Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN

PBL BLOK CHOP PUSKESMAS PINANG JAYA BANDAR LAMPUNG


TANGGAL 14 DESEMBER – 26 DESEMBER 2020

Kelompok 9:
Dianing Ayu Yustika Ratu 17310076
Dicky Prayoga 17310077
Dila Artha Mevia 17310078
Dinda Dwi Anjani 17310079
Dita Faradila 17310080
Dita Permata Dewi 17310081
Dody Tirtayansyah 17310082
Dwi Rizki Ramadika 17310083
Dwi Sebtelia 17310084
Dwi Wulandari 17310085
Elda Silviannisa 17310086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami

dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami

tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam

semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang

kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,

baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk

menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah blok Community Health

Oriented Programme.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih

banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan

kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi

makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada

makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dr. Zulhafiz

Mandala,M.M sebagai pembimbing yang telah membimbing kami dalam kegiatan blok

CHOP ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandar lampung, 21 Desember 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pendidikan dokter bertujuan untuk mencetak dokter yang berkompeten dan

profesional di bidang kesehatan. Kompetensi yang ditetapkan sesuai dengan standar

kompetensi dokter diuraikan kedalam kurikulum yang disebut kurikulum berbasis

kompetensi. Berbagai strategi pendidikan dan metode pengajaran ditentukan agar

mahasiswa mampu mencapai tujuan pembelajaran dari awal hingga akhir proses

pendidikan kedokteran.

Program Kesehatan Berorientasi Komunitas merupakan rangkaian proses

pendidikan kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati (FK

UNMAL). Program Kesehatan Berorientasi Komunitas merupakan program yang

mempelajari dasar-dasar kedokteran komunitas. Komunitas berasal dari bahasa

Inggris “Community” yang artinya “A Group Of People Living In A Particular Local

Area” merupakan sekelompok orang yang tinggal di suatu area lokal tertentu.

Komunitas merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki persamaan

karakteristik tertentu. Kedokteran komunitas merupakan cabang kedokteran yang

memusatkan perhatian kepada kesehatan anggota-anggota komunitas dengan

menekankan diagnosis dini penyakit, memperhatikan faktor-faktor yang

membahayakan kesehatan yang berasal dari lingkungan dan pekerjaan, serta

pencegahan penyakit pada komunitas.

Program Kesehatan Berorientasi Komunitas tersebut dilaksanakan di

Puskesmas Pinang Jaya, Kemiling, Bandar Lampung. Kegiatan dalam pelaksanaan ini

diberikan dalam bentuk real case di Puskesmas Pinang Jaya yang dimana mahasiswa

akan diberikan masalah kesehatan yang benar-benar ada di wilayah Puskesmas Pinang
Jaya, dan mahasiswa diharapkan dapat membuat penyelesaian masalah tersebut

melalui pembuatan Plan of Action (POA) dari program yang direncanakan untuk

masalah tersebut. Sehingga kompetensi mahasiswa dalam memecahkan masalah

kesehatan masyarakat di komunitas dapat terpenuhi.

Terdapat beberapa situasi pembelajaran yang diharapkan yaitu mampu

berwawasan sosial budaya, berprilaku profesional, berkomunikasi dengan masyarakat,

melaksanakan promosi kesehatan pada masyarakat, dll. Mahasiswa diharapkan dapat

mengetahui kegiatan selama di Puskesmas yaitu visi misi Puskesmas, alur pasien

berobat (poli, rawat inap, urgensi), kelebihan dan kekurangan puskesmas, indikator

puskesmas, manajemen puskesmas, rencana pengamatan UKM dan UKP.

Kegiatan Program Kesehatan Berorientasi Komunitas berlangsung pada masa

pandemi COVID-19. Wabah covid-19 adalah krisis kesehatan masyarakat global.

Dalam penanganan covid-19 Indonesia akan memperkuat kapasitas laboratorium,

mempercepat pengujian, dan meningkatkan pelacakan penyakit di tingkat masyarakat.

Begitu juga meningkatkan komunikasi risiko untuk memberikan informasi yang dapat

dipercaya dan diverifikasi public.Kepala Gugus tugas penanganan Covid-19 Doni

Monardo mengingatkan seluruh pihak menggunakan metode kolaborasi penta helix

berbasis komunitas dalam penanganan penyebaran covid-19, hal tersebut merupakan

kerja sama antar lini di masyarakat (Merdeka, 2020).

