Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN HASIL KEGIATAN KEPERAWATAN PRIMER

UPAYA PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PHBS TIDAK


MEROKOK DALAM RUMAH DI RT/16 RW/04 DUKUH TUNJUNG
SARI DESA BANTUR

DISUSUN OLEH :
ARDIANSYAH ADE PEDRI WULA
NIM : 2021611017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGA DEWI
MALANG
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL KEGIATAN KEPERAWATAN PRIMER
UPAYA PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PHBS TIDAK
MEROKOK DALAM RUMAH DI RT/16 RW/04 DUKUH TUNJUNG
SARI DESA BANTUR

Telah Disetujui
Pada Tanggal : Oktober 2022

CI LAHAN PKM CI INSTITUSI UNITRI


BANTUR

Arie Jefry Ka’arayeno, M.Kep.,


Ns. Soebagio, S.Kep., Ns.Sp.Kep.MB
M.Kes NIDN :
NIP.
KATA PENGANTAR
Shalom, Salam sejahtera bagi kita semua.
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa Penulis ucapkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia, dan
petunjuk yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas ini dengan judul “Laporan Hasil Kegiatan Keperawatan Primer Upaya
Penyuluhan Kesehatan Tentang PHBS Tidak Merokok Dalam Rumah Di
RT/16 RW/04 Dukuh Tunjung Sari Desa Bantur” tepat pada waktunya.
Tugas Laporan ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari segala pihak
sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi tugas departemen
keperawatan terpadu dengan lancar. Melalui kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Arie Jefry Ka’arayeno, M.Kep., Ns., Sp.Kep.,MB selaku
pembimbing yang telah memberikan masukan, motivasi dan saran
yang sangat bermanfaat.
2. Bapak Soebagio, S.Kep.,Ns., M.Kes dan selaku pembimbing lahan
yang telah mengijinkan serta membimbing selama praktik di
puskesmas bantur
3. Segenap dosen Prodi Ners yang telah memberikan ilmu dan
bimbingan pada penulis selama pelaksanaan praktik profesi ners di
puskesmas bantur.
4. Teman-teman mahasiswa Program Studi Ners yang telah senantiasa
menjadi teman seperjuangan.
5. Keluarga saya terutama kedua orang tua saya Hina Bangan Wula
dan Ibu Ester Laki Pura yang telah memberikan dukungan moral
dan material dalam pembuatan laporan ini serta selalu mendoakan
dan memberikan semangat untuk pantang menyerah.
Tidak ada gading yang tidak retak demikian pula dengan
penyusunan laporan ini. Saran dan masukan sangat penulis harapkan sebagai
acuan untuk penyempurna tulisan ini.
Malang, Oktober 2022
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakaang
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang bergabung karena ikatan
tertentu untuk berbagi pengalaman dan pendekatan emosional serta
mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 1998).
Keluarga mempunyai fungsi sebagai perawatan kesehatan dalam bentuk
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang mempunyai sepuluh
indikator PHBS di tatanan rumah tangga salah satunya adalah tidak
merokok didalam rumah karena berbahaya dapat mengakibatkan penyakit
tidak saja bagi perokok tetapi juga terhadap orang–orang disekelilingnya
(Susanto, 2011). Saat orang merokok didalam di rumah kandungan rokok
akan terbakar dan menimbulkan asap yang beterbangan didalam rumah. Jika
asap rokok dihirup pembakar rokok (perokok aktif) akan berakibat kanker
paru-paru, jantung koroner, bronkitis, penyakit stroke, hipertensi, penyakit
diabetes, dan impotensi. Sedangkan pada perokok pasif adalah asap rokok
yang dihirup oleh seseorang yang tidak merokok (perokok pasif). Asap
rokok tersebut bisa menjadi polutan bagi manusia dan lingkungan sekitar.
Asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena berada
disekitar perokok bisa menimbulkan resiko penyakit kanker, paru-paru dan
jantung koroner. Lebih dari itu menghisap asap rokok orang lain dapat
memperburuk kondisi pengidap penyakit: angina, asma dan alergi akibat
asap rokok (Roan,1979: 33).
Melihat beberapa dampak bahaya merokok didalam rumah baik bagi
perokok pasif dan aktif. Seharusnya perokok aktif mencari pengetahuan
tentang bahaya merokok apalagi merokok didalam rumah, sehingga
terbentuk perilaku menghentikan atau menghindari aktifitas merokok atau
jika ingin merokok sebaiknya ditempat terbuka dan sedikit orang disekitar
perokok. Menghentikan merokok dalam lingkungan rumah dan keluarga
akan melaksanakan praktek asuhan kesehatan yaitu mencegah terjadi
gangguan kesehatan dengan PHBS yang meningkatkan pengetahuan,
kesadaran, kemauan dan kemampungan masyarakat agar hidup bersih dan
berperan aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal (Depkes RI,
2020).
Menurut WHO (2018) Data jumlah perokok di seluruh dunia saat ini
berusia 15 tahun ke atas di dunia sebanyak 991 juta orang pada 2020.
Laporan Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) berjudul The
Tobacco Control Atlas, Asean Region menunjukkan Indonesia merupakan
negara dengan jumlah perokok terbanyak di Asean, yakni 65,19 juta orang.
Filipina adalah negara Asean dengan jumlah perokok terbanyak kedua,
yakni 16,5 juta orang atau 15,97% dari jumlah penduduk. Vietnam di
posisi ketiga dengan jumlah perokok 15,6 juta orang atau 16,5% dari
jumlah penduduk. Sedangkan Provinsi Jawa Timur sendiri Badan Pusat
Statistik (BPS) mencatat penduduk umur lima tahun ke atas yang merokok
mencapai 27,78% pada 2020 dan mengalami peningkatan pada tahun 2021
yaitu 28,53%. Sedangkan data hasil pengkajian mahasiswa prakti profesi
ners Universitas Tribhuwana Tungga Dewi Malang di Dukuh Tunjungsari
Desa Bantur yang dilakukan di 16 RT terdapat sebanyak 53 % penduduk
merokok didalam rumah dan yang tidak sebanyak 43 %. Sehingga dapar
disimpulkan bahwa aktivitas merokok dalam rumah di dukuh tunjungsari
lebih banyak.
Dari fenomena-fenomena diatas membuat saya tertarik untuk meneliti
permasalahan tersebut dengan judul “Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang
PHBS Tidak Merokok Di Dalam Rumah” .
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat di RT/16 RW/04
Dukuh Tunjungsari Desa Bantur tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
tidak merokok didalam rumah.
1.3 Tujuan
1. Masyarakat di RT 16 Dukuh Tunjungsari dapat mengetahui dampak
merokok didalam rumah bagi kesehatan keluarga.
2. Kesadaran masyarakat di RT 16 Dukuh Tunjungsari untuk tidak merokok
di dalam rumah meningkat.
1.4 Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Sebagai informasi bagi masyarakat di RT 16 dukuh tunjungsari guna
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang PHBS tidak merokok
dalam rumah
2. Bagi Mahasiswa
Sebagai pengalaman bagi mahasiswa dalam mengimplementasikan
tindakan keperawatan di masyarakat dukuh tunjungsari.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Penyuluhan Kesehatan
2.1.1 Pengertian Penyuluhan Kesehatan
Menurut Azrul Anwar dalam Effendy (2012) penyuluhan kesehatan adalah
kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan,
menanamkan keyakinan, sehingga masyarakatsadar, tahu dan mengerti, tetapi juga
mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.
Menurut Departemen Kesehatan dalam Effendy (2012) penyuluhan
kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan atau kesempatan yang berlandaskan
prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga,
kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana
caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan secara perseorangan maupun
secara kelompok dan meminta pertolongan bila perlu.
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan, yang
dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu
anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.
2.1.2 Tujuan Penyuluhan Kesehatan
Menurut Effendy (2012) bila dilihat dari berbagai pengertian di atas, maka
tujuan penyuluhan yang paling pokok adalah :
1. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam
membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta
berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
2. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan
sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.
3. Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku
perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan.
2.1.3 Sasaran Penyuluhan Kesehatan
Menurut Notoatmojo (2012) berdasarkan pentahapan upaya promosi
kesehatan ini, maka sasaran dibagi dalam 3 (tiga) kelompok sasaran.
1. Sasaran Primer (Primary Target)
Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat
dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum,
ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA (kesehatan ibu dan anak-anak),
anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan sebagainya.
2. Sasaran Sekunder (Secondary Target)
Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya.
3. Sasaran Tersier (Tertiary Target)
Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat pusat,
maupun daerah adalah sasaran tersier pendidikan kesehatan.
2.1.4 Ruang Lingkup Penyuluhan Kesehatan
Cakupan penyuluhan kesehatan baik sebagai ilmu maupun seni sangat luas.
1. Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek/Kesehatan
a. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif
Sasaran pendidikan atau promosi kesehatan pada aspek promotif adalah
kelompok orang sehat.
b. Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan
1) Pencegahan tingkat pertama (primary prevention)
Sasaran promosi atau pendidikan kesehatan pada aspek ini adalah
kelompok masyarakat yang berisiko tinggi.
2) Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention)
Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok pasien
yang baru sembuh (recovery) dari suatu penyakit (Notoatmodjo,
2012).
2. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan
Menurut Notoatmodjo (2012) ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan
tatanan pelaksanaan
a. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)
Keluarga atau rumah tangga adalah unit masyarakat kecil. Oleh sebab
itu untuk mencapai perilaku masyarakat yang sehat harus dimulai di
masing-masing keluarga.
b. Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah
Sekolah merupakan perpanjangan tangan pendidikan kesehatan bagi
keluarga. Sekolah, terutama guru pada umumnya lebih dipatuhi oleh
murid-muridnya. Oleh sebab itu lingkungan sekolah, baik lingkungan
fisik maupun lingkungan sosial yang sehat, akan sangat berpengaruh
terhadap perilaku sehat anak-anak.
c. Pendidikan kesehatan di tempat kerja
Tempat kerja merupakan tempat orang dewasa memperoleh nafkah
untuk keluarga. Lingkungan kerja yang sehat akan mendukung
kesehatan prakerja atau karyawan dan akhirnya akan menghasilkan
produktivitas yang optimal.
d. Pendidikan di tempat-tempat umum
Tempat-tempat umum yang sehat, bukan saja terjaga kebersihannya,
tetapi juga harus dilengkapi dengan fasilitas kebersihan dan sanitasi
terutama WC umum dan sarana air bersih, serta tempat sampah.
e. Fasilitas pelayanan kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan ini mencakup rumah sakit, puskesmas,
poliklinik, rumah bersalin, dan sebagainya.
3. Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanannya
a. Promosi Kesehatan
Dalam tingkat ini promosi kesehatan diperlukan misalnya dalam
peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan,
kesehatan perorangan dan sebagainya.
b. Perlindungan Khusus
Dalam program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan
khusus ini, promosi kesehatan sangat diperluka terutama di negara-
negara berkembang.
c. Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera
Dikarenakan rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan dan penyakit, maka penyakit-penyakit yang terjadi
di dalam masyarakat sering sulit terdeksi. Bahkan kadang-kadang
masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya.
d. Pembatasan cacat
Kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan
penyakit, sering mengakibatkan masyarakat tidak melanjutkan
pengobatannya secara tuntas. Pengobatan yang tidak layak dan
sempurna dapat mengakibatkan yang bersangkutan menjadi cacat atau
memiliki ketidakmampuan untuk melakukan sesuatu.
e. Rehabilitas
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang
menjadi cacat. Untuk memulihkan cacatnya tersebut diperlukan latihan-
latihan tertentu.

