Oleh:
Veranika Santiani,S.Ked
04054821517130
HALAMAN PENGESAHAN
04054821517130
04054821618082
Pembimbing:
Dr.dr. Rosiana, Sp.A
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam
mengikuti ujian kepaniteraan klinik senior di Departemen Ilmu Kesehatan
Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Periode 25 April 2016 4 Juli 2016.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Kasus ini dengan judul Diare Akut Dehidrasi Ringan-Sedang.
Portofolio ini merupakan salah satu syarat dalam mengikuti kepaniteraan klinik
senior di bagian Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNSRI.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Dr.dr. Rosiana, Sp.A selaku pembimbing yang telah
memberikan pengarahan dan saran yang mendukung sehingga Laporan Kasus ini
dapat terselesaikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Laporan Kasus ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Laporan Kasus
ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Demikianlah penulisan portofolio ini, semoga bermanfaat, amin.
Palembang,
Juni 2016
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
BAB II STATUS PEDIATRIK......................................................................... 3
BAB III TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................13
BAB IV ANALISIS KASUS..............................................................................44
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................45
BAB I
PENDAHULUAN
Diare sampai saat ini masih menjadi masalah utama pada anak terutama
balita di negara berkembang karena angka kesakitan dan kematiannya masih
tinggi. Secara global setiap tahunnya ada sekitar 2 miliar kasus diare dengan
angka kematian 1.5 juta pertahun. Pada negara berkembang, anak-anak usia
dibawah 3 tahun rata-rata mengalami 3 episode diare pertahun. Setiap episodenya
diare akan menyebabkan kehilangan nutrisi yang dibutuhkan anak untuk tumbuh,
sehingga diare merupakan penyebab utama malnutrisi pada anak.
Penyebab diare adalah multifaktorial, sebagian besar disebabkan oleh
infeksi. Kerusakan pada mukosa usus
membutuhkan waktu untuk kembali normal. Pada sebagian kasus, diare yang baru
sembuh dapat berulang, kemungkinan akibat dari penyembuhan kurang sempurna,
adanya infeksi menetap, reinfeksi patogen lain ataupun gangguan penyerapan lain.
Pengobatan diare utama adalah mengatasi dehidrasi. Terapi rehidrasi
efektif untuk menurunkan angka kematian akibat diare.Pengelolaan diare cair akut
menurut DEPKES adalah penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat
etiologinya, tetap memberikan makanan untuk menghindari pengaruh terhadap
status gizi serta pemberian antibiotika dan antiparasit secara tidak rutin terbatas
untuk kasus-kasus tertentu. Berdasarkan rekomendasi WHO digunakan cairan
rhidrasi oral osmolaritas rendah dan suplementasi seng selama 10-14 hari.
Sedangkan UKK IDAI memperkenalkan lima lintas tatalaksana pada diare
meliputi : rehidrasi, dukungan nutrisi, suplementasi seng, antibiotika selektif dan
edukasi orangtua.
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTIFIKASI
Nama
: An. MAA
: Laki-laki
Agama
: Islam
Nama Ayah
: Tn. S
Nama Ibu
: Ny. R
Alamat
Suku Bangsa
: Sumatera
MRS
B. ANAMNESA
(alloanamnesis dengan ibu penderita, 31 Mei 2016, pukul 16.00 WIB)
Keluhan Utama
: BAB cair
air kecil (BAK) seperti biasa, penderita masih mau minum dan makan tetapi
jumlah dan frekuensinya makin berkurang.Penderita sebelumya ada riwayat
ganti susu formula untuk anak 0-6 bulan menjadi susu formula untuk anak 612 bulan. penderita kemudian dibawa ke bidan lalu diberikan obat
(ibu lupa) dan ganti susu LLM namun tidak ada perubahan.