Dampak dari pandemic semakin meluas, masyarakat dituntut untuk mematuhi

segala tindakan pencegahan yang bertujuan mengurangi dan memutus mata rantai

penyebaran wabah. Oleh karena itu, perlu peran dari akademisi, pelaku bisnis serta

pemerintah dalam menanggulangi Covid-19 seperti membuat inovasi alat pelindung

diri.
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, sehingga kami sangat

tertarik untuk mengikuti kegiatan Program Kesehatan Berorientasi Komunitas

tersebut guna mendapatkan pengalaman pengelolaan berbagai kasus yang terjadi

dalam praktik dikemudian hari dan juga untuk mengetahui bagaimana gambaran

kasus COVID-19 dan cara pencegahan serta pengendaliannya di lingkungan kerja

Puskesmas Pinang Jaya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang masalah diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian

adalah:

1. Bagaimana sikap dan perilaku seorang dokter dalam menangani pasien di Puskesmas

Pinang Jaya?

2. Apa saja visi dan misi dari Puseksmas Pinang Jaya?

3. Bagaimana alur pelayanan di Puskesmas Pinang Jaya?

4. Bagaimana pelayanan administrasi dan struktur organisasi Puskesmas Pinang Jaya?

5. Apa saja capaian dan target UKM di Puskesmas Pinang Jaya?

6. Apa saja capaian dan target UKP di Puskesmas Pinang Jaya?

7. Bagaimana pelayanan pasien COVID – 19 di Puskesmas Pinang Jaya?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui sikap dan perilaku seorang dokter dalam menangani pasien di

Puskesmas Pinang Jaya

2. Untuk mengetahui visi dan misi dari Puseksmas Pinang Jaya

3. Untuk mengetahui alur pelayanan di Puskesmas Pinang Jaya

4. Untuk mengetahui pelayanan administrasi dan struktur organisasi Puskesmas Pinang

Jaya
5. Untuk mengetahui capaian dan target UKM di Puskesmas Pinang Jaya

6. Untuk mengetahui capaian dan target UKP di Puskesmas Pinang Jaya

7. Untuk mengetahui pelayanan pasien COVID – 19 di Puskesmas Pinang Jaya

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Mahasiswa

Sebagai suatu sarana aplikasi dalam menerapkan teori yang diperoleh selama

mengikuti perkuliahan blok CHOP (Community Health and Oriented Programme) di

kampus serta menambah wawasan dalam melakukan pelayanan kesehatan di lapangan

mengenai program Puskesmas di Puskesmas Pinang Jaya.

1.4.2 Bagi Institusi Kesehatan

Sebagai bahan bacaan dan arsip guna mengevaluasi hasil kegiatan di Puskesmas

Pinang Jaya yang berfungsi untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas

pelayanan dan program yang diadakan di Puskemas Pinang Jaya.

1.4.3 Bagi Universitas Malahayati

Sebagai suatu laporan telah dilaksanakannya kegiatan Blok CHOP di Puskesmas

Pinang Jaya.
BAB II

TEORI

2.1 Program CHOP

2.1.2 Kedokteran komunitas

Kedokteran komunitas (community medicine) adalah cabang kedokteran yang

memusatkan perhatian kepada kesehatan anggota-anggota komunitas, dengan

menekankan diagnosis dini penyakit, memperhatikan faktor-faktor yang

membahayakan (hazard) kesehatan yang berasal dari lingkungan dan pekerjaan, serta

pencegahan penyakit pada komunitas (The Free Dictionary, 2010).

Kedokteran komunitas memberikan perhatian tidak hanya kepada anggota

komunitas yang sakit tetapi juga anggota komunitas yang sehat.Sebab tujuan utama

kedokteran komunitas adalah mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan

anggota-anggota komunitas.Karena menekankan upaya pencegahan penyakit, maka

kedokteran komunitas kadang-kadang disebut juga kedokteran pencegahan (preventive

medicine).Kedokteran komunitas memberikan pelayanan komprehensif dari preventif,

promotif, kuratif hingga rehabilitatif.

