Disusun Oleh :
Erlyn Yulita Cendykia
2011730028
Pembimbing :
Dr. Yunetti, SpA
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat yang sangat luas kepada
kita semua. Atas pertolongan dan kekuasaan-Nya yang begitu sempurna, penulis dapat
menyelesaikan tugas kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak ini. Shalawat serta salam
juga penulis haturkan ke junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa umat manusia dari zaman Jahilliyah menuju zaman yang penuh cahaya
bagi umat yang bertaqwa kepada-Nya.
Penulis menyadari ketidaksempurnaan laporan kasus ini. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan saran, kritik, dan koreksi untuk perbaikan penyajian
laporan kasus ini. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis dan teman-teman
sejawat.
LAPORAN KASUS
2
IDENTITAS
Nama
: An. AAF
Umur
: 1 tahun 5 bulan
Nama Ayah
: Ahmad Fauzi
Nama Ibu
: Dina Distiayana
Alamat
Tanggal masuk RS
Keluhan utama
Buang air besar cair sejak 1 hari yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
5 hari yang lalu pasien mengeluh demam tanpa kejang. Demam naik turun, awalnya
tidak terlalu tinggi, tetapi menjelang hari ke-3 suhunya mencapai 38,5C. demam
turun saat diberikan obat, kemudian setelah beberapa saat demam naik kembali.
Demam disertai batuk berdahak warna hijau kental dan pilek.
1 hari yang lalu pasien mengeluh buang air besar cair, dengan frekuensi 10x/hari,
konsistensinya encer, berampas dan berlendir, tidak berbusa dan berdarah , warna
kuning, berbau busuk, setiap buang air besar 1/5 gelas. pasien juga mengeluh
terdapat adanya nyeri pada perut, setiap makan dan minum muntah dengan frekuensi
5x/hari, kadang berisi makanan dan kadang hanya cairan. Setiap muntah 1/4 gelas.
Nafsu makan menurun, pasien lebih banyak minum dari biasanya.
Saat masuk rumah sakit pasien terlihat lemas, masih banyak minum, tampak rewel,
buang air besar cair 3 x, setiap buang air besar 1/5 gelas, berbau busuk,
berlendir,warna hijau dan buang air kecil normal. Muntah 3x isi cair, setiap muntah
1/4 gelas, berat badan turun dari 10 kg menjadi 9,3 kg.
Riwayat Pengobatan
1 hari sebelumnya pasien berobat ke klinik dan diberikan obat batuk, antibiotic dan
obat penurun panas namun setiap diminumkan obat pasien muntah dan obat keluar
lagi sehingga tidak ada perbaikan.
Riwayat Psikososial
Anak tinggal dengan kedua orang tua, Tetangga tidak ada yang sakit seperti ini.
Riwayat Alergi
Tidak ada alergi.
Riwayat Imunisasi di klinik dokter
BCG : 1 x , umur 1 bulan
Scar 3mm
DPT :3 x, umur 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan
POLIO : 4 x, umur 0 bulan, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan
Hepatitis B : 3 x, umur 0 bulan, umur 1 bulan, umr 6 bulan
Campak : 1 x, umur 9 bulan
Riwayat Makanan
ASI : 0-sekarang
Susu formula : 0- sekarang
Bubur bayi : 6 bulan- 1 tahun
Makanan dewasa : 1 tahun sampai sekarang
Sekarang anak minum susu formula 1 kali sehari, ukuran gelas 200 cc, makan 3x sehari
setiap makan nasi sebanyak 1 centong, sayur sebanyak 1 mangkuk kecil dan lauk seperti
telur, ayam atau lauk lainnya sebanyak 1 potong
Kesan : Kualitas baik, kuantitas cukup
Tidak ada riwayat mengganti merk susu formula,pasien meminum susu menggunakan
botol, pasien memiliki 4 botol dan botol selalu dicuci dan di rebus sebelum digunakan.
Susu dalam wadah toples dan selalu diganti saat susu habis. Puting ibu rajin dibersihkan.
pasien memakan makanan yang dimasak sendiri oleh ibunya.
merangkak usia 12 bulan, berdiri sendiri usia 14 bulan namun belum bisa jalan.
Motorik halus
: menyusun 2 kotak
Bicara
: mengucapkan 3 kata
Personal Social : memperlihatkan rasa cemburu.
