COURSE
Disusun oleh :
KELOMPOK 5714
Surakarta, ………………...
Kepala Puskesmas
Sutartinah Sri Handayani, Dra, M.Si. Dr. rer,nat Saptono Hadi, S.Si., M.Si., Apt
NIP. 196007091986012001. NIP. 197604032005011001
BAB I
PENDAHULUAN
C. Manfaat Implementasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. KOLABORASI
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang. Penanganan
masalah kesehatan pun tidak terlepas dari tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan berperan
penting dalam sistem pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan seperti dokter, bidan,
tenaga kefarmasian, dan tenaga kesehatan lainnya mempunyai tugas dan perannya
masing-masing dalam menangani masalah kesehatan. Namun demikian, tenaga
kesehatan mempunyai tujuan yang sama dalam penatalaksanaan kesehatan
(Sargeant,Joan, 2015). Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu kerjasama dan
kolaborasi berbagai tenaga kesehatan tersebut sebagai sebuah tim kesehatan agar
penanganan masalah kesehatan pasien dapat berjalan secara efektif dan berkualitas.
Dengan kolaborasi dan kerjasama tersebut diharapkan pelayanan kesehatan dapat
berjalan dengan baik dan masalah kesehatan pasien juga bisa terselesaikan dengan baik.
Tim kesehatan perlu menjalin hubungan yang baik dan menyadari peran dan tanggung
jawabnya masing-masing.
Penatalaksanaan kesehatan oleh tim kesehatan ini tidak hanya berfokus pada
pasien, tetapi juga pada keluarga pasien bahkan komunitas masyarakat sehingga
masing-masing profesi kesehatan memiliki perannya yang kompleks dan tanggung
jawab yang besar. Walaupun demikian, setiap profesi tidaklah bekerja sendirian, tenaga
kesehatan lainnya sebisa mungkin saling membantu agar tercipta suatu pelayanan
kesehatan yang baik
Guna membentuk suatu team work atau kerjasama tim yang ideal, dibutuhkan
kooperasi dan kolaborasi. Kooperasi (kerjasama) berarti bekerja sama dengan orang
lain untuk mencapai tujuan bersama (tetapi bukan tujuan yang semestinya). Kolaborasi
dalam bahasa inggris collaboration, berasal dari kata collaborate yang berarti bekerja
antara satu dengan yang lain, berkooperasi satu sama lain. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia Online, kolaborasi adalah suatu perbuatan berupa kerjasama dengan
teman, musuh dan sebagainya. Menurut Sargeant (2015), kolaborasi berupa pertukaran
informasi, berbagi segala sumber pengetahuan untuk meningkatkan kapasitas satu
dengan yang lain demi tercapainya tujuan bersama.
Kolaborasi adalah kerjasama yang lebih terfokus pada tugas atau misi biasanya
terjadi dalam bisnis, perusahaan atau organisasi lainnya. Kolaborasi adalah proses yang
membutuhkan hubungan dan interaksi antara profesional kesehatan terlepas dari
apakah atau tidak mereka menganggap diri mereka sebagai bagian dari tim. (Salas,
Eduardo et all, 2017)
1. Tujuan bersama
2. Pengakuan dan penghormatan terhadap kekuatan masing-masing dan
perbedaan
3. Pengambilan keputusan yang adil dan efektif
4. Fokus pada pasien
5. Komunikasi yang jelas dan teratur
2. MEROKOK
a. Definisi Rokok dan Merokok
ukuran tertentu serta berisi tembakau dan dibakar untuk dihihup asapnya.
“Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar
dan dihisap dan/atau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok putih,
cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum,
mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan” (Peraturan
panjang antara 70 hingga 120 mm yang berisi cacahan daun tembakau (DATIN,
2015).
zat bersifat adiktif yang menekan otak sehingga menimbulkan rasa senang dan
orang akan merasa mual, lidah getir, dan batuk-batuk. Tidak hanya berbahaya
bagi kesehatan, rokok dapat menyebabkan orang kecanduan. Kebiasaan
merokok ternyata sudah ada sejak jaman dahulu. Putra (2013) memaparkan
pada akhir abad ke-15, seorang peneliti Amerigo Vespuci di Venezuela melihat
Raleigh di Inggris mendapat daun tembakau dari Sir Francis Drake di Amerika.