Fokus perhatian kedokteran komunitas adalah masalah kesehatan dan penyakit

yang terjadi pada komunitas di mana individu tersebut tinggal, bekerja, atau

bersekolah.Implikasinya, kedokteran komunitas memberikan prioritas perhatian kepada

penyakit-penyakit yang menunjukkan angka kejadian yang tinggi pada populasi, yang

disebut “public health importance”. Untuk itu seorang dokter yang berorientasi

kedokteran komunitas diharapkan memiliki kemampuan untuk menghitung frekuensi

penyakit dan angka kejadian penyakit pada populasi, mendiagnosis masalah penyakit

pada populasi (community diagnosis), membandingkan distribusi penyakit pada

populasi-populasi, lalu menarik kesimpulan tentang penyebab perbedaan distribusi


penyakit pada populasi, dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mencegah

penyakit, melindungi, memulihkan, dan meningkatkan kesehatan populasi.

Selanjutnya, dalam memandang kausa masalah kesehatan pada pasien maupun

komunitas, kedokteran komunitas mengakui kausa penyakit yang terletak pada level

populasi dan lingkungan. Artinya, dokter komunitas tidak hanya memperhatikan faktor-

faktor penyebab yang terletak pada level individu, tetapi juga determinan lainnya pada

level keluarga, komunitas dan lingkungan di mana pasien tersebut tinggal, bekerja,

ataupun bersekolah.Perspektif populasi memusatkan perhatian kepada kausa-kausa

kontekstual yang melatari penyakit, yakni determinan lingkungan, sosial, kultural,

ekonomi, dan politik yang menyebabkan terjadinya perbedaan frekuensi penyakit antar

populasi (Gambar 3.2).

Sebagai contoh, keberhasilan pelayanan kesehatan ditentukan tidak hanya oleh

efikasi klinis dari pelayanan kesehatan itu sendiri tetapi juga oleh nilai-nilai sosial,

budaya, dan ekonomi yang mempengaruhi keputusan pasien untuk menggunakan atau

tidak menggunakan pelayanan kesehatan tersebut. Alat kontrasepsi IUD memiliki

efikasi tinggi untuk mencegah kehamilan, tetapi metode itu tidak efektif jika diterapkan

pada komunitas yang memiliki nilai-nilai sosial bahwa memasang alat pada organ

reproduksi wanita merupakan cara yang tidak pantas.


2.1.2 Kedoteran Komunitas Dan Kedokteran Keluarga

Untuk bisa memahami dengan lebih jelas konsep kedokteran komunitas,

perhatikan perbedaan antara pendekatan kedokteran komunitas dan kedokteran klinis

(Tabel di bawah menunjukkan, kedokteran klinis memusatkan perhatian kepada

pelayanan kesehatan individu sakit, yaitu pasien.Kedokteran klinis mempelajari

kesehatan dan penyakit pada individu.Kedokteran klinis menggunakan perspektif

biomedis dalam memandang kausa penyakit.Kausa penyakit biasanya dilihat dengan

model kausasi tunggal dengan menggunakan Teori Kuman (Germ Theory), bahwa

kausa penyakit adalah kuman (misalnya, kausa tuberkulosis adalah Mycobacterium

tuberculosis; kausa sifilis adalah Treponema pallidum, dan sebagainya).

Di pihak lain, kedokteran komunitas menggunakan perspektif biomedis dan

populasi dalam memandang kausa penyakit dan masalah kesehatan. Kedokteran

komunitas menggunakan model kausasi majemuk (multikausal) dalam menjelaskan

terjadinya penyakit, baik pada individu maupun komunitas.Kejadian penyakit pada

individu merupakan akibat tidak hanya dari kausa proksimal atau kausa langsung

(seperti agen infeksi, toksin, gen, dan perilaku) tetapi juga kausa distal (faktor

lingkungan, sosial, ekonomi, kultural, dan politik). Sebagai contoh, terjadinya kasus

tuberkulosis klinis tidak hanya ditentukan oleh infeksi mycobacterium tuberkulosis

tetapi juga sejumlah faktor lain di tingkat individu maupun populasi.