PEMERIKSAAN FISIK (11 Agustus 2014, 11.30)
Keadaan umum
: sakit sedang
Kesadaran
: compos mentis
TANDA VITAL :
Suhu
:38,7 0C
Nadi
: 110 x/m
Jenis/tipe
:Abdominothorakal
TB
: 76 cm
Lingkar Kepala
BB
: 9,3 kg
: 47 cm
PEMERIKSAAN KHUSUS
Kepala
Bentuk kepala
Rambut
Ubun-ubun
Mata
Konjunctiva
Sklera
Pupil
Hidung
:
: normochepal
: tebal, tidak mudah rontok, bewarna hitam
: sudah menutup, tidak cekung
: tidak cekung
: tidak anemis
: tidak ikterik
: isokhor, refleks cahaya normal
: tidak ada epistaksi, sekret putih bening, cair
5
Telinga
: normotia, tidak terdapat sekret
Mulut
Bibir
: mukosa bibir kering
Lidah
: tidak ada lidah kotor
Arcus pharynx
: hiperemis
Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar
Thorax (paru dan jantung)
Inspeksi
: inspirasi ekspirasi simetris, tidak ada retraksi
Palpasi
: Tidak ada bagian dinding thorax yang tertinggal, vocal
fremitus simetris
Perkusi
: sonor
Auskultasi
: vesikuler, tidak ada wheezing dan rhonki, BJ I & BJ II
normal
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
Ekstremitas
: datar
: bising usus meningkat 11x/menit
: turgor kulit agak lambat
: timpani di seluruh lapang abdomen
: akral hangat (+), CRT < 2 detik
Tungkai
Aktif
+
+
-
Gerakan
Tonus
Trofi
Klonus
Reflex fisiologis
Reflex
Aktif
+
+
-
patologis
M.Sign
Sensibilitas
Kaku kuduk (-)
+
Brudzinki I (-)
+
Brudzinki II (-)
Aktif
+
+
-
Lengan
Aktif
+
+
-
+
Kernig Sign (-)
Pemeriksaan Penunjang
11 Agustus 2015, 11.49
Hematologi rutin
Hasil
Nilai
Satuan
normal
Hb
11,9
10,5 13,5
gr %
Leukosit
16,7
5,0 13
103/uL
Hematokrit
35
36,0 45,0
Trombosit
416
200 - 475
Ribu / mm3
Basofil
1,6
0 - 1,0
Eosinophyl
0,2
1-3
Neutrofil
46
37-72
Lymphosit
41,5
25 - 50
Monocyte
10,7
1-6
Natrium
137
132-134
Mmol/L
Kalium
3,25
3,50-5,50
Mmol/L
Chloride
107
98-110
Mmol/L
66
33-111
Mg/dL
Diff Count
Electroliyte
Chemistry
Glucose
randome
Resume
Anak laki-laki usia 1 tahun 5 bulan datang dengan keluhan buang air besar cair sejak
1 hari yang lalu. 5 hari yang lalu pasien mengeluh demam tanpa kejang. Demam naik
turun, awalnya tidak terlalu tinggi, tetapi menjelang hari ke-3 suhunya mencapai
38,5C. demam turun saat diberikan obat, kemudian setelah beberapa saat demam
naik kembali. Demam disertai batuk berdahak warna hijau kental dan pilek. 1 hari
yang lalu pasien mengeluh buang air besar cair, dengan frekuensi 10x/hari,
konsistensinya encer, berampas dan berlendir, tidak berbusa dan berdarah , warna
kuning, berbau busuk, setiap buang air besar 1/5 gelas. pasien juga mengeluh
terdapat adanya nyeri pada perut, setiap makan dan minum muntah dengan frekuensi
7
5x/hari, kadang berisi makanan dan kadang hanya cairan. Setiap muntah 1/4 gelas.
