Oleh :
Karyati Afrina
2012730134
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat yang sangat luas
kepada kita semua. Atas pertolongan dan kekuasaan-Nya yang begitu sempurna,
penulis dapat menyelesaikan tugas Kepanitraan Ilmu Kesehatan Anak ini. Shalawat
serta salam juga penulis haturkan ke junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh
cahaya bagi umat yang betaqwa kepada-Nya.
Penulis menyadari ketidaksempurnaan laporan kasus ini. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan saran, kritik, dan koreksi untuk perbaikan penyajian
laporan kasus ini. Semoga tugas ini dapat bermandaat bagi penulis dan teman-teman
sejawat.
Jakarta,
September 2016
Penulis
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama
: An. AF
Umur
Jenis kelamin
: Laki-laki
Nama Ayah
: Tn. A
Pekerjaan Ayah
: Karyawan Swasta
Nama Ibu
: Ny. L
Pekerjaan Ibu
: IRT
Alamat
: 00-80-72-XX
Keluhan Utama
Buang air besar cair dan muntah-muntah sejak 3 hari yang lalu sebelum
masuk rumah sakit.
Riwayat Psikososial
Pasien memiliki kebiasaan memasukan jari ataupun mengecap jempolnya ke
mulut. Pasien makan bubur tim yang selalu dibeli diluar. Menurut pengakuan
ibu pasien, ibu pasien merebus botol susu dengan air hangat terlebih dahulu
sebelum digunakan dan sebelum memberikan ASI ibu pasien membersihkan
terlebih dahulu area puting payudara dengan air hangat. Air dirumah bening,
tidak berwarna dan berbau. Lingkungan rumah pasien bersih, jauh dari sungai
Riwayat Imunisasi
Riwayat Makanan
Tidak mendapat ASI ekslusif, langsung mendapat susu formula karena ASI
tidak keluar. Setelah ASI keluar, tetap diberikan juga susu formula.
MP-ASI (susu formula) : saat lahir - sekarang
MP- ASI (Nasi Tim halus) : 8 12 bulan
MP-ASI (Nasi Tim kasar) : 13 15 bulan
Riwayat Kehamilan dan Persalinan :
Ibu pasien rutin memeriksa kandungan ke bidan. Tidak ada riwayat gangguan
saat kehamilan, riwayat persalinan SC, BBL 4450 gram, PB 52 cm, cukup
Kesimpulan
: Tumbuh kembang anak sesuai usia.
PEMERIKSAAN KHUSUS :
Kulit : Turgor kulit kembali lambat, tidak sianosis, tidak ikterik, tidak ada
Gerakan
tif
Tungkai
Ak
Ak
tif
A
ktif
Lengan
Aktif
Tonus
Trofi
Klonus
Refleks
fisiologis
Refleks
+
+
+
+
+
+
Br
Br
Kaku
patologis
M.Sign
Sensibilita
kuduk
+
+
udzinki I
udzinki II
ernig
(-)
(-)
sign (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi
Hasil
rutin
Hb
Nilai
Satuan
normal
12,0
10,5
gr %
13,5
Leukosit
9,6
Hematokrit
38
6,0 15
36,0
103/uL
44,0
Trombosit
441
200 -
103/uL
mmol/L
mmol/L
mmol/L
475
Electrolit
Natrium
Kalium
144
4,81
132-145
3,505,50
Chloride
108
98-110
RESUME :
Anak laki-laki usia 1 tahun, 3 bulan, 1 hari, datang dengan keluhan BAB cair
dan muntah sejak 3 hari yang lalu. Sebelumnya, demam sejak 4 hari yang
lalu, bersifat naik turun, naik pada pagi hari saat pasien bangun tidur, demam
tidak disertai menggigil ataupun kejang. BAB cair sejak 3 hari yang lalu
sebanyak > 6 kali per hari, berwarna kuning, berampas, terdapat sedikit
lendir, tidak berbusa dan tidak berdarah, berbau asam. Muntah sejak 3 hari
yang lalu > 10 kali per hari, muntah setiap kali pasien selesai menyusu,
muntah berisi cairan susu berwarna putih sebanyak gelas kecil air
mineral setiap kali muntah. Sejak tadi pagi setelah bangun tidur, pasien
muntah-muntah dan BAB cair, muntah berisi cairan susu berwarna putih
sebanyak gelas kecil air mineral, pasien sudah muntah sebanyak 4 kali
dan BAB cair sudah 3x dari sejak tadi pagi setelah bangun tidur sampai saat
masuk poli, pasien demam, rewel, nafsu makan menurun namun masih mau
minum. Ibu pasien menyangkal keluhan batuk, pilek dan sesak nafas.