Dokter sebagai klinisi memberikan pelayanan kuratif, mengembalikan keadaan

sakit pasien kepada keadaan sehat.Dokter komunitas memberikan pelayanan kesehatan

komprehensif, tidak hanya memberikan pelayanan kuratif dasar tetapi juga upaya

pencegahan primer, sekunder, dan tersier.Tingkat upaya pencegahan penyakit, terdiri

atas primer, sekunder, tersier, merupakan konsep epidemiologi, merujuk kepada upaya
pencegahan yang bisa dilakukan pada berbagai fase dalam kontinum perjalanan

penyakit yang disebut Riwayat Alamiah Penyakit (Natural History of Disease).

Tabel 2.1 Perbedaan pendekatan kedokteran komunitas dan kedokteran klinis

No. Variable Kedokteran klinis Kedokteran komunitas


1 Klien Individu sakit (pasien) Individu sakit dan sehat,
dan anggota komunitas
2 Konsep kausasi Teori kuman (“Germ theory”) – Kausasi majemuk
(peneybab) masalah kausa tunggal (multikausal); prioritas
kesehatan dan penyakit kepada faktor risiko
perilaku, sosial, dan
lingkungan
3 Level kausa masalah Individu Individu, keluarga,
kesehatan dan penyakit komunitas, dan
lingkungannya
4 Jenis pelayanan kesehatan Kuratif Komprehensif (preventif,
promotif, kuratif,
rehabilitatif); penekanan
pada pelayanan kesehatan
preventif dan promotif

5 Tingkat kecanggihan Pelayanan medis spesialistik Pelayanan kesehatan


pelayanan kesehatan esensial (=dasar, primer)
6 Level intervensi Individu (upaya kesehatan Individu (UKP) dan
(pelayanan kesehatan) perorangan, UKP) komunitas (upaya
kesehatan masyarakat,
UKM)
7 Tujuan pelayanan Ketiadaan penyakit (“absence of Ketiadaan penyakit dan
kesehatan disease”) perbaikan kualitas hidup
8 Dampak kesehatan yang Kesehatan individu (pasien) Kesehatan semua anggota
ingin dicapai komunitas (“Health for
All”), produktivitas dan
pembangunan sosial-
ekonomi
9 Tanggungjawab kesehatan Dokter dan tenaga kesehatan Dokter, tenaga kesehatan
profesional profesional, dan
komunitas

2.2. Puskesmas
Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat

pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang

kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan

kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat

yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu (Azwar, 2010), sedangkan

menurut Kementerian Kesehatan RI, (2014) dalam permenkes no. 75 Tahun 2014

menyatakan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas

adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Puskesmas sebagai tulang punggung penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan

dasar bagi masyarakat di wilayah kerjanya berperan menyelenggarakan upaya

kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal, sehingga untuk

melaksanakan upaya kesehatan baik upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan

upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dibutuhkan manajemen Puskesmas yang

dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan agar menghasilkan kinerja Puskesmas

yang efektif dan efisien (Kementerian Kesehatan RI, 2016).

2.2.1 Tujuan Puskesmas

Puskesmas adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang

bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau

bagian wilayah kecamatan, memiliki tujuan yaitu mengacu pada kebijakan

pembangunan kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bersangkutan, yang

tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan


Rencana Lima Tahunan dinas kesehatan kabupaten/kota (Kementerian Kesehatan RI,

2016).

Tujuan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh puskesmas yang tertera

pada peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun 2014 Pasal 2

yang mana tujuan tersebut Untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku

sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat; untuk

mewujudkan masyarakat yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu;untuk

mewujudkan masyarakat yang hidup dalam lingkungan sehat;untuk mewujudkan

masyarakat yang memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat (Kementerian Kesehatan RI, 2014).

2.2.2 Fungsi Puskesmas

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014

Tentang Puskesmas, dimana Puskesmas menyelenggarakan fungsi yaitu

penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah.

kerjanya dan Upaya kesehatan mayarakat (UKM) tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Dalam menyelenggarakan fungsinya, Puskesmas berwenang untuk:

1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan

analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan

2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan

3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam

bidang kesehatan
4. Menggerakkan masyarakat untuk mengindentifikasi dan menyelesaikan masalah

kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan

sektor lain terkait

5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan

berbasis masyarakat

6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas

7. Memantau pelaksanaaan pembangunan agar berwawasan kesehatan

8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan

cakupan pelayanan kesehatan

9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk dukungan

terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.