2.2 Media
Kata media berasal dari bahasa latin medium yang berarti perantara atau
pengantar. Lebih lanjut, Rahardjo menyebutkan media merupakan sarana penyalur
pesan atau informasi belajar yang hendak disampaikan oleh sumber pesan kepada
sasaran atau penerima pesan tersebut. Dalam kegiatan belajar-mengajar, sumber
pesan adalah guru dan penerima pesan adalah murid. Sementara itu, Association
for Educational Communication and Technology (AECT) mendefinisikan media
sebagai segala bentuk yang digunakan untuk proses penyaluran informasi.
Sedangkan Oemar Hamalik mendefinisikan, media sebagai teknik yang
digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi antar guru dan murid
dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Media pembelajaran
merupakan perantara atau alat untuk memudahkan proses belajar mengajar agar
tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa media pembelajaran adalah alat,
metodik dan teknik yang digunakan sebagai perantara komunikasi antara seorang
guru dan murid dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi
dalam proses pendidikan pengajaran di sekolah.
Rudi Bretz dalam Bukhari mengklasifikasikan media atas karakteristik
utama suara, bentuk visual (gambar, garis dan simbol) dan gerak. Di samping itu,
ia juga membedakan media tranmisi dan media rekaman. Atas dasar inilah Bertz
menggolongkan semua media itu menjadi 8 kelas :
1) Media audio visual gerak
2) Media audio visual diam
3) Media audio semi gerak
4) Media visual gerak
5) Media visual diam
6) Media semi gerak
7) Media audio, dan
8) Media gerak

Sementara itu, Oemar Hamalik (1986), Djamarah (2002) dan Sadiman, dkk
(1986), mengelompokkan media ini berdasarkan jenisnya ke dalam beberapa
jenis, yaitu :

a. Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara


saja, seperti tape recorder.
b. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan
dalam wujud visual.
c. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, media ini
dibagi ke dalam dua jenis
1) Audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti film
sound slide.
2) Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan
gambar yang bergerak, seperti film, video cassete dan VCD.
2.2.1 Media Leaflet
a. Pengertian Media
Leaflet Leaflet ialah media cetak berbentuk selembaran yang memiliki
fungsi untuk penyampaian informasi atau pesan – pesan kesehatan melalui
lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam kalimat maupun gambar,
atau kombinasi. Lembaran leaflet hanya dilipat kemudian diberi desain yang
menarik dan menggunakan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami
oleh pembaca.
Leaflet umumnya digunakan sebagai media promosi, baik berupa barang ,
produk atau jasa. Leaflet biasanya terdiri dari tiga sampai empat lipatan
dalam selembarannya. Jumlah lipatan tersebut disesuaikan dengan
kebutuhan yang diinginkan. ( Jatmika, Dkk. 2019).
b. Karakteristik Media Leaflet Media leaflet pada umumnya diletakkan
ditempat-tempat umum dan gampang terlihat. Hal ini disebabkan
karakteristik media leaflet yang memang khusus didesain untuk dibaca
secara cepat oleh penerimanya (Notoatmodjo, 2010).
c. Kelebihan dan kekurangan dari Media Leaflet
Kelebihan Media Leaflet :
1. Mudah dibawa kemanapun dan dimanapun
2. Biaya produksi relatif terjangkau
3. Dapat disimpan lama
4. Merupakan media promosi yang memiliki desain yang menarik dan
unik.
Kekurangan Media Leaflet:
1. Membutuhkan tempat penyimpanan yang khusus
2. Membutuhkan keterampilan untuk membuatnya
3. Membutuhkan keahlian mendesain atau menggambar. ( Jatmika, Dkk.
2019).
d. Penyusunan pesan-pesan yang efektif dalam pembuatan leaflet (Supariasa,
2014) yaitu :
1. Menggunakan kata-kata yang sederhana dan kalimat pendek, tetapi
atraktif. Susunan kata, kalimat dan paragraf hendaknya sistematis, dan
logis sehingga pembaca dapat mengikuti arus informasi dengan lancar
dan mudah.
2. Gunakan gambar, ilustrasi, dan foto jika diperlukan. Harus disadari
bahwa gambar, ilustrasi, dan foto itu jangan sampai menimbulkan
persepsi yang lain terhadap pesan yang disampaikan.
3. Gunakan huruf atau tulisan yang mudah dibaca, gunakan tanda baca,
warna, pengaturan jarak untuk mengungkap pesan- pesan yang tidak
dapat disampaikan secara verbal, seperti untuk menunjukkan bahwa
bagian tertentu itu penting, perlu mendapat perhatian, dan sebagainya.
4. Atur pesan-pesan yang sudah terkumpul dalam tata letak yang menarik
dan mudah di ikuti serta memfasilitasi pencapaian tujuan.
2.3 Merokok
2.3.1 Definisi Merokok
Merokok mmerupakan aktifitas membakar tembakau kemudian menghisap
asapnya menggunakan rokok maupun pipa (Sitepooe, 2010). Definisi yang hampir
sama dikemukakan oleh Ramdhani, dkk (2013) yang mengatakan bahwa merokok
merupakan aktifitas menghirup atau menghisap rokok menggunakan pipa atau
rokok.
Pendapat lainnya mengenai definisi merokok juga dikemukakan oleh
Armstrong (2007) yaitu menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh
lalu menghembuskannya keluar. Sedangkan Levy (2014) mengatakan bahwa
perilaku merokok adalah kegiatan membakar gulungan tembakau lalu
menghisapnya sehingga enimbulkan asap yang dapat terhirup oleh orang-orang
disekitarnya.
Berdasarkan definisi merokok yang telah dikemukakan di atas, disimpulkan
bahwa merokok merupakan suatu aktifitas membakar gulungan tembakau yang
berbentuk rokok ataupun pipa lalu menghisap asapnya kemudian menelan atau
menghembuskannya keluar melalui mulut atau hidung sehingga dapat juga
terhisap oleh orang-orang disekitarnya.
2.3.2 Kategori Perokok
Sitepoe (2010) mengkategorikan perokok berdasarkan jumlah konsumsi
rokok harian yaitu : perokok ringan (1-10 batang/hari), perokok sedang (11-20
batang/hari), perokok berat (> 20 batang/hari). Perokok yang mengkonsumsi
rokok dalam jumlah yang lebih kecil memiliki kecenderungan yang lebih besar
untuk berhenti merokok (Kwon Myung & Gwan Seo, 2011).
Taylor (2009) menyebut istilah chippers untuk menjelaskan perokok yang
mengkonsumsi rokok kurang dari 5 batang/hari dan biasanya chippers tidak
menjadi perokok berat sehingga sangat kecil kemungkinan mengalami
ketergantungan nikotin. Istilah lainnya pada perokok adalah social smokeryaitu
individu yang merokok hanya pada situasi sosial atau situasi tertentu misalnya
saat bertemu dengan teman lama di suatu acara atau pesta. Situasi sosial tersebut
bertindak sebagai isyarat atau pemicu untuk merokok (Hahn & Payne, 2013).
2.3.3 Tipe-Tipe Perilaku Merokok
Silvan Tomkins dalam Sarafino (2012) menyebutkan 4 tipe perilaku
merokok, yaitu :
1) Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Tujuannya untuk
mendapatkan atau meningkatkan perasaan positif, misalnya untuk
mendapatkan rasa nyaman dan membentuk image yang diinginkan.
2) Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Tujuannya untuk
mengurangi perasaan yang kurang menyenangkan, misalnya keadaan cemas
dan marah.
3) Perilaku merokok yang adiktif individu yang sudah ketergantungan nikotin
cenderung menambah dosis rokok yang akan digunakan berikutnya karena
efek rokok yang dikonsumsi sebelumnya mulai berkurang sesaat setelah
rokok habis dihisap sehingga individu mempersiapkan hisapan rokok
berikutnya. Umumnya, individu dengan tipe perilaku merokok yang adiktif
merasa gelisah bila tidak memiliki persediaan rokok.
4) Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Dalam hal ini, tujuan
merokok bukan untuk mengendaalikan perasaannya secara langsung
melainkan karena sudah terbiasa.
2.3.4 Waktu Untuk Merokok
Perilaku merokok dipengaruhi oleh keadaan yang dialaminya pada saat itu,
misalnya ketika sedang berkumpul dengan teman, cuaca yang dingin, setelah
dimarahi orang tua dan lain-lain.
2.3.5 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok
Faktor yang mempengaruhi seseorang merokok terbagi dua, yaitu faktor
dari dalam (internal) dan faktor dari luar (eksternal) menurut Mu‟tadin dan
Hansen (dalam Nasution, 2007).
a. Faktor Dari Dalam (Internal)
1) Faktor Kepribadian
Individu mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin
melepaskan dari rasa sakit atau kebosanan.
3) Faktor Biologis
Banyak penelitian menunjukkan bahwa nikotin dalam rokok merupakan
salah satu bahan kimia yang berperan penting pada ketergantungan
merokok. Pendapat ini didukung Aditama (1992) yang mengatakan
nikotin dalam darah perokok cukup tinggi.
4) Faktor Psikologis
Merokok dapat bermakna untuk meningkatkan konsentrasi, menghalau
rasa kantuk, mengakrabkan suasana sehingga timbul rasa persaudaraan,
juga dapat memberikan kesan modern dan berwibawa, sehingga bagi
individu yang sering bergaul dengan orang lain, perilaku merokok sulit
dihindari.
5) Konformitas Teman Sebaya
Kebutuhan untuk diterimma kelompok teman sebaya seringkali
membuat reaja berbuat apa saja agar diterima oleh kelompoknya.
Semakin tinggi konformitas maka semakin tinggi perilaku merokok
(Octarina dan Rachmawati, 2008).
b. Faktor Dari Luar (Eksternal)
1) Pengaruh Orang Tua
Menurut Baer dan Corado (dalam Nasution, 2007) individu perokok
adalah individu yang berasal dari keluarga tidak bahagia, orang tua
tidak memperhatikan anak-anaknya dibandingkan dengan individu yang
berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia. Perilaku merokok
lebih banyak didapati pada individu yang tinggal dengan orang tua
tunggal (single parent).
3) Pengaruh Teman
Berbagai fakta mengungkapkan semakin banyak individu merokok
makan semakin banyak teman-teman individu itu yang merokok, begitu
pula sebaliknya (Nasution, 2007).
4) Pengaruh Iklan
Melihat iklan di mmedia massa dan elektronik yang menampilkan
gambaran bahwa perokok adaalah lambang kejantanan atau glamour
membuat seseorang seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku yang
ada di iklan tersebut (Nasution, 2007).
5) Faktor Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan, dan
perhatian individu pada perokok. Seseorang berperilaku merokok
dengan memperhatikan lingkungan sosialnya. Kebiasaan budaya, kelas
sosial, tingkat pendidikan, dan gengsi pekerjaan akan mempengaruhi
perilaku merokok pada individu.
2.3.6 Jenis Rokok
1. Rokok berdasarkan bahan pembungkusnya
a. Klobot : rokok yang bahan pembungkusnya berupa kulit jagung
b. Kawung : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren
c. Sigaret : rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas
d. Cerutu : rokok yang bahan pembungkusnya daun tembakau
2. Rokok berdasarkan bahan baku atau isi
a. Rokok putih : rokok yang bahan baku hanya daun tembakau yang
diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
b. Rokok kretek : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau dan cengkih yangdiberi saus untuk mendapatkan efek rasa
dan aroma tertentu.
c. Rokok klembak : rokok yang bahan baku hanya daun tembakau dan
cengkih, dan kemenyan diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan
aroma tertentu.
3. Rokok berdasarkan proses pembuatannya
a. Sigaret Kretek Tangan (SKT) : rokok yang proses pembuatannya
dengan dilinting dengan menggunakan tangan.
b. Sigaret Kretek Mesin (SKM) : rokok yang yang proses
pembuatannya menggunakan mesin. Sigaret Kretek Mesin dapat
dikategorikan kedalam 2 bagian :
1) Sigaret Kretek Mesin Full Flavor : rokok yang dalam proses
pembuatannya ditambahkan aroma rasa yang khas. Contoh
Gudang Garam International, Djarum Super dan lain lain.
2) Sigaret Kretek Mesin Light Mild : rokok mesin yang
menggunakan kandungan tar dan nikotin yang rendah. Contoh A
Mild, Clas Mild, Star Mild, U Mild, L.A. Lights, Surya Slims.
2.3.7 Tempat Merokok
Tipe perokok berdasarkan tempat ada dua :
1) Merokok di tempat-tempat umum
a. Kelompok hemogen (sama-sama perokok)
Mereka menikmati kebiasaan merokok secara bergerombol. Umumnya
mereka masih menghargai orang lain, karena itu mereka menempatkan
diri di area merokok.
b. Kelompok heterogen
Kelompok ini biasanya merokok di antara orang lain yang tidak
merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit dan lain lain.
2) Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi
a. Kantor atau di kamar tidur pribadi
Mereka yang memilih tempat sebagai tempat merokok digolongkan
kepada individu yang kurang menjaga kebersihan diri dan penuh rasa
gelisah.
b. Toilet
Perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai orang yang suka berfantasi.
2.3.8 Perilaku Dalam Merokok
Perilaku merokok dapat terbagi menjadi dua yaitu :
a) Perilaku Baik
Perilaku merokok juga dapat memberikan dampak yang baik seperti
memberikan ketenangan, mengusir perasaan malas, menghilangkan stres
dan sakit kepala.
b) Perilaku Buruk
Perilaku buruk dari merokok dapat menimbulkan penyakit diantaranya
risiko tinggi serangan jantung koroner, gangguan pernapasan, stroke.
2.4 Perilaku Merokok
Perilaku manusia merupakan reaksi individu yang diwujudkan dengan
tindakan atau aktivitas terhadap suatu rangsangan tertentu. Dalam hal ini
rangsangan tersebut adalah rokok. Kebiasaan merokok bukanlah hal baru. Bahkan
sejak tahun 600 sebelum Masehi tanaman tembakau sudah mulai ditanam. Pada
tahun 1492, tanaman tembakau menjadi populer setelah Colombus melihat orang-
orang Indian menghisap tembakau dalam upacara tertentu sebagai lambang
keramah-tamahan. Sejak saat itu kebiasaan merokok semakin menjadi populer di
Eropa. Tidak ada yang memungkiri adanya dampak negatif dari perilaku merokok
tetapi perilaku merokok bagi kehidupan manusia merupakan kegiatan yang
„fenomenal‟. Artinya, meskipun sudah diketahui akibat negatif dari merokok
tetapi jumlah perokok bukan semakin menurun tetapi semakin meningkat dan usia
merokok semakin bertambah muda (Cahyono, 2008).
Menurut Leventhal & Clearly (dalam Komasari & Alvin, 2000) terdapat 4
tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok, yaitu:
a. Tahap Preparatory
Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok
dengan cara mendengar, melihat atau dari hasil bacaan. Hal ini
menimbulkan minat untuk merokok.
b. TahapInitation
Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan
ataukah tidak terhadap perilaku merokok.
c. Tahap becoming a smoker
Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak 4 batang per hari
maka mempunyai kecenderungan menjadi perokok.
d. Tahap maintenance of smoking
Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan
diri (selfregulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis
yang menyenangkan.
BAB III
PROGRAM KEGIATAN