PENATALAKSANAAN :
Edukasi : Edukasi orang tua agar memberikan cairan secara oral sesering
mungkin untuk cegah dehidrasi, pemberian makanan dan minuman dilanjutkan
dan menjaga kebersihan tempat makan serta lingkungan, anjurkan kepada ibu
untuk membuat makanan sendiri dirumah agar terjamin kebersihan dan gizi
makanan untuk anak dan segera lapor apabila anak mengalami penurunan
kesadaran dan tiba-tiba tidak mau minum.
PROGNOSIS :
Quo Ad Vitam
: dubia ad bonam
Qua Ad Functionam : dubia ad bonam
Qua Ad Sanationam : dubia ad bonam
Follow Up :
ada, wheezing tidak ada, turgor kulit kembali lambat, CRT > 2 detik.
A : Diare Akut dengan Dehidrasi Sedang
P : IVFD KaEn 3B 1500 ml/24 jam
2 detik.
A : Diare Akut dengan Dehidrasi Sedang sudah membaik.
P : Daryazinc syr 1x1
ANALISIS MASALAH
karena pada kasus ini, pasien BAB cair sudah 3 hari (< 1 minggu) dengan
frekuensi > 6x per hari (> 3x per hari), berwarna kuning, berampas, terdapat
sedikit lendir, tidak berbusa dan tidak berdarah, berbau asam,
Menurut WHO, diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari
tiga kali sehari. Dalam referensi lain juga disebutkan bahwa definisi diare untuk
bayi dan anak-anak adalah pengeluaran tinja > 10 g/kg/24 jam, sedangkan ratarata pengeluaran tinja normal pada bayi sebesar 5-10 g/kg/24 jam.1
Selanjutnya, menurut teori diare dibagi menjadi diare akut dan diare
kronis. Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali
perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir
dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu. Kadang-kadang pada
seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari tetapi konsistensinya cair,
keadaan ini sudah dapat disebut diare. Diare kronik adalah diare yang
berlangsung lebih dari 2 minggu sedangkan kondisi serupa yang disertai berat
badan menurun atau sukar naik oleh Walker-Smith et al. didefinisikan sebagai
diare persisten.2
Penilaian
Keadaan
Tanpa
Dehidrasi
Baik, Sadar
Dehidrasi
ringan sedang
*Gelisah,
Umum
Mata
Air Mata
Mulut
dan
lidah
Rasa Haus
Periksa
Turgor Kulit
Hasil
Ada
Basah
Minum
biasa
Normal
tidak
haus
Kembali
Cepat
Tanpa
Pemriksaan
Dehidrasi
Berat
*Lesu,
Rewel
Lunglai/
Cekung
Tidak Sadar
Sangat
Cekung
Kering
Sangat
Kering
*Malas
Berkurang
Kering
*Haus
ingin
minum
minum/ tidak
banyak
*Kembali
bisa minum
*Kembali
lambat
Dehidrasi
sangat lambat
Dehidrasi
Berat
Bila ada
dehidrasi
ringan
sedang
Bila ada 1
tanda*
tanda*
ditambah
ditambah
atau
Terapi
Rencana
terapi A
terapi B
atau
lebih
tanda lain
Rencana
lebih
tanda lain.
Rencana
terapi C
Faktor resiko :
Pada riwayat psikososial, pasien memiliki kebiasaan memasukan jari
ataupun mengecap jempolnya ke mulut. Pasien diberi makan bubur tim yang
selalu dibeli diluar. Serta pasien tidak mendapatkan ASI eksklusif dikarenakan
ASI tidak keluar sehingga pada saat lahir pasien langsung diberi susu formula.
untuk patogen diare adalah fecal-oral, melalui minuman dan makanan yang
tercemar oleh enteropatogen, kontak langsung tangan dengan penderita atau
barang-barang yang telah tercemar tinja penderita atau tidak langsung melalui
lalat (melalui 4F = finger, flies, fluid, field). Faktor resiko yang dapat
meningkatkan penularan enteropatogen antara lain: tidak memberikan ASI secara
penuh untuk 4- 6 bulan pertama kehidupan bayi, tidak memadainya penyediaan
air bersih, pencemaran air oleh tinja, kurangnya sarana kebersihan (MCK),
kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk, penyiapan dan penyimpanan
makanan yang tidak higienis, gizi buruk, imunodefisiensi, menurunnya motilitas
usus, menderita campak dalam 4 minggu terakhir, faktor genetik, dan faktor
lainnya antara lain :4,5,6
langsung dengan tinja manusia atau binatang pada saat bayi mulai
merangkak.7
Infeksi asimtomatik
Etiologi :
Pada kasus ini pasien memiliki kebiasaan menghisap jari jempol dan diberi
makanan (bubur tim) yang selalu dibeli diluar, dimana kebersihannya tidak
diketahui dan mungkin tercemar dengan kotoran yang mengandung kuman
patogen.