Sejak 1 hari SMRS penderita buang air besar (BAB) cair, frekuensi
>10 kali/ hari, volume tiap BAB gelas belimbing, air > ampas, darah tidak
ada, lendir tidak ada, muntah ada, frekuensi muntah >6 kali/ hari, isi apa yang
dimakan, muntah tidak menyemprot, volume muntah gelas belimbing, anak
tampak rewel dan tidak mau makan serta minum, air mata masih ada, demam
ada tidak begitu tinggi, batuk tidak ada, pilek tidak ada, kejang tidak ada,
sesak nafas tidak ada, buang air kecil (BAK) sudah berkurang, penderita
dibawa ke bidan kemudian dirujuk ke RSUD Ibnu Sutowo.
Keterangan:
Ayah sehat
Ibu sehat
: Spontan
Ditolong oleh
: Bidan
Tanggal
: 16 November2015
: 0 2 bulan
: belum diberikan
Nasi tim
: belum diberikan
Nasi
: belum diberikan
Riwayat Perkembangan
Tengkurap
: 3 bulan
Duduk
: 6 bulan
Berdiri
Riwayat Imunisasi
IMUNISASI DASAR
Umur
ULANGAN
Umur
Umur
BCG
1 bln
DPT 1
2 bln
DPT 2
3 bln
DPT 3
4 bln
HEPATITIS
B1
2 bln
HEPATITIS
B2
3 bln
HEPATITIS
B3
4 bln
Hib 1
Hib 2
Hib 3
POLIO 1
1 bln
POLIO 2
2 bln
POLIO 3
3 bln
CAMPAK
(-)
POLIO 4
4 bln
C. PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal pemeriksaan: 31 Mei 2016
Keadaan Umum
Kesadaran
: Kompos mentis
Nadi
Pernapasan
: 30 x/menit
Suhu
: 36,5 c
Umur
Berat Badan
: 8 kg
Tinggi Badan
: 65 cm
Lingkar Kepala
: 52 cm
Status Gizi
: 0 SD (-2 SD)
: Gizi Baik
Keadaan Spesifik
Kepala
Bentuk
Hidung
Telinga
: Sekret (-).
Mulut
Thorak
Paru-paru
Inspeksi
+/
Jantung
Inspeksi
Auskultasi : HR: 100 x/menit, irama reguler, BJ I-II normal, bising (-)
Palpasi : Thrill tidak teraba
Perkusi
Abdomen
Inspeksi
: Datar
Perkusi
Ekstremitas
Status Neurologis
Fungsi motorik
Pemeriksaan
Tungkai
Tungkai
Lengan
Lengan
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Gerakan
Luas
Luas
Luas
Luas
Kekuatan
+5
+5
+5
+5
Tonus
Eutoni
Eutoni
Eutoni
Eutoni
Klonus
Reflek fisiologis
+ normal
+ normal
+ normal
+ normal
Reflek patologis
Fungsi sensorik
Refleks Primitif
-
Refleks Moro
:-
Refleks Babinski
Refleks Terjun
:-
:-
:+
D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
(-)
E. DIAGNOSIS BANDING
F. DIAGNOSIS KERJA
G. PENATALAKSANAAN
Inj. Gentamicyn 2 x 20 mg
Diet BB TKTP
Edukasi
H. RENCANA PEMERIKSAAN
Pemeriksaan urinalisa, feses rutin dan kultur feses.
I. PROGNOSIS
Quo ad vitam
J.
: bonam
Quo ad functionam
: bonam
Quo ad sanationam
: dubia ad bonam
FOLLOW UP
Tanggal
1-6-2016
Keterangan
S : Keluhan : BAB cair (-), Muntah (-)
O : Sense : CM
N : 110x/menit RR : 36x/menit T : 36,8oC
Kulit
: turgor normal
Kepala
Thoraks
Pulmo
Cor
Abdomen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diare Akut
2.1.1 Definisi
Diare akut merupakan kumpulan penyakit dengan gejala diare, yaitu
defekasi dengan feces cair atau lembek dengan/tanpa lendir atau darah, dengan
frekuensi 3 kali atau lebih sehari, berlangsung belum lebih dari 14 hari, kurang
dari 4 episode/bulan.
