Disusun Oleh:
Karyati Afrina
2012730134
Pembimbing :
dr. Vita Nooraini AH, Sp.KK
Indonesia 0,61 %
Stadium Laten (terbanyak)
Sifilis stadium I (jarang)
Sifilis stadium II (langka)
Treponema pallidum
ditemukan oleh Schaudinn dan
Hoffman pada tahun 1905 ETIOLOGI
Ciri-ciri:
Berbentuk spiral teratur
Panjang: 6 15 m, lebar 0,15 m
Terdiri dari 8 24 lekukan
Dapat bergerak berupa rotasi
sepanjang aksis
Berkembang biak dengan cara
membelah secara melintang, pada
stadium aktif berlangsung setiap
30 jam
Di luar tubuh cepat mati
Pada darah dapat hidup selama 72
jam
KLASIFIKASI
dini
kongenital lanjut
stigmata
sifilis
SI
klinis S II
S III
akuisita
Dini menular
epidemiologi
Lanjut tak
menular
PATOGENESIS
STADIUM DINI
T. Pallidum masuk Jaringan bereaksi
ke dalam kulit dengan membentuk
melalui mikrolesi Berkemban infiltrat yang terdiri
atau selaput g biak atas sel-sel limfosit
lendir dan sel-sel plasma
Di perivaskular, Treponema terletak di
pembuluh-pembuluh Menyebar
antara endotelium
darah kecil secara
kapiler dan jaringan
berproliferasi dikelilingi limfogen ke
perivaskular di
oleh T. pallidum dan sel- KGB regional
sekitarnya
sel radang
Enarteritis pembuluh darah
Terbentuk Sembuh kecil menyebabkan
eros
fibroblas perlahan SI perubahan hipertrofik
i
dan siktriks -lahan endotelium yang
menimbulkan obliterasi
lumen
PATOGENESIS
Multilipkasi +
Menyebar
Reaksi
secara Penjalaran
jaringan S II
limfogen ke hematogen
setelah 6-8
KGB regional
minggu S I S II
mengalami
regresi dan
Menimbulkan Bisa menghilang
kerusakan mencapai
perlahan- Kardiovaskula
lahan Stadium
r dan saraf
Laten
S III T. Pallidum
Imunitas <<
dorman
GEJALA KLINIS
SIFILIS AKUISITA
1. SIFILIS DINI
SIFILIS PRIMER (S I)
Masa tunas : 2-4 minggu
Kelainan kulit berupa papul
lentikular yang
permukaannya segera
menjadi erosi yang
kemudian menjadi ulkus
Ulkus biasanya bulat,
soliter, dengan dasar
jaringan granulasi
berwarna merah dan
bersih, di atasnya hanya
tampak serum, dindingnya
tak bergaung, indolen dan
terba indurasi (ulkus
durum)
Kulit di sekitarnya tidak
GEJALA KLINIS
Pada pria tempat yang sering
dikenai ialah sulkus korona,
sedangkan pada wanita di
labia minor dan mayor.
Selain itu juga dapat di
ekstragenital, misalnya di
lidah, tonsil, dan anus.
Pada pria selalu disertai
pembesaran kelenjar limfe
inguinal medial
unilateral/bilateral
Afek primer dapat sembuh
sendiri dalam 3-10 minggu
Seminggu setelah afek primer,
biasanya terdapat pembesaran
KGB regional di inguinalis
medialis kompleks primer
GEJALA KLINIS
Kelenjar tersebut solitar,
indolen, tidak lunak,
besamya biasanya
lentikular, tidak supuratif,
dan tidak terdapat
periadenitis.
Kulit di atasnya tidak
menunjukkan tanda- tanda
radang akut
Syphilis d'emblee jika
tidak terdapat afek primer.
Kuman masuk ke jaringan
yang lebih dalam, misalnya
pada transfuse darah atau
suntikan
GEJALA KLINIS
SIFILIS SEKUNDER (S II)
Timbul 6-8 sejak S I dan sejumlah 1/3 kasus masih
disertai S I.
Lama S II dapat sampai 9 bulan.