2.3 Pokok Pelayanan Puskesmas

Pelayanan kesehatan dapat dilakukan pada level individu (upaya kesehatan

perorangan/ UKP) maupun level populasi (upaya kesehatan masyarakat,/UKM).Upaya

pencegahan primer mencakup promosi kesehatan (misalnya, pendidikan kesehatan,

pemberian makanan tambahan dan mikronutrien) dan perlindungan spesifik (misalnya,

imunisasi untuk mencegah berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,

penggunaan helm dan kacamata pengaman oleh pekerja untuk mencegah cedera,

pengabutan untuk membunuh Aedes aegypti sebagai vektor Demam Berdarah Dengue).

Upaya pencegahan sekunder meliputi deteksi dini penyakit (misalnya, skrining

hapusan Pap untuk kanker leher rahim, pemeriksaan tekanan darah untuk mendeteksi

hipertensi) dan pengobatan segera.Upaya pencegahan tersier meliputi rehabilitasi,

pemulihan fungsi dan anatomi, pembatasan kecacatan, pencegahan komplikasi dan

rekurensi, dan pencegahan kematian dini (misalnya, pemberian aspirin pasca infark
myokard akut untuk mencegah rekurensi dan kematian, fisioterapi dan rehabilitasi

pasien pasca stroke untuk mengembalikan semaksimal mungkin fungsi kognitif, afektif

dan psikomotor).

2.3.1 Administrasi

Administrasi ialah proses penyelenggaraan kerja yang dilakukan bersama-sama

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Administrasi diwujudkan melalui fungsi-

fungsi manajemen, yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

pengawasan.

Administrasi dibagi menjadi dua unsur pengertian yaitu statis administrasi atau

disebut organisasi dan unsur dinamis administrasi atau disebut manajemen. Organisasi

merupakan suatu wadah atau institusi atau kelompok ikatan formal dimana terdapat

orang-orang yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu yang telah

ditetapkan sebelumnya. Sedangkan manajemen merupakan suatu proses atau kegiatan

kerja sama yang dilakukan oleh anggota-anggota organisasi untuk menggerakan unsur-

unsur manajemen dalam mencapai tujuan tadi.

Sebagai pusat pelayanan tingkat pertama di wilayah kerjanya, Puskesmas

merupakan sarana pelayanan kesehatan pemerintah yang wajib menyelenggarakan

pelayanan kesehatan secara bermutu, terjangkau, adil dan merata yaitu pelayanan

kesehatan yang meliputi :

1. Kuratif ( pengobatan )

2. Preventif ( pencegahan )

3. Promotif ( peningkatan kesehatan )

4. Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan )


2.3.2 Pelayanan UKM

Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap

kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan

menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan

masyarakat ( Permenkes No.75, 2014)

2.3.3 Pelayanan UKP

Upaya kesehatan perseorangan yang disingkat UKP adalah suatu kegiatan

dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan,

pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan

memulihkan kesehatan perseorangan ( Permenkes No.75, 2014)

2.4 Covid-19

Corona Virus Disease 2019 atau COVID-19 adalah jenis penyakit baru yang

disebabkan oleh infeksi Virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2

(SARSCOV-2) atau yang dikenal dengan novel coronavirus (2019-nCoV) (Singhal,

2020). Dari awal kemunculannya di akhir tahun 2019 hingga 20 Mei 2020, penyakit ini

telah menginfeksi 4.789.205 orang dan menyebabkan kematian terhadap 318.789 orang

di seluruh dunia. (WHO, 2020).

Penyakit ini ditularkan melalui droplet (percikan) pada saat berbicara, batuk, dan

bersin dari orang yang terinfeksi virus Corona. Selain itu penyakit ini juga dapat

ditularkan melalui kontak fisik (sentuhan atau jabat tangan) dengan penderita serta

menyentuh wajah, mulut, dan hidung oleh tangan yang terpapar virus Corona (Singhal,

2020).
Gejala klinis yang muncul akibat terinfeksi virus ini seperti gejala flu biasa

(demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala) hingga komplikasi

berat (diare dan pneumonia) hingga menyebabkan kematian (Huang dkk, 2020: Chen

2020). Anak-anak termasuk ke dalam kelompok usia yang sangat rentan terhadap

penularan COVID-19 dari lingkungan sekitarnya. Sebagian anak-anak yang terinfeksi

COVID-19 seringkali tidak menunjukkan gejala infeksi. (Zimmermann dan Curtis,

2020).