Klinis : diare merupakan berak dengan kandungan air lebih dari normal
atau disertai darah/lendir atau bila orangtua menganggap anaknya menderita
berak-berak.
2.1.2 Etiologi
1.
Faktor infeksi
a. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral ini meliputi:
i. Infeksi virus (70%) : rotavirus, enteric adenovirus, enterovirus,
Norwalk virus.
ii. Infeksi bakteri (10-20%) : Campylobacter jejuni, Shigella spp,
enteropathogenic Escherichia coli, Vibrio cholera, non thypoid
Salmonela spp.
iii. Infeksi protozoa (10%) : Giardia lamblia, Entamoeba hystolica,
cryptosporidium.
iv. Infeksi cacing : Strongyloides stercoralis.
Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (pada bayi dan anak yang
terpenting dan tersering adalah intoleransi laktosa)
Malabsorbsi lemak
Malabsorbsi protein
3.
Virus.
Virus terbanyak penyebab diare adalah rotavirus, selain itu juga
dapat
disebabkan
oleh
adenovirus,
enterovirus,
astrovirus,
tidak dapat berfungsi untuk menyerap air dan makanan. Sebagai akibat
lebih lanjut akan terjadi diare osmotik. Vili usus kemudian akan
memendek sehingga kemampuannya untuk menyerap dan mencerna
makananpun akan berkurang. Pada saat inilah biasanya diare mulai
timbul. Setelah itu sel retikulum akan melebar, dan kemudian akan
terjadi infiltrasi sel limfoid dari lamina propria, untuk mengatasi
2.
lumen
usus
(hiperosmoler).
Kemudian
akan
terjadi
kolera biasanya sangat hebat, suatu keadaan yang disebut sebagai diare
profus.
Secara umum golongan bakteri yang menghasilkan cAMP akan
menyebabkan diare yang lebih hebat dibandingkan dengan golongan
bakteri lain yang menghasilkan cGMP. Golongan kuman yang
mengandung LT dan merangsang pembentukan cAMP, diantaranya
adalah V. Cholera, ETEC, Shigella spp., dan Aeromonas spp.
Sedangkan yang mengandung ST dan merangsang pembentukan
cGMP adalah
ETEC,
Campylobacter
sp.,
Yersinia
sp.,
dan
Staphylococcus sp.
Menurut mekanisme terjadinya diare, maka diare dapat dibagi
menjadi 3 bagian besar yaitu:
1)
Diare sekretorik,
yang
dihasilkannya
tersebut
akan
jaringan
parut
pada
kolon/rektum,
disebut
akan bertambah hebat. Selain itu sel-sel yang imatur tersebut tidak
dapat menghasilkan enzim disakaridase. Bila daerah usus halus
yang terkena cukup luas, maka akan terjadi defisiensi enzim
disakaridase tersebut sehingga akan terjadilah diare osmotik.
Gejala diare yang disebabkan oleh rotavirus adalah 1) paling sering
pada anak usia dibawah 2 tahun dengan tinja cair, 2) seringkali
disertai dengan peningkatan panas badan dan batuk pilek, 3)
muntah.