S II dapat disertai gejala konstitusi yang terjadi
sebelum atau selama S II anoreksia, turunnya
berat badan, malaise, nyeri kepala, demam yang
tidak tinggi, dan artralgia
Kelainan kulit dapat menyerupai berbagai
penyakit kulit the great imitator
S II dapat juga memberi kelainan pada mukosa,
kelenjar getah bening, mata, hepar, tulang, dan
saraf
GEJALA KLINIS
Kelainan kulit eksudatif
pada S II sangat menular
Kelainan kulit kering
kurang menular
Bentuk yang sangat
menular kondilomata
lata dan plaque
muqueuses
Kelainan kulit S II:
Tidak gatal
Limfadenitis generalisata
Pada S II dini juga terdapat
kelainan pada telapak tangan
dan kaki
GEJALA KLINIS
S II Dini S II Lanjut
Bentuk lain
Sifilis Impetiginosa
(mirip impetigo)
Ektima Sifilitikum
ulkus yang ditutupi krusta
Rupia Sifilitika krusta
tebal
Sifilis ostrasea ulkus
meluas ke perifer sehingga
berbentuk seperti kulit
kerang
GEJALA KLINIS
S II pada mukosa
Angina sifilitika eritematosa
makula eritem yang cepat
berkonfluensi sehingga membentuk
eritem difus dan berbatas tegas
Nyeri tenggorok, suara parau
Plak muqueuses pada selaput
lendir alat genital, erosif, tidak nyeri
S II pada rambut
Alopesia difusa
Alopesia areolaris kerontokan
setempat-setempat, ditumbuhi
rambut tipis sehingga tidak botak
seluruhnya
GEJALA KLINIS
S II pada kuku
Onikia sifilitika warna kuku
putih, kabur, rapuh, terdapat
alur transversal dan
longitudinal, bagian distal
kuku menjadi hiperkeratotik
sehingga kuku terangkat
STADIUM REKUREN
Kelainan kulit mirip S II
Serologi (-) (+)
Pada sifilis dengan pengobatan tidak adekuat
Monorecidive relaps pada afek primer
PEMBANTU DIAGNOSIS
Pemeriksaan T. pallidum
Spesimen: serum dari lesi kulit
Pemeriksaan dilakukan 3 hari berturut-turut
treponema tampak berwarna putih pada
latar belakang gelap
Treponemal
Tes imobilisasi : TPI
Tes fiksasi komplemen : RPCF
Tes imunofluoresen : FTA-Abs, FTA-Abs DS
Tes hemoglutisasi : TPHA, 19S Ig M SPHA, HATTS,
MHA-TP
PEMBANTU DIAGNOSIS
Pemeriksaan Lain
Sinar Rontgen melihat kelainan khas pada tulang
yang dapat terjadi pada S II, S III, dan sifilis
kongenital
Tes untuk LCS
Histopatologi
proliferasi sel-sel endotel terutama terdiri atas
infiltrat perivaskular tersusun oleh sel-sel limfoid dan
sel-sel plasma
pada S II juga terdapat infiltrat granulomatosa terdiri
atas epiteloid dan sel-sel raksasa
DIAGNOSIS BANDING
S I:
Herpes Simpleks
Ulkus Piogenik
Skabies
Balanitis
Limfogranuloma
venereum
Karsinoma sel balanitis
skuamosa Herpes
skabies
simpleks
Penyakit Behcet Penyakit
Ulkus
Karsinoma behcet
mole
sel skuamosa
Ulkus Mole
Limfogranuloma venereum
DIAGNOSIS BANDING
S II:
Erupsi Obat Alergik
Morbili
Pitiriasis Rosea
Psoriasis
Dermatitis
Seboroika Kondiloma
akiminata
Kondiloma Dermatitis
Seboroika
akiminata Pitiriasis
Erupsi morbili
Obat
psoriasis
Alopesia
rosea
Alergik
Alopesia areata areata
PENATALAKSANAAN
1. PENISILIN
dapat menembus plasenta sehingga
mencegah infeksi pada janin dan dapat
menyembuhkan janin yang terinfeksi
efektif juga untuk neurosifilis
S I dan S II = 15 hari
Stadium Laten = 30 hari