3.1 DESKRIPSI KEGIATAN


Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan rutin puskesmas yang biasanya
dilakukan 1 bulan sekali oleh pegawai puskesmas. Namun kegiatan penyuluhan
kesehatan yang dilakukan saat ini merupakan program dari mahasiswa profesi
sendiri sebagai tindaklanjut dari kegiatan MMD 1 waktu itu. Penyuluhan
kesehatan ini bertema “PHBS tidak merokok didalam rumah” dengan sasaran
penyuluhan ini adalah masyarakat di RT 16 Dukuh Tunjungsari terutama bagi
kaum laki-laki berusia 15 tahun keatas dan pelaksanaan penyuluhan ini dilakukan
pada saat ada acara tahlilan warga.
Adapun tujuan yang diharapkan dari penyuluhan ini adalah dapat
meningkatkan pemahaman masyarakat dan kesadaran masyarakat untuk tidak
merokok didalam rumah.
Berikut susunan acara penyuluhan kesehatan di RT/16 RW/04 Dukuh
Tunjungsari Desa Bantur.
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 3 menit Pembukaan :
Mmemberi salam Menjawab salam
2.   Menjelaskan tujuan penyuluhan Mendengarkan dan
3.   Menyebutkan materi/pokok bahasan memperhatikan
yang akan disampaikan
2. 15 menit Pelaksanaan : Menyimak dan
Menjelaskan materi penyuluhan secara memperhatikan
berurutan dan teratur.
Materi :
1. Pengertian merokok
2. Zat-zat yang terkandung dalam
rokok
3. Bahaya merokok
4. Cara mengurangi efek jelek dari
rokok
5. Alasan menghindarii merokok
6. Cara mencegah merokok
7. Kiat-kiat berhenti merokok
8. Pengaruh rokok terhadap
lingkungan

3. 5 menit Evaluasi Menyimak dan


-Menyimpulkan inti penyuluhan mendengarkan
-Menyampaikan secara singkat  materi
penyuluhan
-memberi kesempatan kepada
responden untuk bertanya
-memberi kesempatan kepada
responden untuk menjawab
pertantanyaan yang dilontarkan
4. 5 menit Penutup Menjawab salam
-menyimpulkan materi yang telah
disampaikan
-menyampaikan terima kasih atas
perhatian dan waktu yanga telah
dibarikan kepada peserta
-Mengucapkan salam

3.2 SASARAN
Sasaran dari penyuluhan ini adalah seluruh warga yang mengikuti acara
tahlilan terutama laki-laki mulai usia 15 tahun keatas di RT/16 RW/04
Dukuh Tunjungsari Desa Bantur.
3.3 TEMPAT
Tempat kegiatan penyuluhan dilakukan di rumah salah satu warga yang
mengadakan acara tahlil di RT/16 RW/04 Dukuh Tunjungsari Desa Bantur.