Nafsu makan menurun, pasien lebih banyak minum dari biasanya. Saat masuk rumah
sakit pasien terlihat lemas, masih banyak minum, tampak rewel, buang air besar cair 3
x, setiap buang air besar 1/5 gelas, berbau busuk, berlendir,warna hijau dan buang
air kecil normal. Muntah 3x isi cair, setiap muntah 1/4 gelas, berat badan turun dari 10
kg menjadi 9,3 kg. Pemeriksaan fisik didapatkan turgor kulit kembali lambat,mukosa
bibir kering, Suhu :38,7 0C, Frekuensi Pernapasan: 40 x/m, Nadi : 110 x/m,
pemeriksaan penunjang leukosit 16,7 103/uL,monosit 10,7 %, kalium 3,25 mmol/L
Diagnosis Kerja
Diare akut dehidrasi ringan sedang ec bakteri
Penatalaksanaan
Kebutuhan Cairan: BB: 9,3 kg, usia 1 tahun 5 bulan
9,3 x 70 cc = 651cc/2,5 jam
- IVFD Ka En 3B 2,5 jam :
651 x 60
2,5 x 60 = 260 tpm (mikro)
Jika membaik, maka beri kebutuhan cairan maintenance.
Terapi IV
Terapi Sup
Terapi Oral
: Probiokid 1 x 1
Oralit 50-100 ml tiap kali BAB
Zink syrup 10 mg / 5 ml (dosis: 20 mg/hari)
Ambroksol syr 15mg/5ml (3x1 cth)
: Bonam
: Bonam
8
Quo Ad Sanationam
: Bonam
Follow Up
Follow Up, 11 Agustus 2015 (19.00)
S: BAB 1x pukul 17.00, 1/3 gelas warna kuning, konsistensi cair berampas,
berlendir dan bau seperti kotoran. Sudah tidak Muntah, masih batuk pilek.
O: suhu 37,5 C, HR 107x/ menit, RR 32 x/ menit, turgor kembali cepat
A: diare akut dehidrasi ringan sedang, ISPA, febris hari ke 5
P: Rumatan Infus Ka En 3B (930x60) : ( 24x 60) = 38 tetes/ menit, mikrodrip, Zinc 20
mg( 1x1), Oralit 50-100 ml tiap BAB, Probiokid (1x1), ambroksol syr 15mg/ml
(3x1cth), paracetamol syr 120mg/5ml (3x1 cth),antibiotic ceftizoxime 40-80
mg/kgbb/hari IV
Follow Up, 12 Agustus 2015 (19.00)
S: BAB 8x, 1/5 gelas tiap BAB, warna kuning, konsistensi cair berampas, berlendir.
Tidak ada Muntah,masih batuk pilek
O: suhu 37 C, HR 102 x/ menit, RR 39 x/ menit
A: diare akut dehidrasi ringan sedang, ISPA
P: Rumatan Infus Ka En 3B (930x60) : ( 24x 60) = 38 tetes/ menit, mikrodrip, Zinc 20
mg( 1x1), Oralit 50-100 ml tiap BAB, Probiokid (1x1), ambroksol syr 15mg/ml
(3x1cth), antibiotic ceftizoxime 40-80 mg/kgbb/hari IV
Follow Up, 13 Agustus 2014 (08.00)
S: BAB 2x, 1/4 gelas tiap BAB, warna kuning, konsistensi lembek seperti
bubur,tidak berlendir, masih batuk pilek
O: suhu 36,7 C, HR 96 x/ menit, RR 32 x/ menit
A: diare akut dehidrasi ringan sedang, ISPA
P: Rumatan Infus Ka En 3B (930x60) : ( 24x 60) = 38 tetes/ menit, mikrodrip, Zinc 20
mg( 1x1), Oralit 50-100 ml tiap BAB, Probiokid (1x1), ambroksol syr 15mg/ml
(3x1cth), antibiotic ceftizoxime 40-80 mg/kgbb/hari IV
Follow Up, 14 Agustus 2015 (08.00)
S: BAB 1x, 1/2 gelas tiap BAB, warna kuning, konsistensi padat, tidak berlendir.
Batuk pilek namun sudah berkurang, Keadan umum baik.
O: suhu 36,8 C, HR 98 x/ menit, RR 30 x/ menit
A: diare akut dehidrasi ringan sedang, ISPA
P: Zinc 20 mg 1x1 , Probiokid 1 x 1. Pasien boleh pulang siang
10
ANALISIS MASALAH
Pada pasien ini didiagnosis diare akut karena :
1.