3) Diare osmotik, diare osmotik adalah diare yang disebabkan karena
tingginya tekanan osmotik pada lumen usus sehingga akan menarik
cairan dari intra sel ke dalam lumen usus, sehingga terjadi diare
berupa watery diarrhea. Paling sering terjadinya diare osmotik ini
disebabkan oleh malabsorpsi karbohidrat. Monosakarida biasanya
diabsorpsi baik oleh usus secara pasif maupun transpor aktif
dengan ion Natrium. Sedangkan disakarida harus dihidrolisa
dahulu menjadi monosakarida oleh enzim disakaridase yang
dihasilkan oleh sel mukosa. Bila terjadi defisiensi enzim ini maka
disakarida tersebut tidak dapat diabsorpsi sehingga menimbulkan
osmotic load dan terjadi diare.Disakarida atau karbohidrat yang
tidak dapat diabsorpsi tersebut akan difermentasikan di flora usus
sehingga akan terjadi asam laktat dan gas hidrogen. Adanya gas ini
terlihat pada perut penderita yang kembung (abdominal distention),
pH tinja asam, dan pada pemeriksaan dengan klinites terlihat
positif. Perlu diingat bahwa enzim amilase pada bayi, baru akan
terbentuk sempurna setelah bayi berusia 3-4 bulan. Oleh sebab itu
pemberian makanan tambahan yang mengandung karbohidrat
kompleks tidak diberikan sebelum usia 4 bulan, karena dapat
menimbulkan diare osmotik. Gejala dari diare osmotik adalah 1)
tinja cair/watery diarrhae akan tetapi biasanya tidak seprogresif
diare sekretorik, 2) tidak disertai dengan tanda klinis umum seperti
panas, 3) pantat anak sering terlihat merah karena tinja yang asam,
4) distensi abdomen, 5) pH tinja asam dan klinitest positif. Bentuk
yang paling sering dari diare osmotik ini adalah intoleransi laktosa
akibat defisiensi enzim laktase yang dapat terjadi karena adanya
kerusakan mukosa usus. Dilaporkan kurang lebih sekitar 25-30%
dari diare oleh rotavirus terjadi intoleransi laktosa.
2.1.4 Gejala klinis
Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah suhu tubuh
biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian
timbul diare, tinja cair dan mungkin disertai lendir dan atau darah. Gejala
muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan
oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan
asam-basa dan elektrolit. Bila penderita telah kehilangan banyak cairan
dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun,
turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, selaput
lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.
Karakteristik Tinja dan Menentukan Asalnya
Karakteristik
Usus Kecil
Usus Besar
Tinja
Tampilan
Watery
Volume
Banyak
Sedikit
Frekuensi
Meningkat
Meningkat
Darah
Kemungkinan
positif
Kemungkinan <5,5
>5,5
Substansi
Kemungkinan positif
Negatif
< 5 / LPK
pereduksi
WBC
Serum WBC
Normal
Kemungkinan
leukositosis
(bandemia)
Organisme
invasif
(E.coli,
Aeromonas
sp,
Plesiomonas sp)
Toksin
bakteri
(E.coli,
(Giardia
difficile
sp., Parasit
Cryptosporodium sp.)
(Entamoeba
histolytica)
Inkubasi
Durasi
Muntah
Demam
Nyeri
Abdominal
Rotavirus
1-7 hari
4-8 hari
Ya
Rendah
Tidak
Enterohemorrhagi
1-8 hari
3-6 hari
Tidak
+/-
Ya
3-5 hari
Ya
Rendah
Ya
c E coli
coli
Salmonella species
0-3 hari
2-7 hari
Ya
Ya
Ya
Shigella species
0-2 hari
2-5 hari
Tidak
High
Ya
Vibrio species
0-1 hari
5-7 hari
Ya
Tidak
Ya
Cryptosporidium
5-21 hari
Bulan
Tidak
Rendah
Ya
5-7 hari
1-2+
Tidak
Ya
Tidak
species
Entamoeba species
mg
1. Lihat :
Keadaan umum
Baik sadar
*Gelisah rewel
Mata
Normal
Cekung
Air Mata
Ada
Tidak ada
Kering
*Lesu/lunglai/tdk
sadar
Sangat
kering
Tidak ada
cekung,
Rasa Haus
Minum
biasa, *Haus
tidak haus
minum banyak
*Malas minum/tdk
bisa minum
*Kembali lambat
Kulit
*Kembali
sangat
lambat
3.
Pemeriksaan
atau
Rencana Terapi C
2.1.6 Penatalaksanaan
Prinsip dasar penatalaksanaan diare adalah pemberian cairan
(rehidrasi), feeding adjusment, pengobatan medikamentosa dan health
education (penyuluhan).