Kasus pertama virus corona awalnya diidentifikasi sebagai flu pada tahun 1960

dengan sekitar 500 pasien diidentifikasi mengalami gagguan yang menyerupai flu.7

Selanjutnya, corona diperlakukan sebagai virus yang tidak mematikan dan dianggap

sederhana sampai tahun 2002. Pasca adanya Severe Acute Respiratory Syndrome

(SARSCov) di China, para pakar mulai berfokus pada penyebab dan menemukan hasil

apabila wabah ini diakibatkan oleh bentuk baru corona.8 Pada tahun 2012, terjadi pula

wabah yang mirip yakni Middle East Respiratory Syndrome (MERS-Cov) di Timur

Tengah. Dari kedua peristiwa itulah diketahui bahwa corona bukan virus yang stabil

serta mampu berdaptasi menjadi lebih ganas, bahkan dapat mengakibatkan kematian.

(sampurno, 2020)

Menurut razi dkk, (2020) dikutip oleh zukmadinni (2020) perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS) untuk pencegahan virus COVID-19 dapat berupa cara mencuci

tangan yang baik dan benar, cara menerapkan etika batuk, cara melakukan Physical

Distancing (menjaga jarak fisik), dan cara menjaga kebersihan diri. Pemberian edukasi

mengenai PHBS ini dapat dilakukan dengan penyuluhan atau dengan menggunakan

media berupa poster. Menurut Arsyad (2013), salah satu bentuk media pembelajaran

cetak yang dapat dengan mudah digunakan untuk menyampaikan informasi kepada

pembaca adalah poster. Kegiatan edukasi PHBS serta pembagian sembako yang
dilakukan di panti asuhan kasih sayang diharapkan dapat memberikan pemenuhan

kebutuhan pokok, serta pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan pola perilaku

hidup bersih secara mandiri agar mereka dapat terhindar dari penularan COVID-19.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Visi dan misi

1. Visi

Terwujudnya pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas pinang jaya yang

bermutu berasa keadilan.

2. Misi

a. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat.

b. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam ber PHBS

c. Meningkatkan kinerja dan kerja sama lintas program dan lintas sektor

d. Meningkatkan sistem informasi kesehatan (SIK).

3.2 Pelayanan administrasi dan organisasi

DATA ADMINISTRASI WILAYAH PUSKESMAS

Tabel 1

Gambaran Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pinang Jaya Tahun 2019

N KELURAHAN LK RT KK

O
1 PINANG JAYA 3 23 1095
2 SUMBER AGUNG 3 20 1105
JUMLAH 6 43 2100

1. 1 Pelayanan pemeriksaan umum

1. 2 Pelayanan kesehatan gigi dan mulut

1. 3 Pelayanan KIA-KB dan MTBS

1. 4 Pelayanan administrasi

1. 5 Pelayanan laboratorium
1. 6 Pelayanan farmasi

1. 7 Pemeriksaan IVA (inspeksi visual asetat), Pap smear

1. 8 Konsultasi (sanitasi,gizi,ibu hamil, reamaja,promkes, kesehatan kerja)

3.2.1 GEOGRAFI DAN KEPENDUDUKAN

Wilayah kerja psukesmas pinang jaya terleak di kecamatan kemiling dengan luas wilayah

8.94 km² yang meliputi 2 kelurahan bianaan, yaitu sumber jaya dan sumber agung. Geografi

wilayah kerja puskesmas pinang jaya sebagian besar merupakan daerah perbukitan. Adapun

wilayah batas-batas wilayah sbb:

1. sebelah utara berbatasan dengan deas way nangka kecamtan gedong tataan

2. sebelah selatan berbatas dengan kelurahan beringin raya

3. sebelah barat berbatas dengan kecamtan gedong tataan kabupaten ;ampung selatan

4. sebelah timur berbatasan dengan beringin raya

Tabel 1

Luas wilayah kerja UPT puskesmas pinang jaya berdasarakan kelurahan Tahun 2019

N KELURAHAN LUAS WILAYAH PRESENTASE

O
1 PIANG JAYA 3,96 Km² 44,29
2 SUMBER AGUNG 4,98 Km² 55,71
JUMLAH 8,94 Km² 100

3.3 Capaian dan target ukm

3.3.1 PROGRAM ESSENSIAL

1. Pengobatan (KIA/ Gizi)

a. Melakukan kunjungan rumah bumil, bulin, bufas dan neonates


b. Kelompok Ibu Hamil sebagai upaya untuk melakukan komunikasi dan

konseling secara efektif bersama kelompok ibu hamil beresiko dan upaya

yang akan dilakukan dalam menghadapi kehamilan dan persalinan.