Keluhan utama pasien yaitu buang air besar cair sejak 1 hari yang lalu, dengan
riwayat penyakit sekarangnya adalah :
Anak laki-laki usia 1 tahun 5 bulan datang dengan keluhan buang air besar cair sejak
1 hari yang lalu. 5 hari yang lalu pasien mengeluh demam tanpa kejang. Demam naik
turun, awalnya tidak terlalu tinggi, tetapi menjelang hari ke-3 suhunya mencapai
38,5C. demam turun saat diberikan obat, kemudian setelah beberapa saat demam
naik kembali. Demam disertai batuk berdahak warna hijau kental dan pilek. 1 hari
yang lalu pasien mengeluh buang air besar cair, dengan frekuensi 10x/hari,
konsistensinya encer, berampas dan berlendir, tidak berbusa dan berdarah , warna
kuning, berbau busuk, setiap buang air besar 1/5 gelas. pasien juga mengeluh
terdapat adanya nyeri pada perut, setiap makan dan minum muntah dengan frekuensi
5x/hari, kadang berisi makanan dan kadang hanya cairan. Setiap muntah 1/4 gelas.
Nafsu makan menurun, pasien lebih banyak minum dari biasanya. Saat masuk rumah
sakit pasien terlihat lemas, masih banyak minum, tampak rewel, buang air besar cair 3
x, setiap buang air besar 1/5 gelas, berbau busuk, berlendir,warna hijau dan buang
air kecil normal. Muntah 3x isi cair, setiap muntah 1/4 gelas, berat badan turun dari 10
kg menjadi 9,3 kg. Pemeriksaan fisik didapatkan turgor kulit kembali lambat,mukosa
bibir kering, Suhu :38,7 0C, Frekuensi Pernapasan: 40 x/m, Nadi : 110 x/m,
pemeriksaan penunjang leukosit 16,7 103/uL,monosit 10,7 %, kalium 3,25 mmol/L
Keluhan tersebut mengarahkan terhadap diagnosis diare, karena dari pengertian
diare sendiri adalah buang air besar lebih tiga kali sehari dengan konsistensi
lembek atau cair. Sedangkan American Academy of Pediatrics (AAP)
mendefinisikan diare dengan karakteristik peningkatan frekuensi dan/atau
perubahan konsistensi, dapat disertai atau tanpa gejala dan tanda seperti mual,
muntah, demam, atau sakit perut yang berlangsung selama 3-7 hari.
WHO/UNICEF mendefinisikan diare akut sebagai kejadian akut dari diare yang
biasanya berlangsung selama 3-7 hari tetapi dapat pula berlangsung sampai 14
hari. Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan
konsistensi cair dan berlangsung dari 1 minggu.Riskesdas 2007: diare
11
merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4
tahun.1,6,7
2.
103/
3,25 mmol/L
Hal ini sesuai dengan tanda-tanda dehidrasi ringan sedang , atau pada tabel dibawah
ini ditunjukan pada poin B, yaitu :7
Penilaian
Keadaan umum
Baik, sadar
*Gelisah, rewel
Mata
Normal
Cekung
Air mata
Ada
Tidak ada
Mulut, lidah
Basah
Kering
Rasa haus
C
*Lesu, tidak
sadar
Sangat
cekung
Tidak ada
Sangat
kering
*Malas
*Haus, ingin
minum,
minum banyak
tidak bisa
minum
*Kembali
Turgor kulit
Kembali cepat
*Kembali lambat
sangat
lambat
Dehidrasi
Hasil
pemeriksaan
Terapi
Tanpa dehidrasi
Rencana Terapi A
Dehidrasi ringan-
berat
sedang
Bila ada 1
tanda *
Ditambah 1 atau
Ditambah 1
atau lebih
Rencana Terapi B
tanda lain
Rencana
12
Terapi C
Dehidrasi dapat diklasifikasikan berdasarkan defisit air dan atau keseimbangan
elektrolit. Pada keadaan minimal atau tanpa dehidrasi kehilangan BB < 3%, dehidrasi
ringan-sedang terjadi kehilangan BB 3-9%, dan pada dehidrasi berat terjadi
kehilangan BB >9%.
Pada kasus, berat badan pasien turun 7% dari berat badan awal.
3.