3.4 WAKTU
Topik : PHBS Tidak Merokok Didalam Rumah
Hari/Tanggal : Selasa, 20 September 2022
Tempat : Rumah warga yang mengadakan acara tahlil
Sasaran : Seluruh warga yang mengikuti acara tahlil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Ketercapaian Program


Kegiatan penyuluhan kesehatan yang dilakukan ini bertujuan bukan hanya
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bahaya merokok di dalam rumah
bagi kesehatan individu maupun keluarga, melainkan juga bertujuan
meningkatkan kesadaran masyarakat itu sendiri. Kegiatan penyuluhan kesehatan
di masyarakat rt/16 dukuh tunjungsari tentang PHBS tidak merokok didalam
rumah menggunakan media leafet yang menarik dan sederhana sehingga menarik
perhatian warga yang ada pada saat penyuluhan untuk membaca, serta
penyampain materi menggunakan kosa kata yang sederhana sehingga dapat
dipahami oleh warga di dukuh tunjungsari.
Kegiatan penyuluhan ini dilakukan saat acara tahlilan rutin warga di rt 16
dukuh tunjungsari dan responden yang hadir waktu itu seluruhnya adalah laki-laki
mulai dari remaja sampai lansia sehingga sasaran penyuluhan ini sangat tepat
sekali. Dan jumlah warga yang mengikuti penyuluhan sebanyak 25 orang mulai
dari umur 15 tahun sampai lansia. Adapun ketercapaian dari kegiatan penyuluhan
kesehatan ini yaitu :
9. Sebagian warga sangat kooperatif saat menerima informasi.
10. Sebagian warga aktif bertanya terkait topik penyuluhan yang disampaikan.
11. Perilaku merokok warga dalam ruangan saat itu langsung berhenti.
12. Setelah selesai penyuluhan ketua RT dan sebagian warga mengatakan ingin
mulai mengurangi dan tidak merokok dalam rumah lagi.
13. Saat dilakukan evaluasi sebagian warga dapat menjelaskan dampak dari
merokok didalam rumah.

4.2 Upaya Perbaikan


Dalam penyuluhan kesehatan di desa, komunikasi yang baik dan
penguasaan bahasa yang dapat dimergerti oleh masyarakat setempat sangat
mempengaruhi tersampainya informasi ke masyarakat. Adapun dalam penyuluhan
kesehatan di rt 16 dukuh tunjungsari saya mengalami kesulitan dengan bahasa
karena seluruh responden bersuku jawa. Dimana sebagian warga tidak terlalu
mengerti bahasa indonesia. Jadi upaya perbaikan yang harus diperhatikan dan
dikuasai dalam penyuluhan selanjutnya adalah tetap mempertahankan komunikasi
yang baik serta meningkatkan potensi dan mempelajari budaya atau bahasa daerah
setempat sehingga dapat meningkatkan target yang ingin dicapai dalam
penyuluhan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan edukasi kesehatan tentang PHBS tidak merokok di dalam
rumah kepada warga di rt 16 dukuh tunjungsari yang dilaksanakan pada saat acara
tahlilan dapat di simpulkan sebagai baerikut :
1. Masyarakat atau warga di RT 16 Dukuh Tunjungsari dapat menjelas
dampak merokok didalam rumah bagi kesehatan keluarga.
2. Kesadaran masyarakat di RT 16 Dukuh Tunjungsari untuk tidak
merokok di dalam rumah sedikit meningkat ditandai dengan sebagian
warga mengatakan ingin mengurangi dan tidak merokok didalam rumah
lagi.

5.2 Saran
Informasi adalah hal yang sangan penting untuk kehidupan manusia karena
dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran diri sehingga hidup lebih baik
lagi. Sama halnya penyuluhan atau edukasi kesehatan tentang PHBS tidak
merokok didalam rumah di RT 16 Dukuh Tunungsari didapatkan hasil kesadaran
sedikit meningkat. Sehingga perlunya kegiatan seperti ini diadakan terus oleh
pihak desa atau puskesmas secara rutin agar bisa memangkas perilaku merokok
dimasyarakat dan lebih meningkatkan lagi kesadaran masyarakat.
Adapun bagi mahasiswa yang akan praktek dimasa mendatang bisa
mengangkat topik ini lagi dengan desain yang lebih menarik guna menurunkan
perilaku merokok didalam rumah.