2. Kesehatan lingkungan (Kesling)

1. sumber sarana air bersih, tercukupi

2.STBM (sanitasi total berbasis masyarakat) : pada kelurahan pinang jaya

terdapat 1, pada kelurahan ODF terdapat 2

3. Rumah sehat: Sample 10% dari jumlah penduduk pertahun, sample 60% pada

saat pandemi

4. Pengolahan makanan : - 100% belum punya layak higiene

5. Tempat-tempat umum: Salon, Masjid, Sekolah, Kantor kelurahan sudah

terpenuhi , Kendala pada program kesehatan lingkungan yaitu kurangnya

kesadaran dari masyarakat.

3. Pengembangan

1.Rumah Sehat

2.Sanitasi Lingkungan

a.Tempat pengolahan makanan

b. Pesantren

c. STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)

3.Program Pemerintah 101

100 % telah mencukupi air bersih

0 % kota tanpa rumah kumuh (PHBS)

100 % sanitasi yang baik


4.P2M (Pencehan dan pemberantasan penyakit menular)

1. DBD

Pada sekitar bulan desember 2019-juni 2020 terdapat 10 kasus DBD, dari

bulan juli 2020 -saat ini tidak ada kasus DBD

2. TB

TB Merupakan program dari pemerintah pusat untuk pengendalian penykit

menular khususnya kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh petugas

keshatan di puskesmas setempat, kendala yang dihadapi biasanya adalah

penolakan oleh masyarakat dikarenakan penyakit TB di anggap aib.

3. Malaria

4. ISPA

5. Tipoid

6. Campak

5. Program kesehatan (Promkes)

1. penyuluhan

Telah dilkaukan penyluhan kelompok pada bulan januari-maret 2020,

kemudian setelah pandemi kegiatan penyuluhan kelompok dialihkan ke

punyuluhan keliling yang dilakukan setiap seminggu sekali dihari selasa

Kendala yang dialami adalah,Masyarakathanyamendengar saja masih

banyak yang belum menerapkan semua himbauan dari PKM (Puskesmas).

Kendala yang sedang dihadapi adalah mencari metode-metode yang tepat


agar penyampain informasi dapat diterima dengan baik dan dapat

diterima serta diterapkan ditengah masyarakat

2. Pemantauan PHBS RT

Yang belum tercapai adalah indikator tidak merokok di dalam rumah,

masih banyak anggota keluarga yang merokok di dalam rumah.

Kendala yang dialami adalah masih sulit merubah perilaku masyarakat

untuk berhenti merokok apabila tidak ada kesadaran dari individunya

sendiri.

3. Semua kegiatan yang berhubungan dengan sekolah seperti:

1. Penyuluhan obat, gemar dalam (generasi muda anti rokok)

2. Orientasi SBH tidak teredukasi dikarenakan siswa sekolah belajar lewat

daring.

6 . P2 (Penyakit Menular dan Tidak Menular)

1.Penyakit Menular

TB merupakan program nasional : CDR tidak tercapai

DBD merupakan kasus terbanyak di Bandar Lampung

2.Penyakit Tidak Menular

Tidak ada posbindu selama pandemi digantikan dengan penyuluhan ke

ruma warga terintegrasi dengan lansia, Kendala yang dialami adalah

kurang kesadaran dan penolakan daripihak keluarga

3. Pengawasan Minum Obat (PMO)

Dari orang terdekat pasien (keluarga) puskesmas hanya sebagai pemantau.


3.4 Capaian dan target ukp

Berdasarkan hasil pengamatan selama dari tanggal 14 desember s.d 26

desember didapatkan capaian dan target ukp pada puskesmas Pinang Jaya sebagai

berikut:

3.4.1 Kunjungan rawat jalan

Kunjungan dipuskesmas pinang jaya sebanyak 203 pasien. Dengan kunjungan

BPJS sebanyak 125, KK sebanyak 66, Umum sebanyak 12.