1) Terapi cairan dan elektrolit :
Koreksi cairan dan elektrolit dibedakan 2 macam:
- Diare akut murni.
- Diare akut dengan penyulit/komplikasi.
Ad 1.
Diare akut murni
Diare akut dehidrasi ringan sedang menggunakan oralit pada dengan
dosis 75 ml/kgBB/4 jam, jika gagal upaya rehidrasi oral (URO)
mengunakan cairan ringer laktat dengan dosis 75 ml/kgBB/4 jam
: 50 cc/kg BB.
-20 jam II
: 150 cc/kgBB.
Atau dapat diberikan dengan kecepatan yang sama 200 ml/kgBB/hari
Diare akut dengan penyulit dehidrasi berat :
-4 jam I
: 60 cc/kg BB.
-20 jam II
: 190 cc/kgBB.
Rehidrasi yang diberikan perhari tetap dimonitoring. Rehidrasi
dihentikan jika status rehidrasi telah tercapai (tidak ada tanda-tanda
dehidrasi). Diare akut dengan penyulit dengan dehidrasi ringan-sedang
memerlukan cairan rehidrasi antara 150 200 ml/kgBB/hari sedangkan
dehidrasi berat 250 ml/kgBB/hari. Kebutuhan cairan rehidrasi untuk
anak yang lebih besar (lebih dari 10 kg) kurang dari nilai tersebut,
sebagai
patokan
praktisnya
adalah
dehidrasi
ringan-sedang
Terapi medikamentosa :
Diberikan preparat zink elemenal, untuk usia < 6 bulan sebanyak 1 x
10 mg dan usia 6 bulan sebanyak 1 x 20 mg selama 10-14 hari.
Obat-obatan antimikroba termasuk antibiotik tidak dipakai secara rutin
pada penyakit diare akut. Patokan pemberian antimikroba/antibiotika
adalah sebagai berikut :
1. Kolera.
1. Diare bakterial invasif.
2. Diare dengan penyakit penyerta.
3. Diare karena parasit/jamur.
Ad. 1. Kolera :
Semua penderita yang secara klinis dicurigai kolera diberi
Tetrasiklin 50 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis selama 3 hari.
Ad. 2. Diare bakterial invasif :
Secara klinis didiagnosis jika :
Panas lebih dari 38,5oC dan meteorismus.
Ada lendir dan darah dalam tinja secara makroskopis
maupun mikroskopis.
Leukosit dalam tinja secara mikroskopis lebih dari 10/lpb
atau ++
Antibiotika yang dipakai sementara menunggu hasil kultur :
K1inis diduga ke arah Shigella (setiap diare yang disertai
darah dapat dianggap shigelosis, jika tidak ada tanda
klinis yang khas untuk penyakit lainya atau belum dapat
dibutikan infeksi lainnya, melalui kultur) diberi Nalidixid
acid 55mg/kgBB/hari diberi 4 dosis selama 10 hari atau
Ciprofloxacin 30 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis selama 5
hari.
K1inis diduga ke arah Salmonella diberikan Kloramfenikol
100 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis selama 10 hari.
Ad. 3. Penyakit penyerta diobati sebagaimana mestinya.
Ad. 4 Untuk penyakit parasit diberikan :
Amubiasis diberikan Metronidazole 50 mg/kbBB/hari dibagi
dalam 3 dosis selama 5-7 hari.
Helminthiasis:
untuk
Ascaris/Ankylostoma/Oxyuris:
Pyrantel Pamoate 10 mg/kgBB/hari dosis tungga1 atau
albendazole 400 mg dosis tunggal untuk anak lebih dari 2
tahun.
Untuk Trichuris : Mebendazole 2 X l00 mg selama 3 hari.