Secara teori, diare dibagi menjadi diare infeksi dan non infeksi. Diare infeksi
Enteropatogen
Golongan bakteri
1. Aeromonas
2. Bacillus cereus
3. Campylobacter jejuni
4. Clostridium perfringens
5. Clostridium defficile
6. Escherichia coli
7. plesiomonas shigeloides
8. Salmonella
9. Shigella
10. Staphylococcus aureus
11. Vibrio cholera
12. Vibrio parahaemolyticus
13. Yersinia enterocolitica
Golongan virus
1. Astrovirus
2. Calcivirus (Norovirus, Sapovirus)
3. Enteric adenovirus
4. Coronavirus
Golongan parasit
1. Balantidium coli
2. Blastocystis homonis
3. Cryptosporidium parvum
4. Entamoeba histolytica
5. Rotavirus
6. Norwalk virus
7. Herpes simplex virus*
8. Cytomegalovirus*
5. Giardia lamblia
6. Isopora belli
7. Strongyloides stercoralis
8. Trichuris trichiura
berhubungan
dengan
diare
hanya
pada
penderita
immunocompromised
Pada kasus pasien mengeluhkan demam sejak 4 hari yang lalu, BAB
cair serta muntah-muntah sejak 3 hari yang lalu, berwarna kuning, berampas,
terdapat sedikit lendir, tidak berbusa dan tidak berdarah, berbau asam,
Mual dan muntah adalah simptom yang non spesifik tetapi muntah
mungkin disebabkan oleh karena organisme yang menginfeksi saluran cerna
bagian atas seperti: enterik virus, bakteri yang memproduksi enterotoksin,
Giardia, dan Cryptosporidium. Muntah juga sering terjadi pada non
inflammatory diare. Biasanya penderita tidak panas atau hanya subfebris, nyeri
perut periumbilikal tidak berat, watery diare, menunjukkan bahwa saluran cerna
bagian atas yang terkena.9
Ge
jala
Sal
EI
ot
mo
ol
av
nell
er
ir
us
ll
a
M
6-
6-
asa
7-
72
tun
jam
72
as
ja
ja
ja
a
m
-
+
-
m
+
+
J
ual
Pa
nas
mu
nta
ri
a
r
a
++
Se
48
rin
ri
Ny
g
T
g
T
Ten
g
Kr
eri
en
esm
en
per
es
us
es
ut
koli
us
us
kr
r
a
m
Ny
p
+
5-
>
3-7
eri
ke
pal
a
La
Hasil laboratorium pada kasus untuk hematologi rutin dan elektrolit masih
dalam batas normal, tidak terdapat peningkatan kadar leukosit yang berarti tidak
terjadi suatu proses infeksi bakteri. Namun dibutuhkan pemeriksaan penunjang
lainnya seperti diff count (basofil, eosinophil, neutrofil, limfosit, monosit) dan
pemeriksaan feses (makroskopik dan mikroskopik) untuk mengetahui lebih jelas
dan pasti penyebab diare tersebut.4
Hematologi
rutin
Hasil
Hb
12,0
Leukosit
9,2
Hematokrit
37
Trombosit
423
Nilai
10,5
gr %
13,5
103/uL
6,0 15
36,0
44,0
200 -
103/uL
475
Electrolit
Natrium
144
Kalium
4,81
Chloride
108
Satuan
normal
132-145
3,505,50
98-110
mmol/L
mmol/L
mmol/L
Tatalaksana
Departemen kesehatan menetapkam 5 pilar penatalaksanaan diare
bagi semua kasus diare yang diderita anak balita yang dirawat di rumah maupun
di rumah sakit, yaitu :
1. Rehidrasi dengan menggunakan oralit.
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut.