Mekanisme penularan utama untuk patogen diare adalah fecal-oral, melalui minuman dan
makanan yangtercemar oleh enteropatogen, kontak langsung tangan dengan penderita
atau barang-barang yang telah tercemar tinja penderita atau tidak langsung melalui lalat
(melalui 4F = finger, flies, fluid, field). Faktor resiko yang dapat meningkatkan penularan
enteropatogen antara lain: Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4- 6 bulan
pertama kehidupan bayi, Tidak memadainya penyediaan air bersih ,Pencemaran air oleh
tinja , Kurangnya sarana kebersihan (MCK) , Kebersihan lingkungan dan pribadi yang
buruk,
Penyiapan
dan
penyimpanan
makanan
yang
tidak
higienis,
Gizi
Faktor umur
Sebagian besar episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insidensi
tertinggi terjadi pada kelompok umur 6-11 bulan pada saat diberikan makanan
pendamping ASI. Pola ini menggambarkan kombinasi efek penurunan kadar antibody ibu,
kurangnya kekebalan aktif bayi, pengenalan makanan yang mungkin terkontaminasi
bakteri tinja dan kontak langsung dengan tinja manusia atau binatang pada saat bayi
mulai merangkak.4
Pada kasus ini usia pasien 1 tahun 5 bulan.
4.
Diare ec bakteri
Karena pada pemeriksaan penunjang ditemukan leukost dan monosit yang meningkat
sehingga perlu diberikannya antibiotic sebagai tatalaksana.
Gejala
Masa tunas
Rotavirus Shigella
Salmonella ETEC
17-72 jam 24-48 jam 6-72 jam
6-72 jam
EIEC
6-72 jam
Kolera
48-72
13
++
Jarang
++
Sering
++
-
jam
sering
muntah
Nyeri perut Tenesmus
Tenesmus
Tenesmus
Tenesmus
kramp
Nyeri
kramp
+
kolik
+
kramp
-
kepala
Lamanya
5-7 hari
>7 hari
3-7 hari
2-3 hari
Variasi
3 hari
sakit
Sifat tinja
Volume
Frekuensi
Sedang
5-
Sedikit
>10x/hari
Sedikit
Sering
Banyak
Sering
Sedikit
Sering
Banyak
Terus
10x/hari
Konsistensi Cair
Darah
Bau
Langu
Lembek
Lembek
Kadang
Busuk
Cair
+
Lembek
+
Tidak
menerus
Cair
Amis
Warna
Kuning
Merah
Kehijauan
Tak
Merah-
khas
Seperti
hijau
hijau
berwarna
hijau
air
Panas
Mual
+
Sering
cucian
Leukosit
Lain- lain
Anorexia
+
Kejang
+
Sepsis
Meteorismus Infeksi
beras
sistemik
5.
Rencana Terapi A
(Pengobatan diare tanpa dehidrasi)
TRO (Terapi Rehidrasi Oral)
Penderita diare tanpa dehidrasi harus segera diberi cairan rumah tangga untuk mencegah
dehidrasi, seperti air tajin, larutan gula garam, kuah sayur-sayuran, dan sebagainya.
Pengobatan dapat dilakukan di rumah oleh keluarga penderita. Jumlah cairan yang
diberikan adalah 10ml/kgBB atau untuk anak usia < 1 tahun adalah 50-100ml, 1-5 tahun
adalah 100-200ml, 5-12 tahun adalah 200-300ml dan dewasa adalah 300-400ml setiap
BAB. Untuk anak di bawah umur 2 tahun cairan harus diberikan dengan sendok dengan
cara 1 sendok setiap 1-2 menit. Pemberian dengan botol tidak boleh dilakukan. Anak
14
yang lebih besar dapat minum langsung dari cangkir atau gelas dengan tegukan yang
sering. Bila terjadi muntah hentikan dulu selama 10 menit kemudian mulai lagi perlahanlahan misalnya 1 sendok setiap 2-3 menit. Pemberian cairan ini dilanjutkan sampai
dengan diare berhenti. Selain cairan rumah tangga ASI dan makanan yang biasa dimakan
tetap harus diberikan. Makanan diberikan sedikit-sedikit tetapi sering (lebih kurang 6 kali
sehari) serta rendah serat. Buah-buahan diberikan terutama pisang. Makanan yang
merangsang (pedas, asam, terlalu banyak lemak) jangan diberikan dulu karena dapat
menyebabkan diare bertambah hebat dan keadaan anak bertambah berat serta jatuh dalam
keadaan dehidrasi ringan-sedang, obati dengan cara pengobatan dehidrasi ringan-sedang.