BAB IV
ANALISIS KASUS
Seorang anak Laki- laki berusia 6 bulan datang dengan keluhan utama
BAB cair serta keluhan tambahan muntah. Dari anamnesa didapatkan Sejak 5
hari SMRS penderita buang air besar (BAB) cair, frekuensi >8 kali/ hari, volume
tiap BAB gelas belimbing, air = ampas, darah tidak ada, lendir tidak ada,
mual dan muntah tidak ada, demam ada tidak tinggi, batuk tidak ada, pilek tidak
ada, kejang tidak ada, sesak nafas tidak ada, buang air kecil (BAK) seperti biasa,
penderita masih mau minum dan makan tetapi jumlah dan frekuensinya makin
berkurang. Penderita ada riwayat ganti susu formula untuk 0-6 bulan menjadi 6-12
bulan dengan merek yang sama. kemudian penderita dibawa ke bidan lalu
diberikan obat dan diganti susu formula LLM namun tidak ada perubahan. Sejak
1 hari SMRS penderita buang air besar (BAB) cair, frekuensi >10 kali/ hari,
volume tiap BAB gelas belimbing, air>ampas, darah tidak ada, lendir tidak
ada, muntah ada, frekuensi muntah >6 kali/ hari, isi apa yang dimakan, muntah
tidak menyemprot, volume muntah gelas belimbing, anak tampak rewel dan
tidak mau makan serta minum, air mata masih ada, demam ada tidak begitu tinggi,
batuk tidak ada, pilek tidak ada, kejang tidak ada, sesak nafas tidak ada, buang air
kecil (BAK) sudah berkurang, penderita dibawa ke klinik dokter umum kemudian
dirujuk ke RSUD Ibnu Sutowo.
Dari alloanamnesis yang diperoleh dari ibu pasien didapatkan adanya
buang air besar (BAB) tanpa disertai lendir dan darah sejak 5 hari yang lalu,
penderita dibawa ke bidan lalu diberikan obat dan diganti susu formula namun
tidak ada perubahan, kemudian
didapatkan anak mengalami BAB cair tanpa disertai lendir dan darah,
frekuensi >10 kali dengan volume tiap BAB gelas belimbing, muntah ada,
frekuensi >6 kali/hari dan demam tidak terlalu tinggi. Gejala ini menunjukkan
bahwa diare yang terjadi kemungkinan oleh karena intoleransi lactosa. Gejala
ini ditemukan kurang dari 14 hari sehingga bersifat akut. Diare akut adalah
yaitu defekasi dengan feces cair atau lembek dengan/tanpa lendir atau darah,
dengan frekuensi 3 kali atau lebih sehari, berlangsung belum lebih dari 14
hari, kurang dari 4 episode/bulan
Pada pemeriksaan fisik umum tidak didapatkan tanda-tanda dehidrasi
yaitu keadaan penderita yang rewel, mata cekung, masih ada air mata ,ubunubun besar (UUB )cekung, turgor kulit yang kembali dalam > 2 detik. Namun
pada anak ditemukan mukosa bibir kering dan anak masih mulai malas
minum. Selain itu, tanda-tanda gangguan sirkulasi seperti nadi dan nafas yang
cepat, akral ekstremitas yang dingin dan letargi tidak dijumpai. Berdasarkan
gejala-gejala tersebut maka derajat dehidrasi pada pasien ini dikategorikan
derajat ringan-sedang. Pada pemeriksaan fisik abdomen juga didapatkan tanda
bising usus yang meningkat dan tidak ada nyeri tekan.
Status gizi pasien ini menunjukkan keadaan gizi baik yakni
berdasarkan kurva WHO BB/PB berada di antara (-1 SD) (-2 SD). Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil tidak ada peningkatan kadar
leukosit yang menandakan adanya proses infeksi bakteri
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
Fauci B, et al. Harissons principle of internal medicine. 17th ed. New York:
McGraw-Hill; 2008.
6.
Alfa, Yasmar. 2010. Diare Akut Pada Anak. Bandung : SMF Ilmu Kesehatan
Anak FK UNPAD/RSHS.
7.
8.
Nguyen,
David
G.
2005.
Pediatrics,
Rotavirus.
Available
at