Lampiran Gambar
Gambar 1. Kegiatan penyuluhan
Lampiran Materi
A. Pengertian Merokok
Merokok adalah menghisap zat-zat yang dapat menimbulkan gangguan pada
organ tubuh.
B. Zat-zat yang terkandung dalam rokok
1. Nikotin
Nikotin itu sendiri apabila diisap akan merangsang keluarnya hormone
adrenalin dan horman non adrenalin, yaitu hormon yang mengakibatkan
naiknya frekuensi denyut jantung dengan sendirinya akan menaikkan
kebutuhan energi.
2. Tar
Cairan kental berwarna coklat tua atau hitam didapattkan dengan cara
distilasi kayu dan arang juga dari getah tembakau. Zat inilah yang
menyebabkan kanker paru-paru. Zat berbahaya ini berupa kotoran pekat
yang dapat menyumbat dan mengiritasi paru-paru dan sistem pernapasan
sehingga menyebabkan penyakit bronchitis kronis, emfisema, dan dalam
beberapa kasus dapat menyebabkan kanker paru-paru.
C. Bahaya yang ditimbulkan akibat merokok
1. Rambut rontok
Rokok memperlemah system kekebalan sehingga tubuh lebih rentan
terhadap penyakit yang menyebabkan rambut rontok, sariawan mulut ,dll
2. Katarak
Merokok dipercaya dapat memperburuk kondisis mata yaitu memutihnya
lensa mata yang menghalangi masuknya cahaya dan menyebabkan
kebutaan, 40 % lebih terjadi pada perokok. Rokok dapat menyebabkan
katarak dengan 2 cara, yaitu cara mengiritasi mata dan dengan terlepasnya
zat-zat kimia dalam paru yang oleh aliran darah dibawa sampai ke mata.
Merokok dapat juga dihubungkan dengan degrasi muscular yang
berhubungan dengan usia tua yaitu penyakit mata yang tak  tersembuhkan
yang disebabkan oleh memburuknya bagian pusat retina yang disebut
Mucula. Mucula ini berfungsi untuk memfokuskan pusat penglihatan di
dalam mata dan mengontrol kemampuan membaca, mengendarai mobil,
mengenal wajah dan warna dan melihat objek secara detail.
3. Kulit keriput
Merokok dapat menyebabkan penuaan dini pada kulit karena rusaknya
protein yang berguna untuk menjaga elastisitas kulit, terkikisnya vitamin
A, terhambatnya aliran darah. Kulit perokok menjadi kering dan keriput
terutama disekitar bibir dan mata.
4. Hilangnya pendengaran
Karena tembakau dapat menyebabkan timbulnya endapan pada dinding
pembuluh darah sehingga menghambat laju aliran darah ke dalam telinga
bagian dalam . perokok dapat kehilangan pendengaran lebih awal dari
pada orang yang tidak merokok atau lebih mudah kehilangan pendengaran
karena infeksi telinga atau suara yang keras. Resiko untuk terkena infeksi
telinga bagian tengah yang dapt megarah kepada kompliksi yang lebih
jauh disebut Meningitis dan Paralysis wajah bagi perokok 3 kali lebih
besar dari pada orang yang tidak merokok.
5. Kanker kulit
Merokok tidak menyebabkan melanoma ( sejenis kanker kulit yang
kadang-kadang menyebabkan kematian) tetapi merokok mengakibatkan 
meningkatnya kemungkinan kematian akibat penyakit tersebut. Ditengarai
bahwa perokok berisiko menderita Custaneus Scuamus Cell Cancer
sejenis kanker yang meninggalkan bercak merah pada kulit 2 kali lebih
besar dibandingkan dengan non perokok
6. Caries
Rokok mempengaruhi keseimbangan kimiawi dalam mulut membentuk
plak yang berlebihan, membuat gigi menjadi kuning dan terjadinya caries,
perokok berisiko kehilangan gigi mereka 1,5 kali lipat.
7. Enfisema
Selain kanker paru, merokok dapat menyebabkan enfisema yaitu pelebaran
dan rusaknya kantong udara pada paru-paru yang menurunkan kapasitas
paru untuk menghisap oksigen dan melepaskan CO 2. Pada kasus yang
parah dugunakan Tracheotomy untuk membantu pernafasan pasien. Ibarat
suatu asyatn untuk lubang ventilasi pada tenggorokan sebagai jalan masuk
udara ke dalam paru-paru. Pada kasus Bronkhitis kronis terjadi
penumpukan muncus sehingga mengakibatkan batuk yang terasa nyeri dan
kesulitan bernafas.
8. Kerusakan paru
Selain kanker paru dan jantung merokok dapat pula menyebabkan batuk.
Dikarenakan rusaknya kantung udara pada paru yang menurunkan
kapasitas paru dan oksigen untuk melepas O2. bila keadaan ini belanjut
akan terjadi penumpukan lender sehingga mengakibatkan batuk yang tersa
nyeri dan kesulitan bernafas.
9. Berisiko tinggi terkena kanker paru-paru dan jantung
Satu diantara tiga kematian di dunia disebabkan oleh penyakit jantung.
Pemakaian tembakau adalah salah satu factor resiko terbesar untuk
penyakit ini. Telah ditetapkan bahwa asap rokok mengandung lebih dari
40 macam zat racun. Kemungkinan timbulnya kanker paru dan jantung
pada perokok 22 kali lebih besar dariyang tidak merokok.
10. Osteoporosis
Karbon monoksida (CO) yaitu zat kimia beracun yang banyak terdapat
pada gas buangan mobil,dan asap rokok lebihmudah terikat pada darah
dari pada oksigen sehingga kemampuan darah untuk mengangkat oksigen
turun 15% pada perokok. Akibatnya tulang pada perokok kehilangan
densitasnya menjadi lebih mudah patah atau retak dan penyembuhannya
805 lebih lama. Perokok jiga menjadi lebih rentan terhadap masalah tulang
punggung. Perokok juga menjadi lebih retan terhadap masalah tulang
punggung. Sebuah studi menunjukkan bahwa buruh pabrik yang merokok
5 kali lebih banyak mengalami nyeri punggung setelah terjadi trauma.
11. Penyakit jantung
Satu diantara tiga kematian di dunia diakibatkan oleh penyakit
kardiovaskuler. Pemakaian tembakau adalah salah satu factor resiko
terbesar untuk penyakit ini. Di Negara yang sedang berkembang penyakit
membunuh lebih dari satu juta orang setiap tahun. Penyakit kardiovaskuler
yang menyangkut pemakaian tembakau di Negara-negara maju membunuh
lebih dari 600.000 orang setiap tahun. Rokok menyebabkan jantung
berdenyut lebih cepat, menaikkkan tekanan darah dan meningkatkan
resiko terjadinya hipertensi dan penyumbatan arteri yang akhirnya
menyebabkan serangan jantung dan stroke.
12. Tukak lambung
Konsumsi tembakau menurunkan resistensi terhadap bakteri yang
menyebabkan tukak lambung juga meminimalisasi kemampuan lambung
untu menetralkan asam lambung setelah makan sehingga sisa asam akan