3. Makanan dan minuman tetap diteruskan.
4. Antibiotik selektif.
5. Nasihat kepada orang tua.
Catatan :
anti diare
pemberian oral sesuai dengan defisit yang terjadi namun jika gagal dapat
diberikan secara intravena. Pemberian oralit sebanyak 75 ml/kgBB/3jam. Volume
kekurangan cairan apabila berat badan tidak diketahui yaitu usia < 1 tahun
sebesar 300 ml, 1-5 tahun 600 ml, > 5 tahun adalah 1200 ml dan dewasa adalah
2400 ml. bila oralit tidak dapat diberikan secara oral dapat diberikan melalui
Meskipun belum terjadi dehidrasi berat tetapi bila anak sama sekali
tidak bisa minum oralit misalnya karena anak muntah, dapat diberikan
infus dengan intravena secepatnya. Berikan 70 ml/kgBB cairan RL atau
Ringer Asetat (atau jika tak tersedia, gunakan larutan NaCl) yang dibagi
sebagai berikut :11
Pada pasien ini tidak diberikan oralit tetapi diberikan infus intravena
= 15 bulan
BB
= 9,6 kg
Jenis cairan ringer laktat, dengan perhitungan cairan untuk anak usia 12 bulan
sampai 5 tahun yaitu 70 ml/kgBB/2,5 jam :
70 x 9,6 x 20
=89,6 tpm 90 tpm
2,5 x 60
o
o
o
o
Cairan Rehidrasi Oral (CRO) diberikan sebanyak 75 ml/kgBB dalam 3 jam untuk
mengganti kehilangan cairan yang telah terjadi dan sebanyak 5-10 ml/kgBB
BB = 9,6 kg
-
= 27 tpm (makro)
24 x 60
Edukasi
Edukasi orang tua agar memberikan cairan secara oral sesering mungkin
untuk cegah dehidrasi, pemberian makanan dan minuman dilanjutkan dan
menjaga kebersihan tempat makan serta lingkungan, anjurkan kepada ibu untuk
membuat makanan sendiri dirumah agar terjamin kebersihan dan gizi makanan
untuk anak dan segera lapor apabila anak mengalami penurunan kesadaran dan
tiba-tiba tidak mau minum.
PROGNOSIS :
Quo Ad Vitam
: dubia ad bonam
Qua Ad Functionam : dubia ad bonam
Qua Ad Sanationam : dubia ad bonam
DAFTAR PUSTAKA
1. Ghishan RE, Chronic Diarrhea. Nelson Textbook of Pediatrics 18th Edition. WB
Saunders, Philadelphia. 2007.
2. Bhutta ZA. Perrsistent Diarrhea in Developing Countries. Ann Nestle.
2006;64:39-47.
3. WHO. The Treatment of diarrhea: a manual for physicians and other senior
health workers Child Health/WHO. CDR 95.1995.
4. Sunoto, Sutoto, Soeprapto P, Soenarto Y, Ismail R. Pedoman Proses Belajar
Mengajar Diare, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat Jendral
Pemberantasan Penyakit Menular. 1990.
5. Tolia V. Acut Infection Diarrhea in Children. Current Treatmen Option in
Infections Diseases. 2002;4:183-94
6. Pickering LK, Cleary TG. Approach to Patients with gastrointestinal tract
infection and food poisoning in Feigin RD. Cherry JC eds. Textbook of Pediatric
Infection Diseases 4 Ed WB Saunders Co. 1998; 1:567-94.
7. Direktorat Jendral PPM & PLP, Departemn Kesehatan Republik Indonesia.
PMPD. Buku Ajar Diare. 1996.
8. Bresse J, Fang, Wang BLE, Soenarto Y, Nelson EA, Tam J, Wilopo SA, Kilgore
P. First report from the asian rotavirus surveillance network. Emerg Infect Dis.
2004;10(6):988-955.
9. Luttrie M, Soenarto SS, et al. Buku Ajar Gastroenterohepatologi. 2 nd ed. Jakarta:
UKK Gastroenterohepatologi; 2011. p.87-120.
10. WHO. The Treatment of diarrhea: a manual for physicians and other senior
health workers Child Health/WHO. CDR 95.1995.
11. World Health Organization. Pocket Book of Hospital Care for Children
[monograph on the Internet]. Switzerland: World Health Organization Press;
2013
[cited
2016
Jun
29].
Available
from:
http://www.ichrc.org/sites/default/files/pocket%20book%20high%20res_0.pdf.
12. id.wikipedia.org [homepage on the Internet]. Dehidrasi [update 2016 March 20;
cited 2016 Jun 29]. Available from: https://id.wikipedia.org/wiki/Dehidrasi
13. Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, editors. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan
Dokter Anak Indonesia. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2009. p.58-62.