Daun tembakau kering ditekan dalam pipa kemudian dibakar dan dihisap
asapnya. Saat ini kebiasaan merokok sudah menyebar ke seluruh penjuru dunia
dan menjadi kegiatan yang wajar ditemui. Merokok dianggap sebagai kegiatan
sehari-hari dan salah satu pengisi waktu luang. Masyarakat sering menyajikan
rokok sebagai pendamping makanan dan minuman serta bagian dari upacara
adat, memberi rokok sebagai imbalan juga sudah umum ditemui. Mengurangi
membakar dan menghisap tembakau, yang juga menimbulkan asap yang dapat
ketergantungan.
daun aren, rokok sigaret memakai kertas sebagai pembungkus, dan rokok cerutu
rokok sigaret kretek yang dibuat dengan dilinting menggunakan tangan atau alat
terdapat rokok jenis filter yang memakai gabus pada ujung pangkalnya dan jenis
Secara umum terdapat dua macam perokok, yaitu perokok aktif dan
perokok pasif. Perokok aktif merupakan orang yang merokok dan menghirup
langsung asap tembakau. Perokok pasif adalah orang yang secara tidak
berdasarkan jumlah konsumsi, antara lain perokok ringan (1-10 batang per
hari), perokok sedang (11-23 batang per hari), dan perokok berat yang merokok
yang dipengaruhi rasa negatif, perokok adiktif, dan perokok yang merokok
pleasure relaxation, stimulation to pick them up, dan pleasure of hanling the
minum kopi atau setelah makan disebut pleasure relaxation. Stimulation to pick
mengatasi cemas dan marah. Perokok adiktif akan menambah dosis rokok
untuk meningkatkan efeknya. Kemudian perokok yang merokok karena
kebiasaan sudah secara rutin merokok. Seorang perokok tidak mudah berhenti
nikotin membuat orang sulit berhenti. Saat berhenti merokok, perokok akan
c. Bahaya Merokok
yang disebabkan oleh rokok antara lain kanker, penyakit jantung, bronkitis,
gangguan kehamilan dan janin. Tidak hanya itu, akibat rokok dapat membuat
tukak lambung, kanker uterus, kanker kulit, disklorasi jari-jari, dan karies, serta
terkena penyakit jantung dan stroke menjadi dua kali lebih besar. Perokok pasif
juga memiliki resiko terkena penyakit akibat asap rokok seperti kerusakan paru-
paru, penyakit jantung, sakit tenggorokan, dan batuk. Wanita hamil yang
3.1 Definisi
3.2 Klasifikasi
Hampir semua consensus/pedoman utama baik dari dalam walaupun luar negeri,
menyatakan bahwa seseorang akan dikatakan hipertensi bila memiliki tekanan
darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, pada
pemeriksaan yang berulang. Tekanan darah sistolik merupakan pengukuran utama
yang menjadi dasar penentuan diagnosis hipertensi. Adapun pembagian derajat
keparahan hipertensi pada seseorang merupakan salah satu dasar penentuan
tatalaksana hipertensi (PERKI, 2015).
3.3 Pengukuran
Tekanan darah diukur dengan menggunakan tensimeter atau biasa disebut dengan
sphygmomanometer atau blood pressure monitor. Hasil pengukuran tekanan darah
berupa dua angka yang menunjukkan tekanan sistolik dan tekanan diastolik.
Contohnya tekanan darah 120/80, angka yang di atas menunjukkan tekanan darah
sistolik yaitu tekanan diarteri ssaat jantung berdenyut atau berkontraksi memompa
darah melalui pembuluh tersebut dan angka yang di bawah menunjukkan tekanan
diastolik yaitu tekanan diarteri saat jantung berelaksasi diatara dua denyutan
(kontraksi). Angka-angka ini memiliki satuan millimeter merkuri (mmHg, Hg
adalah symbol kimia untuk merkuri).