mengerogoti dinding lambung. Tukak lambung yang diderita para perokok
lebih sulit dirawat dan disembuhkan.
13. Diskolori jari-jari
Tar yang terdapat pada asap rokok terakumulasi pada jari-jari dan kuku
yang meninggalkan warna coklat kekuningan.
14. Kanker uterus
Selain meningkatkan resiko kanker serviks dan uterus rokok
meneyebabkan timbulnya masalah kezsuburan pada wanita dan berbagai
komplikasi selama masa kehamilan dan kelahiran bayi. Merokok selama
masa kehamilan meningkatkan resiko kelahiran bayi dengan BBLR dan
masalah kesehatan sesudahnya. Kegagalan hamil atau abortus terjadi 2-3
kali lebih besar pada wanita perokok. Angka yang sama berlaku juga untuk
kelahiran atau kematian karena kekurangan oksigen pada janin dan
plasenta yang menjadi abnormal karena tercemar oleh Karbon Monoksida
dan Nikotin dalam asap rokok. Sindrom kematian bayi mendadak (Sudden
Infant Death) juga dihubungkan dengan pemakaian tembakau. Tambahan
pula, rokok dapat menurunkan kadar estrogen yang menyebabkan
terjadinya menopause dini.  
15. Kerusakan sperma
Rokok dapat menyebabkan deformasi pada sperma dan kerusakan pada
DNAnya sehiungga mengakibatkan aborsi. Beberapa studi menemukan
bahwa pria yang merokok meningkatkan resiko menjadi ayah dari anak
yang berbakat kanker. Rokok juga memperkecil jumlah sperma dan
infertilitas banyak terjadi pada perokok.
16. Penyakit Buerger
Terjadinya inflamasi pada arteri, vena, dan saraf terutama di kaki, yang
mengakibatkan terhambatnya aliran darah. Dan jika dibiarkan tanpa
perawatan akan mengarah ke gangrene (matinya jaringan tubuh) sehingga
pasien perlu diamputasi.
E. Cara mengurangi efek jelek dari rokok
1. Kurangi jumlah rokok yang diisap perharinya
2. Jangan menghisap asap dalam-dalam
3. Tinggalkan puntung rokok sejauh mungkin (jangan menghisap sampai
habis)
4. Melepaskan rokok dari bibir diantara tiap sedotan
5. Memakai rokok yang berfilter, pipa atau cerutu.
F. Alasan harus menghindari rokok
4. Melemahkan pikiran, ketagihan, cemas dan gelisah
5. Kita akan mempunyai kebugaran dan penampilan yang segar
6. Akan menghemat uang
7. Asap rokok akan merusak kesehatan keluarga dan lingkungan
8. Tidak menambah polusi alam dan turut memelihara kesehatan
lingkungan dengan udara bersih.
G. Cara mencegah merokok
1. Agar dibuat peta merokok selama 20 jam
2. Setiap merokok agar ditulis waktu dan apa yang dilakukan pada saat itu.
Hal ini agar dilakukan setiap merokok dalam satu hari.
3. Peta dan situasi ketika merokok agar dicatat dan dipelajari
4. Untuk menghitung jumlah rokok setiap hari agar dicatat pada setiap
dimana kita menikmati
5. Merubah situasi merokok. Apakah merokok ketika jenuh, konsentrasi
penuh, istirahat, minum dengan teman, dan sesudah makan?
6. Sekarang perlu dipertimbangkan untuk melakukan kegiatan lain pada
situasi tersebut diatas untuk merubah kebiasaan merokok pada saat itu
7. Apabila jenuh, tanganipekerjaan yang sudah lama tertunda
8. Apabila konsentrasi, kunyah sebatang wortel atau apel
9. Luangkan lebih bannyak waktu dengan orang yang tidak merokok dan
mendiskusikan masalah menarik yang sedang terjadi
10. Setelah makan, jalan-jalan atau membaca buku.
H. Kiat-kiat berhenti merokok
1. Tidak membeli rokok
2. Melakukan hobi yang menyenangkan setiap kali teringat atau merokok
3. Meminta keluarga atau teman yang tidak merokok untuk mengingatkan
agar tidak merokok setiap kali kita akan mulai merokok
4. Setiap ada perasaan ingin merokok agar ditunggu 10 menit, tarik nafas
dalam-dalam atau genggam kepalan tangan erat-erat dan coba untuk
santai, dorongan merokok akan hilang.
I. Pengaruh rokok terhadap lingkungan
Sekarang ini kebanyakan perokok tahu bahwa merokok dapat
menyebabkan beberapa penyakit yang berbahaya. Namun mereka biasanya
masa bodoh terhadap hal itu dan menganggap merokok adalah urusan pribadi
mereka, tetapi sebenarnya merokok bukan merupakan urusan pribadi.
Asap tembakau bukan hanya berpengaruh pada perokok, tetapi juga
mengotori udara sekitar. Orang-orang yang tidak merokok yang kebetulan di
sekitar orang yang merokok  terpaksa harus bersedia bernafas dan menghisap
udara yang penuh dikotori oleh asap rokoknya para perokok.
Disamping perokok dikenal juga orangya yang bukan perokok, tetapi
yang menghirup udara yang tercemar asap rokok. Keadaan ini biasanya
terjadi di ruang-ruang umum tertutup seperti di bus, ruang kantor dan lain-
lain. Seorang yang bukan perokok, tetapi yang ikut mengkonsumsi rokok
beserta zat-zat yang terkandung di dalamnya disebut perokok pasif.
Perlu diketahui bahwa asap yang dihasilkan rokok ditambah dengan
udara luar, mengandung zat kimia yang lebih tinggi  daripada asap yang
dihirup oleh perokok sendiri.
Yang lebih peka dan beresiko terhadap asap rokok yakni perokok pasif
terutama bayi dan anak-anak. Mereka dapat menderita asma dan penyakit
paru-paru. Orang dengan kadar Hb rendah dan orang yang sedang menderita
penyakit kardiovaskuler.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan. 2020. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. Kementrian
Kesehatan RI

Friedman, M. Marilyn.( 1998). Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik.


Jakarta : EGC.

Jatmika,Dkk.2019. Pengembangan Media Promosi Kesehatan. Yogyakarta : K -


media.

Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka


Cipta

Notoatmojo, S.2010. metedologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT


Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2014. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:


Rineka Cipta

Natoatmodjo,Soekidjo. 2018 . Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka


Cipta

Roan, W.M. 1979. Ilmu Kedokteran Jiwa Psikiatri, Edisi Pertama.


WHO (World Health Statistics). 2018. Jumlah Perokok Berusia 15 Tahun ke Atas
di Dunia. World Bank, 2018

Anda mungkin juga menyukai