3.4.2 Kunjungan poli umum

Jumlah kunjungan poli umum di puskesmas pinang jaya sebanyak 135 dengan

5 penyakit tertinggi ada pada hipertensi 22 orang, common cold 16 orang, gastritis 15

orang, scabies 6 orang, diabetes melitus 5 orang.

3.4.3 Kunjungan poli KIA

Jumlah kunjungan poli KIA di puskesmas pinang jaya sebanyak 44 pasien.

Dengan rincian 5 pasien MTBS, 9 pasien pemeriksaan kandungan, dan 7 pasien KB.

3.4.4 Laboratorium

Jumlah kunjungan laboratorium sebanyak 27 pasien.

3.4.5 Kunjungan poli gigi

Jumlah kunjungan poli gigi dipuskesmas pinang jaya sebanyak 28 pasien

dengan kasus terbanyak persis.

3.4.6 Apotik

Pemakaian 10 obat terbanyak puskesmas Pinang Jaya adalah:

1. Paracetamol tablet 500 ml sebanyak 2670


2. Amlodipine tablet 5 ml sebanyak 1650

3. Antasida DOEN tablet sebanyak 1260

4. Metformin tablet 500 ml sebanyak 1100

5. Vitamin B Complex tablet sebanyak 912

6. Amoxicillin tablet 500 ml sebanyak 795

7. Tablet tambah darah sebanyak 725

8. Dexametason 0.5 ml sebanyak 600

9. Ibuprofen tablet 400 ml sebanyak 500

10. Cetriine tablet sebanyak 450

3.4.7 Pelayanan pasien covid

Data dalam daerah kerja puskesmas pinang jaya terdapat total 16 kasus

terkonfirmasi positif. Berdasarkan jenis kelamin pada kelurahan pinang jaya kasus

terkonfirmasi perempuan sebanyak 8 orang dan laki-laki sebanyak 4 orang.

Sedangkan pada kelurahan Sumber Agung kasus terkonfirmasi perempuan sebanyak 2

orang dan laki-laki sebanyak 2 orang.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Dari paparan atau penjelasan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesuai

dengan makalah “PBL Blok CHOP Puskesmas Pinang Jaya dari 14 Desember sampai

dengan 24 Desember 2019” bahwa kegiatan puskesmas telah sesuai dengan

permenkes 75 tahun 2014 dan dapat disimpulkan bahwa :

1. Pelayanan administrasi di Puskesmas Pinang Jaya sudah tertata rapi.

2. Pelayanan poli umum sudah baik sesuai dengan protokol kesehatan diera pandemi

COVID-19

3. Pelayanan poli KIA sudah baik sesuai dengan protokol kesehatan diera pandemi

COVID-19

4. Pelayanan poli gigi sudah baik sesuai dengan protokol kesehatan diera pandemi

COVID-19

5. Pelayanan laboratorium sudah baik sesuai dengan protokol kesehatan diera

pandemi COVID-19

6. Jumlah penggunaan obat di Puskesmas Pinang Jaya sesuai dengan kasus yang

ada. Jumlah 2 tebanyak pemakaian obat di Puskesmas Pinang Jaya ialah

amlodipin dimana obat tersebut sesuai dengan kasus terbanyak di Pinang Jaya

yaitu hipertensi.

4.2. Saran

Melihat dari sisi pelayanan kesehatan masyarakat utamanya dalam pelayanan

dipuskesmas penulis menyarankan agar peningkatan mutu pelayanan kesehatan

khususnya tenaga medis agar dapat menyeluruh ke pelosok daerah yang terpencil,
sehingga pelayanan kesehatan masyarakat merata. Serta berikut saran sebagai bahan

evaluasi:

1. Penulis mengharapkan agar kinerja kader puskesmas pinang jaya dapat lebih

ditingkatkan guna mencapai target capaian dari program yang diadakan.

2. Diharapkan dapat meningkatkan edukasi kepada masyarakat tentang penyakit

hipertensi dikarenakan di daerah Pinang Jaya didapatkan banyak kasus hipertensi.

3. Diharapkan tempat untuk mencuci tangan pasien lebih dekat dengan tempat

skrining dan pendaftaran dan lebih diperbanyak lagi.

Anda mungkin juga menyukai