Menurut Benson dan Casey (2006) ada beberapa hal yang harus diperhatikan
sebelum melakukan pengukuran tekanan darah yaitu:
3.4 Etiologi
3.5 Patofisiologi
3.6 Gejala
3.7 Komplikasi
Dalam jangka waktu lama, hipertensi akan merusak endothel arteri dan
mempercepat atherosclerosis. Komplikasi hipertensi adalah rusaknya organ tubuh
seperti jantung, ginjal, otak, mata, dan pembuluh darah besar. Hipertensi
merupakan faktor risikoutama terjadinya stroke, transient ischemic attack, penyakit
arteri koroner yaitu infark miokard angina, peyakit gagal ginjal, dementia, dan atrial
fibrilasi. Bila penderita hipertensi memiliki faktor risiko kardiovaskuler yang lain,
maka akan meningkatkan mortalitas dan morbiditas akibat gangguan
kardiovaskularnya tersebut (Pramana, 2016)
BAB III
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
BAB IV
PELAKSANAAN PROYEK
Berisi deskripsi pelaksanaan proyek (waktu, tempat, deskripsi, dan hasil kegiatan
dan dokumentasinya).
Disertai refleksi/ evaluasi pelaksanaan proyek
KELUARGA 1
A. Pelaksanaan Proyek
Kunjungan 6 (Rabu, 30 Oktober 2019) :
- Dari hasil analisis data, direncanakan tindak lanjut berupa edukasi
terhadap 3 keluarga yang terpilih dari 22 KK. Tindak lanjut yang
dipilih adalah intervensi berupa edukasi terkait faktor resiko yang
dimiliki yaitu hipertensi dan DM
Intervensi:
- Tempat : Rumah Ibu K, RT 1 Desa Mojolegi
- Deskripsi :
Dihadiri oleh : Ibu K (target penyuluhan)
Hasil kegiatan: Respon dari Ibu K baik dan aktif bertanya
disela-sela penyuluhan serta menjadi lebih mengerti di akhir
penyuluhan, walaupun pada awalnya terdapat sedikit
kesulitan akibat ibu yang kurang kooperatif
B. Evaluasi
- Tidak semua anggota keluarga menghadiri penyuluhan
Solusi: Selanjutnya bisa diberitahu terlebih dahulu sebelum
mengunjungi
KELUARGA 2
A. Pelaksanaan Proyek
Kunjungan 6 (Rabu, 30 Oktober 2019) :
- Dari hasil analisis data, direncanakan tindak lanjut berupa edukasi
terhadap 3 keluarga yang terpilih dari 22 KK. Tindak lanjut yang
dipilih adalah intervensi berupa edukasi terkait faktor resiko yang
dimiliki yaitu hipertensi dan penggunaan obat
Intervensi:
- Tempat : Rumah Bapak S, RT 1 Desa Mojolegi
- Deskripsi :
Dihadiri oleh : Ibu I (target penyuluhan) dan Ibu S (Anak)
Hasil kegiatan: Respon dari Ibu I dan Ibu S sangat baik,
medengarkan dan bertanya terkait penyuluhan maupun
diluar penyuluhan. Ketika ditanya juga sudah menjadi lebih
mengerti terkait faktor resiko yang Ibu I miliki.
B. Evaluasi
- Tidak didahului oleh pretest post test, sehingga pengukuran
kepahaman tidak terlalu spesifik, hanya lewat pertanyaan-
pertanyaan spontan.
- Penyuluhan hanya dilakukan kepada target dan satu anggota
keluarga, seharusnya bisa kepada anggota keluarga yang lain,
namun tidak semua hadir.