Oralit yang harus diberikan sebagai tambahan bagi kebutuhan cairannya seharihari :
< 2 tahun : 50-100 ml tiapkali BAB
>2 tahun : 100-200ml tiap BAB
Beri tablet Zink
Pada anak berumur 2 bulan ke atas, beri tablet zink selama 10 hari dengan dosis
15
Rencana Terapi C
Untuk dehidrasi berat, lakukan rehidrasi parenteral cairan Ringer Laktat dengan dosis
100ml/kgBB. Cara pemberiannya untuk <1tahun 1 jam pertama 30cc/kgBB dilanjutkan 5
jam berikutnya 70cc/kgBB. Di atas 1 tahun jam pertama 30cc/kgBB dilanjutkan 2
jam berikutnya 70cc/kgBB. Apabila terjadi kegagalan sirkulas berikan cairan 10
tts/kbBB/menit. Lakukan evaluasi tiap jam. Bila hidrasi tidak membaik, tetesan IV dapat
dipercepat. Setelah 6 jam pada bayi atau 3 jam pada anak lebih besar, lakukan evaluasi,
pilih pengobatan selanjutnya yang sesuai yaitu pengobatan diare dengan dehidrasi ringan
sedang atau pengobatan diare tanpa dehidrasi. Pasien yang masih dapat minum meskipun
hanya sedikit harus diberi oralit sampai cairan infuse terpasang. Di samping itu, semua
anak harus diberi oralit 5ml/kgBB/jam selama pemberian cairan intravena. Walaupun
pada diare terapi cairan parenteral tidak cukup bagi kebutuhan penderita akan kalori,
namun hal ini tidaklah menjadi masalah besar karena hanya menyangkut waktu yang
pendek. Apabila penderita telah kembali diberikan diet sebagaimana biasanya . Segala
kekurangan tubuh akan karbohidrat, lemak dan protein akan segera dapat dipenuhi. Itulah
sebabnya mengapa pada pemberian terapi cairan diusahakan agar penderita bila
memungkinkan cepat mendapatkan makanan / minuman sebagai biasanya bahkan pada
dehidrasi ringan sedang yang tidak memerlukan terapi cairan parenteral makan dan
minum tetap dapat dilanjutkan. 9
16
Terapi Sup
Terapi Oral
Probiokid 1 x 1
Pemberian makanan dan minuman (susu/Asi) sesering mungkin agar nutrisi terpenuhi.
Edukasi : edukasi orang tua agar memberikan cairan secara oral sesering mungkin untuk
cegah dehidrasi, makanan dan minuman dilanjutkan,segera lapor apabila anak mengalami
penurunan kesadaran dan tiba-tiba tidak mau minum. Dan disarankan untuk imunisasi
rotavirus.
Hal ini sudah sesuai dengan pilar tatalaksana diare menurut WHO, dimana terdapat 5 pilar,
yaitu :7
Rehidrasi oral/parenteral
Dukungan nutrisi
Antibiotik atas indikasi
Terapi suportif : Zinc
Edukasi orangtua + imunisasri Rotavirus
Selain itu, untuk terapi oral yaitu pemberian zinc dengan probiotik sudah sesuai karena untuk
zinc sendiri sudah termasuk ke dalam 5 pilar menurut WHO, untuk probiotik sendiri dapat
memberikan manfaat lebih besar untuk kasus diare, karena probiotik adalah bakteri hidup
yang mempunyai efek yang menguntungkan pada host dengan cara meningkatkan kolonisasi
bakteri probiotik didalam lumen saluran cerna sehingga seluruh epitel mukosa usus telah
diduduki oleh bakteri probiotik melalui reseptor dalam sel epitel usus, dan tidak menyediakan
17
tempat pada epitel mukosa usus untuk diduduki oleh bakteri patogen. Mekanisme kerja dari
probiotik diantaranya :8
Perubahan lingkungan mikro lumen usus
Produksi bahan antimikroba
Kompetisi nutrien
Mencegah adhesi kuman patogen pada enterosit dan efek tropik pada mukosa usus
Imunomodulasi
18
DAFTAR PUSTAKA
19