak pada kesehatan.dikecamatan kedungkadang masalah prioritas
yang ditemukan adalah Kesiapan peningkatan Manajemen kesehatan, pemeliharaan kesehatan tidak
efektif .

50
DAFTAR PUSTAKA

https://malangkota.bps.go.id/publication/2019/09/26/d6d1130f1a14ed001aea4f4b/kecamatan-

kedungkandang-dalam-angka-2019.html

https://keckedungkandang.malangkota.go.id/pemerintahan/struktur-organisasi/

https://dinkes.malangkota.go.id/dokumen/profil-kesehatan-kota-malang/

Achjar, KA H. 2012 TEORI dan praktik asuhan keperawatan komunitas . Jakarta:EGC

Ekasari, Mia fatmawati.2006. panduan pengalaman belajar lapangan keperawatan keluarga, keperawatan

komunitas,dan keperawatan gerontik. Jakarta:EGC

Departemen kesehatan kota malang, 2018

Buku SDKI,SLKI,DAN SIKI

http://repository.unimus.ac.id/1086/3/BAB%20II.pdf

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/744/4/Chapter2.pdf

51

Anda mungkin juga menyukai