C. Dokumentasi
KELUARGA 3
A. Pelaksanaan Proyek
Kunjungan 6 (Rabu, 30 Oktober 2019) :
- Dari hasil analisis data, direncanakan tindak lanjut berupa edukasi
terhadap 3 keluarga yang terpilih dari 22 KK. Tindak lanjut yang
dipilih adalah intervensi berupa edukasi terkait faktor resiko yang
dimiliki yaitu hipertensi dan DM
Intervensi:
- Tempat : Rumah Bapak P, RT 1 Desa Mojolegi
- Deskripsi :
Dihadiri oleh : 2 orang keluarga dari KK yang berbeda
selaku anak (target penyuluhan tidak ditempat)
Hasil kegiatan: Respon dari anak Ibu P (target penyuluhn)
baik, namun tidak ada pertanyaan. Diakhir penyuluhan
menjadi lebih paham
B. Evaluasi
- Target penyuluhan tidak hadir sehingga interverensi yang dilakukan
tidak maksimal
C. Dokumentasi
PENYULUHAN WARGA
A. Pelaksanaan Proyek
Kunjungan 7 (Rabu, 6 November 2019) :
- Dari hasil analisis data kesuluruhan, didapatkan prevalensi keluarga
perokok dan hipertensi merupakan yang paling banyak diantara 22
KK. Sehingga intervensi yang dilakukan adalah penyuluhan terkait
hipertensi dan merokok.
- Sebelumnya dilakukan perencanaan bersama bapak ketua RT terkait
izin serta waktu dan tempat dari penyuluhan
Intervensi:
- Tempat : Rumah salah satu warga RT 1 Desa Mojolegi
- Waktu : Arisan warga (19.00 WIB)
- Deskripsi :
Dihadiri oleh : Bapak-bapak warga RT 1 Desa Mojolegi serta
Ketua RT
Hasil kegiatan: Respon terhadap penyuluhan cukup baik
dilihat dari perhatian warga terhadap penyuluhan serta peran
aktif dalam menanggapi penyuluh ketika menyampaikan
edukasi. Selain itu ketika pretest dan post test, warga aktif
menjawab. Didapatkan juga ketika post test, warga menjadi
lebih paham, dan ketika diadakan pemeriksaan tekanan
darah, banyak warga yang mengantri untuk mengetahui
tekanan darahnya.
B. Evaluasi
- Tempat penyuluhan tidak terlalu besar sehingga ada warga yang
hanya mendengarkan dari luar dan tidak melihat materi presentasi
- LCD dan tempat yang terang membuat materi presentasi yang
disajikan tidak terlalu kelihatan
- Materi yang kami sampaikan salah satunya terkait rokok, namun
pada saat penyuluhan masih banyak bapak-bapak yang sedang
merokok.
C. Dokumentasi
BAB V
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Fieldlab CHP – IPE terlaksana dengan baik dengan seluruh tujuan tercapai. Dalam hal
ini mahasiswa dapat berkomunikasi secara efektif dengan sikap dan tata krama yang
baik agar tercipta komunikasi yang nyaman dan positif antar profesi dan dengan
masyarakat. Terlihat dari tanggapan ramah dan dua arah antara mahasiswa dengan
masyarakat saat pengambilan data maupun saat intervensi.
Tujuan selanjutnya adalah mahasiswa dapat mengedukasi dan menjelaskan
mengenai poin-poin kesehatan yang dituju khususnya hipertensi dan bahaya
merokok tercapai saat melakukan intervensi. Kemudia mahasiswa dalam
pembelajaran fieldlab ini dapat memecahkan masalah kesehatan dengan
menerapkan prinsip pelayanan kesehatan yang berpusat kepada keluarga atau
masyarakat, dan komunitas melalui pendekatan kolaboratif.
Menjelaskan tentang Medication Therapy Management dalam hal ini lebih ke
hipertensi dan DM serta penyakit akibat rokok. Kemudian dari itu semua
masyarakat dapat memahami langkah prefentif untuk hipertensi, bahaya hipertensi,
komplikasi hipertensi, dan terapi untuk hipertensi. Selain itu, masyarakat juga dapat
memahami langkah berhenti merokok, bahaya merokok, komplikasi merokok aktif
maupun pasif. Pemahaman masyarakat mengenai materi terlihat dari bisanya
masyarakat mengulangi materi yang telah tersampaikan. Tetapi, walaupun
masyarakat dalam segi pengetahuan sudah baik, banyak dari setiap individu belum
menerapkannya. Hal ini karena masyarakat Indonesia terbiasa mengobati daripada
mencegah.
DAFTAR PUSTAKA
Eriana, I. 2017. Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi pada Pegawai
Negeri Sipil UIN Alauddin Makassar Tahun 2017. Skripsi. Makassar :
Fakultas Kedokteran dan Il